HUBUNGAN DURASI PENGUNAAN SMARTPHONE DENGAN
NYERI KEPALA PADA MAHASISWA FAKULTAS
KEDOKTERAN UNISMUH MAKASSAR
MUHAMMAD FARHAM A.
105421100117
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Makassar untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna
Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2021
` `
PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
HUBUNGAN DURASI PENGGUNAAN SMARTPHONE DENGAN NYERI
KEPALA PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MUHAMMAD FARHAM AL-HAPSY
105421100117
Proposal ini telah disetujui dan diperiksa oleh Pembimbing Skripsi Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Makassar
Makassar, 1 September 2020
Menyetujui pembimbing,
dr. Andi Weri Sompa, M.Kes., Sp.S
PERNYATAAN PENGESAHAN UNTUK MENGIKUTI
UJIAN PROPOSAL PENELITIAN
DATA MAHASISWA:
Nama Lengkap : Muhammad Farham Al-Hapsy
Tempat, Tanggal Lahir : Makassar, 04 November 1999
Tahun Masuk : 2017
Peminatan : Kedokteran Klinis
Nama Pembimbing Akademik : dr. H. Mahmud Ghaznawie, Ph.D, Sp.PA
(K)
Nama Pembimbing Skripsi : dr. Andi Weri Sompa, M. Kes, Sp. S
JUDUL PENELITIAN:
“Hubungan Penggunaan Smartphone Dengan Kejadian Nyeri kepala pada
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar”
Menyatakan bahwa yang bersangkutan telah memenuhi persyaratan
akademik dan administrasi untuk mengikuti ujian proposal Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Makassar.
Makassar, 1 September 2020
Mengesahkan,
Juliani Ibrahim, M.Sc., Ph.D
Koordinator Skripsi Unismuh
PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT
Yang bertanda tangan dibawah ini,
Nama Lengkap : Muhammad Farham Al-Hapsy
Tempat, Tanggal Lahir : Makassar, 04 November 1999
Tahun Masuk : 2017
Peminatan : Kedokteran Klinis
Nama Pembimbing Akademik : dr. H. Mahmud Ghaznawie, Ph.D, Sp.PA
(K)
Nama Pembimbing Skripsi : dr. Andi Weri Sompa, M. Kes, Sp. S
Menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam
penulisan proposal saya yang berjudul:
HUBUNGAN PENGGUNAAN SMARTPHONE DENGAN NYERI KEPALA
PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Apabila suatu saat nanti terbukti bahwa saya melakukan tindakan plagiat,
maka saya akan menerima sanksi yang telah ditetapkan.
Demikian surat pernyataan ini saya buat untuk digunakan sebagaimana
mestinya.
Makassar, 1 September 2020
Muhammad Farham Al-Hapsy
NIM: 105421102917
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Nama : Muhammad Farham Al-Hapsy
Ayah : dr. Muqawwimuddin Sp.A
Ibu : Muliyani
Tempat, Tanggal Lahir : Makassar, 04 November 1999
Agama : Islam
Alamat : Jl. Al-Markaz I CD 2/10
Nomor Telepon/HP : 082290884545
Email : [email protected]
RIWAYAT PENDIDIKAN
SD Al-Azhar Syifa Budi Legenda (2005-2011)
SMP Al-Azhar Syifa Budi Legenda (2011-2014)
SMA Negeri 5 Tambun Selatan (2014-2017)
Universitas Muhammadiyah Makassar (2017-2021)
HUBUNGAN DURASI PENGGUNAAN SMARTPHONE DENGAN NYERI
KEPALA PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Muhammad Farham A.1*
, Andi Weri Sompa2, Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Makassar
*Corresponding Author : Muhammad Farham A.,
email address : [email protected]
Abstrak :
Penggunaan smartphone bagi mahasiswa banyak digunakan untuk memudahkan
dalam mencari informasi sehingga dapat memahami materi. Namun penggunaan
smartphone yang berlebihan justru berdampak negatif bagi penggunanya seperti
kurangnya interaksi sosial, gangguan kecemasan, mata kering, sakit kepala, dan
penyakit kronis lainnya. Sakit leher dan sakit kepala sering dikeluhkan saat
menggunakan smartphone. Penlitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan
antara durasi penggunaan smartphone dengan kejadian nyeri kepala pada
mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar.
Penelitian ini menggunakan metode observasional dengan pendekatan cross
sectional dan teknik pengambilan sampel menggunakan random sampling.
Responden adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Makassar Angkatan 2017-2019 yang berjumlah 160 orang. Dalam hasil analisis
didapatkan adanya hubungan antara durasi penggunaan smartphone dengan
kejadian nyeri kepala (p=0,038) serta antara durasi penggunaan smartphone
dengan intensitas nyeri kepala (p=0,006) maka dapat disimpulkan bahwa ada
hubungan antara durasi penggunaan smartphone dengan kejadian nyeri kepala.
Kata Kunci : Smartphone, Nyeri Kepala
ASSOCIATION BETWEEN DURATION OF SMARTPHONE USAGE
AND HEADACHE AMONG MEDICAL STUDENTS IN UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Muhammad Farham A.1*
, Andi Weri Sompa2, Medical and Health Sciences
Faculty of Muhammadiyah University of Makassar
*Corresponding Author : Muhammad Farham A.,
email address : [email protected]
Abstract :
The use of smartphones for students is widely used to make it easier to find
information so that they can understand the material. However, excessive use of
smartphones actually has a negative impact on users such as lack of social
interaction, anxiety disorders, dry eyes, headaches, and other chronic diseases.
Neck pain and headaches are often complained of when using a smartphone. This
research aims to determine the association between the duration of smartphone
usage and the incidence of headache among medical students in University of
Muhammadiyah Makassar. This Study employed observational method with cross
sectional approach and sampling technique using random sampling. The result of
this study between duration of smartphone usage and the incidence of headache
obtained a significance velue of p = 0,038 and between duration of smartphone
usage and headache intensity obtained a significance velue of p = 0,006 it could
be concluded that there was a association between duration of smartphone usage
and headache.
Keywords : Smartphone, Headache
KATA PENGANTAR
Assalamu‟Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillah, syukur yang tak akan pernah terhingga penulis haturkan
kepada ALLAH SWT atas segala rahmat, berkah dan karunia-Nya sehingga
skripsi dengan judul “Hubungan Penggunaan Smartphone Dengan Nyeri Kepala
pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar”
dapat terselesaikan dengan baik. Teriring salam serta sholawat kepada nabi
Muhammad Shallallahu „Alaihi Wa Sallam beserta keluarga dan sahabatnya yang
telah membawa kita ke alam penuh dengan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini.
Pada kesempatan ini ijinkan saya untuk mengucapkan terima kasih serta
pernghargaan tertinggi kepada orang tua saya Alm dr. Muqawwimuddin Sp.A dan
Muliyani yang telah mendukung saya sampai saat ini dengan segala jerih payah
yang mungkin tak bisa terbayarkan dengan materi yang ada, kepada kedua
saudara saya Aldi dan Nanda yang terkasih serta seluruh orang yang sangat
berperan dalam proses penyusunan skripsi saya sehingga saya dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik atas doa yang tak berhentinya mengalir dari
kalian.
Dalam penulisan skripsi ini juga tak lupa penulis mengucapkan rasa
terimakasih yang sebesar- besar dengan seluruh rasa hormat yang ada kepada:
1. Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar
Ayahanda dr.H.Mahmud Ghaznawie, Sp.PA(K) yang sudah menyediakan
sarana serta prasarana hingga dalam penyelesaian pendidikan penulis
dapat terselesaikan dengan baik.
2. Kepada pembimbing dr. Andi Weri Sompa, M.Kes, Sp. S yang sudah
mengoreksi serta memberi bimbingan dakam proses menyusun proposal
hingga selesai dengan baik.
3. Dra. A. Fajriwati Tadjuddin, MA, Ph.D selaku pembimbing Al-Islam
Kemuhammadiyahan.
4. Semua dosen serta staff yang ada di Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Makassar.
5. Seluruh teman-teman yang telah memberi semangat saat proses
penyelesaian skripsi yakni teman - teman sepembimbingan skripsi kepada
Amirah, Caca serta Inna.
6. Serta seluruh teman sejawat angkatan 2017 Argentaffin yang selalu
mendukung dan memberikan saran dan semangat. .
Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan
dengan seluruh kerendahan hati apabila ada kritik ataupun masukan dari pembaca
dengan senang hati penuli akan menerimanya. Besar harapan dengan adanya
penulisan ini bisa bermanfaat ditengah masyarakat yang ada. Inilah pengujung
dari rasa syukur penulis, semoga seluruh pihak yang telah mendukung dibalas
kebaikannya oleh Allah SWT.
Makassar, 1 Desember 2020
Penulis
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR .......................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................ i
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 6
A. Smartphone ............................................................................................... 6
B. Nyeri Kepala (Chepalgia) .......................................................................... 8
C. Hubungan Durasi Penggunaan Smartphone dengan Nyeri Kepala .......... 19
D. Tinjauan Keislaman................................................................................. 20
E. Kerangka Teori ....................................................................................... 27
BAB III KERANGKA KONSEP ....................................................................... 29
A. Konsep Pemikiran ................................................................................... 29
B. Definisi Operasional ................................................................................ 29
C. Hipotesis ................................................................................................. 30
BAB IV METODE PENELITIAN ..................................................................... 32
A. Desain Penelitian ..................................................................................... 32
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................... 32
C. Populasi Penelitian .................................................................................. 32
D. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ................................................ 32
E. Kriteria Inklusi dan Eksklusi ................................................................... 33
ii
F. Alur Penelitian ........................................................................................ 34
G. Analisis Data ........................................................................................... 35
H. Etika Penelitian ....................................................................................... 35
BAB V HASIL PENELITIAN ........................................................................... 28
A. Gambaran Umum Populasi ...................................................................... 28
B. Analisis ................................................................................................... 28
BAB VI PEMBAHASAN .................................................................................. 32
A. Pembahasan ............................................................................................ 32
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 36
A. Kesimpulan ............................................................................................. 36
B. Saran ....................................................................................................... 36
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 37
LAMPIRAN ...................................................................................................... 38
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Definisi Operasional ............................................................... 28
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden .............................................. 37
Tabel 5.2 Hubungan Durasi Penggunaan Smartphone dengan Nyeri
Kepala .................................................................................... 28
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 5.1 Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar
v
DAFTAR LAMPIRAN
1. Kuisioner
2. Output Hasil
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini perkembangan informasi serta komunikasi merupakan hal
yang esensial di masa globalisasi masa ini. Perkembangan yang pesat ini
melahirkan masyarakat informasi (information society) yang selalu
meningkatkan pengetahuan tentang teknologi, serta perkembangan teknologi
dan komunikasi(1)
. Dewasa ini, penggunaan teknologi informasi sampai pada
penggunaan media elektronik yang praktis dan mudah yaitu Gadget. Gadget
adalah perangkat komunikasi media elektronik yang memiliki banyak fungsi
dan kegunaan. Pada era teknologi ini, penggunaan gadget sudah menjadi
bagian dari gaya hidup manusia modern. Contoh dari gadget yaitu
smartphone, komputer, tablet dan laptop(2)
.
Adanya perkembangan perangkat komuniasi menyebabkan banyak orang
bergantung pada kecanggihan teknologi. Salah satunya adalah dengan
memanfaatkan smartphone yang tidak hanya sekedar alat komunikasi namun
juga fitur hiburan lainnya. Didapatkan data dari Kominfo RI (2017), sebanyak
66.3% masyarakat indonesia memiliki smartphone dengan usia dewasa muda
paling sering menggunakannya. Sebanyak 70,98% pelajar/ mahasiswa
menggunakan smartphone dengan frekuensi lebih dari 3 jam/hari.
Penggunaan smartphone pada mahasiswa dan pelajar banyak digunakan
2
untuk mempermudah mereka dalam mengakses informasi yang berkaitan
dengan pembelajaran sehingga dapat membantu mereka dalam memahami
materi(3)
. Penggunaan smartphone tidak hanya memiliki dampak positif,
penggunaan berlebihan dan terlalu lama pada smartphone dapat berdampak
negatif seperti kurangnya interaksi dengan keluarga, gangguan kecemasan,
mata kering, mata merah, penglihatan kabur bahkan nyeri kepala (4,5)
.
Nyeri kepala adalah salah satu keluhan yang sering dialami oleh
masyarakat. Diperkirakan sebanyak 47% populasi dewasa di dunia
mengalami setidaknya satu kali nyeri kepala dalam satu tahun (6)
. Penelitian
tentang prevalensi pendertia nyeri kepala berbasis rumah sakit pada lima
rumah sakit di indonesia, didapatkan data bahwa prevalensi migren tanpa aura
10%, migren dengan aura 1,8%, , episodic tension type headache 31%,
chronic tension type headache 24%, cluster headache 0.5%, dan mixed
headache 14%. Dari data tersebut, didapatkan data akhir dimana nyeri kepala
mendapati proporsi teratas, sekitar 42% dari keseluruhan pasien neurologi (7)
.
Didalam hadits disebutkan, Rasulullah dai ibnu „Abbas, beliau bersabda:
:
Artinya : “Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam mempunyai sebuah
cincin dan memakainya, beliau shallallahu „alaihi wa sallam bersabda :
Cincin ini telah menyibukkanku dari (memperhatikan) kalian sejak hari ini
(aku memakainya), sesaat aku memandangnya dan sesaat aku melihat
kalian” (Shahih An Nasa‟i : 5304).
3
Hadits tersebut menjelaskan bahwa Rasulullah SAW melarang sesuatu
hal yang dapat membuat kita lalai seperti penggunaan smartphone terlalu
lama sehingga menyebabkan lupa diri dengan lingkungan dan sekitarnya.
Berdasarkan latar uraian diatas, penulis tertarik untuk meneliti hubungan
antara penggunaan smartphone dengan kejadian nyeri kepala pada mahasiswa
fakultas kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar Angkatan 2017-
2019
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah pada penelitian
ini adalah “Apakah terdapat hubungan antara Durasi Penggunaan Smartphone
dengan kejadian Nyeri Kepala pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Makassar Angkatan 2017-2019”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara
Durasi Penggunaan Smartphone dengan kejadian Nyeri Kepala pada
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar
Angkatan 2017-2019
2. Tujuan Khusus
a. Menentukan kejadian nyeri kepala pada Mahasiswa Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
4
b. Menentukan durasi penggunaan ponsel pintar setiap mahasiswa
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
c. Menentukan hubungan antara durasi penggunaan smartphone dengan
nyeri kepala pada mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Dengan adanya penelitian ini besar harapan dapat memberi wawasan
serta mempertambah pengalaman dalam menerapkan ilmu yang telah
didapat selama perkuliahan.
2. Bagi Institusi
a) Hasil penelitian ini dapat menambah khasanah pengetahuan tenyang
kejadian nyeri kepala pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Makassar
b) Hasil penelitian ini akan memberikan informasi kepada Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Makassar tentang kejadian nyeri kepala pada mahasiswa akibat durasi
penggunaan smartphone.
3. Bagi Masyarakat
a) Menambah pengetahuan masyarakat tentang pengaruh durasi
penggunaan smartphone.
5
b) Penelitian ini memberikan manfaat langsung bagi subjek penelitian
agar dapat memodifikasi perilaku dan gaya hidupnya.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Smartphone
1. Pengertian Smartphone
Bila dilihat dari kemampuan yang dimiliki, smartphone merupakan
telepon genggam yang mempunyai kemampuan yang hampir menyamai
komputer. Smartphone masa sekarang memiliki fasilitas canggih seperti e-
mail (surat elektronik), internet dengan kemampuan layar sentuh dan
proses kerja yang sangat cepat dan selalu berkembang baik fasilitas
maupun kecepatannya setiap tahunnya bahkan setiap bulannya(8)
.
Gary B, Thomas J & Misty E, 2012 menyatakan Smartphone
merupakan telepon yang mampu terhubung dengan internet biasanya
terdapat kalender, buku agenda, buku alamat, kalkulator, serta catatan yang
merupakan fungsi dari adanya Personal Digital Assistant (PDA).
Smartphone dilengkapi dengan prosesor mikro, memori, tampilan layar
serta model built-in yang juga kombinasi fungsi dari personal digital
assistant (PDA) dengan telepon. Selain membuat panggilan telepon,
penggunaan ponsel juga dapat digunakan untuk memainkan game,
berkomunikasi dengan teman melalui aplikasi, akses ke internet melalui
halaman web (seperti blog, homepage, atau jaringan sosial lainnya) serta
berbagai informasi (9)
.
7
Gelombang radio yang terhubung dengan ponsel yang dilewatkan
dari pesawat menuju Base Tranceiver Station (BTS) serta Mobile
Switching Center (MSC) yang tersebar disepanjang jalur perhubungan
setelah itu diteruskan ke pesawat yang dipanggil sehingga ponsel
dikategorikan sebagai sambungan telepon bergerak(10)
.
2. Aplikasi pada smartphone
Agar dapat berfungsi pada smartphone, aplikasi mobile yang
merupakan perangkat lunak atau yang lebih dikenal dengan software
dirakit sedemikian rupa. Fitur yang dapat digunakan pada aplikasi ponsel
antara lain yaitu fitur dasar seperti fitur komunikasi, mengirim pesan,
gambar, suara hingga video. Aplikasi dasar misalnya SMS/MMS,
pemutaran video, internet browser biasanya telah dimiliki oleh kebanyakan
ponsel yang ada, berbagai aplikasi tersebut biasanya telah terpasang di
perangkat yang ada. Selain itu, sebagian aplikasi yang belum tersedia dapat
diunduh secara online dengan aplikasi dari vendor. Tipe aplikasi mobile
diantaranya adalah sebagai berikut(10)
:
a. Short Message Service (SMS)
SMS merupakan aplikasi yang sering kali ditemui, sebab setiap
jenis tipe smartphone tentu memiliki aplikasi ini dikarena aplikasi ini
merupakan aplikasi yang sangat mudah penggunaanya untuk
mengirim pesan.
b. Mobile Websites
8
website yang dirancang khusus untuk mobile devices ialah mobile
website. Bila melihat perbandingan yang ada pada desktop website
design yang dimiliki oleh mobile website lebih sederhana serta
memiliki lebih sedikit elemen interaktif.
c. Mobile Web Widgets
Pada Mobile Web Widgets merupakan aplikasi yang tidak dapat
berjalan sendiri dikarenakan hanyalah pelengkap web yang sederhana.
d. Mobile Web Applications
Aplikasi pada smartphone yang tidak perlu lagi mengunakan
instalasi atau perlu compile diperangkat yang diinginkan ialah Mobile
Web Applications
e. Native Applications
Berbeda dengan aplikasi yang sebelumnya pada Native
Application, sebelum menggunakan aplikasi ini perlu melakukan
penginstalan sebelumnya. Agar dapat menggunakannya biasa perlu
dilakukan tindak lanjut serta compile pada setiap mobile platform,
sehingga Native Applocation sering dikenal juga dengan sebutan plat
form application .
f. Games
Terdapat aplikasi yang dapat berupa Native Application ataupun
Web Application, tipe aplikasi ini ialah aplikasi yang bertujuan
menghibur penggunanya yaitu Games.
9
B. Nyeri Kepala
Nyeri kepala (Chepalgia) merupakan nyeri ataupun rasa yang
tidak nyaman diberada dikepada, selokasi atau seluruhnya serta bisa
menyebar ke area wajah, mata, rahang bawah hingga leher. Nyeri
kepala memiliki beberapa subtipe seperti tension-type headache,
migren, cluster headache.
a. Tension-type Headache
1. Definisi
Nyeri kepada yang dirasakan selama beberapa menit atau bahkan
berhari- hari dapat dikatakan sebagau nyeri kepala tipe tegang atau
tension type headache (TTH). Dengan intensita yang ringan hingga
sedang dirasakan seperti ditekan atau terikat pada nyeri yang
bilateral, Pada nyeri ini bisanya terdapat fotofobia ataupun fonofobia
TTG yang terbagi jadi tiga subklasifikasi, tetapi apabila melakukan
kegiatan fisik yang rutin nyeri tidak bisa bertambah ataupun
menyebabkan refluks. Tiga subklasifikasi yang ada terbagi antara
lain :
a) TTH episodik yang jarang (infrequent episodic) :
Nyeri kepala yang dialami sekali sebulan, atau dalam setahun
tidak lebih 12 kali serangan nyeri.
b) TTH episodik yang sering (frequent episodic) :
10
Dalam satu bulan dirasakan 1 - 14 kali serangan atau dalam
rentang 12 - 180 kali setahunnya
c) TTH menahun (chronic):
Nyeri kepala yang dirasakan bisa mencapai lebih dari 180 kali
dalam setahunnya atau lebih dari 15 kali serangan dalam
sebulan.
2. Epidemiologi
Prevalensi penderita TTH secara epodemiologi bermacam ragam.
Hal tersebut disebabkan studi dan model penelitian yang digunakan
berbeda sesuai dengan demografi tertentu. TTH sering terjadi di
eropa dengan prevalensinya mencapai 80%, di Asia sendiri tingkat
prevalensi TTH terendah yaitu 20%. Perbedaan jenis kelamin pada
pendertia TTH pada wanita semua umur lebih tinggi dibandingkan
pria dengan rasio wanita : pria berkisar 2:1 sampai 3:1.
Prevalensi penderita TTH terbanya adalah pada usia 25-30 tahun
dan meningkat pada usia 30-39 tahun. Sebanyak 40% penderita
akibat adanya riwayat keluarga, 25% merupakan penderita migrain.
Penderita TTH memiliki onset usia dari 25-30 tahun, pada usia 50-65
tahun TTH jarang terjadi7.
3. Etiologi
Masih belum dapat diketahui secara pasti apa yang
menyebabkan TTH ini. Faktor yang berhubungan dengan psikis
11
serta fisik masih menjadi praduga yang ada. Suatu stresor yang
mengakibatkan stres, ansietas, depresi hingga konflik emosional
bisa saja dapat menyebabkan TTH yang muncul akibat psikis.
Sedangkan apabila TTH disebabkan karena posisi kepala yang
menetap dalam durasi yang lama menyebabkan otot-otot kepala dan
leher berkontrasi, tidur yang kurang, kesalahan pada posisi tidur
hingga kelelahan disebabkan oleh faktor fisik(11)
.
4. Gejala Klinis
Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI)
(2016), pada episodic Tension Type Headache yang infrequent nyeri
kepala berlangsung mulai dari beberapa menit hingga beberapa hari,
nyeri muncul secara bilateral, terasa menekan atau mengikat dengan
kualitas nyeri yang ringan sampai sedang. Dalam aktivitas rutin,
tidak ada peningkatan nyeri, tidak adanya mual namun dapat
menyebabkan fotofobia atau fonofobia(11)
.
Kriteria diagnostik dari TTH adalah sebagai berikut
a) Dengan rata-rata < 1 hari/bulan (< 12 hari/tahun),minimal
ada 10 episode serangan agar kriteria B-D terpenuhi.
b) Dalam durasi 30 menit hingga 7 hari nyeri kepala
dirasakan.
12
c) Dari 4 gejala yang ada minimal ada 2 gejala yang dirasakan
saat nyeri kepala :
1) Lokasi yang bilateral
2) Terasa ditekan atau terikat
3) Skala nyeri yang ringan hingga sedang
4) Apabila melakukan kegiatan yang rutin misalnya jalan
ataupun naik turun tangga tidak memperparah nyeri
d) Tidak ditemukannya :
1) Mual ataupun muntah (tidak terdapat gangguan
makan).
2) Keluahan yang lebih dari satu: fotofobia ataupun
fonofobia.
e) Tidak terdapat kelainan yang berhubungan
5. Faktor yang mempengaruhi Tension Type-Headache
Tipe aplikasi ini merupakan aplikasi yang ditujukan untuk
menghibur penggunanya. Tidak mampunya menjaga kesehatan diri
sendiri (poor self-related health), tidak mampu merelaks kan diri
setelah bekerja, memiliki gangguan tidur bahkan insomnia dan usia
muda merupakan faktor yang sering mencetuskan TTH. Faktor
penyebab TTH yang lain diantaranya adalah:(11)
1) Kelaparan
2) Dehidrasi
13
3) Pekerjaan/ beban yang terlalu berat (overexertion)
4) Perubahan pola tidur
5) Caffeine withdrawal
6) Fluktuasi hormonal wanita.
Pemicu tersering TTH yang lain adalah stres dan konflik
emosional. Gangguan emosional dapat menjadi faktor risiko TTH,
sedangkan ketegangan mental dan stres adalah faktor-faktor
tersering penyebab TTH11
.
b. Migrain
1. Definisi
Migrain merupakan nyeri kepala berulang idiopatik yang ditandai
dengan serangan nyeri yang berlangsung selama 4 – 72 jam. Migran
biasanya hanya dialami oleh satu sisi kepala, berdenyut dengan
intensitas nyeri sedang – berat, dan diperparah oleh aktivitas fisik.
Migran dapat menyebabkan mual, foto dan fonofobia, serta nyeri
lebih sering pada bagian bifrontal(13)
.
Terdapat dua sub tipe migrain mayor yaitu migrain tanpa aura dan
migrain dengan aura. Pada migrain dengan aura ditandai oleh gejala
neurologis yang muncul lebih dahulu atau kadang-kadang bersamaan
dengan yeri kepala. Beberapa pasien mengalami fase pertanda yang
muncul dalam beberapa jam atau hari sebelum mengalami nyeri
14
kepala dan fase resolusi. Fase resolusi ditandai dengan seringnya
menguap, leher terasa kaku dan/ atau sakit(12)
.
2. Epidemiologi
Di Amerika Serikat, penelitian menunjukkan prevalensi migrain
pada wanita yaitu sebesar 18,2% dan pria sebesar 6,5% setiap
tahunnya. Prevalensi ini bervariasi berdasarkan umur dan jenis
kelamin. Migrain umumnya terjadi lebih sering pada wanita
dibandingka laki-laki. Namun, sebelum umu 12 tahun laki-laki lebih
rentan menderita migrain. Setelah umur 12 tahun, penderita migran
wanita lebih banyak dua hingga tiga kalinya dibadingkan pria(12)
.
Penelitian mengenai migrain di Indonesia sampai saat ini belum
ada, namun penelitian terhadap penderita migrain pada kelompok
umur 16 – 30 tahun di jakarta memiliki hasil bahwa sebanya 43,5%
memiliki migrain dimana 53,5% penderita merupakan wanita dan
35,8% penderita merupakan pria(14)
.
3. Etiologi
Mekanisme migrain sampai saat ini belum diketahui dengan
pasti. Penelitian biokimia membuktikan bahwa beberapa
karakteristik fisiologis pada migrain, telah diusulkan menjadi faktor
predisposisi dari migrain.
15
Karakteristik tersebut terdiri dari metabolisme serotonin (5-HT),
aktivasi trombosit, peningkatan sensitifitas kepada nitric oxide,
penurunan level dari metabolisme enzim, fungsi reseptor opiat yang
tidak normal dan abnormalitas dari electro-encephalographic (EEG).
Berikut merupakan beberapa teori mengenai etiologi dari
migrain(15)
:
a. Teori Vaskular
Teori ini berkaitan dengan perubahan-perubahan sifat
pembuluh darah. Sebelum suatu serangan, pembuluh darah
intrakranial mengalami vasokonstriksi, menyebabkan penurunan
aliran darah ke korteks penglihatan, yang disusul dengan
vasodilatasi, terutama pembuluh darah ektraserebral kulit kepala
dan duramater. Rasa nyeri pada migrain disebabkan oleh
vasodilatasi dari pembuluh darah tersebut.
b. Serotonin
Teori serontonin telah mengobservasi bahwa serangan
migrain berhubungan dengan peningkatan dari metabolisme
serotonin. Pelepasan serotonin dari hipersensitivitas trombosit
menjadi salah satu penyebab pada migrain.
c. Teori Aktivasi Perifer Nervus Trigeminus
Secara biologik, migrain merangsang korteks serebri secara
berlebihan, yang mungkin mendasari terjadinya migrain dengan
16
aura dan sering meningkatkan komorbiditas depresi, mania dan
anxietas. Rasa nyeri yang timbul berhubungan dengan sensitisasi
dari ujung saraf perifer di sekitar pembuluh darah, mungkin
menjadi penyebab pelebaran dari pembuluh darah meningeal,
yang menyebabkan sistem sentral trigeminal teraktivasi dan
tersensitisasi. Pengeluaran neuropeptida menyebabkan inflamasi
neurogenik dari pembuluh darah meningeal yang nantinya akan
mengaktivasi serabut sensorik trigeminal. Neuropeptida seperti
substance P dan calcitonin gene related peptide (CGRP),
mengawali respon inflamasi tersebut.
4. Gejala Klinis
A. Migrain tanpa aura :
Pada migran ini tidak terjadi gangguan neurologik focal yang
datang sebelum nyeri kepala, ciri kkhas dari migrain ini adalah
nyeri kepala berdenyut yang mundul secara mendadak.
a) Agar kriteri B - D dapat terpenuhi , maka minimal terjadi
lima serangan
b) Dengan durasi 4 - 72 jam terjadinya serangan nyeri pada
kepala ( yang tidak dilakukan tindakan ataupun obat yang
dipakai tidak menghasilkan reaksi apapun)
c) Dari keempat karakteristik yang ada, minimal nyeri kepala
yang dirakan mempunyai dua gejala berikut :
17
1. Lokasi nyeri yang unilateral
2. Kualitas deyutan
3. Skala nyeri mengarah ke sedang hingga berat
4. Apabila penderita melakukan kegiatan nyeri yang
dirasakan semakin berat (seperti jalan ataupun menaikin
tangga)
d) Biasanya saar nyeri berlangsung secara bersamaan akan
merasakan :
1. Mual ataupun muntah,
2. Fotofobia dan fonofobia
e) Tidak mempunyai hubungan dengan diagnostik yang lainnya
B. Migrain dengan aura
Sebelum muncul nyeri kepala, terdapat gangguan neurorogik
fokal negatif atupun positif saat migran aura. Durasi
berlangsungnya aura paling maksimal selama 60 menit tetapi
sering kali terjadi dalam 5 hingga 20 menit. Biasanya aura
muncul secara bersama dengan nyeri kepala tetapi tidak dapat
terpungkirin juga bila aura selesai kemudian nyeri kepala baru
dialami. Daerah visual serta lapang pandang sering kali dikaitkan
dengan aula. Kesemutan yang dirasakan pada area wajah hingga
lengan, dysphasia atau aphasia, kelemahan dan hemiparesis
merupakan gejala dari aura motorik serta sensorik.
18
Kriteria diagnostik:
a) Sekurang – kurangnya terjadi dua serangan memenuhi yang
memenuhi kriteria B – D
b) Secara reversibel, terdapat satu hingga lebih gejala aura :
1) Visual
2) Sensoris
3) Bicara dan / atau bahasa 11
4) Motorik
5) Batang otak
6) Retina
c) Terdapat minimal dua diantara empat karakteristik nyeri
kepala, yakni :
1) Mengalami paling tidak satu hingga lebih gejala aura yang
timbul secara bertahap ≥5menit.
2) Paling tidak masing-masing gelaja berlangsung dengan
durasi 5-60 menit
3) Dengan unilateral, dirasakan paling sedikit gejala aura
4) Sepanjang 60 menit aura ikut dirasakan
d) Diagnostik lain tidak memiliki hubungan
5. Faktor – Faktor yang mempengaruhi terjadinya Migrain
A. Faktor Resiko Migrain
19
Faktor resiko migrain terdiri dari riwayat keluarga, usia,
jenis kelamin. Migrain adalah penyakit yang mempunyai
prevalensi riwayat keluarga yang tinggi. Riwayat keluarga
tersebut memperlihatkan adanya faktor genetik yang berperan.
Studi di Turki mencatat, sebanyak 45%-70% penderita migrain
mempunyai riwayat keluarga. Sebuah penelitian di Indonesia,
dengan usia rata-rata 22-44 tahun, 54 laki-laki (38,6%) and 86
perempuan (61,4%). Usia tersebut dapat diinterpretasikan
sebagai masa usia yang memiliki produktifitas yang tinggi. Dari
segi jenis kelamin, wanita menjadi kelompok yang paling
banyak mengalami migrain dibandingkan pria. Dari total 1750
pasien migrain, 83,4% adalah perempuan dan 15,7% adalah
laki-laki(15)
.
B. Faktor Pencetus Migrain
Faktor pencetus menjadi peranan yang penting dalam
terjadinya migrain. Hasil studi L Kelman, mendapatkan hasil dari
migrain yang dicetuskan terjadi sebanyak 75,9% dari 133
penderita migrain. Banyak faktor-faktor pencetus yang dapat
menyebabkan terjadinya migrain, antara lain stres, hormonal, tidak
makan atau puasa, cuaca, gangguan tidur, parfum atau bau yang
menyengat, cahaya, alkohol, asap, panas, tidur larut malam,
asupan makanan, olahraga, aktivitas seksual. Dari faktor-faktor
20
pencetus ini, faktor hormonal dan stres menjadi faktor yang paling
banyak menyebabkan migrain. Selain itu, studi lain mendapatkan
hasil bahwa faktor pencetus yang paling banyak ditemukan adalah
faktor makanan dari total data wanita dan laki-laki jika
dibandingkan dengan faktor hormonal, tidur, puasa, aktivitas, stres
dan lingkungan(15)
.
c. Cluster Headache
1. Definisi
Cluster headache adalah kelainan nyeri kepala dengan serangan
paling berat yang dapat berlangsung selama berminggu-minggu
ataupun berbulan-bulan (cluster periods), ulangan nyeri kepala
dipisahkan oleh periode remisi yang terjadi dalam hitungan bulan
ataupun tahun. Cluster Headache disebut juga sebagai Reader‟s
syndrome, histamin chepalgia dan spheneopalatin neuralgia. Tipe
cluster headache yang sering muncul adalah tipe episodik yang
memiliki karakteristik satu sampai tiga kali serangan singkat nyeri
perorbital perhari dalam 4-8 minggu, selanjutnya diikuti inverval
bebas nyeri rata-rata 1 tahun(16)
.
2. Epidemiologi
Cluster headache dapat terjadi secara episodik atau kronik.
Cluster headache termasuk jarang terjadi diantara kelainan nyeri
kepala primer lainnya, dengan prevalensi sekitar 0,4% pada pria
21
dan 0,08% pada wanita. Tidak seperti migrain, penderita pria 4-7
kali lebih sering dbandingkan wanita. Onset dapat terjadi pada
semua umur tapi paling sering terjadi pada akhir 20 tahunan. Bukti
terakhir memperkirakan bahwa predisposisi genetik bisa terdapat
pada sebuah keluarga.
Fischera dkk. meninjau 16 studi berbasis populasi yang
diterbitkan hingga Agustus 2007, secara khusus melihat prevalensi
sakit kepala cluster dalam meta-analisis dan menemukan bahwa
prevalensi 1 tahun sangat bervariasi antara studi dan berkisar antara
3 hingga 150 / 100.000. Prevalensi seumur hidup mereka yang
dikumpulkan adalah 0,12%. Studi dengan prevalensi tertinggi yang
ditemukan dalam meta-analisis ini adalah studi Vågå di Norwegia di
mana investigator Sjaastad secara pribadi mewawancarai dan
memeriksa 1.828 penduduk Vågå. Studi ini mengidentifikasi tujuh
subjek dengan sakit kepala cluster, sesuai dengan prevalensi 381 per
100.000 (interval kepercayaan 95%: 153-783). Sejak Agustus 2007,
telah ada dua penelitian berbasis populasi lebih lanjut, satu dari
Republik Georgia dengan prevalensi 87 per 100.000 dan di
pedesaan Ethiopia dengan prevalensi 1,3%.(17)
3. Etiologi
Etiologi nyeri kepala cluster belum sepenuhnya dipahami. Sama
seperti migrain, nyeri kepala serangan cluster diperkirakan
22
melibatkan aktivasi saraf trigeminovaskular yang melepaskan
neuropeptida vasoaktif dan mengakibatkan inflamasi neurogenik
steril. Adanya ciri khas lokasi nyeri kepala adalah implikasi sinus
kavernosa sebagai tempat proses inflamasi. Triger serangan cluster
headache menyebabkan sistem trigeminovaskular mengeluarkan
mediator-mediator yang mengakibatkan rasa nyeri. Walau
demikian mekanisme yang mengaktivasi sistem trigeminovaskuler
masih belum dipahami(13)
4. Gejala Klinis
Masa serangan terjadi berkelompok-kelompok selama 2minggu
sampai 3 bulan pada sebagian besar pasien, diikuti interval bebas
nyeri yang panjang. Periode remisi kira-kira 2 tahun tetapi rentang
waktu yang pernah dilaporkan antara 2 bulan sampai 20 tahun.
Sekitar 10% pasien memiliki gejala-gejala kronis tanpa periode
remisi. Serangan cluster headache terjadi pada malam hari pada
lebih dari 50% pasien. Serangan terjadi secara mendadak , dan
mencapai puncak dengan sangat cepat yang berlangsung selama 15-
180 menit.
Nyeri yang terjadi sangat menyakitkan dan menusuk akan tetapi
tidak berdenyut dan sering terjadi unilateral pada orbita,
supraorbital, dan temporal. Nyeri kepala ini berhubungan sistem
otonom konsisten dengan paresis sistem simpati dan parasimpatik
23
yang overdrive. Pola ini diketahui dari sisi nyeri dan termasuk
injeksi konjungtiva, lakrimasi, dan hidung tersumbat atau rinorhea.
Selama periode sakit, serangan yang terjadi bisa sekali sehari
sampai delapan kali sehari.
Diagnosis nyeri kepala tipe klaster diperoleh berdasarkan
anamnesis dan pemeriksaan fisik, walaupun pemeriksaan fisik tidak
ditemukan hasil yang spesifik. Gejala yang timbul seperti :12
a. Nyeri terasa tajam
b. Unilateral
c. Seperti terikat
d. Kuat di sekitar atau di belakang mata.
e. Mata merah dan berair
f. Kongesti hidung atau rinorea
g. Miosis
h. Ptosis
C. Hubungan Antara Durasi Penggunaan Smartphone dengan Nyeri Kepala
Segala sesuatu yang berlebihan akan memunculkan dampak negatif.
Penggunaan smartphone yang berlebihan pun dapat menurunkan kesehatan
penggunanya. Pada penelitian observasional banyak pengguna smartphone
mengalami nyeri kepala, di penelitian yang lainnya menjelaskan bahwa nyeri
kepala tersebut disebabkan oleh paparan layar yang tinggi khususnya pada
layar smartphone. Pada penelitian yang dilakukan di Universitas Kedokteran
24
Sam Ratulari Manado didapatkan fakta bahwa mahasiswa fakultas kedokteran
sering mengeluhkan nyeri kepala. Dari hasil penelitian tersebut didapatkan
data bahwa sebanyak 75,71% mahasiswa mengalami tension-type-headache
akibat penggunaan smartphone, 23,58% mengalami migraine, dan 0,71%
mengalami cluster headache(4)
.
Hasil penelitian tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Demirci et al (2016) yang menyatakan bahwa sebanyak 37,5% dari 96
mahasiswa kedokteran yang memiliki ketergantungan dengan smartphone
mengalami tension-type-headache dan 7,3% diantaranya memiliki migraine.
Radiasi yang dipancarkan dari smartphone dapat memicu terjadinya nyeri
kepala akibat perubahan homeostasis, aliran listrik sel saraf dan juga aktivasi
jalur trigeminovaskular(18)
.
D. Tinjauan Keislaman
Di era teknologi informasi ini, penggunaan smartphone menjadi
kebiasaan yang dapat membuat umat muslim lupa/ lalai dalam
melaksanakan kewajibannya dan tuntutannya. Tak jarang, umat muslim
justru lebih sibuk dan dekat dengan ponselnya dibandingkan dengan Allah
SWT. Penggunaan smartphone tak jarang menyita banyak waktu hanya
untuk sekedar bermain game, chatting, membuka sosial media, menonton
film dan lainnya. Padahal ponsel mereka tersebut sejatinya dapat digunakan
untuk melakukan hal yang bermanfaat.
25
Disebutkan dalam firman Allah SWT pada Ar-Rahman ayat 33 :
Artinya: Hai jama'ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus
(melintasi) penjuru langit dan bumi, Maka lintasilah, kamu tidak dapat
menembusnya kecuali dengan kekuatan (QS. Ar Rahman: 33).
Ayat tersebut menjelaskan bahwa segala teknologi dan kecanggihan yang
telah dibuat dan dimiliki manusia, sesungguhnya adalah atas izin Allah SWT,
tanpa-Nya manusia tidak akan bisa berbuat apa-apa. Hadirnya teknologi yang
semakin canggih akan lebih baik bila diimbangi dengan imtaq sehingga
manusia tidak terbelenggu dengan kenikmatan duniawi serta lebih bisa
mengontrol batasan dan penggunaannya.
Perubahan-perubahan sosial yang terjadi dengan cepat sebagai
konsekuensi dari modernisasi dan globaliasi serta kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi, mempunyai dampak serius dalam mempengaruhi
nilai-nilai kehidupan masyarakat. Tidak semua orang mampu menyesuaikan
diri dengan perubahan yang begitu cepat yang pada gilirannya menimbulkan
stress yang akhirnya menimbulkan penyakit.
Kesehatan dalam islam adalah perkara yang penting, ia merupakan
nikmat besar yang harus di syukuri oleh setiap manusia. Pentingnya menjaga
kesehatan di jelaskan pada hadist Rasulullaj shallallahu „alaihi wa sallam :
26
“Dua kenikmatan yang sering dilupakan oleh kebanyakan manusia
adalah kesehatan dan waktu luang.” (HR. Al-Bukhari: 6412, at-Tirmidzi:
2304, Ibnu Majah: 4170)
Ibnu Bathal menjelaskan bahwa makna hadits ini adalah seseorang tidak
dikatakan memiliki waktu luang hingga ia juga memiliki badan yang sehat.
Barangsiapa yang memiliki hal tersebut (waktu luang dan badan yang sehat)
hendaknya ia bersemangat agar jangan sampai ia tertipu dengan
meninggalkan syukur kepada Allah atas segala nikmat yang diberikan-Nya.
Termasuk bersyukur kepada Allah adalah dengan melaksanakan segala
perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.Barangsiapa yang tidak
bersyukur seperti itu maka ialah orang yang tertipu. (Fathul Bari bi Syarhi
Shahihil Bukhari: 14/183-184)
Ibnul Jauzi mengatakan bahwa terkadang seseorang memiliki badan yang
sehat, akan tetapi ia tidak memiliki waktu luang karena sibuk dengan mata
pencahariannya. Terkadang seseorang memiliki waktu luang namun
badannya tidak sehat.Apabila kedua nikmat ini (waktu luang dan badan yang
sehat) dimiliki oleh seseorang, lalu rasa malas lebih mendominasi dirinya
untuk melakukan ketaatan kepada Allah; maka dialah orang yang tertipu.
(Fathul Bari bi Syarhi Shahihil Bukhari: 14/184)
27
Ibnul Jauzi juga menasehatkan bahwa dunia adalah ladang amal untuk
kehidupan akhirat. Dunia adalah tempat berdagang yang keuntungannya akan
kita petik di akhirat. Barangsiapa menggunakan waktu luang dan sehatnya
untuk ketaatan kepada Allah maka dialah orang yang berbahagia.Barangsiapa
yang menggunakan keduanya untuk bermaksiat kepada Allah maka dialah
orang yang tertipu. Karena setelah waktu luang akan datang waktu yang
penuh kesibukan, dan setelah kondisi sehat akan datang kondisi sakit yang
tidak menyenangkan. (Fathul Bari bi Syarhi Shahihil Bukhari: 14/184)
Setiap nikmat yang Allah berikan kepada kita wajib untuk kita syukuri.
Dalam hadits di atas Nabi Muhammad shallallahu „alaihi wa sallam
menjelaskan pentingnya nikmat sehat. Salah satu cara mensyukuri nikmat
sehat adalah dengan menjaga nikmat sehat itu sendiri. Menjaga kesehatan
agar tidak sakit adalah sesuatu yang sangat signifikan dan mempunyai dasar
yang kuat. Olehnya itu, banyak metode pengobatan atas penyakit yang
diderita oleh seorang penderita penyakit dalam upaya tetap sehat dalam
kehidupannya.
E. Kerangka Teori
28
29
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Konsep Pemikiran
B. Definisi Operasional
Tabel 3.1 Definisi Operasional
Variabel
Penelitian
Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur
Skala
ukur
Durasi
Penggunaan
Smartphone
Rata - rata lama
penggunaan
smartphone dalam
pemakaian setiap
hari
Kuisioner < 3 Jam Jarang,
3 - 5 Jam Sedang
> 5 Jam Sering
Ordinal
Kejadian Nyeri
Kepala
Intensitas Nyeri
Kepala
Variabel Dependen (Y) Variabel Independen (X)
Durasi
Penggunaan
Smartphone
30
Kejadian
Nyeri Kepala
Nyeri yang di
rasakan oleh
responden pada
bagian kepala
Kuisioner Merasakan nyeri
atau tidak
Ordinal
Intensitas
Nyeri Kepala
Tingkat nyeri kepala
yang di rasakan oleh
responden
Kuisioner Beberapa menit –
1 Jam /Ringan,
Sekitar 1-4
Jam/Sedang, 4-72
Jam/Berat
Nominal
C. Hipotesis
1. Hipotesis Nul (𝐻0)
Tidak terdapat hubungan antara Durasi Penggunaan Smartphone dengan
Kejadian Nyeri Kepala Primer pada mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Makassar angkatan 2017-2019.
31
2. Hipotesis Alternatif (𝐻𝐴)
Terdapat hubungan antara Durasi Penggunaan Smartphone dengan Kejadian
Nyeri Kepala Primer pada mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Makassar angkatan 2017 - 2019.
32
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini adalah bersifat observasi dengan rancangan cross sectional
study dimana variable – variable di dapatkan sekaligus pada waktu yang sama.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Makassar.
2. Waktu Penelitian
Penelitian di laksanakan dari September 2020 hingga November 2020.
C. Populasi Penelitian
Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Makassar Angkatan 2017-2019.
D. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar Angkatan 2017-
2019.
2. Besar Sampel
Besar sampel pada penelitian sebesar 160 orang dengan minimal
sampel 53 orang
3. Teknik Pengambilan Sampel
33
Cara pemilihan sampel pada penelitian ini adalah menggunakan teknik
Random Sampling dimana mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Makassar menjadi sampel pada
penelitian ini. Data tersebut didapatkan dari pembagian kuesioner yang
diberikan secara online kepada mahasiswa fakultas kedokteran
universitas Muhammadiyah makassar Angkatan 2017-2019.
E. Kriteria Inklusi dan Eksklusi
1. Kriteria Inklusi
a. Mahasiswa angkatan 2017-2019
b. Bersedia menjadi responden
2. Kriteria Eksklusi
a. Mahasiswa yang tidak menggunakan smartphone
b. Tidak mengisi kuisioner dengan lengkap
34
F. Alur Penelitian
Meminta pemohon izin untuk
melaksanakan penelitian pada
institusi pendidikan Fakultas
Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Makassar
Data diperoleh dari responden
setelah peneliti menghubingi
dan membagikan link
kuisinoner kepada responden
dan dilakukan pengisian
kuisioner
Pengumpulan data dilakukan
oleh peneliti sendiri via online
Peneliti mengecek Kembali
kuisioner yang telah diisi,
apabila belum lengkap maka
peneliti akan meminta
responden untuk
melengkapinya
Pengolahan data
Analisis data
Penyajian data
Kesimpulan
35
G. Analisis Data
1. Analisis Univariat
Analisis digunakan untuk mengetahui karakteristik subjek
penelitian berdasarkan gejala gejala yang timbul. Selanjutnya Analisa
ini akan ditampilkan dalam bentuk tabel.
2. Analisis Bivariat
Analisi Bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara
variabel bebas dengan variabel terikat secara tersendiri. Kemudian
uji statistic yang digunakan yaitu chi square untuk mengetahui apakah
keduanya saling berhubungan atau tidak.
H. Etika Penelitian
1. Lembar persetujuan diberikan secara online kepada subjek yang akan
diteliti. Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian, jika
responden bersedia dapat dilanjutkan untuk mengisi kuisioner.
36
BAB V
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Populasi
1. Profil Singkat Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Makassar
Gambar 5.1 Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar
memiliki dua prodi yaitu, prodi pendidikan dokter dan prodi pendidikan
profesi dokter. Saat ini pada prodi pendidikan dokter memiliki mahasiswa
dari angkatan aktif tahun 2017, 2018, 2019, dan 2020. Total mahasiswa
aktif pada prodi pendidikan dokter adalah 459 orang. Pada penelitian ini
yang dimasukkan menjadi sampel adalah mahasiswa FK Universitas
Muhammadiyah Makassar angkatan 2017-2019.
37
B. Analisis
Penelitian telah dilakukan pada populasi menggunakan kuesioner
mengenai hubungan durasi penggunaan smartphone dengan kejadian nyeri
kepala. Responden sejumlah 160 orang yang diambil pada bulan
September-November 2020, kemudian diolah dengan bantuan program
Microsoft Office Excel 2019 dan Statistical Package for the Social
Sciences 23 (SPSS 23).
1. Hasil Analisis Univariat
Analisis univariat berikut ini menjelaskan mengenai distribusi
frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin kejadian nyeri kepala,
intensitas nyeri kepala, dan durasi penggunaan smartphone. Adapun hasil
analisis data tersebut sebagai berikut:
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden
Variabel Frekuensi Persentase
Jenis Kelamin Laki-laki 32 20%
Perempuan 128 80%
Kejadian Nyeri
Kepala
Tidak 23 14,4%
Ya 137 85,6%
Intensitas Nyeri
Kepala
Ringan 57 35,6%
Sedang 72 45%
Berat 31 19,4%
Durasi
Penggunaan
Smartphone
<3 jam 35 21,9%
3-5 jam 40 25%
>5 jam 85 53,1%
Sumber: Data Primer, 2021.
Berdasarkan data yang dihimpun dari responden yang dapat dilihat
pada tabel 5.1 menunjukkan terdapat jenis kelamin laki-laki sebanyak 32
38
orang dan terdapat jenis kelamin perempuan sebanyak 128 orang. Kondisi
ini menunjukkan jenis kelamin responden didominasi oleh jenis kelamin
perempuan sebanyak 128 orang.
Data distribusi kejadian nyeri kepala responden yang dapat dilihat
bahwa terdapat responden yang tidak nyeri kepala sebanyak 23 orang dan
terdapat 137 orang yang merasakan nyeri kepala. Kondisi ini menunjukkan
tingkat kejadian nyeri kepala responden didominasi oleh yang merasakan
nyeri kepala sebanyak 137 orang.
Data distribusi intensitas nyeri kepala responden yang dapat dilihat
bahwa terdapat responden dengan nyeri ringan sebanyak 57 orang, nyeri
sedang dengan 72 orang, dan responden dengan nyeri berat sebanyak 31
orang. Kondisi ini menunjukkan responden di dominasi oleh yang
merasakan nyeri kepala sedang
Data distribusi durasi penggunaan smartphone responden yang
dapat dilihat bahwa terdapat responden dengan durasi penggunaan
smartphone <3 jam sebanyak 35 orang, 3-5 jam sebanyak 40 orang, dan
responden dengan durasi penggunaan smartphone >5 jam sebanyak 85
orang. Kondisi ini durasi penggunaan smartphone didominasi oleh yang
menggunakan smartphone >5 jam sebanyak 85 orang.
39
2. Hasil Analisis Uji Bivariat
Analisis uji bivariat dilakukan untuk menguji hubungan yang
bermakna antara variabel independen dan variabel dependen. Analisis ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan antara durasi penggunaan
smartphone dengan kejadian nyeri kepala primer pada responden. Uji
statistik yang digunakan adalah uji Chi-square (X2), uji chi-square
digunakan untuk menguji hipotesis bila dalam populasi terdiri atas dua
atau lebih kelas dimana datanya berbentuk kategorik. Adapun hasil analisis
data tersebut sebagai berikut:
Tabel 5.2 Hubungan Durasi Penggunaan Smartphone dengan Nyeri
Kepala
Nyeri Kepala Durasi Penggunaan Smartphone sig
<3 jam 3-5 jam >5 jam
n % n % n %
Kejadian
Nyeri
Kepala
Tidak 9 5,6% 2 1,3% 12 7,5%
0,038 Ya 26 16,3% 38 23,8% 73 45,6%
Intensitas
Nyeri
Kepala
Ringan 19 11.9% 17 10,6% 21 13,1%
0,006 Sedang 8 5% 15 9,4% 49 30,6%
Berat 8 5% 8 5% 15 9,4%
Sumber: Data Primer, 2021.
Berdasarkan data hasil uji chi-square yang dapat dilihat pada tabel
5.2 didapatkan nilai signifikansi pada durasi penggunaan smartphone
dengan kejadian nyeri kepala adalah 0,038. Karena nilai sig 0,038 <0,05,
40
maka H1 diterima dan H0 ditolak yang berarti bahwa terdapat hubungan
yang bermakna antara durasi penggunaan smartphone dengan tingkat
kejadian nyeri kepala pada responden.
Pada hasil uji chi-square antara durasi penggunaan smartphone
dengan intensitas nyeri kepala adalah 0,006. Karena nilai sig 0,006 <0,05,
maka H1 diterima dan H0 ditolak yang berarti bahwa terdapat hubungan
yang bermakna antara durasi penggunaan smartphone dengan intensitas
nyeri kepala pada responden.
41
BAB VI
PEMBAHASAN
A. Pembahasan
Penelitian ini mulai dilakukan pada bulan September-November
2020 terhadap mahasiswa angkatan 2017-2019 Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Makassar. Responden berjumlah 160 orang.
Seluruh responden memenuhi kelengkapan data dan mengikuti penelitian
sampai selesai. Pada periode waktu penelitian tersebut semua responden
telah menjawab pertanyaan pada kuesioner yang telah diberikan.
Penggunaan smartphone tidak hanya memiliki dampak positif,
penggunaan berlebihan dan terlalu lama pada smartphone dapat
berdampak negatif seperti kurangnya interaksi dengan keluarga, gangguan
kecemasan, mata kering, mata merah, penglihatan kabur bahkan nyeri
kepala.
Penelitian ini menilai hubungan antara durasi penggunan
smartphone dengan kejadian nyeri kepala pada responden. Karakteristik
responden pada penelitian ini secara deskriptif berdasarkan jenis kelamin,
tingkat kejadian nyeri kepala, intensitas nyeri kepala, dan durasi
penggunaan smartphone.
Dari tabel 5.1 distribusi frekuensi responden didapatkan jenis
kelamin laki-laki sebanyak 32 orang (20%) dan terdapat jenis kelamin
42
perempuan sebanyak 128 orang (80%). Pada kejadian nyeri kepala
responden terdapat responden yang tidak merasa nyeri kepala selama 3
bulan terakhir sebanyak 23 orang (14,4%) dan Responden yang merasakan
nyeri kepala selama 3 bulan terakhir sebanyak 137 orang (85,6%). Pada
intensitas nyeri kepala responden dengan nyeri kepala ringan sebanyak 57
orang (35,6%), nyeri kepala sedang sebanyak 72 orang (45%), dan nyeri
kepala berat sebanyak 31 orang (19,4%). Pada durasi penggunaan
smartphone responden yang dapat dilihat bahwa terdapat responden
dengan durasi penggunaan smartphone <3 jam sebanyak 35 orang
(21,9%), 3-5 jam sebanyak 40 orang (25%), dan responden dengan durasi
penggunaan smartphone >5 jam sebanyak 85 orang (53,1%).
Pada analisis bivariat antara kejadian nyeri kepala dengan durasi
penggunaan smartphone yang dapat dilihat pada tabel 5.2 didapatkan
responden dengan durasi penggunaan smartphone <3 jam yang tidak
merasakan nyeri kepala selama 3 bulan terakhir sebanyak 9 orang (5,6%),
responden dengan durasi penggunaan smartphone <3 jam yang merasakan
nyeri kepala sebanyak 26 orang(16,3%), responden dengan durasi
penggunaan smartphone 3-5 jam yang tidak merasakan nyeri kepala
selama 3 bulan terakhir sebanyak 2 orang (1,3%), responden dengan durasi
penggunaan smartphone 3-5 jam yang merasakan nyeri kepala sebanyak
38 orang (23,8%), responden dengan durasi penggunaan smartphone >5
jam yang tidak merasakan nyeri kepala selama 3 bulan terakhir sebanyak
43
12 orang (7,5%), responden dengan durasi penggunaan smartphone >5 jam
yang merasakan nyeri kepala sebanyak 73 orang (45,6%). Data hasil uji
chi-square yang didapatkan memiliki nilai signifikansi sebesar 0,038
<0,05. Maka dari hasil uji signifikan secara statistik, dapat disimpulkan
bahwa H1 diterima dan H0 ditolak yang berarti bahwa terdapat hubungan
yang bermakna antara durasi penggunaan smartphone dengan kejadian
nyeri kepala pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Penelitian ini sesuai dengan hasil yang didapatkan pada penelitian
yang dilakukan oleh Lathifa Dewi Widayanti yang memperlihatkan ada
hubungan antara durasi penggunaan smartphone dengan nyeri kepala
akibat mempertahankan posisi terlalu lama menyebabkan otot leher
menopang beban lebih besar sehingga membuat tekanan pada otot leher
meningkat dan mempengaruhi bahu dan kepala sehingga terjadi keluhan
nyeri.
Namun, Penelitian ini mendapatkan hasil yang tidak sesuai dengan
yang di lakukan oleh Dewi Sartika Harahap pada mahasiswa fakultas
kedokteran universitas sumatera utara pada tahun 2017 justru tidak
menemukan hubungan yang bermakna antara durasi penggunaan
smartphone dengan nyeri kepala.
Pada analisis bivariat antara intensitas nyeri kepala dengan durasi
penggunaan smartphone didapatkan responden dengan durasi penggunaan
44
smartphone <3 jam yang nyeri ringan sebanyak 19 orang (11,9%),
responden dengan durasi penggunaan smartphone <3 jam yang nyeri
kepala sedang sebanyak 8 orang (5%), responden dengan durasi
penggunaan smartphone <3 jam yang nyeri kepala berat sebanyak 8 orang
(5%), responden dengan durasi penggunaan smartphone 3-5 jam yang
nyeri kepala ringan sebanyak 17 orang (10,6%), responden dengan durasi
penggunaan smartphone 3-5 jam yang nyeri kepala sedang sebanyak 15
orang (9,4%), responden dengan durasi penggunaan smartphone 3-5 jam
yang nyeri kepala berat sebanyak 8 orang (5%), responden dengan durasi
penggunaan smartphone >5 jam yang nyeri kepala ringan sebanyak 21
orang (13,1%), responden dengan durasi penggunaan smartphone >5 jam
yang nyeri kepala sedang sebanyak 49 orang (30,6%), dan responden
dengan durasi penggunaan smartphone >5 jam yang nyeri kepala berat
sebanyak 15 orang (9,4%). Data hasil uji chi-square yang didapatkan
memiliki nilai signifikansi sebesar 0,006 <0,05. Maka dari hasil uji
signifikan secara statistik, dapat disimpulkan bahwa H1 diterima dan H0
ditolak yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara
durasi penggunaan smartphone dengan intensitas nyeri kepala pada
mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar.
Pada penelitian yang di lakukan oleh kezia, juniata, dan theresia durasi
penggunaan smartphone menyebabkan rasa fotofobia, mata kering
dikarenakan kurangnya produksi air mata hal tersebut dihubungkan dengan
45
nyeri kepala. Posisi penggunaan pada saat menggunakan smartphone juga
salah satu penyebab nyeri kepala akibat waktu mempertahankan sikap
tubuh yang lama dan statis menyebabkan nyeri leher hingga terjadi nyeri
kepala tipe tegang.
Penelitian oleh Dewi Sartika Harahap pada mahasiswa fakultas
kedokteran universitas sumatera utara pada tahun 2017 mendapatkan hasil
yang berbeda dengan tidak mendapatkan hubungan yang bermakna antara
durasi penggunaan smartphone dengan intensitas nyeri kepala yang di
timbulkan.
46
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan penggunaan
smartphone dengan kejadian nyeri kepala primer pada mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar. Maka hasil Analisa
data yang diperoleh pada penelitian ini disimpulkan bahwa :
1. Terdapat hubungan bermakna antara durasi penggunaan smartphone
dengan Kejadian Nyeri Kepala pada mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Makassar.
2. Terdapat hubungan bermakna antara durasi penggunaan smartphone
dengan intensitas nyeri kepala pada mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Makassar.
B. Saran
Saran untuk penelitian selanjutnya adalah, sebagai berikut:
1. Menambahkan visual analogue scale (VAS) sebagai gambaran dari skala
nyeri kepala yang dirasakan oleh responden penelitian.
2. Menggunakan metode cohort study agar bisa mempelajari seberapa besar
pengaruh dari paparan (durasi penggunaan smartphone) terhadap kejadian
nyeri kepala.
47
DAFTAR PUSTAKA
1. Ahmad A. Perkembangan Teknologi Komunikasi Dan Informasi. Dakwah
Tabligh. 2012;
2. Setiaji G. Pengaruh Garansi Produk Dan Citra Merek Terhadap Keputusan
Pembelian Smartphone Di Kota Solo. Universitas Muhammadiyah Surakarta;
2017.
3. Dimas M. Survey Penggunaan Tik. Infografis oleh Indonesia. 2017;
4. Oroh K, Pertiwi JM, Runtuwene T. Gambaran penggunaan ponsel pintar
sebagai faktor risiko nyeri kepala primer pada mahasiswa angkatan 2013
Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado. e-CliniC. 2016;
5. Anasari T. Dampak Penggunaan Smartphone Pada Remaja Terhadap
Interaksi Dalam Keluarga di kabupaten Sleman. Skripsi. 2014.
6. WHO. Headache Disorder. 2012.
7. Tandaju Y, Runtuwene T., Kembuan MAHN. Gambaran nyeri kepala primer
pada mahasiswa angkatan 2013 Fakultas Kedokteran Universitas Sam
Ratulangi Manado. e-CliniC. 2016;
8. Daeng ITM, Mewengkang N., Kalesaran edmon R. Penggunaan Smartphone
Dalam Menunjang Aktivitas Perkuliahan Oleh Mahasiswa Fispol Unsrat
Manado. E-Journal Acta Diurna. 2017;
48
9. Setiadarma D, Dinata IK. Hubungan Antara Smartphone Addiction Dan
Sustained Attention Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. J Med Udayana. 2020;9(1):61–2.
10. Mandias GF. Analisis Pengaruh Pemanfaatan Smartphone Terhadap Prestasi
Akademik Mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer Universitas Klabat. CogITo
Smart J. 2017;
11. Anurogo D. Tension Type Headache. CDK. 2015;41(3).
12. Jarmiputri SS. Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kejadian Nyeri Kepala Pada
Pekerja Ground Handling (Studi Kasus Di Bandara Ahmad Yani Semarang).
Diponegoro Med J (Jurnal Kedokt Diponegoro). 2017;6(2):1244–52.
13. Mansjoer A. Kapita Selecta Kedokteran. In: Kapita Selecta Kedokteran. 2009.
14. Fransiska RVS, Sitorus F, Ali W. Prevalensi dan Faktor-Faktor yang
berhubungan dengan Migren pada populasi usia muda di Jakarta. Neurona.
2007;24(4):9–17.
15. Rosa J. Hubungan antara asupan makanan dengan migrain pada usia 22-44
tahun. Universitas Trisakti; 2015.
16. Dipiro J., Talbert L., Yee G., Matzke G., Wells B., Posey L.
Pharmacotherapy: A Pathophysiologic Approach. 8th ed. New York: Mc
Graw Hill; 2011.
17. Istidafah R. Dampak Penggunaan Handphone Terhadap Perilaku Peserta
Didik Di Sma Piri Kecamatan Jatiagung Kabupaten Lampung Selatan.
Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung; 2018.
49
18. Demirci S, Demirci K, Ackgonul M. Headache in Smartphone Users: A
Cross-Sectional Study. J Neurol Psychol. 2016;4(1):1–5.
19. Al-Qur‟an dan terjemahannya.
50
Lampiran Kuisioner
LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN
Dengan hormat, saya:
Nama :
NIM :
Sebagai Mahasiswa S1 Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran
Universitas A, sedang melakukan penelitian skripsi yang berjudul HUBUNGAN
PENGUNAAN SMARTPHONE DENGAN KEJADIAN NYERI KEPALA
PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNISMUH
MAKASSAR. Skripsi ini dilakukan sebagai salah satu syarat kelulusan dari
Fakultas Kedokteran Universitas A. Untuk membantu penelitian berjalan dengan
lancar, saya meminta kesediaan Anda untuk menjadi responden dengan mengisi
lembar kuesioner ini. Jawaban yang telah diisi anda akan saya jamin
kerahasiannya dan hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian.
Demikianlah permohonan dari saya. Atas perhatian dan kerjasama anda, saya
ucapkan terima kasih.
Peneliti
51
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN
52
KUESIONER
E. IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama atau Inisial :……………………………………………………...
2. Usia :………. tahun.
3. Angkatan :……….
4. Jenis Kelamin : L / P (Lingkari yang sesuai)
5. No. Handphone (WA) :……………………………………………………...
F. Kuesioner Nyeri Kepala
1. Apakah dalam 3 bulan terakhir ini anda merasakan nyeri kepala yang
mengganggu?
a. Tidak pernah sama sekali
b. Pernah, tapi jarang (kira-kira 1-2 kali dalam satu bulan)
c. Cukup sering (kira-kira 1-2 kali setiap minggu)
d. Sering (hampir setiap hari)
2. Di mana pusat nyeri kepala yang anda rasakan tersebut?
a. Saya tidak pernah sama sekali merasakan nyeri kepala yang menggangu
dalam 3 bulan terakhir
b. Di salah satu sisi kepala saja
c. Di area sekitar mata
d. Di daerah belakang kepala
e. Tidak jelas dan rasanya tidak ada lokasi yang spesifik
53
3. Saat terasa, kira-kira berapa lama durasi nyeri kepala yang anda rasakan
tersebut?
a. Saya tidak pernah sama sekali merasakan nyeri kepala yang menggangu
dalam 3 bulan terakhir
b. Hanya beberapa menit
c. Sekitar 1-4 jam
d. Sekitar 4-72 jam
4. Bagaimana sensasi nyeri kepala yang anda rasakan tersebut?
a. Saya tidak pernah sama sekali merasakan nyeri kepala yang menggangu
dalam 3 bulan terakhir
b. Seperti berdenyut, nyut-nyut-nyut
c. Seperti diikat dengan tali dengan kuat
5. Menurut anda, seberapa berat nyeri kepala yang biasanya anda rasakan
tersebut?
a. Saya tidak pernah sama sekali merasakan nyeri kepala yang menggangu
dalam 3 bulan terakhir
b. Nyeri ringan, aktivitas saya hanya terganggu sedikit
c. Nyeri sedang, aktivitas saya terganggu
d. Nyeri berat, saya nyaris tidak bisa beraktivitas karena menahan nyerinya
6. Ketika nyeri kepala tersebut anda rasakan, apakah beraktivitas akan
memperberat kondisi nyerinya?
54
a. Saya tidak pernah sama sekali merasakan nyeri kepala yang menggangu
dalam 3 bulan terakhir
b. Tidak
c. Ya
7. Ketika nyeri kepala tersebut anda rasakan, apakah anda merasa mual?
a. Saya tidak pernah sama sekali merasakan nyeri kepala yang menggangu
dalam 3 bulan terakhir
b. Tidak
c. Ya
8. Ketika nyeri kepala tersebut anda rasakan, apakah anda merasa sangat
terganggu apabila suasana lingkungan berisik atau pencahayaannya sangat
terang?
a. Saya tidak pernah sama sekali merasakan nyeri kepala yang menggangu
dalam 3 bulan terakhir
b. Tidak
c. Ya
9. Ketika nyeri kepala tersebut anda rasakan, apakah anda merasa produksi air
mata anda meningkat?
a. Saya tidak pernah sama sekali merasakan nyeri kepala yang menggangu
dalam 3 bulan terakhir
b. Tidak
c. Ya
55
10. Ketika nyeri kepala tersebut anda rasakan, apakah anda merasa produksi cairan
hidung (ingus) anda meningkat?
a. Saya tidak pernah sama sekali merasakan nyeri kepala yang menggangu
dalam 3 bulan terakhir
b. Tidak
c. Ya
11. Ketika nyeri kepala tersebut anda rasakan, apakah anda merasa mata anda
bengkak?
a. Saya tidak pernah sama sekali merasakan nyeri kepala yang menggangu
dalam 3 bulan terakhir
b. Tidak
c. Ya
12. Ketika nyeri kepala tersebut anda rasakan, apakah anda merasa salah satu sisi
wajah anda memerah dan banyak berkeringat?
a. Saya tidak pernah sama sekali merasakan nyeri kepala yang menggangu
dalam 3 bulan terakhir
b. Tidak
c. Ya
13. Ketika nyeri kepala tersebut anda rasakan, apakah anda merasa gelisah dan
ingin marah-marah?
a. Saya tidak pernah sama sekali merasakan nyeri kepala yang menggangu
dalam 3 bulan terakhir
56
b. Tidak
c. Ya
14. Sejak bangun tidur di pagi hari sampai dengan tidur di malam hari, kira-kira
berapa lama durasi anda menggunakan smartphone? (anda dapat menggunakan
aplikasi “Digital Wellbeing” untuk mengetahui durasi penggunaan harian secara
akurat)
a. < 3 jam
b. 3-5 jam
c. > 5 jam
57
KUISIONER ONLINE
58
Lapiran Output Hasil
Data Univariat
Intensitas Nyeri Kepala
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Ringan 57 35.6 35.6 35.6
Sedang 72 45.0 45.0 80.6
Berat 31 19.4 19.4 100.0
Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Laki laki 32 20.0 20.0 20.0
Perempua
n
128 80.0 80.0 100.0
Total 160 100.0 100.0
Kejadian Nyeri Kepala
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid No 23 14.4 14.4 14.4
Yes 137 85.6 85.6 100.0
Total 160 100.0 100.0
59
Total 160 100.0 100.0
Durasi Penggunaan Smartphone
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid < 3 Jam 35 21.9 21.9 21.9
3 – 5 Jam 40 25.0 25.0 46.9
> 5 Jam 85 53.1 53.1 100.0
Total 160 100.0 100.0
2. Data Bivariat
Crosstab
Durasi Penggunaan Smartphone
Total < 3 Jam 3 – 5 Jam > 5 Jam
Kejadian
Nyeri
Kepala
Tidak
Merasakan
Nyeri
Kepala
Count 9 2 12 23
% of Total 5.6% 1.3% 7.5% 14.4%
Merasakan
Nyeri
kepala
Count 26 38 73 137
% of Total 16.3% 23.8% 45.6% 85.6%
Total Count 35 40 85 160
60
% of Total 21.9% 25.0% 53.1% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymptotic Significance (2-
sided)
Pearson Chi-Square 6.517a 2 .038
Likelihood Ratio 6.758 2 .034
Linear-by-Linear Association 1.356 1 .244
N of Valid Cases 160
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.03.
Crosstab
Durasi Pengunaan Smartphone
Total < 3 Jam 3 – 5 Jam > 5 Jam
Intensitas
Nyeri
Kepala
Ringan Count 19 17 21 57
% of Total 11.9% 10.6% 13.1% 35.6%
Sedang Count 8 15 49 72
% of Total 5.0% 9.4% 30.6% 45.0%
Berat Count 8 8 15 31
% of Total 5.0% 5.0% 9.4% 19.4%
Total Count 35 40 85 160
% of Total 21.9% 25.0% 53.1% 100.0%
61
Chi-Square Tests
Value df Asymptotic Significance (2-sided)
Pearson Chi-
Square
14.489a 4 .006
Likelihood Ratio 14.948 4 .005
Linear-by-Linear
Association
3.132 1 .077
N of Valid Cases 160
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
6.78.