98
BAB IV
PROFIL DESA KRAJANKULON
A. Desa Krajankulon
1. Gambaran Umum
Krajankulon merupakan nama sebuah desa yang memiliki ciri khas
dan keistimewaan dibandingkan desa-desa lain di wilayah Kecamatan
Kaliwungu. Pertama, Desa Krajankulon merupakan daerah yang memiliki
akar sejarah penyebaran agama Islam di kawasan Semarang bagian barat oleh
Kyai Asy’ari yang dikenal dengan sebutan Kyai Guru sekitar abad ke-17.
Dalam menyampaikan misi dakwahnya, Kyai Guru tinggal dan menetap di
kampung Pesantren (Krajankulon) mendirikan Masjid Al-Muttaqin dan
Pondok Pesantren Asrama Perguruan Islam Pesantren (APIP).
Kedua, bangunan dan sekaligus lembaga itu, masih tetap terjaga dan
menjadi kebanggaan masyarakat di Kecamatan Kaliwungu. Pada saat ini di
Desa Krajankulon terdapat 20 pondok pesantren salaf, 30 musholla dan 2
masjid. Sehingga di desa ini terdapat tokoh-tokoh agama Islam (kyai), yang
berperan dalam mewariskan keilmuan agama Islam dan menjadi pengayom
bagi masyarakat dalam menghadapi segala bentuk pengaruh dari luar.
2. Letak Geografis
99
(Denah dari Tabloid Persada Budaya Kaliwungu-Kendal Edisi Khusus
Syawalan, 1987)
100
Krajankulon merupakan salah satu desa yang terletak di ibu kota
Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kendal. Desa ini terletak di sebelah timur
Kantor Kecamatan Kaliwungu berjarak sekitar 1 km. Sedangkan dari Kendal 7
km perjalanan menandai titik desa Krajankulon dimana daerah bagian luar
wilayahnya datar terletak di sepanjang jalan raya Kendal-Semarang. Batas
wilayah desa Krajankulon sebagai berikut:
- Sebelah Utara : berbatasan dengan desa Mororejo dan Wonorejo
- Sebelah Selatan : berbatasan dengan desa Protomulyo
- Sebelah Barat : berbatasan dengan desa Plantaran dan Sarirejo
- Sebelah Timur : berbatasan dengan desa Kutoharjo
Krajankulon memiliki 24 dusun kecil, karena pembagian dusun rata-
rata hanya 1-2 gang saja padahal luas desa Krajankulon relatif sempit. Adapun
nama-mana dusun sebagaimana berikut: Kranggan 1, Kranggan 2, Kranggan
3, Kranggan 4, Kapulisen, Sawahjati, Blandongan, Petekan, Santren, Bonsari,
Pandean, Kunduruhan, Sarean, Kauman, Kembangan, Plumbungan,
Setamanan, Rikeman, Demangan, Losari, Jekungan, Kampunganyar 1,
Kampunganyar 2, Kampunganyar 3 (Wawancara dengan Mashudi tanggal 3
Juni 2013).
Wilayahnya memiliki jarak pedukuhan yang berbeda-beda. Jarak
antara pedukuhan satu dengan yang lainnya berbeda-beda karena wilayah desa
ini terbelah oleh jalan raya utama pantura. Satu wilayahnya berada di sebelah
utara jalan pantura dan wilayah lainnya berada di sebelah selatan jalan
pantura. Sehingga ada yang berdekatan antara dusun satu dan lainnya tetapi
101
ada juga yang letaknya jauh dari dusun sebelahnya bahkan dari pusat desa.
Luas wilayah Desa Krajankulon 519,00 Ha atau 5,19 km2.
Memasuki Desa Krajankulon orang akan disuguhi pandangan sebuah
masjid jami’ dengan kubah megah warna keemasan. Masjid Jami’ AL-
Muttaqin merupakan aset bagi masyarakat Kaliwungu karena turut
memperkuat pelabelan Kaliwungu sebagai “Kota Santri” dan memiliki akar
sejarah Islam pada masa masa lalu. Masjid yang didirikan oleh Kyai Haji
Asy’ari selanjutnya dikenal sebagai Kyai Guru didirikan sekitar tahun 1560-
an.
Suasana pesantren juga terlihat di wilayah Desa Krajankulon. Para
santri menghiasi setiap aktifitas masyarakatnya terutama ketika sore mulai
tiba, banyak santri yang keluar asrama untuk mencari berbagai keperluan.
Berderet toko melengkapi berbagai kebutuhan masyarakat dan para santri
dapat kita jumpai di desa ini. Pasar Sore, itulah yang biasa kita dengar untuk
membedakan dengan Pasar Pagi yang berada di sebelah barat desa
Krajankulon di wilayah kecamatan Kaliwungu. Selain itu untuk membedakan
antara Pasar Pagi yang beroperasi di pagi hingga siang menjelang sore, dan di
Pasar Sore para pedagang dan pembeli beraktifitas sore hingga malam hari
meski mulai pagi hari mereka sudah berjualan. Sebutan itu muncul karena
ketika sore datang pasar tersebut semakin ramai dikunjungi para santri dan
masyarakat baik dari Krajankulon maupun dari luar desa. Keberadaan pasar
tersebut memberikan peluang pada masyarakat sekitar untuk menekuni usaha
disektor informal misalnya: berjualan minyak wangi, kitab dan buku-buku
agama, berjualan kebutuhan rumah tangga, kelontong, kain, baju muslim,
102
makanan dan minuman dan lain sebagainya. Hal ini memberikan pemahaman
bahwa di Desa Krajankulon juga merupakan pusat aktifitas perekonomian
masyarakat setempat dan sekelilingnya.
3. Kondisi Kependudukan
Tabel 1
Penduduk Desa Krajankulon Bersadarkan Kelompok Umur
Tahun 2009
NO Umur Jumlah %
1. 0 – 5 tahun 1.188 11
2. 6 – 12 tahun 1.407 13
3. 13 – 30 tahun 3.601 33
4. 31 – 58 tahun 4.371 41
5. 59 tahun keatas 189 1,8
Total Jumlah 10.766
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui penduduk Desa Krajankulon
sebagain besar remaja awal (13%) remaja (33%) dan orang dewasa 41%,
balita 11 %, dan yang paling sedikit 1,8 %. Artinya masyarakat di Desa
Krajankulon didominasi penduduk usia produktif. Di Desa Krajankulon juga
terdapat penduduk pendatang, mereka bertempat tinggal di perumahan
menempati areal baru bekas lahan sawah milik penduduk asli yang dijual
kepada pihak ketiga. Penduduk pendatang terdiri dari santri dan pedagang
yang kos semua sekitar 2500 orang. Jadi penduduknya beraneka ragam dan
menjadikan masyarakatnya sangat unik.
4. Pemeluk Agama
103
Tabel 2
Banyaknya Pemeluk Agama Kecamatan Kaliwungu
No. Desa Islam Protestan Katolik Budha Hindu
1. Kumpulrejo 2.593 0 0 0 0
2. Karang Tengah 2.218 2 0 0 0
3. Sari Rejo 5.383 10 11 1 0
4. Krajankulon 9.907 12 36 2 6
5. Kutoharjo 10.740 5 21 3 7
6. Nolokerto 6.067 14 10 0 3
7. Sumberejo 5.867 0 37 22 26
8. Mororejo 6.405 4 4 0 0
9. Wonorejo 4.207 0 0 0 0
Jumlah 2008 53.387 47 119 28 42
2007 53.652 46 115 26 40
2006 52.255 46 114 27 37
(Sumber: Statistik Kecamatan Kaliwungu Tahun 2008)
Dari Tabel di atas dapat ditarik beberapa kesimpulan:
a) Penduduk Desa Krajankulon cukup heterogen, pemeluk agama Kristen,
Katholik, Budha dan Hindu dapat hidup berdampingan dengan pemeluk
agama dominan (Islam). Data 2013 pemeluk agama Islam mencapai 11.420
orang.
b) Perkembangan pemeluk non Islam dari tahun ke tahun cukup stabil,
termasuk data terakhir tahun 2013: Kristen 12 orang, Kaatholik 34 orang,
Budha 2 orang, dan Hindu 6 orang.
5. Pendidikan Formal
104
Tabel 3
Penduduk Desa Krajankulon Bersadarkan Pendidikan Tahun 2009
NO Jenjang Pendidikan Jumlah %
1. Belum sekolah 366 3
2. Tidak pernah sekolah 870 8
3. Pendidikan SD tidak tamat 1.364 13
4. SD/sederajat 4.107 38
5. SMP/sederajat 2.349 22
6. SLTA/sederajat 1.493 14
7. Diploma 1 161 1
8. Diploma 2 59 0,5
9. Diploma 3 122 1
10. Sarjana 12 0,1
11. Pascasarjana (S2) 5 0,05
Total Jumlah 10.908
Tabel di atas memperlihatkan mayoritas penduduk di Desa
Krajankulon berpendidikan SD/Sederajat 38 % dan angka partisipasi
masyarakat untuk menempuh pendidikan formal di perguruan tinggi cukup
rendah 3,05 %.
6. Perekonomian
Tabel 4
Penduduk Desa Krajankulon Bersadarkan Pekerjaan Tahun 2009
NO Jenis Mata Pencaharian Pokok Jumlah %
1. Petani 104 11
2. Buruh tani 62 6
3. Buruh/swasta 399 43
4. PNS 92 10
5. Pengrajin 47 5
6. Pedagang 189 20
105
7. Montir 11 1
8. Dokter 5 0,5
9. Bidan 5 0,5
Total Jumlah 914
Berdasarkan tabel dapat diketahui, penduduk di Desa Krajankulon
mayoritas bekerja sebagai buruh/swasta 43 %. Sementara angka yang
cukup tinggi bekerja di sector swasta sebagai pedagang 20 %, pengrajin 5
%, dan montir 1 % . Menurut keterangan Bapak Mashudi, areal persawahan
di desa Krajankulon semakin sempit (14 hektar), karena dalam
perkembangannya terjadi konversi lahan dari sawah menjadi pemukiman
(Wawancara, 3 Juni 2013).
Gambar 1: Konversi lahan pertanian menjadi perumahan.
Saat ini banyak sawah-sawah yang beralih fungsi menjadi
perumahan, baik di Krajan maupun di desa-desa lain yang ada di
Kaliwungu. Mereka terpaksan menjual sawahnya dengan kesulitan air dan
besarnya biaya yang dikeluarkan untuk proses tanam sampai menjelang
106
panen. Kalau waktunya kemarau airnya susah bisanya menyedot dari
sungai yang tak seberapa airnya (sungai sudah dangkal dan sedikit airnya),
sedangkan hasilnya tidak sebanding dengan pengeluaran dan susahnya
menggarap sawah. Sedangkan kalau musim penghujan rata-rata mereka
juga tidak memetik hasilnya karena lebih sering kebanjiran. Akhirnya
mereka memilih menjual sawah-sawah yang mereka miliki.
Petani sebagai pemilik lahan tidak mengolah sendiri tanah
pertaniannya, tetapi diserahkan kepada para buruh tani. Petani pemilik,
sudah berganti profesi sebagai pemiliki usaha konveksi dan sebagian lain
menjadi pedagang di pasar. Diantara industri yang berkembang saat ini:
industri bordir, pandai besi, kripik, makanan-makanan, perak, batik (batik
tulis dan batik blok). Home-home industri itu mempekerjakan banyak
karyawan termasuk masyarakat Krajan dan orang-orang dari luar desa
(Wawancara dengan Ibu Munfaati, tanggal 12 Mei 2013). Menurut data
dari Kantor Desa Krajankulon ada 370 home industry yang tersebur pada
setiap RT (Wawancara dengan Bapak Muhammad, 21 Mei 2013).
Sebagian penduduk juga bekerja di sejumlah pabrik yang ada di
wilayah Kecamatan Kaliwungu (tepatnya di sepanjang jalan raya
Kaliwungu Kendal) seperti PT. Kayu Lapis, Asia Pasific Fibers Tbk.,
PT.Texmaco, Samator Gas, dan PT. Jaya Abadi Manunggal.
7. Kelembagaan Desa
107
Tabel 5
Jenis Kelembagaan Desa Krajankulon Tahun 2009
NO Jenis Lembaga Jumlah
Lembaga
Jumlah
Aparat/Anggota
1. Pemerintah Desa 1 11
2. Badan Perwakilan Desa 1 9
3. Koperasi 6 47
4. Industri Kerajinan 3 15
5. Industri Pakaian 10 149
6. Industri Makanan 24 96
7. Industri Alat Pertanian 2 8
8. Toko 15 89
9. Warung Kelontong 115 230
10. Taman Kanak-Kanak
(TK)
5 366
11. SD/Sederajat 6 1.466
12. Madin 4 416
13. Pondok Pesantren 14 2572
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui, jumlah kelembagaan di
Desa Krajankulon sebagian besar adalah kelembagaan sektor ekonomi
mikro seperti koperasi, industri kerajinan, industri pakaian, industri
makanan, industri alat pertanian, toko, dan warung kelontong. Sedangka
kelembagaan bidang pendidikan umum dan agama justru relatif kecil jika
dibandingkan dengan kelembagaan di sektor ekonomi.
B. Potensi Desa
1. Sarana dan Prasarana
108
Tabel 6
Jenis Sarana Prasarana Desa Krajankulon
NO Jenis Sarpras Jumlah
1 Masjid 2
2 Musholla 30
3 Gereja Kristen 1
4 SD/Sederajat 6
5 TK 5
6 Taman Pendidikan Al-Qur’an 4
7 Lembaga Pendidikan Agama (Pondok
Pesantren)
20
Berdasarkan tabel di atas diketahui sarana dan prasaranan tempat
ibadah 32 buah dan pendidikan agama khususnya untuk umat Islam
berjumlah 20 buah. Hal ini dapat disimpulkan lebih dari cukup, jika
dibandingkan dengan jumlah umat Islam 11.420 orang. Menurut data
Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) Kabupaten Kendal Tahun 2008, dilihat
dari jumlah santrinya sebagian besar pondok pesantren memiliki santri
relatif sedikit (kurang dari 100 orang). Pondok pesantren yang memiliki
jumlah santri cukup banyak yaitu Pondok Pesantren ARIS (Arribatul
Islamy) 560 orang, Pondok Pesantren APIK 800 orang, Pondok Pesantren
Roudlotuth Tholibin (ASPIR) 203 orang, Pondok Pesantren Putra-Putri
Bani Umar Al-Karim 245 orang, Pondok Pesantren Miftahul Huda 300
orang, Pondok Pesantren Ulumul Qur’an Miftahul Falah 250 orang.
2. Sosial dan Budaya
a. SDM
109
Tabel 7
Jumlah Ulama, Mubaligh dan Khotib
Kecamatan Kaliwungu Tahun 2008
No Desa Ulama Mubaligh Khotib
1 Kumpulrejo 1 1 4
2 Karang Tengah 1 1 1
3 Sarirejo 5 4 9
4 Krajankulon 23 17 15
5 Kutoharjo 7 5 3
6 Nolokerto 1 1 10
7 Sumberejo 1 1 9
8 Mororejo 5 3 10
9 Wonorejo 2 1 5
Jumlah 2008 46 34 69
2007 46 34 71
2006 48 37 74
Sumber: KUA Kecamatan Kaliwungu
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan, Desa Krajankulon
memiliki potensi sumberdaya manusia yang bermutu terdiri dari ulama atau
kyai 23 orang, muballigh 17 orang dan khotib 15 orang. Banyaknya kyai
sebanding dengan jumlah pondok pesantren, karena kyai tersebut rata-rata
juga memimpin pondok pesantrennya.
b. Objek wisata religi
Situs yang menjadi pusat kegiatan Syawalan sangat beragam, mulai
dari masjid Al-Muttaqin (peningalan para kiai kharismatik Kabupaten
Kaliwungu) hingga Astana Kuntul Layang. Astana terletak di Protowetan
Kaliwungu yaitu makam para kiai sepuh Kaliwungu yang masih keturunn
Mataram.
110
Gambar 2: Masjid Al-Muttaqin setelah mengalami 6 kali renovasi.
Semua situs tersebut menyiratkan bukti sisa-sisa kejayaan dan
kemasyhuran dakwah Islam yang dirintis ulama pendahulu di Kaliwungu. Ini dapat
dilihat pada situs Masjid Al-Muttaqin yang berada di antara alun-alun dan pasar
Kaliwungu. Bangunan megah ini menyiratkan keagungan syiar Islam pada saat
itu. Meski perluasan dan penambahan sudah dilakukan di sana sini, keagungan
masjid ini tetap tak terhapuskan. Pada perayaan Syawalan yang berlangsung
selama tujuh hari, masjid yang dibangun oleh Kyai Guru tersebut menjadi pusat
keramaian. Kunjungan peziarah rata-rata 10 bis setiap hari (Wawancara dengan
Satpam Masjid Al-Muttaqin tanggal 12 Mei 2013).
Objek lokasi ziarah melebar bukan hanya kepada makam Kyai Asy’ari
atau “Kyai Guru”, akan tetapi juga ke makam Sunan Katong, Pangeran
Mandurarejo, seorang Panglima Perang Mataram, dan Pangeran Pakuwaja.
Belakangan para peziarah merambah juga berziarah ke makam Kyai Mustofa, Kyai
111
Musyafa’, dan Kyai Rukyat. Makam Kyai Asy’ari, Makam Pangeran Mandurarejo,
dan Sunan Katong terletak di jabal sebelah selatan desa Protomulyo, sedang
makam Kyai Mustofa dan Kyai Musyafa’ terletak di jabal sebelah utara-barat.