BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan informan baik ketua
maupun Pengurus Yayasan Pondok Pesantren Hidayatullah Marisa, maka
diperoleh gambaran tentang Program Pengembangan Pendidikan Karakter Santri
di Pondok Pesantren Hidayatullah Marisa. Adapun hasil wawancara terkait
dengan temuan terhadap Program Pengembangan Pendidikan Karakter tersebut
dapat diuraikan sebagai berikut.
1. Perencanaan program pengembangan pendidikan karakter
a. Bentuk perencanaan program pengembangan pendidikan karakter santri di
Yayasan Pondok Pesantren Hidayatullah.
Dari hasil wawancara tentang hal tersebut diperoleh informasi bahwa:
“Dalam perencanaan pengembangan pendidikan karakter santri di Yayasan Pondok Pesantren Hidayatullah ini sudah ditetapkan oleh pengurus dengan mendasari tugas serta tanggung jawab pengurus untuk membina santri agar menjadi manusia yang mengenal agama. Adapun kegiatan-kegiatan yang ada di pondok pesantren memang sudah terencana sebelum berdirinya pondok pesantren, kami selaku pengurus juga bekerja berdasarkan aturan yang sudah ditetapkan oleh Yayasan Hidayatullah pada umumnya. Namun dalam penetapan program kerja juga diserahkan kepada yayasan hidayatullah yang ada untuk menambahkan program dengan melihat tujuan yang jelas dan tidak terlepas dari aturan hidayatullah yang sebenarnya”. ( 1.1 W. AW, 1 Juni 2012).
Setelah dikonfirmasikan dengan salah seorang pengurus Yayasan Pondok
Pesantren Hidayatullah, diperoleh informasi bahwa:
“Karakter santri adalah bagian yang harus dibina guna menciptakan santri yang memiliki tingkah laku yang baik dengan mendasari Al-Quran dan hadits, sehingga tujuan dari pondok pesantren bisa terlaksana sesuai dengan yang diharapkan. Semua kegiatan ekstra kurikuler yang dilakukan oleh pondok pesantren hidayatullah ini tidak lepas dari proses perencanaan yang sudah ditetapkan oleh Yayasan Hidayatullah pada umumnya. Salah satu kegiatan santri yang sudah direncanakan adalah santri diharapkan harus terbiasa mengerjakan puasa sunnah, mengerjakan sholat lail, dan lain-lain”. (1.2 W. MA, 2 Juni 2012).
Informasi di atas dikonfirmasikan kembali dengan salah seorang pengurus
Yayasan Pondok Pesantren Hidayatullah,yang menyatakan bahwa:
“Pengembangan pendidikan karakter santri merupakan tanggung jawab pengurus untuk membina santri agar memahami syariah. Sehingga proses perencanaan dalam mengembangkan karakter santri ini sudah terencana sesuai dengan tujuan dan aturan yang ada di Yayasan Hidayatullah. Bentuk perencanaannya adalah pengurus selalu mengadakan rapat yayasan guna membahas hal-hal yang dipersiapkan untuk mengadakan kegiatan sesuai dengan harapan Yayasan Hidayatullah”. (1,3 W. AQ, 4 Juni 2012).
Adapun pendapat lain yang disampaikan oleh salah seorang pengurus yang
diperoleh bahwa:
“Bentuk perencanaan program pengembangan pendidikan karakter santri ini memang sudah ada pada program Yayasan Hidayatullah, namun pengurus yang ada diberi leluasa untuk merencanakan program apa yang akan dilaksankan dalam pondok pesantren hidayatullah yang penting tidak bertolak belakang dengan aturan syariah yang sudah ditetapkan. Dalam hal ini, perencanaan bentuk program tersebut selalu dibicarakan pada saat rapat yayasan untuk mendapatkan hasil kesepakatan bersama, sehingga dalam pelaksanaan program akan berjalan dengan baik”. (1,4 W. KR, 5 Juni 2012).
Berbagai informasi di atas dapat disimpulkan bahwa perencanaan
pengembangan karakter santri di Pondok Pesantren Hidayatullah memang sudah
tertuang dalam aturan yang sudah ditetapkan oleh Yayasan Hidayatullah pada
umumnya. Namun dalam penyusunan program kegiatan bisa saja disesuaikan
dengan apa yang diperlukan oleh yayasan pondok pesantren dengan melihat
tujuan dari kegiatan tersebut serta tidak terlepas dari aturan hidayatullah pada
umumnya. Adapun perencanaan kegiatan ekstra kurikuler yang selalu dilakukan
yaitu pengurus selalu mengadakan rapat yayasan untuk membahas program yang
akan dijalankan.
b. Persiapan pengurus untuk menerapkan pendidikan karakter di Pondok
Pesantren Hidayatullah.
Hasil wawancara dengan salah seorang guru diperoleh informasi bahwa:
“Kesiapan pengurus untuk menerapkan pendidikan karakter santri ini memang sudah ada sejak berdirinya yayasan pondok pesantren hidayatullah di marisa, karena semua kader hidayatullah harus terbiasa dengan kemampuan serta pengalaman yang dimiliki masing-masing, misalnya pengurus harus siap dengan aturan yang ada, memberikan ceramah kepada santri, dan lain-lain. Dengan kesiapan ini, semua pihak tentu percaya bahwa dalam pembinaan karakter santri di yayasan pondok pesantren hidayatullah berjalan sesuai dengan kesiapan dari pengurus”. ( 1.4 W. AW, 1 Juni 2012).
Setelah dikonfirmasikan dengan salah seorang pengurus Yayasan Pondok
Pesantren Hidayatullah, diperoleh informasi bahwa:
“Pengurus yayasan pondok pesantren hidayatullah marisa memang dituntut untuk memiliki persiapan dalam membina karakter santri, baik kesiapan menyusun program kerja yayasan maupun mengaplikasikannya di lapangan yaitu dengan mengaktifkan kegiatan-kegiatan ekstra kurikuler baik yang dilakukan oleh yayasan pondok pesantren maupun yang dilakukan oleh RA, MI, MTs dan SMK Integral Hidayatullah Marisa”. ( 1.4 W. MA, 2 Juni 2012).
Informasi di atas dikonfirmasikan kembali dengan salah seorang pengurus
Yayasan Pondok Pesantren Hidayatullah,diperoleh penjelasan bahwa:
“Pengembangan pendidikan karakter santri adalah tugas berat yang dihadapi oleh pengurus yayasan pondok pesantren hidayatullah, sehingga kami dituntut untuk memiliki kesiapan yang matang dalam membina karakter santri. Semua kesiapan ini selalu dibahas dalam rapat yayasan apabila yayasan merencanakan program apa yang akan dilaksanakan. Sehingga semua agenda yang ada di pondok pesantren hidayatullah benar-benar terlaksana dengan apa yang diharapkan”. ( 1.1 W. AQ, 4 Juni 2012).
Informasi di atas dikomfirmasikan lagi dengan salah seorang pengurus
pondok pesantren hidayatullah marisa yang diperoleh bahwa:
“Persiapan pengurus merupakan salah satu yang perlu dipersiapkan guna untuk melakukan pembinaan karakter kepada santri, sehingga sebelum menyepakati program yang ada maka pihak yayasan akan mempertanyakan kesiapan pengurus itu sendiri. Hal ini dilakukan agar pengurus benar-benar melakukan pembinaan karakter santri tepat pada sasaran yang diinginkan”. ( 1.3 W. KR, 5 Juni 2012).
Berbagai informasi di atas dapat disimpulkan bahwa dalam pengembangan
pendidikan karakter santri, pengurus harus dituntut untuk mempunyai kesiapan
yang matang baik itu dilihat dari segi kemampuan dalam menyusun program
maupun mengaplikasikan program kerja yang ada yaitu dengan mengaktifkan
kegiatan ekstra kurikuler di pondok pesantren dan kegiatan ekstra kurikuler di
setiap sekolah yang berada dilingkungan yayasan hidayatullah yaitu MI, Mts dan
SMK integral Hidayatullah Marisa. Semua persiapan yang harus dimiliki
pengurus selalu di bahas dalam rapat yayasan, sehingga agenda yang ada bisa
terlaksana dengan apa yang diharapkan.
c. Program yang direncanakan dalam pengembangan karakter santri di Pondok
Pesantren Hidayatullah Marisa.
Informasi yang diperoleh dari hasil wawancara bahwa :
“Adapun kegiatan yang ada di pondok pesantren hidayatullah tidak lepas dari aturan syariah yang sudah ditetapkan oleh yayasan hidayatullah pada umumnya yaitu dengan mengaktifkan kegiatan-kegiatan ekstra kurikuler baik disekolah maupun dipondok pesantren hidayatullah pada umumnya. Salah satu kegiatan yang sering dilaksanakan adalah para santri dan pengurus hidayatullah diharuskan untuk mengerjakan sholat lail berjamaah, mengerjakan puasa sunnah, membaca serta menghafal Al-Quran dan Hadits, melakukan pencerahan dengan mengadakan ceramah kepada santri, dan kegiatan lainnya yang sering kali dilakukan secara tiba-tiba dengan melihat tujuan dari kegiatan tersebut”. ( 1.2 W. AW, 1 Juni 2012).
Pendapat di atas dikonfirmasikan kembali dengan salah seorang pengurus
Yayasan Pondok Pesantren Hidayatullah, yang menjelaskan bahwa:
“Kegiatan yang kami lakukan tidak lepas dari program kerja Yayasan Hidayatullah yang ada dipusat, namun kami diberi leluasa juga untuk menambahkan program kerja yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan. Kegiatan yang sering dilakukan untuk melatih santri agar menjadi orang yang memahami agama, berkehidupan sosial, memiliki intelektual, dan lain-lain sesuai dengan harapan pengurus, santri, orang tua santri dan masyarakat setempat pada umumnya”. ( 1.2 W. MA, 2 Juni 2012).
Sementara itu, sesuai hasil wawancara dengan informan lainnya yang
diperoleh bahwa:
“Pengurus mengadakan kegiatan dengan melihat kondisi yang ada, misalnya yayasan ingin melakukan kegiatan harus sesuai dengan aturan yang sudah ditetapkan. Selain itu, program kerja yang dilakukan di pondok pesantren hidayatullah marisa ini berkiblat pada aturan serta program kerja yayasan hidayatullah pada umumnya”. ( 1.3 W. AQ, 4 Juni 2012).
Adapun pendapat lain yang disampaikan oleh salah seorang pengurus yang
diperoleh bahwa:
“Bentuk kegiatan yang dilaksanakan oleh pondok pesantren hidayatullah tidak lepas dari program yayasan hidayatullah. Adapun kegiatan yang dilakukan adalah pondok pesantren melaksanakan kegiatan majelis ta’lim, melaksanakan kajian-kajian agama, memberikan pembinaan-pembinaan, mengerjakan sholat lima waktu berjamaah, mengerjakan sholat lail berjamaah dan sholat-sholat sunah lainnya, serta melakukan puasa sunnah, menghafal dan memahami isi Al-Quran dan Hadits, dan lain-lain. Semua ketentuan yang ada santri dituntut untuk mengikutinya. Kemudian tujuan pelaksanaan program ini adalah untuk meningkatkan nilai karakter santri yaitu bersikap jujur, disiplin, sopan santun, sabar, menepati janji, amanah, tanggung jawab, saling menghargai dan selalu bersyukur”. ( 1.3 W. KR, 5 Juni 2012).
Berbagai informasi di atas dapat disimpulkan bahwa pondok pesantren
maupun sekolah yang berada dilingkungan yayasan pondok pesantren
hidayatullah harus mengaktifkan kegiatan-kegiatan ekstra kurikuler. Bentuk
kegiatan yang dilakukan oleh yayasan pondok pesantren hidayatullah tidak lepas
dari aturan syariah yang berlaku. Selain itu juga, kegiatan yang dilakukan selalu
berkiblat pada program kerja yang sudah ditetapkan oleh yayasan hidayatullah
pada umumnya, sehingga setiap kegiatan yang dilakukan akan terlaksana secara
tersistematis.
Adapun kegiatan yang dilakukan adalah pondok pesantren melaksanakan
kegiatan majelis ta’lim, melaksanakan kajian-kajian agama, memberikan
pembinaan-pembinaan, mengerjakan sholat lima waktu berjamaah, mengerjakan
sholat lail berjamaah dan sholat-sholat sunah lainnya, serta melakukan puasa
sunnah, menghafal dan memahami isi Al-Quran dan Hadits, dan lain-lain.
Kemudian tujuan pelaksanaan program ini adalah untuk meningkatkan nilai
karakter santri yaitu bersikap jujur, disiplin, sopan santun, sabar, menepati janji,
amanah, tanggung jawab, saling menghargai dan selalu bersyukur.
2. Implementasi program pengembangan pendidikan karakter
Proses implementasi program pengembangan pendidikan karakter yang
dimulai dengan perencanaan program selalu memiliki kaitan yang sulit
terpisahkan, karena dengan adanya perencanaan program maka inplementasinya
dilapangan akan berjalan dengan baik. Hasil wawancara dari hal tersebut akan
dipaparkan berikut ini:
a. Langkah-langkah yang dilakukan dalam mengimplementasikan program
pengembangan pendidikan karakter santri di Pondok Pesantren Hidayatullah
Marisa.
Hasil wawancara tentang langkah-langkah yang dilakukan dalam
mengimplementasikan program pengembangan pendidikan karakter diperoleh
informasi bahwa:
“Langkah-langkah yang dilakukan dalam mengimplementasikan program pengembangan pendidikan karakter santri kami melakukan berbagai cara yaitu melatih santri untuk memahami isi Al-Quran dan Hadits serta melakukan kegiatan keagamaan lainnya seperti mengadakan majelis ta’lim setiap jumat pagi, melakukan kajian-kajian agama yang sudah terjadwalkan, melakukan sholat lail berjamaah, dan lain-lain. Sehingga santri bisa menjadi orang yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, berakhlak baik, memiliki intelektual dan memiliki soff skill”. ( 2.1 W. AW, 1 Juni 2012).
Dipertegas lagi oleh pengurus pondok pesantren lainnya, dijelaskan
bahwa:
“Banyak hal yang kami lakukan dalam pelaksanaan program pngembangan karakter santri yaitu dengan melihat pedoman yang sudah ditentukan oleh yayasan hidayatullah. Selain itu, santri dituntut untuk menaati aturan yang sudah disepakati bersama, dan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh yayasan pondok pesantren. Bagi santri yang tidak mengikuti kegiatan tersebut maka pengurus mempunyai wewenang untuk memberikan sanksi. Adapun contoh kegiatan yang dilakukan untuk membina karakter santri adalah pengurus selalu mengadakan majelis ta’lim dan kajian-kajian agama lainnya”. ( 2.1 W. MA, 2 Juni 2012).
Dikonfirmasikan lagi dengan salah seorang pengurus Pondok Pesantren
Hidayatullah, diperoleh informasi bahwa:
“Memang dalam pengembangan karakter santri kami melakukan kegiatan agama yang bertujuan agar santri mampu memahami isi Al-Quran dan hadits bahkan santri diharuskan untuk menghafalnya. Selain itu santri juga dituntut untuk mengikuti program yang sudah ditetapkan oleh pondok pesantren hidayatullah”. ( 2.1 W. AQ, 4 Juni 2012).
Dipertegas kembali salah seorang pengurus yang ada di pondok pesantren
hidayatullah marisa yang diperoleh bahwa:
“Adapun program yang ada di pondok pesantren hidayatullah sangat bermanfaat bagi santri, karena hal tersebut mengajarkan agar santri menjadi orang yang bisa menguasai isi Al-Quran dan Hadits. Pengurus juga selalu memberikan pencerahan agama melalui kegiatan majelis ta’lim serta kajian-kajian keagamaan lainnya”. ( 2.2 W. KR, 5 Juni 2012).
Berbagai informasi dari hasil wawancara dengan para informan,
disimpulkan bahwa langkah-langkah dalam pengembangan pendidikan karakter
santri pada umumnya sudah terlaksana dengan apa yang diharapkan. Adapun
kegiatan yang selalu dilaksanakan oleh pondok pesantren adalah santri diharuskan
untuk menghafal serta memahami isi Al-Quran dan Hadits, dan pengurus juga
selalu melakukan kegiatan keagamaan lainnya misalnya majelis ta’lim, kajian-
kajian agama, sholat lail berjamaah, sehingga lahirlah santri yang memiliki jiwa
jujur, disiplin, sopan santun,sabar, amanah, tanggung jawab dan selalu bersyukur.
b. Dalam implementasi pendidikan karakter santri diintegrasikan dalam proses
pembelajaran di sekolah.
Berkaitan dengan hal ini diperoleh informasi dari pengurus yayasan
bahwa:
“Dalam program pengembangan karakter yang kami lakukan tentu menggunakan pedoman yang ada dalam hidayatullah yaitu dengan pembinaan-pembinaan yang kami lakukan. Namun pada kenyataannya bahwa kami juga mendirikan sekolah yang di naungi oleh Departemen Agama dan Dinas Pendidikan Kabupaten Pohuwato, yang dikelola langsung oleh yayasan. Hal tersebut dilakukan untuk memudahkan santri dapat sekolah dan bisa dikontrol oleh yayasan secara langsung, sehingga prosedur yang kami lakukan dalam pengembangan pendidikan karakter santri tentu diitegrasikan dengan proses KBM di sekolah”. ( 2.2 W. AW, 1 Juni 2012).
Informasi yang sama juga diperoleh dari pengurus lainnya, yang
menjelaskan bahwa:
“Proses pengembangan pendidikan karakter di pondok pesantren ini dilakukan dengan berbagai macam cara, baik itu dengan melaksanakan program yang ada di yayasan pondok pesantren dan kemudian ditambah dengan pembinaan guru-guru pada saat waktu sekolah. Dengan adanya madrasah ini ternyata mempunyai peran tersendiri untuk mendidik siswa yang memiliki kemauan untuk belajar dengan baik. Sehingga proses pembinaan karakter di pondok pesantren dengan proses KBM di sekolah selalu teritegrasikan untuk tujuan pengembangan pendidikan karakter santri. ( 2.3 W. MA, 2 Juni 2012).
Kemudian dikonfirmasikan lagi dengan pendapat yang disampaikan oleh
salah seorang pengurus yang diperoleh bahwa:
“Dari perkembangan yang ada yayasan selalu memperhatikan apa yang menjadi kebutuhan santri dalam menuntut ilmu, sehingga dengan adanya keterbatasan apapun kami tetap berusaha untuk mendirikan madrasah di yayasan pondok pesantren hidayatullah. Hal ini bertujuan untuk membantu kami mendidik sekaligus membina karakter santri yang ada di pondok pesantren. Jadi, proses pembinaan pengembangan pendidikan karakter santri di pondok pesantren hidayatullah terintegrasikan dengan kegiatan KBM di madrasah baik RA, MI, MTs dan SMK Integral Hidayatullah Marisa”. ( 2.3 W. AQ, 4 Juni 2012).
Salah seorang pengurus menambahkan, bahwa:
“Yang perlu diketahui bahwa dalam pondok pesantren hidayatullah marisa mendirikan sekolah baik MI, MTs, SMK Integral Hidayatullah. Hal ini dilakukan untuk memudahkan santri untuk menuntut ilmu, dan pengurus pondok pesantren mampu mengkoordinir secara langsung perkembangan santri. Sehingga program pengembangan pendidikan karakter santri diintegrasikan dengan proses pembelajaran yang ada disekolah”. (2.4 W. KR, 5 Juni 2012).
Berdasarkan hasil wawancara di atas maka dapat disimpulkan bahwa
ternyata proses pengembangan pendidikan karakter santri di pondok pesantren di
integrasikan dengan proses pembelajaran disekolah. Hal ini dilihat dengan adanya
madrasah yang berdiri di pondok pesantren ini sehingga semua kegiatan program
yayasan pondok pesantren hidayatullah disesuaikan dengan proses KBM di
madrasah. Hal ini dilakukan untuk memudahkan santri untuk menuntut ilmu, dan
pengurus pondok pesantren mampu mengkoordinir secara langsung
perkembangan santri.
c. Pengaruhnya terhadap santri ketika program pengembangan pendidikan
karakter di Pondok Pesantren Hidayatullah Marisa sudah terlaksana.
Dibawah ini adalah hasil wawancara dengan pengurus yayasan pondok
pesantren hidayatullah marisa tentang pengaruh pelaksanaan pengembangan
pendidikan karakter santri, maka diperoleh bahwa:
“Adapun penilaian yang kami kaji selama ini, pembinaan karakter santri benar-benar terlaksana sesuai dengan apa yang diharapkan dan mempunyai pengaruh besar terhadap perkembangan karakter santri. Pengaruhnya yang bisa dilihat disini adalah santri sudah terbiasa mengucapkan salam ketika bertemu dengan pengurus, guru-guru, antara sesama santri dan masyarakat pada umumnya. Kemudian dilihat dari tingkah laku kesehariannya, santri lebih suka mengikuti kegiatan-kegiatan ta’lim yang dilakukan di mesjid dan kegiatan yayasan lainnya. Sehingga selama ini masyarakat setempat merasa senang dengan adanya yayasan pondok pesantren hidayatullah di marisa”. ( 2.3 W. AW, 1 Juni 2012).
Ditambahkan lagi oleh salah seorang pengurus yang ada di pondok
pesantren hidayatullah marisa yang diperoleh bahwa:
“Berbicara masalah pengaruhnya terhadap santri apabila program pengembangan pendidikan karakter santri sudah terlaksana, saya sendiri menilai selama ini santri masih dalam tingkah laku yang baik dan bisa menghargai antara sesama santri dan kepada pengurus. Dalam kepribadian santri kami selaku pengurus selalu menilainya, sehingga ketika ada santri yang melanggar aturan yang sudah ditetapkan maka pengurus tidak segan-segan untuk memberikan sanksi sesuai hasil rapat yayasan, bahkan ada yang dikeluarkan dari yayasan. Sehingga dalam pembinaan karakter seperti ini mempunyai pengaruh besar pada kepribadian santri pada umumnya”. ( 2.2 W. MA, 2 Juni 2012).
Untuk melengkapi informasi di atas maka ditambahkan lagi oleh beberapa
pengurus yang ada di pondok pesantren hidayatullah marisa, diperoleh bahwa:
“Program yang dilakukan oleh pengurus yayasan pondok pesantren hidayatullah selama ini memberikan pengaruh besar terhadap santri, baik dilihat dari segi pengetahuan agama maupun tingkah laku santri dalam kehidupan sehari-hari. Pengurus banyak mengajari cara untuk menghargai sesama manusia dan melakukan pembinaan dengan ajaran-ajaran agama melalui kegiatan majelis ta’lim dan kajian-kajian agama lainnya. Sehingga santri merasa bahwa setiap yang dilakukan oleh yayasan memberikan pengaruh positif terhadap pengembangan karakter santri di pondok pesantren hidayatullah marisa”. ( 2.3 W. AQ, 4 Juni 2012).
Sedangkan menurut pengurus lainnya yang diperoleh bahwa:
“Selama ini pembinaan yang dilakukan oleh pengurus pondok pesantren hidayatullah memberikan banyak hal yaitu santri bisa memahami sedikit demi sedikit isi kandungan Al-Quran dan Hadits dan santri dituntut untuk mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari walaupun pada umumnya belum tercapai dengan apa yang ada dalam isi kandungan tersebut. Tetapi santri bisa terlatih melakukan hal-hal yang baik yang bisa disegani oleh orang lain. Sehingga program pengembangan pendidikan karakter santri yang dilaksanakan oleh yayasan sangat besar pengaruhnya terhadap santri”. ( 2.4 W. KR, 5 Juni 2012).
Melihat hasil wawancara dengan informan di atas maka dapat disimpulkan
bahwa pelaksanaan program pengembangan pendidikan karakter santri
mempunyai pengaruh besar. Adapun pengaruhnya adalah santri bisa mengikuti
semua ketentuan yang ada di pondok pesantren dan mampu mengaplikasikannya
sehari-hari. Selain itu, dengan adanya bentuk kedisiplinan yang dilakukan oleh
yayasan maka santri mau tidak mau harus mengikuti prosedur yang ada di pondok
pesantren hidayatullah demi kebaikan santri itu sendiri.
3. Evaluasi program pengembangan pendidikan karakter
Adapun hasil wawancara yang diperoleh dari pengurus yayasan yang ada
di pondok pesantren hidayatullah marisa tentang evaluasi program pengembangan
pendidikan karakter yang diperoleh bahwa:
a. Bentuk evaluasi program pengembangan pendidikan karakter santri di
Pondok Pesantren Hidayatullah.
Adapun informasi yang diperoleh dari informan adalah sebagai berikut:
“Bentuk evaluasi yang sering kami lakukan adalah melihat langsung perkembangan santri, baik tingkah laku maupun tingkat intelektual santri. Kemudian hal ini sering dibahas dalam rapat-rapat yayasan yang menyangkut pembahasan tentang kemajuan santri selama di pondok pesantren hidayatullah. Adapun yang diperhatikan dalam perkembangan santri yang
menjadi harapan pengurus untuk sebagai penilaian adalah perkembangan tingkat keimanan dan ketaqwaan santri, tingkah laku santri (akhlak), keilmuan/intelektual santri, dan soff skill selama berada dipondok pesantren hidayatullah. Adapun dari segi intelektual dilakukan evaluasi dengan ujian pondok kepada santri”. (3.1 W. AW, 1 Juni 2012).
Adapun hasil wawancara di atas dikonfirmasikan lagi dengan salah satu
pengurus yayasan lainnya, yang diperoleh bahwa:
“Evaluasi merupakan penilaian santri yang berperan dalam pelaksanaan program pengembangan karakter, dengan evaluasi kami bisa mellihat kemajuan santri secara keseluruhan. Adapun bentuk evaluasi yang sering kami lakukan dalam hal intelektual adalah kami selalu mengadakan ujian pondok secara terbuka bagi santri untuk menghafal Al-Quran dan Hadits serta arti dan maknanya, kemudian dinilai dengan melihat perkembangan yang dimiliki santri. Sedangkan dalam pembahasan evaluasi dalam hal keseluruhan kami melakukan rapat yayasan yang membahas tentang perkembangan santri”. (3.1 W. MA, 2 Juni 2012).
Hasil wawancara di atas dikomfirmasikan lagi dengan salah seorang
pengurus pondok pesantren hidayatullah marisa yang diperoleh bahwa:
“Semua program yang terlaksana selalu kami evaluasi dengan mengadakan rapat yayasan, dalam rapat tersebut kami selalu membahas perkembangan santri secara umum. Yayasan juga mengadakan ujian pondok dalam hal melihat tingkat perkembangan intelektual santri”. (3.2 W. AQ, 4 Juni 2012).
Pendapat lain yang disampaikan oleh pengurus pondok pesantren lainnya
yang diperoleh bahwa:
“Program yang dilaksanakan pengurus selalu dievaluasi dalam rapat yayasan, dan pengurus melakukan ujian pondok untuk melihat perkembangan santri secara umum yaitu dari segi kemampuan intelektual santri, sedangkan pada tingkah laku santri pengurus menilai secara umum kesehariannya lalu dibahas pada saat rapat yayasan”. ( 3.2W. KR, 5 Juni 2012).
Dari hasil wawancara dengan informan di atas maka dapat disimpulkan
bahwa bentuk evaluasi yang dilakukan oleh yayasan pondok pesantren
hidayatullah adalah pengurus mengadakan rapat yayasan yang membahas tentang
perkembangan santri baik dilihat dari intelektual maupun dilihat dari tingkah laku
santri. Pada evaluasi intelektual santri, pengurus melakukan ujian pondok
pesantren hidayatullah marisa.
b. Perkembangan santri apabila dilihat dari hasil evaluasi program pembinaan
pendidikan karakter santri di Pondok Pesantren Hidayatullah Marisa.
Adapun informasi yang diterima dari hasil wawancara informan tentang
perkembangan santri apabila dilihat dari evaluasi program pengembangan
pendidikan karakter santri adalah sebagai berikut.
“Dari hasil evaluasi program yayasan dengan melihat perkembangan santri memang mengalami kemajuan yang signifikan walaupun disisi lain masih ada yang tidak sesuai dengan harapan pengurus. Adapun persentase terhadap perkembangan karakter santri selama ini dalam konteks pembinaan karakter adalah dari 80 % menjadi 95% santri memiliki kemampuan sesuai dengan harapan pengurus antara lain santri bisa membaca Al-Quran dengan baik, santri sudah terbiasa menghafal Al-Quran dan hadits, santri lebih aktif melakukan sholat berjamaah, santri melakukan sholat lail berjamaah, santri melakukan puasa sunnah, dan lain-lain. Sehingga hasil pelaksanaan program Yayasan Pondok Pesantren Hidayatullah Marisa ini dapat meningkatkan nilai karakter santri yaitu bersikap jujur, disiplin, sopan santun, sabar, menepati janji, amanah, tanggung jawab, saling menghargai dan selalu bersyukur”. ( 3.3. AW, 1 Juni 2012).
Adapun pendapat yang disampaikan oleh salah seorang pengurus pondok
pesantren hidayatullah adalah diperoleh bahwa:
“Yayasan selalu menilai tingkat perkembangan karakter santri selama berada di pondok pesatren, dan setiap tahunnya santri mengalami peningkatan. Apalagi dilihat dari kondisi yang ada dilapangan bahwa santri lebih banyak beraktivitas melakukan sholat berjamaah, sholat lail berjamaah, melakukan puasa sunnah, dan kegiatan-kegiatan pondok pesantren lainnya”. (3.3 W. MA, 2 Juni 2012).
Dari hasil wawancara di atas dikofirmasikan lagi dengan salah seorang
pengurus pondok pesantren hidayatullah lainnya yang diperoleh bahwa:
“Perkembangan santri selama ini memang mengalami kemajuan dalam hal karakter santri karena bisa dilihat dari tingkat keaktifan santri terhadap
program-program yayasan pondok pesantren hidayatullah”. (3.4W. AQ, 4 Juni 2012).
Kemudian dikomfirmasikan lagi dengan salah seorang pengurus yang
diperoleh bahwa:
“Melihat dari hasil yang ada bahwa secara umum pembinaan karakter santri mengalami peningkatan yang baik. Hal ini dilihat dari adanya perkembangan santri untuk mengikuti proses kegiatan yang sudah ditentukan oleh yayasan Hidayatullah, dan santri juga aktif untuk mengikuti kegiatan ekstra kurikuler lainnya”. (3.4 W. KR, 5 Juni 2012).
Dari hasil wawancara di atas mengenai perkembangan santri dilihat dari
hasil evaluasi program dapat disimpulkan bahwa karakter santri mengalami
perkembangan yang signifikan walaupun masih ada yang tidak sesuai dengan
harapan pengurus. Hal ini dapat dilihat dari aktivitas santri yang lebih aktif
melakukan kegiatan yayasan pondok pesantren hidayatullah. Adapun
persentasenya adalah dari 80 % menjadi 95% santri memiliki kemampuan sesuai
dengan harapan pengurus antara lain santri bisa membaca Al-Quran dengan baik,
santri sudah terbiasa menghafal Al-Quran dan Hadits, santri lebih aktif melakukan
sholat berjamaah, santri melakukan sholat lail berjamaah, santri melakukan puasa
sunnah, dan lain-lain. Sehingga hasil pelaksanaan program Yayasan Pondok
Pesantren Hidayatullah Marisa ini dapat meningkatkan nilai karakter santri yaitu
bersikap jujur, disiplin, sopan santun, sabar, menepati janji, amanah, tanggung
jawab, saling menghargai dan selalu bersyukur.
c. Tindakan pengurus apabila dari hasil evaluasi masih ada santri yang tidak
sesuai dengan harapan yayasan pondok pesantren.
Adapun hasil wawancara yang diperoleh dari informan adalah sebagai
berikut:
“Dari hasil evaluasi program pengembangan pendidikan karakter santri memang masih ada santri yang tidak sesuai dengan harapan, tetapi kami selaku pengurus selalu berusaha melakukan pembinaan kembali secara bertahap sesuai prosedur yang ada agar santri bisa berubah sesuai dengan harapan yayasan. Pembinaan kepada santri yang bermasalah dilakukan secara khusus untuk mengenal karakter santri cara pendekatan”. (3.4 W. AW, 1 Juni 2012).
Adapun hasil wawancara di atas dikonfirmasikan dengan salah satu
pengurus yayasan lainnya, yang diperoleh bahwa:
“Perkembangan pendidikan karakter santri tentu memerlukan waktu yang lama dalam pembinaannya, jadi ketika ada santri yang perkembangannya tidak sesuai dengan harapan itu sah-sah saja. Namun kami tetap berusaha membina santri secara khusus agar menjadi santri yang sesuai harapan pondok pesantren hidayatullah marisa”. ( 3.2 W. MA, 2 Juni 2012).
Hasil wawancara di atas dikomfirmasikan lagi dengan salah seorang
pengurus pondok pesantren hidayatullah marisa yang diperoleh bahwa:
“Pembinaan karakter bukan tugas yang mudah bagi pengurus apalagi dalam pembinaan kita tidak bisa pungkiri ternyat masih ada yang tidak sesuai dengan harapan. Sehingga ini menjadi tugas pengurus untuk lebih meningkatkan pembinaan kepada santri agar menjadi yang lebih baik. Adapun yang kami lakukan adalah lebih melakukan pendekatan kepada santri untuk membina mereka sesuai dengan harapan pengurus yayasan pondok pesantren hidayatullah marisa”. ( 3.3 W. AQ, 4 Juni 2012).
Adapun pendapat lain yang disampaikan oleh pengurus lain yang
diperoleh bahwa:
“Tindakan yang dilakukan oleh pengurus ketika ada santri yang tidak memenuhi harapan yang sudah menjadi tujuan pondok pesantren adalah melakukan hal-hal yang bersifat pembinaan secara pribadi untuk lebih mengenal kepribadian santri, sehingga dalam pembinaan bisa berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan oleh yayasan pondok pesantren hidayatullah. Adapun yang harus dilakukan adalah memperkuat pemahaman santri tentang ajaran-ajaran agama, serta mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari". ( 3.2 . KR, 5 Juni 2012).
Dengan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa dalam
pembinaan karakter santri bukan hal yang mudah dan tidak bisa dipungkiri juga
bahwa dalam hasil evaluasi program pengembangan karakter ternyata masih ada
yang tidak sesuai dengan harapan pengurus. Adapun tindakan yang dilakukan oleh
pengurus adalah dengan meningkatkan pembinaan kembali kepada santri dengan
melakukan pendekatan apabila dalam pembinaan karakter santri masih ada yang
tidak sesuai dengan harapan.
4. Keberlanjutan program pengembangan pendidikan karakter.
Adapun hasil wawancara dengan informan tentang keberlanjutan program
pengembangan pendidikan karakter diperoleh bahwa:
a. Proses keberlanjutan program pengembangan pendidikan karakter santri di
pondok pesantren hidayatullah marisa.
Hasil wawancara yang diperoleh dari informan bahwa:
“Proses pendidikan di pondok pesantren hidayatullah adalah menerapkan segala kemampuan untuk membina santri menjadi manusia yang bisa beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, berakhlak mulia, memiliki intelektual atau wawasan luas tentang agama, serta memiliki soff skill yang baik. Adapun keberlanjutan program pengembangan pendidikan karakter yang ada di pondok pesantren dilakukan dengan beberapa cara yaitu santri dituntut untuk mengaplikasikan ilmu yang sudah didapatkan selama proses pendidikan di pondok pesantren hidayatullah dalam kehidupan bermasyarakat, santri harus mengabdikan diri di pondok pesantren minimal selama satu tahun untuk mentransfer ilmu kepada kader atau santri hidayatullah marisa yang lainnya. Dalam keberlanjutan program pengembangan pendidikan karakter santri ini dilakukan secara terus menerus dan lebih ditingkatkan pembinaannya sesuai dengan aturan yang telah ditetapakan”. ( 4.1 W. AW, 1 Juni 2012).
Adapun pendapat lain yang disampaikan oleh pengurus pondok pesantren
hidayatullah yang diperoleh bahwa:
“Keberlanjutan program yayasan pondok pesantren hidayatullah lebih khususnya pada program pengembangan pendidikan karakter santri diharapkan mampu mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama dipondok pesantren, santri mampu menjaga nama baik yayasan dengan cara memperlihatkan tingkah laku yang baik selama berada dilingkungan masyarakat, mampu menerapkan aturan syariah baik didalam pondok pesatren maupun berada diluar pondok pesantren hidayatullah. Hal ini bertujuan agar masyarakat memahami bahwa pendidikan yang kami lakukan benar-benar serius dalam pembinaan karakter santri”. ( 4.1 W. MA, 2 Juni 2012).
Selain itu, dibawah ini diperoleh hasil wawancara bersama salah seorang
pengurus pondok pesantren hidayatullah marisa yang diperoleh bahwa:
“Adapun keberlanjutan program pengembangan pendidikan karakter santri adalah lebih meningkatkan kegiatan majelis ta’lim, lebih meningkatkan kajian-kajian agama, lebih meningkatkan sholat wajib berjamaah, lebih meningkatkan sholat lail berjamaah dan sholat sunnah lainnya, terus meningkatkan puasa sunnah, dan terus meningkatkan penghafalan Al-Quran & Hadits”. ( 4.1 W. AQ, 4 Juni 2012).
Selain itu, hasil wawancara yang diperoleh dengan informan lainnya yang
diperoleh bahwa:
“Program yang diadakan tentu harus melihat keberlanjutan program tersebut agar kegiatan yang dilaksanakan benar-benar mempunyai manfaat bagi santri. keberlanjutan program yang ada adalah santri harus mampu mengaplikasikan semua lmu yang pernah diperoleh dalam pendidikan dipondok pesantren hidayatullah, yang pada intinya santri harus memahami dan mengaplikasikan aturan syariah yang ada dalam Al-Quran dan Hadits”. ( 4.2 W. KR, 5 Juni 2012).
Dalam keberlanjutan program pengembangan pendidikan karakter santri di
pondok pesantren hidayatullah dilakukan secara terus menerus dan lebih
ditingkatkan pembinaannya sesuai dengan aturan yang telah ditetapakan antara
lain lebih meningkatkan kegiatan majelis ta’lim, lebih meningkatkan kajian-kajian
agama, lebih meningkatkan sholat wajib berjamaah, lebih meningkatkan sholat
lail berjamaah dan sholat sunnah lainnya, terus meningkatkan puasa sunnah, dan
terus meningkatkan penghafalan Al-Quran & Hadits.
b. Harapan pengurus yayasan kepada santri yang melanjutkan pendidikan diluar
pondok pesatren hidayatullah marisa.
Hasil wawancara yang diperoleh dari informan tentang harapan pengurus
yayasan kepada santri yang melanjutkan pendidikan pondok pesantren
hidayatullah marisa yang diperoleh bahwa:
“Harapan pengurus adalah selalu mengharapkan santri menjadi orang yang sukses serta bisa menjaga nama baik yayasan hidayatullah ketika berada diluar yayasan, santri juga harus mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama berada dipondok pesantren hidayatullah”. ( 4.3 W. AW, 1 Juni 2012).
Ditambahkan lagi oleh salah seorang pengurus yayasan lainnya yang
diperoleh bahwa:
“Semua pengurus mengharapkan agar santri menjadi sukses dan bisa menjaga kepribadiannya agar menjadi lebih baik dengan cara mengaplikasikan ilmu-ilmu agama yang diperoleh selama dalam pendidikan di pondok pesantren hidayatullah marisa. Utamanya adalah santri bisa menjaga nama baik yayasan hidayatullah marisa selama berada dilingkungan masyarakat”. ( 4.3 W. MA, 2 Juni 2012).
Hasil wawancara di atas dikomfirmasikan lagi dengan salah seorang
pengurus lain yang berada dipondok pesantren hidayatullah marisa yang diperoleh
bahwa.
“Dengan berkembangnya teknologi serta budaya barat sudah masuk diIndonesia maka yang menjadi harapan kami adalah santri yang ingin melanjutkan pendidikan diluar yayasan pondok pesantren harus menjaga diri, menjaga nama baik yayasan hidayatullah dan mengaplikasikan ilmu yang diperoleh. santri juga diberikan kesempatan untuk mengabdikan diri di yayasan apabila sudah selesai dari proses pendidikan diluar yayasan. Hal ini dilakukan agar santri bisa mengabdikan dirinya untuk mentransfer ilmu yang diperoleh selama dalam proses pendidikan”. ( 4.4 W. AQ, 4 Juni 2012).
Sedangkan menurut hasil wawancara yang diperoleh dari pengurus pondok
pesantren hidayatullah marisa yang diperoleh bahwa:
“Harapan pengurus bagi santri yang ingin melanjutkan pendidikan diluar pondok pesantren hidayatullah adalah santri harus mampu menjaga diri dari kemajuan teknologi yang ada saat ini, santri juga harus mampu mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari sehingga santri bisa melanjutkan pendidikan dengan baik tanpa ada masalah yang dihadapi”. (4.4 W. KR, 5 Juni 2012).
Adapun hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa santri juga
harus mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama berada dipondok pesantren
hidayatullah, santri harus bisa menjaga nama baik yayasan hidayatullah marisa
selama berada dilingkungan masyarakat, dan santri juga diberikan kesempatan
untuk mengabdikan diri di yayasan apabila sudah selesai dari proses pendidikan
diluar yayasan.
1. Temuan Penelitian
Apek-aspek temuan dalam penelitian ini dapat dikemukakan berikut ini:
1. Perencanaan pengembangan pendidikan karakter
Berbagai informasi di atas dapat disimpulkan bahwa perencanaan
pengembangan karakter santri di Pondok Pesantren Hidayatullah memang
sudah tertuang dalam aturan yang sudah ditetapkan oleh Yayasan
Hidayatullah pada umumnya. Namun dalam penyusunan program kegiatan
bisa saja disesuaikan dengan apa yang diperlukan oleh yayasan pondok
pesantren dengan melihat tujuan dari kegiatan tersebut serta tidak terlepas
dari aturan hidayatullah pada umumnya. Adapun perencanaan kegiatan
ekstra kurikuler yang selalu dilakukan yaitu pengurus selalu mengadakan
rapat yayasan untuk membahas program yang akan dijalankan.
Berbagai informasi di atas dapat disimpulkan bahwa dalam pengembangan
pendidikan karakter santri, pengurus harus dituntut untuk mempunyai
kesiapan yang matang baik itu dilihat dari segi kemampuan dalam
menyusun program maupun mengaplikasikan program kerja yang ada yaitu
dengan mengaktifkan kegiatan ekstra kurikuler di pondok pesantren dan
kegiatan ekstra kurikuler di setiap sekolah yang berada dilingkungan
yayasan hidayatullah yaitu RA, MI, MTs dan SMK integral Hidayatullah
Marisa. Semua persiapan yang harus dimiliki pengurus selalu di bahas
dalam rapat yayasan, sehingga agenda yang ada bisa terlaksana dengan apa
yang diharapkan.
Berbagai informasi di atas dapat disimpulkan bahwa pondok pesantren
maupun sekolah yang berada dilingkungan yayasan pondok pesantren
hidayatullah harus mengaktifkan kegiatan-kegiatan ekstra kurikuler. Bentuk
kegiatan yang dilakukan oleh yayasan pondok pesantren hidayatullah tidak
lepas dari aturan syariah yang berlaku. Selain itu juga, kegiatan yang
dilakukan selalu berkiblat pada program kerja yang sudah ditetapkan oleh
yayasan hidayatullah pada umumnya, sehingga setiap kegiatan yang
dilakukan akan terlaksana secara tersistematis. Adapun kegiatan yang
dilakukan adalah pondok pesantren melaksanakan kegiatan majelis ta’lim,
melaksanakan kajian-kajian agama, memberikan pembinaan-pembinaan,
mengerjakan sholat lima waktu berjamaah, mengerjakan sholat lail
berjamaah dan sholat-sholat sunah lainnya, serta melakukan puasa sunnah,
dan lain-lain.
Dari temuan-temuan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam perencanaan
pengembangan karakter dilakukan dengan berdasarkan aturan yang sudah
ditetapkan oleh yayasan hidayatullah pada umumnya namun pengurus
hidayatullah setempat diberikan leluasa untuk mengadakan program yang sesuai
dengan aturan syariah yang sebenarnya. Kesiapan pengurus melaksanakan
program yang ada selalu dibahas dalam rapat yayasan, kemudian dalam
pelaksanaan program pengembangan karakter santri dilakukan dengan
mengaktifkan kegiatan-kegiatan ekstra kurikuler. Adapun kegiatan yang
dilakukan adalah pondok pesantren melaksanakan kegiatan majelis ta’lim,agar
supaya santri dalam mengaplikasikan ilmu penuh dengan percaya diri dan
keberanian, mengerjakan sholat lail berjamaah sehingga lahirlah santri yang
memiliki jiwa jujur,disiplin,sopan santun sabar,amanah,tanggung jawab dan selalu
bersyukur.
Adapun perencanaan pengembangan pendidikan karakter santri di
Yayasan Pondok Pesantren Hidayatullah pada umumnya dapat dilihat pada
diagram berikut.
Perencanaan
Persiapan Pengurus
- Aturan Yayasan Hidayatullah - Rapat Yayasan
- Kemampuan spiritual - Pengalaman
Program
- Majelis ta’lim( percaya diri, berani,efisien,berkomunikasi denganbaik dan santun.
- Sholat lail berjamaah( sabar, amanah, disiplin, selalu bersyu kur,dan jujur.
2. Implementasi program pengembangan pendidikan karakter
Berbagai informasi dari hasil wawancara dengan para informan,
disimpulkan bahwa langkah-langkah dalam pengembangan pendidikan
karakter santri pada umumnya sudah terlaksana dengan apa yang
diharapkan. Adapun kegiatan yang selalu dilaksanakan oleh pondok
pesantren adalah santri diharuskan untuk menghafal serta memahami isi Al-
Quran dan Hadits, dan pengurus juga selalu melakukan kegiatan keagamaan
lainnya misalnya majelis ta’lim, kajian-kajian agama, sholat lail berjamaah,
dan lain-lain.
Melihat hasil wawancara dengan informan di atas maka dapat disimpulkan
bahwa pelaksanaan program pengembangan pendidikan karakter santri
mempunyai pengaruh besar. Adapun pengaruhnya adalah santri bisa
mengikuti semua ketentuan yang ada di pondok pesantren dan mampu
mengimplementasikannya sehari-hari. Selain itu, dengan adanya bentuk
kedisiplinan yang dilakukan oleh yayasan maka santri mau tidak mau harus
mengikuti prosedur yang ada di pondok pesantren Hidayatullah demi
kebaikan santri itu sendiri.
Berdasarkan hasil wawancara di atas maka dapat disimpulkan bahwa
ternyata proses pengembangan pendidikan karakter santri di pondok
pesantren di integrasikan dengan proses pembelajaran disekolah. Hal ini
dilihat dengan adanya madrasah yang berdiri di pondok pesantren ini
sehingga semua kegiatan program yayasan pondok pesantren hidayatullah
disesuaikan dengan proses KBM di madrasah. Hal ini dilakukan untuk
memudahkan santri untuk menuntut ilmu, dan pengurus pondok pesantren
mampu mengkoordinir secara langsung perkembangan santri.
Dari temuan-temuan di atas tentang implementasi program pengembangan
pendidikan karakter dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah yang dilakukan
dalam implementasi program Hidayatullah mengadakan kegiatan keagamaan
antara lain menghafal Al-Qur’an dan Hadist,mengerjakan sholat lima waktu
berjamaah, serta mengerjakan sholat lail berjamaah sehingga lahirlah santri yang
memiliki jiwa jujur, disiplin, sopan santun,sabar, amanah, tanggung jawab dan
selalu bersyukur. sehingga pengaruhnya kepada santri adalah santri
mengaplikasikannya sehari-hari. Adapun proses pengembangan pendidikan
karakter santri di pondok pesantren di integrasikan dengan proses pembelajaran
disekolah, karena dalam yayasan Hidayatullah terdapat sekolah yang didirikan
oleh yayasan Hidayatullah itu sendiri. Hal ini dilakukan untuk memudahkan santri
untuk menuntut ilmu, dan pengurus pondok pesantren mampu mengkoordinir
secara langsung perkembangan santri.
Dibawah ini adalah diagram implementasi program pengembangan
pendidikan karakter
3. Evaluasi program pengembangan pendidikan karakter
Dari hasil wawancara dengan informan di atas maka dapat disimpulkan
bahwa bentuk evaluasi yang dilakukan oleh yayasan pondok pesantren
hidayatullah adalah pengurus mengadakan rapat yayasan yang membahas
tentang perkembangan santri baik dilihat dari intelektual maupun dilihat dari
tingkah laku santri. Pada evaluasi intelektual santri, pengurus melakukan
ujian pondok pesantren hidayatullah marisa.
Dari hasil wawancara di atas mengenai perkembangan santri dilihat dari
hasil evaluasi program dapat disimpulkan bahwa karakter santri mengalami
perkembangan yang signifikan walaupun masih ada yang tidak sesuai
dengan harapan pengurus. Hal ini dapat dilihat dari aktivitas santri yang
Langkah-Langkah
- Melakukan pembinaan
Pembelajaran di Sekolah
Santri memahami isi Al -Quran dan Hadits
Santri senang mengikuti kegiatan ekstra kurikuler
Santri harus mengaplikasikan ilmu yang diperoleh sehari-hari
Implementasi Program
lebih aktif melakukan kegiatan yayasan pondok pesantren hidayatullah.
Adapun persentasenya adalah dari 80 % menjadi 95% santri memiliki
kemampuan sesuai dengan harapan pengurus antara lain santri bisa
membaca Al-Quran dengan baik, santri sudah terbiasa menghafal Al-Quran
dan Hadits, santri lebih aktif melakukan sholat berjamaah, santri melakukan
sholat lail berjamaah, santri melakukan puasa sunnah, dan lain-lain.
Sehingga hasil pelaksanaan program Yayasan Pondok Pesantren
Hidayatullah Marisa ini dapat meningkatkan nilai karakter santri yaitu
bersikap jujur, disiplin, sopan santun, sabar, menepati janji, amanah,
tanggung jawab, saling menghargai dan selalu bersyukur.
Dengan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa dalam pembinaan
karakter santri bukan hal yang mudah dan tidak bisa dipungkiri juga bahwa
dalam hasil evaluasi program pengembangan karakter ternyata masih ada
yang tidak sesuai dengan harapan pengurus. Adapun tindakan yang
dilakukan oleh pengurus adalah dengan meningkatkan pembinaan kembali
kepada santri dengan melakukan pendekatan apabila dalam pembinaan
karakter santri masih ada yang tidak sesuai dengan harapan.
Dari hasil temuan di atas tentang evaluasi program pengembangan
pendidikan karakter bahwa evaluasi perkembangan santri baik dilihat dari
intelektual maupun dilihat dari tingkah laku santri selalu dibahas dalam rapat
yayasan. Adapun dari segi penilaian intelektual santri, yayasan mengadakan ujian
pondok. Sehingga persentase kemajuan perkembangan karakter santri adalah dari
80 % menjadi 95%, santri lebih aktif mengikuti majelis ta’lim,sehingga tumbuh
jiwa yang percaya diri dan berani mengaplikasikan ilmu yang dibahas pada saat
mengikuti majelis ta’lim, santri melakukan sholat lail berjamaah, Sehingga hasil
pelaksanaan program Yayasan Pondok Pesantren Hidayatullah Marisa ini dapat
meningkatkan nilai karakter santri yaitu bersikap jujur, disiplin, sopan santun,
sabar, menepati janji, amanah, tanggung jawab, saling menghargai dan selalu
bersyukur. Apabila dalam pelaksanaan karakter santri masih ada yang tidak sesuai
dengan harapan, maka yang dilakukan oleh pengurus adalah melakukan
pembinaan tersendiri dengan cara pendekatan.
Adapun bentuk evaluasi program pengembangan pendidikan karakter
santri dapat dilihat pada diagram berikut
Bentuk Evaluasi
Ujian Pondok Rapat Yayasan
Menguji tingkat kemampuan intelektual santri
Membahas perkembangan santri secara umum
Hasil Evaluasi
Tindak Lanjut
- Santri memiliki kemampuan untuk berda’wah
- Santri lebih aktif melakukan sholat berjamaah
- Santri lebih aktif melakukan sholat lail berjamaah dan sholat sunnah
Tidak sesuai harapan Pondok Pesantren Hidayatullah
Meningkatkan pembinaan kepada santri yang bermasalah
Sesuai harapan Pondok Pesantren Hidayatullah
4. Keberlanjutan program pengembangan pendidikan karakter.
Hasil wawancara tentang keberlanjutan program pengembangan pendidikan
karakter di atas dapat disimpulkan bahwa santri dituntut untuk
mengaplikasikan ilmu yang sudah didapatkan selama proses pendidikan di
pondok pesantren hidayatullah dalam kehidupan bermasyarakat, santri harus
mengabdikan diri di pondok pesantren minimal selama satu tahun untuk
mentransfer ilmu kepada kader atau santri hidayatullah marisa yang lainnya,
santri mampu menerapkan aturan syariah baik didalam pondok pesatren
maupun berada diluar pondok pesantren hidayatullah, dan melakukan hal-
hal yang bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya agar masyarakat bisa
melihat citra yang baik dari yayasan pondok pesantren hidayatullah itu
sendiri. Dalam keberlanjutan program pengembangan pendidikan karakter
santri di pondok pesantren hidayatullah dilakukan secara terus menerus dan
lebih ditingkatkan pembinaannya sesuai dengan aturan yang telah
ditetapakan antara lain lebih meningkatkan kegiatan majelis ta’lim, lebih
meningkatkan kajian-kajian agama, lebih meningkatkan sholat wajib
berjamaah, lebih meningkatkan sholat lail berjamaah dan sholat sunnah
lainnya, terus meningkatkan puasa sunnah, dan terus meningkatkan
penghafalan Al-Quran & Hadits.
Adapun hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa santri juga harus
mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama berada dipondok pesantren
Hidayatullah, santri harus bisa menjaga nama baik yayasan hidayatullah
marisa selama berada dilingkungan masyarakat, dan santri juga diberikan
kesempatan untuk mengabdikan diri di yayasan apabila sudah selesai dari
proses pendidikan diluar yayasan.
Dari hasil temuan di atas bahwa keberlanjutan program pengembangan
pendidikan karakter santri di pondok pesantren Hidayatullah dilakukan secara
terus menerus dan lebih ditingkatkan pembinaannya sesuai dengan aturan yang
telah ditetapakan antara lain lebih meningkatkan kegiatan majelis ta’lim, lebih
meningkatkan sholat wajib berjamaah, lebih meningkatkan sholat lail berjamaah
dan sholat sunnah lainnya, Adapun harapan pengurus adalah santri diharapkan
mampu menjaga nama baik yayasan Hidayatullah apabila berada didalam maupun
diluar pondok pesantren, dan santri juga diberi kesempatan untuk melanjutkan
pendidikan diluar serta diberi kesempatan untuk mengaplikasikannya ilmu yang
diperoleh kepada santri yang berada di yayasan pondok pesantren hidayatullah.
Dibawah ini bentuk diagram keberlanjutan program pengembangan
pendidikan karakter santri
2. Pembahasan
1. Perencanaan Pengembangan Pendidikan Karakter
Secara operasional pengurus melakukan banyak hal untuk membina
karakter santri agar menjadi lebih baik, diantaranya adalah pengurus selalu
mengadakan rapat yayasan guna membahas program yang akan dilaksanakan,
serta membahas sejauh mana tingkat kemajuan santri selama berada di Yayasan
Pondok Pesantren Hidayatullah Marisa.
Pendidikan karakter didefinisikan sebagai setiap rencana sekolah, yang
dirancang bersama lembaga masyarakat yang lain, untuk membentuk secara
langsung dan sistematis perilaku orang muda dengan mempengaruhi secara
eksplisit nilai-nilai kepercayaan non-relativistik (diterima luas), yang dilakukan
Keberlanjutan Program
Bentuk Keberlanjutan Program
- Lebih meningkatkan kegiatan Majelis ta’lim agar lahirlah jiwa yang percaya diri
- Lebih meningkatkan Sholat lail sehingga lahirlah santri yang memiliki jiwa jujur,disiplin,sopan santun, sabar, amanah, tanggung jawab dan selalu bersyukur
Harapan Pengurus Yayasan Kepada Santri
- Santri harus mengaplikasikan ilmu yang diperoleh
- Santri harus menjaga nama baik Yayasan Hidayatullah Marisa
- Santri dituntut mengabdikan diri di Yayasan Hidayatullah
Keberlanjutan program dilakukan terus menerus dan lebih ditingkatkan
secara langsung menerapkan nilai-nilai tersebut. (dalam Muchlas dan Hariyanto,
2011:45)
Dari temuan-temuan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam perencanaan
pengembangan karakter dilakukan dengan berdasarkan aturan yang sudah
ditetapkan oleh yayasan hidayatullah pada umumnya namun pengurus
Hidayatullah setempat diberikan leluasa untuk mengadakan program yang sesuai
dengan aturan syariah yang sebenarnya. Kesiapan pengurus melaksanakan
program yang ada selalu dibahas dalam rapat yayasan, kemudian dalam
pelaksanaan program pengembangan karakter santri dilakukan dengan
mengaktifkan kegiatan-kegiatan ekstra kurikuler. Adapun program yang
dilakukan adalah pondok pesantren melaksanakan kegiatan majelis ta’lim,
sehingga santri memiliki jiwa yang percaya diri dan berani, mengerjakan sholat
lail berjamaah sehingga lahirlah santri yang memiliki jiwa jujur, disiplin sopan
santun,sabar dan amanah, tanggung jawab dan selalu bersyukur.
2. Implementasi Program Pengembangan Pendidikan Karakter
Menurut T. Rami, 2003. (dalam Paduan Pendidikan Karakter Di Sekolah
Menengah Pertama) pendidikan karakter memiliki esensi dan makna yang sama
dengan pendidikan moral dan pendidikan akhlak. Tujuannya adalah membentuk
pribadi anak, supaya menjadi manusia yang baik, warga masyarakat, dan warga
negara yang baik.
Untuk memaksimalkan program yang ada maka dalam pengembangan
serta pembinaan pendidikan karakter santri diintegralkan dengan adanya sekolah
yang didirikan oleh yayasan pondok pesantren hidayatullah marisa yaitu RA, MI,
MTs dan SMK Integral Hidayatullah Marisa. Hal ini dapat membantu tingkat
perkembangan karakter santri selama berada di yayasan pondok pesantren
hidayatullah marisa. Pengurus pondok pesantren Hidayatullah juga diharapkan
membimbing dan mengarahkan program pengembangan pendidikan karakter
santri secara efektif dan efisien serta melakukan pengawasan dalam
pelaksanaannya. Dalam proses pengembangan program, pengurus hendaknya
tidak membatasi diri pada pelaksanaannya dalam arti yang sempit tetapi dapat
menghubungkan program-program yayasan dengan seluruh kehidupan santri.
Program pengembangan pendidikan karakter santri adalah tugas yang
berat bagi pengurus untuk membina berbagai macam karakter santri yang berada
di pondok pesantren Hidayatullah marisa. Sehingga membutuhkan kemampuan
serta pengalaman dari segi intelektual maupun kepribadian seseorang. Semua
program yang dilaksanakan harus berdasarkan aturan yang sudah ditetapakan
bersama, agar pelaksanaan program yang ada bisa terlaksana sesuai dengan
harapan yayasan hidayatullah.
Implementasi program pengembangan pendidikan karakter dapat
disimpulkan bahwa langkah-langkah yang dilakukan dalam implementasi program
yaitu pondok pesantren hidayatullah mengadakan kegiatan keagamaan, antara
lain menghafal Al-Qur’an dan Hadist,mengerjakan sholat lima waktu berjamaah,
serta mengerjakan sholat lail berjamaah sehingga lahirlah santri yang memiliki
jiwa jujur, disiplin, sopan santun,sabar, amanah, tanggung jawab dan selalu
bersyukur. sehingga pengaruhnya kepada santri adalah santri bisa
mengaplikasikannya sehari-hari. Adapun proses pengembangan pendidikan
karakter santri di pondok pesantren di integrasikan dengan proses pembelajaran
disekolah, karena dalam yayasan hidayatullah terdapat sekolah yang didirikan
oleh yayasan hidayatullah itu sendiri. Hal ini dilakukan untuk memudahkan santri
untuk menuntut ilmu, dan pengurus pondok pesantren mampu mengkoordinir
secara langsung perkembangan santri.
3. Evaluasi Program Pengembangan Pendidikan Karakter
Darmiyati Zuchdi menekankan pada empat hal dalam rangka penanaman
nilai yang bermuara pada terbentuknya karakter (akhlak) mulia, yaitu inkulkasi
nilai, keteladanan nilai, fasilitasi, dan pengembangan keterampilan akademik dan
sosial (Zuchdi, 2008: 46-50). Darmiyati menambahkan, untuk ketercapaian
program pendidikan nilai atau pembinaan karakter perlu diikuti oleh adanya
evaluasi nilai. Evaluasi harus dilakukan secara akurat dengan pengamatan yang
relatif lama dan secara terus-menerut (Zuchdi, 2008: 55). Dengan memadukan
berbagai metode dan strategi seperti tersebut dalam pembelajaran pendidikan
karakter di pondok pesantren Hidayatullah, maka karakter santri dapat dibina dan
diupayakan sehingga santri menjadi berkarakter seperti yang diharapkan.
Evaluasi program pengembangan pendidikan karakter dilihat dari
perkembangan santri baik dilihat dari intelektual maupun dilihat dari tingkah laku
santri selalu dibahas dalam rapat yayasan. Adapun dari segi penilaian intelektual
santri, yayasan mengadakan ujian pondok. Sehingga persentase kemajuan
perkembangan karakter santri adalah dari 80 % menjadi 95% santri memiliki
kemampuan membaca Al-Quran dengan baik, santri sudah terbiasa menghafal Al-
Quran dan Hadits, santri lebih aktif melakukan sholat berjamaah, santri
melakukan sholat lail berjamaah dan sholat sunnah lainnya, santri melakukan
puasa sunnah, dan lain-lain. Sehingga hasil pelaksanaan program Yayasan Pondok
Pesantren Hidayatullah Marisa ini dapat meningkatkan nilai karakter santri yaitu
bersikap jujur, disiplin, sopan santun, sabar, menepati janji, amanah, tanggung
jawab, saling menghargai dan selalu bersyukur. Apabila dalam pelaksanaan
karakter santri masih ada yang tidak sesuai dengan harapan, maka yang dilakukan
oleh pengurus adalah melakukan pembinaan tersendiri dengan cara pendekatan.
Pengurus pondok pesantren adalah salah satu pengaruh besar dalam
pencapaian perkembangan karakter santri yang ada di pondok pesantren
hidayatullah marisa, hal ini disebabkan karena pengurus selalu bertanggung jawab
terhadap proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Pengurus juga adalah
sebagai pengelola semua program kegiatan yang dilaksanakan dan tak pernah
berhenti untuk membina santri menjadi lebih baik, sehingga peran dari pengurus
sangat di perlukan pada pelaksanaan program pengembangan pendidikan karakter
santri di pondok pesantren hidayatullah marisa.
4. Keberlanjutan Program Pengembangan Pendidikan Karakter
Menurut Mochtar Buchori (2007), pendidikan karakter seharusnya
membawa peserta didik ke pengenalan nilai secara kognitif, penghayatan nilai
secara afektif, dan akhirnya ke pengamalan nilai secara nyata. Maka keberlanjutan
program pengembangan pendidikan karakter ini santri harus mengaplikasikan
ilmu yang diperoleh dari yayasan pondok pesantren hidayatullah marisa, santri
diharapkan mampu menjaga nama baik yayasan hidayatullah apabila berada
didalam maupun diluar pondok pesantren, dan santri juga diberi kesempatan untuk
melanjutkan pendidikan diluar serta diberi kesempatan untuk mengaplikasikannya
ilmu yang diperoleh kepada santri yang berada di yayasan pondok pesantren
Hidayatullah.
Dalam keberlanjutan program pengembangan pendidikan karakter santri di
pondok pesantren Hidayatullah dilakukan secara terus menerus dan lebih
ditingkatkan pembinaannya sesuai dengan aturan yang telah ditetapakan antara
lain lebih meningkatkan kegiatan majelis ta’lim, lebih meningkatkan sholat wajib
berjamaah, lebih meningkatkan sholat lail berjamaah agar lahirlah santri yang
memiliki jiwa yang jujur, disiplin, sopan santun, sabar, amanah dan selalu
bersyukur..
Adapun yang menjadi harapan yayasan Hidayatullah pada umumnya
adalah semua komponen baik dari pengurus maupun santri harus menguasai
beberapa kemampuan antara lain harus memiliki keimanan dan ketakqwaan
kepada Allah SWT, memiliki sifat sosial, memiliki kemampuan intelektual, serta
memiliki soff skill yang baik.