perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
DAMPAK PEMBERIAN BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS)
TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI SEKOLAH MENENGAH
PERTAMA (SMP) NEGERI 9 SURAKARTA
Skripsi
Oleh:
ISNA ROHIMA AGUSTINA
K7408105
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
JUNI 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
DAMPAK PEMBERIAN BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS)
TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI SEKOLAH MENENGAH
PERTAMA (SMP) NEGERI 9 SURAKARTA
Oleh:
ISNA ROHIMA AGUSTINA
K7408105
Skripsi
diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Ekonomi BKK. P. Akuntansi,
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
JUNI 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
ABSTRAK
Isna Rohima Agustina. DAMPAK PEMBERIAN BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) NEGERI 9 SURAKARTA. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juni 2012.
Tujuan penelitian ini adalah: (1) Untuk mengetahui pelaksanaan program BOS di SMP Negeri 9 Surakarta. (2) Untuk mengetahui dampak pemberian dana BOS dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di SMP Negeri 9 Surakarta.
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Bila ditinjau dari aspek yang diteliti, penelitiaan ini merupakan studi kasus (case study). lnforman dalam penelitian ini meliputi kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru, komite sekolah, pustakawan dan siswa. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling atau bertujuan. Teknik Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Validitas data dengan trianggulasi sumber dan trianggulasi metode.
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, dapat disimpulkan sebagai berikut : (1) Pelaksanaan program BOS di SMP Negeri 9 Surakarta yang terdiri dari 3 tahapan yaitu mekanisme alokasi dan penyaluran dana BOS, mekanisme penggunaan dana BOS, serta pelaporan dan pertanggungjawaban program BOS telah berjalan sesuai dengan peraturan dalam buku pedoman BOS. (2) Dana BOS memberikan dampak positif bagi peningkatan prestasi belajar siswa pada siswa SMP Negeri 9 Surakarta. Terlihat dari nilai Ujian Nasional dari tahun ajaran 2004/2005 sampai dengan 2010/2011 mengalami peningkatan meskipun dengan persentase yang sedikit, kecuali pada tahun ajaran 2007/2008, nilai menurun 6,6 % dari tahun sebelumnya. Pada tahun ajaran 2005/2006 mengalami peningkatan sebesar 3,5 %, tahun ajaran 2006/2007 meningkat sebesar 4,1 %, tahun ajaran 2008/2009 mengalami peningkatan sebesar 4,3 %, begitu juga tahun ajaran 2009/2010 dan tahun ajaran 2010/2011 meningkat masing-masing sebesar 0,7 % dan 0,5 %. Peningkatan tersebut terjadi karena sekolah berusaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan cara memperbaiki pelayanan pendidikan bagi siswa dan memotivasi siswa agar lebih giat belajar dengan bantuan dana BOS. Kata kunci: Bantuan Operasional Sekolah (BOS), Prestasi belajar siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
ABSTRACT
Isna Rohima Agustina. THE IMPACT OF GRANTING SCHOOL OPERATIONAL ASSISTANCE (BOS) TO STUDENT ACHIEVEMENT IN SMP NEGERI 9 SURAKARTA. Thesis, Teacher Training and Education Faculty of Sebelas Maret Surakarta. June 2012.
The objectives of this research are to (1) examine the implementation of BOS programme at SMP Negeri 9 Surakarta. (2) examine the impact of granting BOS fund in improving the achievement of students at SMP Negeri 9 Surakarta.
This research used qualitative descriptive approach. Referring to the aspect researched, this researched was a case study. Informants in this research were the headmaster, the vice headmaster, the teachers, the school committee, the librarian, and the students. The sampling technique of this research was purposive sampling. The technique of collecting data was done by interview, observation, and documentation. To validate the data, source and method triangulation are used.
Referring to the result of analysis and discussion, it could be concluded as follows: (1) The implementation of BOS programme at SMP Negeri 9 Surakarta that consisted of three main steps which were the allocation and distribution mechanism of BOS fund, the mechanism of BOS fund usage, and the BOS fund report of usage has been implemented properly in accordance with rules in the guidance book of BOS. (2) BOS fund gave a positive impact towards the improvement of students achievement at SMP Negeri 9 Surakarta. It was indicated by the result of National Examination since academic year 2004/2005 until 2010/2011 that showed a continuous increase although it was only small percentage of increase, except on 2007/2008 in which within that year the grade of the National Examination decreased up to 6.6 % compared to that of the previous year. At 2005/2006 the improvement of grade reached 3.5 %, it increased 4.1 % at 2006/2007, there was also an improvement up to 4.3 % in 2008/2009, and the same thing also happened in 2009/2010 and also 2010/2011 in which the increase of mark for each academic year reached 0.7% and 0.5%. This improvement happened because the school tried to improve the quality of education by improving education service for students and motivating students to study harder with the assistance of BOS fund.
Keywords : School Operational Assistance (Bantuan Operasional Sekolah: BOS), Students achievement
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
MOTTO
# Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah
selesai (dari sesuatu urusan) kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan)
yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Q.S.
Alam Nasyroh: 6-8) #
# You may never know what results come of your action, but if you do nothing
there will be no result (Mahatma Gandhi ) #
# Bisa itu karena Usaha. Aku Pasti Bisa (penulis) #
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
PERSEMBAHAN
Dengan kerendahan hati, saya ucapkan rasa syukur kepada Allah SWT yang
kepada-Nya kita berserah diri.
Skripsi ini saya persembahkan untuk:
1. Ibunda Herni Rukanah dan almarhum ayahanda Sunaryo, terima kasih atas doa,
sayang, cinta, pengorbanannya yang tidak dapat saya ungkapkan
2. Mbak Elok, terimakasih atas doa, dorongan, motivasi, dan kasih sayang yang
engkau berikan padaku.
3. Mas Fiqi, terima kasih atas doa, perhatian, semangat dan kasih sayang yang
telah diberikan.
4. Dosen Pembimbing saya, Ibu Siswandari dan Bapak Ngadiman, terima kasih
atas motivasi dan bimbingannya
5. Teman-teman HIMANNOMI, terimakasih saya ucapkan untuk teman-teman
seperjuangan di HIMANNOMI yang telah membantu baik fikiran maupun
tenaga serta terimakasih atas motivasi dan Pengalaman yang kalian berikan
selama berorganisasi.
6. FKIP Universitas Sebelas Maret, Almamater tercinta. Tempatku menimba
ilmu, pengetahuan, dan pengalaman, serta tempat yang mempertemukanku
dengan teman-teman yang peduli padaku.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang
memberi ilmu, inspirasi, dan kemuliaan. Atas kehendak-Nya penulis dapat
menyelesaiakan skripsi dengan judul DAMPAK PEMBERIAN BANTUAN
OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) TERHADAP PRESTASI BELAJAR
SISWA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) NEGERI 9
SURAKARTA
Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk
mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Ekonomi, Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya
skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai
pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terimakasih kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.
3. Ketua BKK Pendidikan Akuntansi, Program Studi Pendidikan Ekonomi,
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Prof. Dr. Siswandari, M.Stats., selaku Pembimbing I, yang selalu memberi
motivasi dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Drs. Ngadiman, M.Si., selaku Pembimbing II, yang selalu memberi
pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
6. Kepala SMP Negeri 9 Surakarta, yang telah memberi kesempatan dan tempat
guna pengambilan data dalam penelitian..
7. Para guru, staf TU, dan siswa SMP Negeri 9 Surakarta yang telah bersedia
untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan penelitian ini.
8. Ibu Herni Rukanah atas doanya dan selalu sabar memberikan perhatian,
dukungan, cinta serta kasih sayang yang tak terhingga, almarhum ayah
Sunaryo yang tentunya senantiasa mendoakanku dari sana.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
9. Mbak Elok dan Mas Fiqi terima kasih atas perhatian dan dukungannya.
10. Saudari-saudariku yang senantiasa membantu dan akan selalu kurindukan,
keluarga besar Puspa Asri : Lintang, tolia, lisa, sharin dan risun (semangat
terus ya), dek Endah dan Dek Nurul (terima kasih sudah memperbolehkan
laptopnya untuk saya pakai), Dek Tari, Dek Wulan, Dek Maman, Dek Peni,
dek Dita, Dek Muti, Dek Tia (terima kasih untuk semangat kalian).
11. Sahabat-sahabatku terbaik : Ika, Kiki, Hani, Isti, Leha, Kurniawan, Septi,
Triska,dan Ndut. Terima kasih telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini,
dukungan dan doa yang tiada henti dan rasa kebersamaan semoga selalu ada.
12. Teman-teman seperjuangan BKK Pendidikan Akuntansi angkatan 2008
khususnya kelas A atas kebersamaan dan semua bantuannya selama studiku di
FKIP UNS.
13. Keluarga besar HIMANNOMI: Aris, Eka, Rofi, Asa, Muti, Kiki, Vesti, Bakti,
dek Nira, dek Haris, dek Hana, dek Yuyun, dek Lelya, dek Umi, dek Saiful,
dek Puput, dan yang lainnya terima kasih atas rasa kebersamaan dan semua
bantuannya selama berorganisasi di FKIP UNS.
14. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak
mungkin disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan
karena keterbatasan penulis. Meskipun demikian, penulis berharap semoga skripsi
ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.
Surakarta, 21 Mei 2012
Penulis,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................. i
HALAMAN PERNYATAAN .................................................................. ii
HALAMAN PENGAJUAN ...................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................. iv
HALAMAN REVISI ................................................................................ v
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... vi
HALAMAN ABSTRAK ........................................................................... vii
HALAMAN MOTTO ............................................................................... viii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................... ix
KATA PENGANTAR .............................................................................. x
DAFTAR ISI ............................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xv
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1
B. Perumusan Masalah ............................................................. 5
C. Tujuan Penelitian ................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian ............................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka .................................................................. 7
1. Bantuan Operasional Sekolah ..................................... 7
2. Prestasi Belajar ............................................................ 16
B. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................. 26
C. Kerangka Berfikir ................................................................ 27
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................ 29
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
B. Pendekatan dan Jenis Penelitian ........................................ 30
C. Sumber Data ...................................................................... 31
D. Teknik Sampling ................................................................ 32
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................. 33
F. Uji Validitas Data .............................................................. 34
G. Teknik Analisis Data ......................................................... 35
H. Prosedur Penelitian ............................................................ 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian ................................................. 39
B. Deskripsi Temuan Penelitian ............................................... 47
C. Pembahasan ......................................................................... 62
1. Pelaksanaan Program BOS di SMPN 9 Surakarta ....... 62
2. Dampak Dana BOS terhadap Prestasi Belajar ............ 69
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan .............................................................................. 89
B. Implikasi .............................................................................. 90
1. Implikasi Teoretis........................................................ 90
2.Implikasi Praktis ........................................................ 91
C. Saran .................................................................................... 91
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 93
LAMPIRAN ............................................................................................ 96
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
DAFTAR GAMBAR
Gambar ................................................................................................ Halaman
1 Kerangka Berfikir.............................................................................. 30
2 Skema Model Analisis Data Interaktif .............................................. 39
3 Prosedur Penelitian............................................................................ 40
4 Bagan Struktur Organisasi SMP Negeri 9 Surakarta ........................ 43
5 Grafik Peningkatan Prestasi Belajar Siswa SMP N 9 Surakarta ....... 71
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
DAFTAR TABEL
Tabel ................................................................................................ Halaman
1 Penelitian yang Relevan .................................................................... 27
2 Jadwal Penyusunan Skripsi ............................................................... 31
3 Data Siswa Smp Negeri 9 Surakarta dalam 5 Tahun Terakhir ......... 48
4 Rekap Rata-rata Nilai Ujian Nasional Tahun 2004-2011 SMP Negeri
9 Surakarta ......................................................................................... 56
5 Pelaksanaan Program BOS di SMP Negeri 9 Surakarta .................... 66
6 Intensitas Penggunaan Media Pembelajaran OHP ............................ 72
7 Jenis Buku yang Didanai BOS Tahun Ajaran 2006/2007 ................ 73
8 Intensitas Penggunaan Komputer ..................................................... 75
9 Jadwal Penggunaan Laboratorium Fisika ......................................... 77
10 Jadwal Penggunaan Laboratorium Biologi ....................................... 78
11 Peningkatan Penggunaan Metode Pembelajaran Aktif pada Guru
SMP Negeri 9 Surakarta.................................................................... 78
12 Intensitas Penggunaan Media Pembelajaran LCD Kelas VIII ......... 81
13 Jenis Buku yang Didanai BOS Tahun Ajaran 2009/2010 ................ 82
14 Intensitas Kunjungan Siswa ke Perpustakaan SMP N 9 Surakarta ... 84
15 Peningkatan Penggunaan IT dalam KBM ......................................... 85
16 Jumlah Pengguna Internet di SMP Negeri 9 Surakarta .................... 87
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran ................................................................................................ Halaman
1 Data Informan Penelitian .................................................................. 96
2 Pedoman Wawancara ........................................................................ 97
3 Catatan Lapangan .............................................................................. 99
4 Trianggulasi Data .............................................................................. 130
5 Profil SMP Negeri 9 Surakarta ......................................................... 135
6 Struktur Organisasi SMP Negeri 9 Surakarta ................................... 136
7 Rata-rata nilai Ujian Nasional ........................................................... 138
8 Prestasi Non Akademik Siswa SMP Negeri 9 Surakarta .................. 139
9 Daftar Inventaris Perpustakaan ......................................................... 145
10 Buku BOS Perpustakaan SMP Negeri 9 Surakarta ........................... 146
11 Laporan Layanan Perpustakaan Tahun Ajaran 2009/2010 ............... 149
12 Program Kerja Laboratorium IPA ..................................................... 165
13 Jadwal Kegiatan Laboratorium IPA .................................................. 166
14 Kartu Inventaris Barang SMP Negeri 9 Surakarta ............................ 168
15 Daftar Blog Siswa ............................................................................. 186
16 Jurnal ................................................................................................ 197
17 Dokumentasi Foto ............................................................................. 200
18 Surat Permohonan Ijin Penyusunan Skripsi ...................................... 206
19 Surat Keputusan Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan ... 207
20 Surat Permohonan Ijin Research kepada Kepala Sekolah SMP Negeri 9
Surakarta ........................................................................................... 208
21 Surat Keterangan Penelitian .............................................................. 209
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting bagi bangsa dan
negara untuk mewujudkan suatu pembangunan yang merata bagi setiap warga
negaranya. Kunci keberhasilan dalam membangun Negara yang maju adalah
tersedianya penduduk yang terdidik dalam jumlah, jenis dan tingkat yang
memadai. Oleh sebab itu, hampir semua bangsa menempatkan pembangunan
pendidikan sebagai prioritas utama dalam program pembanguanan nasional.
Pembangunan di bidang pendidikan bagi bangsa Indonesia merupakan
upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia
dalam mewujudkan masyarakat yang maju, serta memungkinkan para warganya
untuk mengembangkan diri baik yang berkenaan dengan aspek jasmani maupun
rohani berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Pemerintah
Indonesia dalam Undang-undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 dalam
Pasal 31 ayat (1) telah mengamanatkan bahwa setiap warga negara berhak untuk
mendapatkan pendidikan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki secara
optimal.
Dalam rangka mewujudkan cita-cita pendidikan nasional, sampai saat ini
Pemerintah masih dihadapkan dengan berbagai permasalahan, yaitu kualitas
pendidikan di Indonesia yang masih rendah meskipun ada peningkatan. Data
United Nation Development Programme (UNDP) menunjukkan kenaikan nilai
Indeks Prestasi Manusia (IPM) dari 0,600 (2010) menjadi 0,617 (2011). Namun,
peringkat IPM Indonesia justru menurun dari peringkat 108 pada tahun 2010
menjadi peringkat 124 dari 187 Negara di tahun 2011.
Melihat keadaan tersebut pemerintah secara terus menerus melakukan
upaya, salah satunya melalui penanganan penuntasan terhadap Wajib Belajar
Pendidikan Dasar 9 Tahun. Kebijakan pembangunan bidang pendidikan dalam
kurun waktu 2004 - 2009 diprioritaskan pada peningkatan akses masyarakat
terhadap pendidikan dasar yang lebih berkualitas melalui Peningkatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Pelaksanaan Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun dan pemberian akses yang
lebih besar kepada kelompok masyarakat yang selama ini dirasakan kurang dapat
menjangkau layanan pendidikan dasar.
Kontribusi terhadap kendala yang dihadapi dalam program belajar
pendidikan dasar 9 tahun lebih banyak berasal dari jenjang SMP atau yang
sederajat. Dibandingkan dengan SD, angka partisipasi kasar (APK) maupun angka
partisipasi murni (APM) pada jenjang SMP rata-rata lebih rendah, tingkat
kelulusannya lebih rendah, rata-rata nilai ujian nasional (UN) lebih rendah.
Padahal salah satu indikator keberhasilan program wajib belajar 9 tahun terletak
pada tingginya APK dan APM. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengambil
objek penelitian pada jenjang SMP.
Permasalahan lain yang di hadapi pemerintah Indonesia dalam
mewujudkan cita-cita pendidikan nasional adalah biaya pendidikan yang cukup
tinggi. Jika berbicara mengenai biaya pendidikan, tidak hanya mencakup biaya
sekolah, training, kursus atau lembaga pendidikan formal atau informal lain yang
dipilih, namun juga berbicara mengenai property pendukung seperti buku teks
pengajaran, alat tulis, transportasi, laboratorium pengajaran, dan lain sebagainya,
yang ketika di survey masih banyak lembaga pendidikan yang memungut biaya
untuk hal tersebut. Tingginya biaya pendidikan dari Taman Kanak-Kanak (TK)
hingga Perguruan Tinggi (PT) membuat masyarakat kurang mampu tidak
memiliki pilihan lain kecuali tidak bersekolah.
Kesempatan memperoleh pendidikan yang layak masih terbatas pada
tingkat pendidikan dasar di Negara Indonesia. Hal ini diperkuat dengan penjelasan
berikut :
Sampai dengan tahun 2010 masih banyak anak usia sekolah yang tidak dapat mengikuti pendidikan sebagaimana yang diharapkan. Jumlah anak SD sampai SMA yang putus sekolah mencapai 1,08 juta. Angka itu melonjak lebih dari 30 persen dibanding tahun sebelumnya yang hanya 750.000 siswa. Tak hanya itu, masih ada 3,03 juta siswa yang tak bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang SMP, SMA, dan perguruan tinggi. (Harian Suara Pembaharuan, Agustus 2011) Hal ini tentu saja menjadi kendala tersendiri bagi pemerintah dalam
upaya mensukseskan Program Wajib Belajar Sembilan Tahun. Melihat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
permasalahan tersebut, pemerintah telah mengurangi subsidi bahan bakar minyak
(BBM) pada tahun 2005 dan merealokasi sebagian besar dananya untuk
kepentingan pendidikan dengan cara membuat program yaitu Bantuan
Operasional Sekolah (BOS). Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dicetuskan
sebagai upaya untuk meningkatkan akses masyarakat, khususnya siswa dari
keluarga miskin atau kurang mampu terhadap pendidikan yang berkualitas dalam
rangka penuntasan wajib belajar 9 tahun. Melalui program ini, pemerintah pusat
memberikan dana ke sekolah-sekolah setingkat SD dan SMP yang bersedia
memenuhi ketentuan yang telah ditetapkan dalam persyaratan peserta program.
Sekolah yang dicakup dalam program ini adalah SD/MI/SDLB/salafiyah setingkat
SD dan SMP/MTS/SMPLB setingkat SMP, baik negeri maupun swasta.
Sekolah merupakan lembaga formal tempat siswa mengembangkan
kemampuan dirinya. Disinilah peran sekolah dalam memaksimalkan setiap
kemampuan siswa sehingga menghasilkan prestasi yang cemerlang. Berbicara
masalah prestasi sangatlah luas. Pihak pengelola pendidikan telah melakukan
berbagai usaha untuk memperoleh kualitas pendidikan dalam rangka
meningkatkan prestasi belajar siswa.
Dalam rangka untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan mencapai
sumber daya yang berkualitas sesuai dengan standar kompetensi yang ditetapkan
secara nasional, maka seluruh komponen pendidikan seperti kurikulum, guru,
siswa, sarana sekolah, dan fasilitas sekolah menjadi sangat strategis dalam
pencapaian prestasi belajar. Menurut Slameto (2002) ada dua faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern
terdiri dari faktor jasmaniah, psikologi dan kelelahan misalnya kesehatan, kondisi
tubuh, IQ, minat, perhatian, bakat, dan kematangan. Sedangkan faktor ekstern
terdiri dari faktor keluarga dan sekolah, misalnya: faktor orang tua mendidik anak,
suasana rumah, model mengajar, bahan, sarana prasarana dan lain-lain.
Pihak sekolah dan Orang tua harus bekerja sama untuk menciptakan
lingkungan belajar yang nyaman, tenang dan kondusif dengan dukungan yang
diberikan pemerintah melalui program Bantuan Operasional Sekolah (BOS),
sehingga dapat mengoptimalkan semangat dan minat sang anak, yang pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
akhirnya anak akan mampu berprestasi dengan baik, dan tujuan pendidikan yang
telah ditetapkan dapat tercapai.
SMPN 9 Surakarta merupakan salah satu sekolah menengah pertama di
Surakarta yang banyak diminati karena kualitas pendidikannya cukup bagus.
Sama halnya seperti sekolah atau lembaga lainnya, SMPN 9 Surakarta juga
mendapatkan aloksi dana BOS dari pemerintah. Dari pertama kali program ini
dilaksanakan oleh pemerintah, SMP ini telah 5 kali mendapatkan dana BOS di
mulai dari tahun ajaran 2005/2006 sampai sekarang ini tahun 2010/2011. Sebelum
mendapatkan dana BOS, SMPN 9 memiliki prestasi yang tergolong cukup bagus,
hal itu dapat dilihat dari peringkat sekolah yaitu SMPN 9 Surakarta memperoleh
peringkat 6 dari 27 SMPN se-Surakarta, namun prestasi yang bagus tersebut
kurang di dukung dengan adanya sarana dan prasarana yang memadai guna
meningkatkan prestasi sekolah yang lebih baik lagi, misalnya alat peraga untuk
mata pelajaran IPA, media pembelajaran dan buku-buku penunjang. Belum semua
siswa dapat mengakses buku pelajaran, baik dengan membeli sendiri maupun dengan
meminjam dari sekolah. Keterbatasan buku itu secara langsung berdampak pada sulitnya
anak menguasai ilmu pengetahuan yang dipelajari. Selain itu masih terdapat siswa
kurang mampu yang seharusnya berhak mendapatkan bantuan finansial agar dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa lebih baik lagi.
Atas dasar kebijakan dari pihak sekolah dan komite sekolah, alokasi dana
BOS yang diperoleh sekolah ini digunakan untuk membeli/memperbaiki sarana
dan prasarana yang diperlukan namun belum disediakan oleh pihak sekolah itu
sendiri, misalnya pembelian alat peraga yang digunakan dalam pelajaran biologi
dan matematika, selain itu dana BOS digunakan untuk pengembangan profesi
guru dengan mengadakan pelatihan (workshop) atau MGMP serta digunakan
untuk meringankan beban siswa yang di anggap oleh pihak sekolah kurang/tidak
mampu. Dengan peningkatan kualitas pendidikan tersebut diharapkan dapat
membantu kelancaran proses belajar mengajar di SMPN 9 Surakarta, agar
motivasi belajar siswa meningkat sehingga akan berdampak pada prestasi belajar
siswa yang meningkat pula. Jadi penerimaan dana BOS di SMPN 9 Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
yang dipusatkan dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan dampak yang
positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijabarkan diatas maka
penulis tertarik DAMPAK PEMBERIAN
BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) TERHADAP PRESTASI
BELAJAR SISWA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) NEGERI 9
SURAKARTA
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana pelaksanaan program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di
SMPN 9 Surakarta?
2. Bagaimana dampak pemberian Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa SMPN 9 Surakarta selama mendapatkan
Bantuan Operasional Sekolah (BOS)?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka tujuan yang ingin
dicapai dalam penelitin ini adalah :
1. Untuk mengetahui pelaksanaan program Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
di SMP Negeri 9 Surakarta
2. Untuk mengetahui dampak pemberian Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
dalam meningkatkan prestasi belajar siswa SMP Negeri 9 Surakarta selama
mendapatkan Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
a. Hasil penelitian diharapkan dapat menambah wawasan tentang pelaksanaan
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) khususnya di tingkat SMP
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
b. Sebagai bahan referensi peneliti lain yang tertarik dengan permasalahan
Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Pemerintah
Hasil penelitian ini menjadi masukan bagi pemerintah dalam
mengelola pembagian BOS lebih adil dan bijaksana, karena hal demikian
dapat memberikan dampak positif bagi peningkatan prestasi belajar siswa.
b. Bagi Sekolah
Sebagai bahan pertimbangan atau masukan akan pentingnya
pemberian dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan prestasi belajar
pada siswa SMPN 9 Surakarta.
c. Bagi Siswa
Jika pemerintah melaksanakan program BOS dengan baik, maka
dengan pemberian dana BOS kepada setiap sekolah diharapkan siswa dapat
memanfaatkan pelayanan pendidikan seperti sarana dan prasarana sekolah
dengan maksimal sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar untuk
mendapatkan prestasi yang tinggi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
a. Pengertian Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
Agar pelaksana program BOS dan masyarakat memahami
program BOS dengan benar, maka dalam hal ini akan diuraikan tentang
definisi Biaya Pendidikan dan terminologi program BOS.
Biaya Satuan Pendidikan (BSP) adalah besarnya biaya yang
diperlukan rata rata siswa tiap tahun, sehingga mampu menunjang proses
belajar mengajar sesuai dengan standar pelayanan yang telah ditetapkan.
Dari cara penggunaannya, BSP dibedakan menjadi BSP investasi dan BSP
Operasional. BSP investasi adalah biaya yang dikeluarkan setiap siswa
dalam satu tahun untuk pembiayaan sumberdaya yang tidak habis pakai
dalam kurun waktu lebih dari satu tahun. Seperti pengadaan tanah,
bangunan, buku, alat peraga, media, perabot dan alat kantor. Sedangkan
BSP Operasional adalah biaya yang dikeluarkan setiap siswa dalam satu
tahun untuk pembiayaan sumberdaya pendidikan yang habis pakai dalam
satu tahun. BSP mencakup biaya personalia dan biaya non personalia.
Menurut Peraturan Mendiknas nomor 69 Tahun 2009,
standar biaya nonpersonalia adalah standar biaya yang diperlukan
untuk membiayai kegiatan operasi nonpersonalia selama 1 (satu) tahun
sebagai bagian dari keseluruhan dana pendidikan agar satuan pendidikan
dapat melakukan kegiatan pendidikan secara teratur dan berkelanjutan
sesuai Standar Nasional Pendidikan. Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
adalah program pemerintah yang pada dasarnya adalah untuk penyediaan
pendanaan biaya operasi nonpersonalia bagi satuan pendidikan dasar
sebagai pelaksana program wajib belajar.
(www.kemdiknas.go.id/juklakBOS)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
b. Landasan Hukum BOS
Ketentuan pemerintah mengenai Bantuan Operasional Sekolah
adalah sebagai berikut :
1) UU No. 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian
sebagaimana telah diubah dengan UU No. 43 Tahun 1999.
2) UU No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih
dan Bebas dari KKN.
3) UU No.17 Tahun 2000 tentang Bendaharawan Wajib Memungut
Pajak Penghasilan.
4) UU No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
5) UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
6) UU No.1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
7) UU No.15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara.
8) UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.
9) UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Daerah.
10) PP No. 28 Tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar sebagaimana telah
diubah dengan PP No. 55 Tahun 1998.
11) PP No. 29 Tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah sebagaimana
telah diubah dengan PP No. 56 Tahun 1998.
12) PP No.106 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban
Keuangan Dalam Pelaksanaan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan.
13) PP No. 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan
Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom.
14) PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Nasional.
15) PP No. 24 Tahun 2000 tentang Perubahan Tarif Bea Materai dan
Besarnya Batas Pengenaan Nominal yang dikenakan Bea Materai.
16) Kepres No. 80 Tahun 2003 tentang Pengadaan Barang dan/atau Jasa di
Lingkungan Pemerintah sebagaimana telah diubah terakhir dengan
17) Perpres No.95 Tahun 2007.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Dengan memperhatikan landasan hukum dari pelaksanaan
bantuan tersebut dapat dikatakan bahwa pemerintah benar-benar telah
merencanakan program Bantuan Operasional Sekolah tersebut dengan
matang. Untuk selanjutnya berjalan dengan lancar atau tidak dari
pelaksanaan bantuan ini akan sangat bergantung pada pelaksanaan
Bantuan Operasional Sekolah.
c. Tujuan dan Sasaran Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
Secara umum program BOS bertujuan untuk meringankan
beban masyarakat terhadap pembiayaan pendidikan dalam rangka wajib
belajar 9 tahun yang bermutu dan meningkatkan layanan pendidikan dasar
yang lebih bermutu sehingga kualitas pendidikan dapat ditingkatkan.
Secara khusus program BOS bertujuan untuk:
1) Membebaskan pungutan bagi seluruh siswa SD negeri dan SMP negeri
terhadap biaya operasi sekolah, kecuali pada rintisan sekolah bertaraf
internasional (RSBI) dan sekolah bertaraf internasional (SBI);
2) Membebaskan pungutan seluruh siswa miskin dari seluruh pungutan
dalam bentuk apapun, baik di sekolah negeri maupun swasta;
3) Meringankan beban biaya operasi sekolah bagi siswa di sekolah
swasta.
Dengan adanya program BOS ini telah membawa dampak bagi
orang tua siswa yaitu pengurangan iuran biaya pendidikan siswa, oleh
karena itu harapan pemerintah, sekolah harus tetap dapat menjaga kualitas
pelayanan pendidikan. Pelayanan pendidikan yang dimaksud adalah
penyediaan fasilitas yang layak dan memadai sehingga proses belajar
mengajar dapat berjalan dengan lancar. Kelancaran proses belajar
mengajar tersebut akan mempermudah pencapaian prestasi belajar maupun
tujuan belajar yang ingin dicapai, sehingga kualitas pendidikan akan
meningkat untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan nasional.
Sasaran program BOS adalah semua sekolah SD dan SMP,
termasuk Sekolah Menengah Pertama Terbuka (SMPT) dan Tempat
Kegiatan Belajar Mandiri (TKBM) yang diselenggarakan oleh masyarakat,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
baik negeri maupun swasta di seluruh provinsi di Indonesia. Program
Kejar Paket A dan Paket B tidak termasuk sasaran dari program BOS ini.
Besar biaya satuan BOS periode tahun 2005-2008 yang diterima
oleh sekolah belum termasuk untuk BOS Buku, dihitung berdasarkan
jumlah siswa dengan ketentuan sebagai berikut :
1) SD/SDLB Rp252.000,00/siswa/tahun,
2) SMP/SMPLB/SMPT Rp330.000,00/siswa/tahun.
Sedangkan BOS buku diberikan sejak tahun 2006, untuk
SD/SDLB Rp20.000,00 untuk satu judul buku dan SMP/SMPLB/SMPT
besarnya Rp30.000,00 setiap judul buku. Diharapkan dalam kurun waktu
3-5 tahun ke depan, seluruh kebutuhan buku siswa telah dapat disediakan
oleh perpustakaan sekolah. Kebijakan dasar pelaksanaan program BOS
tahun 2009 mengalami perubahan bahwa biaya satuan BOS (termasuk
BOS Buku), untuk tiap siswa/tahun mulai Januari 2009 naik secara
signifikan menjadi :
1) SD/SDLB di kota : Rp400.000,00/siswa/tahun
2) SD/SDLB di kabupaten : Rp397.000,00/siswa/tahun
3) SMP/SMPLB/SMPT di kota : Rp575.000,00/siswa/tahun
4) SMP/SMPLB/SMPT di kabupaten : Rp570.000,00/siswa/tahun
d. Ketentuan Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
Sekolah penerima dana BOS adalah semua sekolah negeri atau
swasta yang mempunyai syarat-syarat yang sudah ditentukan, yaitu harus
memiliki surat ijin operasional atau kelembagaan dari pemerintah daerah
atau kantor Departemen Agama, menandatangi surat perjanjian pemberian
bantuan, serta bersedia mengikuti ketentuan yang tertuang dalam buku
petunjuk pelaksana. Sekolah yang menerima dana BOS dibagi menjadi
dua kelompok, yaitu :
1) Satuan pendidikan dasar dengan anggaran pendapatan sama atau lebih
kecil dari BOS. Sekolah yang selama ini memungut dana perimbangan
siswa baru dan iuran bulanan yang tertuang dalam RAPBS lebih kecil
dari dana BOS, maka sekolah tersebut harus membebaskan semua
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
bentuk pungutan/sumbangan/iuran kepada seluruh siswa yang akan
digunakan untuk membiayai beberapa komponen pembiayaan
pendidikan sebagai berikut :
a) Uang formulir pendaftaran.
b) Buku pelajaran pokok dan buku penunjang untuk perpustakaan.
c) Biaya peningkatan mutu.
d) Biaya pemeliharaan ringan.
e) Ujian sekolah, ulangan umum bersama, dan ulangan umum harian.
f) Honor guru dan tenaga kependidikan honorer.
g) Kegiatan kesiswaan (remidial, pengayaan, dan ekstrakurikuler).
h) Sekolah penerimaan dana BOS diwajibkan untuk memfasilitasi
siswa tidak mampu yang mengalami kesulitan transportasi dari dan
kesekolah.
i) Sekolah dilarang memanipulasi data dengan maksud untuk tetap
dapat memungut iuran peserta didik, atau untuk memperoleh dana
BOS yang lebih besar.
2) Satuan pendidikan dasar dengan anggran pendapatan atau jumlah
penerimaan dari peserta didik lebih besar dari dana BOS, maka sekolah
tersebut dapat memungut tambahan biaya, dengan ketentuan sebagai
berikut :
a) Sekolah yang terdapat siswa miskin, maka sekolah tersebut
diwajibkan membebaskan pungutan/iuran seluruh siswa miskin
yang ada di sekolah tersebut. Apabila masih ada sisa dana BOS,
digunakan untuk mensubsidi siswa lain sehingga iuran bulanan
siswa lainnya akan lebih kecil dari iuran sebelum menerima dana
BOS.
b) Sekolah yang tidak ada siswa miskin, apabila dengan sekolah tipe
ini bersedia menerima dana BOS, maka dana tersebut akan
dikenakan untuk mensubsidi seluruh siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
e. Penggunaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
Penggunaan dana BOS di sekolah harus didasarkan pada
kesepakatan dan keputusan bersama antara Tim Manajemen BOS Sekolah,
Dewan Guru dan Komite Sekolah. Dana BOS harus didaftar sebagai salah
satu sumber penerimaan dalam RKAS/RAPBS, di samping dana yang
diperoleh dari Pemda atau sumber lain yang sah.
Dari seluruh dana BOS yang diterima oleh sekolah, sekolah
menggunakan dana tersebut untuk membiayai kegiatan-kegiatan berikut:
1) Pembelian/penggandaan buku teks pelajaran. Jenis buku yang
dibeli/digandakan untuk SD adalah satu buku, yaitu Pendidikan
Jasmani, Olahraga dan Kesehatan, sedangkan SMP sebanyak 2 buku
yaitu (a) Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan dan (b) Seni
Budaya dan Ketrampilan. Jika buku dimaksud belum ada di
sekolah/belum mencukupi sebanyak jumlah siswa, maka sekolah wajib
membeli/menggandakan sebanyak jumlah siswa. Jika jumlah buku
telah terpenuhi satu siswa satu buku, baik yang telah dibeli dari dana
BOS maupun dari Pemerintah Daerah, maka sekolah tidak harus
menggunakan dana BOS untuk pembelian/penggandaan buku tersebut.
Selain daripada itu, dana BOS juga boleh untuk membeli buku teks
pelajaran lainnya yang belum mencukupi sejumlah siswa.
2) Pembiayaan seluruh kegiatan dalam rangka penerimaan siswa baru,
yaitu biaya pendaftaran, penggandaan formulir, administrasi
pendaftaran, dan pendaftaran ulang, pembuatan spanduk sekolah bebas
pungutan, serta kegiatan lain yang berkaitan langsung dengan kegiatan
tersebut (misalnya untuk fotocopy, konsumsi panitia, dan uang lembur
dalam rangka penerimaan siswa baru, dan lainnya yang relevan);
3) Pembiayaan kegiatan pembelajaran remedial, pembelajaran pengayaan,
pemantapan persiapan ujian, olahraga, kesenian, karya ilmiah remaja,
pramuka, palang merah remaja, Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dan
sejenisnya (misalnya untuk honor jam mengajar tambahan di luar jam
pelajaran, biaya transportasi dan akomodasi siswa/guru dalam rangka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
mengikuti lomba, fotocopy, membeli alat olah raga, alat kesenian dan
biaya pendaftaran mengikuti lomba);
4) Pembiayaan ulangan harian, ulangan umum, ujian sekolah dan laporan
hasil belajar siswa (misalnya untuk fotocopi/ penggandaan soal, honor
koreksi ujian dan honor guru dalam rangka penyusunan rapor siswa);
5) Pembelian bahan-bahan habis pakai seperti buku tulis, kapur tulis,
pensil, spidol, kertas, bahan praktikum, buku induk siswa, buku
inventaris, langganan koran/majalah pendidikan, minuman dan
makanan ringan untuk kebutuhan sehari-hari di sekolah, serta
pengadaan suku cadang alat kantor;
6) Pembiayaan langganan daya dan jasa, yaitu listrik, air, telepon, internet
termasuk untuk pemasangan baru jika sudah ada jaringan di sekitar
sekolah. Khusus di sekolah yang tidak ada jaringan listrik, dan jika
sekolah tersebut memerlukan listrik untuk proses belajar mengajar di
sekolah, maka diperkenankan untuk membeli genset;
7) Pembiayaan perawatan sekolah, yaitu pengecatan, perbaikan atap
bocor, perbaikan pintu dan jendela, perbaikan mebeler, perbaikan
sanitasi sekolah, perbaikan lantai ubin/keramik dan perawatan fasilitas
sekolah lainnya;
8) Pembayaran honorarium bulanan guru honorer dan tenaga
kependidikan honorer. Untuk sekolah SD diperbolehkan untuk
membayar honor tenaga yang membantu administrasi BOS;
9) Pengembangan profesi guru seperti pelatihan, KKG/MGMP dan
KKKS/MKKS. Khusus untuk sekolah yang memperoleh hibah/block
grant pengembangan KKG/MGMP atau sejenisnya pada tahun
anggaran yang sama tidak diperkenankan menggunakan dana BOS
untuk peruntukan yang sama;
10) Pemberian bantuan biaya transportasi bagi siswa miskin yang
menghadapi masalah biaya transport dari dan ke sekolah. Jika dinilai
lebih ekonomis, dapat juga untuk membeli alat transportasi sederhana
yang akan menjadi barang inventaris sekolah (misalnya sepeda, perahu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
penyeberangan, dll); Pembiayaan pengelolaan BOS seperti alat tulis
kantor (ATK termasuk tinta printer, CD dan flash disk), penggandaan,
surat-menyurat, insentif bagi bendahara dalam rangka penyusunan
laporan BOS dan biaya transportasi dalam rangka mengambil dana
BOS di Bank/PT Pos;
11) Pembelian komputer (desktop/work station) dan printer untuk kegiatan
belajar siswa, masing-masing maksimum 1 unit dalam satu tahun
anggaran;
12) Bila seluruh komponen 1 s.d 12 di atas telah terpenuhi pendanaannya
dari BOS dan masih terdapat sisa dana, maka sisa dana BOS tersebut
dapat digunakan untuk membeli alat peraga, media pembelajaran,
mesin ketik, peralatan UKS dan mebeler sekolah.
Didalam Pedoman Teknis Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
2007, dana BOS tidak boleh digunakan untuk hal-hal berikut :
1) Disimpan dalam jangka waktu lama (Deposito atau sejenisnya) dengan
maksud dibungakan
2) Dipinjamkan kepada pihak lain
3) Membayar bonus, transportasi, pakaian atau makanan yang tidak
berkaitan dengan kepentingan operasional sekolah
4) Membangun gedung/ruang baru
5) Membeli bahan/peralatan yang tidak mendukung proses pembelajaran
6) Menanamkan saham/usaha patungan dan sejenisnya
7) Membiayai segala jenis kegiatan yang telah dibiayai secara penuh dari
sumber dana Pemerintah pusat atau daerah, seperti guru kontrak/bantu
atau kelebihan jam mengajar.
f. Mekanisme Penyaluran Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
Mekanisme pengalokasian dan penyaluran penggunaan Dana
BOS dilaksanakan sebagai berikut :
1) Tim Manajemen BOS pusat mengumpulkan jumlah siswa tiap
sekolah/madrasah/ponpes melalui Tim Manajemen BOS setiap
Provinsi kemudian menetapkan alokasi dana BOS tiap Provinsi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
2) Berdasarkan data jumlah siswa, tim Manajemen BOS Pusat membuat
alokasi dana BOS tiap Provinsi yang dituangkan dalam DIPA Povinsi.
3) Tim manajemen BOS Provinsi dan Kabupaten/Kota melakukan
verifikasi ulang data jumlah siswa sebagai dasar menetapkan alokasi
tiap sekolah/madrasah/ponpes.
4) Tim manajemen BOS Kabupaten/Kota membuat SK penetapan
sekolah/madrasah/ponpes yang bersedia menerima BOS. SK ini
ditandatangani oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan
Dewan Pendidikan untuk penetapan sekolah umum yang menerima
BOS, serta ditandatangani oleh Kepala Kendepag Kab/Kota dan
Dewan Pendidikan BOS. SK ini dilampiri daftar nama
sekolah/madrasah/ponpes salafiyah dan besar dana bantuan yang
diterima. Sekolah-sekolah yang bersedia menerima BOS harus
menandatangi Surat Perjanjian Pemberian Bantuan (SPPB).
5) Tim Manajemen BOS Kab/Kota mengirimkan SK Alokasi BOS
tersebut ke Tim Manajemen BOS Provinsi, tembusan ke Pos/Bank
penyalur dana dan penerima BOS.
6) Dana BOS kemudian ditransfer ke rekening rutin sekolah oleh lembaga
penyalur Kantor Pos/Bank.
7) Pengeluaran dana didasarkan permintaan penanggung jawab kegiatan
dan diketahui oleh Kepala Sekolah dan disetujui oleh Komite Sekolah.
8) Penanggung jawab kegiatan harus memberikan pertanggungjawaban
kepada Bendahara Guru.
Didalam Pedoman Teknis Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
(2007), terdapat syarat penyaluran dana BOS sebagai berikut :
1) Bagi sekolah yang belum memiliki rekening rutin sekolah harus
membuka nomor rekening atas nama lembaga (tidak boleh atas nama
pribadi).
2) Sekolah mengirimkan nomor rekening tersebut kepada Tim
PKPSBBM Kabupaten/Kota.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
3) Tim PKPS-BBM Kabupaten/Kota melakukan verifikasi dan
mengkompilasikan nomor rekening sekolah dan selanjutnya dikirim
kepada Tim PKPS-BBM Propinsi.
Alur penyaluran dana BOS adalah :
1) Dana BOS disalurlan sekaligus dalam satu tahap untuk periode Juli-
Desember 2005.
2) Penyaluran dana dilaksanakan oleh Tim PKPS-BBM Tingkat Propinsi
melalui PT. Pos/Bank Pemerintah, dengan tahap-tahap sebagai
berikut:
a) Datker PKPS-BBM Propinsi mengajukan Surat Permohonan
Pembayaran Langsung (SPP-LS) dana BOS kepada Dinas
Pendidikan Propinsi.
b) Dinas Pendidikan propinsi setelah melakukan verifikasi atas SPP-
LS dimaksud menerbitkan Surat Perintah Membayar Langsung
(SPM-LM).
c) Dinas Pendidikan Propinsi selanjutnya mengirimkan SPM-LS
dimaksud kepada KPPN Propinsi.
d) KPPN Propinsi melakukan verifikasi terhadap SPM-LS untuk
selanjutnya menerbitkan SP2D yang membebani rekening Kas
Negara.
e) Selanjutnya dana BOS di salurkan ke sekolah penerima BOS
melalui Kantor Pos/Bank Pemerintah yang ditunjuk sesuai dengan
Perjanjian Kerjasama antar Dinas Pendidikan Propinsi dengan
Lembaga Penyalur (Pos/Bank).
2. Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi Belajar
Seorang dikatakan berprestasi bila dia dapat mencapai suatu
hasil yang maksimal dari apa yang telah dilakukan. Slameto (1995)
mengungkapkan, ialah suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
(hlm. 2), sedangkan Syah (2008) berpendapat,
individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi
(hlm. 92).
Arifin (1990)
kemampuan, ketrampilan dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu
hlm. 3). Dengan mengetahui prestasi belajar siswa dapat diketahui
kedudukan siswa dalam kelas yang dikategorikan dalam kelompok pandai,
sedang atau kurang. Prestasi belajar bisa dinyatakan dalam bentuk angka,
huruf maupun simbol pada tiap-tiap periode tertentu yang dapat
diwujudkan dalam rapot.
Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai sebaik-baiknya pada
seorang anak dalam pendidikan baik yang dikerjakan atau bidang
keilmuan. Prestasi belajar dari siswa adalah hasil yang telah dicapai oleh
siswa yang didapat dari proses pembelajaran. Prestasi belajar harus
memiliki tiga aspek, yaitu kognitif, affektif dan psikomotor. Aspek
kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam
aspek yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis,
sintesis, dan evaluasi. Aspek afektif berkenaan dengan sifat yang terdiri
dari lima aspek yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian,
organisasi, dan internalisasi. Aspek psikomotorik berkenaan dengan hasil
belajar keterampilan dan kemampuan bertindak yang terdiri dari enam
aspek, yaitu: gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan
perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks,
dan gerakan ekspresif dan interpretatif. Prestasi belajar yang di maksud
dalam penelitian ini adalah hasil yang dicapai siswa dari ke tiga aspek di
atas setelah kegiatan belajar mengajar. Pengukuran hasil yang dicapai
setelah proses pembelajaran adalah melalui evaluasi dengan menggunakan
alat ukur yang kualitasnya baik. Alat ukur tersebut adalah tes prestasi yang
mengacu kepada ranah kognitif dalam bentuk tertulis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
prestasi belajar merupakan suatu hasil dari usaha belajar atau kegiatan
belajar yang diperoleh melalui pengukuran dan penilaian baik berupa
angka, huruf atau suatu tindakan yang mencerminkan hasil belajar.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
Prestasi belajar merupakan ukuran keberhasilan yang diperoleh
siswa selama proses belajarnya. Keberhasilan itu ditentukan oleh berbagai
faktor yang saling berkaitan. Menurut Dimyati itu ditentukan oleh
berbagai faktor yang saling berkaitan. Dimyati (1989) berpendapat,
-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa mencakup :
faktor internal dan faktor (hlm 84-87). Dari pendapat ini dapat
dijelaskan mengenai kedua faktor tersebut sebagai berikut :
1) Faktor internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu
sendiri. Berikut yang termasuk dalam faktor internal :
a) Kecerdasan
Kecerdasan merupakan aspek yang berperan penting dalam proses
belajar. Siswa yang memiliki kecerdasan normal atau genius,akan
dengan mudah memahami materi pelajaran. Siswa tersebut
mempunyai potensi untuk mendapatkan prestasi yang bagus.
b) Bakat
Bakat adalah potensi dasar yang dimiliki oleh manusia. Bakat
merupakan potensi bawaan yang sudah dimiliki manusia sejak lahir
Siswa yang memiliki bakat besar dalam bidang tertentu akan lebih
mudah untuk berprestasi di bidang tersebut.
c) Minat.
Minat belajar adalah kecenderungan atau kegemaran atau perhatian
penuh siswa untuk mengikuti proses belajar.
d) Motivasi
Motivasi adalah dorongan kuat atau keinginan kuat untuk terus
melakukan sesuatu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Motivasi belajar yang lahir dari dalam siswa adalah modal besar
untuk meningkatkan prestasi belajar.
2) Faktor eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar si pelajar. Faktor
lingkungan dan hal-hal lain yang berada di luar diri siswa sangat
berpengaruh positif terhadap prestasi belajar yang diperoleh.
Mengingat siswa adalah makhluk sosial yang sangat mudah
dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya.
a) Keadaan keluarga
Keluarga adalah lingkungan dimana anak pertama kali memahami
sebuah proses belajar. Rumah yang selalu dalam atmosfer belajar
akan memotivasi anak-anak untuk terus aktif belajar. Kemudian
keadaan rumah yang aman, tenang dan nyaman juga akan
memberikan dampak positif bagi prestasi belajar siswa.
b) Kondisi sekolah
Yang termasuk dalam kondisi sekolah adalah tenaga pengajar,
kurikulum, fasilitas belajar dan lingkungan sekolah secara
keseluruhan. Sebagai lembaga pendidikan formal sekolah tentu
memiliki sistem belajar yang sudah terprogram. Sistem belajar
yang terlaksana dengan baik dan dilakukan secara sungguh-
sungguh tentu akan berdampak besar bagi kemajuan prestasi
belajar siswa.
c) Lingkungan masyarakat
Lingkungan masyarakat adalah lingkungan lain setelah keluarga
yang banyak mempengaruhi prestasi belajar siswa. Lingkungan
mengajarkan siswa mengenai kemampuan dalam berinteraksi
dengan orang lain (kecerdasan interpersonal).
Dari pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa prestasi
belajar siswa secara umum dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
pertama berasal dari dalam diri siswa itu sendiri dan faktor yang kedua
berasal dari luar diri siswa yang sedang melakukan proses kegiatan belajar.
c. Penilaian Prestasi Belajar
Untuk mengetahui seberapa jauh peserta didik telah memiliki
kompetensi dasar perlu dikembangkan suatu sistem penilaian. Sistem
penilaian yang dilakukan harus mencakup seluruh kompetensi dasar
dengan menggunakan indikator yang dikembangkan oleh guru. Sistem
penilaian berbasis kompetensi yang direncanakan adalah sistem penilaian
berkelanjutan. Berkelanjutan disini memiliki pengertian bahwa semua
indikator di tagih, kemudian hasil di analisis untuk menentukan
kompetensi dasar yang telah dimiliki dan yang belum, serta untuk
mengetahui kesulitan peserta didik.
Untuk memperoleh data dan informasi sebagai dasar penentuan
tingkat keberhasilan peserta didik dalam penguasaan kompetensi dasar
yang diajarkan diperlukan adanya beberapa jenis tagihan. Jenis tagihan
yang dipakai dalam system penilaian berbasis kompetensi meliputi :
1) Pertanyaan lisan di kelas
2) Kuis
3) Tugas individu
4) Tugas kelompok
5) Ulangan harian
6) Ulangan blok
7) Laporan praktikum pengamatan
Tujuan diadakannya penilaian adalah untuk :
1) Mengetahui apakah siswa telah atau belum menguasai kompetensi
dasar tertentu
2) Mengetahui tingkat pencapaian kompetensi siswa
3) Mengukur pertumbuhan dan perkembangan siswa
4) Mendiagnosis kesulitan belajar siswa
5) Mengetahui hasil belajar
6) Mendorong siswa belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
7) Mendorong guru akan mengajar dengan lebih baik
Prestasi merupakan bagian dari suatu hasil belajar siswa.
Penilaian hasil belajar dilakukan oleh pendidik, satuan pendidikan, dan
pemerintah (PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,
Pasal 63 Ayat 1). Penilaian hasil belajar yang dilakukan oleh pendidik
seperti yang dijelaskan dipoin atas. Sedangkan penilaian hasil belajar oleh
satuan pendidikan dilakukan untuk menilai pencapaian kompetensi peserta
didik pada semua mata pelajaran. Permendiknas No. 20 Tahun 2007
tentang Standar Penilaian Pendidikan menjelaskan bahwa penilaian hasil
belajar oleh satuan pendidikan meliputi kegiatan sebagai berikut:
1) Menentukan KKM setiap mata pelajaran dengan memperhatikan
karakteristik peserta didik, karakteristik mata pelajaran, dan kondisi
satuan pendidikan melalui rapat dewan pendidik.
2) Mengkoordinasikan ulangan tengah semester, ulangan akhir semester,
dan ulangan kenaikan kelas.
3) Menentukan kriteria kenaikan kelas bagi satuan pendidikan yang
menggunakan sistem paket melalui rapat dewan pendidik.
4) Menentukan criteria program pembelajaran bagi satuan pendidikan
yang menggunakan sistem kredit semester melalui rapat dewan
pendidik.
5) Menentukan nilai akhir kelompok mata pelajaran estetika dan
kelompok mata pelajaran pendidikan jasmani, olah raga dan kesehatan
melalui rapat dewan pendidik dengan mempertimbangkan hasil
penilaian oleh pendidik.
6) Menentukan nilai akhir kelompok mata pelajaran agama dan akhlak
mulia dan kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
dilakukan melalui rapat dewan pendidik dengan mempertimbangkan
hasil penilaian oleh pendidik dan nilai hasil ujian sekolah/madrasah.
7) Menyelenggarakan ujian sekolah/madrasah dan menentukan kelulusan
peserta didik dari ujian sekolah/madrasah sesuai dengan POS Ujian
Sekolah/Madrasah bagi satuan pendidikan penyelenggara UN.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
8) Melaporkan hasil penilaian mata pelajaran untuk semua kelompok
mata pelajaran pada setiap akhir semester kepada orang tua/wali
peserta didik dalam bentuk buku laporan pendidikan.
9) Melaporkan pencapaian hasil belajar tingkat satuan pendidikan kepada
Dinas pendidikan kabupaten/kota.
10) Menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan melalui
rapat dewan pendidik sesuai dengan kriteria:
a) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran.
b) Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh
mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia;
kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian;
kelompok mata pelajaran estetika; dan kelompok mata pelajaran
jasmani, olahraga, dan kesehatan.
c) Lulus ujian sekolah/madrasah.
d) Lulus UN.
e) Menerbitkan Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional (SKHUN)
setiap peserta didik yang mengikuti Ujian Nasional bagi satuan
pendidikan penyelenggara UN.
f) Menerbitkan ijazah setiap peserta didik yang lulus dari satuan
pendidikan bagi satuan pendidikan penyelenggara UN.
d. Strategi Peningkatan Prestasi
Sjahfrizal mendefinisikan strategi adalah cara atau langkah
untuk mencapai tujuan (2004), sedangkan arti prestasi belajar menurut
Djamarah merupakan hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan,
diciptakan baik secara individu maupun secara kelompok (1994). Jadi
dapat diambil kesimpulan bahwa strategi peningkatan prestasi adalah cara
atau langkah yang ditempuh agar suatu hasil yang telah di capai siswa
dapat meningkat lebih baik.
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
prestasi belajar anak antara lain:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
1) Menyediakan fasilitas belajar (alat tulis, buku pelajaran, dan sarana
belajar),
2) Mengawasi kegiatan belajar anak,
3) Mengenal kesulitan-kesulitan anak dalam belajar, dan
4) Menolong anak mengatasi kesulitannya dalam belajar
Nurlaela mengungkapkan beberapa langkah yang dapat
membantu para guru dan pengelola sekolah dalam mencetak lahirnya
siswa yang berprestasi, baik secara akademik maupun secara emosional
(2009). Berikut langkah-langkah yang dapat encetak siswa yang
berprestasi:
1) Pengalaman pertama di sekolah
Masuk sekolah merupakan pengalaman baru yang cukup
menyenangkan bagi siswa. Pengalaman ini membutuhkan waktu dan
kesiapan mental untuk menerimanya. Jika siswa sudah mencapai taraf
mental yang memadai, maka mereka tidak akan mengalami kesulitan-
kesulitan dengan semua perubahan yang dihadapinya. Hal ini akan
membawa efek yang baik bagi kegiatan pembelajaran siswa
selanjutnya.
2) Perhatikan mutu dan kualitas guru
Keberhasilan seorang siswa dalam meraih prestasinya tentu
tidak terlepas dari keberhasilan seorang guru yang mendidiknya.
Seorang guru yang sukses mendidik siswanya memiliki kemungkinan
besar untuk melahirkan siswa yang berprestasi, maka ada baiknya jika
pihak sekolah memperhatikan terlebih dahulu mutu dan kualitas guru
pengajar.
3) Lengkapi sarana dan prasarana pendukung belajar
Pendidikan merupakan hak semua bangsa. Hal ini
mengisyaratkan agar siapa saja dapat mengenyam pendidikan dengan
sarana dan prasarana memadai yang memungkinkan sebuah proses
pendidikan dapat belangsung secara efektif. Karena itulah sarana
prasarana pendukung perlu mendapat perhatian pihak sekolah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Hendaknya setiap sekolah memiliki perpustakaan yang
memadai, laboratorium yang lengkap, pusat-pusat latihan dan sarana
prasarana lainnya yang secara keseluruhan dapat menampung berbagai
potensi yang dimiliki oleh siswa. Dengan demikian, diharapkan kelak
akan muncul sosok pelajar yang memiliki dedikasi tinggi serta memiliki
semangat untuk menjadi pribadi yang berprestasi.
4) Lakukan rekreasi edukatif
Ada baiknya sesekali mengajak siswa keluar sejenak dari
rutinitas mereka sehari-hari. Rekreasi tertentu menjadi hal yang paling
disukai oleh siswa. Rekreasi, selaim menjadi sarana perekat emosional
yang penuh dengan suasana kekeluargaan, juda menjadi momentum
untuk menyegarkan kembali motivasi yang mungkin sudah terkuras
akibat rutinitas yang tanpa henti. Namun rekreasi yang perlu dilakukan
disini adalah rekreasi yang bernilai edukasi.
Prestasi merupakan indikator yang menjadi tolk ukur mutu
pendidikan. Apabila mutu pendidikan suatu sekolah dikatakan baik maka
prestasi siswa pada sekolah tersebut juga baik. Jadi untuk meningkatkan
prestasi siswa dapat dilakukkan dengan meningkatkan mutu pendidikan
sekolah tersebut.
Upaya meningkatkan mutu pendidikan merupakan prioritas
dalam pelaksanaan pembangunan pendidikan nasional di samping prioritas
yang lainnya, yaitu penuntasan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun,
pendidikan untuk memacu penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi,
dan peningkatan relevansi melalui kebijaksanaan keterkaitan dan
kesepadanan (Mendikbud RI, 1996).
Dalam rangka meningkatkan mutu semua jenis dan jenjang
pendidikan, maka perhatian dipusatkan pada tiga faktor utama (Mendikbud
RI, 1996), yaitu:
1) Kecukupan sumberdaya pendidikan untuk menunjang proses
pendidikan, dalam arti kecukupan adalah tersedianya jumlah dan mutu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
guru, maupun tenaga kependidikan lainnya, buku teks, perpustakaan
dan sarana prasarana belajar
2) Mutu proses pendidikan itu sendiri dalam arti kurikulum dan
pelaksanaan pengajaran untuk mendorong para siswa belajar yang
lebih efektif
3) Mutu output dari proses pendidikan dalam arti keterampilan dan
pengetahuan yang diperoleh oleh siswa.
Bertitik tolak dari kutipan di atas, secara jelas disadari oleh
Diknas bahwa faktor utama penentu mutu pendidikan berkaitan erat
dengan masalah biaya. Jadi, pembahasan masalah-masalah sumberdaya
pendidikan, sarana dan prasarana itu tidak lepas dari masalah biaya. Dalam
hubungan ini, semakin besar jumlah biaya pendidikan itu akan lebih
dimungkinkan untuk dapat meningkatkan mutu pendidikan (Natajaya,
2003).
Faktor biaya pendidikan adalah penting dan strategis dalam
rangka meningkatkan mutu pendidikan yang berakibat juga pada prestasi
siswa yang lebih baik, kondisi tersebut dapat dilihat dari kecenderungan
pada setiap tahun anggaran biaya pendidikan secara nasional dalam APBN
selalu meningkat beberapa tahun belakangan. Dukungan pemerintah
terhadap peningkatan mutu pendidikan dapat dilihat dengan adanya
program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang bertujuan untuk
meringankan beban masyarakat terhadap pembiayaan pendidikan dan
meningkatkan layanan pendidikan dasar yang lebih bermutu sehingga
kualitas pendidikan dapat ditingkatkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
B. Penelitian Yang Relevan
Beberapa penelitian yang telah dilakukan dengan mengangkat masalah
mengenai dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) adalah, sebagai berikut :
Tabel 1. Penelitian Yang Relevan
No Judul Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
1. Dampak dana Bantuan Operasional (BOS) terhadap prestasi belajar siswa tingkat SD di Surakarta tahun ajaran 2008/2009 dan 2009/2010Hanief Muntazar, 2010
Variabel-variabel BOS berpengaruh terhadap prestasi belajar dilihat dari adanya peningkatan prestasi pada yang signifikan tahun 2008/2009 dan 2009/2010.
Mengangkat masalah mengenai pengaruh dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) terhadap prestasi belajar siswa.
Sampel penelitian yang diambil adalah SD baik negeri maupun swasta di Surakarta dengan analisis penelitian kuantitatif dan alat analisis regresi berganda, Penelitian tersebut hanya melakukan penelitian pada tahun ajaran 2008/2009 dan 2009/2010
2. The Impact of Financial Aid on College GPA at Three Flagship Public Institutions American Educational Research Journal September 2009 46: 782-815, first published on January 7, 2009
Bantuan keuangan pendidikan memiliki dampak positif terhadap prestasi akademik bagi sebagian perguruan tinggi negeri di dunia.
Mengangkat masalah mengenai pengaruh dana Bantuan untuk pendidikan (BOS) terhadap prestasi belajar siswa.
Sampel penelitian yang digunakan adalah 3 universitas di negara Amerika Serikat
3. Institutional Aid and Student Persistence: An Analysis of the Effects of Institutional Financial Aid at
Bantuan keuangan pendidikan berpengaruh positif terhadap ketekunan mahasiswa
Mengangkat masalah mengenai dampak dana Bantuan pendidikan (BOS) dari
Metode penelitian memakai metode regresi logistik yaitu menganalisis dampak bantuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Public Four-Year Institutions By Jacob P. K. Gross, Don Hossler, and Mary Ziskin, Nasfaa Journal of Student Financial Aid vol. 37, no. 1, 2007
untuk selalu aktif di kampus
tahun ke tahun bagi siswa dan lembaga.
keuangan berdasarkan kemampuan finansial siswa.
4. The Good, the Right, and the Purposes of Financial Aid (Articles The Consequences of Leaving Money on the Table: Examining Persistence among Students Who Do Not File a FAFSA) Heather Novak and Lyle McKinney, Journal of Student Financial Aid Volume 41, Number 3
Program FAFSA berpengaruh positif terhadap ketekunan mahasiswa untuk selalu aktif di kampus
Mengangkat masalah mengenai pengaruh dana Bantuan pendidikan (BOS) terhadap prestasi belajar siswa.
Metode penelitian memakai metode regresi logistik yaitu menganalisis dampak bantuan keuangan berdasarkan kemampuan finansial siswa.
C. Kerangka Berpikir
Untuk memudahkan dalam menganalisis masalah yang di hadapi dalam
penelitian ini maka disusun suatu kerangka berpikir yang menjadi pedoman dalam
proses penelitian dan memberikan gambaran tahap-tahap penelitian untuk
mendapatkan kesimpulan. Kerangka berpikir merupakan kerangka hubungan
antara konsep-konsep yang ingin dicermati atau di ukur melalui penelitian-
penelitian yang akan dilakukan.
Salah satu usaha pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan
adalah dengan cara membuat program BOS. Tujuan BOS secara umum adalah
untuk meningkatkan pelayanan mutu pendidikan dan membebaskan biaya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
pendidikan. Faktor-faktor yang terdiri dari aliran dana BOS yaitu Mekanisme
alokasi dan penyaluran dana BOS, penggunaan dana BOS, dan pelaporan serta
pertanggungjawaban diharapkan dapat mempengaruhi kualitas pendidikan
diantaranya adalah peningkatan kualitas guru dalam mengajar, sumber belajar
seperti buku-buku penunjang, dan kelengkapan sarana prasarana. Dari
peningkatan pelayanan pendidikan tersebut dimaksudkan agar motivasi belajar
siswa semakin meningkat, yang akhirnya juga akan berdampak pada prestasi
belajar siswa yang meningkat pula. Dapat kita lihat dari gambar dibawah bahwa
prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh pemberian dana BOS.
Gambar 1. Kerangka Berpikir
Peningkatan kualitas guru,
kelengkapan sarana
prasarana, sumber belajar
Prestasi belajar siswa:
1. Akademik
2. Non Akademik
1. Mekanisme penyaluran dana BOS
2. Penggunaan dana BOS
3. Pelaporan dan pertanggungjawaban
Motivasi belajar Meningkat
Program Bantuan
Operasional Sekolah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian digunakan untuk mendapatkan data, informasi,
keterangan-keterangan, dan hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan
penelitian serta sekaligus sebagai tempat penelitian. Dalam melaksanakan
penelitian ini, peneliti mengambil lokasi di SMP Negeri 9 Surakarta karena di
sekolah tersebut tersedia data-data yang mendukung kelancaran penulis
dalam melakukan pengumpulan data yang diperlukan dan belum pernah
dilakukan penelitian serupa di lembaga tersebut.
2. Waktu Penelitian
Penelitian terhadap permasalahan yang telah dirumuskan di muka
dilaksanakan mulai bulan Februari 2012 sampai dengan bulan Maret 2012.
Penelitian dimulai sejak disetujuinya proposal penelitian sampai dengan
penyusunan laporan penelitian. Sesuai dengan permasalahan yang akan
diteliti, maka alokasi waktu dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 2 . Jadwal Penyusunan Skripsi
No
Keterangan
2012 jan Feb mar apr mei
1 Persiapan penelitian
a. pengajuan judul
b. penyusunan proposal
c. pengurusan izin
2 Pelaksanaan Penelitian
a. mengumpulkan data
b. mengolah data
3 Menyusun Laporan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
B. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian merupakan suatu kegiatan menemukan, mengumpulkan
mengolah, dan menganalisis untuk menguji kebenaran secara ilmiah. Dengan
demikian suatu penelitian harus menggunakan prosedur, metode, atau cara
tertentu agar penelitian tersebut sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
dipergunakan dalam mencapai suatu tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian
hipotesa, dengan mempergunakan teknik serta alat-a .
Dalam penelitian ini menggunakan metode atau pendekatan deskriptif
kualitatif, karena tujuannya adalah untuk mendeskripsikan dan menggambarkan
apa adanya mengenai suatu variabel, gejala, keadaan atau fenomena sosial
tertentu. Dalam hal ini guna menganalisis data yang diperoleh secara mendalam
dan menyeluruh, dengan harapan dapat diketahui sejauh mana dampak pemberian
dana BOS terhadap prestasi belajar siswa di salah satu sekolah menengah pertama
di kota Surakarta. Dalam penelitian kualitatif data yang dikumpulkan adalah
berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Data yang dimaksud mungkin
berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto, dokumen pribadi, catatan
atau memo, dan dokumen resmi lainnya. Selain itu ada sedikit data pendukung
yang berupa data kuantitatif berbentuk tabel-tabel dan berupa angka-angka. Data
tersebut akan ditampilkan dan dilakukan analisis serta pembahasan secara detail,
digunakan untuk mendukung analisis secara keseluruhan sebagai pembuktian bagi
fenomena-fenomena yang sedang diteliti.
Sedangkan jenis penelitian ini lebih memfokuskan pada studi kasus yang
merupakan penelitian yang rinci mengenai suatu obyek tertentu selama kurun
waktu tertentu dengan cukup mendalam dan menyeluruh. Penelitian studi kasus
menurut Afriani (2009) adalah studi yang mengeksplorasi suatu masalah dengan
batasan terperinci, memiliki pengambilan data yang mendalam, dan menyertakan
berbagai sumber informasi. Penelitian ini dibatasi oleh waktu dan tempat, dan
kasus yang dipelajari berupa program, peristiwa, aktivitas, atau individu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
C. Sumber Data
Moleong (2009) berpendapat, Sumber data utama dalam penelitian
kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti
dokumen dan lain- (hlm.112). Dari pendapat tersebut, maka dalam penelitian
ini yang menjadi sumber data adalah informan dan tempat serta peristiwa.
Sedangkan data tambahannya adalah arsip dan dokumen.
1. Informan
Informan merupakan orang yang memberikan informasi atau
keterangan mengenai seluk beluk permasalahan yang diperlukan dalam
data manusia (narasumber) sangat penting perannya individu yang menpunyai
(hlm. 50). Kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati
merupakan sumber utama dalam melakukan penelitian. Di dalam penelitian ini
informan yang dipilih adalah informan yang mengetahui seluk-beluk mengenai
dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah), prestasi sekolah dan keadaan umum
SMP Negeri 9. Informan tersebut adalah kepala sekolah, bendahara BOS,
penanggung jawab BOS, wakil kepala sekolah kurikulum, wakil kepala
sekolah sarana prasarana, wakil kepala sekolah umum, perwakilan guru (guru
penjaskes, guru kesenian, guru IPA dan guru IPS), dan perwakilan siswa (siswa
kelas VII dan siswa kelas XI.
2. Tempat dan peristiwa
Tampat atau lokasi yang berkaitan dengan sasaran atau permasalahan
penelitian juga merupakan salah satu jenis sumber daya yang dimanfaatkan
oleh peneliti. Informasi mengenai kondisi dari lokasi peristiwa atau aktifitas
dilakukan bisa digali lewat sumber lokasinya, baik yang merupakan tempat
maupun lingkungannya (Sutopo, 2002). Tempat penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah SMP Negeri 9 Surakarta. Untuk peristiwa yang
relevan dengan permasalahan adalah tentang penggunaan dana BOS dan
berbagai prestasi yang dicapai oleh SMP Negeri 9 Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
3. Dokumen dan Arsip
Sutopo (2002) berpendapat okumen atau arsip merupakann suatu
bahan tertulis yang bergayutan dengan suatu peristiwa atau aktivitas tertentu. Ia
merupakan rekaman tertulis tetapi juga berupa gambar atau benda peninggalan
52).
Dokumen atau arsip yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dokumen
tentang profil sekolah, visi & misi , data guru, data jumlah siswa, data hasil
belajar (nilai UAN dari tahun ajaran 2004/2005-2010/2011) dan laporan-
laporan lainnya yang berhubungan dengan obyek penelitian.
D. Teknik Sampling
Pengertian sampling menurut
bentuk khusus atau proses yang umum dalam memfokuskan atau pemilihan dalam
(hlm. 55). Dari Pendapat tersebut dapat
diambil suatu pengertian bahwa pengambilan sampel harus memperhatikan cara
atau teknik pemilihannya, sebab sangat penting dalam sebuah penelitian. Dalam
penelitian ini, peneliti tidak menenentukan sejumlah sampel melainkan hanya
menentukan sejumlah informan untuk diwawancarai guna memperoleh keterangan
tentang permasalahan yang diteliti.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive
sampling atau bertujuan, dimana peneliti hanya memilih informan yang di anggap
mengetahui masalahnya. Sutopo (2002) berpendapat, Purposive sampling adalah
peneliti cenderung memilih informan yang dianggap tahu dan dapat dipercaya
untuk menjadi sumber data yang mantap dan mengetahui masalahnya secara
(hlm. 36), sedangkan Moleong (2009) berpendapat
purposive sampling yang mengundang maksud untuk menjaring sebanyak
mungkin informasi dari berbagai macam sumber data dan bangunannya
(contructions (hlm. 224).
Peneliti tidak menentukan jumlah informan untuk diwawancari guna
memperoleh informasi tentang permasalahan yang diteliti. Informan yang terpilih
dapat menunjuk informan lainnya yang lebih mengetahui, maka pemilihan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
informan dapat berkembang sesuai dengan pendalaman dan kemantapan peneliti
dalam memperoleh data. Peneliti berusaha mendapatkan informasi sebanyak
mungkin yang dapat diperoleh dari berbagai sumber. Dalam hal ini, peneliti
menunjuk informan pertama yaitu kepala sekolah SMPN 9 Surakarta, selanjutnya
kepala sekolah memberi saran untuk menunjuk bendahara BOS selaku
penanggung jawab Program BOS sebagai informan kedua dan wakil kepala
sekolah kurikulum yang mengetahui mengenai prestasi siswa di SMPN 9
Surakarta sebagai informan ketiga.
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Wawancara
Menurut Moleong Wawancara adalah percakapan dengan maksud
tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang
mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban atas
pertanyaan itu (2009). Dengan demikian maka jelaslah bahwa wawancara
merupakan jenis metode komunikasi langsung antara peneliti dengan
responden untuk mendapatkan data atau informasi dalam waktu relatif singkat.
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara dengan Kepala Sekolah,
wakasek, bendahara BOS, guru dan siswa guna untuk memperoleh data
mengenai pelaksanaan BOS serta hasil belajar siswa SMPN 9 Surakarta.
2. Dokumentasi
Menurut Arikunto
mencari data mengenai hal-hal atau yang berupa catatan, transkrip, buku, surat
(hlm.206). Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa dokumentasi adalah
teknik mengumpulkan data yang diperoleh dari tempat penelitian dalam bentuk
dokumen. Teknik ini dilakukan dengan mengumpulkan dokumen-dokumen
mengenai data yang dibutuhkan dalam penelitian. Dalam hal ini, data diperoleh
berdasarkan dokumen yang ada di SMPN9 Surakarta yaitu berupa gambaran
umum mengenai SMPN 9 Surakarta, laporan hasil belajar siswa SMPN 9
Surakata mulai tahun 2004 sampai 2010 (sebelum dan sesudah mendapatkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
dana BOS) yang diambil dari nilai Ujian Nasional, dan laporan mengenai
pelaksanaan BOS.
3. Observasi
Observasi yaitu pengamatan yang meliputi kegiatan pemusatan
perhatian terhadap suatu obyek dengan menggunakan suatu alat. Metode ini
adalah metode yang menggunakan pencatatan. Dalam hal ini peneliti
mneggunakan observasi partisipan yaitu teknik pengumpulan data dimana
peneliti mengadakan pengamatan secara langsung terhadap gejala gejala
subyek yang diselidiki. Dalam peneletian ini, peneliti melakukan beberapa kali
pengamatan atau observasi ke sekolah agar peneliti dengan mudah dapat
mengetahui bagaimana kondisi sekolah, letak geografis, kegiatan
ekstrakurikuler, sarana, dan prasarana yang ada di sekolah yang menjadi objek
penelitian.
F. Uji Validitas data
Data yang telah berhasil digali, dikumpulkan dan dicatat dalam kegiatan
penelitian, harus diusahakan kemantapan dan kebenarannya. Agar memperolah
data yang valid dan obyektif maka dalam penelitian ini menggunakan :
1. Ketekunan dan keajegan pengamat
Ketekunan pengamatan dilakukan peneliti dengan mengadakan observasi
secara terus menerus terhadap objek yang diteliti guna memahami gejala yang
lebih mendalam, sehingga mengetahui aspek yang penting, terfokus dan relevan
dengan topik penelitian.
2. Trianggulasi
Trianggulasi merupakan cara yang paling umum digunakan bagi
peningkatan validitas dalam penelitian kualititaif. Moleong (2009) berpendapat,
memanfaatkan sesuatu yang lain dari luar data itu untuk kepentingan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap d (hlm. 330).
Triangulasi sebagai teknik pemeriksaan data dibedakan menjadi empat macam
yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
a) Trianggulasi sumber adalah penggunaan beragam sumber data dalam suatu
penelitian
b) Trianggulasi peneliti adalah penggunaan beberapa peneliti yang berbeda
disiplin ilmunya dalam suatu penelitian
c) Trianggulasi teori adalah penggunaan sejumlah perspektif dalam menafsir satu
set data
d) Trianggulasi metodologis adalah penggunaan sejumlah teknik atau metode
dalam suatu penelitian
Trianggulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah trianggulasi
sumber dan trianggulasi metode. Trianggulasi sumber dilakukan dengan cara
membandingkan data hasil wawancara antara beberapa informan penting dalam
penelitian. Sedangkan Trianggulasi metode dilakukan dengan cara
membandingkan data hasil pengamatan (observasi) dengan hasil wawancara, data
hasil wawancara dengan dokumentasi, dan data hasil pengamatan dengan
dokumentasi.Hasil penelitian ini diharapkan dapat menyatukan persepsi atas data
yang diperoleh.
G. Teknik Analisis data
Analisis Data atau Pengolah Data adalah bentuk analisis yang lebih rinci
dan mendalam juga membahas suatu tema atau pokok permasalahan. Bogdan &
Biklen dalam Moleong (2009) mengatakan:
Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, serta memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain (hlm. 248).
penelitian kualitif terdiri dari tiga komponen pokok yaitu reduksi data, penyajian
menjalin dalam bentuk yang sejajar untuk membangun wawasan umum yang
disebut analisis. Dan ketiga kegiatan tersebut tentunya tidak lepas dari proses
pengumpulan data sebagai proses siklus.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
1. Pengumpulan data
Sesuai dengan teknik pengumpulan data seperti yang sudah
dikemukakan diatas, maka pengumpulan data dilakukan dengan berbagai cara
yaitu dengan dokumentasi, wawancara, dan observasi. Seluruh data yang
terkumpul dari berbagai sumber tersebut dibaca, dipelajari dan ditelaah.
Analisis data dapat dilakukan sejak pengumpulan data terakhir.
2. Reduksi data
Setelah data dikumpulankan dan dipelajari, maka langkah selanjutnya
adalah mengadakan reduksi data. Reduksi data dilakukan dengan jalan
membuat abstraksi, yaitu membuat rangkuman inti, membuang data yang tidak
perlu dan mengatur data serta pernyataan-pernyataan yang perlu dijaga agar
tetap berada di dalamnya, sehingga penarikan kesimpulan akhir dari penelitian
ini dapat dilakukan dengan mudah oleh peneliti. Tahapan reduksi data dapat
berlangsung selama penelitian berlangsung.
3. Penyajian data
Merupakan suatu rakitan organisasi informasi secara sistematis untuk
mempermudah penelitian dalam menggabungkan dan merangkai keterikatan
antar data dalam menyusun penggambaran proses serta memahami fenomena
yang ada pada objek penelitian.
4. Menarik kesimpulan atau verifikasi
Pada dasarnya kesimpulan awal sudah dapat ditarik pada saat matriks
terisi, tetapi hal tersebut belum begitu jelas, dalam hal ini dapat menggiring
pada pengambilan keputusan untuk menentukan langkah-langkah berikutnya
yang harus dilakukan.
Kesimpulan akhir merupakan keadaan dari yang belum jelas kemudian
meningkat sampai pada pernyataan yang telah memiliki landasan yang kuat dari
proses analisis terhadap gejala yang ada atau dari beberapa permasalahan
didiskusikan dengan berbagai pihak yang relevan yang akhirnya terjadi sebuah
kesimpulan, dengan maksud apabila ada data baru kemudian akan merubah
kesimpulan sementara, segera melakukan perbaikan melalui data yang diperolah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
selanjutnya. Hal ini terus dilaksanakan sampai seluruh data dikumpulkan.
Dibawah ini peneliti sajikan model analisis interaktif mengalir :
Gambar 2. Skema Model Analisis Data Interaktif
H. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian merupakan tahap-tahap dalam penelitian mulai dari
awal sampai akhir penulisan penelitian. Dalam penelitian ini prosedur atau
langkah-langkah pembuatan laporan mengacu pada teori dalam buku (Sutopo,
2002), yakni sebagai berikut:
1. Tahap Pra Lapangan (Persiapan)
Tahap pra lapangan adalah merencanakan segala sesuatu yang
berhubungan dengan pelaksanaan penelitian. Tahap ini dilakukan mulai dari
pembuatan usulan penelitian, proposal penelitian, menyusun rancangan
penelitian, memilih obyek penelitian, pencarian berkas perijinan lapangan dan
menyiapkan perlengkapan penelitian.
2. Tahap Lapangan (Pengumpulan Data)
Tahap lapangan ini dilakukan dari penggalian data yang relevan
dengan tujuan penelitian. Tahap ini peneliti mulai mengeksplorasi data yang
ada di lapangan kemudian dikumpulkan untuk memasuki dikumpulkan untuk
memasuki tahap analisis data.
Pengumpulan data
Reduksi Data
Sajian Data
Kesimpulan / Verifikasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
3. Tahap Analisis Data
Tahap analisis data dilakukan bersamaan dengan tahap pengumpulan
data untuk menghindari data yang tercecer karena dianggap tidak berguna atau
hilang. Proses analisis data dalam penelitian ini meliputi: pengelompokan data,
penganalisaan data kemudian ditarik suatu kesimpulan dari analisis yang telah
dilakukan sebelumnya. Setelah itu persiapan penyajian data secara jelas dan
rinci dalam suatu laporan.
4. Tahap Penyusunan Laporan Penelitian
Penyusunan laporan penelitian ini merupakan tahap akhir dari
prosedur-prosedur sebelumnya. Pada tahap ini hasil dari pengumpulan data
diolah dan dianalisa kemudian dilaporkan dalam bentuk skripsi
Gambar 3. Prosedur Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
Deskripsi lokasi penelitian merupakan tahapan dimana data yang
diperoleh peneliti di lapangan yaitu SMP Negeri 9 Surakarta dikumpulkan,
kemudian data yang diperoleh diolah dan dianalisis sehingga dapat disajikan
secara sistematis. Aspek-aspek yang diteliti diantaranya mengenai sejarah singkat
SMP Negeri 9 Surakarta, stuktur organisasi, visi dan misi, keadaan sumber daya
manusia, dan keadaan sarana prasarana.
1. Sejarah Singkat SMPN 9 Surakarta
SMP Negeri 9 Surakarta pada awalnya adalah suatu program
pemerintah bernama KPKPKB (Kursus Pendidikan Ke Pengajaran dan
Kewajiban Belajar) mulai tahun 1950. Kursus ini bertempat di rumah-rumah
penduduk di sekitar kampung Mangkuyudan sampai tahun 1953. Pimpinan
KPKPKB waktu itu adalah bapak Sudjadi Siswodiprojo. Karena beliau anggota
Yayasan Murni maka kursus tersebut dipindah dengan menyewa di Komplek
Tugu Kebangkitan Nasional. Tugu ini terletak di Kampung Penumping
Surakarta. Tugu inilah salah satu saksi sejarah berdirinya cikal bakal SMP
Negeri 9 Surakarta. Pada waktu itu kepala sekolahnya diganti oleh bapak
Supardi Tondomartono.
KPKPKB ada 3 kelas yaitu kelas A,B, dan C. Bersamaan dengan
itu mulai tanggal 1 Juli 1958 menerima siswa SGB III, 2 tahun filial SMP
Negeri 1 Surakarta sampai tahun 1960. Berdasarkan SK No. 69691/S. 22-7-
1959 SGB III menerima siswa SMP dengan nama SMP Negeri 9 Surakarta.
Kepala sekolah waktu itu adalah bapak Pramono sampai tahun 1963,
dilanjutkan bapak Sumartono. Selama 14 tahun SMP Negeri 9 Surakarta
menumpang di Komplek Tugulilin Penumping, dengan bentuk bangunan yang
masih sederhana, sebagian dindingnya masih terbuat dari bambu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Pada tahun 1973 pemerintah memindahkan lokasi sekolah yang
baru, berupa ruang belajar baru, di sebidang tanah di Jalan Sekar Jagat I Jegon,
Pajang, Laweyan Surakarta. Luas tanah 5130 meter persegi dengan sertifikat
tanah No. 3152044. Bangunan itu diresmikan oleh Kepala Bidang Pendidikan
Menengah Umum Propinsi Jawa Tengah bapak Drs. Winarno Hamiseno pada
tanggal 4 Nopember 1973. Sampai pada saat ini SMP Negeri 9 Surakarta
dipimpin oleh seorang kepala sekolah bernama Endang Mangularsih, S. Pd.
MM. M. Pd. Selain itu SMP Negeri 9 Surakarta termasuk dalam sekolah
unggulan dengan jenjang akreditasi A serta mempunyai prestasi yangbaik
untuk akademik maupun non akademik.Sebagai sekolah yang menjadi salah
satu sekolah di Surakarta, maka dalam program sekolah SMP Negeri 9
Surakarta terus mengembangkan diri meningkatkan mutu pendidikannya
dengan menggunakan model sekolah standar nasional sejak tahun pelajaran
2004/2005.
Sebagai lembaga pendidikan yang berfungsi sebagai unit pelaksana
teknis pendidikan formal, SMP Negeri 9 Surakarta memmpunyai tugas dan
tanggung jawab.
a. Melaksanakan pendidikan formal selama jangka waktu tertentu sesuai
dengan kurikulum yang berlaku
b. Melaksanakan pendidikan dan pengajaran yang sesuai dengan kurikulum
yang berlaku
c. Melaksanakan bimbingan dan penyuluhan bagi siswa di sekolah
d. Membina organisasi siswa intra sekolah
e. Melaksanakan urusan Tata Usaha dan Rumah Tangga sekolah
f. Membina kerjasama dengan orang tua, masyarakat dan dunia usaha
g. Bertanggung jawab kepada kantor Dina Pendidikan dan Kebudayaan
Propinsi Jawa Tengah
2. Struktur Organisasi SMPN 9 Surakarta
Struktur organisasi dapat menggambarkan kedudukan, tugas,
wewenang dan tanggung jawab setiap unit kerja dan staf, baik dari tingkat
puncak sampai tingkat bawah. Dengan struktur organisasi yang jelas dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
memudahkan pelaksanaan tugas masing-masing karyawan sekaligus
memudahkan evaluasi kinerja karyawan.
Dengan adanya struktur organisasi akan lebih mudah dalam
mendelegasikan tugas sehingga tidak akan terjadi duplikasi jabatan. Dengan
demikian setiap tenaga pendidik atau pengelola sekolahakan bekerja sesuai
dengan kedudukannya masing-masing. Berikut ini adalah bagan struktur
Organisasi SMP Negeri 9 Surakarta :
Gambar 4. Bagan Struktur Organisasi SMP Negeri 9 Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Deskripsi tugas dan fungsi masing-masing pengelola sekolah akan
dirinci sebagai berikut:
a. Kepala Sekolah
1) Kepala Sekolah sebagai Edukator
2) Kepala Sekolah sebagai Manajer
3) Kepala Sekolah sebagai Pengelola Administrasi
4) Kepala Sekolah sebagai Penyedia
5) Kepala Sekolah sebagai Pemimpin
6) Kepala Sekolah sebagai Pembaharu
7) Kepala Sekolah sebagai Pendorong
b. Wakil Kepala Sekolah
Wakil Kepala Sekolah adalah membantu dan bertanggungjawab
kepada Kepala Sekolah dalam :
1) Menyusun perencanaan, membuat program pelaksanaan, koordinasi
pengawasan, dan evaluasi bidang sarana prasarana, kesiswaan, alur dan
manajemen sekolah, ketenagaan, serta lingkungan budaya sekolah.
2) Mewakili Kepala Sekolah untuk menghadiri rapat-rapat sesuai
Tupoksinya.
3) Mewakili tugas-tugas Kepala Sekolah yang sesuai dengan Tupoksinya
bila Kepala Sekolah terhalang.
4) Membuat laporan secara berkala.
5) Menyusun, merencanakan, membuat program pelaksanaan, koordinasi,
pengawasan dan evaluasi bidang kurikulum dan pengembangan,
kehumasan, peran serta masyarakat, organisasi dan RAPBS.
c. Guru
Guru bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah dan mempunyai
tugas melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar secara efektif dan
efisien. Tugas dan tanggung jawab guru meliputi:
1) Membuat perangkat program pembelajaran.
2) Melaksanakan kegiatan pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
3) Melaksanakan kegiatan penilaian proses belajar, ulangan harian,
ulangan umum, ulangan semester dan ujian akhir.
4) Melaksanakan analisis hasil ulangan harian dan ulangan semester.
5) Menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan.
6) Mengisi daftar siswa.
7) Melaksanakan kegiatan membimbing (mengibaskan pengetahuan)
kepada guru lain dalam kegitan proses belajar mengajar.
8) Membuat alat pelajaran atau alat peraga.
9) Menumbuh-kembangkan sikap menghargai karya seni.
10) Mengikuti kegiatan pengembangan dan pemasyarakatan kurikulum.
11) Melaksanakan tugas tertentu di sekolah yang sifatnya insidentil.
12) Mengadakan pengembangan program pengajaran yang menjadi
tanggung-jawabnya.
13) Membuat catatan tentang kemajuan hasil belajar siswa.
14) Mengisi dan meneliti daftar hadir siswa sebelum memulai pelajaran.
15) Mengatur kebersihan ruang kelas dan ruang praktikum / laborat.
16) Mengumpulkan dan menghitung angka kredit untuk kenaikan
pangkatnya.
d. Guru Bimbingan Konseling
Bimbingan dan konseling membantu Kepala Sekolah dalam kegiatan-
kegiatan sebagai berikut:
1) Penyusunan program dan pelaksanaan program bimbingan dan
konseling
2) Koordinasi dengan wali kelas dalam rangka mengatasi masalah-
masalah yang dihadapi anak didik tentang kesulitan belajar
3) Memberikan layanan dan bimbingan kepada anak didik agar berprestasi
dalam kegiatan belajar
4) Memberikan saran dan pertimbangan kepada anak didik dalam
memperoleh gambaran tentang lanjutan pendidikan dan lapangan
pekerjaan yang sesuai
5) Mengadakan penilaian pelaksanaan bimbingan dan konseling
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
6) Menyusun dan melaksanakan program tindak lanjut bimbingan dan
konseling
7) Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling
e. Pustakawan Sekolah
Pustakawan Sekolah membantu Kepala Sekolah dalam kegiatan-
kegiatan sebagai berikut :
1) Perencanaan pengadaan buku-buku bahan pustaka
2) Pelayanan perpustakaan
3) Perencanaan pengembangan perpustakaan
4) Pemeliharaan dan perbaikan buku-buku bahan pustaka
5) Inventarisasi dan pengadministrasi
6) Penyimpanan buku-buku bahan pustaka
7) Menyusun tata tertib perpustakaan
8) Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan perpustakaan secara berkala
f. Laboran
Pengelola Laboratorium membantu Kepala Sekolah dalam kegiatan-
kegiatan sebagai berikut :
1) Perencanaan pengadaan alat dan bahan laboratorium
2) Menyusun jadwal dan tata tertib penggunaan laboratorium
3) Mengatur penyimpanan, pemeliharaan dan perbaikan alat-alat
laboratorium
4) Membuat dan menyusun daftar alat-alat laboratorium
5) Inventarisasi dan pengadministrasi alat-alat laboratorium
6) Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan laboratorium secara berkala
g. Pengelola Tata Usaha
Pengelola tata usaha sekolah mempunyai tugas melaksanakan
ketatausahaan sekolah dan bertanggungjawab kepada Kepala Sekolah dalam
kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
1) Menyusun program kerja tata usaha sekolah
2) Pengelolaan keuangan sekolah
3) Pengurusan administrasi ketenagaan dan siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
4) Pembinaan dan pengembangan karir pegawai tata usaha sekolah
5) Penyusunan administrasi perlengkapan sekolah
6) Penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan pengurusan ketatausahaan
secara berkala
3. Visi dan Misi SMP Negeri 9 Surakarta
a. Visi SMP Negeri 9 Surakarta
Adalah Bertaqwa, Berprestasi, Cerdas, Dan Terampil
b. Misi SMP Negeri 9 Surakarta
1) Menumbuhkan penghayatan dan ketaatan terhadap ajaran agama yang
dianut, sehingga selalu menjadi sumber kearifan dalm berpikir, berbicara
dan bertindak
2) Melaksanakan pendidikan pembelajaran dan bimbingan secara efektif,
sehingga setiap siswa berkembang secara optimal sesuai bakat dan
potensi yang dimiliki
3) Mengembangkan semangat berprestasi, sikap cerdas dan terampil dalam
setiap kegiatan dan tindakan
4. Keadaan Sumber Daya Manusia
Dilihat dari sumber daya manusia di SMP Negeri 9 Surakarta telah
memenuhi salah satu persyaratan sebagai sekolah standar nasional dengan
jumlah tenaga edukatif 53 orang. Dari jumlah tersebut, 43 orang berstatus
Pegawai Negeri Sipildan7orang guru tidak tetap ditambah lagi dengan seorang
pustakawan dan 3 orang penangungjawab laboran.Untuk membantu proses
kegiatan akademik, SMP Negeri 9 Surakarta juga dibantu oleh tenaga
administrasi. Tenaga administrasi berdasarkan status kepegawaian berjumlah 4
orang pegawai negeri sipil dan 12 orang yang berstatus tidak tetap. Sedangkan
untuk siswa di SMP Negeri 9 Surakarta selalu mengalami kenaikan jumlah
pendaftar dari tahun ke tahun, berikut data jumlah siswa di SMP Negeri 9
Surakarta dari tahun ajaran 2004/2005 sampai dengan 2010/2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Tabel 3. Data siswa SMP Negeri 9 Surakarta dalam 7 (tujuh) tahun terakhir
Th. Ajaran
Jml. Pendaftar
(Cln Siswa Baru)
Kelas VII KelasVIII Regular dan Aksel
Kelas IX Regular dan Aksel
Jumlah (Kls.VII +VIII+
IX) Jlm.
Siswa Jml.
Rombel Jlm.
Siswa Jml.
Rombel Jlm.
Siswa Jml.
Rombel Jml. Siswa
Jml. Rombel
Th. 2004/2005 320 org 250 org 6 261 org 6 258 org 6 769 org 18 Rbl Th. 2005/2006 358 org 250 org 7 270 org 6 258 org 6 778 org 20 Rbl Th. 2006/2007 360 org 261 org 7 243 org 6 286 org 7 790 org 20 Rbl Th. 2007/2008 405 org 258 org 7 290 org 7 261 org 6 809 org 20 Rbl Th. 2008/2009 470 org 292 org 7 264 org 8 242 org 7 837 org 22 Rbl Th. 2009/2010 472 org 255 org 7 327 org 9 276 org 8 859 org 24 Rbl Th. 2010/2011 477 org 255 org 7 297 org 9 323 org 9 872 org 25 Rbl
Dengan didukung oleh kedua faktor diatas dan penanaman disiplin
yang tinggi baik kepada siswa, guru, dan tenaga administrasi SMP Negeri 9
Surakarta mampu menunjukkan prestasi akademik maupun non akademik.
Prestasi dan kedisiplinan yang tinggi serta kualitas tenaga edukatifnya menjadi
alasan bagi orang tua untuk menyekolahkan putra-putrinya di sekolah ini.
5. Keadaan Sarana dan Prasarana
Bangunan gedung SMP Negeri 9 Surakarta dengan keadaan gedung
permanen dan bertingkat. Untuk menunjang proses belajar mengajar dan
kegiatan ekstrakurikuler, SMP Negeri 9 Surakarta memiliki ruang utama dan
ruang penunjang. Ruangan yang digunakan untuk kepentingan kegiatan
akademik antara lain :
a. Ruang Kepala sekolah
b. Ruang Guru
c. 21 Ruang Kelas
d. Ruang perpustakaan
e. Ruang komputer
f. Ruang Laboratorium Bahasa
g. Ruang Laboratorium IPA
h. Ruang Laboratorium IPS
i. Ruang BP/ BK
j. Ruang UKS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
k. Ruang Tata Usaha
l. Ruang Ketrampilan
m. Ruang Agama
Selain Ruangan diatas, sekolah juga menyediakan sarana penunjang
kegiatan ekstrakurikuler lainnya antara lain:
a. Ruang karawitan
b. Ruang Musik
c. Ruang Serba Guna (Aula)
d. Ruang OSIS
e. Lapangan Basket
f. Ruang Koperasi
g. Masjid
Berkaitan dengan lingkungan sekitar sekolah, lingkungan fisik SMP
Negeri 9 Surakarta pun cukup bagus. Hal ini dapat dilihat dari tata cara
pengaturan dan pemeliharaan ruang kelas, halaman sekolah, kantor, kamar
mandi, tempat parkir dan fasilitas sekolah lainnya. Kerapian dan kebersihan
sekolah selalu diperhatikan di sekolah ini. Meskipun ruang peneliti, ruang tamu
dan ruang kepala sekolah berada dalam ruang yang berbeda, namun tetap
kondusif. Semua ruangan tertata rapi, bersih dan didukung dengan pengadaan
air yang cukup serta ventilasi udara yang cukup.
B. Deskripsi Temuan Penelitian
Data yang telah terkumpul dari lapangan selanjutnya di analisis oleh
peneliti dengan menggunakan analisis interaktif. Proses analisis lebih mudah
dilakukan dengan mendeskripsikan data-data yang diperoleh secara sistematis
agar dapat mempermudah penarikan kesimpulan sebagai hasil penelitian. Masalah
yang dikaji sesuai dengan perumusan masalah yang telah ditentukan sebelumnya,
yaitu tentang dampak pemberian dana bantuan operasional sekolah terhadap
prestasi belajar siswa di SMP Negeri 9 Surakarta sejak tahun dibagikan dana BOS
yaitu tahun 2004 sampai dengan tahun 2010. Sebelum membahas mengenai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
dampak BOS terhadap prestasi, peneliti akan memberi gambaran yang lebih rinci
mengenai pelaksanaan BOS di SMPN 9 Surakarta, prestasi belajar siswa sebelum
maupun setelah mendapatkan dana BOS dan manfaat dana BOS yang diperoleh
SMP Negeri 9 Surakarta.
1. Pelaksanaan dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) di SMP Negeri 9
Surakarta
Sebagaimana diketahui bahwa Bantuan Operasional Sekolahadalah
suatu bantuan dana dari pemerintah yang di alokasikan untuk biayaoperasional
di sekolah. Untuk menghindari terjadinya penyelewenganpenggunaan dana
pemerintah tersebut maka pemerintah mengatur tentang tahapan-tahapan dalam
pelaksanaan dana Bantuan Operasional Sekolah. Tahapan-tahapan pelaksanaan
BOStersebut diantaranya adalahpenentuan alokasi penerima BOS dan
mekanisme penyaluran dana BOS dari pusat ke SMP Negeri 9 Surakarta,
Penggunaan dana BOS oleh SMP Negeri 9 Surakarta, dan pelaporannya.
a. Mekanisme alokasi dan penyaluran dana BOS
Jumlah dana BOS yang diberikan ke-sekolah dihitung berdasarkan
jumlah murid yang ada dimasing-masing sekolah, sehingga dana BOS yang
diterima tiap sekolah tidak sama atau bervariasi.Jumlah murid yang
disertakan harus sesuai dengan kenyataan, dalam hal ini harus mendapat
persetujuan dari pihak komite Sekolah. Dalam hal ini pihak SMP Negeri 9
Surakarta telah mematuhi, sesuai dengan yang diungkapkan oleh Ibu
Endang di ruang kepala sekolah pada tanggal 1 Maret 2012 ah
diminta mengirimkan data jumlah siswa, dan data tersebut telah disetujui
oleh pihak komite. Hal ini yang selanjutnya dijadikan dasar pemberian
Dalam hal ini jumlah siswa yang diajukan SMP Negeri 9 Surakarta
sudah memperoleh persetujuan dari pihak komite. Seperti yang disampaikan
Bapak Joko Sarwono di ruang depan rumah pada tanggal 26 Maret 2012:
mengeceknya dan sudah kami setujui. Jumlah ini nantinya akan menjadi
acuan unt Selanjutnya sekolah penerima BOS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
harus menandatangani Surat Perjanjian Pemberian Bantuan (SPPB). Surat
perjanjian ini yang selanjutnya menjadi dasar untuk besarnya penerimaan
dana BOS tersebut. Surat perjanjian yang telah di tandatangani tersebut
selanjutnya hanya berlaku selama setahun, sesuai dengan jumlah siswa pada
tahun ajaran yang berlaku.
Mengingat penyaluran dilakukan langsung dari lembaga penyalur
ke rekening sekolah, maka semua sekolah penerima BOS harus memiliki
rekening sekolah atas nama lembaga, begitu juga SMP Negeri 9 Surakarta.
Rekening tersebut tidak boleh atas nama pribadi, dan harus ditandatangani
oleh kepala sekolah dan bendahara BOS. Sesuai dengan petunjuk
pelaksanaan program BOS penyaluran dana BOS dilakukan lewat Kantor
Pos/Bank Pemerintah. Berkaitan dengan hal ini, SMP Negeri 9 Surakarta
memiliki nomor rekening sekolah atas nama BOS SMP Negeri 9 Surakarta
di Bank Rakyat Indonesia (BRI) cabang unit Laweyan Surakarta dengan
nomor rekening 310101 0000 59503. Tetapi pada tahun 2011 lalu, dana
BOS tidak disalurkan langsung ke rekening melainkan melalui APBD kota
setempat. Hal itu dibenarkan oleh Ibu Endah :
Mulai adanya dana BOS sampai tahun 2010 penyaluran langsung ke rekening sekolah, tetapi untuk tahun 2011 berganti sistem penyalurannya yaitu melalui APBD Kota Surakarta. Kami juga mempunyai rekening di BRI mbak atas nama BOS SMP n 9 Surakarta, agar lebih mudah dalam proses pengambilan dana BOS sendiri.
Adapun penyaluran dana BOS tersebut dilakukan secara bertahap
yakni setiap triwulan yang akan langsung di transfer ke rekening sekolah
yang telah dibuat tersebut, dan mengenai pengambilan dana diserahkan pada
pihak sekolah sesuai dengan kebutuhan. Sesuai dengan yang diungkapkan
oleh Ibu Endah di ruang guru pada tanggal 1 Maret 2012 yaitu :
Selama ini penyaluran dana BOS selalu tepat waktu yaitu disalurkan tiap triwulan. Tapi pernah terlambat pertama kali di salurkan tahun ajaran 2005/2006 yaitu bulan Juli, baru sampai ke rekening bulan September. Periode penyaluran pertama bulan Januari-Maret, April-Juni, Juli-September, dan terakhir pada bulan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
Oktober-Desember. Dan untuk pengambilan dananya disesuaikan kebutuhan sekolah yang diperlukan pada saat itu.
b. Penggunaan Dana BOS
Berdasarkan dari observasi yang sudah peneliti lakukan
bahwapenggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah sepenuhnya
menjaditanggung jawab lembaga yang kegiatannya mencakup pencatatan
danpengeluaran uang serta pelaporan keuangan, sehingga memudahkan
prosespengawasan atas penggunaan dana.Tetapi dalam penggunaan dana
BOS tetap berpedoman pada aturan yang ada di dalam buku panduan BOS.
Didalamnya terdapat beberapa poin yang termasuk diperbolehkan dan tidak
diperbolehkan untuk penggunaannya. Sebagaimana yang telah diungkapkan
oleh Ibu Endang di ruang Kepala Sekolah pada tanggal 1 Maret 2012 :
Dari RAPBS yang ada, pihak sekolah sudah mematuhi aturan
pelaksanaan. Dari beberapa poin aturan pelaksanaan penggunaan dana BOS
sebagian besar bertumpuk pada anggaran untuk kegiatan siswa seperti
ulangan harian, ulangan umum serta kegiatan-kegiatan kesiswaan yanglain,
gaji hohorer atau pegawai tidak tetap (PTT), dan peningkatan kualitas guru
seperti workshop, MGMP serta training. Hal ini seperti yang diungkapkan
oleh Ibu Endah selaku bendahara BOS yaitu:
Penggunaan dana BOS disesuaikan dengan buku panduan BOS. Sebagian besar dana BOS dialokasikan untuk kegiatan-kegiatan siswa misalnya dalam ulangan harian, ulangan umum serta kegiatan lain dalam bentuk keikutsertaan lomba-lomba, selain itu untuk gaji honorer yang ada di SMP N 9, dan juga untuk pelatihan guru-guru seperti workshop, MGMP maupun training kependidikan.
Dan ditegaskan lagi oleh Ibu Endang Mangularsih selaku kepala
sekolah pada tanggal 1 Maret 2012 sebagai berikut :
Penggunaan dana BOS di sekolah ini langsung di alokasikan ke berbagai hal yang lebih di prioritaskan, misalkan ya untuk kegiatan-kegiatan siswa dalam proses belajar,lomba-lomba yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
diikuti siswa, kegiatan penerimaan siswa baru, dan untuk para guru juga mbak, seperti workshop yang setiap tahun sekali diadakan, serta untuk gaji para honorer di SMP N 9. Adapun rincian penggunaan dana BOS di SMP N 9 Surakarta
secara garis besar adalah sebagai berikut:
1) Pembelian buku-buku teks pelajaran di perpusatakaan, jenis-jenis buku
yang dibeli terlampir
2) Pembiayaan kegiatan penerimaan siswa baru, yaitu penggandaan
formulir, administrasi pendaftaran, dan konsumsi panitia.
3) Membiayai kegiatan pembelajaran, seperti pelaksanaan ulangan harian,
ulangan umum bersama, ujian sekolah dan kegiatan ektrakurikuler,
misalnya olahraga, kesenian, UKS (Unit Kesehatan Sekolah), pramuka
dan sejenisnya
4) Membiayai untuk perawatan sekolah, seperti perbaikan alat-alat kesenian
5) Membayar honorarium bulanan untuk guru honorer dan tenaga
kependidikan honorer.
6) Pengembangan kualitas guru dengan membiayai kegiatanworkshop,
MGMP serta training guru.
7) Pemenuhan sarana dan prasarana, yaitu dengan membeli alat-alat peraga,
media pembelajaran, peralatan UKS, alat-alat olahraga seperti bola dan
net, pembelian komputer serta printer.
Komite sekolah merupakan pihak yang langsung berkaitan dengan
proses pelaksanaan BOS. Pihak Komite Sekolah harus selalu dilibatkan
dalam setiap kegiatan yang berkaitan dengan penggunaan dan BOS,
meskipun hanya sekedar persetujuan. Hal ini sesuai dengan wawancara
dengan Bapak Joko Sarwono di depan rumah beliau pada tanggal 26 Maret
2012:
Pihak Komite merupakan pihak yang bersinggungan langsung dengan sekolah, jadi setiap kegiatan Kami harus selalu diberi tahu.selain itu, kami juga bertugas mengawasi setiap penggunaan dana BOS tersebut, apabila ada yang tidak beres ya kita ingatkan. Semua harus sesuai dengan apayang telah disepakati dari awal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
Komite sekolah selalu memantau pelaksanaan setiap kegiatan
sekolah yang berkaitan dengan penggunaan dana BOS. Setiap penggunaan
dana BOS oleh sekolah harus melalui persetujuan pihak komite. Hal ini
tentunya telah sesuai dengan peran komite yang merupakan organisasi
rekanan dari pihak sekolah sekaligus wakil dari wali murid yang mengawasi
hal-hal yang bersifat teknis tentang monitoring penyaluran dana BOS agar
selalu sesuai dengan keputusan awal yang telah disepakati dan tidak
menyimpang dari aturan-aturan yang ada.
c. Pelaporan dan pertanggungjawaban dana BOS
Pada tahap akhir dari pelaksanaan dana BOS di SMP Negeri 9
Surakarta adalah pelaporandan pertanggung jawaban. Laporan merupakan
pertanggung jawaban atassegala aktivitas atau kegiatan yang telah dilakukan
oleh kepala sekolahkepada pihak pemberi tugas.Laporan disusun dengan
singkat dan jelas,lengkap, tertata rapi, serta membukukan semua transaksi
penerimaan danpengeluaran, menyusun danmenyampaikan laporan kepada
pihak yangberkepentingan.Pihak sekolah diwajibkan membuat laporan
pertanggung jawabanmengenai setiap penggunaan dana BOS untuk
selanjutnya LPJ tersebutdiserahkan kepada TIM PKPS-BBM Kota.Sekolah
di wilayah kota umumnya mengirim laporan langsung kekantor satker
kota,seperti SMP Negeri 9 Surakarta. Hal ini seperti yang disampaikan oleh
Ibu Endang Mangularsihbahwa :
Untuk pertanggungjawaban suatu program dalam hal ini adalah BOS, maka SMP N 9 pun wajib membuat laporan, disini yang bertugas sudah ada yaitu bendahara BOS.Laporan yang sudah dibuat kami teliti terlebih dahulu sebelum diserahkan kepada TIM PKPS-BBM.
Hal ini dikuatkan oleh pendapat bapak Joko Sarwono selaku
selalu dimintakan persetujan pihak komite.Selama ini kami belum
menemukan kesalahan dalam penggunaananggaran, semua sudah sesuai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
Proses pencatatan dan pengeluaran uang serta pelaporan
keuanganmeliputi beberapa hal, yaitu dengan pembukuan, dengan syarat
setiaptransaksi harus dengan bukti yang sah, bukti pengeluaran yang dalam
jumlahtertentu harus dibubuhi materai yang cukup sesuai dengan ketentuan
beamaterai, bukti pengeluaran harus jelas uraian mengenai barang atau jasa
yang dibayar, tanggal dan nomor bukti. Kemudian seluruh penerimaan
danpengeluaran harus dicatat dalam buku kas.Semua transaksi penerimaan
danpengeluaran dicatat sesuai urutan tanggal, setiap akhir bulan tersebut
ditutupdan dihitung saldonya untuk dicocokkan dengan saldo fisik baik
yang ada diKas maupun Bank.Buku kas tidak boleh ada halaman kosong
yang tidakteriasi atau, tanda bekas coretan atau sesuatu catatan yang
membuatinterpretasi berbeda. Laporan pertanggungjawaban dibuat setiap
bulan sekali, wawancara bersama ibu Endah menyampaikan hal yang sama
sebagai berikut :
Untuk kegiatan pelaporan alhamdulillah berjalan lancar dengan bantuan bendahara 2 juga mbak. Kami membuat pembukuan, pembukuan tersebut berisi transaksi penerimaan yang berasal dari BOS dan pengeluarannya untuk apa saja. Kami setiap bulan membuat laporan untuk BOS mbak, setiap tiga bulan membuat laporan triwulan, dan bulan Bulan Desember ditutup dengan membuat laporan tahunan. Dalam tahapan ini SMP Negeri 9 Surakarta sudah melaksanakan
pelaporan dan pertanggungjawaban sesuai dengan buku pedoman BOS.
Laporan pertanggung jawaban selalu dibuat dan diserahkan langsung ke
kantor satker kota.
2. Prestasi belajar Siswa SMP Negeri 9 Surakarta
Dengan adanya Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
lembagapendidikan baik SMP maupun MTs sangat terbantu dalam
usahanyameningkatkan prestasi belajar siswa khususnya bagi SMP Negeri 9
Surakarta. Berikut hasil belajar dari siswa SMP Negeri 9 Surakarta mulai tahun
ajaran 2004/2005 2010/2011 yang menunjukkan peningkatan prestasi :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
Tabel 4. Rekap Rata-rata Nilai Ujian Nasional Tahun 2004-2011 SMP Negeri 9
Surakarta
NO TAHUN BAHASA INDONESIA
BAHASA INGGRIS
MATE-MATIKA IPA JUMLAH RATA-
RATA 1 2004/2005 8,26 7,88 7.80 23,94 7,98 2 2005/2006 8,69 8,20 7,90 24,79 8,26 3 2006/2007 8,83 8,38 8,59 25,80 8,60 4 2007/2008 8,15 8,00 8,32 7,66 32,13 8,03 5 2008/2009 8,51 7,80 8,87 8,34 33,52 8.38 6 2009/2010 8,78 8,14 8,44 8,43 33,78 8,44 7 2010/2011 8,90 8,10 8,45 8,51 33,96 8.49
Tabel 4 menunjukkan rata-rata nilai UAN dari tahun 2004/2005
sampai dengan tahun 2010/2011 selalu mengalami peningkatan antara sebelum
dan sesudah menerima dana BOS. Tetapi ada tahun dimana nilai UAN
mengalami penurunan yaitu pada tahun 2007/2008 dengan beberapa alasan
yang memang sulit bagi siswa. Hal tersebut seperti yang diungkapkan Bapak
Gunadi Aris pada tanggal 1 Maret 2012 yaitu :
Prestasi akademik siswa SMP N 9 Surakarta alhamdulillah mengalami peningkatan mulai tahun ajaran 2005/2006 saat adanya program BOS sampai sekarang ini, sedangkan untuk peringkat sekolah pun relatif meningkat dan stabil. Awalnya SMP N 9 Surakarta mendapatkan peringkat 6 se-Kota Surakarta, tapi sekitar tahun 2007/2008 naik menjadi peringkat 3 nilai ujian Nasional untuk SMP Negeri Kota Surakarta sampai dengan tahun sekarang ini.
Hal ini senada dengan yang diutarakan oleh Ibu Endang Mangularsih
di ruang kepala sek
mengenai prestasi siswa sini alhamdulillah cukup bagus mbak, setiap tahunnya
meningkat. Baik prestasi akademik maupun non akademik. Peningkatan
akademik terlihat dari hasil UAN yang terus mengalami peningkatan,baik
Dokumen-dokumen SMP Negeri 9 Surakarta menunjukkan banyak
sekali prestasi siswa, baik itu prestasi akademik maupun non akademik, baik
tingkatannya lokal maupun nasional. Pretasi akademik ada yang melalui
berjenjang dan tanpa proses berjenjang begitu pula dengan prestasi non
akademik. Jika diatas tadi peneliti menguraikan tentang perkembangan prestasi
belajar siswa di bidang akademik, selanjutnya adalah melihat bagaimana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
perkembangan prestasi belajar siswa di bidang non akademik, dalam hal ini
yang dimaksud dengan prestasi non akademik adalah hasil ikut serta
perlombaan baik tingkat lokal maupun nasional. Jenis perlombaan yang
diikuti pun bermacam-macam. Dan hasilnya selalu mengalami peningkatan
dari tahun ke tahun. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Ibu Endang
Mangularsih di ruang kepala sekolah pada tanggal 1 M
akademiknya juga bagus mbak, siswanya kreatif dan alhamdulillah juga sering
mendapatkan juara dalam lomba-lomba, bahkan kejuaraan siswa teladan
dilakukan kepada Ibu Supartinah di Ruang Musik Pada Tanggal 5 Maret 2012
menyampaikan bahwa :
Prestasinya cukup baik mbak, dari tahun ke tahun meningkat. berhubung saya ini guru kesenian, jadi prestasi yang saya lihat disini adalah bidang non akademiknya yaitu lomba-lomba. Dulu kalau tidak salah tahun 2005 pertama kali mendapat juara 3 lomba solo vokal tingkat kota, dan tahun 2007 sampai 2010 pun tetap mendapat juara 3. Selain itu sekitar tahun 2006 pernah mengikuti festival band dan alhamdulillah mendapat juara 3, tetapi pada tahun 2007 berhasil mendapat juara 1. Banyak mbak kalau bicara mengenai prestasi non akademik. Pernah juara mocopat, drumband, geguritan, baca puisi, dan sebagainya. Wilayahnyapun sampai nasional.
Prestasi non akademik yang semakin meningkat tidak hanya di bidang
kesenian saja, tetapi bidang olahraga maupun perlombaan mata pelajaran juga
sering didapatkan oleh SMP N 9 Surakarta. Bidang olahraga yang paling
banyak mendapatkan juara adalah taekwondo, renang, sepak bola dan atletik.
Kejuaraan tersebut berhasil mendapatkan juara 3, 2 bahkan 1 di tingkat lokal
sampai dengan internasional. Hal tersebut seperti yang diungkapkan Bapak
Ilham Nawawi pada wawancara tanggal 5 Maret 2012 di depan ruang guru
yaitu:
Prestasi untuk olahraga sangat bagus dan meningkat. siswa SMP N 9 Surakarta ini banyak yang berbakat sehingga sering juga mengikuti kejuaraan. Dan mendapatkan juara terbaik di setiap bidang olahraga. Misalnya pada tahun 2008 salah satu siswa dikirim ke Australia sebab lolos seleksi dalam pelatihan sepak bola remaja. Dan yang unggul lagi, Pertama kali mengikuti kejuaran Taekwondo tingkat nasional, siswa SMP N 9 Surakarta berhasil mendapatkan juara 1 pada tahun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
2005 sepertinya, olahraga taekwondo pun selalu mendapat juara 1 baik di tingkat lokal bahkan nasional. Selain itu olahraga renang selalu mendapat juara 3 besar di tingkat provinsi.
Dari beberapa uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa prestasi
belajar siswa SMP Negeri 9 Surakarta cukup bagus dan stabil. Dalam artian
bahwa prestasi belajar mengalami peningkatan meskipun persentasenya tidak
banyak, namun hal itu dapat dipertahankan.
3. Manfaat Pemberian dana BOS
Dana BOS memiliki manfaat yang besar bagi SMP Negeri 9
Surakarta.Bantuan Operasional Sekolah dapat meningkatkan mutu pelayanan
pendidikan di SMP Negeri 9 Surakarta.Hal ini terbukti dengan adanya
peningkatan sarana dan prasarana baik kuantitas maupun kualitas sehingga
berpengaruh besar terhadap peningkatan prestasi belajar siswa. Hal ini juga
dapat dilihat dari perbaikan lingkungan sekolah baik di ruang kelas maupun
gedung, yang mana hal ini dapat menciptakan suasana belajar yang nyaman
bagi siswa , guru dan karyawan untuk melaksanakan tugas dan fungsi masing-
masing terutama bagi siswa untuk belajar. Hal ini seperti yang di ungkapkan
oleh Ibu Endah :
BOS memegang peranan sangat penting, apalagi sekarang setelah pemerintah menetapkan wajib belajar 9 tahun untuk SD dan SMP gratis, Bagi SMP N 9 dana BOS lah yang diharapkan mampu memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana untuk mendukung suasana belajar yang nyaman bagi siswa sehingga siswa akan termotivasi untuk lebih berprestasi, selain itu juga mampu untuk pengembangan kualitas guru-guru disiniseperti untuk kegiatan workshop, training, mgmp, dan lainnya.
Hal senada diungkapkan oleh Ibu Endang selaku Kepala Sekolah SMP
Negeri 9 Surakarta Bahwa:
Dana BOS yang diterima sekolah kami sampai saat ini kami gunakan untuk pendaftaran siswa baru, alat tulis kantor, renovasi ringan misalnya perbaikan alat-alat kesenian, buku pokok maupun penunjang, dan honor bagi guru honorer. Dengan adanya dana BOS kami merasa diuntungkan karena kami mampu menyediakan alat-alat penunjang kegiatan belajar mengajar yang lebih baik lagi. Selain itu kesejahteraan guru juga meningkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
Wawancara pada Bapak Puji selaku Wakil Kepala Sekolah Sarana
prasarana di ruang guru pada tanggal 6 Maret 2012 membenarkan bahwa :
Dana BOS cukup menunjang kelengkapan sarana dan prasarana sekolah ini mbak, dari tahun ke tahun pasti ada peningkatan untuk sarana. Misalnya seingat saya sekitar tahun 2007 dan 2008 mulai membeli alat-alat peraga fisika dan biologi serta perlengakapan yang ada di Laboratorium IPA yaitumikroskop, tabung reaksi, dan awetan. Tahun 2010 dan 2011 membeli perlengkapan olahraga yang kurang yaitu bola sepak, bola basket, net dan raket.Selain itu untuk pembelian alat-alat kesenian misalnya gamelan dan perbaikan gitar. Jadi dana BOS menurit saya ya bermanfaat, selain peningkatan sarana tadi juga untuk kegiatan lomba-lomba yang diikuti oleh siswa SMP N 9 Surakarta.
Ibu Supartinah selaku Guru Kesenian pun mengungkapkan manfaat
dana BOS bagi peningkatan prestasi. Beliau mengatakan dengan dana BOS
siswa lebih termotivasi untuk belajar lebih giat di bidang kesenian musik, hal
tersebut terjadi karena banyak alat-alat yang mendukung dalam pembelajaran,
selain itu pada tahun 2009 sekolah memberikan ruang studio sebagai tempat
pembelajaran kesenian musik yang dilengkapi de iswa-siswa lebih
senang belajar seni musik di ruang studio mbak, hal itu membuat siswa
semangat dan termotivasi untuk giat belajar, dan hasilnya pun juga bagus.
Siswa-siswa sering mengikuti perlombaan seperti band, vokal, maupun
Selain ibu Supartinah, guru mata pelajaran matematika yaitu Bapak
Suparno juga menyampaikan manfaat yang diperoleh dengan adanya dana
BOS. Beliau menyampaikan bahwa ada peningkatan sarana kaitannya dengan
kegiatan belajar megajar di kelas. Pada saat tahun 2007 beliau mengajar masih
menggunakan media OHP, tetapi tahun 2009 guru-guru sudah mengajar siswa
dengan menggunakan media komputer dan LCD.
Bapak Gunadi Aris selaku Wakil Kepala Sekolah Kurikulum
mengungkapkan beberapa manfaat yang didapat SMP Negeri 9 Surakarta
siswa dan kegiatan intra maupun ekstra kurikuler, diharapkan juga menunjang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
Bagi siswa SMP Negeri 9 Surakarta program dana BOS memberikan
manfaat cukup berarti yaitu antara lain dengan adanya dana BOS, siswa
mempunyai buku penunjang meskipun dalam bentuk perpustakaan, akan tetapi
minimal dapat mencukupi seluruh siswa mengingat harga buku yang semakin
mahal dan tidak bisa dijangkau oleh para siswa apalagi siswa yang kurang
mampu. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Monika siswa kelas IX di
-buku pelajaran
disediakan di sekolah saya dan teman-teman senang dan terbantu karena tidak
perlu lagi beli buku pelajaran dan setiap mengikuti pelajaran kami sekarang
salah satu siswa kelas VIII di ruang kelas A pada tanggal 10 Maret 2012
menyampaikan bahwa dia dan teman-teman merasa diuntungkan karena tidak
perlu membeli buku pelajaran, sebab dari sekolah sudah ada. Dengan adanya
buku-buku pelajaran tersebut siswa menjadi mudah untuk belajar dan
mengikuti pelajaran di kelas.Hal tersebut juga dapat memotivasi siswa untuk
giat belajar.
Hal senada diungkapkan oleh Ibu Danik selaku pegawai perpustakaan
di ruang perpustakaan pada tanggal 10 Maret :
Buku-buku disini kebanyakan dari dana BOS mbak, terutama buku penunjang pelajaran. Mulai tahun 2006 sampai sekarang ini selalu ada peningkatan pembelian buku-buku dari Bantuan Operasional Sekolah, memang awalnya pada tahun 2006 jenis bukunya hanya 3, namun untuk tahun selanjutnya selalu ada peningkatan. Terutama tahun 2009 meningkat menjadi 11 jenis buku.Hal ini demikian sangat berpengaruh mbak, siswa jadi sering ke perpusatakaan untuk membaca bahkan meminjamnya.Di samping itu, perpustakaan sini selalu memberi reward bagi setiap siswa yang meminjam buku paling sering dalam jangka waktu yang ditentukan.Dengan adanya keadaan seperti itu otomatis dapat meningkatkan motivasi belajar siswa juga. Karena dengan membaca siswa akan lebih banyak pengetahuan dan memungkinkan prestasi yang meningkat pula.
Wakil Kepala Sekolah Kurikulum Bapak Gunadi Aris pun juga
gadaan buku bagi siswa merupakan hal sangat
urgent dan sangat menentukan keberhasilannya dalam proses belajar mereka,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
karena kegiatan belajar mengajar menjadi lebih efektif dan efisien jika semua
Bagi guru honorer atau guru tidak tetap di SMP Negeri 9 Surakarta,
dana BOS juga memberikan manfaat yang cukup berarti, karena sebagian besar
dana BOS di sekolah tersebut dialokasikan untuk kesejateraan guru honorer
atau guru tidak tetap, artinya sebagai honorarium setiap bulannya. Hal tersebut
membawa dampak positif bagi para guru honorer, yaitu meningkatkan motivasi
dalam melaksanakan tugas mengajarnya. Hal ini seperti dikemukakan oleh
gaji para
a halnya juga dikemukakan oleh Bapak Joko Sarwono
selaku Sekretaris komite SMP Negeri 9 Surakarta :
Saya melihat dana BOS sangat bermanfaat, selain memenuhi kebutuhan sekolah baik sarana maupun prasarana, juga di alokasikan untuk membayar honor guru-guru honorer atau tidak tetap. Hal tersebut untuk kesejahteraan para honorer, sehingga lebih termotivasi dalam mengajar.Seperti saya tahu salah satu guru honorer ada guru kesenian yang juga mengajar kegiatan ekstrakulikler, beliau selalu mengajar dengan baik, dan menghasilkan siswa yang berprestasi dalam artian sering mengikuti lomba-lomba.
Dengan adanya Bantuan Operasional Sekolah (BOS) lembaga
pendidikan baik SMP maupun MTs sangat terbantu dalam usahanya
meningkatkan kualitas atau kompetensi guru dan mutu pendidikan termasuk di
SMP Negeri 9 Surakarta.Dari hasil observasi yang telah peneliti lakukan di
lapangan, ditemukan berbagai upaya yang di lakukan dalam peningkatan
kompetensi guru untuk meningkatkan prestasi belajar siswa SMP Negeri 9
Surakarta antara lain:
a. Mengadakan pelatihan (training) dengan mengundang narasumber yang
sudah mampu di bidangnya.
b. Mengikutkan guru dalam seminar dan pelatihan yang diadakan oleh Diknas
atau oleh lembaga lain yang dipandang dapat membawa hasil yang
bermanfaat
c. Pengadaan Bedah SKL dan persiapan latihan Ujian Nasional
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
d. Mengadakan Workshop di sekolah yang diikuti seluruh guru di SMP Negeri
9 Surakarta setiap tahun dengan tema yang berbeda, mulai dari IT (Ilmu
Teknologi), pembelajaran aktif, penyusunan KTSP, dan sebagainya.
e. Pemberdayaan musyawarah guru mata pelajaran(MGMP) sekolah dan
partisipasi MGMP kota
Dari hasil wawancara peneliti dengan kepala Sekolah yaitu Ibu
Endang, menyatakan bahwa:
BOS sangat berpengaruh pada peningkatan kompetensi guru di sekolah ini. Dengan dana BOS sekolah dapat mengikutsertakan guru-guru untuk seminar, pelatihan, MGMP, Workshop bersama dan lain sejenisnya sehingga wawasan guru, pola pikir dan kemampuannya semakin bertambah.
Hal ini disampaikan juga oleh guru mata pelajaran Seni bapak Dwi
Sulistyo di ruang guru pada tanggal 5 Maret 2012 bahwa :
Dengan dana BOS, para guru di SMP N 9 ini dapat mengikuti seminar, musyawarah guru mata pelajaran (MGMP), workshop, dan pelatihan-pelatihan dalam bidang Pendidikan. Yang baru-baru ini workshop, saya senang dan tertarik dengan temanya, yaitu mengenai Ilmu Teknologi (IT). Banyak sekali yang guru-guru dapati di workshop tersebut. Saya menjadi bisa untuk membuat blog, dan semua kegiatan pengajaran dengan menggunakan komputer maupun internet. Ini adalah kegiatan yang sangat bermanfaat bagi para guru di sekolah ini untuk mengembangkan kualitas demi peningkatan prestasi belajar siswa.
Hal serupa juga dikemukakan oleh Bapak Ilham diruang guru pada
tanggal 5 Maret 2012 bahwa :
Untuk peningkatan kualitas guru, ya di sekolah ini mengadakan workshop setiap tahunnya dengan tema yang berbeda-beda, seperti tentang pembelajaran aktif, dan pelatihan-pelatihan mengenai pembuatan silabus, RPP dan sebagainya. Kegiatan-kegiatan seperti ini sangat bermanfaat mbak buat kami.
Wawancara pada Bapak Puji selaku Wakil Kepala Sekolah Sarana
Prasarana membenarkan bahwa :
Sebelum mendapatkan dana BOS, guru masih ksesulitan dalam menggunakan komputer/IT, namun setelah diadakannya dana BOS guru sudah memiliki kemampuan yang meningkat dalam bidang IT, seperti sudah bisa membuat power point, mengajar menggunakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
LCD dan laptop serta sudah bisa mengoperasikannya, sudah bisa membuat blog sehingga untuk memberikan materi yang akan diajarkan atau tugas-tugas bisa di download dan dipelajari oleh siswa.
Berdasarkan hasil observasi, adanya kelengkapan sarana dan
prasarana sangat menunjang bagi proses belajar mengajar. Jika dalam belajar
siswa sudah menggunakan alat yang memadai maka kemungkinan besar
belajarnya akan berhasil dengan baik dan memberikan hasil sebuah prestasi
yang membanggakan. Begitu juga dengan kualitas guru-guru yang semakin
baik dan profesional dalam mengajar, membuat siswa menjadi lebih
termotivasi dalam belajar, dan mengakibatkan prestasi belajar siswa
meningkat.Seperti yang diungakapkan oleh Bapak Ilham bahwa dengan
penggunaan LCD dalam kegiatan penyampaian materi kepada siswa
berpengaruh terhadap prestasi siswa, yaitu nilai ulangan harian siswa yang
memuaskan. Siswa menjadi tertarik dengan slide powerpoint yang guru buat,
dan siswa lebih paham akan materi yang disampaikan. Begitu juga salah
guru-guru yang mengajar dengan menggunakan slide power point mbak,
soalnya saya lebih faham dan kadang ada gambar atau videonya yang membuat
saya tertarik, misalnya pelajaran sejarah, biologi, ekonomi, bahasa Indonesia
Melihat beberapa temuan penelitian dari hasil wawancara, observasi
maupun dokumentasi dapat disimpulkan bahwa begitu banyak manfaat yang
didapatkan oleh SMP Negeri 9 Surakarta dengan adanya program BOS yang
diselenggarakan tahun 2005. Mulai dari peningkatan sarana dan prasarana serta
peningkatan kualitas guru yang tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan
prestasi belajar siswa-siswi SMP Negeri 9 Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
C. Pembahasan
Setelah ditemukan beberapa data yang diinginkan dari lapangan, maka
pada bagian ini peneliti akan menganalisis temuan yang ada dan kemudian
membangun pemaparan yang disajikan sebagai hasil dari penelitian dengan
menyesuaikan landasan teori yang sudah ada serta menyesuaikan implikasi-
implikasi dari hasil penelitian.
Sebagaimana diterangkan dalam teknik analisis data dalam penelitian ini
peneliti menggunakan analisis kualitatif deskriptif (pemaparan) dari data yang
diperoleh dari observasi, wawancara dan intisari dokumen-dokumen yang telah
dikumpulkan dari penelitian di lapangan. Adapun data yang akan dipaparkan dan
dianalisis oleh peneliti sesuai dengan rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu:
1. Pelaksanaan dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) di SMP Negeri 9
Surakarta
Gambaran umum mengenai pelaksanaan dana BOS di SMP Negeri 9
Surakarta, berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari setiap tahapan
pelaksanaan program BOS berjalan dengan lancar dan sesuai dengan peraturan
perundangan mengenai BOSdengan melibatkan tim manajemen BOS sekolah
yaitu kepala sekolah, bendahara sekolah, ketua komite sekolah, dan dewan
guru.
1) Mekanisme Alokasi dan Penyaluran Dana BOS
Alokasi dana BOS setiap sekolah didasarkan pada jumlah seluruh
siswa di sekolah tersebut. Jumlah siswa yang disertakan harus sesuai dengan
kenyataan yang artinya data jumlah siswa tidak dimanipulasi. Dalam hal ini
harus mendapat persetujuan dari pihak komite sekolah. Selanjutnya sekolah
penerima BOS harus menandatangani Surat Perjanjian Pemberian Bantuan
(SPPB). Surat perjanjian ini akan menjadi dasar untuk besarnya penerimaan
dana BOS tersebut. Surat perjanjian yang telah di tandatangani selanjutnya
hanya berlaku selama setahun, sesuai dengan jumlah siswa pada tahun
ajaran yang berlaku. Setelah tahapan di atas sudah terlaksana dana BOS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
akan disalurkan langsung dari lembaga penyalur ke rekening sekolah.
Sebelum dana BOS disalurkan, sekolah diharuskan memiliki rekening rutin
atas nama sekolah. Hal tersebut merupakan syarat penyaluran dana BOS.
SMP Negeri 9 Surakarta pun juga memiliki rekening khusus untuk
pemasukan dari dana BOS pada BRI cabang unit Laweyan Surakarta dengan
nomor rekening 310101 0000 59503. Sekolah mengirimkan nomor rekening
tersebut kepada Tim Manajemen Kabupaten/Kota. Tim Manajemen
Kabupaten/Kota melakukan verifikai dan mengkompilasikan nomor
rekening sekolah dan selanjutnya dikirim kepada Tim Manajemen Provinsi.
Pada tahun 2005 sampai dengan tahun 2010 dana BOS langsung disalurkan
dari Tim Manajemen Provinsi ke sekolah melalui Kantor Bank
Pemerintah/POS yang ditunjuk sesuai dengan perjanjian kerjasama antara
Dinas Pendidikan Provinsi dan lembaga penyalur (Bank/Pos), sehingga hal
ini akan memudahkan sekolahdan proses penyaluranpun dapat berjaan
dengan lancar. Selama ini SMP Negeri 9 Surakarta tidak pernah mengalami
keterlambatan penyaluran dana BOS. Dana BOS disalurkan secara
triwulanan (tiga bulanan), yaitu:
1) Triwulan Pertama (bulan Januari sampai dengan bulan Maret)dilakukan
paling lambat 14 (empat belas) hari kerja pada awal bulanJanuari 2011;
2) Triwulan Kedua (bulan April sampai dengan bulan Juni) dilakukanpaling
lambat 7 (tujuh) hari kerja pada awal bulan April 2011;
3) Triwulan Ketiga (bulan Juli sampai dengan bulan September) dilakukan
paling lambat 7 (tujuh) hari kerja pada awal bulan Juli 2011; dan
4) Triwulan Keempat (bulan Oktober sampai dengan bulan
Desember)dilakukan paling lambat 14 (empat belas) hari kerja pada
bulan Oktober2011 setelah PMK Alokasi prognosa definitif BOS 2011
ditetapkan
Pengambilan dana BOS dilakukan oleh Kepala Sekolah atau
bendahara BOS sekolah dengan diketahui oleh Ketua Komite sekolah dan
pengambilan dapat dilakukan sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan
dengan menyisakan saldo minimun sesuai peraturan yang berlaku.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
Penyaluran dana BOS secara bertahap (triwulan) bukan berarti dana harus
dihabiskan dalam periode tersebut, namun besar penggunaan dana tiap bulan
disesuaikan dengan kebutuhan sekolah sebagaimana tertuang dalam
Rencana Kegiatan dan Anggaran sekolah.
Pada tahun 2011 sistem penyaluran mengalami perubahan.
Penyaluran dana BOS dilakukan melalui dua tahap. Tahap pertama
penyaluran dana dari kas umum negara ke kas umum daerah dan tahap
keduapenyaluran dana dari kas umum daerah ke sekolah.Tetapihal yang
demikian tersebut dirasa lebih rumit untuk sekolah-sekolah, sehingga sistem
penyaluran dana BOS kembali lagi seperti semula yaitu langsung disalurkan
dari Tim Manajemen Provinsi ke rekening sekolah pada tahun 2012 ini.
2) Mekanisme penggunaan dana BOS
Penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah sepenuhnya
menjaditanggung jawab lembaga yang kegiatannya mencakup pencatatan
danpengeluaran uang serta pelaporan keuangan, sehingga memudahkan
prosespengawasan atas penggunaan dana. Tetapi dalam penggunaan dana
BOS tetap berpedoman pada aturan yang ada di dalam buku panduan BOS.
Didalamnya terdapat beberapa poin yang termasuk diperbolehkan dan tidak
diperbolehkan untuk penggunaannya. Poin yang tidak perbolehkan juga
tidak lakukan oleh SMP Negeri 9 Surakarta. Dari beberapa poin aturan
pelaksanaan penggunaan dana BOS sebagian besar bertumpuk pada
anggaran untuk kelengkapan sarana prasarana kegiatan siswa seperti
pembelian alat peraga, alat keseniaan, alat olahraga, alat-alat penunjang
belajar,selain itu juga untuk gaji hohorer atau pegawai tidak tetap (PTT),
dan peningkatan kualitas guru seperti workshop, MGMP serta training.
Namun penggunaan BOS dari tahun ke tahun terkadang tidak merata seperti
pada aturan yang ada di dalam buku panduan BOS. Misalnya untuk tahun
ajaran 2005/2006 dana BOS lebih banyak digunakan untuk membeli
OHP,pada tahun ajaran 2006/2007 sekolah membeli 4 set komputer dengan
menggunakan dana BOS, padahal didalam buku pedoman BOS tertera
bahwa untuk membeli komputer maksimal 1 buah, pada tahun ajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
2007/2008 dana BOS lebih banyak di alokasikan untuk pembayaran gaji
untuk guru/pegawai honorer. Secara keseluruhan SMP Negeri 9 Surakarta
telah menggunakan dana BOS sesuai dengan petunjuk penggunaan dana
BOS. Penggunaan BOS di SMP N 9 Surakarta adalah sebagai berikut :
1) Pembiayaan seluruh kegiatan dalam rangka Penerimaan Siswa Baru
seperti biaya pendaftaran, penggadaan formulir, administrasi pendaftaran
2) Pembelian buku-buku penunjang pelajaran di perpusatakaan
3) Pemenuhan sarana dan prasarana belajar seperti alat-alat laboratorium
IPA, alat-alat kesenian, alat-alat olahraga dan kelengkapan sarana di
kelas yaitu kursi dan papan tulis
4) Peningkatan kualitas guru dengan membiayai adanya workshop serta
MGMP guru
5) Membiayai siswa dalam peningkatan prestasi, misalnya keikutsertaan
dalam perlombaan
6) Membayar gaji guru maupun pegawai honorer
7) Membiayai pelaksanaan ulangan harian, ulangan umum bersama dan
ujian sekolah
Penggunaan dana BOS di SMP Negeri 9 Surakarta tidak secara
langsung untuk menggratiskan biaya pendidikan atau dalam hal ini adalah
SPP bagi semua siswa, melainkan hanya mengurangi jumlah biaya SPP
yang dikeluarkan siswa. Hal tersebut dikarenakan banyaknya kebutuhan
sekolah yang harus dipenuhi yang bertujuan untuk menigkatkan mutu
pendidikan sekolah serta prestasi belajar siswa.
3) Pelaporan dan pertanggungjawaban
Berdasarkan data penelitian, pelaporan SMP N 9 Surakarta
terhadap pelaksanaan dana BOS telah dilaksanakan sesuai aturan
perundangan tentang BOS. Proses pencatatan dan pengeluaran uang serta
pelaporan keuangan meliputi beberapa hal, yaitu dengan pembukuan,
dengan syarat setiaptransaksi harus dengan bukti yang sah, bukti
pengeluaran yang dalam jumlahtertentu harus dibubuhi materai yang cukup
sesuai dengan ketentuan beamaterai, bukti pengeluaran harus jelas uraian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
mengenai barang atau jasa yang dibayar, tanggal dan nomor
bukti.Kemudian seluruh penerimaan danpengeluaran harus dicatat dalam
buku kas.Semua transaksi penerimaan danpengeluaran dicatat sesuai urutan
tanggal, setiap akhir bulan tersebut ditutupdan dihitung saldonya untuk
dicocokkan dengan saldo fisik baik yang ada diKas maupun Bank.Laporan
Pertanggungjawaban ini dibuat setiap bulan sekali, setiap tiga bulan
membuat laporan triwulan, dan bulan Desember ditutup dengan membuat
laporan tahunan. Melaporkan penggunaan dana BOS kepada Tim PKPS-
BBM Kab/Kota menjadi tugas dan tanggungjawab sekolah paling utama
dalam pelaksanaan dana BOS, hal ini bertujuan untuk menghindari
terjadinya penyalahgunaan penggunaan dana BOS.
Tabel 5. Pelaksanaan Program BOS di SMP Negeri 9 Surakarta
Indikator Buku pedoman Pelaksanaan di
SMPN 9 surakarta Keterangan
Mekanisme penyaluran dana BOS
1. Tim Manajemen BOS Pusat meminta jumlah siswa tiap sekolah sebagai dasar alokasi
2. Sekolah harus membuka nomor rekening atas nama lembaga
3. Sekolah mengirimkan nomor rekening kepada tim PKPSBBM Kota
4. Dana BOS langsung disalurkan ke sekolah melalui Bank Pemerintah
5. Pengeluaran dana BOS didasarkan permintaan
1. SMPN 9 mengirimkan jumlah siswa kepada tim manajemen BOS Pusat atas persetujuan Komite Sekolah
2. SMPN 9 telah membuka nomor rekening dengan nomor 310101 0000 59503
3. SMPN 9 telah mengirimkan nomor rekening kepada tim PKPSBBM Kota
4. Dana BOS dikirim ke rekening SMPN 9 di Bank BRI cabang Surakarta
5. Mengeluarkan dana BOS atas persetujuan
Syarat dan Pelaksanaan penyaluran di SMPN 9 Surakarta sudah sesuai dengan Buku Pedoman BOS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
penanggung jawab kegiatan dan diketahui oleh Kepala Sekolah serta disetujui Komite Sekolah
Kepala Sekolah dan Komite Sekolah
Mekanisme penggunaan dana BOS
1. Pembelian/penggandaan buku teks pelajaran yang belum mencukupi sebanyak jumlah siswa.
2. Pembiayaan seluruh kegiatan penerimaan siswa baru
3. Pembiayaan kegiatan belajar mengajar, seperti remidial, persiapan ujian, olahraga, kesenian, PMR, UKS
4. Pembiayaan ulangan harian, ulangan umum, ujian sekolah dan rapor
5. Pembelian bahan habis pakai
6. Pembiayaan langganan daya dan jasa
7. Pembiayaan perawatan sekolah
8. Pembayaran gaji bulanan bagi honorer
9. Pengembangan profesi guru
1. Dana BOS digunakan untuk membeli buku penunjang sebanyak jumlah siswa di SMPN 9
2. Dana BOS digunakan untuk administrasi pendaftaran, fotocopy dan konsumsi
3. Dana BOS digunakan untuk membeli alat olargara, alat keseniaan dan biaya transportasi kegiatan lomba
4. Dana BOS digunakan untuk menggandakan soal-soal ulangan
5. Untuk membeli
bahan praktikum dan spidol
6. Untuk pemasangan jaringan internet
7. Untuk memperbaiki alat-alat kesenian
8. Untuk membayar gaji 4 guru honorer diSMPN 9
9. Dana BOS di SMPN 9 juga digunakan untuk
Penggunaan BOS di SMPN 9 sesuai dengan Buku Pedoman BOS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
10. Pemberian bantuan transportasi bagi siswa miskin
11. Pembelian komputer dan printer untuk KBM
12. Jika masih terdapat sisa dana, dapat digunakan untuk pembelian alat peraga, media pembelajaran, mesin ketik, dan peralatan UKS
kegiatan Workshop bagi guru-guru setiap tahun dengan tema yang berbeda-beda.
10. Belum digunakan untuk hal tersebut
11. Untuk membeli 4 komputer yang diletakkan di perpustakaan
12. Untuk membeli alat-lat peraga dan media pembelajaran OHP dan LCD.
Pelaporan dan pertanggungjawaban
1. Laporan yang harus dilampirkan dalam Laporan Triwulan adalah laporan berupa format rincian penyaluran dana.
2. Untuk laporan akhir tahun meliputi: nama siswa miskin yang dibebaskan dari pungutan, Jumlah dana yang dikelola sekolah dan catatan penggunaan dana, Lembar pencatatan pertanyaan/kritik/saran
1. Laporan triwulan yang dibuat SMPN 9 pagu yaitu alokasi anggaran, rincian pencairan dana, penyaluran dana ke sekolah di tiap kabupaten/kota.
2. SMPN 9 membuat laporan akhir tahun
Pencatatan pelaporan di SMPN 9 sesuai dengan Buku Pedoman BOS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
Berdasarkan penjelasan dan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa
jika kondisi ini baik dan tidak berubah maka prestasi belajar akan lebih baik
lagi. Hal ini sebagaimana dikemukakan dalam Undang-undang No 20
Tahun 2003 pasal 48 menyatakan bahwa pengelolaan dana pendidikan
berdasarkan pada prinsip keadilan, efisien, transparansi, dan akuntabilitas
publik. Disamping itu prinsip efektivitas juga perlu mendapat penekanan.
Sedang menurut Gamer (2004) : Efektivitas lebih dalam lagi, karena
sebenarnya efektivitas tidak berhenti sampai tujuan tercapai tetapi sampai
pada kualitatif hasil yang dikaitkan dengan pencapaiaan visi lembaga.
Efektivitas lebih menekankan pada kualitatif outcomes.Manajemen
keuangan dikatakan memenuhi prisip efektivitas kalau kegiatan yang
dilakukan dapat mengatur keuangan untuk membiayai aktivitas dalam
rangka mencapai tujuan lembaga yang bersangkutan dan kualitatif
outcomes-nya sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pada hakekatnya
pengelolaan keuangan sekolah merupakan poin penting dalam peningkatan
mutu sekolah yang lebih baik. Asalkan pengelolaan dana tersebut mengacu
kepada prinsip yang telah diatur dalam Undang-undang, yaitu transparansi,
akuntabilitas efektivitas, dan efisien.
2. Dampak Dana BOS dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa
Pelaksanaan suatu program akan membawa dampak pada pelaksana
program dan kelompok sasaran serta masyarakat. Dampak yang timbul sebagai
akibat pelaksanaan program dana BOS merupakan perubahan yang terjadi
sebagai akibat diberlakukannya program dana BOS ini. Dari penelitian yang
dilakukan menunjukkan bahwa sekolah dan khususnya siswa merasa sangat
diuntungkan dan telah memberikan semangat belajar yang lebih bagi siswa
sehingga diharapkan bisa meningkatkan prestasi siswa.
Prestasi belajar yang dicapai seorang peserta didik merupakan hasil
interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam
maupun luar individu.Ahmadi mengatakan Faktor yang mempengaruhi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
prestasi belajar dapat digolongkan menjadi faktor internal dan faktor
eksternal.Faktor internal meliputi faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan
faktor kematangan fisik maupun psikis, sedangkan faktor eksternal mekiputi
faktor sosial, budaya, lingkungan fisik, dan lingkungan spiritual atau
keamanan (1991: 138).
Memperlancar belajar siswa adalah dengan memenuhi kebutuhan
belajarnya. Ada kebutuhan yang disediakan oleh orang tua tetapi ada juga yang
harus disediakan oleh pemerintah yang diberikan ke sekolah. Sekolah perlu
menyediakan kebutuhan siswa antara lain buku pelajaran, alat-alat olahraga,
ruangan belajar yang bersih dan nyaman, perpustakaan yang memadai,
laboratorium yang fungsional (dapat dipakai bukan hanya pajangan), alat
kesenian sesuai kebutuhan dan yang paling penting adalah media pembelajaran
guna mendukung kegiatan proses belajar mengajar di ruangan kelas.
Berdasarkan data penelitian, prestasi non akademik siswa SMP Negeri
9 Surakarta juga menunjukkan hasil yang sangat baik. Setiap tahunnya terdapat
peningkatan penghargaan yang diperoleh dari keikutsertaan siswa dalam setiap
lomba-lomba. Hal ini menunjukkan sekolah sudah mampu memfasilitasi
siswanya untuk mengeluarkan setiap minat dan bakat yang dimiliki siswa,
dalam hal ini berkaitan dengan life skill yang dimiliki siswa. Hal ini sesuai
dengan yang dikemukakan oleh Sagala (2007) bahwa ketersediaan biaya untuk
sarana dan prasarana sekolah merupakan indikator yang cukup berpengaruh
terhadap kegiatan belajar mengajar (KBM). Ketersediaan sarana dan prasarana
akan tergantung kepada dana yang ada. Dari berbagai penelitian dapat
diinformasikan bahwa sekolah yang termasuk sekolah favorit didukung oleh
fasilitas belajar, fasilitas olahraga, fasilitas kesenian serta kelengkapan yang
cukup memadai untuk membangkitkan minat serta bakat siswanya.Adanya
kesempatan yang diberikan sekolah dalam memaksimalkan minat dan bakat
setiap siswa, mendorong siswa untuk dapat berprestasi.
Sedangkan untuk prestasi akademik siswa SMP Negeri 9 Surakarta
menunjukkan hasil yang baik dan selalu meningkat. Hal tersebut terlihat dari
hasil UAN dan keaktifan siswa dalam mengikuti perlombaan yang bersifat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
akademik. Jika kondisi ini baik dan menetap ke depannya prestasi belajar dapat
lebih baik. Untuk dapat meningkatkan prestasi belajar dapat dilakukan dengan
berbagai diantaranya, siswa harus mendapatkan fasilitas pendidikan yang lebih
lengkap dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan data penelitian yang telah dipaparkan pada poin
sebelumnya menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa, baik prestasi akademik
maupun non akademik telah mengalami peningkatan sejak tahun ajaran
2004/2005, tahun ajaran dimana pemerintah belum menyelenggarakan program
dana BOS sampai dengan tahun ajaran 2010/2011. Hal ini membuktikan bahwa
dimungkinkan dana BOS berdampak pada prestasi belajar siswa serta
merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Untuk lebih jelas dalam mengetahui dampak dana BOS terhadap peningkatan
prestasi belajar, maka peneliti menyajikan grafik peningkatan rata-rata nilai
UAN SMP Negeri 9 Surakarta beserta analisisnya sebagai berikut:
Gambar 5. Grafik Peningkatan Prestasi Belajar Siswa SMP Negeri 9
Surakarta
Berdasarkan grafik diatas dilihat bahwa prestasi belajar SMP Negeri 9
Surakarta setelah menerima dana BOS mengalami peningkatan, kecuali pada
tahun ajaran 2007/2008. Peningkatan prestasi yang terjadi dikarenakan salah
satu faktor yaitu dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Setelah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
mendapatkan dana BOS, sekolah lebih baik dalam memberikan pelayanan
pendidikan, meskipun belum semua kebutuhan operasional sekolah tepenuhi.
Hal tersebut dapat dibandingkan antara hasil UAN pada tahun ajaran
2004/2005 dengan tahun-tahun berikutnya. Berikut analisis meningkatnya atau
menurunnya prestasi belajar dari tahun ajaran 2005/2006 sampai dengan tahun
ajaran 2010/2011:
a. Analisis pada tahun ajaran 2005/2006
Pada tahun ajaran 2005/2006 rata-rata nilai Ujian Nasional
mengalami peningkatan sebesar 3,5 % dari rata-rata nilai 7,78 menjadi
8,26. Pada tahun tersebut pertama kali program BOS diselenggarakan,
sehingga membuat pihak sekolah lebih antusias untuk melaksanakan
kegiatan pembelajaran. Dana BOS pertama kali masuk ke sekolah di
alokasikan sebagai pengurang dana iuran SPP siswa. Dan dana tersebut
langsung dipergunakan untuk menunjang kegiatan siswa seperti pembelian
sarana yang sangat diperlukan dan untuk membayar honor guru/pegawai
tidak tetap. Pembelian sarana pada saat itu diantaranya adalah
kursi/bangku siswa karena semakin banyak siswa yang mendaftar di SMP
Negeri 9 Surakarta pada tahun tersebut yaitu dari 320 menjadi 358 siswa
pendaftar, kipas angin, papan tulis (Lampiran 5), serta untuk kegiatan
lomba-lomba yang diikuti siswa seperti lomba Taekwondo tingkat Provinsi
yang mendapatkan juara 1 untuk putra dan juara 2 untuk putri.
Selain itu dana BOS juga digunakan untuk pembelian OHP
sebagai media pembelajaran yang diberikan pada kelas VIII sebanyak 6
buah dan kelas XI sebesar 6 buah. Sedangkan untuk kelas VII OHP sudah
ada sejak tahun lalu.Pembelian OHP tersebut digunakan secara optimal
oleh para pengajar di SMP Negeri 9 Surakarta. Hal itu dapat dibuktikan
dengan setiap guru mata pelajaran baik sosial, bahasa maupun mipa
menggunakan media pembelajaranOHP dalam menjelaskan materi kepada
para siswa. Berikut peneliti sajikan intensitas penggunaan media
pembelajaran OHP oleh guru dan siswa di SMP Negeri 9 Surakarta:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
Tabel 6. Intensitas Penggunaan Media Pembelajaran OHP
Keterangan
Pengguna Jumlah Persentase
Mata Pelajaran Guru
Mengajar dengan menggunakan media pembelajaran OHP
Fisika Biologi Ekonomi Sejarah Geografi Bhs. Indonesia PKN Agama Islam Matematika Bhs. Inggris Bhs. jawa Penjaskes Seni Budaya BK IPA terpadu
2 2 1 1 2 4 2 1 4 3 2 1 1 2 1
30
58,8 %
Mengajar dengan tidak menggunakan media pembelajaran OHP
Fisika Biologi Matematika BK Sejarah Penjaskes TIK Mulok Batik Mulok Boga Bhs. Jawa Bhs. Indonesia Bhs. Inggris Agama Katolik Seni budaya
1 1 3 1 2 3 1 1 1 1 2 2 1 1
22
43,2 %
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa intensitas
penggunaan media pembelajaran dengan OHP oleh para guru sebesar
58,8% lebih banyak daripada yang tidak menggunakan. Hal ini
menunjukkan bahwa media pembelajaran OHP sudah dimanfaatkan oleh
guru-guru di SMP Negeri 9 Surakarta secara maksimal. Diharapkan untuk
tahun-tahun berikutnya dapat dimanfaatkan lebih baik lagi. Salah satu guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
sekaligus wakil kepala sekolah sarana prasarana mengungkapkan bahwa
guru-guru di SMP Negeri 9 Surakarta sudah memanfaatkan media
pembelajaran OHP dengan baik. Selain itu para siswa juga dapat
menggunakan, sekitar 50 % siswa di SMP Negeri 9 Surakarta
memanfaatkannya ketika mendapatkan tugas presentasi di dalam kelas.
Dalam Bukunya Media Pembelajaran, Sanaky berpendapat bahwa:
Salah satu manfaat media pembelajaran adalah sebagaialat bantu dalam proses pembelajaran agar pengajaran lebih menarik perhatian pembelajar sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar dan bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat lebih dipahami pembelajar serta memungkinkan guru menguasai tujuan pengajaran dengan baik (hlm.5).
Media pembelajaran merupakan sarana pendidikan yang dapat
digunakan sebagai perantara dalam proses pembelajaran untuk
mempertinggi efektifitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pengajaran.
Beberapa sarana yang dilengkapi oleh sekolah seperti OHP, guna
mendukung kegiatan belajarsiswa merupakan salah satu faktor eksternal
dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.
b. Analisis tahun ajaran 2006/2007
Pada tahun ajaran 2006/2007 prestasi belajar siswa meningkat
sebesar 4,1 % dari rata-rata nilai 8,26 menjadi 8,6. Pada Tahun ajaran ini
alokasi untuk dana BOS semakin diperluas, apalagi pada tahun 2006/2007
ini mulai diadakan pembelian buku-buku penunjang yang dana untuk
pembelian buku tersebut berasal dari BOS. Meskipun hanya 3 jenis buku
yaitu Bahasa Inggris, Matematika dan Bahasa Indonesia, telah
memberikan dampak yang positif. Berikut tabel jenis-jenis buku yang
dibeli dengan dana BOS untuk menunjang kegiatan belajar siswa :
Tabel 7. Jenis Buku yang Didanai BOS Tahun Ajaran 2006/2007
JENIS BUKU JUDUL BUKU JUMLAH
Bahasa Inggris
Smart Steps The Smastest Way to Learn English An English Textbook For Junior High Scool kelas XI
286
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
Matematik Matematika Kelas XI Untuk SMP dan MTs 288
Bahasa Indonesia
Cermat Berbahasa 1 Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Untuk SMP MTs
286
Buku-buku yang dibeli dengan dana BOS untuk tahun ini hanya
buku-buku untuk kelas XI saja. Hal ini di dikarenakan buku-buku
penunjang bagi kelas XI di perpustakaan SMP Negeri 9 Surakarta kurang
memadai, artinya buku-buku sudah banyak yang rusak dan tidak
mencukupi jumlah siswa kelas XI.Pada tabel 3 diketahui jumlah siswa
kelas XI sebesar 286 orang. Maka buku-buku penunjang yang sudah dibeli
dengan dana BOS sudah mencukupi seluruh siswa kelas XI. Buku-buku
yang sudah di beli ini dipinjamkan kepada seluruh siswa kelas XI sampai
satu tahun ajaran. Melihat bahwa sebagian siswa SMP Negeri 9 Surakarta
memiliki kemampuan finansial yang kurang, maka hal ini dapat
mengurangi beban orang tua siswa serta siswa menjadi lebih giat karena
termotivasi akan buku-buku tersebut. Apalagi jenis buku-buku yang dibeli
adalah mata pelajaran yang dibuat untuk Ujian Nasional.
Selain buku-buku penunjang yang dapat melengkapi koleksi buku
perpustakaan, dana BOS juga digunakan untuk membeli 4 set komputer
yang diletakkan di ruang perpustakaan.Komputer tersebut sangat
bermanfaat untuk memperlancar kegiatan belajar siswa di sekolah.Selain
itu dapat digunakan untuk mengakses berbagai informasi yang dibutuhkan
oleh para siswa SMP Negeri 9 Surakarta dan untuk membaca buku-buku
berbentuk elektronik.Siswa juga dapat menggunakan jika ada tugas-tugas
sekolah yang mengharuskan diketik.Jadi bagi siswa yang tidak mempunyai
komputer di rumah, bisa memanfaatkan komputer perpustakaan. Berikut
peneliti sajikan tabel penggunaan komputer oleh siswa SMP Negeri 9
Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
Tabel 8. Intensitas Penggunaan Komputer
No
Bulan Jumlah pengunjung
Persentase
Keterangan
1 Juli 243 30,75 % - 2 Agustus 207 26,20 % Turun, karena libur
Ramadhan dan Hari Raya
3 September 255 32,27 % Naik 4 Oktober 289 36,58 % Naik 5 November 301 32,10 % Naik 6 Desember 345 43,67 % Naik 7 Januari 156 19,74 % Turun, karena libur
semester 8 Februari 350 44,30 % Naik 9 Maret 356 45,02 % Naik
10 April 371 46,96 % Naik 11 Mei 376 47,59 % Naik 12 Juni 149 18,86 % Turun, karena libur
semester
Dana BOS tidak hanya untuk pembelian sarana pada ruang kelas
maupun perpustaakan saja, melainkan juga untuk pembelian alat-alat
kesenian dan olahraga yang mendukung kegiatan-kegiatan siswa dalam
bidang seni maupun olahraga. Sehingga yang mengalami peningkatan
bukan hanya prestasi akademik saja, namun juga dalam prestasi non
akademik. Dalam hal ini adalah perlombaan yang di ikuti oleh siswa SMP
Negeri 9 Surakarta.
c. Analisis tahun ajaran 2007/2008
Tahun ajaran 2007/2008 prestasi belajar siswa SMP Negeri 9
Surakarta mengalami penurunan sebesar 6,6 % dari rata-rata nilai 8,6
menjadi 8,03. Hal tersebut terjadi dikarenakan ada beberapa hal yaitu :
1) Pada Tahun ajaran 2007/2008 mata pelajaran Ujian Nasional
bertambah 1 yaitu mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), hal
ini membuat siswa merasa lebih sulit, karena beban ujian nasional
bertambah.
2) Ujian Nasional pada tahun ajaran ini mempunyai bobot soal yang
dirasa lebih sulit dibandingkan dengan tahun sebelumnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
Tidak hanya di SMP N 9 Surakarta saja yang mengalami
penurunan melainkan hasil Ujian Nasional tingkat provinsi pun juga
mengalami penurunan, selain itu penurunan prestasi siswa juga dapat
dilihat dari pemanfaatan dana BOS yang kurang maksimal oleh sekolah.
Pada tahun ini dana BOS banyak digunakan untuk gaji para honorer,
kegiatan ekstrakurikuler seperti kesenian dan olahraga yang dilaksanakan
diluar jam pelajaran serta untuk uang binaan bagi siswa yang berprestasi.
Dari Kondisi diatas bisa diambil kesimpulan bahwa dana BOS tidak
berpengaruh besar terhadap prestasi belajar siswa terutama pada prestasi
akademiknya.
d. Analisis tahun ajaran 2008/2009
Untuk tahun ajaran 2008/2009 SMP Negeri 9 Surakarta mulai
menunjukkan kemampuannya. Nilai Ujian Sekolah yang sempat menurun
di tahunajaran 2007/2008 kembali mengalami kenaikan sebesar 4,3 %.
Dengan melihat prestasi tahun lalu, sekolah berusaha untuk lebih
meningkatkan kualitas pendidikan dengan cara memperbaiki pelayanan
pendidikan bagi siswa dan memotivasi siswa agar lebih giat belajar
melihat soal ujian nasional yang semakin sulit. Hal tersebut ditempuh
dengan bantuan dana BOS. Upaya-upaya yang dilakukan sekolah salah
satunya adalah dengan menambah sarana dan prasarana yang dibutuhkan
siswa terkait dengan mata pelajaran IPA seperti membeli alat-alat peraga,
awetan, mikroskop,resistor, neraca timbang, termometer, ampermete,
erlenmeyer, corong gelas, pipet, dan semua kelengkapan yang ada di
laboratorium IPA.
Hal ini sesuai dengan program kerja bidang kurikulum mengenai
laboratorium IPA diantaranya adalah pengadaan alat-alat dan bahan untuk
mendukung pelaksanaan Praktik Ujian Akhir Nasional, pengadaan alat-alat
dan bahan untuk mendukung pelaksanaan Karya Ilmiah Remaja serta
mendukung pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.Laboratorium IPA
selalu digunakan dalam kegiatan belajar terutama kegiatan praktikum bagi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
guru dan siswa SMP Negeri 9 Surakarta. Mulai dari kelas VII sampai
dengan XI. Bertambah lengkapnya alat-alat pada laboratorium IPA
membuat siswa semakin mudah dalam memahami materi yang
disampaikan guru karena siswa secara langsung dapat mengamati dan
melakukan kegiatan yang tertera dalam buku pelajaran.Laboratorium ini
sudah dimanfaatkan secara maksimal,mulai dari kelas VII sampai dengan
XI bergantian dalam menggunakan laboratorium. Berikut jadwal
Penggunaan Laboratorium IPA di SMP Negeri 9 Surakarta :
Tabel 9. Jadwal Penggunaan Laboratorium Fisika
Tabel 10. Jadwal Penggunaan Laboratorium Biologi
T
i
d
a
k
Selain itu dana BOS juga dipergunakan untuk kegiatanworkshop
bagi para guru, agar guru-guru di SMP Negeri 9 Surakarta semakin
profesional dan berkualitas guna membimbing siswa-siswanya agar
JAM HARI
SENIN SELASA RABU KAMIS JUM'AT 1 9F 7D 2 8G, 9F 7A 3 8E, 9B 8F BE 9G 4 7E, 9B 9E 5 7D, 8C 7E, 8B 8A 7C 6 8C, 7B, 8B, 9F 7B 7 7C, 8B 8D 9A 8F 8 7A 9C 8C, 8F 8A
JAM HARI
SENIN SELASA RABU KAMIS JUM'AT SABTU 1 8E 8A 7B,9D 2 7E, 8C 9E 8B 9D 7G 3 8C 7D 8B 9G 4 7A 9C 8H 9F 5 9B 8D 7C 7F 6 8G 7 8F 8 9A 7D,8F
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
mendapatkan hasil Ujian Nasional lebih baik lagi. Pada tahun ajaran ini,
workshop yang diselenggarakan sekolah bertemakan pembelajaran aktif.
Para guru menilai hal ini sangat bermanfaat, agar dalam pembelajaran
selanjutnya dapat mempraktekkan dan membuat para siswa termotivasi
untuk belajar lebih giat lagi. Setelah kegiatan workshop tersebut hampir
semua guru di SMP Negeri 9 Surakarta mempraktekkan di kelas. Kondisi
tersebut bisa dilihat pada tabel mengenai peningkatan kualitas guru dalam
mengajar sebagai berikut :
Tabel 11. Peningkatan Penggunaan Metode Pembelajaran Aktif Pada Guru
SMP Negeri 9 Surakarta
Keterangan
Guru Jumlah
Persentase
Mata Pelajaran Frekuensi
Mengajar dengan menggunakan metode pembelajaran aktif dan inovatif
Fisika Biologi Ekonomi Sejarah Geografi Bhs. Indonesia PKN Agama Islam Matematika Bhs. Inggris Bahasa jawa Penjaskes Seni Budaya BK IPA terpadu
2 3 1 2 2 5 2 1 5 4 2 2 2 2 1
36
70,5 %
Mengajar dengan menggunakan metode konvensional dan tradisonal
Fisika Matematika Agama Katolik BK Sejarah Penjaskes TIK Mulok Batik Mulok Boga Bhs. Jawa Bhs. Indonesia Bhs. Inggris
1 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1
15
29,5 %
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
Tabel di atas menunjukkan bahwa persentase guru yang
menggunakan metode pembelajaran aktif dan inofatif sebanyak 70,5 %
lebih banyak daripada guru yang masih menggunakan metode
pembelajaran konvensional. Terjadi peningkatan dalam cara mengajar
guru setelah ada kegiatan workshop yang bertemakan pembelajaran aktif.
Hal tersebut juga ditegaskan oleh salah satu guru sekaligus wakasek
kurikulum SMP Negeri 9 Surakarta bahwa dengan diadakannya workshop
tentang pembelajaran aktif, guru-guru lebih mendalami model-model
pembelajaran aktif dan mengaplikasikan dalam kegiatan belajar mengajar
di kelas, sekitar 70 % guru yang sudah mengaplikasikan metode
pembelajaran aktif. Dalam penyampaian materi pun lebih bervariasi,
sehingga siswa akan tertarik dalam mengikuti pelajaran. Ketertarikan
tersebut akan membuat siswa lebih termotivasi untuk belajar lebih giat.
Guru SMP Negeri 9 Surakarta juga senang dengan hasil belajar
siswa yang memuaskan, dilihat dari nilai ulangan harian untuk setiap
materi pelajaran mendapat hasil yang bagus. Seorang siswa kelas XI juga
a mengajar guru-guru
sekarang ini mbak, kadang disela dengan game edukasi, hal ini yang
membuat saya dan teman-teman tertarik, saya juga lebih faham dengan
materi yang disampaikan karena guru membuat materi semenarik
at diambil kesimpulan bahwa
sedikitnya kegiatan workshop guru yang dibiayai oleh dana BOS dapat
mempengaruhi prestasi belajar siswa.
e. Analisis tahun ajaran 2009/2010
Seperti pada tahun ajaran 2008/2009 yang mengalami
peningkatan, pretasi belajar siswa tahun ajaran 2009/2010 pun juga
meningkat sebesar 0,7 % dari sebelumnya dengan nilai rata-rata 8,44. Pada
tahun ini, penggunaan BOS benar-benar dimanfaatkan untuk kepentingan
siswa dalam mencapai prestasi yang lebih baik. Berbeda pada tahun-tahun
sebelumnya yang dalam kegiatan belajar mengajar di ruang kelas masih
menggunakan media pembelajaran OHP, namun pada tahun ajaran ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
sekolah memperbaharui dengan membeli LCD yang diletakkan di kelas
VIII sebanyak 7 buah. Hal ini telah membuat proses belajar lebih efektif
dan para siswa maupun guru dapat mengembangkan kreatifitas dalam
pembelajaran karena media pembelajaranyang semakin bagus, sehingga
siswa lebih senang dan termotivasi untuk lebih berprestasi dari tahun-
tahun sebelumnya. Seperti yang dikemukakan oleh Sudjana (2002), bahwa
dengan penggunaan media pengajaran dapat mempertinggi proses belajar
mengajar siswa dalam pengajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat
mempertinggi hasil belajar yang dicapainya.
Penggunaan media pembelajaran pada saat terjadinya proses
belajar mengajar dalam kelas diharapkan dapat mempertinggi minat dan
perhatian siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar yang sedang
berlangsung. Hal tersebut dapat mempertinggi motivasi siswa untuk
mengikuti proses belajar mengajar. Selain ituHamalik (1990)
jugamengemukakan bahwa media pembelajaran yang digunakan sebagai
alat bantu dalam peroses belajar mengajar berfungsi untuk membangkitkan
keinginan dan minat baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan
kegiatan belajar dan bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap
siswa.
Dengan menggunakan media pembelajarantersebut, siswa dapat
melihat secara langsung mengenai materi yang dipelajari misalkan dengan
penyajian gambar maupun video, tidak hanya dengan kata-kata sehingga
diharapkan siswa dapat lebih mudah memahami apa yang disampaikan
oleh guru didalam kelas. Beberapa guru yang peneliti wawancarai
mengatakan bahwa beliau sering memanfaatkan media pembelajaran LCD
dalam menyampaikan materi kepada siswa, begitu juga siswa yang
diberikan tugas untuk presentasi. Berikut peneliti sajikan tabel intensitas
penggunaan media pembelajaran LCD pada kelas VIII :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
Tabel 12. Intensitas Penggunaan Media Pembelajaran LCD Kelas VIII
Keterangan Pengguna
Jumlah Persentase Mata Pelajaran Guru
Mengajar dengan menggunakan media pembelajaran LCD
Bhs. Inggris TIK Matematika Kesda PKN Seni Budaya Bhs. jawa Sejarah Bhs. Indonesia Fisika Biologi Geografi Agama Islam Ekonomi
1 2 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1
18
64,2 %
Mengajar dengan tidak menggunakan media pembelajaran LCD
BK Matematika Agama Kristen Bhs. Jawa Agama Katolik Sejarah Penjaskes Mulok Batik
2 1 1 1 1 1 2 1
10
35,8 %
Kegiatan belajar mengajar yang terjadi di tahun ini berpengaruh
terhadap prestasi siswa pada kesehariaanya. Ada peningkatan nilai setiap
ulangan harian dengan materi yang berbeda. Dengan penggunaan LCD
dalam kegiatan belajar mengajar, para siswa juga mengungkapkan
ketertarikannya dan lebih termotivasi dalam mengikuti materi yang
disampaikan guru. Salah satu siswa kelas VII mengungkapkan bahwa dia
lebih antusias mengikut pelajaran jika gurunya menggunakan LCD dan
komputer dalam menyampaikan materi, apalagi guru-guru yang membuat
slide powerpointnya lebih menarik dan mudahdipahami oleh siswa sendiri
sehingga dalam ulangan harian pun siswa bisa mengerjakan dan
mendapatkan hasil yang memuaskan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
Selain ketersediaan fasilitas tersebut guru pun harus lebih kreatif
lagi dalam menciptakan model pembelajaran yang didukung dengan media
pembelajaran, sehingga siswa lebih termotivasi dalam mengikuti
pembelajaran. Dengan demikian penggunaan media pembelajaran dapat
membawa manfaat besar terhasap keberhasilan pelaksanaan kegiatan
belajar mengajar di kelas. Disamping itu kualitas guru dalam mengajar
merupakan faktor penting dalam peningkatan prestasi belajar siswa,
dengan kualitas mengajar guru yang baik akan menjadi faktor pendorong
bagi guru tersebut untuk memberikan yang terbaik bagi para siswa.
Peningkatan prestasi pada tahun ini juga didukung dengan adanya
pembelian buku-buku penunjang yang semakin banyak jenisnya dan buku-
buku baik fiksi maupun non fiksi. Berikut data pembelian buku oleh dana
BOS pada tahun ajaran 2009/2010 :
Tabel. 13Jenis Buku Yang Didanai Bos Tahun Ajaran 2009/2010
JENIS BUKU JUDUL BUKU JUMLAH
IPA Mari Belajar Ilmu Alam Sekitar "Panduan Belajar IPA Terpadu" Untuk Kelas 9 SMP / MTs
307 (BSE)
IPA Belajar IPA "Membuka Cakrawala Alam Sekitar" Untuk Kelas 8 SMP / MTs
338 (BSE)
PKn Pendidikan Kewarganegaraan SMP Kelas VII 295 (BSE)
Matematika Matematika Bermakna Untuk Kelas 7 59
Bahasa Inggris English For Junior High School Untuk Kelas 7 98
Bahasa Indonesia
Berbahasa dan Bersastra Indonesia Untuk Kelas 8
57
IPA Belajar IPA "Membuka Cakrawala Alam Sekitar" Untuk Kelas 8 SMP / MTs
13
IPA Mari Belajar Ilmu Alam Sekitar "Panduan Belajar IPA Terpadu" Untuk Kelas 9 SMP / MTs
39
IPA Belajar IPA "Membuka Cakrawala Alam Sekitar" Untuk Kelas 8 SMP / MTs 338
PKn Pendidikan Kewarganegaraan SMP Kelas VIII 335 (BSE)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101
PKn Pendidikan Kewarganegaraan SMP Kelas IX 279 (BSE)
IPA Ilmu Pengetahuan Alam Untuk SMP / MTs Kelas VII (BSE) 288 (BSE)
Non Fiksi
Rahasia Dibalik situs WEB (1), Aku Pintar Pengetahuan Umum (1), Kamus Fisika Bergambar (2), Senyuman Abadi Leonardo Davinci (1), The Girl Guide To Hunting ang Fishing (1), Rahasia Masuk Surga dan Kenikmatannya (1), Sederhana kerja keras dan Mandiri itu Keren (1), Kumpulan Cerita Rakyat Nusantara (1), Cerdas Biologi SMA (1), Rumah Fosil (1)
10
Ensiklopedia Fisika 5
Fiksi Novel teenlit 6
Usaha sekolah untuk melengkapi buku-buku di perpustakaan
disambut gembira oleh siswa SMP Negeri 9 Surakarta. Sejak itu, banyak
siswa yang datang berkunjung ke perpustakaan, walaupun sebagian tidak
meminjam namun hanya sekedar membaca di ruang baca. Hal tersebut
sesuai dengan yang di ungkapkan oleh salah satu siswa kelas VII bahwa
siswa tersebut menjadi sering berkunjung ke perpustakaan untuk mencari
referensi jika mendapat tugas dari guru atau sekedar membaca buku fiksi
sebagai hiburan dan non fiksi untuk menambah pengetahuan. Berikut
peneliti sajikan peningkatan kunjungan siswa ke perpustakaan SMP Negeri
9 Surakarta dalam satu tahun ajaran ini.
Tabel 14. Intensitas Kunjungan Siswa ke Perpustakaan SMP N 9
SurakartaTahun Ajaran 2009/2010
No Bulan Jumlah
Pengunjung Persentase Keterangan
1 Juli 365 42,69 % Naik 2 Agustus 386 45,14 % Naik 3 September 389 45,49 % Naik 4 Oktober 236 27,60 % Turun, karena libur
Ramadhan dan Hari Raya
5 November 323 37,77 % Naik 6 Desember 342 40,00 % Naik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
102
7 Januari 382 44,67% Naik 8 Februari 394 46,08 % Naik 9 Maret 468 54,73 % Naik
10 April 490 57,31 % Naik 11 Mei 338 39,53 % Turun, karena 2
minggu pekan Ujian Semester
12 Juni 149 17,42 % Turun, karena libur semester
Dari data di atas menunjukkan bahwa siswa yang mengunjungi
perpustakaan dari bulan ke bulan mengalami peningkatan yang signifikan.
Kecuali pada bulan November, Mei dan Juni.Ini menunjukkan bahwa
kesadaran siswa dalam hal manfaat perpustakaan terhadap peningkatan
minat baca siswasudah mengalami kemajuan. Hal tersebut sedikitnya akan
membawa dampak positif bagi prestasi belajar siswa.
f. Analisis Tahun Ajaran 2010/2011
Analisis terakhir pada tahun ajaran 2010/2011, prestasi belajar
siswa juga mengalami peningkatan sebesar 0,5 %. Peningkatan tersebut
terjadi salah satunya karena bantuan atas dana BOS yang sedikitnya
bermanfaat bagi pemenuhan operasional sekolah dengan tujuan dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa dan membuat prestasi semakin
meningkat. Sama seperti tahun ajaran sebelumnya yaitu tahun 2009/2010,
dana BOS juga digunakan untuk pembelian LCD yang masih kurang.
Selain itu dana BOS juga digunakanuntuk penyelenggaraan
workshop bagi guru dengan tema mengenai ilmu teknologi (IT), tema ini
membuat para guru SMP Negeri 9 Surakarta tertarik dan lebih termotivasi.
Kualitas dan keprofesionalan para guru semakin meningkat akibat dengan
adanya workshop tersebut, ketrampilan penggunaan laptop atau komputer,
pembuatan power point yang menarik dan berkualitas serta pengetahuan
tentang internet membuat para guru dapat mengembangkan kemampuan
dalam pembelajaran bagi siswa-siswanya. Agar siswa tidak merasa bosan
dengan pelajaran, dan membuat siswa tertarik serta termotivasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
103
Seperti yang diungkapkan oleh salah satu guru biologi bahwa
dengan adanya workshop yang bertemakan pemanfaatan Ilmu Teknologi
(IT) guru lebih menguasai tentang IT, dari situ guru bisa mendesain model
pembelajaran dan guru juga dapat mengoperasikan komputer LCD secara
mandiri, dampaknya guru akan menguasai berbagai media pembelajaran
seperti powerpoint, macromedia flashsehingga mampu untuk mengajar
siswa-siswanya dengan lebih bervariasi. Berikut peneliti sajikan persentase
penggunaan IT oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar di kelas.
Tabel 15. Peningkatan Penggunaan IT dalam Kegiatan Belajar Mengajar
Keterangan Pengguna
Jumlah Persentase Mata Pelajaran Guru
Mengajar dengan menggunakan IT (Power point, Macromedia flas, Internet, LCD)
Fisika Biologi Ekonomi Sejarah Geografi Bhs. Indonesia PKN Agama Islam Matematika Bhs. Inggris Bhs. jawa Penjaskes Seni Budaya BK IPA terpadu Mulok Batik TIK
3 2 1 3 2 4 2 2 4 3 2 3 2 1 1 1 1
38
74,5 %
Mengajar dengan tidak menggunakan IT
Biologi Matematika BK Penjaskes Mulok Boga Bhs. Jawa Bhs. Indonesia Bhs. Inggris Agama Katolik BK
1 2 1 1 1 1 2 2 1 1
13
25,5 %
Tabel diatas menunjukkan bahwa hampir sebagian besar guru-
guru di SMP Negeri 9 Surakarta mengajar dengan menggunakan power
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
104
point, macromedia flash, internet dan LCD. Semakin variasi dalam
mengajar siswa-siswanya. Hal demikian dapatmembuat siswa senang dan
bergairah dalam mengikuti pelajaran. Karena kebanyakan siswa lebih suka
belajar dengan hal-hal yang menarik. Sehingga membuat siswa lebih
termotivasi dan menghasilkan prestasi belajar yang bagus.Namun
demikian ada kendala yang di alami guru-guru, yaitu mengenai Laptop.
Diharapkan pihak sekolah dapat menyediakan laptop atau komputer agar
kegiatan belajar mengajar dapat berjalan lancar. Djamarah (1995)
berpendapat, Motivasi belajar siswa merupakan faktor utama yang
menentukan keberhasilan belajarnya. Kadar motivasi ini banyak
ditentukan oleh kadar kebermaknaan bahan pelajaran dan kegiatan
pembelajaranyang dimiliki oleh sisya yang bersangkutan (hlm.70).
Selain itu pada tahun ajaran tersebut, sekolah menggunakan dana
BOS untuk memasang koneksi internet di area SMP Negeri9 Surakarta
agar siswa dan guru lebih mudah untuk mengakses data serta bisa belajar
dengan menggunakan media internet. Sejak adanya pemasangan koneksi
internet di SMP Negeri 9 Surakarta, akses internet semakin tinggi. Hampir
semua siswa selalu mengakses setiap hari, begitu juga para guru. Hal
tersebut bisa dilihat dari jumlah warga sekolah yang sudah mempunyai
pasword, email dan blog dalam proses koneksi internet. Berikut peneliti
sajikan frekuensi akses internet di SMP Negeri 9 Yang ditunjukkan dengan
daftar email dan blog siswa serta guru.
Tabel 16. Jumlah Pengguna Internet di SMP Negeri 9 Surakarta
KETERANGAN GURU SISWA JUMLAH Pasword 45 700 745 Email 51 875 926 Blog 30 300 330
Dari Tabel diatas dapatdilihat bahwa jumlah pengguna internet di
sekolah setelah pemasangan koneksi internet semakin banyak. Selain itu
sekolah juga berupaya agar internet dapat dimanfaatkan secara maksimal
maka peraturan-peraturan, jadwal, dan materi belajar di muat didalam
internet. Agar semua warga sekolah yang membutuhkan informasi tersebut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
105
dengan mudah mengakses. Hal ini juga salah satu faktor yang membuat
para siswa SMP Negeri 9 ini termotivasi untuk belajar giat di sekolah.
Berdasarkan paparan diatas, dapat dilihat bahwa dana Bantuan
Operasional Sekolah (BOS) cukup dapat memberikan kontribusi yang
positif terhadap peningkatan prestasi belajar siswa di SMP Negeri 9
Surakarta. Hal tersebut diatas diperkuat oleh beberapa pernyataan para ahli
Johns, Mophet dan Alexander (1983), menyatakan :
Biaya dan mutu pendidikan mempunyai keterkaitan secara langsung. Biaya pendidikan memberikan pengaruh yang positif melalui faktor kepemimpinan dan manajemen pendidikan, dan tenaga pendidik yang kompeten dalam meningkatkan pelayanan pendidikan melalui peningkatan mutu faktor-faktor yang berpengaruh terhadap proses belajar mengajar (hlm. 60).
Selanjutnya Novak dan McKinney (2011) berpendapat, There is
evidence that financial aid can help increase degree attainment among
these student (hlm. 3) yang artinya bahwa bantuan keuangan dapat
membantu meningkatkan hasil pencapaian belajar.Dengan melihat
pernyataan tersebut peneliti mengambil kesimpulan bahwa saat lingkungan
sekolah mampu memberikan pengaruh yang baik bagi proses
pembelajaran, maka akan memberi efek positif terhadap pencapaian
prestasi belajar siswa.
Bertitik tolak dari kutipan di atas, dapat kita sadari bahwa faktor
utama penentu mutu pendidikan berkaitan erat dengan masalah biaya.Jadi,
pembahasan masalah-masalah sumberdaya pendidikan, sarana dan
prasarana itu tidak lepas dari masalah biaya. Dalam hubungan ini, semakin
besar jumlah biaya pendidikan itu akan lebih dimungkinkan untuk dapat
meningkatkan mutu pendidikan. Jika mutu pendidikan bagus tentu prestasi
belajar siswa pun juga bagus. Namun melihat kemampuan finansial
masyarakat Indonesia yang kurang, maka dengan adanya program Bantuan
Operasional Sekolah (BOS) untuk sekolah terutama SMP Negeri 9
Surakarta diharapkan dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin, sehingga
prestasi belajar siswa juga dapat meningkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
106
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Dari pelaksanaan kegiatan penelitian yang telah dilakukan di SMP
Negeri 9 Surakarta tentang Dampak pemberian dana BOS terhadap prestasi
belajar siswa dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Pelaksanaan program BOS di SMP Negeri 9 Surakarta telah sesuai dengan
peraturan perundangan tentang BOS. Hal tersebut dilihat dari setiap tahapan
pelaksanaan program BOS berjalan dengan lancar dan sesuai dengan ketentuan
yang tercantum pada Buku Panduan BOS dengan melibatkan tim manajemen
BOS sekolah yaitu kepala sekolah, bendahara sekolah, ketua komite sekolah,
dan dewan guru. Beberapa tahapan pelaksanaan BOS tersebut diantaranya
adalah mekanisme alokasi dan penyaluran dana BOS, mekanisme penggunaan
dana BOS, dan pelaporan serta pertanggungjawaban.
2. Perkembangan prestasi belajar siswa SMP Negeri 9 Surakarta mengalami
peningkatan disetiap tahunnya. Bukti adanya peningkatan prestasi belajar
tersebut adalah dengan meningkatnya prestasi akademik dan prestasi Non
Akademik. Prestasi akademik ditunjukkan dengan rata-rata nilai Ujian
Nasional dan prestasi non akademik ditunjukkan dengan banyaknya
penghargaan yang diperoleh dalam keikutsertaan lomba-lomba di tingkat lokal,
nasional maupun internasional. Namun ada tahun dimana prestasi akademik
mengalami penurunan, hal tersebut tidak dipengaruhi oleh dana BOS
melainkan karena bobot soal untuk UN pada tahun tersebut semakin sulit dan
tidak hanya di SMP N 9 Surakarta saja yang mengalami penurunan melainkan
hasil UN tingkat provinsi pun juga mengalami penurunan. Dengan melihat
banyaknya manfaat dana BOS yang diperoleh sekolah, maka dapat diketahui
bahwa dana BOS merupakan salah satu faktor yang dimungkinkan dapat
mempengaruhi peningkatan prestasi belajar siswa pada siswa SMP Negeri 9
Surakarta, meskipun tingkat presentase peningkatan dalam jumlah yang kecil.
Pada tahun ajaran 2004/2005 sebelum mendapatkan dana BOS sampai dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
107
tahun ajaran 2005/2006 setelah medapatkan dana BOS, prestasi belajar siswa
naik sebesar 3,5% yang dipengaruhi oleh pembelian sarana OHP sebagai media
pembelajaran. Pada tahun ajaran 2006/2007 prestasi belajar siswa meningkat
lagi sebesar 4,1%, kenaikan tersebut dipengaruhi oleh pembelian buku-buku
penunjang bagi kelas XI dan pembelian seperangkat komputer dalam
membantu kegiatan belajar siswa. Tetapi tahun ajaran 2007/2008 prestasi
belajar siswa mengalami penurunan yang cukup tajam dari tahun sebelumnya,
yaitu sebesar 6,6%. Hal tersebut dikarenakan bobot soal Ujian Nasional pada
tahun tersebut dirasa bertambah sulit dengan penambahan mata pelajaran IPA.
Sedangkan tahun ajaran 2008/2009, SMP Negeri 9 Surakarta berhasil
meningkatkan prestasi belajar siswa kembali dengan persentase peningkatan
sebesar 4,3%. Peningkatan prestasi ini sedikitnya dikarenakan pemanfaatan
laboratorium IPA yang maksimal dan menyelenggarakan kegiatan workshop
bagi guru-guru di SMP N 9 Surakarta. Hal tersebut semakin membuat pihak
sekolah untuk lebih meningkatkan mutu pendidikan. Ditunjukkan pada tahun-
tahun berikutnya, yaitu tahun ajaran 2009/2010 dan 2010/2011. Keduanya
mengalami peningkatan masing-masing sebesar 0,7% dan 0,5%. Kenaikan
prestasi belajar siswa diatas disebabkan oleh pemanfaatan sarana dan prasarana
yang maksimal dan kualitas guru yang semakin baik akibat dari kegiatan
workshop yang diadakan oleh sekolah. Hal demikian membuktikan bahwa dana
BOS sedikitnya memberikian dampak yang positif pada prestasi belajar siswa
di SMP Negeri 9 Surakarta.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah disajikan pada
bagian kesimpulan, maka implikasi penelitian ini adalah:
1. Implikasi teoritis
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa biaya BOS memberikan dampak
positif pada prestasi belajar siswa dan merupakan salah satu faktor yang dapat
mendukung peningkatan prestasi belajar siswa. Berdasarkan simpulan hasil
penelitian tersebut membuktikan bahwa penelitian ini mendukung teori yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
108
dikemukakan oleh Natajaya (2003), yaitu faktor utama penentu mutu
pendidikan berkaitan erat dengan masalah biaya, sehingga pembahasan
masalah-masalah sumberdaya pendidikan, sarana dan prasarana itu tidak
lepas dari masalah biaya. Dalam hubungan ini, semakin besar jumlah biaya
pendidikan itu akan lebih dimungkinkan untuk dapat meningkatkan mutu
pendidikan yang berakibat juga pada prestasi siswa yang lebih baik.
2. Implikasi Praktis
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa sarana dan prasarana
serta kualitas guru mempunyai peranan yang besar untuk meningkatkan
prestasi belajar siswa. Dana BOS sangat membantu sekolah dalam
penyediaan sarana prasarana dan peningkatan kualitas guru pengajar, maka
dengan ini program Bantuan Operasional perlu dilanjutkan.
C. Saran
Berdasarkan pada kesimpulan dan implikasi di atas, maka dapat
dikemukakan saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi Pihak Sekolah
a. Pihak sekolah lebih memaksimalkan pemanfaatan dana BOS dan
menerapkan skala prioritas dalam memenuhi kebutuhan sekolah, artinya
menggunakan dana BOS untuk memenuhi kebutuhan yang lebih penting.
b. Semua pihak sekolah harus saling bekerjasama dalam menciptakan
suasana lingkungan belajar yang nyaman dan kondusif (tersedianya
fasilitas pembelajaran yang lengkap, kualitas guru yang baik, lingkungan
belajar yang nyaman dan bersih), sehingga dengan keberadaan semua
faktor tersebut diharapkan siswa dapat lebih fokus dalam belajar serta
termotivasi untuk berprestasi.
c. Hal yang sudah baik untuk terus dipertahankan dan ditingkatkan guna
menjadi percontohan bagi sekolah-sekolah lain penerima BOS.
2. Bagi Pihak Guru
a. Kepada guru SMP Negeri 9 Surakarta yang masih menggunakan model
pembelajaran konvensional hendaknya berusaha untuk meningkatkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
109
kualitas mengajar yaitu dengan kesadaran tinggi untuk terus mengikuti
perkembangan dengan mengikuti pelatihan, seminar, workshop dan lain-
lain.
b. Bagi guru yang masih kurang memaksimalkan sarana dan prasarana yang
sudah ada, hendaknya dapat memanfaatkan secara maksimal sarana dan
prasarana yang sudah tersedia, sehingga siswa dapat termotivasi dalam
mengikuti pelajaran.
3. Bagi Pihak Siswa
Siswa hendaknya harus lebih tekun dan disiplin belajar. Tuntutan
pendidikan secara nasional sangat berat.jangan karena merasa sudah ada yang
membiayai lalu enak-enakan tidak ada beban. Tuntutan secara akademis
begitu berat dan banyak. Pengaruh BOS dalam upaya meningkatkan prestasi
siswa ini harus selalu ditingkatkan.
4. Bagi Pihak Komite
Komite sekolah hendaknya berperan aktif dalam pelaksanaan
pengelolaan dana BOS terutama dalam proses pengawasan terhadap
penggunaan dana BOS sehingga dapat terhindar dari penyalahgunaan.
5. Bagi Pihak Pemerintah
a. Pemerintah diharapkan tepat waktu dalam pengalokasian dana BOS,
sehingga dapat memperlancar kegiatan-kegiatan sekolah penerima BOS
b. Pemerintah dapat segera merealisasikan wacana yang menyebutkan bahwa
dana BOS juga akan diberikan kepada pendidikan tingkat menengah atas
(SMA) melihat pentingnya program Bantuan Operasional Sekolah.