Karakteristik KomunikasiMasyarakat Jepang-Akira Tsujimura-Muhammad Irawan Saputra, S.I.Kom., M.I.Kom
Faktor Yang Mempengaruhi KomunikasiMasyarakat Jepang
Pada masa sebelum muncul media massa
• Buddhism
• Confucianism
• Shintoism
Buddhism
• Zen Buddhism dari China mempengaruhi masyarakat Jepang pada era Kamakura (1185-1333)
• Ajarannya untuk menyingkirkan ego dan mencapai kebebasan spiritual
• Ajarannya disebut Zen Mondo berupa pertanyaan dan jawaban antaraguru dan murid
Confucianism
• Ajaran ini memiliki pengaruh terbesar terhadap masyarakat Jepang
• Ajaran ini juga berasal dari China
• Ajaran ini merupakan sebuah aturan tentang hubungan antar manusia
Confucianism
• Setiap orang harus menghormati orang yang lebih senior, orang yang lebihtua, dan atasan (orang yang berstatus sosial lebih tinggi)
• Ekspresi dan kata yang berbeda digunakan untuk menghadapi orang tertentu
• Ekspresi yang berbeda antara laki-laki dan perempuan untukmenunjukkan Keigo (penghormatan)
Shintoism
• Ajaran Shinto asli Jepang
• Mengajarkan pentingnya kesederhanaan
• Kesederhanaan ditunjukkan budaya Jepang pada hal seperti warna, arsitektur, lukisan, puisi singkat
• Pengaruh kesederhanaan budaya Jepang berasal dari Shintoism dan Zen Buddhism
Karakter Komunikasi Masyarakat Jepang
• Ishin-denshin
• Komunikasi tidak langsung dan respect for reverberation
• Fungsi mood (atmospheric constrain)
Ishin-denshin (Komunikasi Tanpa Bahasa)
• Arti Ishin-denshin menurut Kamus Bahasa Jepang:
Komunikasi antara pendeta Zen dan muridnya; komunikasi antar pikiranyang berlangsung tanpa menggunakan bahasa (kojien, 1955)
Ishin-denshin (Komunikasi Tanpa Bahasa)
• Sifat pendiam (Taciturnity)
Enggan bicara banyak dan tidak menggunakan ekspresi spontan
• Pada kondisi ekstrim komunikasi bisa berjalan dalam kondisi diam
Ishin-denshin (Komunikasi Tanpa Bahasa)
• Berasal dari ajaran Buddhism China (abad 10) yang mengisahkan tentangdidikan Buddha terhadap muridnya Kasho (Keitoku-Dentoroku)
• Buddha hanya berbicara sedikit dan sedikit perilakunya mampumencerahkan muridnya
Ishin-denshin (Komunikasi Tanpa Bahasa)
Perbincangan Herrigel dan gurunya:
(Arahan guru: lakukan free handling/lepaskan ego, tunggu waktu yang tepat untuk “itu”)
• Herrigel: "How can the shot be loosed if I do not do it?"
• The Master: " 'It' shoots."
• Herrigel: "How can I wait self-obliviously for the shot if I am no longer there?"
• The Master: " 'It' waits at the highest tension."
• Herrigel: "And who or what is this ' I t ' ? "
• The Master: "Once you have understood that, you will have no further need of me. And if I tried to give you a clue at the cost of your own experience, I should be the worst of teachers and should deserve to be sacked! So let's stop talking about it and go on practicing." (Herrigel, 1971)
Ishin-denshin (Komunikasi Tanpa Bahasa)
• Pengajaran tidak perlu terlalu banyak berbicara, dan berlatih/practice lebih penting
• Setelah Herrigel mampu mengenai sasaran dengan baik, sang guru membungkukkan badannya
• Komunikasi dalam Zen dicapai dengan pengalaman, walaupun tanpa kata sama sekali
Faktor Sosial Yang Berpengaruh TerhadapTaciturnity
• Kesamaan budaya/homogenitas ras dan bahasa dalam masyarakat Jepang
• Orang menggunakan banyak kata/kalimat karena berbeda budaya
• Silahkan membaca lanjutannya di “Communication Theory: Eastern and Western Perspective” terbitan Academic Press