58
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Keadaan Umum Daerah Penelitian
Home industry Miko Pangan Utama merupakan perusahaan yang
memproduksi olahan-olahan jamur yang terletak di Kelurahan Cicadas Kecamatan
Cibeunying Kidul Kota Bandung. Kelurahan Cicadas merupakan salah satu
kelurahan dari enam kelurahan di Kecamatan Cibeunying Kidul Kota Bandung,
memiliki luas wilayah 55 hektar. Jarak antara kelurahan ke kantor kecamatan
sekitar satu kilometer, sedangkan jarak menuju kantor Kota Bandung kurang lebih
tiga kilometer.
Secara geografis wilayah Kelurahan Cicadas berbatasan dengan beberapa
wilayah, yaitu :
Utara : Kelurahan Cihaurgeulis Kecamatan Cibeunying Kaler.
Selatan : Kelurahan Kebon Waru Kecamatan Batununggal.
Barat : Kelurahan Sukamaju Kecamatan Cibeunying Kidul.
Timur : Kelurahan Cikutra Kecamatan Cibeunying Kidul.
Letak perusahaan yang berada di wilayah Kota Bandung memberikan
keuntungan tersendiri bagi perusahaan. Sebagai sebuah kota, Bandung memiliki
potensi pasar, sarana dan prasarana, serta infrastruktur yang cukup baik yang
dapat menunjang keberlangsungan perusahaan.
59
4.2 Keadaan Umum Home Industry Miko Pangan Utama
4.2.1 Sejarah Singkat Perusahaan
Home industry Miko Pangan Utama telah memulai kegiatan usahanya
sejak 4 Desember 2010. Nama Miko Pangan Utama sendiri berasal dari miko yang
merupakan bahasa biologi untuk jamur, sedangkan maksud dari “pangan utama”
adalah sang pemilik berkeinginan agar jamur menjadi salah satu sumber pangan
olahan alternatif yang utama di Indonesia. Usaha pengolahan jamur di home
industry Miko Pangan Utama berawal dari kegiatan sang pemilik, Bapak Ahmad
Efendi, yang memperkenalkan pestisida organik untuk jamur tiram kepada petani
jamur tiram di Parongpong, Lembang, Kabupaten Bandung pada tahun 2007.
Pestisida organik untuk jamur tiram tersebut adalah hasil penelitian Bapak Ahmad
Efendi ketika menjadi mahasiswa. Kegiatan memperkenalkan pestisida jamur
tiram tersebut menginspirasi Bapak Ahmad Efendi untuk mengolah jamur tiram
segar yang mudah busuk menjadi produk yang lebih awet dengan harga jual yang
lebih tinggi. Produk pertama pada awal usaha home industry Miko Pangan Utama
adalah nugget jamur.
Selama perjalanan mengolah jamur tiram menjadi nugget tersebut tidak
terlepas dari kendala, terutama dalam hal resep pembuatannya. Pada awal usaha,
Bapak Ahmad Efendi kesulitan meramu resep nugget jamur yang tepat dalam hal
komposisi, tekstur, keawetan, dan kerenyahan. Untuk mengetahui resep
pembuatan nugget jamur yang tepat, Bapak Ahmad Efendi mencari informasi dari
internet. Berbagai resep yang ditemukan dari internet, ternyata belum mampu
memenuhi harapan. Resep nugget jamur yang tepat akhirnya ditemukan setelah
60
bertemu dan berkonsultasi dengan Ibu Yuyun Anwar, seorang konsultan UMKM
di Surabaya pada September 2011. Resep tersebut merupakan resep nugget jamur
yang digunakan home industry Miko Pangan Utama hingga saat ini, dengan
melakukan sedikit modifikasi.
Modal awal home industry Miko Pangan Utama berasal dari modal sendiri
sang pemilik dan uang dari para konsumen yang memesan produknya. Modal
sendiri sang pemilik berupa peralatan-peralatan yang digunakan seperti saat ini,
kecuali food processor, freezer, sealer, wadah plastik, dan loyang. Pada awal
usaha, home industry Miko Pangan Utama melakukan kegiatan produksinya
hanya berdasarkan pesanan sehingga terlebih dahulu menerima uang dari para
konsumennya. Uang tersebut yang digunakan sebagai modal untuk membeli
bahan-bahan yang dibutuhkan.
Selain modal sendiri, Bapak Ahmad Efendi juga mendapatkan bantuan
permodalan berupa kredit dari Bank Mandiri sebesar Rp 15.000.000,00 dengan
bunga 6 persen per tahun selama tiga tahun. Bantuan permodalan tersebut didapat
setelah Bapak Ahmad Efendi mengikutsertakan nugget jamur dalam kompetisi
“Wirausaha Muda Mandiri” dan berhasil masuk ke 62 besar kontestan yang lolos.
4.2.2 Visi dan Misi
Home industry Miko Pangan Utama memiliki visi menjadi perusahaan
inspirator pengolahan pangan di Indonesia. Visi tersebut berdasarkan pemikiran
sang pemilik bahwa Indonesia merupakan negara agraris yang menghasilkan
berbagai jenis hasil pertanian primer. Hasil-hasil pertanian primer sifat fisiknya
mudah busuk dan harga jualnya fluktuatif. Oleh karena itu, dengan mengolah hasil
61
pertanian primer menjadi produk yang tahan lama dan mempunyai harga jual
lebih tinggi akan menjadi sumber pendapatan yang lebih tinggi bagi negara.
Adapun misi home industry Miko Pangan Utama adalah memberdayakan petani
dan produk pertanian dalam agroindustri.
4.2.3 Deskripsi Produk
Sejak pertama kali memulai usaha hingga saat ini, produk dari home
industry Miko Pangan Utama melakukan pengembangan variasi produk.
Pengembangan variasi produk tersebut dilakukan karena permintaan pasar yang
menginginkan jenis-jenis produk yang baru. Saat ini jenis produk olahan jamur
tiram yang dihasilkan home industry Miko Pangan Utama adalah nugget jamur,
nugget jamur vegetarian, dan sosis jamur. Dari ketiga jenis produk tersebut, yang
menjadi produk utama home industry Miko Pangan Utama adalah nugget jamur.
Nugget jamur memiliki merek dagang Fanjai Nugget, nugget jamur vegetarian
memiliki merek dagang Fanjai Vegan, sedangkan sosis jamur tiram memiliki
merek dagang Fanjai Sausage.
Setiap produk tersebut memiliki variasi rasa. Variasi rasa nugget jamur
adalah rasa ayam, ayam saus padang, brokoli keju, dan wortel keju. Variasi rasa
nugget jamur vegetarian adalah rasa ayam dan brokoli. Sedangkan variasi rasa
sosis jamur tiram adalah rasa ayam dan sapi. Untuk membedakan jenis nugget
jamur yang satu dengan yang lainnya, bentuk dan kemasan masing-masing produk
nugget jamur dibedakan. Bentuk dan kemasan tersebut dapat dilihat pada
Lampiran 2 dan Lampiran 3.
62
Pada awalnya nugget jamur memiliki ragam ukuran kemasan, yaitu ukuran
kemasan 250 gram dan 500 gram. Dari kedua ukuran kemasan tersebut, para
konsumen mayoritas memilih ukuran kemasan 250 gram. Setelah
mempertimbangkan keadaan tersebut, Bapak Ahmad Efendi memutuskan hanya
memproduksi nugget jamur dengan ukuran kemasan 250 gram. Harga nugget
jamur bagi konsumen akhir ditetapkan sama untuk semua rasa, yaitu Rp 15.000,00
dengan ukuran kemasan 250 gram.
4.3 Aspek Pasar dan Pemasaran
4.3.1 Potensi Pasar
Potensi pasar nugget jamur dari home industry Miko Pangan Utama
tergolong tinggi. Hal tersebut terbukti dari permintaan nugget jamur oleh para
reseller lebih besar dibandingkan penawaran dari home industry Miko Pangan
Utama. Setiap minggu permintaan nugget jamur rata-rata berjumlah 800 kemasan,
sedangkan home industry Miko Pangan Utama baru mampu memproduksi rata-
rata berjumlah 400 kemasan setiap minggu. Hal tersebut berarti home industry
Miko Pangan Utama sejauh ini baru mampu memenuhi sekitar 50 persen dari total
permintaan yang ada. Di sini terlihat adanya gap yang besar antara permintaan
dan penawaran.
Ketidakseimbangan antara permintaan dan penawaran nugget jamur
tersebut memberikan keuntungan tersendiri bagi perusahaan. Dengan demikian,
pasar dapat menyerap seluruh produk perusahaan.
63
4.3.2 Wilayah Pemasaran dan Saluran Pemasaran
Hingga saat ini wilayah pemasaran nugget jamur dari home industry Miko
Pangan Utama sudah cukup luas, yang secara garis besar dapat dibagi menjadi
wilayah lokal dan luar. Wilayah lokal yaitu Bandung dan sekitarnya, sedangkan
wilayah luar yaitu Bogor, Jakarta, Tarakan, dan Makassar.
Dalam memasarkan produknya ke semua wilayah tersebut, perusahaan
dibantu oleh beberapa reseller dan hanya sebagian kecil yang langsung ke tangan
konsumen akhir. Jika ada konsumen yang berasal dari selain wilayah tersebut,
maka produk akan didistribusikan melalui jasa pengiriman barang. Reseller
menerima harga produk Rp 10.900,00 per bungkus. Harga tersebut lebih rendah
dari harga yang diterima konsumen akhir seharga Rp 15.000,00. Syarat awal
untuk menjadi reseller nugget jamur dari home industry Miko Pangan Utama
adalah melakukan pembelian nugget jamur sebanyak 55 buah yang total harganya
sebesar Rp 600.000,00. Setelah syarat awal dilakukan, pada pembelian berikutnya
reseller dapat membeli produk sesuai jumlah yang dibutuhkannya. Terdapat dua
mekanisme pengiriman produk bagi reseller, yaitu melalui jasa pengiriman barang
dan bertemu langsung. Mekanisme pengiriman produk melalui jasa pengiriman
barang biasanya dilakukan oleh reseller yang tempat tinggalnya jauh dari
perusahaan. Dalam mekanisme tersebut, reseller melakukan transfer pembayaran
penuh ke rekening perusahaan terlebih dahulu untuk produk yang dipesannya,
baru setelah itu mendapatkan kiriman barangnya dengan biaya pengiriman
ditanggung oleh reseller. Sementara mekanisme dengan bertemu langsung
biasanya dilakukan oleh reseller yang tempat tinggalnya dekat dengan
64
perusahaan. Dalam mekanisme tersebut, reseller mendapatkan produk terlebih
dahulu dengan cara bertemu langsung dengan pemilik perusahaan dan melakukan
pembayaran atas produk yang dipesannya setelah produk tersebut habis terjual.
Terdapat dua saluran pemasaran yang terdapat dalam alur pemasaran
produk home industry Miko Pangan Utama. Saluran pemasaran tersebut dapat
dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Saluran Pemasaran Nugget Jamur di Home Industry Miko Pangan
Utama
Dari kedua saluran pemasaran tersebut yang memberikan kontribusi
penjualan terbesar adalah saluran pemasaran pertama. Saluran pemasaran pertama
memberikan kontribusi penjualan sebesar 70 persen, sedangkan saluran
pemasaran kedua memberikan kontribusi penjualan sebesar 30 persen.
4.3.3 Strategi Pemasaran
1) Segmentasi dan Target Pasar
Nugget jamur merupakan produk yang cocok untuk dinikmati oleh
berbagai kalangan usia, karena nugget jamur merupakan makanan yang
bergizi tinggi yang mengandung hampir semua zat-zat yang dibutuhkan tubuh
sehingga aman dan bermanfaat untuk semua usia. Oleh karena itu, segmentasi
pasar home industry Miko Pangan Utama bagi produknya tersebut
berdasarkan kalangan usia, yaitu anak-anak, remaja, dan dewasa. Dari
Home industry Miko Pangan Utama
Reseller Konsumen akhir
Konsumen akhir
1
2
65
berbagai segmen pasar tersebut, yang menjadi target pasar home industry
Miko Pangan Utama adalah anak-anak, karena dibanding kalangan usia
lainnya anak-anak adalah yang paling banyak menyukai makanan olahan
seperti nugget.
2) Posisi Pasar
Penentuan posisi pasar penting untuk membangun dan
mengkomunikasikan keunggulan bersaing produk yang dihasilkan ke dalam
benak konsumen sehingga dapat mendorong keinginan konsumen untuk
membeli produk tersebut. Posisi pasar nugget jamur dari home industry Miko
Pangan Utama ini sebenarnya adalah makanan olahan inovatif yang
memberdayakan produk pertanian Indonesia, tetapi menurut pengamatan sang
pemilik, yang ada dibenak konsumen adalah nugget jamur sebagai alternatif
makanan sehat. Walaupun posisi pasar tidak sesuai, tetapi hal tersebut
menjadi keuntungan bagi home industry Miko Pangan Utama. Dengan
semakin tingginya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya makanan sehat,
maka semakin tinggi pula permintaan terhadap makanan sehat. Hal tersebut
menjadi peluang pasar yang potensial bagi nugget jamur yang dihasilkan
home industry Miko Pangan Utama.
3) Media Pemasaran
Pada awal berdirinya usaha, home industry Miko Pangan Utama
mengandalkan pemasaran produk dari mulut ke mulut (mouth to mouth) dan
dari waktu ke waktu media pemasaran yang digunakan semakin beragam.
Hingga saat ini perusahaan sudah menggunakan media pemasaran yang
66
cukup beragam, yaitu brosur, website resmi perusahaan, dan situs jejaring
sosial. Website resmi home industry Miko Pangan Utama adalah www.fanjai-
mushroom.com. Melalui website resmi tersebut konsumen dapat mengakses
informasi secara langsung mengenai produk-produk dari home industry Miko
Pangan Utama. Situs jejaring sosial yang digunakan sebagai media pemasaran
perusahaan adalah facebook dan twitter. Facebook home industry Miko
Pangan Utama adalah FanjaiGroups, sedangkan twitternya adalah
@Fanjaigroups. Penggunaan situs jejaring sosial sebagai media pemasaran
dapat menguntungkan perusahaan, karena melalui situs jejaring sosial para
konsumen dapat berhubungan secara lebih dekat dengan perusahaan. Melalui
media ini perusahaan dapat menjaring lebih banyak konsumen dibandingkan
dengan pemasaran dari mulut ke mulut, serta berinteraksi lebih aktif dengan
para konsumen sehingga dapat mengetahui keinginan konsumen untuk
kemudian menjawabnya dengan menghasilkan produk yang sesuai.
Selain media pemasaran yang telah dijelaskan sebelumnya, home
industry Miko Pangan Utama terkadang juga mengikuti pameran-pameran
yang dapat dijadikan sebagai tempat promosinya. Pameran-pameran yang
pernah diikutinya adalah Agribusiness International Expo 2012, Cooperative
Fair pada tahun 2011, pameran di Bank Indonesia pada tahun 2012, dan
berbagai pameran berskala kampus. Dalam pameran-pameran tersebut,
perusahaan senantiasa membagikan brosur kepada para pengunjung.
67
4.3.4 Persaingan
Nugget jamur yang diproduksi home industry Miko Pangan Utama,
merupakan jenis makanan olahan yang terbilang baru dan belum banyak dikenal
oleh masyarakat luas. Hal tersebut karena masih belum banyaknya perusahaan
yang memproduksi nugget jamur. Oleh karena itu tingkat persaingan untuk nugget
jamur masih belum ketat. Pesaing terdekat yang sama-sama menghasilkan nugget
jamur adalah CV. Jayagiri dan PT. Elmediqofood Sukses Abadi. CV. Jayagiri
berlokasi di Kabupaten Bandung Barat. CV. Jayagiri memproduksi berbagai
olahan jamur tiram, dan salah satunya adalah nugget jamur. PT. Elmediqofood
Sukses Abadi berlokasi di Kota Bandung bagian utara. PT. Elmediqofood Sukses
Abadi memproduksi nugget jamur, nugget brokoli, dan nugget wortel.
Selain dari produk yang sama, persaingan juga muncul dari produk
substitusi. Produk substitusi nugget jamur adalah nugget berbahan baku daging-
dagingan. Nugget berbahan baku daging-dagingan sudah lebih dikenal masyarakat
dan saat ini sudah beredar banyak di pasaran. Walaupun begitu, nugget jamur
masih mampu bersaing karena memiliki keunggulan sebagai makanan sehat.
4.3.5 Hasil Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran
Berdasarkan analisis terhadap aspek-aspek pasar dan pemasaran tersebut,
dapat disimpulkan bahwa usaha pembuatan nugget jamur di home industry Miko
Pangan Utama layak untuk dijalankan. Hal ini dikarenakan besarnya potensi pasar
untuk nugget jamur diilihat dari sisi permintaan dan penawaran. Jumlah
permintaan yang tidak diimbangi oleh jumlah penawaran menciptakan potensi
pasar yang besar bagi home industry Miko Pangan Utama. Dari segi wilayah
68
pemasaran dan saluran pemasaran, reseller nugget jamur tersebut tersebar ke
beberapa kota di berbagai pulau sehingga dapat dikenal konsumen yang bukan
hanya berasal wilayah lokal saja. Segi strategi pemasaran dilihat dari segmentasi
dan target pasar, posisi pasar, dan media pemasaran. Segmentasi dan target pasar
bagi nugget jamur menguntungkan karena nugget adalah makanan yang cocok
dikonsumsi dari usia anak-anak hingga dewasa. Posisi pasar yang ada di benak
konsumen adalah nugget jamur sebagai alternatif makanan sehat, posisi pasar
tersebut menguntungkan seiring semakin tingginya kesadaran masyarakat
terhadap pentingnya makanan sehat. Media pemasaran yang beragam yang
digunakan home industry Miko Pangan Utama dapat mempermudah nugget jamur
dikenal oleh masyarakat. Dari segi persaingan, nugget jamur yang diproduksi
home industry Miko Pangan Utama mampu bersaing baik dengan produk sejenis
maupun produk substitusinya.
4.4 Aspek Teknis dan Teknologi
4.4.1 Lokasi Usaha
Lokasi produksi home industry Miko Pangan Utama terletak di Jl. Asep
Berlian no. 13, Kelurahan Cicadas, Kecamatan Cibeunying Kidul, Kota Bandung,
Jawa Barat. Lokasi ini dipilih karena merupakan tempat tinggal sang pemilik.
Beberapa pertimbangan lain yang diperhitungkan dalam pemilihan lokasi
produksi adalah sebagai berikut :
69
1) Ketersediaan bahan baku dan bahan penunjang
Lokasi home industry Miko Pangan Utama dekat dengan beberapa
pasar tradisional. Pasar Jembar dan pasar Cicadas masih berada di wilayah
kelurahan Cicadas, sehingga bisa diakses dalam waktu singkat. Adapun pasar
yang biasa menjadi langganan perusahaan ini dalam memenuhi kebutuhan
bahan-bahan untuk membuat nugget jamur adalah pasar Kosambi. Pasar
Kosambi tidak berlokasi di wilayah kelurahan Cicadas, walaupun begitu
letaknya cukup dekat dengan perusahaan karena dapat ditempuh dalam waktu
sekitar 20 menit. Pasar tersebut menyediakan berbagai bahan baku dan bahan
penunjang yang dibutuhkan home industry Miko Pangan Utama untuk
memproduksi nugget jamur. Sang pemilik usaha biasanya hanya membeli
bahan-bahan penunjang dari pasar Kosambi, karena bahan baku, yaitu jamur
tiram putih didapat dari petani pemasok. Pasar Kosambi dipilih sebagai
tempat membeli bahan-bahan penunjang karena harga-harga barangnya lebih
murah dibanding pasar-pasar terdekat. Walaupun begitu, pasar-pasar terdekat
seperti pasar Jembar dan pasar Cicadas dapat dijadikan alternatif tempat
membeli bahan-bahan tersebut. Kadang-kadang sang pemilik usaha membeli
bahan-bahan tersebut dari pasar terdekat jika sedang membutuhkan tambahan
bahan-bahan dalam jumlah sedikit.
2) Tenaga listrik dan air
Lokasi produksi home industry Miko Pangan Utama berada di
perkotaan sehingga relatif tidak ada masalah dalam memenuhi kebutuhan
listrik untuk peralatan-peralatan yang menggunakan listrik seperti food
70
processor, sealer, dan mesin pendingin (freezer). Sementara itu, ketersediaan
air di daerah produksi cukup melimpah, karena perusahaan tidak pernah
mengalami kekurangan air selama produksi. Saat ini perusahaan
menggunakan air yang berasal dari air tanah untuk keperluan usahanya,
seperti untuk mencuci bahan-bahan untuk membuat nugget dan membuat es
batu sebagai bahan penunjang lain yang digunakan. Selain bersih, air yang
digunakan pun tidak berbau dan tidak mengandung bahan kimia atau logam
sehingga perusahaan tidak perlu melakukan proses penyaringan air untuk
menghilangkan kandungan bahan kimia dan logam.
3) Suplai tenaga kerja
Perusahaan tidak mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan
tenaga kerja, karena kelurahan Cicadas merupakan daerah yang padat
penduduknya. Berdasarkan potensi sumber daya manusia di lingkungan
sekitar perusahaan tersebut, untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja,
perusahaan memberdayakan masyarakat di lingkungan sekitar perusahaan.
Masyarakat yang berasal dari lingkungan sekitar perusahaan tersebut
ditempatkan di bagian produksi.
4.4.2 Input Produksi
1) Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan nugget jamur di home
industry Miko Pangan Utama adalah jamur tiram putih. Jamur tiram putih
dibeli dari seorang petani jamur tiram putih di Parongpong, Lembang,
Kabupaten Bandung. Petani tersebut bernama Bapak Nur Mustaqiem.
71
Terdapat kesepakatan antara perusahaan dengan petani pemasok jamur tiram
putih tersebut, yakni mengenai harga yang diterima perusahaan. Sejak awal
bermitra hingga sekarang, harga jamur tiram putih yang ditetapkan sebesar
Rp 8.000,00 per kilogram. Harga tersebut menguntungkan bagi petani
tersebut, karena jika petani tersebut menjualnya ke bandar hanya akan
mendapatkan harga antara Rp 5.000,00 per kilogram hingga Rp 6.000,00 per
kilogram saja. Kontinuitas jamur tiram putih yang dipasok oleh petani
tersebut terbilang baik, karena perusahaan selalu mendapat pasokan sesuai
kebutuhan. Dalam menerima pasokan jamur tiram putih perusahaan
menetapkan standar kualitas, yakni jamur tiram putih harus bersih dan tidak
busuk. Perusahaan melakukan pembelian jamur tiram putih sehari sebelum
jamur tersebut diolah, dengan jumlah pembelian sebanyak 10 kilogram per
hari. Jamur tiram putih sebanyak 10 kilogram tersebut habis digunakan setiap
harinya dalam sekali proses produksi.
2) Bahan Penunjang
Bahan penunjang yang digunakan dalam pembuatan nugget jamur di
home industry Miko Pangan Utama antara lain fillet ayam, tepung terigu,
tepung roti, brokoli, wortel, keju, bawang merah, bawang putih, cabe rawit,
garam, merica, penyedap rasa, es batu, dan minyak goreng. Selain fillet ayam,
tepung roti, dan es batu, semua bahan penunjang tersebut dibeli dari Pasar
Kosambi dan dibeli setiap hari produksi.
Fillet ayam diperoleh dari perusahaan daging ayam yang berlokasi di
daerah Pasteur, Kota Bandung. Home industry Miko Pangan Utama membeli
72
dua jenis fillet, yaitu daging ayam bagian dada dan paha yang harganya
berbeda satu sama lain. Perusahaan melakukan pembelian kedua jenis fillet
ayam setiap hari produksi dengan perbandingan yang sama satu sama lain.
Jumlah pembelian untuk kedua jenis fillet ayam tersebut sebanyak 3-4
kilogram per hari. Fillet ayam sebanyak itu habis digunakan setiap harinya
dalam sekali proses produksi. Tepung roti dibeli dari perusahaan yang
berlokasi di Bekasi dengan waktu pembelian satu bulan sekali dengan jumlah
pembelian sebanyak 40 kilogram per bulan. Sementara es batu dibuat sendiri
dari air tanah yang dimasak terlebih dahulu. Rincian jumlah, harga, dan biaya
bahan penunjang dalam sekali produksi dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Biaya Bahan Penunjang dalam Sekali Produksi No. Jenis Bahan
Penunjang Jumlah Harga Satuan
(Rp) Biaya (Rp)
1 Fillet ayam (dada) 1,5 - 2 kg 25.000,00/kg 37.500,00 - 50.000,00 2 Fillet ayam (paha) 1,5 - 2 kg 20.000,00/kg 30.000,00 - 40.000,00 3 Tepung terigu 3 kg 7.000,00/kg 21.000,00 4 Tepung roti 2,5 kg 15.000,00/kg 37.500,00 5 Brokoli 2 kg 20.000,00/kg 40.000,00 6 Wortel 2 kg 6.000,00/kg 12.000,00 7 Keju 90 gram 14.000,00/180
gram 7.000,00
8 Bawang merah 0,25 kg 12.000,00/kg 3.000,00 9 Bawang putih 0,25 kg 14.000,00/kg 3.500,00
10 Cabe rawit 1 ons 2000,00/ons 2.000,00 11 Garam 2 blok 500,00/blok 1.000,00 12 Merica 0,5 ons 11.000,00/ons 5.500,00 13 Penyedap rasa 3 bungkus 1.000,00/3 bungkus 1.000,00 14 Es batu 5 kg 300,00/kg 1.500,00 15 Minyak goreng 3 liter 24.000,00/2 liter 36.000,00
Sumber: Home Industry Miko Pangan Utama (2012)
3) Bahan Pengemas dan Bahan Bakar
Bahan pengemas yang digunakan dalam memproduksi nugget jamur
adalah plastik vakum dan stiker. Plastik vakum dibeli di toko plastik yang
73
berlokasi di Jalan Gardujati, Kota Bandung. Sementara stiker dibeli di toko
yang berlokasi di Jalan Buah Batu, Kota Bandung. Bahan bakar yang
digunakan dalam memproduksi nugget jamur adalah gas. Gas tersebut dibeli
dari warung atau toko terdekat, dengan cara menukarkan tabung gas yang
kosong dengan tabung yang berisi. Rincian jumlah, harga, serta biaya bahan
pengemas dan bahan bakar dalam sekali produksi dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Biaya Bahan Pengemas dan Bahan Bakar dalam Sekali Produksi No. Jenis Bahan Pengemas
dan Bahan Bakar Jumlah Harga Satuan
(Rp) Biaya (Rp)
1 Plastik vakum 80 buah 375,00/buah 30.000,00 2 Stiker 80 buah 1.200,00/buah 96.000,00 3 Gas 1 kg 14.000/3 kg 4.667,00
Sumber: Home Industry Miko Pangan Utama (2012)
4) Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam pembuatan nugget jamur di home
industry Miko Pangan Utama antara lain pisau, talenan, timbangan elektrik,
wadah plastik, masker, sarung tangan plastik, pengaduk kayu, sendok makan,
panci pengukus, food processor, loyang, wajan, spatula, serok, kompor gas,
tampah, freezer (10 kg), freezer (20 kg), sealer, dan box pendingin. Selain
peralatan elektronik seperti food processor, freezer, dan sealer, semua
peralatan tersebut dibeli dari Pasar Kosambi. Sementara peralatan elektronik
dibeli dari pusat penjualan peralatan elektronik di Kota Bandung.
4.4.3 Tata Letak (Layout)
Tata letak perusahaan disesuaikan dengan sifat proses produksi yang
direncanakan untuk proyek yang dijalankan. Home industry Miko Pangan Utama
memiliki ruang produksi seluas 18 m2. Luas ruang produksi tersebut masih dapat
menunjang kelancaran para karyawan untuk melakukan aktivitasnya. Di ruangan
74
produksi ini terdapat semua peralatan yang dibutuhkan untuk memproduksi
nugget jamur. Untuk lebih lengkapnya, tata letak perusahaan dapat dilihat pada
Lampiran 4.
4.4.4 Proses Produksi
Home industry Miko Pangan Utama melakukan satu kali proses produksi
pada setiap hari produksi. Volume produksi nugget jamur setiap satu kali produksi
adalah sebanyak 20 kilogram. Dalam seminggu, perusahaan memproduksi nugget
jamur selama lima hari dengan rasa nugget jamur yang berbeda antara hari yang
satu dengan hari yang lain. Dua hari digunakan untuk memproduksi nugget jamur
rasa ayam, dua hari digunakan untuk memproduksi nugget jamur rasa ayam saus
padang dan wortel keju, dan satu hari digunakan untuk memproduksi nugget
jamur rasa ayam saus padang dan brokoli keju. Perbedaan dalam memproduksi
nugget jamur setiap harinya berpengaruh terhadap jumlah penggunaan fillet ayam
sebagai bahan penunjang. Hari ketika memproduksi nugget jamur rasa ayam,
perusahaan menggunakan fillet ayam sebanyak 4 kilogram per hari. Sementara
untuk hari lainnya, perusahaan hanya menggunakan fillet ayam sebanyak 3
kilogram. Dalam memproduksi nugget jamur, perusahaan menggunakan peralatan
yang sudah dijelaskan sebelumnya. Dari sejumlah peralatan yang digunakan
dalam proses produksi, sebagian besar masih merupakan peralatan sederhana.
Hanya peralatan elektronik seperti food processor, freezer, dan sealer yang
termasuk peralatan modern.
Proses produksi nugget jamur dilakukan berdasarkan tahapan-tahapan
baku yang ditetapkan. Setiap karyawan memakai masker dan sarung tangan
75
plastik selama melakukan proses produksi. Pada proses produksi nugget jamur
diperlukan beberapa persiapan, mulai dari persiapan awal sampai nugget jamur
siap untuk dipasarkan. Proses produksi yang dilakukan home industry Miko
Pangan Utama dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Proses Produksi Nugget jamur di Home Industry Miko Pangan Utama
Berikut adalah penjelasan beberapa tahapan dalam memproduksi nugget
jamur di home industry Miko Pangan Utama :
1) Persiapan Bahan
Semua bahan ditimbang terlebih dahulu, lalu dicuci (untuk bahan-bahan
segar). Jamur tiram, brokoli*, dan wortel** masing-masing dipotong dan
direbus di panci pengukus selama sekitar dua puluh menit. Bawang putih dan * Digunakan khusus untuk nugget jamur rasa brokoli keju ** Digunakan khusus untuk nugget jamur rasa wortel keju
Persiapan Bahan
Pencampuran
Pencetakan
Penggorengan
Pendinginan
Pengemasan
Pembekuan
Quality Control
Quality Control
76
bawang merah dikupas kulit luarnya, sementara keju (khusus untuk rasa
brokoli keju dan wortel keju) dipotong kecil-kecil.
2) Penggilingan
Jamur tiram, brokoli*, wortel**, keju, dan cabe rawit*** yang telah disiapkan
sebelumnya masing-masing digiling menggunakan food processor. Fiillet
ayam, es batu, tepung terigu, bawang merah, bawang putih, garam, merica,
dan penyedap rasa dicampur lalu digiling hingga menjadi adonan halus di
tempat penggilingan di pasar.
3) Pencampuran
Jamur tiram, brokoli*, wortel**, keju, dan cabe rawit*** yang telah digiling
lalu dicampur dengan adonan halus hasil penggilingan di pasar. Semua bahan
tersebut diaduk menggunakan pengaduk kayu hingga menjadi adonan yang
rata.
4) Pencetakan
Adonan yang telah tercampur rata lalu dimasukkan ke dalam wadah plastik.
Adonan lalu dibentuk menjadi bentuk tertentu sesuai rasanya menggunakan
tangan dibantu dengan menggunakan sendok makan. Adonan yang telah
dicetak lalu dilumuri tepung terigu dan tepung terigu cair. Setelah itu, adonan
ditaburi tepung roti sehingga menjadi nugget mentah.
5) Penggorengan
Nugget mentah digoreng setengah matang menggunakan minyak goreng di
dalam wajan selama sekitar tiga menit. Penggorengan setengah matang
*** Digunakan khusus untuk nugget jamur rasa ayam saus padang
77
tersebut dimaksudkan agar tepung roti menempel dan membuat nugget lebih
tahan lama.
6) Pendinginan
Nugget setengah matang yang masih panas lalu ditiriskan dan ditaruh di atas
tampah hingga dingin dan uap panasnya telah keluar. Proses pendinginan ini
dilakukan selama sekitar 30 menit. Pendinginan dilakukan agar uap panas
keluar, sehingga ketika selanjutnya dikemas tidak terdapat kandungan air
yang dapat mempercepat kerusakan produk. Pada saat tahap pendinginan
dilakukan pula quality control. Aspek –aspek yang dikontrol adalah warna,
bentuk, rasa, tekstur, dan kerenyahan.
7) Pengemasan
Nugget setengah matang yang telah didinginkan lalu dikemas ke dalam
plastik vakum. Setiap plastik vakum diisi oleh nugget sebanyak 250 gram.
Plastik vakum yang telah diisi nugget lalu direkatkan menggunakan sealer.
Pada saat tahap pengemasan dilakukan pula quality control. Aspek –aspek
yang dikontrol adalah kerapihan hasil sealing (perekatan plastik) dan
penempelan stiker.
8) Pembekuan
Nugget yang telah dikemas lalu dimasukkan ke dalam freezer. Proses
pembekuan ini dimaksudkan untuk mengawetkan produk sebelum
dipasarkan.
78
4.4.5 Hasil Analisis Aspek Teknis dan Teknologi
Berdasarkan hasil analisis lokasi usaha, input produksi, tata letak, dan
pengolahan, dapat disimpulkan bahwa usaha pembuatan nugget jamur di home
industry Miko Pangan Utama layak untuk dijalankan. Dalam hal lokasi, input
produksi, tata letak tempat produksi, maupun proses produksi tidak mengalami
kendala yang berarti. Lokasi usaha yang strategis, kemudahan memperoleh input
produksi, dan proses produksi yang sudah dilakukan berdasarkan tahapan-tahapan
baku yang ditetapkan mengisyaratkan bahwa tidak ada hambatan yang berarti bagi
perusahaan dari aspek teknis dan teknologi.
4.5 Aspek Manajemen
4.5.1 Manajemen Organisasi
Peran yang terdapat di home industry Miko Pangan Utama adalah pemilik
sekaligus manajer, wakil manajer, serta karyawan. Peran-peran tersebut diisi oleh
sejumlah orang yang dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Peran-Peran di Home Industry Miko Pangan Utama
Pemilik dan Manajer Ahmad Efendi, S.Si.
Wakil Manajer Muhammad Rizal Anshori, S.Si.
Karyawan - Alis - Meni - Eulis
79
Perusahaan dipimpin oleh seorang pemilik yang sekaligus berperan
sebagai manajer, serta dibantu oleh wakil manajer. Latar belakang pendidikan
manajer dan wakil manajer tersebut adalah sarjana. Tugas sang pemilik adalah
membeli dan memastikan ketersediaan bahan-bahan yang dibutuhkan, mengontrol
kinerja perusahaan, serta memasarkan produk. Sementara tugas wakil manajer
hanya dalam memasarkan produk.
Karyawan dalam perusahaan ini bertugas pada bagian produksi. Semua
karyawan bekerja bersama di tempat yang sama dalam melakukan proses
produksi. Proses produksi dilakukan oleh karyawan berdasarkan tahapan-tahapan
baku yang telah ditetapkan oleh pemilik usaha.
4.5.2 Manajemen Sumber Daya Manusia
Dalam merekrut tenaga kerja, home industry Miko Pangan Utama
cenderung memberdayakan masyarakat sekitar lokasi perusahaan untuk bekerja
pada bagian produksi. Oleh karena itu, perusahaan tidak menetapkan kualifikasi
pendidikan tertentu untuk tenaga kerjanya. Perusahaan memiliki tiga orang
karyawan wanita yang bekerja di bagian produksi. Semua karyawan tersebut
merupakan masyarakat sekitar lokasi perusahaan. Latar belakang pendidikan
semua karyawan tersebut adalah SMP. Mereka semua adalah ibu-ibu rumah
tangga yang sudah terbiasa bekerja di dapur, sehingga dapat menjadi tenaga kerja
yang terampil membuat nugget jamur setelah terlebih dahulu diberikan pelatihan
pembuatan nugget jamur oleh sang pemilik.
Karyawan bekerja dari hari Senin hingga Sabtu, dengan alokasi lima hari
untuk memproduksi nugget jamur dan satu hari untuk memproduksi sosis jamur.
80
Waktu kerja para karyawan adalah selama tujuh jam per hari. Pada pukul 08.00
hingga pukul 14.00 karyawan menyelesaikan proses produksi hingga tahap
pendinginan. Setelah itu, karyawan bekerja kembali pada pukul 15.30 hingga
pukul 16.30 untuk melakukan proses pengemasan dan pembekuan produk. Nilai
upah yang ditetapkan perusahaan bagi karyawannya sebesar Rp 20.000,00 per
orang per hari.
4.5.3 Hasil Analisis Aspek Manajemen
Berdasarkan hasil analisis lokasi manajemen organisasi dan sumber daya
manusia, dapat disimpulkan bahwa usaha pembuatan nugget jamur di home
industry Miko Pangan Utama layak untuk dijalankan. Dalam perusahaan sudah
terdapat pembagian tugas yang jelas antara peran-peran yang terlibat. Setiap peran
yang terlibat dapat bekerja sesuai dengan tugasnya masing-masing.
4.6 Aspek Hukum
Jika usaha rumahan (home industry) yang bergerak di bidang pangan telah
cukup berkembang, maka sangat perlu mengurus izin edar sebagai jaminan bahwa
usaha pangan rumahan yang dijalankan memenuhi standar keamanan makanan.
Karena usaha ini dimulai dari rumah maka yang perlu dilakukan adalah
mendaftarkan PIRT (Pangan Industri Rumah Tangga) ke Dinas Kesehatan di
masing masing wilayah (kota atau provinsi). Adapun izin lain yang perlu diurus
adalah sertifikat halal dari MUI sebagai jaminan bahwa produk yang diedarkan
tersebut halal. Untuk memperoleh sertifikat halal dari MUI, pemilik usaha dapat
datang langsung ke kantor MUI di kota yang bersangkutan.
81
Usaha pembuatan nugget jamur yang dijalankan home industry Miko
Pangan Utama telah memperoleh izin PIRT dari Dinas Kesehatan Kota Bandung
dengan nomor 2043273012038. Selain itu, perusahaan juga tinggal menunggu
penyerahan sertifikat halal dari MUI provinsi Jawa Barat.
Berdasarkan aspek hukum, usaha pembuatan nugget jamur di home
industry Miko Pangan Utama ini layak untuk dijalankan. Tidak ada masalah dari
aspek hukum yang dapat menghambat jalannya kegiatan usaha ini. Perusahaan
telah memperoleh izin PIRT dari Dinas Kesehatan Kota Bandung dan tinggal
menunggu penyerahan sertifikat halal dari MUI provinsi Jawa Barat. Dengan
terpenuhinya persyaratan legalitas dari aspek hukum, dapat mempermudah
hubungan ke luar perusahaan, memiliki kekuatan hukum, dan diakui serta terikat
dengan hukum yang berlaku.
4.7 Aspek Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan
Usaha pembuatan nugget jamur yang dijalankan home industry Miko
Pangan Utama telah membuka kesempatan kerja bagi masyarakat sekitar.
Perusahaan memiliki tenaga kerja yang berasal dari masyarakat sekitar sebanyak
tiga orang. Selain itu, usaha ini juga memberikan pengaruh bagi pendapatan
negara atau pemerintah daerah berupa pajak dari keuntungan perusahaan.
Keberadaan perusahaan tidak memberikan dampak buruk bagi kondisi
lingkungan di sekitar tempat usaha. Kegiatan usaha pembuatan nugget jamur yang
dilakukan perusahaan tidak menghasilkan limbah yang dapat berdampak buruk
bagi keseimbangan lingkungan. Limbah yang dihasilkan usaha pembuatan nugget
82
jamur yang dilakukan perusahaan hanya berupa sisa-sisa potongan beberapa
bahan baku dan bahan penunjang seperti potongan jamur, brokoli, wortel, bawang
merah, dan bawang putih. Limbah tersebut tergolong tidak berbahaya karena
merupakan bahan-bahan organik yang mudah terurai. Selain itu, limbah tersebut
ditanggulangi dengan cara dimasukkan ke tempat sampah untuk kemudian
diambil oleh petugas kebersihan setempat.
Berdasarkan aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan, usaha pembuatan
nugget jamur di home industry Miko Pangan Utama ini layak untuk dijalankan.
Perusahaan masih berskala home industry dan kegiatan usaha yang terbilang sama
dengan aktivitas dapur rumah tangga pada umumnya, sehingga tidak
menimbulkan limbah yang dapat merusak dan mengganggu kenyamanan
lingkungan sekitar. Selain itu, kegiatan usaha yang dilakukan juga dapat
menambah kesempatan kerja bagi masyarakat sekitar.
4.8 Aspek Finansial
Penelitian ini menganalisis kelayakan finansial untuk mengetahui
kelayakan usaha pembuatan nugget jamur di home industry Miko Pangan Utama.
Hasil kelayakan usaha tersebut akan dilihat dari kriteria-kriteria kelayakan
finansial yang meliputi Net Present Value (NPV), Net B/C, Internal Rate of
Return (IRR) dan Payback Periode.
4.8.1 Asumsi – Asumsi Aspek Finansial
Untuk melakukan perhitungan analisis finansial, digunakan beberapa
asumsi sebagai berikut :
83
1. Umur usaha home industry Miko Pangan Utama diperoleh berdasarkan umur
ekonomis dari barang-barang investasi yang memiliki umur ekonomis terlama.
Barang-barang tersebut adalah bangunan, timbangan elektrik, freezer, dan
sepeda motor. Ketiga barang tersebut memiliki umur ekonomis selama 10
tahun.
2. Barang-barang investasi yang digunakan adalah semua barang investasi yang
digunakan pada saat ini.
3. Barang-barang investasi telah dimiliki sebelum tahun pertama perusahaan
mulai berproduksi.
4. Perusahaan beroperasi 12 bulan dalam satu tahun.
5. Jumlah produksi diasumsikan tetap selama umur usaha.
6. Penentuan harga yang digunakan dalam perhitungan adalah harga yang berlaku
pada saat penelitian dilakukan dan diasumsikan tetap selama umur usaha.
7. Penyusutan barang investasi menggunakan metode garis lurus. Perhitungan
beban penyusutan dilakukan untuk perhitungan laba rugi yang akan
menghasilkan besarnya pajak penghasilan yang harus dibayar oleh pemilik
usaha setiap tahunnya.
8. Perhitungan besarnya pajak penghasilan berdasarkan Pasal 21 Undang-undang
PPh tahun 2009 tentang Penghasilan Kena Pajak untuk Wajib Pajak Pribadi.
9. Tingkat suku bunga yang digunakan dalam analisis adalah tingkat suku bunga
yang disesuaikan dengan skim kredit/pembiayaan yang dikeluarkan oleh Bank
Indonesia bagi Kredit Usaha Rakyat (KUR) pada tahun 2012, yaitu sebesar 14
persen. Tingkat suku bunga diasumsikan tetap selama masa umur usaha.
84
4.8.2 Arus masuk
1) Penerimaan Penjualan
Penerimaan penjualan diperoleh dari perkiraan jumlah produksi yang
dikalikan dengan harga jual produknya. Jumlah produksi didasarkan pada
jumlah produksi rata-rata. Jumlah produk yang dihasilkan dalam satu kali
proses produksi tidak selalu sama, namun rata-rata jumlah produksi per
bulannya mencapai 1.600 bungkus. Home industry Miko Pangan Utama
beroperasi 12 bulan dalam setahun. Sehingga diperoleh jumlah produksi per
tahun sebanyak 19.200 bungkus. Jumlah tersebut diasumsikan tetap selama
umur usaha.
Harga jual produk terdiri dari dua kategori harga, yaitu Rp 10.900 per
bungkus untuk saluran distribusi pertama dan Rp 15.000 untuk saluran
distribusi kedua. Besarnya persentase jumlah produk yang dijual pada kedua
saluran distribusi tersebut adalah 70 persen untuk saluran distribusi pertama
dan 30 persen untuk saluran distribusi kedua. Berikut ini merupakan jumlah
produksi dan nilai penjualan yang disajikan pada Tabel 11.
Tabel 11. Jumlah Produksi dan Nilai Penjualan Tahun Saluran
Distribusi Jumlah
(kemasan) Harga (Rp)
Nilai Penjualan (Rp)
Total Nilai Penjualan (Rp)
1-10 1 13.440 10.900,00 146.496.000,00 232.896.000,00 2 5.760 15.000,00 86.400.000,00
Sumber: Home Industry Miko Pangan Utama (2012)
Berdasarkan hasil perhitungan penerimaan penjualan, jumlah
penerimaan yang berasal dari penjualan produk selama umur usaha adalah Rp
2.328.960.000,00. Nilai penjualan diperoleh dari jumlah produk yang terjual
dikalikan dengan harga jual selama umur usaha. Jumlah produk yang terjual
85
sama dengan jumlah produk yang diproduksi oleh perusahaan, karena
permintaan terhadap produk selalu melebihi produksinya.
4.8.3 Arus Keluar
Sejumlah dana dikeluarkan untuk membiayai berbagai macam kegiatan
perusahaan. Pengeluaran tersebut dikelompokkan ke dalam beberapa biaya, yaitu
biaya investasi, biaya reinvestasi, biaya operasional, dan pajak penghasilan.
1) Biaya Investasi
Kebutuhan investasi home industry Miko Pangan Utama disesuaikan
dengan kebutuhan produksi secara teknis yang meliputi peralatan untuk
menghasilkan produk dan kendaraan. Total biaya investasi yang dikeluarkan
oleh perusahaan adalah sebesar Rp 57.303.325,00. Biaya investasi terbesar
adalah biaya bangunan, yaitu sebesar Rp 40.000.000,00. Beberapa peralatan
investasi memiliki umur ekonomis yang kurang dari umur proyek, oleh
karena itu memerlukan investasi ulang atau reinvestasi. Rincian biaya
investasi dapat dilihat pada Lampiran 5.
2) Biaya Reinvestasi
Biaya reinvestasi dikeluarkan untuk mengganti peralatan investasi
yang telah habis masa ekonomisnya sebelum usaha berakhir. Biaya
reinvestasi yang dikeluarkan berbeda-beda setiap tahunnya. Jumlah tersebut
tergantung dari banyaknya peralatan yang perlu diperbaharui. Peralatan
seperti pengaduk kayu, masker, dan sarung tangan plastik merupakan
peralatan yang tidak tahan lama dan harus diperbaharui setiap tahun.
Besarnya biaya reinvestasi setiap tahunnya dapat dilihat pada Tabel 12.
86
Tabel 12. Biaya Reinvestasi Tahun ke- Peralatan yang Diganti Nilai Reinvestasi (Rp)
2 masker, sarung tangan plastik, pengaduk kayu
7.575,00
3 masker, sarung tangan plastik, pengaduk kayu, wadah plastik
67.575,00
4 masker, sarung tangan plastik, pengaduk kayu
7.575,00
5 masker, sarung tangan plastik, pengaduk kayu, wadah plastik
67.575,00
6 masker, sarung tangan plastik, pengaduk kayu, pisau, talenan, sendok makan, food processor, loyang, wajan, spatula, serok, tampah, kompor gas, sealer, box pendingin
2.943.325,00
7 masker, sarung tangan plastik, pengaduk kayu, wadah plastik
67.575,00
8 masker, sarung tangan plastik, pengaduk kayu
7.575,00
9 masker, sarung tangan plastik, pengaduk kayu, wadah plastik
67.575,00
10 masker, sarung tangan plastik, pengaduk kayu
7.575,00
Berdasarkan Tabel 12 diketahui bahwa pada tahun kedua dari umur
usaha sudah mulai dikeluarkan biaya reinvestasi untuk mengganti peralatan
tersebut. Biaya reinvestasi terbesar dikeluarkan pada tahun ke 6 umur usaha,
yaitu sebesar Rp 2.943.325,00. Besarnya biaya reinvestasi pada tahun tersebut
karena adanya biaya reinvestasi untuk food processor sebesar Rp 1.200.000.
Investasi lain pengaduk kayu, masker, sarung tangan plastik, pisau, talenan,
sendok makan, loyang, wajan, spatula, serok, tampah, kompor gas, sealer,
dan box pendingin.
87
3) Biaya Operasional
Selain biaya investasi dan reinvestasi, biaya lain yang dikeluarkan
dalam kegiatan usaha adalah biaya operasional. Karena sifatnya yang
operasional, maka biaya ini selalu dikeluarkan setiap tahunnya selama umur
proyek. Biaya operasional ini meliputi biaya tetap dan biaya variabel.
Biaya tetap merupakan biaya yang besarnya tidak tergantung pada
jumlah produksi yang dihasilkan. Biaya tetap pada home industry Miko
Pangan Utama meliputi pemeliharaan, listrik, komunikasi, transportasi, gaji
karyawan dan penyusutan peralatan. Komponen biaya tetap penyusutan
terdapat dalam perhitungan laba/rugi perusahaan. Sedangkan biaya variabel
merupakan biaya yang besarnya dapat berubah-ubah tergantung dari
perubahan jumlah produksi yang dihasilkan. Yang termasuk biaya variabel
tersebut adalah jamur tiram, fillet ayam, tepung terigu, tepung roti, brokoli,
wortel, keju, bawang merah, bawang putih, cabe rawit, garam, merica,
penyedap rasa, es batu, minyak goreng, gas, plastik vakum, dan stiker.
Rincian biaya tetap per tahun dan biaya variabel per tahun dapat dilihat pada
Lampiran 6 dan Lampiran 7.
Pada perhitungan arus kas perusahaan maupun laba/rugi perusahaan,
komponen biaya tetap per tahun terbesar adalah biaya yang dikeluarkan untuk
gaji karyawan yaitu sebesar Rp 14.400.000,00. Biaya penyusutan peralatan
hanya ada dalam perhitungan laba/rugi, karena pada perhitungan tersebut
tidak dikeluarkan biaya investasi sehingga komponen arus keluar untuk
peralatan hanya dihitung berdasarkan penyusutannya. Total biaya tetap dalam
88
perhitungan laba/rugi usaha adalah sebesar Rp 24.504.725,00. Sedangkan
total biaya tetap dalam perhitungan arus kas usaha adalah sebesar Rp
18.200.000,00.
Besarnya biaya variabel yang dikeluarkan oleh perusahaan selama
umur usaha adalah tetap. Hal ini dikarenakan jumlah produk yang
dikeluarkan juga tetap sehingga kebutuhan bahan baku untuk
memproduksinya juga tetap atau sama besarnya selama umur usaha. Total
biaya variabel yang harus dikeluarkan adalah sebesar Rp 102.952.000,00 per
tahun.
4) Kredit
Kredit dari Bank Mandiri sebesar Rp 15.000.000,00 digunakan untuk
biaya investasi. Kredit tersebut merupakan kewajiban pembayaran bagi
pengusaha setiap bulannya selama jangka waktu kredit. Jangka waktu kredit
telah disebutkan sebelumnya, yaitu selama tiga tahun. Sistem kredit yang
akan digunakan yaitu dengan sistem bunga bunga efektif dengan suku bunga
6 persen. Besar cicilan pokok dengan plafon pembiayaan Rp 15.000.000,00
yaitu sebesar Rp 5.000.000,00 pertahun atau Rp 416.667,00 per bulan. Besar
angsuran bunga setiap bulannya berbeda karena sistem bunga yang dipakai
adalah sistem bunga menurun (efektif). Perhitungan angsuran kredit setiap
bulannya bisa di Lampiran 8.
4.8.4 Pajak Penghasilan
Pajak penghasilan merupakan komponen pengeluaran yang harus
dikeluarkan atas laba yang diperoleh setiap tahunnya. Pajak ini merupakan pajak
89
penghasilan yang diserahkan kepada pemerintah. Perhitungan pajak penghasilan
berdasarkan Pasal 21 Undang-Undang PPh tahun 2009 tentang Penghasilan Kena
Pajak untuk Wajib Pajak Pribadi, dimana tarif pajak yang berlaku adalah tarif
pajak progresif. Pada dasarnya home industry Miko Pangan Utama tidak
membayarkan pajak kepada pemerintah karena pemilik belum memiliki nomor
pokok wajib pajak (NPWP). Namun, sebagai biaya imbangan dari laba yang
dihasilkan, maka dalam perhitungan analisis kelayakan finansial perlu dihitung
besarnya jumlah pajak penghasilan yang seharusnya dikeluarkan oleh perusahaan.
Berdasarkan perhitungan laba/rugi perusahaan pada Lampiran 9,
perusahaan mulai mengeluarkan pajak pada tahun pertama usaha karena pada
tahun tersebut perusahaan sudah mendapatkan laba. Besarnya pajak penghasilan
yang harus dikeluarkan perusahaan setiap tahunnya dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Pajak Penghasilan Home Industry Miko Pangan Utama Tahun ke- Laba Sebelum Pajak
(Rp) Nilai Pajak
(Rp) 1 99.676.775,00 9.951.517 2 99.976.775,00 9.996.517 3 100.276.775,00 10.041.442 4 105.439.275,00 10.815.892,00 5 105.439.275,00 10.815.892,00 6 105.439.275,00 10.815.892,00 7 105.439.275,00 10.815.892,00 8 105.439.275,00 10.815.892,00 9 105.439.275,00 10.815.892,00
10 105.439.275,00 10.815.892,00
Nilai pajak penghasilan yang seharusnya dikeluarkan oleh perusahaan
adalah sebesar 15 persen dari laba bersih sebelum pajak yang diperoleh setiap
tahunnya. Persentase pajak penghasilan tersebut berdasarkan tarif pajak progresif,
90
dimana untuk laba bersih yang masih di atas Rp 50.000.000 setiap tahunnya,
besarnya tarif pajak adalah 15 persen. Perhitungan pajak penghasilan yang
dikeluarkan perusahaan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 9.Besarnya
pajak penghasilan yang harus dikeluarkan perusahaan pada tahun keempat sampai
tahun kesepuluh usaha adalah sama, karena nilai laba bersih sebelum pajak yang
diperoleh pada tahun-tahun tersebut juga sama. Sementara pajak penghasilan yang
harus dikeluarkan perusahaan pada tahun pertama sampai tahun ketiga lebih kecil
dibanding tahun-tahun setelahnya, karena laba bersih sebelum pajak yang
diperoleh pada tahun-tahun tersebut lebih kecil yang diakibatkan adanya
komponen pengeluaran lain berupa angsuran pokok dan angsuran bunga.
4.8.5 Analisis Laba Rugi
Dalam analisis laba rugi usaha, pendapatan diperoleh dari penerimaan,
sedangkan komponen biaya disusun oleh biaya tetap, biaya variabel. Dari
perhitungan tersebut didapatkan nilai penerimaan sebelum pajak (EBT). Sebagai
langkah akhir, dilakukan pengurangan terhadap EBT dengan pajak penghasilan
untuk setiap EBT yang bernilai positif atau memperoleh keuntungan. Dengan
demikian didapatkan nilai penerimaan setelah pajak atau laba/rugi bersih usaha.
Biaya tetap pada komponen biaya operasional ditambahkan dengan komponen
biaya penyusutan dari barang-barang investasi per tahunnya. Rincian biaya
penyusutan dapat dilihat pada Lampiran 10. Besarnya laba (setelah pajak) yang
diterima perusahaan setiap tahunnya dapat dilihat pada Tabel 14.
91
Tabel 14. Laba (Setelah Pajak) Home Industry Miko Pangan Utama
Tahun ke- Laba Setelah Pajak (Rp)
Profit on Sales (%)
1 89.725.258,00 38,52 2 89.980.258,00 38,63 3 90.235.333,00 38,74 4 94.623.383,00 40,63 5 94.623.383,00 40,63 6 94.623.383,00 40,63 7 94.623.383,00 40,63 8 94.623.383,00 40,63 9 94.623.383,00 40,63
10 94.623.383,00 40,63
Berdasarkan hasil perhitungan terhadap laba/rugi usaha diperoleh hasil
bahwa perusahaan memperoleh EBT mulai dari tahun pertama usaha hingga akhir
umur usaha. Besarnya laba (setelah pajak) yang diterima perusahaan pada tahun
ke empat sampai tahun ke sepuluh usaha adalah sama, yaitu sebesar Rp
94.623.383,00. Sementara besarnya laba (setelah pajak) tahun pertama sampai ke
tiga lebih kecil dibanding tahun-tahun setelahnya karena adanya komponen
pengeluaran lain berupa angsuran pokok dan angsuran bunga. Laba (setelah pajak)
terkecil diperoleh pada tahun pertama, yaitu sebesar 89.725.258,00 dengan profit
on sales sebesar 38,52 persen. Laba (setelah pajak) menjadi yang terkecil karena
pada tahun tersebut jumlah angsuran pokok dan angsuran bunganya yang terbesar.
Jumlah keseluruhan laba (setelah pajak) yang diperoleh selama umur usaha adalah
sebesar Rp 932.304.530,00.
92
4.8.6 Hasil Analisis Aspek Finansial
Analisis kelayakan finansial dihitung berdasarkan nilai manfaat bersih (net
benefit) yang didiskontokan dengan tingkat discount factor (DF) sebesar 14
persen. Tingkat DF ini didasarkan pada tingkat suku bunga yang disesuaikan
dengan skim kredit/pembiayaan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia bagi
Kredit Usaha Rakyat (KUR). Arus kas dapat dilihat pada Lampiran 11.
Nilai net benefit yang diperoleh tersebut dijadikan dasar perhitungan
kelayakan finansial berdasarkan kriteria investasi, yaitu: Net Present Value
(NPV), Net Benefit/Cost (Net B/C), Internal Rate of Return (IRR), dan Payback
Periode. Hasil analisis aspek finansial dapat dilihat pada Tabel 15.
Tabel 15. Hasil Analisis Aspek Finansial No Kriteria Nilai 1 NPV Rp 511.339.275.70 3 Net B/C 9,92 2 IRR 185,55% 4 Payback Period 0,61 Tahun
Berdasarkan hasil dari perhitungan kriteria investasi tersebut, didapatkan
nilai NPV>0 yaitu sebesar Rp 511.339.275.70. Nilai tersebut merupakan selisih
dari manfaat bersih yang telah didiskontokan dengan biaya yang telah
didiskontokan selama umur usaha. Dengan demikian, usaha ini layak untuk
dijalankan karena menghasilkan nilai NPV yang positif atau lebih besar dari nol.
Perhitungan NPV bisa dilihat di Lampiran 12.
Berdasarkan perhitungan pada Lampiran 12 diperoleh nilai Net B/C yang
diperoleh sebesar 9,92 yang berarti nilai Net B/C>1. Nilai tersebut menunjukkan
bahwa dari setiap biaya yang dikeluarkan akan diperoleh keuntungan 9,92 kali
93
lipat. Nilai Net B/C yang lebih besar dari 1 tersebut menunjukkan bahwa usaha
yang dijalankan pada home industry Miko Pangan Utama adalah layak.
Usaha pada home industry Miko Pangan Utama juga dapat dikatakan layak
berdasarkan hasil perhitungan kriteria investasi lainnya yaitu IRR. IRR diperoleh
dengan menaikkan nilai DF sampai diperoleh nilai NPV sama dengan nol.
Berdasarkan Lampiran 12 pada DF 185 persen diperoleh nilai NPV sebesar Rp
169.803,62. Dikarenakan nilai NPV masih positif, maka DF dinaikkan kembali
menjadi 195 persen.
Perhitungan NPV dengan DF 186 persen, menghasilkan nilai NPV sebesar
minus Rp 140.615,66. Munculnya nilai NPV positif dan negatif tersebut
mengharuskan dibuat interpolasi antara DF dengan NPV positif dan NPV negatif
agar tercapai nilai NPV sama dengan nol. Berdasarkan hasil perhitungan
interpolasi, diperoleh nilai IRR sebesar 185,55 persen. Nilai tersebut lebih besar
dari tingkat suku bunga yang dijadikan acuan tingkat DF yaitu 14 persen.
Nilai yang dihasilkan oleh kriteria Payback Periode adalah 0,61 tahun.
Nilai tersebut berarti bahwa jangka waktu yang diperlukan untuk mengembalikan
sejumlah nilai investasi yang telah dikeluarkan adalah selama 0,61 tahun atau 7
bulan 10 hari. Waktu yang diperlukan untuk mengembalikan nilai investasi
tersebut lebih pendek daripada lama atau umur usaha sehingga dapat dikatakan
usaha ini layak untuk dijalankan.
94
4.8.7 Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas dilakukan untuk mengetahui tingkat sensitivitas dari
usaha pembuatan nugget jamur di home industry Miko Pangan Utama dalam
menghadapi perubahan-perubahan yang ada. Perubahan biasanya terjadi pada
faktor-faktor produksi seperti kenaikan biaya dan penurunan penjualan. Guna
mengetahui tingkat sensitivitas usaha dalam menghadapi perubahan faktor-faktor
produksi, maka dibuat analisis sensitivitas dengan dua skenario, yaitu :
1. Jika biaya naik 10 persen, sedangkan keadaan penjualan tetap.
Hasil analisis sensitivitas akibat kenaikan biaya 10 persen dengan
penjualan tetap ditampilkan pada Tabel 16, sedangkan perhitungan untuk
sensitivitas ini selengkapnya dimuat pada Lampiran 13.
Tabel 16. Analisis Sensitivitas dengan Biaya Naik 10 Persen No Kriteria Nilai 1 NPV Rp 448.144.991,40 2 Net B/C 8,82 3 IRR 164,52% 4 Payback Period 0,69 Tahun
Analisis sensitivitas menunjukan dengan kenaikan biaya sebesar 10
persen, nilai NPV turun dari semula Rp 511.339.275.70 menjadi Rp
448.144.991,40. Nilai Net B/C turun dari 9,92 menjadi 8,82. Nilai IRR turun
dari semula 185,55 persen menjadi 164,52 persen dan nilai Payback Period
bertambah dari semula 0,61 tahun atau 7 bulan 10 hari menjadi 0,69 tahun atau
8 bulan 9 hari. Meskipun semua kriteria mengalami perubahan, tetapi usaha ini
masih layak untuk diusahakan dan menguntungkan, sehingga dapat
95
disimpulkan bahwa usaha nugget jamur ini tidak sensitif terhadap kenaikan
biaya sebesar 10 persen.
2. Jika biaya tetap, sedangkan keadaan penjualan turun 10 Persen.
Hasil analisis sensitivitas akibat penurunan penjualan 10 persen dengan
biaya tetap ditampilkan pada Tabel 17, sedangkan perhitungan untuk
sensitivitas ini selengkapnya dimuat pada Lampiran 14.
Tabel 17. Analisis Sensitivitas dengan Penjualan Turun 10 Persen No Kriteria Nilai 1 NPV Rp 389.858.028,80 2 Net B/C 7,80 3 IRR 145,15% 4 Payback Period 0,78 Tahun
Analisis sensitivitas menunjukan dengan penurunan penjualan sebesar 10
persen, nilai NPV turun dari semula Rp 511.339.275.70 menjadi Rp
389.858.028,80. Nilai Net B/C turun dari 9,92 menjadi 7,80. Nilai IRR turun
dari semula 185,55 persen menjadi 145,15 persen dan nilai Payback Period
bertambah dari semula 0,61 tahun atau 7 bulan 10 hari menjadi 0,78 tahun atau
9 bulan 11 hari. Meskipun pada skenario kedua semua kriteria mengalami
perubahan yang lebih signifikan dari skenario pertama, tetapi usaha ini masih
layak untuk diusahakan dan menguntungkan. Oleh karena itu, dapat
disimpulkan bahwa usaha nugget jamur ini tidak sensitif terhadap penurunan
penjualan 10 persen.
96
4.9 Analisis Nilai Tambah
Analisis nilai tambah merupakan metode perkiraan sejauh mana bahan
baku yang mendapat perlakuan mengalami perubahan nilai. Melalui analisis nilai
tambah maka dapat teranalisa faktor mana dari proses produksi yang
menghasilkan atau menaikkan nilai tambah dan sebaliknya, dimana dalam
penelitian ini menggunakan metode Hayami dalam menganalisisnya. Analisis
nilai tambah digunakan pada setiap jenis nugget jamur yang diproduksi home
industry Miko Pangan Utama, yaitu nugget jamur rasa ayam, rasa ayam saus
padang, rasa brokoli keju, dan rasa wortel keju.
1) Nugget Jamur Rasa Ayam
Struktur biaya produksi nugget jamur rasa ayam pada home industry Miko
Pangan Utama terdiri atas biaya variabel (bahan baku, bahan penunjang, bahan
pengemas, dan bahan bakar) dan biaya non-variabel (biaya tetap, penyusutan
barang-barang investasi, angsuran pokok, angsuran bunga, dan pajak). Bahan
penunjang yang digunakan dalam setiap jenis nugget jamur berbeda-beda. Bahan
penunjang yang digunakan dalam nugget jamur rasa ayam adalah fillet ayam,
tepung terigu, tepung roti, bawang merah, bawang putih, garam, merica, penyedap
rasa, es batu, dan minyak goreng. Rincian biaya variabel nugget jamur rasa ayam
per hari dapat dilihat pada Lampiran 15. Rincian biaya non-variabel per hari dapat
dilihat pada Lampiran 16. Hasil analisis nilai tambah nugget jamur rasa ayam
dapat dapat dilihat pada Tabel 18.
97
Tabel 18. Analisis Nilai Tambah Nugget Jamur Rasa Ayam No. Variabel Nilai Output, Input, dan Harga 1. Output yang dihasilkan (kg/hari) 20 2. Bahan baku yang digunakan (kg/hari) 10 3. Tenaga Kerja (jam/hari) 21 4. Faktor konversi (1/2) 2 5. Koefisien tenaga kerja (3/2) 2,1 6. Harga output (Rp/kg) 48.520,00 7. Upah rata-rata tenaga kerja (Rp/ jam) 2.857,00 Pendapatan dan Keuntungan
8. Harga bahan baku (Rp/kg bahan baku) 8.000,00 9. Sumbangan input lain (Rp/kg output) 24.892,10 10. Nilai output (4 x 6) (Rp) 97.040,00 11. a. Nilai tambah (10 – 9 – 8) (Rp) 64.057,90
b. Rasio nilai tambah ((11a/10) x 100%) 66,01% 12. a. Imbalan tenaga kerja (5 x 7) (Rp) 6.000,00
b. Bagian tenaga kerja ((12a/11a) x 100%) 9,37% 13. a. Keuntungan (11a – 12a) (Rp) 58.057,90
b. Tingkat keuntungan ((13a/11a) x 100%) 90,63% Balas Jasa Pemilik Faktor-Faktor Produksi
14. Marjin (10 – 8) (Rp) 89.040,00 a. Pendapatan tenaga kerja ((12a/14) x 100%) 6,74% b. Sumbangan input lain ((9/14) x 100 %) 28,06% c. Keuntungan perusahaan ((13a/14) x 100%) 65,2%
Analisis nilai tambah nugget jamur rasa ayam yang dilakukan pada
penelitian ini dimulai dari pengadaan bahan-bahan sampai dengan produk dapat
dipasarkan. Dasar perhitungan ke semua biaya produksi pada analisis nilai tambah
adalah biaya produksi per hari. Setiap minggunya, perusahaan memproduksi
nugget jamur rasa ayam selama dua hari. Produksi nugget jamur rasa ayam
dilakukan secara tunggal, yaitu hanya memproduksi nugget jamur rasa ayam
dalam dua hari tersebut.
Berdasarkan Tabel 18 terlihat bahwa berat nugget jamur rasa ayam yang
dihasilkan per hari adalah 20 kilogram. Bahan baku yang masuk dalam
98
perhitungan nilai tambah adalah jamur tiram putih dan setiap hari pembuatan
nugget jamur rasa ayam menghabiskan 10 kilogram jamur tiram putih.
Perbandingan antara bobot berat nugget jamur rasa ayam dengan jumlah bahan
baku dalam satu hari menghasilkan faktor konversi sebesar 2, yang menandakan
bahwa setiap kilogram jamur tiram putih yang diolah menghasilkan 2 kilogram
nugget jamur rasa ayam.
Dalam satu hari seluruh tenaga kerja membuat nugget jamur rasa ayam
selama 21 jam, yang jika dibagi dengan jumlah bahan baku yang digunakan maka
diperoleh hasil perhitungan koefisien tenaga kerja sebesar 2,1. Koefisien tenaga
kerja yang sebesar 2,1 ini berarti waktu yang dibutuhkan tenaga kerja untuk
mengolah tiap kilogram jamur tiram putih agar menjadi nugget jamur rasa ayam
adalah 2,1 jam. Harga bahan baku berupa jamur tiram putih adalah Rp 8.000 per
kilogram, sedangkan untuk sumbangan input lainnya adalah Rp 24.892,10 per
kilogram output atau nugget jamur rasa ayam yang dihasilkan.
Harga nugget jamur memiliki perbedaan antara harga yang ditetapkan
kepada reseller dan konsumen akhir, sehingga harga output (nugget jamur) pada
analisis nilai tambah dihitung berdasarkan harga jual rata-rata dari kedua
golongan konsumen tersebut. Selengkapnya perhitungan harga output dapat
dilihat pada Lampiran 17. Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa harga
output adalah sebesar Rp 48.250,00 per kilogram. Harga output tersebut besarnya
sama untuk setiap jenis nugget jamur, karena penetapan harga untuk semua
produk nugget jamur adalah sama.
99
Nilai output nugget jamur rasa ayam yang diperoleh dari perkalian antara
faktor konversi dengan harga output adalah sebesar Rp 97.040,00 yang berarti
bahwa nilai nugget jamur rasa ayam yang dihasilkan dari tiap kilogram jamur
tiram putih adalah sebesar Rp 97.040,00. Nilai tambah yang diperoleh dari
pengolahan jamur tiram putih menjadi nugget jamur rasa ayam adalah sebesar Rp
64.057,90 per kilogram jamur tiram putih, dengan rasio sebesar 66,01 persen.
Rasio nilai tambah terhadap nilai output yang sebesar 66,01 persen, menunjukkan
bahwa setiap Rp 100,00 nilai output nugget jamur rasa ayam, akan diperoleh nilai
tambah sebesar Rp 66,01. Nilai tambah tersebut merupakan nilai tambah kotor
karena belum memperhitungkan imbalan tenaga kerja.
Imbalan tenaga kerja yang merupakan perkalian dari koefisien tenaga kerja
dengan upah rata-rata tenaga kerja per jam adalah sebesar Rp 6.000,00 dengan
bagian tenaga kerja sebesar 9,37 persen. Hal ini berarti 9,37 persen dari nilai
tambah merupakan imbalan yang diterima oleh tenaga kerja.
Perusahaan memperoleh keuntungan sebesar Rp 58.057,90 per kilogram
jamur tiram putih. Tingkat keuntungan yang diperoleh yaitu 90,63 persen yang
berarti bahwa 90,63 persen dari nilai tambah merupakan keuntungan. Keuntungan
tersebut merupakan keuntungan bersih karena sudah memperhitungkan imbalan
tenaga kerja.
Marjin usaha adalah sebesar Rp 89.040,00. Nilai tersebut diperoleh dari
selisih nilai output dengan harga input bahan baku. Marjin ini kemudian
didistribusikan menjadi pendapatan tenaga kerja, sumbangan input lain serta
keuntungan perusahaan. Marjin yang didistribusikan sebagai pendapatan tenaga
100
kerja sebesar 6,74 persen. Marjin bagi sumbangan input lain sebesar 28,06 persen
dan marjin bagi keuntungan perusahaan sebesar 65,2 persen. Adapun perhitungan
beberapa faktor pada analisis nilai tambah ini dapat dilihat pada Lampiran 17.
2) Nugget Jamur Rasa Ayam Saus Padang
Struktur biaya produksi nugget jamur rasa ayam saus padang pada home
industry Miko Pangan Utama terdiri atas biaya variabel (bahan baku, bahan
penunjang, bahan pengemas, dan bahan bakar) dan biaya non-variabel (biaya
tetap, penyusutan barang-barang investasi, angsuran pokok, angsuran bunga, dan
pajak). Bahan penunjang yang digunakan dalam nugget jamur rasa ayam saus
padang adalah fillet ayam, tepung terigu, tepung roti, bawang merah, bawang
putih, cabe rawit, garam, merica, penyedap rasa, es batu, dan minyak goreng.
Hasil analisis nilai tambah nugget jamur rasa ayam saus padang dapat dapat
dilihat pada Tabel 19. Rincian biaya variabel nugget jamur rasa ayam saus padang
dapat dilihat pada Lampiran 18.
Analisis nilai tambah nugget jamur rasa ayam saus padang yang dilakukan
pada penelitian ini dimulai dari pengadaan bahan-bahan sampai dengan produk
dapat dipasarkan. Dasar perhitungan ke semua biaya produksi pada analisis nilai
tambah adalah biaya produksi per hari. Setiap minggunya, perusahaan
memproduksi nugget jamur rasa ayam saus padang selama tiga hari. Produksi
nugget jamur rasa ayam saus padang dilakukan secara bersamaan, yaitu
memproduksi nugget jamur rasa ayam saus padang bersama nugget jamur rasa
wortel keju selama dua hari dan bersama brokoli keju selama satu hari.
101
Tabel 19. Analisis Nilai Tambah Nugget Jamur Rasa Ayam Saus Padang No. Variabel Nilai Output, Input, dan Harga 1. Output yang dihasilkan (kg/hari) 10 2. Bahan baku yang digunakan (kg/hari) 5 3. Tenaga Kerja (jam /hari) 10,5 4. Faktor konversi (1/2) 2 5. Koefisien tenaga kerja (3/2) 2,1 6. Harga output (Rp/kg) 48.520,00 7. Upah rata-rata tenaga kerja (Rp/ jam) 2.857,00 Pendapatan dan Keuntungan
8. Harga bahan baku (Rp/kg bahan baku) 8.000,00 9. Sumbangan input lain (Rp/kg output) 23.857,10 10. Nilai output (4 x 6) (Rp) 97.040,00 11. a. Nilai tambah (10 – 9 – 8) (Rp) 65.182,90
b. Rasio nilai tambah ((11a/10) x 100%) 67,17% 12. a. Imbalan tenaga kerja (5 x 7) (Rp) 6.000,00
b. Bagian tenaga kerja ((12a/11a) x 100%) 9,2% 13. a. Keuntungan (11a – 12a) (Rp) 59.182,90
b. Tingkat keuntungan ((13a/11a) x 100%) 90,8% Balas Jasa Pemilik Faktor-Faktor Produksi
14. Marjin (10 – 8) (Rp) 89.040,00 a. Pendapatan tenaga kerja ((12a/14) x 100%) 6,74% b. Sumbangan input lain ((9/14) x 100 %) 26,79% c. Keuntungan perusahaan ((13a/14) x 100%) 66,47%
Berdasarkan Tabel 19 terlihat bahwa bobot berat nugget jamur rasa ayam
saus padang yang dihasilkan per hari adalah 10 kilogram. Bahan baku yang masuk
dalam perhitungan nilai tambah adalah jamur tiram putih dan setiap hari
pembuatan nugget jamur rasa ayam saus padang menghabiskan 5 kilogram jamur
tiram putih. Perbandingan antara bobot berat nugget jamur rasa ayam saus padang
dengan jumlah bahan baku dalam satu hari menghasilkan faktor konversi sebesar
2, yang menandakan bahwa setiap kilogram jamur tiram putih yang diolah
menghasilkan 2 kilogram nugget jamur rasa ayam saus padang.
102
Dalam satu hari seluruh tenaga kerja membuat nugget jamur rasa ayam
saus padang selama 10,5 jam, yang jika dibagi dengan jumlah bahan baku yang
digunakan maka diperoleh hasil perhitungan koefisien tenaga kerja sebesar 2,1.
Koefisien tenaga kerja yang sebesar 2,1 ini berarti waktu yang dibutuhkan tenaga
kerja untuk mengolah tiap kilogram jamur tiram putih agar menjadi nugget jamur
rasa ayam saus padang adalah 2,1 jam. Harga bahan baku berupa jamur tiram
putih adalah Rp 8.000 per kilogram, sedangkan untuk sumbangan input lainnya
adalah Rp 23.857,10 per kilogram output atau nugget jamur rasa ayam saus
padang yang dihasilkan.
Nilai output nugget jamur rasa ayam saus padang yang diperoleh dari
perkalian antara faktor konversi dengan harga output adalah sebesar Rp 97.040,00
yang berarti bahwa nilai nugget jamur rasa ayam saus padang yang dihasilkan dari
tiap kilogram jamur tiram putih adalah sebesar Rp 97.040,00. Nilai tambah yang
diperoleh dari pengolahan jamur tiram putih menjadi nugget jamur rasa ayam saus
padang adalah sebesar Rp 65.182,90 per kilogram jamur tiram putih, dengan rasio
sebesar 67,17 persen. Rasio nilai tambah terhadap nilai output yang sebesar 67,17
persen, menunjukkan bahwa setiap Rp 100,00 nilai output nugget jamur rasa
ayam saus padang, akan diperoleh nilai tambah sebesar Rp 67,17.
Imbalan tenaga kerja yang merupakan perkalian dari koefisien tenaga kerja
dengan upah rata-rata tenaga kerja per jam adalah sebesar Rp 6.000,00 dengan
bagian tenaga kerja sebesar 9,2 persen. Hal ini berarti 9,2 persen dari nilai tambah
merupakan imbalan yang diterima oleh tenaga kerja.
103
Perusahaan memperoleh keuntungan sebesar Rp 59.182,90 per kilogram
jamur tiram putih. Tingkat keuntungan yang diperoleh yaitu 90,8 persen yang
berarti bahwa 90,8 persen dari nilai tambah merupakan keuntungan.
Marjin usaha adalah sebesar Rp 89.040,00. Nilai tersebut diperoleh dari
selisih nilai output dengan harga input bahan baku. Marjin ini kemudian
didistribusikan menjadi pendapatan tenaga kerja, sumbangan input lain serta
keuntungan perusahaan. Marjin yang didistribusikan sebagai pendapatan tenaga
kerja sebesar 6,74 persen. Marjin bagi sumbangan input lain sebesar 26,79 persen
dan marjin bagi keuntungan perusahaan sebesar 66,47 persen. Adapun
perhitungan beberapa faktor pada analisis nilai tambah ini dapat dilihat pada
Lampiran 19.
3) Nugget Jamur Rasa Wortel Keju
Struktur biaya produksi nugget jamur rasa ayam wortel keju pada home
industry Miko Pangan Utama terdiri atas biaya variabel (bahan baku, bahan
penunjang, bahan pengemas, dan bahan bakar) dan biaya non-variabel (biaya
tetap, penyusutan barang-barang investasi, angsuran pokok, angsuran bunga, dan
pajak). Bahan penunjang yang digunakan dalam nugget jamur rasa wortel keju
adalah fillet ayam, tepung terigu, tepung roti, wortel, keju, bawang merah, bawang
putih, garam, merica, penyedap rasa, es batu, dan minyak goreng. Hasil analisis
nilai tambah nugget jamur rasa wortel keju dapat dapat dilihat pada Tabel 20.
Rincian biaya variabel nugget jamur rasa wortel keju dapat dilihat pada Lampiran
20.
104
Tabel 20. Analisis Nilai Tambah Nugget Jamur Rasa Wortel Keju No. Variabel Nilai Output, Input, dan Harga 1. Output yang dihasilkan (kg/hari) 10 2. Bahan baku yang digunakan (kg/hari) 5 3. Tenaga Kerja (jam/hari) 10,5 4. Faktor konversi (1/2) 2 5. Koefisien tenaga kerja (3/2) 2,1 6. Harga output (Rp/kg) 48.520,00 7. Upah rata-rata tenaga kerja (Rp/ jam) 2.857,00 Pendapatan dan Keuntungan
8. Harga bahan baku (Rp/kg bahan baku) 8.000,00 9. Sumbangan input lain (Rp/kg output) 25.557,10 10. Nilai output (4 x 6) (Rp) 97.040,00 11. a. Nilai tambah (10 – 9 – 8) (Rp) 63.482,90
b. Rasio nilai tambah ((11a/10) x 100%) 65,42% 12. a. Imbalan tenaga kerja (5 x 7) (Rp) 6.000,00
b. Bagian tenaga kerja ((12a/11a) x 100%) 9,45% 13. a. Keuntungan (11a – 12a) (Rp) 57.482,90
b. Tingkat keuntungan ((13a/11a) x 100%) 90,55% Balas Jasa Pemilik Faktor-Faktor Produksi
14. Marjin (10 – 8) (Rp) 89.040,00 a. Pendapatan tenaga kerja ((12a/14) x 100%) 6,74% b. Sumbangan input lain ((9/14) x 100 %) 28,7% c. Keuntungan perusahaan ((13a/14) x 100%) 64,56%
Analisis nilai tambah nugget jamur rasa wortel keju yang dilakukan pada
penelitian ini dimulai dari pengadaan bahan-bahan sampai dengan produk dapat
dipasarkan. Dasar perhitungan ke semua biaya produksi pada analisis nilai tambah
adalah biaya produksi per hari. Setiap minggunya, perusahaan memproduksi
nugget jamur rasa wortel keju selama dua hari. Produksi nugget jamur rasa wortel
keju dilakukan secara bersamaan dengan nugget jamur rasa ayam saus padang.
Berdasarkan Tabel 20 terlihat bahwa bobot berat nugget jamur rasa wortel
keju yang dihasilkan per hari adalah 10 kilogram. Bahan baku yang masuk dalam
perhitungan nilai tambah adalah jamur tiram putih dan setiap hari pembuatan
105
nugget jamur rasa wortel keju menghabiskan 5 kilogram jamur tiram putih.
Perbandingan antara bobot berat nugget jamur rasa wortel keju dengan jumlah
bahan baku dalam satu hari menghasilkan faktor konversi sebesar 2, yang
menandakan bahwa setiap kilogram jamur tiram putih yang diolah menghasilkan
2 kilogram nugget jamur rasa wortel keju.
Dalam satu hari seluruh tenaga kerja membuat nugget jamur rasa wortel
keju selama 10,5 jam, yang jika dibagi dengan jumlah bahan baku yang digunakan
maka diperoleh hasil perhitungan koefisien tenaga kerja sebesar 2,1. Koefisien
tenaga kerja yang sebesar 2,1 ini berarti waktu yang dibutuhkan tenaga kerja
untuk mengolah tiap kilogram jamur tiram putih agar menjadi nugget jamur rasa
wortel keju adalah 2,1 jam. Harga bahan baku berupa jamur tiram putih adalah Rp
8.000 per kilogram, sedangkan untuk sumbangan input lainnya adalah Rp
25.557,10 per kilogram output atau nugget jamur rasa wortel keju yang
dihasilkan.
Nilai output nugget jamur rasa wortel keju yang diperoleh dari perkalian
antara faktor konversi dengan harga output adalah sebesar Rp 97.040,00 yang
berarti bahwa nilai nugget jamur rasa wortel keju yang dihasilkan dari tiap
kilogram jamur tiram putih adalah sebesar Rp 97.040,00. Nilai tambah yang
diperoleh dari pengolahan jamur tiram putih menjadi nugget jamur rasa wortel
keju adalah sebesar Rp 63.482,90 per kilogram jamur tiram putih, dengan rasio
sebesar 65,42 persen. Rasio nilai tambah terhadap nilai output yang sebesar 65,42
persen, menunjukkan bahwa setiap Rp 100,00 nilai output nugget jamur rasa
wortel keju, akan diperoleh nilai tambah sebesar Rp 65,42.
106
Imbalan tenaga kerja yang merupakan perkalian dari koefisien tenaga kerja
dengan upah rata-rata tenaga kerja per jam adalah sebesar Rp 6.000,00 dengan
bagian tenaga kerja sebesar 9,45 persen. Hal ini berarti 9,45 persen dari nilai
tambah merupakan imbalan yang diterima oleh tenaga kerja.
Perusahaan memperoleh keuntungan sebesar Rp 57.482,90 per kilogram
jamur tiram putih. Tingkat keuntungan yang diperoleh yaitu 90,55 persen yang
berarti bahwa 90,55 persen dari nilai tambah merupakan keuntungan.
Marjin usaha adalah sebesar Rp 89.040,00. Nilai tersebut diperoleh dari
selisih nilai output dengan harga input bahan baku. Marjin ini kemudian
didistribusikan menjadi pendapatan tenaga kerja, sumbangan input lain serta
keuntungan perusahaan. Marjin yang didistribusikan sebagai pendapatan tenaga
kerja sebesar 6,74 persen. Marjin bagi sumbangan input lain sebesar 28,7 persen
dan marjin bagi keuntungan perusahaan sebesar 64,56 persen. Adapun
perhitungan beberapa faktor pada analisis nilai tambah ini dapat dilihat pada
Lampiran 21.
4) Nugget jamur Rasa Brokoli Keju
Struktur biaya produksi nugget jamur rasa ayam brokoli keju pada home
industry Miko Pangan Utama terdiri atas biaya variabel (bahan baku, bahan
penunjang, bahan pengemas, dan bahan bakar) dan biaya non-variabel (biaya
tetap, penyusutan barang-barang investasi, angsuran pokok, angsuran bunga, dan
pajak). Bahan penunjang yang digunakan dalam nugget jamur rasa brokoli keju
adalah fillet ayam, tepung terigu, tepung roti, brokoli, keju, bawang merah,
bawang putih, garam, merica, penyedap rasa, es batu, dan minyak goreng.
107
Analisis nilai tambah nugget jamur rasa brokoli keju yang dilakukan pada
penelitian ini dimulai dari pengadaan bahan-bahan sampai dengan produk dapat
dipasarkan. Dasar perhitungan ke semua biaya produksi pada analisis nilai tambah
adalah biaya produksi per hari. Setiap minggunya, perusahaan memproduksi
nugget jamur rasa brokoli keju selama satu hari. Produksi nugget jamur rasa
brokoli keju dilakukan secara bersamaan dengan nugget jamur rasa ayam saus
padang. Hasil analisis nilai tambah nugget jamur rasa brokoli keju dapat dapat
dilihat pada Tabel 21. Rincian biaya variabel nugget jamur rasa brokoli keju dapat
dilihat pada Lampiran 22.
Tabel 21. Analisis Nilai Tambah Nugget Jamur Rasa Brokoli Keju No. Variabel Nilai Output, Input, dan Harga 1. Output yang dihasilkan (kg/hari) 10 2. Bahan baku yang digunakan (kg/hari) 5 3. Tenaga Kerja (jam /hari) 10,5 4. Faktor konversi (1/2) 2 5. Koefisien tenaga kerja (3/2) 2,1 6. Harga output (Rp/kg) 48.520,00 7. Upah rata-rata tenaga kerja (Rp/ jam) 2.857,00 Pendapatan dan Keuntungan
8. Harga bahan baku (Rp/kg bahan baku) 8.000,00 9. Sumbangan input lain (Rp/kg output) 28.357,10 10. Nilai output (4 x 6) (Rp) 97.040,00 11. a. Nilai tambah (10 – 9 – 8) (Rp) 60.682,90
b. Rasio nilai tambah ((11a/10) x 100%) 62,53% 12. a. Imbalan tenaga kerja (5 x 7) (Rp) 6.000,00
b. Bagian tenaga kerja ((12a/11a) x 100%) 9,89% 13. a. Keuntungan (11a – 12a) (Rp) 54.682,90
b. Tingkat keuntungan ((13a/11a) x 100%) 90,11% Balas Jasa Pemilik Faktor-Faktor Produksi
14. Marjin (10 – 8) (Rp) 89.040,00 a. Pendapatan tenaga kerja ((12a/14) x 100%) 6,74% b. Sumbangan input lain ((9/14) x 100 %) 31,85% c. Keuntungan perusahaan ((13a/14) x 100%) 61,41%
108
Berdasarkan Tabel 21 terlihat bahwa bobot berat nugget jamur rasa brokoli
keju yang dihasilkan per hari adalah 10 kilogram. Bahan baku yang masuk dalam
perhitungan nilai tambah adalah jamur tiram putih dan setiap hari pembuatan
nugget jamur rasa brokoli keju menghabiskan 5 kilogram jamur tiram putih.
Perbandingan antara bobot berat nugget jamur rasa brokoli keju dengan jumlah
bahan baku dalam satu hari menghasilkan faktor konversi sebesar 2, yang
menandakan bahwa setiap kilogram jamur tiram putih yang diolah menghasilkan
2 kilogram nugget jamur rasa brokoli keju.
Dalam satu hari seluruh tenaga kerja membuat nugget jamur rasa brokoli
keju selama 10,5 jam, yang jika dibagi dengan jumlah bahan baku yang digunakan
maka diperoleh hasil perhitungan koefisien tenaga kerja sebesar 2,1. Koefisien
tenaga kerja yang sebesar 2,1 ini berarti waktu yang dibutuhkan tenaga kerja
untuk mengolah tiap kilogram jamur tiram putih agar menjadi nugget jamur rasa
brokoli keju adalah 2,1 jam. Harga bahan baku berupa jamur tiram putih adalah
Rp 8.000 per kilogram, sedangkan untuk sumbangan input lainnya adalah Rp
28.357,10 per kilogram output atau nugget jamur rasa brokoli keju yang
dihasilkan.
Nilai output nugget jamur rasa brokoli keju yang diperoleh dari perkalian
antara faktor konversi dengan harga output adalah sebesar Rp 97.040,00 yang
berarti bahwa nilai nugget jamur rasa brokoli keju yang dihasilkan dari tiap
kilogram jamur tiram putih adalah sebesar Rp 97.040,00. Nilai tambah yang
diperoleh dari pengolahan jamur tiram putih menjadi nugget jamur rasa brokoli
keju adalah sebesar Rp 60.682,90 per kilogram jamur tiram putih, dengan rasio
109
sebesar 62,53 persen. Rasio nilai tambah terhadap nilai output yang sebesar 62,53
persen, menunjukkan bahwa setiap Rp 100,00 nilai output nugget jamur rasa
brokoli keju, akan diperoleh nilai tambah sebesar Rp 62,53.
Imbalan tenaga kerja yang merupakan perkalian dari koefisien tenaga kerja
dengan upah rata-rata tenaga kerja per jam adalah sebesar Rp 6.000,00 dengan
bagian tenaga kerja sebesar 9,89 persen. Hal ini berarti 9,89 persen dari nilai
tambah merupakan imbalan yang diterima oleh tenaga kerja.
Perusahaan memperoleh keuntungan sebesar Rp 54.682,90 per kilogram
jamur tiram putih. Tingkat keuntungan yang diperoleh yaitu 90,11 persen yang
berarti bahwa 90,11 persen dari nilai tambah merupakan keuntungan.
Marjin usaha adalah sebesar Rp 89.040,00. Nilai tersebut diperoleh dari
selisih nilai output dengan harga input bahan baku. Marjin ini kemudian
didistribusikan menjadi pendapatan tenaga kerja, sumbangan input lain serta
keuntungan perusahaan. Marjin yang didistribusikan sebagai pendapatan tenaga
kerja sebesar 6,74 persen. Marjin bagi sumbangan input lain sebesar 31,85 persen
dan marjin bagi keuntungan perusahaan sebesar 61,41 persen. Adapun
perhitungan beberapa faktor pada analisis nilai tambah ini dapat dilihat pada
Lampiran 23.
5) Perbandingan Hasil Analisis Nilai Tambah
Analisis nilai tambah terhadap keempat jenis nugget jamur menunjukkan
adanya perbedaan pada komponen analisis nilai tambah di antara produk-produk
tersebut. Perbedaan nilai tambah dari keempat jenis nugget jamur selengkapnya
dapat dilihat pada Tabel 22.
110
Tabel 22. Perbandingan Hasil Analisis Nilai Tambah No Keterangan Nugget Jamur
Rasa Ayam Nugget Jamur
Rasa Ayam Saus Padang
1. Harga bahan baku (Rp) 8.000,00 8.000,00 2. Sumbangan input lain (Rp) 24.892,10 23.857,10 3. Nilai output (Rp) 97.040,00 97.040,00 4. a. Nilai tambah (Rp) 64.057,90 65.182,90 b. Rasio nilai tambah (%) 66,01 67,17
5. a. Imbalan tenaga kerja (Rp) 6.000,00 6.000,00 b. Bagian tenaga kerja (%) 9,37 9,2
6. a. Keuntungan (Rp) 58.057,90 59.182,90 b. Tingkat keuntungan (%) 90,63 90,8
No Keterangan Nugget Jamur
Rasa Wortel Keju
Nugget Jamur Rasa Brokoli
Keju 1. Harga bahan baku (Rp) 8.000,00 8.000,00 2. Sumbangan input lain (Rp) 25.557,10 28.357,10 3. Nilai output (Rp) 97.040,00 97.040,00 4. a. Nilai tambah (Rp) 63.482,90 60.682,90 b. Rasio nilai tambah (%) 65,42 62,53
5. a. Imbalan tenaga kerja (Rp) 6.000,00 6.000,00 b. Bagian tenaga kerja (%) 9,45 9,89
6. a. Keuntungan (Rp) 57.482,90 54.682,90 b. Tingkat keuntungan (%) 90,55 90,11
Berdasarkan Tabel 22, dapat dilihat bahwa setiap jenis nugget jamur
memiliki nilai tambah yang berbeda-beda. Nilai tambah terkecil terdapat pada
nugget jamur rasa brokoli keju dengan nilai tambah sebesar Rp 60.682,90 dan
rasio nilai tambah sebesar 62,53 persen. Sedangkan nilai tambah terbesar terdapat
pada nugget jamur rasa ayam saus padang dengan nilai tambah sebesar Rp
65.182,90 dan rasio nilai tambah sebesar 67,17 persen. Perbedaan nilai tambah
tersebut disebabkan oleh sumbangan input lain yang berbeda antara masing-
masing jenis nugget jamur. Semakin besar sumbangan input lain yang diperlukan,
maka semakin kecil nilai tambah yang diperoleh, begitu pula sebaliknya.
111
Semakin besar nilai tambah, maka semakin besar pula keuntungan yang
diperoleh. Nilai tambah terbesar terdapat pada nugget jamur rasa ayam saus
padang. Oleh karena itu, keuntungan yang diperoleh dari memproduksi nugget
jamur rasa ayam saus padang merupakan yang terbesar dengan keuntungan
sebesar Rp 59.182,90 dan rasio keuntungan sebesar 90,8 persen.
Berdasarkan analisis nilai tambah dari keempat jenis nugget jamur dapat
dihitung rata-rata nilai tambah, rasio nilai tambah, imbalan tenaga kerja, bagian
tenaga kerja, keuntungan, dan tingkat keuntungan. Analisis nilai tambah rata-rata
selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 23.
Tabel 23. Analisis Nilai Tambah Rata-Rata No Keterangan Jumlah 1. a. Nilai tambah (Rp) 63.351,65 b. Rasio nilai tambah (%) 65,28
2. a. Imbalan tenaga kerja (Rp) 6.000,00 b. Bagian tenaga kerja (%) 9,48
3. a. Keuntungan (Rp) 57.351,65 b. Tingkat keuntungan (%) 90,52
Rata-rata nilai tambah yang diperoleh sebesar Rp 63.351,65, dengan rata-
rata rasio nilai tambah sebesar 65,28 persen. Nilai tersebut menunjukkan bahwa
setiap Rp 100,00 nilai output nugget jamur, akan diperoleh nilai tambah sebesar
Rp 65,28. Rata-rata imbalan tenaga kerja sebesar Rp 6.000,00, dengan rata-rata
bagian tenaga kerja sebesar 9,48 persen. Hal ini berarti 9,48 persen dari nilai
tambah merupakan imbalan yang diterima oleh tenaga kerja. Rata-rata keuntungan
sebesar Rp 57.351,65 per kilogram jamur tiram putih. Tingkat keuntungan yang
diperoleh yaitu 90,52 persen yang berarti bahwa 90,52 persen dari nilai tambah
merupakan keuntungan.