BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Latar belakang pembuatan makalah tentang kalimat adalah selain untuk memenuhi tugas
Bahasa Indonesia juga untuk menambah wawasan pengetahuan mengenai kalimat, yang
bersangkutan dengan pengertiannya, jenis-jenis kalimat dan lain sebagainya.
B. Tujuan
Dalam setiap pekerjaan pasti memiliki tujuan masing-masing, begitu pula dengan pembuatan
makalah ini, memiliki beberapa tujuan, diantaranya :
1. Untuk memenuhi tugas bahasa Indonesia.
2. Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan.
C. Batasan-batasan Masalah
Agar pembahasan tentang kalimat ini tidak berbelit-belit dan akan menuju ke arah yang tidak
berkepentingan, maka diberi lah batasan-batasan masalah, diantaranya :
1. Pengertian kalimat
2. Jenis-jenis kalimat
BAB IIISI
A. Pengertian KalimatKalimat adalah satuan bahasa yang mengandung pikiran lengkap. Sebuah kalimat paling
kurang mengandung subjek dan predikat. Kalimat dalam wujud lisan diucapkan dengan suara
naik turun, dan keras lembut,disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Dalam wujud tulisan
berhuruf latin kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. (.), tanda
tanya (?) dan tanda seru (!).
Susilo (1990:2) mengemukakan lima ciri kalimat bahasa Indonesia kelima ciri tesebut
ialah: bermakna, bersistem urutan frase, dapat berdiri sendiri dalam hubungannya dengan
kalimat yang lain, berjeda dan berhenti dengan berakhirnya intonasi. Namun hal itu belum
menjamin bahwa kalimat itu ialah kalimat bahasa Indonesia baku.
Contoh kalimat:
di tempat itu dijadidkan tempat pertemuan bagi pihak yang bertikai di Poso.
Kalimat ini bukanlah kalimat baku meskipun memiliki kelima ciri kalimat diatas. Hal itu karena
tidak terlihat unsur subjek di dalam kalimat tersebut. Ciri kalimat baku menurut Susilo (1990:4),
yaitu: gramatikal, masuk akal, bebas dari unsur mubazir, bebas dari kontaminasi, bebas dari
interfensi, sesuai dengan ejaan yang berlaku dan sesuai dengan lafal bahasa Indonesia.
B. Pengertian SPOK
Setiap kalimat memiliki unsur penyusun kalimat. Gabungan dari unsur-unsur kalimat akan
membentuk kalimat yang mengandung arti. Unsur-unsur inti kalimat antara lain SPOK :
a. Subjek / Subyek (S)
Subjek atau pokok kalimat merupakan unsur utama kalimat. Subjek menentukan kejelasan
makna kalimat. Penempatan subjek yang tidak tepat, dapat mengaburkan makna kalimat.
Keberadaan subjek dalam kalimat berfungsi:
(1) membentuk kalimat dasar, kalimat luas, kalimat tunggal, kalimat majemuk,
(2) memperjelas makna,
(3) menjadi pokok pikiran,
(4) menegaskan makna,
(5) memperjelas pikiran ungkapan,
(6) membentuk kesatuan pikiran.
Ciri-ciri subjek:
1. jawaban apa atau siapa
2. didahului kata bahwa
3. berupa kata atau frasa benda (nomina)
4. disertai dengan kata ini atau itu
5. disertai pewatas yang
6. kata sifat didahului kata si atau sang: si cantik, si hitam, sang perkasa
7. tidak didahului preposisi: di, dalam, pada, kepada, bagi, untuk, dari, menurut, berdasarkan,
dan lain-lain.
8. tidak dapat diingkarkan dengan kata tidak, tetapi dapat dengan kata bukan.
Contoh Subjek :
Jawaban atas Pertanyaan Apa atau Siapa kepada Predikat.
1. Hadi memelihara binatang
Siapa memelihara? Jawab : Hadi. (maka Hadia adalah Subjek (S)
2. Meja itu dibeli oleh paman.
Apa dibeli ? = jawab Meja
3. Biasanya disertai kata itu,ini,dan yang (yang ,ini,dan itu juga sebagai pembatas antara subyek
dan predikat).
Anak itu membawa bukuku
S P
b. Predikat (P)
Predikat adalah bagian yang memberi keterangan tentang sesuatu yang berdiri sendiri atau subjek
itu. Memberi keterangan tentang sesuatu yang berdiri sendiri tentulah menyatakan apa yang
dikerjakan atau dalam keadaan apakah subjek itu. Oleh karena itu, biasanya predikat terjadi dari
kata kerja atau kata keadaan .Kita selalu dapat bertanya dengan memakai kata tanya mengapa,
artinya dalam keadaan apa, bagaimana, atau mengerjakan apa?.
Ciri-ciri predikat:
1. jawaban mengapa, bagaimana
2. dapat diingkarkan dengan tidak atau bukan
3. dapat didahului keterangan aspek: akan, seudah, sedang, selalu, hampir
4. dapat didahului keterangan modalitas: sebaiknya, seharusnya, seyogyanya, mesti, selayaknya,
dan lain-lain
5. tidak didahului kata yang, jika didahului yang predikat berubah fungsi menjadi perluasan
subjek
6. didahului kata adalah, ialah, yaitu, yakni
7. predikat dapat berupa kata benda, kata kerja, kata sifat atau bilangan.
c. Objek (O)
Subjek dan predikat cenderung muncul secara eksplisit dalam kalimat, namun objek tidaklah
demikian halnya. Kehadiran objek dalam kalimat bergantung pada jenis predikat kalimat serta
ciri khas objek itu sendiri. Predikat kalimat yang berstatus transitif mempunyai objek. Biasanya,
predikat ini berupa kata kerja berkonfiks me-kan, atau me-i, misalnya: mengembalikan,
mengumpulkan; me-i, misalnya: mengambili, melempari, mendekati.
Dalam kalimat, objek berfungsi:
(1) membentuk kalimat dasar pada kalimat berpredikat transitif,
(2) memperjelas makna kalimat
(3) membentuk kesatuan atau kelengkapan pikiran.
Ciri-ciri objek:
1. berupa kata benda
2. tidak didahului kata depan
3. mengikuti secara langsung di belakang predikat transitif
4. jawaban apa atau siapa yang terletak di belakang predikat transitif
5. dapat menduduki fungsi subjek apabila kalimat itu dipasifkan.
d. Keterangan (K)
Keterangan merupakan unsur kalimat yang memberikan informasi lebih lanjut tentang suatu
yang dinyatakan dalam kalimat; misalnya, memberi informasi tentang tempat, waktu, cara,
sebab, dan tujuan. Keterangan ini dapat berupa kata, frasa, atau anak kalimat. Keterangan yang
berupa frasa ditandai oleh preposisi, seperti di, ke, dari, dalam, pada, kepada, terhadap, tentang,
oleh, dan untuk. Keterangan yang berupa anak kalimat ditandai dengan kata penghubung, seperti
ketika, karena, meskipun, supaya, jika, dan sehingga.
Berikut ini beberapa ciri unsur keterangan.
• Bukan Unsur Utama
Berbeda dari subjek, predikat, objek, dan pelengkap, keterangan merupakan unsur tambahan
yang kehadirannya dalam struktur dasar kebanyakan tidak bersifat wajib.
• Tidak Terikat Posisi
Di dalam kalimat, keterangan merupakan unsur kalimat yang memiliki kebebasan tempat.
Keterangan dapat menempati posisi di awal atau akhir kalimat, atau di antara subjek dan
predikat.
Jenis Keterangan
Keterangan dibedakan berdasarkan perannya di dalam kalimat.
1. Keterangan Waktu
Keterangan waktu dapat berupa kata, frasa, atau anak kalimat. Keterangan yang berupa kata
adalah kata-kata yang menyatakan waktu, seperti kemarin, besok, sekarang, kini, lusa, siang, dan
malam. Keterangan waktu yang berupa frasa merupakan untaian kata yang menyatakan waktu,
seperti kemarin pagi, hari Senin, 7 Mei, dan minggu depan. Keterangan waktu yang berupa anak
kalimat ditandai oleh konjungtor yang menyatakan waktu, seperti setelah, sesudah, sebelum,
saat, sesaat, sewaktu, dan ketika.
2. Keterangan Tempat
Keterangan tempat berupa frasa yang menyatakan tempat yang ditandai oleh preposisi, seperti di,
pada, dan dalam.
3. Keterangan Cara
Keterangan cara dapat berupa kata ulang, frasa, atau anak kalimat yang menyatakan cara.
Keterangan cara yang berupa kata ulang merupakan perulangan adjektiva. Keterangan cara yang
berupa frasa ditandai oleh kata dengan atau secara. Terakhir, keterangan cara yang berupa anak
kalimat ditandai oleh kata dengan dan dalam.
4. Keterangan Sebab
Keterangan sebab berupa frasa atau anak kalimat. Keterangan sebab yang berupa frasa ditandai
oleh kata karena atau lantaran yang diikuti oleh nomina atau frasa nomina. Keterangan sebab
yang berupa anak kalimat ditandai oleh konjungtor karena atau lantaran.
5. Keterangan Tujuan
Keterangan ini berupa frasa atau anak kalimat. Keterangan tujuan yang berupa frasa ditandai
oleh kata untuk atau demi, sedangkan keterangan tujuan yang berupa anak kalimat ditandai oleh
konjungtor supaya, agar, atau untuk.
6. Keterangan Aposisi
Keterangan aposisi memberi penjelasan nomina, misalnya, subjek atau objek. Jika ditulis,
keterangan ini diapit tanda koma, tanda pisah (--), atau tanda kurang.
Perhatikan contoh berikut.
• Dosen saya, Bu Erwin, terpilih sebagai dosen teladan.
7. Keterangan Tambahan
Keterangan tambahan memberi penjelasan nomina (subjek ataupun objek), tetapi berbeda dari
keterangan aposisi. Keterangan aposisi dapat menggantikan unsur yang diterangkan, sedangkan
keterangan tambahan tidak dapat menggantikan unsur yang diterangkan. Seperti contoh berikut.
• Siswanto, mahasiswa tingkat lima, mendapat beasiswa.
Keterangan tambahan (tercetak miring) itu tidak dapat menggantikan unsur yang diterangkan
yaitu kata Siswanto.
8. Keterangan Pewatas
Keterangan pewatas memberikan pembatas nomina, misalnya, subjek, predikat, objek,
keterangan, atau pelengkap. Jika keterangan tambahan dapat ditiadakan, keterangan pewatas
tidak dapat ditiadakan. Contohnya sebagai berikut.
• Mahasiswa yang mempunyai IP tiga lebih mendapat beasiswa.
Contoh diatas menjelaskan bahwa bukan semua mahasiswa yang mendapat beasiswa, melainkan
hanya mahasiswa yang mempunyai IP tiga lebih.
e. Pelengkap (Pel)
Perbedaannya terletak pada kalimat pasif. Pelengkap tidak menjadi subjek dalam kalimat pasif.
Jika terdapat objek dan pelengkap dalam kalimat aktif, objeklah yang menjadi subjek kalimat
pasif, bukan pelengkap. Berikut ciri-ciri pelengkap.
Di Belakang Predikat
Ciri ini sama dengan objek. Perbedaannya, objek langsung di belakang predikat, sedangkan
pelengkap masih dapat disisipi unsur lain, yaitu objek. Contohnya terdapat pada kalimat berikut.
a) Diah mengirimi saya buku baru.
b) Mereka membelikan ayahnya sepeda baru.
Unsur kalimat buku baru, sepeda baru di atas berfungsi sebagai pelengkap dan tidak mendahului
predikat.
Hasil jawaban dari predikat dengan pertanyaan apa.
Contoh :
a. Pemuda itu bersenjatakan parang.
Kata parang adalah pelengkap.
Bersenjatakan apa ? jawab parang ( maka parang sebagai pelengkap )
b. Budi membaca buku.
Membaca apa ? jawab buku (buku sebagai obyek karena dapat
menempati Subyek)
C. Pola Kalimat Dasar
Berdasarkan penelitian para ahli, pola kalimat dasar dalam bahasa Indonesia adalah sebagai
berikut:
1. KB + KK : Mahasiswa berdiskusi.
2. KB + KS : Dosen itu ramah.
3. KB + KBil : Harga buku itu sepuluh ribu rupiah.
4. KB + (KD + KB) : Tinggalnya di Palembang.
5. KB1 + KK + KB2 : Mereka menonton film.
6. KB1 + KK + KB2 + KB3 : Paman mencarikan saya pekerjaan.
7. KB1 + KB2 : Rustam peneliti.
Ketujuh pola kalimat dasar ini dapat diperluas dengan berbagai keterangan dan dapat pula pola-
pola dasar itu digabung-gabungkan sehingga kalimat menjadi luas dan kompleks.
D. Jenis-jenis Kalimat1. Kalimat berdasarkan pengucapana) Kalimat langsung adalah kalimat yang secara cermat menirukan ucapan orang. Kalimat
langsung juga dapat diartikan kalimat yang memberitakan bagaimana ucapan dari orang lain
(orang ketiga) dengan lngsung menirukan, mengutip atau mengulang kembali ujaran dari
sumber tersebut. Kalimat ini biasanya ditandai dengan tanda petik dua (“….”) dan Intonasi dari
bagian kutipan bernada lebih tinggi dari bagian lainnya.
Ciri-ciri kalimat langsung :
1. Susunan kutipan-pengiring
• Bila kutipan ada di awal kalimat, masukkan tanda petik pembuka dan tulis kutipannya diawali
dengan huruf besar.
• Tambahkan tanda titik, tanda seru atau anda tanya di akhir kutipan. • Masukkan tanda petik
penutup di akhir kutipan.
• Ikuti dengan spasi.
• Masukkan pengiring tanpa diselipkan tanda koma dan huruf besar.
• Akhiri pengiring dengan tanda titik.
Contoh : “Apa yang harus ku lakukan?” gumam Ratu Gading Mas.
2. Susunan pengiring-kutipan
• Bila kutipan ada di akhir kalimat, tuliskan pengiringnya dulu seperti menulis kalimat biasa.
• Selipkan tanda koma sebelum menambahkan kutipan.
• Selipkan spasi.
• Masukkan tanda petik pembuka dan awali kutipan dengan huruf besar.
• Tambahkan tanda titik, tanda seru atau anda tanya di akhir kutipan.
• Masukkan tanda petik penutup di akhir kutipan.
Contoh : Lalu Ratu berkata kepada pengawalnya, “Suruh kedua wanita itu menghadapku!”
3. Susunan kutipan, pengiring dan kutipan lagi.
• Ulang cara menulis kalimat langsung yang susunannya pengiring-kutipan, tetapi jangan taruh
tanda titik di belakang pengiring.
• Taruh tanda koma di belakang pengiring.
• Selipkan spasi
• Masukkan tanda petik pembuka dan tetapi jangan awali kutipan dengan huruf besar.
• Tambahkan tanda titik, tanda seru atau anda tanya di akhir kutipan.
• Masukkan tanda petik penutup di akhir kutipan.
Contoh : “Tunggu!” teriak penasehat ratu, “lebih baik kita selidiki dulu masalahnya.”
b) Kalimat tak langsung adalah kalimat yang menceritakan kembali ucapan atau perkataan orang
lain. Kalimat tak langsung tidak ditandai lagi dengan tanda petik dua, berkata
tugas(bahwa,agar,sebab,untuk,supaya,tentang,dsb), Intonasi mendatar dan menurun
pada akhir kalimat
Ciri-ciri Kalimat Tak Langsung
1. kata ganti orang ke-1 menjadi orang ke-3.
Contoh: Ratu Gading Mas tidak tahu apa yang harus dia lakukan
2. kata ganti orang ke-2 menjadi orang ke-1.
Contoh: Ia menyuruh pengawalnya untuk membawa kedua wanita itu masuk.
3. kata ganti orang ke-2 jamak atau kita menjadi kami atau mereka, sesuai dengan isinya.
Contoh: Penasehat ratu menyuruh pengawal itu untuk menunggu dan
menyarankan agar mereka menanyakan dulu sebabnya.
2. Kalimat berdasarkan jumlah frasa (struktur gramatikalnya)
a) Kalimat tunggal ialah kalimat yang hanya memiliki satu pola (klausa), yang terdiri dari subjek
dan predikat. Kalimat tunggal merupakan kalimat yang paling sederhana. Kalimat tunggal yang
sederhana ini dapat ditelusuri berdasarkan pola-pola pembentukannya.
Pola-pola kalimat dasar yang dimaksud adalah sebagai berikut :
KB + KK (kata benda + kata kerja)Contoh:Ibu memasak S P
KB + KS (kata benda + kata sifat)Contoh:Anak itu sangat rajin. S P
KB + KBil (kata benda + kata bilangan)Contoh:Apel itu ada dua buah. S P
Kalimat tunggal terdiri dari 2 jenis, yaitu:
Kalimat Nominal yaitu jenis kalimat yang pola predikatnya menggunakan kata benda.
Contoh: Adik perempuan saya ada dua orang.
Kalimat Verbal yaitu jenis kalimat yang menggunakan kata kerja sebagai predikatnya.
Contoh: Saya sedang mandi.
Dua jenis kalimat tunggal diatas dapat dikembangkan dengan menambahkan kata pada tiap
unsur-unsurnya. Dengan adanya penambahan tiap unsur-unsur itu, unsur utama masih dapat
dengan mudah dikenali. Perluasan kalimat tunggal itu terdiri atas:
1. Keterangan tempat
misalnya: disini, lewat jalan itu, di daerah ini, dll.
Contoh: Rumahnya ada di daerah ini.
2. Keterangan waktu
misalnya: setiap hari, pukul, tahun ini, tahun depan, kemaren, lusa, dll.
Contoh: Aktifitasnya dimulai pukul 08.30 pagi.
3. Keterangan alat
misalnya: dengan baju, dengan sepatu, dengan motor, dll.
Contohnya: Dia pergi dengan sepeda motor.
4. Keterangan cara
misalnya: dengan hati-hati, secepat mungkin, dll.
Contoh: Prakarya itu dibuat dengan hati-hati.
5. Keterangan modalitas
misalnya: harus, mungkin, barangkali, dll.
Contoh: Saya harus giat berlatih.
6. Keterangan aspek
misalnya: akan, sedang, sudah, dan telah.
Contoh: Dia sudah menyelesaikannya.
7. Keterangan tujuan
misalnya: untuk dirinya, untuk semua orang,dll
Contoh: Orang itu membuat dirinya terlihat menawan.
8. Keterangan sebab
misalnya: karena rajin, karena panik, dll.
Contoh: Dia lulus ujian karena rajin belajar.
9. Keterangan tujuan (ket. yang sifatnya menggantikan)
contoh: penerima medali emas, taufik Hidayat.
10. Perluasan kalimat yang menjadi frasa
contoh: orang itu menerima predikat guru teladan.
b) Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri dari beberapa kalimat dasar. Struktur kalimat
majemuk terdiri dari dua atau lebih kalimat tunggal yang saling berhubungan baik secara
kordinasi maupun subordinasi.
Kalimat majemuk dapat dibedakan atas 3 jenis:
Kalimat Majemuk Setara (KMS) adalah kalimat yang terdiri dari 2 atau lebih kalimat tunggal,
dan kedudukan tiap kalimat tunggal itu ialah setara baik secara struktur maupun makna kalimat
itu. Struktur kalimat yang di dalamnya terdapat sekurang-kurangnya dua kalimat dasar dan
masing-masing dapat berdiri sebagai kalimat tunggal.
Contoh: Saya makan; dia minum.
Kalimat tersebut terdiri dari dua kalimat dasar yaitu a) Saya makan dan b) Dia minum.
Jika kalimat a) ditiadakan, kalimat b) masih dapat berdiri sendiri dan tidak tergantung baik dari
segi struktur maupun makna kalimat. Demikian juga, jika kalimat dasar b) ditiadakan, kalimat
dasar b) masih dapat berdiri sendiri sebagai kalimat tunggal. Kedua kalimat tersebut memiliki
kedudukan yang sama di dalam kalimat majemuk setara.
Hubungan kedua kalimat dasar dalam kalimat majemuk setara tersebut tidak tampak jelas
karena tidak digunakan konjungsi di antara kedua kalimat dasar tersebut. Hubungan yang paling
dekat dengan makna kalimat majemuk setara tersebut adalah hubungan urutan peristiwa.
Konjungsi yang cocok adalah lalu, lantas, terus, atau kemudian.
1a) Saya makan lalu dia minum.
Jika konjungsi kalimat itu diganti dengan kata tetapi, hubungan kedua kalimat tersebut akan
berubah. Hubungan kalimat yang semula hubungan urutan peristiwa akan berubah menjadi
hubungan pertentangan.
1b) Saya makan, tetapi dia minum.
Jadi, konjungsi mempunyai peranan yang penting dalam kalimat majemuk. Peranan
konjungsi adalah menyatakan hugungan antarkalimat dasar di dalam kalimat majemuk.
Kalimat majemuk setara dapat dikelompokkan kedalam beberapa bagian, yaitu:
o Kalimat majemuk setara penggabungan ialah jenis kalimat yang dapat diidentifikasi dengan
adanya kalimat yang dihubungkan dengan kata “dan” atau “serta”. Contoh: "Aku menulis surat
itu dan Dia yang mengirimnya ke kantor pos.", "Murid-murid membuat prakarya itu serta
memajangnya di pameran."
o Kalimat majemuk setara pertentangan ialah jenis kalimat majemuk yang dihubungkan dengan kata
“tetapi”, “sedangkan”, “melainkan”, “namun”. Contoh: "Anak itu rajin datang kesekolah, tetapi
nilainya selalu merah.", "Ibu memasak didapur sedangkan saya membersihkan rumah.", "Yang
membuat prakarya itu bukan adiknya melainkan kakaknya yang membuat prakarya itu.", "Dia
tidak membuat makanan itu namun hanya menyiapkannya untuk para tamu."
o Kalimat majemuk setara pemilihan ialah jenis kalimat majemuk yang didalam kalimatnya
dihubungkan dengan kata “atau”. Contoh" "Dia bingung memilih antara buah apel atau buah
anggur."
o Kalimat majemuk setara penguatan ialah jenis kalimat yang mengalami penguatan dengan
menambahkan kata “bahkan”. Contoh: "Dia tidak hanya pandai bermain alat musik, dia bahkan
pandai bernyanyi."
Kalimat Majemuk Bertingkat(KMB) adalah penggabungan dua kalimat atau lebih kalimat
tunggal yang kedudukannya berbeda. Di dalam kalimat majemuk bertingkat terdapat unsur induk
kalimat dan anak kalimat. Anak kalimat timbul akibat perluasan pola yang terdapat pada induk
kalimat. Kalimat majemuk bertingkat mengandung satu kalimat dasar yang merupakan inti
(utama) dan satu atau beberapa kalimat dasar yang berfungsi sebagai pengisi salah satu unsur
kalimat itu. Konjungsi yang digunakan dalam kalimat majemuk bertingkat adalah ketika, karena,
supaya, meskipun, jika, dan sehingga.
o Induk Kalimat dan Anak Kalimat
Perbedaan induk kalimat dan anak kalimat dapat dilihat berdasarkan tiga kategori
.
1) Kemandirian sebagai Kalimat Tunggal
Induk kalimat mempunyai ciri dapat berdiri sendiri sebagai kalimat mandiri, sedangkan anak
kalimat tidak dapat berdiri sebagai kalimat tanpa induk kalimat. Hal ini tampak pada contoh
berikut.
a) Hujan turun selama tiga hari tiada henti-hentinya.
b) Sehingga banjir melanda sawah dan ladang petani desa itu.
Kalimat (a) dapat berdiri sendiri, sedangkan kalimat (b) tidak.
2) Konjungsi
Konjungsi digunakan untuk menghubungkan anak kalimat dengan induk kalimat. Dengan kata
lain, anak kalimat ditandai oleh adanya konjungsi, sedangkan induk kalimat tidak didahului
konjungsi.
Saya membaca buku ketika dia datang.
Jika konjungsi dipindahkan di awal kalimat itu, akan terjadi perubahan baik struktur maupun
informasi.
Ketika saya membaca buku, dia datang.
Setelah dipindahkan ke bagian awal, unsur pertama kalimat tersebut merupakan anak kalimat
dan unsur kedua merupakan induk kalimat.
3) Urutan
Anak kalimat yang berfungsi sebagai keterangan mempunyai kebebasan tempat, kecuali anak
kalimat akibat, didahului kata sehingga. Jika anak kalimat di depan induk kalimat, anak kalimat
itu harus dipisahkan dengan tanda koma dari induk kalimatnya. Anak kalimat yang menempati
posisi di belakang induk kalimat dapat ditempatkan di depan kalimat tanpa perubahan informasi
yang pokok.
Contoh :
- Dia mengajukan permintaan kredit investasi kecil karena ingin meningkatkan perusahaan.
Kalimat tersebut dapat diubah menjadi berikut.
- Karena ingin meningkatkan perusahaannya, dia mengajukan permintaan kredit investasi kecil.
o Jenis Anak Kalimat
Berdasarkan perannya, anak kalimat dapat dibedakan atas beberapa jenis.
1) Anak Kalimat Keterangan Waktu
Anak kalimat ini ditandai oleh konjungsi yang menyatakan waktu seperti ketika, waktu, kala,
tatkala, saat, sebelum, sesudah, dan setelah.
Contoh:
Seorang pengunjung, ketika melihat seorang anak kesakitan, sempat terisak.
2) Anak Kalimat Keterangan Sebab
Anak kalimat ini ditandai oleh konjungsi yang menyatakan hubungan sebab, antara lain, sebab,
karena, dan lantaran. Konjungsi ini mengawali bagian anak kalimat dalam kalimat majemuk
bertingkat.
Contoh:
Karena jatuh dari sepeda, Andi tidak masuk kuliah.
3) Anak Kalimat Keterangan Akibat
Anak kalimat ini ditandai oleh konjungsi yang menyatakan pertalian akibat. Konjungsi yang
digunakan adalah hingga, sehingga, maka, akibatnya, dan akhirnya. Anak kalimat keterangan
akibat hanya menempati posisi akhir, terletak di belakang induk kalimat.
Contoh:
Hujan turun berhari-hari sehingga banjir besar melanda kota itu.
4) Anak Kalimat Keterangan Syarat
Anak kalimat ini ditandai oleh konjungsi yang menyatakan hubungan syarat. Konjungsi itu,
antara lain, jika, kalau, apabila, andaikata, dan andaikan.
Contoh:
Jika ingin berhasil dengan baik, Andi harus belajar dengan tekun.
5) Anak Kalimat Keterangan Tujuan
Anak kalimat ini ditandai oleh konjungsi yang menyatakan hubungan tujuan. Konjungsi yang
digunakan adalah supaya, agar, untuk, guna, dan demi.
Contoh:
Ana belajar dengan tekun agar lulus ujian akhir semester.
6) Anak Kalimat Keterangan Cara
Anak kalimat ini ditandai oleh konjungsi yang menyatakan cara. Konjungsi tersebut adalah
dengan dan dalam.
Contoh:
Pemerintah berupaya meningkatkan ekspor nonmigas dalam mengatasi pemasaran minyak yang
terus menurun.
7) Anak Kalimat Keterangan Pewatas
Anak kalimat ini menyertai nomina, baik nomina itu berfungsi sebagai subjek, predikat, maupun
objek. Konjungsi yang digunakan adalah yang atau kata penunjuk itu. Anak kalimat ini berfungsi
sebagai pewatas nomina.
Contoh:
Anak yang berbaju hijau mempunyai dua ekor kucing.
8) Anak Kalimat Pengganti Nomina
Anak kalimat ini ditandai oleh kata bahwa dan anak kalimat ini dapat menjadi subjek atau objek
dalam kalimat transitif.
Contoh:
Ana mengatakan bahwa jeruk itu asam
Berdasarkan kata penghubungnya (konjungsi), kalimat majemuk bertingkat terdiri dari 10
macam, yakni:
1. Waktu, misal: ketika, sejak, saat ini. Contoh: "Rumah makan itu sudah berdiri sejak orang tuaku
menetap di kota ini.", "Orang tuaku meninggalkan kota ini ketika umurku beranjak 3 tahun."
2. Sebab, misal: karena, oleh karena itu, sebab, oleh sebab itu. Contoh: "Dia pergi dari rumah
karena bertengkar dengan istrinya."
3. Akibat, misal: hingga, sehingga, maka. Contoh: "Hari ini hujan sangat deras di Ibukota hingga
mampu menggenangi beberapa ruas jalan."
4. Syarat, misal: jika, asalkan, apabila. Contoh: "Dia harus giat belajar jika ingin nilainya
sempurna.", "Tanaman itu bisa tumbuh dengan subur asalkan dirawat dengan baik."
5. Perlawanan, misal: meskipun, walaupun. Contoh: "Dia ingin masuk ke perguruan tinggi di
Jakarta walaupun nilai kelulusannya tidak memenuhi syarat.", "Dia selalu pergi kesekolah
dengan berjalan kaki meskipun dia tahu kalau jarak antara rumah dan sekolahnya sangat jauh."
6. Pengandaian, misal: andaikata, seandainya. Contoh: "Tim kita bisa menjadi juara 1 andaikata
kita berusaha lebih keras lagi."
7. Tujuan, misal: agar, supaya, untuk. Contoh: "Dia bekerja disini agar mendapatkan biaya
hidup.", "Pria itu membuatkan sebuah rumah di daerah "A" untuk kedua orangtuanya."
8. Perbandingan, misal: bagai, laksana, ibarat, seperti. Contoh: "Wajah anak itu bagai bulan
kesiangan.", "Anaknya yang suka membangkang itu ibarat Malin Kundang di zaman modern."
9. Pembatasan, misal: kecuali, selain. Contoh: "Dia memiliki bakat menyanyi selain bakat bermain
musik."
10. Alat, misal: (dengan + Kata Benda) dengan mobil, dll. Contoh: "Orang itu pergi ke kantor
dengan mobil."
11. Kesertaan, misal: dengan + orang. Contoh: "Murid-murid sekolah dasar pergi berdarmawisata
dengan para guru."
Kalimat Majemuk Campuran (KMC) adalah kalimat majemuk yang merupakan penggabungan
antara kalimat majemuk setara dengan kalimat majemuk bertingkat. Minimal pembentukan
kalimatnya terdiri dari 3 kalimat.
Contoh:
1. Toni bermain dengan Kevin. (kalimat tunggal 1)
2. Rina membaca buku dikamar. (kalimat tunggal 2, induk kalimat)
3. Ketika aku datang kerumahnya. (anak kalimat sebagai pengganti keterangan waktu)
Hasil penggabungan ketiga kalimat diatas.
Toni bermain dengan Kevin dan Rina membaca buku dikamar, ketika aku datang kerumahnya.
3. Kalimat berdasarkan isi atau fungsinya
a) Kalimat pernyataan (deklaratif) adalah Kalimat pernyataan dipakai jika penutur ingin
menyatakan sesuatu dengan lengkap pada
waktu ia ingin menyampaikan informasi kepada lawan berbahasanya. (Biasanya, intonasi
menurun;tanda baca titik).
Misalnya:
Positif
1. Presiden Gus Dur mengadakan kunjungan ke luar negeri.
2. Indonesia menggunakan sistem anggaran yang berimbang.
Negatif
1. Tidak semua bank memperoleh kredit lunak.
2. Dalam pameran tersebut para pengunjung tidak mendapat informasi yang memuaskan tentang
bisnis komdominium di kota-kota besar.
b) Kalimat perintah adalah kalimat yang bertujuan untuk memberikan perintah kepada seseorang
untuk melakukan sesuatu. Kalimat perintah dalam bentuk lisan biasanya diakhiri dengan intonasi
yang tinggi, sedangkan pada bentuk tulisan kalimat ini akan diakhiri dengan tanda seru (!).
Ciri-ciri kalimat perintah:
1. Intonasi keras, terutam aperintah biasa dan larangan
2. Menggunakan tanda seru (!) , bila digunakan dalam tulisan
3. Kata kerja yang mendukung kalimat biasanya kata kerja dasar
4. Menggunakan partikel pengeras (lah)
5. Berpola kalimat inversi (PS).
Beberapa bentuk kalimat perintah :
1. Kalimat perintah permintaan adalah perintah yang halus, orang yang menyuruh bersikap rendah.
Contoh :
- Tolong, tutup pintu itu!
- Tolong bawa buku itu kesini!
- Harap berdiri!
- Kalau ada waktu, bacalah buku ini!
-
2. Kalimat perintah larangan adalah perintah yang melarang seseorang melakukan sesuatu hal. Bila
larangan itu bersifat umum/resmi digunakan kata dilarang, bila bersifat khusus/tidak resmi
digunakan kata jangan.
contoh:
- Jangan membuang sampah sembarangan!
- Dilarang merokok disini!
3. Kalimat perintah ajakan biasanya didahului kata-kata ajakan.
contoh:
- Marilah kita bersama-sama melestarikan kebudayaan Indonesia!
- Mari kita jaga kebersihan rumah kita!
4. Kalimat perintah sindiran/cemooh adalah perintah yang mengandung ejekan karena yakin bahwa
yang diperintah tidak mampu melaksanakan yang diperintahkan.
Contoh :
- Kerjakan sendiri, kalau kamu bisa!
- Dekatilah anjing itu, kalau kamu berani!
- Tangakaplah jika engkau berani!
5. Kalimat perintah bersyarat adalah perintah yang mengandung syarat untuk terpenuhi sesuatu hal.
Contoh:
- Tanyakanlah kepadanya, tentu ia akan menerangkannya kepadamu !
- Bantulah dia, pasti pekerjaannya akan segera selesai!
6. Kalimat perintah mengizinkan adalah perintah biasa yang ditambahkan dengan pernyataan yang
mengungkapkan pemberian izin.
Contoh:
- Makanlah, semampu anda!
- Ambillah buah mangga itu semaumu!
c) Kalimat berita adalah kalimat yang isinya mengabarkan atau menginformasikan sesuatu.
Dalam penulisannya kalimat ini diakhiri dengan tanda titik (.) dan dalam pelafalannya kalimat ini
akan diakhiri dengan intonasi yang menurun. Biasanya kalimat berita akan berakhir dengan
pemberian tanggapan dari pihak yang mendengar kalimat berita ini.
Ciri-ciri kalimat berita :
2. intonasinya yang netral, tak ada suatu bagian yang dipentingkan dari yang lain
3. Susunan kalimat tak dapat dijadikan ciri-ciri karena hampir sama saja dengan kalimat lain.
4. Suatu bagian dari kalimat berita dapat dijadikan pokok pembicaraan. Dalam hal ini bagian
tersebut dapat ditempatkan di depan kalimat, atau bagian tersebut mendapat intonasi yang lebih
keras. Intonasi yang lebih keras yang menyertai kalimat seperti ini disebut intonasi pementing.
Beberapa bentuk kalimat berita:
1. Kalimat berita positif.
2. Kalimat berita negatif yaitu kalimat yang berisi pengingkaran atau kalimat yang ditandai dengan
kata ingkar yaitu menggunakan kata "tidak" dan kata "bukan".
Contoh :
1. Ayahku bukan seorang koruptor. (negatif)
2. Kakekku tidak mau makan daging sapi. (negatif)
3. Rian adalah seorang pembunuh yang sadis. (positif)
4. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meresmikan masjid agung di bogor. (positif)
5. Banyak anggota DPR yang melakukan korupsi. (positif).
c) Kalimat Tanya adalah kalimat yang bertujuan untuk mendapatkan informasi, biasanya kalimat
ini akan diakhiri dengan pemberian tanda tanya (?). Kata Tanya yang sering digunakan untuk
membuat kalimat. Adapun macam kata tanya dan gunanya adalah :
- Apa : hal, orang, atau barang
- Siapa : orang atau nama orang
- Kapan, bilamana : waktu
- Dimana : tempat
- Mengapa : sebab
- Bagaimana : keadaan, cara, proses.
Contoh :
1. Apa yang dia lakukan disana ?
2. Siapa namamu?
3. Kapan anda pergi ke Banjarmasin?
4. Dimana rumahmu?
5. Bagaimana pemerintah menyelesaikan krisis ekonomi saat ini?
6. Mengapa orang-orang itu berhamburan pergi keluar gedung?
Beberapa bentuk kalimat tanya:
1. Kalimat Tanya klarifikasi dan konfirmasi
Yang dimaksud kalimat tanya klarifikasi (penegasan) dan kalimat Tanya konfirmasi
(penjernihan) ialah kalimat tanya yang disampaikan kepada orang lain untuk tujuan
mengukuhkan dan memperjelas persoalan yang sebelumnya telah diketahui oleh penanya.
Kalimat tanya ini tidak meminta penjelasan, tapi hanya membutuhkan jawaban pembenaran atau
sebaliknya dalam bentuk ucapan ya atau tidak dan benar atau tidak benar.
Contoh kalimat Tanya konfirmasi :
a. Apakah engkau ingin pulang hari ini? (ya/tidak)
b. Apakah anda mengambil buku itu? (ya/Tidak)
Contoh kalimat tanya klarifikasi:
a. Benarkah Saudara yang memimpin penelitianmu?
b. Apa benar barang-barang ini milik Anda?
2. kalimat tanya retorik
Kalimat Tanya retorik adalah kalimat Tanya yang tidak menghendaki jawaban karena penanya
jawaban sudah tahu.
Contoh:
i. Apakah anda mau tidak naik kelas?
ii. Apakah saudara mau di jajah kembali?
3. Kalimat tanya tersamar
Kalimat Tanya tersamar adalah kalimat yang tujuannya tidak untuk bertanya melainkan
mempunyai tujuan lain yaitu:
Tujuanmeminta:
-Bolehkah saya tahu siapa namamu?
- Dapatkah kamu menolong saya?
Tujuan mengajak:
- Bagaimana kalau kamu ikut dalam perlombaan sains antarsekolah?
- Dapatkah kamu menemaniku ke pesta itu nanti malam?
Tujuan memohon:
- Apakah kamu bersedia menerima lamaran saya?
- Bersediakah kamu meminjamkan motormu kepadaku?
Tujuan menyuruh:
- Bagaimana kalau kamu berangkat ke sekolah sekarang?
- Maukah kamu membuatkan kue bolu?
Tujuan merayu:
- Kapan saya bisa mengajak kamu jalan-jalan?
- Jadi kan kamu traktir saya makan hari ini?
Tujuan menyindir:
- Apa tidak ada orang yang lebih bodoh dari kamu?
- Begini caranya kamu berterima kasih?
Tujuan menyanggah:
- Apa dengan cara ini semua persoalan dapat selesai?
- Bagaimana jika kita mencari cara yang lain?
Tujuan meyakinkan:
- Mestikah saya bersumpah di hadapanmu?
- Apa selama ini kata-kata saya cuma pepesan kosong?
Tujuan menyetujui:
- Tak ada alasan untuk ditolak, bukan?
- Apa pantas hal ini saya abaikan?
d) Kalimat seruan adalah kalimat yang dipakai untuk mengungkapkan perasaan (sakit, marah,
terkejut, hairan, sindiran, sedih, takut, terperanjat, hiba, dan sebagainya). Dalam pelafalan
biasanya ditandai dengan intonasi yang tinggi, sedangkan dalam penulisannya kalimat seruan
akan diakhiri dengan tanda seru (!) atau tanda titik (.).
Adapun macam kalimat seru dan gunanya adalah :
Aduh, untuk menyatakan perasaan sakit dan kagum
Contoh: - Aduh, sakitnya tangaanku!
- Aduh, besarnya rumahmu!
Aduhai untuk menyatakan perasaan sedih
Contoh: - Aduhai, sungguh malang nasibku!
Ah untuk menyatakan tidak setuju atau menolak sesuatu
Contoh : - Ah, saya tetap tidak mengaku bersalah!
- Ah, alasan itu tidak dapat kuterima!
Amboi/wah untuk menyatakn perasaan heran atau kagum
Contoh : - Amboi, cantik sekali gadis itu!
- Wah, indah sekali pemandangan itu!
Cis/cih untuk menyatakan perasaan marah dan benci
Contoh : - Cis, berani dia menentang aku!
- Cih, mereka tidak kenal siapa aku!
Eh untuk menyatakan perasaan terkejut atau heran
Contoh: - Eh, kamu sudah sampai !
- Eh, tadi dia ada disini!
4. Kalimat Berdasarkan Unsur Kalimat
Kalimat yang dilihat dari unsur kalimatnya dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
a. Kalimat lengkap adalah kalimat yang setidaknya masih memiliki sebuah subjek dan sebuah predikat. Contoh : -Presiden SBY membeli buku gambar
S P O
- Si Jarwo Pergi
S P
b. kalimat tak lengkap adalah kalimat yang tidak sempurna. Kalimat dengan bentuk tidak
sempurna kadang hanya berupa sebuah subjek saja, atau sebuah predikat, bahkan ada yang hanya
berupa objeknya saja atau keterangannya saja. Kalimat tidak lengkap ini sering dipakai untuk
kalimat semboyan, salam, perintah, pertanyaan, ajakan, jawaban, seruan, larangan, sapaan, dan
kekaguman.
Contoh :
- Jangan dilempar!
- Astaga, indahnya!
- Silakan Masuk!
- Kapan menikah?
5. Kalimat Berdasarkan Susunan Pola Subjek-Predikat
Kalimat yang dilihat dari struktur Subjek & Predikatnya dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:
Kalimat Versi
Kalimat versi adalah kata predikat yang mendahului kata subjek. Kalimat versi biasanya
dipakai untuk penekanan atau ketegasan makna. Kata yang pertama kali muncul pada kalimat
versi merupakan tolak ukur yang akan mempengaruhi makna kalimat, bahkan kata itu pula yang
akan menimbulkan suatu kesan pada pendengarnya.
Contoh:
- Bawa buku itu kemari! P S
- Ambilkan koran di atas kursi itu! P S
- Sepakat kami untuk berkumpul di taman kota. S P K
Kalimat Inversi
Kalimat inversi adalah kalimat yang susunan dari unsur-unsur kalimatnya sesuai dengan pola
kalimat dasar bahasa Indonesia (S-P-O-K).
Contoh:
- Penelitian ini dilakukan mereka sejak 2 bulan yang lalu.
S P O K
- Aku dan dia bertemu di cafe ini.
S P K
6. Berdasarkan Bentuk Gaya Penyajiannya (Retorikanya)
Kalimat Yang Melepas
Kalimat yang melepas akan terwujud jika kalimat tersebut diawali oleh unsur utama (induk
kalimat) dan diikuti oleh unsur tambahan (anak kalimat). Unsur anak kalimat ini seakan-akan
dilepaskan saja oleh penulisnya. Jika unsur anak kalimat tidak diucapkan, kalimat itu sudah
bermakna lengkap.
Contoh:
- Saya akan dibelikan vespa oleh Ayah jikasaya lulus ujian sarjana. Induk kalimat/kalimat utama anak kalimat
- Saya akan diizinkan pergi dengan teman-teman jika saya selesai mengerjakan PR. Induk kalimat/kalimat utama anak kalimat
Kalimat yang Klimaks
Kalimat klimaks akan terwujud jika kalimat tersebut diawali oleh anak kalimat dan
diikuti oleh induk kalimat. Kalimat belum dapat dipahami jika hanya membaca anak kalimatnya.
Sebelum kalimat itu selesai, terasa masih ada sesuatu yang ditunggu, yaitu induk kalimat. Oleh
karen itu, penyajian kalimat ini terasa berklimaks dan terasa membentuk ketegangan.
Contoh:
- Karena pola makan yang tidak teratur, penyakit Maagnya sering kambuh. anak kalimat induk kalimat/kalimat utama
Kalimat Yang Berimbang
Kalimat yang berimbang disusun dalam bentuk kalimat majemuk setara dan kalimat
majemuk campuran, Struktur kalimat ini memperlihatkan kesejajaran bentuk dan informasinya.
Contoh:
- Bursa saham tampaknya semakin bergairah, investor asing dan domestik berlomba melakukan
transaksi, dan IHSG naik tajam.
- Jika stabilitas nasional mantap, masyarakat dapat bekerja dengan tenang dan dapat beribadat
dengan leluasa.
- Harga pangan saat ini makin melonjak, pedagang dan konsumen mempermasalahkan harga
yang semakin naik.
7. Kalimat Berdasarkan Subjeknya
Berdasarkan subjeknya kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
a) Kalimat Aktif adalah kalimat yang subjeknya melakukan suatu pekerjaan/tindakan. Kalimat ini
biasanya memiliki predikat berupa kata kerja yang berawalan me- dan ber-. Predikat juga dapat
berupa kata kerja aus (kata kerja yang tidak dapat dilekati oleh awalan me–saja), misalnya
pergi, tidur, mandi, dll (kecuali makan dan minum).
Contoh:
- Imbuhan "me-"
Koki itu membuat menu baru untuk restorannya.
- Imbuhan "ber-"
Kami bermain di taman.Kalimat aktif dapat dibedakan lagi menjadi 2, yaitu:
Kalimat Aktif Transitif adalah kalimat yang berobjek dan tidak berpelengkap dan mempunyai
tiga unsur wajib, yakni subjek, predikat, dan objek. Predikatnya biasanya berawalam “me-“ dan
selalu dapat dirubah kedalam bentuk kalimat pasif yang predikatnya berawalan “di-“.
Contoh:
Kami membuat kue. (kalimat aktif) dapat dirubah menjadi
Kue dibuat oleh kami. (kalimat pasif).
Kalimat Aktif Intransitif adalah kalimat yang berobjek dan tidak berpelengkap dan
mempunyai tiga unsur wajib, yakni subjek, predikat, dan objek. Predikat pada kalimat ini
biasanya berawalan “ber-“. Kalimat ini tidak dapat dirubah menjadi kalimat pasif.
Contoh:
- Kami berjaga diluar rumah.
- Andi berteriak dari dalam kamar mandi.
Kalimat Semi Transitif adalah jenis kalimat yang tidak dapat dirubah kedalam bentuk pasif, hal
itu dikarenakan adanya unsur pelengkap bukannya objek. Ciri-cirinya berupa adanya
subjek,predikat,pelengkap,dan tanpa atau dengan keterangan.
Contoh:
- Tata tertib ini berdasarkan keputusan bersama.
S P Pel
- Dia menjadi ketua kelas.
S P Pel
b) Kalimat Pasif adalah kalimat yang subjeknya melakukan suatu pekerjaan/tindakan. Kalimat
bentuk ini memiliki predikat berupa kata kerja yang berawalan “di-“ dan “ter-“ dan diikuti kata
depan “oleh”. Kalimat pasif dapat dibedakan menjadi 2 bentuk, yaitu:
Kalimat Pasif Biasa adalah kalimat pasif yang terdapat di kalimat aktif transitif. Untuk
predikatnya sendiri selalu berawalan dengan imbuhan “di-“, “ter-“ dan “ke-an”.
Contoh: - Sampah dibuang Rina.
- Barang itu dijual paman. Kalimat Pasif Zero adalah kalimat yang unsur objek pelaku berdekatan dengan unsur objek
penderita tanpa ada sisipan dari kata yang lain. Ciri lainnya ialah unsur predikat berakhiran “-
kan” sehingga membuat awalan “di-“ menghilang dari predikat. Predikat juga bisa menggunakan
kata dasar yang bersifat kata kerja, kecuali kata kerja "aus" (kata kerja yang tidak bisa
menggunakan awalan “me-“ dan “ber-“).
Contoh: - akan saya sampaikan pesanmu.
- Saya berikan bukuku.
Cara mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif :1. Subjek pada kalimat aktif dijadikan objek pada kalimat pasif.
2. Awalan me- diganti dengan di-.3. Tambahkan kata oleh di belakang predikat.Contoh : Bapak memancing ikan. (aktif)
. Ikan dipancing oleh bapak. (pasif)4. Jika subjek kalimat akrif berupa kata ganti maka awalan me- pada predikat dihapus,
kemudian subjek dan predikat dirapatkan.
Contoh : Aku harus memngerjakan PR. (aktif). PR harus kukerjakan. (pasif)
8. Kalimat Mayor dan Minora) Kalimat mayor adalah kalimat yang sekurang-kurangnya mengandung dua unsur pusat (inti).
Kalimat mayor klausanya minimal harus terdiri atas subjek dan predikat.
misalnya :
- Saya mengantuk.
- Presiden berkunjung ke Australia.
- Susilo pergi
b) Kalimat minor adalah kalimat yang mengandung satu unsur pusat (inti). Kalimat minor
hanya dibentuk oleh subjek atau predika atau objek bahkan keterangan saja. Meskipun hanya
dibentuk dengan satu kata, kalimat minor dapat dipaham pesannya karena sudah diketahui
konteksnya (kalimat,situasi,topic yang dibicarakan). Kalimat dapat berupa kalimat jawaban-
jawaban singkat,seruan, pertanyaan, salam, dan sapaan.
Contoh :
- pergi!
- mana?
- hai!
-diam!
BAB IIIPENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari uraian-uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Kalimat adalah satuan bahasa yang mengandung pikiran lengkap. Sebuah kalimat paling kurang
mengandung subjek dan predikat.
2. Kalimat memiliki unsur penyusun kalimat, yaitu Subjek,Predikat,objek,dan Predikat (SPOK).
3. Pola dasar kalimat adalah :
1. KB + KK
2. KB + KS
3. KB + KBil
4. KB + (KD + KB)
5. KB1 + KK + KB2
6. KB1 + KK + KB2 + KB3
7. KB1 + KB2
4. Jenis-jenis Kalimat :
1. Kalimat berdasarkan pengucapan
2. Kalimat berdasarkan jumlah frasa (struktur gramatikalnya)
3. Kalimat berdasarkan isi atau fungsinya
4. Kalimat berdasarkan unsur kalimat
5. Kalimat Berdasarkan Susunan Pola Subjek-Predikat
6. Kalimat berdasarkan bentuk gaya penyajiannya(retorikanya)
7. Kalimat berdasarkan subjeknya
8. Kalimat Mayor dan Minor
9. Kalimat Efektif
AB II PEMBAHASANA. Pengertian Kalimat Arti kalimat secara leksikal atau arti kamus bahasa Indonesia adalah: ä Kalimat adalah susunan kata atau kelompok kata yang teratur dan mengandung maksud atau pikiran yang jelas. ä Kalimat adalah satuan bahasa yang berdiri sendiri dan tidak merupakan bagian dari kesatuan yang lebih besar yang lain yang diakhhiri dengan intonasi final, terdiri atas satu atau lebih klausa. ä Kalimat adalah kesatuan ujar yang mengungkapkan suatu konsep pikiran, perasaan dan perkataan. ä Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Dalam wujud tulisan berhuruf latin kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. (.), tanda tanya (?) dan tanda seru (!). Berikut ini ada beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli mengenai arti dari kalimat: Menurut Cook, 1971; Elson dan Picket, 1969 Kalimat merupakan satuan bahasa yang secara relative dapat berdiri-sendiri, mempunyai pola intonasi akhir dan terdiri-dari ataus klausa. Menurut Bloomfield, 1955 Kalimat adalah suatu bentuk linguistis, yang tidak termasuk ke dalam suatu bentuk yang lebih besar karena merupakan suatu konstruksi gramatikal. Menurut Hockett, 1985
Menyatakan bahwa kalimat adalah suatu konstitut atau bentuk yang bukan konstituen; suatu bentuk gramatikal yang tidak termasuk ke dalam konstruksi gramatikal lain. 1 2. Menurut Lado (1968) Mengatakan bahwa kalimat adalah satuan terkecil dari ekspresi lengkap. Pendapat lado dipertegas lagi oleh Sutan Takdir Alisyahbana (1978) yang mengatakan bahwa kalimat adalah satuan bentuk bahasa yang terkecil, yang mengucapkan suatu pikiran yang lengkap. Menurut Ramlan (1996) Mengatakan bahwa Kalimat adalah satuan gramatikal yang dibatasi oleh adanya jeda panjang yang diserta nada akhir turun atau naik.B. Unsur kalimat Subyek Disebut juga pokok kalimat. Merupakan unsur inti dari kalimat. Biasanya berupa kata benda atau kata lain yang dibendakan. Untuk mencari subjek dalam kalimat dapat diajukan pertanyaan dengan kata tanya “siapa” dan “apa”. Contoh : Aku sebetulnya seorang artis. Sukses yang kuperoleh di bidang lain, tidak lain karena nasib baik. Predikat Merupakan unsur inti pada kalimat yang berfungsi untuk menerangkan subjek. Biasanya berupa kata kerja atau kata sifat.Untuk mencari predikat dalam kalimat dapat diajukan pertanyaan dengan kata tanya “mengapa” dan “bagaimana”. Contoh : Rasa jemu mengamuk jua dalam jiwaku. Pekerjaan itu tidak kusukai, tapi aku memperoleh penghasilan yang besar darinya. Pelengkap Seringkali sebuah kalimat harus dilengkapi lagi dengan unsur lain, sehingga terjadilah suatu pernyataan yang lebih lengkap. Contoh: Adik menulis surat. Pemerintah membangun pusat kegiatan remaja. 2 Kata Perangkai3. Unsur ini berfungsi merangkaikan dua unsur subyek, dua unsur predikat, atau dua unsur pelengkap di dalam sebuah kalimat. Contoh: Tujuan dan ambisi mereka berbda jauh dengan getaran jiwaku. Kata PenghubungKegemaranku ialah menulis dan melukis. Ada kalanya unsur ini terdiri atas suatu kata dan ada pula yang terdiri atas suatu kelompok kata; berfungsi untuk menghubungkan (jika perlu) dua buah informasi di dalam satu kalimat. Contoh: Pekerjaan itu tida kusukai, tapi aku memperoleh penghasilan yang besar darinya. Kata ModalitasAku tidak puas, dan keadanku jauh dari bahagia. Unsur ini sering juga disebut “kata warna”, berfungsi untuk mengubah keseluruhan arti sebuah kalimat. Contoh: Aku sebetulnya seorang artis. FrasePekerjan itu memang tidak kusukai. Bentuknya merupakan sebuah kelompok kata dan sering kali berfungsi sebagai keterangan predikat untuk keperluan-keperluan tertentu. Misalnya, untuk menyatakan keterangan waktu, keterangan sebab, keterangan tempat, dan lain sebagainya. Contoh: Karena tak setuju, ia terpaksa mencari jalan lain. Klausarapat akan dilanjutkan lagi sehabis makan siang. Sama dengan sebuah frase, klausa juga berbentuk sebuah kelompok kata. Bedanya, klausa mempunyai unsur-unsur subyek dan predikat, frase tidak. Contoh: Buku itu tak jadi saya beli karena harganya mahal. Sementara hujan masih turun, pekerjaan terpaksa dihentikan. 3 4. Bentuk Absolut Unsure ini dinamakan bentuk absolute, sebab secara gramatikal tidak punya hubungan apa-apa dengan unsur-unsur yang lain di dalam sebuah kalimat. Contoh: Tidak, orang tuanya bukan seorang penjahat. Omong kosong, tanpa uang mana bias membangun.C. Pola Kalimat 1. Pola SP ( Subyek – Predikat ) 2. Pola SPO ( Subyek – Predikat – Obyek ) 3. Pola SPK ( Subyek – Predikat – Keterangan ) 4. Pola SPOK ( Subyek – Predikat – Obyek – Keterangan ) Contoh dalam kalimat: Pola SP : Pak Toha guru S P Pola SPO : Pak Toha guru bahasa Indonesia S P O Pola SPK : Pak Toha guru di sekolah dasar S P K Pola SPOK: Pak Toha guru bahasa Indonesia di sekolah dasar S P O K Cara menentukan pola SPOK di atas sebagai berikut: a) Siapa yang menjadi guru ? Pak Toha Pak Toha sebagai Subjek. b) Apakah pekerjaan Pak Toha ? Guru Guru adalah predikat atau jabatan ( pekerjaan Pak Toha ) c) Bidang study apa yang diajarkan Pak Toha? Bahasa Indonesia Bahasan Indonesia sebagai Objek. d) Di mana Pak Toha mengajar bahasa Indonesia? Di sekolah dasar. Sekolah dasar sebagai keterangan tempat. 4
5. D. Kalimat Efektif Menurut Gorys Keraf, kalimat yang memenuhi syarat – syarat adalah berikut : a. Secara tepat dapat mewakili gagasan atau perasaan pembicara atau penulis. b. Sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau penulis. KalimatCiri – ciri kalimat efektif sebagai berikut : efektif mengandung kesatuan gagasan. a) Subyek dan atau predikat kalimat eksplisit. Contoh : Tidak efektif: Berhubungan itu mengemukakannya juga minat baca kaum remaja makin menurun. Efektif: Sehubungan dengan itu, dikemukakannya juga minat baca kaum remaja menurun. b) Subyek dan predikat kalimat hendaknya tidak terpisah terlalu jauh agar kesatuan gagasan terjamin. Contoh : Kurang kuat: Pembangunan jelas menuju zaman keemasan yang baru, menghendaki pengembangan bakat – bakat pendukung kebudayaan bangsa disegala lapangan mulai dari hal – hal yang tampaknya kecil seperti cara mengatur rumah tangga, cara baergaul dan cara memperoleh hiburan sampai meningkatkan kemasalah – masalah besar seperti pembangunan kota, memproduksi pangan, menciptakan berbagai bentuk kesenian baru, pendeknya segala soal yang membina kebudayaan baru. Efektif: Pembangunan jelas munuju zaman keemasan yang baru. Oleh karena itu, pembangunan menghendaki pengembangan bakat – bakat kebudayaan bangsa disegala lapangan, mulai dari hal – hal yang nampaknya kecil sampai kemasalah – masalah besar. c) Keterangan harus ditempatkan setepat – tepatnya dan seterang – terangnya dalam kalimat sehingga sama sekali tidak mengganggu pemahaman. Keterangan yang dimaksud disini mencakup atribut, opsisi, adverbial, dalam bahasa Inggris disebut modifer. 5 6. - Squinting modifiers ( keteranga menjuling )Contoh :Tidak efektif: Tahun ini SPP mahasiswa baru saja dinaikkan.Efektif : SPP mahasiswa tahun ini baru saja dinaikkan.- Dangling modifires ( keterangan tak terkait )Contoh :Tidak efektif: Dapat menyusun anggaran belanjanya dengan cermat, akhirnya hutang –hutangnya dapat dilunasi.Efektif: Karena dapat menyusun anggaran belanjanya dengan cermat, akhirnya ia dapatmelunasi semua hutangnya.- Misplaced modifiers ( keterangan salah letak )Contoh:Tidak Efektif: Dalam keramaian serupa itu, merekapun tidak mau kalah dengan yang muda –muda, yang jarang terjadi sekali dalam lima tahun.Efektif: Dalam keramaian serupa itu, yang jarang terjadi sekali dalam lima tahun, merekapuntidak mau kalah dengan yang muda – muda.- Unidiomatic modifiers ( keterangan yang tidak idiomatis )Contoh:Tidak efektif: Kalimat tersebut harus disusun sedemikian rupa agar tidak membingungkanpembaca.Efektif: Kalimat tersebut harus disusun sebaik – baiknya agar tidak membingungkanpembaca.- Abrupt modifiers ( keterangan mendadak ) Contoh : Tidak efektif: Kami berkeputusan, karena keluarga kami dan kawan – kawan menasehati kami untuk tidak menginap di hotel besar itu, untuk menginap dirumah penginapan penduduk. Efektif: Karena keluarga dan kawan – kawan menasehati kami untuk tidak menginap di hotel besar itu, kami berkeputusan untuk menginap di rumah penginapan penduduk. 6 7. - Related modifiers illogicaly separated ( keterangan yang berkaitan terpisah tak logis ) Contoh: Tidak efektif: Meskipun guru itu masih dlam perawatan dokter kegagalannya memberitahukan absennya kepada kepala sekolah tidak diterima, biarpun sebenarnya ternyata ia sudah berusaha memberi tahu. Efektif: Meskipun guru itu masih dirawat dokter dan sebenarnya sudah berusaha memberitahukan absennya kepada kepala sekolah, kegagalannya untuk memberitahu tidak dapat diterima.- Fragment ( kalimat tak lengkap ) Contoh: Tidak Efektif: Penyusunan buku pelajaran ini bertujuan membantu masyarakat, khususnya yang berada di pedesaan agar mendapat kesempatan belajar membaca dan menulis. Efektif: Penyusunan buku pelajaran ini bertujuan membantu masyarakat, khususnya yang berada di pedesaan agar mendapat kesempatan belajar dan menulis.d) Tanda baca harus dapat digunakan sebaik – baiknya. Kalimat yang efektif harus bersih dari kesalahan – kesalahan berikut ini : o Runing on
sentences ( fused sentences ) kalimat bertumpukan. Contoh: Tidak efektif: Kita semua mengemban amanat penderiataan rakyat harus selalu mengupayakan kesejahteraan bangsa kita, baik jasmani maupun rohani. Efektif: Kita semua, selaku mengemban amanat penderitaan rakyat, harus selalu mengupayakan kesejahteraan rohani dan jasmani bangsa kita. o Comma splices ( comma faults ) kesalahan pemakaian koma dalam kalimat. Contoh: Tidak efektif: Seorang mahasiswa seumpama pendaki gunung, sedang mendaki gunung cita – cita. Efektif: Seorang mahasiswa, seumpama pendaki gunung sedang mendaki gunung cita – cita. 7 8. e) Kalimat efektif hendaknya bersih juga dari : o Kontamisani ( kerancuan ) Contoh: Tidak efektif: Di sekolah itu para siswa diajarkan berbagai macam ketrampilan. Efektif : Disekolah itu kepada siswa diajarkan bermacam – macam ketrampilan. o Pleonasme dan trutologi ( penambahan yang tidak perlu) Contoh : Tidak efektif: Pada zaman dulu kala, dalam sebuah kerajaan memerintah seorang ratu yang sangat arif lagi bijaksana. Efektif: Pada zaman dahulu, dalam sebuah kerajaan memerintah seorang ratu yang arif. o Hiperkorek ( membetulkan apa yang sudah betuk sehingga salah ) Contoh : Tidak efektif: Semua ijazahnya dilaminasi Supaya awet. Kalimat efektifEfektif: Semua ijazahnya dilamisai supaya awet. mewujudkan koheresi yang baik dan kompak. Koheresi adalah pertautan antara unsur – unsur yang mebangun kalimat dan alinea. Tiap kata atau frase dalam kalimat harus berhubungan kedalam maupun keluar. Untuk menjaga koheresi itu, hendaknya penulis : Kritis terhadap pemakaian kata ganti dalam kalimat. Ada kemungkinan bahwa pemakaian kata ganti tersebut menyebabkan kalimat tidak efektif. Kritis terhdap pemakaian kata depan, adakalanya terpakai kata depan yang sebenarnya tidak diperlukan atau sebaliknya, terhapus kata depan yang sebenarnya harus dipakai. Memanfaatkan kata – kata peralihan atau transisi untuk mengeksplisitkan dan memperjelas hubungan gagasan antara kalimat yang satu dan kalimat yang lain dalam alinea, antara alinea yang satu dengan yang lain dalam paragraf. Kalimat efektif merupakan komunikasi yang berharkat. Harkat berarti daya, tenaga, kekuatan, bila penulis ingin agar komunikasinya sampai dan mengesam. Kalimat yang ditulis harus berharkat dan bertenaga. 8 9. Cara – cara untuk mengharkatkan kalimat antara lain: Bagian kalimat yang hendaknya dipentingkan atau diutamakan diletakkan pada awal kalimat, dalam hal ini dapat terwujud ialah INVERSI pada awal kalimat atau prolepsi atau gabungan inversi dan prolepsis. Inversi : Predikat diletakkan didepan subjek Contoh: Biasa : Penyakit AIDS merajalela dikalangan orang barat. Berharkat: Dikalangan orang barat penyakit AIDS merajalela. Prolepsis : keterangan atau objek diletakkan didepan subjek . prolepsis keterangan lebih banyak terjadi pada prolepsis objek. Contoh: Biasa : Ayah suka makan sate ; bakso tidak Berharkat: Sate, ayah suka ; bakso tidak Gabungan inversi dan prolepsis Bila penulisan menyebutkan serangkaian hal ( peristiwa ) hendaknya diperhatikan dan diusahakan agar urutan hal (peristiwa) itu logis, kronologis dan berklimaks. Kata kunci diulang. Kata atau frase yang hendak dipentingkan dapat ditambah partikel pementing lah, pun, dan kah. Serangkaian hal yang disebutkan dapat menjadi lebih kuat dengan Kalimat efektif memperhatikan pararelisme.pararelisme. Pararelisme ( kesejajaran ) adalah penggunaan bentuk gramatikal yang sama untuk unsur – unsur yang sama fungsinya. Jika sebuah pikirannya dinyatakan dengan frase, maka pikiran – pikiran lain yang sejajar harus dinyatakan pula dengan frase. Jika satu gagasan dinyatakan dengan kata benda verbal atau kata kerja bentuk Me- di- dan sebagainya, maka gagasan lain yang sejajar harus dinyatakan pula dengan kata benda verbal atau kata kerja bentuk me- di- dan sebagainya. 9 10. Upaya – upaya untuk berhemat kata antara lain: Menghilangkan subjek yang tidak diperlukan. Menghindari pemakaian superordinat dan hiponim bersama – sama. Menjatukan pemakaian kata depan dari dan daripada yang tidak perlu. Menghindari penguraian kata yang
tidak perlu. Menghilangkan kata – kata pembalut seperti, fakta, faktor, unsur yang sebenarnya tidak perlu. Kalimat Menghilangkan pleonasme. efektif didukung variasi. Yang dimaksud dengan variasi kalimat disini ialah variasi kalimat – kalimat yang membangun paragraf atau alinea. Kalimat efektif dibantu pemakaian EYD. Pemakaian huruf kapital. Huruf kapital digunakan sebagai : # Huruf pertama pada awal kalimat # Huruf pertama petikan langsung. # Huruf pertama dalam ungkapan yang bnerhubungan dengan kitab suci, nama tuhan, termasuk kata gantinya. # Huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan yang diikuti nama orang. 10 11. BAB III PENUTUPA. KESIMPULAN Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Dalam wujud tulisan berhuruf latin kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. (.), tanda tanya (?) dan tanda seru (!). 11 12. B. SARAN Kalimat merupakan hal yang pokok untuk kita ketahui sebagai manusia yang ingin berkomunikasi dan membutuhkan orang lain umumnya dan juga sebagai mahasiswa dan pelajar umumnya, karena baik langsung maupun tidak langsung, baik disengaja ataupun tidak mahasiswa setiap hari bergelut dengan kalimat. Misalnya saja apabila kita membuat karya tulis dan karya sastra lainya harus mempunyai pengetahuan yang matang tentang penggunaan kalimat yang baik, benar dan berbobot serta bisa dimengerti oleh penulis dan pembaca. 12 13. DAFTAR PUSTAKADwipayana, Gatot. dkk. 2002. Intisari Bahasa Indonesia: Graha Cipta Pustaka, Bandung.Keraf, Gorys.1994. Komposisi Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa: Nusa Indah, Flores, NTT.Razak, Abdul.1985. Kalimat Efektif, struktur Gaya dan Variasi: PT Gramedia, Jakarta. 13
KALIMAT Oleh : Sugeng Rahardjo http://u13aps.blogspot.com 2. Pengertian Kalimat• Bagian ujaran yang mempunyai struktur minimal subyek (S) dan predikat (P) serta intonasinya menunjukkan bagian ujaran itu sudah lengkap dengan makna.Unsur Kalimat- Subyek - Pelengkap- Predikat - Keterangan- Obyek 3. Subyek (S)*Bagian kalimat yang menunjukkan pelaku, tokoh, sosok (benda), sesuatu hal atau suatu masalah yang menjadi pangkal/pokok pembicaraan. Subyek biasanya diisi oleh kata/frasa benda (nominal), klausa, frasa verbal. Contoh: - Ayahku sedang melukis. - Meja direktur besar. - Yang berbaju batik, dosen saya. - Berjalan kaki menyehatkan badan. - Membangun jalan raya sangat mahal. 4. Predikat (P)* Bagian kalimat yang memberi tahu melakukan (tindakan) apa atau dalam keadaan bagimana subyek (pelaku, tokoh, atau benda dalam kalimat). Predikat (P) dapat pula menyatakan sifat, situasi, status, ciri, atau jati diri subyek (S).Contoh:- Kuda meringkik.- Ibu sedang tidur siang.- Putrinya cantik jelita.- Kota Jakarta dalam kedaan aman.- Kucingku belang tiga.- Robi, mahasiswa baru 5. Obyek (O)* Bagian kalimat yang melengkapi predikat. Obyek biasanya diisi oleh nomina, frasa nominal atau klausa.Contoh: - Ibu menimang bayi. - Presiden mengundang tokoh LSM terkenal. - Slobodan Milosevic menculik lawan politiknya. - Pemerintah mengumumkan bahwa harga BBM akan naik. 6. Pelengkap (Pel) atau Komplemen Bagian kalimat yang melengkapi P. Letak Pel umumnya di belakang P. Posisi ini sama dengan O. Perbedaan Pel dan O. - Posisi O bisa diubah menjadi S, sedangkan Pel tidak - Pengisi Pel selain sama seperti pengisi O, juga diisi oleh frasa adjektival dan frasa preposisional - Letak Pel selain di belakang P juga di belakang O.
7. Contoh: Banyak orsospol belandaskan pancasila. Sutardji membacakan pengagumnya puisi kontemporer. Sekretaris itu mengambilkan atasannya air minum. Pamanku membelikan anaknya rumah mungil. 8. Keterangan (Ket)• Bagian kalimat yang menerangkan berbagai hal mengenai bagian kalimat yang lainnya (S,P,O,Pel). Posisinya bisa di awal, tengah, maupun akhir kalimat. Pengisi Ket adalah frasa nominal, frasa preposisional, adverbia, atau klausa.Contoh: Sekretaris itu mengambilkan atasannya air minum dari kulkas. Lia memotong roti dengan pisau. Karena malas belajar, mahasiswa itu tidak lulus. 9. Kalimat EfektifKalimat Efektif adalah :• Kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan penutur/penulisnya secara tepat sehingga dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula.Syarat Kalimat Efektif :- kesatuan - ketepatan- kepaduan - kehematan- keparalelan - kelogisan 10. 1. KesatuanTerdapat satu ide pokok dalam kalimat.Contoh kalimat yang tidak jelas kesatuan gagasannya:* Dalam pembangunan sangat berkaitan dengan stabilitas politik. (memakai kata depan yang salah sehingga gagasan kalimat menjadi kacau)Contoh kalimat yang jelas kesatuan gagasannya :* Pembangunan sangat berkaitan dengan stabilitas politik.. 11. 2. Kepaduan (Koherensi)Hubungan yang padu antara unsur-unsur pembentuk kalimat (kata, frasa, klausa serta tanda baca yang membentuk S-P-O- Pel-Ket dalam kalimat.Contoh kalimat yang tidak koheren :* Saya punya rumah baru saja diperbaiki.Contoh kalimat yang koheren :* Rumah saya baru saja diperbaiki. 12. 3. Keparalelan (Kesejajaran)Keparalelan atau kesejajaran adalah terdapatnya unsur-unsur yang sama derajatnya, sama pola atau susunan kata dan frasa yang dipakai di dalam kalimat.Contoh paralelisme yang salah.• Kegiatan di perpustakaan meliputi pembelian buku, membuat katalog, dan buku-buku diberi label.Contoh Paralelisme yang benar.* Kegiatan di perpustakaan meliputi pembelian buku, pembuatan katalog, dan pelabelan buku. 13. 4. PenekananSuatu perlakuan khusus menonjolkan bagian kalimat sehingga berpengaruh terhadap makna kalimat secara keseluruhan.Cara yang dipakai untuk memberi penekanan:- Meletakkan kata yang ditonjolkan di depan.- Melakukan pengulangan kata (repetisi).- Melakukan pengontrasan kata kunci.- Menggunakan partikel/penegas. 14. Contoh: Pada bulan Desember kita ujian akhir semester (bukan bulan November) Saudara-saudara, kita tidak suka dibohongi, kita tidak suka ditipu, kita tidak suka dibodohi. Penduduk desa itu tidak menghendaki bantuan yang bersifat sementara, tetapi bantuan yang bersifat permanen. Andalah yang bertanggung jawab menyelesaikan masalah ini. 15. 5. Kehematan Kehematan adalah menghindari pemakaian kata yang tidak perlu ( tidak memakai kata-kata yang mubazir, tidak mengulang subyek, tidak menjamakkan kata yang memang sudah berbentuk jamak)Contoh kalimat yang tidak hemat: Saya melihat dengan mata kepala saya sendiri bahwa mahasiswa itu belajar seharian dari pagi sampai petang.Contoh kalimat yang hemat:* Saya melihat sendiri mahasiswa itu belajar seharian. 16. 6. KelogisanKelogisan ialah mengupayakan agar ide kalimat masuk akal. Logis dalam hal ini juga menuntut adanya pola pikir yang sistematis.Contoh kalimat yang tidak logis: Kepada Bapak Direktur, waktu dan tempat kami persilahkan. (waktu dan tempat tidak perlu dipersilahkan) Uang bertumpuk itu terdiri dari pecahan ratusan, puluhan, sepuluh ribuan, lima puluh ribuan, dua puluh ribuan. (tidak runtut dalam merinci)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Hal yang menyebabkan kalimat menjadi bidang kajian bahasa yang penting tidak lain
karena melalui kalimat lah seseorang dapat menyampaikan maksudnya dengan jelas. Satuan
bahasa yang sudah kita kenal sebelum sampai pada tataran kalimat adalah kata (misalnya tidak)
dan frasa atau kelompok kata (mis. tidak tahu). Kedua bentuk itu, kata dan frasa, tidak dapat
mengungkapkan suatu maksud dengan jelas, kecuali jika keduanya sedang berperan sebagai
kalimat. Untuk dapat berkalimat dengan baik, perlu kita pahami terlebih dahulu struktur dasar
suatu kalimat.
Kalimat adalah bagian ujaran yang mempunyai struktur minimal subjek (S) dan predikat
(P) dan intonasinya menunjukkan bagian ujaran itu sudah lengkap dengan makna. Intonasi final
kalimat dalam bahasa tulis adalah berupa tanda baca titik, tanda tanya, atau tanda seru.
Penetapan struktur minimal S dan P dalam hal ini menunjukkan bahwa kalimat bukanlah semata-
mata gabungan atau rangkaian kata yang tidak mempunyai kesatuan bentuk. Lengkap dengan
makna menunjukkan sebuah kalimat harus mengandung pokok pikiran yang lengkap sebagai
pengungkap maksud penuturannya.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Beberapa rumusan masalah yang dapat dikaji dari uraian-uraian di atas, antara lain:
1. Apa yang dimaksud dengan kalimat ?
2. Unsur - unsur apa sajakah yang termasuk dalam kalimat ?
3. Tuliskan dan jelaskan apa saja yang termasuk dalam jenis – jenis kalimat ?
1.3 TUJUAN
Dengan dibuatnya makalah ini kami selaku pembuat makalah ini sangat mengharapkan
makalah ini sangat berguna bagi seluruh pembaca dan dengan makalah yang berjudul “kalimat
bahasa indonesia” para pembaca akan mengetahui apa saja yang dimaksud dengan pengetian
kalimat,unsur-unsur kalimat dan jenis-jenis penggunaan dalam sebuah kalimat.
BAB IIPEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN KALIMAT
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik
dengan cara lisan maupun tulisan. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik
turun dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir yang diikuti oleh
kesenyapan yang mencegah terjadinya perpaduan ataupun asimilasi bunyi ataupun proses
fonologis lain. Dalam wujud tulisan, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan
tanda titik (.), tanda tanya (?), atau tanda seru (!); dan di dalamnya dapat disertakan tanda baca
seperti koma (,), titik dua (:), pisah (-), dan spasi. Tanda titik, tanda tanya, dan tanda seru pada
wujud tulisan sepadan dengan intonasi akhir pada wujud lisan sedangkan spasi yang mengikuti
mereka melambangkan kesenyapan.
2.2 UNSUR - UNSUR KALIMAT
1. Predikat
Adalah bagian kalimat yang memberi tahu melakukan (tindakan) apa atau dalam keadaan
bagaimana subjek (pelaku).
Contoh: putrinya cantik jelita.
2. Subjek
Adalah bagian kalimat yang menunjukkan pelaku, sosok (benda), sesuatu hal, atau masalah yang
menjadi pangkal/pokok pembicaraan.
Contoh: yang berbaju batik dosen saya
3. Objek
Adalah bagian kalimat yang melengkapi predikat.
Contoh : Nurul menimbang gula
4. Pelengkap dan komplemen
Adalah bagian kalimat yang melengkapi predikat.
Contoh : Banyak orsospol berlandaskan Pancasila.
S P Pel.
5. Keterangan
Adalah bagian kalimat yang menerangkan berbagai hal tentang bagian kalimat yang lainnya.
Contoh : Anak yang baik itu rela berkorban demi orang tuannya ( ket. Tujuan )
2.3 JENIS - JENIS KALIMAT
o Berdasarkan pengucapan
Kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu:
1. Kalimat Langsung
Kalimat langsung adalah kalimat yang secara cermat menirukan ucapan orang. Kalimat langsung
juga dapat diartikan kaliamt yang memberitakan bagaimana ucapan dari orang lain (orang
ketiga). Kalimat ini biasanya ditandai dengan tanda petik dua (“….”) dan dapat berupa kalimat
tanya atau kalimat perintah.
Contoh: “Saya gembira sekali”,kata ayah,”karena kamu lulus ujian”.
2. Kalimat Tak Langsung
Kalimat tak langsung adalah kalimat yang menceritakan kembali ucapan atau perkataan orang
lain. Kalimat tak langsung tidak ditandai lagi dengan tanda petik dua dan sudah dirubah menjadi
kalimat berita.
Contoh:
- Kakak berkata bahwa buku itu harus segera dikembalikan.
Berdasarkan Jumlah Frasa (Struktur Gramatikal)
Kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu:
1. Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang memiliki satu pola (klausa) yang terdiri dari satu subjek
dan satu predikat. Kalimat tunggal merupakan kalimat dasar sederhana. Kalimat-kalimat yang
panjang dapat dikembalikan ke dalam kalimat-kalimat dasar yang sederhana dan dapat juga
ditelusuri Pola-pola pembentukannya. Pola-pola kalimat dasar yang dimaksud adalah:
* KB + KK (Kata Benda + Kata Kerja) Contoh: sintia beryanyi
. S P
* KB + KS (Kata Benda + Kata Sifat) Contoh: Ika sangat rajin
. S P
* KB + KBil (Kata Benda + Kata Bilangan) Contoh: Masalahnya seribu satu.
. S P
Kalimat tunggal dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Kalimat nominal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata benda.
Contoh : Saya siswa kelas VI.
2. Kalimat verbal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata kerja.
Contoh : Adik bernyanyi.
Setiap kalimat tunggal di atas dapat diperluas dengan menambahkan kata-kata pada unsur-
unsurnya. Dengan penambahan unsur-unsur itu, unsur utama dari kalimat masih dapat dikenali.
Suatu kalimat tunggal dapat diperluas menjadi dua puluh atau lebih. Perluasan kalimat tesebut
terdiri atas:
Keterangan tempat, seperti di sini, dalam ruangan tertutup, lewat Bali, sekeliling kota.
Keterangan waktu, seperti: setiap hari, pada pukul 21.00, tahun depan, kemarin sore, minggu
kedua bulan ini.
Keterangan alat (dengan + kata benda), seperti: dengan linggis, dengan undang-undang itu, dengan
sendok, dengan wesel pos, dengan cek.
Keterangan modalitas, seperti: harus, barangkali, seyogyanya. sesungguhnya, sepatutnya.
Keternagan cara (dengan + kata sifat/kata kerja), seperti: dengan hati-hati, seenaknya saja, selekas
mungkin.
Keterangan aspek, seperti akan, sedang, sudah, dan telah.
Keterangan tujuan, seperti: agar bahagia, untuk anaknya, supaya aman, bagi mereka.
Keterangan sebab, seperti: karena rajin, sebab berkuasa, lantaran panik.
Keterangan aposisi adalah keterangan yang sifatnya menggantikan, seperti: penerima Sepatu
Emas, David Beckham.
Frasa yang, seperti: mahasiswa yang IP-nya 3 ke atas, pemimpin yang memperhatikan rakyat.
Contoh perluasan kalimat tunggal adalah: Ika sangat rajin menyelesaikan tugas-tugas yang
diberikan kepadanya.
2. Kalimat majemuk
Kalimat majemuk terdiri atas dua atau lebih kalimat tunggal yang saling berhubungan baik
kordinasi maupun subordinasi. Kalimat majemuk dapat dibedakan atas 3 jenis, yaitu:
2.1 Kalimat Majemuk Setara (KMS)
Kalimat ini terbentuk dari 2 atau lebih kalimat tunggal dan kedudukan tiap kalimat sederajat.
Kalimat majemuk setara dapat dikelompokkan ke dalam beberapa bagian, yaitu:
* KMS Penggabungan. Dua atau lebih kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata dan atau
serta.
Contoh:- Kami mencari bahan dan mereka meramunya.
* KMS Pertentangan. Dua kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata tetapi, sedangkan,
namun, melainkan. Kedua kalimat tersebut menunjukkan hubungan pertentangan.
Contoh:- Bukan saya memecahkan gelas itu, melainkan kakak.
* KMS Pemilihan. Dua atau lebih kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata atau.
Contoh:- Makalah ini harus dikumpukan besok atau minggu depan.
* KMS Penguatan. Dua atau lebih kalimat tunggal dihubungkan dengan kata bahkan.
Contoh:- Pencuri itu tidak hanya dipukuli oleh masa, bahkan dia disiksa dengan sadis.
* KMS yang dibentuk dari dua atau lebih kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata lalu dan
kemudian, untuk menandakan suatu kejadian yang berurutan.
Contoh:- Mula-mula disebutkan nama-nama juara melukis tingkat SD, kemudian disebutkan
nama-nama juara melukis tingkat SMP.
1. 2.2 Kalimat Majemuk Bertingkat (KMB)
Kalimat majemuk setara terdiri atas satu suku kaliamat bebas dan satu suku kalimat yang tidak
bebas. Kedua kalimat tersebut memiliki pola hubungan yang tidak sederajat. Bagian yang
memiliki kedudukan lebih penting (inti gagasan) disebut sebagai klausa utama (induk kalimat).
Bagian yang lebih rendah kedudukakannya disebut dengan klausa sematan (anak kalimat).
Ada beberapa penanda hubungan / konjungsi yang dipergunakan oleh kalimat majemuk
bertingkat, yaitu:
1. Waktu : ketika, sejak
2. Sebab: karena, Oleh karena itu, sebab, oleh sebab itu
3. Akibat: hingga, sehingga, maka
4. Syarat: jika, asalkan, apabila
5. Perlawanan: meskipun, walaupun
6. Pengandaian: andaikata, seandainya
7. Tujuan: agar, supaya, untuk, biar
8. Perbandingan: seperti, laksana, ibarat, seolah-olah
9. Pembatasan: kecuali, selain
10. Alat: dengan+ katabenda: dengan tongkat
11. Kesertaan: dengan+ orang
Contoh:- Walaupun komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern, para hacker masih dapat
mengacaukan data-data komputer itu.
Induk kalimat: Para hacker masih dapat mengacaukan data-data komputer itu.
Anak kalimat: Walaupun komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern.
2.3 Kalimat Majemuk Campuran
Kalimat majemuk campuran terdiri atas kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat
atau kebalikannya.
Contoh:- Karena hari sudah malam, kami berhenti dan langsung pulang.
KMS: Kami berhenti dan langsung pulang.
KMC: Kami berhenti karena hari sudah malam.
- Kami pulang, tetapi mereka masih bekerja karena tugasnya belum selesai.
KMS: Kami pulang, tetapi mereka masih bekerja.
KMB: Mereka masih bekerja karena tugasnya belum selesai.
Berdasarkan Isi atau Fungsinya
Kalimat dapat dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu:
1. Kalimat Perintah
Kalimat perintah adalah kalimat yang bertujuan memberikan perintah kepada orang lain untuk
melakukan sesuatu. Kalimat perintah biasanya diakhiri dengan tanda seru (!) dalam
penulisannya. Sedangkan dalam bentuk lisan, kalimat perintah ditandai dengan intonasi tinggi.
Macam-macam kalimat perintah :
* Kalimat perintah biasa, ditandai dengan partikel lah.
Contoh : Gantilah bajumu !
* Kalimat larangan, ditandai dengan penggunaan kata jangan.
Contoh : Jangan membuang sampah sembarangan !
* Kalimat ajakan, ditandai dengan kata mohon, tolong, silahkan.
Contoh : Tolong temani nenekmu di rumah !
2. Kalimat Berita
Kalimat berita adalah kalimat yang isinya memberitahukan sesuatu. Dalam penulisannya,
biasanya diakhiri dengan tanda titik (.) dan dalam pelafalannya dilakukan dengan intonasi
menurun. Kalimat ini mendorong orang untuk memberikan tanggapan.
Macam-macam kalimat berita :
* Kalimat berita kepastian
Contoh : Nenek akan datang dari Bandung besok pagi.
* Kalimat berita pengingkaran
Contoh : Saya tidak akan datang pada acara ulang tahunmu.
* Kalimat berita kesangsian
Contoh : Bapak mungkin akan tiba besok pagi.
* Kalmat berita bentuk lainnya
Contoh : Kami tidak taahu mengapa dia datang terlambat.
3. Kalimat Tanya
Kalimat tanya adalah kalimat yang bertujuan untuk memperoleh suatu informasi atau
reaksi (jawaban) yang diharapkan. Kalimat ini diakhiri dengan tanda tanya(?) dalam
penulisannya dan dalam pelafalannya menggunakan intonasi menurun. Kata tanya yang
dipergunakan adalah bagaimana, dimana, berapa, kapan.
Contoh:- Mengapa gedung ini dibangun tidak sesuai dengan disainnya?
4. Kalimat Seruan
Kalimat seruan adalah kalimat yang digunakan untuk mengungkapakan perasaa ‘yang
kuat’ atau yang mendadak. Kalimat seruan biasanya ditandai dengan intonsi yang tinggi dalam
pelafalannya dan menggunakan tanda seru (!) atau tanda titik (.) dalam penulisannya.
Contoh:- Aduh, pekerjaan rumah saya tidak terbawa.
• Berdasarkan Unsur Kalimat
Kalimat dapat dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu:
1. Kalimat Lengkap
Kalimat lengkap adalah kalimat yang sekurang-kurangnya terdiri dari satu buah subyek dan satu
buah predikat. Kalimat Majas termasuk ke dalam kalimat lengkap.
Contoh :- Mahasiswa berdiskusi di dalam kelas.
. S P K
2. Kalimat Tidak Lengkap
Kalimat tidak lengkap adalah kalimat yang tidak sempurna karena hanya memiliki subyek saja,
atau predikat saja, atau objek saja atau keterangan saja. Kalimat tidak lengkap biasanya berupa
semboyan, salam, perintah, pertanyaan, ajakan, jawaban, seruan, larangan, sapaan dan
kekaguman.
Contoh:- Selamat sore
- Silakan Masuk!
• Berdasarkan Susunan S-P
Kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Kalimat Versi
Kalimat versi adalah kalimat yang predikatnya mendahului subjeknya. Kata atau frasa tertentu
yang pertama muncul akan menjadi kunci yang akan mempengaruhi makna untuk
menimbulkankesan tertentu, dibandingkan jika kata atau frasa ditempatkan pada urutan kedua.
Kalimat ini biasanya dipakau untuk penekanan atau ketegasan makna.
Contoh:- Ambilkan koran di atas kursi itu!
. P S
2. Kalimat Inversi
Kalimat inversi adalah kalimat yang susunan dari unsur-unsur kalimatnya sesuai dengan pola
kalimat dasar bahasa Indonesia (S-P-O-K).
Contoh:- Penelitian ini dilakukan mereka sejak 2 bulan yang lalu.
. S P O K
- Aku dan dia bertemu di cafe ini.
. S P K
• Berdasarkan Bentuk Gaya Penyajiannya (Retorikanya)
Kalimat dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu:
1. Kalimat Yang Melepas
Kalimat yang melepas terbentuk jika kalimat tersebut disusun dengan diawali oleh unsur utama
(induk kalimat) dan diikuti oleh unsur tambahan (anak kalimat). Unsur anak kalimat ini seakan-
akan dilepaskan saja oleh penulisnya. Jika unsur anak kalimat tidak diucapkan, kalimat itu sudah
bermakna lengkap.
Contoh;- Semua warga negara harus menaati segala perundang-undangan yang berlaku agar
kehidupan di negeri ini berjalan dengan tertib dan aman.
2. Kalimat yang Klimaks
Kalimat klimaks terbentuk jika kalimat tersebut disusun dengan diawali oleh anak kalimat dan
diikuti oleh induk kalimat. Kalimat belum dapat dipahami jika hanya membaca anak kalimatnya.
Sebelum kalimat itu selesai, terasa masih ada sesuatu yang ditunggu, yaitu induk kalimat. Oleh
karen itu, penyajian kalimat ini terasa berklimaks dan terasa membentuk ketegangan.
Contoh:- Setelah 1.138 hari disekap dalam sebuah ruangan akhirnya tiga sandera warga negara
Prancis itu dibebaskan juga.3.
3. Kalimat yang Berimbang
Kalimat yang berimbang disusun dalam bentuk kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk
campuran, Struktur kalimat ini memperlihatkan kesejajaran yang sejalan dan dituangkan ke
dalam bangun kalimat yang simetri.
Contoh:- Bursa saham tampaknya semakin bergairah, investor asing dan domestik berlomba
melakukan transaksi, dan IHSG naik tajam.
• Berdasarkan Subjeknya
Kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Kaliamat Aktif
Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya melakukan suatu pekerjaan/tindakan. Kalimat ini
biasanya memiliki predikat berupa kata kerja yang berawalan me- dan ber-. Predikat juga dapat
berupa kata kerja aus (kata kerja yang tidak dapat dilekati oleh awalan me–saja), misalnya pergi,
tidur, mandi, dll (kecuali makan dan minum).
Contoh:- Mereka akan berangkat besok pagi.
Kalimat aktif dibedakan menjadi 2, yaitu:
1.1 Kalimat Aktif Transitif
Kalimat aktif transitif adalah kalimat yang dapat diikuti oleh objek penderita (O1). Predikat pada
kalimat ini biasanya berawalam me- dan selalu dapatt dirubah menjadi kalimat pasif.
Contoh:Eni mencuci piring.
. S P O1
1.2 Kalimat Aktif Intransitif
Kalimat aktif intransitif adalah kalimat yang tidak dapat diikuti oleh objek penderita (O1).
Predikat pada kalimat ini biasanya berawaln ber-. Kalimat yang berawalan me- tidak diikuti
dengan O1. Kalimat ini tidak dapat dirubah menjadi kalimat pasif.
Contoh:- Mereka berangkat minggu depan.
. S P K
1.3 Kalimat Semi Transitif
Kalimat ini tidak dapat dirubah menjadi kal pasif karena disertai oleh pelengkap bukan objek.
Contoh:Dian kehilangan pensil.
. S P Pel.
2. Kalimat Pasif
Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai pekerjaan/tindakan. Kalimat ini biasanya
memiliki predikat berupa kata kerja berawalan di- dan ter- dan diikuti oleh kata depan oleh.
Kalimat pasif dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
2.1 Kalimat Pasif Biasa
Kalimat pasif ini biasanya diperoleh dari kalimat aktif transitif. Predikat pada kalimat ini
berawalan di-,ter-,ke-an.
Contoh:Piring dicuci Eni.
. S P O2
2.2 Kalimat Pasif Zero
Kalimat pasif zero adalah kalimat yang objek pelakunya(O2) melekat berdekatan dengan O2
tanpa disisipi dengan kata lain. Predikat pada kalimat ini berakhiran -kan dan akan terjadi
penghilangan awalan di-. Predikatnya juga dapat berupa kata dasar berkelas kerja kecuali kata
kerja aus. Kalimat pasif zero ini berhubungan dengan kalimat baku.
Contoh:Ku pukul adik.
. O2 P S
Cara mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif :
1. Subjek pada kalimat aktif dijadikan objek pada kalimat pasif.
2. Awalan me- diganti dengan di-.
3. Tambahkan kata oleh di belakang predikat.
Contoh : Bapak memancing ikan. (aktif)
. Ikan dipancing oleh bapak. (pasif)
4. Jika subjek kalimat akrif berupa kata ganti maka awalan me- pada predikat dihapus, kemudian
subjek dan predikat dirapatkan.
Contoh : Aku harus memngerjakan PR. (aktif)
. PR harus kukerjakan. (pasif)
BAB IIIPENUTUP
31. KESIMPULAN
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik
dengan cara lisan maupun tulisan. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik
turun dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir yang diikuti oleh
kesenyapan yang mencegah terjadinya perpaduan ataupun asimilasi bunyi ataupun proses
fonologis lain. Dalam wujud tulisan, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan
tanda titik (.), tanda tanya (?), atau tanda seru (!); dan di dalamnya dapat disertakan tanda baca
seperti koma (,), titik dua (:), pisah (-), dan spasi. Dan kalimat dapat dibagi menjadi beberapa
macam.
3.2 SARAN
Penulis menyadari dalam pembutan makalah yang membagas tentang kalimat dalam
bahasa indonesia ini masih banyak kekurangaan untuk itu penulis membutuhkan kritik dan saran
yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Finoza, Lamuddin. Komposisi Bahasa Indonesia. Diksi Insan Mulia.
http://freezcha.wordpress.com/2010/05/08/jenis-jenis-kalimat/ di akes pada tanggal
http://rizaljenius.wordpress.com/2009/11/26/kalimat-dan-unsur-kalimat/ di akes pada
tanggal
http://id.wikipedia.org/wiki/Kalimat/ di akses pada tanggal
http://id.wikibooks.org/wiki/Bahasa_Indonesia/Kalimat di akses pada tanggal
PENGERTIAN KALIMAT
Kalimat mengandung dua pengertian.Ada yang disebut dengan kalimat “Lisan” dan ada
yang disebut dengan kalimat “Tertulis”.Tergantung cara penggunaannya masing-masing dan
disini kita akan membahas bagaimana tata cara penggunaan kalimat lisan maupun tertulis
tersebut.Namun sebelumnya kita harus mengetahui dahulu apa yang dimaksud dengan kalimat
itu sendiri.
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik
dengan cara lisan maupun tulisan.Kalimat selalu kita ucapkan ketika kita berbicara kepada
seseorang.Didalam kalimat itu sendiri terdapat tata bahasa dan tata cara pengucapanya.Penting
untuk kita memprelajari seluk beluk mengenai kalimat secara rinci.
Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun dan keras lembut, disela
jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir yang diikuti oleh kesenyapan yang mencegah terjadinya
perpaduan ataupun asimilasi bunyi ataupun proses fonologis lain.
Di Indonesia cara pengucapan kalimat lisan ini memiliki beranekaragam intonasi yang
berbeda-beda.Karena Indonesia kaya akan keanekaragaman budaya dan terdiri atas beribu-ribu
pulau yang disetiap wilayahnya sehingga memiliki cara pengucapan kalimat-kalimatnya
tersendiri.Ada yang pengucapan kalimat dengan intonasi yang keras dan ada yang pengucapanya
dengan intonasi yang lembut.
Apabila kita meninjau kewilayah pulau sumatera orang-orang sumatera cenderung
menggunakan penyampaian kalimat yang keras mengapa demikian.Mungkin dipengaruhi oleh
cuaca yang panas,wilayah yang bergunung-gunung menyebabkan orang-orang sumatera
cenderung berbicara dengan intonasi yang keras.
Apabila kita meninjau kewilayah pulau jawa orang-orangnya cenderung menyampaikan
kalimat dengan intonasiyang lembut.Mengapa demikian.Mungkin disebabkan karena wilayah
pulau jawa yang berupa dataran rendah,cuaca yang dingin menyebabkan orang-orang
didalamnya terbiasa bebicara dengan intonasi yang lembut.
Keanekaragaman penyampaian kalimat yang berbeda-beda diwilayah Indonesia
merupakan suatu kekayaan budaya yang menunjukan bahwa disetiap provinsi di Indonesia
memiliki ciri khas masing-masing.
Selanjutnya kita akan mempelajari kalimat yang berbentuk tulisan serta tata cara
penulisanya.Kalimat selalu ditandai dengan huruf kapital dan tanda baca yang sesuai.Kalimat
dalam bentuk tulisan dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya
(?), atau tanda seru (!); dan di dalamnya dapat disertakan tanda baca seperti koma (,), titik dua
(:), pisah (-), dan spasi. Tanda titik, tanda tanya, dan tanda seru pada wujud tulisan sepadan
dengan intonasi akhir pada wujud lisan sedangkan spasi yang mengikuti mereka melambangkan
kesenyapan. Tanda baca sepadan dengan jeda.
Tanda titik diletakan diakhir kalimat dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau
seruan.
Contoh:
Saya suka makan nasi.
Apabila dilanjutkan dengan kalimat baru, harus diberi jarak satu ketukan.
Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang.
Contoh:
Irwan S. Gatot
George W. Bush
Apabila nama itu ditulis lengkap, tanda titik tidak dipergunakan.
Contoh:
Anthony Tumiwa
Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan.
Contoh:
Dr. (doktor)
S.E. (sarjana ekonomi)
Kol. (kolonel)
Bpk. (bapak)
Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat umum. Pada singkatan
yang terdiri atas tiga huruf atau lebih hanya dipakai satu tanda titik.
Contoh:
dll. (dan lain-lain)
dsb. (dan sebagainya)
tgl. (tanggal)
hlm. (halaman)
Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan
waktu atau jangka waktu.
Contoh:
Pukul 7.10.12 (pukul 7 lewat 10 menit 12 detik)
0.20.30 jam (20 menit, 30 detik)
Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.
Contoh: Kota kecil itu berpenduduk 51.156 orang.
Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang tidak
menunjukkan jumlah.
Contoh:
Nama Ivan terdapat pada halaman 1210 dan dicetak tebal.
Nomor Giro 033983 telah saya berikan kepada Mamat.
Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan
ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi maupun di dalam akronim
yang sudah diterima oleh masyarakat.
Contoh:
DPR (Dewan Perwakilan Rakyat)
SMA (Sekolah Menengah Atas)
PT (Perseroan Terbatas)
WHO (World Health Organization)
UUD (Undang-Undang Dasar)
SIM (Surat Izin Mengemudi)
Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional)
rapim (rapat pimpinan)
Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan, dan
mata uang.
Contoh:
Cu (tembaga)
52 cm
l (liter)
Rp350,00
Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan, atau kepala
ilustrasi, tabel, dan sebagainya.
Contoh:
Latar Belakang Pembentukan
Sistem Acara
Lihat Pula
Tanda Tanya (?)
Tanda tanya dipakai pada akhir tanya.
Contoh:
Kapan ia berangkat?
Saudara tahu, bukan?
Penggunaan kalimat tanya tidak lazim dalam tulisan ilmiah.
Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan
atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Contoh:
Ia dilahirkan pada tahun 1683 (?).
Uangnya sebanyak 10 juta rupiah (?) hilang.
Tanda Seru (!) dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah
yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang kuat.
Contoh:
Alangkah mengerikannya peristiwa itu!
Bersihkan meja itu sekarang juga!
Sampai hati ia membuang anaknya!
Merdeka!
Oleh karena itu, penggunaan tanda seru umumnya tidak digunakan di dalam tulisan ilmiah atau
ensiklopedia. Hindari penggunaannya kecuali dalam kutipan atau transkripsi drama.
Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara yang
berikutnya, yang didahului oleh kata seperti, tetapi, dan melainkan.
Contoh:
Saya bergabung dengan Wikipedia, tetapi tidak aktif.
Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat
tersebut mendahului induk kalimatnya.
Contoh:
Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.
Karena sibuk, ia lupa akan janjinya.
Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak
kalimat tersebut mengiringi induk kalimat.
Contoh:
Saya tidak akan datang kalau hari hujan.
Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antara kalimat yang terdapat
pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan
tetapi.
Contoh:
Oleh karena itu, kamu harus datang.
Jadi, saya tidak jadi datang.
Tanda koma dipakai di belakang kata-kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan, yang terdapat pada
awal kalimat.
contoh:
O, begitu.
Wah, bukan main.
Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
Contoh:
Kata adik, "Saya sedih sekali".
Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian alamat, (iii) tempat dan
tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
Contoh:
Medan, 18 Juni 1984
Medan, Indonesia.
Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar
pustaka.
Contoh:
Lanin, Ivan, 1999. Cara Penggunaan Wikipedia. Jilid 5 dan 6. Jakarta: PT Wikipedia Indonesia.
Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki.
Contoh:
I. Gatot, Bahasa Indonesia untuk Wikipedia. (Bandung: UP Indonesia, 1990), hlm. 22.
Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk
membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
Contoh:
Rinto Jiang, S.E.
Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan
dengan angka.
Contoh:
33,5 m
Rp10,50
Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi.
Contoh:
pengurus Wikipedia favorit saya, Borgx, pandai sekali.
Tanda koma dipakai untuk menghindari salah baca di belakang keterangan yang terdapat pada
awal kalimat.
Contoh:
Dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, kita memerlukan sikap yang bersungguh-
sungguh.
Bandingkan dengan: Kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh dalam pembinaan dan
pengembangan bahasa.
Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang
mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda
seru.
contoh: "Di mana Rex tinggal?" tanya Stepheen.
Tanda Titik Dua (:)
Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau
pemerian.
Contoh:
Kita sekarang memerlukan perabotan rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.
Fakultas itu mempunyai dua jurusan: Ekonomi Umum dan Ekonomi Perusahaan.
Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Contoh:
Ketua : Borgx
Wakil Ketua : Hayabuse
Sekretaris : Ivan Lanin
Wakil Sekretaris : Irwan Gatot
Bendahara : Rinto Jiang
Wakil bendahara : Rex
Tanda titik dua dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam
percakapan.
Contoh:
Borgx : "Jangan lupa perbaiki halaman bantuan Wikipedia!"
Rex : "Siap, Boss!"
Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di antara bab dan ayat
dalam kitab-kitab suci, atau (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan.
Contoh:
(i) Tempo, I (1971), 34:7
(ii) Surah Yasin:9
(iii) Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Studi, sudah terbit.
Tanda titik dua dipakai untuk menandakan nisbah (angka banding).
Contoh: Nisbah siswa laki-laki terhadap perempuan ialah 2:1.
Tanda titik dua tidak dipakai kalau rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap yang
mengakhiri pernyataan.
Contoh:
Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.
Tanda Pisah (–, —)
Tanda pisah em (—) membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberikan penjelasan
khusus di luar bangun kalimat.
Contoh:
Wikipedia Indonesia—saya harapkan—akan menjadi Wikipedia terbesar.
Tanda pisah em (—) menegaskan adanya posisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat
menjadi lebih tegas.
Contoh:
Rangkaian penemuan ini—evolusi, teori kenisbian, dan kini juga pembelahan atom—telah
mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.
Tanda pisah en (–) dipakai di antara dua bilangan atau tanggal yang berarti sampai dengan atau
di antara dua nama kota yang berarti 'ke', atau 'sampai'.
Contoh:
1919–1921
Medan–Jakarta
10–13 Desember 1999
Tanda pisah en (–) tidak dipakai bersama perkataan dari dan antara, atau bersama tanda
kurang (−).
Contoh:
dari halaman 45 sampai 65, bukan dari halaman 45–65
antara tahun 1492 dan 1499, bukan antara tahun 1492–1499
−4 sampai −6 °C, bukan −4–−6 °C
Penjelasan diatas merupakan bergam kumpulan tanda-tanda baca yang digunakan didalam
kalimat tertulis yang memiliki fungsinya masing-masing agar mempermudah pembaca
memahami dari setiap kalimat yang terkandung didalam sebuah referensi,tulisan,wacana,maupun
naskah.
Setiap tanda baca harus diletakan pada posisi kalimat yang tepat sehingga dapat
dipahami oleh para pembaca dan tidak menjadi salah dalam pengertian isi bacaanya.Oleh sebab
itu pentingya bagi kita mengetahui beragam tanda baca dan kegunaanya.
STRUKTUR KALIMAT(UNSUR KALIMAT)
Struktur kalimat terdiri atas empat unsur yang saling berkaitan satu sama lain yaitu:
Subjek,predikat,objek,pelengkap.Keempatnya membentuk satu-kestuan yang utuh dan saling
melengkapi berikut penjelasanya:
1.SUBJEK
-Merupakan bagian kalimat yang menunjukan pelaku utama atau topic yang menjadi
permasalahan utama.
-Subjek digunakan untuk menjelaskan “apa” dan “siapa”.
-Subjek juga biasanya merujuk pada kata benda /frasa(konkret/abstrak)
Contoh:Ayahku sedang melukis.
SPenjelasan:disini bisa kita ketahui bahwa “ayah” adalah subjeknya yang menjadi pelaku utama
atau topic utama dalam kalimata ini.
2.PREDIKAT
-Predikat merupakan bagian yang menjelaskan kegiatan/tindakan/keadaan yang sedang
dialami/dilaksanakan oleh subjek.
-Berbentuk kata/frasa
-Berfungsi untuk menjelaskan:mengapa,bagaimana,diapakan,sedang apa.
Contoh:Adik menangis S PPenjelasan:predikat menjelaskan kegiatan apa yang sedang dilakukan oleh adik yaitu sedang
menangis dan menangis menjadi sebuah predikat didalam kalimat tersebut.
3.OBJEKObjek dibagi kedalam 3 jenis dilambangkan dengan:
•O¹ Berfungsi untuk menerangkan objek yang langsung dijumpai pada kalimat langsung transitif.
Rumusnya:S+P+ O¹
Contoh kalimatnya:Saya menanam pohon. S P O¹
•O² Berfungsi untuk menjelaskan objek yang terkandung didalam kalimat pasif
Rumusnya sama seperti bentuk kalimat terstuktur lainya yaitu: S+P+ O²
hanya saja untuk penggunaan objeknya menggunakan O² yaitu objek yang diletakan dikalimat
pasif disebut O².
Contoh kalimatnya:Saya dimarahi dosen S p O²
•O³
- Yaitu objek yang diletakan pada kalimat tidak langsung.
-Dapat diletakan pada kalimat aktif maupun kalimat pasif.
-Dapat dijadikan sebagai pelengkap O¹ mapun O².
Rumusnya:S+P+ O³+ O¹/ O².
Contoh kalimatnya:Aming memberikan Nabila mobil. S P O³ O¹
Dari paparan penjelasan diatas dapat kita pahami bahwa bentuk dari struktur kalimat
umumnya hamper sama pada setiap kalimat dengan pola dasar S+P+O yang selalu terkandung
disetiap kalimat.
Pada pembahasan selanjutnya kita akan mempelajari struktur atau unsur kalimat yang paling terakhir yaitu:
4.PELENGKAP/KETERANGAN yaitu:
-Bagian kalimat yang berfungsi untuk melengkapi predikat.
-Biasanya berjenis kata/frasa nomina/frasa adjektiva/dan frasa verba.
Rumus:S+P+O+K
Mega bermain piano diruang keluargaS P O K
Antara objek dengan pelengkap memiliki persamaan konstruksi namun untuk membedakan
antara keduanya perlu kita ketahui objek selalu wajib hadir didalam suatu kalimat sedangkan
pelengkap tidak selalu hadir didalam kalimat.
PERAN SEMANTIS UNSUR KALIMAT
Cakupan semantis keterangan lebih luas, yaitu mewakili unsur kalimat atau seluruh
kalimat. Keterangan ada yang menyatakan alat, tempat, cara, waktu, kesertaan, atau tujuan.
Perhatikan contoh berikut:
Dia memotong kue itu dengan garpu.
Kami tinggal di Jatinegara.
Mereka masuk diam-diam.
Beliau meninggal tahun 1970.
Dia ke pasar dengan adiknya.
Saya belajar supaya lulus Sipenmaru.
c) Peran Semantis
Suatu kata dalam konteks kalimat memiliki peran semantis tertentu. Perhatikan contoh-
contoh berikut:
Farida menunggui adiknya.
Pencuri itu lari.
Penjahat itu mati.
Johan melihat kecelakaan itu.
Dari segi peran semantis, Farida pada point (a) adalah pelaku, yakni orang yang
melakukan perbuatan menunggui. Adiknya pada kalimat itu adalah sasaran, yakni yang terkena
perbuatan yang dilakukan oleh pelaku.
Pencuri pada point (b) adalah pelaku, dia melakukan perbuatan lari.
Akan tetapi, penjahat pada point (c) adalah bukanlah pelaku karena mati bukanlah perbuatan
yang dia lakukan, melainkan suatu peristiwa yang terjadi padanya. Oleh karena itu, meskipun
wujud sintaksisnya mirip dengan point (b) penjahat itu pada (c) adalah sasaran. Pada kalimat (d)
Johan bukanlah pelaku ataupun sasaran. Ada suatu peristiwa, yakni kecelakaan, dan peristiwa itu
menjadi rangsang yang kemudian masuk kebenak dia. Jadi, Johan di sini mengalami peristiwa
tersebut. Karena itu, peran semantis Johan adalah pengalaman.
JENIS KALIMAT
Jenis-jenis kalimat tergolong kedalam Sembilan kelompok yaitu:
1.Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya melakukan suatu pekerjaan.Biasanya memiliki
predikatnya berupa kata kerja berawalan me atau ber.
Contoh :Aku menanam bunga.
Ibu berjualan bunga.
2. Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai pekerjaan.Biasanya memiliki predikat
berupa kata kerja berawalan di.
Contoh :Aku dimarahi ibu.
3.Kalimat langsung adalah kalimat yang secara cermat menirukan ucapan orang. Bagian
kutipan dalam kalimat langsung dapat berupa kalimat tanya atau kalimat perintah. Biasanya
ditandai dengan tanda petik ( “....” )
Contoh :Kata ayah,”Rajin-rajinlah kamu belajar supaya tercapai cita-citamu!”.
4.Kalimat tidak langsung adalah kalimat yang menceritakan kembali ucapan orang lain. Bagian
kutipan pada kalimat langsung berubah menjadi kalimat berita.
Contoh :Ayah berkata bahwa aku harus rajin belajar supaya tercapai semua cita-citaku.
5. Kalimat berita adalah kalimat yang isinya memberitahukan sesuatu.Umumnya mendorong
orang untuk memberikan tanggapan.
Macam-macam kalimat berita :
1. Kalimat berita kepastian Contoh : Korban gunung merapi mencapai 4.321jiwa.
2. Kalimat berita pengingkaran Contoh :Tidak semua orang menyukai perbuatanmu.
3. Kalimat berita kesangsian Contoh :Kejadian ini mungkin akan membuatnya trauma.
6.Kalimat perintah adalah kalimat yang bertujuan memberikan perintah kepada orang lain
untuk melakukan sesuatu.Biasanya diakhiri dengan tanda seru (!).Dalam bentuk lisan, kalimat
perintah ditandai dengan intonasi tinggi.
Macam-macam kalimat perintah :
1.Kalimat perintah biasa, ditandai dengan partikel lah.
Contoh :Pergunakanlah helm ketika mengendarai sepeda motor !.
2. Kalimat larangan, ditandai dengan penggunaan kata jangan.
Contoh:Jangan membuang sampah sembarangan !.
3. Kalimat ajakan, ditandai dengan kata mohon, tolong, silahkan.
Contoh:Tolong siram bunga dihalaman !.
7.Kalimat tanya adalah kalimat yang isinya menanyakan sesuatu atau seseorang sehingga
diperoleh jawaban tentang suatu masalah.Biasanya diakhiri dengan tanda tanya (?). Secara lisan,
kalimat tanya ditandai dengan intonasi yang rendah.
Contoh :Siapakah Gayus tambunan itu?.
8.Kalimat efektif memiliki syarat :
1. Secara tepat mewakili gagasan penulis atau pembicaranya.
2. Menimbulkan gambaran yang sama antara penulis dengan pembaca atau pembicara dengan
pendengar.
Dengan ciri-ciri :
1. Memiliki kesatuan gagasan atau ide pokok
2. Menggunakan kata atau frase imbuhan yang memiliki kesamaan.
3. Tidak menggunakan kata-kata yang tidak perlu.
4. Memberikan penekanan pada bagian-bagian yang penting.
Contoh:Kucing itu naik ke atas meja
Kata “atas” tidak perlu digunakan lagi karena kata “naik” sudah memberi informasi yang cukup
bahwa kucing itu sudah pasti naik ke atas sehingga bentuk kalimatnya berubah menjadi:
Kucing itu naik ke meja.
9. Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri dari inti kalimat atau satu kalimat.Inti
kalimat dibentuk oleh subjek dan predikat Jenis-jenis kalimat tunggal :
1. Kalimat nominal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata benda. Contoh : Saya siswa
kelas VI.
2. Kalimat verbal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata kerja. Contoh : Adik bernyanyi.
Perluasan kalimat tunggal dilakukan dengan menambah unsur baru yang disebut keterangan
Dapat berupa keterangan tempat, keterangan cara, maupun keterangan waktu.
Contoh : Saya siswa kelas VI di SD Negeri Merdeka. Adik bernyanyi dengan sangat merdu.
KESIMPULAN
Didalam setiap kalimat terkandung struktur-struktur kalimat yang penting untuk kita
ketahui dan pelajari agar kita mengetahui pola-pola kalimat tersebut.Serta pembagian jenis-jenis
kalimat yang beragam harus kita kuasai sebagai mahasiswa.
Didalam makalah ini pun mengajarkan tata cara penulisan mengenai kalimat yang baik
dan benar akan bermanfaat penerapanya ketika melakukan penulisan ilmiah.Karena didalam
penulisan ilmiah memerlukan tata cara penulisan yang benar-benar sempurna dan
dipertanggungjawabkan.
Didalam penulisan kalimat harus jelas penulisan tanda bacanya sehingga tidak
mengandung pengertian yang salah bagi pembaca.Disini kita bisa mengetahui letak kesalahan
dan sampai dimana kemampuan kita dalam penggunaan kalimat yang benar dan dapat berguna
untuk pembelajaran kedepanyanya.
DAFTAR PUSTAKA
Iswara, Prana D. 2009. TBBI- Beberapa Pengertian Dasar. Melalui
http://kd-sumedang.upi.edu/index.php?option=com_content&view=article&id=262:tbbbi-
beberapa-pengertian-dasar&catid=61:kapita-selekta-bahasa-indonesia&Itemid=75 [2011/01/07]
NN. 2011. Bahasa Indonesia/Kalimat. Melalui http://id.wikibooks.org/wiki/Bahasa_Indonesia/Kalimat [2011/01/07]
Recommended