Novita Sari1201441
KESIMPULAN
A. Pengertian Proteksi Radiasi
Proteksi radiasi adalah ilmu yang mempelajari tentang teknik yang digunakan
oleh manusia untuk melindungi dirinya, orang disekitarnya maupun
keturunannya dari paparan radiasi.
B. Macam-macam Proteksi Radiasi
Proteksi radiasi dapat dibagi menjadi beberapa macam yaitu :
a. Proteksi radiasi kerja, merupakan perlindungan pekerja.
b. Proteksi radiasi medis, merupakan perlindungan pasien dan
radiografer, dan
c. Proteksi radiasi masyarakat merupakan perlindungan individu,
anggota masyarakat, dan penduduk secara keseluruhan.
C. Falsafah Proteksi Radiasi
Falsafah proteksi radiasi disebut juga dengan tujuan proteksi radiasi. Tujuan dari
proteksi radiasi adalah sebagai berikut :
1. Mencegah terjadinya efek non stokastik yang membahayakan
2. Meminimalkan terjadinya efek stokastik hingga ke tingkat yang cukup
rendah yang masih dapat diterima oleh individu dan lingkungan di sekitarnya.
Prosedur yang biasa dipakai untuk mencegah dan mengendalikan bahaya
radiasi adalah :
a. Meniadakan bahaya radiasi
b. Mengisolasi bahaya radiasi dari manusia
c. Mengisolasi manusia dari bahaya radiasi
D. Acuan Dasar Proteksi Radiasi
Ada tiga tingkat acuan, yaitu :
a. Tingkat Pencatatan, yaitu suatu tingkat yang jika dilampaui maka suatu hasil
pengukuran harus dicatat. Nilai dari tingkat pencatatan harus kurang dari
1/10 dari nilai batas dosis ekuivalen tahunan. Hasil pengukuran yang berada
di bawah nilai tingkat pencatatan tidak perlu proses lebih lanjut.
b. Tingkat Penyelidikan,yaitu suatu tingkat yang jika dilampaui maka penyebab
atau implikasi suatu hasil pengukuran harus diselidiki. Tingkat penyelidikan
harus kurang dari 3/10 dari nilai batas dosis ekuivalen tahunan.
c. Tingkat Intervensi,yaitu suatu tingkat yang jika dilampaui maka beberapa
tindakan penanggulangan harus diambil. Tingkat intervensi harus ditentukan
sehingga tindakan penanggulangan tidak mempengaruhi kondisi operasi
normal.
5. Asas-asas Proteksi Radiasi
Asas-asas dalam proteksi radiasi atau disebut juga prinsip-prinsip proteksi
radiasi ini terdiri atas beberapa macam yaitu :
1. Asas legislasi atau justifikasi yang artinya pembenaran
Penerapan asas justifikasi dalam pemanfaatan tenaga nuklir menuntut agar
sebelum tenaga nuklir dimanfaatkan, terlebih dahulu harus dilakukan analisis
resiko manfaat. Apabila pemanfaatan tenaga nuklir menghasilkan manfaat
yang lebih besar dibandingkan dengan resiko akibat kerugian radiasi yang
mungkin ditimbulkannya, maka kegiatan tersebut boleh dilaksanakan.
Sebaliknya, apabila manfaatnya lebih kecil dari resiko yang ditimbulkan,
maka kegiatan tersebut tidak boleh dilaksanakan. Berikut adalah contoh
penerapan asas legislasi atau justifikasi dalam kehidupan sehari-hari yaitu :
Seorang ibu menderita kelainan jantung tetapi ibu tersebut tidak dapat di
roentgen karena ibu tersebut sedang hamil. Karena ditakutkan radiasi tersebut
akan tersalurkan ke janinnya. Maka pemotretan akan dilakukan setelah ibu
tersebut melahirkan.
2. Asas Optimalisasi
Asas optimalisasi mengandung pengertian bahwa setiap komponen dalam
program telah dipertimbangkan secara saksama, termasuk besarnya biaya
yang dapat dijangkau. Suatu program proteksi dikatakan memenuhi asas
optimalisasi apabila semua komponen dalam program tersebut disusun dan
direncanakan sebaik mungkin dengan memperhitungkan biaya yang dapat
dipertanggungjawabkan secara ekonomi.
contoh penerapan asas optimalisasi dalam kehidupan sehari-hari yaitu :
Pada saat mengisi kaset radiografer harus memperhatikan kaset yang akan
digunakan, ukuran film yang sesuai dan jumlah film yang dimasukkan ke
dalam kaset.
3. Asas Limitasi
Penerapan asas ini dalam pemanfaatan tenaga nuklir menuntut agar dosis
radiasi yang diterima oleh seseorang dalam menjalankan suatu kegiatan tidak
boleh melebihi nilai batas yang telah ditetapkan oleh instansi yang berwenang
contoh penerapan asas limitasi dalam kehidupan sehari-hari yaitu
Pada saat ingin mengekspose pasien yang perlu diperhatikan adalah jumlah
radiasi yang akan digunakan. Misalnya seorang pasien dewasa ingin
memeriksakan ekstremitas atas (antebrachi), kV yang digunakan sebesar 45.
Apabila ada seorang pasien anak-anak juga ingin memeriksakan
antebrachinya maka kita sebagai radiografer harus menurunkan kondisi yang
tadi digunakan menjadi kV 40 karena dengan kondisi tersebut sudah dapat
dihasilkan gambar radiografi yang bagus karena tebal objek sudah dapat
ditembus dengan kondisi tersebut.
MATERI
1. Pengertian Proteksi Radiasi
Proteksi radiasi atau keselamatan radiasi ini kadang-kadang dikenal juga
sebagai proteksi radiologi ini memiliki beberapa pengertian yaitu :
a. § Proteksi radiasi adalah perlindungan masyarakat dan lingkungan
dari efek berbahaya dari radiasi pengion , yang meliputi radiasi
partikel energi tinggi dan radiasi elektromagnetik.
b. Proteksi radiasi adalah suatu system untuk mengendalikan bahaya
radiasi dengan menggunakan peralatan proteksi dan kerekayasaan
yang canggih serta mengikuti peraturan proteksi yang sudah
dibakukan.
c. Proteksi radiasi adalah suatu cabang ilmu pengetahuan atau teknik
yang mempelajari masalah kesehatan manusia maupun lingkungan dan
berkaitan dengan pemberian perlindungan kepada seseorang atau
sekelompok orang ataupun kepada keturunannya terhadap
kemungkinan yang merugikan kesehatan akibat paparan radiasi.
d. Proteksi Radiasi adalah suatu ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan
teknik kesehatan lingkungan yaitu tentang proteksi yang perlu
diberikan kepada seseorang atau sekelompok orang terhadap
kemungkinan diperolehnya akibat negatif dari radiasi pengion.
e. Menurut BAPETEN, proteksi radiasi adalah tindakan yang dilakukan
untuk mengurangi pengaruh radiasi yang merusak akibat paparan
radiasi.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa proteksi radiasi adalah ilmu
yang mempelajari tentang teknik yang digunakan oleh manusia untuk
melindungi dirinya, orang disekitarnya maupun keturunannya dari paparan
radiasi.
Dari segi ilmiah dan teknik, ruang lingkup proteksi radiasi terutama meliputi :
a. Pengukuran fisika berbagai jenis radiasi dan zat radioaktif
b. Menentukan hubungan antara tingkat kerusakan biologi dengan dosis
radiasi yang diterima organ/ jaringan
c. Penelaahan transportasi radionuklida di lingkungan, dan
d. Melakukan desain terhadap perlengkapan kerja, proses dan sebagainya
untuk mengupayakan keselamatan radiasi baik di tempat kerja maupun
lingkungan.
2. Macam-macam Proteksi Radiasi
Proteksi radiasi dapat dibagi menjadi beberapa macam yaitu :
a. Proteksi radiasi kerja merupakan perlindungan pekerja.
b. Proteksi radiasi medis merupakan perlindungan pasien dan
radiografer, dan
c. Proteksi radiasi masyarakat merupakan perlindungan individu,
anggota masyarakat, dan penduduk secara keseluruhan.
Jenis-jenis eksposur, serta peraturan pemerintah dan batas paparan hukum
yang berbeda untuk masing-masing kelompok, sehingga masing-masing harus
dipertimbangkan secara terpisah.
3. Falsafah Proteksi Radiasi
Falsafah proteksi radiasi disebut juga dengan tujuan proteksi radiasi. Tujuan
dari proteksi radiasi adalah sebagai berikut :
1. Mencegah terjadinya efek non stokastik yang membahayakan
2. Meminimalkan terjadinya efek stokastik hingga ke tingkat yang cukup
rendah yang masih dapat diterima oleh individu dan lingkungan di sekitarnya.
Pengalaman telah membuktikan bahwa dengan menggunakan system
pembatasan dosis terhadap penyinaran tubuh (baik radiasi eksterna maupun
internal) kemungkinan resiko bahaya radiasi dapat diabaikan petugas proteksi
radiasi dengan mengikuti peraturan proteksi radiasi dan menggunakan
peralatan proteksi yang canggih dapat menyelamatkan pekerja radiasi dan
masyarakat pada umumnya.
Prosedur yang biasa dipakai untuk mencegah dan mengendalikan bahaya
radiasi adalah :
a. Meniadakan bahaya radiasi
b. Mengisolasi bahaya radiasi dari manusia
c. Mengisolasi manusia dari bahaya radiasi
Untuk menerapkan tiga prosedur proteksi radiasi di atas dilaksanakan oleh
petugas proteksi radiasi. Prosedur utama cukup jelas dengan mentaati dan
melaksanakan peraturan proteksi radiasi; kedua dengan merancang tempat
kerja dan menggunakan peralatan proteksi radiasi yang baik dan penahan
radiasi yang memadai sehingga kondisi kerja dan lingkungannya aman dan
selamat; dan ketiga memerlukan pemonitoran dan pengawasan secara terus
menerus baik pekerja radiasi maupun lingkungannya dengan menggunakan
alat pemonitoran perorangan, pemonitoran lingkungan dan surveimeter.
Para penguasa instalasi nuklir sesuai dengan segala keturunan yang berlaku
wajib menyusun program proteksi radiasi sejak proses perencanaan, tahap
pembangunan instalasi, dan pada tahap operasi. Program proteksi radiasi ini
dimaksudkan untuk menekan serendah mungkin kemungkinan terjadinya
kecelakaan radiasi. Dalam penyusunan program ini diperlukan adanya prinsip
penerapan prinsip keselamatan radiasi dalam pengoperasian suatu ignstalasi
nuklir sesuai dengan rekomendasikan oleh Komisi Internasional untuk
Perlindungan Radiologi (ICRP).
Dalam pemanfaatan teknologi nuklir, faktor keselamatan manusia harus
mendapatkan prioritas utama. Program proteksi radiasi bertujuan melindungi
para pekerja radiasi serta masyarakat umum dari bahaya radiasi yang
ditimbulkan akibat penggunaan zat radioaktif atau sumber radiasi lainnya.
Ada tiga hal penting yang perlu mendapatkan perhatian untuk mencegah
terjadinya kecelakaan radiasi sehubungan dengan pengoperasian instalasi
nuklir, yaitu :
a. Adanya peraturan perundangan dan standar keselamatan dalam bidang
keselamatan nuklir;
b. Pembangunan instalasi nuklir dilengkapi dengam sarana peralatan
keselamatan kerja dan sarana pendukung lainnya yang sempurna sesuai
dengan perencanaan yang telah ditetapkan sebelumnya, dengan
memperhatikan laporan analisis keselamatan berdasarkan peraturan
perundangan yang berlaku dan ketentuan lain yang ditetapkan oleh instansi
yang berwenang;
c. Tersedianya personil dengan bekal pengetahuan memadai dan memahami
sepenuhnya tentang keselamatan kerja terhadap radiasi.
4. Acuan Dasar Proteksi Radiasi
Untuk mencapai tujuan program proteksi radiasi , baik untuk pekerja radiasi
maupun anggota masyarakat, diperlukan adanya acuan dasar sehingga setiap
kegiatan proteksi harus selalu sesuai dengan acuan dasar tadi. Sesuai dengan
rekomendasi ICRP, dalam setiap kegiatan proteksi dikenal adanya standar
dalam nilai batas dan tingkat acuan. Nilai batas terdiri atas nilai batas dasar,
nilai batas turunan dan nilai batas ditetapkan. Sedang tingkat acuan terdiri atas
tingkat pencatatan, tingkat penyelidikan dan tingkat intervensi.
Nilai batas dasar untuk tujuan proteksi radiasi tidak dapat diukur secara
langsung. Sedang dalam pelaksanaan program proteksi, rancangan program
pemantauan radiasi memerlukan metode interpretasi untuk secara langsung
dapat menunjukan bahwa hasil pemantauan itu sesuai dengan nilai batas dosis.
Untuk mencapai efisiensi dalam proteksi radiasi, dipandang perlu untuk
memperkenalkan nilai batas turunan yang menunjukan hubungan langsung
antara nilai batas dasar dan hasil pengukuran.
Nilai batas turunan adalah besaran terukur yang dapat dihubungkan dengan
nilai batas dasar dengan menggunakan suatu model. Dengan demikian hasil
pengukuran yang sesuai dengan nilai batas turunan secara otomatis akan
sesuai dengan nilai batas dasar. Sedang nilai batas ditetapkan adalah besaran
terukur yang ditetapkan oleh pemerintah maupun peraturan lokal pada suatu
instalasi. Nilai batas ditetapkan umumnya lebih rendah dari nilai batas
turunan, namun ada kemungkinan nilai keduanya adalah sama.
Tingkat acuan bukan merupakan nilai batas, tetapi dapat digunakan untuk
menentukan suatu tindakan dalam suatu nilai besaran melampaui atau
diramalkan dapat melampaui tingkat acuan. Oleh sebab itu, dalam
melaksanakan program pemantauan radiasi perlu menggunakan tingkat acuan.
Pelaksanaan program proteksi radiasi memerlukan perencanaan yang hati-hati
dalam menentukan tingkat acuan dan tindakan nyata yang perlu diambil jika
nilai suatu besaran mencapai nilai acuan. Tingkat acuan ini secara operasional
akan sangat membantu penguasa instalasi atom dalam upaya mencapai tujuan
proteksi radiasi. Ada tiga tingkat acuan, yaitu :
a. Tingkat Pencatatan, yaitu suatu tingkat yang jika dilampaui maka suatu hasil
pengukuran harus dicatat. Nilai dari tingkat pencatatan harus kurang dari
1/10 dari nilai batas dosis ekuivalen tahunan. Hasil pengukuran yang berada
di bawah nilai tingkat pencatatan tidak perlu proses lebih lanjut.
b. Tingkat Penyelidikan,yaitu suatu tingkat yang jika dilampaui maka penyebab
atau implikasi suatu hasil pengukuran harus diselidiki. Tingkat penyelidikan
harus kurang dari 3/10 dari nilai batas dosis ekuivalen tahunan.
c. Tingkat Intervensi,yaitu suatu tingkat yang jika dilampaui maka beberapa
tindakan penanggulangan harus diambil. Tingkat intervensi harus ditentukan
sehingga tindakan penanggulangan tidak mempengaruhi kondisi operasi
normal.
5. Asas-asas Proteksi Radiasi
Asas-asas dalam proteksi radiasi atau disebut juga prinsip-prinsip proteksi
radiasi ini terdiri atas beberapa macam yaitu asas legislasi yang sering disebut
asas justifikasi yang artinya pembenaran, asas optimalisasi dan asas limitasi.
Penjelasannya adalah sebagai berikut :
1. Asas legislasi atau justifikasi yang artinya pembenaran
Penerapan asas justifikasi dalam pemanfaatan tenaga nuklir menuntut agar
sebelum tenaga nuklir dimanfaatkan, terlebih dahulu harus dilakukan analisis
resiko manfaat. Apabila pemanfaatan tenaga nuklir menghasilkan manfaat
yang lebih besar dibandingkan dengan resiko akibat kerugian radiasi yang
mungkin ditimbulkannya, maka kegiatan tersebut boleh dilaksanakan.
Sebaliknya, apabila manfaatnya lebih kecil dari resiko yang ditimbulkan,
maka kegiatan tersebut tidak boleh dilaksanakan. Berikut adalah contoh
penerapan asas legislasi atau justifikasi dalam kehidupan sehari-hari yaitu :
a. Seorang ibu menderita kelainan jantung tetapi ibu tersebut tidak dapat
di roentgen karena ibu tersebut sedang hamil. Karena ditakutkan
radiasi tersebut akan tersalurkan ke janinnya. Maka pemotretan akan
dilakukan setelah ibu tersebut melahirkan.
b. Jika seseorang pasien datang ke ruang pemeriksaan tanpa membawa
rekomendasi dari dokter maka sebagai radiografer tidak diharuskan
untuk melakukan pemeriksaan terhadap pasien tersebut.
c. Seorang radiografer tidak boleh seenaknya menggunakan pesawat
roentgen di dalam Rumah Sakit tempat ia bekerja, misalnya dengan
mengekspose binatang peliharaannya untuk kepentingan pribadinya.
2. Asas Optimalisasi
Penerapan asas ini dalam pemanfaatan tenaga nuklir menuntut agar paparan
radiasi yang berasal dari suatu kegiatan harus ditekan serendah mungkin
dengan mempertimbangkan faktor ekonomi dan sosial. Asas ini dikenal
dengan sebutan ALARA (As Low As Reasonably Achievable). Dalam
kaitannya dengan penyusunan program proteksi radiasi, asas optimalisasi
mengandung pengertian bahwa setiap komponen dalam program telah
dipertimbangkan secara saksama, termasuk besarnya biaya yang dapat
dijangkau. Suatu program proteksi dikatakan memenuhi asas optimalisasi
apabila semua komponen dalam program tersebut disusun dan direncanakan
sebaik mungkin dengan memperhitungkan biaya yang dapat
dipertanggungjawabkan secara ekonomi.
Tujuan dari asas optimalisasi dalam proteksi radiasi adalah untuk
mendapatkan hasil optimum yang meliputi kombinasi penerimaan dosis yang
rendah, baik individu maupun kolektif, minimnya resiko dari pemaparan yang
tidak dikehendaki, dan biaya yang murah. Asas optimalisasi sangat
ditekankan oleh ICRP. Setiap kegiatan yang memerlukan tindakan proteksi,
terlebih dahulu harus dilakukan analisis optimalisasi proteksi. Penekanan ini
dimaksudkan untuk meluruskan kesalahpahaman tentang sistem pembatasan
dosis yang sebelumnya dikenal dengan konsep ALARA (As Low As
Reasonably Achievable). Baik asas optimalisasi maupun ALARA keduanya
sangat menekankan pada pertimbangan faktor-faktor ekonomi dan sosial, dan
tidak semata-mata menekankan pada rendahnya penerimaan dosis oleh
pekerja maupun masyarakat. Berikut adalah contoh penerapan asas
optimalisasi dalam kehidupan sehari-hari yaitu :
a. Pada saat mengisi kaset radiografer harus memperhatikan kaset yang
akan digunakan, ukuran film yang sesuai dan jumlah film yang
dimasukkan ke dalam kaset.
b. Pada pemeriksaan Thorax untuk bayi sebaiknya menggunakan film
18x24 cm atau 24x30 cm. Hal ini dimaksudkan agar dosis yang
diterima pasien dapat diminimalkan dan tidak merugikan pasien dalam
hal ekonomi.
c. Sebelum dilakukan pemeriksaan radiografer terlebih dahulu harus
memberikan instruksi yang jelas kepada pasien agar pengulangan foto
dapat dihindari sehingga pasien tidak mendapat dosis radiasi yang sia-
sia.
3. Asas Limitasi
Penerapan asas ini dalam pemanfaatan tenaga nuklir menuntut agar dosis
radiasi yang diterima oleh seseorang dalam menjalankan suatu kegiatan tidak
boleh melebihi nilai batas yang telah ditetapkan oleh instansi yang berwenang.
Yang dimaksud Nilai Batas Dosis (NBD) ini adalah dosis radiasi yang
diterima dari penyinaran eksterna dan interna selama 1 (satu) tahun dan tidak
tergantung pada laju dosis. Penetapan NBD ini tidak memperhitungkan
penerimaan dosis untuk tujuan medik dan yang berasal dari radiasi alam.
NBD yang berlaku saat ini adalah 50 mSv (5000 mrem) pertahun untuk
pekerja radiasi dan 5 mSv (500 mrem) per tahun untuk anggota masyarakat.
Sehubungan dengan rekomendasi IAEA agar NBD untuk pekerja radiasi
diturunkan menjadi 20 mSv (2000 mrem) per tahun untuk jangka waktu 5
tahun (dengan catatan per tahun tidak boleh melebihi 50 mSv) dan untuk
anggota masyarakat diturunkan menjadi 1 mSv (100 mrem) per tahun, maka
tentunya kita harus berhati-hati dalam mengadopsinya. Dengan menggunakan
program proteksi radiasi yang disusun secara baik, maka semua kegiatan yang
mengandung resiko paparan radiasi cukup tinggi dapat ditangani sedemikian
rupa sehingga nilai batas dosis yang ditetapkan tidak akan terlampaui. Berikut
adalah contoh penerapan asas limitasi dalam kehidupan sehari-hari yaitu :
a. § Pada saat ingin mengekspose pasien yang perlu diperhatikan adalah
jumlah radiasi yang akan digunakan. Misalnya seorang pasien dewasa
ingin memeriksakan ekstremitas atas (antebrachi), kV yang digunakan
sebesar 45. Apabila ada seorang pasien anak-anak juga ingin
memeriksakan antebrachinya maka kita sebagai radiografer harus
menurunkan kondisi yang tadi digunakan menjadi kV 40 karena
dengan kondisi tersebut sudah dapat dihasilkan gambar radiografi
yang bagus karena tebal objek sudah dapat ditembus dengan kondisi
tersebut.
b. Pada pemeriksaan Thorax untuk bayi sebaiknya menggunakan film
18x24 cm atau 24x30 cm. Hal ini dimaksudkan agar dosis yang
diterima pasien dapat diminimalkan.
c. Jika radiografer melakukan foto x-ray, untuk mengurangi dosis radiasi
yang diterima oleh pasien, kita sebisa mungkin mengatur luas kolimasi
sesuai dengan kebutuhan. Sebab semakin besar kolimasi maka
semakin besar pula radiasi yang diterima oleh pasien begitupun
sebalikny
.
https://id.wikipedia.org/wiki/Proteksi_Radiasi diakses 24 November 2015
http://terasradiologi.blogspot.co.id/2012/06/proteksi-radiasi.html diakses
24 November 2015
http://ainunsofhaina.blogspot.co.id/2013/02/pengertian-falsafah-dan-asas-
asas.html diakses 24 November 2015