i
ENINGKATAN HASIL BELAJAR AQIDAH AKHLAK
MATERI HUSNUZHAN, TAWADHU’, TASAMUH DAN TA’AWUN
MELALUI MODEL LEARNING CYCLE PADA SISWA KELAS VIII C
MTs NEGERI 1 WINDUSARI KABUPATEN MAGELANG
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
Nurul Uma
NIM: 111-14-072
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2018
ii
iii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR AQIDAH AKHLAK
MATERI HUSNUZHAN, TAWADHU’, TASAMUH DAN TA’AWUN
MELALUI MODEL LEARNING CYCLE PADA SISWA KELAS VIII C
MTs NEGERI 1 WINDUSARI KABUPATEN MAGELANG
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
Nurul Uma
NIM: 111-14-072
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2018
iv
v
vi
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
DAN KESEDIAAN PUBLIKASI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : Nurul Uma
NIM : 111-14-072
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Menyatakan bahwa skripsi yang saya buat ini benar-benar merupakan hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan
orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode
etik ilmiah. Skripsi ini diperbolehkan untuk dipublikasikan oleh perpustakaan
IAIN Salatiga.
vii
MOTTO
س المؤمن يألف ويؤلف ، ولخير فيمن ليألف ، وليؤلف ، وخير الناس أنفعهم للنا
“Orang beriman itu bersikap ramah, dan tidak ada kebaikan bagi seorang yang
tidak bersikap ramah. Dan sebaik-baik manusia adalah orang yang paling
bermanfaat bagi manusia.” (HR. Thabrani Dan Daruthni)
viii
PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat serta karunia-Nya,
karya skripsi ini penulis susun dan persembahkan kepada:
1. Keluargaku ayah dan ibu tercinta, bapak Amar dan Ibu Istiqomah yang selalu
memberikan doa, nasihat, kasih sayang, dan motivasi dalam kehidupanku
2. Kakakku Mas Khanif, Mas Furqon, Mas Budi dan Mbak Aniroh yang
tersayang dan selalu berpartisipasi memberikan dukungan, support dan
doanya untukku
3. Sahabatku Edy Winasis yang selalu memberikan dukungan, semangat,
motivasi, dan doanya dalam menempuh gelar sarjana ini
4. Dosen Pembimbing Skripsiku, Bp. Dr. Fatchurrahman, S.Ag., M.Pd. yang
selalu memberikan pengarahan serta bimbingan dengan penuh kesabaran
selama proses skripsi ini
5. Keluarga Rumah Tahfidz Darul „Ilmi Salatiga, Mbak Maryam, Dek Dyah,
Mbak Yuli, Mbak Alif, Mbk Vina, Mbak rina, Dek Kholis, Dek Zizah, Dek
Lala yang selalu memberikan dukungan dan semangat
6. Tim KKN posko Ngeles 2018 Mbak Erna, Mbak cilvi, Mbak Iin, Adekku
Dea dan Rifai yang selalu memberikan dukungan, semangat, motivasi, dan
doanya dalam menempuh gelar sarjana ini
7. Tim PPL MTs Tarqiyyatul Himmah Pabelan 2017 Mb Amin, Mba Dyan,
Mba Ina, Rista, Suryanti, Arif, Budi dan Ulin.
8. Teman-teman se Perjuangan PAI Angkatan 2014
9. Segenap pendidik dan pembaca
ix
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur dipanjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, taufik, hidayah serta inayahNya yang telah diberikan
kepada hambanya yang lemah ini, sehingga penulis dapa menyelsaikan skripsi
yang berjudul “PENINGKATAH HASIL BELAJAR AQIDAH AKHLAK
MATERI HUSNUZHAN, TAWADHU’, TASAMUH DAN TA’AWUN MELALUI
MODEL LEARNING CYCLE PADA SISWA KELAS VIII C MTs NEGERI 1
WINDUSARI KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2017/2018”
Shalawat serta salam senantiasa tersanjungkan kehadirat nabiyullah Muhammad
SAW, sebagai nabi akhir zaman yang mampu memberikan syafaatnya kepda
seluruh umatnya. Besar harapan agar menjadi salah satu golongan umat beliau
yang memperoleh syafa‟at agung dihari kiamat nanti. Aamiin.
Dalam penulisan skripsi ini tentu tidak lepas dari bimbingan, bantuan dan
motivasi dari berbagai pihak. Untuk itu, peneliti menyampaikan terimakasih
kepada semua pihak yang telah memberikan bantuannya, khusunya kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga
2. Bapak Suwardi, S.Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
IAIN Salatiga
3. Ibu Hj. Siti Rukhayati M.Ag., selaku dosen ketua jurusan PAI IAIN Salatiga
4. Bapak Dr. Fatchurrahman, S.Ag., M.Pd selaku pembimbing skripsi yang
telah mencurahkan atas seala ilmu, waktu, dan tenaga dalam membimbing
x
5. Ibu Khusniati Marzuqoh, S.Ag selaku guru Aqidah Akhlak Mts Negeri 1
Windusari
6. Seluruh dosen IAIN Salatiga yang telah mengantarkan ilmu dan pengetahuan
yang tak terhingga kepada penulis
7. Seluruh teman-teman yang senantiasa memberikan semangat dan motivasinya
8. Rekan-rekan seperjuangan dan semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu
persatu yang telah memberikan pertolongan kepada penulis
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tentu masih mengandung banyak
kesalahan yang tidak disengaja. Kesalahan tersebut tentu bersumber dari penulis
sendiri. Oleh karena itu, peneliti dengan kerendahan hati memohon kritik dan
saran dari pembaca dan seluruh pihak yang berkompeten dalam skripsi ini.
Peneliti berharap sumbangsi saran dan kritik tersebut mampu membuat skrpsi ini
menjadi lebih baik. Akhirnya peneliti berharap semoga skripsi ini bermanfat bagi
peneliti dan pembaca pada umumnya.
Salatiga, 10 Maret 2018
Penulis
xi
ABSTRAK
Uma, Nurul. 2018. Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran Aqidah Akhlak
Materi Husnuzhan, Tawadhu’, Tasamuh dan Ta’awun Melalui Model
Learning Cycle pada Siswa Kelas VIII C MTs Negeri 1 Windusari
Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2017/2018. Skripsi. Jurusan
Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Salatiga. Pembiming: Dr. Fatchurrahman, S.Ag., M.Pd.
Kata Kunci:, Aqidah Akhlak, Hasil Belajar, Model Learning Cycle
Pembelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Tsanawiyah Negeri 1
Windusari Kabupaten Magelang menunjukan adanya kendala, salah satunya
adalah rendahnya hasil belajar peserta didik. skripsi ini bertujuan untuk
mengetahui model pembelajaran Learning Cycle dapat meningkatkan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlak Materi Husnuzhan, Tawadhu’,
Tasamuh dan Ta’awun di kelas VIII C Semester 2 MTs Negeri 1 Windusari
Tahun pelajaran 2017/2018.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek
penelitian adalah seluruh siswa kelas VIII C Semester 2 MTs Negeri 1 windusari
yang berjumlah 30 siswa. Penelitian dilakukan melalui dua siklus yaitu siklus I
dan siklus II. Setiap siklusnya terdiri dari empat tahapan, yaitu perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Pengumpulan data menggunakan
dokumentasi, observasi dan tes tertulis. Analisis data menggunakan teknik analisis
kuantitatif.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah terjadi peningkatan hasil
belajar Aqidah Akhlak materi husnuzha, tawadhu;, tasamuh dan ta’awun pada
kelas VIII C tahun pelajaran 2017/2018 Melalui model learning cycle. Rata-rata
kelas pada tahap pra siklus yaitu 65, pada siklus I naik menjadi 75 dan meningkat
menjadi 80 pada siklus II. Dan ketuntasan klasikal pada tahap pra siklus sebesar
33,3%, meningkat menjadi 66,6% pada siklus I dan meningkat lagi menjadi
93,3% pada siklus II. Hasil pelaksanaan siklus II ini telah mencapai keberhasilan
dimana hasil belajar melebihi batas Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) 70 dan
ketuntasan klasikalnya 85%. Dari jumlah 30 siswa, 10 diantaranya telah
mencapai KKM pada pra siklus kemudian menjadi 20 peserta didik yang tuntas
pada siklus I dan meningkat menjadi 28 peserta didik yang meningkat pada siklus
II. Berdasarkan hasil belajar tersebut dapat disimpulkan bahwa melalui model
pembelajaran Learning Cycle dapat meningkatkan hasil belajar Aqidah akhlak
materi husnuzhan, tawadhu’, tasamuh dan ta’awun pada siswa kelas VIII C MTs
Negeri 1 Windusari Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2017/2018.
xii
DAFTAR ISI
SAMPUL.......................................................................................................... i
LEMBAR BERLOGO ..................................................................................... ii
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... iv
PENGESAHAN KELULUSAN ...................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ....................................................... vi
MOTTO...............................................................................................................vii
PERSEMBAHAN ..............................................................................................viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ix
ABSTRAK ..........................................................................................................xi
DAFTAR ISI .................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xvi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................xvii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..........................................................................................6
C. Tujuan Penelitian ...........................................................................................6
D. Manfaat Penelitian.........................................................................................6
E. Hipotesis.........................................................................................................8
F. Indikator Keberhasilan………………………………………………………8
xiii
G. Definisi Operasional.......................................................................................9
H. Metode Penelitian..........................................................................................13
1. Rancangan Penelitian .....................................................................................13
2. Subyek Penelitian ..........................................................................................15
3. Lokasi Penelitian............................................................................................16
4. Waktu Penelitian............................................................................................16
5. Langkah-langkah Penelitian .........................................................................16
6. Instrumen Penelitian .....................................................................................17
5. Teknik Pengumpulan Data ...........................................................................18
6. Analisis Data ................................................................................................19
I. Sistematika Penulisan ...................................................................................20
BAB II Landasan Teori .................................................................................22
A.Kajian Teori..................................................................................................22
1. Definisi Peningkatan Hasil Belajar .............................................................22
a. Definisi Belajar.............................................................................................22
b. Ciri-ciri Belajar............................................................................................23
c. Hasil Belajar.................................................................................................24
d. Bentuk-bentuk Hasil Belajar........................................................................24
e. Faktor Yang Mempengaruhi Proses Hasil...................................................27
2. Aqidah Akhlak ..........................................................................................29
a. Pengertian Aqidah Akhlak..........................................................................29
b. Fungsi MAPEL Aqidah Akhlak.................................................................31
c. Tujuan Aqidah Akhlak di MTs...................................................................32
xiv
d. Ruang Lingkup Aqidah Akhlak MTs.......................................................32
B. Materi Husnuzhan, Tawadhu’, Tasamuh dan Ta’awun...........................33
1. Husnuzhan ................................................................................................33
a. Pengertian Husnuzhan.................................................................... ..........33
b.Hukum dan Bentuk Husnuzhan.................................................................34
c. Dampak Sifat Husnuzhan..........................................................................35
2. Tawadhu’ ..................................................................................................36
a. Pengertian Tawadhu’….............................................................................36
b.Hukum dan Bentuk Tawadhu’…...............................................................36
c. Dampak Sifat Tawadhu’...........................................................................37
3. Tasamuh ..................................................................................................37
a. Pengertian Tasamuh........................................................................ ........37
b.Hukum dan Bentuk Tasamuh...................................................................38
c. Dampak Sifat Tasamuh............................................................................38
4.Ta’awun ...................................................................................................38
a. Pengertian Ta’awun.................................................................................38
b.Hukum dan Bentuk Ta’awun...................................................................39
c. Dampak Sifat Ta’awun...........................................................................39
C. Model Learning Cycle...........................................................................39
1. Pengertian Model Learning Cycle .........................................................39
2. Fase Pembelajaran Model Learning Cycle ........................................... 42
3. Penerapan Model Learning Cycle di Kelas ...........................................44
4. Kelebihan dan Kelemahan Model Learning Cycle.................................48
xv
D. Kajian Pustaka.......................................................................................49
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN ..........................................53
A. Deskripsi Awal .....................................................................................53
1. Gambaran Umum MTs N 1 Windusari..................................................53
2. Visi dan Misi Madrasah ........................................................................53
3. Tenaga Pendidik ....................................................................................54
4. Peserta Didik..........................................................................................56
5. Pelaksanaan Penelitian...........................................................................57
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ............................................................58
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ...........................................................63
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................67
A. Hasil Observasi Awal ..........................................................................67
B. Hasil Pelaksanaan Setiap Siklus ..........................................................69
1. Siklus I .................................................................................................69
2. Siklus II ...............................................................................................79
C. Pembahasan Hasil Penelitian ..............................................................88
BAB V PENUTUP ................................................................................92
A. Kesimpulan .........................................................................................92
B. Saran-Saran .........................................................................................93
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................94
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Sintak Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle.................... 44
Tabel 1.2 Daftar Guru dan Staf MTs Negeri 1 Windusari.................................54
Tabel 1.3 Daftar Peserta Didik Kelas VIII C.....................................................56
Tabel 2.1 Daftar Nilai Peserta Didik Kelas VIII C Pra Siklus........................... 68
Tabel 2.2 Daftar Nilai Peserta Didik Siklus I.....................................................70
Tabel 2.3 Aktifitas peserta didik selama proses KBM.......................................72
Tabel 3.1 Aktivitas Guru Selama Proses KBM Siklus I.....................................74
Tabel 3.2 Daftar nilai peserta didik Siklus II.................................................... 79
Tabel3.3 Daftar Rekapitulasi Hasil Belajar Siklus II.........................................81
Tabel4.1 Aktivitas Peserta Didik Siklus II.........................................................82
Tabel 4.2 Aktivitas pembelajaran Guru Siklus II...............................................84
Tabel 4.3 Rekapitulasi Hasil belajar siswa siklus I dan siklus II.......................88
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Tahapan Pelaksanaan Penelitia..............................................15
Gambar 1.2 Histogram Persentase Kenaikan Hasil Belajar......................89
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I dan Siklus II
Lampiran 2 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I
Lampiran 3 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II
Lampiran 4. Lembar Pengamatan Guru Siklus I
Lampiran 5 Lembar Pengamatan Guru Siklus II
Lampiran 6 Dokumentasi
Lampiran 7 Lembar Konsultasi Skripsi
Lampiran 8 Surat Permohonan Ijin Penelitian
Lampiran 9 Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 11 Surat Pengajuan Pembimbing
Lampiran 12. Nilai SKK Mahasiswa
Lampiran 13 Riwayat Hidup Penulisan
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang sistem pendidikan nasional pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diberikan kepada dirinya, masyarakat, dan bangsa.
Sistem pendidikan di Indonesia merupakan salah satu wahana
pembentukan kepribadian dan pengembangan potensi siswa menuju arah
yang lebih baik. Dengan adanya pendidikan diharapkan mampu membantu
siswa dalam mengembangkan 3 aspek yaitu aspek kognitif (pengetahuan),
aspek afektif (sikap) dan aspek psikomotorik (keterampilan). Aspek- aspek
ini dikembangkan kemudian dapat di aplikasikan dalam kehidupan sehari-
hari dengan berlandaskan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.
Kaitannya dengan pendidikan, pemerintah telah mentapkan tujuan
pendidikan itu sendiri. Tujuan pendidikan indonesia sebagaimana
tercantum dalam Undang Undang RI tahun 2003 tentang sistem
pendidikan Nasional
“Pendidikan indonesia berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban
2
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab” (Undang-undang
RI No.2 Tahun 2003 SISDIKNAS 2006 :5)
Zuhairini (1993:10) berpendapat bahwa pendidikan sangatlah
menetukan masa depan suatu bangsa karena ditangan merekalah masa
depan bangsa dipercayakan. Salah satunya yaiu dengan melaui pendidikan
agama yang mana pendidikan agama adalah usaha-usaha secara sistematis
dan pragmatis membantu peserta didik agar mereka hidup sesuai dengan
ajaran agama Islam.
Pendidikan umum yang ada di Indonesia sejajar dengan pendidikan
agama, namun dengan tujuan yang berbeda. Pendidikan Islam bertujuan
untuk membentuk pribadi muslim denagn membangun ketaqawaan dan
meningkatkan keimanan serta mendidik anak menjadi muslim yang
beramal sholeh, berpengetahuan, terampil yang berlandaskan pada ajaran
agama Islam serta demi keselamatan dunia dan akhirat.
Tujuan pembelajaran yang utama adalah membekali peserta didik
dengan kemampuan. Atas dasar inilah diperlukan model pembelajaran
yang dapat menciptakan kegiatan pembelajaran menjadi lebih aktif dan
menarik.
Namun realitanya saat ini, masih banyak dijumpai guru belum
dapat menerapkan pembelajaran yang dengan efektif. Guru masih lebih
dominan (teacher centered),dan peserta didik masih pasif dan menerima
3
apa adanya yang disampaikan oleh guru. Kegiatan duduk, mendengarkan,
mencatat dan menghafal masih banyak dijumpai dalam kegiatan belajar
mengajar di kelas.
Dalam kegiatan pembelajaran harusnya ada interaksi dan
komunikasi yang baik antara guru dan peserta didik. Seiring dengan
perkembangan zaman, proses pembelajaran saat ini memerlukan sebuah
strategi atau model belajar mengajar baru yang lebih menekankan pada
partisipasi siswa.
Menurut Istarani (2012:22) Model pembelajaran adalah seluruh
rangkaian penyajian materi ajar yang meliputi segala aspek sebelum,
sedang dan sesudah pembelajaran yang dilakukan guru serta segala
fasilitas yang terkait yang digunakan secara langsung dalam proses belajar
mengajar
Guru memiliki peranan yang sangat penting dalam membina
peserta didik. Tidak hanya pandai dalam mentransfer ilmu pengetahuan,
namun juga harus mampu menghubungkan antara ilmu pengetahuan yang
disampaikan dengan keadaan lingkungan yang aktual atau keadaan psikis
peserta didik. Dalam pelaksanaan pembelajaran dikelas, guru akan
menjumpai berbagai permasalahn. Baik permasalahan siswa, metode
pembelajaran, permasalahan akademis atau permasalahan non akademis
lainnya. Semua permasalahan tersebut tentunya akan berdampak langsung
ataupun tidak langsung terhadap pencapaian hasil pembelajaran, sehingga
seorang guru dituntut untuk mempunyai strategi atau model pembelajaran
4
dalam menghadapi permasalahan-permasalahan tersebut. Permasalahan
permasalah tersebut salah satunya dijumpai pada mata pelajaran aqidah
akhlak Madrasah Tsanawiyah.
Pembelajaran aqidah akhlak di jenjang Madrasah Tsanawiyah
memiliki arti yang sangat penting yaitu untuk memberikan pengetahuan,
penghayatan dan keyakinan kepada peserta didik akan hal-hal yang harus
diimani, sehingga tercermin dalam sikap dan tingkah laku.
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan pada tanggal 14
Februari 2018 di MTs Negeri 1 Windusari terhadap mata pelajaran aqidah
akhlak, ternyata masih banyak siswa yang kurang paham akan materi
tersebut. Hal ini dibuktikan dari nilai hasil belajar siswa kelas VIII C,
sebanyak 30 anak dalam 1 kelas, hanya 10 anak yang mencapai KKM dan
20 anak masih dibawah KKM atau 33,3% telah lulus KKM sedangkan
66,7% belum mencapai KKM. Selain itu, dari pengamatan peneliti sendiri
tentang perilaku keseharian mereka dalam berinteraksi sehari hari, di
lingkungan sekolah mereka bersama teman lainnya masih menunjukan
perilaku yang belum sesuai dengan syariat Islam. Secara umum, faktor
yang menyebabkan masih rendahnya hasil belajar pada mata pelajaran
aqidah akhlak adalah masih banyak guru yang menggunakan pendekatan
tradisional dalam pembelajaran aqidah akhlak, sehingga siswa belum
terarahkan untuk memahami sendiri konsep aqidah akhlak yang sedang
dipelajari.
5
Salah satu solusi untuk mengatasi faktor yang dapat mempengaruhi
hasil belajar siswa yaitu dengan menerapkan model learning cycle sebagai
upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran
aqidah akhlak materi aqidah Islam. Learning cycle merupakan salah satu
model pembelajaran dengan pendekatan kontruktivitasme. Model learning
cycle pertama kali diperkenalkan oleh Robert Karplus dalam Science
Curriculum Improvement Study/SCIS. Merupakan salah satu model
pembelajaran dengan pendekatan kontruktivis yang pada mulanya terdiri
atas tiga tahap, yaitu: 1. Eksplorasi (exploration); 2. Pengenalan konsep
(concept intrduction); dan 3. Penerapan konsep (concept application).Pada
proses selanjutnya, tiga tahap tersebut mengalami pengembangan.
Menurut Wena (2011: 170), tiga siklus tersebut saat ini
dikembangkan menjadi lima tahap, yang terdiri dari : 1. Pembangkitan
Minat (Engagement); 2. Eksplorasi (Exploration); 3. Penjelasan
(Explanation); 4. Elaborasi (Elaboration); dan 5. Evaluasi (Evaluation).
Pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa khususnya pada penerapan
model ini diharapkan siswa tidak hanya mendengar keterangan guru tetapi
dapat berperan aktif untuk menggali, menganilisis, mengevaluasi
pemahamannya terhadap konsep yang dipelajari sehingga hasil belajar
siswa pun dapat meningkat.
Untuk memahami persoalan di atas, maka perlu diadakan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berjudul “Peningkatan Hasil
Belajar Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Materi Husnuzhan, Tawadhu’,
6
Tasamuh dan Ta’awun melaui Model Learning Cycle pada siswa kelas
VIII C di MTs Negeri 1 Windusari Kabupaten Magelang Tahun Pelajaram
2017/2018”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, yang menjadi rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Apakah melalui Model
Learning Cycle dapat Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Aqidah
Akhlak Materi Husnuzhan, Tawadhu’, Tasamuh dan Ta’awun Model pada
siswa kelas VIII C di MTs Negeri 1 Windusari Kabupaten Magelang
Tahun pelajaran 2017/2018?”
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada permasalahan yang ada, maka tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui apakah melalui model learning cycle dapat
meningkatkan hasil belajar Aqidah Akhlak Materi Husnuzhan, Tawadhu’,
Tasamuh dan Ta’awun pada siswa kelas VIII C di MTs Negeri 1
Windusari Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 2017/2018”
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Dari segi teoritis diharapkan dapat memberikan sumbangan teori
pembelajaran khususnya dalam penggunaan model learning cycle
yang dilakukan pada mata pelajaran Aqidah Akhlak pada siswa kelas
VIIII C di MTs Negeri 1 Windusari Kabupaten Magelang tahun
7
pelajaran 2017/2018 dan juga dapat digunakan pada mata pelajaran
yang lain.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat bagi Guru
Membantu mengatasi permasalahan pembelajaran yang
dihadapi oleh guru dan menambah wawasan serta keterampilan
pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan mutu
pembelajaran.
b. Manfaat bagi Siswa
1) Siswa memperoleh pelajaran aqidah akhlak yang lebih
menarik, menyenangkan, dan memungkinkan dirinya untuk
memahami materi aqidah akhlak sehingga dapat
meningkatkan hasil belajarnya.
2) Meningkatkan keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas
mandiri dan kelompok yang terstruktur dan yang tidak
terstruktur.
3) Meningkatkan keberanian siswa mengungkapkan pendapat,
ide, pertanyaan, dan saran.
c. Manfaat bagi Sekolah
1) Menciptakan rasa saling membantu dan kerjasama dengan
lembaga lain sehingga suasana intensif tersebut menjadi
lebih harmonis.
8
2) Dapat mengangkat nama baik sekolah tersebut karena dapat
mengembangkan metode pembelajaran yang tepat dan
meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi yang
diajarkan.
3) Membantu sekolah tersebut berkembang dikarenakan
adanya guru-guru yang profesional dan mempunyai
kompetensi yang memadai.
d. Manfaat bagi Pendidikan
1) Dapat menemukan kekurangan dan kelebihan dalam
pembelajaran sehingga dapat memperbaiki kekurangan
tersebut dan pada akhirnya hasil belajar siswa akan
meningkat.
2) Dunia pendidikan akan semakin maju karena guru semakin
profesional dan kreatif dalam meningkatkan pembelajaran.
E. Hipotesis
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah model learning cycle
dapat meningkatkan hasil belajar aqidah akhlak materi husnuzhan,
tawadhu’, tasamuh dan ta’awun melaui model learning cycle pada kelas
VIII C di MTs Negeri 1 Windusari Kabupaten Magelang tahun pelajaran
2017/2018”
F. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah apabila terjadi
peningkatan hasil belajar siswa kelas VIII C di MTs Negeri 1 Windusari
9
dan dapat mecapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70 secara
individu dan mencapai ketuntasan Klasikal Nasional minimal 85% secara
setelah diterapkannya model pembelajaran Learning Cycle pada mata
pelajaran Aqidah Akhlak materi Husnuzhan, Tawadhu’, Tasamuh dan
Ta’awun.
G. Definisi Operasional
1. Hasil Belajar
Hasil adalah suatu yang diadakan (dibuat, dijadikan, dsb) oleh
usaha (KBBI, 2007: 39). Menurut Nawawi dalam susanto (2013: 5),
bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa
dalam mempelajari materi pelajaran disekolah yang dimyatakan dalam
skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran
tertentu. Hasil belajar diukur melalui bagaimana proses itu dilakukan
apakah sesuai dengan prosedur atau kaidah yang benar, bukan pada
produk saat itu.
2. Aqidah Akhlak
Peraturan Menteri Agama No 912 tahun 2013 tentang standar isi
pendidikan agama Islam dan bahasa arab di Madrasah Tsanawiyah
mendefinisikan bahwasannya aqidah akhlak merupakan salah satu
mata pelajaran pendidikan agama Islam yang mempelajari tentang
rukun iman yang dikaitkan dengan pengenalan dan penghayatan
terhadap al asma al husna, serta penciptaan suasana keteladanan
10
Jadi pelajaran aqidah akhlak Madrasah Tsanawiyah adalah mata
pelajaran yang mempelajari tentang pokok pokok keimanan dan juga
pengenalan dan pembiasaan akhlak terpuji dalam kehidupan sehari-
hari.
3. Materi Husnuzhan, Tawadhu’, Tasamuh dan Ta’awun
Husnudzan menurut bahasa adalah berbaik sangka. Sedangkan
menurut istilah adalah berbaik sangka terhadap apa yang terjadi atau
dilakukan orang lain. Orang yang mempunyai sifat husnudzan selalu
memandang orang lain dengan kacamata kebaikan. Maka orang yang
selalu ber-husnudzan akan lebih tenang dalam menjalani hidup. Jika
seseorang berbuat baik kepadanya, maka ia akan sangat berterimakasih
atas kebaikannya dan berusaha membalas kebaikan itu. Namun, jika ada
orang yang berbuat tidak baik maka ia tidak akan membalas dengan hal-
hal yang tidak baik pula. Akan tetapi dia akan mencari sisi baiknya dan
selalu mengintropeksi dirinya sendiri.
Sedangkan tawadhu’ adalah rendah hati atau tidak sombong. Orang
yang tawadhu’ adalah orang menyadari bahwa semua kenikmatan yang
didapatnya bersumber dari Allah Swt. Dengan keyakinannya tersebut
maka tidak pernah terbersit sedikit pun dalam hatinya kesombongan dan
merasa lebih baik dari orang lain. Tidak merasa bangga dengan potensi
dan prestasi yang sudah dicapainya. Ia tetap rendah hati dan selalu
menjaga hati serta menjaga niatnya semata-mata karena Allah.
11
Adapun tasamuh menurut istilah adalah ”sama-sama berlaku baik,
lemah lembut dan pemaaf. Dalam pengertian istilahnya, tasamuh adalah
”sikap akhlak terpuji dalam pergaulan, di mana terdapat rasa saling
menghargai antara sesama manusia dalam batas-batas yang digariskan
oleh ajaran Islam”. Sikap tasamuh perlu dibangun dalan diri setiap
individu agar tidak terjadi benturan antara keinginan dan kepentingan
antar sesama manusia. Dengan tasamuh dapat menjauhkan diri dari sifat
kesombongan dan keangkuhan.
Adapun ta`aawun adalah tolong-menolong antar sesama umat
manusia dalam hal kebaikan, supaya saling melengkapi dalam memenuhi
kebutuhan pribadi maupun kebutuhan bersama
(Kementrian Agama, 2015:103-104).
4. Model Pembelajaran Learning Cycle
Karplus dan Their dalam Renner dalam Agus Suprijono (2016:
219) mengemukakan bahwa model pembelajaran learning cycle atau
siklus belajar adalah model pembelajaran berpusat pada peserta didik.
model pembelajaran ini pertama kali diperkenalkan oleh Robert Karplus.
Model pembelajaran siklus berorientasi pada teori Piaget, teori
pembelajaran kognitif dan aplikasi model pembelajaran konstruktivis.
Pendekatan kontruktivisme pada dasarnya menekankan pentingnya siswa
membangun sendiri pengetahuan mereka lewat keterlibatan aktif proses
belajar mengajar. Pendekatan kontruktivisme ini memiliki satu prinsip
yang paling penting dalam psikologi pendidikan adalah bahwa guru tidak
12
hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus
membangun sendiri pengetahuan didalam benaknya. Trianto (2007:28)
mengemukakan bahwa guru dapat memberikan kemudahan dalam proses
ini, dengan memberikan kesempatan siswa untuk menemukan atau
menerapkan ide-ide mereka sendiri, dan secara sadar menggunkan model
mereka sendiri untuk belajar. Pembelajaran model bersiklus ini terdiri
atas 5 fase, yaitu enggagment, exploration, explanation,
elaboration/extention dan evaluation.
Menurut Trianto (2007:62) kelebihan model pembelajaran learning
cycle adalah sebagai berikut
a. Meningkatkan motivasi belajar karena pembelajaran dilibatkan
secara aktif dalam proses pembelajaran
b. Siswa dapat menerima pengalaman dan dimengerti oleh orang
lain
c. Siswa mampu mengembangkan potensi individu yang berhasil
dan berguna, kreatif, tanggumg jawab, mengaktualisasikan dan
mengoptimalkan dirinya terhadap perubahan yang terjadi
d. Pembelajaran menjadi lebih bermakna
Sedangkan kelemahan model pembelajaran ini adalah sebagai
berikut:
a. Efektifitas pembelajaran rendah jika guru kurang menguasai
materi dan langkah-langkah pembelajaran
13
b. Menurut kesungguhan dan kreatifitas guru dalam merancang
dan melaksanakan proses pembelajaran
c. Memerlukan pengelolaan kelas yang terencana dan terorganisasi
d. Memerlukan waktu dan tenaga yang lebih banyak dalam
menyusun rencana dan melaksanakan pembelajaran
H. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Penelitian yang dilakukan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) yang istilah dalam bahasa Inggrisnya adalah Classroom Action
Research (CAR) dan di Indonesia dikenal dengan sebutan PTK.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah pencermatan dalam bentuk
tindakan terhadap kegiatan belajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi
dalam sebuah kelas secara bersamaan. Tetapi selama PTK ini terjadi
kesalahpahaman tentang PTK khususnya pada istilah “kelas” dan
“tindakan”.
Tujuan PTK adalah untuk memperbaiki dasar pemikiran dan
kepantasan dari praktik-praktik belajar mengajar, memperbaiki
pemahaman dari praktik mengajar, serta memperbaiki situasi atau
lembaga tempat praktik tersebut dilakukan.
Kemmis dan MC Taggart (1998) dikutip dalam buku Ridwan
Abdullah Sani dan Sudiran (2016: 22) membagi PTK menjadi 4 tahap:
a. Perencanaan
14
Merupakan rancangan tindakan yang akan dilakukan untuk
memperbaiki, meningkatkan atau merubah perilaku dan sikap
sebagai usulan solusi permasalahan. Rencana dibuat setelah
melakukan analisis permasalahan dan menemukan penyebab atau
akar permasalahan.
b. Tindakan
Merupakan apa yang dilakukan oleh guru sebagai upaya
perbaikan, peningkatan atau perubahan yang diinginkan. Tindakan
yang dilakukan merupakan implementasi dari rencana yang telah
disusun
c. Observasi
Merupakan kegiatan pengamatan atas tindakan yang
dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa. Pada umumnya
observasi dilakukan ketika kegiatan belajar mengajar sedang
berlangsung.
d. Refleksi
Merupakan kegiatan mengkaji, melihat dan mempertimbangkan
proses yang dilakukan dalam kaitannya dengan hasil atau dampak
dari tindakan. Berdasarkan hasil refleksi ini, guru dapat melakukan
perbaikan terhadap rencana awal.
Penerapan PTK dalam penelitian ini didasarkan pada temuan
problem dalam bentuk problem pembelajaran yaitu tingkat
keberhasilan belajar siswa terhadap mata pelajaran Aqidah Akhlak
15
rendah dan adanya keinginan guru untuk memperbaiki tingkat
keberhasilan belajar siswa dengan kegiatan penelitian. Penelitian
tindakan kelas bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran
secara terus menerus. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan secara
berkesinambungan dimana setiap siklus mencerminkan peningkatan
atau perbaikan dari siklus sebelumnya yang menjadi patokan untuk
siklus selanjutnya. Sehingga diperoleh model pembelajaran yang
baik. Apabila digambarkan alur penelitian dapat digambarkan
sebagai berikut:
Adapun skema berdasarkan penjelasan di atas adalah sebagai
berikut
2. Subjek Penelitian
Perencanaan
Pelaksanaan SIKLUS I Refleksi
Pengamatan
Perencanaan
SIKLUS II Refleksi Pelaksanaan
Pengamatan
?
16
Subjek dalam penelitian adalah siswa kelas VIII C MTs Negeri 1
Windusari yang berjumlah 30 siswa yang semuanya adalah perempuan.
3. Lokasi penelitian
Lokasi penelitian di MTs Negeri 1 Windusari, Kecamatan Windusari
Kabupaten Magelang di kelas VIII C
4. Waktu Penelitian
a. Pada tanggal 14 februari 2018 pelaksanaan observasi pra siklus
b. Pada tanggal 21 februari 2018 pelaksanaan siklus I
c. Pada tanggal 28 februari 2018 pelaksanaan siklus II
5. Langkah-langkah Penelitian
Menurut Arikunto dalam Suyadi (2010: 50) mengemukakan bahwa
dalam penelitian tindakan kelas(PTK) terdiri dari empat tahapan,
meliputi: perencanaan (Planning), Pelaksanaan Tindakan (Action),
Pengamatan (Observation), dan Refleksi (Reflection).
Adapun langkah-langkah penelitian sbagai berikut
a. Perencanaan Tindakan
1) Merencanakan pembelajaran berdasarkan waktu yang tersedia
2) Menetapkan kelas penelitian yaitu kelas VIII C
3) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
4) Menetapkan model pembelajaran yaitu model pembelajaran
yaitu learning cycle
5) Mempersiapkan media dan bahan yang digunakan
17
6) Membuat lembar observasi
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) meliputi kegiatan
pendahuluan, kegiatan inti (penerapan model learning Cycle) dan
kegiatan penutup.
c. Observasi
Observasi tindakan kelas merupakan pengamatan yang
dilakukan oleh peneliti untuk menggali data yang dilakukan dengan
cara mengamati aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran
berlangsung. Peneliti bertindak sebagai pengamat dengan mengacu
pada lembar observasi yang telah disiapkan.
d. Refleksi (Reflection)
Refleksi merupakan kegiatan analisis, interpretasi dan
eksplanasi terhadap semua informasi yang diperoleh dari observasi
atas pelaksanaan tindakan. Analisis dan refleksi dilakukan untuk
memaknai hasil temuan pada pelaksanaan tindakan dan menentukan
tingkat keberhasilan tindakan dalam menyelesaikan masalah
penelitian
6. Instrumen Penelitian
Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
tindakan adalah :
a. Lembar observasi, alat yang digunakan untuk mengamati secara
langsung kegiatan siswa dan guru dalam proses pembelajaran.
18
b. Soal tes tertulis, digunakan untuk memperolehkan data kuantitatif
berupa nilai yang menggambarkan pencapaian target kompetensi
dalam mata pelajaran Aqidah akhlak materi aqidah Islam
c. Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang dapat membantu
peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Instrumen yang akan
peneliti kumpulkan dalam teknik dokumentasi adalah RPP, nilai
siswa sebelum penerapan model learning cycle, dan foto atau
gambar selama proses belajar mengajar berlangsung sebagai tanda
bukti konkret dalam pelaksanaan penelitian.
7. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitiantindakan
kelas ini adalah :
a. Observasi, peneliti melakukan pengamatan selama proses penelitian
tindakan kelas dilakukan.
b. Tes tertulis, tes ini dilakukan terhadap siswa untuk mengetahui
kemampuan siswa dalam mata pelajaran Aqidah Akhlak dan untuk
memperolehkan data kuantitatif dari siswa dalam materi Aqidah
Islam
c. Dokumentasi, dilakukan untuk merekam kegiatan siswa dan guru
dalam proses pembelajaran berupa foto dan gambar hidup (Hartiny,
2010: 93). Instrumen yang dapat peneliti kumpulkan dalam teknik
dokumentasi adalah RPP, nilai siswa sebelum penerapan model
learning cycle, dan foto atau gambar selama proses belajar mengajar
19
berlangsung sebagai tanda bukti konkret dalam pelaksanaan
penelitian.
8. Analisis Data
Analisis data adalah menganalisa seluruh data yang sudah terkumpul
untuk mengetahui seberapa besar keberhasilan tindakan dalam penelitian
untuk perbaikan belajar siswa. Teknik analisis data dalam penelitian ini
dilakukan dengan menelaah semua data yang diperoleh melalui hasil tes,
observasi, dan wawancara.
a. Menghitung ketuntasan belajar klasikal
Keterangan:
% : Persentase
F: Jumlah siswa yang tuntas belajar
N: Jumlah semua siswa (Djamaroh, 2005:264-265)
b. Menghitung nilai rata-rata kelas
X= ∑
∑
Keterangan
Σx : Jumlah nilai keseluruhan siswa
ΣN : Jumlah siswa
X = Nilai rata-rata (Djamaroh, 2005:302)
c. Aktivitas Guru
Penilaian pada aktivitas guru diperoleh dari hasil observasi
selama guru mengajar. Data hasil observasi menggunakan skala
% = 𝐹
𝑁 x 100
20
penilaian dengan rentang nilai dalam bentuk angka (4, 3, 2, 1).
Untuk aktivitas guru yang berarti angka 1= kurang, 2= Cukup, 3=
baik, 4= sangat baik dengan cara memberikan tanda (˅) pada kolom
skala nilai. Setelah itu diperolehlah nilai total.
9. Sistematika Penulisan
a. Bagian awal terdiri dari : sampul, lembar berlogo, judul, persetujuan
pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian tulisan,
motto, halaman persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi,
daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran.
b. Bagian inti terdiri dari :
BAB I, Pendahuluan, terdiri dari : latar belakang, rumusan masalah,
rumusan tujuan, hipotesis, indikator keberhasilan, manfaat
penelitian, definisi operasional, metodologi penelitian, instrumen
penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data penelitian, dan
sistematika penulisan.
BAB II, Landasan Teori, terdiri dari uraian yang mengenai : hasil
belajar, aqidah akhlak materi husnuzhan, tawadhu’, tasamuh dan
ta’awun,model learning cycle. Kajian Pustaka yang terdiri dari
penelitian-penelitian terdahulu.
BAB III, Pelaksanaan Penelitian, terdiri dari uraian yang mengenai:
gambaran umum MTs Negeri 1 Windusari, subjek penelitian, waktu
penelitian, dan deskripsi pelaksanaan siklus.
21
Bab IV, Hasil Penelitian dan Pembahasan terdiri dari uraian yang
mengenai analisis per siklus dan pembahasan hasil penelitian.
Bab V, Penutup. Pada bagian penutup terdiri dari kesimpulan dan
saran.
c. Bagian Akhir, pada bagian akhir terdiri dari daftar pustaka, lampiran
lampiran, dan riwayat hidup peneliti.
22
BAB II
LANDASAN TEORI
A. KAJIAN TEORI
1. Definisi Peningkatan Hasil Belajar
a. Belajar
Menurut Hamdayama (2016: 28) Belajar adalah usaha yang
dilakukan secara sadar supaya mengetahui atau dapat melakukan
sesuatu. Menurut Throndike dalam Hamdayama (2016: 36) belajar
adalah proses interaksi antara stimulus yang mungkin berupa pikiran
perasaan atau gerakan) dan respons (yang juga bisa berbentuk
pikiran, perasaan, atau gerakan). Belajar juga dapat dilakukan
dengan mencoba coba coba (trial and error). Hinzman dalam
Rohman (2015: 174) belajar ialah suatu perubahan yang terjadi pada
diri organism disebabkan pengalaman tersebut yang bisa
mempengaruhi tingkah laku organism itu. Dengan demikian
perubahan yang disebabkan pengalaman tersebut baru bisa dikatakan
kalau belajar baru mempengaruhi organism.
Islam menggambarkan belajar dengan bertolak dari firman
Allah dalam Q.S An-Nahl: 78
23
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam
Keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu
pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.”
(Q.S An-Nahl: 78)
Makna dari ayat tersebut dapat dipahami bahwa pada mulanya
manusia tidak memiliki pengetahuan atau tidak mengetahui sesuatu
pun, maka belajar adalah perubahan tingkah laku lebih merupakan
proses internal siswa dalam rangka menuju tingkat kematangan.
Dari uarian diatas penulis menyimpilkan bahwa belajar adalah
semua aktifitas mental atau psikis yang menimbulkan perubahan
tingkah laku terhadap diri seseorang.
b. Ciri-ciri Belajar
Menurut Baharuddin dan Esa N.W (2007) dalam Lilik Sriyanti,
Suwardi dkk (2014: 15)
1) Belajar ditandai adanya perubahan tingkah laku
2) Perubahan perilaku dari hasil belajar itu relatif permanen
3) Perubahan tingkah laku tidak harus dapat diamati pada saat
berlangsungnya proses belajar, tetapi perubahan perilaku itubisa
jadi bersifat potensial
4) Pengalaman atau latihan itu dapat memberikan penguatan
c. Hasil belajar
Hasil adalah suatu yang diadakan (dibuat, dijadikan, dsb) oleh
usaha (KKBI, 2007: 39). Menurut Nawawi dalam susanto (2013: 5),
bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan
siswa dalam mempelajari materi pelajaran disekolah yang
24
dimyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai
sejumlah materi pelajaran tertentu. Hasil belajar diukur melalui
bagaimana proses itu dilakukan apakah sesuai dengan prosedur atau
kaidah yang benar, bukan pada produk saat itu.
Menurut Djamarot dan Zain (2014: 106) yang menjadi
petunjuk bahwa suatu proses belajar mengajar dianggap berhasil
adalah sebagai berikut
1) Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai
prestasi tinggi, baik secara individual maupun kelompok
2) Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran/instruksional
khusus telah dicapai oleh siswa, baik secara individu maupun
kelompok.
d. Bentuk-bentuk Hasil Belajar
Hasil belajar pada dasarnya adalah hasil akhir yang diharapkan
dapat dicapai setelah seseorang belajar. Menurut Benyamin S.
Bloom dalam Sudjana (1995: 24) membagi hasil belajar dalam tiga
ranah, yakni ranah kognitif, afektif dan Psikomotorik.
1) Ranah Kognitif, terdiri dari 6 aspek, yaitu:
a) Pengetahuan hafalan (Knowledge) ialah tingkat kemampuan
untuk mengenal atau mengetahui adanya respon, fakta, atau
istilah-istilah tanpa harus mengerti, atau dapat menilai dan
menggunakannya
25
b) Pemahaman, adalah kemampuan memahami arti konsep,
situasi serta fakta yang diketahuinya. Pemahaman dibagi
menjadi tiga, yaitu pemahaman terjemah, pemahaman
penafsiran dan pemahaman eksplorasi
c) Aplikasi atau penerapan adalah penggunaan abstraksi pada
situasi konkrit yang dapat berupa ide, teori atau petunjuk
teknis
d) Analisis, adalah kemampuan menguraikan suatu integrasi
atau situasi tertentu kedalam komponen-komponen-
komponen atau unsur-unsur pembentuknya
e) Sintesis, yaitu penyatuan unsur-unsur bagian-bagian
kedalam suatu bentuk menyeluruh
f) Evaluasi adalah membuat suatu penilaian tentang suatu
pernyataan, konsep, situasi, dan lain sebagainya.
2) Ranah Afektif
Berkenaan dengan sikap dan nilai sebagai hasil belajar,
ranah afektif terdiri dari
a) Menerima, merupkan tingkat terendah tujuan ranah
afektifberupa perhatian terhadap stimulus secara pasif yang
meningkat secara lebih afektif
b) Merespon, merupakan kesempatan untuk menanggapi
stimulus dan rasa terikat serta secara aktif memperhatian
26
c) Menilai, merupakan kemampuan menilai gejala atau
kegiatan sehingga dengan sengaja merespon lebih lanjut
untuk mencapai jalan bagaimana dapat mengambil bagian
atas yang terjadi
d) Mengorganisasi, merupakan kemampuan untuk membentuk
suatu sistem nilai bagi dirinya berdasarkan nilai-nilai yang
dipercaya
e) Karakterisasi, merupakan kemampuan untuk
mengkonseptualisasikan masing-masing nilai pada waktu
merespon, dengan jalan mengidentifikasi karakteristik nilai
atau membuat pertimbangan-pertimbangan.
3) Ranah Psikomotor
Ranah ini berhubungan dengan keterampilan motorik,
memanipulasi benda atau kegiatan yang memerlukan koordinasi
saraf dan koordinasi badan antara lain:
a) Gerakan tubuh, merupakan gerakan kemampuan tubuh yang
mencolok
b) Ketepatan gerakan yang dikoordinasikan, merupakan
keterampilan yang berhubungan dengan urutan atau pola
dari gerakan yang dikoordinasikan biasanya berhubungan
dengan gerakan mata, telinga dan badan
c) Perangkat komunikasi non verbal, merupakan kemampuan
mengadakan komukasi tanpa kata
27
d) Kemampuan berbicara, merupakan kemampuan
berkomunikasi secara lisan.
2. Faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar
Secara umum, keberhasilan belajar dipengaruhi oleh banyak faktor.
Faktor-faktor tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Faktor lingkungan
1) Lingkungan alam (tempat tinggal anak didik hidup dan berusaha
didalamnya, tidak boleh ada pencemaran lingkungan).
2) Lingkungan sosial budaya (hubungan manusia sebagai makhluk
sosial
b. Faktor Instrumental
Setiap sekolah memiliki tujuan yang hendak dicapai, program
sekolah dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan dan hasil belajar
mengajar. Faktor instrumental adalah seperangkat kelengkapan
dalam berbagai bentuk untuk mencapai tujuan, yang meliputi
1) Kurikulum, merupakan komponen pokok yang harus ada dalam
kegiatan belajar mengajar. Setiap guru harus menjabarkan isi
kurikulum kedalamprogram yang lebih rinci dan jelas
sasarannya
2) Program, keberhasilan pendidikan bergantung pada baik
tidaknya program pendidikan yang dirancang
3) Sarana dan fasilitas, kedua hal tersebut memiliki arti penting
dalam pendidikan. Seperti gedung, ruang kelas, perpustakaan
28
dan lain sebagainya. Semua bertujuan untuk memberikan
kemudahan pelayanan anak didik
4) Guru, merupakan komponen yang sangat penting dalam
pendidikan, kehadiran guru mutlak diperlukan didalamnya.
c. Kondisi fisiologis
1) Kesehatan jasmani, kondisi ini sanagt berpengaruh terhadap
kemampuan belajar seseorang
2) Gizi cukup (gizi kurang, maka lekas lelah, mudah ngantuk,
sukar menerima pembelajaran)
3) Kondisi panca indra.
d. Kondisi Psikologis
Belajar hakikatnya adalah proses psikologis oleh karena itu
semua keadaan dan fungsi psikologis tentu saja mempengaruhi
belajar seseorang. Faktor-faktor tersebut ialah:
1) Minat
Rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktifitas tanpa ada
yang menyuruh. Minat pada dasarnya adanya hubungan antara
diri sendiri dan dengan dari luar, makin kuat atau dekat
hubungan tersebut, maka semakin besar minat.
2) Kecerdasan
Kecerdasan dan umur mempunyai hubungan yang sangat
erat. Perkembangan seseorang dari yang kongkrit ke yang
29
abstrak tidak bisa di pisahkan dari perkembangan
intelegensinya.
3) Bakat
Bakat adalah faktor yang besar pengaruhnya terhadap
proses dan hasil belajar seseorang.
4) Motivasi
Motivasi merupakan motor penggerak dalam perbuatan
atau kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk
melakukan sesuatu. Banyak bakat yang tidak berkembang
karena tidak diperolehnya motivasi yang tepat.
5) Kemampuan kognitif
Kemampuan ini yang selalu dituntut pada peserta didik
untuk dikuasai karena menjadi dasar bagi penguasaan ilmu
pengetahuan.
3. Aqidah Akhlak
a. Pengertian Aqidah Akhlak
Secara etimologi, kata akhlak berasal dari lafadz „aqada-yu’qidu
dari wazan fa’ala-yaf’ilu yang berarti menyimpulkan atau
mengadakan perjanjian. Kemudian kata itu dirubah kedalam wazan
ifta’ala yafta’ilu menjadi i’taqoda-ya’taqidu- iqtitaad yang memiliki
arti meyakini atau mempercayai (Ahmad Warson Munawwir,
1997:95)
30
Menurut istilah, aqidah berarti keimanan seorang hamba kepada
Allah. Terdapat 3 aspek dalam agama islam yaitu Aqidah, Syariat
dan Akhlak. Diantara ketiganya, Aqidah adalah aspek yang paling
penting dah harus lebih dahulu dimiliki oleh seorang hamba. Aqidah
harus mantap dan tanpa keraguan karena merupakan pondasi dari
syariat dan akhlak. Aqidah yang benar adalah aqidah yang terdapat
dalam Al Quran dan Al Hadist (Azyumardi azra, 2005: 133).
Akhlak secara bahasa jamak dari kata khuluk yang berarti tabiat,
budi pekerti atau kebiasaan. Menurut pendapat Ibn miskawaih yakni
pakar bidang akhlak terkemuka dan terdahulu mengatakan, bahwa
akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya
untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan
perimbangan (Abuddin Nata, 1996: 3).
Jadi, aqidah akhlak di Madrasah Tsnawiyah adalah mata
pelajaran yang mempelajari tentang pokok-pokok keimanan dan juga
pengenalan dan pembiasaan akhlak terpuji dalam kehidupan sehari-
hari. Pembiasaan dalam mengamalkan akhlak terpuji dan adab islami
melalui pemberian contoh-contoh perilaku dan cara
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Peraturan Menteri Agama No 912 Tahun 2013 tentang standar
isi pendidikan agama islam dan bahasa arab di madrasah
mendefinisikan bahwasannya aqidah akhlak merupakan salah satu
mata pelajaran pendidikan agama islam yang mempelajari tentang
31
rukun iman yang dikaitkan dengan pengenalan dan penghayatan
terhadap al asma al husna, serta penciptaan suasana keteladanan
b. Fungsi Mata Pelajaran Aqidah Akhlak
Mengenai fungsi pembelajaran aqidah akhlak dalam standar
kompetensi MTs aqidah akhlak 2014 telah dijelaskan:
1) Penanaman nilai ajaran agama islam sebagai pedoman mencapai
kebahagiaan hidup didunia dan di akhirat
2) Pengembangan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT
serta akhlak mulia peserta didik seoptimal mungkin yang telah
ditanamkan leboh dahulu dalam lingkungan keluarga.
3) Penyesuaian mental peserta didik terhadap lingkungan fisik dan
sosial melalui aqidah akhlak
4) Perbaikan kesalahan kesalahan, kelemahan peserta didik dalam
keyakinan, pengamalan ajaran agama islam dalam kehidupan
sehari hari
5) Pencegahan peserta didik dari hal hal negatif dari lingkungan
atau dari budaya asing yang akan dihadapinya sehari hari.
6) Pengajaran tentang informasi dan pengetahuan keimanan dan
akhlak serta sistem dan fungsionalnya.
7) Penyaluran peserta didik untuk mendalami aqidah akhlak pada
jenjang pembelajaran yang lebih tinggi.
32
c. Tujuan Mata pelajaran Aqidah Akhlak di MTs
Pembelajaran aqidah akhlak MTs bertujuan untuk
menumbuhkan dan meningkatkan keimanan peserta didik yang
diwujudkan dalam akhlaknya yang terpuji melalui pemberian dan
pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta
pengalaman peserta didik tentang aqidah dan akhlak islam, sehingga
menjadi manusia muslim yang terus berkembang dan meningkat
kualitas keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah SWT serta
berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang kehidupan
yang lebih tinggi.
d. Ruang Lingkup Aqidah Akhlak MTs
Ruang lingkup pendidikan Aqidah Akhlak di Madraah
Tsanawiyah adalah sebagai berikut:
1) Aspek aqidah, terdiri atas keimanan kepada sifat wajib, mustahil
dan jaiz Allah, keimanan kepada kitab Allah, rasul allah, sifat-
sifat dan mukjizatNya dan hari kiamat.
2) Aspek akhlak terpuji yang terdiri atas khauf, taubat, tawadhu’,
ikhlas, bertauhid, inovatif, kreatif, percaya diri, tekat yang kuat,
ta’aruf, ta’awun, tasamuh, tafahum, jujur, adil, amanah,
menepati janji dan musyawarah.
3) Aspek akhlak tercela meliputi kufur, syirik, munafik, namimah,
dendam dan ghibah.
33
B. Materi Husnuzhan, Tawadhu’, Tasamuh dan Ta’awun
1. Husnuzhan
a. Pengertian
Secara bahasa, husnuzhan berasal dari bahasa arab yaitu husnun
yang brarti baik dan adzanun yang berarti prasangka. Secara istilah,
husnuzhan adalah sikap mental dan cara pandang yang menyebabkan
seseorang melihat sesuatu secara positif atau melihat dari sisi positif
(Kementrian Agama, 2015: )
Islam selalu mendidik kita agar selalu berhati-hati terhadap
sikap zan. Allah memperingatkan manusia seperti yang tertulis pada
Al Quran Surat Al Hujarat Ayat 12. Allah SWT berfirman
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan
purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-
sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang
dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah
seorang diantara kamu yang suka memakan daging
saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa
jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya
Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang” (Q.S Al
Hujarat Ayat 12).
34
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa husnuzhan adalah
cara pandang seseorang yang membuatnya melihat segala sesuatu
secara positif. Seseorang yang memiliki sikap husnuzhan akan
mempertimbangkan segala sesuatu dengan pikiran jernih, pikiran
dan hatinya bersih dari prasangka yang belum tentu kebenarannya.
Lawan kata husnuzhan yaitu suuzon, yakni berperasangka buruk
terhadap seseorang.
b. Hukum dan Bentuk Husnuzhan
Hukum dari husnuzhan kepada Allah dan Rasulnya adalah
wajib. Setiap muslim harus berperasangka baik dengan Allah dan
rasulnya dengan cara meyakini sepenuh hati bahwa semua perintah
Allah dan Rasulnya (perintah agama) adalah untuk kebaikan
manusia. Dan semua larangan agama akan berakibat buruk untuk
manusia (jika dilanggar).
Bentuk atau macam-macam husnuzhan
1) Huznuzhan kepada Allah
Husnuzhan kepada Allah yaitu selalu berperasangka baik
kepada Allah. Harus meyakini bahwa Allah maha pengasih lagi
maha penyayang. Allah juga maha memelihara semua
makhlukNya, terutama manusia. Maka apapun yang Allah
berikan dalam kehidupan kita patut disyukur dan diambil
hikmahnya dengan berhusnuzhan kepada Allah.
2) Husnuzhan kepada sesama manusia
35
Husnuzhan kepada sesama manusia adalah sikap yang
selalu berfikir dan berperasangka baik kepada sesama manusia.
Sikap ini ditunjukan dengan rasa senang, berfkir positif dan
sikap hormat kepada orang lain tanpa ada rasa curiga, dengki,
dan perasaan tidak senang tanpa alasan yang jelas.
Berperasangka baik terhadap manusia hukumnya
mubah/jaiz/boleh.
3) Huszuzhan terhadap diri sendiri
Husnuzhan terhadap diri sendiri berarti berperasangka baik
kepada diri sendiri. Menerima apa adanya serta berbaik sangka
kepada Allah SWT tidak menyesali keadaan dan keberadaanya.
Adanya bebagai cobaan seperti miskin, cacat, sakit dan
sebagainya tetap harus bersyukur kepada Allah SWT yang telah
meciptakan sebaik baiknya makhluk.
c. Dampak Positif dari Sifat Husnuzhan
1) Semakin dekat hubungan batin antara pelaku dan pihak lain
yang diduga berbuat kebaikan
2) Memperoleh kepercayaan dari orang yang menduga dirinya
telah berbuat kebaikan
3) Memperkuat hubungan persaudaraan antar keduanya (orang
yang menduga dan orang yang diduga).
(Kementrian Agama, 2015:102)
36
2. Tawadhu’
a. Pengertian Tawadhu’
Pengertian tawadhu‟ adalah rendah hati dan tidak sombong.
Orang yang tawadu adalah orang yang menyadari bahwa semua
kenikmatan yang didapatnya bersumber dari Allah SWT. Dengan
keyakinannya tersebut maka kita tidak pernah terbesit sedikitpun
dalam hatinya kesombongan dan merasa lebih baik dari orang lain,
tidak merasa bangga dengan potensi dan prestasi yang sudah
dicapainya. Tawadhu’ merupakan salah satu bagian dari akhlak
mulia. (Kementrian Agama, 2015:102)
Allah berfirman dalam Q.S. al-Isra‟ : 37)
“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan
penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah
mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku
waktu kecil".
b. Bentuk sikap tawadhu’
1) Menghargai orang yang lebih tua atau lebih pandai darinya
2) Menghargai pendapat dan pembicaraan orang lain
3) Bersedia mengalah demi kepentingan umum
4) Santun dalam berbicara kepada siapapun
5) Tidak suka disanjung orang lain atas kebaikan atau keberhasilan
yang dicapai
37
c. Dampak positif tawadhu’
1) Menimbulkan rasa simpati pihak lain sehinga suka bergaul
dengannya
2) Akan dihormati secara tulus oleh pihak lain sesuai naluri setiap
manusia ingin dihormati dan menghormati
3) Mempererat hubungan persaudaraan antar dirinya dan orang lain
4) Mengangkat derajat dirinya sendiri dalam pandangan Allah
maupun manusia
3. Tasamuh
a. Pengertian
Tasamuh berarti sikap tenggang rasa, saling menghormati dan
saling menghargai. Secara istilah, yakni suatu sikap yang senantiasa
saling menghormati sesama makhluk manusia. Bersikap tasamuh
berarti memberikan kesempatan kepada oranglain untuk mengambil
haknya sebagaimana mestinya.
Perintah untuk bersikap tasamuh terdapat dalam Q.S. Al- An‟am
: 108)
“Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang
mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki
Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah
Kami jadikan Setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka.
kemudian kepada Tuhan merekalah kembali mereka, lalu Dia
38
memberitakan kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan”.
(Q.S. Al- An‟am : 108)
b. Bentuk Tasamuh
1) Tidak mengganggu ketenangan tetangga
2) Menyukai sesuatu untuk tetangganya sebagaimana dia suka
untuk dirinya sendiri
3) Lapang dada dalam menerima setiap perbedaan
4) Tidak mengganggu pelaksanaan ibadah pemeluk agama lain
5) Tidak mencela atau memakai sesembahan pemeluk agama lain
c. Dampak positif tasamuh
1) Dapat memperluas kesempatanuntuk memperoleh rezeki karena
banyak relasi
2) Kepuasan batin yang tercermin dalam raut wajahnya menjadi
semakin eratnya hubungan persaudaraan
3) Memperlancar terwujudnya kerjasama yang baik dalam
kehidupan masyarakat
(Kementria Agama, 2015: 103)
4. Ta’awun
a. Pengertian
Kata ta’awun berasal dari bahasa arab yaitu ta’aawana,
yata’aawanu, ta’aawunan yang berarti tolong menolong, gotong royong,
bantu membantu sesama manusia.
39
Ta’awun adalah tolong menolong antar sesama umat manusia
dalam hal kebaikan, supaya saling melengkapi dalam memenuhi
kebutuhan pribadi maupun bersama.
Dalam Q.S. Al-Maidah ayat 2 Allah menyerukan
....
“..dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan)
kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat
dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah,
Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya”(Q.S Al-Maidah:2)
b. Bentuk ta‟awun
1) Meringankan beban hidup, menutupi aib dan memberi bantuan
kepada orang lain
2) Mengunjungi pada saat sakit atau sedang menerima musibah
c. Dampak positif Ta‟awun
1) Terpenuhinya kebutuhan hidup berkat kebersamaan
2) Memperingan tugas berat karena dilakukan secara bersama-sama
3) Terwujudnya persatuan dan kesatuan sesama anggota masyarakat
4) Menimbulkan rasa simpati kelompok masyarakat lain karena
melihat kekompakan dalam menghadapi suatu urusan bersama
C. Model Pembelajaran Learning Cycle
1. Pengertian
Menurut Karplus dan Their (Renner et al (1998)) dalam Agus
Suprijono (2016: 219) mengemukakan bahwa model pembelajaran
40
learning cycle atau siklus belajar adalah model pembelajaran berpusat
pada peserta didik.
Model pembelajaran ini pertama kali diperkenalkan oleh Robert
Karplus. Model pembelajaran siklus berorientasi pada teori pieget, teori
pembelajaran kognitif dan aplikasi model pembelajaran konstruktivis
Karplus dan Their mengembangkan model pembelajaran sesuai
dengan ide Piaget. Peserta didik diberikan kesempatan mengasimilasi
informasi dengan cara mengeksplorasi lingkungan, mengakomodasi
informasi dengan cara mengembangkan konsep, mengorganisasika
informasi dan menghubungkan konsep-konsep baru dengan
menggunakan atau memperluas konsep yang dimiliki untuk menjelaskan
suatu fenomena yang berbeda. Implementasi teori pieget oleh karplus
dikembangkan menjadi fase eksplorasi, pengenalan konsep, dan aplikasi
konsep. Unsur unsur teori belajar piaget (asimilasi, akomodasi, dan
equilibirasi) memiliki korespondensi dengan fase-fase model
pembelajaran siklus belajar.
Model pembelajaran siklus atau learning cycle merupakan salah
satu model pembelajaran yang sesuai dengan paradigma kontruktivisme.
Pembelajaran konstruktivisme utamanya menekankan pentingnya peserta
didik membangun sendiri pengetahuan mereka lewat keterlibatan proses
belajar mengajar.
41
Menurut Renner dan Marek (Martin, 1994) dalam Agus Suprijono
(2016: 221) berdasarkan riset yang dilakukan, model pembelajaran siklus
dapat meningkatkan prestasi peserta didik dan dapat mengembangkan
keterampilan proses. Model pembelajaran siklus mampu meningkatkan
intelektual peserta didik.
Model pembelajaran siklus adalah cara alami untuk belajar dan
memenuhi tujuan pendidikan yang utama yaitu peserta didik belajar
bagaimana cara berpikir. Model pembelajaran ini memberikan
kesempatan kepada peserta didik mengkonstruksi pengetahuan dan
pengalaman mereka sendiri dengan terlibat secara aktif mempelajari
materi secara bermakna dengan bekerja dan berpikir baik secara individu
maupun kelompok.
Menurut lawson dalam Bybee (1996) yang dikutip Agus Suprijono
(2016: 216) model siklus belajar adalah belajar berfikir dan bertindak
yang cocok untuk peserta didik. penggunaan siklus belajar memberikan
kesempatan kepada peserta didik mengungkapkan pengetahuan
sebelumnya dan kesempatan menyanggah, mendebat gagasan gagasan
mereka. Proses ini menghasilkan ketidakseimbangan kognitif sehingga
dapat meningkatkan tingkat penalaran yang lebih tinggi.
Lawson (1995) mengemukakan tiga tipe learning cycle yaitu:
a. Deskriptif, para peserta didik menemukan pola empiris dalam
konteks khusus (eksplorasi)
42
b. Empiris-induksi; para peserta didik menemukan pola empiris dalam
konteks khusus (eksplorasi), tetapi mereka selanjutnya
mengemukakan sebab sebab yang mungkin tentang terjadinya suatu
pola.
c. Hipotesis deduktif, dimulai dengan pernyataan sebab. Para peserta
didik diminta merumuskan jawaban hipotesis terhadap pernyataan
itu.
Menurut Soebagio, dkk (2001: 55) learning cycle merupakan
model pembelajaran yang memungkinkan peserta didik menemukan
konsep sendiri atau memantapkan konsep yang dipelajari, mencegah
terjadinya konsep dan memberikan peluang kepada peserta didik
menerapkna konsep-konsep yang telah dipelajari pada situasi baru.
Di awal pengembangannya sintaks model pembelajaran siklus
belajar menurut Thomas E. Lauer (2003) terdiri dari tiga tahap yaitu
exploration, concept introdution, dan konsep aplication (E-I-A).
Anthony W Lorsbach (2002) mengembangkannya menjadi 5 E (
engagment, exploration, explanation, elaboration/extention dan
evaluation).
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
learning cycle adalah model pembelajaran yang memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk mengoptimalkan cara belajar yang
mengembangkan daya nalar peserta didik.
2. Fase-fase atau siklus pada pembelajaran learning cycle
43
a. Engagement
Pada tahap ini guru berusaha mengembangkan dan
membangkitkan dan mengembangkan minat dengan keingintahuan
peserta didik tentang topik yang akan diajarkan. Hal ini dilakukan
dengan cara mengajukan pertanyaan tentang proses faktual dalam
kehidupan sehari-hari (yang sesuai dengan topik yang dibahas.
b. Eksploration
Pada tahap ini peserta didik diberi kegiatan yang dapat
melibatkan keaktifannya untuk menguji prediksi dan hipotesis
melalui alternatif yang diambil, mencatat hasil pengamatan dan
mendiskusikan dengan peserta didik yang lain. Pada tahap ini guru
bertindak sebagai fasilitator
c. Eksplanation
Tahap ini bertujuan untuk melengkapi, menyempurnakan dan
mengembangkan konsep yang diperoleh peserta didik. peserta didik
dituntut menjelaskan konsep yang sedang dipelajari dalam kalimat
mereka sendiri. Pada tahap ini, peserta didik menemukan istilah-
istilah dari konsep yang dipelajari
d. Elaboration
Tahap ini mengarahkan peserta didik menerapkan konsep-
konsep yang telah dipelajari, membuat hubungan antar konsep dan
44
menerapkan pada situasi yang baru melalui kegiatan praktikum
lanjutan yang dapat memperkuat dan mempererat konsep yang telah
dipelajari.
e. Evaluation
Pada tahap terakhir ini, peserta didk diberi pertanyaan untuk
mendiagnosis pelaksanaan kegiatan belajar dan mengetahui
pemahaman peserta didik mengenai konsep yang diperoleh.
3. Penerapan Model learning Cycle di Kelas
Secara operasional kegiatan guru dan siswa selama proses
pembelajaran dapat dijabarkan sebagai berikut:
Tabel 2.1 Penerapan Model Learning Cycle Di Kelas (Wena, 2011: 173-175)
No Tahap Tugas guru Tugas Siswa
1 Engegment 1. Guru membangkitkan
minat
2. Guru membangkitkan
rasa ingin tahu
3. Mengajukan pertanyaan
4. Mendatangkan jawaban
sehingga membuka apa
yang diketahui oleh
siswa mengenai topik
1. Menyiapkan diri mengikuti
kegiatan pembelajaran
2. Mengembangkan minat atau
rasa ingin tahu terhadap topik
bahasan yang akan dipelajari
3. Memberikan respons terhadap
pertanyaan guru
2 Exploration 1. Mendorong siswa 1. Membentuk kelompok kecil
45
bekerja tanpa pengajaran
langsung dari guru
2. Mengamati dan
mendengarkan siswa
saat mereka saling
berinteraksi
3. Mengajukan pertanyaan
problematik untuk
mengarahkan penelitian
siswa
4. Memberikan waktu
untuk meneliti
5. Menyediakan waktu
agar siswa dapat
memecahkan masalah
6. Bertindak sebagai
konsultan bagi siswa
2. Memanfaatkan panca indera
mereka untuk berinteraksi
dengan lingkungan melaui
kegiatan telaah literatur
3. Bekerjasama dalam
kelompok kelompok kecil,
menguji hipotesis, melakukan
hasil pengamatan dan ide-ide
3 Explanation 1. Mendorong siswa
menjelaskan konsep dan
definisi dengan kata kata
sendiri
2. Secara formal
menyediakan definisi,
1. Memberikan penjelasan
terhadap konsep yang
ditemukan dengan
kalimatnya sendiri
2. Menggunakan pengamatan
dan catatn dalam memberi
46
penjelasan
3. Menggunakan
pengalaman siswa
sebelumnya sebagai
dasar menjelaskan
konsep
penjelasan
3. Memberikan pembuktian
terhadap konsep yang
diajukan
4 Elaboration 1. Meminta siswa
menggunakan definisi,
identifikasi yang
diberikan sebelumnya
2. Mendorong siswa
menerapkan atau
memperluas konsep
serta keterampilan
dalam situasi baru
3. Meningkatkan
kemapuan memberikan
siswa tentang penjelasan
alternatif
4. Merujuk data dan bukti
yang ada serta bertanya
1. Menerapkan konsep dan
keterampilan yang telah
dimiliki terhadap situasi lain
dengan mengerjakan soal soal
pemecahan masalah
47
Berdasarkan uraian pada tabel 1.1 di atas, dapat disimpulkan bahwa
guru dan peserta dididk memiliki kegiatan masing-masing yang harus
dilaksanakan sesuai tahapan yang ada di model learning cycle. Tahapan
model pembelajaran learning cycle, peserta dididk diharapkan tidak
hanya mendengarkan keterangan guru, tetapi dapat berperan aktif untuk
menggali, menganalisis, mengevaluasi, pemahamannya terhadap konsep
yang dipelajari.
5 Evaluation 1. Guru mengamati siswa
saat menerapkan konsep
dan keremapilan baru
2. Mencari adanya
perubahan cara berfikir
atau sikap siswa
3. Memberikan
kesempatan kepada
siswa menilai
pembelajaran mereka
sendiri dan keterampilan
proses kelompok
1. Menjawab pertanyaan guru
48
Lingkungan belajar harus dikembangkan agar tujuan pembelajaran
tercapai. Lingkungan belajar yang perlu diupayakan agar siklus belajar
berlangsung konstruktivistik menurut Hudojo (2008: 8) adalah
a. Tersedianya pengalaman belajar yang berkaitan dengan pengetahuan
yang telah dimiliki peserta didik
b. Tersedianya berbagai alternatif pengalaman belajar jika
memungkinkan
c. Terjadi transmisi sosial, yaitu interaksi dan kerjasama individu
dengan lingkungan
d. Tersedianya media pembelajaran
e. Kaitan konsep yang dipelajari dengan fenomena sdemikian rupa,
sehingga siswa terlibat secara emosional dan sosial yang menadikan
pembelajaran berlangsung menarik dan menyenangkan
4. Kelebihan dan Kelemahan model Pembelajaran Learning Cycle
Menurut Trianto (2007:62) kelebihan model pembelajaran learning
cycle adalah sebagai berikut
e. Meningkatkan motivasi belajar karena pembelajaran dilibatkan
secara aktif dalam proses pembelajaran
f. Siswa dapat menerima pengalaman dan dimengerti oleh orang lain
g. Siswa mampu mengembangkan potensi individu yang berhasil dan
berguna, kreatif, tanggumg jawab, mengaktualisasikan dan
mengoptimalkan dirinya terhadap perubahan yang terjadi
h. Pembelajaran menjadi lebih bermakna
49
Sedangkan kelemahan model pembelajaran ini adalah sebagai
berikut:
e. Efektifitas pembelajaran rendah jika guru kurang menguasai materi
dan langkah-langkah pembelajaran
f. Menurut kesungguhan dan kreatifitas guru dalam merancang dan
melaksanakan proses pembelajaran
g. Memerlukan pengelolaan kelas yang terencana dan terorganisasi
h. Memerlukan waktu dan tenaga yang lebih banyak dalam menyusun
rencana dan melaksanakan pembelajaran
D. KAJIAN PUSTAKA
Dalam penulisan skripsi ini, penulis terlebih dahulu mengkaji dan
mempelajari beberapa skripsi dan jurnal ilmiah yang dapat dijadikan sebagai
acuan dan referensi, diantaranya:
Pertama, skripsi ditulis oleh saudara: Ngatiatul Masbuthoh (2010)
Jurusan IPA, yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Learning Cycle
terhadap Hasil Belajar Fisika pada Konsep massa jenis (Eksperimen SMP
Islam Ruhama Ciputat- Tangerang)”. Hasil penelitian menunjukan hasil post
tes kelas eksperimen mengalami peningkatan dibandingkan hasil pots tes
pada kelas control. Hasil penelitian tersebut diperkuat dengan hasil uji “t”
pada taraf a= 0,05. Hal ini menunjukan bahwa model pembelajaran learning
cycle berpengaruh terhadap hasil belajar fisika
Kedua, jurnal ilmiah yang ditulis oleh: Herunata, Laurent Oktaviana
Sulistina, dengan judul “Upaya mengoptimalkan pemahaman konsep elektro
50
siswa kelas 3 IPA SMAI Al Maarif Singosari dengan learning Cycle
Berbantuan Bahan Ajar Terpadu Berbasis Pendekatan Makroskopis-
Mikroskopis dalam Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Volume 13 Nomer
1, April 2006”. Hasil penelitian ini adalah ada perbedaan yang signifikan
antara siswa yang belajar menggunkan learning cycle berbantuan bahan ajar
terpadu berbasisi pendekatan makroskopis-mikroskopis dengan siswa yang
hanya belajar dengan menggunakan Learning cycle. Kelompok eksperimen
lebih mengerti, bersikap positif dan lebih sempurna dari pada kelompok
kontrol. Ini dapat disimpulkan bahwa learning cycle berbantuan bahan ajar
terpadu berbasis pendekatan makroskopis-mikroskopis memberi dampak
positif
ketiga, skripsi yang ditulis oleh saudara: Nismayani, (2017), Jurusan
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, yang berjudul “Penerapan Model
Pembelajaran Learning Cycle dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa
Kelas v pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah
Najahiyah Palembang”. Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan yaitu
penerapan model pembelajaran Learning Cycle pada pembelajaran aqidah
akhlak kelas V di MI najahiyah Palembang berdasarkan analisis observasi
siswa tergolong sangat baik. Motivasi belajar siswa di MI tersebut setelah
diterapkan model Learning Cycle yang tergolong baik sebanyak 6 siswa
(19%), tergolong sedang 21 siswa (68%) dan tergolong rendah sebanyak 4
siswa 13%). Sedangkan sebelum digunakan model pembelajaran Learning
51
Cycle tergolong baik sebanya 5 siswa (16%), tergolong sedang sebanyak 18
siswa (58%), dan yang tergolong rendah sebanyak 8 siswa (26%).
Keempat, skripsi yang dibuat oleh :Umi Khiruroh (2015), dengan judul
“Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Alat Pernapasan Manusia dan
Hewan Melalui Model Learning Cycle pada Siswa Kelas V MI Miftahul Huda
Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016”.
Hasil penelitian Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah terjadi
peningkatan hasil belajar IPA materi alat pernapasan manusia dan hewan
kelas V Tahun Pelajaran 2015/2016. Melalui model learning cycle adanya
peningkatan hasil belajar pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik yang
dapat dilihat kondisi awal dari hasil pembahasan yaitu nilai rata-rata hasil
belajar siswa pada pra-siklus sebesar 47,5 atau 20% siswa yang tuntas belajar,
pada siklus I meningkat menjadi 76,5% atau 80% dan meningkat lagi pada
siklus II menjadi 83,5 atau 100% siswa tuntas. Pada aspek afektif, sebagian
besar siswa (70%) kelas V telah mempunyai nilai afektif dengan predikat baik
sekali. Pada aspek psikomotorik, sebagian besar siswa atau 60% kelas V telah
mempunyai nilai psikomotorik dengan predikat baik. Berdasarkan hasil
belajar tersebut dapat disimpulkan bahwa melalui model learning cycle dapat
meningkatkan hasil belajar IPA materi alat pernapasan manusia dan hewan
pada siswa kelas V MI Miftahul Huda Kecamatan Tengaran Kabupaten
Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016.
Kelima, jurnal penelitian yang dibuat oleh: Gusti Ayu Rossi Ekayanti, I
Ketut Adnyana Putra, I negah Suadnyana (2012), dengan judul
52
“Implementasi Model Pembelajaran Learning Cycle Untuk Menigkatkan
Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VI SD N 5 Baler Agung Jembrana
Tahun 2012/2013. Hasil penelitian rata-rata persentase tingkat hasil belajar
matematika siswa pada siklus I adalah 75,66% berada pada kategori sedang,
dan pada siklus II terjadi peningkatan menjadi 81,61% berada pada kategori
tinggi. Terjadi peningkatan hasil belajar dari siklus I dan siklus II sebesar
5,59%. Peningkatan juga terlihat pada persentase ketuntasan belajar siswa,
pada siklus I sebesar 75% dan pada siklus II sebesar 91,67%. Terjadi
peningkatan ketuntasan belajar dari siklus I ke siklus II sebesar 16,67%. Jadi
dapat disimpulkan bahwa implementasi model pembelajaran Learning Cycle
dapat mningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas IV SD N 5 Baler
Bale Agung,Negara, Jembrana .
Dari penelitian yang telah disebutkan diatas, terdapat perbedaan dengan
penelitian yang peneliti lakukan, diantaranya yaitu subjek penelitian, tempat
objek penelitian dan metode pendekatanya. Sedangkan persamaannya yaitu
sama-sama menggunakan model learning cycle.
53
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. DESKRIPSI AWAL
1. Gambaran Umum MTs Negeri 1 Windusari Kecamatan Windusari
Kabupaten magelang:
Alamat penelitian :MTs Negeri 1 Windusari Kecamatan Windusari
Kabupaten Magelang
Mata pelajaran : Aqidah Akhlak
Materi pokok : Husnuzhan, Tawadhu’, Rasamuh dan Ta’awun
Kelas/semester : VIII/Genap
2. Visi dan Misi MTs Negeri 1 Windusari
a. Visi : Terwujudnya MTs Negeri Windusari yang islami, berbudi
luhur, berprestasi dan penuh keteladanan, efektif dan efisien
b. Misi
1) Menanamkan aqidah yang benar sesuai dengan Al Quran dan As
Sunnah
2) Menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas dalam
pencapaian prestasi akademik dan non akademik
3) Mewujudkan pembelajaran dan pembiasaan dalam mempelajari
Al Quran dan menjalankan agama islam
4) Mewujudkan pembentukan karakter islami yang mampu
mengaktualisasikan diri dalam masyarakat
54
5) Meningkatkan pengetahuan dan profesionalisme pendidik dan
tenaga kependidikan sesuai dengan perkembangan dunia
pendidikan
6) Menyelenggarakan tata kelola madrasah yang efektif, fisien,
transparan dan akuntabel
3. Daftar Guru dan Staf Pegawai TU
Berikut adalah daftar guru dan Staf TU di MTs Negeri 1
Windusari
Tabel 3.1 Daftar Guru dan Staf Tu MTs Negeri 1 Windusari
No Nama NIP
1 Abdul Cholid, S.Pd
2 Drs. Muhaimin
3 Drs. Slamet Widodo
4 H Bisyron Muhtar, S.Ag.
5 Umi Hani, S. Ag
6 D.B Faqih Usman, S.Pd
7 Nur Sholikah, S.Pd.
8 Faezatul Munawaroh, S.Ag
9 Tri Harjoko, S.Pd
10 Tentrem Aminah, S. Pd.
11 Khamdani, S.Pd.
12 Umi Zahroh, S.Pd.
13 Muhammad misbahul, S.Pd.
55
14 Puji Astutik, S.Pd.
15 Haniatul Arifah, S.E.
16 Siti Chamidatus Sjarifah, S.Ag.
17 Yuniar Widati, S.Pd.
18 Bintu Zaedah, S. H. I
19 Mahmudah, S.Pd.
20 Eko Mardiyanto, S.Si
21 Santi Renaningtyas, S.Pd.
22 Siti Munasifah, S.Pd.
23 Siti Umaroh, S.Pd.Si.
24 Muqtabasun
25 Nasihin
26 Sutomo, BA.
27 Mursidin, S.E.
28 Lukman
29 Siti Anita Sholekhah, S.Pd.
30 Khusniati Marzuqoh, S.Ag.
31 M. Baehaqi, S. Hum
32 Vera Detyasari
33 Muhammad Asnawi, S.Pd.
34 Haq Herawan, S.sos.
56
4. Daftar siswa kelas VIII B MTs Negeri 1 Windusari Kecamatan
Windusari Kabupaten Magelang
Peneliti menggunakan kelas VIII C MTs Negeri 1 Windusari
sebagai subjek penelitian yang terdiri dari 32 siswa. Adapun nama-nama
siswa atau subjek penelitian adalah sebagai berikut:
Tabel 1.3 Daftar Peserta Didik kelas VIII C di MTs Negeri 1 Windusari
No Nama Jenis Kelamin
1 Alifah Nurdiana P
2 Alvi Nurlaili P
3 Anis larasati P
4 Dian Nufi Fitriana P
5 Diana Nur Annisa P
6 Dwi Ningsih P
7 Eri Nuryanti P
8 Fifi Fatmalah P
9 Fita Fatimah P
10 Fitri Nur Anisa P
11 Fitria Nur Utami P
12 Herlena P
13 Ida Khusna Amelia P
14 Ika Rahmawati P
15 Ika Safitri P
16 Intan Kumalaiza P
57
17 Ira Ariyani P
18 Nana Fatchul Jannah P
19 Ninda Dwi Rahmawati P
20 Nisa April Laili P
21 Nita Rofiah P
22 Nuria Intan Fatika P
23 Rini Mardiyani P
24 Roikhatul Janah P
25 Septi Wulandari P
26 Siti Basiroh P
27 Siti Cholifah P
28 Siti Choirul Muna P
29 Titik Nugrahini P
30 Wulandari P
31 Zahrotul nikmah P
32 Zulaikhah P
5. Pelaksanaan penelitian
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini akan dilakukan kepada
siswa kelas VIII C di MTs Negeri 1 Windusari sebanyak 2 kali atau dua
siklus. Siklus pertama akan dilaksanakan pada hari rabu tanggal 21
februari 2018 dan siklus II akan dilaksanakan pada hari rabu tanggal 28
februari 2018.
58
Penelitian ini dilakukan pada mata pelajaran Aqidah Akhlak materi
husnuzhan, tawadhu’, tasamuh dan ta’awun. Penelitian ini
menggunakan model pembelajaran learning cycle.
B. DESKRIPSI PELAKSANAAN SIKLUS I
Siklus I ini dilaksanakan pada hari rabu tanggal 21 februari tahun 2018.
Secara garis besar, pelaksanaan tindakan siklus I ini dilakukan dalam 4 tahap,
yaitu dengan alur perencanaan (planning), tindakan (acting), observasi
(observing) dan refleksi (reflecting).
Pelaksaan siklus 1 dilaksankan dengan kompetensi dasar menjelaskan
pengertian husnuzhan, tawadhu’, tasamuh dan ta’awun serta dalil yang
menjelaskan untuk selalu bersikap husnuzhan, tawadhu’, tasamuh dan
ta’awun . Tiap pertemuan terdiri dari 2 jam pelajaran atau dua kali 40 menit
setiap pertemuan. Pelaksanaan penelitian dapat dideskripsikan sebagai
berikut:
1. Perencanaan
Dalam tahap perencanaan ini, peneliti membuat perencanaan
penelitian sebagai berikut:
a. Merencanakan pembelajaran berdasarkan waktu yang tersedia
b. Menetapkan kelas penelitian yaitu kelas VIII C
c. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
d. Menetapkan model pembelajaran yaitu model pembelajaran yaitu
learning cycle
e. Mempersiapkan media dan bahan yang digunakan
59
f. Membuat lembar observasi
2. Pelaksanaan
Siklus I dilaksanakan pada tanggal 28 januari 2018. Pelaksanaan
siklus I ini menggunakan model pembelajaran learning cycle
a. Pendahuluan (10 menit)
1) Guru membuka pelajaran dengan salam, berdoa, dan membaca
asmaul husna bersama yang dipimpin oleh seorang peserta didik
2) Guru mempersiapkan diri dengan mengisi lembar absensi siswa,
memeriksa kerapian pakaian dan posisi tempat duduk
3) Memberikan motivasi, menjelaskan tujuan dan manfaat materi
pembelajaran.
4) Menyampaikan tahapan kegiatan pembelajaran yang akan
dilalui selama pertemuan, membagikan LKS, melakukan
klarifikasi, melakukan penilaian).
b. Kegiatan Inti (60 menit)
1) Tahap Enggagment
a) Guru membangkitkan rasa ingin tahu anak dengan
menunjukan beberapa gambar yang berkaitan dengan materi
yang akan dipelajari
b) Guru memberikan beberapa pertanyaan kepada peserta
didik
c) Guru memancing peserta didik untuk aktif memberikan
respon terhadap pertanyaan guru
60
2) Tahap Exploration
a) Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok
b) Peserta didik melakukan pencarian informasi dengan
melakukan telaah literatur dari buku paket
c) Masing-masing kelompok saling berdiskusi mengenai
pengertian akhlak terpuji terhadap diri sendiri yaitu
husnuzhan, tawadhu’, tasamuh dan ta’awun serta dalil yang
mendasarinya
3) Tahap Explanation
a) Perwakilan kelompok diminta untuk memberikan
penjelasan yaitu dengan menyampaikan hasil diskusi
terhadap pekerjaannya di LKS
b) Siswa dalam memberikan penjelasan boleh menggunakan
catatan.
c) Guru serta siswa mendengar secara kritis dari penjelasan
siswa. Ketika kelompok yang satu menyampaikan
penjelasan, kelompok yang lain menyimaknya (diskusi
klasikal)
4) Tahap Elaboration
a) Guru memberikan soal pemecahan masalah
b) Guru mendorong dan memfasilitasi siswa mengaplikasikan
konsep yang telah didapat sebelumnya dalam situasi baru.
61
c) Siswa secara individu dengan bimbingan guru, menjawab
soal yang diberikan guru.
5) Tahap Evaluation
a) Siswa mengevaluasi belajarnya sendiri dengan mengajukan
pertanyaan dan atau menjawab pertanyaan dari guru
berdasarkan apa yang telah dipelajari
b) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
menanyakan hal yang belum jelas
c) Guru mengajak siswa untuk menyimpulkan pembelajaran
yang telah berlangsung.
d) Guru memberikan tes evaluasi hasil belajar siklus I pada
siswa
c. Kegiatan penutup
1) Bersama-sama denagn guru melakukan refleksi terhadap
pembelajaran yang telah dilaksanakan.
2) Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari pada pertemuan
berikutnya
3) Bersama-sama menutup pelajaran dengan berdoa.
3. Observasi
Pada tahap ini hal yang paling utama yaitu melakukan pengamatan
terhadap pelaksanaan tindakan kelas dengan lembar observasi yang telah
dipersiapkan. Observasi pelaksanaan tindakan dilakukan oleh peneliti.
Peneliti melakukan pengamatan tentang keaktifan siswa dalam
62
pembelajaran, dan mengamati guru dalam menjelaskan dan membimbing
cara kerja pada setiap materi yang akan dipelajari. selain pengerjaan
lembar observasi untuk membuktikan pengamatan yang dilaksanakan,
perlu bukti dokumentasi berupa pengambilan gambar jika diperlukan
agar dalam penginterpretasian data dapat lebih jelas dan cermat.
4. Refleksi
Pada tahap refleksi ini, seluruh data-data yang diperoleh dari setiap
siklus dikumpulkan untuk dianalisis selanjutnya diadakan refleksi
terhadap hasil analisis, sehingga dapat diketahui ada tidaknya
peningkatan hasil belajar sebelum tindakan dan sesudah tindakan. Hasil
belajar inilah yang nantinya digunakan sebagai bahan pertimbangan
pelaksanaan siklus berikutnya.
Berdasarkan evaluasi pada siklus I, ditemukan beberapa temuan
dikelas diantaranya sebagian peserta didik telah aktif dalam mengikuti
pembelajaran karena penggunaan model learning cycle, namun sebagian
yang lain masih kebingungan dengan tugas yang guru berikan. Selain itu,
beberapa peserta didik masih belum siap dalam mengikuti pelajaran dan
dalam kegiatan diskusi peserta didik belum dapat bekerjasama dengan
baik. Setelah melakukan evaluasi ini, peneliti perlu melakukan perbaikan
pada siklus II.
63
C. DESKRIPSI PELAKSANAAN SIKLUS II
Pelaksanaan siklus II merupakan perbaikan dari siklus I. Pelaksanaan
siklus II dilaksanakan pada hari rabu tanggal 28 februari 2018 di ruang kelas
VIII C di MTs Negeri I Windusari. Adapun langkah-langkah yang dilakukan
sebagai berikut:
1. Perencanaan
a. Mencari permasalahan yang terjadi pada siklus I penelitian dan
mencari pemecahannya.
b. Membuat Rancanagn Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
c. Mempersiapkan sumber dan alat peraga belajar.
d. Menyiapkan alat evaluasi berupa lembar tes tertulis dan lembar kerja
siswa
e. Menyiapkan lembar observasi siklus II untuk mengamati
kemampuan dan kualitas pembelajaran.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan siklus II sesuai dengan jadwal yang sudah
direncanakan yaitu berselang 1 minggu terhadap pelaksanaan siklus I.
Langkah-langkahnya sebagai berikut:
a. Pendahuluan
1) Guru membuka pelajaran dengan salam, berdoa, dan membaca
asmaul husna bersama yang dipimpin oleh seorang peserta didik
2) Guru mempersiapkan diri dengan mengisi lembar absensi siswa,
memeriksa kerapian pakaian dan posisi tempat duduk
64
3) Memberikan motivasi, menjelaskan tujuan dan manfaat materi
pembelajaran.
4) Menyampaikan tahapan kegiatan pembelajaran yang akan
dilalui selama pertemuan, membagikan LKS, melakukan
klarifikasi, melakukan penilaian).
b. Kegiatan Inti
1) Tahap Engegment
a) Guru membangkitkan rasa ingin tahu anak dengan
memberikan beberapa pertanyaan kepada peserta didik
b) Guru memancing peserta didik untuk aktif memberikan
respon terhadap pertanyaan guru
2) Tahap Exploration
a) Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok
b) Peserta didik melakukan pencarian informasi dengan
melakukan telaah literatur dari buku paket
c) Masing-masing kelompok saling berdiskusi mengenai
contoh akhlak terpuji terhadap orang lain yaitu contoh
perilaku husnuzhan, tawadhu’, tasamuh dan ta’awun dalam
lingkungan sehari hari
3) Tahap Explanation
a) Perwakilan kelompok diminta untuk memberikan
penjelasan yaitu dengan menyampaikan hasil diskusi
terhadap pekerjaannya di LKS
65
b) Siswa dalam memberikan penjelasan boleh menggunakan
catatan.
c) Guru serta siswa mendengar secara kritis dari penjelasan
siswa. Ketika kelompok yang satu menyampaikan
penjelasan, kelompok yang lain menyimaknya (diskusi
klasikal)
4) Tahap Elaboration
a) Guru memberikan soal-soal pemecahan masalah
b) Guru mendorong dan memfasilitasi siswa mengaplikasikan
konsep yang telah didapat sebelumnya dalam situasi baru.
c) Siswa secara individu dengan bimbingan guru, menjawab
soal yang diberikan guru.
5) Tahap Evaluation
a) Siswa mengevaluasi belajarnya sendiri dengan mengajukan
pertanyaan dan atau menjawab pertanyaan dari guru
berdasarkan apa yang telah dipelajari
b) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
menanyakan hal yang belum jelas
c) Guru mengajak siswa untuk menyimpulkan pembelajaran
yang telah berlangsung.
d) Guru memberikan tes evaluasi hasil belajar pada siswa
d. Kegiatan penutup
66
1) Bersama-sama denagn guru melakukan refleksi terhadap
pembelajaran yang telah dilaksanakan.
2) Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari pada pertemuan
berikutnya
3) Bersama-sama menutup pelajaran dengan berdoa.
3. Observasi
Aspek pengamatan pada siklus II ini sama dengan aspek
pengamatan pada siklus I yaitu mencakup aspek pengamatan pada
guru (yang bertindak sebagai guru adalah peneliti) dan pengamatan
pada siswa.
4. Refleksi
Hasil belajar siklus II menunjukan adanya perubahan pada hasil
belajar. Kegiatan belajar juga belajalan dengan kondusif, dan peserta
didik sangat antusias serta berpartisipasi aktif selama proses kegiatan
belajar mengajar berlangsung.
67
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Observasi Awal
Observasi pertama dilakukan peneliti di kelas VIII C MTs Negeri I
Windusari pada tanggal 14 Februari 2018. Pada saat obesrvasi, terdapat
temuan dimana guru dalam proses KBM masih mendominasi dan peserta
didik bersifat pasif. Metode yang digunakan yaitu metode ceramah.
Metode konvensional yang digunakan guru cenderung membuat peserta
didik bosan karena kegiatan yang mereka lakukan hanya mendengar,
mencatat dan menghafal. Kesempatan mereka untuk mengungkapkan
pendapat atau gagasannya masih sangat kecil. Kegiatan belajar mengajar
yang dilakukan oleh guru juga belum merangsang peserta didik untuk
bersikap aktif dalam mengikuti pelajaran. Pembelajaran menjadi kurang
menarik, tidak berkesan dan bersifat monoton. Hal tersebut turut membawa
dampak pada hasil proses belajar.
Berikut adalah data nilai hasil belajar siswa pada saat observasi atau
sebelum diadakannya tindakan.
Tabel 2.1 Daftar Nilai Peserta Didik Kelas VIII C Pra Siklus
No Nama P/L Nilai Keterangan
1 Alifah Nurdiana P 65 Belum Tuntas
2 Alvi Nurlaili P 60 Belum Tuntas
3 Anis larasati P 80 Tuntas
4 Dian Nufi Fitriana P 65 Belum Tuntas
68
5 Diana Nur Annisa P 75 Tuntas
6 Dwi Ningsih P 60 Belum Tuntas
7 Eri Nuryanti P 70 Tuntas
8 Fifi Fatmalah P 75 Tuntas
9 Fita Fatimah P 65 Belum Tuntas
10 Fitri Nur Anisa P 50 Belum Tuntas
11 Fitria Nur Utami P 55 Belum Tuntas
12 Herlena P 65 Belum Tuntas
13 Ida Khusna Amelia P 80 Tuntas
14 Ika Rahmawati P 75 Tuntas
15 Ika Safitri P 65 Belum Tuntas
16 Intan Kumalaiza P 60 Belum Tuntas
17 Ira Ariyani P 75 Tuntas
18 Nana Fatchul Jannah P 60 Belum Tuntas
19 Nisa April Laili P 75 Tuntas
20 Nita Rofiah P 65 Belum Tuntas
21 Nuria Intan Fatika P 65 Belum Tuntas
22 Rini Mardiyani P 75 Tuntas
23 Roikhatul Janah P 50 Belum Tuntas
24 Septi Wulandari P 60 Belum Tuntas
25 Siti Basiroh P 60 Belum Tuntas
26 Siti Cholifah P 75 Tuntas
69
27 Siti Choirul Muna P 65 Belum Tuntas
28 Titik Nugrahini P 60 Belum Tuntas
29 Wulandari P 60 Belum Tuntas
30 Zahrotul nikmah P 55 Belum Tuntas
Berdasarkan tabel 2.1 data yang diperoleh dari observasi awal
mengenai hasil belajar peserta didik seperti yang tercantum pada tabel diatas.
Hasil belajar peserta didik pra siklus menggambarkan bahwa prestasi belajar
mereka masih rendah dan perlu ditingkatkan. Nilai rata-rata hanya 65 masih
dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70. Jumlah peserta didik
yang tuntas hanya 10 orang dari total 30 anak dalam satu kelas atau
ketuntasan klasikalnya 33,3% masih dibawah standar atau indikator
keberhasilan ketuntasan klasikal yaitu 85%.
Hasil analisa tersebut menjadi dasar bagi peneliti untuk melaksanakan
penelitian tindakan kelas (PTK) untuk meningkatkan hasil belajar peserta
didik dengan menerapkan model pembelajaran Learning Cycle pada mata
pelajaran Aqidah Akhlak materi Husnuzhan, Tawadhu’, Tasamuh dan
Ta’awun.
B. HASIL PELAKSANAAN SETIAP SIKLUS
1. Siklus I
a. Perencanaan
Berdasarkan permasalahan yang diidentifikasi pada saat pra
siklus, maka dalam pelakanaan siklus I ini akan diterapkan model
70
pembelajaran learning cycle sebagai bentuk tindakan perbaikan hasil
belajar. Materi yang akan disampaikan di siklus I ini adalah
Memahami pengertian dan dalil tentang perintah sifat husnudzan,
tawadhu', tasamuh, dan ta’awun.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan siklus I dilaksanakan pada tanggal 21 Februari
2018. Kegiatan pembelajaran dilakukan dalam ruang kelas VIII C
dengan jumlah peserta 30 anak. Materi yang diajarkan mengenai
akhlak terpuji terhadap sesama yaitu sifat husnudzan, tawadhu',
tasamuh, dan ta’awun. Pelaksanan pembelajaran sesuai dengan
prosedur yang telah direncanakan dalam RPP. Adapun data dari hasil
penilaian pada siklus I adalah sebagai berikut
Tabel 2.2 Daftar Nilai Peserta Didik Siklus I
No Nama P/L KKM Nilai Keterangan
1 Alifah Nurdiana P 70 60 Belum Tuntas
2 Alvi Nurlaili P 70 80 Tuntas
3 Anis larasati P 70 60 Belum Tuntas
4 Dian Nufi Fitriana P 70 70 Tuntas
5 Diana Nur Annisa P 70 65 Belum Tuntas
6 Dwi Ningsih P 70 80 Tuntas
7 Eri Nuryanti P 70 75 Tuntas
8 Fifi Fatmalah P 70 80 Tuntas
9 Fita Fatimah P 70 75 Tuntas
71
10 Fitri Nur Anisa P 70 70 Tuntas
11 Fitria Nur Utami P 70 65 Belum Tuntas
12 Herlena P 70 65 Belum Tuntas
13 Ida Khusna Amelia P 70 90 Tuntas
14 Ika Rahmawati P 70 85 Tuntas
15 Ika Safitri P 70 60 Belum Tuntas
16 Intan Kumalaiza P 70 75 Tuntas
17 Ira Ariyani P 70 75 Tuntas
18 Nana Fatchul Jannah P 70 70 Tuntas
19 Nisa April Laili P 70 65 Belum Tuntas
20 Nita Rofiah P 70 70 Tuntas
21 Nuria Intan Fatika P 70 70 Tuntas
22 Rini Mardiyani P 70 75 Tuntas
23 Roikhatul Janah P 70 70 Tuntas
24 Septi Wulandari P 70 65 Belum Tuntas
25 Siti Basiroh P 70 70 Tuntas
26 Siti Cholifah P 70 80 Tuntas
27 Siti Choirul Muna P 70 65 Belum Tuntas
28 Titik Nugrahini P 70 75 Tuntas
29 Wulandari P 70 60 Belum Tuntas
30 Zahrotul nikmah P 70 75 Tuntas
Jumlah 1925
72
Rata-rata kelas 75
Persentase
ketuntasan
66,6%
Berdasarkan data nilai diatas, dapat diketahui bahwa peserta
didik yang mencapai ketuntasan individu yaitu 20 orang (yang
memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan 70), sedangkan 10
peserta didik belum mencapai ketuntasan. Nilai rata-rata kelas hasil
belajar peserta didik yaitu 75. Dari data tersebut, diketahui bahwa
sudah ada peningkatan hasil belajar peserta didik. dengan persentase
ketuntasan 33,3% pada siklus I meningkat menjadi 66,6% pada
siklus II..
Sedangkan untuk hasil observasi mengenai aktivitas peserta
didik dalam mengikuti pembelajaran model learning cycle dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.3 Aktifitas peserta didik selama proses KBM
No Aspek yang diamati Skala partisipasi
A B C D
1 Kemampuan peserta didik dalam
mengembangkan minat atau rasa ingin
tahu terhadap topik yang akan
dipelajari
V
2 Kemampuan peserta didik dalam
73
bekerjasama menyelesaikan tugas V
3 Kemampuan peserta didik dalam
memberikan penjelasan terhadap
konsep yang ditemukan dengan
kalimatnya sendiri
V
4 Kemampuan peserta didik dalam
menerapkan konsep dan keterampilan
yang telah dimiliki terhadap situasi
baru (problem solving)
V
5 Keberhasilan peserta didik dalam
menjawab pertanyaan guru
V
Skor 12 2
Jumlah 14
Persentasi 70 %
Keterangan: A= 4, B=3, C=2, D=1
Kriteria Penilaian:
0% - 39% = Sangat Kurang
40% - 55% = Kurang
56% - 65% = Cukup
66% - 79% = Baik
80% - 100% = Sangat Baik
74
Dari data hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti,
menunjukan bahwa aktivitas peserta didik selama mengikuti
pembelajaran dengan model learnig cycle. Tingkat keaktifan siswa
sudah mencapai kriteria baik dengan jumlah skor sebanyak 14 dari
20 poin atau dengan persentase 70%. Nilai tersebut menunjukan
bahwa siswa sudah mulai aktif dalam pembelajaran dengan model
Learning Cycle.
Sedangkan hasil observasi pada aktivitas guru selama
melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar siklus I adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.1 Aktivitas Guru Selama Proses KBM Siklus I
No
Aspek Yang Diamati
Skala Partisipasi
A B C D
Enggagment
1 Guru membangkitkan minat peserta didik V
2 Guru membangkitkan rasa ingin tahu V
3 Mendatangkan jawaban sehingga
membuka apa yang diketahui oleh peserta
didik mengenai topik
V
Exploration
4 Mendorong siswa bekerja tanpa
pengarajaran langsung dari guru
V
5 Mengamati dan mendengarkan siswa saat V
75
mereka saling berinteraksi
6 Mengajukan pertanyaan problematika
untuk mengarahkan penelitian siswa
V
7 Menyediakan waktu agar peserta didik
dapat memecahkan masalah
V
8 Bertindak sebagai konsultan bagi peserta
didik
V
Explanation
9 Mendorong siswa menjelaskan konsep
dan definisi dengan kata kata sendiri
V
10 Secara formal menyediakan definisi
penjelasan
V
11 Menggunakan pengalaman siswa
sebelumnya sebagai dasar menjelaskan
konsep
V
Elaborasi
12 Meminta siswa menggunakan definisi,
identifikasi yang diberikan sebelumnya
V
13 Mendorong siswa menerapkan atau
memperluas konsep serta keterampilan
dalam situasi baru
V
14 Meningkatkan kemampuan memberikan
siswa tentang penjelasan alternatif
V
76
Evaluation
15 Guru mengamati siswa saat menerapkan
konsep dan keterampilan baru
V
16 Mencari adanya perubahan cara berfikir
atau sikap siswa
V
17 Memberikan kesempatan kepada siswa
menilai pembelajaran mereka sendiri dan
keterampilan proses kelompok
V
Skor 30 22
Jumlah 40
Keterangan:
Skor
A=4(sangat baik)
B=3 (baik)
C=2 (cukup)
D=1 (kurang)
Dari hasil observasi aktivitas guru dalam kegiatan belajar
mengajar menggunakan model Learning Cycle siklus I, memperoleh
skor 40 dari skor maksimal 68. Adapun perincian dari 17 aspek
penilaian yang ada adalah 6 aspek penilaian memperoleh skor
masing-masing 3 dan 11 aspek memperoleh skor penilaian masing-
masing 2. Sehingga aktivitas guru pada siklus I tergolong predikat
77
cukup. Adapun penjelasan lebih lanjut mengenai aktivitas guru
dalam melaksanakan pembelajaran menggunkan model learning
cycle adalah sebagai berikut:
1) Penilaian guru pada fase Engegment berada pada skor nilai 2
berpredikat cukup
2) Penilaian pada fase Exploration berada pada skor nilai 3
berpredikat baik
3) Penilaian pada fase Explanation berada pada skor nilai 2
berpredikat cukup
4) Penilaian pada fase Elaboration berada pada skor nilai 2
berpredikat cukup
5) Penilaian pada fase Evaluation berada pada skor nilai 3
berpredikat baik.
c. Refleksi
Pada tahap refleksi ini peneliti mengevaluasi kegiatan yang ada
pada siklus I. Peneliti menemukan beberapa keberhasilan yang
dicapai, diantaranya:
1) Terdapat peningkatan nilai hasil belajar peserta didik. Dilihat
dari rata-rata hasil belajar peserta didik secara klasikal pada
tahap pra siklus dari nilai 65 naik menjadi 75 pada siklus I. Dari
10 anak yang tuntas naik menjadi 20 anak di siklus I. Dan
ketuntasan klasikal pada tahap pra siklus 33,3% naik menjadi
66,6%.
78
2) Aktivitas peserta didik pada siklus I sudah tergolong baik, ini
dapat dilihat dari persentase aktivitas peserta didik yaitu 70%
peserta didik telah mengikuti pembelajaran dengan baik.
3) Model pembelajaran learning cycle yang diterapkan guru
berada pada predikat cukup
Walaupun sudah ada keberhasilan yang dicapai, namun masih
banyak kekurangan yang ditemukan selama kegiatan siklus I.
Adapun kekurangan yang ditemukan diantaranya:
1) Guru masih belum mampu secara aktif melaksanakan model
pembelajaran learning cycle terbukti dari masih terdapat peserta
didik sebanyak 10 dari total 30 anak yang belum mencapai
KKM 70
2) Melaksanakan pembelajaran kurang sesuai dengan alokasi
waktu yang sudah direncanakan
3) Peserta didik cenderung pasif karena belum bisa meninggalkan
kebiasaan menggunakan metode ceramah
Dari permasalahan yang terjadi pada pelaksanaan siklus I,
peneliti melakukan perbaikan pada siklus II. Perbaikan-perbaikan
tersebut seperti:
1) Penyampaian tujuan pembelajaran lebih jelas, sehingga siswa
dapat termotivasi dalam mengikuti pembelajaran
79
2) Memperhatikan penggunaan alokasi waktu, agar dalam
pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang
telah direncanakan sebelumnya.
3) Penerapan model learning cycle sehingga siswa lebih aktif
dalam mengikuti proses pembelajaran
Berdasarkan hasil refleksi tersebut, maka perlu adanya
perbaikan pembelajaran pada siklus berikutnya agar indikator
keberhasilan dengan ketuntasan klasikal 85% yang peneliti tetapkan
tercapai.
2. Siklus II
a. Perencanaan
Pelaksanaan tindakan pada siklus II merupakan perbaikan dari
pelaksanaan siklus I yang dilaksankan pada tanggal 28 Februari 2018
pukul 11.30-13.30. Pokok bahasan yang diajarkan pada siklus II
adalah contoh dan hikmah atau dampak positif dari sifat husnuzhan,
tawadhu’, tasamuh dan ta’awun. Pelaksanaan pembelajaran
mengacu pada RPP yang telah dipersiapkan. Adapun data dari hasil
penilaian pada siklus I adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2 daftar nilai peserta didik Siklus II
No Nama P/L KKM Nilai Keterangan
1 Alifah Nurdiana P 70 65 Belum Tuntas
2 Alvi Nurlaili P 70 75 Tuntas
3 Anis larasati P 70 85 Tuntas
80
4 Dian Nufi Fitriana P 70 85 Tuntas
5 Diana Nur Annisa P 70 85 Tuntas
6 Dwi Ningsih P 70 85 Tuntas
7 Eri Nuryanti P 70 95 Tuntas
8 Fifi Fatmalah P 70 95 Tuntas
9 Fita Fatimah P 70 95 Tuntas
10 Fitri Nur Anisa P 70 85 Tuntas
11 Fitria Nur Utami P 70 75 Tuntas
12 Herlena P 70 85 Tuntas
13 Ida Khusna Amelia P 70 95 Tuntas
14 Ika Rahmawati P 70 85 Tuntas
15 Ika Safitri P 70 85 Tuntas
16 Intan Kumalaiza P 70 80 Tuntas
17 Ira Ariyani P 70 85 Tuntas
18 Nana Fatchul Jannah P 70 95 Tuntas
19 Nisa April Laili P 70 85 Tuntas
20 Nita Rofiah P 70 75 Tuntas
21 Nuria Intan Fatika P 70 85 Tuntas
22 Rini Mardiyani P 70 85 Tuntas
23 Roikhatul Janah P 70 65 Belum Tuntas
24 Septi Wulandari P 70 80 Tuntas
25 Siti Basiroh P 70 85 Tuntas
81
26 Siti Cholifah P 70 90 Tuntas
27 Siti Choirul Muna P 70 85 Tuntas
28 Titik Nugrahini P 70 85 Tuntas
29 Wulandari P 70 85 Tuntas
30 Zahrotul nikmah P 70 85 Tuntas
Rata-rata kelas 80
Persentasi 93,3%
Berdasarkan data diatas, menunjukan bahwa terjadi peningkatan
hasil belajar peserta didik pada siklus II. Dari data tersebut, diketahui
sebanyak 28 siswa telah mencapai kriteria ketuntasan minimal
sedangkan 2 lainnya belum mencapai kriteria ketuntasan minimal
(KKM). Persentase ketuntasan klasikalnya sebanyak 93,3% dengan
nilai rata-rata peserta didik yaitu 80. Berikut tabel mengenai
rekapitulasi hasil belajar siswa pada siklus II
Tabel 3.3 Daftar Rekapitulasi Hasil Belajar Siklus II
No Keterangan Tes Siklus II
1 Nilai terendah 65
2 Nilai tertinggi 95
3 Nilai rata-rata kelas 80
4 Kriteria Ketuntasan Minimal 70
5 Jumlah siswa yang mencapai nilai KKM 28
6 Jumlah siswa yang mencapai nilai KKM 2
82
7 Persentasi siswa yang belum mencapai
KKM
93,3%
8 Persentasi siswa yng belum mencapai KKM 6,6%
Berdasarkan data dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa
setelah pelaksanaan siklus II adanya peningkatan pada nilai terendah
dan tertinggi yang diperoleh siswa, nilai rata-rata kelas meningkat
menjadi 80 dengan predikat baik, serta jumlah keseluruhan siswa
yang tuntas mencapai nilai KKM sebanyak 28 (93,3%), sedangkan 2
peserta didik yang belum tuntas diberikan perbaikan oleh guru
berupa remidial.
Sedangkan untuk hasil observasi mengenai aktivitas peserta
didik dalam mengikuti pembelajaran model learning cycle pada
siklus II dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.1 Aktivitas Peserta Didik Siklus II
No
Aspek yang diamati
Skala partisipasi
A B C D
1 Kemampuan peserta didik dalam
mengembangkan minat atau rasa ingin
tahu terhadap topik yang akan dipelajari
V
2 Kemampuan peserta didik dalam
bekerjasama menyelesaikan tugas
V
3 Kemampuan peserta didik dalam
memberikan penjelasan terhadap konsep
83
yang ditemukan dengan kalimatnya
sendiri
V
4 Kemampuan peserta didik dalam
menerapkan konsep dan keterampilan
yang telah dimiliki terhadap situasi baru
(problem solving)
V
5 Keberhasilan peserta didik dalam
menjawab pertanyaan guru
V
Skor 12 6
Persentasi 90 %
Keterangan: A= 4, B=3, C=2, D=1
Kriteria Penilaian:
0% - 39% = Sangat Kurang
40% - 55% = Kurang
56% - 65% = Cukup
66% - 79% = Baik
80% - 100% = Sangat Baik
Data diatas memperlihatkan bahwa aktivitas belajar peserta
didik mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Dari
persentae 70% naik menjadi 90%. Pada siklus II ini, aktivitas
belajar peserta didik berada dalam kategori sangat baik.
84
Hasil observasi yang dilakukan terhadap guru mengenai
aktivitas pengelolaan pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut
ini:
Tabel 4.2 Aktivitas pembelajaran Guru Siklus II
No
Aspek Yang Diamati
Skala Partisipasi
A B C D
Enggagment
1 Guru membangkitkan minat peserta didik
V
2 Guru membangkitkan rasa ingin tahu V
3 Mendatangkan jawaban sehingga membuka
apa yang diketahui oleh peserta didik
mengenai topik
V
Exploration
4 Mendorong siswa bekerja tanpa
pengarajaran langsung dari guru
V
5 Mengamati dan mendengarkan siswa saat
mereka saling berinteraksi
V
6 Mengajukan pertanyaan problematika untuk
mengarahkan penelitian siswa
V
7 Menyediakan waktu agar peserta didik dapat
memecahkan masalah
V
8 Bertindak sebagai konsultan bagi peserta V
85
didik
Explanation
9 Mendorong siswa menjelaskan konsep dan
definisi dengan kata kata sendiri
V
10 Secara formal menyediakan definisi
penjelasan
V
11 Menggunakan pengalaman siswa
sebelumnya sebagai dasar menjelaskan
konsep
V
Elaborasi
12 Meminta siswa menggunakan definisi,
identifikasi yang diberikan sebelumnya
V
13 Mendorong siswa menerapkan atau
memperluas konsep serta keterampilan
dalam situasi baru
V
14 Meningkatkan kemampuan memberikan
siswa tentang penjelasan alternatif
V
Evaluation
15 Guru mengamati siswa saat menerapkan
konsep dan keterampilan baru
V
16 Mencari adanya perubahan cara berfikir atau
sikap siswa
V
17 Memberikan kesempatan kepada siswa
86
menilai pembelajaran mereka sendiri dan
keterampilan proses kelompok
V
Skor 32 27
Jumlah 59
Keterangan:
Skor
A=4 (sangat baik)
B=3 (baik)
C=2 (cukup)
D=1 (kurang)
Hasil observasi aktivitas guru selama melaksanakan
pembelajaran dengan model learning cycle memperoleh skor nilai 59
dari skor maksimal 68. Adapun perincian yang ada adalah 8 aspek
penilaian memperoleh masing-masing 4 skor dengan predikat sangat
baik dan 9 aspek penilaian memperoleh masing-masing 3 skor
dengan predikat baik. Sehingga aktivitas guru pada siklus II
tergolong baik. Adapun penjelasan leih lanjut mengenai aktivitas
guru adalah sebagai berikut:
1) Penilaian guru pada fase Engegment berada pada skor nilai 4
berpredikat sangat baik
2) Penilaian pada fase Exploration berada pada skor nilai 4
berpredikat sangat baik
87
3) Penilaian pada fase Explanation berada pada skor nilai 3
berpredikat baik
4) Penilaian pada fase Elaboration berada pada skor nilai 3
berpredikat baik
5) Penilaian pada fase Evaluation berada pada skor nilai 4
berpredikat sangat baik.
Berdasarkan hasil observasi aktifitas guru selama proses
pembelajaran siklus II, maka skor yang dicapai guru menunjukan
bahwa guru dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan
model learning cycle berada dalam kategori sangat baik.
b. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan siklus II, maka refleksi
siklus II dapat dirumuskan sebagai berikut:
1) Hasil belajar siklus II mengalami peningkatan dari hasil siklus I.
Rata-rata kelas pada siklus I yaitu 75 naik menjadi 80 pada siklus II.
Dan ketuntasan klasikal pada siklus I sebesar 66,6% naik menjadi
93,3% pada siklus II. Hasil pelaksanaan siklus II ini telah mencapai
keberhasilan dimana hasil belajar melebihi batas Kriteria Ketuntasan
Minimum (KKM) 70 dan ketuntasan klasikalnya 85%. Dari jumlah
30 siswa, 28 anak telah mencapai KKM dan 2 anak belum
memenuhi KKM disebabkan memiliki kelemahan dalam berfikir.
2) Pada siklus II ini, peneliti melakukan remidi untuk 2 anak yang
belum mencapai KKM dengan memberikan tugas
88
3) Aktivitas peserta didik pada siklus I juga mengalami kenaikan dari
siklus II.
4) Pengelolaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru naik dari siklus
I dengan skor nilai 40 dari jumlah skor 68 dengan predikat cukup
dan naik dengan skor 59 pada siklus II dengan predikat sangat baik.
Hasil ini menunjukan bahwa aktivitas guru pada pelaksanaan siklus
II melebihi kriteria ketuntasan klasikal sebesar 85%.
C. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Dari hasil penelitian yang dilakukan selama dua siklus,
menunjukan hasil yang baik. Terbukti dengan kenaikan hasil belajar dari
siklus I ke siklus II. Hasil belajar peserta didik diukur melalui tes
evaluasi pada tiap akhir siklus. Berikut adalah rekapitulasi hasil belajar
peserta didik menggunakan metode Learning Cycle
Tabel 4.3. Rekapitulasi Hasil belajar siswa siklus I dan siklus II
No
Keterangan
Pra
Siklus
Tes
siklus
Tes
Siklus
I II
1 Nilai Terendah 50 60 65
2 Nilai Tertinggi 80 90 95
3 Nilai rata-rata kelas 65 75 80
4 Kriteria Ketuntsan Minimal (KKM) 70 70 70
5 Jumlah siswa yang mencapai nilai
KKM
10 20 28
6 Jumlah siswa yang memperoleh
nilai dibawah KKM
20 10 2
89
7 Persentase siswa yang mencapai
KKM
33,3% 66,6% 93,3%
8 Persentase siswa yang belum
mencapai KKM
66,6% 33,3% 6,6%
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa adanya peningkatan
hasil belajar. Nilai terendah dari pra siklus 50 meningkat pada siklus I
menjadi 60 kemudian meningkat lagi menjadi 65 pada siklus II. Nilai
tertinggi pra siklus yaitu 80 meningkat menjadi 90 pada siklus I dan
meningkat lagi menjadi menjadi 95 pada siklus II. Nilai rata-rata kelas pra
siklus 65 naik menjadi 75 pada siklus I dan naik lagi menjadi 85 pada
siklus II. Persentase ketuntasan dari tahap pra siklus sebesar 33,3% naik
menjadi 66,6% pada siklus I dan naik menjadi 93,3% pada siklus II.
Ketuntasan klasikal tersebut telah melebihi batas ketuntasan klasika
sebesar 85%. Data ini menunjukan adanya peningkatan hasil belajar.
Berikut ini adalah grafik persentase kenaikan hasil belajar menggunakan
model learning cycle
0,00%
20,00%
40,00%
60,00%
80,00%
100,00%
pra siklus siklus I siklus II
33,30%
66,60% 93,30%
90
Grafik diatas menunjukan peningktan persentase klasikal untuk
hasil belajar dari pra siklus hingga siklus II.
Dari hasil observasi mengenai aktivitas peserta didik selama
mengikuti kegiatan pembelajaran menggunkan model learning cycle,
menunjukan bahwa terdapat peningkatan aktivitas peserta didik selama
mengikuti pembelajaran. Dari skala yang peneliti tentukan, pada siklus I
memperoleh skor sebanyak 15 dari total skor 20 atau dalam persentase
70% dan naik pada siklus II dengan skor nilai 18 dari total skor 20.
Persentase keaktifan peserta didik naik dari 70% pada siklus I menjdai 85
% pada siklus II.
Penilaian terhadap aktivitas guru mengalami peningkatan dari siklus I
ke siklus II, ditandai dengan peningkatan pemerolehan skor total yaitu
pada siklus I dengan skor nilai 40 dari jumlah skor 69 dan dengan
berpredikat cukup, kemudian pada siklus II meningkat menjadi 59
dengan predikat sangat baik. Pelaksanaan pembelajaran dengan model
learning cycle pada siklus II juga berhasil dilaksanakan oleh guru dengan
sangat baik. Beberapa permasalahan yang ditemukan pada pelaksanaan
siklus I berhasil diperbaiki pada siklus II. Sebanyak 28 dari 30 siswa
mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) dan 2 siswa dinyatakan
belum memenuhi KKM, sehingga guru memberikan remidial berupa
tugas merangkum materi yang diajarkan oleh guru. Pada pelaksanaan
siklus II permasalahan yang muncul pada siklus I dapat teratasi.
91
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa penerapan
,model pembelajaran learning cycle dapat meningkatkan hasil pelajaran
Aqidah Akhak materi husnuzhan, tawadhu’, tasamuh dan ta’awun pada
siswa kelas VIII C di Mts Negeri 1 Windusari Kabupaten Magelang
Tahun Pelajaran 2017/2018.
92
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran Learning Cycle dapat meningkatkan hasil belajar Akidah
Akhlak materi Husnuzhan, Tawadhu’, Tasamuh dan Ta’awun pada kelas VIII
C MTs Negeri 1 Windusari Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran
2017/2018. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan persentase
ketuntasan belajar klasikal pada tahap pra siklus sebesar 33,3% pada siklus I
naik sebesar 66,6%, dan pada siklus II ketuntasan belajar peserta didik naik
mencapai 93,3%. Nilai rata-rata hasil peserta didik juga mengalami
peningkatan yang signifikan, yaitu pada tahap pra siklus sebesar 65, siklus I
sebesar 75, dan pada siklus II naik menjadi 80. Hasil tersebut membuktikan
bahwa target yang peneliti tetapkan yaitu standar ketuntasan hasil belajar
peserta didik secara klasikal mencapai 85% dan secara individu kriteria
ketuntasan minimal (KKM) 70 sudah tercapai.
Aktivitas belajar peserta didik dapat ditingkatkan dengan menerapkan
model learning cycle. Dengan model pembelajaran ini guru mudah
merangsang keaktivan peserta didik melalui kegiatan kerjasama antar
kelompok. Guru juga lebih mudah dalam mengelola jalannya proses
pembelajaran.
93
B. Saran
1. Guru
Guru mata pelajaran Akidah Akhlak diharapkan dapat menerapkan
model ilearning cycle dalam pembelajaran di sekolah. Selain itu, erlu
adanya pengembangan lebih lanjut dalam mendesain pembelajaran yang
berpedoman pada tahapan-tahapan yang ada di model learning cycle.
Untuk meningkatkan keterampilan guru dalam menerapkan model
learning cycle , sebaiknya guru dapat mengoptimalkan waktu yang ada
disetiap pertemuan, sehimgga kualitas belajar meningkat.
2. Peserta didik
Hasil dari penerapan learning cycle ini baik. Sehingga perlu
dipertahankan oleh peserta didik dalam pembelajaran serta untuk lebih
tekun dan rajin lagi dalam belajar
94
DAFTAR PUSTAKA
Admodiwirio, Soebagio. (2000). Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta:
Ardadizyajaya.
Ahmad, Susanto.(2013). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Arikunto, Suharsimi, (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,
Jakarta: Rineka Cipta. Amir, Samsul Munir. (2016). Ilmu Akhlak. Jakarta: Amzah.
Arikunto, Suharsimi. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.
Djamarah, Syaiful bahri, Aswan Zein. (2014). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
PT Rineka. Cipta.
Djamarah dan Zain. (2014). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Hamdayana, Jumanta. (2016). Metodelogi Pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Hartiny, Rosma. (2010). Model Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Yogyakarta:
Teras
Istarani. (2012). 58 Model pembelajaran Inovatif. Medan: Persada.
Kementrian Agama Republik Indonesia.(2015). Akidah Akhlak Pendekatan
Saintifik.
Majid, Abdul. (2013). Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Mulyasa. (2002). Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep Karakteristik dan
Implementasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Munawwir, Ahmad warson. (1997). Al Munawir. Surabaya: Pustaka Progresif.
Sani, Ridwan Abdullah. (2016). Penelitian Tindakan kelas. Tangerang: Tsmart.
Shoimin, Aris. ((2014). 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
95
Somadayo, Samsu. 2011. Strategi dan Tekhnik Pembelajaran Membaca. Graha
Ilmu.
Sriyanti, Lilik. (2014). Teori-Teori Belajar. Salatiga: STAIN Press.
Sugianto. 2010. Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Yuma Pustaka.
Sudjana, Nana. (1995). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.
Remaja Rosda.
Suprijono, Agus (2016). Coorperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Suyadi. (2010). Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Jogjakarta: DIVA Press.
Wena, Made. (2011). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: PT.
Bumi Aksara.
Wibowo. (2010). Manajemen Kinerja. Jakarta: Rajawali Press
Yain, Moh. (2014). Teori dan Metode Pembelajaran. Jakarta: Madani.
Zuhairini, dkk. (1993). Metodelogi Pendidikan Agama Islam.Solo: Ramadhani.
LAMPIRAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah/Madrasah : MTs Negeri I Windusari
Mata Pelajaran : Aqidah Akhlak
Kelas/SMT : VIII
Materi Pokok : Akhlak Terpuji Kepada Sesama
Alokasi Waktu : 2x40 Menit (1 pertemuan)
A. Kompetensi Inti (KI)
KI-1 : menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2: mengembangkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli,
santun, ramah lingkungan, gotong royong , kerjasama, cinta damai.
Responsif dan pro aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan social dan alam serta dalam menempatkan
diri sebagai cerminan bangsa
KI-3: memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konsepteptual,
procedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan
dan peradaban terkait fenomena kejadian memecahan serta
menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI-4: mengolah , menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri dan mampu menggunakan metode sesuai
kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar Dan Indikator
Kompetensi Dasar Indikator
1.4 Menghayati dampak sifat positif
husnuzhan, tawadhu’, tasamuh dan
ta’awun
2.4 Terbiasa berperilaku husnuzhan,
tawadhu, tasamuh dan ta’awun
dalam kehidupan sehari-hari
3.4 Memahami pengertian, contoh, dan
dampak positifnya sifat husnuzhon,
tawadhu’, tasamuh dan ta’awun
4.4 Mensimulasikan dampak positif dari
akhlak terpuji (husnuzhan,
tawadhu, tasamuh dan ta’awun.
1.4.1. membiasakan menghayati sifat
dampak positif husnuzhan,
tawadhu’, tasamuh dan taawun
2.4.1. membiasakan berperilaku
husnuzhan, tawadhu’, tasamuh dan
ta’awun
3.4.1. menjelaskan pengertian,
perilaku husnuzhan, tawadhu’,
tasamuh dan ta’awun
3.4.2. Menyebutkan dalil yang
berkaitan dengan perilaku husnuzha,
tawadhu’, tasamuh dan ta’awun.
3.4.3. Menyebutkan contoh
husnuzhan, tawadhu’, tasamuh dan
ta’awun
4.4.1. mengidentifikasi contoh
husnuzhan, tawadhu’, tasamuh dan
taawun.
C. Tujuan Pembelajaran
Pertemuan Pertama
Setelah menyelesaikan kegiatan pembelajaran siswa diharapkan dapat:
KD 3.4
3.4.1 Menjelaskan pengertian husnuzhan, Tawadhu’, Tasamuh dan Ta’awun
3.4.2 Menyebutkan dalil yang berkaitan dengan perilaku husnuzhan,
Tawadhu’,
Tasamuh dan Ta’awun.
Pertemuan kedua
Setelah menyelesaikan kegiatan pembelajaran, siswa diharapkan dapat:
KD 3.4
3.4.3 Menyebutkan contoh husnuzhan, tawadhu’, tasamuh dan ta’awun
3.4.4 Mengidentifikasi contoh husnuzhan, tawadhu’, tasamuh dan taawun.
D. Materi pembelajaran
1. Pengertian akhlak terpuji terhadap sesama
2. Pengertian husnuzhan, tawadhu’, tasamuh dan taawun
3. contoh perilaku husnuzhan, tawadhu’, tasamuh dan taawun
4. dampak positif perilaku husnuzhan, tawadhu’, tasamuh dan taawun
E. Metode Pembelajaran
1. Model : Learning cycle
2. Metode : Ceramah, Diskusi, Tanya Jawab
F. Media, alat, sumber belajar
1. Media
2. Alat: Papan tulis, kapur, penghapus
3. Sumber pembelajaran
- Kementrian Agama Republik Indonesia. 2014. Buku Siswa Aqidah
Akhlak Pendekatan Scientific 2013 Kelas VIII Madrasah Tsanawiyah.
Jakarta: Direktorat Madrasah Direktorat Jendral Agama Islam Kementrian
Agama Republik Indonesia.
- Kementrian Agama Republik Indonesia. 2014. Buku Guru Aqidah
Akhlak Pendekatan Scientific 2013 Kelas VIII Madrasah Tsanawiyah.
Jakarta: Direktorat Madrasah Direktorat Jendral Agama Islam Kementrian
Agama Republik Indonesia.
G. Langkah-langkah pembelajaran
Pertemuan 1
No Tahap
pembelajaran
Kegiatan belajar mengajar Alokasi waktu
1 Pendahuluan Guru membuka pelajaran dengan salam,
berdoa, dan membaca asmaul husna
bersama yang dipimpin oleh seorang
peserta didik
Guru mempersiapkan diri dengan
10 Menit
mengisi lembar absensi siswa,
memeriksa kerapian pakaian dan posisi
tempat duduk
Memberikan motivasi, menjelaskan
tujuan dan manfaat materi
pembelajaran.
Menyampaikan tahapan kegiatan
pembelajaran yang akan dilalui selama
pertemuan, membagikan LKS,
melakukan klarifikasi, melakukan
penilaian)
2 Kegiatan Inti 40 menit
Enggagment
Guru membangkitkan rasa ingin tahu
anak dengan menunjukan beberapa
gambar yang berkaitan dengan materi
yang akan dipelajari
Guru memberikan beberapa pertanyaan
kepada peserta didik
Guru memancing peserta didik untuk
aktif memberikan respon terhadap
pertanyaan guru
Exploration Guru membagi peserta didik menjadi
beberapa kelompok
Peserta didik melakukan pencarian
informasi dengan melakukan telaah
literatur dari buku paket
Masing-masing kelompok saling
berdiskusi mengenai pengertian akhlak
terpuji terhadap diri sendiri yaitu
husnuzhan, tawadhu’, tasamuh dan
ta’awun serta dalil yang mendasarinya
Explanation Perwakilan kelompok diminta untuk
memberikan penjelasan yaitu dengan
menyampaikan hasil diskusi terhadap
pekerjaannya di LKS
Siswa dalam memberikan penjelasan
boleh menggunakan catatan.
Guru serta siswa mendengar secara
kritis dari penjelasan siswa. Ketika
kelompok yang satu menyampaikan
penjelasan, kelompok yang lain
menyimaknya (diskusi klasikal)
Elaboration Guru memberikan soal pemecahan
masalah
Guru mendorong dan memfasilitasi
siswa mengaplikasikan konsep yang
telah didapat sebelumnya dalam situasi
baru.
Siswa secara individu dengan
bimbingan guru, menjawab soal yang
diberikan guru.
Evaluation Siswa mengevaluasi belajarnya sendiri
dengan mengajukan pertanyaan dan
atau menjawab pertanyaan dari guru
berdasarkan apa yang telah dipelajari
Guru memberi kesempatan kepada
siswa untuk menanyakan hal yang
belum jelas
Guru mengajak siswa untuk
menyimpulkan pembelajaran yang telah
berlangsung.
Guru memberikan tes evaluasi hasil
belajar siklus I pada siswa
Penutup Bersama-sama denagn guru melakukan
refleksi terhadap pembelajaran yang
telah dilaksanakan.
Guru menjelaskan materi yang akan
dipelajari pada pertemuan berikutnya
10 menit
Bersama-sama menutup pelajaran
dengan berdoa.
Pertemuan Kedua
No Tahap
pembelajaran
Kegiatan belajar mengajar Alokasi waktu
1 Pendahuluan Guru membuka pelajaran dengan
salam, berdoa, dan membaca
asmaul husna bersama yang
dipimpin oleh seorang peserta didik
Guru mempersiapkan diri dengan
mengisi lembar absensi siswa,
memeriksa kerapian pakaian dan
posisi tempat duduk
Memberikan motivasi, menjelaskan
tujuan dan manfaat materi
pembelajaran.
Menyampaikan tahapan kegiatan
pembelajaran yang akan dilalui
selama pertemuan, membagikan
LKS, melakukan klarifikasi,
melakukan penilaian).
10 Menit
2 Kegiatan Inti 40 menit
Enggagment Guru membangkitkan rasa ingin tahu
(pembangkitan
Minat)
anak dengan memberikan beberapa
pertanyaan kepada peserta didik
Guru memancing peserta didik untuk
aktif memberikan respon terhadap
pertanyaan guru
Exploration Guru membagi peserta didik
menjadi beberapa kelompok
Peserta didik melakukan pencarian
informasi (contoh dan dampak
positiv perilaku husnuzhan,
tawadhu, tasamuh dan ta’awun)
dengan melakukan telaah literatur
dari buku paket
Masing-masing kelompok saling
berdiskusi mengenai contoh dan
dampak positif perilaku husnuzhan,
tawadhu’, tasamuh dan ta’awun
Explanation Perwakilan kelompok diminta untuk
memberikan penjelasan yaitu dengan
menyampaikan hasil diskusi
terhadap pekerjaannya di LKS
Siswa dalam memberikan penjelasan
boleh menggunakan catatan.
Guru serta siswa mendengar secara
kritis dari penjelasan siswa. Ketika
kelompok yang satu menyampaikan
penjelasan, kelompok yang lain
menyimaknya (diskusi klasikal)
Elaboration Guru memberikan soal-soal
pemecahan masalah
Guru mendorong dan memfasilitasi
siswa mengaplikasikan konsep yang
telah didapat sebelumnya dalam
situasi baru.
Siswa secara individu dengan
bimbingan guru, menjawab soal
yang diberikan guru.
Evaluation Guru mengamati peseta didik
dalam mengamati konsep dan
keterampilan baru
Guru memberikan tes evaluasi hasil
belajar siklus II
Penutup Peserta didik mengumpulkan hasil
jawabannya
Bersama-sama dengan guru
10 Me
nit
melakukan refleksi terhadap
pembelajaran yang telah
dilaksanakan.
Guru menjelaskan materi yang akan
dipelajari pada pertemuan
berikutnya
Bersama-sama menutup pelajaran
dengan berdoa.
H. Penilaian
1. Pertemuan Pertama
a. Teknik Penilaian : Tes Tertulis
b. Bentuk Instrumen : Esai
c. Instrumen :
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan akhlak terpiji kepada
orang lain?
2. Jelaskan pengertian perilaku husnuzhan, tawadu’, tasamuh
dan ta’awun secara bahasa dan istilah!
3. Sebutkan dalil-dalil yang menerangkan tentang perilaku
husnuzhan, tawadu’, tasamuh dan ta’awun!
d. Rubrik Penilaian
Nilai no 1 = 2 poin
Nilai no 2 = 4 poin
Niai no 3 = 4 poin
2. Pertemuan Kedua
a. Teknik penilaian : Tes Tertulis
b. Bentuk Instrumen : Pilihan Ganda
c. Instrumen :
Pilihan Ganda
1. Husnuzhan secara bahasa memiliki arti?
a. Buruk sangka c. Baik sangka
a. Prasangka d. perasaan
2. Upaya tidak menampakkan kemampuan yang dimiliki dan selalu rendah
hati dalam pergaulan adalah pengertian dari?
a. Tawadhu c. Tasamuh
b. Ta‟awun d. Tafahum
3. Dibawah ini yang tidak termasuk bentuk berbuatan Tawadhu‟ adalah
a. Memberi contoh yang baik c. Menyantuni orang yang
lemah
b. Menghormati orang yang lebih tua d. Selalu merendahkan orang
lain
4. Berteman baik dengan orang yang berbeda agama dengan kita
merupakan perwujudan dari sikap?
a. Qana‟ah c. Ta‟awun
b. Tasamuh d. Husnuzhan
5. Memiliki jiwa sosial yang tinggi untuk saling tolong menolong kepada
sesama dan fela berkorban demi kepentingan umat dan agama adalah
pengertian dari?
a. Qana‟ah c. Ta‟awun
b. Tasamuh d. Tafahum
Essay
1. Tuliskan pengertian dari husnuzhan!
2. Tuliskan contoh perbuatan tawadhu‟ pada fenomena sehari hari!
3. Tuliskan dalil tentang tasamuh!
4. Tuliskan dampak dari perilaku tasamuh!
5. Tuliskan pengertian ta‟awun!
d.Rubrik Penilaian
1. Pilihan ganda setiap nomor mendapat nilai 1 poin
2. Jumlah pilihan ganda menjadi 5 poin
3. Soal uraian mendapat 3 poin jika sempurna, 2 jika betul setengah, 1 jika
kurang sempurna
4. Jumlah nilai akhir dalam soal ini adalah
NA= Pilihan Ganda + (Esai X 3)
2
Magelang, 21 Februari 2018
Guru Aqidah Akhlak Kepala MTs Negeri 1 Windusari
SIKLUS I
Lembar Observasi Aktivitas Peserta didik siklus I
No Aspek yang diamati Skala partisipasi
A B C D
1 Kemampuan peserta didik dalam
mengembangkan minat atau rasa ingin
tahu terhadap topik yang akan
dipelajari
V
2 Kemampuan peserta didik dalam
bekerjasama menyelesaikan tugas
V
3 Kemampuan peserta didik dalam
memberikan penjelasan terhadap
konsep yang ditemukan dengan
kalimatnya sendiri
V
4 Kemampuan peserta didik dalam
menerapkan konsep dan keterampilan
yang telah dimiliki terhadap situasi
baru (problem solving)
V
5 Keberhasilan peserta didik dalam
menjawab pertanyaan guru
V
Skor 12 2
Jumlah 14
Persentasi 70 %
Lembar observasi aktivitas guru selama KBM
No
Aspek Yang Diamati
Skala Partisipasi
A B C D
Enggagment
1 Guru membangkitkan minat peserta didik V
2 Guru membangkitkan rasa ingin tahu V
3 Mendatangkan jawaban sehingga
membuka apa yang diketahui oleh peserta
didik mengenai topik
V
Exploration
4 Mendorong siswa bekerja tanpa
pengarajaran langsung dari guru
V
5 Mengamati dan mendengarkan siswa saat
mereka saling berinteraksi
V
6 Mengajukan pertanyaan problematika
untuk mengarahkan penelitian siswa
V
7 Menyediakan waktu agar peserta didik
dapat memecahkan masalah
V
8 Bertindak sebagai konsultan bagi peserta
didik
V
Explanation
9 Mendorong siswa menjelaskan konsep
dan definisi dengan kata kata sendiri
V
10 Secara formal menyediakan definisi
penjelasan
V
11 Menggunakan pengalaman siswa
sebelumnya sebagai dasar menjelaskan
konsep
V
Elaborasi
12 Meminta siswa menggunakan definisi,
identifikasi yang diberikan sebelumnya
V
13 Mendorong siswa menerapkan atau
memperluas konsep serta keterampilan
dalam situasi baru
V
14 Meningkatkan kemampuan memberikan
siswa tentang penjelasan alternatif
V
Evaluation
15 Guru mengamati siswa saat menerapkan
konsep dan keterampilan baru
V
16 Mencari adanya perubahan cara berfikir
atau sikap siswa
V
17 Memberikan kesempatan kepada siswa
menilai pembelajaran mereka sendiri dan
keterampilan proses kelompok
V
Skor 30 22
Jumlah 40
SIKLUS II
Lembar observasi aktivitas peserta didik
No
Aspek yang diamati
Skala partisipasi
A B C D
1 Kemampuan peserta didik dalam
mengembangkan minat atau rasa ingin
tahu terhadap topik yang akan dipelajari
V
2 Kemampuan peserta didik dalam
bekerjasama menyelesaikan tugas
V
3 Kemampuan peserta didik dalam
memberikan penjelasan terhadap konsep
yang ditemukan dengan kalimatnya
sendiri
V
4 Kemampuan peserta didik dalam
menerapkan konsep dan keterampilan
yang telah dimiliki terhadap situasi baru
(problem solving)
V
5 Keberhasilan peserta didik dalam
menjawab pertanyaan guru
V
Skor 12 6
Persentasi 90 %
Lembar observasi aktivitas guru dalam KBM
No
Aspek Yang Diamati
Skala Partisipasi
A B C D
Enggagment
1 Guru membangkitkan minat peserta didik
V
2 Guru membangkitkan rasa ingin tahu V
3 Mendatangkan jawaban sehingga membuka
apa yang diketahui oleh peserta didik
mengenai topik
V
Exploration
4 Mendorong siswa bekerja tanpa
pengarajaran langsung dari guru
V
5 Mengamati dan mendengarkan siswa saat
mereka saling berinteraksi
V
6 Mengajukan pertanyaan problematika untuk
mengarahkan penelitian siswa
V
7 Menyediakan waktu agar peserta didik dapat
memecahkan masalah
V
8 Bertindak sebagai konsultan bagi peserta
didik
V
Explanation
9 Mendorong siswa menjelaskan konsep dan
definisi dengan kata kata sendiri
V
10 Secara formal menyediakan definisi
penjelasan
V
11 Menggunakan pengalaman siswa
sebelumnya sebagai dasar menjelaskan
konsep
V
Elaborasi
12 Meminta siswa menggunakan definisi,
identifikasi yang diberikan sebelumnya
V
13 Mendorong siswa menerapkan atau
memperluas konsep serta keterampilan
dalam situasi baru
V
14 Meningkatkan kemampuan memberikan
siswa tentang penjelasan alternatif
V
Evaluation
15 Guru mengamati siswa saat menerapkan
konsep dan keterampilan baru
V
16 Mencari adanya perubahan cara berfikir atau
sikap siswa
V
17 Memberikan kesempatan kepada siswa
menilai pembelajaran mereka sendiri dan
keterampilan proses kelompok
V
Skor 32 27
Jumlah 59
DOKUMENTASI
Gambar 1.1 Gambar 1.2
Tahap Engegment
Gambar 1.2 Gambar 1.4
Tahap II Exploration
Gambar 2.1 Gambar 2.2
Tahap Explanation
g
Gambar 2.3 Gambar 2.4
Tahap Elaboration
Gambar 3.1
Tahap Evaluation
DAFTAR NILAI SURAT KETERANGAN KEGIATAN
Nama : Nurul Uma
NIM : 111-14-072
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
No Nama kegiatan Pelaksanaan Keikutsertaan Skor
1 OPAK STAIN Salatiga
2014 “Aktualisasi
Gerakan Mahasiswa yang
Beretika, Disiplin dan
Berfikir Terbuka” Oleh
Dema STAIN Salatiga
Tahun 2014
18-19
Agustus
2014
Peserta
3
2 OPAK Jurusan Tarbiyah
STAIN Salatiga 2014
“Aktualisasi Pendidikan
Karakter Sebagai
Pembentuk Generasi yang
Religius, Educative dan
Humoris” oleh HMJ
Tarbiyah Tahun 2014
20-21
Agustus
2014
Peserta
3
3 Library User education
(Pendidikan Pemustaka)
oleh UPT Perpustakaan
STAIN Salatiga
28 Agustus
2014
Peserta
2
4 Orientasi Dasar
Keislaman “ Pemahaman
Islam Rahmatan lil
„Alamin sebagai Langkah
Awal menjadi Mahasiswa
Berkarakter” oleh LDK
Darul Amal dan ITTaQO
STAIN Salatiga
21 Agustus
2014
Peserta
2
5 Talk Show dengan Tema “
Ciptakan Mahasiswa
Religius dan Berakhlaq
Mulia” Oleh Al khidmah
19
September
2014
Peserta
2
Kampus Kota salatiga
6 Training Pembuatan
Makalah oleh Lembaga
Dakwah Kampus Darul
Amal
17
September
2014
Peserta
2
7 Bedah Buku “ Metode
Tafsir Kontemporer
Model Pendekatan
hermeunetika Sosio-
Tematik Dalam tafsir Al
Quran hasan hanafi” oleh
HMJ Study Al Quran dan
Tafsir
8 November
2014
Peserta
2
8 Seminar Nasional “
Perbaikan Mutu
Pendidikan Melalui
Profesionalitas
Pendidikan” oleh HMJ
Tarbiyah
13
November
2014
Peserta
8
9 “Seminar Nasional
EnterpreunerShip” oleh
Gerakan Pramuka Racana
Kusuma Dilaga-Woro
Srikandi Gugus Depan
Pangkalan Salatiga
16
November
2014
Peserta
8
Siba Sibi Training UAS
Semester Ganjil Tahun
2014 oleh CEC dan
ITTAQO
19-20
Desember
2014
Peserta
3
10 Festifal DAQU JATENG
Menghafal Qur‟an oleh
PPPA DAARUL QURAN
26 April
2015
Peserta
2
11 Seminar Nasional “
“Kesehatan Islami” oleh
Gerakan Masyarakat
Salatiga (GEMAS)
10 Agustus
2015
Peserta
8
12 Wisuda Akbar “Indonesia
Menghafal 6” oleh PPPA
DAARUL Qu‟ran
22
November
2015
Peserta
4
13 Seminar Nasional
“Wacana Islam Nusantara
Dalam Menjaga
Kebhinekaan dan
Keutuhan NKRI” Oleh Al
Khidmah Kampus
Salatiga
31 Oktober
2015
Peserta
8
14 Fun Training Nasional
Pendidikan Gerakan
Mahasiswa Salatiga
(GEMAS) Oleh
Organisasi Masyarakat
(GEMAS)
27 Februari
2016
Peserta
2
15 Seminar Nasional “
Pembangunan Karakter
Bangsa Upaya
Mewujudkan Generasi
Muda Yang Berbudaya
Untuk Indonesia
Bermartabat” Oleh
Himpunan Mahasiswa
Islam Cabang Salatiga
9 April 2016
Peserta
8
16 Seminar “Stay Positive”
oleh IAIN Salatiga
26 Mei 2016 Peserta 2
17 Sertifikat Wisuda Akbar 7
“Indonesia Menghafal”
Oleh PPPA Darul Qur‟an
29 Mei 2016
Peserta
4
19 PAD Al Khidmah
Mahasiswa Kota Salatiga”
Mahasiswa Generasi
Penerus Bangsa
Berwawasan Nusantara
Berakhlak Mulia” oleh al
khidmah kota Salatiga
30 Oktober
2016
Peserta
2
20 Talk Show “ satu jam
lebih Dekat bersama
Kandidat WaliKota dan
Wakil WaliKota Periode
2017-2022” Oleh
Himpunan Mahasiswa
Islam Cabang Salatiga
5 November
2016
Peserta
2
21 Seminar Nasional
Edupreunership “Strategi
Marketing Kunci Sukses
Wirausaha” oleh IAIN
Salatiga
13
November
2016
Panitia
8
22 Seminar Nasional
Edupreuneurship “Startegi
Marketing Kunci Sukses
Wirausaha” Oleh IAIN
Salatiga
13
November
2016
Peserta
8
23 Praktikum Mata Kuliah
Kewirausahaan “ keren itu
Mahasiswa Kreatif, Aktif,
Inovativ, Mandiri, dan
Berani Berwirausaha”
oleh IAIN Salatiga
14 Desember
2016
Panitia
2
24 Praktikum Mata Kuliah
Kewirausahaan “ keren itu
Mahasiswa Kreatif, Aktif,
Inovativ, Mandiri, dan
Berani Berwirausaha”
oleh IAIN Salatiga
14 Desember
2016
Peserta
2
25 Seminar Pra Nikah
“Pentingnya Menjaga
Kesehatan Reproduksi”
Oleh Komunitas Rumah
Jodoh Salatiga
23 April
2017
Peserta
2
26 Khotmil Qur‟an Bil Ghaib
30 juz
17-18 Juni
2017
Peserta 4
27 Penyerapan Aspirasi
Masyarakat
“Memperkokoh peran
Pemuda Dalam Menjaga
29 Juli 2017
Peserta
8
Keutuhan NKRI” Oleh
MPR RI
28 Wisuda Akbar 8 “Dunia
Menghafal” oleh PPPA
DAARUL Qur‟an
22 Oktober
2017
Peserta
8
29 Kursus Karakter Angkatan
III
21 Desember
2017
Panitia 3
Jumlah 122