BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Limbah cair domestik merupakan permasalahan lingkungan karena secara
kuantitas maupun kualitas, dapat mengganggu kesehatan manusia, mencemari
lingkungan, dan mengganggu kehidupan makhluk hidup. Timbulnya dampak
negatif dan buruknya kualitas lingkungan dikarenakan meningkatnya jumlah
limbah cair domestik dalam badan air penerima yang melebihi daya tampung
maupun daya dukung lingkungannya. (21, 2009).
Berdasarkan pendekatan konsep kesetimbangan massa, air limbah domestik
dari hasil kegiatan rumah tangga berkontribusi positif meningkatkan beban
pencemaran pada badan air penerima. Selain itu peningkatan kebutuhan air bila
tidak diimbangi dengan ketersediaan sumber air baku yang cukup, akan
menimbulkan kelangkaan air. Air baku cadangan akan dihasilkan dan dapat
digunakan kembali untuk kebutuhan rumah tangga apabila air limbah dapat
diolah(5, 2008).
Masyarakat yang sebagai pelaku konsumsi pun akan “mengeluarkan”
limbah-limbah sebagai hasil penggunaan hasil barang produksi tersebut. Limbah
ini dinamakan limbah rumah tangga. Meskipun sedikit tidak berbahaya, bukan
berarti dapat membiarkan limbah rumah tangga dibuang begitu saja secara
langsung ke lingkungan. Karena limbah sekecil apapun bila dalam jumlah yang
besar dapat memberikan konstribusi besar dalam hal pengrusakan terhadap
lingkungan. Untuk itulah diperlukan penanganan yang tepat dalam pengolahan
limbah-limbah industry maupun limbah rumah tangga. Pencemaran air berdampak
langsung maupun tidak langsung terhadap lingkungan baik manusia, hewan, dan
tumbuhan misalnya dapat meracuni sumber air minum, meracuni makanan hewan,
timbulnya ketidakseimbangapada ekosistem perairann sungai dan danau,
pengrusakan hutan akibat hujan asam, dan sebagainya. Pencemaran air di badan
air, sungai dan danau, nitrogen dan fosfat (dari kegiatan pertanian) telah
menyebabkan pertumbuhan tanaman air yang di luar kendali (eutrofikasi
berlebihan). Ledakan pertumbuhan ini menyebabkan oksigen, yang seharusnya
1
digunakan bersama oleh seluruh hewan ataupun tumbuhan air, menjadi berkurang.
Sebagai akibatnya, ikan akan mati, dan aktivitas bakteri menurun(15,2013).
Limbah merupakan buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik
industri maupun domestik atau rumah tangga ataupun buangan yang dihasilkan
dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga, yang
lebih dikenal sebagai sampah), yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat
tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila
ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia organik dan
anorganik. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat
berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia,
sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan
yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah.
Keadaan sanitasi lingkungan di Indonesia di daerah perkotaan maupun
pedesaan masih belum memadai, yang menimbulkan dampak yang sangat
mengkhawatirkan dengan kesehatan dan lingkungan.pembuangan limbah (tinja
dan urine) manusia merupakan salah satu faktor penting yang menentukan derajat
sanitasi lingkungan. Salah satu cara dalam memutuskan mata rantai penularan
penyakit dan pencegahan agar lingkungan tidak tercemar oleh tinja manusia
sehingga penyebaran penyakit melalui tinja manusia dapat dikurangi adalah
denganpembuangan tinja yang harus dilakukan dengan baik dan benar. (14,2013)
Untuk menciptakan negeri yang bersih dan sehat tentunya harus kita mulai
dengan cara hidup bersih dan sehat pula sedangkan limbah telah menjadi
persoalan penting di negeri ini. Membersihkan halaman rumah, selokan didepan
rumah dan juga sadarkan diri akan pentingnya membuang sampah pada tempatnya
merupakan cara memulai menciptakan negeri yang bersih dengan kehidupan
sehari-hari. Kesadaran ini juga harus dilakukan oleh semua pihak, terutama jangan
lagi ada pabrik-pabrik yang membuang limbah di sungai. Selain merugikan bagi
kesehatan limbah yang di buang di sungai juga bisa membawa efek yang lain,
misalnya saja biota sungai seperti ikan, plankton dan tanaman air akan mati.
Sungai yang tercemar juga akan sangat buruk dipandang, mestinya sungai bisa
2
kita manfaatkan sebagai tempat rekreasi dan mencari rezeki namun jika sudah
tercemar seperti ini mau bagaimana lagi. (12, 2013)
Teknologi pengolahan air limbah adalah kunci dalam memelihara
kelestarian lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik
maupun industri yang dibangun harus dapat dioperasikan dan dipelihara oleh
masyarakat setempat. Teknologi pengolahan yang dipilih pun harus sesuai dengan
kemampuan teknologi masyarakat yang bersangkutan.Untuk bisa memilih
teknologi yang tepat, seseorang harus mengetahui gambaran umum tentang
metode-metode pengolahan air limbah yang ada, baik tentang prinsip kerja,
tentang penerapan metode-metode tersebut, keuntungan dan kerugian, dan juga
faktor biaya.
1.2 Tujuan
Tujuan pembuatan makalah tentang manajemen pengelolaan air limbah dan
tinja ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui pengertian air limbah dan pengertian air tinja
2. Mengetahui sumber dan karakteristik air limbah dan tinja
3. Mengetahui tujuan pengolahan air limbah
4. mengetahui dampak limbah terhadap kesehatan lingkungan dan masyarakat
5. Mengetahui dasar – dasar metode pengolahan air limbah dan air tinja dan
diharapkan dapat di terapkan dalam kehidupan sehari-hari
6. Mengetahui sistem pengelolaan air limbah dan air tinja
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka Empiris
2.1.1 Pengertian Air Limbah Dan Tinja
Menurut Kasim (1985) air limbah adalah cairan yang dibawa melalui air
berasal dari rumah tangga, komersial, atau proses industry bersama dengan air
permukaan, air hujan, atau infiltrasi air tanah. Hampirdisetiap aktivitas manusia
menghasilkan limbah mulai dari proses metabolisme didalam tubuh hingga
proses-proses industry yang berbasis teknologi tinggi.
Menurut UU No.23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup,
limbah adalah sisa suatu usaha dan kegiatan manusia baik berbentuk padat, cair,
ataupun gas yang dipandang sudah tidak memiliki nilai ekonomis sehingga
cendrung untuk dibuang.
Menurut Widyaningsih (2011)Terdapat 3 (tiga) jenis limbah, yaitu limbah
padat, limbah cair, dan limbah gas. Berikut merupakan beberapa karakteristik
limbah, yaitu :
a. Beukuran mikro (kecil)
b. Dinamis
c. Berdampak luas (penyebarannya)
d. Berdampak jangka panjang (antar generasi)
Menurut Azwar (1995) tinja adalah bahan buangan yang dikeluarkan dari
tubuh manusia melalui anus sebagai sisa dari proses pencernaan makanan
disepanjang system saluran pencernaan (tractus digestifus). Tinja biasa disebutka
dengan istilah kotoran manusia. Istilah ini sebenarnya kurang tepat karena
pengertiannya menakup seluruh bahan buangan yang dikeluarkan dari tubuh
manusia termasuk karbon monoksida (CO2) yang dikeluarkan sebagai sisa dari
proses pernafasan, keringat, lendir dari ekskresi kelenjar, Dsb. Dalam ilmu
kesehatan lingkungan, dari berbagai jenis kotoran manusia, yang lebih
dipentingkan adalah tinja dan air seni karena kedua bahan buangan ini memiliki
4
karakteristik tersendiri dan dapat menjadi sumber penyebab timbulnya berbagai
macam penyakit saluran pencernaan.
2.1.2 Sumber dan Karakteristik Air Limbah Dan Tinja
a. Karateristik Fisik Limbah Cair
Menurut Siregar (2005) karakteristik limbah cair yang sangat mudah terlihat
dengan mata telanjangselain itu penentuan derajat pencemaran air limbah juga
sangat mudah terlihat dari karakteristik fisiknya. Salah satu hal yang
mempengaruhi karakteristik fisik ini adalah aktivitas penguraian bahan bahan
organik pada air buangan oleh mikroorganisme. Penguraian ini akan menyebakan
kekeruhan. Selain itu kekeruhan juga dapat terjadi akibat lumpur, tanah liat, zat
koloid, dan benda-benda terapung yang tidak segera mengendap.
Terbentuknya warna yang disebabkan oleh penguraian bahan-bahan
organik. Selain itu timbulnya bau yang tidak sedap akibat penguraian bahan-
bahan organik yang tidak sempurna. Dapat disimpulkan bahwa karakteristik fisik
yang dimiliki oleh limbah cair dapat dilihat dan diketahui memaluiwarna, bau,
adanya endapan atau zat tersuspensi dari lumpur limbah serta temperature.
b. Karakteristik Biologis Limbah Cair
Menurut Siregar (2005) kandungan mikroorganisme dalam limbah cair juga
mempengaruhi karakteristik biologis limbah cair. Karakteristik biologis terdiri
dari mikroorganisme yang terdapat di dalam air limbah, seperti bakteri, virus,
jamur, ganggang, protozoa, porifera, dan crustacea. Karakteristik biologis ini
penting terutama dalam hubungannya dengan air minum serta untuk keperluan
kolam renang.
Mikroorganisme yang berperan dalam proses penguraian bahan-bahan
organik di dalam limbah cair domestik antara lain bakteri, jamur, protozoa, dan
alga. Bakteri adalah mikroorganisme ber sel satu yang menggunakan bahan
organik dan anorganik sebagai makanannya. Bakteri yang memerlukan oksigen
untuk mengoksidasi bahan organik disebut bakteri aerob sedangkan yang tidak
memerlukan oksigen disebut bakteri anaerob.
5
Jamur juga termasuk pengurai pada limbah cair selain bakteri. Jamur adalah
mikroorganisme nonfotosintesis, bersel banyak, bersifat aerob dan bercabang atau
berfilamen yang berfungsi untuk metabolisme makanan. Peranan protozoa penting
bagi penanganan limbah organik karena protozoa dapat menekan jumlah bakteri
yang berlebihan. Protozoa adalah kelompok mikroorganisme yang umumnya
motil, bersel tunggal, dan tidak berdinding sel.Selain itu protozoa dapat
mengurangi bahan organik yang tidak dapat dimetabolisme oleh bakteri ataupun
jamur dan membantu menghasilkan effluent atau kadar maksimum limbah yang
diperbolehkan untuk dibuang ke lingkungan. Alga dalam penanganan limbah
mengambil peranan agar proses pengolahan limbah berjalan alami seperti prinsip
ekosistem alam sehingga sangat ramah lingkungan dan tidak menghasilkan
limbah sekunder serta pada proses ini daur ulang nutrien berjalan sangat efisien
dan menghasilkan biomass yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan.
Mikroorganisme yang berperan dalam proses penguraian bahan-bahan organik di
dalam limbah cari domestik antara lain bakteri, jamur, protozoa dan alga.
c. Karakteristik Kimia Limbah Cair
Karakteristik kimia limbah cair dipengaruhi oleh kandungan bahan kimia
dalam limbah cair. Kandungan bahan kimia ini pada umumnya dapat merugikan
lingkungan melalui berbagai cara. Bahan kimiia yang umumnya terkandung
dalam limbah cair diantaranya adalah bahan organik, protein, karbohdrat, lemak
dan minyak, fenol, bahan organk, pH, klorida, sulfur, zat beracun, logam berat,
metana, nitrogen, fosfor dan gas. Kandungan bahan kimiia dalam ar dapat
memberkan efek positif maupun negatiif dalam limbah cair. Salah satu contohnya
adalah, bahan organik terlarut yang dapat menghasilkan DO atau oksigen terlarut,
tetapi juga dapat menimbulkan bau akibat penguraian yang tidak sempurna.
Penyebab bau ini adalah struktur protein sangat kompleks dan tidak stabil serta
mudah terurai menjadi bahan kimia lain oleh proses dekomposisi. Di dalam air
buangan domestik ditemukan karbohiidrat dalam jumlah yang cukup banyak, baik
dalam bentuk gula, kanji dan selulosa. Gula cenderung mudah terurai, sedangkan
kanji dan selulosa bersifat stabil dan tahan terhadap pembusukan.
6
2.1.3 Tujuan Pengolahan Air Limbah
Untuk menghindari terjadinya pencemaran air pada saluran pembuangan air
limbah kota yang menuju ke perairan digunakan instalasi pengolahan air limbah
sehingga tidak terjadi pencemaran pada perairan yang dapat membunuh biota-
biota yang ada pada perairan tersebut.
Kementerian Negara Lingkungan Hidap telah mengeluarkan Peraturan
Menteri Tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Bangunan Gedung,
Untuk mencapai tujuan ini ada diperlukan perangkat dalam bentuk “Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL). Dengan instalasi ini diharapkan, lumpur yang
keluar dari limbah domestik tidak dibuang ke sungai atau saluran limbah kota,
tetapi dipisahkan di dalam IPAL untuk selanjutnya secara berkala diambil oleh
mobil tangki tinja.
2.1.4 Dampak Limbah Terhadap Kesehatan Lingkungan Dan Masyarakat
Menurut Amalia (2013) Dampak limbah yang disebabkan oleh
limbah, antara lain :
• Berkurangnya jumlah oksigen yang digunakan oleh bakteri untuk melakukan
proses pembusukan sampah.
• Sampah anorganik ke sungai, dapat berakibat menghalangi cahaya matahari
sehingga menghambat proses fotosintesis dari tumbuhan air dan alga, yang
mengahasilkan oksigen.
• Deterjen sangat sukar diuraikan oleh bakteri sehingga akan tetap aktif untuk
jangka waktu yang lama di dalam air, mencemari air, dan merasuni berbagai
organisme air.
• Meningkatnya senyawa pospat pada perairan khususnya sungai ataupun danau
yang merangsang pertumbuhan ganggang dan enceng gondok (eichornia
crassipes) diakibatkan penggunaan deterjen secara besar-besaran.
• Tumbuhan air yang mati membawa akibat proses pembusukan tumbuhan ini
akan mengendapkan dan menyebabkan pendangkalan.
7
• Pertumbuhan ganggang dan enceng gondok yang tidak terkendali menyebabkan
permukaan air danau tertutup sehingga menghalangi masuknya cahaya matahari
dan mengakibatkan terhambatnya fotosintesis.
2.1.5 Dasar – Dasar Metode Pengolahan Air Limbah Dan Tinja
Salah satu penyumbang limbah cair yang berbahaya bagi lingkungan adalah
industri primer pengolahan hasil hutan. Bagi industri-industri besar, seperti
industri pulp dan kertas, teknologi pengolahan limbah cair yang dihasilkannya
mungkin sudah memadai, namun tidak demikian bagi industri kecil atau sedang.
Namun demikian, mengingat penting dan besarnya dampak yang ditimbulkan
limbah cair bagi lingkungan, penting bagi sektor industri kehutanan untuk
memahami dasar-dasar teknologi pengolahan limbah cair.
Teknologi pengolahan air limbah adalah kunci dalam memelihara
kelestarian lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik
maupun industri yang dibangun harus dapat dioperasikan dan dipelihara oleh
masyarakat setempat. Jadi teknologi pengolahan yang dipilih harus sesuai dengan
kemampuan teknologi masyarakat yang bersangkutan.
Berbagai teknik pengolahan air buangan untuk menyisihkan bahan
polutannya telah dicoba dan dikembangkan selama ini. Teknik-teknik pengolahan
air buangan yang telah dikembangkan tersebut secara umum terbagi menjadi 3
metode pengolahan:
1. pengolahan secara fisika
2. pengolahan secara kimia
3. pengolahan secara biologi
Untuk suatu jenis air buangan tertentu, ketiga metode pengolahan tersebut dapat
diaplikasikan secara sendiri-sendiri atau secara kombinasi.
2.1.5.1 Pengolahan Secara Fisika
Pada umumnya, sebelum dilakukan pengolahan lanjutan terhadap air
buangan, diinginkan agar bahan-bahan tersuspensi berukuran besar dan yang
mudah mengendap atau bahan-bahan yang terapung disisihkan terlebih dahulu.
8
Penyaringan (screening) merupakan cara yang efisien dan murah untuk
menyisihkan bahan tersuspensi yang berukuran besar. Bahan tersuspensi yang
mudah mengendap dapat disisihkan secara mudah dengan proses pengendapan.
Parameter desain yang utama untuk proses pengendapan ini adalah kecepatan
mengendap partikel dan waktu detensi hidrolis di dalam bak pengendalian
Proses flotasi banyak digunakan untuk menyisihkan bahan-bahan
yang mengapung seperti minyak dan lemak agar tidak mengganggu proses
pengolahan berikutnya. Flotasi juga dapat digunakan sebagai cara penyisihan
bahan-bahan tersuspensi (clarification) atau pemekatan lumpur endapan (sludge
thickening) dengan memberikan aliran udara ke atas (air flotation).
Proses filtrasi di dalam pengolahan air buangan, biasanya dilakukan untuk
mendahului proses adsorbsi atau proses reverse osmosis-nya, akan dilaksanakan
untuk menyisihkan sebanyak mungkin partikel tersuspensi dari dalam air agar
tidak mengganggu proses adsorbsi atau menyumbat membran yang dipergunakan
dalam proses osmosa.
Proses adsorbsi, biasanya dengan karbon aktif, dilakukan untuk
menyisihkan senyawa aromatik (misalnya: fenol) dan senyawa organik terlarut
lainnya, terutama jika diinginkan untuk menggunakan kembali air buangan
tersebut.
Teknologi membran (reverse osmosis) biasanya diaplikasikan untuk
unit-unit pengolahan kecil, terutama jika pengolahan ditujukan untuk
menggunakan kembali air yang diolah. Biaya instalasi dan operasinya sangat
mahal.
2.1.5.2 Pengolahan Secara Kimia
Pengolahan air buangan secara kimia biasanya dilakukan untuk
menghilangkan partikel-partikel yang tidak mudah mengendap (koloid), logam-
logam berat, senyawa fosfor, dan zat organik beracun; dengan membubuhkan
bahan kimia tertentu yang diperlukan. Penyisihan bahan-bahan tersebut pada
prinsipnya berlangsung melalui perubahan sifat bahan-bahan tersebut, yaitu dari
tak dapat diendapkan menjadi mudah diendapkan (flokulasi-koagulasi), baik
9
dengan atau tanpa reaksi oksidasi-reduksi, dan juga berlangsung sebagai hasil
reaksi oksidasi.
Pengendapan bahan tersuspensi yang tak mudah larut dilakukan
dengan membubuhkan elektrolit yang mempunyai muatan yang berlawanan
dengan muatan koloidnya agar terjadi netralisasi muatan koloid tersebut, sehingga
akhirnya dapat diendapkan. Penyisihan logam berat dan senyawa fosfor dilakukan
dengan membubuhkan larutan alkali (air kapur misalnya) sehingga terbentuk
endapan hidroksida logam-logam tersebut atau endapan hidroksiapatit. Endapan
logam tersebut akan lebih stabil jika pH air > 10,5 dan untuk hidroksiapatit pada
pH > 9,5. Khusus untuk krom heksavalen, sebelum diendapkan sebagai krom
hidroksida [Cr(OH)3], terlebih dahulu direduksi menjadi krom trivalent dengan
membubuhkan reduktor (FeSO4, SO2, atau Na2S2O5).
Penyisihan bahan-bahan organik beracun seperti fenol dan sianida
pada konsentrasi rendah dapat dilakukan dengan mengoksidasinya dengan klor
(Cl2), kalsium permanganat, aerasi, ozon hidrogen peroksida.Pada dasarnya kita
dapat memperoleh efisiensi tinggi dengan pengolahan secara kimia, akan tetapi
biaya pengolahan menjadi mahal karena memerlukan bahan kimia.
2.1.5.3 Pengolahan secara biologi
Semua air buangan yang biodegradable dapat diolah secara biologi.
Sebagai pengolahan sekunder, pengolahan secara biologi dipandang sebagai
pengolahan yang paling murah dan efisien. Dalam beberapa dasawarsa telah
berkembang berbagai metode pengolahan biologi dengan segala modifikasinya.
Pada dasarnya, reaktor pengolahan secara biologi dapat dibedakan atas dua jenis,
yaitu:
1. Reaktor pertumbuhan tersuspensi (suspended growth reaktor);
2. Reaktor pertumbuhan lekat (attached growth reaktor).
Di dalam reaktor pertumbuhan tersuspensi, mikroorganisme tumbuh dan
berkembang dalam keadaan tersuspensi. Proses lumpur aktif yang banyak dikenal
berlangsung dalam reaktor jenis ini. Proses lumpur aktif terus berkembang dengan
berbagai modifikasinya, antara lain: oxidation ditch dan kontak-stabilisasi.
10
Dibandingkan dengan proses lumpur aktif konvensional, oxidation
ditch mempunyai beberapa kelebihan, yaitu efisiensi penurunan BOD dapat
mencapai 85%-90% (dibandingkan 80%-85%) dan lumpur yang dihasilkan lebih
sedikit. Selain efisiensi yang lebih tinggi (90%-95%), kontak stabilisasi
mempunyai kelebihan yang lain, yaitu waktu detensi hidrolis total lebih pendek
(4-6 jam). Proses kontak-stabilisasi dapat pula menyisihkan BOD tersuspensi
melalui proses absorbsi di dalam tangki kontak sehingga tidak diperlukan
penyisihan BOD tersuspensi dengan pengolahan pendahuluan.
Kolam oksidasi dan lagoon, baik yang diaerasi maupun yang tidak,
juga termasuk dalam jenis reaktor pertumbuhan tersuspensi. Untuk iklim tropis
seperti Indonesia, waktu detensi hidrolis selama 12-18 hari di dalam kolam
oksidasi maupun dalam lagoon yang tidak diaerasi, cukup untuk mencapai
kualitas efluen yang dapat memenuhi standar yang ditetapkan. Di
dalam lagoon yang diaerasi cukup dengan waktu detensi 3-5 hari saja.
Di dalam reaktor pertumbuhan lekat, mikroorganisme tumbuh di atas
media pendukung dengan membentuk lapisan film untuk melekatkan dirinya.
Berbagai modifikasi telah banyak dikembangkan selama ini, antara lain:
1. trickling filter
2. cakram biologi
3. filter terendam
4. reaktor fludisasi
Seluruh modifikasi ini dapat menghasilkan efisiensi penurunan BOD sekitar 80%-
90%.
Ditinjau dari segi lingkungan dimana berlangsung proses penguraian
secara biologi, proses ini dapat dibedakan menjadi dua jenis:
1. Proses aerob, yang berlangsung dengan hadirnya oksigen;
2. Proses anaerob, yang berlangsung tanpa adanya oksigen.
11
Apabila BOD air buangan tidak melebihi 400 mg/l, proses aerob masih dapat
dianggap lebih ekonomis dari anaerob. Pada BOD lebih tinggi dari 4000 mg/l,
proses anaerob menjadi lebih ekonomis.
Dalam prakteknya saat ini, teknologi pengolahan limbah cair mungkin
tidak lagi sesederhana seperti dalam uraian di atas. Namun pada prinsipnya,
semua limbah yang dihasilkan harus melalui beberapa langkah pengolahan
sebelum dibuang ke lingkungan atau kembali dimanfaatkan.
2.1.6 Sistem Pengelolaan Air Limbah dan Tinja
Air limbah merupakan air bekas yang berasal dari kamar mandi, dapur
atau cucian yang dapat mengotori sumber air seperti sumur,sungai serta
lingkungan secara keseluruhan. Banyak dampak yang ditimbulkan akibat tidak
adanya SPAL (saluran pembuangan air limbah) yang memenuhi syarat kesehatan.
Hal yang pertama dirasakan adalah mengganggu pemandangan, dan terkesan tidak
bersih karena air limbah mengalir kemana-mana. Selain itu, air limbah juga dapat
menimbulkan bau busuk sehingga mengurangi kenyamanan. Air limbah juga bisa
dijadikan sarang nyamuk yang dapat menularkan penyakit seperti malaria serta
yang tidak kalah penting adalah adanya air limbah yang melebar membuat luas
tanah yang seharusnya dapat digunakan menjadi berkurang.
Pengelolaan air limbah dapat dilakukan dengan membuat saluran air kotor
dan bak peresapan dengan memperhatikan ketentuan sebagai berikut:
a. Tidak mencemari sumber air minum yang ada di daerah sekitarnya baik air
dipermukaan tanah maupun air di bawah permukaan tanah.
b. Tidak mengotori permukaan tanah.
c. Menghindari tersebarnya cacing tambang pada permukaan tanah.
d. Mencegah berkembang biaknya lalat dan serangga lain.
e. Tidak menimbulkan bau yang mengganggu.
f. Konstruksi agar dibuat secara sederhana dengan bahan yang mudah didapat
dan murah.
g. Jarak minimal antara sumber air dengan bak resapan 10 m.
12
Pengelolaan yang paling sederhana ialah pengelolaan dengan
menggunakan pasir dan benda-benda terapung melalui bak penangkap pasir dan
saringan. Benda yang melayang dapat dihilangkan oleh bak pengendap yang
dibuat khusus untuk menghilangkan minyak dan lemak. Lumpur dari bak
pengendap pertama dibuat stabil dalam bak pembusukan lumpur, di mana lumpur
menjadi semakin pekat dan stabil, kemudian dikeringkan dan dibuang.
Pengelolaan sekunder dibuat untuk menghilangkan zat organik melalui oksidasi
dengan menggunakan saringan khusus. Pengelolaan secara tersier hanya untuk
membersihkan saja. Cara pengelolaan yang digunakan tergantung keadaan
setempat, seperti sinar matahari, suhu yang tinggi di daerah. Hal pertama yang
harus dilakukan adalah membuat lubang di luar dapur dengan panjang, lebar, dan,
tinggi + 110 cm atau disesuaikan dengan tempat dan kebutuhan.. Di buat saluran
dari batu bata, pasir, semen atau menggunakan bis. Bila saluran terbuka dapat
ditutup dengan bambu, kayu, atau seng. Bak resapan diisi dengan pasir, kerikil,
atau batu kali. Akan lebih baik kalau jika bak resapan ditutup dengan
kayu/bambu/cor-coran pasir dan semen. Dan dapat diberi saluran udara dari
paralon.
SPAL yang baik adalah SPAL yang dapat mengatasi permasalahan yang
ditimbulkan akibat sarana yang tidak memadai. SPAL yang memenuhi syarat
kesehatan sebagai berikut:
a. SPAL tidak dapat mengotori sumur, sungai, danau maupun sumber air
lainnya.
b. SPAL yang dibuat tidak menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk, lalat,
dan lipan sehingga SPAL tersebut harus ditutup rapat dengan menggunakan
papan.
c. SPAL tidak dapat menimbulkan kecelakaan, khususnya pada anak-anak.
d. Tidak mengganggu estetika
13
2.2 Tinjauan Pustaka Teoritis
2.2.1 Pengertian Air Limbah Dan Tinja
Air limbah atau air buangan adalah sisa air yang dibuang yang berasal
dari rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum lainnya, dan pada
umumnya mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan bagi
kesehatan manusia serta menggangu lingkungan hidup. Sumber lain mengatakan
bahwa air limbah adalah kombinasi dari cairan dan sampah cair yang berasal dari
daerah pemukiman, perdagangan, perkantoran dan industri, yang bercampur
dengan air tanah, air permukaan dan air hujan. Berdasrkan pengertian diatas dapat
disimpulkan bahwa air limbah adalah air yang tersisa dari kegiatan manusia, baik
kegiatan rumah tangga maupun kegiatan lain seperti industri, perhotelan dan
sebagainya.
Hasil survey sumur dangkal di Jakarta menunjukkan bahwa
pencemaran air tanah oleh tinja yang lazimnya diukur fecal-caliform telah terjadi
dalam skala yang sangat luas, dimana 85% dari sampel menunjukkan adanya
pencemaran tersebut.Pencemaran air ini bukan hanya membawa dampak negatif
pada kesehatan lingkungan, tetapi juga semakin banyaknya biaya yang diperlukan
untuk mendapatkan air bersih. Bahkan seringkali terjadi bahwa sumber air
setempat sangat berbahaya untuk diolah karena pencemarannya, sehingga harus
di-datangkan dari sumber yang jauh. Berdasarkan hasil studi, memperkirakan
biaya pencemaran untuk komponen-komponen di atas di Jabotabek (Jakarta-
Bogor-Tangerang-Bekasi) mencapai Rp. 18.7 Milyar pertahun pada tahun 1994,
dan pada tahun 2005 akan meningkat dua kali lipat,Kecuali ada tindakan
penanggulangan.
Sedangkan pencemaran oleh industri, diperkirakan kontribusi
pencemaran organik limbah industri pada badan air secara rata-rata adalah 25-
50%.Program upaya untuk menurunkanpencemaran oleh buangan limbah industri
belum dapat
Diantara dampak kegiatan yang sangat berpengaruh pada kualitas
lingkungan adalah dihasilkannya limbah pada berbagai kegiatan diatas. Beberapa
pengertian air limbah menurut beberapa pendapat antara lain:
14
1. Menurut Azwar (1989), air limbah adalah air yang tidak bersih dan
mengandung berbagai zat yang membahayakan kehidupan manusia atau hewan
serta tumbuhan, merupakan kegiatan manusia seperti, limbah industri dan
limbah rumah tangga.
2. Sedangkan menurut Notoatmodjo (2003), air limbah atau air buangan adalah
sisa air yang dibuang yang berasal dari rumah tangga, industri maupun tempat
tempat umum lainnya, dan pada umumnya mengandung bahan-bahan atau zat-
zat yang dapat membahayakan bagi kesehatan manusia serta mengganggu
lingkungan hidup.
3. Pengertian lain menyebutkan bahwa air limbah adalah kombinasi dari cairan
dan sampah cair yang berasal dari daerah pemukiman, perdagangan,
perkantoran dan industri, bersama-sama dengan air tanah, air permukaan dan
air hujan yang mungkin ada.
4. Menurut Sugiharto (1987), air limbah (wastewater) adalah kotoran dari
manusia dan rumah tangga serta berasal dari industri, atau air permukaan serta
buangan lainnya. Dengan demikian air buangan ini merupakan hal yang
bersifat kotoran umum.
Tinja merupakan semua benda atau zat yang tidak dipakai lagi oleh
tubuh yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh. Tinja merupakan salah satu
sumber penyakit yang multi kompleks. Orang yang terkena diare, kolera dan
infeksi cacing biasanya mendapatkan infeksi ini melalui tinja (feses). Seperti
halnya sampah, tinja juga mengundang kedatangan lalat dan hewan-hewan
lainnya. Tinja dan limbah cair merupakan bahan buangan yang timbul karena
adanya kehidupan manusia sebagai mahluk individu maupun mahluk sosial. Tinja
juga merupakan bahan buangan yang sangat dihindari oleh manusia karena dapat
mengakibatkan bau yang sangat menyengat dan sangat menarik perhatian
serangga, khususnya lalat, dan berbagai hewan lain seperti anjing, ayam, dan
tikus. Apabila pembungan tinja dan limbah cair tidak ditangani sebagaimana
mestinya maka dapat mengakibatkan terjadinya pencemaran permukaan tanah
serta air tanah, yang berpotensi menjadi penyebab timbulnya penularan berbagai
macam penyakit saluran pencemaan. Untuk menghindari berbagai macam
15
dampaknegatif pada kehidupan manusia dan lingkungan, penanganan tinja dan
limbah cair ini dilakukan dengan teknik dan prosedur yang sesuai dengan kaidah-
kaidah ilmu sanitasi dan kesehatan lingkungan. Penanganannya yaitu dengan
membuat konsep pengelolaan saluran pembungan tinja dan limbah cair dengan
mendesain tangki septik di gang/jalan di sekitar daerah tersebut. Perencanaan ini
dilakukan untuk menghindari terjadinya masalah lingkunganhidup dan masalah
kesehatan masyarakat sekitar.
Selain juga adanya kelemahan kemampuan indsutri untuk merancang
dan mengoperasikan sistem pengolahan limbah. Keberadaan industri kecildengan
jumlah yang banyak dan bercampur dengan perumahan juga menjadi tambahan
dalam hal pemantauan dan penerapan baku mutu limbah industri jenis ini tidak
mempunyai kemampuan teknis maupun pendanaan untuk membangun instalasi
pengolahan air limbah.
2.2.2Sumber Dan Karakteristik Air Limbah Dan Tinja
Air limbah bersumber dari aktivitas manusia dan aktivitas alam
a. Aktivitas manusia
Beberapa jenis aktivitas manusia yang menghasilkan limbah
diantaranya adalah aktivitas dalam bidang rumah tangga, perkantoran,
perdagangan, perindustrian, pertanian, dan pelayanan jasa.
Banyak aktivitas rumah tangga yang menghasilkan limbah
diantaranya mencuci pakaian, mencuci alat makan atau minum, memasak, mandi,
mengepel lantai, penggunaan toilet, dan sebagainya. Tingkat sosial, ekonomi,
serta budaya manusia akan mempengaruhi jenis aktivitas yang dilakukan sehingga
secara tidak langsung factor itu akan berpengaruh pada volume limbah.
Aktivitas perkantoran pada umumnya merupakan aktivitas penunjang
kegiatan pelayanan masyarakat. Limbah biasanya dihasilkan dari aktivitas kantin
yang menyediakan makanan dan minuman, aktivitas penggunaan toilet, aktivitas
pencucian peralatan, dan sebagainya. Jenis aktivitas kantor, jumlah pegawai,
kebiasaan hidup bersih pegawai, dan tingkat kesadaran pegawai dalam
penghematan penggunaan air sangat mempengaruhi volume limbah cair yang
16
dihasilkan. Aktivitas bidang perdagangan mempunyai variasi yang sangat luas
variasi ditinjau dari beberapa aspek, yaitu jenis komoditas yang diperdagangkan,
lingkungan wilayah pemasaran, kemampuan permodalan dan sebagainya. Variasi
pelaksanaan aktivitas perdagangan dalam berbagai aspek tersebut sangat
berpengaruh pada besar dan sifat masalah limbah cair yang harus ditangani.
Kegiatan dalam bidang perdagangan yang menghasilkan limbah cair, yaitu
diantaranya pengepelan lantai gedung, pencucian alat makan dan minum,
penggunaan toilet dan sebagainya
Aktivitas bidang perindustrian juga sangat bervariasi dipengaruhi oleh
factor jenis bahan baku yang diolah atau diproses, jenis barang, dan bahan jadi
yang dihasilkan, kapasitas produksi, tehnik produksi yang diterapkan, jumlah
kariawan, serta kebijakan managemen industri.
b. Aktivitas alam
Hujan merupakan aktivitas alam yang menghasilkan limbah cair
yang disebut airlarian. Air hujan yang mengalir diatas permukaan tanah akan
menjadi air permukaan yang dapat masuk kesaluran limbah cair rumah tangga
yang retak atau sambungannya kurang sempurna, sebagai air luapan. Airlarian
yang jumlahnya berlebihan sebagai akibat dari hujan yang turun dengan intensitas
tinggi dan dalam waktu yang lama dapat menyebabkan saluran air hujan dalam
jumlah yang melebihi kapasitas dan dapat menyebabkan banjir. Air hujan atau air
larian perlu diperhitungkan dalam perencanaan system saluran limbah cair, agar
dapat dihindari hal – hal yang tidak di inginkan dari adanya air hujan, baik
lingkungan, maupun bagi kesehatan masyarakat.
Karakteristik air limbah diketahui dari berbagai parameter kualitas
limbah cair tersebut. Dalam membahas karakteristik limbah cair, limbah cair
sering dibedakan dalam kelompok limbah cair domestik, limbah cair industry,
rembesan dan luapan, serta limbah cair dari kota praja. Pengelompokan
karakteristik sifat serta kualitas limbah cair dari tiap-tiap kelompok tersebut
cenderung sama.
17
Tinja bersumber dari manusia. Dalam hubungannya dengan strategi
penanganan tinja, manusia sebagai sumber tinja dibedakan dalam dua macam,
yaitu manusia sebagai individu dan manusia sebagai kelompok .manusia sebagai
individu dalam hal ini adalah seorang manusia yang hidup sendiri dalam suatu
tempat tinggal terpisah dari individu yang menempati tempat tinggal lain. Tinja
yang dihasilkan dari sumber ini biasanya ditangani secara perorangan oleh
individu atau keluarga yang bersangkutan dengan menggunakan sarana
pembuangan tinja berupa jamban perorangan atau jamban keluarga. Manusia
sebagai kelompok adalah kumpulan manusia yang bertempat tinggal disatu
wilayah geografis dengan batas – batas tertentu. Masalah penanganan tinja pada
kelompok ini sering bersifat sangat kompleks. Penanganan tinja dari manusia
sebagai kelompok biasanya dilakukan secara kolektif dengan menggunakan
jamban umum.
Karakteristik tinja menurut Azrul Azwar, seorang yang normal
diperkirakan menghasilkan tinja rata-rata sehari sekitar 83 gram dan menghasilkan
air seni sekitar 970 gram. Kedua jenis kotoran manusia ini sebagian besar berupa
air, terdiri dari zat – zat organik (sekitar 20% untuk tinja dan 2,5 % air seni), serta
zat – zat anorganik seperti nitrogen, asam fosfat, sulfur dan sebagainya. Menurut
Gotaas, perkiraan kuantitas tinja manusia tanpa air seni adalah 135 samai 270
gram perkapita/hari. Sedangkan perkiraan volume air seni sebesar 1,0 – 1,3 liter
perkapita/hari dengan jumlah bahan padat kering sebesar 50-70 gram perkapita
perhari.
b.2.3 Tujuan Pengolahan Air Limbah
Tujuan utama pengolahan air limbah ialah untuk mengurai kandungan
bahan pencemar di dalam air terutama senyawa organik, padatan tersuspensi,
mikroba patogen, dan senyawa organik yang tidak dapat diuraikan oleh
mikroorganisme yang terdapat di alam.
Pengolahan air limbah tersebut dapat dibagimenjadi 5 (lima)tahap:
1. Pengolahan Awal (Pre Treatment)
Tahap pengolahan ini melibatkan proses fisik yang bertujuan
untukmenghilangkan padatan tersuspensi dan minyak dalam aliran air limbah.
18
Beberapa proses pengolahan yang berlangsung pada tahap ini ialah screen and grit
removal, equalization and storage, serta oil separation.
2. Pengolahan Tahap Pertama (Primary Treatment)
Pengolahan Tahap Pertama (Primary Treatment)
Pada dasarnya, pengolahan tahap pertama ini masih memiliki tujuan yang sama
dengan pengolahan awal. Letak perbedaannya ialah pada proses yang
berlangsung. Proses yang terjadi pada pengolahan tahap pertama ialah
neutralization, chemical addition and coagulation, flotation, sedimentation, dan
filtration.
3. Pengolahan Tahap Kedua (Secondary Treatment)
Pengolahan tahap kedua dirancang untuk menghilangkan zat-zat terlarut
dari air limbah yang tidak dapat dihilangkan dengan proses fisik biasa. Peralatan
pengolahan yang umum digunakan pada pengolahan tahap ini ialah activated
sludge, anaerobic lagoon, tricking filter, aerated lagoon, stabilization basin,
rotating biological contactor, serta anaerobic contactor and filter.
4. Pengolahan Tahap Ketiga (Tertiary Treatment)
Proses-proses yang terlibat dalam pengolahan air limbah tahap ketiga ialah
coagulation and sedimentation, filtration, carbon adsorption, ion exchange,
membrane separation, serta thickening gravity or flotation.
5. Pengolahan Lumpur (Sludge Treatment)
Lumpur yang terbentuk sebagai hasil keempat tahap pengolahan
sebelumnya kemudian diolah kembali melalui proses digestion or wet
combustion, pressure filtration, vacuum filtration, centrifugation, lagooning or
drying bed, incineration, atau landfill.
b.2.4 Dampak Limbah Terhadap Kesehatan Lingkungan Dan Masyarakat
Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah sebagai berikut:
Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari
sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air minum. Penyakit
demam berdarah (haemorhagic fever) dapat juga meningkat dengan cepat di
19
daerah yang pengelolaan sampahnya kurang memadai.Penyakit jamur dapat juga
menyebar (misalnya jamur kulit).
Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu
contohnya adalah suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita (taenia).
Cacing ini sebelumnya masuk ke dalam pencernaaan binatang ternak melalui
makanannya yang berupa sisa makanan/sampah.
Telah dilaporkan bahwa di Jepang kira-kira 40.000 orang meninggal
akibat mengkonsumsi ikan yang telah terkontaminasi oleh raksa (Hg). Raksa ini
berasal dari sampah yang dibuang ke laut oleh pabrik yang memproduksi baterai
dan akumulator.
b.2.5 Dasar – Dasar Metode Pengolahan Air Limbah Dan Tinja
Berikut adalah beberapa peraturan perundangan yang melandasi
pengelolaan air limbah di Indonesia, diantaranya:
a. Undang-undang nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
b. Peraturan Pemerintah nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air
dan Pengendalian Pencemaran Air
c. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup nomor 37 tahun 2003 tentang Metoda
Analisis Kualitas Air Permukaan dan Pengambilan Contoh Air Permukaan
d. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup nomor 110 tahun 2003 tentang Pedoman
Penetapan Daya Tampung Beban Pencemar Air Pada Sumber Air
e. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup nomor 111 tahun 2003 tentang Pedoman
Mengenai Syarat dan Tata Cara Perizinan serta Pedoman Kajian Pembuagan
Air Limbah ke Air atau Sumber Air.
f. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup nomor 112 tahun 2003 tentang Baku
Mutu Air Limbah Domestik
g. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup nomor 52 tahun 1995 tentang Baku
Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Hotel
20
h. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup nomor 58 tahun 1995 tentang Baku
Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Rumah Sakit
i. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 27 tahun 1999 tentang Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan
j. Peraturan MEnteri Lingkungan Hidup nomor 11 tahun 2006 tentang Jenis
Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi dengan Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup
k. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup nomor 86 tahun 2002 tentang Pedoman
Pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya
PemantauanLingkungan Hidup
l. Peraturan Pemerintah nomor 16 tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem
PenyediaanAir Minum
m. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor 16/PRT/M/2008 tentang Kebijakan
21
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Limbah cair merupakan bahan cair meskipun bersifat sedikit
berbahaya namun bila meresap kedalam permukaan tanah, limbah cair dapat
merusak tanah terutama kesuburan tanah dan juga sumber air yang ada di
dalamnya. Bila kita hidup pada tanah yang telah tercemar dan mengkonsumsi
segala sesuatu darinya bisa membahayakan kesehatan tubuh dan berbagai
penyakit seperti diare, dan disentri dapat timbul di tengah – tengah kita. Limbah
cair harus dikelola dengan baik agar tidak mengganggu kesehatan lingkungan
karena umumnya mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang dapat
membahayakan lingkungan hidup.
Teknologi pengolahan air limbah adalah kunci dalam memelihara
kelestarian lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik
maupun industri yang dibangun harus dapat dioperasikan dan dipelihara oleh
masyarakat setempat. Jadi teknologi pengolahan yang dipilih harus sesuai dengan
kemampuan teknologi masyarakat yang bersangkutan. Berbagai teknik
pengolahan air buangan untuk menyisihkan bahan polutannya telah dicoba dan
dikembangkan selama ini. Teknik-teknik pengolahan air buangan yang telah
dikembangkan tersebut secara umum terbagi menjadi 3 metode pengolahan:
1. Pengolahan secara fisika
2. Pengolahan secara kimia
3. Pengolahan secara biologi
Untuk suatu jenis air buangan tertentu, ketiga metode pengolahan
tersebut dapat diaplikasikan secara sendiri-sendiri atau secara
kombinasi. Penanganan limbah masih dilakukan secara konvensional belum dapat
mengendalikan limbah yang ada. Limbah yang tidak ditangani dengan baik dapat
menimbulkan berbagai permasalahan kesehatan. Limbah apabila tidak dikelola
dengan baik dapat mengakibatkab bencana, yaitu :
1. Sumber penyakit
2. Pencemaran lingkungan
22
3. Kematian
Lokasi dan pengolahan limbah yang kurang memadai (pembuangan
limbah yang tidak terkontrol) merupakan tempat yang cocok bagi beberapa
organisme pembawa patogen seperti lalat dan tikus yang dapat menjangkit
penyakit, misalnya bahaya kesehatan pada manusia seperti : Penyakit diare, tifus,
bahkan demam berdarah karena virus yang berasal dari sampah dengan
pengelolahan tidak tepat dapat bercampur air minum.
Limbah rumah tangga selain membahayangkan kesehatan manusia,
limbah ini juga sangat berpengaruh terhadap kelestarian dan lingkungan yang ada
di sekitar kita. Contoh limbah rumah tangga yaitu penggunaan sebun detergen
untuk mencuci, air cucian itu kemudian dibuang keselokan dan merembes ke air
tanah, air selokan mengalir ke sungai dan seterusnya kelaut. Karena adanya
limbah-limbah rumah tangga ini itu akan sangat membahayangkan kelestarian
lingkungan disekitar yang ada. Penguraian limbah yang dibuang kedalam air akan
menghasilkan asam organik.
Sistem pengelolaan limbah terpadu dinilai tepat dan dapat diterapkan
untuk memecahkan permasalahan limbah, penanganan limbah dari segi teknologi
tidak akan tuntas hanya dengan menerapkan satu metode saja tetapi harus dengan
kombinasi dari berbagai metode yang kemudian dikenal sebagai Sistem
Pengelolaan Limbah Terpadu. Sistem Pengelolaan Limbah Terpadu tersebut
setidaknya mengkombinasikan pendekatan pengurangan sumber sampah, daur
ulang & guna ulang, pengkomposan, insinerasi dan pembuangan akhir
(landfilling).
Pengurangan sumber limbah industri berarti perlunya teknologi proses
yang nirlimbah serta packing produk yang ringkas/ minim serta ramah
lingkungan.Sedangkan bagi rumah tangga berarti menanamkan kebiasaan untuk
tidak boros dalam penggunaan barang-barang keseharian. Untuk pendekatan daur
ulang dan guna ulang diterapkan khususnya pada limbah non organik seperti
kertas, plastik, alumunium, gelas, logam dan lain-lain. Sementara untuk limbah
organik missal daun kering dapat didaur ulang, salah satunya dengan
pengkomposan.
23
Untuk peningkatan taraf hidup bangsa Indonesia perlu pertumbuhan
ekonomi yang pesat dengan cara memajukan pembangunan. Salah satu unsur
penting dalam pembangunan tersebut adalah pembangunan di bidang industri.
Namun dalam kegiatan industri akan diikuti dengan dampak negatif limbah
industri terhadap lingkungan hidup manusia. Limbah industri yang toksik akan
memperburuk kondisi lingkungan dan akan meningkatkan penyakit pada manusia
dan kerusakan pada komponen lingkungan lainnya.
Karakteristik air limbah perlu diketahui karena hal ini akan
menentukan cara pengolahan yang tepat sehingga tidak mencemari lingkungan
hidup. Pengolahan air limbah dapat digolongkan menjadi tiga yaitu pengolahan
secara fisika, kimia, biologi. Ketiga proses tersebut tidak selalu berjalan sendiri-
sendiri tetapi kadang-kadang harus dilaksanakan secara kombinasi antara satu
dengan yang lainnya.
Air limbah sebelum dilepas ke pembuangan akhir harus menjalani
pengolahan terlebih dahulu. Untuk dapat melaksanakan pengolahan air limbah
yang efektif diperlukan rencana pengelolaan yang baik. Pengelolaan air limbah
dapat dilakukan secara alamiah maupun dengan bantuan peralatan. Pengolahan air
limbah secara alamiah biasanya dilakukan dengan bantuan kolam stabilisasi
sedangkan pengolahan air dengan bantuan peralatan misalnya dilakukan pada
Instalasi PengolahanAir Limbah/ IPAL (Waste Water Treatment Plant / WWTP).
Dalam pengolahan air limbah bertujuan untuk mencegah pencemaran
pada sumber air rumah tangga, melindungi hewan dan tanaman yang hidup
didalam air, menghindari pencemaran tanah permukaa dan menghilangkan tempat
berkembangbiaknya bibit dan vektor penyakit. Sedangkan syarat Sistem
Pengelolaan Air Limbah adalah Tidak mengakibatkan kontaminasi terhadap
sumber-sumber air minum,tidak mengakibatkan pencemaran air permukaan, tidak
menimbulkan pencemaran pada flora dan fauna yang hidup di air di dalam
penggunaannya sehari-hari, tidak dihinggapi oleh vektor atau serangga yang
mengakibatkan penyakit, tidak terbuka dan harus tertutup, tidak menimbulkan bau
atau aroma tidak sedap.
24
Pengolahan limbah rumah tangga yang paling sederhana ialah
pengelolaan dengan menggunakan pasir dan benda-benda terapung melalui bak
penangkap pasir dan saringan. Benda yang melayang dapat dihilangkan oleh bak
pengendap yang dibuat khusus untuk menghilangkan minyak dan lemak. Lumpur
dari bak pengendap pertama dibuat stabil dalam bak pembusukan lumpur, di mana
lumpur menjadi semakin pekat dan stabil, kemudian dikeringkan dan dibuang.
Pengelolaan sekunder dibuat untuk menghilangkan zat organik
melalui oksidasi dengan menggunakan saringan khusus. Pengelolaan secara tersier
hanya untuk membersihkan saja. Cara pengelolaan yang digunakan tergantung
keadaan setempat, seperti sinar matahari, suhu yang tinggi di daerah tropis yang
dapat dimanfaatkan.
25
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari pembahasan mengenai Manajemen Pengelolaan Air
Limbah Dan Tinja adalah sebagai berikut :
1. Limbah adalah bahan sisa yang dihasilkan dari suatu kegiatan dan proses
produksi, baik pada skala rumah tangga, industry, pertambangan, dll.
Kehadiran limbah pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki
lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis.
2. Air limbah berasal dari dua jenis sumber yaitu air limbah rumah tangga dan
air limbah industri. Secara umum didalam limbah rumah tangga tidak
terkandung zat-zat berbahaya, sedangkan didalam limbah industri harus
dibedakan antara limbah yang mengandung zat-zat yang berbahaya dan
harus dilakukan penanganan khusus tahap awal.Tinja merupakan semua
benda atau zat yang tidak dipakai lagi oleh tubuh yang harus dikeluarkan
dari dalam tubuh. Tinja merupakan salah satu sumber penyakit yang multi
kompleks. Orang yang terkena diare, kolera dan infeksi cacing biasanya
mendapatkan infeksi ini melalui tinja (feses).Limbah cair, yang dimaksud
dengan limbah cair adalah sisa dari suatu hasil usaha dan atau kegiatan
berwujud cair yang dibuang ke lingkungan dan diduga dapat menurunkan
kualitas lingkungan.
3. Pengelolaan limbah cair setelah proses produksi dimaksudkan untuk
menghilangkan atau menurunkan kadar bahan pencemar yang terkandung
didalamnya sehingga limbah cair tersebut memenuhi syarat untuk dapat
dibuang. Dengan demikian dalam pengolahan limbah cair untuk
mendapatkan hasil yang efektif dan efisien perlu dilakukan langkah-langkah
pengelolaan yang dilaksanakan secara terpadu dengan dimulai dengan upaya
minimisasi limbah (waste minimization), pengolahan limbah (waste
treatment), hingga pembuangan limbah produksi (disposal).
4. Limbah mempunyai dampak terhadap kesehatan lingkungan dan masyarakat
diantaranya adalah penularan penyakit secara cepat yang dapat menyebar
26
melalui rantai makanan misalnya saja penyakit diare, kolera, tifus menyebar
dengan cepat karena virus yang berasal dari sampah dengan pengelolaan
tidak tepat dapat bercampur air minum.
5. Metode pengolahan air limbah dan air tinja didasarkan kepada peraturan
perundangan dengan tujuan peningkatan kesehatan dan hidup masyarakat
dan pelestarian lingkungan serta dilakukan dengan mengurangi jumlah dan
kekuatan air limbah sebelum dibuang ke perairan penerima. Tingkat
pengurangan yang diperlukan dapat diperkirakan berdasarkan data
karakteristik air limbah dan persyaratan baku mutu lingkungan yang
berlaku. Berbagai teknik pengelolaan air buangan untuk menyisihkan bahan
polutannya telah dicoba dan dikembangkan selama ini.
6. Sistem pengelolaan air limbah dan air tinja yang dapat dijalankan degan
dibangunnya infrastruktur pengolahan air limbah/ tinja, dikarenakan
semakin bertambahnya penduduk dalam suatu wilayah maka potensi untuk
terjadinya pencemaran terhadap lingkungan semakin besar. Dengan
infrastruktur ini, dapat mencegah terjadinya hal tersebut.
4.2 Saran
Saran yang dapat kami berikan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Air limbah dan tinja sebelum dibuang ke lingkugan sebaiknya diolah
terlebih dahulu agar tidak bersifat bahaya.
2. Metode pengolahan air limbah dan tinja sebaiknya didasarkan pada
peraturan perudangan dengan tujuan penigkatan kesehatan dan pelestarian
lingkungan.
3. Dilaksanakannya pembangunan infrastruktur pengolahan air limbah guna
menjalankan sistem pengolahan air limbah dan tinja.
4. Menggunakan sistem pengolahan air limbah dan tinja yang sederhana agar
dapat diterapkan oleh seluruh lapisan masyarakat.
5. Mematuhi peraturan undang-undang mengenai Sistem Pengelolaan Air
Limbah dan Tinja
6. Adanya bak resapan (septic tank) dan saluran pembuangan air limbah
(SPAL) yang memenuhi syarat
27
SOAL LATIHAN MULTIPLE CHOICE
1. Yang dimaksud dengan limbah secara umum adalah… .A. Sisa/buangan hasil dari aktivitas manusia / alam yang tidak memiliki nilai ekonomis.B. Sisa/buangan hasil dari aktivitas manusia / alam yang tidak memiliki nilai ekonomis dan kehadirannya tidak diharapkan oleh siapapun dan dimanapun.C. Sisa/buangan hasil dari aktivitas manusia / alam yang tidak memiliki nilai ekonomis dan kehadirannya selalu tidak dikehendaki oleh lingkungan.D. Sisa/buangan hasil dari aktivitas manusia / alam yang hanya dihasilkan dari proses produksi saja, baik industry mau pun rumah tangga, yang kehadirannya tidak diharapkan siapapun, dan selalu tidak memiliki nilai ekonomis.E. Sisa/buangan hasil dari aktivitas manusia / proses alam yang belum atau tidak memiliki nilai ekonomis, jika jumlahnya berlebih maka bias berdampak buruk terhadap lingkungan.
Jawaban: D,karena pengertian limbah sendiri merupakan buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industry maupun domestic atau rumah tangga ataupun buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestic yang kehadirannya tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis.
2. Berikut ini merupakan karakteristik limbah, kecuali… .A. Berukuran mikrob. Bersifat dinamisc. Penyebaranya berdampakluas.D. Frekuensi pembuangan limbah.E. Dalam jangka panjang.
Jawaban : D,karena karakteristik limbah diantaranya berukuran mikro,bersifat dinamis,penyebarannya berdampak luas dan dalam jangka panjang sedangkan frekuensi pembungan limbah tidak termasuk dalam karakteristik limbah.
3. Perhatikan pernyataan berikut ini:1) ph2) Bau3) Logamberat4) Suhu5) Bahan organikYang merupakan karakteristik air limbah, ditinjau dari segi karakteristik fisik adalah … .A. No. 1,2, dan 3 saja yang benar
28
b. No. 1 dan 3 saja yang benarc. No. 2 dan 4 saja yang benard. No. 4 saja yang benare. No. 5 dan 1 yang benar
Jawaban : C,karakteristik limbah secara fisik dapat dilihat dari warna,bau, adanya endapan serta suhu dan yang termasuk dari karakteristik limbah secara fisik diatas adalah bau dan suhu
4. Jenis pengolahan air limbah secara biologi dapat memanfaatkan kerja….A. Manusia d. HewanB. Bahan kimia e. MikroorganismeC. JamurJawaban: E, karena mikroorganisme dapat mendekomposisi bahan-bahan organic
yang terkandung dalam limbah menjadi bahan yang kurang menimbulkan potensi bahaya
5. Limbah rumah tangga seperti air detergen dan air tinja merupakan contoh limbah …….
A. Limbah cair domestik d. Limbah luapanB. Limbah cair industri e. Limbah air hujanC. Limbah rembesanJawaban : A, Karena limbah cair domestic diantaranya limbah
rumah tangga (air deterjen dan sisa buangan lainnya)
6. Proses pengolahan limbah yang dilakukan dengan karbon aktip untuk menyisihkan senyawa aromatic adalah…..
A. Teknologi membraneB. Flotasi C. Arbsorbsi D. Filtrasi E. Penyaringan Jawaban : C, karena arbsorbsi merupakan proses pengolahan air
limbah dengan menggunakan karbon aktif
7. Efek negative dari limbah detergen diperairan adalah …A. Mudah diuraikan mikroorganisme B. Menyebabkan eutropikasi C. Dapat membersihkan zat beracun D. Oksigen terlarut semakin tinggi E. Penyumbat saluran air Jawaban : D, karena dalam beberapa kajian menyebutkan bahwa
detergen memiliki kemampuan untuk melarutkan bahan yang bersifat karsinogen, kandungan oksigen dalam air pun timbul bau dan keruh.
8. Dalam proses pengolahaan air limbah menjadi air baku mutu terkadang disertai pemaparan gas tertentu yaitu gas …
29
A. Cl2 B. H2 C. N2 D. CO2 E. NO Jawaban : D, karena melalui proses fotosintesis menggunakan
CO2 dari bakteri untuk melepaskan molekul oksigen, sehingga air yang awalnya limbah bisa menjadi air baku mutu.
9. Pengolahan limbah cair dengan cara memasukan kedalam tempat menyerupai sumur disebut …
A. Pengenceran B. Septic tank C. Cess poolD. Seepage pit E. Riool Jawaban : C, karena cess pool berguna untuk pembungan air
limbah yang dibuat pada tanah yang berpasir agar air buangan mudah meresap kedalam tanah.
10. Ciri khas kualitas air limbah dari daerah kumuh adalah …A. Jumlah bakteri E.coli, BOD, dan COD rendah B. Jumlah bakteri E.Coli tinggi, BOD rendah dan COD tinggi C. Jumlah bakteri E.Coli dan BOD tinggi dan COD rendah D. Jumlah bakteri E.Coli rendah dan COD tinggi E. Jumlah bakteri E.Coli, BOD, dan COD tinggi Jawaban : C, karena kualitas air limbah dari daerah kumuh
wujudnya keruh (tidak jernih) berbau tidak enak, warnanya berubah, dan jumlah bakteri melebihi kapasitas.
30
DAFTAR PUSTAKA
1. Amalia, Noor. 2013. Dampak Limbah Terhadap Pencemar Air Bersih.
Cirebon:SMP 4
2. Articles, Healthy. 2012. Air Limbah dan Pengelolaannya (Online)
http://www.smallcrab.com/kesehatan/629-air-limbah-dan-pengelolaannya
diakses pada tanggal 16 April 2015
3. Awaluddin. 2007. Teknologi Pengolahan Air Tanah sebagai Sumber Air
Minum Pada Skala Rumah Tangga (online)
http://unlastnoel.files.wordpress.com/2009/04/awaluddin-in-teknologi-air-
minum-pam-ftsp-uii1.comDiakses pada tanggal 10 april 2015
4. Azwar, S, 1989. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Edisi ke-l.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
5. 5, K.B., Ducey, T., Ro, K.S., Hunt, P.G., 2008. Livestock waste-to-
bioenergy generation opportunities. Bioresource Technology 99, 7941–
7953.
6. Cordova, Muhammad Reza. 2008. Kajian Air Limbah Domestik Di
Perumnas Bantar Kemang, Kota Bogor Dan Pengaruhnya Pada Sungai
Ciliwung. Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan. Institut
Pertanian Bogor. Bogor.
7. Daryanto. 1995. Ekologi dan Sumber Daya alam. Bandung: Tarsito
8. Departemen Kehutanan. 2015. Standarisasi Lingkungan Kehutanan
9. Santoso, Dwi Arif. 2011.Mikro Alga Untuk Penyerapan Emisi Co2 Dan
Pengolahan Limbah Cair Di Lokasi Industri
(Online)Http://Www.Itk.Fpik.Ipb.Ac.Id/Ej_Itkt32/Jurnal/05%20Mikro
%20Alga.Pdf Diakses Pada Tanggal 16 April 2015
10. Kementrian Pekerjaan Umum.Instalasi Pengolahan Air Limbah/Tinja,
Saluran Drainase dan TPA
Sampah .Http://Pustaka.Pu.Go.Id/New/Infrastruktur-Air-Limbah.Asp
Diakses Pada Tanggal 10 April 2015
11. Laksmi, J. dan Rahayu,W., 1993.Penanganan Limbah Industri Pangan,
Kanisius, Jakarta.
31
12. 12, 2013. Pengertian Limbah: Pengelompokan Limbah Dan Contoh-
Contohnya.www.12.Com/2013/06/Pengertian-Limbah-Pengelompokan-
Limbah.HtmlDiakses Pada Tanggal 10 April 2015
13. Notoatmodjo, S, (2003). Pendidikan dan Prilaku Kesehatan. Jakarta: PT.
Rineka Cipta
14. 14, 2014. Hubungan Antara Pengetahuan Masyarakat Dan Peran Petugas
Kesehatan Dengan Sanitasi Jamban Di Wilayah Kerja Puskesmas Batang
Asai Kabupaten Sarolangun Tahun 2013 . Universitas Batang Hari Jambi.
Jambi
15. 15, 2013. Dampak pencemaran air terhadap lingkungan (online) .
http://nanosmartfilter.com/dampak-pencemaran-air-terhadap-lingkungan/
diakses pada tanggal 10 april 2015
16. Soeparman, HM. 2001. Pembuangan Tinja & Limbah Cair Suatu
Pengantar. Jakarta : EGC.
17. Sugiharto (1987), Dasar- dasar Pengelolaan Air Limbah, Cetakan
Pertama. Jakarta: UI Press
18. Tjokrokusumo, KRT. 1995. Pengantar Teknologi Bersih, Khusus
Pengelolaan dan Pengolahan Air. Yogyakarta: STTL-YLH
19. Utama, Jasa. 2013.Penyebab dan Dampak Pencemaran Limbah Padat, Cair
dan Gas dari Industri dan Rumah Tangga (Online)
http://sedotwcjakarta.net/blog/info/penyebab-dampak-pencemaran-limbah-
padat-cair-gas-industri-rumah-tangga/ diakses pada tanggal 16 April 2015
20. Vini Widyaningsih. 2011, Pengolahan Limbah Cair Kantin. Jakarta : FT
UI
21. 21, Wahyu. 2009. Daur Ulang Air Limbah Domestik Kapasitas 0,9 M3 Per
Jam Menggunakan Kombinasi Reaktor Biofilter Anaerob Aerob Dan
Pengolahan Lanjutan.
32
INDEKS
A
Air limbah ·1,3,4,5,6,12,14,15,16,18
19,20, 22,24,26
B
Biodegradable·10
BOD ·11,12
D
Domestik ·2,3,5,6,7,8,17,20,22,28
E
Effulent·6
I
IPAL ·7,24
K
Karakteristik ·2,3,4,5,6,16,17,18,27
Kesehatan lingkungan ·3,4,7,14,16,
19,22,26
M
Manajemen·3,26
S
SPAL ·12,13,27
Suspensi ·5,8,9,10,11,18
T
Tinja ·2,4,5,7,8,12,14,16,18,
20,26,27
33