1
LAPORAN PENELITIAN
PENGARUH VARIASI MEDIA SAPIH TERHADAP PERTUMBUHAN
TANAMAN GAHARU ( Aquilaria beccariana van Tiegh.)
Oleh :
IR. H. AHMAD YAMANI, M.P (NIDN 0002076011)
DR.IR.H. BASIR ACHMAD, M.S (NIDN 0009046012)
IR. H. SETIA BUDI PERAN, M.P (NIDN 0016085803)
IR. SULAIMAN BAKRI, M.S (NIDN 0020055603)
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
NOPEMBER 2017
2
3
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya.
Pada kesempatan ini, tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
terlibat dalam penelitian ini, sehingga dapat terlaksana dengan baik dan lancar terutama kepada :
1. Dekan Fakultas Kehutanan, Universitas Lambung Mangkurat.
2. Ketua Program Studi, Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat.
3. Ketua Minat Silvikultur, Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat.
4. Semua pihak yang ikut terlibat dalam penelitian ini.
Akhirnya kami berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua, terutama
bagi pengembangan dibidang ilmu Silvikultur.
Banjarbaru, 20 Nopember 2017
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………….. i
KATA PENGANTAR …………….. ………………………………………….. ii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………….. iii
DAFTAR TABEL ………………………………………………………………….. iv
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………………….. v
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………….. vi
RINGKASAN ………………………………………………………………….. vii
I. PENDAHULUAN ………………………………………………………………….. 1
4
A. Latar Belakang ………………………………………………………………….. 1
B. Tujuan dan Manfaat ………………………………………………………….. 2
II. TINJAUAN PUSTAKA ………………………………………………………….. 3
A. Gaharu (Aquilaria beccariana van Tiegh.) ……………………………………… 3
B. Pembudidayaan …………………………………………………………………. 5
III.METODOLOGI PENELITIAN ………………………………………………….. 8
A. Waktu dan Lokasi Penelitian …………………………………………………… 8
B. Bahan dan Alat ………………………………………………………………….. 8
C. Metode Penelitian ……………………………………………………………….. 8
D. Rancangan Percobaan …………………………………………………………… 10
E. Analisis Data …………………………………………………………………….. 10
IV.HASIL DAN PEMBAHASAN …………………………………………………….. 11
A. Hasil Penelitian ………………………………………………………………….. 11
B. Pembahasan ……………………………………………………………………… 14
V. KESIMPULAN DAN SARAN ………………………..………………………….. 17
A. Kesimpulan ………………………………………………………………………. 17
B. Saran ……………………………………………………………………………… 17
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………. 18
LAMPIRAN-LAMPIRAN …………………………………………………………….. 20
5
DAFTAR TABEL
No. Halaman
1. Pertambahan diameter (cm) batang tanaman gaharu ………………………..…......... 11
2. Ansira pengaruh media sapih terhadap pertambahan diameter batang gaharu ……... 12
3. Hasil uji Dunnett terhadap beda pengaruh media sapih terhadap pertambahan
diameter batang gaharu ………………………………………………………………. 12
4. Pertambahan tinggi (cm) tanaman gaharu ……………………………………………. 13
5. Ansira pengaruh media sapih terhadap pertambahan tinggi tanaman gaharu ……….. 14
v
DAFTAR GAMBAR
No. Halaman
1. Histogram Rerata pertambahan diameter batang tanaman gaharu ………………….. 11
2. Histogram Rerata pertambahan tinggi tanaman gaharu ……………………………… 13
vi
DAFTAR LAMPIRAN
No. Halaman
1. Foto dokumentasi kegiatan penelitian ……………………………………………… 20
2. Biodata tim peneliti ………………………………………………………………… 21
6
ABSTRACT
This study aims to determine the effect of several combinations of weaning media on the growth
of gaharu plants (Aquilaria beccariana van Tiegh.). From this research is expected to contribute
in the development of cultivation and preservation of gaharu ready to plant in the field. The
research was conducted at Seed House, Faculty of Forestry, University of Lambung Mangkurat
from April to September 2017. The study used Completely Randomized Design (RAL) with 4
(four) treatments and repeated 5 times, so that the total of all observation units were 20 seeds.
The treatment in this research is GO (pure soil / top soil 100%); G1 (peat 25% + pure soil 75%);
G2 (peat 50% + pure soil 50%); G3 (peat 75% + pure soil 25%). Based on the most appropriate
weaning experiment, the effect of gaharu plant stem diameter is the use of 25% peat soil media
combination and 75% soil / top soil. The use of weaning media related to the high growth value
of gaharu plants is not recommended based on this experiment, because the best of treatment
result.
Keywords: peat, pure soil; weaning media; gaharu
7
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gaharu ( Aquilaria beccariana van Tiegh.) merupakan jenis tanaman yang saat ini sudah
langka keberadaannya, padahal tanaman ini mempunyai nilai ekonomis sangat tinggi.
Perbanyakan jenis ini biasanya dilakukan secara generatif melalui penyemaian biji secara
langsung atau dengan memanfaatkan anakan alam yang ada disekitar pohon induknya.
Pengadaan bibit gaharu yang dilakukan dengan mengandalkan biji biasanya sering tidak tepat
waktu dan tidak dapat memenuhi jumlah bibit yang dibutuhkan. Hal ini terutama disebabkan
oleh musim pembungaan yang kadang tidak teratur serta jumlah biji yang dihasilkan tidak
konstan. Salah satu alternatif yang dapat dilakukan yaitu dengan memanfaatkan cabutan anakan
alam yang biasanya sering dijumpai dalam jumlah berlimpah di bawah pohon induknya. Agar
pertumbuhan bibit cabutan dapat optimal di lapangan, maka perlu diperhatikan dalam hal
pemilihan jenis media sapih yang akan digunakan. Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi
suatu bahan tersebut harus cukup porous sehingga proses aerasi bagi sistem perakaran bibit tidak
terganggu, ketersediaan kandungan mineral dan unsur hara pada media, serta media tidak
mengandung zat yang bersifat allelopatik/beracun terhadap bibit tanaman tersebut (Departemen
Kehutanan 1998).
Rismunandar (2003), menyatakan bahwa tanah gambut mengandung bahan organik yang
tidak kalah tinggi jika dibandingkan dengan pupuk kandang. Di daerah-daerah dengan lahan
gambut yang luas, tanah gambut berpeluang untuk dimanfaatkan sebagai media sapih alternatif
yang cukup baik. Dengan mencampur tanah gambut dengan tanah mineral dalam imbangan yang
sesuai, tidak hanya sifat fisika tanah saja yang menjadi lebih baik tetapi juga kemampuan media
dalam menahan air juga meningkat. Susilawati dan Bastoni (2005), melaporkan bahwa perlakuan
tanah gambut pada media tanam top soil dengan perbandingan 70% tanah top soil dan 30% tanah
gambut mampu meningkatkan tinggi tanaman dan jumlah daun tanaman jelutung.
Tindakan silvikultur sangat diperlukan dalam usaha pembudidayaan tanaman gaharu ini,
mengingat hingga saat ini pembudayaannya masih sangat terbatas dan usaha pelestariannya
belum banyak dlakukan. Teknik pembesaran gaharu melalui kombinasi beberapa media
diharapkan dapat memberikan pilihan terhadap usaha konservasi dalam pembudidayaan. Dalam
kaitannya dengan kegiatan pembudidayaannya tersebut, pengadaan bibit tanaman yang
8
berkualitas tinggi dan benar-benar siap ditanam dilapangan sangat penting bagi keberhasilan
pengembangan pembudidayaan tanaman gaharu. Permasalahannya adalah belum banyak
diketahui pengaruh penggunaan bahan gambut terhadap pertumbuhan anakan gaharu, oleh
karena itu diperlukan penelitian tentang penggunaan media tersebut dalam penyediaan bibit
berkualitas untuk pembudidayaannya.
Penggunaan media sapih tanah gambut selain untuk memanfaatkan tanah jenis ini yang
potensinya masih cukup besar juga untuk mengurangi ketergantungan dengan tanah murni / top
soil yang kondisinya semakin menipis dan tidak selalu dalam keadaan subur. Pemanfaatan tanah
gambut sebagai media sapih alternatif apakah sangat prospektif untuk meningkatkan kualitas
bibit tanaman gaharu, untuk itulah penelitian ini dilakukan.
B. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan Penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh beberapa kombinasi media sapih
terhadap pertumbuhan tanaman gaharu. ( Aquilaria beccariana van Tiegh.). Dari penelitian ini
diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam upaya pengembangan budidaya serta pelestarian
gaharu yang siap tanam di lapangan.
9
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Gaharu (Aquilaria beccariana van Tiegh.)
1. Taksonomi
Taksonomi tanaman Gaharu adalah :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Klass : Dicotyledone
Sub Klass : Magnoliopsida
Ordo : Thymelaeles
Famili : Thymelaeaceae
Genus : Aquilaria
Species : Aquilaria beccariana van Tiegh
Beberapa nama lokal / daerah spesies ini adalah mengkaras, gaharu dan gumbil minyak /
nyabak. Nama lokal gaharu di Sumatera yaitu Gaharu, Halim, Alim, Karas, Kareh, Mengkaras,
Seringkak. Di Kalimantan disebut Baru, Gambil, Sigi-sigi. Sedangkan di Malaysia disebut Ching
Keras, Gaharu, Gloop Garu, Kekeras, Kepang (Ponirin, 2003 dalam Karyantara, 2009).
Dalam perdagangan, gaharu dikenal dengan nama agarwood, aloewood dan eaglewood.
Gaharu memiliki 4 kelas mutu yaitu Super, A, B, dan C. Kelas Super digolongkan Gubal Gaharu
sedangkan kelas A hingga C disebut Kemedangan. Gubal gaharu memiliki bentuk beragam,
berwarna hitam dan sangat wangi. Sedangkan Kemedangan berukuran besar, berwarna coklat
hingga coklat kehitaman. Aromanya lebih rendah dari pada Gubal Gaharu (Situmorang, 2002
dalam Karyantara, 2009).
2. Morfologi dan Biologi
Tinggi pohon dapat mencapai 20 m dengan diameter 36 cm. Kulit batang kelabu putih,
berserat panjang yang sangat kuat sehinga sering dimanfaatkan untuk tali. Daun bulat telur
hingga elips melebar dan tipis. Bunga berupa tabung, panjang sekitar 1 cm. Buahnya berupa
gelendong yang menyempit pada kedua ujungnya, berkulit tipis dan mengandung dua biji (Ding
hou, 1960).
10
3. Status Kelangkaan
Akibat tingginya harga gaharu dan karena belum tersedianya petunjuk obyektif yang
mampu mengidentifikasi adanya gaharu di dalam suatu pohon, maka sampai sekarang banyak
ditebang pohon yang tidak berisi gaharu, sehingga pohon gaharu menjadi jenis tanaman langka
dan dimasukan ke dalam CITES APPENDIX II (Sumadiwangsa S. dan Zulneli. 1996).
Status kelangkaan Aquilaria beccariana adalah Rawan, VUA 1 cd. Jenis ini banyak
dicari dan ditebang karena gubal dan kemedangan gaharu yang dihasilkan berharga sangat
mahal. Populasi alami pohon ini menurun sangat drastis. Ekspor gaharu dibatasi oleh kuota,
tetapi pengiriman secara ilegal sering terjadi (Mogea, J P et al, 2001).
4. Penyebaran dan Tempat Tumbuh
Pohon gaharu tumbuh di hutan pegunungan dan perbukitan pada ketinggian sampai 1.000
m di atas permukaan laut. Kulit batang licin berwarna abu-abu perak. Tumbuh pada tempat yang
lembab pada sumber mata air dan sepanjang sungai kecil. Kayunya berwarna putih, lunak dan
tidak mempunyai nilai pakai (Sumadiwangsa S. dan Zulneli, 1996).
Sebenarnya ada sekitar 15 jenis marga Aquilaria ditemukan menyebar mulai dari India,
Cina, Burma, Indochina dan Malaysia. Namun, 5 jenis marga tersebut yang ditemukan tumbuh di
Kalimantan dan hanya 3 jenis yang berupa pohon penghasil gaharu yaitu Aquilaria beccariana
van Tiegh, Aquilaria malaccensis Lamk dan Aquilaria microcarpa Beill terdapat pada hutan
dataran rendah dan sedang hingga ketinggian 1.700 m di atas permukaan laut. Khusus untuk
jenis Aquilaria beccariana ditemukan tumbuh di Peninsular Malaysia, Sumatra dan Kalimantan,
tumbuh di hutan-hutan primer Serawak, Brunei, Sabah, Kalimantan Timur, Barat dan Selatan
hingga ketinggian 1.000 m di atas permukaan laut. Dan jarang tumbuh di kawasan
berawa/tergenang air (Argent et al, 1998 dalam Karyantara, 2009).
Species Aquilaria beccariana tumbuh baik pada daerah dengan ketinggian hingga 850 m
di atas permukaan laut. Kawasan tumbuh tersebut harus beriklim kering dengan curah hujan
sekitar 1.500 mm/tahun (Iriansyah et al, 2006).
Ada beberapa jenis lain yang dapat menghasilkan gaharu, yaitu Aquilaria beccariana van
Tiegh, yang umumnya banyak terdapat di kawasan Long Sei Barang, Apo Kayan Kalimantan,
dicari penduduk setempat karena harganya cukup mahal (Sangat, Roemantyo H M, 1982).
11
5. Manfaat
Pohon gaharu yang tumbang puluhan tahun dan sudah terinfeksi, dapat digunakan
sebagai bahan baku industri parfum, kosmetik, obat-obatan, bahan perlengkapan upacara ritual
keagamaan.
Di Cina, gaharu telah dimanfaatkan untuk pengobatan berbagai penyakit yang menyerang
perut, ginjal dan dada, serta untuk aphrodisiac, asma, kanker (thyroiod), kolik, diare, cegukan
dan tumor (paru-paru). Pemanfaatan gaharu di Mesir digunakan untuk membalsem dan
meminyaki jenasah dan membentuk buku pada bulan kuno (Soehartono dan Mardiastuti, 2003).
6. Perdagangan Gaharu
Gaharu selama ini diperdagangkan sebagai obat (terutama di Cina dan India), parfum dan
dupa (terutama di Jepang, negara-negara arab dan Timur tengah) serta anti serangga di berbagai
negara (Soehartono dan Mardiastuti, 2003).
B. Pembudidayaan
Pembudidayaan oleh sebagian kecil pengusaha sudah dilaksanakan, tetapi masih dalam
skala kecil. Pelestarian tumbuhan ini secara eks- situ telah dilakukan di Kebun Raya Bogor
(Mogea, J P et al, 2001). Salah satu faktor penting keberhasilan budidaya/perkembangbiakan
gaharu adalah pemilihan tempat tumbuh yang tepat dan jenis gaharu yang akan dibudidayakan.
Ketinggian tempat tidak lebih dari 1.000 m di atas permukaan laut, curah hujan tidak
kurang dari 1.500 mm per tahun, pH tanah berkisar 4,0-6,5, tekstur tanah berupa lempung
berpasir dan memiliki kedalaman efektif untuk perkembangan perakaran sekurangnya 76 cm
(Iriansyah et al, 2006).
1. Pengadaan Bibit
Bibit tanaman penghasil gaharu dapat disediakan melalui cara generative maupun
vegetatif. Pengembangbiakan secara generatif dapat diupayakan melalui pengecambahan
biji/benih yang tersedia di bawah tegakan induk alami (seed stand). Dapat pula secara khusus
didapat dari kebun benih (seed orchad) melalui cabutan alam atau stump. Selain itu bibit juga
dapat dikembangkbiakan melalui stek pucuk maupun stek batang (Ponirin, 2003 dalam
Karyantara, 2009).
Pengadaan bibit tanaman penghasil gaharu yang berasal dari pembiakan vegetatif dapat
dilakukan dengan cara stek pucuk, sambungan, cangkok dan kultur jaringan. Cara stek pucuk
12
lebih umum dan lazim dilakukan dibandingkan dengan cara lain misalnya kultur jaringan, karena
selain praktis, mudah dan relatif murah. Cara stek pucuk juga dapat menghasilkan bibit yang
berkukalitas dan dapat menuruni sifat-sifat baik pohon induk (Iriansyah et al, 2006).
Untuk menjaga kelembaban agar biji lebih cepat berkecambah, bedeng tabur harus segera
ditutup dengan sungkup. Setelah berkecambah kurang lebih dua minggu, sungkup mulai dibuka.
Selanjutnya jika kecambah telah berdaun 2-4, bibit tersebut harus segera disapih atau
dipindahkan ke polybag yang berisi media subur. Bibit yang bersumber dari biji untuk mencapai
siap tanam mempunyai ciri telah bercabang dengan umur tanaman lebih kurang satu tahun
(Iriansyah et al, 2006).
2. Persemaian
Persemaian bibit penghasil gaharu dapat dibuat skala masal melalui benih unggul, stek
pucuk dan kultur jaringan. Setiap teknik perbanyakan akan mempunyai konsekuensi biaya
produksi bibit. Pada tahap awal di persemaian. semua jenis bibit penghasil gaharu memerlukan
naungan yang cukup.
Pada penelitian lain terhadap pertumbuhan semai gaharu (Aquilaria malaccensis Lamk.)
yang paling optimal dari hasil penelitian ini adalah pada paranet dengan intensitas naungan 27,5
%, jenis tanah latosol dengan tingkat persaingan dua buah semai per polybag (Mulida L, 1999
dalam Karyantara, 2009).
3. Pemeliharaan
Pemeliharaan meliputi penyiraman, penyiangan, pemberian pupuk dan pengendalian
hama dan penyakit. Penyiraman dilakukan tergantung pada kebutuhan bibit, penyiangan
dilakukan terhadap rumput yang masih kecil-kecil supaya tidak merusak tanaman pokok,
pengendalian hama dilakukan dengan cara penyemprotan terhadap bibit apabila tampak ada
gejala-gejala penyakit (seperti kutu putih di bagian belakang daun atau daun yang dapat
mengakibatkan kematian bibit (Iriansyah et al, 2006 ).
Beberapa jenis hama yang paling sering dijumpai adalah ulat pemakan daun (Spodoptera
sp). Penyakit yang biasanya mengganggu adalah penyakit keriting daun diduga disebabkan oleh
virus atau mikoplasma yang penularaanya melalui serangga (Parman dan Tri Mulyaningsih,
2002).
Pencegahan hama yang menyerang terhadap bibit Aquilaria beccariana seperti kutu
putih yang sering diikuti oleh serangan jamur furasium sp dapat menimbulkan kematian yang
13
serius (Purwanto, 1999 dalam Karyantara, 2009). Pemeliharaan dalam bentuk pendangiran
bertujuan untuk mencegah persaingan ruang tumbuh antara tanaman pokok dengan tanaman
lainnya dan juga untuk menggemburkan tanah sehingga tanah menjadi lebih dingin dan akar
tanaman mendapatkan hawa yang cukup di seputar piringan tanaman.
14
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan mulai bulan April sampai dengan September 2017 dan untuk
parameter yang diamati selama 4 (empat) bulan. Penelitian dilakukan di Seed House, Fakultas
Kehutanan, Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru.
B. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah anakan jenis gaharu yang berasal dari
biji yang disemaikan dipersemaian Balai Penelitian Tanaman Hutan (BPTH) Banjarbaru,
Kalimantan Selatan. Bahan lainnya ialah tanah murni / top soil dan tanah gambut.
Peralatan yang digunakan dalam kegiatan penelitian ini meliputi bak penampung dan
pencampur media sapih, timbangan, penyemprot air (Sprayer 100 cc) dan embrat kapasitas 2 liter,
alat bantu pengaduk media dan sekop kecil, polybag, penggaris, alat tulis, timbangan, jangka
sorong (caliper), komputer, scaner, printer, program SPSS 15 dan kamera digital.
C. Metode Penelitian
1. Tahap persiapan
a. Penyiapan media sapih
Media tanah dan gambut yang akan digunakan sebagai media sapih terlebih dahulu
disterilisasi, diaduk hingga merata dan masing-masing media sesuai dengan perbandingannya
dimasukkan ke dalam polybag berukuran 10 x 20 cm,
b. Penyiapan anakan
Tinggi anakan antara 25-30 cm dan dibentuk seperti stump dengan bagian akar dibuang
sebagian besar untuk mengurangi penguapan dan memiliki jumlah daun minimal 3 helai. Bibit
kemudian ditanam dalam media yang telah disiapkan dan dipelihara dalam bedeng yang
ternaungi ringan (suhu 29oC, RH 96% dan intensitas cahaya 12.590 lux). Bibit dipelihara selama
4 bulan dan pengukuran tinggi dan diameter bibit dilakukan setiap bulan sekali.
15
2. Tahapan Pelaksanaan
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan penelitian antara lain meliputi
penyapihan, pemeliharaan dan pengamatan.
a. Penyapihan
Penyapihan sebanyak 20 unit contoh atau satuan percobaan. Bermula bibit gaharu yang
sudah dipersiapkan perlahan dicabut, diusahakan tidak merusak akar (tanah bawaan tetap ikut
bersatu disekitar akar), disapih ke polybag ukuran 10 x 20 cm pada lubang sedalam 2-3 cm di
tengah media, selanjutnya disiram sampai media menjadi jenuh dan agar tetap gembur.
Dari setiap perlakuan unit percobaan diacak penempatannya untuk dimungkinkannya
semua kondisi dapat diperlakukan secara sama dan merata, sehingga intensitas cahaya lebih
merata, menyebar ke seluruh unit contoh.
b. Pemeliharaan
Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan terhadap ke 20 unit contoh meliputi penyiraman
sekali setiap dua hari secara merata menggunakan embrat kapasitas 2 liter, pembersihan tanaman
pengganggu seperti gulma, lumut dan lain-lain jika ditemukan setiap satu minggu sekali, serta
penyemprotan obat pengendali hama / insektisida Decis 2,5 EC dosis 0,5 ml / liter menggunakan
Sprayer kapasitas 100 cc, disemprotkan satu bulan sekali.
c. Pengamatan
Pengamatan dilakukan setiap dua minggu sekali meliputi jenis kegiatan pencatatan
tingkat pertumbuhan pada pengukuran tinggi dan diameter batang. Pengamatan dilakukan hingga
minggu terakhir yaitu pada minggu ke 18.
Dalam penelitian ini, peubah yang diukur adalah :
1. Tinggi tanaman, diukur mulai dari pangkal batang bawah hingga pucuk batang atas.
2. Diameter batang, diukur pada lingkar batang terbawah berbatasan dengan timbulnya tunas
akar.
16
D. Rancangan Percobaan
Penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4
(empat) perlakuan dan diulang sebanyak 5 kali, sehingga jumlah seluruh unit amatan sebanyak
20 bibit.
Perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
G0 = media sapih tanah murni/top soil 100 % (Kontrol)
G1 = media sapih gambut 25 % + tanah murni 75 %
G2 = media sapih gambut 50 % + tanah murni 50 %
G3 = media sapih gambut 75 % + tanah murni 25 %
Model persamaan linier yang digunakan adalah :
Y i j = μ + τ i + Ε i j
Keterangan :
i = 1, 2, 3, 4 dan j = 1, 2, …5
Y i j = Nilai pengamatan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j
μ = Nilai rataan umum
τ i = Pengaruh perlakuan ke-i
Ε i j = Pengaruh acak pada perlakuan ke-i ulangan ke-j
E. Analisis Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan uji F.
Hipotesa yang digunakan dalam uji F adalah sebagai berikut :
H0 : μ 1 = 0 ; tidak ada perlakuan yang berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan gaharu.
H1 : μ 1 = 0 ; ada perlakuan yang berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan gaharu.
Pengambilan keputusan dengan uji F adalah :
F hitung ≤ F tabel = terima H0
F hitung > F tabel = terima H1
Uji lanjutan yang dipakai untuk uji beda nyata rerata perlakuan adalah uji Dunnet karena
perlakuan menggunakan kontrol dan hasilnya diharapkan lebih teliti.
17
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pengamatan dan pengukuran selama empat bulan, diperoleh data
pertumbuhan diameter batang rata-rata dan pertambahan tinggi tanaman gaharu seperti pada
penjelasan berikut ini.
1. Pertambahan diameter batang tanaman gaharu
Data hasil pengamatan terhadap diameter batang tanaman gaharu dapat dilihat pada
Tabel 1 berikut.
Tabel 1. Pertambahan diameter (cm) batang tanaman gaharu
Media sapih
Ulangan -------------------------------------------------------------------------- Jumlah
G0 G1 G2 G3
1 0,8 0,6 0,4 0,8 2,6
2 0,8 0,8 0,2 0,2 2,0
3 0,3 0,8 0,2 0,2 1,5
4 0,4 0,7 0,5 0,6 2,2
5 0,3 0,8 0,6 0,2 1,9
Jumlah 2,6 3,7 1,9 2,0 10,2
Rerata 0,52 0,74 0,38 0,40 2,04
Dari data diatas, tampilan dalam bentuk grafik seperti pada Gambar 1 di bawah ini.
Gambar 1. Histogram Rerata pertambahan diameter batang tanaman gaharu
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
G0 G1 G2 G3
Pe
rtam
bah
an D
iam
ete
r (C
m)
Media Sapih
18
Pada grafik terlihat pertambahan diameter batang tanaman gaharu yang menunjukan
bahwa perlakuan G1 yakni kombinasi media sapih tanah gambut 25 % dengan tanah murni 75 %
adalah yang paling besar yaitu 0,74 cm. Perlakuan yang terendah responnya adalah G2 yakni
kombinasi media sapih tanah gambut 50 % dengan tanah murni 50 %, kemudian diikuti oleh
perlakuan G3 yakni kombinasi media sapih tanah gambut 75 % dengan tanah murni 25 %.
Untuk mengetahui apakah faktor perlakuan media sapih berpengaruh terhadap
pertambahan diameter batang tanaman gaharu dilakukan analisis sidik ragam (ansira) seperti
pada Tabel 2.
Tabel 2. Ansira pengaruh media sapih terhadap pertambahan diameter batang gaharu
Sumber Derajat Jumlah Kuadrat F hitung F tabel
Keragaman bebas kuadrat tengah 5 % 1 %
Perlakuan 3 0,41 0,13667 14,77** 3,24 5,29
Galat 16 0,148 0,00925
Jumlah 19 0,558
Keterangan : ** = berbeda sangat nyata
Berdasarkan hasil analisis sidik ragam dapat diketahui bahwa F hitung lebih besar dari
pada F tabel, yang berarti perlakuan media sapih berpengaruh sangat significant terhadap
pertambahan diameter batang gaharu. Selanjutnya untuk mengetahui perlakuan mana yang
paling menonjol (nyata) terhadap kontrol (G0), maka dilakukan uji lanjutan Dunnet yang
hasilnya dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Hasil uji Dunnett terhadap beda pengaruh media sapih terhadap pertambahan diameter
batang gaharu.
Media sapih Rerata diameter (cm) Beda dengan kontrol
G0 0,52 -
G1 0,74 0,22**
G2 0,38 - 0,14
G3 0,40 - 0,12
d 0,05 = 0,13605 d 0,01 = 0,18605
Keterangan : ** = berbeda sangat nyata
19
Dari uji Dunnett terlihat bahwa hanya perlakuan G1 yakni kombinasi media sapih tanah
gambut 25 % dengan tanah murni 75 % yang berbeda sangat nyata dibandingkan dengan kontrol
(G0) tanah murni 100 %, sedangkan perlakuan lainnya tidak berbeda nyata.
2. Pertambahan tinggi batang tanaman gaharu
Data hasil pengukuran pertambahan tinggi tanaman gaharu disajikan pada Tabel 4
berikut.
Tabel 4. Pertambahan tinggi (cm) tanaman gaharu
Media sapih
Ulangan -------------------------------------------------------------------------- Jumlah
G0 G1 G2 G3
1 5,0 7,1 2,4 5,4 19,9
2 3,5 6,5 2,7 3,5 16,2
3 5,0 7,3 1,8 7,5 21,6
4 2,5 3,5 1,5 4,0 11,5
5 5,9 2,0 1,5 1,0 10,4
Jumlah 21,9 26,4 9,9 21,4 79,6
Rerata 4,38 5,28 1,98 4,28 15,92
Dari data diatas, tampilan dalam bentuk grafik seperti pada Gambar 2 di bawah ini.
Gambar 2. Histogram Rerata pertambahan tinggi tanaman gaharu
0
1
2
3
4
5
6
G0 G1 G2 G3
Pe
rtam
bah
an T
ingg
i (C
m)
Media Sapih
20
Pada grafik terlihat bahwa untuk pertambahan tinggi tanaman gaharu menunjukkan
perlakuan G1 yakni kombinasi media sapih tanah gambut 25 % dengan tanah murni 75 % adalah
yang paling besar yaitu 5,28 cm. Perlakuan yang terendah responnya adalah perlakuan G2 yakni
kombinasi media sapih tanah gambut 50 % dengan tanah murni 50 %, kemudian diikuti oleh
perlakuan G3 yakni kombinasi media sapih tanah gambut 75 % dengan tanah murni 25 %.
Untuk mengetahui apakah faktor perlakuan media sapih berpengaruh terhadap
pertambahan tinggi tanaman gaharu dilakukan analisis sidik ragam (ansira) seperti pada Tabel 5.
Tabel 5. Ansira pengaruh media sapih terhadap pertambahan tinggi tanaman gaharu
Sumber Derajat Jumlah Kuadrat F hitung F tabel
Keragaman bebas kuadrat tengah 5 % 1 %
Perlakuan 3 29,7 9,9 2,91 3,24 5,29
Galat 16 54,45 3,403
Jumlah 19 84,15
Berdasarkan hasil analisis sidik ragam diketahui bahwa F hitung lebih kecil dari pada F
tabel, yang berarti perlakuan media sapih tidak berpengaruh significant terhadap pertambahan
tinggi tanaman gaharu. Oleh karena perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap pertambahan
tinggi tanaman gaharu, maka uji lanjutan tidak dilakukan.
B. Pembahasan
Pertumbuhan berhubungan dengan perkembangan beberapa organ yang spesifik atau
organ tanaman secara keseluruhan. Pertumbuhan ini dapat diukur melalui pendekatan
pengukuran bobot kering, luas daun, tinggi tanaman, diameter batang dan sebagainya (Hakim et
al., 1986)
Media sebagai tempat berkembangnya organ akar merupakan salah satu faktor
lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan semai suatu tanaman.Menurut Novizan (2005)
dalam Kosasih dan Haryati (2006), menyatakan bahwa media yang baik mempunyai empat
fungsi utama yaitu memberi unsur hara dan sebagai media perakaran, menyediakan air dan
tempat penampungan air, menyediakan udara untuk respirasi akar dan sebagai tempat tumbuhnya
tanaman. Hartman et al. (1990) dalam Juhardi (1995), media yang baik harus memiliki
21
persyaratan antara lain mampu menjaga kelembaban, memiliki aerasi dan drainasi yang baik,
tidak memiliki salinitas yang tinggi serta bebas dari hama dan penyakit.
Hasil analisis ragam memperlihatkan bahwa kombinasi penggunaan tanah gambut dan
tanah murni berpengaruh sangat nyata pada pertumbuhan diameter batang tanaman gaharu.
Sedangkan pada pertumbuhan tinggi tanaman,.kombinasi tanah gambut dan tanah murni
pengaruhnya tidak terlihat nyata. Tanah gambut yang memang kaya bahan organik ternyata
dapat memperbaiki sifat-sifat fisika dan kimia tanah dengan cara seperti merangsang granulasi,
meningkatkan porositas, meningkatkan daya ikat air dan mengubah struktur tanah menjadi remah
dan gembur. Selain itu, total ruang pori tanah pun meningkat dengan pemberian bahan organik
dari tanah gambut (Saidi, 1994 yang dikutif Hanibal, 2007). Selanjutnya menurut Hanibal
(2007), berdasarkan hasil penelitiannya menyatakan pemberian gambut pada media mampu
meningkatkan kandungan unsur hara.
Meskipun berdasarkan hasil analisis ragam memperlihatkan bahwa kombinasi
penggunaan tanah gambut dan tanah murni berpengaruh sangat nyata pada pertumbuhan
diameter batang tanaman gaharu, namun setelah dilakukan uji lanjutan Dunnett, ternyata
memperlihatkan bahwa hanya perlakuan G1 yakni kombinasi gambut 25 % dengan tanah murni
75 % yang berbeda sangat nyata dibandingkan perlakuan G0 (kontrol). Hal ini menggambarkan
bahwa untuk memacu pertumbuhan diameter tanaman gaharu adalah dengan mengkombinasikan
tanah gambut dengan tanah murni sebagai media sapih yang terbaik adalah perbandingan 1
berbanding 3. Perbandingan kombinasi seperti ini bisa memperbaiki sifat fisika dan kimia tanah
seperti struktur tanah, porositas tanah, pengikatan air tanah dan menambah unsur hara tanah.
Menurut Salisburry dan Ross (1992), unsur-unsur hara tersebut memegang peranan yang penting
dalam sistem fotosintesis, transfer energi dan pembentukan dinding sel tanaman serta sintesa
protein pada tanaman.
Peningkatan kandungan bahan organik di dalam tanah baik secara langsung maupun tidak
langsung dapat meningkatkan kesuburan dan memperbaiki sifat-sifat fisik tanah (Akbar dan
Mado 2002). Semakin baik kondisi media tanam, maka akan meningkatkan proses-proses
metabolisme dalam tanaman dan hal ini akan mempengaruhi kualitas bibit yang dihasilkan.
Penggunaan campuran media tanah gambut 25 % dan tanah murni 75 % dapat menghasilkan
bibit dengan pertambahan diameter tertinggi, lebih besar dibandingkan dengan media sapih
seluruhnya memakai tanah murni atau top soil.
22
Berbanding terbalik dengan perlakuan G1 yakni kombinasi media gambut 25 % dan
tanah murni 75 %, penggunaan tanah gambut yang terlalu banyak dalam media sapih
memberikan hasil pertambahan diameter batang tanaman gaharu yang paling kecil. Hal ini
dikarenakan komposisi gambut terlalu dominan dalam media sapih dapat mempengaruhi sifat
fisik dan kimia tanah, diantaranya penyerapan air yang berlebihan sehingga kelembaban tanah
akan besar, lubang pori-pori tanah akan diisi oleh air yang akhirnya menyebabkan terganggunya
aerasi, suhu tanah dan proses dekomposisi yang terjadi dari bahan gambut menaikkan keasaman
tanah. Faktor-faktor inilah yang menjadi sebab penyerapan unsur hara yang diperlukan tanaman
gaharu melalui akar tanaman menjadi terganggu. Anonim, 1990 dalam Sudomo dan Santosa
(2011), menyatakan sifat fisik tanah yang lebih baik memudahkan tanaman menyerap unsur hara.
Menurut Salisburry dan Ross (1992), selain jenis media tanam faktor lain yang mempengaruhi
pertumbuhan bibit tanaman adalah suhu, kelembaban, ketersediaan air dan hara.
Perlakuan variasi media sapih tanah gambut dan tanah murni dari hasil analisis sidik
ragam tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman gaharu. Hasil penelitian ini berbeda
dengan yang dilakukan oleh Susilawati dan Bastoni (2005), dimana perlakuan tanah gambut
pada media tanam top soil dengan perbandingan 70% tanah top soil dan 30% tanah gambut
mampu meningkatkan tinggi tanaman dan jumlah daun tanaman jelutung. Hal ini selain
disebabkan oleh perbedaan jenis tanamannya juga diduga karena keadaan sifat fisik dan kimia
tanah dalam media sapih tidak mendukung pertumbuhan tinggi tanaman gaharu tersebut.
Penggunaan media tanah gambut yang relatif reaksinya asam selain berdampak positif karena
hasil dekomposisi bahan organik yang terkandung didalamnya menambah unsur hara, namun
juga berdampak negatif karena menghasilkan asam-asam humin yang menambah kenaikan
keasaman pada media tanam, sehingga dapat diduga berpengaruh terhadap pertumbuhan tinggi
tanaman gaharu.
23
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan diketahui media sapih yang paling sesuai
mempengaruhi nilai pertambahan diameter batang tanaman gaharu adalah penggunaan
kombinasi media tanah gambut 25 % dan tanah murni / top soil 75 %. Penggunaan media sapih
yang berkaitan dengan nilai pertambahan tinggi tanaman gaharu tidak dianjurkan berdasar pada
percobaan ini, karena memberikan pengaruh yang tidak nyata.
B. Saran
Penggunaan media tanah gambut selain berdampak positif karena menambah unsur hara,
namun juga menyebabkan kenaikan keasaman media, sehingga dapat berpengaruh terhadap
pertumbuhan diameter batang ataupun tinggi tanaman gaharu. Untuk itu perlu dilakukan
penelitian lanjutan dengan menambahkan kapur atau abu bakar pada media sapih.
24
DAFTAR PUSTAKA
Akbar A, Mado MR. 2002. Peranan Bahan Organik Dalam Meningkatkan Kesuburan Tanah.
Majalah Kehutanan Indonesia. Edisi IV.
Departemen Kehutanan. 1998. Pedoman Pembangunan Hutan Tanaman Industri. Badan
Penelitian Dan Pengembangan Kehutanan.
Ding hou. 1960. Thymelaeaceae. Flora Malesiana Series 1 Spermatophyta. Volume 6 1-48.
Hakim, N., Y. Nyakpa, A. M. Lubis, S.G.Nugroho, M.A. Diha, G. B. Hong dan H. H. Barley.
1986. Dasar- Dasar lmu Tanah. Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Bandar
Lampung.
Hanibal, 2007. Pengaruh Kombinasi Tanah Gambut dan Tanah Mineral Sebagai Media
Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.). Fakultas Pertanian
Universitas Jambi Kampus Pinang Masak, Mendalo Darat, Jambi.
Hanif Nurul Hidayah dan Arif Irawan (2012). Kesesuaian Media Sapih Terhadap Persentase
Hidup Semai Jabon Merah (Anthocephalus macrophyllus (Roxb.) Havil). Balai Peneltian
Hutan Manado.
Iriansyah M et al. 2006. Gaharu Komoditi Masa Depan Yang Menjanjikan. Balai Penelitian dan
Pengembangan Kehutanan Kalimantan. Samarinda.
Juhardi, D. 1995. Studi Pembiakan Vegetatif Stek Pucuk Shorea selanica BL dengan
Menggunakan Zat Pengatur Tumbuh IBA pada Media Campuran Tanah dan Pasir.Skripsi
Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.(Tidak dipublikasikan).
Karyantara, I.K. 2009. Pengaruh Beberapa Media Tanam Terhadap Pertumbuhan Tanaman
Gaharu ( Aquilaria beccariana van Tiegh.). Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.
Kosasih, A, S. dan Haryati. 2006. Pengaruh Medium Sapih terhadap Pertumbuhan Bibit Shorea
Selenica BL. di Persemaian. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam.Pusat Litbang
Hutan dan Konservasi Alam. Bogor.
Mogea J P, Gandawidjaya D, Wiriadinata H, Irawati. 2001. Tumbuhan Langka Indonesia. Pusat
Penelitian dan Pengembangan Biologi-LIPI. Bogor.
Parman, Mulyaningsih T. 2002. Makalah. Sosialisasi Pengembangan Teknologi Bappeda
Propinsi Nusa Tenggara Barat. Mataram.
Salisbury FB, Ross CW. 1995. Fisiologi Tumbuhan. Penerj.: Lukman DR, Sumaryono. Penerbit
ITB, Bandung. Salisbury FB, Ross CW.
25
Sangat, Roemantyo H M. 1982. Use of wild plants by the people of Liong Sei Barang in the Apo
Kayan. Tidak dipublikasikan. IBPF.
Sudomo, A dan Santoso, 2011. Pengaruh Media Organik dan Tanah Mineral Terhadap
Pertumbuhan dan Indeks Mutu Bibit Mindi (Melia azedarach L.). Balai Penelitian Teknologi Agrofrestry. Ciamis.
Suhartono T, Mardiastuti A. 2003. Pelaksanaan Konvensi CITES di Indonesia. JICA. Jakarta.
Sumadiwangsa S, Zulneli. 1996. Laporan Perjalanan Dinas. Penelitian Gaharu di Kalimantan
Timur. Pusat Penelitian Hasil Hutan dan Sosial Ekonomi Kehutanan. Bogor.
26
Lampiran 1. Foto dokumentasi kegiatan penelitian
27
Lampiran 2. Biodata tim peneliti
1. Biodata Ketua Tim
A. Identitas diri
1 Nama lengkap Ir. H. Ahmad Yamani, M.P.
2 Jenis kelamin Laki-laki
3 Jabatan fungsional Lektor Kepala
4 NIP 196007021989031005
5 NIDN 0002076011
6 Tempat dan Tanggal Lahir Banjarmasin, 02 Juli 1960
7 E-mail [email protected]
8 Nomor HP 085251571248
9 Alamat kantor Jln. Jend. A. Yani Simpang 4 Banjarbaru
10 Nomor telepon/Faks (0511)4772290
11 Lulusan yang telah dihasilkan S1 = 125 org; S2 = 24 org; S3 = - org
12 Mata kuliah yang diampu 1. Ilmu Tanah Hutan
2. Kesuburan Tanah dan Pemupukan
3. Klasifikasi Tanah
4. Mikrobiologi Tanah
5. Reklamasi Lahan
B. Riwayat Pendidikan
Nama PT S1 S2 S3
Bidang Ilmu Kehutanan Kehutanan -
Tahun Masuk – Lulus 1981 - 1987 1993 - 1996 -
Judul Skripsi/Tesis Telaah Keadaan Hutan
Wisata Pulau Kembang
Dalam Rangka
Pengembangannya di
Kalimantan Selatan
Studi Tentang Produksi dan
Kandungan Hara Serasah Pada
Hutan Alam dan Hutan Tanaman
Industri Di HPH PT.Kiani
Lestari Batu Ampar Kaltim
Nama Pembimbing 1. Dr.Ir.H.M. Ruslan,MS
2. Ir.H.A. Rivai Noor, MP
3. Ir. Basir Achmad, M.Si
1. Dr.Ir.H.Dady Ruchyat,M.Agr
2. Dr.Ir.Simorangkir,M.Agr
3. Dr.Ir.Marlon Ipanho M.Agr
C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir
No Tahun Judul Penelitian Pendanaan
Sumber Jumlah/Jt(Rp)
1 2012 Analisis Kadar Hara Makro Tanah Pada Hutan Lindung Gunung Sebatung Di Kabupaten Kotabaru
Mandiri 10.000.000
2 2013 Studi Kandungan Karbon Pada Hutan Alam Sekunder Di Hutan Pendidikan Mandiangin Fakultas Kehutanan UNLAM
Mandiriii 15.000.000
28
3 2014 Pengaruh Pupuk NPK Mutiara Terhadap Pertumbuhan Anakan Tanaman Tanjung (Mimusops elengi L) Di Seed House Fakultas Kehutanan UNLAM Banjarbaru
BOPTN 20.000.000
4 2016 Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Pada
Lahan Rawa Gambut Pasca Kebakaran
Mandiri 10.000.000
5 2013 Model Konservasi Shorea belangeran dari
Habitat Hutan Kerangas Rawa (Hutan
Kerapah) sebagai Bahan Obat Alami
Dikti 86.000.000
6 2016 Sistem Nilai dan Sikap Masyarakat Terhadap
konservasi Shorea belangeran Dari Hutan
Kerangas
Dikti 86.000.000
7 2016 Research Article α-glucosidase Inhibitory
Activity of Shorea belangeran of Kerangas
Forest
Dikti 88.000.000
D. Pemakalah Seminar Ilmiah Dalam5 Tahun Terakhir
No Nama Temu
Ilmiah/Seminar
Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
1 Seminar Nasional Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Pada
Lahan Gambut Pasca Kebakaran Tahun 2016 di Hotel
Barito Banjarmasin
2 Seminar Nasional Model Konservasi Shorea belangeran
dari Habitat Hutan Kerangas Rawa
(Hutan Kerapah) sebagai Bahan Obat
Alami
Tahun 2015 di Bogor
3 Seminar
Internasional
Kajian Biomassa dan Kandungan Karbon
Pada Hutan Rawa Galam (Melaleuca
cajuputi)
Tahun 2016 di Hotel
Rodeta Banjarbaru
E. Penghargaan
No. Judul Penghargaan Institusi Penerbit Penghargaan Tahun
1. Satyalancana Karya Sapta 20
Tahun
Presiden Republik Indonesia 2017
2. Dosen Teladan Fakultas Kehutanan
Universitas Lambung Mangkurat
Rektor 1997
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hokum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dngan
kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya. Banjarbaru, 10 Nopember 2017
Ketua,
Ir. H. Ahmad Yamani, M.P,IPM
29
2. Anggota tim 1
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap Ir. H. Basir Achmad, M.S., Ph.D.
2. Jenis Kelamin Laki-laki
3. Jabatan Fungsional Lektor Kepala
4. NIP 196004091985031006
5. NIDN 0009046012
6. Tempat dan Tanggal Lahir Baleng (Kab.Wajo), 9 April 1960
7. E-mail [email protected]; [email protected]
8. Nomor Telepon/HP 085242530872
9. Alamat Kantor Jl. A. Yani Km 36 Banjarbaru
10. Nomor Telepon/Faks 05114772290/05114772290
11. Lulusan yang telah Dihasilkan S1 = 50 orang, S2 = 5
12. Mata Kuliah yang Diampu
1. Silvikultur
2. Silviks
3. Bahasa Inggris
4. Teknik Persemaian
5. Pembangunan dan Lingkungan
6. Informasi Lahan Terpadu
7. Sistem Informasi Geografis
30
B. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2 S-3
Nama Perguruan
Tinggi
Universitas
Hasanuddin
Universitas
Hasanuddin
University of Illinois
at Urbana –
Champaign
Bidang Ilmu Kehutanan Pengembangan
Wilayah
Natural Resources and
Environmental
Sciences
Tahun Masuk - Lulus 1979 - 1984 1987 - 1991 2007 - 2014
Judul Skripsi/Tesis/
Disertasi
Pengaruh
Pembakaran,
Kedalaman
Penanaman, dan Posisi
Benih terhadap
Perkecambahan
Kemiri (Aleurites
moluccana) di
Lapangan
Peranan Sektor
Kehutanan dalam
Pengembangan
Wilayah Kab.Wajo
melalui Analysis Input
– Output
GIS-Based Approach
to Participatory Land
Suitability Analysis
for Sustainable Tree
Plantations
Nama Pembimbing/
Promotor
Dr. Ir. H. Mas’ud
Junus
Dr. Ir. H. Mas’ud
Junus
Prof. Guillermo A.
Mendoza
C. Pengalaman Penelitian
No. Tahun Judul Penelitian
Pendanaan
Sumber Jml (Juta Rp)
1. 2016 Neksus Mutu Tanah dan Pertanian
Berkelanjutan: Indeksasi Kualitas Tanah
dan Eksplorasi Pertanian Bioenersi pada
Lahan Terlantar Kalimantan Selatan
Direktorat Riset dan
Pengabdian
Masyarakat
Kementerian Riset,
Teknologi dan
Pendidikan Tinggi
100
2. 2016 Response of Shorea balangeran
Wildling Growth on Box Storage and a
Simple Greenhouse
Universitas
Lambung
Mangkurat
29
3. 2015 Application of the Point Allocation
Method and Analytical Hierarchy
Process in Determining Suitable Lands
for Sustainable Tree Plantations
Universitas
Lambung
Mangkurat
30
4. 2003 Accelerating the Height Increment of
Jelutung (Dyera Spp.) by Liming,
Fertilizing, and Shading at A Nursery
Partly supported by
the South and
Central Kalimantan
Production Forest
5
31
Project – European
Union (SCKPFP-
EU)
5. 1999 Inventory of Native Superior Durian
Species in South Kalimantan
Bappeda Kal-Sel 15
6. 1999 The Potential of Small Home Industries
to Contribute to Prosperity of Forest
Communities in Labanan, East
Kalimantan.
Berau Forest
Management Project
– European Union
(BFMP – EU)
30
7. 1998 Response of the growth of Shoot Cuts of
Ulin (Eusideroxylon zwageri) on
Rootone-F and Media.
Dikti 5
8. 1998 Response of the Growth Meranti Merah
(Shorea leprosula) on Storage Cartones
and small Green House.
USAID 6
D. Pengalaman Pengabdian kepada Masyarakat
No. Tahun Judul Penelitian
Pendanaan
Sumber Jml (Juta Rp)
1. 2016 Memelihara Kelestarian Biodiversitas
Lokal sambil Meningkatkan
Kesejahteraan melalui maksimalisasi
Budidaya Lebah Madu bersama
Masyarakat Tamba Jaya
Direktorat Riset dan
Pengabdian
Masyarakat
Kementerian Riset,
Teknologi dan
Pendidikan Tinggi
40
2. 2016 Kegiatan Pengawasan Pekerjaan
Penanaman pada Kawasan Hutan
Lindung di Desa Tebing Siring,
Kecamatan Bajuin, Kabupaten Tanah
Laut
APBD Pemda Kab.
Tanah Laut
8,397
3. 2002 Partipatory Land Rehabilition in Banjar
district
Partly supported by
the South and Central
Kalimantan
Production Forest
Project – European
Union (SCKPFP-EU)
15
4. 2003 Development of Rattan in Central
Kalimantan
Partly supported by
the South and Central
Kalimantan
Production Forest
Project – European
Union (SCKPFP-EU)
15
32
5. 2004 Development Candlenut/Kemiri
(Aleurites moluccana) in Kalingai
Village, Tabalong district.
Partly supported by
the South and Central
Kalimantan
Production Forest
Project – European
Union (SCKPFP-EU)
15
E. Publikasi Artikel Ilmiah/Jurnal
No. Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Volume/Nomor/Tahun
1. Comparison of community and government
preferences in prioritizing suitable lands for
sustainable tree plantations
International
Journal of
Sustainable
Development
and World
Ecology
24/4/2017
2. Accelerating the growth of red meranti
(Shorea leprosula) wildlings by utilizing
better topsoil media from under mother
trees and optimum tending duration in a
simple greenhouse
International
Journal of
Biosciences
10/4/2017
3. Estimation of carbon stock of red meranti
(Shorea leprosula Miq.) stands at natural
forests applying intensive silviculture in
Indonesia
International
Journal of
ChrmTech
Research
10/3/2017
4. Germination sensitivity of candlenut
(Aleurites moluccana Willd) on burning,
sowing depth, and positions of seeds in the
field
International
Journal of
Biosciences
9/3/2016
5. Land suitability analysis of the most
preferred tree species in production forest
areas.
Journal of
Biodiversity and
Enviromental
Sciences
9/4/2016
6. Perkecambahan benih trembesi (Samanea
saman) dengan kedalaman dan posisi yang
berbeda.
Jurnal Hutan
Tropis
3/3/2015
7. Pengaruh naungan terhadap pertambahan
tinggi bibit buah jentik (Baccaurea
polyneura).
Jurnal Hutan
Tropis
3/2/2015
8. Pengaruh rootone-F dan media terhadap
pertumbuhan stek pucuk ulin
(Eusideroxylon zwageri T et B).
Jurnal Hutan
Tropis Borneo
9/22/2008
33
9. Accelerating the Height Increment of
Jelutung (Dyera Spp.) by Liming,
Fertilizing, and Shading at a Nursery.
Jurnal Rimba
Kalimantan
12/2/2007
10. Participatory Forest and Land Rehabilitation
Action Plan in Tanah Laut District, South
Kalimantan Province.
Jurnal Hutan
Tropis Borneo
7/13/2006
11. The Enhancement of Local Community
Income through Development of Key
Activities in and around the Forests.
Faculty of
Forestry Library
No. 584/J08.6/Pk/2006
12. Inventory of Superior Native Durians and
their Problems in Banjar District, South
Kalimantan Province.
Jurnal Hutan
Tropis Borneo
9/17/2005
F. Pemakalah pada Seminar Ilmiah
No. Nama Pertemuan
Ilmiah/Seminar
Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
1. The 1st
International
Conference on
Innovation and
Commercialization of
Forest Product”
Rattan Management in Central
Kalimantan.
22 November 2016/
Banjarbaru
2. The 1st
International
Conference on
Innovation and
Commercialization of
Forest Product”
Non-Timber Forest Products
Potentially Developed in Sulawesi
23 November 2016/
Banjarbaru
3. Seminar Nasional dan
Pertemuan Ilmiah
Tahunan Ke-2
Komunitas Manajemen
Hutan Indonesia
(KOMHINDO)
Peningkatan Pendapatan Masyarakat
melalui Penerapan Sistem
Agroforestri di Lahan Rawa Gambut
12 Mei 2016/
Banjarbaru
4. Seminar uji publik
Naskah Akademik dan
Raperda tentang
Pengakuan dan
Perlindungan
Masyarakat Hukum
Adat Dayak Loksado
Pengelolaan hutan berbasis
masyarakat
26-27 September
2016/Kandangan
5. Seminar Nasional
Perhutanan Sosial tahun
2016. Perhutanan Sosial
Land Suitability Analysis of The
most Suitable and Profitable Lands
12 Mei 2016/
Banjarbaru
34
Berbasis Agroforestri
untuk Kemandirian
Masyarakat dan Daya
Saing Bangsa.
for Tree Plantations
6. Seminar Nasional Hasil
Penelitian Peningkatan
Kapasitas Riset: (yang
sudah selesai tahun
2015) Skema Penelitian
Disertasi Doktor
Application of the Point Allocation
Method and Analytical Hierarchy
Process in Determining Suitable
Lands For Sustainable Tree
Plantations
18-19 Februari 2016/
Makassar
7. Research Result
Seminars of Department
of Natural Resources
and Environmental
Sciences, University of
Illinois
GIS-Based Approah to Participatory
Land Suitability Analysis for Tree
Plantations.
2011/University of
Illinois, USA
8. Research Result
Seminars of the Forestry
Research Institute
Revitalization of Forest Plantation
Establishment in Kalimantan.
2004/Banjarmasin
9. Development of Non-
Timber Forest Products
in Central Kalimantan
Development of Big Diameter
Rattans in Central Kalimantan.
2004/Kasongan, Central
Kalimantan
10. Rehabilitation Fund
Utilization
Participatory Forest and Land
Rehabilitation Models.
2004/Palangka Raya
G. Karya Buku
No. Judul Buku Tahun Jumlah Halaman Penerbit
1. The Application of Input-
Output Analysis in Regional
Planning
2003 30 Faculty of Forestry
Library (Unpublished)
H. Perolehan HKI
No. Judul Buku Tahun Jumlah Halaman Penerbit
35
I. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik
No. Judul Tema/Jenis Rekayasa
Sosial yang telah Diterapkan
Tahun Tempat
Penerapan
Respon Masyarakat
1. Participatory Forest and Land
Rehabilitation
2004 Banjar district,
South Kalimantan
Good/accepted
J. Penghargaan
No. Judul Penghargaan Institusi Penerbit Penghargaan Tahun
1. Satyalancana Karya Sapta 20
Tahun
Presiden Republik Indonesia 2016
2. Dosen Teladan Fakultas Kehutanan
Universitas Lambung Mangkurat
Rektor 1993
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian
dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dewngan sebenarnya.
.
Banjarbaru, 8 Juni 2017
Pengusul,
Basir Achmad
36
3. Anggota tim 2
A. Identitas Diri
1 Nama Ir. Setia Budi Peran, MP
2 Jabatan Fungsional Lektor kepala
3 Jabatan Struktural -
4 NIP 195808161986031006
5 NIDN 0016085803
6 Tempat dan tanggal lahir Kotabaru, 16 Agustus 1958
7 Alamat rumah Jln. GotongRoyongNo. 56 Rt. 02 Rw.06
Kelurahan Mentaos Banjarbaru Kal-Sel
8 No telp 085821373637
9 Alamat kantor Jl. A. Yani KM 36 Simpang Empat Banjarbaru
10 No telp 0511-4772290
11 Alamat email [email protected]
12 Lulusan yang telah dihasilkan S1 = 43 orang S2 = 10 orang
13 Mata kuliah yang diampu (S-1) 1. EkologiHutan I
2. EkologiHutan II
3. IlmuKealamanDasar
4. SosiologiKehutanan
14 Mata Kuliah yang pernah diampu (S-2)
Tahun 2002 – 2012
1. SilvikulturTropika
2. EkologiHutan
B. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2 S-3
1 Nama Perguruan Tinggi Universitas Lambung
Mangkurat
Universitas Gadjah Mada -
2 Bidang Ilmu Budidaya Hutan Budidaya Hutan -
3 Tahun Masuk-lulus 1979 – 1985 1989–1993 -
4 Judul skrispi/tesis/disertasi Suksesi Pada Hutan Alam
Sekunder di Hutan
Pendidikan Mandiangin
Kalimantan Selatan
Hara Daun Tegakan Akasia
(Acacia mangium) Pada
Posisi Yang Berbeda
-
5 Nama Pembimbing/
Promotor
Prof. DR. Ir. H. M. Ruslan,
MS dan Ir. Emmy
Winarni, MS
Prof.Dr.Ir. Bostang
Radjagukgukdan Prof. Dr.
Ir. DjokoMarsono
-
37
C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir
No Tahun Judul Penelitian
Pendanaan
Sumber Jlh (Juta
Rp)
1 2012
Kajian Potensi dan Karakteristik Tapak jenis Jeluntung
Rawa (Dyera polyphyllia) di Hutan Alam Untuk
Pembudidayaannya Pada Lahan BasahTidak Produktif di
Kalimantan Selatan
BOPTN
Pemprov
Kalsel
50
2 2013
Keterhidupan Minimum Jenis-Jenis Pohon Bernilai
Ekonomis Pada Kawasan Tegakan Tinggal Bekas Hutan
Produksi
BOPTN
Pemprov
Kalsel
17
3 2014
Laju Dekomposisi dan Kandungan Hara Serasah Serta
Keharaan Tanah di Bawah Tegakan Panggal Buaya
(Zanthoxyllum rhetsa Roxburgh (DC)
BOPTN
Pemprov
Kalsel
17
4 2015 Studi Kekritisan Lahan di Sub-Sub DAS Amandit
Kalimantan Selatan IDB-Unlam 180
5 2016
Pengembangan Teknologi Pra dan Pasca Panen Perta-
naman Nipah (Nypa fruticans) Untuk Optimasi Pro-duksi
Nira Menjadi Gula Merah dan Bio-Etanol
IDB-Unlam 80
D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 tahun terakhir
No Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat
Pendanaan
Sumber Jlh
(Juta
Rp)
1 2013
Upaya Pengelolaan Lingkungan Ruang
Bebas dan Ruang Aman SUTT Pada 13
Desa Yang Terlewati SUTT 150 kV di
Kabupaten Tanah Laut
PT PLN Wilayah Kalselteng
45
2 2014
Upaya Pengelolaan Lingkungan Ruang
Bebas dan Ruang Aman SUTT Pada 13
Desa Yang Terlewati SUTT 150 kV di
Kabupaten Tanah Laut
PT PLN Wilayah Kalselteng
45
3 2015
Upaya Pengelolaan Lingkungan Ruang
Bebas dan Ruang Aman SUTT Pada 13
Desa Yang Terlewati SUTT 150 kV di
Kabupaten Tanah Laut
PT PLN Wilayah Kalselteng
45
4 2016
Upaya Pengelolaan Lingkungan Ruang
Bebas dan Ruang Aman SUTT Pada 13
Desa Yang Terlewati SUTT 150 kV di
Kabupaten Tanah Laut
PT PLN Wilayah Kalselteng
45
38
E. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah dalam Jurnal 5 Tahun Terakhir
No Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Vol/No/Tahun
1 Studi Kekritisan Lahan di Sub-Sub
DAS Amandit Kalimantan Selatan
Educational Research
International
4 (4) Agustus 2015
F. Pengalaman Penyampaian Makalah Secara Oral Pada Pertemuan/Seminar Ilmiah dalam 5
Tahun Terakhir
No Nama Seminar Tahun Judul
1 International Seminar on University
Based Research for Wetland
Development
2012 Potency and Characteristic of Site of
Jelutung Rawa (Dyera polyphylla) in Natural
Forest for Planting at Non Productive
Wetland of South Kalimantan
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hokum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian
dengan kenyataan, saya sanggup menerima resikonya.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya.
Banjarbaru, 17 Nopember 2017
Ir. Setia Budi Peran, M.P
39
4. Anggota tim 3
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Ir. Sulaiman Bakri.MS
2 Jenis Kelamin L
3 Jabatan Fungsional Lektor
4 NIP/NIK/Identitas lainnya 195605201981031005
5 NIDN 0020055603
6 Tempat dan Tanggal Lahir Banjarmasin, 20 Mei 1956
7 E-mail [email protected]
9 Nomor Telepon/HP 05114772998 /085349575078
10 Alamat Kantor Jl. A. Yani km 35 kampus Unlam Banjarbaru
11 Nomor Telepon/Faks 05114772290
12 Lulusan yang Telah Dihasilkan S-1 = .10... orang; S-2 = 3..... orang; S-3 = ...... orang
13. Mata Kuliah yang Diampu
1 . Matematika
2. Statistika
3. rancangan percobaan
4. Bahasa Inggris
5. silvikultur
B. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2 S-3
Nama Perguruan Tinggi UNLAM UGM
Tahun masuk – lulus 1975-1982 1983-1986
Bidang ilmu Manajemen hutan Ilmu kehutanan
Judul Skripsi/Tesis/Disertasi Pengaruh pupuk n, p
dan k terhadap semai
acacia auriculiformis
Pengaruh tipe wadah terhadap
viabilitas benih mahoni
Nama Pembimbing/Promotor Ir. H. Muhansyah Ir. Oemi Hani’in soeseno
C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir (Bukan Skripsi, Tesis, maupun Disertasi)
No. Tahun Judul Penelitian Pendanaan Sumber Jml (Juta Rp)
`1 2014 Analisis Pertumbuhan semai jentik-jentik (Baccaurea neuflora) Pada media topsoil dengan penambahan kapur dan EM4
swadana 2,500
2 2013 Analisis Pertumbuhan semai tanjung (Mimusops elengi) pada Media topsoil dengan pupuk NPK
BOPTN 17,00
3 2012
Model estimasi kandungan karbon pada Hutan alam sekunder di kawasan hutan mandiangin
Dikti /ditbinlitabmas
37,00
40
4 2011 Penggunaan bokashi untuk meningkatkan pertumbuhan semai Pulai (alstonia scholaris) pada media topsoil
swadana 2,00
5 2010 Evaluasi pertumbuhan anakan jelutung dengan jarak tanam Berbeda pada lahan rawa gambut
swadana 2,500
D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir
No Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat Pendanaan Sumber jml (juta rp)
1 2014 Bimbingan teknis pemanfaatan bokashi untuk tanaman Hortikultura di kel. Sungai tiung banjarbaru
Swadana 2,00
2 2013 Bimbingan teknis pembuatan bokashi dari jerami padi Di kel. Sei tiung banjarbaru
BOPTN UNLAM
10,00
3 2012 Bimbingan teknis pembuatan bokashi dengan bahan organic Segar di deaa mandiangin barat kab. Banjar
BOPTN UNLAM
10,00
4 2011 Bimbingan tehnis metode analisis sifat fisik lahan di Lapangan di kel. Sei besar banjarbaru
swadana 1,500
5 2010 Petunjuk teknis kepada warga kel. Loktabat selatan banjarbaru Tentang cara pemanfaatan limbah kertas dan plastik
swadana 2,00
E. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya)
No.
Jenis
Penghargaan
Institusi
Pemberian
Penghar
gaan
Tahun 1 Satya lencana pengabdian 30 tahun UNLAM 2011
2
Dst.
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidak-
sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya.
Banjarbaru, 20 Nopember 2017
Ttd,
Ir. Sulaiman Bakri, MS
41