13
BIOTEKNOLOGI
Bioteknologi adalah cabang ilmu yang
mempelajari pemanfaatan makhluk hidup
(bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun
produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol)
dalam proses produksi untuk menghasilkan
barang dan jasa. Dewasa ini, perkembangan
bioteknologi tidak hanya didasari pada biologi
semata, tetapi juga pada ilmu-ilmu terapan dan murni lain, seperti biokimia, komputer,
biologi molekular, mikrobiologi, genetika, kimia, matematika, dan lain sebagainya.
Dengan kata lain, bioteknologi adalah ilmu terapan yang menggabungkan berbagai
cabang ilmu dalam proses produksi barang dan jasa.
Bioteknologi secara sederhana sudah dikenal oleh manusia sejak ribuan tahun
yang lalu. Sebagai contoh, di bidang teknologi pangan adalah pembuatan bir, roti,
maupun keju yang sudah dikenal sejak abad ke-19, pemuliaan tanaman untuk
menghasilkan varietas-varietas baru di bidang pertanian, serta pemuliaan dan
reproduksi hewan. Di bidang medis, penerapan bioteknologi pada masa lalu dibuktikan
antara lain dengan penemuan vaksin, antibiotik, dan insulin walaupun masih dalam
jumlah yang terbatas akibat proses fermentasi yang tidak sempurna. Perubahan
signifikan terjadi setelah penemuan bioreaktor oleh Louis Pasteur. Dengan alat ini,
produksi antibiotik maupun vaksin dapat dilakukan secara massal.
Pada masa ini, bioteknologi berkembang sangat pesat, terutama di negara
negara maju. Kemajuan ini ditandai dengan ditemukannya berbagai macam teknologi
semisal rekayasa genetika, kultur jaringan, DNA rekombinan, pengembangbiakan sel
induk, kloning, dan lain-lain. Teknologi ini memungkinkan kita untuk memperoleh
penyembuhan penyakit-penyakit genetik maupun kronis yang belum dapat
disembuhkan, seperti kanker ataupun AIDS. Penelitian di bidang pengembangan sel
induk juga memungkinkan para penderita stroke ataupun penyakit lain yang
mengakibatkan kehilangan atau kerusakan pada jaringan tubuh dapat sembuh seperti
13
sediakala. Di bidang pangan, dengan menggunakan teknologi rekayasa genetika, kultur
jaringan dan DNA rekombinan, dapat dihasilkan tanaman dengan sifat dan produk
unggul karena mengandung zat gizi yang lebih jika dibandingkan tanaman biasa, serta
juga lebih tahan terhadap hama maupun tekanan lingkungan. Penerapan bioteknologi
pada masa ini juga dapat dijumpai pada pelestarian lingkungan hidup dari polusi.
Sebagai contoh, pada penguraian minyak bumi yang tertumpah ke laut oleh bakteri,
dan penguraian zat-zat yang bersifat toksik (racun) di sungai atau laut dengan
menggunakan bakteri jenis baru.
Kemajuan di bidang bioteknologi tak lepas dari berbagai kontroversi yang
melingkupi perkembangan teknologinya. Sebagai contoh, teknologi kloning dan
rekayasa genetika terhadap tanaman pangan mendapat kecaman dari bermacam-
macam golongan.
Bioteknologi secara umum berarti meningkatkan kualitas suatu organisme
melalui aplikasi teknologi. Aplikasi teknologi tersebut dapat memodifikasi fungsi
biologis suatu organisme dengan menambahkan gen dari organisme lain atau
merekayasa gen pada organisme tersebut.
Perubahan sifat Biologis melalui rekayasa genetika tersebut menyebabkan "lahirnya
organisme baru" produk bioteknologi dengan sifat - sifat yang menguntungkan bagi
manusia. Produk bioteknologi, antara lain:
Jagung resisten hama serangga
Kapas resisten hama serangga
Pepaya resisten virus
Enzim pemacu produksi susu pada sapi
Padi mengandung vitamin A
Pisang mengandung vaksin hepatitis
13
PRINSIP-PRINSIP DASAR BIOTEKNOLOGIAda beberapa proses yang merupakan prinsip dasar dari bioteknologi, yaitu
fermentasi, seleksi dan persilangan, analisa genetik, kultur jaringan, rekombinasi DNA,
dan analisa DNA.
1. Fermentasi
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik
(tanpa oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik,
akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai
respirasi dalam lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor elektron eksternal.
Fermentasi merupakan proses dasar untuk mengubah suatu bahan menjadi bahan
lain dengan cara sederhana dan dibantu oleh mikroorganisme. Proses fermentasi ini
merupakan bioteknologi sederhana dan sudah dikenal sejak jaman dahulu. Contohnya
pembutan roti, minuman anggur, yoghurt, tuak dan sake.
2. Seleksi dan Persilangan
Proses seleksi dilakukan dengan memenipulasi DNA yang ada pada mikroba,
tanaman, atau hewan agar menjadi mikroba, tanaman, atau hewan dengan sifat yang
lebih baik sehingga apabila disilangkan akan menjadi bibit unggul yang baik untuk masa
depan. Contohnya, ayam Leghorn, sapi ayrshire, padi Cisadane kedelai Muria, dan
jagung Metro.
3. Analisa Genetik
Proses ini mempelajari cirri atau sifat dan gen makhluk hidup dari generasi ke
generasi untuk mendapatkan sifat atau ciri yang unggul serta interaksi antara gen dan
lingkungan agr menghasilkan keturunan yang baik.
4. Kultur Jaringan
Kultur jaringan atau biakan jaringan merupakan teknik pemeliharaan jaringan atau
bagian dari individu secara buatan (artifisial). Yang dimaksud secara buatan adalah
dilakukan di luar individu yang bersangkutan. Karena itu teknik ini sering kali disebut
13
kultur in vitro, sebagai lawan dari in vivo.
Dikatakan in vitro (bahasa Latin, berarti
"di dalam kaca") karena jaringan
dibiakkan di dalam tabung inkubasi atau
cawan Petri dari kaca atau material
tembus pandang lainnya. Kultur jaringan
secara teoretis dapat dilakukan untuk semua jaringan, baik dari tumbuhan maupun
hewan (termasuk manusia) namun masing-masing jaringan memerlukan komposisi
media tertentu.
Selain itu, kultur jaringan diartikan juga sebagai proses menumbuhkan atau
memperbanyak jaringan hewan dan tanaman dari jaringan atau selnya di dalam
laboratorium tanpa mendapat gangguan dari organisme lain. Proses ini dimanfaatkan
untuk perbanyakan, produksi bahan-bahan kimia, dan riset di bidang pengobatan.
Contohnya kultur jaringan anggrek dan pisang.
Pelaksanaan teknik ini memerlukan berbagai prasyarat untuk mendukung
kehidupan jaringan yang dibiakkan. Yang paling esensial adalah wadah dan media
tumbuh yang steril. Media adalah tempat bagi jaringan untuk tumbuh dan mengambil
nutrisi yang mendukung kehidupan jaringan. Media tumbuh menyediakan berbagai
bahan yang diperlukan jaringan untuk hidup dan memperbanyak dirinya. Ada dua
penggolongan media tumbuh: media padat dan media cair. Media padat pada
umumnya berupa padatan gel, seperti agar. Nutrisi dicampurkan pada agar. Media cair
adalah nutrisi yang dilarutkan di air. Media cair dapat bersifat tenang atau dalam
kondisi selalu bergerak, tergantung kebutuhan.
Teori dasar dari kultur in vitro ini adalah Totipotensi.Teori ini mempercayai bahwa
setiap bagian tanaman dapat berkebang biak, karena seluruh bagian tanaman terdiri
atas jaringan - jaringan hidup.
13
Tahapan yang dilakukan dalam perbanyakan tanaman dengan teknik kultur jaringan
adalah
1. Pembuatan media
2. Inisiasi
3. Sterilisasi
4. Multiplikasi
5. Pengakaran
6. Aklimatisasi
Media merupakan faktor penentu dalam perbanyakan dengan kultur jaringan.
Komposisi media yang digunakan tergantung dengan jenis tanaman yang akan
diperbanyak. Media yang digunakan biasanya terdiri dari garam mineral, vitamin, dan
hormon. Selain itu, diperlukan juga bahan tambahan seperti agar, gula, dan lain-lain.
Zat pengatur tumbuh (hormon) yang ditambahkan juga bervariasi, baik jenisnya
maupun jumlahnya, tergantung dengan tujuan dari kultur jaringan yang dilakukan.
Media yang sudah jadi ditempatkan pada tabung reaksi atau botol-botol kaca. Media
yang digunakan juga harus disterilkan dengan cara memanaskannya dengan autoklaf.
Inisiasi adalah pengambilan eksplan dari bagian tanaman yang akan dikulturkan.
Bagian tanaman yang sering digunakan untuk kegiatan kultur jaringan adalah tunas.
Sterilisasi adalah bahwa segala kegiatan dalam kultur jaringan harus dilakukan di
tempat yang steril, yaitu di laminar flow dan menggunakan alat-alat yang juga steril.
Sterilisasi juga dilakukan terhadap peralatan, yaitu menggunakan etanol yang
disemprotkan secara merata pada peralatan yang digunakan. Teknisi yang melakukan
kultur jaringan juga harus steril.
Multiplikasi adalah kegiatan memperbanyak calon tanaman dengan menanam
eksplan pada media. Kegiatan ini dilakukan di laminar flow untuk menghindari adanya
kontaminasi yang menyebabkan gagalnya pertumbuhan eksplan. Tabung reaksi yang
telah ditanami ekplan diletakkan pada rak-rak dan ditempatkan di tempat yang steril
dengan suhu kamar.
Pengakaran adalah fase dimana eksplan akan menunjukkan adanya pertumbuhan
akar yang menandai bahwa proses kultur jaringan yang dilakukan mulai berjalan dengan
13
baik. Pengamatan dilakukan setiap hari untuk melihat pertumbuhan dan
perkembangan akar serta untuk melihat adanya kontaminasi oleh bakteri ataupun
jamur. Eksplan yang terkontaminasi akan menunjukkan gejala seperti berwarna putih
atau biru (disebabkan jamur) atau busuk (disebabkan bakteri).
Aklimatisasi adalah kegiatan memindahkan eksplan keluar dari ruangan aseptic ke
bedeng. Pemindahan dilakukan secara hati-hati dan bertahap, yaitu dengan
memberikan sungkup. Sungkup digunakan untuk melindungi bibit dari udara luar dan
serangan hama penyakit karena bibit hasil kultur jaringan sangat rentan terhadap
serangan hama penyakit dan udara luar. Setelah bibit mampu beradaptasi dengan
lingkungan barunya maka secara bertahap sungkup dilepaskan dan pemeliharaan bibit
dilakukan dengan cara yang sama dengan pemeliharaan bibit generatif.
5. Rekombinasi DNA
Proses transfer segmen DNA dari satu organisme
ke DNA organisme lain dinamakan rekombinasi DNA.
Kedua organisme itu dapat saja tidak memiliki
hubungan atau kekerabatan. Contohnya, penyisipan
gen manusia pada bakteri Bacillus thuringiensis
sehingga bakteri tersebut dapat memproduksi insulin.
Rekombinasi merupakan hasil teknologi atau
rekombinasi DNA di laboratorium. Dengan teknologi
DNA dapat diproduksi atau dibuat fragmen DNA tertentu. Enzim digunakan untuk
memotong fragmen DNA dan menempelkan fragmen DNA ke tempat yang diinginkan.
Enzim restriksi digunakan untuk memotong fragmen DNA menjadi fragmen-fragmen.
Sementara enzim DNA ligase menyambungkan antar fragmen DNA. Dengan
pemotongan dan penyambungan kembali bagian yang diinginkan dapat didesain urutan
DNA sesuai kode yang diinginkan atau gen yang diinginkan.
Gen dapat diklon dalam plasmid rekombinan, plasmid buatan hasil rekombinasi.
Plasmid adalah DNA sirkuler yang dimiliki bakteri dapat bereplikasi dan diturunkan
ketika sel bakteri membelah. Plasmid diartikan juga sebagai salah satu vektor atau
pembawa rekombinan gen atau rekombinan DNA. Gen yang telah diklon dapat
13
disimpan dalam pustaka genom berupa plasmid rekombinan atau virus DNA
rekombinan. Enzim reverse transcriptase dapat membuat DNA dari RNA dan kemudian
DNA hasilnya dapat diklon. Molekul probe atau molekul penanda dapat digunakan
untuk mengidentifikasi gen khusus yang dibawa suatu DNA (gen) klon. Ada alat
otomatik untuk membuat proses sintesa DNA yang cepat dan mensekuens urutan DNA.
Metoda untuk menganalisa fragmen DNA hasil kerja enzim restriksi dan mendeteksi
perbedaan fragmen yang dihasilkan telah ada Metode PCR dapat memperbanyak
sampel DNA yang dituju. Rekayasa genetika pada sel bakteria, yeast, tanaman, hewan
digunakan untuk menghasilkan produk gen secara massal. Kelebihan teknologi DNA
atau rekayasa genetika menjadi penyebab revolusi pada industri farmasi dan
pengobatan manusia, bidang pertanian, dan rekayasa genetika sudah sangat akrab,
hewan transgenik dan pengembangan riset masa kini. Kekurangan teknologi DNA
membawa risiko, menimbulkan pertanyaan etika yang penting.
6. Analisis DNA
Proses reaksi rantai polymerase sehingga dapat
membuat kopi (salinan) dari DNA. Proses ini berguna
untuk memetakan DNA sehingga dapat diketahui
dengan pasti DNA dari satu organisme untuk
menentukan genetik keturunannya. Teknik ini
biasanya digunakan untuk mendapatkan atau
mengenali DNA dari korban – korban kecelakaan
yang sulit diidentifikasi oleh tim forensik.Bioteknologi adalah cabang ilmu yang
mempelajari pemanfaatan makhluk hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun
produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol) dalam proses produksi untuk menghasilkan
barang dan jasa. Dewasa ini, perkembangan bioteknologi tidak hanya didasari pada
biologi semata, tetapi juga pada ilmu-ilmu terapan dan murni lain, seperti biokimia,
komputer, biologi molekular, mikrobiologi, genetika, kimia, matematika, dan lain
sebagainya. Dengan kata lain, bioteknologi adalah ilmu terapan yang menggabungkan
berbagai cabang ilmu dalam proses produksi barang dan jasa.
13
Jenis-jenis Bioteknologi
Bioteknologi memiliki beberapa jenis atau cabang ilmu yang beberapa diantaranya
diasosikan dengan warna, yaitu:
Bir, salah satu produk bioteknologi putih konvensional.
Bioteknologi merah (red biotechnology) adalah cabang ilmu bioteknologi yang
mempelajari aplikasi bioeknologi di bidang medis. Cakupannya meliputi seluruh
spektrum pengobatan manusia, mulai dari tahap preventif, diagnosis, dan
pengobatan. Contoh penerapannya adalah pemanfaatan organisme untuk
menghasilkan obat dan vaksin, penggunaan sel induk untuk pengobatan
regeneratif, serta terapi gen untuk mengobati penyakit genetik dengan cara
menyisipkan atau menggantikan gen abnomal dengan gen yang normal.
Bioteknologi putih/abu-abu (white/gray biotechnology) adalah bioteknologi
yang diaplikasikan dalam industri seperti pengembangan dan produksi senyawa
baru serta pembuatan sumber energi terbarukan. Dengan memanipulasi
mikroorganisme seperti bakteri dan khamir/ragi, enzim-enzim juga organisme-
organisme yang lebih baik telah tercipta untuk memudahkan proses produksi
dan pengolahan limbah industri. Pelindian (bleaching) minyak dan mineral dari
tanah untuk meningkakan efisiensi pertambangan, dan pembuatan bir dengan
khamir.
Bioteknologi hijau (green biotechnology) mempelajari aplikasi bioteknologi di
bidang pertanian dan peternakan. Di bidang pertanian, bioteknoogi telah
berperan dalam menghasilkan tanaman tahan hama, bahan pangan dengan
kandungan gizi lebih tinggi dan tanaman yang menghasilkan obat atau senyawa
13
yang bermanfaat. Sementara itu, di bidang peternakan, binatang-binatang telah
digunakan sebagai "bioreaktor" untuk menghasilkan produk penting contohnya
kambing, sapi, domba, dan ayam telah digunakan sebagai penghasil antibodi-
protein protektif yang membantu sel tubuh mengenali dan melawan senyawa
asing (antigen).
Bioteknologi biru (blue biotechnology) disebut juga bioteknologi
akuatik/perairan yang mengendalikan proses-proses yang terjadi di lingkungan
akuatik. Salah satu contoh yang paling tua adalah akuakultura, menumbuhkan
ikan bersirip atau kerang-kerangan dalam kondisi terkontrol sebagai sumber
makanan, (diperkirakan 30% ikan yang dikonsumsi di seluruh dunia dihasilkan
oleh akuakultura). Perkembangan bioteknologi akuatik termasuk rekayasa
genetika untuk menghasilkan tiram tahan penyakit dan vaksin untuk melawan
virus yang menyerang salmon dan ikan yang lain. Contoh lainnya adalah salmon
transgenik yang memiliki hormon pertumbuhan secara berlebihan sehingga
menghasilkan tingkat pertumbuhan sangat tinggi dalam waktu singkat.
IMPLIKASI HASIL-HASIL BIOTEKNOLOGI
1. Penerapan Bioteknologi dalam Produksi Bahan Pangan.
Bioteknologi dalam produksi bahan pangan menggunakan mikroorganisme untuk
mengubah bahan pangan menjadi bentuk lain melalui proses fermentasi.
Fermentasi adalah proses merombak suatu senyawa organic menjadi zat organic
yang lebih sederhana dengan bantuan mikroorganisme.
a. Produk Makanan / Minuman Hasil Fermentasi.
1) Produk fermentasi dengan bahan dasar susu antara lain sebagai berikut :
a) Keju
b) Yoghurt
c) Mentega
13
2) Produk fermentasi dengan bahan dasar keledai, antara lain :
a)Tempe
b) Kecap
c)Tauco
3) Roti merupakan produk fermentasi dengan bahan dasar tepung terigu.
b.Produksi Protein Sel Tunggal (PST)
Protein sel tunggal merupakan bentuk makanan baru yang diperoleh dengan
memanfaatkan biomassa mikroorganisme baik dari alga, khamir, kapang yang
berfilamen dan bakteri.
Beberapa mikroorganisme yang efektif untuk pembuatan PST adalah sebagai
berikut :
1) Alga : Chlorella, Scenedesmus dan Spirulina
2) Khamir : Candidi Utilis
3) Kapang berfilamen : Fusarium gramineaum
Beberapa factor yang mendorong budidaya mikroorganisme penghasil PST antara
lain sebagai berikut :
1) Laju pertumbuhan sangat cepat dan waktu penggandaan relative singkat,serta
masih mungkin diperpendek untuk menghasilkan massa pangan yang setara.
2) Dapat menggunakan berbagai macam substrattergantung dari jenis miroba yang
dignakan.
3) Dapat dilakukan perencanaan produksi,sebab produksi PST tidak tergantung
perubahan iklim dan musim.
4) Memiliki kandungan protein lebih tinggi daripada hewan dan tumbuhan.
Tahapan produksi PST antara lain sebagai berikut:
1) Pemilihan dan penyiapan sumber karbon.
2) Penyiapan media yang mengandung sumber karbon,sumber nitrogen,fosfor dan
lain yang penting.
13
3) Pencegahan kontaminasi media sterilisasi.
4) Pembiakan mikroba yang diperlukan.
5) Pemisahan biomassa mikroba dari cairan fermentasi.
6) Penanganan lanjut biomassa dengan purifikasi (pemurnian).
2. Penerapan Bioteknologi di Bidang Pertanian.
a. Tanaman Transgenik
Rekayasa genetika dapat dilakukan pada berbagai jenis tanaman untuk menghasilkan
tanaman dengan sifat yang dikehendaki manusia disebut tanaman transgenic.
Tanaman transgenic yaitu tanaman yang telah disisipi gen bakteri. Contoh tanaman
transgenic adalah tanaman kebal terhadap hama dan penyakit serta tanaman yang
mampu mengikat nitrogen sendiri.
1 . Tanaman Kebal Hama dan Penyakit
Pembentukan tanaman tahan hama dilakukan dengan rekayasa genetika
menggunakan teknik rekombinasi gen dan kultur sel. Dengan menyisipkan gen
yang kebal terhadap penyakit maka dapat menghasilkan tanaman kebal penyakit
pula. Vector penyisip gen yang digunakan adalah plasmid dari bakteri
Agrobacterium tumefaciens.
Plasmid diambil dari sel bakteri dan pemotongannya dengan bantuan enzim
restriksi, kemudian dimasukan kembali ke bakteri vector yang resisten terhadap
TMV. Hasil rekayasa genetika pada tanaman tersebut adalah tanaman yang kebal
terhadap penyakit MTV.
2. Tanaman yang mampu mengikat nitrogen
Tanaman hasil rekayasa genetika dapat mengikat nitrogen dari udara bebas. Cara
yang digunakan yaitu dengan menginjeksi tanaman denagn bakteri Rhizobium.
Pada bakteri Rhizobium tersebut dapat gen-gen yang diteransfer dari bakteri lain.
Kemampun bakteri dalam menambat nitrogen ditingkatkan dengan cara
13
memasukkan gen yang mengontrol kemampuan manambat nitrogen dengan
teknik rekmbinasi gen.
b. Mikroorganisme pembasmi hama tanaman
Mikroorganisme dapat digunakan untuk pengendalian hama dan penyakit secara
biologi yang disebut dengan biopestisida mikroba. Beberapa mikroba. Beberapa
mikroba yang dapat dipakai sebagai pestisida adalah sebagai berikut.
1. Bacillus thuringiensis membantu mengatasi larva ngengat dan kupu-kupu
perusak
2. Bacillus populliae untuk mengatasi kumbang Jepang dengan menularkan
“penyakit susu”
3. Bacolovirus merupakan kelompok virus yang dikembangkan sebagai
bioinsektisida untuk membrantas serangga penggerek jagung, kumbang
kentang,serta kutu dan kumbang daun.
3. Penerapan Ilmu Bioteknologi
1. Antibodi Monoklonal
adalah antibodi sejenis yang diproduksi oleh sel plasma klon sel-sel ? sejenis. Antibodi
ini dibuat oleh sel-sel hibridoma (hasil fusi 2 sel berbeda; penghasil sel ? Limpa dan sel
mieloma) yang dikultur.
Bertindak sebagai antigen yang akan menghasilkan anti bodi adalah limpa. Fungsi
antara lain diagnosis penyakit dan kehamilan.
2. Terapi Gen
adalah pengobatan penyakit atau kelainan genetik dengan menyisipkan gen normal
3. Antibiotik
Dipelopori oleh Alexander Fleming dengan penemuan penisilin dari Penicillium
notatum.
13
4. Interferon
Adalah antibodi terhadap virus. Secara alami hanya dibuat oleh tubuh manusia. Proses
pembentukan di dalam, tubuh memerlukan waktu cukup lama (dibanding kecepatan
replikasi virus), karena itu dilakukan rekayasa genetika.
5. Vaksin
Contoh: Vaksin Hepatitis B dan malaria.
Dampak Bioteknologi Bagi Kehidupan Manusia
Ada beberapa ilmu pendukung Bioteknologi itu sendiri, meliputi: mikrobiologi,
biokimia, genetika, biologi sel, teknik kimia, dan enzimologi.
Bioteknologi (pemanfaatan prinsip-prinsip
ilmiah dengan menggunakan mahluk hidup untuk
menghasilkan produk dan jasa guna kepentingan
manusia), terutama rekayasa genetika, pada awalnya
diharapkan dapat menjelaskan berbagai macam
persoalan dunia seperti: polusi, pertanian, penyakit
dan sebagainya. Akan tetapi dalam kenyataannya juga menimbulkan dampak yang
membawa kerugian. Bagaimana dampak penerapan bioteknologi?
1. Dampak Positif Bioteknologi
Keanekaragaman hayati merupakan modal utama sumber gen untuk keperluan
rekayasa genetik dalam perkembangan dan perkembangan industri bioteknologi. Baik
donor maupun penerima (resipien) gen dapat terdiri atas virus, bakteri, jamur, lumut,
tumbuhan, hewan, juga manusia. Pemilihan donor / resipien gen bergantung pada jenis
produk yang dikehendaki dan nilai ekonomis suatu produk yang dapat dikembangkan
menjadi komoditis bisnis. Oleh karena itu, kegiatan bioteknologi dengan menggunakan
rekayasa genetik menjadi tidak terbatas dan membutuhkan suatu kajian sains baru yang
13
mendasar dan sistematik yang berhubungan dengan kepentingan dan kebutuhan
manusi ; Kegiatan tersebut disebut sebagai bioprespecting. Perdebatan tentang positif
untuk mengatasi dampak negatif yang dapat ditimbulkan bioteknologi, antara lain pada
tahun 1992 telah disepakati konvensi keanekaragaman Hayati, ( Convetion on Biological
Diversity )yang mengikat secara hukum bagi negara-negara yang ikut mendatanginnya .
Sebagai tindak lanjut penadatanganan kovensi tersebut, Indonesia telah meratifikasi
Undang-Undang No. 5 Tahun 1994. perlu anda ketahui, Negara Amerika Serikat tidak
ikut menadatangani konvensi tersebut. Di sepakati Pula Cartegena Protocol on
Biosafety ( Protokol Cartegena tentang pengamanan hayati ). Protokol tersebut
menyinggung tentang prosedur transpor produk bioteknologi antara negara untuk
mencegah bahaya yang timbul akibat dampak negatif terhadap keanekaragaman hayati.
Ekosistem, dan kesehatan manusia. Pengertian klon bioteknologi modern adalah
pengadaan sel jasad renik, sel (jaringan), molekul bibit tanaman melalui setek yang
banyak dilakukan pada tanaman perenial, antara lain kopi, teh, karet, dan mangga.
Perbanyakan bibit dengan teknik kultur jaringan, kultur organ, dan embiogenesis
somatik dapat pula diterapkan pada jaringan hewan dan manusia. Tidak seperti pada
tumbuhan, kultur pada hewan dan manusia tidak dapat dikembangkan menjadi individu
baru.Secara ringkas, berikut ini beberapa implikasi bioteknologi bagi perkembangan
sains dan teknologi serta perubahan lingkungan masyarakat.
a. Bioteknologi dikembangkan melalui pendekatan multidisipliner dalam wacana
molekuler. Ilmu-ilmu dasar merupakan tonggak utama pengembangan bioteknologi
maupun industri bioteknologi
b. Bioteknologi dengan pemanfaatan teknologi rekayasa genetik memberikan dimensi
baru untuk menghasilkan produk yang tidak terbatas.
c. Bioteknologi pengelolahan limbah menghasilkan produk biogas, kompos, dan lumpur
aktif.
d. Bioteknologi di bidang kedokteran dapat menghasilkan obat-obatan, antar lain vaksin
, antibiotik, antibodi monoklat, dan intrferon
e. Bioteknologi dapat meningkatkan variasi dan hasil pertanian melalui kultur jaringan,
fiksasi nitrogen pengendalian hama tanaman, dan pemberian hormon tumbuhan.
f. Bioteknologi dapat menghasilkan bahan bakar dengan pengelolahan biommasa
13
menjadi etanol (cair) dan metana (gas)
g. Bioteknologi di bidang industri dapat menghasilkan makanan dan minuman, antara
lain pembuatan roti, nata decoco, brem, mentega, yoghurt, tempe, kecap, bir dan
anggur.
2. Dampak Negatif Bioteknologi
Bioteknologi, mengandung resiko akan dampak
negatif. Timbulnya dampak yang merugikan
terhadap keanekaragaman hayati disebabkan
oleh potensi terjadinya aliran gen ketanaman
sekarabat atau kerabat dekat. Di bidang
kesehatan manusia terdapat kemungkinan
produk gen asaing, seperti, gen cry dari bacillus thuringiensis maupun bacillus
sphaeericus, dapat menimbulkan reaksi alergi pada tubuh mausia, perlu di cermati pula
bahwa insersi ( penyisipan ) gen asibg ke genom inag dapat menimbulkan interaksi
anatar gen asing dan inang produk bahan pertanian dan kimia yang menggunakan
bioteknologi.
Dampak lain yang dapat ditimbulkan oleh bioteknologi adalah persaingan internasional
dalam perdagangan dan pemasaran produk bioteknologi. Persaingan tersebut dapat
menimbulkan ketidakadilan bagi negara berkembang karena belum memiliki teknologi
yang maju, Kesenjangan teknologi yang sangat jauh tersebut disebabkan karena
bioteknologi modern sangat mahal sehingga sulit dikembangkan oleh negara
berkembang. Ketidakadilan, misalnya, sangat terasa dalam produk pertanian transgenik
yang sangat merugikan bagi agraris berkembang. Hak paten yang dimiliki produsen
organisme transgenik juga semakin menambah dominasi negara maju.
a. Dampak Negatif terhadap Lingkungan
Pelepasan organisme transgenik (berubah secara genetik) ke alam bebas dapat
menimbulkan berupa pencemaran biologi yang dapat lebih berbahaya daripada
pencemaran kimia dan nuklir.
13
Dengan keberadaan rekayasa genetika, perubahan genotipe tidak terjadi secara alami
sesuai dengan dinamika populasi, melainkan menurut kebutuhan pelaku bioteknologi itu.
Perubahan drastis ini akan menimbulkan bahaya, bahkan kehancuran. “Menciptakan”
mahluk hidup yang seragam bertentangan dengan prinsip di dalam biologi sendiri, yaitu
keanekaragaman.
b. Dampak Negatif terhadap Kesehatan
Produk rekayasa di bidang kesehatan dapat juga menimbulkan masalah serius.
Contohnya adalah penggunaan insulin hasil rekayasa telah menyebabkan 31 orang
meninggal di Inggris. Tomat Flavr Savrt diketahui mengandung gen resisten terhadap
antibiotik. Susu sapi yang disuntik dengan hormon BGH disinyalir mengandung bahan
kimia baru yang punya potensi berbahaya bagi kesehatan manusia.
c. Dampak Negatif di Bidang Sosial Ekonomi
Beragam aplikasi rekayasa menunjukkan bahwa bioteknologi mengandung dampak
ekonomi yang membawa pengaruh kepada kehidupan masyarakat. Produk bioteknologi
dapat merugikan petani kecil. Penggunaan hormon pertumbuhan sapi (bovine growth
hormone : BGH) dapat meningkatkan produksi sapi sampai 20% niscaya akan
menggusur peternak kecil. Dengan demikian bioteknologi dapat menimbulkan
kesenjangan ekonomi.
Dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi, tembakau, kopi, cokelat, gula, kelapa, vanili,
ginseng dan opium akan dapat dihasilkan melalui modifikasi genetika tanaman lain,
sehingga akan dapat menyingkirkan tanaman aslinya. Dunia ketiga sebagai penghasil
tanaman-tanaman tadi akan menderita kerugian besar.
d. Dampak Negatif terhadap Etika
Menyisipkan gen mahluk hidup lain memiliki dampak etika yang serius. Menyisipkan
gen mahluk hidup lain yang tidak berkerabat dianggap melanggar hukum alam dan sulit
diterima masyarakat. Mayoritas orang Amerika berpendapat bahwa pemindahan gen itu
tidak etis, 90% menentang pemindahan gen manusia ke hewan, 75% menentang
pemindahan gen dari hewan ke hewan lain. Bahan pangan transgenik yang tidak berlabel
juga membawa konsekuensi bagi penganut agama tertentu. Bagaimana hukumnya bagi
13
penganut agama Islam, kalau gen babi disisipkan ke dalam buah semangka? Penerapan
hak paten terhadap mahluk hidup hasil rekayasa merupakan pemberian hak pribadi atas
mahluk hidup. Hal ini bertentangan dengan nilai-nilai budaya yang menghargai nilai
intrinsik mahluk hidup.
Pada intinya, tak ada satupun perbuatan/tindakan yang tidak memiliki
dampak/akibat, sedangkan besar kecilnya dampak/akibat tersebut sudah pasti dirasakan
oleh si pelaku dan orang-orang disekitarnya.
Setuju atau tidak itulah fakta yang dirasakan, 99,99% Petani dan Peternak yang
tinggal di daerah masih bertani dengan cara TRADISIONAL, sedangkan hasil yang
mereka peroleh sudah mulai tergeser bahkan tersaingi oleh produk-produk pertanian dari
para petani modern. Lalu, mungkinkah mereka bertahan dengan keadaan yang
demikian…?
Setujukah anda dengan hal yang demikian?