Tugas Interpretasi Kista
Tantia Cita Dewanti Fudhail
10/298072/KG/8646
1. Perbedaan kista radikuler dan kista residual
Kista Radikuler Kista Residual
1. Definisi kista yang berasal dari sisa epitel
Malassez, karena suatu peradangan
pulpa ataupun trauma yang
menyebabkan gigi nekrosis.
Kista residual adalah istilah yang
sesuai karena tidak ada gigi yang
tertinggal dimana dapat
mengidentifikasikan lesi. Paling
umum, kista residual merupakan
sisa dari kista radikuler dari gigi
yang telah dicabut.
2. Usia 20-50 tahun 20 tahun keatas
3. Lokasi Apeks gigi non vital Regio apikal gigi
4. Ukuran 1,5 – 3 cm 2-3 cm
5. Bentuk
dan batas
tepi
Bulat dan berbatas tegas tepi
radiopak
Bulat dan berbatas tegas tepi
radiopak
6. Struktur
internal
Radiolusen Radiolusen
Whaites (2003) menyebutkan terminologi dari kista residual adalah kista radikuler yang
tersisa setelah dilakukan pencabutan gigi yang terinfeksi. Margono (2012) berpendapat
bahwa radiolusen pada daerah tempat bekas pencabutan, apabila pada gigi tersebut terdapat
suatu kista radikuler dan apabila perawatannya kurang bersih maka radiolusen itu disebut
kista residual namun menurut Deepthi dkk. (2014) jaringan granulasi atau inflamasi pada
daerah periapikal gigi yang tidak dibersihkan pada saat pencabutan gigi yang dapat
menimbulkan kista residual.
Secara histologis dan tampakan klinis dari kista residual sangat mirip dengan kista radikuler
yang membedakan adalah lokasi bekas pencabutan gigi. Awalnya gigi dicabut dengan
adanya area patologis di periapikalnya, jika ada sisa jaringan patologis pada area bekas
pencabutan maka seiring waktu akan berkembang menjadi kista residual. Setelah beberapa
tahun, kista dapat berukuran sama atau bertambah besar. Kista residual jarang menjadi
keluhan utama pasien karena kista ini biasanya asimptomatik dan didiagnosis setelah
dilakukan pemeriksaan yg lengkap (subjektif dan objektif) dan pemeriksaan radiografi
(Deepthi dkk., 2014)
2. Predileksi kista radikuler pada individu yang sama
Pada satu individu dapat ditemukan lebih dari satu kista radikular. Hal tersebut
menimbulkan pendapat akan adanya individu yang rentan terhadap pembentukan kista
radikuler (cyst-prone individuals). Pandangan tersebut didukung oleh fakta bahwa pada
individu lain dengan banyak gigi non vital, dapat sama sekali tidak terbentuk kista
radikular. Toller menyatakan bahwa kemungkinan mekanisme imunitas dapat mencegah
terbentuknya kista pada kebanyakan individu dan bahwa individu yang rentan tersebut
memiliki defek pada mekanisme imunitasnya. Shear menyatakan bahwa beberapa individu
mungkin juga memiliki kecenderungan genetik untuk mengembangkan kista. Kista
radikule multipel juga dapat ditemukan pada pasien dengan dentinogenesis imperfecta, hal
ini disebabkan karena defek morfologis yang berakibat pulpa terpajan secara dini sehingga
cepat mengalami kematian.
3. Kista radikuler dapat berkembang menjadi apa?
Skuamous sel karsinoma merupakan neoplasma maligna yang memiliki tiga tipe yaitu
skuamous sel karsinoma yang berasal dari jaringan lunak, skuamous sel karsinoma yang
berasal dari tulang dan skuamous sel karsinoma yang berasal dari kista. Nama lain dari
skuamous sel karsinoma yang berasal dari kista adalah carcinoma ex odontogenic cyst.
Skuamous sel karsinoma yang berasal dari kista dapat berasal dari kista radikuler, kista
residual, kisat dentigerous dan odoontogenic keratocyst. Pada pemeriksaan histologi epitel
skuamous yang merupakan tepi kista bersifat seperti neoplasma maligna. Pada gambaran
radiograf karsinoma ini, lokasi paling sering terjadi di mandibula. Bentuknya bulat atau
oval, batasnya tidak tegas, difus, tidak ada tepi radiopak karena sifat dari neoplasma
maligna adalah infiltratif. Karsinoma ini juga terlihat dapat mendestruksi processus
alveolaris.
4. Perbedaan kista, tumor jinak dan tumor ganas
Kista merupakan suatu rongga patologis yang
berisi cairan yang seringkali dibatasi oleh lapisan
epitel. Pada gambaran radiograf kista memiliki
ciri-ciri, area radiolusen berbatas tegas tepi
radiopak.
Tumor jinak memiliki ciri-ciri, diferensiasi baik,
pertumbuhannya lambat, tumbuh ekspansif yaitu
mendesak jaringan sehat sekitarnya sehingga jaringan
sehat yang terdesak membentuk kapsul, dan tidak
mestasis. Pada gambaran radiograf terlihat tumor
jinak memiliki ciri berbatas tegas dan mempunyai
kapsul jaringan ikat. Contoh tumor jinak adalah
ameloblastoma.
Tumor ganas memiliki ciri-ciri,
diferensiasi buruk, tumbuhnya infiltratif
yaitu tumbuh bercabang ke dalam
jaringan sehat, metastasis, tumbuhnya
cepat. Pada gambaran radiograf terlihat
tumor ganas memiliki ciri berbentuk
irreguler, batas yang tidak tegas, terlihat
pertumbuhannya infiltratif ke jaringan yang sehat. Contoh dari tumor ganas adalah
Squamous cell carcinoma.
Daftar Pustaka
Deepthi, A., LaxmikanthChatra, Prashanth, S., Veena, K., Prasanna, K., dan Rachana, V., 2014, Residual Cyst: A Case Report, International Journal of Advanced Health Sciences, 1:(4)
Sirait, T.,Rahayu, S., Sibarani, M., dan Brigitta, G., 2010, Kista RAdikular Multipel pada Maksila, Majalah Kedokteran FK UKI, 27:4
White, S.C. nad Pharoah, M.J. 2004. Oral Radiology: prnciples and interpretation. Mosby. St. Louis
Whaites, Eric. 2003. Essentials of Dental Radiography and Radiology. Elsevier. China