ISU STRATEGIS & PRIORITAS PERIKANAN TANGKAP 2018
Surabaya | 8 November 2017
Oleh:
Kasubbag Perencanaan
dan Anggaran
2D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n T a n g k a p
K e m e n t e r i a n K e l a u t a n d a n P e r i k a n a n DJPT©
OUTLINE
1. ISU STRATEGIS PERIKANAN
TANGKAP
2. RENCANA PEMBANGUNAN
PERIKANAN TANGKAP 2018
3D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n T a n g k a p
K e m e n t e r i a n K e l a u t a n d a n P e r i k a n a n DJPT©
1. ISU STRATEGIS PERIKANAN TANGKAP(AKSI & DAMPAK)
4D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n T a n g k a p
K e m e n t e r i a n K e l a u t a n d a n P e r i k a n a n DJPT©
VISI & MISI KKP 2015-2019
MISI KKP
Mewujudkan sektor kelautan dan perikanan
Indonesia yang mandiri, maju, kuat dan berbasis
kepentingan nasional
KEDAULATAN
SOVEREIGNTY
KEBERLANJUTAN
SUSTAINABILITY
KESEJAHTERAAN
PROSPERITY
1|
2|
3|
Mewujudkan pembangunan kelautan dan perikanan yang mampu
menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi
dengan mengamankan sumberdaya kelautan dan perikanan, dan
mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.
Mewujudkan pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan
yang berkelanjutan
Mewujudkan kualitas hidup masyarakat kelautan dan perikanan
yang tinggi, maju dan sejahtera, serta berkepribadian dalam
kebudayaan.
VISI KKP
DJPSDKP :
Pengawasan
sumberdaya kelautan
dan perikanan
BKIPM :
Perkarantinaan ikan,
pengendalian mutu,
keamanan hasil
perikanan, dan
keamanan hayati ikan
DJPRL :
Penataan ruang laut, konservasi dan
keanekaragaman hayati laut
DJPT DAN DJPB :
Keberlanjutan sumber daya dan usaha
perikanan tangkap dan budidaya
DJPDS :
Daya saing dan sistem logistik hasil kelautan
dan perikanan
1
23
4
5
BPSDMKP :
SDM Aparatur dan
masyarakat
BALITBANG KP :
Inovasi iptek kelautan
dan perikanan
6
7
MISI
Kedaulatan(Sovereignty)
MISI
Keberlanjutan(Sustainabiltiy)
MISI
Kesejahteraan(Prosperity)
5D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n T a n g k a p
K e m e n t e r i a n K e l a u t a n d a n P e r i k a n a n DJPT©
PENJABARAN VISI & MISI KKP 2015-2019
6D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n T a n g k a p
K e m e n t e r i a n K e l a u t a n d a n P e r i k a n a n DJPT©
ISU STRATEGIS SAAT INI
• Illegal, Unreported & Unregulated Fishing (IUUF)
• Destructive Fishing (API yang tidak ramah lingkungan)
• Transhipment dan Penghentian Izin Kapal eks-asing
???
• Over Fishing (Penangkapan Berlebih)
KEBERLANJUTAN
7D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n T a n g k a p
K e m e n t e r i a n K e l a u t a n d a n P e r i k a n a n DJPT©
OVER FISHING / PENANGKAPAN BERLEBIH (1/3)
UKURAN IKAN TERTANGKAP
TAHUN AUKURAN IKAN TERTANGKAP
TAHUN B
Over-fishing ditandai dengan:
1. Produktivitas hasil tangkapan menurun;
2. Penurunan ukuran ikan hasil penangkapan;
3. Semakin jauhnya nelayan menuju daerah penangkapan;
4. Terjadi ”ledakan/booming” spesies tertentu.
8D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n T a n g k a p
K e m e n t e r i a n K e l a u t a n d a n P e r i k a n a n DJPT©
OVER FISHING / PENANGKAPAN BERLEBIH (2/3)
JUMLAH PERAHU
DIOPERASIKAN
JUMLAH HASIL TANGKAPAN SEMUA
PERAHU
HASIL TANGKAPAN
TIAP PERAHU
Penangkapan ikan secara berlebih menyebabkan: Produksi ikan lebih rendah daripada produksi maksimum, Hasil tangkapan masing-masing perahu atau kapal menurun.
Jumlah perahu/kapal penangkap ikan dan kegiatan penangkapan ikan perlu
dikendalikan pada tingkat yang dapat menghasilkan produksi ikan maksimum
secara berkelanjutan
571
572
573
711
712 713 714
715
716
717
718
SUMBER: KEPMEN KP NO. 47/KEPMEN-KP/2016
Tentang Estimasi Potensi, Jumlah
Tangkapan Yang Diperbolehkan, dan
Tingkat Pemanfaatan Sumber Daya Ikan
di Wilayah Pengelolaan Perikanan
Negara Republik Indonesia
Jenis Ikan 571 572 573 711 712 713 714 715 716 717 718
Pelagis Kecil
Pelagis Besar
Demersal
Ikan Karang
Udang
Lobster
Kepiting Bakau
Rajungan
Cumi-cumi
Keterangan:
: over-exploited
: fully-exploited
: moderate
9D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n T a n g k a p
K e m e n t e r i a n K e l a u t a n d a n P e r i k a n a n DJPT©
OVER FISHING / PENANGKAPAN BERLEBIH (3/3)
KONDISI WPP-NRI
10D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n T a n g k a p
K e m e n t e r i a n K e l a u t a n d a n P e r i k a n a n DJPT©
ILLEGAL, UNREPORTED & UNREGULATED FISHING (1/3)
Wilayah terindikasi terjadi aktivtas Illegal Fishing Wilayah konservasi
11D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n T a n g k a p
K e m e n t e r i a n K e l a u t a n d a n P e r i k a n a n DJPT©
ILLEGAL, UNREPORTED & UNREGULATED FISHING (2/3)
1. Pemalsuan dokumen
pendaftaran kapal
2. Double registered & double
flagging
3. Modifikasi kapal secara ilegal
(mark down, mengubah call
sign, mesin)
1. Menangkap ikan tanpa izin atau dokumen
pelayaran (SLO & SPB)
2. Menggunakan nakhoda dan ABK asing
3. Tidak mengaktifkan transmitter pemantauan
kapal (VMS & AIS)
4. Transshipment ilegal
5. Pelanggaran jalur penangkapan ikan
6. Penggunaan alat tangkap terlarang
1. Tidak mendaratkan ikan di
pelabuhan yang ditetapkan
dalam izin
2. Tidak memiliki/bermitra
dengan Unit Pengolahan
Ikan
3. Pemalsuan data logbook
Before fishing While fishing After fishing
1. Transaksi minyak ilegal
2. Tindak pidana imigrasi
3. Tindak pidana kepabeanan (penyelundupan
lartas, naroba, spesies dilindungi)
4. Tindak pidana pencucian uang
5. Tindak pidana pajak
6. Tindak pidana korupsi
7. Pelanggaran serius HAM
8. Transaksi Narkoba
9. Tindak pidana ketenagakerjaan
Tindak Pidana Lain Terkait Perikanan
MODUS IUUF
12D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n T a n g k a p
K e m e n t e r i a n K e l a u t a n d a n P e r i k a n a n DJPT©
ILLEGAL, UNREPORTED & UNREGULATED FISHING (3/3)
Pendaratan Skipjack (ton)1
-
100.000
200.000
300.000
400.000
500.000
1985 1990 1995 2000 2005 2010 2015
Year
China Indonesia Philippines
-
50.000
100.000
150.000
200.000
1985 1990 1995 2000 2005 2010 2015
Year
Indonesia Philippines
Pendaratan Yellowfin Tuna (ton) 1
IUU Fishing secara umum berkontribusiterhadap 10% sampai 22% total produksiperikanan dunia.2
Dampak negatif pada ekosistem kelautandan populasi kehidupan laut sangat besar.4
Beberapa wilayah penangkapan ikan di lautIndonesia telah dikeruk habis dankegiatan IUU Fishing telah merusakekosistem laut.
Indonesia telah mengalami kerugian hinggaUS$ 20 miliar per tahun karena IUU Fishing, yang juga mengancam 65% terumbu karang Indonesia5, lebih dari 85% stok ikan global at risk,6 dan dampak burukterhadap kegiatan perekonomian nelayanberskala kecil.
Sumber:1FAO Fishtat2MRAG Ltd., 2009 dikutip oleh Sander et al. 2014:1144Sander et al. 2014:1145Managing Director and Chief of Operating Officer of the World Bank (2015)6WWF (Oktober 2015), More Than 85 Percent of Global Fish Stocks Are at Significant Risk
of Illegal Fishing – WWF Report. Tersedia di link: https://www.worldwildlife.org/press-
releases/more-than-85-percent-of-global-fish-stocks-are-at-significant-risk-of-illegal-
fishing-wwf-report
POTENSI KERUGIAN NEGARA
13D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n T a n g k a p
K e m e n t e r i a n K e l a u t a n d a n P e r i k a n a n DJPT©
TRANSHIPMENT DAN PENGHENTIAN IZIN KAPAL EKS-ASING (1/3)
Permen KP No. 56/2014 tentang Penghentian Sementara
(Moratorium) Perizinan Usaha Perikanan Tangkap di WPP
NRI yang diperpanjang dengan Permen KP No. 10/2015
Permen KP No. 57/2014 tentang Perubahan Kedua Atas
Permen KP No. PER.30/MEN/2012 tentang Usaha
Perikanan Tangkap di WPP NRI (pelarangan
Transhipment)
• IUU fishing di WPP Indonesia banyak dilakukan
kapal-kapal ikan eks asing
• Jenis pelanggaran yang lazim dilakukan kapal ikan
eks asing :
tidak mendaratkan hasil tangkapan ikannya di
Indonesia, tetapi dibawa langsung ke negara
asal kapal
memindahkan hasil tangkapannya langsung
ke kapal pengangkut ikan di tengah laut tanpa
melapor untuk terus dibawa ke luar negeri
(melakukan transhipment secara sembunyi
atau ilegal);
komposisi penggunaan anak buah kapal
(ABK) asing yang bertentangan dengan UU
No.45/2009 tentang Perubahan atas Undang-
Undang Nomor 31 tahun 2004 tentang
Perikanan, Pasal 35A.
• Mengelola sumber daya perikanan yang bertanggung
jawab dan berkelanjutan di ZEEI memerlukan data yang
akurat
• Adanya transshipment :
Menghambat kemampuan untuk melacak dan
memvalidasi semua produksi ikan hasil tangkapan
di WPPNRI
Menghilangkan potensi penerimaan negara (pajak
dan bukan pajak)
Menyebabkan ketidak pastian pasokan bahan
baku untuk industri pengolahan
Memberi peluang adanya penyelundupan (obat
terlarang, BBM, dll), perbudakan, perdagangan
satwa liar, penangkapan jenis-jenis ikan yang
dilarang, dll
14D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n T a n g k a p
K e m e n t e r i a n K e l a u t a n d a n P e r i k a n a n DJPT©
TRANSHIPMENT DAN PENGHENTIAN IZIN KAPAL EKS-ASING (2/3)
Grafik Kiri
Peta kepatuhan kapal eks-
asing di seluruh Indonesia.
Grafik Bawah
Prosentase negara asal
kapal eks-asing di
Indonesia
Kepulauan Riau (± 60 kapal)
1. Posisi kapal tidak diketahui
(terindikasi kembali ke negara
asal)
2. Double flagging
3. VMS tidak aktif
4. Badan Hukum fiktif
Sulawesi Utara (± 200 kapal)
1. Mempekerjakan nakhoda dan ABK
asing (sekitar 20%)
2. Mark down GT kapal
3. VMS tidak aktif
Papua Barat (± 90 kapal)
1. Mempekerjakan nakhoda/ABK asing
(sekitar 80-90%)
2. VMS tidak aktif
3. Double flagging
4. Posisi kapal tidak diketahui (terindikasi
kembali ke negara asal)
Maluku (± 240 kapal)
1. Mempekerjakan nakhoda/ABK asing (sekitar 95%)
2. Double flagging
3. VMS tidak aktif
4. Posisi kapal tidak diketahui (terindikasi kembali ke
negara asal)
5. BBM ilegal
6. Perdagangan manusia dan kerja paksa
Bali (± 150 kapal)
1. Mempekerjakan fishing
master/ engineer asing
(sekitar 5-10%)
2. Mark down GT kapal
3. VMS tidak aktif
Papua (± 140 kapal)
1. Mempekerjakan nakhoda/ABK asing
(sekitar 80-90%)
2. Double flagging
3. VMS tidak aktif
4. BBM ilegal
5. Penangkapan spesies ikan
dilindungi & terancam punah
6. Ekspor ilegal spesies terancam
punah keluar Indonesia
7. Impor barang ilegal ke Indonesia
8. Kerja paksa (indikasi)
Australia2%
China33%Japan
9%
Korea1%
Panama1%
Philippine9% Taiwan
19%Thailand
25%
Other4%
PETA PELANGGARAN KAPAL EKS-ASING
15D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n T a n g k a p
K e m e n t e r i a n K e l a u t a n d a n P e r i k a n a n DJPT©
TRANSHIPMENT DAN PENGHENTIAN IZIN KAPAL EKS-ASING (3/3)
HASIL EVALUASI
• Dari audit 1.132 kapal ikan eks-asing yang
tersebar di 33 pelabuhan, kapal-kapal tersebut
hanya dimiliki 187 perusahaan/pemilik izin
• Kapal banyak berasal dari China (374 kapal),
Thailand (280 kapal), Taiwan (216 kapal),
Jepang (104 kapal), dan Filipina (98 kapal)
Australia2% Belize
0%
China33%
Honduras0%
Japan9% Cambodia
0%
Korea1%Malaysia
0%
Mexico0%
Panama1%
Philippine9%
Singapore0%
Taiwan19%
Thailand25%
USA0%
Vietnam0%
Penyidikan Tindak Pidana
• Penyelamatan dan pemulangan 1.020 orang ABK
asing dalam kasus perbudakan PT Pusaka
Benjina. ABK Indonesia dalam kapal eks-asing
hanya + 5%.
• Terbukti melakukan pemalsuan dokumen, tindak
pidana pencucian uang, dll
16D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n T a n g k a p
K e m e n t e r i a n K e l a u t a n d a n P e r i k a n a n DJPT©
DESTRUCTIVE FISHING / API YANG TIDAK RAMAH LINGKUNGAN (1/4)
Fakta yang terjadi:
1. Jaring akan mengerucut, jika kapal digerakkan untuk
menahan jaring (sama seperti trawl)
2. Rata-rata kedalaman Laut Jawa 60-100 m, maka
jaring mulai terangkat jika sisa tali selambar
mendekati 2x kedalaman sekitar 200m
3. Pada kapal yg menggunakan > 3000m, maka akan
terjadi swap area sepanjang 1300m
4. Banyak ikan kecil yang akan kena, tidak sustainable
Panjang Tali
Selambar
Dia-
meterLuas
Lingkaran
1,000 m 320 8 Ha
3,000 m 960 72 Ha
6,000 m 1920 289 Ha
Lokasi Target Ikan By-Catch
Brondong
(IPB, 2009)
51% 49%
9 spesies 16 spesies
Tegal
(UNDIP, 2008)
46% 54%
21 spesies
(dominan Petek)
SURIMI TEPUNG IKAN
By-Catch dalam Operasi Cantrang Hasil Tangkapan Cantrang Sebagian Besar Bernilai
Ekonomi Rendah
DEPLESI STOK IKAN AKIBAT ALAT TANGKAP CANTRANG
17D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n T a n g k a p
K e m e n t e r i a n K e l a u t a n d a n P e r i k a n a n DJPT©
DESTRUCTIVE FISHING / API YANG TIDAK RAMAH LINGKUNGAN (2/4)
KERUGIAN NEGARA AKIBAT
CANTRANG (MARKDOWN)2015 2016
• Kehilangan PNBP
• Penyalahgunaan Subsidi BBM
• Deplesi Sumber Daya Ikan
328,41 M
280,09 M
9,83 T
550,70 M
351,04 M
12,27 T
Total 10,44 T 13,17 T
6. Sumber daya ikan di perairan Laut Jawa mengalami
degradasi dikarenakan padatnya aktivitas penangkapan yang
menggunakan alat tangkap cantrang.
7. Terjadi konflik horisontal antara nelayan pengguna cantrang
dengan nelayan pengguna API lainnya dibeberapa wilayah
perairan Indonesia.
8. Hampir sebagian besar pemilik cantrang >30GT tidak
membayar PNBP dan mendapatkan jatah BBM bersubsidi
yang seharusnya untuk nelayan kecil.
1. Izin daerah kapal cantrang dengan ukuran <30 GT, namun di
lapangan rata-rata >85 GT. Terjadi modus penurunan ukuran
GT kapal (mark down) mengakibat kapal yang berukuran besar
dapat memperoleh izin dan beroperasi di perairan 4-12 mil.
2. Hasil tangkapan cantrang tidak selektif menyebabkan deplesi
stok atau pengurangan stok sumber daya ikan, hasil
tangkapan akan semakin berkurang.
3. Kerugian akibat losses 18-40% hasil tangkapan trawl dan
cantrang yang bernilai ekonomis dan dapat dikonsumsi, 60-82%
adalah tangkapan sampingan (bycatch) atau tidak dimanfaatkan
(discard), sehingga sebagian besar hasil tangkapan tersebut
dibuang ke laut dalam keadaan mati. (Hasil kajian WWF
Indonesia).
4. Biota yang dibuang akan mengacaukan data perikanan karena
tidak tercatat sebagai hasil produksi perikanan dan berdampak
pada analisa stok sumber daya ikan.
5. Pengoperasian cantrang yang mengeruk dasar perairan dalam
dan pesisir tanpa terkecuali terumbu karang dan merusak
lokasi pemijahan biota laut.
Berdasarkan Permen KP 71/2016, cantrang sebagai salah satu jenis pukat tarik telah dilarang untuk beroperasi di semua Jalur Penangkapan Ikan dan di semua WPPNRI
DASAR PELARANGAN CANTRANG
18D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n T a n g k a p
K e m e n t e r i a n K e l a u t a n d a n P e r i k a n a n DJPT©
DESTRUCTIVE FISHING / API YANG TIDAK RAMAH LINGKUNGAN (3/4)
KONFLIK HORIZONTAL
11 Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPP-NRI)
572
571 711
712 713
573
714718
717
716
715
Keterangan:
WPP Cantrang yang
diperbolehkan Permen
KP 02/2011
Komposisi Alat Penangkapan Ikan
12 Juli 1995 - Probolinggo
Nelayan asal Kalibuntu, Kraksan terlibat bentrok
dengan nelayan Pulau Gili Ketapang yang
disebabkan penggunaan alat tangkap mini
trawl/cantrang untuk menangkap ikan.
1995 - Pasuruan
Bentrokan terjadi antara nelayan Kecamatan
Lekok dengan nelayan Kisik, Kalirejo
Kecamatan Kraton dengan kasus mini
trawl/cantrang.
1995 – Lamongan
Ratusan nelayan Paciran
menghancurkan fasilitas publik, seperti
kantor Camat, Mapolsek, dan Makoramil
karena menganggap Pemkab Lamongan
tidak segera mengatasi nelayan yang
menggunakan alat tangkap mini trawl
yang telah berlangsung lama
Populasi nelayan yang
menggunakan alat tangkap
cantrang hanyalah minoritas (2%)
dibandingkan alat tangkap lainnya
Mayoritas nelayan di Indonesia
menggunakan pancing/hook and
line (39%), jaring insang/gill net
(29%)
19D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n T a n g k a p
K e m e n t e r i a n K e l a u t a n d a n P e r i k a n a n DJPT©
DESTRUCTIVE FISHING / API YANG TIDAK RAMAH LINGKUNGAN (4/4)
KONFLIK HORIZONTAL
572
571711
712 713
573
714718
717
716
715
Sumber:
1) http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/12/01/05/lxbz5n-konflik-trawl-ancam-30-ribu-nelayan-di-asahan
2) http://satwaspontianak.psdkp.kkp.go.id/index.php/berita/detil/590
3) http://regional.kompas.com/read/2014/07/10/16573951/Nelayan.Cilincing.Kalibaru.Pergoki.Pukat.Harimau.Beroperasi
4) Surehman Banon Atmaja, Duto Nugroho. 2012. Distribusi Spasial Upaya Penangkapan Kapal Cantrang Dan Permasalahannya Di Laut Jawa .Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 18, No 4 (2012)
5) M. Azzam Manan. 2010. Nelayan Desa Bendar: Strategi Dalam Mengatasi Kendala Usaha Perikanan Tangkap. Jurnal Masyarakat dan Budaya Vol 12, No 2 (2010)
18 Desember 2011 – Bagan Asahan
Pembakaran terhadap 5 unit kapal pukat tarik
gandeng dua dan 1 unit kapal pukat tarik
gandeng dua di Perairan Asahan ± 7 mil dari
Panton Utara Bagan Asahan
6 Januari 2012 – Tanjung Balai Asahan(1)
Maraknya penggunaan trawl mengakibatan 30 ribu
nelayan lokal merugi sebab hasil tangkapannya
berkurang.
Laut Jawa(4)
Permasalahan alat tangkap cantrang muncul setelah kapal pukat
cincin banyak yang beralih menggunakan cantrang dan bobot
kapal dimanipulasi. Distribusi spasial upaya penangkapan
perikanan cantrang telah menyebar di hampir seluruh Laut Jawa,
terkonsentrasi di Selatan Belitung dan Selatan Kalimantan
sampai Selat Makassar.
28 Desember 2012 –
Nagan Raya(2)
Melanggar hukum adat
laot, tiga kapal trawl
dibakar
10 Juli 2014 – Cilincing(3)
Ratusan nelayan Cilincing dan
Kalibaru, mengeluhkan
keberadaan kapal pukat harimau
(trawl) yang masih beroperasi di
perairan Jakarta
2006 – Kalimantan Timur5)
Kapal Cantrang nelayan Bendar
dibakar di perairan Kalimantan Timur
karena nelayan setempat menuduh
pendaratan hasil tangkapan kapal
tersebut di pelabuhan perikanan
setempat telah merusak harga pasaran
ikan. Akibatnya, pemilik kapal
mengalami kerugian yang sangat
besar, mencapai hampir 1 miliar rupiah,
termasuk nilai ikan hasil tangkapan.
20D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n T a n g k a p
K e m e n t e r i a n K e l a u t a n d a n P e r i k a n a n DJPT©
AKSI 1.a
21D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n T a n g k a p
K e m e n t e r i a n K e l a u t a n d a n P e r i k a n a n DJPT©
REFORMASI TATA KELOLA USAHA PERIKANAN TANGKAP
Perbaikan Sistem
Pendaftaran Kapal Perbaikan Sistem
Perizinan
Perikanan
Perbaikan Sistem
Pengawasan dan
Pemantauan Kepatuhan
Operasional
Penguatan
Penegakan
Hukum yang
Komprehensif
dan Terintegrasi
Perbaikan Sistem
Pelaporan Hasil
Tangkapan Ikan
Perlindungan HAM untuk
Menjamin Usaha Perikanan
Tangkap yang Bertanggung
Jawab
Penguatan
Fungsi
Kontrol
Pelabuhan
GOOD
GOVERNANCE
Penelusuran dan
pengembalian,
serta optimalisasi
penerimaan
negara
Penguatan KoordinasiNasional dan
Internasional dalamPelaksanaan
Responsible Fishing Practices
22D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n T a n g k a p
K e m e n t e r i a n K e l a u t a n d a n P e r i k a n a n DJPT©
PERBAIKAN REGULASI
MASALAH UTAMA
IUU FISHING
OVERFISHING
DESTRUCTIVE FISHING
INTERVENSI KEBIJAKAN
Permen 56/2014Permen 57/2014PP 75/2015 : PNBP
Permen 01/2015 *) direvisi Permen 56/2016
Permen 02/2011**)Permen 02/2015 ***) telah direvisi melaluiPermen 71/2016
UU 45/2009UU 32/2014
DASAR HUKUM
• Peningkatan pengawasansumber daya ikan
• Transparansi perizinan & berbasis kuota
• Penetapan pelabuhan pangkalan(designated port)
• Pengaturan penggunaan alatpenangkap ikan
• Penggantian/alih alat penangkapikan ramah lingkungan
• Diversifikasi komoditas• Pembiayaan (KUR & JARING OJK)• Pembangunan sentra kelautan
perikanan terpadu di pulau-pulau kecil & kawasanperbatasan
LANGKAH OPERASIONALPENGELOLAAN PERIKANAN
*) tentang pelarangan penangkapan lobster, kepiting dan rajungan**) tentang Jalur Penangkapan dan penempatan API dan ABPI di WPPNRI***)tentang pelarangan penggunaan alat tangkap pukat hela dan pukat tarik di WPPNRI
23D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n T a n g k a p
K e m e n t e r i a n K e l a u t a n d a n P e r i k a n a n DJPT©
PERUBAHAN KEWENANGAN PENERBITAN IZIN USAHA PERIKANAN TANGKAP
PERMEN KP No. PER.30/MEN/2012 tentang usaha perikanan tangkap di
WPP-NRI
Undang-undang No. 23 Tahun2014 tentang Pemerintahan
Daerah*)
1. Pusat (Direktur Jenderal) Kapal > 30 GT
2. Provinsi (Gubernur) Kapal > 10 – 30 GT Pangkalan di wilayah
administrasinya Tidak ada modal
asing/Tenaga Kerja Asing
3. Kabupaten/Kota (Bupati / Walikota) Kapal tidak
bermotor/bermotor luar Inboard engine 5 – 10 GT Pangkalan di wilayah
administrasinya Tidak ada modal
asing/Tenaga Kerja Asing
1. Pusat : Penangkapan >12 mil Estimasi stok ikan nasional
& JTB Penerbitan izin usaha Kapal
> 30 GT & dibawah 30 GT2. Provinsi :
Penangkapan s/d 12 mil Penerbitan izin usaha > 5
GT s/d 30 GT
*) Dukungan Gubernur menata perizinan kapalperikanan ukuran 30 GT kebawah termasukperalihan izin kab/kota ke Provinsi
24D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n T a n g k a p
K e m e n t e r i a n K e l a u t a n d a n P e r i k a n a n DJPT©
PENERTIBAN IZIN KAPAL PERIKANAN EKS-ASING DAN ASING
-
500
1.000
1.500
2.000
2.500
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Jumlah Izin Terbit Kapal Perikanan Eks-Asing, Charter & Lisensi
Eks-Asing Charter (Asing) Lisensi (Asing)
Sarwono Kusumaatmadja Rokhmin Dahuri
Freddy Numberi Fadel Muhammad
Sharif Cicip Sutarjo
Susi Pudjiastuti
Sistem Lisensi & Charter Kapal ikan asing dimulai pada tahun 2001 dan berakhir pada 2007.
Mulai tahun 2008 Indonesia memberlakukan nasionalisasi kapal asing (semua berbendera
Indonesia atau eks-asing)
25D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n T a n g k a p
K e m e n t e r i a n K e l a u t a n d a n P e r i k a n a n DJPT©
KEBIJAKAN KAPAL PENYANGGA
• Menerapkan skema kebijakan kapal penangkap ikan dan
kapal penyangga dalam satu kesatuan operasi
penangkapan ikan di Bitung, yang diikat dalam Pakta
Integritas
• Setiap kapal penangkap ikan wajib:
Mengisi logbook penangkapan ikan;
Menggunakan alat penangkap ikan sesuai ketentuan yang
berlaku;
Mengaktifkan vessel monitoring system (VMS) untuk kapal
penangkap ikan berukuran di atas 30 GT;
Menyerahkan hasil tangkapan ikan hanya kepada kapal
penyangga yang masih dalam satu kesatuan operasional.
• Setiap kapal penyangga wajib:
Menerima petugas observer di atas kapal;
Menerima logbook penangkapan ikan dari kapal
penangkap ikan yang disangga;
Memasang dan mengaktifkan kamera pemantau di atas
kapal;
Mengaktifkan vessel monitoring system (VMS);
Menerima hasil tangkapan ikan hanya dari kapal
penangkap ikan yang masih dalam satu kesatuan
operasional;
Mendaratkan ikan hasil tangkapan di pelabuhan perikanan
Kota Bitung;
• Kebijakan pemenuhan
kebutuhan bahan baku
industri :
Izin impor dibuka untuk
kebutuhan dalam negeri
(pemindangan,
pengalengan, olahan,
horeka dan fortifikasi),
sepanjang bahan baku
lokal tidak mencukupi
Perusahaan UPI wajib
memberikan data profil
perusahaan dan kinerja
selama 5 tahun terakhir
KKP sedang melakukan
pendataan fasilitas dan
kapasitas cold storage
yang dimiliki UPI dan
distributor.
PASCA PENGHENTIAN IZIN KAPAL EKS-ASING & LARANGAN TRANSHIPMENT
26D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n T a n g k a p
K e m e n t e r i a n K e l a u t a n d a n P e r i k a n a n DJPT©
PERBAIKAN PELAYANAN PERIZINAN USAHA PERIKANAN TANGKAP (1/2)
A. Percepatan Perizinan Ukur Ulang
Proses SIUP, Cek Fisik, BKP, dan SIPI/SIKPI langsung di lokasi pelabuhan perikanan (Gerai Perizinan) sehingga pelaku usaha dapat berhemat karena tidak mengeluarkan biaya jasa pengurus (penerima kuasa), transportasi, penginapan, dll PERMEN KP Nomor 11/PERMEN-KP/2016 Tentang Standar Pelayanan Minimum Gerai Perizinan Kapal Penangkap Ikan Hasil Pengukuran Ulang.
B. Perpanjangan Izin Kapal 30 – 60 GT
Perpanjangan SIPI/SIKPI 30 – 60 GT di UPT Pusat di daerah dan di Kantor DKP ProvinsiMengurangi biaya ke Kantor Pusat karena dapat mengurus langsung di daerah masing-masing PERMEN KP Nomor PER.30/MEN/2012 Tentang Usaha Perikanan Tangkap di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia.
27D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n T a n g k a p
K e m e n t e r i a n K e l a u t a n d a n P e r i k a n a n DJPT©
PERBAIKAN PELAYANAN PERIZINAN USAHA PERIKANAN TANGKAP (2/2)
C. E-Services / Portal Perizinan (www.perizinan.kkp.go.id)• Perpanjangan SIPI/SIKPI tanpa cek fisik (tahun kedua) dapat dilakukan
melalui aplikasi E-services, yaitu dengan cara mengunggah dokumen persyaratan dalam bentuk file (hasil scan) ke tempat yang telah disediakan. Tidak perlu mengeluarkan biaya karena dapat dilakukan langsung dari rumah memakai akses internet.
D. SMS Center• Pelaku usaha dapat berkonsultasi dengan petugas perizinan melalui SMS
Center 0821 8100 8888
E. PTSP KKP• Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP)
melayani proses perizinan SIUP, Rekom Teknis, Cek Fisik, BKP, SIPI/SIKPI. Berlokasi di Gedung Mina Bahari IV Lt.1, Kantor KKP Jakarta.
28D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n T a n g k a p
K e m e n t e r i a n K e l a u t a n d a n P e r i k a n a n DJPT©
ALIH API RAMAH LINGKUNGAN
API DILARANG(JANUARI 2015 s.d. 31 DESEMBER 2017)
IZIN AKTIF(Cantrang, Dogol, Payang, Lampara)
IZIN MATI
Tidak Bersedia
Ganti APIBersedia Ganti API Tidak Bersedia
Ganti API
STOP STOP
Kapal >10- 30 GT Kapal >30 GTKapal <10 GT
Fasilitasi Penggantian API
Ramah Lingkungan
Fasilitasi
Pendanaan &
Pengembangan Usaha
Fasilitasi
SIPI dan Relokasi DPI Baru
Bantuan API Ramah
LingkunganGerai Permodalan Gerai Perizinan
UK
UR
UL
AN
G
2015
29D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n T a n g k a p
K e m e n t e r i a n K e l a u t a n d a n P e r i k a n a n DJPT©
BANTUAN ALIH API RAMAH LINGKUNGAN UNTUK KAPAL UKURAN <10 GT
Jenis Alat Tangkap Pengganti
Pilihan jenis API pengganti disesuaikan dengan target
penangkapan, yaitu:
Untuk kapal ukuran <10 GT :
Dilakukan penggantian Alat Penangkapan Ikan (Replacement API)
Ikan pelagis
Gillnet Permukaan,
Pertengahan dan Dasar
Bubu Lipat Ikan
Ikan dasar
Rawai Dasar, Hanyut
Handline
Udang / Kepiting
Trammel Net
Bubu Lipat Rajungan
Trammel net
Rawai dasar
Handline
Gillnet oseanik
Bubu lipat
30D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n T a n g k a p
K e m e n t e r i a n K e l a u t a n d a n P e r i k a n a n DJPT©
FASILITASI PERMODALAN UNTUK KAPAL UKURAN 10-30 GT
Pemerintah telah menetapkan plafon Kredit Usaha Rakyat (KUR) Tahun 2017 sebesar
Rp. 110 triliun dengan bunga 9% per tahun.
GEMONEL adalah percepatan fasilitasi permodalan khususnya melalui skema Kredit Usaha
Rakyat (KUR) mikro & ritel bagi nelayan. Gemonel pada dasarnya dapat dimanfaatkan oleh
seluruh nelayan yang membutuhkan permodalan (usaha dan/atau investasi) dengan berbagai
skim kredit. Sedangkan prioritas sekarang ini untuk nelayan eks cantang/arad dengan skim KUR
mikro dan ritel.
MEKANISME
GEMONEL :
1. Calon Debitur Membawa Dokumen/Proposal dan Persyaratan Kredit
sesuai skim di dampingi Dinas/KKMB/Penyuluh
2. Registrasi & Verifikasi oleh Tim Verifikator
3. Analisa Pengajuan Kredit oleh Tim Analis
4. Survey Lapangan oleh Petugas Bank
5. Pencairan Kredit
1. Nelayan perorangan, KUB koperasi atau LKM2. Lembaga Keuangan: Bank maupun Non Bank LPMUKP, pegadaian dll3. Perusahaan Perikanan Perindo, Perinus dll
SKEMA
FASILITASI:
31D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n T a n g k a p
K e m e n t e r i a n K e l a u t a n d a n P e r i k a n a n DJPT©
FASILITASI UKUR ULANG & PERIZINAN UNTUK KAPAL UKURAN >30 GT
NO ALAT PENANGKAPAN IKANWPP NRI
KETERANGAN571 711 718
1. Rawai dasar (set longlines) Wajib menerima observer
Wajib Mengisi LogBook
2. Jaring insang tetap/jaring lion bun
(set gillnets (anchored))
Wajib menerima observer
Wajib Mengisi LogBook
3. Jaring insang hanyut/jaring gillnet
oseanik (driftnets)
Wajib menerima observer
Wajib Mengisi LogBook
4. Pukat cincin pelagis kecil dengan
satu kapal
Tanpa Rumpon
Wajib menerima observer
Tanpa lampu/pembatasan dibawah 16.000 Watt
Kapal >30 GT yang memiliki izin penangkapan dengan alat tangkap cantrangterindikasi banyak melakukan markdown. Sejalan dengan hal tersebut maka dilakukan gerai perizinan di beberapa daerah, untuk dilakukan ukur ulang dan pemberian bantuan pengurusan perizinan berupa rekomendasi pengganti API dan relokasi daerah penangkap ikan (DPI)
ALTERNATIF API PENGGANTI DAN RELOKASI FISHING GROUND (KAPAL > 30 GT)
32D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n T a n g k a p
K e m e n t e r i a n K e l a u t a n d a n P e r i k a n a n DJPT©
PEMBENTUKAN LEMBAGA PENGELOLAAN PERIKANAN WPP-NRI
Tujuan • Pengelolaan secara bersama-sama dan bertangunggujawab antara seluruh pemangku kepentingan,
agar potensi SDI yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal dengan tetap menjaga
keberlanjutannya (sumber daya ikan lestari)
• Pengembangan ekonomi berbasis SDA yang tersedia dengan dukungan IPTEK dan SDM berkualitas
(kontribusi optimal sub sektor perikanan tangkap terhadap perekonomian nasional dan
kesejahteraan masyarakat)
Tugas a. Mengoptimalkan pengelolaan perikanan di WPP-NRI
b. Mengoptimalkan koordinasi dan sinergi dalam pengelolaan perikanan
c. Melakukan estimasi stok ikan nasional dan jumlah tangkapan ikan yang diperbolehkan (JTB) sebagai
dasar pemberian izin penangkapan dan waktu regenerasi SDI
11 KANTOR SEKRETARIAT WPP-NRI
33D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n T a n g k a p
K e m e n t e r i a n K e l a u t a n d a n P e r i k a n a n DJPT©
LOKASI KANTOR SEKRETARIAT LEMBAGA PENGELOLAAN PERIKANAN WPP-NRI
Lokasi Kegiatan WPP 571 (PPS Belawan); WPP 572 (PPS Bungus); WPP 573 (PPS Cilacap); WPP 711 (PPNPemangkat); WPP 712 (PPN Brondong); WPP 713 (PP Untia); WPP 714 (PPS Kendari); WPP715 (PPS Ambon); WPP 716 (PPS Bitung); WPP 717 (PPN Ternate); WPP 718 (PPN Tual)
34D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n T a n g k a p
K e m e n t e r i a n K e l a u t a n d a n P e r i k a n a n DJPT©
PENGEMBANGAN SISTEM KONEKTIVITAS PELABUHAN PERIKANAN NASIONAL
(PASAR DOMESTIK)
35D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n T a n g k a p
K e m e n t e r i a n K e l a u t a n d a n P e r i k a n a n DJPT©
PENGEMBANGAN SISTEM KONEKTIVITAS PELABUHAN PERIKANAN NASIONAL
(PASAR EKSPOR)
Ekspor ke ASIA TIMUR dan BENUA AMERIKA
Ekspor ke TIMUR
TENGAH dan EROPA
Ekspor ke ASIA TIMUR dan BENUA AMERIKA
Ekspor ke TIMUR
TENGAH dan EROPA
Ekspor ke TIMUR
TENGAH dan EROPA
36D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n T a n g k a p
K e m e n t e r i a n K e l a u t a n d a n P e r i k a n a n DJPT©
PENGEMBANGAN SISTEM KONEKTIVITAS PELABUHAN PERIKANAN NASIONAL
(SINEGITAS DENGAN TOL LAUT)
Keterangan:= Pelabuhan Perikanan Samudera= Pelabuhan Perikanan Nusantara= Pelabuhan Umum (Hub)
= Aliran Produk Perikanan Dari Pelabuhan Perikanan Nasional (Sub-hub)= Aliran Produk Perikanan Dari Pelabuhan Perikanan Internasional (Hub) = Jalur Tol Laut
Ekspor ke
ASIA TIMUR
dan BENUA
AMERIKA
Ekspor ke
TIMUR
TENGAH dan
EROPA
Ekspor ke
ASIA TIMUR
dan BENUA
AMERIKA
Ekspor ke
TIMUR
TENGAH dan
EROPA
Ekspor ke
TIMUR
TENGAH dan
EROPA
Ekspor ke ASIA
TIMUR
Sorong
Bitung
Makassar
Tj. Perak
Tj. Priok
Belawan
SISTEM KONEKTIVITAS PELABUHAN PERIKANAN BERSINERGI DENGAN PROGRAM TOL LAUT
Penumbuhan sistem
bisnis perikanan
Pemenuhan konsumsi ikan
untuk ketahanan pangan
Peningkatan ekspor hasil
perikanan
Pertumbuhan ekonomi lokal
dan pendapatan masyarakat
Sentra
Kelautan &
Perikanan
Terpadu
1. Natuna2. Simeulue3. Tahuna4. Saumlaki5. Merauke6. Mentawai7. Nunukan (Sebatik)8. Talaud9. Morotai10. Biak Numfor11. Tual12. Mimika13. Sarmi14. Moa15. Rote Ndao16. Anambas17. Sumba Timur18. Buton Selatan19. Enggano20. Sabang
Sumber:
- Rute Tol Laut: Kementerian Perhubungan, 2016
- SKTP 2017: KKP, 2016
37D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n T a n g k a p
K e m e n t e r i a n K e l a u t a n d a n P e r i k a n a n DJPT©
PEMBANGUNAN WILAYAH TERLUAR MELALUI PROGRAM SKPT
38D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n T a n g k a p
K e m e n t e r i a n K e l a u t a n d a n P e r i k a n a n DJPT©
DAMPAK
& HARAPAN 1.b
39D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n T a n g k a p
K e m e n t e r i a n K e l a u t a n d a n P e r i k a n a n DJPT©
PENINGKATAN STOK IKAN DI PERAIRAN INDONESIA
6,19 6,4 6,41 6,527,31
9,93
12,5
1997 1999 2001 2011 2013 2015 2016
5,76,03 6,2 6,35
7,88,22
8,86
2013 2014 2015 2016* 2017** 2018** 2019**
Hasil/MSY (Juta Ton)
Volume Produksi (Juta Ton)
Berdasarkan perhitungan Komnas Kajiskan dan
BRSDMKP tahun 2017, terjadi peningkatan stok
ikan yang siap tangkap sebesar 2,57 Juta Ton
Dampak pemberlakuan moratorium kapal
eks asing, pemberantasan IUU Fishing dan
pelarangan API yang tidak ramah lingkungan.
Rata-rata pertumbuhan produksi perikanan
tangkap tahun 2010-2016 adalah 3,44% per
tahun
Terdapat gap/selisih antara potensi SDI dengan
capaian produksi pada tahun 2016 yang dapat
dioptimalkan pemanfaatanya.
* Tahun 2016 merupakan angka sementara** Tahun 2017, 2018, 2019 merupakan angka target
POTENSI SDI DI PERAIRAN LAUT
BERDASARKAN PERHITUNGAN KOMNAS
KAJISKAN & BRSDM-KP TAHUN 2017
CAPAIAN & TARGET VOLUME PRODUKSI
DI PERAIRAN LAUT
40D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n T a n g k a p
K e m e n t e r i a n K e l a u t a n d a n P e r i k a n a n DJPT©
STATUS STOK IKAN PULIH TAHUN 2015-2016
Sumber Data :
Data 2015 berdasarkan KepMen KP 47/2016
Data 2016 berdasarakan PUSRISKAN 2017
PERBANDINGAN STATUS STOK SDI PER KELOMPOK JENIS IKAN
TAHUN 2015 - 2016
PERBANDINGAN
STATUS STOK SDI
TAHUN 2015 - 2016
41D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n T a n g k a p
K e m e n t e r i a n K e l a u t a n d a n P e r i k a n a n DJPT©
LATAR BELAKANG ILMIAH REFORMASI KEBIJAKAN PERIKANAN (1/2)
Hasil Penelitian Badan Litbang KP dengan University of California Santa Barbara (UCSB)
Di bawah direktif Menteri Susi, kebijakan Indonesia untuk memberantas
IUUF dari kapal asing dan investasi untuk armada kapal skala-kecil dapat
mengurangi upaya penangkapan ikan sebesar 35% (data KKP) dan akan
meningkatkan tangkapan ikan dalam jangka panjang selama upaya
penangkapan dalam negeri dikelola dengan baik.
Penangkapan Skipjack tuna sampai 2035 (dibandingkan sekarang)
Tidak ada
kebijakan IUU
Kebijakan IUU, tidak ada
reformasi^
Kebijakan IUU,
dengan reformasi
Keberhasilan Kebijakan Melawan IUUF
^mengurangi open access & menerapkan pengendalian perizinan
Perhitungan independen menunjukkan pengurangan upaya penangkapan ikan di malam hari setelah moratorium, namun upaya penangkapan ini tergantikan meskipun ada perpanjangan
setelah 30 April 2015. Dihitung oleh tim UCSB/KKP berdasarkan data dari NOAA Joint Polar Satellite System (JPSS).
Perlunya Reformasi dan Investasi
Bila investasi dilakukan tanpa reformasi, akan
menyebabkan kerugian dalam jangka panjang dengan
mendukung overfishing
Reformasi perikanan tanpa investasi menyebabkan
kehilangan profit dalam jangka pendek, tapi menjaga
keuntungan jangka panjang karena pemulihan
biomassa ikan.
Reformasi dan Investasi, apabila dijalankan secara
bersamaan, akan mencegah kerugian jangka pendek
akibat pembatasan, dan memastikan sumberdaya ikan
membaik dalam jangka panjang.
Investasi tanpa reformasi
Reformasi tanpa investasi
Investasi dan reformasi
42D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n T a n g k a p
K e m e n t e r i a n K e l a u t a n d a n P e r i k a n a n DJPT©
LATAR BELAKANG ILMIAH REFORMASI KEBIJAKAN PERIKANAN (2/2)
• Hasil Penelitian Badan Litbang KP dengan University of California Santa Barbara (UCSB)
Proyeksi 2050: Bila kebijakan reformasi perikanan dilakukan
secara konsisten, dapat meningkatkan biomassa ikan 224%,
meningkatkan tangkapan 100%, dan keuntungan ekonomi
USD 3,7 milyar.
Dan bila dilakukan secara global, pada 2050, biomassa ikan
meningkat mencapai 619 juta metrik ton, tangkapan 16 juta
metrik ton, dan keuntungan perikanan USD 53 milyar.
43D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n T a n g k a p
K e m e n t e r i a n K e l a u t a n d a n P e r i k a n a n DJPT©
INDIKATOR PERTUMBUHAN PDB PERIKANAN
Data berdasarkan harga konstan tahun 2010
*) Angka sementara; **) Angka sangat sementara
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2017
154.545,20 164.264,30
176.149,30
189.089,70
204.016,80 214.523,20
-
50.000,00
100.000,00
150.000,00
200.000,00
250.000,00
2011 2012 2013 2014 2015* 2016**
PDB Perikanan (Miliar Rupiah) 2011-2016
7,65
6,29
7,24 7,35
8,37
5,15
3,95
4,59 4,20 4,24
4,02
3,25
6,17 6,03 5,56
5,02 4,79
5,02
Perikanan (%) Kelompok Pertanian (%) PDB Nasional (%)
44D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n T a n g k a p
K e m e n t e r i a n K e l a u t a n d a n P e r i k a n a n DJPT©
PENINGKATAN INDIKATOR NILAI TUKAR NELAYAN
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2017
95
100
105
110
115
120
125
Ja
nu
ary
-14
Fe
bru
ary
-14
Ma
rch
-14
Ap
ril-
14
Ma
y-1
4
Ju
ne
-14
Ju
ly-1
4
Au
gu
st-
14
Se
pte
mb
er-
14
Octo
be
r-1
4
No
ve
mb
er-
14
De
ce
mb
er-
14
Ja
nu
ary
-15
Fe
bru
ary
-15
Ma
rch
-15
Ap
ril-
15
Ma
y-1
5
Ju
ne
-15
Ju
ly-1
5
Au
gu
st-
15
Se
pte
mb
er-
15
Octo
be
r-1
5
No
ve
mb
er-
15
De
ce
mb
er-
15
Ja
nu
ary
-16
Fe
bru
ary
-16
Ma
rch
-16
Ap
ril-
16
Ma
y-1
6
Ju
ne
-16
Ju
ly-1
6
Au
gu
st-
16
Se
pte
mb
er-
16
Octo
be
r-1
6
No
ve
mb
er-
16
De
ce
mb
er-
16
Ja
nu
ary
-17
Fe
bru
ary
-17
Ma
rch
-17
Ap
ril-
17
Ma
y-1
7
Ju
ne
-17
NTN NTPi NTP NTUN NTUPi NTUP
2014 2015 2016 2017
NTN : Nilai Tukar NelayanNTPi : Nilai Tukar Pembudidaya IkanNTP : Nilai Tukar PerikananNTUN : Nilai Tukar Usaha NelayanNTUPi : Nilai Tukar Usaha Pembudidaya IkanNTUP : Nilai Tukar Usaha Perikanan
Perkembangan Nilai Tukar Sektor Perikanan 2014-2017 Menurut Bulan
45D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n T a n g k a p
K e m e n t e r i a n K e l a u t a n d a n P e r i k a n a n DJPT©
PENINGKATAN PNBP SDA PERIKANAN
TAHUN TARGET
(Rp. Miliar)REALISASI
(Rp. Miliar)%
2012 150,00 215,48 143,66
2013 250,00 227,56 91,02
2014 250,00 214,44 85,78
2015 578,79 77,47 13,39
2016 693,00 357,88 51,64
2017* 950,00 175,29 18,44
* Realisasi s.d 11/04/2017
150
250 250
578,79
693
950
215,48 227,56 214,44
77,47
357,88
175,29
2012 2013 2014 2015 2016 2017*TARGET REALISASI
46D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n T a n g k a p
K e m e n t e r i a n K e l a u t a n d a n P e r i k a n a n DJPT©
2. RENCANA PEMBANGUNAN
PERIKANAN TANGKAP
2018
47D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n T a n g k a p
K e m e n t e r i a n K e l a u t a n d a n P e r i k a n a n DJPT©
TEMA RENCANA KERJA PEMERINTAH (RKP) TAHUN 2018
“Kita telah terlalu lama memunggungi laut, memunggungi
samudra, memunggungi selat dan teluk.”
“Kini saatnya kita mengembalikan semuanya sehingga
Jalesveva Jayamahe, di laut justru kita jaya, sebagai
semboyan nenek moyang kita di masa lalu, bisa kembali
membahana.”
Presiden Joko Widodo, Pidato Kenegaraan 20 Oktober 2014
TEMA RKP 2018
“MEMACU INVESTASI DAN MENETAPKAN PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR UNTUK PERCEPATAN PERTUMBUHAN EKONOMI
YANG BERKUALITAS”
48D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n T a n g k a p
K e m e n t e r i a n K e l a u t a n d a n P e r i k a n a n DJPT©
PRIORITAS RENCANA KERJA PEMERINTAH (RKP) TAHUN 2018
15. Peningkatan Produksi Pangan
22. Pembangunan Wilayah Perbatasan dan
Daerah Tertinggal
Prioritas Nasional Pembangunan
Kelautan & Perikanan 2018
49D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n T a n g k a p
K e m e n t e r i a n K e l a u t a n d a n P e r i k a n a n DJPT©
TARGET INDIKATOR KINERJA UTAMA PERIKANAN TANGKAP TAHUN 2018
Pertumbuhan PDB
Perikanan
11%
Nilai Tukar Nelayan
(NTN)
112Jumlah WPP-NRI yang
menerapkan RPP
11WPP
Fasilitasi penyaluran
permodalan usaha
perikanan tangkap
4,8T
Produksi Perikanan
Tangkap
9,45 Volume
(Juta Ton)
209,79 Nilai
(Rp. Triliun) Rata-rata
Pendapatan
11,32RTP
(Rp. Juta/RTP/Bulan)
3,62 Nelayan
(Rp.Juta/Orang/Bulan)
50D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n T a n g k a p
K e m e n t e r i a n K e l a u t a n d a n P e r i k a n a n DJPT©
ALOKASI APBN DITJEN PERIKANAN TANGKAP: KRISNA VS USULAN PENYESUAIAN
411.540
303.517
180.200
76.500
309.015
609.072
193.190
132.902
31.487
297.809
Pengelolaan KapalPerikanan dan AlatPenangkapan Ikan
Pengelolaan PelabuhanPerikanan
Pengelolaan Perizinandan Kenelayanan
Pengelolaan SumberDaya Ikan
Dukungan Manajemendan Pelaksanaan Tugas
Teknis Lainnya DJPT PAGU KRISNA PAGU PENYESUAIAN
Rp
. Ju
ta
NO KEGIATAN PAGU KRISNA PAGU PENYESUAIAN
1. Pengelolaan Kapal Perikanan dan Alat Penangkapan Ikan 411.540.249 609.071.536
2. Pengelolaan Pelabuhan Perikanan 303.516.780 193.189.884
3. Pengelolaan Perizinan dan Kenelayanan 180.200.000 132.902.050
4. Pengelolaan Sumber Daya Ikan 76.500.000 31.987.411
5. Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis Lainnya DJPT 309.014.688 297.808.807
JUMLAH 1.280.771.717 1.264.959.688
(Rp. 000,-)
51D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n T a n g k a p
K e m e n t e r i a n K e l a u t a n d a n P e r i k a n a n DJPT©
USULAN PAGU PENYESUAIAN APBN DITJEN PERIKANAN TANGKAP TAHUN 2018
Prioritas
Rutin
Rutin: (Gaji, Tukin, Ops Perkantoran)
77,75%
22,25%
Kegiatan Prioritas
untuk Stakeholder:
Total Anggaran DJPT 2018:
Rp. 1.264.959.688.000,-
52D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n T a n g k a p
K e m e n t e r i a n K e l a u t a n d a n P e r i k a n a n DJPT©
OUTPUT KEGIATAN UTAMA DITJEN PERIKANAN TANGKAP TAHUN 2018
508Unit
Kapal Perikanan
1.702Paket
Alat Penangkapan Ikan
1.000Unit
Mesin Kapal Perikanan
1Lokasi
National Fisheries Center
2Lokasi
Bengkel Kapal Perikanan
16Lokasi
TPI Higienis
500.000Premi
Asuransi Nelayan
5Lokasi
TPI Perairan Darat15.000Bidang
Sertifikat Hak AtasTanah Nelayan
2Lokasi
Kedai Nelayan
9Lokasi
Pelabuhan Perintis(SKPT)
6Lokasi
Kampung Nelayan
Pengadaan Kapal Perikanan menunggu persetujuan DPR atas evaluasi 2017
Kampung Nelayan dan Kedai Nelayan ditujukan sebagai model percontohan CSR BUMN
53D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n T a n g k a p
K e m e n t e r i a n K e l a u t a n d a n P e r i k a n a n DJPT©
OUTPUT KEGIATAN PENDUKUNG DITJEN PERIKANAN TANGKAP TAHUN 2018
1Pertemuan
Bali Tuna Conference
45.000Unit
Logbook
11Unit
Operasional KelembagaanWPP-NRI
600Orang
Observer Perikanan
539Orang
Syahbandar Perikanan
25Provinsi
Integrasi Perizinan
Pusat Daerah
7WPP
Pastisipasi RFMO &Kerjasama Internasional
54D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n T a n g k a p
K e m e n t e r i a n K e l a u t a n d a n P e r i k a n a n DJPT©
PENUTUP: SINERGI PUSAT-DAERAH
1. Sinergi program/kegiatan antara Pusat dan Daerah, serta pembiayaan
pembangunan (APBN, APBD, DAK dan Dana Desa);
2. Pengawalan distribusi, monitoring dan pemanfaatan paket bantuan yang telah
dilaksanakan;
3. Dukungan daerah terhadap pelaksanaan kegiatan prioritas Ditjen Perikanan
Tangkap (Identifikasi calon penerima, penyiapan lahan, sosialisasi & pembinaan
stakeholder, distribusi bantuan, monitoring dan evaluasi);
Kementerian Kelautan dan PerikananDirektorat Jenderal Perikanan Tangkap
©2017
TerimKasih