BUKU 1: Naskah Akademik
DOKUMEN KURIKULUMPROGRAM STUDI MAGISTER IKOR
KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA
(KKNI)
BUKU 1NASKAH AKADEMIK
PRODI MAGISTER ILMUKEOLAHRAGAAN PROGRAM
PASCASARJANADokumen Kurikulum Prodi S2 Ilmu Keolahragaan | 1
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
BUKU 1: Naskah Akademik
KATA PENGANTAR
Pembelajaran di Perguruan Tinggi merupakan suatu kegiatan yang terprogramdalam membentuk mahasiswa yang memiliki kompetensi. Kurikulum berfungsi sebagaiprogram inti yang mengatur seluruh kegiatan pendidikan. Proses pembelajaran yangberlangsung di Perguruan Tinggi dilaksanakan sesuai dengan kurikulum yang berlaku.Pembelajaran di Program Pascasarjana Unimed saat ini mengacu pada kurikulum berbasisKerangka Kurikulum Nasional Indonesia (KKNI). Penyusunan Kurikulum Prodi S2IKOR PPs Unimen mempertimbangkan factor internal dan eksternal. Disamping itudidasarkan pada tuntungan kebijakan pemerintah dan internal Unimed denganmempertimbangkan kebutuhan pada kerja. Pertimbangan pengembangan kutikulum prodiS2 IKOR PPs Unimed berlandaskan pada berbagai aspek kajian yang tertuang dalamBuku 1 Naskah Akademik.
Buku 1 Naskah Akademik ini berisi penjelasan umum mengenai rasionalisasikebutuhan pasar kerja dengan mempertimbangkan beberapa aspek baik tenternal maupuneksternal dengan memperhatikan tuntutan kebutuhan kurikulum KKNI. Dengan adanyabuku pedoman ini diharapkan akan menjadi acuan dalam penyusunan kurikulum di PPsUnimed. Buku panduan ini masih memiliki kekurangan, oleh sebab itu diharapkan kritikdan saran yang membangun demi penyempurnaan buku pedoman ini.
Medan, November 2018
Dokumen Kurikulum Prodi S2 Ilmu Keolahragaan | 2
BUKU 1: Naskah Akademik
DAFTAR ISI
Hal
Kata Pengantar……………………………………………………………… i
Daftar Isi……………………………………………………………………. ii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………. 1
BAB II LANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUM………………. 15
BAB III PENDEKATAN PENGEMBANGAN KURIKULUM……………. 26
BAB IV ANALISIS PENGEMBANGAN KURIKULUM…………………. 40
BAB V PROSES DAN TAHAPAN PENGEMBANGAN KURIKULUM.. 42
BAB VI PENUTUP………………………………………………………… 54
Dokumen Kurikulum Prodi S2 Ilmu Keolahragaan | 3
BUKU 1: Naskah Akademik
BAB I
PENDAHULUAN
A Rasional Perkembangan Ilmu Pengetahuan
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (khususnya teknologi
informasi) semakin mempercepat proses globalisasi. Perkembangan dan
percepatan ini memacu dinamika masyarakat dalam semua aspek kehidupan.
Bagi masyarakat yang tidak siap menghadapi perubahan ini, dimungkinkan akan
mempengaruhi ketegangan mental, ketergantungan budaya, sosial politik,
ekonomi, keamanan, bahkan mungkin ideologi. Globalisasi juga akan memacu
persaingan hidup yang teramat ketat, baik antar negara/bangsa, propinsi,
Kecamatan, kecamatan, bahkan antar sekolah dan perorangan. Proses ini akan
terus bergilir keseluruh penjuru dan aspek kehidupan; dan akan sulit dibendung.
Menenggarai sejumlah hal dari akibat proses menyatunya dunia
(globalisasi), seperti cepatnya perkembangan IPTEK, derasnya diffusi
informasi dan budaya ke tengah masyarakat akan menimbulkan sejumlah
konflik peran dan harapan, karena hidup akan penuh dengan tantangan dan
kompetisi. Era ini memerlukan anak-anak bangsa yang terdidik melalui
layanan yang sangat memadai tanpa memandang ras, golongan, jenis kelamin,
usia, tingkatan sosial-ekonomi, etnis maupun agama; sehingga mereka dapat
mandiri dan bertanggungjawab, memiliki keimanan dan ketaqwaan,
sensitiveness, serta rancage. Inilah dasar-dasar yang dapat digunakan sebagai
landasan Pendidikan Untuk Semua (PUS).
Jika muncul pertanyaan “mengapa harus repot dengan persoalan di atas”?
jawabnya karena secara politis negara dan bangsa kita telah terikat kesepakatan
(komitmen) dengan dunia internasional untuk ikut dalam pergaulan global
dengan segala konsekuensinya. Artinya kita tidak mungkin mengisolasi
Dokumen Kurikulum Prodi S2 Ilmu Keolahragaan | 4
BUKU 1: Naskah Akademik
dan melepaskan diri dari dinamisnya dunia internasional. Oleh karena itu salah
satu sektor yang akan menerima konsekuensi ini adalah “pendidikan”. Artinya
pendidikan baik sebagai kebijakan maupun pada tataran praksis ditantang untuk
mempersiapkan layanan bagi siapapun warga bangsa ini, karena pendidikan
bukan hanya hak dasar tetapi juga adalah kewajiban dasar. Pendidikan adalah hak
dan wajib bagi semua sehingga setiap individu memiliki ketahanan diri,
menguasai keunggulan komparatif, mandiri, siap bersaing (kompetitif), siap
melakukan pergaulan pada lingkungannya bahkan pada tingkat global, tanpa
harus meninggalkan akar budaya, agama, dan karakteristik potensial bangsa.
Implikasinya adalah bagaimana pendidikan itu diposisikan sebagai upaya untuk
menumbuhkembangkan potensi-potensi anak bangsa yang dapat beradaptasi
dengan segala dinamika peradaban dan memberikan peluang bagi semua untuk
memperoleh pendidikan pada jalur, jenjang maupun setiap jenisnya.
Beberapa pendapat para pakar seperti Jules Simon, Herbart Spencer,
Sully, Pestalozzy, John Dewey, MJ. Langeveld, William Chendler Buglei, Ki
Hajar Dewantara, dan sebagainya dalam mendefinisikan pendidikan sangatlah
beragam. Keberagaman dalam mendefinisikan tentunya dapat dimaklumi bahkan
suatu keniscayaan mengingat berbedanya latar belakang mereka dan orientasi
atau tujuan yang dimaksud. Bahkan pada tataran perbedaaan ideologis
(pemahaman mendasar) yang dianutnya akan menentukan corak pemikirannya.
Pemahaman mereka yang menganut ideology kapitalisme sekuler dipastikan
berbeda dengan mereka yang menggunakan faham sosialis dan keduanya secara
diametral akan berbeda pula dengan yang menggunakan ideologi perspektif
agama (Islam, misalnya). Walaupun demikian, dalam satu sisi mendasar
semuanya sepakat bahwa objek pendidikan itu adalah manusia dan memiliki
tujuan yang jelas menurut sudut pandang ideologi yang dianutnya. Pendidikan
adalah suatu usaha secara sengaja untuk mempersiapkan peserta didik dengan
menumbuhkan kekuatan kepribadiannya, jasmani maupun rohani dengan
menggunakan alat-alat pendidikan yang baik agar kelak menjadi manusia
Dokumen Kurikulum Prodi S2 Ilmu Keolahragaan | 5
BUKU 1: Naskah Akademik
yang bermanfaat bagi dirinya, masyarakat dan lingkungannya serta dapat hidup
bahagia.
Secara spesifik, pendidikan merupakan upaya sadar, terstruktur serta
sistematis untuk mensukseskan misi penciptaan manusia sebagai hamba
Tuhan dan khalifah dimuka bumi. Suksesnya misi dan penciptaan manusia ini
pada saatnya nanti akan terwujud apa yang dinamakan sumber daya manusia
(SDM) berkualitas. SDM berkualitas mi salah satunya dicirikan
oleh tingginya taraf pemikiran, lahirnya manusia yang produktif, kreatif dan sarat
dengan berbagai inovasi ditopang oleh tingginya keterampilan dan keahlian yang
dimiliki sehingga mampu berkompetisi dalam lapangan kehidupan modern yang
serba mengglobal. Dan hanya SDM yang berkualitaslah yang karena sifatnya
mampu menjawab pertanyaan pokok dan mendasar masalah simpul yang sangat
besar dan seputar pertanyaan dari manakah asal manusia dan kehidupan in, mau
kemana manusia dan kehidupan setelah ini?, dan untuk apa manusia dan
kehidupan ini ada?.
Bila pertanyaan ini terjawab maka seseorang akan memiliki landasan
kehidupan sekaligus tuntunan dan tujuan kehidupannya terlepas dari jawabannya
benar atau salah. Selanjutnya ia akan berjalan di dunia ini dengan landasan
tersebut, berbuat dengan standar dan nilai yang berdasarkan landasan tersebut.‟
Berekonomi dan berbudaya berdasarkan „landasan tersebut, bahkan ia akan‟
mengajak orang lain dengan „landasan tersebut. Tentu saja bila jawaban di atas‟
benar, maka „landasan dimana ia berpijak akan benar pula. Inilah yang secara‟
hakiki dikatakan SDM berkualitas. Berangkat dan pemikiran di atas, maka
pendidikan dan proses pembelajaran yang baik dalam mencetak SDM berkualitas
sangat besar peranannya. Sumbangan pendidikan terhadap peningkatan sumber
daya manusia tentunya tidak perlu diperdebatkan lagi. Sejarah membuktikan
tidak ada satupun bangsa dan negara di dunia mi yang mampu mencapai
kemajuan dan mengemban peradaban tinggi dengan mengabaikan pembangunan
pendidikan.
Pendidikan merupakan kebutuhan mendasar manusia dan dianggap
Dokumen Kurikulum Prodi S2 Ilmu Keolahragaan | 6
BUKU 1: Naskah Akademik
sebagai bagian dan proses sosial dalam membangun perubahan-perubahan
mendasar. Hanya saja suatu perubahan itu terjadi kearah mana, maka itu sangat
ditentukan oleh model sistem pendidikan apa yang digunakan dan berlandaskan
kepada ideologi apa dasar pendidikan itu dibangun. Berkenaan dengan hal itu,
tentu saja mi merupakan langkah awal dan mendasar jika ingin membicarakan
masalah pendidikan. Ketidakpahaman terhadap tujuan sistem pendidikan dan
karakteristik manusia yang hendak dibentuknya hanya akan membuat program-
program pendidikan sebagai sarana trial and error dan menjadikan peserta didik
bagai „kelinci percobaan . Masyarakat yang bertumpu pada nilai-nilai‟
materialistik misalnya, hanya akan menghasilkan sumber daya manusia (peserta
didik) yang berpikir sebatas profit oriented bahkan dapat menjelma menjadi
sosok manusia economic animal yang tidak lain hanya mencari kepuasan materi
sebagai pemenuhan kebutuhan napsu jasmani semata namun gagal dalam
menghantarkan manusia menjadi sosok pribadi yang utuh. Pendidikan menjadi
tanggung jawab kolektif, yakni keluarga/orang tua, masyarakat dan pemerintah
(negara) maupun pemerintah daerah, yang harus memberikan pengaruh positif
kepada peserta didik sehingga arah dan tujuan pendidikan dapat dicapai secara
bersama-sama. Selintas nampak terjadi pembagian tugas untuk masing-masing
pihak di atas. Keluarga berdasarkan UU. No. 20 Tahun 2003 pasal 7 ayat 1 dan 2
mempunyai hak berperan serta dalam memilih satuan pendidikan dan
memperoleh informasi tentang perkembangan anaknya serta berkewajiban
memberikan pendidikan dasar kepada anaknya. Keluarga sebagai wadah dan
madrasah pertama yang memberikan kontribusi besar dalam pendidikan generasi
pada faktanya banyak sekali yang tidak menyadari betapa pentingnya peran
mereka sebagai pendidik. Pada prinsipnya mereka memiliki tujuan melahirkan
generasi berkualitas akan tetapi tidak punya suatu pola baku yang selaras dengan
tujuan mereka sehingga lahirlah generasi-generasi yang tidak sesuai dengan apa
yang mereka cita-citakan. Misalnya saja keluarga/orang tua mana yang
menginginkan anaknya terjebak dalam tidak kriminal, narkoba, tawuran,
Dokumen Kurikulum Prodi S2 Ilmu Keolahragaan | 7
BUKU 1: Naskah Akademik
kenakalan remaja, pergaulan bebas dan prilaku dekadensi moral sejenis lainnya.
Akan tetapi kenapa banyak orang tua yang tidak selektif terhadap tontonan anak
serta prilaku anak yang serba boleh dan „bebas nilai yang diduga sebagai‟
pemicu terjadinya hal-hal di atas?.
Keterlibatan masyarakat dalam penanganan generasinya diminta untuk
mendukung tercapainya tujuan pendidikan, karena masyarakat adalah ”madrasah
besar” dimana anak belajar, kemudian pihak-pihak yang sering bersentuhan dan
atau peduli dengan pendidikan, misalnya media massa diminta untuk mendukung
penanaman nilai moral dan etika, dunia usaha dan orang-orang yang memiliki
kemampuan ekonomi diminta untuk memberikan dukungan. Peran masyarakat
dalam bentuk usaha-usaha mendirikan yayasan-yayasan atau lembaga
pendidikan, pemberian beasiswa atau pun menjadi orang tua asuh pada
kenyataannya tidak bisa menjamin pemerataan pendidikan bagi semua kalangan
dan menghasilkan produk pendidikan seperti yang diharapkan.
Kecenderungan menguatnya ide materialisme yang telah menyentuh
setiap aspek kehidupan tidak terkecuali dunia pendidikan membuat masyarakat
atau kalangan swasta yang melibatkan din dalam pendirian sekolah-sekolah
swasta justru melakukan komersialisasi yang akhirnya pendidikan menjadi
komoditas ekonomi dan barang mahal.
Pemerintah (negara) merupakan institusi yang paling bertanggung jawab
terhadap penyelenggaraan pendidikan. Untuk bisa mencapai tujuan pendidikan,
maka negara (Pemerintah/Pemerintah Daerah) sejatinya mengejawantahkan
tanggungjawabnya untuk menyelenggarakan pendidikan yang tidak hanya untuk
meratakan daya tampung; tetapi lebih dari itu mendorong lembaga pendidikan
yang bermutu. Pendidikan secara filosofis adalah harus menetapkan kearah mana
anak-anak bangsa akan di bawa?, pendidikan sebagaimana pengertiannya
merupakan upaya sadar yang terstruktur, terprogram dan sistematis bertujuan
untuk membentuk manusia yang memiliki kepribadian tinggi dan menguasai
ilmu kehidupan (termasuk sains teknologi dan keahlian) yang memadai.
Dokumen Kurikulum Prodi S2 Ilmu Keolahragaan | 8
BUKU 1: Naskah Akademik
Kondisi ini menunjukkan begitu pentingnya IPTEK bagi umat manusia
yang memiliki kebutuhan hidup terus berubah. Perubahan kebutuhan manusia itu
sangat tergantung pada perkemabangan IPTek, sehingga pengembangan IPTEk
dilakukan untuk memenuhi perubahan kebutuhan manusia yang sangat cepat.
Pendidikan merupakan wahana untuk menyiapkan dan membentuk sumber daya
manusia yang baik dalam menyongsong kehidupan dimasa mendatang sekaligus
menjawab kebutuhan manusia. Hal ini mengisyaratkan bahwa pendidikan yang
berkualitas sangat menentukan keberhasilan transfer knowledge, attitude dan
skill. Ketercapaian ketiga ranah tersebut sangat ditentukan dengan model
kurikulum yang digunakan pada tiap jenjang pendidikan. Hal ini menunjukkan
bahwa kurikulum akan terus berkembang guna menjawab tantanga perubahan
kebutuhan manusia yang sangat cepat.
Pengembangan kurikulum pendidikan merupakan hal yang wajib
dilakukan untuk kemajuan. Kurikulum digunakan dalam dunia pendidikan dan
mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan dan dinamika yang ada pada
dunia pendidikan. Secara garis besar, kurikulum dapat diartikan sebagai
perangkat materi pendidikan dan pengajaran yang diberikan kepada murid sesuai
dengan tujuan pendidikan yang akan dicapai.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan (UU
No. 20 tahun 2003). Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat
pesat perlu direspon oleh perguruan tinggi dengan cara mengembangkan
kurikulum yang sepadan dengan perkembangan tuntutan masyarakat, dunia usaha,
dunia industri, dan tuntutan stakeholder. Salah satu bentuk respon pemerintah
dalam diterbitkannya Perpres No. 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi
Nasional Indonesia (KKNI).
KKNI merupakan penjenjangan capaian pembelajaran yang menyetarakan
luaran bidang pendidikan formal, nonformal, informal, atau pengalaman kerja
Dokumen Kurikulum Prodi S2 Ilmu Keolahragaan | 9
BUKU 1: Naskah Akademik
dalam rangka pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan
diberbagai sektor. KKNI merupakan acuan pokok dalam penetapan kompetensi
lulusan pendidikan akademik, pendidikan vokasi, dan pendidikan profesi.
B Perkembangan Masyarakat Global
Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu
negara termasuk Indonesia. Pengaruh tersebut meliputi dua sisi yaitu pengaruh
positif dan pengaruh negatif. Pengaruh globalisasi di berbagai bidang kehidupan
seperti kehidupan politik, ekonomi, ideologi, sosial budaya dan lain- lain akan
mempengaruhi nilai- nilai nasionalisme terhadap bangsa. Globalisasi berasal dari
kata global yang artinya secara umum atau keseluruhan. Era global adalah proses
masuknya sebuah negara ke ruang lingkup dunia, sehingga sekat-sekat atau tapal
batas antara negara akan semakin kabur. Globalisasi ini ditandai dengan semakin
majunya teknologi komunikasi, inilah yang disebut dengan era informasi. Sebagai
proses, globalisasi berlangsung melalui dua dimensi dalam interaksi antar bangsa,
yaitu dimensi ruang dan waktu. Ruang makin dipersempit dan waktu makin
dipersingkat dalam interaksi dan komunikasi pada skala dunia. Globalisasi
berlangsung di semua bidang kehidupan seperti bidang ideologi, politik, ekonomi,
sosial budaya, pertahanan keamanan dan lain- lain.
Teknologi informasi dan komunikasi adalah faktor pendukung utama
dalam globalisasi. Dewasa ini, perkembangan teknologi begitu cepat sehingga
segala informasi dengan berbagai bentuk dan kepentingan dapat tersebar luas ke
seluruh dunia. Oleh karena itu globalisasi tidak dapat kita hindari kehadirannya.
Mendeskripsikan diri sendiri berada pada posisi manakah diri kita dalam
masyarakat Indonesia yang berkonteks masyarakat global sangat mudah, tetapi
sulit untuk menjelaskannya. Secara pribadi saya tergolong pada masyarakat yang
terbuka pada pengaruh yang datang dari luar. Tidak bisa dipungkiri perkembangan
jaman dan teknologi sangat mempengaruhi kehidupan sehari-hari kita. Banyak
pengaruh yang datang dari luar diantaranya adalah pengaruh majunya teknologi
yang berasal dari barat. Seperti smartphone yang diproduksi bangsa Finlandia dan
Dokumen Kurikulum Prodi S2 Ilmu Keolahragaan | 10
BUKU 1: Naskah Akademik
para distributor mempromosikannya secara besar-besaran ke seluruh negara di
dunia termasuk Indonesia. Bagi masyarakat yang menengah ke atas tentulah harga
berkisar 2-3 juta tidaklah besar, maka untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan
tidak sedikit orang yang menggati gadget-nya dengan yang baru itu, padahal
sebenarnya barang terdahulu masih bisa dipakai dan digunakan. Era globalisasi
memiliki potensi untuk ikut mengubah hampir seluruh sistem kehidupan
masyarakat, politik, ekonomi, budaya dan sebagainya. Dialog antar budaya
progresif Barat dan budaya ekspresif Timur berlangsung dalam skala besar-
besaran tanpa disadari. Fenomena baru dalam era globalisasi ini hanya dalam hal
tempo edar informasi yang kian pendek dan cakupannya yang kian luas. Ada
begitu banyak unsur yang memberi pengaruh terhadap kehidupan kita. Ada unsur
dari luar yang begitu kuat berpengaruh terhadap kehidupan manusia. Kerena itu,
orang harus terbuka terhadap setiap pengaruh dari jaman ini. Orang tidak bisa
menganggap dirinya buta terhadap dunia sekitarnya. Dunia ini menyimpan
berbagai hal positif yang dapat digunakan untuk kehidupan manusia.
Lebih lanjut Amstrong (dalam Nugraheni, 2003) menyatakan bahwa faktor-
faktor yang mempengaruhi gaya hidup seseorang ada 2 faktor yaitu faktor yang
berasal dari dalam diri individu (internal) dan faktor yang berasal dari luar
(eksternal). Faktor internal yaitu sikap, pengalaman, dan pengamatan, kepribadian,
konsep diri, motif, dan persepsi dengan penjelasannya sebagai berikut :
a. Sikap. Sikap berarti suatu keadaan jiwa dan keadaan pikir yang dipersiapkan
untuk memberikan tanggapan terhadap suatu objek yang diorganisasi melalui
pengalaman dan mempengaruhi secara langsung pada perilaku. Keadaan jiwa
tersebut sangat dipengaruhi oleh tradisi, kebiasaan, kebudayaan dan
lingkungan sosialnya.
b. Pengalaman dan pengamatan. Pengalaman dapat mempengaruhi pengamatan
sosial dalam tingkah laku, pengalaman dapat diperoleh dari semua tindakannya
dimasa lalu dan dapat dipelajari, melalui belajar orang akan dapat memperoleh
pengalaman. Hasil dari pengalaman sosial akan dapat membentuk pandangan
terhadap suatu objek.
Dokumen Kurikulum Prodi S2 Ilmu Keolahragaan | 11
BUKU 1: Naskah Akademik
c. Kepribadian. Kepribadian adalah konfigurasi karakteristik individu dan cara
berperilaku yang menentukan perbedaan perilaku dari setiap individu.
d. Konsep diri . Faktor lain yang menentukan kepribadian individu adalah konsep
diri. Konsep diri sudah menjadi pendekatan yang dikenal amat luas untuk
menggambarkan hubungan antara konsep diri konsumen dengan image merek.
Bagaimana individu memandang dirinya akan mempengaruhi minat terhadap
suatu objek. Konsep diri sebagai inti dari pola kepribadian akan menentukan
perilaku individu dalam menghadapi permasalahan hidupnya, karena konsep
diri merupakan frame of reference yang menjadi awal perilaku
e. Motif. Perilaku individu muncul karena adanya motif kebutuhan untuk merasa
aman dan kebutuhan terhadap prestise merupakan beberapa contoh tentang
motif. Jika motif seseorang terhadap kebutuhan akan prestise itu besar maka
akan membentuk gaya hidup yang cenderung mengarah kepada gaya hidup
hedonis.
f. Persepsi. Persepsi adalah proses dimana seseorang memilih, mengatur, dan
menginterpretasikan informasi untuk membentuk suatu gambar yang berarti
mengenai dunia.
Adapun faktor eksternalnya antara lain :
a. Kelompok referensi. Kelompok referensi adalah kelompok yang memberikan
pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang.
Kelompok yang memberikan pengaruh langsung adalah kelompok dimana
individu tersebut menjadi anggotanya dan saling berinteraksi, sedangkan
kelompok yang memberi pengaruh tidak langsung adalah kelompok dimana
individu tidak menjadi anggota didalam kelompok tersebut. Pengaruh-
pengaruh tersebut akan menghadapkan individu pada perilaku dan gaya hidup
tertentu.
b. Keluarga. Keluarga memegang peranan terbesar dan terlama dalam
pembentukan sikap dan perilaku individu.Hal ini karena pola asuh orang tua
akan membentuk kebiasaan anak yang secara tidak langsung mempengaruhi
pola hidupnya.
BUKU 1: Naskah Akademikc. Kelas sosial. Kelas sosial adalah sebuah kelompok yang relatif homogen dan
bertahan lama dalam sebuah masyarakat, yang tersusun dalam sebuah urutan
jenjang, dan para anggota dalam setiap jenjang itu memiliki nilai, minat, dan
tingkah laku yang sama. Ada dua unsur pokok dalam sistem sosial pembagian
kelas dalam masyarakat, yaitu kedudukan (status) dan peranan. Kedudukan
sosial artinya tempat seseorang dalam lingkungan pergaulan, prestise hak-
haknya serta kewajibannya. Kedudukan sosial ini dapat dicapai oleh
seseorang dengan usaha yang sengaja maupun diperoleh karena kelahiran.
Peranan merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan. Apabila individu
melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka ia
menjalankan suatu peranan.
d. Kebudayaan. Kebudayaan yang meliputi pengetahuan, kepercayaan,
kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kebiasaan-kebiasaan yang
diperoleh individu sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan terdiri dari
segala sesuatu yang dipelajari dari pola-pola perilaku yang normatif, meliputi
ciri-ciri pola pikir, merasakan dan bertindak.
Terus berubahnya perilaku tiap individu sejalan dengan terus
meningkatkan kebutuhan masayarakat global akhirnya dunia pendidikan menjadi
variabel paling penting. Berdasarkan kedua factor di atas maka penanaman nilai-
nilai dan karakter, pengetahuan dan keterampilan individu mutlak adanya sebagai
bekal individu untuk menjalankan kehidupan sehari-hari. Penanaman nilai dan
karakter, pengetahuan serta keterampilan salah satunya melalui jalur pendidikan.
Pendidikan harus dapat menjamin lulusan sebagai warga pembelajar yang
memiliki kompetensi sesuai bidang keahliannya. Sedangkan kualitas lulusan yang
baik diperoleh melalui infut, proses yang berkualitas juga. Sehingga kurikulum
sebagai proses menduduki posisi paling strategis, dalam arti bahwa kualitas
lulusan sangat ditentukan oleh kurikulum yang diterapkan.
Kurikulum dalam pendidikan tinggi harus mampu menjawab kenutuhan
masayarakat global yang terus berubah. Berubahan ini ditandai dengan
meningkatkan kebutuhan manusia. Artinya bahwa perubahan kurikulum harus
Dokumen Kurikulum Prodi S2 Ilmu Keolahragaan | 13
BUKU 1: Naskah Akademik
dilakukan untuk menjawab kondisi kebutuhan manusia dari waktu kewaktu.
C Tujuan Pengembangan Kurikulum
Adapun tujuan yang akan dicapai dalam pengembangan kurikulum berbasis KKNI
sebagai berikut:
Menciptakan lulusan yang memiliki kemampuan berkomunikasi
Menciptakan lulusan yang memiliki kemampuan berpikir kritis dan jernih
Menciptakan lulusan yang memiliki kemampuan mempertimbangkan
segi moral suatu permasalahan
Menciptakan lulusan yang mampu menjadi warga negara yang
bertanggung jawab
Menciptakan lulusan yang memiliki kemampuan mengerti dan toleran
terhadap pandangan yang berbeda
Menciptakan lulusan yang memiliki kemampuan hidup dalam
masyarakat yang mengglobal
Menciptakan lulusan yang memiliki minat luas dalam kehidupan
Menciptakan lulusan yang memiliki kesiapan untuk bekerja
Menciptakan lulusan yang memiliki kecerdasan sesuai dengan bakat/minatnya
Menciptakan lulusan yang memiliki rasa tanggung jawab terhadap lingkungan
D Manfaat Pengembangan Kurikulum
Adapun manfaat pengembangan kurikulum sebagai berikut;
Manfaat kurikulum bagi dosen
a. Kurikulum sebagai pedoman bagi dosen dalam merancang, malaksanakan,
dan menilai kegiatan pembelajaran.
b. Membantu dosen untuk memperbaiki situasi belajar
c. Membantu dosen menunjang situasi belajar ke arah yang lebih baik.
d. Membantu dosen dalam mengadakan evaluasi kemajuan kegiatan belajar
mengajar.
e. Memberikan pengertian dan pemahaman yang baik bagi dosen untuk
Dokumen Kurikulum Prodi S2 Ilmu Keolahragaan | 14
BUKU 1: Naskah Akademik
menjalankan tugas sebagai pengajar yang baik di kelas.
f. Mendorong dosen untuk lebih kreatif dalam penyelenggaraan program
pendidikan.
Manfaat kurikulum bagi prodi
a. Kurikulum dijadikan sebagai alat untuk mencapai suatu tujuan pendidikan,
baik itu dalam tujuan nasional, institusional, kurikuler, maupun dalam
tujuan instruksional. Dengan adanya suatu kurikulum maka tujuan-tujuan
pendidikan yang diinginkan oleh prodi tertentu dapat tercapai.
b. Mendorong terwujudnya otonomi prodi dalam penyelenggaraan
pendidikan.
c. Memberi peluang yang lebih luas kepada sekolah-sekolah plus untuk
mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan.
d. Manfaat kurikulum bagi masyarakat
e. Sebagai acuan untuk berpartisipasi dalam membimbing putra/putrinya di
sekolah (dalam hal ini orang tua sebagai bagian dari
masyarakat). Dengan mengetahui suatu kurikulum prodi, masyarakat dapat
berpartisipasi dalam rangka memperlancar program pendidikan, serta dapat
memberikan kontribusi terhadap kemajuan ilmu pengetahuan sesuai
bidangnya.
Dokumen Kurikulum Prodi S2 Ilmu Keolahragaan | 15
BUKU 1: Naskah Akademik
BAB II
LANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUM
A Landasan Yuridis
Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan nasional
menyatakan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah meningkatkan keimanan,
ketaqwaan, ahlak mulia, potensi, kecerdasan, minat peserta didik, keragaman
potensi daerah dan lingkungan, tuntutan pembangunan daerah dan nasional,
tuntutan dunia kerja, perkembangan Ipteks, agama, dinamika perkembangan
global, dan persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.
Untuk mewujudkan tujuan pendidikan tersebut pada Bab X, Pasal 36
ditegaskan bahwa kurikulum harus dikembangkan dengan mengacu kepada
standar nasional pendidikan dan potensi yang dimiliki oleh perguruang tinggi yang
bersangkutan. Selanjutnya, Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan, Bab III berkaitan dengan Standar Isi pada Bagian
Kedua tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Pasal 9 mendeskripsikan
“kurikulum tingkat satuan pendidikan dan kedalaman muatan kurikulum
pendidikan tinggi diatur oleh perguruan tinggi masing-masing. Kerangka dasar
dan struktur kurikulum pendidikan tinggi dikembangkan oleh perguruan tinggi
yang bersangkutan untuk setiap program studi. Dalam mengembangkan kerangka
Dokumen Kurikulum Prodi S2 Ilmu Keolahragaan | 16
BUKU 1: Naskah Akademik
dasar dan struktur kurikulum, perguruan tinggi melibatkan asosiasi profesi,
instansi pemerintah terkait, dan kelompok ahli yang relevan.” Pada ayat (2)
ditegaskan bahwa “kurikulum tingkat satuan pendidikan tinggi wajib memuat
mata kuliah Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa
Indonesia, dan Bahasa Inggris. Pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan,
dan bahasa hanya diajarkan pada program sarjana dan diploma. Dalam ayat
selanjutnya, ayat (3) ditegaskan bahwa “selain ketentuan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2), kurikulum tingkat satuan pendidikan tinggi program Sarjana dan
Diploma wajib memuat mata kuliah yang bermuatan kepribadian, kebudayaan,
serta mata kuliah Statistika, dan/atau Matematika”. Mata kuliah Statistika dan
Matemátika dimaksudkan untuk memberikan dasar-dasar berpikir logis. Untuk
program studi tertentu mata kuliah Matemátika dapat diganti dengan mata kuliah
logika.
Permendiknas No. 232/U/2000 Bab IV Pasal 7, Butir (1) s.d. (4) menegaskan
bahwa kurikulum pendidikan tinggi yang menjadi dasar penyelenggaraan program
studi terdiri atas Kurikulum Inti dan Kurikulum Institusional. Pada kurikulum inti
harus mencakup kelompok mata kuliah pengembangan kepribadian, mata kuliah
yang mencirikan tujuan pendidikan dalam bentuk penciri ilmu pengetahuan dan
keterampilan, keahlian berkarya, sikap berperilaku dalam berkarya dan cara
berkehidupan bermasyarakat sebagai syarat minimal yang dicapai peserta didik
dalam penyelesaian suatu program studi. Sementara itu, kurikulum institusional
merupakan sejumlah bahan kajian dan pelajaran yang merupakan bagian dari
kurikulum pendidikan tinggi yang terdiri atas tambahan dan kelompok ilmu dalam
kurikulum inti yang dikembangkan dengan memperhatikan keadaan dan
kebutuhan lingkungan serta ciri khas perguruan tinggi yang bersangkutan.
Selanjutnya pada Permendiknas No. 045/U/2002 tentang Kurikulum Inti
Perguruan Tinggi ditegaskan bahwa kurikulum inti setiap program studi ditetapkan
oleh kalangan perguruan tinggi bersama masyarakat profesi dan pengguna lulusan
(Pasal 4 butir 2). Dalam pengembangnnya, kurikulum inti suatu program studi
harus bersifat (a) dasar untuk mencapai kompetensi utama; (b)
Dokumen Kurikulum Prodi S2 Ilmu Keolahragaan | 17
BUKU 1: Naskah Akademik
acuan baku minimal mutu penyelenggaraan program studi; (c) berlaku secara
nasional dan internasional; (d) lentur dan akomodatif terhadap perubahan yang
terjadi di masa datang; (e) kesepakatan antara kalangan perguruan tinggi,
masyarakat profesi, dan pengguna lulusan. Kurikulum inti perguruan tinggi dipilih
dan diorganisasikan guna mengembangkan kompetensi utama dan kurikulum
pilihan dipilih dan diorganisasikan untuk mengembangkan kompetensi pendukung
dan kompetensi lain yang gayut dan dapat memperkuat kompetensi utama.
Untuk program studi kependidikan, kompetensi utama yang dimaksud dalam
Permendiknas tersebut sesuai dengan perkembangan yang ada harus merujuk
kepada Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan Peraturan
pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang
menegaskan bahwa kompetensi tersebut merujuk kepada kompetensi pedagogik,
kepribadian, sosial dan profesional. Sesuai dengan konsep Re-desain Pendidikan
Profesional Guru, keempat kompetensi ini dalam pengembangan kurikulum
program studi dimaknai sebagai satu keutuhan yang termuat dalam struktur
kurikulum inti program studi. Sedangkan untuk kurikulum pilihan difokuskan
pada pembentukan kompetensi penunjang. Untuk itu, program studi/jurusan
kependidikan dapat memilih dan mengembangkan mata kuliah yang dapat
memperkuat kemampuan akademik mahasiswa. Sementara itu, untuk program
studi nonkependidikan, kurikulum inti dimaksudkan untuk membekali dan
mengembangkan kompetensi utama yang merujuk kepada kedua Permendiknas di
atas. Kurikulum pilihan diarahkan pada penguatan kemampuan akademik
mahasiswa dan pengetahuan dan keterampilan profesi yang sejalan dengan bidang
keilmuan program studi yang bersangkutan. Begitu pula untuk program studi di
lingkungan Sekolah Pascasarjana.
Untuk merumuskan kompetensi lulusan suatu program studi, Permendiknas
di atas merumuskan pula hal-hal berikut: (a) Kompetensi adalah kemampuan
berpikir, bersikap,dan bertindak secara konsisten sebagai perwujudan dari
pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dimiliki oleh peserta didik; (b). Semua
program studi wajib merumuskan kompetensi atau learning outcomes lulusan
Dokumen Kurikulum Prodi S2 Ilmu Keolahragaan | 18
BUKU 1: Naskah Akademik
dengan mengacu kepada Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dan
rumusan kompetensi hasil kesepakatan forum program studi sejenis yang
melibatkan dunia profesi dan pemangku kepentingan; (c) Kompetensi lulusan
suatu program studi terdiri dari kompetensi umum, kompetensi utama dan
kompetensi khusus atau penunjang. Kompetensi umum dicapai melalui mata
kuliah Umum, sedangkan kompetensi utama yang merupakan penciri suatu
program studi, dan kompetensi penunjang yang merupakan penciri perguruan
tinggi sesuai visi dan misinya, dapat dicapai melalui mata kuliah keahlian; dan (d)
Kompetensi lulusan tersebut paling sedikit mengandung lima elemen kompetensi
yaitu (1) landasan kepribadian; (2) penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
dan/atau olahraga; (3) kemampuan dan keterampilan berkarya; (4) sikap dan
perilaku dalam berkarya menurut tingkat keahlian berdasarkan ilmu dan
keterampilan yang dikuasai; (5) penguasaan kaidah berkehidupan bermasyarakat
sesuai dengan pilihan keahlian dalam berkarya.
Selain merujuk kepada undang-undang dan peraturan pemerintah serta
keputusan menteri pendidikan nasional sebagaimana disebutkan di atas, dalam
pengembangan kurikulum program studi atau jurusan harus merujuk pula pada
hal-hal sebagai berikut
1. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor: 232/U/2000, kurikulum
pendidikan tinggi yang menjadi dasar penyelenggaraan program studi terdiri
atas kurikulum inti dan kurikulum institusional.
2. Undang‐Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, Pasal 35 tentang Kurikulum,
3. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 tentang
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia,
4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik IndonesiaNomor 73
Tahun 2013 tentang Penerapan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia
Bidang Pendidikan Tinggi, dan
5. Peraturan Menteri Pendidikan dan KebudayaanRepublik Indonesia Nomor 49 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi(SN‐DIKTI)
Dokumen Kurikulum Prodi S2 Ilmu Keolahragaan | 19
BUKU 1: Naskah Akademik6. Peraturan Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Nomor 44 tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SN‐
DIKTI)
7. Statuta Unimed Bab V Pasal 12 ayat 2 berbunyi Kurikulum ditinjau secara
berkala, sebagian atau secara keseluruhan, sesuai dengan dinamika
perkembangan bidang-bidang keilmuan,
8. Keputusan Rektor No. 0149/UN33/LL/2016 tentang Panduan Penyusunan
Kurikulum Di Lingkungan Universitas Negeri Medan.
B Landasan Filosofis
Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional maka
pengembagan kurikulum haruslah berakar pada budaya bangsa, kehidupan bangsa
masa kini, dan kehidupan bangsa di masa mendatang.
1. Pendidikan berakar pada budaya bangsa
Pendidikan merupakan suatu proses pengembangan potensi peserta didik
sehingga mereka mampu menjadi pewaris dan pengembang budaya bangsa.
Melalui pendidikan berbagai nilai dan keunggulan budaya di masa lampau
diperkenalkan, dan dikebangkan menjadi budaya dirinya, masyarakat, dan bangsa
yang sesuai dengan zaman dimana peserta didik tersebut hidup dan
mengembangkan diri. Kurikulum berbasis KKNI dan SNPT sebagai seperangkat
rencana, pengaturan mengenai isi, dan bahan kajian harus mencakup budaya
bangsa. Kurikulum berbasis KKNI dan SNPT sebagai pelajaran, cara penyampaian
dan penilian diharapkan mampu memperkenalkan dan mengembangkan budaya
bangsa yang unggul. Rantai berikutnya peserta didik diharapkan mampu menjadi
pewaris dan pengembang budaya tersebut akan dimiliki peserta didik apabila
pengetahuan, kemampuan intelektual, sikap dan kebiasaan, keterampilan sosial
memberikan dasar untuk secara aktif mengembangkan dirinya sebagai individu,
anggota masyarakat, warganegara, dan anggota umat manusia.
2. Kehidupan Bangsa Indonesaia Masa Kini
Dokumen Kurikulum Prodi S2 Ilmu Keolahragaan | 20
BUKU 1: Naskah Akademik
Pendidikan juga harus memberi dasar bagi berkelanjutan kehidupan bangsa
dengan segala aspek kehidupan bangsa yang mencerminkan karakter bangsa masa
kini. Oleh karena itu, konten pendidikan (isi kurikulum) yang dipelajari tidak
semata berupa prestasi bangsa di masa lalu, tetapi juga hal-hal berkembang pada
saat kini dan akan berkelanjutan ke masa datang.
Berbagai perkebangan baru ilmu pengetahuan, teknologi, budaya,
ekonomi, sosial, politik yang dihadapi masyarakat, bangsa dan umat manusia
harus dikemas dalam konten pendidikan (berupa muatan kurikulum). Konten
kurikulum mengacu KKNI dan SNPT dari kehidupan bangsa masa kini memberi
landasan bagi pendidikan untuk selalu terkait dengan kehidupan masyarakat dalam
berbagai aspek kehidupan, kemampuan berpatisipasi dalam membangun
kehidupan bangsa yang lebih baik, dan memosisikan pendidikan yangtidak
terlepas dari lingkungan sosial, budaya dan alam.
3. Kehidupan Bangsa Indonesia Masa Mendatang
Peserta didik (mahasiswa) yang mengikuti pendidikan masa kini akan
menggunakan apa yang diperolehnya dari pendidikan ketika mereka telah
menyelesaikan pendidikannya, akan akan berpartisipasi penuh sebagai warga
negara. Atas dasar pemikiran ini, maka konten kurikulum mengacu KKNI dan
SNPT yang dikembangkan dari warisan budaya dan kehidupan masa kini perlu
diarahkan untuk memberi kemampuan bagi mahasiswa untuk kegunaan masa
depannya. Dengan demikian sikap, keterampilan, pengetahuan yang menjadi
konten kurikulum harus dapat digunakan untuk kehidupan yang akan datang
dan/atau dapat digunakan sebagai dasar untuk kehidupan masa yang akan depan.
Artinya konten kurikulum yang dikembangkan dalam kurikulum mengacu KKNI
dan SNPT harus menjadi dasar bagi mahasiswa untuk dikembangkan dan
disesuaikan dengan kehidupan mereka sebagai pribadi, anggota masyarakat, dan
warganegara yang produktif serta bertanggunjawab di masa mendatang.
C Landasan Akademik
Dokumen Kurikulum Prodi S2 Ilmu Keolahragaan | 21
BUKU 1: Naskah Akademik1. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk menciptakan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembambangkan
potensi dirinya. Dengan berkembangknya potensi tersebut diharapkan
mahasiswa memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
2. Mahasiswa memiliki karakteristik yang berbeda-beda, seperti aspek fisik,
intelektual, sosial, emosional, moral, dan latar belakang sosial budaya. Dalam
proses pembelajaran diharapkan dosen mampu mensikapi kondisi tersebut.
3. Dalam proses pembelajaran digunakan berbagai pendekatan, strategi, metode,
dan teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif dan efektif. Dalam proses
pebelajaran dosen menerapkan berbagai metode pembelajaran yang sesuai
dengan karakteristik peserta didik dan mampu memotivasi mereka untuk
belajar.
4. Sebelum proses pembelajaran dosen menyusun rancangan pembelajaran
berdasarkan strategi yang dipilih. Pelaksanaan pembelajaran mencakup menata
latar (setting) pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran yang kondusif.
5. Untuk mengukur, menilai pelaksanaan atau keberhasilan proses pembelajaran
ditempuh langkah merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran yang
meliputi merancang dan melaksanakan evaluasi (assessment) proses dan hasil
belajar secara berkesinambungan denga berbagai metode,menganalisis hasil
evaluasi proses dan hasil belajar untuk menentukan tingkat ketuntasan belajar
(mastery level), dan memamfaatkan hasil penilaian pembelajaran untuk
perbaikan kualitas program pembelajaran secara umum.
6. Dalam proses pendidikan dikembangkan potensi peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensinya meliputi potensi akademik, dan potensi
non akademik.
7. Dalam proses pembelajaran dikembangkan ranah kognitif, afektif, dan
psikomotor mahasiswa.
D
Dokumen Kurikulum Prodi S2 Ilmu Keolahragaan | 22
BUKU 1: Naskah AkademikLandasan Empirik
1. Konsep investasi sumber daya manusia (SDM) berpangkal pada teori
pertumbuhan ekonomi. Menurut teori ini pertumbuhan ekonomi suatu negara
dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti: tanah, modal, SDM, ilmu
pengetahuan dan teknologi. Faktor SDM merupakan faktor yang paling
menentukan, karena faktor lainnya itu tergantung pada faktor manusia.
2. Dalam proses pengembangan SDM, fase persiapan adalah fase pendidikan.
Pada fase persiapan, proses pengembangan SDM umumnya dilaksanakan di
lembaga pendidikan formal. Pada fase ini akan terjadi proses pengembangan
pengetahuan, sikap nilai, keterampilan dan sensibilitas, daya imajinatif dan
spiritual. Tujuan yang diharapkan dari fase ini adalah membantu lulusan
lembaga pendidikan (universitas) untuk memperoleh kesempatan kerja yang
lebih baik, sehingga tingkat kebidupannya dapat diperbaiki melalui penghasilan
yang diperolehnya dari pekerjaan itu.
3. Permasalahan kuantitatif yang dihadapi lembaga pendidikan (termasuk FT
Unimed) menunjukkan adanya ketidakseimbangan antara jumlah lapangan
kerja yang ada atau yang dapat disediakan di pasar tenaga kerja dengan jumlah
output pendidikan pencari kerja. Sedangkan persoalan yang bersifat kualitatif
adalah ketidaksuaian antara kualifikasi pendidikan yang dituntut oleh dunia
kerja.
4. Angkatan kerja Indonesia pada Februari 2015 sebanyak 128,3 juta orang,
bertambah sebanyak 6,4 juta orang dibanding Agustus 2014 atau bertambah
sebanyak 3,0 juta orang disbanding Februari 2014. Penduduk bekerja pada
Februari 2015 sebanyak 120,8 juta orang, bertambah 6,2 juta orang dibanding
keadaan Agustus 2014 atau bertambah 2,7 juta orang dibanding keadaan
Februari 2014.
5. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Februari 2015 sebesar 5,81 persen
menurun dibanding TPT Agustus 2014 (5,94 persen), dan meningkat
dibandingkan TPT Februari 2014 (5,70 persen). Selama setahun terakhir
(Februari 2014–Februari 2015) kenaikan penyerapan tenaga kerja terjadi
Dokumen Kurikulum Prodi S2 Ilmu Keolahragaan | 23
BUKU 1: Naskah Akademik
terutama di Sektor Industri sebanyak 1,0 juta orang (6,43 persen), Sektor Jasa
Kemasyarakatan sebanyak 930 ribu orang (5,03 persen), dan Sektor
Perdagangan sebanyak 840 ribu orang (3,25 persen). Pada Februari 2015,
penduduk bekerja masih didominasi oleh mereka yang berpendidikan SD ke
bawah sebesar 45,19 persen, sementara penduduk bekerja dengan pendidikan
Sarjana ke atas hanya sebesar 8,29 persen.
E Landasan Empirik
1. Konsep investasi sumber daya manusia (SDM) berpangkal pada teori
pertumbuhan ekonomi. Menurut teori ini pertumbuhan ekonomi suatu negara
dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti: tanah, modal, SDM, ilmu
pengetahuan dan teknologi. Faktor SDM merupakan faktor yang paling
menentukan, karena faktor lainnya itu tergantung pada faktor manusia.
2. Dalam proses pengembangan SDM, fase persiapan adalah fase pendidikan.
Pada fase persiapan, proses pengembangan SDM umumnya dilaksanakan di
lembaga pendidikan formal. Pada fase ini akan terjadi proses pengembangan
pengetahuan, sikap nilai, keterampilan dan sensibilitas, daya imajinatif dan
spiritual. Tujuan yang diharapkan dari fase ini adalah membantu lulusan
lembaga pendidikan (universitas) untuk memperoleh kesempatan kerja yang
lebih baik, sehingga tingkat kebidupannya dapat diperbaiki melalui
penghasilan yang diperolehnya dari pekerjaan itu.
3. Permasalahan kuantitatif yang dihadapi lembaga pendidikan menunjukkan
adanya ketidakseimbangan antara jumlah lapangan kerja yang ada atau yang
dapat disediakan di pasar tenaga kerja dengan jumlah output pendidikan
pencari kerja. Sedangkan persoalan yang bersifat kualitatif adalah
ketidaksuaian antara kualifikasi pendidikan yang dituntut oleh dunia kerja.
4. Angkatan kerja Indonesia pada Februari 2015 sebanyak 128,3 juta orang,
bertambah sebanyak 6,4 juta orang dibanding Agustus 2014 atau bertambah
sebanyak 3,0 juta orang disbanding Februari 2014. Penduduk bekerja pada
Februari 2015 sebanyak 120,8 juta orang, bertambah 6,2 juta orang dibanding
keadaan Agustus 2014 atau bertambah 2,7 juta orang dibanding keadaan
Dokumen Kurikulum Prodi S2 Ilmu Keolahragaan | 24
BUKU 1: Naskah AkademikFebruari 2014.
5. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Februari 2015 sebesar 5,81 persen
menurun dibanding TPT Agustus 2014 (5,94 persen), dan meningkat
dibandingkan TPT Februari 2014 (5,70 persen). Selama setahun terakhir
(Februari 2014–Februari 2015) kenaikan penyerapan tenaga kerja terjadi
terutama di Sektor Industri sebanyak 1,0 juta orang (6,43 persen), Sektor Jasa
Kemasyarakatan sebanyak 930 ribu orang (5,03 persen), dan Sektor
Perdagangan sebanyak 840 ribu orang (3,25 persen). Pada Februari 2015,
penduduk bekerja masih didominasi oleh mereka yang berpendidikan SD ke
bawah sebesar 45,19 persen, sementara penduduk bekerja dengan pendidikan
Sarjana ke atas hanya sebesar 8,29 persen.
BAB III
PENDEKATAN PENGEMBANGAN KURIKULUM
A Pendekatan
Pendekatan merupakan titik tolak atau sudut pandang seseorang terhadap
suatu proses tertentu. Sehingga bila dikaitkan dengan kurikulum, pengembangan
kurikulum dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang secara umum
tentang proses pengembangan kurikulum. Dengan mempertimbangkan kondisi
dan tantangan serta peluang pada awal abad ke 21, dalam rangka meningkatkan
mutu serta relevansi pendidikan nasional sesuai dengan perkembangan pasar
kerja, maka kurikulum mengacu KKNI dan SNPT disusun menggunakan
pendekatan gabungan antara Pendekatan Humanistik, dan Pendekatan
Teknologis.
1. Pendekatan Humanistik
Dokumen Kurikulum Prodi S2 Ilmu Keolahragaan | 25
BUKU 1: Naskah Akademik
Pada pendekatan humanistik pembelajaran berpusat pada peserta didik
(student centered), dan mengutamakan perkembangan afektif peserta didik
sebagai prasyarat dan sebagai bagian integral dari proses belajar. Pada
pendekatan humanistik prioritasnya adalah pengalaman belajar yang diarahkan
terhadap tanggapan minat, kebutuhan dan kemampuan anak. Permasalahan yang
perlu disadari adalah bahwa materi bukanlah tujuan. Dengan demikian,
keberhasilan pendidikan tidak semata-mata diukur dengan lancarnya proses
transmisi nilai-nilai (dalam hal ini materi pelajaran yang terformat dalam
kurikulum), melainkan lebih dari sekadar hal itu. Pendidikan humanistik
menganggap materi pendidikan lebih merupakan sarana, yakni sarana untuk
membentuk pematangan humanisasi peserta didik, jasmani dan ruhani secara
gradual.
Pada pendekatan humanistik tujuan, pendidikan itu bukan hanya pada
nilai-nilai yang dapat dicapai pesera didik tapi lebih kepada pembentukan
perubahan pada peserta didik, baik secara jasmani maupun ruhani. Selanjutnya
peserta didik hendaknya diturut sertakan dalam penyelenggaraan kelas dan
keputusan instruksional. Peserta didik hendaknya diperbolehkan memilih
kegiatan belajar, dan pesera didik boleh membuktikan hasil belajarnya melalui
berbagai macam karya atau kegiatan. Dalam kurikulum humanistik, dosen
diharapkan dapat membangun hubungan emosional yang baik dengan peserta
didiknya, untuk perkembangan individu peserta didik itu selanjutnya. Oleh
karena itu, peran dosen yang diharapkan adalah sebagai berikut: (1) mendengar
pandangan realitas peserta didik secara komprehensif, (2) menghormati individu
peserta didik, dan (3) tampil alamiah, otentik, tidak dibuat-buat.
Tugas dosen dalam kurikulum humanistik adalah menciptakan situasi
yang permisif dan mendorong peserta didik untuk mencari dan mengembangkan
pemecahan sendiri. Dan tujuan pengajaran adalah memperluas kesadaran diri
sendiri dan mengurangi kerenggangan dan keterasingan dari lingkungan. Dari
sini jelaslah bahwa pendekatan pengembangan kurikulum humanistik ini
Dokumen Kurikulum Prodi S2 Ilmu Keolahragaan | 26
BUKU 1: Naskah Akademik
mengaharapkan perkembangan diri peserta didik sehingga dapat menemukan
kepribadiannya yang hidup ditengah-tengah masyarakat.
2. Pendekatan Teknologis
Salah satu ciri gloalisasi adalah pesatnya arus informasi melalui berbagai
alat teknologi seperti telepon, radio, televisi, teleconference sampai dengan
satelit, dan internet. Kehadiran teknologi perlu di manfaatkan oleh dunia
pendidikan dalam upaya pemerataan kesempatan, peningkatan mutu, relevansi
dan efesiensi pendidikan.
Perspektif teknologi sebagai kurikulum ditekankan pada efektifitas
program metode dan material untuk mencapai suatu manfaat dan keberhasilan.
Teknologi memengaruhi kurikulum dalam dua cara, yaitu aplikasi dan teori.
Aplikasi teknologi merupakan suatu rencana penggunaan beragam alat dan
media, atau tahapan basis instruksi. Sebagai teori, teknologi digunakan dalam
pengembangan dan evaluasi material kurikulum dan instruksional. Pandangan
pertama menyatakan bahwa pemanfaatan teknologi lebih diarahkan pada
bagaimana mengajarnya, bukan apa yang diajarkan. Sementara pandangan kedua
menyatakan bahwa teknologi diarahkan pada penerapan tahapan instruksional.
Dalam menyusun kurikulum atau program pendidikan bertolak dari
analisis kompetensi yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas tertentu.
Materi yang diajarkan, kriteria evaluasi sukses, dan strategi belajarnya ditetapkan
sesuai dengan analisis tugas (job analysis) tersebut.
Jika dilihat dari aspek perencanaannya pendekatan yang digunakan dalam
pengembangan kurikulum, adalah Pendekatan Kompetensi (Competency
Approach).
Kompetensi adalah jalinan terpadu yang unik antara pengetahuan,
keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang direfleksikan dalam pola berfikir dan
pola bertindak. Pendekatan kompetensi menitikberatkan pada semua ranah, yaitu
kognitif, afektif dan psikomotorik. Cirri-ciri pokok pendekatan kompetensi
adalah berfikir teratur dan sistematik, sasaran penilaian lebih difokuskan pada
Dokumen Kurikulum Prodi S2 Ilmu Keolahragaan | 27
BUKU 1: Naskah Akademik
tingkat penguasaan, dan kemampuan memperbarui diri (regenerative capability).
Prosedur penggunaan pendekatan ini adalah (a) menetapkan standar
kompetensi lulusan yang harus dikuasai oleh para lulusan pada setiap jenis dan
jenjang pendidikan, (b) merinci perangkat kompetensi yang diharapkan dimiliki
oleh para lulusan, (c) menetapkan bentuk dan kuantitas pengalaman belajar
melalui bidang studi atau mata pelajaran dan kegiatan-kegiatan lainnya yang
relevan, (d) mengembangkan silabus.
Selanjutnya, langkah-langkah pengembangan kurikulum berdasarkan
pendekatan kompetensi, yaitu mengidentifikasi kompetensi, merumuskan tujuan
pendidikan, menyusun pengalaman belajar, menetapkan topic dan subtopic,
menetapkan waktu, mengalokasikan waktu, member nama mata pelajaran, dan
menetapkan bobot SKS.
B Strategi Pengembangan
Langkah awal yang harus dilakukan dalam menyusun kurikulum adalah
dengan melakukan analisis SWOT dan Tracer Study serta Labor Market Signals,
seperti tergambar dalam skema proses penyusunan kurikulum dibawah ini.
ALTERNATIF TAHAPAN PENYUSUNAN KURIKULUM PT
Analisis SWOT Tracer Study /Program studi Need Assessment(Scientific vision) (Market signal)
(1) Profil Lulusan
(2) Kompetensi Lulusan
(3) Bahan kajian
(4)Membentuk mata kuliah
dan menetapkan sksStruktur kurikulum (5
)(distribusi tiap Semester)
(6) Rancangan pembelajaran
(7) Metode pembelajaran
Gambar 1Skema Proses Penyusunan kurikulum
Penyusunan kurikulum yang mengacu pada KKNI, dimulai dengan langkah-
langkah berikut : (1) penyusunan profil lulusan, yaitu peran dan fungsi yang
Dokumen Kurikulum Prodi S2 Ilmu Keolahragaan | 28
BUKU 1: Naskah Akademik
diharapkan dapat dijalankan oleh lulusan nantinya di masyarakat; (2) penetapan
kompetensi lulusan berdasarkan profil lulusan yang telah diancangkan tadi; (3)
Penentuan Bahan Kajian yang terkait dengan bidang IPTEKS program studi; (4)
Penetapan kedalaman dan keluasan kajian (sks) yang dilakukan dengan
menganalisis hubungan antara kompetensi dan bahan kajian yang diperlukan; (5)
Merangkai berbagai bahan kajian tersebut kedalam mata kuliah; (6) Menyusun
struktur kurikulum dengan cara mendistribusikan mata kuliah tersebut dalam
semester; (7) Mengembangkan Rancangan Pembelajaran; dan secara simultan (8)
memilih metode pembelajaran yang tepat untuk mencapai kompetensinya.
Tahapan-tahapan diatas dapat diuraikan lebih lanjut sebagai berikut :
1. Penetapan profil lulusan.
Yang dimaksudkan dengan profil adalah peran yang diharapkan dapat
dilakukan oleh lulusan program studi di masyarakat/ dunia kerja. Profil ini adalah
outcome pendidikan yang akan dituju. Dengan menetapkan profil, perguruan
tinggi dapat memberikan jaminan pada calon mahasiswanya akan bisa berperan
menjadi apa saja setelah ia menjalani semua proses pembelajaran di program
studinya. Untuk menetapkan profil lulusan, dapat dimulai dengan menjawab
pertanyaan: “Setelah lulus nanti, akan menjadi apa saja lulusan program studi
ini?” Profil ini bisa saja merupakan profesi tertentu misal dokter, pengacara,
apoteker, dan lainnya, tetapi juga bisa sebuah peran tertentu seperti manajer,
pendidik, peneliti, atau juga sebuah peran yang lebih umum yang sangat
dibutuhkan didalam banyak kondisi dan situasi kerja seperti menjadi calon guru,
instruktor dan sebagainya.
2. Perumusan kompetensi lulusan.
Setelah menetapkan profil lulusan program studi sebagai outcome
pendidikan, maka langkah selanjutnya adalah menentukan kompetensi apa saja
yang harus dimiliki oleh lulusan program studi sebagai output pembelajarannya.
Untuk menetapkan kompetensi lulusan, dapat dilakukan dengan menjawab
pertanyaan: “ Untuk menjadi profil (.......yang ditetapkan) lulusan harus mampu
Dokumen Kurikulum Prodi S2 Ilmu Keolahragaan | 29
BUKU 1: Naskah Akademik
melakukan apa saja?” Pertanyaan ini diulang untuk setiap profil, sehingga
diperoleh daftar kompetensi lulusan dengan lengkap. Kompetensi lulusan bisa
didapat lewat kajian terhadap tiga unsur yaitu nilai-nilai yang dicanangkan oleh
perguruan tinggi (university values), visi keilmuan dari program studinya
(scientific vision), dan kebutuhan masyarakat pemangku kepentingan (need
assesment). Kompetensi ini terbagi dalam tiga katagori yaitu kompetensi utama;
kompetensi pendukung dan kompetensi lainnya, yang kesemuanya akhirnya
menjadi rumusan kompetensi lulusan. Seperti penjelasan sebelumnya bahwa
kompetensi utama merupakan kompetensi penciri lulusan sebuah program studi,
sedangkan kompetensi pendukung adalah kompetensi yang ditambahkan oleh
program studi sendiri untuk memperkuat kompetensi utamanya dan memberi ciri
keunggulan program studi tersebut. Sedang kompetensi lainnya adalah
kompetensi lulusan yang ditetapkan oleh perguruan tinggi/ program studi sendiri
sebagai ciri lulusannya dan untuk memberi bekal lulusan agar mempunyai
keluasan dalam memilih bidang kehidupan serta dapat meningkatkan kualitas
hidupnya. Untuk lebih jelas dapat diperhatikan Matriks tabel 1. di bawah ini.
Tabel 1.Matrik hubungan antara Profil dan Kompetensi Lulusan
3. Pengkajian kandungan elemen kompetensi
Setelah semua kompetensi lulusan terumuskan, langkah selanjutnya
adalah mengkaji apakah kompetensi tersebut telah mengandung kelima elemen
Dokumen Kurikulum Prodi S2 Ilmu Keolahragaan | 30
BUKU 1: Naskah Akademik
kompetensi seperti yang diwajibkan dalam Kepmendiknas No.045/U/2002.
Kelima elemen kompetensi tersebut adalah : (a) landasan kepribadian, (b)
penguasaan ilmu dan keterampilan, (c) kemampuan berkarya, (d) sikap dan
perilaku dalam berkarya menurut tingkat keahlian berdasarkan ilmu dan
keterampilan yang dikuasai, (e) pemahaman kaidah berkehidupan bermasyarakat
sesuai dengan pilihan keahlian dalam berkarya. Setiap kompetensi lulusan
dianalisis apakah mengandung satu atau lebih elemen-elemen kompetensi
tersebut. Untuk menganalisis adanya muatan elemen kompetensi di setiap
kompetensi, salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan mengecek
kemungkinan strategi pembelajaran yang akan diterapkan untuk mencapai
kompetensi tersebut. Jika kompetensi mengandung elemen (a) landasan
kepribadian yang lebih bersifat softskills, nantinya bisa diselipkan dalam bentuk
hidden curriculum. Jika kompetensi tersebut mengandung elemen (b) penguasaan
ilmu dan ketrampilan , maka bisa diajarkan dalam bentuk mata kuliah. Jika
kompetensi mengandung elemen (c) kemampuan berkarya, maka kompetensi
tersebut bisa ditempuh dengan praktek kerja tertentu, dan bila kompetensi
tersebut mengandung elemen (d) sikap dan perilaku dalam berkarya, maka di
dalam praktek kerja tersebut harus bermuatan sikap dan perilaku. Terakhir, bila
kompetensi tersebut mengandung elemen (e) pemahaman kaidah berkehidupan
bermasyarakat, maka kompetensi tersebut bisa diperoleh dengan strategi praktek
kerja di masyarakat. Pemeriksaan keterkaitan rumusan kompetensi lulusan
dengan elemen kompetensi ini dimaksudkan untuk meyakinkan bahwa
kurikulum yang kita susun telah mempertimbangkan unsur-unsur dasar dari
kurikulum yang disarankan oleh UNESCO (learning to know, learning to do,
learning to be, dan learning to live together) dan Undang-undang Sistem
Pendidikan Nasional (landasan kepribadian). Agar dapat lebih mudah dalam
menganalisis elemen kompetensi ini dapat digunakan matriks pada tabel 2 di
bawah ini.
Dokumen Kurikulum Prodi S2 Ilmu Keolahragaan | 31
BUKU 1: Naskah Akademik
Tabel 2Matriks antara Rumusan Kompetensi dengan ElemenKompetensi dalam SK Mendiknas No. 045/U/2002
4. Pemilihan bahan kajian
Setelah menganalisis elemen kompetensi maka langkah selanjutnya
adalah menentukan bahan kajian yang akan dipelajari dalam rangka mencapai
kompetensi yang telah ditetapkan sebelumnya. Bahan kajian adalah suatu
bangunan ilmu, teknologi atau seni, obyek yang dipelajari, yang menunjukkan
ciri cabang ilmu tertentu, atau dengan kata lain menunjukkan bidang kajian atau
inti keilmuan suatu program studi. Bahan kajian dapat pula merupakan
pengetahuan/bidang kajian yang akan dikembangkan, keilmuan yang sangat
potensial atau dibutuhkan masyarakat untuk masa datang. Pilihan bahan kajian
ini sangat dipengaruhi oleh visi keilmuan program studi yang bersangkutan, yang
biasanya dapat diambil dari program pengembangan program studi (misalnya
diambil dari pohon penelitian program studi). Tingkat keluasan , kerincian, dan
kedalaman bahan kajian ini merupakan pilihan otonom masyarakat ilmiah di
program studi tersebut. Bahan kajian bukan merupakan mata kuliah. Contoh
bahan kajian yang sering ditemui misalnya pada bidang pendidikan teknik adalah
(1) Dasar umum; (2) dasar kependidikan; (3) Perencanaan Pembelajaran; (4)
bidang keilmuan teknik, dll.
Dokumen Kurikulum Prodi S2 Ilmu Keolahragaan | 32
BUKU 1: Naskah Akademik
5. Perkiraan dan penetapan beban (sks) dan pembentukan mata kuliah.
Selama ini pengertian sks hanya berkaitan dengan waktu satu kegiatan
pembelajaran, tanpa dikaitkan dengan variabel lain. Hanya macam kegiatan yang
dideskripsikan. Seperti pengertian 1 sks mata kuliah yang dilakukan dengan
perkuliahan (ceramah) diartikan tiga macam kegiatan, yaitu kegiatan tatap muka
selama 50 menit, kegiatan belajar terstruktur selama 60 menit, dan kegiatan
belajar mandiri selama 60-100 menit, semuanya dalam satuan perminggu,
persemester. Banyak program studi yang hanya menerima sks dari tahun ke tahun
tanpa memahami cara menetapkannya. Selama ini perkiraan besarnya sks sebuah
mata kuliah lebih banyak ditetapkan atas dasar pengalaman dan terutama
menyangkut banyaknya bahan kajian yang harus disampaikan. Hal ini bisa
dimengerti karena selain sks hanya terkait dengan waktu, kurikulum yang
dilaksanakan adalah kurikulum berbasis isi (KBI), serta kegiatannya lebih
banyak berupa kuliah/ceramah (TCL). Sehingga besarnya sks suatu mata kuliah
sepertinya menjadi hak dosen pengampunya, yaitu berdasar pada materi yang ia
kuasai dan yang harus ia ajarkan. Dengan paradigma KBK, maka seharusnyalah
sks terkait dengan kompetensi yang harus dicapai. Pengertian sks tetap berkaitan
dengan waktu , hanya perkiraan besarnya sks sebuah mata kuliah atau suatu
pengalaman belajar yang direncanakan, dilakukan dengan menganalisis secara
simultan beberapa variabel, yaitu: (a)tingkat kemampuan/kompetensi yang ingin
dicapai; (b) tingkat keluasan dan kedalaman bahan kajian yang dipelajari ; (c)
cara/strategi pembelajaran yang akan diterapkan; (d) dan posisi (letak semester)
suatu kegiatan pembelajaran dilakukan; dan (e) perbandingan terhadap
keseluruhan beban studi di satu semester . Sehingga dalam KBK yang lebih
menitik beratkan pada kemampuan/kompetensi mahasiswanya, secara prinsip
pengertian sks harus dipahami sebagai: waktu yang dibutuhkan oleh mahasiswa
untuk mencapai kompetensi tertentu, dengan melalui suatu bentuk pembelajaran
dan bahan kajian tertentu. Untuk itu diperlukan pemetaan hubungan kompetensi
dan bahan kajian, seperti pada tabel 3 di bawah ini.
Dokumen Kurikulum Prodi S2 Ilmu Keolahragaan | 33
BUKU 1: Naskah Akademik
Tabel 3Matriks Kaitan Bahan Kajian dan Kompetensi Lulusan
6. Pembentukan mata kuliah
Peta kaitan bahan kajian dan kompetensi ini secara simultan juga
digunakan untuk analisis pembentukan sebuah mata kuliah. Hal ini dapat
ditempuh dengan menganalisis keterdekatan bahan kajian serta kemungkinan
efektivitas pencapaian kompetensi bila beberapa bahan kajian dipelajari dalam
satu mata kuliah, dan dengan strategi atau pendekatan pembelajaran yang tepat,
seperti contoh pada tabel 4 berikut ini.
Tabel 4Contoh Penetapan Mata Kuliah
Dari contoh pembentukan mata kuliah seperti diatas, merangkai beberapa
bahan kajian menjadi suatu mata kuliah dapat melalui beberapa pertimbangan
yaitu : (a) adanya keterkaitan yang erat antar bahan kajian yang bila dipelajari
Dokumen Kurikulum Prodi S2 Ilmu Keolahragaan | 34
BUKU 1: Naskah Akademik
secara terintergrasi diperkirakan akan lebih baik hasilnya; (b) adanya
pertimbangan konteks keilmuan, artinya mahasiswa akan menguasai suatu
makna keilmuan dalam konteks tertentu; (c) Adanya metode pembelajaran yang
tepat yang menjadikan pencapaian kompetensi lebih efektif dan efisien serta
berdampak positif pada mahasiswa bila suatu bahan kajian dipelajari secara
komprehensif dan terintegrasi.. Dengan demikian pembentukan mata kuliah
mempunyai fleksibilitas yang tinggi, sehingga satu program studi sangat
dimungkinkan mempunyai jumlah dan jenis mata kuliah yang sangat berbeda,
karena dalam hal ini mata kuliah hanyalah bungkus serangkai bahan kajian yang
dipilih sendiri oleh sebuah program studi.
7. Menyusun struktur kurikulum
Setelah diperoleh perkiraan besarnya sks setiap mata kuliah, maka
langkah selanjutnya adalah menyusun mata kuliah tersebut di dalam semester.
Penyajian mata kuliah dalam semester ini sering dikenal sebagai struktur
kurikulum. Secara teoritis terdapat dua macam pendekatan struktur kurikulum,
yaitu (1) pendekatan serial; dan (2) pendekatan parallel. Pendekatan serial adalah
pendekatan yang menyusun mata kuliah berdasarkan logika atau struktur
keilmuannya. Pada pendekatan serial ini, mata kuliah disusun dari yang paling
dasar (berdasarkan logika keilmuannya) sampai di semester akhir yang
merupakan mata kuliah lanjutan (advanced). Setiap mata kuliah saling
berhubungan, dengan ditunjukkan dari adanya mata kuliah pre-requisite
(prasyarat). Mata kuliah yang tersaji di semester awal akan menjadi syarat bagi
mata kuliah di atasnya. Permasalahan yang sering muncul adalah siapa yang
harus membuat hubungan antar mata kuliah antar semester? Mahasiswa atau
dosen? Jika mahasiswa, mereka belum memiliki kompetensi untuk memahami
keseluruhan kerangka keilmuan tersebut. Jika dosen, tidak ada yang menjamin
terjadinya kaitan tersebut mengingat antara mata kuliah satu dengan yang lain
diampu oleh dosen yang berbeda dan sulit dijamin adanya komunikasi yang baik
antar dosen-dosen yang terlibat. Kelemahan inilah yang menyebabkan lulusan
Dokumen Kurikulum Prodi S2 Ilmu Keolahragaan | 35
BUKU 1: Naskah Akademik
dengan model struktur serial ini kurang memiliki kompetensi yang terintegrasi.
Sisi lain dari adanya mata kuliah prasyarat sering menjadi penyebab
melambatnya kelulusan mahasiswa karena bila 21 salah satu mata kuliah
prasyarat tersebut gagal dia harus mengulang di tahun berikutnya. Gambar 2. di
bawah ini menyajikan struktur kurikulum serial-paralel.
MEMBANGUN STRUKTUR KURIKULUM(ada dua model struktur kurikulum)
EngineeringDisipline
Specialization
EngineeringDesign
BasicEngineering
(Engineering Principle)
Mathematic & Basic
Science
Hum
anis
tic,s
ocia
l sci
ence
,pro
fesi
onal
prac
tice&
ethi
c
Mat
hem
atic
&Ba
sicS
cien
ce
Basi
c En
gine
erin
g(En
gine
erin
gPri
ncip
al)
En
gin
eeri
ng
Desig
n
Engi
neer
ing
Dis
plin
eSpe
cial
izat
ion
Hum
init
y, S
ocia
l sc
ienc
e,pr
ofes
iona
lpra
ctic
e&Et
hic
• Berdasar logika keilmuan.• Asumsi dasar, ada prasyarat.• Parsial, integrasi diakhir
• Berdasar strategi pembelajaran• Prasyarat dieliminir dalam
proses pembelajaran• Integrasi lebih awal.
Tim DIKTI
Gambar 2Struktur Kurikulum kombinasi serial-paralel
Dengan demikian struktur kurikulum bisa disusun dengan lebih
bervariasi. Hanya yang terpenting bukan kebenaran strukturnya tetapi kurikulum
harus dilihat sebagai program untuk mencapai kompetensi lulusan yang harus
dilaksanakan. Kurikulum bukan hanya sekedar dokumen saja, kurikulum
sebagaimana diungkapkan dalam Kepmendiknas No. 232/U/2000 adalah:
”Kurikulum pendidikan tinggi adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai isi maupun bahan kajian dan pelajaran serta cara penyampaian dan
penilaian yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar-
mengajar di perguruan tinggi.” Oleh karenanya, kurikulum tidak hanya sekedar
dilihat dari dokumen dan struktur kurikulumnya saja, namun perlu diikuti dengan
pembelajarannya. Perubahan kurikulum berarti juga perubahan pembelajaran
terutama perubahan perilaku dan pola pikir dari peserta serta pelaku
pembelajarannya, agar outcome pembelajaran yang ditetapkan dapat benar-benar
BUKU 1: Naskah Akademiktercapai.
C Keterkaitan Restra Unimed dan Prodi
Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi
maupun bahan kajian dan pelajaran serta cara penyampaian dan penilaiannya
yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar. Analogi
sederhana yang dapat digunakan dalam memahami kurikulum adalah tentang
bagaimana orang akan melakukan suatu pekerjaan. Orang tersebut harus
memiliki: rencana bagaimana suatu pekerjaan tersebut harus dilakaukan, bahan
dan peralatan yang harus digunakan, orang tersebut harus bisa bagaimana
melakukan pekerjaan tersebut, dan orang tersebut harus memiliki instrumen
untuk menilai dan mampu menilai apakah pekerjaan tersebut benar-benar sudah
sesuai dengan rencana atau belum. Bila belum sesuai dengan rencana, maka
orang tersebut mampu mengetahui pada bagian mana yang belum tercapai.
Renstra Universitas Negeri Medan terdiri atas Visi, Misi, Tujuan
Strategis, dan Sasaran Strategis. Rentra Fakultas Teknik Universitas Negeri
Medan(Unimed) diturunkan dari renstra Unimed, dan renstra program studi
diturunkan dari renstra Fakultas Teknik Unimed. Sama hal dengan kurikulum,
renstra ini merupakan pedoman yang harus dipatuh dan dipedomani semua
civitas akademik Unimed dalam mencapai sasaran strategi yang telah
direncanakan.
Berkenaan dengan sasaran strategis di bidang akademik sasaran yang
ditetapkan adalah menghasilkan lulusan yang unggul dan profesional dan
berkarakter, menghasilkan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan/atau seni, menghasilkan dan mengembangkan
karya-karya inovatif dan produktif. Untuk mencapai sasaran strategis bidang
akademik dilimpahkan ke fakultas dan prodi untuk menetapkan bagaimana
rencana untuk mencapai sasaran akademik tersebut, menetapkan bahan dan
peralatan yang harus digunakan dalam aktivitas akademik, menetapkan
bagaimana melakukan aktivitas akademik tersebut, dan menetapkan
Dokumen Kurikulum Prodi S2 Ilmu Keolahragaan | 37
BUKU 1: Naskah Akademik
instrumen yang dibutuhkan untuk menilai apakah sasaran strategis tersebut
benar-benar sudah sesuai dengan rencana atau belum.
Deskripsi di atas menunjukkan bahwa untuk mencapai sasaran akademik
sesuai dengan tren (perkembangan) konteks akademik (pendidikan) diperlukan
Kurikulum mengacu KKNI dan SNPT. Kurikulum ini merupkan pedoman yang
harus dipedomani dalam rangka mencapai sasaran strategis yang telah ditetapkan
pada Renstra Program Studi, Renstra PPs Unimed, dan Renstra Unimed.
Kurikulum mengacu KKNI dan SNPT ini berisi bagaimana rencana mencapai
sasaran akademik, bahan (konten) dan peralatan (media) yang akan digunakan
untuk mencapai sasaran akademik, bagai melakukan aktivitas (strategi
pembelajaran) yang digunakan selama proses pembelajaran (akademik), dan
instrumen yang dibutuhkan untuk menilai hasil dan proses pembelajaran.
Proses dan Operasional Pengembangan
1. Melalui rapat prodi, dan dosen dari masing-masing prodi menetapkan profil
lulusan.
2. Menetapkan analisis tugas-tugas dari masing-masing profil lulusan.
3. Menetapkan kompetensi apa saja yang harus dimilki profil lulusan untuk
melakukan tugas 1, 2,, dst.
4. Menetapkan bahan kajian dari masing-masing tugas.
5. Menetapkan struktur kurikulum (penetapan matakuliah dan sks nya
berdasarkan kajian kedalaman dan keluas bahan-bahan kajian yang
menbentuk maka kuliah).
6. Menyusun rancangan dan perangkat pembelajaran.
Dokumen Kurikulum Prodi S2 Ilmu Keolahragaan | 38
BUKU 1: Naskah Akademik
BAB IV
ANALISIS PENGEMBANGAN KURIKULUM
A Analisis Pelibatan Asosiasi Profesi dan Prodi
Tuliskan hasil analisis yang dilakukan prodi berdasarkan pelibatan asosisasi
profesi dan asosisasi prodi dalam mengembangkan kurikulum atau merumuskan
kompetensi lulusan (ringkasan masukan/saran dari asosiasi profesi dalam
membentuk kompetensi alumni)
B Analisis Masukan Stakeholder dan Alumni
Tuliskan hasil analisis yang dilakukan prodi berdasarkan pelibatan stakeholder
dan alumni dalam mengembangkan kurikulum atau merumuskan kompetensi
lulusan (ringkasan masukan/saran dari stakeholder dan alumni dalam
membentuk kompetensi alumni)
C Analisis Hasil Tracer Study
Tuliskan hasil analisis yang dilakukan prodi berdasarkan tracer studi baik
terhadap asosiasi profesi, asosiasi prodi, stakeholder dan alumni dalam
mengembangkan kurikulum (baik tentang masa tunggu, pengembangan karir,
pendapatan, dll)
D Analisis SWOT
Uraikan hasil analisis yang dilakukan prodi tentang keunggulan, kelemahan,
tantangan dan peluang yang mungkin terjadi berdasarkan tracer studi baik
terhadap asosiasi profesi, asosiasi prodi, stakeholder dan alumni dalam
Dokumen Kurikulum Prodi S2 Ilmu Keolahragaan | 39
BUKU 1: Naskah AkademikBAB V
PROSES DAN TAHAPAN PENGEMBANGAN KURIKULUM
A Menyusun Profil dan Rumusan Profil Lulusan
Profil Lulusan Program Magister Ilmu keolahragaan ini diharapkan dapat :
a. Memahami dan menerapkan prinsip-prinsip, langkah dan prosedur kegiatan
ilmiah secara kritis, dan mampu menyusun konstruksi kerangka pikir/teoritis
dalam bidang Ilmu yang ditekuninya.
b. Memahami tekstual dan kontekstual ilmu manajemen olahraga sesuai dengan
bidang Ilmu yang ditekuninya.
c. Memahami secara kontekstual teori manajemen dalam pengelolaan dan
pengembangan bisnis di bidang keolahragaan.
d. Menyusun kebijakan dan strategi di bidang organisasi keolahragaan maupun
bisnis olahraga dalam lingkungan yang selalu berubah.
e. Menyusun desain manajemen organsisai keolahragaan dan bisnis dalam
lingkungan bisnis yang dihadapi dan yang selalu berubah.
f. Menyusun organisasi keolahragaan dan bisnis dalam konteks kelembagaan dan
perubahan yang dapat mempengaruhinya.
g. Menyusun kerangka pikir dan analisis yang holistik dan kompleks,
mengidentifikasi bagian berdaya ungkit besar (high leverage) dalam
penyelenggaraan organisasi keolahragaan dibidang pemerintahan maupun
bisnis di bidang insdutri olahraga.
h. Mengemukakan berbagai alternatif strategi administrasi pemerintahan dan
bisnis di kancah global
a. Manajer Olahraga adalah seseorang yang memiliki technical skills, human
skills, conceptual skills, responsif terhadap organisasi olahraga, berorientasi
pada hasil, mampu mengembangkan jaringan kerja, memiliki kemampuan
melakukan komunikasi dan menjaga keseimbangan antara keputusan dan
Dokumen Kurikulum Prodi S2 Ilmu Keolahragaan | 41
BUKU 1: Naskah Akademik
kegiatan. Ini merupakan profesi yang terkait dengan semua dibidang
manajemen olahraga. Manajemen olahraga dirancang bagi mereka yang
mencari karir di bidang ini dengan mengembangkan pengetahuan terapan dan
teoritis yang diperlukan untuk melaksanakan program-program kebijakan dan
pengembangan olahraga, serta mengelola SDM dan organisasi dalam konteks
nasional dan internasional. Keberhasilan sebuah organisasi atau klub olahraga
sangat tergantung dari kesadaran dari manajer pada faktor internal seperti
tingkatan pekerjaan, keterampilan, kinerja, kecakapan pegawai, aturan dan
motivasi berkenaan pada obyek organisasi. Dalam melaksanakan dan
menggerakkan roda suatu organisasi klub olahraga perlu manajemen
pengelolaan yang baik sehingga eksistensi klub dapat dipertahankan serta
mampu menghasilkan atlet yang berprestasi. Keberhasilan sebuah organisasi
atau klub olahraga sangat tergantung dari peran dan partisispasi personel yang
terlibat dalam manajemen klub untuk itu peran seorang sosok manajer terhadap
pemahaman akan tugas dan kewajibannya sangat diperlukan dalam
pengelolaan klub olahraga dalam mencapai tujuan. Kualitas seorang manajer
olahraga adalah mengetahui cara memotivasi, melakukan koordinasi,
meningkatkan produktivitas karyawan dan hubungan antar pengurus serta
membuat strategi. Seorang manajer klub olahraga idealnya memahami dan
mengerti fungsi-fungsi dalam proses manajemen. Fungsi manajemen dalam
klub olahraga menurut Bucher dan Krotee meliputi “Planning, Organizing,
Staffing, Leading, Controlling”. Setiap tingkatan manajemen dimiliki oleh
setiap organisasi khususnya pada klub olahraga dan pada tiap tingkatan
tersebut memerlukan kemampuan konseptual dari seluruh SDM secara khusus
oleh manajer klub olahraga yang ada untuk mengelola dengan menerapkan
fungsi-fungsi manajemen olahraga.
b. Peneliti di Bidang keolahragaan, adalah seorang yang melakukan kegiatan
penelitian, pengembangan, penerapan, serta pelayana ilmu pengetahuan dan
teknologi, serta penyelidikan dan pengkajian di bidang keolahragaan. Ini
merupakan salah satu kompetensi dalam mencarikan jelasan dan jawaban
Dokumen Kurikulum Prodi S2 Ilmu Keolahragaan | 42
BUKU 1: Naskah Akademik
terhadap permasalahan serta memberikan alternatif bagi kemungkinan yang
dapat digunakan untuk pemecahan masalah dalam keolahragaan. Penelitian
ilmiah diperlukan ketekunan, kesabaran, ketelitian, dan keahlian khusus agar
memperoleh pemecahan masalah sesui dengan kaedah metode ilmiah. Dalam
melaksanakan peran sebagai seorang peneliti, kegiatan penelitian dilakukan
secara sadar, cermat dan sistematis mengenai subjek dalam ilmu keolahragaan
sehingga dapat mengungkapkan fakta-fakta, teori-teori, atau aplikasi-aplikasi.
Penelitian dalam ilmu keolahragaan juga berkaitan dengan memperbaiki
sesuatu yang sedang berjalan baik berupa fakta, teori atau kegiatan, dan tidak
hanya mengungkap hal-hal yang bersifat baru. Secara umum jenis penelitian
Ilmu Keolahragaan dengan spasifikasi Manajemen Olahraga yang dapat
dilakukan adalah penelitian murni dan terapan. Penelitian murni dilakukan
untuk mengembangkan teori baru tentanghakikat manajemen olahraga
sedangkan penelitian terapan dilakukan untuk menyelesaikan masalah praktis
yang dihadapai dalam organisasi keolahragaan
c. Analis kebijakan olahraga adalah orang yang memiliki pekerjaan atau
jabatan dalam organisasi (bisa pemerintah, swasta, maupun NGO) untuk
menyelenggarakan atau melaksanakan analisis kebijakan, yang mencakup
langkah atau proses untuk mengidentifikasi masalah kebijakan, memformulasi
kebijakan, menyampaikan hasil analisis, melaksanakan hasil, melakukan
pemantauan/pengendalian dan evaluasi/penilaian kinerja kebijakan. Analisis
kebijakan olahraga kedepannya sangat dibutuhkan dalam perkembangan
keolahragaan di Indonesia. Hal ini merupakan dasar dalam pengembangan
sistem keolahragaan. Berkaitan dengan analisis kebutuhan dan program-
program pengembangan sistem keolahragaan berdasarkan analisis kebijakan
yang dilakukan. Kebijakan olahraga berdasarkan analisis akan menghasilkan
kebijakan yang ilmiah dan akan diterima oleh unsur-unsur yang terlibat dalam
pengembangan keolahragaan di Indonesia.
d. Konsultan dibidang keolahragaan adalah orang yang memiliki pengetahuan,
keteranpilan dan kepribadian yang kuat pada bidang keolahragaan, karena akan
Dokumen Kurikulum Prodi S2 Ilmu Keolahragaan | 43
BUKU 1: Naskah Akademik
menjadi sumber informasi bagi pengelolaan olahraga. Konsultan dibidang
pengelolaan keolahragaan adalah salah satu profesi yang dibutuhkan dalam
dunia olahraga baik olahraga pendidikan, olahraga prestasi dan olahraga
rekreasi. Konsultan adalah termasuk jenis profesi yang membutuhkan
pengetahuan dan kemampuan tinggi diera globalisasi profesi konsultan
dibidang pengelolaan olahraga fokus pada pengelolaan manajemen dibidang
manajen dan olahraga. Masyarakat sangat membutuhkan ahli yang menguasai
tentang manajemen pengelolaan keolahragaan dibidang bisnis keolahragaan.
Konsultan merupakan seorang ahli professional yang berhubungan dengan
bisnis. Konsultan Bisnis ini sangat bermanfaat dan berperan dalam kemajuan
sebuah perusahaan baik perusahaan besar mau pun perusahaan menengah
bahkan kecil. Konsultasi bisnis ini merupakan jasa dari seorang professional di
bidang bisnis keolahragaan seperti pajak, akuntansi, manajemen, dan
sebagainya. Konsultasi Bisnis ini sangat dibutuhkan karena, menjalankan
bisnis layak atau tidak seperti pedagang, di mana hanya memproduksi dan
menjual semua produk yang ada. Namun banyak hal yang mendukung
kelancaran sebuah bisnis. Menjalankan sebuah bisnis tentunya harus
membutuhkan sebuah perencanaan, strategi, dan langkah yang tepat. Untuk
itulah, konsultasi bisnis dari seorang konsultan bisnis di bidang keolahragaa
sangat dibutuhkan untuk membantu menyusun semua perencanaan dan strategi
yang tepat.
e. Enterpreneur /Wirausahawan olahraga adalah orang yang secara mandiri
mampu mengelola bisnis baik mikro maupun makro yang berorientasi produk
pada bidang olahraga. Pada era globalisasi sekarang ini, tingginya tingkat
persaingan telah membawa pengaruh yang signifikan dalam dunia usaha,
dimana semakin banyak produsen yang terlibat dalam pemenuhan kebutuhan
dan keinginan konsumen. Peluang bisnis sangat terbuka bagi para produsen
atau pebisnis untuk mendirikan suatu usaha. Hal ini sejalan dengan grand
Desain pembangunan Olahraga Nasional di Bidang Olahraga Prestasi tahun
2010 s.d 2024. Dalam sasaran pembinaan dan pembangunan olahraga
Dokumen Kurikulum Prodi S2 Ilmu Keolahragaan | 44
BUKU 1: Naskah Akademik
Indonesia Tahun 2025 salah satu misinya adalah “ Meningkatkan
Pemberdayaan ekonomi dan industri olahraga yang memiliki daya saing “ dari
misi tersebut ada tiga sasaran ekonomi Industri olahraga antara lain :
1. Pengungatan Industri Peralatan Olahraga yang memiliki daya saing dan
kualitas standar.
2. Pengembangan dan Pemberdayaan event olahraga dalam rangka
peningkatan ekonomi masyarakat.
3. Pengembangan produksi nasional yang memenuhi standar internasional
dalam rangka mewujudkan peran industri olahraga sebagai salah satu
tulang punggung perekonomian nasional.
Bisnis dan olahraga adalah dua aspek yang berbeda, akan tetapi dalam era
globalisasi ini keduanya mempunyai keterkaitan dalam menciptakan
entrepreneur dibidang olahraga. Hal ini sejalan dengan kebijakan pemerintah
dengan berlakunya otonomi dibidang pemerintahan di daerah. Dengan adanya
semangat otonomi daerah sesuai dengan potensi dan karakter daerah maka
merupakan kekuatan bagi daerah untuk membangun industri olahraga yang
sesuai dengan potensi dan karakter daerah tersebut. Dengan begitu akan
terlihat diferensiasi produk industri olahraga dari satu daerah dengan daerah
lain, inilah kekuatan besar dalam Industri Olahraga Indonesia. Dengan
kekuatan besar tersebut maka akan menciptakan entrepreneur (wirausaha-
wirausaha muda) yang dapat memanfaatkan potensi-potensi yang dimiliki
oleh daerah. Kurikulum dalam ilmu kaolahragaa mengakomodasi kebutuhan-
kebutuhan untuk menjadi entrepreneur di bidang olahraga. Sehingga dapat
menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang lain.
3. Strategi pencapaian agar kompetensi lulusan dapat dicapai
Untuk mencapai kompetensi lulusan dapat dilakukan dengan berbagai cara.
Adapun cara yang dilakukan antara lain:
a. Mengembangkan pemikiran yang logis, kritis, sistematis dan kreatif melalui
penelitian manajemen olahraga di bidang industry, pendidikan jasmani,
kepelatihan olahraga dan Organisasi keolahragaan.
Dokumen Kurikulum Prodi S2 Ilmu Keolahragaan | 45
BUKU 1: Naskah Akademikb. Penelitian inovatif berdasarkan metodologi ilmiah yang memberi penguatan
terhadap manajemen olahraga .
c. Pengkajian secara teoritis dan aplikatif bidang manajemen olahraga.
d. Memberikan konsultasi pemecahan masalah dunia usaha di bidang industry
olahraga
e. Kajian manajemen olahraga melalui pendekatan interdisiplin, multidisiplin
dan transdisiplin.
f. Publikasi artikel pada jurnal ilmiah nasional dan seminar nasional
g. Kepemilikan sikap ilmiah dan etika akademik
h. Keterampilan berargumentasi dan pemberian solusi keilmuan dan teknologi
pada lingkup manajemen keolahragaan berdasarkan pandangan kritis atas
fakta, konsep, prinsip, dan teori yang dapat dipertanggungjawabkan.
i. Keterampilan berkomunikasi.
j. Pengembangan dan pembinaan sumberdaya.
k. Pengembangan hubungan kolegial dan kesejawatan.
l. Membangun jaringan yang luas dan aktif dalam organisasi keolahragaan dan
industry olahraga.
m. Keterampilan menyimpan, mengaudit, mengamankan, dan menemukan
kembali data dan informasi.
n. Hubungan kolegial dan kesejawatan di dalam lingkungan manajemen
olahraga.
o. Pembangunan jaringan kerja sama di bidang manajemen olahraga.
p. Pembangunan komunitas peneliti dan kemampuan melakukan penelitian
dengan lembaga lain.
q. Mempersyaratkan menulis karya ilmiah terakreditasi nasional dan mengikuti
seminar-seminar tingkat nasional/atau internasional.
B Menyusun Standar (Rumusan) Kompetensi
Dari hasil analisis kebutuhan (needs assessment) berdasarkan hasil audiensi
terhadap beberapa instansi keolahragaan pemerintahan dan stakeholder
Dokumen Kurikulum Prodi S2 Ilmu Keolahragaan | 46
BUKU 1: Naskah Akademik
Keolahragaan di beberapa kota dan Provinsi Sumatera Utara, diperoleh gambaran
mengenai standar kompetensi lulusan S-2 Ilmu Keolahragaan dan perusahaan
swasta keolahragaan yang dibutuhkan oleh pemerintahan dan dunia usaha antara
lain memiliki spesifikasi sebagai berikut:
Keterampilan Umuma. Mampu mengembangkan pemikiran logis, kritis, sistematis dan kreatif melalui
penelitian ilmiah dengan memiliki technical skills, human skills, conceptual skills,responsif terhadap organisasi olahraga, berorientasi pada hasil, mampu mengembangkan jaringan kerja, memiliki kemampuan melakukan komunikasi dan menjaga keseimbangan antara keputusan dan kegiatan
b. Mampu untuk mengaitkan antara manjemen olahraga dalam hubungannya denganperumusan kebijakan publik, dan impelementasi kebijakan publik yang berkaitandengan pengembangan dan penciptaan iklim usaha dan investasi dalam rangkamendorong pertumbuhan ekonomi
c. mampu menyusun ide, hasil pemikiran, dan argumen saintifik secara bertanggung jawabdan berdasarkan etika akademik, serta mengkomunikasikannya melalui media kepadamasyarakat akademik dan masyarakat luas;
d. mampu mengidentifikasi bidang keilmuan yang menjadi obyek penelitiannya danmemposisikan ke dalam suatu peta penelitian yang dikembangkan melalui pendekataninterdisiplin atau multi-disiplin;
e. mampu mengambil keputusan dalam konteks menyelesaikan masalah pengembanganilmu pengetahuan dan teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai humanioraberdasarkan kajian analisis eksperimental terhadap informasi dan data; mampumengambil keputusan dalam konteks menyelesaikan masalah pengembangan ilmupengetahuan dan teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai humanioraberdasarkan kajian analisis atau eksperimental terhadap informasi dan data;
f. Mampu mengelola, mengembangkan dan memelihara jaringan kerja dengan kolega, sejawat di dalam lembaga dan komunitas penelitian yang lebih luas;
g. mampu meningkatkan kapasitas pembelajaran secara mandiri;h. mampu mendokumentasikan, menyimpan, mengamankan, dan menemukan kembali
data hasil penelitian dalam rangka menjamin kesahihan dan mencegah plagiasi.
Kompetensi Utama, Penunjang dan Kompetensi Lain Lulusan MagisterIlmu Keolahragaan
Program Studi yang akan dibuka adalah Program Magister Ilmu Keolahragaan
(S2) dengan spesifikasi Manajemen Olahraga. Pembukaan ini sesuai dengan
perkembangan sistem pemerintahan Negara RI dewasa ini yang sedang
mengalami berbagai perubahan termasuk di dalamnya pelaksanaan otonomi
daerah sebagai paradigma baru. Dengan demikian lulusannya mempunyai
Dokumen Kurikulum Prodi S2 Ilmu Keolahragaan | 47
BUKU 1: Naskah Akademik
kompetensi utama sebagai manajer/administrator bidang keolahragaan di
lingkungan pemerintahan (daerah/pusat) maupun swasta. Sedangkan kompetensi
penunjang program studi program magister Ilmu Keolahragaan adalah sebagai
peneliti bidang keolahragaan, konsultan keolahragaan, analis kebijakan public
dan kewirausahaan di bidang keolahragaan.
C Menyusun Capaian Pembelajaran Prodi dari Matakuliah
CapaianProfil Lulusan Capaian Pembelajaran Lulusan Magister Pembelajaran Ciri
Lulusan PT
a. Peneliti di bidang Mampu melakukan penelitian dan
1. Menghasilkanmenerapkan hasilnya di bidang manajemenmanajemen olahraga lulusan yangolahragaunggul danb. Manajer Olahraga Mampu mengembangkan pengetahuanprofesional.terapan dan teoritis yang diperlukan untuk
2. Menghasilkan,melaksanakan program-program kebijakanmengembangdan pengembangan olahraga, serta mengelolakan danSDM dan organisasi dalam konteks nasionalmenyebarluaskandan internasionalilmu
c. Analis kebijakan Mampu menghasilkan dan
pengetahuan,mentransformasikan informasi-informasiolahraga teknologi, dan/kebijakan agar dapat digunakan secara politisatau seni.
untuk menyelesaikan masalah kebijakan di 3. Menghasilkan danbidang keolahragaan mengembangkand. konsultan bidang mampu memberikan masukan untuk karya - karyamanajemen mengatasi permasalahan manejemen inovatif danKeolahragaan dan bisnis keolahragaan dan mampu memberikan produktif.olahraga masukan pengelolaan usaha bisnis
e. Enterpreneur/ wirausaha Mampu memahami prinsip pengelolaanbisnis dan memiliki jiwa inovatif dan kreatifolahraga
Matriks bahan kajian yang diturunkan dari capaian pembelajaran
Tabel Matriks bahan kajian yang diturunkan dari capaian pembelajaran S2 IlmuKeolahragaan
MATAPROFIL CAPAIAN
BAHAN KAJIAN KULIALULUSAN PEMBELAJARAN H
a. Peneliti di Mampu 1. Menjelaskan 1. Metode Penelitian2. Praktekbidang melakukan penelitian dan konsep statistik,
Pengalamanmanajemen menerapkan hasilnya di fungsi danLapanganolahraga bidang manajemen olahraga kegunaan statistik,
3. Bimbingandata, populasi,Analisis Datasampel,(statistik)penggolongan data
4. Seminar proposalstatistik danpenelitianpenyajian data
Dokumen Kurikulum Prodi S2 Ilmu Keolahragaan | 48
BUKU 1: Naskah Akademik
statistik. 5. Seminar hasil2. Analisis data penelitian
penelitianMampu mengambil Mampu menyusunkeputusan yang tepat proposal penelitianberdasarkan analisis serta dapatinformasi dan data, dan melakukan penelitianmampu memberikan baik dibidangpetunjuk dalam memilih manajemen olahragaberbagai alternatif solusisecara mandiri dankelompok.
b. Manajer Mampu mengembangkan Mengembangan dan Meliputi seluruholahraga pengetahuan terapan dan penerapan mata kuliah
teoritis yang diperlukan pengetahuanuntuk melaksanakan manajemenprogram-programkebijakan danpengembangan olahraga,serta mengelola SDM danorganisasi dalam konteksnasional dan internasional
c. Analis kebijakan Mampu menghasilkan dan 1. Menjelaskan Kebijakan publikmentransformasikanolahraga hubungan sebab dalam olahragainformasi-informasi akibat dari suatukebijakan agar dapat kebijakandigunakan secara politis keolahragaanuntuk menyelesaikan 2. Menilai manfaatmasalah kebijakan di dari suatubidang keolahragaan kebijakan
keolahragaan3. Memberikan
rekomendasi untukrumusan kebijakandi bidangkeolahragaan
d. Konsultan 1. mampu memberikan 1. Permasalahan dan Meliputi seluruhbidang solusi mengatasi mata kuliahmasukan untuk mengatasimanajemen masalahpermasalahan manejemenKeolahragaan manejemenkeolahragaandan bisnis keolahragaan2. mampu memberikanolahraga 2. Permasalah danmasukan pengelolaan
solusi mengatasiusaha bisnismasalah duniausaha
e. Wirausaha 1. Mampu memahami 1. Manajemen usaha 1. Manajemen Even2. Karakteristik 2. Manajemenolahraga prinsip pengelolaan bisnis
entrepeneur Sumber Daya2. Memiliki jiwa inovatif3. Pariwisata olahragadan kreatif4. Kewirausahaan
Dokumen Kurikulum Prodi S2 Ilmu Keolahragaan | 49
BUKU 1: Naskah Akademik
Kompetensi Pendukung lulusan Prodi S2 IKOR PPs Unimed sebagai
berikut:
1. Mampu menerapkan prinsip-prinsip, langkah dan prosedur kegiatan ilmiah
secara kritis juga mampu menyusun konstruksi kerangka pikir/teoritis dalam
bidang Ilmu yang ditekuninya.
2. Mampu menganalisis dan melakukan pendalaman tekstual juga kontekstual
ilmu manajemen olahraga sesuai dengan bidang Ilmu yang ditekuninya.
3. Menguasai secara kontekstual teori manajemen dalam pengelolaan dan
pengembangan bisnis dibidang keolahragaan.
4. Mampu menyusun kebijakan dan strategi di bidang organisasi keolahragaan
maupun bisnis olahraga dalam lingkungan yang selalu berubah.
5. Mampu mendesain manajemen organsisai keolahragaan dan bisnis dalam
lingkungan bisnis yang dihadapi dan yang selalu berubah.
6. Mampu menelaah dan merumuskan pola organisasi-organisasi keolahragaan
dan bisnis dalam konteks kelembagaan dan perubahan yang dapat
mempengaruhinya.
7. Mampu menyusun kerangka pikir dan analisis yang holistik dan kompleks,
mengidentifikasi bagian berdaya ungkit besar (high leverage) dalam
penyelenggaraan organisasi keolahragaan dibidang pemerintahan maupun
bisnis di bidang industri olahraga.
Kompetensi lainnya yang dapat dimiliki oleh lulusan Prodi S2 IKOR PPs
Unimed sebagai berikut;
1. Mampu melakukan evaluasi pengelolaan organisasi olahraga GO dan NGO,
penyelenggaraan event olahraga, pemusatan latihan dan menyusun Rencana
Tindak Lanjut (RKT) hasil evaluasi.
2. Menyusun Rencana strategis organisasi olahraga secara berkala yaitu; jangka
pendek, menengah dan jangka panjang yang tertuang dalam Rencana
Strategis (Renstra).
3. Mampu merencanakan, melaksanakan serta mengendalikan Sistem
Penjaminan Mutu bidang olahraga.
Dokumen Kurikulum Prodi S2 Ilmu Keolahragaan | 50
BUKU 1: Naskah Akademik4. Mampu melaksanakan tata kelola organisasi olahraga berbasis informasi dan
teknologi (IT).
Rancangan kurikulum program studi
Kurikulum Prodi S2 IKOR PPs Unimed dikembangkan dengan merujuk
pada Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) berdasarkan Kepmendiknas No. 232
Tahun 2000 pasal 7 menjelaskan bahwa:
1. Kurikulum pendidikan tinggi yang menjadi dasar penyelenggaraan program
studi terdiri atas:
a. Kurikulum inti;
b. Kurikulum institusional.
2. Kurikulum inti merupakan kelompok bahan kajian dan pelajaran yang
harus dicakup dalam suatu program studi yang dirumuskan dalam
kurikulum yang berlaku secara nasional.
3. Kurikulum inti terdiri atas kelompok mata kuliah pengembangan
kepribadian, kelompok mata kuliah yang mencirikan tujuan pendidikan
dalam bentuk penciri ilmu pengetahuan dan keterampilan, keahlian
berkarya, sikap berperilaku dalam berkarya dan cara berkehidupan
bermasyarakat, sebagai persyaratan minimal yang harus dicapai peserta
didik dalam penyelesaian suatu program studi.
4. Kurikulum institusional merupakan sejumlah bahan kajian dan pelajaran
yang merupakan bagian dan kurikulum pendidikan tinggi, terdiri atas
tambahan dan kelompok ilmu dalam kurikulum inti yang disusun dengan
memperhatikan keadaan dan kebutuhan lingkungan serta ciri khas perguruan
tinggi yang bersangkutan.
Menurut Permenristekdikti No 44 tahun 2015, pasal 16 ayat (1) butir f
dijelaskan bahwa paling lama 4 (empat) tahun akademik untuk program magister,
program magister terapan, atau program spesialis, setelah menyelesaikan program
sarjana, atau diploma empat/sarjana terapan, dengan beban belajar mahasiswa
paling sedikit 36 (tiga puluh enam) sks. Dengan demikian batas minimum beban
Dokumen Kurikulum Prodi S2 Ilmu Keolahragaan | 51
BUKU 1: Naskah Akademik
SKS untuk mahasiswa program studi S2 IKOR minimal 36 dengan maksimum
penyelesaian studi 4 tahun (4 semester). Merujuk pada peraturan tersebur maka
Kurikulum program studi S2 IKOR PPs Unimed dirancang sedemikian rupa untuk
menjamin tercapainya capaian pembelajaran (CP) dan menjamin mutu lulusan.
Rancangan kurikulum didasarkan pada Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia
(KKNI) terdiri dari 52 sks dengan masa studi 1,5 sampai 4 tahun. Adapun
rinciannya sebagai berikut:
a. Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK) = 4 SKS
b. Mata Kuliah Keilmuan dan Keterampilan (MKK) = 6 SKS
c. Mata Kuliah Berkarya (MKB) = 32 SKS
d. Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MPB) = 3 SKS
e. Mata Kuliah Keahlian Berkehidupan Bermasyarakat (MKBB) = 7 SKS
MPK = Kelompok mata kuliah yang ditujukan untuk pembentukan danpengembangan kepribadian manusia Indonesia (misal mata kuliahkepemimpinan, filsafat, dll)
MKK = Kelompok mata kuliah yang berisi landasan untuk menguasai bidangstudi atau program studi yang diikuti
MKB = Kelompok mata kuliah yang berisi materi untuk menghasilkantenaga ahli spesifik sesuai program atau bidang studinya.
MPB = Kelompok mata kuliah yang bertujuan untuk membentuk sikap danperilaku yang sesuai dengan bidang studi yang diikutinya.
MBB = Kelompok mata kuliah yang diperlukan seseorang untuk memahamikaidah bermasyarakat
Mahasiswa Prodi S2 IKOR dinyatakan lulus jika telah memenuhi semua
persyaratan perkuliahan terutama telah menyelesaikan seluruh mata kuliah yang
dipersyaratkan bagi mahasiswa Prodi S2 IKOR. Persyaratan penyelesaian studi
pada dasarnya meliputi: (1) Lulus semua mata kuliah yang dibuktikan adanya
kelengkapan KHS; (2) Lulus ujian tesis yang dibuktikan dengan surat
pemberitahuan tentang kelulusan ujian tesis; (3) Menyerahkan tesis yang telah
direvisi ke Prodi, TU Pascasarjana, perpustakaan UNIMED, dan pepustakaan
Pascasarjana; (4) Menyerahkan kelengkapan kelulusan ke TU Pascasarjana sesuai
dengan persyaratan yang telah ditetapkan.
Dokumen Kurikulum Prodi S2 Ilmu Keolahragaan | 52
BUKU 1: Naskah Akademik
Setelah menyelesaikan semua rangkaian kewajiban mahasiswa sebagai
persyaratan kelulusannya, maka mahasiswa diyudisium oleh Direktur Pascasarjana
dan diadakan pelepasan di Pascasarjana. Selanjutnya mahasiswa diwisuda oleh
Rektor UNIMED bersama-sama dengan lulusan dari berbagai program studi dan
jenjang di UNIMED.
Predikat yudisium bagi mahasiswa Prodi S2 IKOR sesuai dengan IPK yang
diperoleh. Sebutan predikat kelulusan sebagai berikut:
a. Dengan Pujian : IPK 3,76-4,00 (cum Laude)
b. Sangat Memuaskan : IPK3,51-3,75c. Memuaskan : IPK 22.00-3,50 (Pedoman Akademik UNIMED)
Mahasiswa Prodi S2 IKOR yang akan menempuh ujian tesis harus memiliki
nilai yakni IPK minimal 3.00. Jika IPK kurang dari dari 3.00 diwajibkan
memperbaiki IPK dengan mengikuti mata kuliah tambahan/ulangan sampai yang
bersangkutan memenuhi IPK sekurang-kurangnya 3.00.
Predikat kelulusan dengan Pujian diberikan sepanjang lulusan Prodi S2
IKOR tidak melampaui batas n tahun + 1 tahun. Yang dimaksud n tahun adalah
jumlah minimal keseluruhan semester sesuai dengan rancangan umum penjadwalan
kurikulum program studi. Untuk suatu angkatan dihitung sejak awal semester
pertama mahasiswa yang bersangkutan secara terus menerus menjadi mahasiswa
Pascasarjana Unimed.
Peningkatan kualitas lulusan yang berkaitan dengan penugasan Unimed
mengambil kebijakan untuk menerapkan 6 bentuk penugasan sebagai berikut:
1. Tugas Rutin (TR) : tugas yang secara rutin diberikan oleh dosen untuk
melatihkan sikap, pengetahuan dan keterampilan tertentu
2. Critical Book Report (CBR) : Deskripsi dan analisis tentang isi buku,
kesimpulan dan critical position mahasiswa
3. Research Review (RR)/Journal Review (JR): mereview seluruh komponen
yang secara kritis menganalisis temuan utama, keunggulan dan kelemahan
dari riset
4. Mini Research (MR) : riset sederhana yang minimal terdiri dari pertanyaan
(hipotesis, tujuan utama), teori, instrumen, pengumpulan data, analisis data,
Dokumen Kurikulum Prodi S2 Ilmu Keolahragaan | 53
BUKU 1: Naskah Akademik
kesimpulan
5. Rekayasa Ide (RI) : “wild idea”, ide kreatif
6. Project (PR): melakukan treatment atas model atau produk untuk
memperbaiki komunitas atau praktek-praktek tertentu.
Setiap mata kuliah merujuk pada kompetensi yang dibutuhkan sesuai
dengan capian pembelajaran. Gambaran jabaran antara profil lulusan, Kompetensi
Lulusan (capaian pembelajaran, bahan kajian dan mata kuliah) dapat dijelaskan
pada matriks di bawah ini.
Tabel 5.5. Matriks bahan kajian yang diturunkan dari capaian pembelajaran S2Ilmu Keolahragaan
Profil Lulusan Komtensi UtamaBahan Kajian Mata Kuliah
Prodi IKOR (capaian pembelajaran)
a. Peneliti di Mampu 3. Menjelaskan konsep 6. MetodePenelitianbidang melakukan penelitian dan statistik, fungsi dan
7. Praktekmanajemen menerapkan hasilnya di kegunaan statistik, data,Pengalamanolahraga bidang manajemen olahraga populasi, sampel,Lapanganpenggolongan data
8. Bimbinganstatistik dan penyajianAnalisisdata statistik.Data4. Analisis data penelitian(statistik)Mampu mengambil Mampu menyusun 9. Seminarkeputusan yang tepat proposal penelitian serta proposalberdasarkan analisis dapat melakukan penelitianinformasi dan data, dan penelitian baik dibidang 10. Seminmampu memberikan manajemen olahraga ar hasilpetunjuk dalam memilihpenelitianberbagai alternatif solusi
secara mandiri dankelompok.
b. Manajer Mampu mengembangkan Mengembangan dan Meliputiolahraga pengetahuan terapan dan penerapan pengetahuan seluruh mata
teoritis yang diperlukan manajemen kuliahuntuk melaksanakanprogram-program kebijakandan pengembanganolahraga, serta mengelolaSDM dan organisasi dalamkonteks nasional daninternasional
c. Analis Mampu menghasilkan dan 4. Menjelaskan hubungan Kebijakankebijakan mentransformasikan sebab akibat dari suatu publik dalam
informasi-informasiolahraga kebijakan keolahragaan olahragakebijakan agar dapat 5. Menilai manfaat daridigunakan secara politis suatu kebijakanuntuk menyelesaikan keolahragaanmasalah kebijakan di bidang 6. Memberikankeolahragaan rekomendasi untuk
Dokumen Kurikulum Prodi S2 Ilmu Keolahragaan | 54
BUKU 1: Naskah Akademik
rumusan kebijakan dibidang keolahragaan
d. Konsultan 3. Mampu memberikan 3. Permasalahan dan solusi Meliputibidang masukan untuk mengatasi mengatasi masalah seluruh matamanajemen manejemen kuliahpermasalahan manejemenKeolahragaan keolahragaankeolahragaandan bisnis 4. Permasalah dan solusi4. Mampu memberikanolahraga masukan pengelolaan mengatasi masalah dunia
usahausaha bisnise. Wirausaha 1. Mampu memahami 1. Manajemen usaha Manajemen
olahraga prinsip pengelolaan 2. Karakteristik Eventbisnis entrepreneur Manajemen
2. Memiliki jiwa inovatif dan
Sumber Dayakreatif Pariwisata
Olahraga Kewirausahaa
n
Beban belajar mahasiswa 52 SKS tersebut akan diseber mulai semester 1
hingga 4. Struktur Penyebaran kurikulum prodi S2 IKOR PPs Unimed melalui
beban belajar mahasiswa dapat dilihat pada table di bawah ini
Tabel 5.6 Penyebaran beban belajar mahasiswa
NO KODEMK NAMA MATA KULIAH SKS
1 1UMD57101 Kepemimpinan 2
2 2PAS57101 Filsafat Ilmu 2
JUMLAH 43 3IKR571001 Manajemen Olahraga 3
4 3IKR571002 Azas dan Filsafat Ilmu Keolahragaan 3
JUMLAH 6
5 3IKR571006 Seminar Persiapan Penulisan Tesis 26 3IKR571007 Statistik 3
7 3IKR571008 Penjaminan mutu dan Pengawasan dalam olahraga 3
8 3IKR571003 Manajemen Organisasi Keolahragaan 39 3IKR571009 Perencanaan Strategis Organisasi Keolahragaan 3
10 3IKR571010 Metodologi Penelitian 311 3IKR571011 Manajemen Sumber Daya Manusia 3
12 3IKR571012Manajemen even olahraga*
3Manajemen Pariwisata Olahraga*
13 3IKR571013Analisis Kebijakan dan Pengambilan Keputusan
3Bidang Keolahragaan
Dokumen Kurikulum Prodi S2 Ilmu Keolahragaan | 55
BUKU 1: Naskah Akademik
14 3IKR571015 Tesis 6
JUMLAH 32
15 3IKR571014Bisnis dan Industri Olahraga*
3Manajemen Pusat Kebugaran*
JUMLAH 316 3IKR571004 Sistem Informasi dan Komunikasi Olahraga 217 3IKR571005 ICT Manajemen Olahraga 3
18 3IKR571016 Praktek Kerja Lapangan 2JUMLAH 7
JUMLAH BEBAN SKS 52
Tabel 5.7. Mata Kuliah pilihan di Prodi S2 IKOR
Semester Kode MK Nama MK (pilihan)Bobot Unit/ Jur/ FakSKS Pengelola
(1) (2) (3) (4) (6)Manajemen pariwisata 3
3IKR571012olahragaManajemen Event 3
IIIOlahraga
Prodi S2 IKORManajemen bisnis dan 3
3IKR71015 industri olahragaManajemen Pusat 3Kebugaran
Total SKS12 Wajib di ambil 6
SKS dari 12 SKS
D Mengembangkan RPKPS
Tuliskan langkah yang dilakukan dalam mengembangkan RPKPS secara umum
E Mengembangkan Sistem Penilaian
Tuliskan jenis dan system penilaian yang akan dilakukan dalam mengukur capaian
pembelajaran dan standar kompetensi lulusan.
Dokumen Kurikulum Prodi S2 Ilmu Keolahragaan | 56
BUKU 1: Naskah Akademik
BAB VI
PENUTUP
Pendirian Program Magister Ilmu Keolahragaan PPs Unimed merupakan program
studi non kependidikan yang menghasilkan lulusan kompeten pada bidang manajemen
olahraga. Pendirian program studi ini juga merupakan jawaban dari lambatnya
pertumbuhan keolahragaan di Indonesia terutama pada bidang manajemen olahragas.
Pada buku 1 ini diungkapkan tentang spesifikasi program studi program magister
Ilmu Keolahragaan yang dilandasi dengan berbagai kajian diantaranya landasan yuridis,
keilmuan, empiric dan humanitik. Artinya bahwa program studi program magister Ilmu
Keolahraga didirikan berdasarkan dukungan keilmuan yang cukup mapan dan dapat
menjawab problematika keolahragaan nasional yang kurang optimal.
Akhirnya, buku 1 ini diharapkan dapat dijadikan sebagai dasar mengkaji
kerealistisan pembukaan program studi program magister Ilmu Keolahragan dan
prosfektif pada masa mendatang.
Dokumen Kurikulum Prodi S2 Ilmu Keolahragaan | 57