47
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Pelaksanaan Tindakan
4.1.1 Deskripsi Sekolah
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Gondang Kecamatan Watumalang
Kabupaten Wonosobo. Sekolah SD Negeri Gondang terletak di dekat pasar dan dekat
balai desa Gondang Kecamatan Watumalang Kabupaten Wonosobo. Suasana di SD
Negeri Gondang masih sangat asri karena daerahnya dekat dengan pegunungan
sehingga udaranya sangat sejuk dan dingin. Di sekeliling sekolah terdapat pemandangan
yang sangat indah yaitu pegunungan dan perbukitan. Jarak tempuh dari sekolah ke
kecamatan tidak terlalu jauh yaitu 4 km.
4.1.2 Deskripsi Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah kelas IV B yang berjumlah 21 siswa yang terdiri dari 13
siswa putri dan 8 siswa putra pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan materi
pembelajaran “ membuat Pantun”.
4.1.3 Deskripsi Kondisi Awal
Berdasarkan observasi hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Gondang sebelum
dilaksanakan penelitian pada awal semester II Tahun Pelajaran 2011/2012, ada beberapa
siswa yang kurang aktif dalam mengikuti proses belajar mengajar khususnya pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia. Hal tersebut berdampak pada perolehan nilai ulangan harian
siswa. Setiap tes formatif banyak siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM yang
ditetapkan sebesar 70. Hasil ulangan harian sebelum diadakan tindakan penelitian dapat
dilihat pada Tabel 2 berikut ini.
27
28
Tabel 2
Nilai Hasil Belajar Pra Siklus
No Nilai Pra Siklus Keterangan
Jumlah siswa Persen
1. 90 – 100 0 0 Tuntas
2. 80 – 89 2 9,5% Tuntas
3. 70 – 79 8 38,2% Tuntas
4. 60 – 69 6 28,5% Tidak tuntas
5. 50 – 59 2 9,5% Tidak tuntas
6. 40 – 49 3 14,3% Tidak tuntas
7. 30 – 39 0 0 Tidak tuntas
Jumlah 21 100%
Nilai Tertinggi 80
Nilai Terendah 40
4.1.4 Deskripsi Siklus I
Perencanaan siklus ini terdiri dari dua pertemuan yaitu pertemuan I, pertemuan II.
A. Pertemuan I
1) Kegiatan Awal
Apersepsi/ Motivasi
- Anak-anak, pernahkah kalian membaca pantun?
- Sudah pernah membaca pantun tentang apa anak-anak?
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
2) Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
- Guru menggali pengetahuan awal siswa tentang pantun.
29
- Guru menyuruh siswa untuk membaca pantun yang pernah siswa
dengar.
- Guru menjelaskan pengertian dan ciri-ciri dari pantun.
- Guru membagi siswa ke dalam 4 kelompok.
- Guru menjelaskan cara bekerja dalam kelompok.
b. Elaborasi
- Guru memberikan satu kartu kata pada tiap kelompok untuk dibuat
pantun dalam kelompoknya.misalnya: kelompok 1 guru memberikan kata
belajar pada kelompok dalam membuat pantun, untuk kelompok 2 guru
memberikan kata sekolah, dan seterusnya untuk masing-masing
kelompok diberikan kata yang berbeda.
- Siswa dalam kelompok mulai berdiskusi dalam membuat pantun dengan
kata yang telah diberikan guru.
- Tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.
- Kelompok yang lain bisa menanggapi dengan bimbingan guru.
c. Konfirmasi
- Siswa dan guru tanya jawab tentang hal yang belum dipahami siswa.
- Guru menjelaskan hal yang belum dipahami siswa.
- Siswa dan guru membuat kesimpulan tentang materi yang telah
dipelajari.
3) Kegiatan penutup
- Guru memberikan evaluasi.
- Siswa mengerjakan evaluasi.
- Siswa dan guru membahas evaluasi.
- Guru memberikan penilaian.
- Guru memberi tugas rumah untuk membuat satu pantun dengan idenya
sendiri, tema bebas.
- Guru menutup pelajaran.
30
B. Pertemuan ke-II
1) Kegiatan awal
a. Apersepsi
Guru menggali ingatan siswa yang telah dipelajari sebelumnya.
b. Motivasi
Guru memotivasi siswa dengan menginformasikan pentingnya belajar
pantun.
c. Menyampaikan tujuan pembelajaran
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
2) Kegiatan inti
a. Eksplorasi
- Guru menggali pengetahuan awal siswa tentang pantun.
- Guru menyuruh Siswa untuk membaca pantun yang pernah siswa dengar.
- Guru menjelaskan pengertian dan ciri-ciri dari pantun.
b. Elaborasi
- Guru membagi siswa ke dalam 4 kelompok.
- Guru menjelaskan cara bekerja dalam kelompok.
- Guru menyiapkan kartu kata untuk dibuat pantun dalam berkelompok,
masing- masing kelompok mendapat kartu kata yang isinya berbeda
seperti: teman, surat, kawan, kabar.
- Guru memberi satu kartu kata untuk tiap kelompok, kemudian masing-
masing siswa dalam kelompok membuat satu bait pantun.
- Guru menyuruh beberapa siswa untuk membacakan hasil pantun yang
telah dibuat.
- Siswa yang lain bisa menanggapi.
c. Konfirmasi
- Siswa dan guru tanya jawab tentang hal yang belum dipahami siswa.
- Guru menjelaskan hal yang belum dipahami siswa.
- Siswa dan guru membuat kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari.
31
3) Kegiatan Penutup
- Guru memberikan evaluasi.
- Siswa mengerjakan evaluasi.
- Siswa dan guru membahas evaluasi.
- Guru memberikan penilaian.
- Guru memberi tugas rumah untuk membuat satu pantun dengan idenya
sendiri, tema bebas.
- Guru menutup pelajaran.
Hasil pengamatan
Siswa aktif dalam mengikuti proses pembelajaran pada saat pembelajaran
berlangsung. siswa kelihatan ceria dan semangat dalam membuat pantun dengan
permainan kartu kata yang diberikan oleh guru. Hasil pembelajaran ditunjukkan dengan
nilai yang bagus.
Refleksi
Catatan dari obsever dikaji dan direnungkan untuk bahan perbaikan pada siklus
berikutnya. Mengadakan remidial pada siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar.
Kebanyakan siswa mampu memahami cara membuat pantun, hanya beberapa siswa yang
kurang memahaminya. Pada siklus berikutnya perlu diadakan pembelajaran membuat
pantun dengan permainan kartu kata yang tema dan kata-katanya berbeda. Nilai yang
diperoleh siswa pada saat evaluasi telah memenuhi KKM yaitu >70.
4.1.5 Deskrpsi Siklus II
Pada siklus II terdiri dari dua kali pertemuan.
A. Pertemuan I
Pra kegiatan
- Guru membuka pelajaran.
- Guru memimpin berdoa.
- Guru mengabsen siswa.
32
1) Kegiatan awal
a) Apersepsi
Guru membacakan satu bait pantun.
b) Motivasi
Guru bertanya kepada siswa, siapa yang tadi pagi bangun pagi?coba buatlah
pantun yang berhubungan dengan bangun pagi?
2) Kegiatan Inti
a) Ekplorasi
- Guru menjelaskan cara membuat pantun.
- Siswa memperhatikan penjelasan guru.
- Guru membagi siswa dalam 4 kelompok.
- Guru menjelaskan cara kerja dalam kelompok.
b) Elaborasi
- Guru memberikan kartu kata dalam tiap-tiap kelompok dengan kata yang
berbeda seperti: rajin, tekun, teliti, pintar.
- Tiap-tiap kelompok membuat satu bait pantun dengan tema ketekunan.
- Guru menyuruh siswa untuk mempresentasikan didepan kelas.
- Siswa menanggapi presentasi kelompok lain.
c) Konfirmasi
- Siswa dan guru tanya jawab tentang hal yang belum dipahami siswa.
- Guru menjelaskan hal yang belum dipahami siswa.
- Siswa dan guru membuat kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari.
3) Kegiatan Penutup
- Guru memberikan evaluasi.
- Siswa mengerjakan evaluasi.
- Siswa dan guru membahas evaluasi.
- Guru memberikan penilaian.
- Guru memberi tugas rumah untuk membuat satu pantun dengan idenya sendiri, tema
ketekunan.
- Guru menutup pelajaran.
33
B. Pertemuan II
Pra kegiatan
Guru membuka pelajaran, berdoa dan mengabsen siswa.
1) Kegiatan awal
a. Apersepsi
guru bertanya jawab tentang pelajaran yang lalu.
b. Motivasi
Guru memotivasi siswa dengan menginformasikan pentingnya belajar pantun.
c. Menyampaikan tujuan pembelajaran
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
2) Kegiatan inti
a. Eksplorasi
- Guru menggali pengetahuan awal siswa tentang pantun.
- Guru menyuruh Siswa untuk membaca pantun yang pernah siswa dengar.
- Guru menjelaskan pengertian dan ciri-ciri dari pantun.
b. Elaborasi
- Guru membagi siswa ke dalam 4 kelompok.
- Guru menjelaskan cara bekerja dalam kelompok.
- Guru menyiapkan beberapa kartu kata yang berhubungan dengan ketekunan
yaitu: pandai, bisa, semangat, giat.
- Guru memberi masing-masing satu kata tersebut untuk tiap kelompok, kemudian
masing-masing siswa dalam kelompok membuat satu bait pantun dengan tema
ketekunan.
- Guru menyuruh beberapa siswa untuk membacakan hasil pantun yang telah
dibuat.
- Siswa yang lain bisa menanggapi.
c. Konfirmasi
- Siswa dan guru tanya jawab tentang hal yang belum dipahami siswa.
- Guru menjelaskan hal yang belum dipahami siswa.
- Siswa dan guru membuat kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari.
34
3) Kegiatan Penutup
- Guru memberikan evaluasi.
- Siswa mengerjakan evaluasi.
- Siswa dan guru membahas evaluasi.
- Guru memberikan penilaian.
- Guru memberi tugas rumah untuk membuat satu pantun dengan idenya sendiri,
tema bebas.
- Guru menutup pelajaran.
Hasil pengamatan
Proses pembelajaran berjalan dengan baik, semua siswa aktif dan semangat
dalam mengikuti pembelajaran. Hasil pembelajarannya sangat meningkat, semua siswa
mampu mencapai KKM yang telah ditentukan yaitu 70.
Refleksi
Pada siklus II ini siswa terlihat semakin aktif dalam mengikuti proses pembelajaran
dibandingkan dengan siklus I apalagi prasiklus. Hasil pembelajaran semakin meningkat.
4.2 Hasil Analisis Data
4.2.1 Siklus I
Analisis penelitian setelah menggunakan permainan kartu kata dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia siklus I diperoleh hasil belajar yang tertuang dalam Tabel
3 berikut ini.
35
Tabel 3
Hasil Analisis Data Siklus I
No Nilai Siklus I Keterangan
Jumlah siswa Persen
1 90 – 100 4 19,1% Tuntas
2 80 – 89 7 33,3% Tuntas
3 70 – 79 2 9,5% Tuntas
4 60 – 69 2 9,5% Tidak tuntas
5 50 – 59 3 14,3% Tidak tuntas
6 40 – 49 2 9,5% Tidak tuntas
7 30 – 39 1 4,8% Tidak tuntas
Jumlah 21 100%
Nilai Tertinggi 95
Nilai Terendah 35
Dari tabel diatas jumlah siswa yang mengalami ketuntasan belajar (KKM >70)
sebanyak 13 siswa, yang terdiri dari 4 siswa yang mendapat nilai 90-100, 7 siswa yang
mendapat nilai 80-89 dan 2 siswa mendapat nilai 70-79. Sedangkan 8 siswa belum
mengalami ketuntasan belajar yaitu 2 siswa mendapat nilai 60-69, 3 siswa mendapat nilai
50-59, 2 siswa mendapat nilai 40-49, 1 siswa mendapat nilai 30-39. Untuk lebih jelasnya
digambarkan pada grafik seperti dibawah ini.
Siklus I
Gambar 2. Grafik Perolehan Nilai Siklus I
0
1
2
3
4
5
6
7
8
30-39 40-49 50-59 60-69 70-79 80-89 90-100
Tidak Tuntas
Tuntas
36
Hasil Observasi Keterampilan Guru
Hasil observasi keterampilan guru selama pembelajaran membuat pantun
menggunakan permainan kartu kata pada siklus I pertemuan pertama dan kedua dapat
dijabarkan pada Tabel 4 di bawah ini:
Tabel 4 Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus I
Berdasarkan Tabel 4 diatas hasil observasi keterampilan guru dalam
pembelajaran membuat pantun mengunakan permainan kartu kata pada siklus I untuk
No Indikator keterampilan
guru
Hasil yang
dicapai Jumlah
skor
Rata-rata
total skor Kriteria
I II
1. Keterampilan pengkondisian pra pembelajaran
2 3 5 2,5 Cukup
2. Keterampilan melakukan apersepsi dan menyampaikan tujuan pembelajaran
3 4 7 3,5 Baik
3. Keterampilan menjelaskan materi dan tata cara permainan kartu kata
2 3 5 2,5 Cukup
4. Keterampilan bertanya 2 3 5 2,5 Cukup
5 Keterampilan mengorganisasikan kelompok kartu kata
3 4 7 3,5 Baik
6. Keterampilan mengelola kelas
2 3 5 2,5 Cukup
7. Keterampilan membimbing kelompok kecil dalam permainan kartu kata.
2 3 5 2,5 Cukup
8 Keterampilan memberi penguatan
3 4 7 3.5 Baik
9 Keterampilan memberikan evaluasi
3 3 6 3 Baik
Jumlah 26
Persentase 72,22%
Kriteria Baik
37
pertemuan pertama dan pertemuan kedua mendapatkan rata-rata skor 26 dan persentase
72,22% dengan kriteria baik. Keterampilan guru dalam aspek pengkondisian pra
pembelajaran membuat pantun menggunakan permainan kartu kata mendapatkan rata-
rata skor 2,5 dengan kriteria cukup.
Keterampilan guru pada aspek melakukan apersepsi dan menyampaikan tujuan
pembelajaran dalam pembelajaran membuat pantun menggunakan permainan kartu kata
mendapatkan rata-rata skor 3,5 dengan kriteria baik. Keterampilan guru pada aspek
menjelaskan materi dan tata cara permainan kartu kata dalam pembelajaran membuat
pantun menggunakan permainan kartu kata mendapatkan rata-rata skor 2,5 dengan
kriteria cukup. Keterampilan guru pada aspek keterampilan bertanya dalam pembelajaran
membuat pantun menggunakan permainan kartu kata mendapatkan rata-rata skor 2,5
dengan kriteria cukup.
Keterampilan guru pada aspek pengorganisasian kelompok kecil dalam permainan
kartu kata memperoleh rata-rata skor 3,5 dengan kriteria baik. Keterampilan guru pada
aspek mengelola kelas dalam pembelajaran membuat pantun menggunakan permainan
kartu kata mendapatkan rata-rata skor 2 dengan kriteria cukup. Keterampilan guru pada
aspek membimbing kelompok kecil dalam pembelajaran membuat pantun menggunakan
permainan kartu kata mendapatkan rata-rata skor 2,5 dengan kriteria cukup. Keterampilan
guru pada aspek kemampuan memberikan penguatan pada siswa dalam pembelajaran
membuat pantun melalui permainan kartu kata mendapatkan rata-rata skor 3,5 dengan
kriteria baik. Keterampilan guru dalam memberikan evaluasi memperoleh rata-rata skor 3
dengan kriteria baik.
Berdasarkan Hasil observasi keterampilan guru siklus I pertemuan pertama dan ke
dua, dari 9 indikator keterampilan guru mendapat skor kriteria baik sebanyak 4 indikator
dan mendapat skor dengan criteria cukup sebanyak 5, berarti keterampilan guru pada
siklus I belum tuntas.
38
Berdasarkan deskripsi hasil keterampilan guru dalam mengajar diatas dapat
digambarkan melalui Gambar 3 di bawah ini:
Gambar 3. Grafik Keterampilan Guru Dalam Pembelajaran Membuat Pantun Pada Siklus I
Dari data tersebut tentu belum seluruhnya mencapai tujuan yang diharapkan maka
peneliti akan melaksanakan siklus berikutnya.
4.2.2 Siklus II
Analisis penelitian setelah dilaksanakan siklus II, masih dengan menggunakan
permainan kartu kata diperoleh hasil belajar seperti pada tabel dibawah ini:
Tabel 5
Hasil Analisis Data Siklus II
No Nilai Siklus II Keterangan
Jumlah siswa Persentase
1. 90 – 100 8 38,1% Tuntas
2. 80 – 89 6 28,6% Tuntas
3. 70 – 79 7 33,3 % Tuntas
4. 0 – 69 0 0% Tidak tuntas
Jumlah 21 100%
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 70
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
aspek 1 aspek 2 aspek 3 aspek 4 aspek 5 aspek 6 aspek 7 aspek 8 aspek 9
39
Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa 21 siswa telah mencapai KKM yang telah
ditentukan (KKM >70) yang dapat diuraikan sebagai berikut: 8 siswa memperoleh nilai 90-
100 atau 38,1%, 6 siswa memperoleh nilai 80-89 atau 28,6%, serta 7 siswa memperoleh
nilai 70-79 atau 33,3%, jadi dapat disimpulkan bahwa semua siswa mengalami ketuntasan
belajar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik perolehan nilai siklus II di bawah ini.
Gambar 4. Grafik Perolehan Nilai Siklus II
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
0-69 70-79 80-89 90-100
Siklus II
Tuntas
40
Hasil Observasi Keterampilan Guru
Hasil observasi Keterampilan guru selama pembelajaran membuat pantun
menggunakan permainan kartu kata pada siklus II dapat dijabarkan pada Tabel 6 sebagai
berikut:
Tabel 6 Hasil Observasi Keterampilan Guru siklus II
No
Indikator keterampilan guru
Hasil yang dicapai
Jum lah
skor
Rata-rata total skor
Kriteria I II
1. Keterampilan pengkondisian pra pembelajaran 3 3 6 3
Sangat Baik
2. Keterampilan melakukan apersepsi dan menyampaikan tujuan pembelajaran
3 4 7 3,5 Baik
3. Keterampilan menjelaskan materi dan tata cara permainan kartu kata 3 3 6 3
Sangat Baik
4. Keterampilan bertanya 3 3 6 3 Baik
5 Keterampilan mengorganisasikan kelompok kartu kata 3 3 6 3 Baik
6. Keterampilan mengelola kelas 2 3 5 2,5 Cukup
7. Keterampilan membimbing kelompok kecil dalam permainan kartu kata. 4 4 8 4
Sangat baik
8 Keterampilan memberi penguatan 4 4 8 4
Sangat baik
9 Keterampilan memberikan evaluasi
3 3 6 3 Baik
Jumlah 29
Persentase 80,56%
Kriteria Baik
41
Berdasarkan hasil observasi keterampilan guru dalam pembelajaran membuat
pantun menggunakan permainan kartu kata pada siklus II untuk pertemuan pertama dan
pertemuan kedua mendapatkan rata-rata skor 29 dan persentase 80,56% dengan kriteria
baik.
Keterampilan guru dalam aspek pengkondisian pra pembelajaran membuat
pantun menggunakan permainan kartu kata mendapatkan rata-rata skor 3 dengan kriteria
baik. Keterampilan guru pada aspek melakukan apersepsi dan menyampaikan tujuan
pembelajaran dalam pembelajaran membuat pantun menggunakan permainan kartu kata
mendapatkan rata-rata skor 3,5 dengan kriteria baik.
Keterampilan guru pada aspek menjelaskan materi dan tata cara permainan kartu
kata dalam pembelajaran membuat pantun menggunakan permainan kartu kata
mendapatkan rata-rata skor 3 dengan kriteria baik. Keterampilan guru pada aspek
keterampilan bertanya dalam pembelajaran membuat pantun menggunakan permainan
kartu kata mendapatkan rata-rata skor 3 dengan kriteria baik.
Keterampilan guru pada aspek pengorganisasian kelompok kecil dalam permainan
kartu kata memperoleh rata-rata skor 3 dengan kriteria baik. Keterampilan guru pada
aspek mengelola kelas dalam pembelajaran membuat pantun menggunakan permainan
kartu kata mendapatkan rata-rata skor 2,5 dengan kriteria cukup. Keterampilan guru pada
aspek membimbing kelompok kecil dalam pembelajaran membuat pantun menggunakan
permainan kartu kata mendapatkan rata-rata skor 4 dengan kriteria sangat baik.
Keterampilan guru pada aspek kemampuan memberikan penguatan pada siswa
dalam pembelajaran membuat pantun melalui permainan kartu kata mendapatkan rata-
rata skor 4 dengan kriteria sangat baik. Keterampilan guru dalam memberikan evaluasi
memperoleh rata-rata skor 3. Untuk pertemuan pertama dan kedua sama mendapatkan
skor 3 yang berarti guru memberikan lembar evaluasi sesuai dengan materi.
42
Berdasarkan hasil deskripsi mengenai keterampilan guru selama proses
pembelajaran maka lebih jelas dapat dipaparkan dalam diagram batang di bawah ini:
Gambar 5. Grafik Keterampilan Guru Dalam Pembelajaran Membuat Pantun Pada Siklus II
Jadi rekapitulasi sebelum tindakan, siklus I dan Siklus II dapat dilihat pada Tabel 7
berikut ini.
Tabel 7
Rekapitulasi Ketuntasan Belajar Siswa
(sebelum tindakan, siklus I dan siklus II)
No
Nilai
Sebelum tindakan
(pra siklus)
Siklus I Siklus II
Jumlah
siswa
Persen
(%)
Jumlah
siswa
Persen
(%)
Jumlah
siswa
Persen
(%)
1. Tuntas 10 48% 13 62% 21 100%
2. Tidak tuntas 11 52% 8 38% 0 0
Jumlah 21 100% 21 100% 21 100%
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
4.5
aspek 1aspek 2aspek 3aspek 4aspek 5aspek 6aspek 7aspek 8aspek 9
43
Dari tabel diatas dapat dibuat grafik seperti dibawah ini.
Gambar 6. Grafik Ketuntasan Belajar Siswa
4.3 Pembahasan
4.3.1 Pembahasan Tindakan
Tindakan yang dilakukan pada kondisi awal adalah siswa hanya diminta
mendengarkan penjelasan dari guru kemudian menjawab pertanyaan yang berkaitan
dengan pantun. Tindakan yang dilakukan pada siklus I yaitu siswa diminta untuk membuat
pantun dengan permainan kartu kata. Caranya pada pertemuan pertama semua siswa
diminta untuk berkelompok kemudian perkelompok membuat pantun persahabatan
dengan kata yang diberikan guru. Pada pertemuan kedua siswa secara individu membuat
pantun. Tindakan yang terakhir atau siklus II yaitu siswa berkelompok kembali untuk
membuat pantun dengan tema yang berbeda yaitu tema ketekunan. Pada pertemuan
pertama siswa membuat pantun secara berkelompok dan pada pertemuan yang kedua
siswa membuat pantun secara individu.
0
5
10
15
20
25
Prasiklus Siklus I Siklus II
Tuntas
Tidak Tuntas
44
4.3.2 Pembahasan Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan pada kondisi awal siswa pasif dan tidak semangat dalam
mengikuti pembelajaran. Hal itu terlihat pada saat pembelajaran berlangsung siswa justru
asyik bermain sendiri, ada juga yang bermain dengan teman sebangku, bercanda,
menggoda temannya. Ada pula siswa yang tidak dapat menjawab pada waktu ditanya oleh
guru, sehingga mendapatkan hasil yang kurang memuaskan yaitu 52% siswa tidak dapat
mencapai KKM. Pembelajaran pada siklus I siswa terlihat aktif, semangat dan senang
dalam mengikuti pelajaran. Hal itu tampak pada keceriaan siswa dalam membuat pantun
dengan permainan kartu kata. Siswa sangat antusias pada tugasnya dan memperhatikan
pembelajaran sehingga hasil pembelajarannya pun meningkat, hampir semua siswa dapat
mencapai KKM. Kegiatan yang terakhir yaitu siklus II, pada siklus tersebut siswa terlihat
sangat aktif mungkin karena siswa sudah mengerti teknik membuat pantun dengan
permainan kartu kata, karena hampir sama dengan siklus I hanya saja pada siklus II
temanya diganti yaitu dengan tema ketekunan. Pada siklus ini siswa terlihat sangat
antusias mereka berebut untuk membacakan pantun yang telah dibuatnya. Juga sangat
memperhatikan tugas-tugas yang diberikan sehingga hasilnya memuaskan, semua siswa
dapat mencapai KKM.
4.3.3 Pembahasan Hasil Refleksi
Hasil refleksi dari kondisi awal yaitu siswa tidak berminat untuk belajar, karena
tidak ada motivasi yang mendorong mereka untuk mengikuti pembelajaran sehingga hasil
belajarnya rendah yaitu 52% siswa tidak dapat mencapai KKM. Sedangkan refleksi dari
siklus I yaitu minat siswa sudah nampak, mereka terlihat senang, semangat dan ceria saat
proses pembelajaran karena mereka termotivasi dalam membuat pantun dengan
menggunakan permainan kartu kata. Mereka terkesan sedang bermain padahal mereka
sedang belajar, tanpa dipaksa mereka sudah memperhatikan pembelajaran Bahasa
Indonesia dalam membuat pantun dengan permainan kartu kata yang dilakukan, walaupun
kadang mereka terlihat bingung, mungkin karena biasanya mereka menerima
pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah tetapi dengan permainan kartu
kata. Sehingga menumbuhkan penasaran pada siswa pada akhirnya mereka
memperhatikan pelajaran dengan baik, walaupun ada beberapa anak dalam membuat
45
pantun rangkaian kata-katanya belum sesuai. Hasil pembelajaran siklus I pun meningkat,
hampir semua siswa dapat mencapai KKM. Selanjutnya pada siklus II siswa terlihat lebih
bersemangat, sudah tidak nampak lagi rasa bingung pada mereka karena mereka sudah
mengetahui cara membuat pantun menggunakan permainan kartu kata yang hampir sama
pada pembelajaran siklus sebelumnya. Hanya saja pada siklus ini berbeda temanya, yang
membuat siswa semakin tertarik dan lebih membangkitkan motivasi siswa. Semua siswa
sangat memperhatikan pembelajaran dan menciptakan iklim belajar yang baik, sehingga
hasil belajarnya pun meningkat karena semua siswa mampu mencapai KKM.
4.3.4 Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil penelitian dari data-data diatas mulai dari kondisi awal siswa yang
mendapatkan pembelajaran yang monoton yaitu hanya dengan ceramah saja, ternyata
mendapatkan hasil yang rendah yaitu 52% siswa tidak dapat mencapai KKM (11 siswa
dari 21 siswa mendapatkan nilai dibawah 70). Masih ada siswa yang mendapat nilai
rendah yaitu 40, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran belum berhasil.
Berdasarkan masalah tersebut maka peneliti mencari solusi supaya pembelajaran
berhasil. Salah satunya mengubah pembelajaran yang monoton serta membosankan
menjadi pembelajaran yang bervariasi dan menyenangkan yaitu menggunakan permainan
kartu kata. Tujuannya agar siswa mampu membuat pantun dengan idenya sendiri dan
menggunakan kata yang diberikan guru. Pembelajaran tersebut terdiri dari dua siklus yang
ternyata sesuai dengan yang diharapkan, yaitu pada siklus pertama tidak terlihat lagi siswa
yang bosan dengan pembelajaran monoton, semua siswa tampak aktif mengikuti proses
pembelajaran. Mereka termotivasi untuk belajar membuat pantun dengan permainan kartu
kata yang menyenangkan. Mereka memperhatikan pembelajaran sehingga dapat
menyelesaikan tugasnya dengan baik walaupun masih terlihat sedikit canggung, karena
baru pertama mendapatkan pembelajaran dengan permainan kartu kata yang
menumbuhkan rasa penasaran pada siswa. Pada siklus pertama ini dapat disimpulkan
bahwa hasil pembelajaran meningkat yaitu hasil semua siswa mencapai KKM. Setelah
siklus I selesai kemudian dilanjutkan dengan siklus II. Pada siklus II didapatkan hasil yang
lebih memuaskan, tidak terlihat lagi rasa canggung pada siswa dalam melaksanakan
pembelajaran membuat pantun dengan menggunakan permainan kartu kata. Siswa terlihat
46
lebih aktif, ceria dan semangat. Selain itu siswa menjadi lebih mahir dalam membuat
pantun dengan menggunakan permainan kartu kata, terbukti dengan hasil belajar siswa
yang sangat meningkat. Semua siswa mampu mencapai KKM yaitu sebanyak 21 siswa
mendapat hasil diatas 70, bahkan banyak yang mendapatkan nilai memuaskan. Maka
pembelajaran pada siklus II dikatakan berhasil.
Dengan menggunakan permainan kartu kata meningkatkan keterampilan guru dan
menggali kreativitas yang dimiliki guru, kreatif yang dilakukan dalam pembelajaran disini
guru kreatif dalam menyampaikan materi dengan menggunakan media kartu kata yang
menarik siswa, guru mampu membimbing siswa dalam kerja kelompok. Dalam
pembelajaran ini guru diharapkan dapat menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif
(aman) dan lebih menyenangkan, sehingga siswa dalam pembelajaran lebih bermakna.
Dalam pembelajaran menggunakan permainan kartu kata siswa dituntut untuk
berlatih kerja sama dalam kelompok dan mampu membimbing kelompok sehingga rasa
solidaritas antar sesama anggota dapat meningkat.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan hasil yang hampir sama
dengan penelitian–penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti seperti yang
telah tercantum dalam penelitian yang relevan di depan. Hasil yang dimaksud yaitu
dengan permainan kartu kata dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Secara umum dapat
dikatakan bahwa penelitian yang dilakukan dikatakan berhasil, karena segala aspek
meningkat.