JURNAL REKAYASA TEKNOLOGI NUSA PUTRA
66 | V o l . 7 | N o . 0 1 | 2 0 1 9
E-Monitoring Production Planning with Integrated Architectural Model
1MUHAMAD MUSLIH1), 2NOPIAN RIZKI, 3ELSA MAULA UTAMI, 4MUHAMAD NURDIN, 5SHOLAHUDIN AL-AYYUBI
DEPARTEMEN INFORMATICS SYSTEM UNIVERSITAS NUSA PUTRA, SUKABUMI,
INDONESIA, E-mail : 1)[email protected], 2)[email protected], 3)[email protected], 4)[email protected], 5)sholahudin @nusaputra.ac.id
ABSTRAK Monitoring merupakan faktor penting untuk meningkatkan
aktifitas kerja perusahaan. Penerapan teknologi pada sistem
pelaporan (elektronik) dikenal dengan istilah E-Monitoring. E-
Monitoring merupakan pemantauan dan pelaporan dengan
penyampaian data secara elektronik (online) serta dapat dipantau
secara terus menerus untuk penilaian terhadap kualitas dan
efektivitas sistem pengendalian untuk meyakinkan bahwa prosedur
berjalan sebagaimana mestinya.
Sebagai salah satu arsitektur web service, Metode SOA dapat
digunakan untuk menerapkan teknologi monitoring perencanaan
produksi bagi perusahaan yang terintegrasi secara baik. Adanya
Manejemen Monitoring Perencanaan Produksi yang terintegrasi
memudahkan informasi tersampaikan secara cepat dan akurat
sehingga dalam melakukan perencanaan akan kebutuhan barang
dapat terkontrol dengan optimal, dan minimasir biaya manajemen
sehingga kemajuan perusahaan khususnya pengendalian dalam
bidang produksi dapat diimbangi dengan pengawasan dan
kemudahan layanan informasi.
Kata kunci—Manajemen E-Monitoring, SOA, Web Service.
I. PENDAHULUAN
Cara kerja yang dilakukan oleh manusia pada berbagai sektor
dalam kegiatannya tidak terlepas dari penggunaan teknologi
informasi. Teknologi informasi telah membawa perubahan yang
sangat fundamental bagi organisasi baik swasta maupun publik.
Hal ini terjadi karena teknologi informasi mampu berkolaborasi
dengan banyak bidang ilmu lainnya, termasuk di bidang
perencanaan produksi. Seiring meningkatnya permintaan pasar akan produk-produk
berkualitas yang dihasilkan oleh perusahaan, tentunya persaingan menjadikan hal yang sangat wajar terjadi. Sehingga pertumbuhan perusahaan cukup signifikan. Oleh karena itu, maka perusahaan harus dapat meningkatkan kualitas hasil produksi guna mempertahankan kepercayaan pasar. Komitmen untuk menghasilkan produk berkualitas terbaik, tentunya diperlukan perencanaan produksi yang matang dan berimbang.
Salah satu faktor yang mendukung kelancaran pemenuhan kebutuhan permintaan pasar yaitu tersedianya barang dalam jumlah waktu yang tepat serta memiliki kualitas yang baik. Oleh karena itu untuk menunjang kelancaran produksi dan distribusi, perlu dilakukan pemantauan dan pelaporan dengan penyampaian data yang cepat, tepat dan akurat. Pengolahan data secara elektronik (online) yang terintergrasi merupakan salah satu solusi yang harus diimplementasikan pada berbagai perusahan sejenis.
Pada umumnya perusahan memiliki beberapa bagian untuk menjalankan proses kelancaran bisnis perusahaan. Salah satunya perusahaan harus memiliki sistem informasi untuk mendukung
setiap proses bisnisnya yaitu sistem informasi yang dapat memonitoring perencanaan yang terintegrasi dengan berbagai bagiannya. Permasalahan yang biasa mengemukan diantaranya ketidak pastian rencana kedatangan bahan baku, rencana pengiriman barang dan rencana jadwal produksi yang yang tidak tepat, sehingga mempengaruhi efektivitas dan efisiensi operasional perusahaan dalam memenuhi kebutuhan pasar secara optimal, penentuan target dan jadwal produksi yang dilakukan secara konvensional, sehingga pada saat ada perubahan rencana target dan jadwal produksi berbagai elemen terkait akan mengalami kesulitan informasi rencana produksi secara real time. Oleh sebab itu perencanaan produksi yang terintegrasi perlu dilakukan untuk dapat memberikan informasi secara cepat, tepat dan akurat serta mudah di mengerti oleh manajaman perusahaan secara umum untuk melakukan pengambilan keputusan.
II. BAHAN KAJIAN
Bahan kajian penelitian yang menjadi referensi untuk
menjadi kajian evaluasi pemecahan masalah yang sedang
dihadapi perusahaan. Neni Sahara Noerdin (Universitas
Malikussaleh Lhokseumawe) dalam jurnalnya tentang
“Penerapan Sistem Informasi dan Masalah Sosio-Teknis yang
ditimbulkannya” Menjelaskan Perubahan sistem informasi
menghadirkan cara baru untuk berbisnis secara elektronik, yang
akhirnya melahirkan perusahaan berbasis elektronik atau digital.
Sistem informasi yang menghubungkan pembeli dan penjual
untuk bertukar informasi, produk, layanan dan sistem
pembayaran. Melalui jaringan dan komputer, sistem ini
berfungsi seperti perantara elektronik, dengan biaya rendah bagi
transaksi pasar khusus, misalnya mempertemukan pembeli
dengan penjual, menetapkan harga, memesan barang daftar
pembayaran menurut (Bakos, J. Y, 1998).
Aidil Afriansyah (Universitas Bina Darma) jurnal “E-
Monitoring Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan
(PPIP)” mengutip menjelaskan E-Monitoring merupakan
pemantauan dan pelaporan dengan penyampaian data secara
elektronik (online) serta dapat dipantau secara terus menerus
untuk penilaian terhadap kualitas dan efektivitas sistem dan
pengendalian untuk meyakinkan bahwa pengendalian telah
berjalan sebagaimana yang diharapkan dan diperbaiki sesuai
dengan kebutuhan.
Nurmawati (Universitas 45 Surabaya) pada jurnal
“Perencanaan Produksi pada pembuatan Tire Fond di PT. X”
mengutip perencanaan proses produksi berkenaan dengan
perencanaan dan implementasi sistem kerja yang akan
JURNAL REKAYASA TEKNOLOGI NUSA PUTRA
67 | V o l . 7 | N o . 0 1 | 2 0 1 9
JURNAL REKAYASA TEKNOLOGI NUSA PUTRA
memproduksi produk yang diinginkan dalam kuantitas yang
diperlukan.
Keputusan-keputusan yang diambil dalam perencanaan
proses produksi dapat mempengaruhi keputusan dalam operasi
yang lain seperti scheduling produksi, tingkat persediaan, desain
pekerjaan dan metode pengawasan kualitas yang digunakan.
Masalah yang timbul selama proses produksi berlangsung
meliputi perencanaan permintaan prasarana jumlah produksi,
pengendalian material, scheduling, pengendalian kualitas dan
sebagainya. Prosedur perencanaan menurut Pangestu (2000 :
113) ada dua bagian antara lain perencanaan produksi
berdasarkan permintaan pasar dan perencanaan produksi
berdasarkan permintaan.
Adapun Perencanaan produksi dapat digambarkan dengan
siklus pada gambar 1berikut ini.
Gambar 2.1 Siklus Perencanaan Produksi (Yaqin, 2014)
Ahmad Rifai dalam penelitiannya yang diambil tentang
jurnal “Rancang Bangun Sistem Persediaan (Inventory) Dengan
Model Software As A Service Menggunakan Service Oriented
Architecture” menjelaskan SOA (Service Oriented Architecture)
adalah suatu model arsitektural untuk membangun solusi
enterprise berdasarkan service. Secara lebih spesifik, SOA
berhubungan dengan pembangunan independen dari layanan
bisnis yang dapat dikombinasikan menjadi proses bisnis pada
level tinggi dan solusi dalam konteks enterprise. Sedangkan
menurut Eric Christopher Sandjaja Universitas Kristen Petra
mengutip service oriented merupakan sebuah pendekatan dalam
penyelesaian masalah besar dengan membaginya menjadi
sekumpulan layanan (service) kecil yang menyelesaikan
permasalahan spesifik. Untuk itu ada beberapa permasalahan
yang harus dimiliki oleh service, yaitu bagaimana service
berhubungan, bagaimana service berkomunikasi, bagaimana
service didesain, dan bagaimana pesan antar service
didefinisikan. Adapun gambaran umum SOA dapat digambarkan
pada Enkapsulasi fungsi logik proses bisnis dibawah ini.
Gambar 2.2 Enkapsulasi fungsi logik proses bisnis oleh service
([FA 2011],235)
1. Gambaran Umum Web Service
Gambar 2.3 Lingkungan kerja web service ([PRAS 2011],4)
Lingkungan kerja Web Service yang menjadi layanan khusus
pendukung SOA, diimplementasikan pada lingkungan internal
(Internet) untuk kebutuhan integrasi antar sistem aplikasi
ataupun pada lingkungan eksternal (Internet) untuk mendukung
aplikasi B2B dan B2C (e-business). layanan yang disediakan
melalui jaringan berbasis web dengan standar dan platform
yang berbeda [SUY 2007] .
M. Sidi Mustaqbal (Universitas Widyatama) jurnal penelitian
“Pengujian Aplikasi menggunakan Black Box” menjelaskan
menggunakan pengujian dengan Black Box Testing berfokus
pada spesifikasi fungsional dari perangkat lunak Tester dapat
mendefinisikan kumpulan kondisi input dan melakukan
pengetesan pada spesifikasi fungsional program. Black Box
Testing berfokus pada persyaratan fungsional perangkat lunak.
Pengujian Black Box bukan alternative dari teknik White Box,
tetapi merupakan pendekatan komplemeter yang kemungkinan
besar mampu mengungkap kelas kesalahan dari pada Metode
White Box, dari beberapa penjelasan jurnal penelitian mengenai
pengujian perangkat lunak menggunakan metode blackbox
testing menjelaskan bukanlah solusi alternatif dari White Box
Testing melainkan pelengkap pada metode White Box .
Rencana pengujian perangkat lunak menggunakan metode
Black Box Testing memfokuskan pada keperluan fungsional dari
software. Karna itu ujicoba blackbox memungkinkan
pengembang software untuk membuat himpunan kondisi input
yang akan melatih seluruh syarat-syarat fungsional suatu
program. Berikut penjelasan ujicoba Black Box Testing
berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori,
diantaranya :
a) Fungsi-fungsi yang salah atau hilang
b) Kesalahan interface
c) Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal
d) Kesalahan performa
e) kesalahan inisialisasi dan terminasi
III. METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan secara kuanlitatif dimana data yang
dihasilkan berbentuk angka yang diperoleh dari Quesioner,
pengamatan dan studi dokumentasi. Beberapa perusahaan yang
ada di Sukabumi dijadikan objek penelitan ini. Penelitian lebih
terfokus pada sasaran dan tujuan penelitian, maka variabel yang
digunakan dalam penelitian ini, variabel bebas (Variabel
independen) sebagai variabel X model arsitektur SOA (Service
Oriented Architecture) menggunakan web service dan variabel
tidak bebas (Variabel dependen) sebagai variabel Y Sistem
Monitoring Perencanaan Produksi.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dengan cara
mengedarkan kuesioner yang harus diisi oleh 14 bagian pada
68 | V o l . 7 | N o . 0 1 | 2 0 1 9
JURNAL REKAYASA TEKNOLOGI NUSA PUTRA
berbagai perusahaan yang menjadi pendukung dalam kelancaran
perencanaan produksi, hal ini sebagai responden yang akan
dijadikan sampel dari populasi.
Adapun perhitungan skor masing-masing responden
menggunakan skala likert yaitu jawaban diberi skor dari 1 (satu)
sama dengan sangat tidak setuju sampai dengan angka 5 (lima)
artinya sangat setuju. Setelah data ini diolah maka selanjutnya
akan dilakukan kajian tentang tingkat kepuasan user sebelum
dan sesudah dibangunnya sistem e-monitoring manajemen
service perencanaan produksi dengan metode SOA
menggunakan Web Service.
Arsitektur Sistem Desain
Gambar 3.2 Arsitektur Sistem E-monitoring Manajemen Service
Perencanaan Produksi di PT. X ([TPM 2013), 21)
Pada gambar 3.2 diatas, masing-masing aplikasi ini saling
terhubung pada database tersendiri. Ketiga aplikasi server
tersebut terintegrasi melalui media web service yang berjalan
dalam koneksi jaringan internet.
Hasil analisa prosedur sistem yang berjalan berisi prosedur-
prosedur sistem, dimana prosedur ini dibuatkan menjadi
beberapa kelompok prosedur yang akan mewakili perencanaan
produksi. Adapun penjelasan prosedur yang berjalan saat ini
hanya beberapa alur saja diantaranya prosedur pesanan barang,
prosedur request barang, prosedur hitung kebutuhan
perencanaan, prosedur rencana kedatangan bahan baku, prosedur
rencana jadwal produksi, dan prosedur rencana pengiriman
barang. Masing-masing prosedur ini diceritakan alurnya.
1) Prosedur Pesanan Barang dan Request Pesanan Barang
Gambar 3.3 Prosedur Proses Pesanan Barang dan Request
Pesanan Barang
Gambar tersebut menggambarkan proses bisnis pesanan
barang dan request pesanan barang pada sistem perencanaan
produksi saat ini, berikut merupakan penjelasan dari gambar
tersebut :
a. Distributor melakukan pesanan barang kebagian marketing.
b. Bagian marketing kelola informasi pesanan barang dari
distributor, kemudian marketing membuat request pesanan
barang yang akan disampaikan, berupa informasi jenis
produk dan jumlah barang yang dipesan oleh distributor
untuk bagian Kepala Departemen Produksi untuk dilakukan
perthitungan kebutuhan untuk perencanaan produksi dengan
waktu yang akan ditentukan.
2) Prosedur Hitung Kebutuhan Untuk Perencanaan
Produksi
Gambar 3.4 Prosedur Hitung Kebutuhan Untuk Perencanaan
Produksi
Gambar tersebut menggambarkan proses bisnis untuk
perhitung kebutuhan untuk pesanan barang distributor serta
pemantauan pada sistem perencanaan produksi, berikut
merupakan penjelasan dari gambar tersebut :
a. Bagian Kepala Departemen Produksi menerima informasi
request pesanan barang dari bagian marketing, kemudian
bagian Kepala Departemen Produksi lihat stock bahan baku,
lihat stock barang jadi dan pallet, kemudian hitung untuk
jumlah kebutuhan bahan baku yang harus diorder, jumlah
target produksi yang harus diproduksi dan jumlah barang
yang harus dikirim ke distributor, data sebagai informasi
yang akan disampaikan untuk Supervisor Gudang Bahan
Baku, mengenai jumlah kebutuhan bahan baku, Supervisor
Produksi, mengenai jumlah target produksi yang harus
diproduksi dan Supervisor Gudang Barang Jadi mengenai
jumlah barang yang harus dikirim, untuk melakukan rencana
kegiatan yang akan ditentukan.
b. Bagian Kepala Departemen Poduksi juga dapat melakukan
pemantauan proses perencanaan produksi, mulai rencana
kedatangan bahan baku, rencana jadwal produksi dan
rencana pengiriman barang sampai pengiriman barang yang
telah dibuat oleh bagian divisi masing-masing, sebagai mana
untuk memastikan proses dapat berjalan dengan lancar .
Marketing
Ka Dept Produksi
Produksi GBB
Posting pemesanan pelanggan
Buat rencana jadwal produksi
Buat rencana kedatangan bahan baku
Buat rencana pengiriman barang
Posting pengiriman barang
GBJ DO
69 | V o l . 7 | N o . 0 1 | 2 0 1 9
JURNAL REKAYASA TEKNOLOGI NUSA PUTRA
3) Prosedur Rencana Kedatangan Bahan Baku
Gambar 3.5 Prosedur Rencana Kedatangan Bahan Baku
Gambar tersebut menggambarkan proses rencana kedatangan
bahan kaku pada sistem perencanaan produksi, berikut
merupakan penjelasan dari gambar tersebut :
a. Supervisor Gudang Bahan Baku lihat informasi data jumlah
kebutuhan bahan baku yang harus diorder, setelah
mengetahui jenis bahan baku dan jumlah bahan baku yang
harus diorder, kemudian Supervisor Gudang Bahan Baku
lihat stock bahan baku dan rencana jadwal produksi harian
dahulu untuk melakukan perkiraan bahan baku jenis apa
yang harus didahuluin untuk diorder, kemudian melakukan
order bahan baku kebagian purchasing, setelah pengorderan
selesai dan dapat disetujui, buat rencana kedatangan bahan
baku yang akan ditentukan, rencana tersebut berupa
informasi yang akan disampaikan untuk Formen Gudang
Bahan Baku.
b. Supervisor Gudang Bahan Baku juga dapat melakukan
pemantauan kedatangan bahan baku dengan melihat
sampling kedatangan bahan baku yang dibuat oleh Formen
Gudang Bahan Baku sebagai bukti bahan baku sudah
diterima dengan spesifikasi yang ditentukan.
4) Prosedur Rencana Jadwal Produksi Harian
Gambar 3.6 Prosedur Rencana Jadwal Produksi Harian
Gambar tersebut menggambarkan alur proses rencana jadwal
produksi harian pada sistem perencanaan produksi, berikut
merupakan penjelasan dari gambar tersebut :
a. Supervisor Produksi lihat informasi jumlah target produksi
yang harus diproduksi, setelah mengetahui target produksi
apa yang dibutuhkan, kemudian Supervisor Produksi buat
rencana jadwal produksi harian dengan target yang akan
ditentukan, jadwal tersebut berupa informasi yang akan
disampaikan untuk semua divisi, adapun informasi yang
akan disampaikan kepada formen produksi untuk melakukan
kegiatan produksi berlangsung.
b. Supervisor Produksi juga dapat melakukan pemantauan
proses produksi dengan melihat hasil produksi yang dibuat
oleh formen produksi sebagai bukti proses produksi berjalan
dengan lancar.
5) Prosedur Rencana Pengiriman Barang
Gambar 3.7 Prosedur Rencana Pengiriman Barang
Gambar tersebut menggambarkan alur rencana pengiriman
barang pada sistem perencanaan produksi, berikut merupakan
penjelasan dari gambar tersebut :
a. Supervisor Gudang Barang Jadi lihat informasi jumlah
barang yang harus dikirim, setelah mengetahui jumlah
barang yang harus dikirim, kemudian Supervisor Gudang
Barang Jadi lihat stock barang jadi, pallet dan rencana jadwal
produksi harian, untuk melakukan perkiraan barang yang
akan dikirm sudah terpenuhi atau sedang proses pengerjaan
produksi, setelah itu Supervisor Gudang Barang Jadi buat
rencana pengiriman barang yang akan ditentukan, rencana
tersebut berupa informasi yang akan disampaikan untuk
formen Gudang Barang Jadi.
b. Supervisor Gudang Barang Jadi juga dapat melakukan
pemantauan pengiriman barang dengan melihat bukti barang
sudah dimuat sampai surat jalan pengiriman barang telat
selesai dibuat.
Stategi analisa model SOA pada sistem E-Monitoring
Manajemen Service Perencanaan Produksi dilakukan dengan
pendekatan entity-centric. Entitas yang terlibat diturunkan dari
alur E-Monitoring Manajemen Service Perencanaan Produksi.
Kemudian, dilakukan identifikasi uses-cases setiap entitas dan
data yang terlibat di tiap aktivitas tersebut. Pemetaan ini
menghasilkan kandidat service. Adapun rincian untuk
70 | V o l . 7 | N o . 0 1 | 2 0 1 9
JURNAL REKAYASA TEKNOLOGI NUSA PUTRA
menjelaskan service layer dapat di gambarkan pada gambar
berikut:
1) Orchestration Layer
Gambar 3.8 Orchestration Layer
2) Bussines service Layer
Gambar 3.9 Bussenis Service Layer
3) Application Service Layer
Gambar 3.10 Application Service Layer
IV. IMPLEMENTASI SISTEM
1. Grafik Hasil Pengolahan Data Quesioner Jawaban User
Pengguna
Gambar 4.1 Rekapan Jawaban User pengguna pada variabel X
model arsitektur SOA (Service Oriented Architecture)
menggunakan web service
Gambar 4.2 Rekapan Jawaban User pengguna pada variabel Y
Sistem E-Monitoring Manajemen Service Perencanaan Produksi
Hasil rekapan pengolahan data questioner jawaban user
pengguna untuk Variabel X dan Y pada gambar 4.1 dan 4.2
menujukan frekuensi angka 50% yang berarti perusahaan perlu
melakukan pengembangan Sistem kedalam E-Monitoring yang
terintergasi.
0% 0%
5%
53%
42%
sangat tidak setuju (1) tidak setuju (2) Ragu-ragu (3)
setuju (4) sangat setuju (5)
0%0%
10%
56%
34%
sangat tidak puas (1) tidak puas (2) Ragu-ragu (3)
puas(4) sangat puas(5)
71 | V o l . 7 | N o . 0 1 | 2 0 1 9
JURNAL REKAYASA TEKNOLOGI NUSA PUTRA
2. Pola Pengembangan Sistem
a. Usecase Diagram
Gambar 4.3 Uses Case Diagram Login pengguna ke Sistem E-
Monitoring Manajemen Service Perencanaan Produksi
b. Activity Diagram Login User Pengguna pada Sistem E-
Monitoring Manajemen Service Perencanaan Produksi
Gambar 4.4 Activity Diagram Login User Pengguna pada
Sistem E-Monitoring Manajemen Service Perencanaan Produksi
c. Sequence Diagram
Gambar 4.5 Sequence Diagram Login User Pengguna pada
Sistem E-Monitoring Manajemen Service Perencanaan Produksi
3. E-Monitoring Manajemen Service Perencanaan Produksi
1) Halaman Grafik Request Pesanan Barang
Gambar 4.6 Halaman Grafik Request Pesanan Barang
2) Halaman Grafik Kebutuhan Bahan Baku
Gambar 4.9 Halaman Grafik Kebutuhan Bahan Baku
3) Halaman Grafik Target Produksi
Gambar 4.10 Halaman Grafik Target Produksi
4) Halaman Grafik Pengiriman Barang
72 | V o l . 7 | N o . 0 1 | 2 0 1 9
JURNAL REKAYASA TEKNOLOGI NUSA PUTRA
Gambar 4.11 Halaman Grafik Pengiriman Barang
4. Pengujian Sistem menggunakan Black Box Testing pada
Aplikasi
Klasifikasi pengujian yang akan digunakan pada Sistem E-
Monitoring Manajemen Service Perencanaan Produksi, hal itu
dikarenakan hanya untuk menyesuaikan dengan kebutuhan
fungsional, spesifikasi pengujian yang digunakan sebagai
berikut:
a. Pengujian Tegangan (stress testing)
b. Pengujian Fungsional (functional testing)
c. Pengujian Usabilitas (usability testing)
d. Pengujian Penerimaan Pengguna (user acceptance)
1) Pengujian Tegangan (Stress Testing)
Pengujian tegangan berkaitan dengan kualitas aplikasi di
dalam lingkungan. Idenya adalah untuk menciptakan sebuah
lingkungan yang lebih menuntut aplikasi, tidak seperti aplikasi
dijalankan pada beban kerja normal atau pada spesifikasi
hardware serendah mungkin. Untuk pengujian tegangan, peneliti
mencoba mengakses aplikasi pada Oppo F1f Smartphone
dengan spesifikasi sebagai berikut :
a. Processor QualcommMSM8939EIGHT core
b. Versi Android 5.1.1
c. Versi ColorOs V2.1.0i
d. RAM 3,0 GB
e. ROM 16 GB
Tabel IV-1 Tabel Pengujian Stress Testing (Tegangan)
Fungsi
Data
Masuka
n
Hasil yang
Diharapkan
Pengamatan
/Hasil
Pengujian
Keterang
an
Menajalan
kan
Aplikasi
pada
Spesifikasi
Hardware
terendah
Melakuk
an Login
ke
Sistem
sebagai
User
penggun
a
Aplikasi
dapat diakses
oleh
pengguna
smartphone
Pengaksesan
Aplikasi dengan
menggunakan
Smartphone
dapat dilakukan
dengan mudah,
walau hanya
tampilan yang
sederhana, tetapi
secara fungsional
informasi yang
didapat dapat
terpenuhi
Hasil
pengujian
bisa
dilihat
pada
gambar
4.12, 4.13,
4.14, 4.15,
4.16, 4.17
Gambar 4.12 Test Case Akses Aplikasi Sistem E-Monitoring
Manajemen Service Perencanaan Produksi pada Smartphone
Halaman Login
Gambar 4.13 Test Case Akses Aplikasi Sistem E-Monitoring
Manajemen Service Perencanaan Produksi pada Smartphone
Halaman Administrator
Gambar 4.14 Test Case Akses Aplikasi Sistem E-Monitoring
Manajemen Service Perencanaan Produksi pada Smartphone
Halaman Grafik Request Pesanan Barang
73 | V o l . 7 | N o . 0 1 | 2 0 1 9
JURNAL REKAYASA TEKNOLOGI NUSA PUTRA
Gambar 4.15 Test Case Akses Aplikasi Sistem E-Monitoring
Manajemen Service Perencanaan Produksi pada Smartphone
Halaman Grafik Kebutuhan Bahan Baku
Gambar 4.16 Test Case Akses Aplikasi Sistem E-Monitoring
Manajemen Service Perencanaan Produksi pada Smartphone
Halaman Grafik Target Produksi
Gambar 4.17 Test Case Akses Aplikasi Sistem E-Monitoring
Manajemen Service Perencanaan Produksi pada Smartphone
Halaman Grafik Pengiriman Barang
2) Pengujian Fungsional (functional testing)
Penulis menggunakan indikator Pengujian fungsional
mengacu pada indikator fungsional yang dibutuhkan oleh
pengguna sistem E-Monitoring Manajemen Service Perencanaan
Produksi, indikator Fungsional yaitu :
a. Suitability yaitu kemampuan perangkat lunak untuk
menyediakan serangkaian fungsi yang sesuai untuk tugas-
tugas tertentu dan tujuan dari pengguna. Untuk indikator ini
aplikasi di uji dengan menguji serangkaian fungsi pada
aplikasi Sistem E-Monitoring Manajemen Service
Perencanaan Produksi dengan membuat rencana jadwal
produksi, untuk pengujian ini peneliti menggunakan test case
pada ketersediaan aplikasi untuk memenuhi fungsional dari
Sistem E-Monitoring Manajemen Service Perencanaan
Produksi yang dijabarkan pada tabel-tabel berikut ini :
Tabel 4.2 Tabel Pengujian Fungsional Indikator Suitability
(Rencana jadwal produksi secara On-Line)
Gambar 4.18 Hasil Pengujian Fungsionalitas Proses Pembuat
Jadwal Produksi Pada Sistem E-Monitoring Manajemen Service
Perencanaan Produksi
Tabel 4.3 Tabel Pengujian Fungsional Indikator Suitability
(Respon dari sistem)
74 | V o l . 7 | N o . 0 1 | 2 0 1 9
JURNAL REKAYASA TEKNOLOGI NUSA PUTRA
Gambar 4.19 Hasil Pengujian Fungsionalitas Proses Rencana
Jadwal Produksi Yang Sudah Tersimpan Pada Sistem E-
Monitoring Manajemen Service Perencanaan Produksi
Tabel 4.4 Tabel Pengujian Fungsional Indikator Suitability
(Rekapan Laporan)
Gambar 4.20 Hasil Rekapan Pelaporan Dari Sistem Mengenai
Rekapitulasi Rencana Jadwal Produksi Pada Sistem E-
Monitoring Manajemen Service Perencanaan Produksi
1) Accuracy yaitu Kemampuan perangkat lunak dalam
memberikan hasil yang presisi dan benar sesuai dengan
kebutuhan. Hasil pengujian dijabarkan pada tabel-tabel
berikut ini :
Tabel 4.5 Tabel Pengujian Fungsional Indikator Accuracy
(Validasi Informasi Rencana Kedatangan Bahan Baku Pada
Sistem)
Untuk pengujian accuracy pada aplikasi, peneliti
melakukan proses input pada form rencana kedatanagan bahan
baku, akan tetapi data yang di isi tidak lengkap hal itu untuk
melihat respon dari aplikasi bahwa jika inputnya tidak lengkap
atau sembarang, maka aplikasi tidak dapat memproses membuat
rencana kedatangan bahan baku tersebut dan memberikan
respon, hal itu membuktikan bahwa aplikasi sudah melakukan
prosedur pembuatan rencana kedatanagan bahan baku pada
database dengan benar, sehingga tidak memproses data yang
belum lengkap. Untuk lebih jelasnya terlihat pada gambar 4.21
dengan lingkaranan merah berikut ini.
Gambar 4.21 Hasil Informasi Dari Aplikasi Mengenai
Respon Informasi Rencana Kedatanagan Bahan Baku Yang
Tidak Lengkap
2) Security yaitu kemampuan perangkat lunak untuk mencegah
akses yang tidak diinginkan, menghadapi penyusup (hacker)
maupun otorisasi dalam modifikasi data. Untuk pengujian
ini dijabarkan pada tabel dibawah ini :
Freque
ncy Percent
Valid
Percent
Cumulativ
e Percent
Val
id
Biasa 16 30.8 30.8 30.8
Mudah 33 63.5 63.5 94.2
Sangat Mudah
3 5.8 5.8 100.0
Total 52 100.0 100.0
75 | V o l . 7 | N o . 0 1 | 2 0 1 9
JURNAL REKAYASA TEKNOLOGI NUSA PUTRA
Tabel 4.1 Tabel Pengujian Fungsional Indikator Security
Gambar 4.22 Test Case pada Form Login Aplikasi dengan
user yang tidak memiliki otoritas
b. Hasil Pengujian Usabilitas (Usability Testing)
Tabel 4.8 Tabel Hasil Pengujian Usabilitas (Usability
Testing)
Tabel IV-2 diatas menunjukan nilai terbesar yaitu 63,5%
user menyatakan mudah, 5,8% user menyatakan sangat mudah
terhadap pernyataan bahwa Aplikasi Sistem E-Monitoring
Manajemen Service Perencanaan Produksi yang digunakan
bisa dipahami dan dimengerti oleh user, sehingga user mudah
dalam mengunakannya. Sedangkan sebagian besar user
menjawab biasa sebesar 30,8% artinya user bisa memahami
fungsi layanan aplikasi sehingga tidak menganggapnya sulit
ataupun mudah.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
a. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan beberapa
kesimpulan diantaranya.
1. Perancangan dan penerapan suatu sistem informasi bagi
organisasi yang bisnis prosesnya terus berubah dan
berkembang mengikuti kebutuhan sangat tepat
menggunakan analisa dan perancangan berbasis Service
Oriented Architecture dengan menggunakan Web
Service.
2. Kelebihan penggunaan SOA dan Web Service dari
metodologi dan teknologi lain yaitu mempermudah
pertukaran data atau informasi.
3. Dengan penggunaan SOA dan Web Service pada sistem
E-Monitoring Manajemen Service Perencanaan Produksi
dapat mengintegrasikan dengan semua bagian yang telah
terhubung dengan sistem dan mempermudah pertukaran
data seperti pesanan barang hingga sampai perencanaan
produksi.
b. Saran
Saran penulis antara lain :
1. Dalam melakukan analisa dan perancangan menggunakan
prinsip-prinsip Service Oriented Architecture agar benar-
benar memperhatikan proses bisnis yang ada supaya
dihasilkan service yang dapat benar-benar independent.
2. Service yang dihasilkan dalam penelitian ini dapat
dikembangkan dengan perancangan SOA tahap lanjut
untuk menghasilkan enkapsulasi service yang
memungkinkan.
DAFTAR PUSTAKA
[1] M. Sidi Mustaqbal,Pengujian Aplikasi Menggunakan
Black Box Testing Boundary Value Analysis.
[2] Ahmad Rifai,Rancang Bangun Sitem Persediaan
(inventory) Dengan Model Software As A Service
Menggunakan Service Oriented Architecture.
[3] Dyah Ika Rinawati, Penerapan Strategi Marketing
Menggunakan Analisa SWOT dan Perancangan
Website (Studi Kasus: UD. Wayang).
[4] Devi Indra Kusumawardani, Perancangan Stategi
Pemasan Berdaya Saing Dengan Metode Analisis
SWOT dan AHP (STUDI KASUS PT.XY Malang).
[5] Nurmawati, Perancangan Produksi Pada Pembuatan
TIRE FOND DI PT. X.
[6] Neni Sahara Noerdin, Penerapan Sistem Informasi dan
Masalah Sosis-Teknis yang ditimbulkan.
[7] Prasetyo, J Hendro. Implementasi Service Oriented
Archtecture (SOA) menggunakan Teknologi Web
Services.
[8] S.A. Andika, “Penerapan Service Oriented Architecture
(SOA) dalam Proses Integrasi Sistem Informasi
Inventaris Laboratorium dan Sistem Informasi Laporan
Kerusakan Komputer pada Laboratorium STMIK
AMIKOM,” Jurnal Teknologi Informasi. ISSN: 1907-
2430. Vol X. No 30. November 2015.
[9] Muslih Muhamad, “Pengembangan E-Marketing
Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) Dengan
Menggunakan Metode Service Oriented Architecture
(SOA),” Tesis, Jakarta : Universitas Budi Luhur, 2015.
[10] R. Mita, “Membangun Sistem Informasi Monitoring
Data Inventory Di Vio Hotel Indonesia,” Jurnal Ilmiah
Komputer dan Informatika (KOMPUTA). ISSN : 2089-
9033. Vol 1. Edisi 1. Bandung, Februari 2014.
[11] S.W. Henry, A. Riska, M.F. Andi, A. Kurnia, “Sistem
Pendukung Keputusan Untuk Menentukan Penerima
Beasiswa Bank Bri Menggunakan Fmadm,” SNATI
2009. ISSN: 1907-5022. Yogyakarta, 20 Juni 2009.
[12] W.I. Nelly, dan S. Rani, “Kajian Sistem Monitoring
Dokumen Akreditasi Teknik Informatika Unikom,”
76 | V o l . 7 | N o . 0 1 | 2 0 1 9
JURNAL REKAYASA TEKNOLOGI NUSA PUTRA
Majalah Ilmiah UNIKOM. Vol 12. No 2. Program
Studi Teknik Informatika. Universitas Komputer
Indonesia.
[13] Few, Stephen, “Information Dashboard Design,”
O’Reily. ISBN: 0-596-10016-7. 2006.
[14] N. Ashok, et al. “SOA Practitioners’ Guide, Part 1:
Why Services-Oriented Architecture?,” Calgary: 2006.
[15] L. Anastasia, “Peran Sistem Informasi Manajemen
(SIM) Dalam Pengambilan Keputusan,” Jurnal STIE
Semarang. ISSN : 2252-7826. Vol 5. No 1. Februari
2013.
[16] Aradea, S.N. Rahmi, K.B. Beni, “Penerapan Service
Oriented Architecture Untuk Pembangunan Web Based
Learning,” Jurnal Penelitian Sitrotika. ISSN: 1693-
9670. Vol 9. No 2. Tasikmalaya: 2013.
[17] S. Dwi, S. Riyanarto, H. Victor, K. Yusuf,
“Perancangan Dan Pembangunan Perangkat Lunak
Berorientasi Arsitektur Servis (SOA) Dengan
Pendekatan Workflow Pada Domain Cash Bank Dan
General Ledger Erp,” Seminar Nasional Sistem
Informasi Indonesia. Surabaya, Desember 2013.
[18] W. Setyawan, “Enterprise Resource Planning (ERP)
Solusi Sistem Informasi Terintegrasi,” Jurnal
Teknologi Informasi DINAMIK. ISSN : 0854-9524. Vol
X. No 3. Universitas Stikubank Semarang, September
2005.
[19] T.S.Y. Inna, Soedjatmiko, dan H. Rudy, “Perancangan
Basis Data dan Layanan Akses Berbasis Service
Oriented Architecture (SOA) Untuk Dinas Kesehatan
Kabupaten Sleman,” Jurnal Buana Informatika. Vol 1.
No 1. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta, Januari
2010.
[20] D. Hartati, “Penerapan XML Web service Pada Sistem
Distribusi Barang,” Jurnal Generic. ISSN: 1907-4093.
Vol 6. No 2. pp. 61-70. Palembang: Juli 2011.
[21] Anonim.(2014). Wikipedia:Beasiswa,
http://id.wikipedia.org/wiki/Beasiswa (Diakses tanggal
10 Juli 2014).
[22] U.A. Algrina, “Bauran Pemasaran Pengaruhnya
Terhadap Keputusan Pembelian Mobil Daihatsu Pada
PT. Astra Internasional Manado,” Jurnal EMBA. ISSN
2303-1174. Vol 1. No 4. Manado: Desember 2013.
[23] Nurhayati, “Studi Perbandingan Metode Sampling
Antara Simple Random Dengan Stratified Random,”
Jurnal Basis Data. ICT Research Center UNAS. ISSN
1978-9483. Vol 3. No 1. Jakarta: Mei 2008.