INFO DARI:PPI Pusat
PPI Daerah
PPI JepangBULETIN BULANAN
Interaksi
Edisi 04/ Januari 2010
2Dari Redaksi
Assalamualaikum Wr.Wb
Salam Sejahtera Rekan-Rekan PPI Jepang,
Di awal tahun 2010 ini, tak terasa 2009 sudah berlalu
dan sudah 4 bulan sejak pelantikan Ketua PPI Jepang
periode 2009/2010. Itu berarti, saatnya Buletin PPIJ Edisi 04
pun terbit. Dengan dukungan dan kerjasama antara tim
redaksi serta pengurus PPI Korda dan Komsat, buletin ini
kembali terbit menyapa seluruh anggota PPI Jepang dari
ujung utara, Hokkaido, hingga ujung Selatan, Okinawa.
Sambil terus melakukan perbaikan dari segi design, isi,
maupun keragaman berita, kami akan terus berusaha
memberikan yang terbaik bagi para pembaca.
Masih dengan semangat INTERAKSI (Integrity, Teamwork,
Action, Solidarity), kami berharap buletin ini bisa menjadi
media untuk saling merasakan keberadaan satu sama lain,
menumbuhkan kehangatan di antara kita, sehingga bisa
mengalahkan dinginnya musim dingin di Jepang. Dengan
begitu, rasa kepemilikan terhadap organisasi kita, PPI
REDAKSI
PENGARAHFarid Triawan
Pemimpin RedaksiMochamad Asri
Kontributor BeritaAkhmad Syaiful HidayatBatari SaraswatiMochamad Asri
EditorRodiyan Gibran SentanuPandji PrawisudhaAsep Ridwan
DesignerDeby Mardiansah
Email : [[email protected]]
Redaksi menerima pertanyaan, saran, dan kritik dari pembaca. Untuk setiap email yang masuk mohon mencantumkan nama, instansi (sekolah/tempat bekerja) dan kota tempat tinggal.
Jepang, yang bisa membawa pada perbaikan PPI Jepang serta memberikan kontribusi yang nyata
kepada negara kita, Indonesia tercinta.
Kami pun sadar buletin ini belum sempurna. Untuk itu, kami akan selalu setia mengharapkan
berbagai saran dan kritik dari para pembaca demi Buletin PPIJ yang lebih baik.
© Copyright PPI Jepang 2009© Copyright PPI Jepang 2010
Hormat Kami,Tim Redaksi
3 Daftar Isi
DAFTAR ISI
© Copyright PPI Jepang 2010
Mahasiswa Indonesia di Jepang menangkan mondialogo engineering award 2009
Berita Duka PPI Jepang
Dasar Kekuatan Industri Jepang: 7 nilai utama
お母さんへ
Laporan Diskusi Panel dengan Dr Warsito
Dialog Antar Organisasi
4Engineering Award
Mahasiswa Indonesia di Jepang memenangkan Mondialogo
Engineering Award 2008-2009
Tim Tokyo Institute of Technology sedang memperlihatkan medali emas yang mereka
menangkan.Chandra W. Purnomo berdiri persis dibelakang wanita berbaju hitam.
Mondialogo merupakan kompetisi yang sangat prestisius untuk para mahasiswa di
bidang teknik sedunia. Kompetisi ini diselenggarakan oleh suatu badan PBB yaitu
Unesco, yang tiap tahunnya memberikan insentif dana yang cukup besar bagi
pemenang untuk melaksanakan proyek-proyek pemberdayaan masyarakat di negara
berkembang. Setiap tahun dipilih sekitar 30 pemenang yang terbagi menjadi tiga
kategori, yaitu emas, perak dan perunggu. dari ratusan proposal yang masuk. Lomba
ini cukup unik karena mengharuskan adanya kerjasama yang sinergis antara
mahasiswa di negara maju dengan mahasiswa di negara berkembang.
Pada tahun ini salah satu medali emas jatuh ketangan tim mahasiswa dari Tokyo
Institute of Technology (Titech) bekerjasama dengan Tribhuvan Universiti di Nepal.
Tema yang mereka ajukan adalah penyediaan teknologi penyimpanan bahan makanan
murah bagi masyarakat pedesaan di Nepal. Meski tim ini mengusung bendera
universitas di Jepang dan ditujukan untuk masyarakat Nepal namun ternyata tim ini
digawangi oleh mahasiswa Indonesia yang tiba di jepang pada Oktober 2008, yaitu
Chandra W. Purnomo. Mahasiswa Integrated Doctoral Program di Jurusan
International Development Engineering Titech ini memimpin timnya dalam
merancang teknologi pendingin sederhana dan rendah energi untuk menyimpan
kentang agar bisa bertahan selama minimal 6 bulan.
Back to Daftar Isi© Copyright PPI Jepang 2010
5
Back to Daftar Isi
Sasaran dari teknologi ini adalah untuk mengatasi kekurangan pangan pada musim
dingin dengan menyediakan sarana penyimpanan makanan pokok (kentang) pada
musim panen. Masyarakat disana harus membayar dengan harga yang sangat mahal
untuk mendapatkan bahan makanan ketika musim dingin tiba, sementara hasil panen
mereka hanya dihargai rendah ketika panen raya di musim panas serta kelebihan
produksi membusuk karena tidak bisa disimpan. Sehingga penyediaan alat penyimpan
yang murah dan hemat energi akan sangat tepat untuk meringankan beban ekonomi
dan sosial penduduk disana.
Teknologi ini didasarkan pada proses pendinginan sederhana yang disebut
evaporative cooling. Prinsip kerja dari sistem ini adalah memanfaatkan kelembaban
udara yang rendah untuk menguapkan air yang dialirkan vertikal dari atas kebawah
pada suatu media khusus berpermukaan luas yang secara simultan dihembuskan
udara dengan arah horizontal melewati media tersebut. Proses penguapan tersebut
akan menyerap panas dari media serta aliran udara, sehingga udara dingin sekaligus
lembab dapat dihasilkan. “Udara yang dingin dan lembab sangat diperlukan untuk
menyimpan umbi umbian seperti kentang agar tidak terjadi kisut akibat kehilangan
cairan ketika lama disimpan” kata Chandra ketika menjelaskan teknologi tersebut.
Namun kekurangan dari sistem ini adalah tidak cocok untuk diterapkan pada daerah
dengan kelembaban udara yang tinggi. Untuk Nepal pada bulan bulan tertentu
kelembaban udara cukup tinggi sehingga perlu penambahan alat khusus untuk
mengkondisikan udara sebelum dialirkan kedalam sistem pendingin tersebut agar
proses pendinginan tetap bekerja optimal.
Meski sasaran dari proyek ini adalah masyarakat pedesaan di Nepal, namun tidak
menutup kemungkinan jika berhasil teknologi yang dikembangkan akan bisa
diterapkan di Indonesia. “Untuk pekerjaan dibidang community development seperti
ini sebaiknya jangan dilihat dimana proyek ini dilaksanakan karena semuanya untuk
kepentingan kemanusiaan, terlebih lagi dengan teknologi komunikasi maka hasil
hasil yang dicapai nantinya bisa disebarkan ke seluruh dunia melalui jaringan internet
dan sarana multimedia lainnya” jelas Chandra. Sebagai informasi tambahan pada
tahun ini ada dua universitas di Indonesia yang juga memenangkan Mondialogo yaitu
Universitas Gadjah Mada dan Universitas Udayana, masing-masing medali emas dan
perunggu.
Engineering Award
© Copyright PPI Jepang 2010
6
Back to Daftar Isi
Berita Duka
Assalamualaikum wr. wb,
Innalillahi wa inna ilaihi rajiun
Telah berpulang ke Rahmatullah, Arrizki Rohmatullah, Mahasiswa S2, Program MBA,
Ritsumeikan Asia Pacific University (APU), angkatan 2008. Beliau adalah Staf
Departemen Keuangan (Depkeu) yang terpilih untuk menerima beasiswa Ministry of
Finance (Jepang) dan belajar di APU. Beliau menghembuskan nafas terakhirnya pada
hari Selasa dini hari (22 Desember 2009) di Cina, pada usia 33 tahun, ketika sedang
menjalani usaha pengobatan untuk menyembuhkan kanker lidah yang dialaminya.
Atas nama seluruh pelajar Indonesia di jepang, kami mengucapkan turut berduka cita.
Semoga Allah SWT memberikan tempat terbaik bagi almarhum, dan keluarga yang
ditinggalkan diberikan ketabahan dan kesabaran. Amin.
Wassalamualaikum Wr Wb,
Ketua PPI Jepang
Farid Triawan
------------------------------------------------------------------------------------------------
Assalamualaikum wr.wb,
Innalillahi wa inna ilaihi rajiun
Telah berpulang ke Rahmatullah, saudari kita Ririn Astary, Istri dari teman kita, sdr.
Fithra Faisal Hastiadi, Ketua PPI Kanto, Mahasiswa S3, Waseda University, dan Staf
pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, di Gyotoku, Chiba, Jepang
dikarenakan sakit, pada hari Jumat tanggal 15 Januari 2010.
Atas nama seluruh pelajar Indonesia di jepang, kami mengucapkan turut berduka cita.
Semoga Allah SWT memberikan tempat terbaik bagi almarhum, dan keluarga yang
ditinggalkan diberikan ketabahan dan kesabaran. Amin. Dalam waktu dekat akan ada
pemberitahuan lebih lanjut terkait penggalangan bantuan untuk membantu
m e r i n g a n k a n b e b a n s a u d a ra k i t a F i t h ra Fa i s a l d a n ke l u a r g a.
Wassalamualaikum Wr Wb,
Ketua PPI Jepang
Farid Triawan
© Copyright PPI Jepang 2010
7 Manajemen
Back to Daftar Isi
Dasar Kekuatan Industri Jepang : 7 Nilai Utama * Penulis adalah mahasiswa Universitas Indonesia yang sedang belajar di
Tokyo Institute of Technology, Jepang
Masyarakyat Indonesia pasti sudah mengenal beberapa merek seperti Toshiba, Panasonic,
Toyota, dan Honda yang merupakan merek ternama peralatan - peralatan elektronik seperti televisi dan
laptop, serta kendaraan bermotor seperti mobil dan motor. Merek tersebut diambil dari nama
perusahaan - perusahaan “negeri sakura” Jepang. Merek tersebut saat ini ditetapkan sebagai lambang
perusahaan negara yang bertumpu pada kekuatan teknologi. Kemampuan perusahaan-perusahaan
tersebut tidak hanya dikenal di dalam negeri, namun juga hampir di seluruh dunia. Oleh karena itu,
perusahaan tersebut menjadi barometer perkembangan industri dunia dan berada pada jajaran atas
perusahaan di bidangnya.
Banyaknya perusahaan Jepang yang berkelas dunia mengindikasikan adanya faktor - faktor atau
nilai - nilai yang serupa dan fundamental yang dijalankan oleh perusahaan perusahaan tersebut. Nilai-
nilai ini mampu ditransformasikan sedemikian rupa sehingga mengejawantah menjadi suatu sistem
dan manajemen perusahaan yang kuat. Salah satu konsep dan strategi manajemen perusahaan Jepang
yang cukup terkenal, banyak dibahas dan dijadikan referensi adalah Total Quality Management (TQM).
TQM ini dijalankan dengan efektif oleh perusahaan otomotif terkemuka, Toyota. Konsep ini didukung
oleh nilai nilai utama yang dilaksanakan secara konsisten dan mengakar serta menjadi pola kerja
perusahaan. Nilai - nilai inilah yang sejatinya menjadi faktor keberhasilan dan ketangguhan perusahaan
Jepang untuk bersaing di pasar internasional.
Untuk mengetahui nilai - nilai apa yang ada di belakang kesuksesan perusahaan Jepang, penulis
tertarik untuk menganalisa paparan Hugo Lopez Araiza Vega* pada acara “AOTS 50th Anniversary” di
Tokyo, Jepang. Dalam presentasinya, disebutkan bahwa setidaknya ada 7 nilai utama yang dijalankan
perusahaan Jepang yang membuat mereka mampu menjadi perusahaan yang kuat dan konsisten.
Berikut merupakan paparan nilai - nilai tersebut :
1) Long Term Planning (Perencanaan Jangka Panjang)
Segala sesuatu bermula dari sebuah rencana, dengan rencana yang baik dan matang maka
tujuan yang ingin dicapai di awal akan terwujud di akhir. Perencanaan yang baik menjadikan segala
aktivitas menjadi terstruktur dan dapat diketahui capaiannya. Konsep ini dijalankan dengan sangat baik
di perusahaan Jepang. Hal ini terlihat ketika setiap divisi perusahaan memiliki perencanaan atas apa
yang akan mereka capai 10 tahun, 1 tahun, bulanan, bahkan harian. Dengan demikian, apa yang
mereka kerjakan hari ini akan mempengaruhi perencanaan dan kinerja untuk beberapa tahun
mendatang.
2) Creativity (Kreativitas)
Banyak yang beranggapan bahwa perusahaan Jepang sering meniru atau mengambil ide negara
lain. Anggapan ini mungkin berlaku pada tahun 50-an. Kondisi saat ini sudah sangat jauh berbeda.
Perusahaan Jepang telah meletakkan perhatian serius pada bidang riset dan inovasi. Sebagai contoh,
Toyota-perusahaan pembuatan mobil terbesar di dunia- mampu menghasilkan variasi jenis mobil yang
lebih banyak dibandingkan para pesaingnya. Selain itu, perusahaan games Nintendo juga mampu
meluncurkan variasi jenis games yang sangat banyak setiap tahunnya.
3) Shop-floor Staff Quality (Kualitas Pegawai Tingkat Bawah)
Banyak perusahaan sering kali menitikberatkan pengambilan keputusan kepada para pimpinan
dan manajer. Namun siapakah sebenarnya yang lebih banyak mengetahui dan bersentuhan langsung
dengan produk yang dihasilkan oleh perusahaan? Tentu saja pegawai. Dengan demikian, penilaian baik
tidaknya suatu perusahaan dapat dilihat dengan mudah melalui kualitas pelayanan pegawainya.
© Copyright PPI Jepang 2010
8Manajemen
Back to Daftar Isi
Kesadaran yang tinggi akan hal ini membuat perusahaan Jepang sangat peduli terhadap kualitas
pegawainya dan sering melakukan pelatihan dan pembinaan pegawai terutama pegawai tingkat bawah.
4) Outsourcing
Ketika sebuah perusahaan ingin mengembangkan perusahaannya, maka diperlukan
peningkatan produksi. Hal ini dapat dicapai dengan dua cara, yaitu dengan menambah dan
meningkatkan jumlah mesin, pekerja, dan fasilitas yang ada atau dengan cara kedua yaitu outsourcing.
Cara outsourcing ini telah diterapkan di banyak perusahaan, salah satunya adalah Toyota. Outsourcing
terbukti mampu memberi efek positif pada kemajuan dan tingkat efisinsi perusahaan. Melalui
outsourcing, Toyota mampu memproduksi jumlah kendaraan yang sama dengan General Motor (GM)
dengan hanya melibatkan 10% jumlah pekerja dibandingkan GM.
5) Transparency in Management Policy (Keterbukaan dalam Manajemen)
Tidak diragukan lagi bahwa kinerja pegawai di perusahaan-perusahaan Jepang sangat tinggi.
Tiap pegawai melaksanakan pekerjaannya dengan sungguh - sungguh dan sangat loyal terhadap
perusahaan. Mereka bekerja seolah - olah perusahaan tempat mereka bekerja merupakan perusahaan
milik mereka sendiri. Hal ini terjadi karena pegawai diberikan posisi yang sama dalam menentukan arah
kebijakan perusahaan. Dengan demikian, sikap loyalitas pada perusahaan tercermin pada perkerjaan
yang mereka lakukan sehari - hari.
6) Maintenance (Perawatan)
Proses produksi sering kali membuat mesin - mesin dan fasilitas yang digunakan oleh
perusahaan mengalami penurunan kinerja; yang pada akhirnya mengakibatkan penurunan produksi.
Untuk mengatasi masalah ini, solusi yang biasa dilakukan adalah melakukan pembelian mesin baru atau
melakukan outsourcing. Namun, kebanyakan perusahaan Jepang berusaha untuk menjaga dan
merawat mesin dengan perawatan yang baik dan konsisten, sehingga umur mesin menjadi lebih lama.
Maka tidak heran jika kita menemukan di banyak perusahaan Jepang, mesin-mesin produksi yang
digunakan banyak yang sudah tua namun memiliki kinerja yang prima.
7) Human Resources (Sumber Daya Manusia)
Perusahaan Jepang meletakkan Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai bagian penting
perusahaan. Mereka menyadari bahwa apabila SDM yang dimiliki mampu bekerja dengan kualitas dan
efisiensi yang baik maka akan berdampak positif terhadap kinerja total perusahaan. Oleh karena itu,
mereka sering melakukan pelatihan dan pembinaan kepada para pekerjanya untuk dapat meningkatkan
kemampuan mereka.
Paparan ketujuh nilai di atas mengindikasikan adanya kecenderungan dari perusahaan-
perusahaan Jepang untuk memperhatikan aspek kualitas, tanggung jawab, dan kerja kolektif. Nilai -
nilai ini menuntut keluaran yang bermutu baik dan perangkat kerja yang tangguh dan kuat. Semua ini
mampu menjadi dasar bagi terwujudnya sebuah konsep manajemen dan produksi yang efisien, efektif,
dan handal.
Banyak yang bisa kita pelajari dari nilai - nilai yang telah dipaparkan di atas. Bahkan lebih jauh
lagi, akan lebih baik jika nilai - nilai tersebut dapat kita terapkan-atau menjadi sebuah referensi-pada
pengelolaan sistem yang ada di perusahaan atau industri tempat kita bekerja. Sebuah konsep
pengelolaan yang tepat, apabila tidak memiliki nilai nilai - dasar yang kuat, tidak akan berjalan baik dan
lancar. Oleh karena itu, ketujuh nilai utama ini merupakan bagian penting dan utama yang harus
diperhatikan.
*Dikutip dari presentasi Hugo Lopez Araiza Vega (Mexico) : “7 Values of Japanese Corporations“ pada
acara AOTS 50th Anniversary di Tokyo, Jepang (27 Oktober 2009). Hugo Lopez Araiza Vega sendiri
merupakan salah satu alumnus kegiatan AOTS dan menjadi salah satu finalist pada acara tersebut.
© Copyright PPI Jepang 2010
9 Sastra
Back to Daftar Isi
お母さんへ
お母さん、久しぶり。元気?お母さんの健康をいつも祈っている。
お母さん、私が日本にいて何年間も経った。お母さんから離れた生活をして、いかにお母さんが偉人
であったかよくわかるようになった。私とお姉ちゃんの世話をしたお母さんは一度も文句なく、私
とお姉ちゃんのために頑張ってるよね。
知っているよ、お母さん。
夜中寝ないで看病してくれること
知っているよ、お母さん。
どこでも、いつでも祈ってくれたこと。
知っているよ、お母さん。
弁当を準備するために、睡眠時間あまりとれず早く起きること
知っているよ、お母さん。
私が寝た後、一人で声をこらえて泣いたこと。私のことで、泣いたよね。
お母さん、今までそばにいてくれてありがとう。心配ばかりかけてごめんね。本当は一番泣いてほ
しくない、大好きな大好きなお母さん。
お母さん、愛している。いつまでもお母さんのこと、永遠に心に保たれる。
Selamat Hari Ibu, Bunda.. Terima Kasih atas segala kasih sayang dan pengorbanan
yang telah kau berikan kepadaku selama ini. Aku bangga menjadi anakmu.
モッハマド アスリ
Mochamad Asri
© Copyright PPI Jepang 2010
10
Laporan Diskusi Panel: Sumbangsih Iptek bagi Kemajuan
Industri Nasional
Pada tanggal 17 Desember 2009, sebuah Diskusi Panel bertajuk “Sumbangsih Iptek bagi Kemajuan
Industri Nasional” telah diadakan oleh PPI Komsat Tokodai bekerja sama dengan KAMMI Jepang. Diskusi
panel ini menghadirkan dua pembicara yaitu Dr. Warsito P. Taruno dan Dr. Khairul Anwar dari Kementerian
Riset dan Teknologi Indonesia. Acara juga dipandu oleh Topan Setiadipura selaku Wakil Ketua PPI Tokodai
bidang IPTEK-GIS.
Acara diawali dengan pidato singkat dari Profesor Sato, koordinator Asosiasi Mahasiswa Internasional
Tokyo Institute of Technology (TISA). Dikatakan bahwa topik diskusi panel yang akan dibawakan adalah
topik yang sedang berkembang di Jepang. Di akhir pidato, Prof. Sato menyampaikan bahwa Dr. Warsito
merupakan contoh ilmuwan yang sangat baik untuk dijadikan teladan bagi para mahasiswa Indonesia dalam
berkontribusi bagi ilmu pengetahuan dan teknologi serta bagi negaranya. Prof. Sato berharap, acara diskusi
panel ini pun dapat diselenggarakan oleh mahasiswa internasional lainnya.
Perlunya Sinergi Kekuatan
Pada sesi pertama, Dr.Warsito menyampaikan kondisi riset dan teknologi di Indonesia. “Salah satu
indikator pembangunan Ristek (riset dan teknologi, red.) adalah dengan melihat jumlah publikasi di jurnal
internasional”, ujarnya. Sejak tahun 1992 hingga 2002 terdapat 2800 judul jurnal internasional dari
Indonesia, dengan jumlah terbanyak dari bidang teknik pertanian. Jika jumlah ini dirata-ratakan, maka
Indonesia hanya menyumbang 300 jurnal per tahun. Selain jurnal internasional, indikator penting lainnya
adalah jumlah paten. Berdasarkan data tahun 2006, di Indonesia tercatat 83 paten yang didaftarkan.
Delapan puluh persen paten tersebut berasal dari bidang pertanian, dan 17 persen berasal dari industri.
Dr. Warsito kemudian menyinggung masalah dana riset dan teknologi di Indonesia. Tercatat
persentase dana riset dan teknologi tertinggi pada tahun 1970, namun sejak itu jumlahnya terus menurun.
“Kalau dilihat dari anggaran, makin lama anggaran untuk riset makin berkurang secara eksponensial”,
ujarnya.
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) telah melakukan survei di tahun 2008 untuk
mengidentifikasi permasalahan Ristek di pemerintah, universitas dan industri. Masalah terbesar di
pemerintah berasal dari minimnya peralatan, pendanaan dan sumber daya manusia (SDM). Permasalahan
SDM ini, salah satunya disebabkan karena rendahnya penambahan jumlah pegawai negeri sipil (PNS) di
instansi-instansi riset dan pengembangan, sehingga tidak ada proses regenerasi. Sebaliknya Universitas
tidak mengalami permasalahan dalam masalah sumber daya manusia. Permasalahan utama berasal dari
minimnya peralatan dan pendanaan. Di industri, masalah utama ada di kebijakan yang belum efektif.
Di luar itu, LIPI juga menemukan satu masalah lain yang terjadi baik di pemerintah, universitas
maupun industri, yaitu ketiadaan ide, sehingga tidak tahu riset apa yang harus dilakukan. “Di BATAN (Badan
Tenaga Nuklir Nasional, red.) Serpong terdapat reaktor riset nuklir skala besar. Reaktor seperti ini hanya
dimiliki Jepang, Cina, Korsel dan Indonesia. Ini adalah bukti bahwa fasilitas sebenarnya ada, tapi tidak
dimanfaatkan secara maksimal. Butuh keterpaduan industri, government dan universitas utuk mendorong
kemajuan riset di Indonesia”, ujar Dr. Warsito.
Back to Daftar Isi
Laporan Diskusi Panel
© Copyright PPI Jepang 2010
Peran Kementerian Negara Riset dan Teknologi (KNRT)
Dr.Warsito menjelaskan bahwa tugas pokok dan fungsi (tupoksi) Menristek di Indonesia adalah
membuat kebijakan dan mengkoordinasi implementasi dari semua lembaga litbang di Indonesia, kurang
lebih sama seperti Ministry of Science, Technology and Policy di Jepang. “Posisi ini secara undang-undang
kuat namun instrumentasi dalam melakukan koordinasi ini yang belum kuat”, tambahnya.
Agenda Riset Nasional (ARN) yang disusun Menristek seharusnya dijadikan acuan oleh seluruh
lembaga litbang di Indonesia, termasuk swasta. Hanya saja, ARN Indonesia tidak memiliki landasan yang
kuat untuk menjadi landasan riset nasional. “Inginnya ARN dijadikan Inpres, namun ada keberatan dari
beberapa lembaga. Akhirnya ARN hanya dijadikan acuan lembaga litbang untuk mengajukan proposal,
namun tidak mengikat”, tutur Dr. Warsito.
Dalam penjelasannya, Dr. Warsito memperkenalkan istilah "Lautan Darwin" atau lautan kesia-siaan
antara litbang dan penemuan. Penemuan yang sudah dilakukan oleh peneliti seringkali tidak sempat
ditransformasikan menjadi produk baru atau inovasi baru untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
釘an yak penemuan menjadi sia-sia. Harus ada yang menjembatani penemuan itu untuk menjadi inovasi.
Fungsi KNRT di sini adalah sebagai perahu yang akan menyebrangkan invention menjadi innovation dan
akhirnya menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi industri atau langsung pada kehidupan masyarakat.�
Selanjutnya Dr.Warsito menjelaskan mengenai tupoksi KNRT 2009 2014, yang akan berbasis
permintaan (demand-driven) dan lebih dekat ke pengguna. KNRT akan menerapkan manajemen rantai
pasokan teknologi berbasis permintaan untuk menyebrangkan penemuan menjadi pengembangan nilai,
dan berfokus untuk mengubah sebuah penemuan menjadi sebuah produk yang memberikan nilai tambah
signifikan.
Salah satu program utama di KNRT adalah KNRT network. Keluaran yang diharapkan dari program ini
ada empat, yaitu open sources (perpustakaan online, database teknologi dan High Performance Computing
(HPC) center), forum ilmiah, forum inovasi (untuk mengembangkan UMKM berbasis teknologi), dan forum
utilisasi (mendekatkan penemuan ke pengguna).
Dr.Warsito mengakhiri penjelasannya dengan memberikan sebuah contoh kerjasama universitas dan
industri untuk merancang tabung gas bus Transjakarta. Kerjasama ini melahirkan sebuah produk pemindai
otomatis untuk tabung gas yang digunakan pada bus Transjakarta. “Yang mengerjakan proyek ini cuma 2
orang lulusan S1 dalam waktu satu tahun. Di sini kelihatan bahwa yang penting adalah manajemennya,
mengarahkan bagaimana hasil riset bisa berguna. Tidak perlu ragu dengan kemampuan SDM kita”,
tutupnya.
Teknologi Mengentaskan Kemiskinan
Sesi kedua berisi penyampaian dari Dr. Khairul Anwar mengenai teknologi pengentasan kemiskinan.
Ia membuka penjelasannya dengan menyampaikan beberapa data mengenai Indeks Pembangunan
Manusia di ASEAN beserta Korea, Jepang, dan Cina.
Diketahui bahwa tingkat harapan hidup di Indonesia adalah 69,7 tahun, dengan PDB per kapita
US$3843. Dari data gizi balita, diketahui bahwa masih banyak balita di Indonesia yang mengalami gizi
buruk. Selain itu, tinggi dan berat balita Indonesia masih di bawah rata-rata.
“Apa yang harus dilakukan Indonesia untuk bisa maju dan mencapai 1000 jurnal dalam 5 tahun?�,
tanya Dr. Khairul, “salah satunya dengan mengentaskan kemiskinan”.
Ia kemudian menyampaikan penjelasan mengenai "paradigm shift", yaitu cara pandang untuk
11
Back to Daftar Isi
Laporan Diskusi Panel
© Copyright PPI Jepang 2010
12
melihat sesuatu yang sama dari sisi berbeda. Menurutnya, “Kita harus merubah paradigma kita untuk
menemukan solusi baru kemiskinan Indonesia. Paradigma mana yang bisa kita gunakan”. Salah satu cara
pandang yang harus diubah adalah bahwa riset merupakan kegiatan yang membuang uang. Harus dilihat
lebih jauh bahwa setelah riset selesai, akan ada manfaat yang lebih besar.
Ditambahkan Dr. Khairul, “Untuk mencapai kemajuan di Indonesia, harus ada perubahan yang
dilakukan”. Untuk melakukan perubahan ini, ada 3 hal yang dibutuhkan, yaitu: inspirator (dapat berupa
tokoh atau kisah sukses), keberanian (pola pikir benar), dan juga penggerak.
Teknologi tinggi, menurutnya, berasal dari sebuah kesederhanaan. Dr. Khairul menyampaikan sekilas
kisah penemu Jepang, Konosuke Matsushita. Konosuke Matsushita menemukan dudukan lampu pada tahun
1918, yang kemudian dipakai oleh masyarakat Jepang dan akhirnya mendorong lahirnya penemuan-
penemuan lain yang lebih berguna. Disebutkan dalam salah satu slide presentasinya, “The mission of a
manufacturer is to overcome poverty by producing an abundant supply of goods as plentifully and
inexpensively”.
Untuk kasus Indonesia, teknologi yang dapat digunakan memberantas kemiskinan adalah teknologi
yang murah, sederhana, signifikan, cepat diimplementasikan dan dapat langsung dirasakan manfaatnya.
Indonesia dapat meniru Finlandia yang mampu menyediakan energi murah dari energi nuklir bagi
masyarakatnya
Salah satu contoh teknologi untuk Indonesia yang diajukan oleh Dr.Khairil adalah teknologi panel
surya (solar panel). Panel surya akan sangat menguntungkan di Indonesia karena pasokan energi matahari
yang tersedia lebih dari yang dibutuhkan. Teknologi panel surya di Jepang, sudah banyak diterapkan di
rumah tangga. Teknologi tersebut dapat memenuhi kebutuhan energi di rumah sehari-hari, bahkan energi
tersebut dapat pula dijual. Teknologi ini diperkenalkan kepada masyarakat melalui berbagai media,
diantaranya melalui televisi, juga iklan-iklan di supermarket dan kereta. Program ini juga disubsidi
pemerintah Jepang. “Untuk menerapkan teknologi solar cell di masyarakat Indonesia, dibutuhkan 3 hal,
yaitu confidence, mutual trust, dan cooperation”, demikian pernyataan Dr. Khairul.
Perhatian Masyarakat untuk KNRT
Sesi ketiga, yaitu sesi diskusi berisi banyak pertanyaan dari peserta. Pertanyaan pertama berasal dari
Dian Eka Putri, mengenai bagaimana KNRT mengakomodasi doktor-doktor Indonesia di luar negeri agar
dapat dimanfaatkan oleh negara, dan bagaimana teknologi murah seperti sel surya dapat berhasil selama
teknologi masih berkaitan dengan politik? Menurut Dr. Warsito, tidak ada program dari KNRT untuk
mengumpulkan doktor-doktor di luar negeri. Tidak ada program yang spesifik, tapi ada program untuk
memanfaatkan SDM yang ada di Indonesia. Dalam proyek perpustakaan online, HPC dan Virtual Library,
akan ada kerjasama dengan bank dunia, sehingga networking dengan SDM Indonesia akan dibangun dari
proyek ini. Setelah proyek cukup mapan, akan dilanjutkan dengan program yang ada di DIKTI. Proyek
tersebut akan digunakan untuk mengikat SDM yang ada di luar negeri dan dalam negeri. Dr. Khairul
menambahkan mengenai teknologi murah sel surya. Menurutnya, program sel surya akan terbentur dengan
permasalahan politik, namun peneliti tidak boleh membatasi diri dalam mengembangkan teknologi, dan
peneliti tidak pernah berpikir tentang politik.
Peserta lain, Yudi Azis menanyakan trend permasalahan ristek saat ini, dan apakah data gizi buruk
tersebut relevan dengan permasalahan Indonesia saat ini? Dr. Warsito menjawab bahwa selama 10 tahun
tidak ada perubahan trend. Masalah di Indonesia bukanlah ketidakmampuan melakukan sesuatu, tetapi
bahwa setiap orang/lembaga masih bekerja sendiri-sendiri. Output jurnal dan paten masih terlalu kecil, dan
trend peningkatannya juga tidak terlalu besar. Mengenai data gizi buruk, Dr. Khairul menjawab bahwa grafik
Back to Daftar Isi
Laporan Diskusi Panel
© Copyright PPI Jepang 2010
Back to Daftar Isi © Copyright PPI Jepang 2010
13 Laporan Diskusi Panel
yang disajikan menggambarkan 40% data gizi balita. Gizi buruk akan berpengaruh pada tinggi badan, dan
balita dengan gizi buruk juga akan cenderung mengalami kematian sel2 otak.
Endrianto sebagai praktisi industri di Jepang menanyakan definisi industri dalam hubungan antara
universitas, industri, serta pemerintah, apakah industri orang asing atau orang Indonesia, dan di masa
depan apakah ada peraturan perusahaan asing di Indonesia yang sudah besar harus memberikan
sumbangsih ke lembaga litbang dan universitas? Apa keuntungan KNRT sebagai penghubung dan kemana
iptek akan dikembangkan? Dr. Warsito menjawab bahwa yang akan menjadi fokus 5 tahun ke depan
berkaitan dengan keamanan nasional (energi, pangan, pertahanan). Industri akan diarahkan ke industri
besar, baik asing maupun lokal untuk sumbangsih R&D dengan insentif pajak (Peraturan Presiden terkait hal
ini sudah keluar). Juga akan ada komersialisasi UMKM kecil, dan akan dibentuk helpdesk center untuk
membantu hasil penemuan supaya bisa menjadi produk yang siap dipasarkan.
Tambahnya, tidak ada keuntungan untuk KNRT, memang tugas KNRT adalah untuk
mengkordinasikan dan mengimplementasikan kebijakan di bidang riset dan teknologi. Iptek akan diarahkan
ke pangan, penanganan bencana, energi dan pembangunan daerah tertinggal, juga inovasi berbasis
teknologi lokal. Fokus teknologi ada 7: pangan, kesehatan, transportasi, material baru, pertahanan dan
informasi.
Mahasiswa doktoral M. Suryanegara berpendapat, KNRT agak kurang berkoordinasi dengan bidang
pendidikan, meski salah satu sumber inovasi adalah dari universitas. Apa memang ada kurang koordinasi
atau memang didesain seperti itu? Pertanyaan berikutnya adalah bagaimana ilmu pengetahuan dan
teknologi menjadi engine perekonomian? Sejak BJ Habibie lengser tidak ada pemimpin yang mempunyai visi
menjadikan iptek sebagai engine of economy bangsa, dan apakah SBY punya visi menjadikan iptek sebagai
engine of economy? Dan bagaimana formulasi KNRT untuk mengatur kontribusi doktor2 di luar negeri ini
yang masih sangat kecil?
Dr. Warsito menjawab bahwa dibutuhkan revitalisasi Puspiptek, dan kontribusi doktor jangan
dihitung dari nilai uang. Kontribusi doktor cukup besar dari nilai publikasi jurnal maupun memberikan citra
baik Indonesia di mata internasional. Ia berpesan agar jangan pesimis dengan Indonesia, banyak prestasi
dari peneliti Indonesia. Dr. Khairul menambahkan bahwa Jepang memotivasi kerjasama internasional
dengan negara-negara lain. Mereka melakukan perekrutan mahasiswa melalui berbagai program beasiswa
secara intensif. Kita bisa berkontribusi dengan merekomendasikan teman-teman kita. Selain itu, kita bisa
memberikan masukan topik yang bisa menjadi perhatian dunia saat ini atau memiliki potensi besar ke depan.
Pertanyaan terakhir juga dari mahasiswa doktoral M. Amin, apa lesson learned dari lima tahun
sebelumnya di KNRT? Apa milestone yang bisa diperlihatkan? Dr. Warsito menjawab, "Lesson learned tahun
lalu, adalah reorganisasi manajemen. Kita membuat program baru seperti rencana open library, dll. Yang
penting adalah manajemen, harus bisa mendorong peneliti untuk benar-benar mengeluarkan output. Untuk
ke depan hasil penelitian adalah sesuatu yang langsung bisa dimanfaatkan oleh masyarakat dan sesuatu
yang bisa tuntas sampai akhir, meliputi manajemen, monitoring dan evaluasi", tutupnya.
14
Back to Daftar Isi© Copyright PPI Jepang 2010
Dialog Antar Organisasi
Back to Daftar Isi © Copyright PPI Jepang 2010
Saran, Kritik, dan Isi Berita
Kami sebagai Tim Redaksi Buletin PPI-Jepang sangat mengharapkan saran ataupun kritik
dari para pembaca untuk memperbaiki kualitas buletin ini. Silahkan kirimkan langsung
melalui email ke [email protected].
Selain itu, kami juga menerima berbagai berita tentang kegiatan anggota PPI-Jepang di
mana pun berada. Kami berharap dengan saling menginformasikan kegiatan masing-
masing, bisa menjadi bahan masukan untuk rekan-rekan yang lainnya. Selain itu, media ini
juga bermanfaat untuk mempererat tali silaturahmi di antara anggota PPI-Jepang dari
ujung utara, Hokkaido, sampai ujung selatan, Okinawa.
Demi PPI-Jepang yang lebih baik!
Kritik dan Saran
Kritik dan Saran
Back to Daftar IsiBack to Daftar Isi © Copyright PPI Jepang 2010
15
© Copyright PPI Jepang 2010
16
Presented by
© Copyright PPI Jepang 2010