Kebijakan Makroprudensial& Stabilitas Sistem Keuangan
Yogyakarta, 20 Maret 2014
Agenda
Latar Belakang
Stabilitas Sistem Keuangan
Makroprudential
Framework SSK di Bank Indonesia
2
3
Pentingnya Menjaga Stabilitas Sistem Keuangan:
1. Fungsi Sistem Keuangan sangat vital: • “Udara” bagi perekonomian • Intermediary roles• Transmisi kebijakan moneter• Pengelolaan asset (wealth management)• Sumber pembiayaan bagi sektor riil• Sistem pembayaran dan setelmen
2. Adanya potensi peningkatan risiko pada perekonomian.3. Krisis di lembaga dan pasar keuangan berdampak
signifikan terhadap perekonomian dan berbiaya besar:• Indonesia (1997-1998) sebesar 51% dari PDB.• AS (Sept 2008 ) ditaksir >43% dari PDB (IIF, 2008).• Social dan political costs sangat tinggi.
4. Kegagalan kebijakan makro, kegagalan pasar, kegagalan regulasi.
5. Atas dasar krisis 2008, FSB menekankan bank sentral untuk melengkapi kebijakan macroeconomic dengan kebijakan macroprudential. (Trend perubahan dalam misi bank sentral)
Latar Belakang
Source : Research Briefing, 14 Mei 2012, Deutsche Bank Research.
3
Latar Belakang : Financial ImperfectionsFinancial imperfections (asymetric information, agency problem, moral hazard dsb) menyebabkan excessive risk taking behavior, contagion risk (domino effect), dan prosiklisitas intermediasi keuangan…
Upswing (“boom”)
Downswing (“Burst”)
Procyclicality
Desired economic cycle
Suku Bunga
Vol Kredit
Loan Demand
Loan Supply
Credit Rationing
“Good Creditor”
Risk Taking Behaviour Procyclicality
Interconnectedness
Systemi
c Risk
“Bad Creditor”
19XX 20XX
4
Latar Belakang : Reformasi Keuangan Global
1. Penguatan rejim permodalan global dan standar likuiditas perbankan serta mitigasi procyclicality (Building high quality capital and liquidity standards/”Basel III”)
2. Reformasi skim kompensasi bagi eksekutif di lembaga keuangan (Reforming compensation practices)
3. Penguatan pasar OTC derivative markets (Improving over-the-counter derivative markets)
4. Pengaturan resolusi untuk lembaga keuangan yang berdampak sistemik (Addressing systemically important financial institutions and cross-border resolutions)
5. Penguatan kepatuhan terhadap standard internasional (Strengthening adherence to international standards)
6. Penguatan standard akuntansi (Strengthening accounting standards)
7. Pengembangan kerangka kebijakan makroprudensial (Developing macro-prudential policy frameworks and tools)
8. Harmonisasi regulasi pasar dan lembaga keuangan (Differentiated nature and scope of regulation)
9. Pengaturan Hedge Funds (Hedge Funds regulations)
10. Pengaturan Lembaga Pemeringkat (Credit Rating Agencies)
11. Pendirian Supervisory Colleges (Supervisory Colleges)
12. Reaktivasi pasar sekuritisasi dengan landasan prudensial yang lebih kuat (Re-launching securitization on sound basis)
“We will amend our regulatory systems to ensure authorities are able to identify and take account of macro-prudential risks across the financial system” -- G20 declaration on strengthening the financial system, 2 April 2009
5
Agenda
Latar Belakang
Stabilitas Sistem Keuangan
Trend Global
Framework SSK di BI
6
Komponen Utama SSK
Efficient financial market
Well managed financial
institutions
Sound framework of
prudential supervision
Safe & robust
payment system
Financial Stability
Financial Resilience
AvoidingImbalance/Excesses
Sound framework of
macroprudential supervision
Stable macroeconomic
environment
SSK adalah tanggung-jawab semua pihak, baik BI, Pemerintah (Kemenkeu), OJK, LPS, market,....
Cross section risks
Time dimesion risks
7
7
Financial Institutions
Macro Economic Condition
Financial Markets
FinancialInfrastructures
ASSESSMENT
Inside financial stability corridor
Outside financial stability corridor
Near boundary stability corridor
PREVENTION
RESOLUTION
REMEDIAL ACTION
FINANCIAL STABILITY
Sources: Schinasi (2006); Houben, Kakes, and Schinasi (2004).
General Framework SSK
MONITORING & ANALYSIS
8
Definisi Stabilitas Sistem Keuangan
“ … suatu kondisi dimana sistem keuangan yang terdiri dari lembaga intermediasi, pasar keuangan dan infrastruktur pasar, tahan terhadap tekanan dan mampu mengatasi ketidakseimbangan keuangan yang bersumber dari proses intermediasi yang mengalami gangguan secara signifikan”
European Central Bank (2011)
“ …. suatu kondisi terpeliharanya kepercayaan masyarakat terhadap sistem keuangan”
Bank of England (2008)
“ Stabilitas keuangan mendeskripsikan kondisi dimana proses intermediasi keuangan berfungsi secara smooth dan terdapat kepercayaan dalam kegiatan usaha institusi keuangan dan pasar di dalam perekonomian”
Bank Negara Malaysia (2011)
Salah satu usaha untuk menjaga stabilitas sistem keuangan adalah melalui kebijakan makroprudensial
9
9
10Kebijakan Makroekonomi, Mikroprudensial, dan Makroprudensial
Macroprudential Policy
Microprudential Policy
Macroeconomic Policy
Microprudential Policy fokus pada kesehatan institusi keuangan secara individual
Macroeconomic Policy fokus pada harga barang dan jasa secara agregat dengan menyeimbangkan demand dan supply.
Macroprudential Policy fokus pada kestabilan sistem keuangan dengan cara memitigasi risiko internal sistem keuangan dan kecenderungan perilaku procyclical.
Masing-masing kebijakan ini tidak bisa berdiri sendiri untuk memecahkan permasalahan dalam perekonomian. Kebijakan Makroprudensial sifatnya melengkapi kebijakan makroekonomi (termasuk kebijakan moneter) dan kebijakan mikroprudensial yang sudah lebih dulu mapan.
11Agenda
Latar Belakang
Stabilitas Sistem Keuangan
Makroprudential
Framework SSK di BI
Versi IMF: Kebijakan makroprudensial adalah kebijakan yang memiliki tujuan utama untuk memelihara stabilitas sistem keuangan secara keseluruhan melalui pembatasan peningkatan risiko sistemik (IMF, “Macroprudential Policy: An Organizing Framework”, 2011).
Versi BIS: Kebijakan makroprudensial adalah kebijakan yang ditujukan untuk membatasi risiko dan biaya krisis sistemik (BIS, “Macroprudential Policy - A Literature Review”, 2011).
Versi Bank of England: Kebijakan makroprudensial adalah kebijakan yang ditujukan untuk memelihara kestabilan intermediasi keuangan (misalnya jasa-jasa pembayaran, intermediasi kredit dan penjaminan atas risiko) terhadap perekonomian (Bank of England, “The Role of Macroprudential Policy”, 2009).
Versi Working Group G-30: Kebijakan makroprudensial adalah kebijakan yang ditujukan untuk meningkatkan ketahanan sistem keuangan dan untuk memitigasi risiko sistemik yang timbul akibat keterkaitan antar institusi dan kecenderungan institusi keuangan untuk mengikuti siklus ekonomi (procyclical) sehingga memperbesar risiko sistemik (WG G30, “Enhancing Financial Stability and Resilience: Macroprudential Policy, Tools, and Systems for the Future”, 2010).
.
Definisi Kebijakan Makroprudensial 12
13
MakroprudensialBorio (2009):– Kebijakan Makroprudensial bertujuan untuk membatasi tekanan/risiko sistemik secara
luas untuk menghindari biaya yang besar apabila terjadi instabilitas di sistem keuangan. – Fokus kebijakan pada sistem keuangan secara keseluruhan;– Ancaman risiko secara agregate sebagai endogenous yang mengarah kepada perubahan
perilaku institusi keuangan secara kolektif;
KebijakanMoneter
StabilitasSistemKeuangan
Pengaturan danPengawasan SIBs
Pengaturan danPengawasan non-SIBs
makro mikro
Kebijakan Makroprudential
Kebijakan Mikroprudential
13
Contoh Kebijakan Makroprudential di Berbagai Negara
Instrumen Negara yang menerapkanMitigasi Risiko Kredit :•Pembatasan pertumbuhan•Pembatasan LDR•LTV•Dynamic provisioning
•Brazil, Kuwait, UK•Bulgaria, Kroasia, Hongkong, Kuwait, Indonesia•China, Hongkong, Korea, Hungaria•Kolombia, Bolivia, Uruguay, Peru, Spanyol
Mitigasi Insolvency :•Pembatasan debt to income ratio•Leverage ratio•Permodalan
•Korea•Canada•Brazil, Saudi, Bulgaria
Mitigasi Risiko Pasar :•Limit posisi valas•Pembatasan kredit valas
•Brazil, Kolombia, Mexico, Peru, Indonesia•Hugaria
Mitigasi Risiko Likuiditas :•Minimum liquidity mismatch ratio•Minimum core funding ratio•Reserve requirement•Pembatasan eksposur interbank
•New Zealand•New Zealand•Bulgaria, Kolombia, Peru, Rumania•Euro area
14
14
Policy Objective Ultimate goal (level of impact)
Micro-prudential
Monetary Policy Price Stability
Stable economic growth (economic system)
Macro-prudential Financial Stability
Soundness of financial institutions
Protection of consumers (individual institution)
Conduct of business
Adapted dari Kremers & Schoenmaker, “Twin Peaks: Experiences in the Netherlands”, 2010
Makroprudensial, Mikroprudensial , Moneter & Fiskal
BI
OJK
Orderly markets andfair treatment of consumers
GovernmentFiscal Policy
Increasing growth & employment
Increasing Wealth
15
KEBIJAKAN MACROPRUDENTIAL : implementasi
Source : Czezch FSR 2011
Aspek mikroprudensial :
Meningkatkan daya tahan individual bank dalam menghadapi krisis:
- Kualitas dan level permodalan yang lebih tinggi dengan fokus utama pada komponen common equity
- Kecukupan buffer modal
Aspek makroprudensial:
Memantau tingkat procyclicality sistem keuangan dan dampak terhadap bank untuk mengantisipasi perubahan siklus ekonomi dan bisnis serta risiko sistemik.
- Menyiapkan buffer di saat ekonomi baik (boom period) agar dapat menyerap kerugian saat terjadi krisis (boost period)
- Countercyclical capital buffer
- Capital surcharge bagi institusi yang dipandang sistemik
17
Keterkaitan dan Keselarasan antara Makro dan Mikro Prudensial 17
Time series & Cross Section
• Bagaimana risiko dalam sistem keuangan berevolusi sepanjang waktu, termasuk evolusi dengan sektor ekonomi (procyclicality).
• Kebijakan: countercyclical
• Bagaimana risiko terdistribusi dalam sistem keuangan pada satu periode tertentu yang disebabkan oleh kesamaan eksposur (consentration risk) dan/atau interlink dalam sistem keuangan (contagion risk).
• Permasalahan yang terjadi di satu institusi keuangan dapat berakibat negatif pada institusi keuangan lainnya baik melalui saluran langsung maupun tidak langsung.
• Kebijakan: kalibrasi prudential tools.
18
Dimensi Ruang
Dimensi Waktu
Macroprudential Concerns dalam Microprudential Supervision
• Dimensi Ruang (contagion, concentration risks)o Apakah permasalahan di suatu bank berdampak pada bank lainnya?o Apakah perilaku di suatu bank, walaupun profitable untuk bank tersebut,
dapat merugikan bank lainnya atau sistem keuangan secara keseluruhan?o Apakah portofolio bank terkonsentrasi pada produk atau counterparty
tertentu?
• Dimensi Waktu (procyclicality, countercyclical measures)o Apakah kondisi suatu bank yang terlihat baik untuk jangka pendek, masih
bisa sustainable untuk jangka panjang?o Apakah perilaku bank yang cenderung profitable saat ini berpotensi
menimbulkan kerugian di kemudian hari ketika kondisi pasar memburuk?
19
20
Kontraksi
Ekspansi
Mengapa Sektor Keuangan Selalu Menimbulkan Fluktuasi Makroekonomi?
Optimisme berlebihan
Mendorong kredit yang berlebihan
Terjadi akumulasi risiko di sektor keuangan
• Pesimisme yang berlebihan
• Enggan menyalurkan kredit karena dianggap berisiko tinggi
• Risk averse
21
Macroprudential tools: mengukur risiko sistemik dan menangkap dimensi time-series & cross-section
Karakteristik
1. Memberi sinyal akumulasi
imbalances &
vulnerabilities
2. Memberikan assessment
terhadap kemungkinan &
potensi dampak dari
shocks
3. Menandai risiko
konsentrasi dalam sistem
1. Monitoring sistem keuangan: Indikator
2. Identifikasi risiko: EWS, ISSK
3. Penilaian risiko: Stress test
4. Pemberian signal risiko: threshold, dashboard
• Memperbaiki basis data & informasi untuk mendukung penyusunan kebijakan makroprudensial (closing data gap).
• Riset makroprudensial untuk mengakumulasi pengetahuan, serta membangun dan mengembangkan tools & indicators
Tools
Makroprudensial Tools
21
22
KarakteristikKebijakan
Makroprudensial
Tujuan:Mitigasi risiko
sistemik
Ruang Lingkup:Fokus pd sistem keuangan secara
keseluruhan, termasuk interaksi dgn sektor riil
Instrumen:Menggunakan
prudential tools
Memiliki interaksi dgn kebijakan
lainnya
Dimensi: time & cross
sectional
Desain dan Implementasi Kebijakan Makroprudensial
23
objectives
Credit-related
Liquidity-related
Capital-related
Governance-related
rules
Single vs multipleBroad-based vs targetedFixed vs time varying Rule vs discretion Coordination w/ other policies
categories
Instrumen kebijakan makroprudensial dapat diklasifikasikan berikut....
Instrumen yang memerlukan kalibrasi berulang
Instrumen yang dikembangkan khusus untuk mitigasi risiko sistemik
Desain dan Implementasi Kebijakan Makroprudensial
24Desain dan Implementasi Kebijakan Makroprudensial
Klasifikasi instrumen kebijakan makroprudensial di Indonesia....
Instrumen LTV GWM LDRTransparansi
SBDKCCB
Capital Surcharge
Tujuan Credit-relatedCredit-related Credit Related
Capital-related Capital-relatedLiquidity-related Governance
Related
Rules
single/multiple
single multiple single single single
broad-based/
targetedtargeted targeted broad-based broad-based targeted
fixed/time-varying
fixed time-varying fixed time-varying fixed
rule/discretion
rule rule rule rule/discretion rule
Kategori
Instrumen yang memerlukan
kalibrasi berulang
Instrumen yang dikembangakan khusus untuk mitigasi risiko
sistemik
Instrumen yang dikembangkan khusus untuk mitigasi risiko
sistemik
Instrumen yang
dikembangkan khusus untuk mitigasi risiko
sistemik
Instrumen yang
dikembangkan khusus untuk mitigasi risiko
sistemik
25
Desain dan Implementasi Kebijakan Makroprudensial
Transmisi kebijakan makroprudensial....
• CAR• Leverage
• Credit Growth
• RWA
·Liquid assets
·Liquidity ratio
Robust solvency -Adequate capital
-Sustainable leverage
Optimal intermediation
-Supporting growth
-High quality
Sufficient liquidity -Minimized mismatch
-High quality liquid assets
Instrument
Operational Target
Intermediate Target
Ultimate Target
Minimized
Systemic Risk
Capital - Related
Credit - Related
Liquidity - Related
Governance - Related• SBDK• Efficiency Measures• Supervisory actions
Good Governance• Minimized moral hazard• Healthy competition
(Harun, A. Cicilia & Rachmanira, S., 2013)
26Agenda
Latar Belakang
Stabilitas Sistem Keuangan
Trend Global
Framework SSK di Bank Indonesia
Peranan BANK INDONESIA dalam Pemeliharaan Stabilitas Sistem Keuangan
27
SASARAN
INSTRUMEN
STRATEGI
Menciptakan dan memelihara sistem keuangan yang stabil dan handal
Pengawasan Lembaga dan
Pasar Keuangan
• Regulasi•Sistem Pengawasan•Disiplin Pasar
Penguatan Riset dan
Surveillance Sistem
Keuangan
Koordinasi dan
Kerjasama Antar Otoritas
JARING PENGAMAN
SISTEM KEUANGAN -
JPSK
Sistem Deteksi Dini : indikator
Makroprudensial dan Indikator
Mikro Prudensial
Forum Stabilitas Sistem
Keuangan (FKSSK)
•Program Penjaminan Simpanan•Fasilitas Pencegahan dan Penanganan Krisis•Crisis Management Protocol
OTORITAS O J K B IKEMENKEU,BI,
OJK,LPSKEMENKEU,BI,OJK,LPS
LATAR BELAKANG
Krisis keuangan global pada tahun 2008 Rendahnya kualitas dan kuantitas modal bank Ketidakcukupan buffer modal yang dimiliki bank dalam
kondisi buruk/krisis Tingkat leverage perbankan tinggi baik di on balance
sheet maupun off balance sheet Keterkaitan risiko antar systemically important financial
institution (SIFIs) yang tidak didukung dengan modal dan cadangan likuiditas yang memadai sebagai buffer
Permasalahan dalam kualitas corporate governance, kualitas manajemen risiko dan transparansi
28
KERANGKA BASEL III (1/3)
Lessons Learned from Financial Crisis (Bank Capital)
Insufficient
common equity
Hybrid capital not sufficiently
loss absorbent
Insufficient capital buffers above
minimum
Capital ≥
8% Risk-Weighted Assets
Inadequate risk capture :Certain complex securitizations
Trading and derivatives activities
Counterparty credit risk
No recognition of point in
credit cycle
No constrain
t on leverage
No recognition of greater risk
posed by systemically important
banks
Source : Financial Stability Institute
29
KERANGKA BASEL III (3/3)
Microprudential measures
Macroprudential overlay
New capital ratios
Raising the level and quality of capital Leverage ratio
Mitigating Procyclicality • capital buffers, provisioning
Mitigating systemic risk • systemic capital charge for SIFIs• contingent capital• Bail-in debt• Supervisory review, CCP, others
Capital ratio = Capital
Risk-weigted assets
Enhancing Risk Coverage
Global Liqudity StandardsLiquidty Coverage Ratio
(LCR)
Net Stable Funding Ratio (NSFR)
30
30
31
FUNGSI KETERANGAN CONTOH OTORITAS
Surveillance Memonitor secara reguler kondisi sistem keuangan dengan mengidentifikasi sumber kerawanan
Semua bank sentral
Pemeriksaan Melakukan pemeriksaan langsung kepada lembaga keuangan
Bank of Japan & FSABank of Korea & FSABundesbankBank Sentral Austria
Kebijakan & Regulasi Mengeluarkan kebijakan/ketentuan untuk mencegah dan atau menangani risiko sistemik.
Semua bank sentral
Pengembangan Sektor Keuangan
Mengembangkan instrumen, pasar (i.e efisiensi), kompetisi
Swiss National BankBank Negara Malaysia
Koordinasi & Kerjasama Melakukan koordinasi dengan institusi terkait seperti dalam crisis resolution, pertukaran data.
• Semua bank sentral • Pembentukan komite bersama
Strategic Support Mendukung fungsi utama (i.e data) Semua bank sentral
Ringkasan Fungsi SSK di Beberapa Negara
31
31
32IndonesiaPenjelasan UU OJK No.21 Tahun 2011: • Tugas pengaturan dan pengawasan terhadap lembaga keuangan perbankan, yang
meliputi kelembagaan, kesehatan, kehati-hatian, dan pemeriksaan bank, akan dialihkan dari Bank Indonesia ke OJK. Sementara Bank Indonesia tetap memiliki tugas pengaturan perbankan terkait aspek makroprudensial.
• Bank Indonesia dapat melakukan pemeriksaan secara langsung terhadap bank ttt yang masuk systemically important bank dan/atau bank lainnya sesuai kewenangan Bank Indonesia di bidang makroprudensial.
Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter.
Mengatur dan menjaga
kelancaran sistem
pembayaran
Mengatur danMengawasi Bank baik
Mencapai Dan
Memelihara Kestabilan
Nilai Rupiah
Mikro Makro
Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter.
Mengatur dan menjaga
kelancaran sistem
pembayaran
Pengaturan danPengawasan
Makro Prudensial
Mencapai Dan
Memelihara Kestabilan
Nilai Rupiah
OJK
Tujuan dan Tugas Bank Indonesia
Stabilitas Sistem Keuangan: Strategi, Prinsip, Fungsi dan Kegiatan Utama
(Dukungan) berkembangnya dan terjaganya Stabilitas Sistem Keuangan (SSK), yaitu suatu kondisi yang memungkinkan sistem keuangan nasional bekerja secara efektif dan efisien serta mampu bertahan terhadap gejolak internal dan eksternal sehingga alokasi sumber pendanaan/ pembiayaan dapat berkontribusi pada pertumbuhan dan stabilitas perekonomian nasional
Sasaran
Prinsip
KegiatanUtama
Penguatan Resilience, Intermediasi dan Efisiensi Sistem Keuangan melalui Surveillance, Kebijakan Makroprudensial, Financial Development dan Koordinasi
Strategi
Research & Surveillance based
Forward Looking (Long Term Horizon)
System wide perspective
Governance and Coordination
FungsiKebijakan
MakroprudensialSystemic
SurveillanceCrisis Mgt & Kerjasama
LembagaPengembangan
Sektor Keuangan
Riset & Analisis sistem keuangan (institusi & pasar), rumah tangga, korporasi, sektoral
Surveillance Sistemik SIFIs
Pemeriksaan Bank dan LKBB berpotensi sistemik (SIFIs)
Evaluasi & Rekomendasi Kebijakan & Regulasi Makroprudensial
Pengembangan tools, indikator dan model
Asesmen Stabilitas Sistem Keuangan Riset, Analisis dan
Pendalaman Sektor Keuangan :• Lembaga• Pasar• Infrastruktur• Produk dan
Instrument
Mendorong Efisiensi
Financial Inclusion
Koordinasi Kebijakan Sektor Keuangan
Kerjasama Internasional Sektor Keuangan (a.l. FSB& BIS)
Komunikasi Kebijakan
Protokol Manajemen Krisis (incl. LOLR)
Balanced Financial Intermediation
Strengthened FS Resilience
Enhanced Financial Efficiency
Elemen
Outlook Stabilitas Sistem Keuangan
33
34Kerangka Kebijakan Makroprudensial dalam SSK
1 432
5 6
Monitoring siste
m keuangan
Identifikasi risiko
Penilaian risiko
Pemberian sinya
l risiko
Desain dan Implement
asi kebijakan
Evaluasi efektivitas kebijakan
Data, Informasi dan Riset
Di bawah & mendekati threshold
Kondisi normal
Elemen 1
Elemen 2
CMPmelewat
ithreshol
d
• Indikator makroprudensial
• EWS• Prompt
Indicator• Composit
e Indicator
• Outlook
• Loss Given Default
• Kepada Internal (BI dan FKSSK)
• Kepada Pasar, Institusi Keuangan dan Publik
• Instrumen kebijakan makroprudensial
Crisis Resolutio
n
(Harun, A. Cicilia & Rachmanira, S., 2013)
35Pelaksanaan Surveillance di BI - Monitoring Sistem KeuanganMonitoring sistem keuangan merupakan monitoring terhadap indikator, kejadian, dan/atau perilaku yang dapat merepresentasikan potensi risiko dalam sistem keuangan. Monitoring ini bertujuan untuk mendeteksi dan memberikan sinyal akumulasi imbalance dan vulnerabilities yang mungkin berdampak sistemik.
Potential Risk
Endogenous vs
Exogenous
Temporaryvs
Structural
Short-run vs
Long-run
Systematic vs
Idiosyncratic
Origin:
Trigger:
Impact:
Build-up period:
Idiosyncratic incl. concerns over D-SIB
36
1. Early warning system (menggunakan berbagai tools dan indikator)
2. Macro stress testing credit risk, combined with :• Probability of Default (PD) analysis• Transition matrices (probability of NPL)
3. Stress Tests of various risks :• Credit risk• Interest rate risk• Exchange rate risk• Government bonds’ price risk• Liquidity risk• Integrated stress test (kombinasi semua risiko)
4. Interbank Stress Testing, untuk mengukur dampak contagion karena kondisi antar bank.
5. Financial Stability Index (FSI) / Indeks Stabilitas Sistem Keuangan (ISSK)
Bulanan/RDG
Produk Utama :1. Monitoring likuiditas harian2. Bahan RDG Mingguan3. Bahan RDG bulanan4. Kajian Stabilitas Keuangan5. Hasil Riset / Kajian6. Laporan Pengawasan Perbankan
36Pelaksanaan Surveillance di BI – Identifikasi & Penilaian Risiko
37
Mingguan Bulanan Triwulanan Semesteran Tahunan
• RDG Mingguan
• Rakor Makro- & Mikropru-densial
• RDG Bulanan
• Siaran Pers Hasil RDG
• Rapat FKSSK (level teknis)
• RDG Triwulanan
• Rapat FKSSK (Deputies Meeting
• Kajian Stabilitas Keuangan (KSK)
• RDG Tahunan
• Bankers’ Dinner
• Seminar Riset.
Pemberian sinyal dapat dilakukan secara periodik serta pada saat diperlukan kepada:1. Internal BI dan FKSSK (otoritas keuangan lainnya), melalui
• Dashboard• RDG• Rapat FKSSK
2. Eksternal: Pasar, Institusi Keuangan dan Publik• Pemberian pesan kepada pasar oleh Dewan Gubernur• Sosialisasi Kebijakan dan Langkah-Langkah Mitigasi Risiko• Komunikasi Pers (Siaran Pers atau Jumpa Pers)• Rapat dengan pihak-pihak terkait (asosiasi profesi, asosiasi
pengusaha, pelaku pasar)• Publikasi dan Riset
Beberapa format pemberian sinyal secara periodik adalah sebagai berikut:
Pelaksanaan Surveillance di BI – Pemberian Sinyal Risiko
Stabilitas Sistem Keuangan (SSK) adalah suatu kondisi yang memungkinkan sistem keuangan nasional bekerja secara efektif dan efisien serta mampu bertahan thdp gejolak internal dan eksternal sehingga alokasi sumber pendanaan/ pembiayaan dapat berkontribusi pada pertumbuhan dan stabilitas perekonomian nasional.
Stabilitas Sistem Keuangan Ke Depan: Dasar Pemikiran 38
Surveillance
MacroprudentialPolicy
Market access & Development
Strengthened FS Resilience
Balanced Financial Intermediation
Enhanced Financial Efficiency
Koordinasi&
Kerjasama
Mekanisme Kerja Fungsi SSK 39
Systemic Risk Regulator
Systemic Risk
Regulator
Pengumpulan, analisa, dan
penyampaian informasi yang
sifatnya sistemik
Desain dan implementasi peraturan
di bidang sistem keuangan dengan fokus
pada risiko sistemik
Pengawasan on-site maupun off-site terhadap lembaga,
pasar dan infrastruktur keuangan, termasuk
perusahaan non keuangan dan rumah tangga
Pencegahan krisis dan kontribusi dalam
manajemen krisis melalui koordinasi
dengan otoritas lainPengawasan macro-
prudential yang berkoordinasi dengan pengawasan micro-
prudential
Systemic Risk Regulator
40
Selected Indicators
Bank Capital Adequacy 1. Regulatory capital to risk weighted assets2. Regulatory Tier-1 capital to risk weighted assets3. Nonperforming loans net of provisions to capital
Asset Quality 1. Non performing loans to total gross loans2. Sectoral distribution of loans to total loans
Earnings and profitability 1. Return on assets 2. Return on equity3. Interest margin to gross income4. Non interest expenses to gross income
Liquidity 1. Liquid assets to total assets2. Liquid assets to short term liabilities
Sensitivity to market risk 1. Net open position in foreign exchange to capital
Other financial corporations 1. Assets to total financial system assets2. Assets to gross domestic product (GDP)
Non financial corporations 1. Total debt to equity2. Return on equity3. Earnings to interest and principal expenses4. Net foreign exchange exposure to equity5. Number of applications for protection from creditors
Households 1. Household debt to GDP2. Household debt service and principal payments to income
Market Liquidity 1. Average bid-ask spread in the securities market2. Average daily turn over ratio in the securities market
Real estate market 1. Real estate prices2. Residential real estate loans to total loans3. Commercial real estate loans to total loans
Monitoring the Soundness of Financial Sector
41
Sumber: IMF 2005, Financial Soundness Indicator
41
Terima Kasih
42
Kebijakan Makroprudensial dan Stabilitas Sistem Keuangan
43
1. TEORI STABILITAS SISTEM KEUANGAN1.1 Definisi stabilitas sistem keuangan1.2 Faktor yang mempengaruhi stabilitas sistem keuangan1.3 Hubungan stabilitas moneter dan stabilitas sistem keuangan1.4 Otoritas yang berperan dalam menjaga stabilitas sistem keuangan1.5 Kebijakan dalam menjaga stabilitas system keuangan
2. MICROPRUDENTIAL VS MACROPRUDENTIAL2.1. Pengaturan dan Pengawasan Bank secara Mikro (Microprudential)2.2. Pengaturan dan Pengawasan Bank secara Makro (Macroprudential)2.3. Instrumen Makroprudensial (LTV, LDR, SBDK, PDN,
3. MANAJEMEN KRISIS3.1. Pembelajaran dari Krisis Keuangan yang Lalu3.2. Teori Manajemen Krisis
3.2.1 Koordinasi pengaturan dan pengawasan secara Mikro dan Makro3.2.2 Manajemen dan Resolusi krisis di beberapa negara3.2.3 Manajemen dan resolusi krisis di Indonesia