Seediscussions,stats,andauthorprofilesforthispublicationat:http://www.researchgate.net/publication/224045377
DESIGNINGANDMAKINGLUNGSMICROSTRIPARRAYANTENNAFORGPSANDLTEAPLICATIONS
ARTICLE·JANUARY2012
DOWNLOADS
6,334
VIEWS
658
2AUTHORS,INCLUDING:
AndiAsmiPratiwiAmirullah
UniversitasHasanuddin
1PUBLICATION0CITATIONS
SEEPROFILE
Availablefrom:AndiAsmiPratiwiAmirullah
Retrievedon:22June2015
RANCANG BANGUN ANTENA LUNGS MICROSTRIP ARRAY
UNTUK APLIKASI GPS dan LTE
Andi Asmi Pratiwi ( D41107087 ) dan Nadhifah ( D41107060)
Jurusan Elektro Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Abstrak
Pada Tugas Akhir ini telah dirancang Antenna Lungs Microstrip Array yang ditujukan untuk aplikasi
nirkabel generasi lanjut yang memiliki polarisasi sirkular, khususnya untuk GPS-SAR dan LTE dan
mengimplementisakannya ke dalam bentuk prototipe. Perancangan menggunakan software Ansoft High Frequency
Structural Simulator (HFSS) v11. Selanjutnya, menganalisis hasil simulasi parameter yang dihasilkan, yaitu
Voltage Standing Wave Ratio (VSWR), koefisien refleksi (S11), pola radiasi, dan axial ratio (AR).
Untuk Aplikasi GPS, antena ini berbentuk lingkaran yang dicetak pada bahan dielektrik berbentuk
rectangular dengan dimensi L=495 mm, W=280 mm dengan jari-jari patch antena sebesar 120mm yang
kemudian dimodifikasi pada bentuk patch-nya sedangkan aplikasi LTE memiliki dimensi L=480 mm, W=300 mm
dengan jari-jari patch antenna sebesar 120mm.
Pada perancangannya antena Lungs Microstrip Array untuk aplikasi GPS beroperasi pada frekuensi 1.2
GHz dan menghasilkan S11= -17.96 dan VSWR = 1.28. Sedangkan untuk aplikasi LTE, beroperasi pada frekuensi
1.96 GHz dengan S11= -10.4 dB dan VSWR = 1.85. Di samping itu, dengan menggunakan HFSS v.11, didapatkan
nilai axial ratio sebesar 2.3 dB untuk aplikasi GPS dan axial ratio sebesar 3 dB untuk aplikasi LTE.
Kata Kunci : GPS-SAR, LTE, Antena Array, Microstrip, Pola Radiasi, S11, VSWR, Axial Ratio
I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Saat ini perkembangan teknologi nirkabel
mengalami kemajuan yang sangat pesat. Di masa
yang akan datang diperkirakan komunikasi data
akan lebih banyak membutuhkan perhatian khusus
karena kebutuhan tersebut akan jauh lebih
meningkat daripada layanan suara. Karena itu, saat
ini sedang dikembangkan teknologi akses dan
sistem lainnya yang akan mampu menyesuaikan
dengan kebutuhan tersebut. Namun, seharusnya
perlu juga diberi perhatian lebih pada perancangan
antena yang mampu melayani kebutuhan pada
sistem komunikasi nirkabel tersebut.
I.2. Perumusan Masalah
Permasalahan yang dijadikan sebagai fokus
studi dalam penelitian terkait rancang bangun
antena ini akan mencakup beberapa hal yaitu :
1. Menentukan beberapa parameter dari Antena
Microstrip Array yang bekerja di frekuensi 1.2
GHz dan 1.96 GHz.
2. Mendesain Antena Microstrip Array yang
optimal dan cocok untuk aplikasi GPS-SAR
dan LTE sesuai dengan parameter dan
karakteristik yang diinginkan dengan
menggunakan software High Frequency System
Simulator 11 (HFSS 11).
3. Membuat prototype Antena Microstrip Array
yang optimal dan cocok untuk aplikasi GPS-
SAR dan LTE sesuai dengan hasil desain
dengan menggunakan software High Frequency
System Simulator 11 (HFSS 11).
4. Menganalisis dan mengevaluasi parameter S11,
VSWR, pola radiasi, dan Axial Ratio dari hasil
simulasi Antena Microstrip Array di frekuensi
1.2 GHz dan 1.96 GHz.
I.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
1. Mendesain antena Microstrip Array untuk
aplikasi GPS-SAR dan LTE sesuai dengan
karakteristik antena yang diinginkan dengan
menggunakan software High Frequency
Structure Simulator 11 (HFFS v11) yang
beroperasi pada frekuensi 1.2 GHz dan 1.96
GHz.
2. Mendapatkan karakteristik antena berupa S11,
VSWR, pola radiasi, dan Axial Ratio .
3. Mengimplementasikan desain antena
Microstrip Array ke dalam bentuk fisik
4. Mengukur karateristik Prototype yang telah
dibuat.
5. Membandingkan dan menganalisis karakteristik
antara desain antena dengan Prototype antena
yang telah dibuat.
I.4. Batasan Masalah
Berdasarkan perumusan-perumusan masalah
dan tujuan penelitian di dalam tahap perancangan
antena ini, dan untuk menentukan arah studi
terkait, maka akan dibatasi sejumlah hal dalam
penelitian ini yakni diantaranya :
1. Perancangan desain Antena Microstrip Array
yang sesuai dengan parameter dan karakteristik
yang bekerja di frekuensi 1.2 GHz dan 1.96
GHz dengan menggunakan software HFSS v11.
2. Parameter yang dianalisis dan dievaluasi yaitu
S11, VSWR, pola radiasi, dan axial ratio dari
hasil simulasi dan pengukuran desain Antena
Microstrip Array di frekuensi 1.2 GHz dan 1.96
GHz.
3. Pembuatan protipe menggunakan bahan dan
alat yang tersedia umum di pasaran. Untuk
Antena Microstrip Array mengggunakan PCB
dengan bahan FR4 Epoxy dan mempunyai
ketebalan 1.6 mm.
I.5. Metodologi Penelitian
Tahapan-tahapan yang ditempuh dalam
penelitian untuk penyusunan Tugas Akhir ini
dimulai dengan studi pustaka menggunakan
beberapa literatur berupa buku-buku teks dan
jurnal internasional yang relevan dengan
permasalahan yang dikaji dan software yang
digunakan. Mengacu pada hasil studi pustaka,
ditentukan frekuensi kerja (fo), permitivitas relatif
(εr), ketebalan dielectric(h), dan impedansi input
(Zo). Berdasarkan dimensi yang telah ditentukan,
dihitung dimensi patch. Langkah selanjutnya
adalah perancangan dan simulasi menggunakan
software Ansoft High Frequency Structural
Simulator (Ansoft HFSS) v11. Hasil simulasi yang
optimal selanjutnya dibuat dalam bentuk sebuah
prototipe sebagai bahan analisis untuk
perbandingan antara simulasi menggunakan
softwareAnsoft HFSS v11 dengan hasil pengujian
prototipe. Tahapan akhir yang dilakukan adalah
membuat simpulan mengenai hasil yang dicapai
pada penelitian.
I.5.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu penelitian pada studi ini dimulai
sejak November 2010 sampai Januari 2012
bertempat di Laboratorium Telematika Jurusan
Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Hasanuddin.
I.5.2 Objek Penelitian
Objek penelitian pada studi ini adalah
Antena Microstrip Array untuk aplikasi GPS-
SAR pada frekensi 1.2 GHz dan aplikasi LTE
pada frekuensi 1.96 GHz.
I.5.3 Teknik Penelitian
a. Jenis Penelitian
Pada studi dihitung dimensi antena yang
sesuai dengan frekuensi yang digunakan
kemudian melakukan langkah modifikasi pada
software Ansoft HFSS v11. Selain itu juga
melakukan pengujian prototipe dengan
menggunakan alat Vector Network Analyzer
E5017C dan Antenna Trainer ED-3200.
b. Alat dan Bahan
Perancangan Antena Microstrip menggunakan
beberapa alat dan bahan antara lain :
1. Printed Circuit Board (PCB) dual Layer.
2. SMA Connector
3. Vector Network Analyzer E5017C
4. Antenna Trainer ED-3200
5. Soldering Tools
6. Ferrite Chloride
7. Software Ansoft HFSS v11
8. Software PCAAD 5
9. Software AutoCAD 2009
10. Sofware Matlab R2008a.
c. Teknik Pengolahan Data
Pada studi ini, diperoleh nilai parameter
koefisien refleksi (S11), Voltage Standing
Wave Ratio (VSWR) serta pola radiasi
menggunakan software Ansoft HFSS v11.
Hasil simulasi dianalisa berdasarkan referensi
dari beberapa hasil penelitian dan jurnal-
jurnal internasional. Selanjutnya data yang
diperoleh divalidasi menggunakan software
MATLAB R2008a. Proses validasi dilakukan
dengan membandingkan data yang diperoleh
dari hasil simulasi dengan hasil pengujian
prototipe. Dari hasil perbandingan, dianalisis
dan dibuat simpulan.
I.6. Sistematika Penulisan
Laporan Tugas Akhir ini disusun dengan
menggunakan sistematika sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Merupakan bab yang membahas tentang latar
belakang penulisan, rumusan masalah, tujuan
penulisan, batasan masalah, metodologi penelitian,
serta sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Merupakan bab yang membahas tentang teori,
fungsi, struktur dan bagian-bagian mengenai
antena untuk aplikasi GPS-SAR dan LTE.
BAB III PERANCANGAN DAN
PEMBUATAN ANTENA ARRAY
Merupakan bab yang membahas tentang metode-
metode yang digunakan dalam perancangan
Antena Lungs Microstrip Array untuk aplikasi
GPS-SAR dan LTE.
BAB IV UNJUK KERJA ANTENA LUNGS
MICROSTRIP ARRAY
Merupakan bab yang membahas tentang hasil
perancangan Antena Lungs Microstrip Array untuk
aplikasi GPS-SAR dan LTE.
BAB V PENUTUP
Merupakan bab yang membahas tentang
kesimpulan dari uraian keseluruhan isi bab dan
saran-saran yang perlu dikemukakan.
II. LANDASAN TEORI
II.1 UMUM
Pada bab ini dijelaskan tentang Next
Generation Network dan pengenalan antena yaitu
parameter-parameter antena yang meliputi
parameter S, Voltage Standing Wave Ratio
(VSWR), pola radiasi antena, lebar beam
(beamwidth), keterarahan (directivity), penguatan
(gain), lebar pita (bandwidth), polarisasi,
impedansi input. Dan kemudian akan dijelaskan
juga mengenai Antena Microstrip dan Antena
Microstrip Array.
II.2 NEXT GENERATION NETWORK
Dalam era perkembangan teknologi informasi
dan komunikasi yang demikian cepat, masyarakat
modern memerlukan adanya sarana komunikasi
yang handal dan canggih. Sarana komunikasi yang
dibutuhkan tersebut harus berorientasi untuk
memenuhi kebutuhan layanan yang berlaku tidak
hanya saat ini, namun juga diorientasikan untuk
memenuhi kebutuhan layanan di masa mendatang.
[ 18]
Di samping itu berkembangnya jaringan
komunikasi bergerak dan permintaan yang tumbuh
dengan cepat terhadap komunikasi personal,
menyebabkan kebutuhan akan mobilitas tinggi
dalam berkomunikasi akan tumbuh makin kuat
diantara pengguna jasa telekomunikasi. Maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa Next Generation
Network (NGN) harus mampu mendukung
karakteristik sistem komunikasi bergerak, dengan
terminal yang portable dan memenuhi persyaratan
komunikasi bergerak yang ada.[18 ]
II.3 GPS ( GLOBAL POSISSION SYSTEM )
Global Positioning Sistem (GPS) adalah sebuah
sistem navigasi radio yang sangat luas, yang
terbentuk dari kumpulan 24 satelit dan stasiun
monitornya di bumi. Ada 5 stasiun monitor yaitu :
Hawaii, Ascension Island, Diego Garcia,
Kwajalein, and Colorado Springs. Stasiun ini
bertugas mengawasi kedudukan satelit – satelit di
luar angkasa dan operasionalnya.
Satelit-satelit tersebut mengirimkan sinyal ke
pesawat penerima GPS. Pesawat penerima GPS
sendiri telah dibuat sekecil mungkin dan sangat
ekonomis. [20]
II.4 LTE (LONG TERM EVOLUTION)
LTE didefinisikan dalam standar 3GPP (Third
Generation Partnership Project) release 8 dan juga
merupakan evolusi teknologi 1xEV-DO sebagai
bagian dari roadmap standar 3GPP2. Teknologi ini
diklaim dirancang untuk menyediakan efisiensi
spektrum yang lebih baik, peningkatan kapasitas
radio, latency dan biaya operasional yang rendah
bagi operator serta layanan mobile broadband
kualitas tinggi untuk para pengguna.[17]
II.5 TERMINOLOGI ANTENA
Antena (antenna atau areal) didefinisikan
sebagai suatu struktur yang berfungsi sebagai
media transisi antara saluran transmisi atau
pemandu gelombang dengan udara, atau
sebaliknya. Karena merupakan perangkat perantara
antara saluran transmisi dan udara, maka antena
harus mempunyai sifat yang sesuai (match) dengan
saluran pencatunya.[21]
Secara umum, antena dibedakan menjadi antena
isotropis, antena omnidirectional, antena
directional, antena phase array, antena optimal
dan antena adaptif. Antena isotropis (isotropic)
merupakan sumber titik yang memancarkan daya
ke segala arah dengan intensitas yang sama,
seperti permukaan bola. Antena ini tidak ada
dalam kenyataan dan hanya digunakan sebagai
dasar untuk merancang dan menganalisa struktur
antena yang lebih kompleks. Antena
omnidirectional adalah antena yang
memancarkan daya ke segala arah dan bentuk pola
radiasinya digambarkan seperti bentuk donat
(doughnut) dengan pusat berimpit. Antena ini ada
dalam kenyataan dan dalam pengukuran sering
digunakan sebagai pembanding terhadap antena
yang lebih kompleks. Contoh antena ini adalah
antena dipole setengah panjang gelombang.
Antena directional merupakan antena yang
memancarkan daya ke arah tertentu. Gain antena
ini relatif lebih besar dari antena omnidirectional.
[21]
II.6 PARAMETER-PARAMETER ANTENA
Untuk menggambarkan unjuk kerja suatu
antena, sangat penting untuk memahami
parameter-parameter antena. Beberapa parameter
saling berhubungan dan tidak semua perlu
ditentukan untuk gambaran keseluruhan dari
kinerja antena. Jenis parameter-parameter antena
menurut IEEE Standard Definition of Terms for
Antennas, yaitu pola radiasi, intensitas radiasi,
lebar beam (beamwidth), keterarahan (directivity),
penguatan (gain), lebar pita (bandwidth),
polarisasi, dan impedansi input [1]. Parameter lain
yang turut menentukan keberhasilan unjuk kerja
antena yaitu Voltage Standing Wave Ratio
(VSWR), dan koefisien refleksi (S11).
III. PERANCANGAN DAN PEMBUATAN
ANTENA ARRAY
Secara umum, alur diagram research framework
perancangan antena microstrip array
diilustrasikan pada Gambar III.1
Gambar III.1 Framework perancangan Antena Microstrip
Array
Kualitas Pengukuran
Baik ?
Prototipe / Modifikasi
Selesai
Mulai
Studi Pustaka
Menentukan Parameter
Antena Microstrip untuk
GPS-SAR dan LTE
1. Frekuensi Kerja (fo)
2. Konstanta Dielektrik (εr)
3. Ketebalan Dielektrik (h)
4. Dimensi Patch (R)
5. Impedansi Input (Zo)
Mengatur Parameter Antena Array
Membuat Desain Antena Microstrip Array
Simulasi dengan HFSS untuk Mendapatkan Parameter
Koefisien Refleksi (S11), Voltage Standing Wave Ratio
(VSWR), dan Pola Radiasi
Menghitung Dimensi Antena Microstrip
III.1 PERANCANGAN ANTENA MICROSTRIP
ARRAY UNTUK APLIKASI GPS-SAR
Antena Lungs Microstrip Array yang
dirancang ini berfungsi sebagai antena untuk
Global Posision System-Sinthetic Apperture Radar
(GPS-SAR). Perancangan Antena Lungs
Microstrip Array melewati tiga tahapan utama.
Pertama, menentukan spesifikasi dan dimensi
desain antena Lungs Microstrip Array. Kedua
adalah perancangan dengan software Ansoft HFSS
v.11 hingga diperoleh hasil yang diharapkan.
Ketiga adalah proses pembuatan prototipe untuk
menguji keberhasilan perancangan.
III.1.1 Perancangan awal Lung Microstrip Antenna
Parameter penting dalam mendesain antena
microstrip, yaitu :
Frekuensi operasi (fo) : Frekuensi resonansi dari
antena adalah 1.2 GHz dan 1.96 GHz.
Permitivitas relatif (εr) : Bahan dielektrik yang
dipakai dalam desain ini adalah FR4-Epoxy yang
memiliki εr = 4.4. Pemilihan bahan substrat ini
berdasarkan kemudahan memperolehnya, karena
sering digunakan untuk produksi massal produk-
produk konsumer elektronik. Sedangkan untuk
patch dan ground plane menggunakan Perfect
Electric Conductor (PEC) dengan εr = 1.
Tebal substrat dielektrik (h) : Bahan substrat
dielektrik yang digunakan memiliki ketebalan 1.6
mm. Alasan pemilihan dimensi ini adalah karena
banyak tersedia di pasaran sehingga lebih mudah
diperoleh.
Dimensi patch (a) : Patch terbentuk dari
beberapa bentuk patch yang di-substrate.
Dimensi patch diperoleh dari hasil perhitungan
matematis sesuai dengan rumus perhitungan
jari-jari antenna circular patch. Kemudian
dilakukan langkah modifikasi untuk memperoleh
hasil yang optimal.
Impedansi : Impedansi Input yang digunakan
dalam perancangan Antena Microstrip ini sebesar
50 Ω.
Dengan asumsi awal tebal substrat h = 1.6 mm,
εr = 4.4 dan fo = 1.2 GHz, dilakukan perancangan
desain dengan merujuk pada persamaan ( II.20) :
[ ( ) ]
III.1.2 Perancangan Akhir Antena Lungs Microstrip
Array
Hal yang penting dalam mendesain sebuah Antena
Microstrip Array adalah sebagai berikut:
Jarak antar elemen microstrip. Jarak antar
elemen dipilih yaitu sebesar λ/8. Jarak tersebut
dipilih karena untuk mengurangi efek dari
grating lobe.
Panjang feeder yang dipilih adalah λ/4 dan λ/2.
Konfigurasi Feeder Array yang digunakan
adalah parallel feed array. Konfigurasi ini
menggunakan power splitter yang berfungsi
membagi daya untuk impedansi 50 Ω pada
feeder.
Lebar feeder antara elemen adalah 0.68 mm.
Lebar feeder untuk Antena Microstrip Array
adalah 3mm. Kedua lebar feeder ini diperoleh
dari software PCAAD 5
Dengan asumsi awal penggunaan konfigurasi
λ/4 impedance transformer lines yang
menyesuaikan impedansi feeder elemen 100 Ω
dengan feeder antena 50 Ω, dilakukan
perancangan desain dengan merujuk pada
software PCAAD. Berdasarkan Software
tersebut, diperoleh lebar feeder elemen = 0.68
mm dan lebar feeder antenna = 3 mm. Panjang
feeder elemen adalah λ/8 = 31.25 mm. Dari
hasil perhitungan diperoleh gambar seperti pada
Gambar III.9.
Gambar III.9 Struktur Desain Akhir Antena Lungs Microstrip
Array
0.01
0.02
0.03
0.04
90
60
30
0
-30
-60
-90
-120
-150
-180
150
120
Ansoft Corporation HFSSDesign1Radiation Pattern 2
Curve Info
GainTotal
Setup1 : LastAdaptive
-24.00
-18.00
-12.00
-6.00
90
60
30
0
-30
-60
-90
-120
-150
-180
150
120
Ansoft Corporation HFSSDesign1Radiation Pattern 1
Curve Info
dB10normalize(GainTotal)
Setup1 : LastAdaptive
1.00 1.50 2.00 2.50 3.00Freq [GHz]
-25.00
-20.00
-15.00
-10.00
-5.00
-0.00
5.00
dB
(S(L
um
pP
ort
1,L
um
pP
ort
1))
Ansoft Corporation HFSSDesign1XY Plot 1
m 1
Curve Info
dB(S(LumpPort1,LumpPort1))
Setup1 : Sw eep1
Name X Y
m1 1.2000 -17.9697
1.00 1.50 2.00 2.50 3.00Freq [GHz]
-60.00
-50.00
-40.00
-30.00
-20.00
-10.00
0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
VS
WR
(Lu
mp
Po
rt1
)
Ansoft Corporation HFSSDesign1XY Plot 3
m 1
Curve Info
VSWR(LumpPort1)
Setup1 : Sw eep1
Name X Y
m1 1.2000 1.2892
0.01
0.02
0.03
0.04
90
60
30
0
-30
-60
-90
-120
-150
-180
150
120
Ansoft Corporation HFSSDesign1Radiation Pattern 2
Curve Info
GainTotal
Setup1 : LastAdaptive
-24.00
-18.00
-12.00
-6.00
90
60
30
0
-30
-60
-90
-120
-150
-180
150
120
Ansoft Corporation HFSSDesign1Radiation Pattern 1
Curve Info
dB10normalize(GainTotal)
Setup1 : LastAdaptive
III.1.3 Simulasi Rancangan Akhir Antena Lungs
Microctrip Array
Secara umum, dalam perancangan antena
ini, unjuk kerja antena hasil simulasi ditinjau
dari 4 parameter, antara lain:
Koefisien Refleksi (S11)
Voltage Standing Wave Ratio (VSWR)
Pola Radiasi, dan
Axial Ratio (AR)
Nilai S11 dan VSWR menunjukkan
kemampuan antena yang dirancang mampu bekerja
pada frekuensi yang diinginkan sedangkan nilai
axial ratio (AR) menunjukkan kemampuan
antenna memiliki polarisasi melingkar. Antena
dianggap bekerja dengan baik pada frekuensi
tertentu jika S11 menunjukkan nilai di bawah -10
dB dan VSWR di bawah 2. Sementara,
karakteristik polarisasi melingkar dari antena dapat
diketahui dari unjuk kerja dengan nilai axial ratio
≤ 3 dB. Dengan desain akhir perancangan antenna
seperti Gambar III.9 di atas, diperoleh hasil
simulasi karakteristik dan unjuk kerja antena
sebagai berikut:
III.1.3.1 Koefisien Refleksi (S11)
Gambar III.10 Plot S11 Simulasi hasil akhir Antena Lungs
Microstrip Array
Gambar III.10 menunjukkan hasil simulasi
akhir dari antena Microstrip Array yang
merupakan hasil modifikasi bentuk patch. Dapat
diperhatikan bahwa koefisien refleksi (S11) sesuai
dengan hasil yang diharapkan. Dengan acuan -10
dB, antena ini bekerja pada frekuensi 1.2 GHz
dengan lebar pita 1.12 GHz hingga 1.24 GHz.
III.1.3.2 Voltage Standing Wave Ratio (VSWR)
Gambar III.11 Plot VSWR Simulasi Akhir Antena Lungs
Microstrip Array
Nilai VSWR yang ditunjukkan pada Gambar
III.11 menunjukkan unjuk kerja yang memenuhi
standar antenna bekerja dengan baik pada
frekuensi 1.2GHz dengan nilai ≤ 2.
III.1.3.3 Pola Radiasi
Pada Gambar III.12 diperlihatkan pola radiasi
dari dimensi akhir Antena Lungs Microstrip Array.
Pada bidang azimuth, pola radiasinya berbentuk
lingkaran dan pada bidang elevation pola
radiasinya berbentuk angka 8 sehingga disebut
pola radiasi omni directional.
Pada bidang Azimutal, di sudut 0o nilai gain
ternormalisasi adalah 0 dB dan pada sudut 90o
nilai gain ternormalisasi adalah -12.774 dB.
Sedangkan pada bidang Elevation, di sudut 0o nilai
gain ternormalisasi adalah -0.087 dB dan pada
sudut 90o nilai gain ternormalisasi adalah
-7.949 dB.
Pola radiasi dalam dua dimensi diperlihatkan
pada Gambar III.12 (a) dan Gambar III.12 (b). dan
dalam 3 dimensi diperlihatkan pada Gambar III.13.
(a) (b)
Gambar III.12 Pola radiasi dua dimensi untuk Antena Lungs
Microstrip Array (a) Medan Listrik (b) Medan Magnet
Gambar III.13 Pola Radiasi Tiga Dimensi untuk Antena
Lungs Microstrip Array
Pada Gambar III.13 menunjukkan pola radiasi
3 dimensi. Pancaran pola radiasi maksimum
berwarna merah, sedangkan pancaran pola radiasi
mínimum berwarna biru.
III.1.3.4 Axial Ratio ( AR )
Gambar III.14 Plot AR Simulasi Akhir Antena Lungs
Microstrip Array
Axial Ratio pada plot di atas menentukan
performansi polarisasi melingkar dari antena hasil
perancangan pada frekuensi 1.2 GHz.
III.2 PERANCANGAN ANTENA LUNGS
MICROSTRIP ARRAY untuk APLIKASI LTE
Antena Lungs Microstrip Array yang akan
dirancang ini berfungsi sebagai antena untuk 4G
Long Term Evolution (LTE). Perancangan Antena
Lungs Microstrip Array akan melewati tiga tahap
utama. Pertama, menentukan spesifikasi dan
dimensi desain Antena Lungs Microstrip Array.
Kedua adalah perancangan dengan software Ansoft
HFSS v.11 hingga diperoleh hasil yang
diharapkan. Ketiga adalah proses pembuatan
prototipe untuk menguji keberhasilan perancangan.
III.2.1 Perancangan Akhir Antena Lungs Microstrip
Array
Hal yang penting dalam mendesain sebuah
Antena Microstrip Array adalah sebagai
berikut:
Jarak antar elemen microstrip. Jarak antar
elemen dipilih yaitu sebesar λ/8. Jarak tersebut
dipilih karena untuk mengurangi efek dari
grating lobe.
Panjang feeder yang dipilih adalah λ/4 dan λ/2.
Konfigurasi Feeder Array yang digunakan
adalah parallel feed array. Konfigurasi ini
menggunakan power splitter yang berfungsi
membagi daya untuk impedansi 50 Ω pada
feeder.
Lebar feeder antara elemen adalah 0.7mm.
Lebar feeder untuk Antena Microstrip Array
adalah 3mm. Kedua lebar feeder ini diperoleh
dari hasil software PCAAD.
Dengan asumsi awal penggunaan konfigurasi
λ/4 impedance transformer lines yang
menyesuaikan impedansi feeder elemen 100 Ω
dengan feeder antena 50 Ω, dilakukan
perancangan desain dengan merujuk pada software
PCAAD. Berdasarkan Software tersebut, diperoleh
lebar feeder elemen = 0.7 mm dan lebar feeder
antenna = 3 mm. Panjang feeder elemen adalah λ/8
= 19.125 mm. Hasil dimensi Akhir diperoleh tabel
seperti Tabel III.6. Dan diperoleh gambar III.23.
Gambar III.22 Struktur desain akhir Antena Lungs
Microstrip Array
III.2.2 Simulasi Rancangan Akhir Antena Lungs
Microctrip Array
Secara umum, dalam perancangan antenna ini,
unjuk kerja antenna hasil simulasi ditinjau dari 4
parameter, antara lain:
Koefisien Refleksi (S11)
Voltage Standing Wave Ratio (VSWR)
1.00 1.50 2.00 2.50 3.00Freq [GHz]
0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
dB
(Axia
lRa
tio
Va
lue
)
Ansoft Corporation HFSSDesign1XY Plot 2
m 1
Curve Info
dB(AxialRatioValue)
Setup1 : Sw eep1Name X Y
m1 1.2000 2.3039
0.08
0.16
0.24
0.32
90
60
30
0
-30
-60
-90
-120
-150
-180
150
120
Ansoft Corporation HFSSDesign1Azimuth
Curve Info
GainTotal
Setup1 : LastAdaptive
1.00 1.50 2.00 2.50 3.00Freq [GHz]
0.00
5.00
10.00
15.00
VS
WR
(W
ave
Po
rt1
)
Ansoft Corporation HFSSDesign1VSWR
m 1
Curve Info
VSWR(WavePort1)
Setup1 : Sw eep1
Name X Y
m1 1.9600 1.8583
-28.00
-21.00
-14.00
-7.00
90
60
30
0
-30
-60
-90
-120
-150
-180
150
120
Ansoft Corporation HFSSDesign1Elevation
Curve Info
dB10normalize(GainTotal)
Setup1 : LastAdaptive
1.00 1.50 2.00 2.50 3.00Freq [GHz]
-35.00
-30.00
-25.00
-20.00
-15.00
-10.00
-5.00
0.00
dB
(S(W
ave
Po
rt1
,Wa
ve
Po
rt1
))
Ansoft Corporation HFSSDesign1S11
m 1
Curve Info
dB(S(WavePort1,WavePort1))
Setup1 : Sw eep1
Name X Y
m1 1.9600 -10.4496
Pola Radiasi, dan
Axial Ratio (AR)
Nilai S11 dan VSWR menunjukkan
kemampuan antenna yang dirancang mampu
bekerja pada frekuensi yang diinginkan sedangkan
nilai axial ratio (AR) menunjukkan kemampuan
antenna memiliki polarisasi melingkar. Antena
dianggap bekerja dengan baik pada frekuensi
tertentu jika S11 menunjukkan nilai di bawah -10
dB dan VSWR di bawah 2. Sementara,
karakteristik polarisasi melingkar dari antena dapat
diketahui dari unjuk kerja dengan nilai axial ratio ≤
3 dB. Dengan desain akhir perancangan antenna
seperti Gambar III.23 di atas, diperoleh hasil
simulasi karakteristik dan unjuk kerja antenna
sebagai berikut.
III.2.2.1 Koefisien Refleksi (S11)
Gambar III.23 Plot S11 Simulasi akhir Antena Lungs
Microstrip Array
Gambar III.3 menunjukkan hasil simulasi
akhir dari antena Microstrip Array yang
merupakan hasil modifikasi bentuk patch. Dapat
diperhatikan bahwa koefisien refleksi (S11) sesuai
dengan hasil yang diharapkan. Dengan acuan -10
dB, antena ini bekerja pada frekuensi 1.96 GHz
dengan lebar pita 1.92 GHz hingga 2.02 GHz
III.2.3.2 Voltage Standing Wave Ratio (VSWR)
Gambar III.24 Plot VSWR Simulasi Akhir Antena Lungs
Microstrip Array
Nilai VSWR yang ditunjukkan pada Gambar
III.24 menunjukkan unjuk kerja yang memenuhi
standar antenna bekerja dengan baik pada
frekuensi 1.96 GHz dengan nilai ≤ 2.
III.2.3.3 Pola Radiasi Dimensi
Pada Gambar III.25 diperlihatkan pola radiasi
dari dimensi akhir Antena Microstrip. Pada bidang
azimuth, pola radiasinya hampir menyerupai
lingkaran dan pada bidang elevation pola
radiasinya berbentuk 2 buah angka 8 hanya saja
memiliki lobe yang tidak diinginkan.
Pada bidang Azimutal, di sudut 0o nilai gain
ternormalisasi adalah -14.425 dB dan pada sudut
90o nilai gain ternormalisasi adalah -10.769 dB.
Sedangkan pada bidang Elevation, di sudut 0o nilai
gain ternormalisasi adalah -11.309 dB dan pada
sudut 90o nilai gain ternormalisasi adalah
-7.762 dB.
Pola radiasi dalam dua dimensi diperlihatkan pada
Gambar III.25 (a) dan Gambar III.25 (b). dan dala
3 dimensi diperlihatkan pada Gambar III.26
(a) (b)
Gambar III.25 Pola radiasi dua dimensi untuk Antena Lungs
Microstrip Array (a) Medan Magnet (b) Medan Listrik
Gambar III.26 Pola radiasi tiga dimensi untuk Antena Lungs
Microstrip Array
Gambar III.26 menunjukkan pola radiasi 3 dimensi.
Pancaran pola radiasi maksimum berwarna merah,
1.00 1.50 2.00 2.50 3.00Freq [GHz]
0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
dB
(A
xia
lRa
tio
Va
lue
)
Ansoft Corporation HFSSDesign1AR
m 1
Curve Info
dB(AxialRatioValue)
Setup1 : Sw eep1
Name X Y
m1 1.9600 2.2908
sedangkan pancaran pola radiasi minimum berwarna
biru.
III.2.3.4 Axial Ratio ( AR )
Gambar III.27 Plot AR Simulasi Akhir Antena Lungs
Microstrip Array
Axial Ratio pada plot di atas menentukan
performansi polarisasi melingkar dari antenna hasil
perancangan pada frekuensi 1.96 GHz.
III.3 PEMBUATAN PROTOTIPE ANTENA
LUNGS MICROSTRIP ARRAY Berdasarkan hasil perancangan pada software
Ansoft HFSS v.11 seperti pada Gambar III.9 dan
Gambar III.22, maka dibuat prototipe Antena
Microstrip Array Model lungs.
Antena Microstrip ini merupakan potongan
(patch) logam yang biasanya terbuat dari tembaga
yang dicetak tipis pada dasar dielektrik yang
ditanahkan. Patch sebagai pelat yang meradiasikan
daya dari sebuah dielectric dengan ketebalan h.
Ground plane dan patch dihubungkan oleh sebuah
SMA Connector yang biasanya terbuat dari bahan
tembaga. Teknik feeding yang digunakan dalam
perancangan ini adalah Microstrip line.
Adapun tahap-tahap yang dilakukan adalah sebagai
berikut :
Meng-convert model desain sesuai Gambar
III.9 dan Gambar III.22 pada software Auto Cad
2009
Desain yang diperoleh berdasarkan hasil
perancangan pada software Ansoft HFSS v11
selanjutnya dibuat layout pada Printed Circuit
Board (PCB).
Gambar III.28 Hasil Lay Out Desain Antena Lungs
Microstrip Array untuk aplikasi GPS-SAR
Gambar III.29 Hasil Lay Out Desain Antena Lungs
Microstrip Array untuk aplikasi LTE
Men-sablon PCB sesuai model yang telah
dibuat dengan menggunakan Software
AutoCad 2009
Mengeringkan PCB yang telah disablon.
Setelah hasil sablon didapatkan, maka dilakukan
tahap pembuatan prototipe. Bahan dan alat yang
digunakan meliputi PCB FR4-Epoxy dual layer,
tinta sablon, , software Auto Cad 2009, SMA
Connector, timah, Ferrite Chloride / pelarut PCB,
dan solder.
Tahap-tahap yang dilakukan dalam pembuatan
prototipe Antena Microstrip sebagai berikut :
Melarutkan Ferrite Chloride dengan
menggunakan air panas dalam suatu wadah.
Merendam desain yang telah tersablon dalam
larutan tersebut selama ± 15 menit hingga
daerah yang tidak tersablon terangkat.
Mengangkat PCB dari larutan kemudian
mencucinya dengan air hangat. Selanjutnya,
menggosok bagian PCB yang tersablon dengan
menggunakan ampelas halus.
Memasang SMA Connector pada ujung PCB,
kemudian mensolder bagian atas dan bawah
PCB untuk dilekatkan dengan SMA Connector.
Berikut merupakan hasil prototipe antena Lungs
Microstrip Array yang telah dibuat melalui
tahapan-tahapan yang telah dijelaskan sebelumnya.
Gambar III.30 Hasil rancangan prototipe Antena Lungs
Microstrip Array untuk aplikasi GPS-SAR
Gambar III.31 Hasil rancangan prototipe Antena Lungs
Microstrip Array untuk aplikasi LTE
IV. UNJUK KERJA ANTENA LUNGS
MICROSTRIP ARRAY
Setelah proses perancangan dan pembuatan
antena, perlu dilakukan pengujian untuk menilai
unjuk kerja keberhasilan perancangan suatu antena.
Dalam mengujinya, diperlukan beberapa
parameter. Parameter tersebut antara lain adalah
koefisien refleksi (S11), Voltage Standing Wave
Ratio (VSWR), pola radiasi berdasarkan sudut
pandang dua dimensi (2D). Beberapa hal yang
perlu diperhatikan dalam pengujian ini adalah:
Salah satu karakteristik Antena Microstrip yaitu
memiliki penguatan yang kecil.
Pengukuran dilakukan bukan di dalam ruangan
yang bebas interferensi (anechoic chamber)
sehingga pengaruh interferensi tidak dapat
dihindari pada saat melakukan pengujian
kinerja prototipe.
Antena Microstrip ini menggunakan Antenna
Trainner System ED-3200 sebagai main
controller-nya.
Transmitter yang digunakan adalah Monopole
Antenna 2 GHz.
IV.1 Alat Ukur Pengujian Rancang Bangun Sistem-
Sistem Antena
Beberapa karakteristik antena yang akan diukur
yaitu S11, VSWR, dan pola radiasi. Alat ukur yang
digunakan adalah Vector Network Analyzer ENA
E5071C dan ED 3200. Vector Network Analyzer
ENA E5071C
IV.2 KONFIGURASI PENGUKURAN
Untuk pengukuran koefisien refleksi (S11) ,
Voltage Standing Wave Ratio (VSWR) dan pola
radiasi menggunakan Vector Network Analyzer
5017C. Pertama – tama saluran dari prototipe
antenna Lungs Microstrip Array dan Circular
Waveguide dihubungkan dan dikalibrasi pada
Vector Network Analyzer. 5017C (untuk keadaan
open circuit, short circuit dan load).
Sedangkan untuk pengukuran pola radiasi,
prototipe Antena Lung Microstrip Array
bertindak sebagai receiver dan yang bertindak
sebagai transmitter adalah antena Monopole 2
GHz. Pengukuran ini dilakukan dalam dua kondisi
yaitu, kondisi pengukuran pola radiasi medan
listrik dan kondisi pengukuran pola radiasi
medan magnet. Pengukuran ini dilakukan dengan
merotasi tower antena penerima secara otomatis
melalui kontrol PC 3600 dan pengambilan data
dilakukan setiap kenaikan 1o.
IV.3 PENGUKURAN PROTOTIPE ANTENA
LUNGS MICROSTRIP ARRAY
IV.3.1 PENGUKURAN GPS
IV.3.1.1 Koefisien Refleksi (S11)
Berdasarkan hasil pengukuran yang
ditunjukkan pada Gambar IV.3, antena Microstrip
memiliki koefisien refleksi (S11) sesuai dengan
hasil yang diharapkan yaitu -12.032 dB. Dengan
acuan -10 dB, antena Microstrip ini bekerja di
frekuensi 1.2 GHz dengan lebar pita dari 1.19 GHz
hingga 1.27 GHz.
Gambar IV.3 Koefisien Refleksi (S11) hasil pengukuran
antenaLungs Microstrip Array
IV.3.1.2 Voltage Standing Wave Ratio (VSWR)
Gambar IV.5 VSWR untuk pengukuran Antena Lungs
Microstrip Aray
VSWR pada Gambar IV.5 yang merupakan
hasil pengukuran antena hasil prototipe Lungs
Microstrip Array. VSWR dari hasil pengukuran
telah memberikan nilai yang ideal (VSWR ≤ 2).
Pada frekuensi 1.2 GHz menujukkan nilai 1.6955.
Perbandingan VSWR dari hasil simulasi dan
pengukuran dapat dilihat pada Gambar IV.6.
VSWR yang dihasilkan pada hasil pengukuran
menunjukkan nilai yang hampir sama namun pada
frekuensi sekitar 2.1 GHz - 2.2 GHz terdapat
perbedaan yang signifikan.
IV.3.1.3 Pola Radiasi Kedua antena yakni receiver dan transmitter
yang telah telah diatur dan terhubung ke perangkat
dihadapkan dengan jarak 1 m kemudian diputar
tiap 1o searah jarum jam. Pengukuran ini dilakukan
dalam dua kondisi yaitu, kondisi pengukuran
pola radiasi medan listrik dan kondisi pengukuran
pola radiasi medan magnet.
a. Pola Radiasi Antena pada Medan Magnet
Pola radiasi pada medan magnet dapat diukur
dengan melihat daya penerimaan antena pada
arah Azimuthnya. Kedua antena tersebut diatur
seperti terlihat pada gambar di bawah.
Gambar IV.7 Konfigurasi pengukuran pola radiasi antena
pada medan magnet
Gambar IV.8 Posisi antena pada pengukuran pola radiasi
medan magnet
b. Pola Radiasi Antena pada Medan Listrik
Pola radiasi pada medan listrik dapat diukur
dengan melihat daya penerimaan antena pada
arah elevasinya.
Gambar IV.9 Konfigurasi pengukuran pola radiasi antena
pada medan listrik
Gambar IV.10 Posisi antena pada pengukuran pola radiasi
medan listrik
Data yang telah diperoleh dari hasil pengukuran diolah
melalui software Matlab 7.6 (Matlab R2008a) untuk
gambar pola radiasi seperti di bawah ini
(a) (b)
Gambar IV.11 Gambar Hasil Pengukuran Pola Radiasi 2D
(a) Azimuth (b) Elevation
Pola radiasi pada hasil pengukuran terlihat tidak
menyerupai pola radiasi hasil simulasi disebabkan oleh
sulitnya mencapai dimensi yang tepat pada proses
pembuatan prototipe sesuai dimensi pada simulasi.
IV.3.2 PENGUKURAN LTE
IV.3.2.1 Koefisien Refleksi (S11)
Berdasarkan hasil pengukuran yang
ditunjukkan pada Gambar IV.11, antena Microstrip
memiliki koefisien refleksi (S11) sesuai dengan
hasil yang diharapkan yakni -11.355 dB.
Karakteristik multiband berhasil diperoleh dengan
acuan jumlah frekuensi yang beresonansi di bawah
nilai -10 dB. Dengan acuan -10 dB, antena
Microstrip ini bekerja di frekuensi 1.96 GHz
dengan lebar pita dari 1.91 GHz hingga 1.99 GHz.
Gambar IV.12 Koefisien Refleksi (S11) hasil pengukuran
Antena Lungs Microstrip Array
IV.3.2.2 Voltage Standing Wave Ratio (VSWR)
Gambar IV.14 VSWR untuk pengukuran Antena Lungs
Microstrip Array
VSWR pada Gambar IV.12 yang merupakan
hasil pengukuran antena hasil prototipe Lungs
Microstrip Array. VSWR dari hasil pengukuran
telah memberikan nilai yang ideal (VSWR ≤ 2).
Pada frekuensi 1.96 GHz menujukkan nilai 1.721.
Perbandingan VSWR dari hasil simulasi dan
pengukuran dapat dilihat pada Gambar IV.13.
VSWR yang dihasilkan pada hasil pengukuran
menunjukkan nilai yang hampir sama
IV.3.2.3 Pola Radiasi
Sama seperti pengukuran antena sebelumnya,
kedua antena yakni receiver dan transmitter yang
telah telah diatur dan terhubung ke perangkat
dihadapkan dengan jarak 1 m kemudian diputar
tiap 1o searah jarum jam. Pengukuran ini dilakukan
dalam dua kondisi yaitu, kondisi pengukuran
pola radiasi medan listrik dan kondisi pengukuran
pola radiasi medan magnet.
a. Pola Radiasi Antena pada Medan Magnet
Pola radiasi pada medan magnet dapat diukur
dengan melihat daya penerimaan antena pada
arah Azimuthnya. Kedua antena tersebut diatur
seperti terlihat pada gambar di bawah.
Gambar IV.16 Konfigurasi pengukuran pola radiasi antena
pada medan magnet
Gambar IV.17 Posisi antena pada pengukuran pola radiasi
medan magnet
b. Pola Radiasi Antena pada Medan Listrik.
Pola radiasi pada medan listrik dapat diukur
dengan melihat daya penerimaan antena pada
arah elevasinya.
Gambar IV.18 Konfigurasi pengukuran pola radiasi antena
pada medan listrik
Gambar IV.19 Posisi antena pada pengukuran pola radiasi
medan listrik
Data yang telah diperoleh dari hasil pengukuran diolah
melalui software Matlab 7.6 (Matlab R2008a) untuk
gambar pola radiasi seperti di bawah ini :
(a) (b)
Gambar IV.20 Gambar Hasil Pengukuran Pola Radiasi 2D
(a) Azimuth (b) Elevation
.
Pola radiasi pada hasil pengukuran terlihat tidak
menyerupai pola radiasi hasil simulasi disebabkan oleh
sulitnya mencapai dimensi yang tepat pada proses
pembuatan prototipe sesuai dimensi pada simulasi.
V. PENUTUP
V.1 SIMPULAN
Berdasarkan analisis hasil simulasi dan hasil
pengukuran prototipe Antena Lungs Microstrip
Array dengan menggunakan Software Ansoft High
Frequency Structural Simulator (HFSS) v11, dan
MATLAB R2008a, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. Perancangan pada simulasi Antena Lungs
Microstrip Array untuk aplikasi GPS-SAR
menghasilkan antena yang sesuai dengan
frekuensi yang diinginkan. Band frekuensi
Antena Lungs Microstrip Array yang
didapatkan terletak pada frekuensi 1.12 GHz -
1.24 GHz dengan frekuensi resonansi yaitu
pada 1.2 GHz. Sedangkan dari hasil
pengukuran, Antena Lungs Microstrip Array
bekerja pada band frekuensi 1.19 GHz hingga
1.27 GHz.
2. Perancangan pada Antena Lungs Microstrip
Array untuk aplikasi LTE menghasilkan antena
yang beroperasi pada frekuensi yang
diinginkan. Band frekuensi Antena Lungs
Microstrip Array terletak pada frekuensi 1.94
GHz sampai 1.98 GHz dengan frekuensi
resonansi 1.96 GHz. Sedangkan pada hasil
pengukuran, band frekuensinya terletak pada
frekuensi 1.91 GHz hingga 1.99 GHz.
3. VSWR yang diperoleh pada simulasi
perancangan antena dengan software Ansoft
HFSS v11 untuk aplikasi GPS dan LTE telah
memenuhi standar ideal (VSWR ≤ 2). VSWR
untuk aplikasi GPS adalah sebesar 1.2 untuk
hasil simulasi dan 1.6 untuk hasil pengukuran.
Sedangkan VSWR untuk aplikasi LTE adalah
1.8 untuk hasil simulasi dan 1.7 untuk hasil
pengukuran.
4. Simulasi Axial Ratio pada Software Ansoft
High Frequency Structural Simulator (HFSS)
v11 untuk aplikasi GPS adalah 2.3 dB,
sedangkan untuk aplikasi LTE adalah 2.2 dB.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
untuk aplikasi GPS dan LTE memiliki
polarisasi melingkar.
V.2 SARAN
1. Perlu pengetahuan lebih dalam mengenai teori
Antena Array, khususnya Lungs Microstrip
Array dan software simulasi perancangan serta
metode optimalisasi lain yang digunakan untuk
perancangan.
2. Dibutuhkan antena standar yang memiliki
polarisasi circular dengan Right Hand Circular
Polarization (RHCP) dan Left Hand Circular
Polarization (LHCP) untuk digunakan dalam
pengukuran nilai axial ratio dari suatu antena
yang ingin diketahui karakteristik dan jenis
polarisasinya.
3. Perlu pengetahuan lebih dalam mengenai teori
circular polarized dan software simulasi
perancangan dan metode optimalisasi lain
yang digunakan untuk perancangan.
4. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang
antena circular polarized dan teknik
perancangannya untuk memaksimalkan kinerja
penerimaan antena internal terminal bergerak.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Balanis, Cosntantine A. 2005. Antenna Theory –
Analisis and Design, Third Edition. New
jersey : John Wiley and Sons.
[2] Diyah P.A, Roose. 2007. “Rancang Bangun
Antena Yagi Uda Berbasis Algoritma Genetika dan
Implementasinya Pada Wireless LAN 2,4 GHz”.
Surabaya : Politeknik Elektronika Negeri
Surabaya.
[3] Paramita, Rizqi. 2008. “Desain dan Implementasi
Antena Horn Piramidal untuk Link Line Of Sight
Wireless LAN 2,4 GHz”. Surabaya : Politeknik
Negeri Elektronika Surabaya Institut Teknologi
Sepuluh November.
[4] Bin Razin, Zulhani. 2007. “Performance Study of
Proximity Coupled Staked Configuration For
Wideband Microstrip Antenna”. Malaysia:
Universiti Teknologi Malaysia
[5] Suryono, Dian R.S dan Buwarda Sukriyah 2009.
“Perancangan Microstrip Antenna Untuk Aplikasi
Base Station Dan Mobile Station Pada Sistem
WiMAX (Worldwide Interoperability for
Microwave Access)”. Makassar : Universitas
Hasanuddin.
[6] Andrew Corporation. “Application/Engineering
Notes”. www.andrew.com, Balanis, C.A.
“Antenna Theory : Analysis and Design”. New
York. NY: Willey, 1982 Schrank, H. 1993. “IEEE
Antenna and Propagation Magazine”. 35;5, 50-1
[7] D.R. Lide, Ed. CRC Handbook of Chemistry and
Physics, 85th Ed. CRC Press. Boca Raton. 2004.
halaman 8-141
[8] J.R. Aguilar, M. Beadle, P.T. Thompson and
M.W.Shelley. The Microwave And Rf
Charactefustics of Fr4 Substrates.
[9] Rahmatullah dan Putra Eka Anton 2010. “Rancang
Bangun Antena Array untuk Aplikasi Generasi
Lanjut Sistem Komunikasi Nirkabel”. Makassar :
Universitas Hasanuddin
[10] Maliang, Sudirman dan Ardiyansyah 2011.
“Rancang Bangun Antena Microstrip Multiband
dengan Polarisasi Circular untuk Aplikasi Antena
Internal Terminal Bergerak”. Makassar :
Universitas Hasanuddin
[11] Rambe, Hanafiah Ali 2008. “Rancang Bangun
Antena”. FT UI
[12] Siburian, Sandi 2011. “Evaluasi Kinerja MIMO-
OFDM dengan Modulasi Adaptif pada Long Term
Evolution dalam Arah Downlink”. Medan :
Universitas Sumatra Utara
[13] Kumar, Girish. 2003. “Broadband Microstrip
Antennas”. Griffith University
[14] Online Available (July 2004):
http://etd.lib.fsu.edu/theses/available/etd04102004
143656/unrestricted/Chapter3.pdf
[15] Abdelaziz, A.A. 2006. “Bandwidth Enhancement
Of Microstrip Antenna”. Misr University for
Science and Technology. Department of
Electronics and Communication Faculty of
Engineering.
[16] Andersen JB, Vaughan RG. “Transmitting,
receiving, and scattering properties of antennas”.
IEEE Antennas and Propagation Magazine.
2003;45(4):93-98.
[17] Nuzulia, Grifina. “Teknologi Antena MIMO pada
Long Term Evolution (LTE)”. Universitas
Diponegoro
[18] Yunda Kumala Nasution. “Arsitektur dan Konsep
Radio Access pada Long Term Evolution”.
Universitas Diponegoro
[19] Bambang Hutomo.2006”Bahan Ajar Antena
Propagasi”. Jakarta : Universitas Mercu
Buana
[20] Herman dan Saktiadi. 2010. “Pelacakan Posisi
Kendaraan Secara Online Menggunakan
Teknologi GPS dan GPRS”. Makassar:Universitas
Hasanuddin
[21] Tawabi, Ahmad Robby.2009.”Rancang Bangun
Antena Horn Konical utuk Aplikasi WLAN 2.4
GHz”.Surabaya:Institute Teknologi Sepuluh
Nopember
A.Asmi Pratiwi, lahir di Ujung
Pandang, 1989, Provinsi Sulawesi
Selatan, Indonesia. Anak pertama
dari pasangan Drs.A.Amirullah dan
Dra.Hj.A.Sainarwana. Memulai
Pendidikan di SD Muhammadiyah
Karuwisi Makassar pada tahun
1995, pendidikan lanjutan di SMP
Muhammadiyah 1 Makassar pada
tahun 2001, dan SMAN 5 Makassar pada tahun 2004.
Kemudian pada tahun 2007-sekarang menjalankan studi
S1 di Jurusan Elektro Fakultas Teknik Universitas
Hasanuddin Makassar, subjurusan Teknik
Telekomunikasi dan Informasi.
Nadhifah, lahir di Wiringtasi, 1988,
Kelurahan Mangkoso, Kecamatan
Soppeng Riaja, Kabupaten Barru,
Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia.
Anak Kedua dari pasangan Sakka
Talitti, S.Pd dan Hj. Darmawati.
Memulai pendidikan di SD INP
Wiringtasi Barru pada tahun 1994,
pendidikan lanjutan di I’dadiyah DDI-AD Mangkoso
Barru pada tahun 2000, melanjutkan pendidikannnya di
tingkat MTs DDI-AD Mangkoso Barru pada tahun
2001, dan MA DDI-AD Mangkoso Barru pada tahun
2004. Kemudian pada tahun 2007-sekarang
menjalankan studi S1 di Jurusan Elektro Fakultas
Teknik Universitas Hasanuddin Makassar dengan
subjurusan Teknik Telekomunikasi dan Informasi.
Recommended