Name : Muhammad Dheo Alviansyah
Class : XI Science I
Proses Pembentukan Tulang (osifikasi)
Rangka Manusia terbentuk pada saat masih embrio berusia genap dua bulan, walaupun masih berupa tulang rawan (cartilago)
1. Osifikasi Intra membran / desmal
Osifikasi ini terjadi pada tulang pipih.
Prosesnya:
1. Dibentuk langsung oleh sekelompok osteoblas yang terdapat di dalam membran fibrosa
2. Bagian sisi tulang dibentuk oleh kelompok sel yang berbeda yang disebut trabekula
3. Trabekula membentuk jalinan seperti jala sebagai tulang spons
4. Tulang spons menjadi tulang kompak
1. Ofisikasi endokondral.
Osifikasi ini terjadi pada tulang pipa dan tulang pendek
Prosesnya:
1. Pembuluh darah masuk ke perikondrium di tulang tungkai bagian diafisis
2. Sel perikondrium menjadi osteoblas dan memproduksi tulang keras di baigian tungkai
3. Pusat osifikasi di dalam diafisis kemudian terisi pembuluh darah dan osteoklas
4. Daerah ini mengalami erosi oleh osteoklas sehingga membentuk rongga sumsum
5. Tulang rawan terus tumbuh di kedua ujung sehingga tulang memanjang
6. Hasil pemanjangan akan digantikan oleh tulang spons
Osteoblast : yang mensintesis dan menjadi perantara mineralisasi osteoid. Osteoblast ditemukan dalam satu lapisan pada permukaan jaringan tulang sebagai sel berbentuk kuboid atau silindris pendek yang saling berhubungan melalui tonjolan-tonjolan pendek
Osteosit : merupakan komponen sel utama dalam jaringan tulang. Mempunyai peranan penting dalam pembentukan matriks tulang dengan cara membantu pemberian nutrisi pada pembentukan tulang.
Mekanisme Gerak Otot dan Sumber Energi
Mekanisme Gerak Otot dan Sumber Energi Kontraksi Otot - Coba
perhatikan Gambar 1. Secara makroskopis gumpalan otot memiliki ujung-ujung
otot yang disebut tendon. Di antara dua tendon terdapat bagian pusat otot yang
yang disebut belli. Bagian ini memiliki kemampuan berkontraksi. Ujung-
ujung otot melekat pada tulang dengan dua tipe perlekatan, yaitu origo dan
insersio.
1. Ujung otot (tendon) yang melekat pada tulang-tulang yang posisinya tetap
atau sedikit bergerak saat otot berkontraksi disebut origo.
2. Ujung otot (tendon) yang melekat pada tulang-tulang yang mengalami
perubahan posisi saat otot berkontraksi disebut insersio.
Gambar 1. Otot-otot yang bekerja saat kontraksi otot
Secara mikroskopis otot lurik tampak tersusun atas garis-garis gelap dan
terang seperti terlihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Perbedaan posisi aktin dan miosin saat relaksasi dan kontraksi
Penampakan tersebut disebabkan adanya miofibril. Setiap miofibril tersusun atas
satuan kontraktil yang disebut sarkomer. Sarkomer dibatasi dua garis Z
(perhatikan gambar). Sarkomer mengandung dua jenis filamen protein
tebal disebut miosin dan filamen protein tipis disebut aktin. Kedua jenis filamen
ini letaknya saling bertumpang tindih sehingga sarkomer tampak sebagai
gambaran garis gelap dan terang. Daerah gelap pada sarkomer
yang mengandung aktin dan miosin dinamakan pita A, sedangkan daerah terang
hanya mengandung aktin dinamakan zona H. Sementara itu, di antara dua
sarkomer terdapat daerah terang yang dinamakan pita I.
Apa yang terjadi ketika otot berkontraksi?
Ketika otot berkontraksi, aktin dan miosin bertautan dan saling menggelincir
satu sama lain. Akibatnya zona H dan pita I memendek, sehingga sarkomer pun
juga memendek. Dalam otot terdapat zat yang sangat peka terhadap
rangsang disebut asetilkolin. Otot yang terangsang menyebabkan asetilkolin
terurai membentuk miogen yang merangsang pembentukan aktomiosin. Hal ini
menyebabkan otot berkontraksi sehingga otot yang melekat pada tulang
bergerak.
Jika otot dirangsang berulang-ulang secara teratur dengan interval waktu yang
cukup, otot akan berelaksasi sempurna di antara 2 kontraksi. Namun jika jarak
rangsang singkat, otot tidak berelaksasi melainkan akan berkontraksi maksimum
atau disebut tonus. Jika otot terus-menerus berkontraksi, disebut tetanus. Saat
berkontraksi, otot membutuhkan energi dan oksigen. Oksigen diberikan oleh
darah, sedangkan energi diperoleh dari penguraian ATP (adenosin trifosfat) dan
kreatinfosfat. ATP terurai menjadi ADP (adenosin difosfat) + Energi. Selanjutnya,
ADP terurai menjadi AMP (adenosin monofosfat) + Energi. Kreatinfosfat terurai
menjadi kreatin + fosfat + energi. Energienergi ini semua digunakan untuk
kontraksi otot. Pemecahan zat-zat akan menghasilkan energi untuk kontraksi
otot berlangsung dalam keadaan anaerob sehingga fase kontraksi disebut juga
fase anaerob.
Energi yang membentuk ATP berasal dari penguraian gula otot atau glikogen
yang tidak larut. Glikogen dilarutkan menjadi laktasidogen (pembentuk asam
laktat) dan diubah menjadi glukosa (gula darah) + asam laktat. Glukosa akan
dioksidasi menghasilkan energi dan melepaskan CO2 dan H2O.
Perhatikan skema di dibawah.
Gambar 3. proses penguraian glikogen
Secara singkat proses penguraian glikogen sebagai berikut.
Proses penguraian glikogen terjadi pada saat otot dalam keadaan relaksasi. Pada
saat relaksasi diperlukan oksigen sehingga disebut fase aerob. Asam laktat atau
asam susu merupakan hasil samping penguraian laktasidogen. Penimbunan
asam laktat di dalam otot dapat mengakibatkan pegal dan linu atau
menyebabkan kelelahan otot. Penguraian asam laktat memerlukan
banyak oksigen.
Recommended