43
BAB IV
PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
PERPUSTAKAAN PUSAT UNIVERSITAS DIPONEGORO
Pendekatan program perencanaan dan perancangan dimaksudkan sebagai dasar acuan yang
akan dipakai dalam menyusun Landasan Program Dasar Perencanaan dan Perancangan Perpustakaan
Pusat Universitas Diponegoro, dengan prediksi perencanaan hingga tiga puluh mendatang. Dengan
pendekatan-pendekatan tersebut diharapkan perencanaan dan perancangan Perpustakaan Pusat
Universitas Diponegoro ini mampu mendekati desain yang baik, memenuhi kebutuhan dan fungsinya
secara optimal serta selaras dengan lingkungan sekitar.
Adapun pendekatan program perencanaan dan perancangan Perpustakaan Pusat Universitas
Diponegoro diuraikan dalam beberapa aspek, diantaranya:
4.1 Pendekatan Aspek Fungsional
4.1.1 Pendekatan Pelaku dan Aktivitas
Aktifitas yang terjadi pada UPT Perpustakaan UNDIP dapat dikelompokkan menjadi:
a. Kelompok Aktifitas Pengelola
Aktivitas atau kegiatan yang dilakukan oleh masing-masing bagian dari organisasi pengelola
Perpustakaan Pusat Universitas Diponegoro adalah sebagai berikut
• Kepala UPT Perpustakaan bertugas sebagai pimpinan tertinggi dilingkungan Perpustakaan,
memimpin seluruh kegiatan yang ada dan dilaksanakan oleh UPT Perpustakaan dalam rangka
memberikan pelayanan yang optimal kepada pengguna sesuai dengan tugas dan fungsinya.
• Kepala Sub Bagian Tata Usaha yang bertugas memberikan pelayanan administrasi baik bagi staf
maupun bagi sivitas akademika yang meliputi surat menyurat, keuangan, perlengkapan dan
rumah tangga, dan pengelolaan data.
• Bidang Pengadaan Bahan Pustaka , bertugas menyiapkan data untuk pengadaan koleksi bahan
pustaka yang dalam pelaksanaannya meliputi seleksi dan pengadaan, inventarisasi, dan
pemeliharaan bahan pustaka.
• Bidang Pengolahan Bahan Pustaka, bertugas mengolah bahan pustaka khususnya buku dari
awal hingga siap disajikan dan disebarluaskan. Dalam pelaksanaan kegiatan meliputi klasifikasi,
katalogisasi, dan penyelesaian.
44
• Bidang Pelayanan Perpustakaan, bertugas memberikan pelayanan koleksi bahan pustaka
khususnya buku yang meliputi pelayanan sirkulasi, pelayanan buku tandon/deposit, dan
pelayanan referensi.
• Bidang Pelayanan Dokumentasi dan Informasi, bertugas memberikan pelayanan dokumentasi
dan informasi kepada pengguna yang membutuhkan. Dalam pelaksanaan kegiatan meliputi:
pelayanan serial, pelayanan koleksi khusus, dan pelayanan dokumentasi & bahan AVA.
• Bidang Kerjasama dan Publikasi Perpustakaan, yang dalam pelaksanaan kegiatan meliputi
publikasi dan kerjasama perpustakaan.
• Kelompok Pustakawan, merupakan Forum Komunikasi pustakawan di lingkungan Universitas
Diponegoro.
b. Kelompok Aktifitas Pengunjung/ Pengguna
Pengunjung merupakan pelaku utama pada Perpustakaan Pusat Universitas Diponegoro yang
bertujuan untuk mencari dan menambah ilmu, mencari informasi, maupun menggunakan jasa
Perpustakaan Pusat Universitas Diponegoro. Pengunjung terbagi menjadi pengunjung anggota
(mahasiswa & dosen Universitas Diponegoro) dan pengunjung bukan anggota (masyarakat umum.
Aktivitas kegiatan yang dilakukan pengunjung berdasarkan analisa adalah sebagai berikut :
• Kegiatan utama (cetak), yaitu mencari koleksi bahan pustaka, membaca koleksi bahan pustaka,
kegiatan sirkulasi (meminjam atau mengembalikan bahan pustaka).
• Kegiatan utama (non-cetak), yaitu mencari informasi (browsing), menonton koleksi audio
visual, mendengar koleksi audio.
• Kegiatan pendukung, seperti pengurusan kartu anggota, diskusi, seminar, pameran,
penyimpanan barang, foto copy, menonton film.
• Kegiatan penunjang, seperti mengambil uang di ATM, ke toilet, sholat, makan dan minum,
serta memarkirkan kendaraan.
4.1.2 Pendekatan Jumlah Pengguna, Pengelola dan Koleksi
a. Pendekatan Kapasitas Pengelola
Pengelola Perpustakaan Pusat Universitas Diponegoro merupakan staf UPT Perpustakaan
Universitas Diponegoro, sehingga bagian atau bidang-bidang staf mengikuti struktur organisasi UPT
Perpustakaan tersebut. Berikut ini jumlah pengelola tiap bidang:
45
Tabel 4.1 Data Pengelola UPT Perpustakaan Universitas Diponegoro
No. Jabatan Jumlah
1. Kepala UPT Perpustakaan Universitas Diponegoro 1 orang
2. Bidang Tata Usaha 1 kepala, 2 Staf
3. Bidang Pengadaan 1 kepala, 2 staf
4. Bidang Pengolahan 1 kepala, 6 staf
5 Bidang Pelayanan Perpustakaan 1 kepala, 10 staf
6. Bidang Dokumentasi dan Informasi 1 kepala, 1 staf
7. Bidang Kerjasama dan Publikasi 1 kepala, 1 staf
8. Karyawan
Keamanan 2 orang
Kebersihan 4 orang
Total 35 orang
Sumber : Analisis
b. Pendekatan Jumlah Pengunjung
Dalam menetapkan jumlah dan kapasitas dari fasilitas yang akan disediakan dalam Perpustakaan
Pusat Universitas Diponegoro ini, maka akan dilakukan prediksi terhadap jumlah pengunjung
Perpustakaan . Data yang dipergunakan hanya di tahun 2012-2014. Berikut akan dilakukan perhitungan
prediksi jumlah pengunjung gedung Perpustakaan Pusat Universitas Diponegoro dengan menggunakan
metode garis regresi yaitu dengan menggunakan time series dengan x sebagai variable waktu:
Tabel 4.2 Time Series Data Pengunjung UPT Perpustakaan UNDIP Tahun 2012-2014.
No Tahun Jumlah (P) x x Px 2
1 2012 26.871 -1 1 -26.871 2 2013 53.289 0 0 0 3 2014 49.822 1 1 49.822 Jumlah 129.982 0 2 22951
Sumber : UPT Perpustakaan Universitas Diponegoro 2012-2014
Jumlah pengunjung pada tahun prediksi adalah:
P(t+y) = a+b.y (Cochran, 1977)
P(t+y) : jumlah pengunjung pada tahun (t+y)
y : tambahan tahun terhitung dari tahun dasar
a,b : konstanta yang diperoleh dari perhitungan pada halaman berikut.
46
a = (∑P. ∑x2)-(∑x. ∑Px) / (N. ∑x2)-( ∑x)
b = (N. ∑Px)-( ∑x. ∑P) / (N. ∑x
2 2)-( ∑x)
Karena ∑x=0, maka
2
a = (∑P. ∑x2) / (N. ∑x2
b = (N. ∑Px) / (N. ∑x
) 2
dengan N : jumlah nilai data yang ada, sehingga:
)
a = (129982x 2) / (3.2)
= 259964 / 6
= 43327,3
b = (3 x 22951) / (3.2)
= 68853 / 6
= 11475,5
Prediksi jumlah pengunjung perpustakaan tahun 2046 ialah:
P(t+y)
P
= a+b.y
(2046)
= 43327,3+ (378691,5)
= 43327,3+ (11475,5. 33)
= 422018,8 dibulatkan 422.019 orang
Dengan demikian, jumlah prediksi pengunjung Perpustakaan Pusat Universitas Diponegoro pada
tahun 2046 adalah sebanyak 422.019 orang dan rata-rata pengunjung perbulan adalah 35.169 orang.
Prediksi tiap hari kunjungan (hari senin sampai dengan jumat) adalah: 35.169 orang / 20hari = 1759
orang. Dari hasil tersebut dapat diketahui kapasitas pengunjung untuk masing-masing ruang baca
maupun ruang diskusi dengan perbandingan persentase berikut:
Tabel 4.3 Persentase Kapasitas Tempat Duduk Ruang Baca dan Ruang Diskusi
Ruang Persentase Jumlah
Ruang Baca Koleksi Sirkulasi 20% 352
Ruang Baca Koleksi Buku Tandon 8% 141
Ruang Baca Koleksi Referensi 8% 141
Ruang Baca Koleksi Serial 5% 88
Ruang Baca Koleksi Khusus 7% 123
Ruang Baca Koleksi Non-Cetak 15% 263
47
Ruang Baca Khusus 20% 352
Ruang Diskusi 17% 299
Total 100% 1.759
Sumber : Analisis
c. Pendekatan Jumlah Koleksi
Gedung perpustakaan yang baik harus dapat menampung seluruh koleksi, staf, pengunjung saat ini
dan mengantisipasi pertumbuhan setidaknya 30 tahun mendatang. Penambahan koleksi di tahun
2012 sebesar 2,7%, tahun 2013 sebesar 2,7% dan tahun 2014 sebesar 7,1%. Maka diambil
persentase penambahan koleksi terbesar yaitu pada tahun 2014 yaitu 7,1%.
Tabel 4.4 Pendekatan Jumlah Koleksi
Jenis Koleksi Jumlah
Awal (eks)
Penambahan Jumlah Setelah
Penambahan
Koleksi Sirkulasi 130.036 7,1% 1.018.000 eks
Buku Tandon 54.971 7,1% 430.346 eks
Referensi 7.151 7,1% 55.982 eks
Koleksi Serial :
Jurnal cetak 732 100 jurnal, rata-rata terbit
2 kali setahun
6.732 eks
Majalah 675 15 eks per bulan, koleksi
lama dijilid setahun 2 kali
2.700 jilid + 710 eks
Surat Kabar 22 6 eks per hari, koleksi lama
dijilid per bulan
2.160 jilid +202 eks
Koleksi Khusus :
Tesis 5637 (penambahan koleksi
dalam bentuk digital)
5.637 eks
Disertasi 52 52
Karya Ilmiah 7.492 7.492
Koleksi Non Cetak 1.666 1% 3.018
Sumber : Analisis
48
4.1.3 Pendekatan Kebutuhan Ruang
4.1.3.1 Kegiatan Utama
Tabel 4.5 Kebutuhan Ruang Kelompok Kegiatan Utama
No. Kebutuhan Ruang 3 Ruang Katalog
Koleksi Sirkulasi 4 Ruang Petugas Layanan Serial
1 Ruang Koleksi Koleksi Khusus
2 Ruang Baca 1 Ruang Koleksi
3 Ruang Pelayanan Sirkulasi 2 Ruang Baca
4 Ruang Katalog 3 Ruang Katalog
Koleksi Buku Tandon 4 Ruang Petugas Layanan Koleksi Khusus
1 Ruang Koleksi Koleksi Non Cetak
2 Ruang Baca 1 Ruang Penyimpanan Koleksi Non
Cetak
3 Ruang Pelayanan Buku Tandon 2 Ruang Baca dan Akses Digital
4 Ruang Katalog 3 Ruang Audio Visual
4 Ruang Katalog
Koleksi Referensi 5 Ruang Petugas Layanan
1 Ruang Koleksi Ruang Baca Khusus
2 Ruang Baca Ruang Diskusi
3 Ruang Pelayanan Referensi Ruang Seminar
4 Ruang Katalog
Koleksi Serial
1 Ruang Koleksi
2 Ruang Baca
Sumber : Analisis
4.1.3.2 Kelompok Kegiatan Penunjang
Tabel 4.6 Kebutuhan Ruang Kelompok Kegiatan Penunjang
No Kebutuhan Ruang
1 Lobby
2 Information Desk + Pelayanan Keanggotaan
3 Galeri
49
4 Ruang Pertemuan
5 Ruang penitipan barang
6 Ruang pelayanan fotocopy
7 Toko Buku
8 Foodcourt
9 Tenant
10 ATM center
11 Lavatory
12 Mushola
13 Ruang pelayanan ekstra/ corner
Sumber : Analisis
4.1.3.3 Kegiatan Pengelola
Tabel 4.7 Kebutuhan Ruang Kelompok Kegiatan Pengelola
No Kebutuhan Ruang
1 Ruang Kepala UPT Perpustakaan
2 Ruang Bagian Tata Usaha
3 Ruang Bidang Administrasi
4 Ruang Bidang Pengadaan
5 Ruang Bidang Pengolahan Bahan Pustaka
6 Ruang Bidang Pelayanan
7 Ruang Bidang Dokumentasi dan Inormasi
8 Ruang Bidang Kerjasama dan Publikasi
9 Ruang Tamu
10 Ruang Rapat
11 Ruang Fumigasi
12 Gudang
13 Lavatory
14 Pantry
15 Mushola
Sumber : Analisis
50
4.1.3.4 Kegiatan Servis
Tabel 4.8 Kebutuhan Ruang Kelompok Kegiatan Servis
No Kebutuhan Ruang
1 Ruang Genset
2 Ruang Panel Listrik
3 Ruang Chiller
4 Ruang AHU
5 Ruang Pompa
6 Loading Dock
7 Ruang Kontrol
8 Pos Keamanan
Sumber : Analisis
4.1.4 Pendekatan Persyaratan Ruang
a. Ruang Koleksi
Ruang ini memebutuhkan suhu udara berkisar 20-25ºC, dengan tingkat kelembaban udara 45-55%.
Penggunaan kaca filter ultraviolet untuk menghindari kontak langsung bahan pustaka dengan sinar
matahari, sedangkan penerangan buatan langsung maupun tidak langsung digunakan untuk
keawetan bahan putaka. Untuk koleksi langka atau kuno, suhu 17-19ºC kelembaban 49%-55%, dan
untuk koleksi mikrofilm tingkat kelembaban udara 20-21%.
b. Ruang Baca
Sistem penerangan yang digunakan adalah sistem penerangan alami untuk mendapatkan
penerangan yang bersifat lebih natural. Sistem penghawaan yang digunakan dengan ventilasi
buatan (AC) memiliki suhu antara 20-25ºC.
c. Ruang Fumigasi
Ruang yang digunakan pada saat-saat tertentu bertujuan untuk membasmi jamur pada bahan
pustaka agar keawetan terjaga dengan menggunakan bahan kimia khusus. Ruangan ini dirancang
dengan mempertimbangkan keamanan pemakaian utilitasnya (saluran pembuangan gas).
d. Ruang Audiovisual
Pertimbangan persyaratan khusus sebuah ruang untuk display audiovisual, baik sistem penerangan,
akustik, serta dimensi peralatan.
e. Cinema
51
Ruang cinema lebih ditekankan pada aspek penerangan, akustik, dan desain perabot yang
ergonomis.
4.1.5 Pendekatan Hubungan Ruang dan Sirkulasi
Pendekatan sirkulasi perpustakaan dibagi berdasarkan beberapa faktor, antara lain:
1. Berdasarkan jenis pelaku aktifitas
Sirkulasi pelaku/manusia, (sirkulasi pengunjung dan pengelola)
Gambar 4.1 Sirkulasi Pengelola
Sumber: Analisis
R. Parkir Pengelola
Entrance
Ruang Penunjang Ruang Kegiatan Utama
Ruang Teknis
Ruang Tamu
Ruang Kegiatan Pengelola
Ruang Rapat
R. Bid Pelayanan
R. Bidang Dokinfo
R. Bid Kerjasama & Publikasi
Gudang
Lavatory
R. Kepala Perpustakaan
R. Bag Tata Usaha
R. Bid Administrasi
R. Bid Pengadaan
R. Bid Pengolahan
Pantry
Mushola
52
Ruang
Bagian
Pengadaan
Ruang
Bagian
Penggolahan
Ruang
Koleksi &
Layanan
Ruang Bagian Pengadaan atau Ruang Koleksi
• Sirkulasi Bahan Pustaka
Gambar 4.3 Sirkulasi Bahan Pustaka
Sumber: Analisis
R. Keg. Pendukung
Information Desk
R. Penitipan Barang
R. Fotocopy
R. Baca Khusus
R. Belajar Mandiri
R. Diskusi
R. Seminar
R. Pertemuan
Ruang Kegiatan Uama
R. Koleksi Sirkulasi
R. Koleksi Buku Tandon
R. Koleksi Refrensi
R. Koleksi Serial
R. Koleksi Khusus
R. Koleksi Non Cetak
Parkir Pengunjung
Main Entrance
Ruang Pengelola
Ruang Kegiatan
Penunjang
Lobby
Pengadaan
Inventarisasi
Klasifikasi
Katalogisasi
Penyusunan
Pelayanan pengguna
Pemeliharaan
Gambar 4.2 Sirkulasi Pengunjung
Sumber: Analisis
R. Pel. Ekstra/Corner
53
2. Berdasarkan arah sirkulasi
• Sirkulasi vertikal, (ramp, booklift dan tangga).
• Sirkulasi horizontal, (hall, koridor, selasar dan pedestrian way).
4.1.6 Program Ruang
Adapun acuan yang dipakai untuk menentukan standar ruang dari masing-masing kegiatan
adalah melalui literatur dan studi lapangan yaitu :
1. Architect’s Data, Ernst Neufert, John Wiley and Sons, New York, 1980. (DA)
2. Planning Academic and Research Library Building, Keyes D Metchalf, McGraw Hill Book
Company,1965. (KM)
3. Time Saver Standarts for Building Types, Joseph de Chiara and john Calendaer. 1981, MC
Graw Hiil Book Company, New York. (TS)
4. Studi Banding lainnya (SB)
5. Analisa Studi Ruang (AS)
6. Dasar Perencanaan Gedung Perpustakaan Perguruan Tinggi di Indonesi, Poole, Frazer G.
1981.(P)
Tabel 4.9 Program Ruang Luas Bangunan
No Nama Ruang Kapasitas Besaran Total Sumber Ruang Utama
1 Koleksi Sirkulasi Ruang Koleksi 1.018.000 buku
(1.358 rak) 3,65 m2 4956,7 mper 750 vol (6 tingkat rak)
KM 2
Ruang Baca 70% x 352 = 246 orang
1,15 m 282,9 m2 KM 2
Ruang Pelayanan 4 orang 11 m 44 m2 P 2 Ruang Katalog 5 unit 1 m 5 m2 AS 2
Sirkulasi 30% 1586,58 Total Ruang Koleksi Sirkulasi 6875,18 m 2
2 Koleksi Buku Tandon Ruang Koleksi 430.346 buku
(574 rak) 3,65 m2 2095,1 mper 750 vol (6 tingkat rak)
KM 2
Ruang Baca 141 orang 1,15 m2 162,15m KM 2
Ruang Pelayanan 2 orang 11 m 22 m2 P 2 Ruang Katalog 3 unit 1 m 3 m2 AS 2
54
Sirkulasi 30 % 684,675 Total Ruang Koleksi Buku Tandon 2966,92 m 2
3 Koleksi Referensi Ruang Koleksi 55.982 buku
(75 rak) 3,65 m2 273,75mper 750 vol (6 tingkat rak)
KM 2
Ruang Baca 141 orang 1,15 m2 162,15m KM 2
Ruang Pelayanan 2 orang 11 m 22 m2 P 2 Ruang Katalog 3 unit 1 m 3 m2 AS 2
Sirkulasi 30 % 138,27 Total Ruang Koleksi Buku Referensi 599,17 m 2
4 Koleksi Serial Ruang Koleksi Baru • Majalah 15 majalah (1 rak) 1 rak 15 eks, 0,5 m² 0,5 m SB 2
• Surat Kabar 6 surat kabar (2 rak) 1 rak 5 eks, 0,35 m² 0,7 m SB 2
• Jurnal 100 eks (2 rak) 1 rak 48eks, 1,15m² 2,3 m SB 2
Ruang Koleksi Lama Terjilid • Majalah 2700 jilid (16 rak) +
710 eks (4 rak) 175 jilid/ rak 0,9 m² 18 m SB 2
• Surat Kabar 2160 jilid (21 rak) + 202 eks (1 rak)
105 jilid / rak 0,9m² 19,8 m SB 2
• Jurnal 6732 eks (39 rak) 175 eks/ rak 0,9 m² 4,5 m SB 2 Ruang Baca 88 orang 3,7 m 325,6m2 KM 2
Ruang Pelayanan 2 orang 11 m 22 m2 P 2 Ruang Katalog 2 unit 1 m 2 m2 AS 2
Sirkulasi 30 % 118,62 Total Ruang Koleksi Serial 514,02 m 2
5 Koleksi Khusus Ruang Koleksi 13.181 eks
(18 rak) 3,65 m2 65,7 mper 750 vol (6 tingkat rak)
KM 2
Ruang Baca 123 orang 3,7 m 455,1m2 KM 2
Ruang Pelayanan 1 orang 11 m 11 m2 P 2 Ruang Katalog 3 unit 1 m 3 m2 AS 2
Sirkulasi 30 % 160,44 Total Ruang Koleksi Khusus 695,24 m 2
6 Koleksi Non Cetak Ruang Koleksi 3018 keping
(6 rak) 0,52m2 3,12m (500 keping VCD)
DA 2
Ruang Akses Digital 233 orang 2,8 m 652,4 m2 P 2 Ruang Audio Visual 30 orang x 4,6 m 138 m2 KM 2 Ruang Katalog 1 unit 1 m 1 m2 AS 2 Ruang Pelayanan 1 orang 11 m 11 m2 P 2
55
Sirkulasi 30 % 241,656 Total Ruang Non Cetak 1047,17 m 2
7 Ruang Baca Khusus Ruang baca carrel 30% x 352 = 106 2,3 m 243,8m2 P 2 Ruang baca grup 70% x 352= 246 2,1 m 516,6 m2 P 2
Sirkulasi 30 % 228,12 Total Ruang Baca Khusus 988,52 m 2
8 Ruang Diskusi Diskusi 4 orang 4 orang x 30 3,5 m2 420m/ orang P 2 Diskusi 6orang 6 orang x 20 3,2 m2 384 m/ orang P 2 Diskusi 12orang 12 orang x 5 3,2 m2 192 m/ orang P 2
Sirkulasi 30 % 298,8 m2 Total Ruang Diskusi 1294,8 m2
9 Ruang Seminar R. Seminar A 40 orang x 2 unit 2,0 m2 160 m/ orang P 2 R. Seminar B 70 orang 2,0 m2 140 m/ orang P 2 R. Seminar C 100 orang 2,0 m2 200 m/ orang P 2 Lobby R. Seminar 100 m AS 2
Sirkulasi 30 % 180 m 2 Total Ruang Seminar 780 m 2
Jumlah 15761,02m2 Sirkulasi 30 % 4728,306m2 Total Luas Ruang Utama 20489,32m2
Ruang Penunjang 1 Lobby 10% x 1125 =112 0,8 m2 90m / orang 2 DA 2 Hall 1125 orang 300 m AS 2 3 Information Desk &
Pelayanan Keanggotaan
2 orang 0,8 m2 1,6 m/ orang DA 2 1 meja 1,65 m 1,65 m2 DA 2 1 kursi 0,24 m 0,48 m2 DA 2
Sirkulasi 40% 1,492 m 2 Total Dibulatkan 6 m 2
4 Ruang Pertemuan 250 orang 500 m DA 2 5 Galeri 200 m AS 2 6 Ruang Penitipan Barang
Loker 75 unit 1,9m 142,5 m2 DA 2 Petugas 2 orang 1.8 m2 3,6 m /orang DA 2 Sirkulasi 30 % 43,8 m 2 Total Dibulatkan 190 m 2
7 Ruang Pelayanan Fotocopy
4 unit 5 m2 20 m/ unit DA 2
8 Lavatory Lavatory Pria 2 toilet 1,5 m 3 m2 DA 2
3 urinoir 0,88 m 2,64 m2 DA 2 3 wastafel 0,84 m 2,52 m2 DA 2
56
Sirkulasi 40% 3,264 m 2 Dibulatkan 14 m 2
Lavatory Wanita 5 toilet 1,5 m 7,5 m2 DA 2
3 wastafel 0,84 m 2,52 m2 DA 2 Sirkulasi 40% 4,08 m 2
Dibulatkan 14m 2 1 unit setiap lantai (5 lantai)
5 unit lv pria 5 unit lv wanita
Total 140 m 2
9 R. Pel. Ekstra/Corner 3 unit 30 m2 90 m/ unit AS 2 10 Musholla 100 orang 1,25 m 125 m2 AS 2
5 t. wudhu pria 1 m 5 m2 AS 2 5 t. wudhu wanita 1 m 5m2 AS 2 Sirkulasi 40% 54 m 2 Total Dibulatkan 189 m 2
11 Toko Buku 1 unit 80 m 80 m2 SB 2 12 Food Court Ruang Makan 100 orang 1,25 m2 125 m / orang DA 2 Dapur/Kios 5 unit 10 m 50 m2 DA 2 Sirkulasi 30% 52,5 m 2 Total Dibulatkan 250 m 2 13 ATM Corner 3 unit 4 m 12 m2 DA 2 14 Tenant 5 unit 20m 100 m2 AS 2
Jumlah 2167m2 Sirkulasi 30 % 650 m2
Total Luas Ruang Penunjang 2817 m2 Ruang Pengelola
1 Ruang Kepala UPT Perpustakaan
1 orang 60 m 60 m2 SB 2
2 Bidang Tata Usaha Ruang Kepala 1 orang 12 m 12 m2 DA 2 Ruang Staf Subbid 2 orang 9 m 18 m2 DA 2
Sirkulasi 30% 9 m 2 Total Dibulatkan 40 m 2
3 Bidang Administrasi Ruang Kepala 1 orang 12 m 12 m2 DA 2 Ruang Staff Subbid 2 orang 9 m 18 m2 DA 2
Sirkulasi 30% 9 m 2 Total Dibulatkan 40 m 2
4 Bidang Pengadaan Ruang Kepala 1 orang 12 m 12 m2 DA 2 Ruang Staff Subbid 2 orang 9 m 18 m2 DA 2
Sirkulasi 30% 9 m 2 Total Dibulatkan 40 m 2
5 Bidang Pengolahan Ruang Kepala 1 orang 12 m 12 m2 DA 2
57
Ruang Staff Subbid 6 orang 9 m 54 m2 DA 2 Sirkulasi 30% 19,8 m 2
Total Dibulatkan 86 m 2 6 Bidang Pelayanan
Ruang Kepala 1 orang 12 m 12 m2 DA 2 Ruang Staff Subbid 10 orang 9 m 90 m2 DA 2
Sirkulasi 30% 30,6m 2 Total Dibulatkan 133m 2
7 Bidang Dokumentasi dan Informasi Ruang Kepala 1 orang 12 m 12 m2 DA 2 Ruang Staff Subbid 1 orang 9 m 9 m2 DA 2 Ruang Digitalisasi Koleksi
1 unit 60 m 60 m2 SB 2
Sirkulasi 30% 24,3m 2 Total Dibulatkan 106m 2
8 Bidang Pelayanan Ruang Kepala 1 orang 12 m 12 m2 DA 2 Ruang Staff Subbid 1 orang 9 m 9 m2 DA 2
Sirkulasi 30% 6,3 m 2 Total 28m 2
9 Ruang Tamu 2 Sofa Tamu (3 seat) 1,08 m 2,16 m2 TS 2 4 Sofa Tamu (1 seat) 0,36 m 1,44 m2 TS 2 2 Meja Tamu 0,9 m 1,8 m2 TS 2
Sirkulasi 50% 2,7 m 2 Total Dibulatkan 20 m 2
10 Ruang Rapat 10 orang 0,8 m 8 2 DA 10 kursi 0,24 m 2,4 m2 DA 2 1 meja 6 m 6 m2 DA 2
Sirkulasi 40% 12,56m 2 Total Dibulatkan 45m 2
11 Musholla 8 orang 1,25 m 10 m2 AS 2 2 t. wudhu pria 1 m 2 m2 AS 2 2 t. wudhu wanita 1 m 2m2 AS 2
Sirkulasi 40% 5,28 m 2 Total Dibulatkan 20 m 2
12 R. Istirahat Staf Pantry 1 unit 5,4 m 5,4 m2 2 R. makan/ istirahat 10 orang 2,5 m 25 m2 2
Sirkulasi 50% 15,2 m 2 Total Dibulatkan 50 m 2
13 R. Fumigasi 1 unit 40 m 40 m2 SB 2 14 Gudang Buku 1 unit 50 m 50 m2 SB 2 15 Gudang ATK 1 unit 48 m 48 m2 SB 2 16 Janitor dan Gudang
Kebersihan 1 unit 20 m 20 m2 SB 2
Jumlah 826 m2
58
Sirkulasi 30 % 247,8 Total Luas Ruang Pengelola 1.073,8 m2
Ruang Servis 1 Ruang Genset
1 unit 16 m 16 m2 SB 2 2 Ruang Panel Listrik 1 unit 9 m 9 m2 SB 2 3 Ruang Chiller 1 unit 10 m 10 m2 SB 2 4 Ruang AHU 1 unit 5 lantai 9 m 45 m2 SB 2 5 Ruang Pompa (Air
Bersih + Pemadam Kebakaran)
1 unit 16 m 16 m2 SB 2
6 Loading Dock 1 unit 20 m 20 m2 SB 2 7 Ruang Kontrol 1 unit 12 m 12 m2 SB 2 8 Lift Umum 2 unit 3,06 m 6,12 m2 DA 2 9 Lift Barang 1 unit 2,431 m 2,431 m2 DA 2 10 Tangga Tiap lantai Tiap lantai 19,95 m 19,95 m2 KM 2 11 Tangga Darurat Tiap lantai 32 m 32 m2 AS 2 12 Shaft Sampah 1 unit 5 lantai 1,5 m 7,5 m2 DA 2 13 Pos Keamanan 2 orang 4 m 8 m2 SB 2
Jumlah 204 m2 Sirkulasi 30% 61,2 m2
Total Luas Ruang Servis 265,2 m2 Total 24645,32 m2
Sirkulasi antar ruang 30% 7393,56 m2 Total Luas Lantai Bangunan 32038,9m2
Sumber : Analisis
Kapasitas parkir untuk pengelola sesuai jumlah staf dan karyawan UPT Perpustakaan Universitas
Diponegoro yaitu 35 orang (asumsi 5 mobil dan 30 motor). Sedangkan untuk kapasitas parkir
pengunjung, asumsikan bahwa telah disediakan fasilitas transportasi kampus berupa bus, sehingga
hanya disediakan 25 kantung parkir mobil dan 150 kantung parkir motor.
Tabel 4.10 Program Ruang Untuk Parkir
Ruang Parkir 1 Parkir Pengelola 5 mobil 3 m x 5 m/unit 75 m DA 2
30 motor 0,75m x 2m/unit 45 m DA 2 Sirkulasi 100% 120 m 2 Total 240 m 2
2 Parkir Pengunjung 25 mobil 3 m x 5 m/unit 375 m DA 2 150 motor 0,75m x 2m/unit 225 m DA 2 Sirkulasi 100% 600 m 2 Total 1200 m 2
Total Luas Ruang Parkir 1440 m2 Sumber : Analisis
Total Luas Keseluruhan = 32038,9m2+ 1440 m2 = 33.478,9 m2
59
4.2 Pendekatan Aspek Kontekstual
Lokasi rencana Perpustakaan Pusat Universitas Diponegoro berada di dekat pintu masuk wilayah
kampus Universitas Diponegoro.
Gambar 4.3 Tapak Perpustakaan Pusat Universitas Diponegoro
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Semarang
Luas: ± 18.000 mKDB 40%, GSB 17 meter
2
Batas-Batas: • Sebelah Utara : Kampus Fakultas FISIP • Sebelah Timur: Gedung PKM Baru • Sebelah Selatan: Lahan Kosong • Sebelah Barat: Permukiman warga
4.3 Pendekatan Aspek Kinerja
4.3.1 Sistem Pencahayaan
Pencahayaan merupakan salah satu faktor penting bagi perpustakaan. Dengan pemilihan
penerangan yang tepat akan memberikan kenyamanan dan keawetan pada buku. Besar pengaturan
pencahayaan untuk perpustakaan adalah sebagai berikut:
- Area baca (majalah dan surat kabar) 200 lumen
- Meja baca (ruang baca umum) 400 lumen
- Meja baca 9 ruang baca rujukan 600 lumen
- Area sirkulasi 600 lumen
60
- Area pengolahan 400 lumen
- Area akses tertutup (closed access) 100 lumen
- Area koleksi buku 200 lumen
- Area kerja 400 lumen
- Area pandang dengar 100 lumen
Terdapat dua sistem penerangan yang dapat dimanfaatkan, yaitu :
1. Penerangan alami
Pada area atau ruang-ruang tertentu tidak memerlukan penerangan buatan pada siang hari,
sehingga dibutuhkan penerangan alami. Penerangan alami didapat dari bukaan dinding seperti
jendela, dinding kaca, maupun skylight. Sedangkan untuk silau yang ditimbulkan dari sinar matahari
dapat dicegah atau dikurangi menggunakan sun shading atau peredam panas/sinar.
2. Penerangan buatan
Penerangan buatan digunakan pada ruang-ruang yang tidak dapat diterangi oleh sinar matahari,
ketika sinar matahari berkurang karena cuaca, atau sebagai penerangan di malam hari. Penerangan
buatan pada siang hari utamanya digunakan pada ruang-ruang dengan fungsi khusus.
Sistem penerangan buatan yang digunakan ada 2 macam, antara lain :
a. Sistem penerangan umum
Sistem penerangan ini memberikan sistem penerangan yang tersebar merata ke seluruh
ruangan. Sistem ini baik digunakan untuk ruangan yang luas dengan aktivitas yang sama.
b. Sistem penerangan khusus
Pada sistem ini cahaya diarahkan secara khusus pada tempat tertentu. Digunakan untuk bagian
ruang yang memerlukan penerangan lebih dibandingkan yang lain.
4.3.2 Sistem Penghawaan / Pengkondisian Ruang
Penataan ruang perpustakaan harus dapat memungkinkan pengkondisian udara yang baik,
sehingga memberikan kenyamanan bagi pengguna yang berkegiatan. Beberapa prinsip di bawah ini
dapat diupayakan untuk mencapai kondisi pengudaraan yang baik:
a. Idealnya sebuah ruang perpustakaan memiliki suhu ruang 20-25°C dan kelembaban berkisar 45-55%
untuk ruang koleksi buku dan 20-21% untuk ruang koleksi microfilm. Karena kondisi tersebut sangat
sulit dicapai pada iklim tropis di Indonesia hanya dengan mengandalkan penghawaan alami, maka
sistem penghawaan buatan dapat diterapkan juga untuk mencapai kenyamanan bagi pengguna.
61
b. Untuk beberapa ruang yang dapat dikondisikan dengan penghawaan alami dapat menggunakan
bukaan jendela atau lubang ventilasi yang memadai. Lubang ventilasi sebaiknya ditempatkan pada
kedua dinding ruang yang berseberangan sehingga memungkinkan terjadinya ventilasi silang dan
memberikan kenyamanan di dalam ruang perpustakaan.
c. Pengudaraan buatan dapat diterapkan dengan memanfaatkan kipas angin atau exhaust van yang
dapat membantu pertukaran udara dalam ruangan, serta Air Conditioner juga dapat digunakan
untuk mencapai suhu udara yang diinginkan.
d. Penempatan perabot dan benda-benda lain dalam ruangan perlu dipertimbangkan agar tidak
menghalangi aliran angin dalam ruangan. Rak buku harus ditempatkan pada posisi yang tidak
menutupi lubang ventilasi. Selain itu bila perlu dilakukan penyekatan ruang, maka harus
dipertimbangkan agar tidak tercipta area yang tidak tercapai oleh aliran angin sehingga menjadi
lebih panas atau pengap.
4.3.3 Sistem Jaringan Air Bersih
Sumber air bersih berasal dari PDAM, yang akan didistribusikan ke ruang-ruang yang
membutuhkan. Adapun system pendistribusiannya dapat dengan menggunakan up feed system dan
down feed system.
4.3.4 Sistem Pembuangan Air Kotor
a. Air kotor yang mengandung kotoran padat yang berasal dari kloset disalurkan ke septic tank.
b. Air kotor berupa cairan dari wastafel dilakukan treatment untuk menghasilkan air bersih kembali
untuk taman.
c. Air kotor dari air hujan disalurkan ke saluran kota dengan sistem saluran semi terbuka (ditutup
dengan grill).
4.3.5 Sistem Jaringan Listrik
Jaringan listrik ini menggunakan sumber energi berupa listrik dari PLN dan generator set sebagai
sumber tenaga cadangan. Daya listrik ini melayani beban penerangan, pompa, penghawaan buatan, dan
mekanikal elektrikal lainnya.
4.3.6 Sistem Pembuangan Sampah
62
Pembuangan sampah pada bangunan pada umumnya adalah dengan menggunakan tempat
sampah, yaitu sampah dari masing-masing area atau lantai, dikumpulkan pada kantong-kantong
sampah, kemudian dibuang melalui shaft sampah yang langsung sampai ke lantai dasar, di mana
terdapat penampungan sampah.
4.3.7 Sistem Pencegahan Kebakaran
Instalasi pemadam api pada bangunan tinggi menggunakan peralatan pemadam api instalasi
tetap. Sistem deteksi awal bahaya (Early Warning Fire Detection), yang secara otomatis memberikan
alarm bahaya atau langsung mengaktifkan alat pemadam. Terbagi atas dua bagian, yaitu system
otomatis dan system semi otomatis.
Pada sistem otomatis, manusia hanya diperlukan untuk menjada kemungkinan lain yang terjadi.
Sistem deteksi awal terdiri dari :
a. Alat deteksi asap (smoke detector)
Mempunyai kepekaan yang tinggi dan akan memberikan alarm bila terjadi asap di ruang tempat alat
tersebut dipasang.
b. Alat deteksi nyala api (flame detector)
Dapat mendeteksi adanya nyala api yang tidak terkendali dengan cara menangkap sinar ultraviolet
yang dipancarkan nyala api tersebut.
c. Hydrant Kebakaran
• Hidran kebakaran adalah suatu alat untuk memadamkan kebakaran yang sudah terjadi dengan
menggunakan alat baku air. Jumlah pemakaian hidran 1 (satu) buah per 800m2. Hidran ini dibagi
menjadi :
• Hidran kebakaran dalam gedung. Selang kebakaran harus terbuat dari bahan yang tahan panas,
dengan panjang 20-30 meter.
• Hidran kebakaran di halaman. Hidran di halaman harus menggunakan katup pembuka dan
mampu mengalirkan air 250 galon/menit atau 950 liter/menit untuk setiap kopling.
d. Sprinkler
Alat ini akan bekerja bila suhu udara di ruangan mencapai 60°C-70°C. Penutup kaca pada
sprinkler akan pecah dan menyemburkan air. Setiap sprinkler head dapat melayani luas area 10-
20m2 dengan ketinggian ruangan 3 meter.Jarak antara dua sprinkler head biasanya 4 meter di
dalam ruangan dan 6 meter di koridor. Sprinkler biasanya diletakkan di dalam ruangan dan koridor.
e. Fire Extenghuiser
63
Berupa tabung yang berisi zat kimia, penempatan setiap 20-25 meter dengan jarak jangkauan seluas
200-250 cm.
4.3.8 Sistem Komunikasi
Berdasarkan penggunaannya, sistem telekomunikasi dapat dibedakan dalam dua jenis yaitu :
a. Komunikasi Internal
Komunikasi yang terjadi dalam satu bangunan. Alat komunikasi ini antara lain menggunakan LAN
(Lokal Area Network) dan sistem komunikasi telepon antar ruang Biasanya digunakan untuk
komunikasi antar pengelola atau bagian keamanan.
b. Komunikasi Eksternal
Komunikasi dari dan keluar bangunan. Alat komunikasi ini dapat berupa telepon PABX, internet,
dan faximile. Biasanya digunakan untuk komunikasi keluar oleh pengelola.
4.3.9 Sistem Penangkal Petir
Penangkal petir yang digunakan harus mampu melindungi bangunan dan lingkungan
perpustakaan dari bahaya petir. Terdapat dua sistem penangkal petir, yaitu:
a. Sistem Franklin. Prinsip kerjanya adalah melindungi isi kerucut yang jari-jari alasnya sama dengan
tinggi kerucut.
b. Sistem faraday. Sistem yang banyak dipakai berupa tiang-tiang 30 cm, yang saling dihubungkan
dengan kawat dan kabel tembaga sebagai penghantar aliran listrik ke tanah.
4.3.10 Sistem Keamanan
Sistem pengamanan terhadap tindak kriminal (pencurian), antara lain dengan:
a. RFID (Radio Frequency Identification), poses pembacaannya tidak perlu kontak langsung dengan
obyek yang dibaca. Karena reader otomatis akan menghasilkan frekuensi radio magnetik yang
dipancarkan oleh antena pada area tertentu dimana kartu tag tersebut ditempel. Selain itu, adanya
tag anti pencurian (anti-thef) dan kemampuan untuk menyimpan data lebih banyak daripada yang
dapat disimpan oleh barcode (Fatmawati,2010).
b. CCTV (Central Cirucuit Television), cara ini dengan memasang kamera pada sudut-sudut tertentu
untuk mendeteksi keadaan. Untuk pengoperasiannya memerlukan ruang pengawas dan
operatornya.
64
4.3.11 Sistem Transportasi Vertikal
Kemudahan hubungan vertikal dalam bangunan gedung, termasuk sarana transportasi vertikal
berupa penyediaan tangga, ramp, dan sejenisnya serta lift dan/atau tangga berjalan dalam bangunan
gedung. Dalam perencanaan bangunan perpustakaan ini, pendekatan transportasi vertikal meliputi:
a. Tangga, memiliki keuntungan dapat digunakan setiap saat, tidak seperti elevator/lift yang sangat
tergantung terhadap ketersediaan tenaga penggeraknya. Kekurangannya adalah pengguna akan
mengeluarkan tenaga lebih banyak untuk menaiki tangga. Penempatannya harus mudah terlihat
dan dijangkau dengan radius pelayanan maksimal 25 meter dengan lebar minimum 1.5 meter.
Tangga terdiri dari dua jenis yaitu tangga biasa dan tangga darurat (ketika terjadi kecelakaan.
b. Lift, merupakan sarana sirkulasi vertikal yang menggunakan tenaga penggerak berupa listrik, secara
dua sistem yaitu sistem katrol ataupun sistem hidrolik (maksimum hanya sampai 17- 34 m). Lift
dipisahkan antara lift manusia (lift darurat dan lift panorama) dan lift barang. Lift manusia
dibedakan menjadi lift kecil(400kg), lift sedang (630 kg) dan lift besar (1000 kg). Lift memiliki
fasilitas tombol rendah bagi pemakai kursi roda serta memiliki cadangan energy apabila listrik mati
dan saluran telekomunikasi ke bagian keamanan di luar lift. Ruang di depan lift minimal harus
sebesar ruang di dalam lift. Lift darurat memiliki kemapuan tahan api dan hawa panas, dengan
adanya sistem cadangan energy (ketika listrik mati). Lift panorama merupakan lift yang memiliki
dinding kaca sehingga dapat menarik perhatian, lift ini memberikan perjalanan tanpa sentakan,
perlahan, tenang dalam jangkauan kecepatan. Memiliki bahan kaca dengan baja yang digosok,
disikat atau berkilat, ataupun kuningan atau perunggu sebagai tambahan. Untuk lift barang (dumb
waiter), dipakai untuk barang-barang kecil, dokumen, makanan, dan lain-lain yang tidak mudah
masuk (Neufert,1996)
c. Ramp, digunakan untuk pengguna bangunan khususnya para penyandang cacat dan kepentingan
kemudahan pemindahan materi. Penempatannya mudah terjangkau oleh pengunjung dan
pengelola.
4.4 Pendekatan Aspek Teknis
Untuk struktur, dibedakan menajdi dua bagiannya yaitu:
a. Up struktur: biasa digunakan struktur rangka yang terdiri dari balok dan kolom. Perencanaandan
perancangan struktur harus kuat dan kekar (rigid) untuk mengantisipasi daya vertikal dan
horizontal.
65
b. Sub struktur: dapat menggunakan pondasi umpak, pondasi rakit, dan pondasi tiang. Untuk
bangunan di atas tiga lantai harus menggunakan pondasi tiang, baik tiang pancang maupun
tiang bor, sedangkan bangunan satu atau dua lantai dapat menggunakan pondasi telapak dari
batu kali.
4.5 Pendekatan Aspek Arsitektural
Pendekatan aspek arsitektural Perpustakaan Pusat Universitas Diponegoro harus sesuai dengan
perannya sebagai fasilitas pendukung utama visi UNDIP sebagai universitas riset dan letaknya di
kawasan sebagai pusat kampus. Hal tersebut dapat dicapai dengan perlakuan khusus yaitu universal
design terhadap seluruh elemen bangunan yang ada. Elemen tersebut antara lain:
• Site Landscaping
• Kenyamanan aksesbilitas
• Ukuran dan detail, baik railing, pintu, rak buku, dll
• Susunan dan pembagian ruang dalam
Perancangan yang tanggap dengan penggunanya tentu saja melibatkan semua elemen baik eksterior
maupun interior. Untuk itu diperlukan sebuah perlakuan yang khusus.