Transcript
Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Diare Definisi Diare. BAB II.pdf · malabsorbsi, alergi terhadap makanan/minuman, keracunan, imunodefisiensi, dan keadaan psikologis (cemas, rasa

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Diare

2.1.1 Definisi Diare

Diare didefinisikan sebagai bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari biasanya

(>3 kali/hari) disertai perubahan konsistensi tinja (menjadi cair) dengan/tanpa

darah dan/lendir (Karyana dan Putra, 2011). Sedangkan menurut Kemenkes RI

(2011) diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan

konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih

sering (biasanya tiga kali atau lebih) dalam satu hari. Pada bayi muda yang

mendapat air susu ibu (ASI) digolongkan diare jika mengalami buang air besar

dengan frekuensi lima sampai enam kali sehari dengan konsistensi tinja cair

(Sinuhaji, 2007).

2.1.2 Epidemiologi

Penelitian WHO mendapatkan bahwa episode diare pada bayi dan balita berkisar

antara dua sampai delapan kali per tahun. Sekitar 15 – 20% waktu hidup anak

dihabiskan untuk diare. Sebagian besar diare berlangsung antara dua sampai lima

hari. Namun sekitar 5–2% berlangsung lebih dari lima hari bahkan dapat lebih

dari dua minggu dan menjadi diare kronik. Berdasarkan hasil riset kesehatan dasar

(Riskesdas) tahun 2013, insiden diare pada kelompok usia balita di Indonesia

adalah 10,2 %.

8

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Diare Definisi Diare. BAB II.pdf · malabsorbsi, alergi terhadap makanan/minuman, keracunan, imunodefisiensi, dan keadaan psikologis (cemas, rasa

2

Berdasarkan data United Nation Children’s Fund (UNICEF) dan World Health

Organization (WHO) pada tahun 2013, secara global terdapat dua juta anak

meninggal dunia setiap tahunnya karena diare. Pada tahun 2012 angka kematian

karena diare mencapai 1,53% dari total kasus diare di Indonesia (Kemenkes RI,

2013).

2.1.3 Etiologi Diare

Kemenkes RI mengelompokkan penyebab diare secara klinis dalam enam

golongan besar yaitu infeksi (disebabkan oleh bakteri, virus atau infestasi parasit),

malabsorbsi, alergi terhadap makanan/minuman, keracunan, imunodefisiensi, dan

keadaan psikologis (cemas, rasa takut). Penyebab yang paling sering ditemukan di

lapangan ataupun secara klinis adalah diare yang disebabkan infeksi dan

keracunan. Di negara berkembang seperti Indonesia, patogen penting penyebab

diare akut pada anak antara lain rotavirus, escherichia coli, enterotoksigenik,

shigella, campylobacter jejuni dan cryptosporidium.

2.1.4 Patogenesis Diare

Bentuk yang paling umum dari diare adalah diare akut. Diare dapat disebabkan

oleh berbagai hal dan dapat bersifat ringan hingga berat. Diare pada anak – anak

biasanya disebabkan oleh infeksi. Ada dua prinsip patomekanisme terjadinya

diare akut cair, yaitu : (1) sekretorik (2) osmotik. Infeksi usus dapat menyebabkan

diare melalui kedua mekanisme tersebut, diare sekretorik lebih sering terjadi dan

keduanya dapat terjadi pada satu penderita. Diare sekretorik disebabkan sekresi air

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Diare Definisi Diare. BAB II.pdf · malabsorbsi, alergi terhadap makanan/minuman, keracunan, imunodefisiensi, dan keadaan psikologis (cemas, rasa

3

dan elektrolit ke dalam usus halus. Hal ini terjadi bila absorbsi natrium oleh vili

usus gagal sedangkan sekresi klorida di sel epitel berlangsung terus atau

meningkat. Hasil akhir adalah sekresi cairan yang mengakibatkan kehilangan air

dan elektrolit dari tubuh sebagai tinja cair.

Diare osmotik disebabkan meningkatnya osmolaritas intra luminal, misalnya

absorbsi larutan dalam lumen kolon yang buruk. Sebagai diare yang disebabkan

Rotavirus akan menyebabkan gangguan pemecahan karbohidrat golongan

disakarida karena kerusakan mikrovili. Adanya karbohidrat yang tidak dapat

diabsorbsi, setelah mencapai usus besar akan difermentasi bakteri menjadi asam

organik sehingga menyebabkan suasana hiperosmolar yang kemudian dapat

mengakibatkan sekresi air ke dalam lumen usus.

2.1.5 Klasifikasi Diare

Pembagian diare dapat didasarkan pada etiologi, mekanisme gangguan, derajat

dehidrasi, dan juga menurut lamanya. Pembagian diare menurut mekanismenya

meliputi diare akibat gangguan sekresi dan akibat gangguan osmotik. Diare

berdasarkan waktunya meliputi diare akut dan diare kronik. Diare akut

berlangsung kurang dari 14 hari sedangkan diare yang berlangsung lebih dari 14

hari disebut diare kronik. Istilah diare kronik biasanya dipakai untuk diare yang

penyebabnya adalah non infeksi sedangkan diare persisten berlangsung lebih dari

14 hari dengan penyebab infeksi.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Diare Definisi Diare. BAB II.pdf · malabsorbsi, alergi terhadap makanan/minuman, keracunan, imunodefisiensi, dan keadaan psikologis (cemas, rasa

4

Berdasarkan derajat dehidrasi, diare dapat dibedakan menjadi diare tanpa

dehidrasi, diare dengan dehidrasi ringan, diare dengan dehidrasi sedang dan diare

dengan dehidrasi berat.

2.1.6 Cara Penularan dan faktor resiko diare

1. Cara penularan diare

Menurut Subagyo dan Santoso (2010), cara penularan diare melalui fekal oral

yaitu melalui makanan (food) dan minuman (fluid) yang tercemar enteropatogen

atau kontak langsung tangan (finger) dengan penderita atau barang-barang yang

telah tercemar tinja (feces) penderita atau tidak langsung melalui lalat (flies).

2. Faktor resiko diare

Berdasarkan konsep segitiga epidemiologi, faktor-faktor yang menyebabkan

timbulnya penyakit diklasifikasikan menjadi:

a. Agen penyakit (etiologi): terdiri dari agen kimia, fisik dan biologis atau agen

infeksius.

b. Faktor pejamu (intrinsik): mempengaruhi pajanan, kerentanan dan respon

terhadap penyakit terdiri atas faktor usia, status imunologi, tidak memberikan

ASI eksklusif, status gizi, dan perilaku kesehatan. Pengaruh usia tampak jelas

pada manifestasi diare. Sebagian besar episode diare terjadi pada 2 tahun

pertama kehidupan, insiden tertinggi pada kelompok umur 6–11 bulan pada

saat diberikan makanan pendamping ASI. Terdapat hubungan timbal balik

antara status gizi dan kejadian diare, dimana kejadian diare meningkat pada

anak dengan status gizi rendah, dan kejadian diare dapat memperparah

penurunan status gizi.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Diare Definisi Diare. BAB II.pdf · malabsorbsi, alergi terhadap makanan/minuman, keracunan, imunodefisiensi, dan keadaan psikologis (cemas, rasa

5

Perilaku kesehatan individu berawal dari pengetahuan yang dimilikinya.

Rendahnya tingkat pengetahuan orang tua diduga menjadi faktor yang sangat

berpengaruh terhadap tingginya angka kejadian diare. Menurut Khalili

(dikutip dari Sulisnadewi, 2010) menjelaskan bahwa pendidikan orang tua

adalah faktor yang sangat penting dalam keberhasilan manjemen diare pada

anak. Orang tua dengan tingkat pendidikan rendah khususnya buta huruf

tidak akan dapat memberikan perawatan yang tepat pada anak diare karena

kurangnya pengetahuan dan kurangnya kemampuan menerima informasi.

c. Faktor lingkungan (ektrinsik): mempengaruhi keberadaan agen, pajanan atau

kerentanan terhadap agen. Faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap

kejadian diare yaitu tidak memadainya penyediaan air bersih, pencemaran air

oleh tinja, tidak memadainya sarana kebersihan (MCK), kebersihan

lingkungan dan pribadi yang buruk, serta sarana pembuangan limbah yang

tidak memadai.

2.1.7 Penatalaksanaan Diare

1. Penatalaksanaan anak diare di rumah

Penatalaksanaan anak diare di rumah mengacu pada program lima langkah

tuntaskan diare.

a. Memberikan oralit

Penanganan utama pada penderita diare adalah memberikan cairan. Pemberian

cairan yang kurang dari kebutuhan tubuh dan pengeluaran cairan yang terus

menerus lewat feces akan mengakibatkan dehidrasi bahkan kematian. Oralit

diberikan untuk mencegah terjadinya dehidrasi dengan mengganti cairan dan

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Diare Definisi Diare. BAB II.pdf · malabsorbsi, alergi terhadap makanan/minuman, keracunan, imunodefisiensi, dan keadaan psikologis (cemas, rasa

6

elektrolit dalam tubuh yang terbuang saat diare. Bila tidak tersedia dapat

diberikan cairan rumah tangga seperti air tajin, kuah sayur dan air matang..

Cara pembuatan larutan oralit adalah satu bungkus oralit dimasukkan ke dalam

satu gelas air matang (200 cc). Anak kurang dari 1 tahun diberi 50-100 cc

larutan oralit setiap kali buang air besar. Anak lebih dari 1 tahun diberi 100-

200 cc larutan oralit setiap kali buang air besar. Apabila anak muntah, maka

pemberian oraalit dihentikan selama kurang lebih sepuluh menit, kemudian

lanjutkan pemberian dengan cara sedikit demi sedikit atau satu sendok makan

setiap dua sampai tiga menit. Pemberian minuman yang terlalu manis dan

minuman bersoda sebaiknya dihindari karena dapat memperparah terjadinya

diare.

b. Memberikan tablet Zinc selama 10 hari berturut-turut

Zinc merupakan salah satu mikronutrien yang penting dalam tubuh. Zinc juga

berperan dalam epitelisasi dinding usus yang mengalami kerusakan morfologi

dan fungsi selama kejadian diare. Pemberian Zinc selama diare terbukti

mampu mengurangi lama dan tingkat keparahan diare, mengurangi frekuensi

buang air besar, mengurangi volume tinja, serta menurunkan kekambuhan

kejadian diare pada tiga bulan berikutnya..

Pemberian zinc dilakukan dengan cara melarutkan tablet zinc dalam 1 sendok

makan air matang atau ASI, sesudah larut berikan pada anak diare. Zinc

diberikan selama sepuluh hari berturut-turut dengan dosis balita umur < 6

bulan setengah tablet (10 mg)/hari sedangkan balita umur ≥ 6 bulan satu tablet

(20 mg)/hari.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Diare Definisi Diare. BAB II.pdf · malabsorbsi, alergi terhadap makanan/minuman, keracunan, imunodefisiensi, dan keadaan psikologis (cemas, rasa

7

c. Meruskan pemberian ASI dan makanan

ASI dan makanan tetap diteruskan sesuai umur anak dengan menu yang sama

pada waktu anak sehat untuk mencegah kehilangan berat badan serta

pengganti nutrisi yang hilang. Anak yang masih minum ASI harus lebih

sering diberi ASI. Anak yang minum susu formula juga diberikan lebih

sering dari biasanya. Anak usia enam bulan atau lebih termasuk bayi yang

telah mendapatkan makanan padat harus diberikan makanan yang mudah

dicerna dan diberikan lebih sering. Setelah diare berhenti, pemberian

makanan ekstra diteruskan selama dua minggu untuk membantu pemulihan

berat badan.

d. Memberikan antibiotik secara selektif

Antibiotik hanya diberikan jika ada indikasi, seperti diare berdarah atau diare

karena kolera, atau diare dengan disertai penyakit lain. Ini sangat penting

karena seringkali ketika diare, masyarakat langsung membeli antibiotik

seperti Tetrasiklin atau Ampicillin. Selain tidak efektif, tindakan ini

berbahaya, karena jika antibiotik tidak dihabiskan sesuai dosis akan

menimbulkan resistensi kuman terhadap antibiotik.

Obat-obatan antidiare juga tidak boleh diberikan pada anak yang menderita

diare karena terbukti tidak bermanfaat. Obat anti muntah tidak di anjurkan

kecuali atas saran dokter. Obat-obatan ini tidak mencegah dehidrasi ataupun

meningkatkan status gizi anak, bahkan sebagian besar menimbulkan efek

samping yang bebahaya dan bisa berakibat fatal.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Diare Definisi Diare. BAB II.pdf · malabsorbsi, alergi terhadap makanan/minuman, keracunan, imunodefisiensi, dan keadaan psikologis (cemas, rasa

8

e. Memberikan nasihat pada ibu/pengasuh

Ibu atau pengasuh yang berhubungan erat dengan balita harus diberi nasehat

tentang cara memberikan cairan maupun obat di rumah dan kapan harus

membawa kembali balita ke petugas kesehatan yaitu apabila ada demam,

tinja berdarah, muntah berulang, makan atau minum sedikit, tampak sangat

haus, diare makin sering atau belum membaik dalam tiga hari.

Ibu juga diberikan edukasi untuk mencegah terjadinya iritasi kulit di sekitar

anus dengan cara mengamati tanda-tanda iritasi kulit setiap kali mengganti

popok, membersihkan anus setiap kali buang air besar, menjaga anus tetap

kering dengan menggunakan kain lembut dan mengganti kain atau popok

bayi setiap buang air. Untuk memutus rantai penularan diare ajarkan ibu

untuk melakukan cuci tangan menggunakan sabun di bawah air mengalir

pada saat setelah membersihkan kotoran anak, dan sebelum menyiapkan

makanan atau minuman.

2. Penatalaksanaan anak diare di rumah sakit

Pada dasarnya penatalaksanaan anak diare selama di rumah sakit sama dengan

penatalaksanaan anak diare di rumah yaitu mengacu pada lima langkah tuntaskan

diare. Peran ibu dibutuhkan untuk menunjang perawatan anak karena ibu

menunggui anaknya selama di rawat di rumah sakit. Selain cairan diberikan lewat

minuman, cairan melalui infus juga diberikan pada pasien diare untuk membantu

memenuhi kebutuhan cairan. Peran ibu dibutuhkan untuk ikut memantau aliran

infus, dan melaporkan kepada petugas perawat jika infus tidak menetes, atau

tetesan terlalu cepat.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Diare Definisi Diare. BAB II.pdf · malabsorbsi, alergi terhadap makanan/minuman, keracunan, imunodefisiensi, dan keadaan psikologis (cemas, rasa

9

3. Perawatan setelah pulang dari rumah sakit

Menurut WHO (2005) adapun tujuan dari perencanaan pulang pasien yaitu :

a. Meningkatkan pemahaman pasien dan keluarga tentang masalah kesehatan

dan kemungkinan komplikasi dan pembatasan yang akan diberlakukan pada

pasien di rumah

b. Mengembangkan kemampuan pasien dan keluarga untuk merawat kebutuhan

pasien dan memberikan lingkungan yang aman untuk pasien dirumah

c. Meyakinkan bahwa rujukan yang diperlukan untuk perawatan selanjutnya

dibuat dengan tepat

Perawatan anak diare setelah pulang dari rumah sakit yaitu melanjutkan

pemberian suplemen zinc sampai hari ke 14, melakukan kontrol ulang ke fasilitas

pelayanan kesehatan, melanjutkan pemberian makanan dengan porsi lebih banyak

dari biasanya sampai dua minggu setelah diare, serta melakukan upaya

pencegahan terhadap penyebaran diare.

2.2.8 Pencegahan diare

1. Mencegah penyebaran kuman patogen penyebab diare

Kuman-kuman patogen penyebab diare umumnya disebarkan secara fekal-oral.

Pemutusan penyebaran kuman penyebab diare perlu difokuskan pada cara

penyebaran ini. Upaya pencegahan diare yang terbukti efektif meliputi :

a. Memberikan ASI yang benar

b. Memperbaiki penyiapan dan penyimpanan makanan pendamping ASI yang

benar

c. Memberikan minum air yang sudah direbus dan menggunakan air bersih

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Diare Definisi Diare. BAB II.pdf · malabsorbsi, alergi terhadap makanan/minuman, keracunan, imunodefisiensi, dan keadaan psikologis (cemas, rasa

10

d. Mencuci tangan dengan air dan sabun sebelum makan dan sesudah buang air

besar

e. Buang air besar di jamban

f. Membuang tinja bayi dengan benar

2. Memperbaiki daya tahan pejamu

Cara-cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan daya tahan tubuh anak dan

dapat mengurangi resiko diare antara lain:

a. Memberi ASI paling tidak sampai usia dua tahun

b. Meningkatkan nilai gizi makanan pendamping asi dan memberi makan dalam

jumlah yang cukup untuk memperbaiki status gizi anak

c. Memberikan imunisasi campak.

2.1.9 Komplikasi Diare

1. Dehidrasi

Dehidrasi terjadi karena kehilangan air lebih banyak daripada pemasukan air.

Derajat dehidrasi dapat dibagi berdasarkan gejala klinis dan kehilangan berat

badan yaitu:

a. Dehidrasi ringan : Meningkatnya rasa haus, anak gelisah atau rewel,

menurunnya elastisitas kulit, mulut dan lidah yang kering, air mata sedikit,

mata yang cekung.

b. Dehidrasi sedang : Gelisah dan rewel, mata cekung, air mata sangat sedikit,

mulut dan lidah kering, rasa haus dan ingin minum banyak, turgor kulit

kurang/buruk (kembali lambat).

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Diare Definisi Diare. BAB II.pdf · malabsorbsi, alergi terhadap makanan/minuman, keracunan, imunodefisiensi, dan keadaan psikologis (cemas, rasa

11

c. Dehidrasi berat: tangan dan kaki yang dingin dan lembab, anak yang terlihat

lemah, tidak sadar, atau lemas, ketidakmampuan untuk minum, hilagnnya

elastisitas kulit secara sepenuhnya, tidak ada air mata, lapisan lendir yang

sangat kering pada mulut, pengurangan volume air seni yang parah atau tidak

adanya air seni.

2. Kejang

Kejang dapat terjadi pada anak yang mengalami dehidrasi atau selama pengobatan

rehidrasi. Kejang tersebut disebabkan oleh hipoglikemi, kebanyakan terjadi pada

anak dengan gizi buruk, hiperpireksia, hipernatremia atau hiponatremia.

3. Gangguan pada keseimbangan elektrolit

Elektrolit adalah zat-zat kimia yang ketika mencair atau larut dalam air atau cairan

lainnya memecah menjadi partikel-partikel (ion) dan mampu membawa aliran

listrik. Ketidakseimbangan elektrolit dapat berupa hipernatremia, hiponatremia,

hyperkalemia dan hiponatremia.

2.2 Konsep Pengetahuan

2.2.1 Definisi Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca

indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.

Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga

(Notoatmodjo, 2012). Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif

mempunyai enam tingkatan yaitu: (1) tahu, (2) memahami, (3) aplikasi, (4)

analisis, (5) sintesis dan (6) evaluasi.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Diare Definisi Diare. BAB II.pdf · malabsorbsi, alergi terhadap makanan/minuman, keracunan, imunodefisiensi, dan keadaan psikologis (cemas, rasa

12

2.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut Notoatmodjo (2003), dan

Nursalam & Pariani (2001) yaitu :

1. Tingkat Pendidikan

Semakin tinggi pendidikan seseorang maka ia akan mudah menerima dan

menyesuaikan hal-hal yang baru. Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang

termasuk juga perilaku akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap

berperan serta dalam pembangunan kesehatan (Nursalam & Pariani, 2001).

Menurut Kuncoroningrat (1997) yang dikutip dari Nursalam dan Pariani (2001),

makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, makin mudah menerima informasi

sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya pendidikan

yang kurang akan menghambat perkembangan seseorang terhadap nilai-nilai yang

baru diperkenalkan. Tingkat pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar,

pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Pendidikan dasar merupakan tingkat

pendidikan yang melandasi tingkat pendidikan menengah, adapun bentuk

pendidikan dasar adalah Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama

(SMP) atau bentuk lain yang sederajat. Pendidikan menengah adalah Sekolah

Menengah Atas (SMA) atau bentuk lain yang sederajat. Pendidikan tinggi

merupakan lanjutan pendidikan menengah, adapun bentuk pendidikan tinggi

mencakup program pendidikan diploma, sarjana, dan magister yang

diselenggarakan oleh pendidikan tinggi (Undang-undang nomer 20 tahun 2003

tentang sistem pendidikan nasional).

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Diare Definisi Diare. BAB II.pdf · malabsorbsi, alergi terhadap makanan/minuman, keracunan, imunodefisiensi, dan keadaan psikologis (cemas, rasa

13

2. Informasi

Seseorang yang mempunyai sumber informasi banyak akan memberikan

pengetahuan yang lebih jelas.

3. Pengalaman

Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara memperoleh

kebenaran pengetahuan dengan mengulang kembali pengetahuan dalam mengatasi

masalah di masa lalu. Pengalaman ibu balita dengan kejadian diare mempengaruhi

dalam penanganan diare selanjutnya.

4. Usia

Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin

bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya,

sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Semakin dewasa

semakin bijaksana, semakin banyak informasi yang dijumpai dan semakin banyak

hal yang dikerjakan sehingga menambah pengetahuannya (Notoatmodjo, 2003).

Semakin cukup umur tingkat pematangan dan kekuatan seseorang akan lebih

matang dalam berfikir, belajar, bekerja sehingga pengetahuan pun akan bertambah

(Nursalam, 2001).

2.2.3 Cara Mengukur Pengetahuan

Pengukuran tingkat pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

kuesioner, untuk menyatakan tentang isi materi yang akan diukur dari responden

(Notoatmodjo, 2003). Pada dasarnya kuesioner adalah daftar pertanyaan yang

harus diisi oleh orang yang akan diukur. Salah satu bentuk kuesioner adalah

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Diare Definisi Diare. BAB II.pdf · malabsorbsi, alergi terhadap makanan/minuman, keracunan, imunodefisiensi, dan keadaan psikologis (cemas, rasa

14

bentuk tertutup dengan multiple choice test. Adapun cara pemberian skor atau

nilai yaitu skor sama dengan jumlah jawaban yang benar (Arikunto, 1999).

Menurut Notoatmodjo (2003), indikator-indikator yang dapat digunakan untuk

mengetahui tingkat pengetahuan atau kesadaran terhadap kesehatan dapat

dikelompokkan menjadi pengetahuan tentang sakit dan penyakit. Jika yang diukur

pengetahuan tentang penyakit diare maka indikator yang digunakan meliputi

pengertian diare, penyebab diare, gejala atau tanda-tanda penyakit, bagaimana

cara pengobatan atau kemana mencari pengobatan, bagaimana cara penularannya,

bagaimana cara pencegahannya termasuk imunisasi yang berkaitan dengan

penyakit tersebut.

2.2.4 Cara Mencari Pengetahuan

Ada berbagai cara untuk mencari atau memperoleh kebenaran pengetahuan

sepanjang sejarah yang dikelompokkan sebagai berikut :

1. Cara Tradisional

Untuk memperoleh pengetahuan, cara kuno atau tradisional dipakai orang

memperoleh kebenaran pengetahuan sebelum ditemukannya metode ilmiah untuk

metode penemuan secara sistematik dan logis (Notoadmodjo, 2003).

a. Cara Coba-Salah (trial and error)

Cara ini dipakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan mungkin sebelum

adanya peradaban. Pada seseorang yang menghadapi persoalan, maka upaya

pemecahannya dilakukan dengan coba-coba saja. Bahkan sekarang ini metode

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Diare Definisi Diare. BAB II.pdf · malabsorbsi, alergi terhadap makanan/minuman, keracunan, imunodefisiensi, dan keadaan psikologis (cemas, rasa

15

coba-coba masih sering dipergunakan terutama oleh mereka yang belum atau

tidak mengetahui cara memecahkan masalah (Notoatmodjo, 2003).

b. Cara Kekuasaan atau Otoritas

Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaan-kebiasaan dan

tradisi yang dilakukan oleh orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan

tersebut baik atau tidak. Kebiasaan ini biasanya diwariskan turun-temurun dari

generasi berikutnya. Dimana pengetahuan, diperoleh berdasarkan otoritas atau

kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, otoritas

ilmu pengetahuan (Notoatmodjo, 2003)

c. Berdasarkan Pengalaman Pribadi

Pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh

pengetahuan. Namun perlu diperhatikan bahwa tidak semua pengalaman pribadi

dapat menuntun seseorang untuk menarik kesimpulan dengan benar maka

diperlukan berpikir kritis dan logis (Notoatmodjo, 2003).

d. Melalui Jalan Pikiran

Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara berpikir manusia

pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu menggunakan penalarannya

dalam memperoleh pengetahuannya. Dengan kata lain dalam memperoleh

kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikirannya, baik

melalui induksi dan deduksi (Notoatmodjo, 2003).

2. Cara Modern Dalam Memperoleh Pengetahuan

Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau metodologi penelitian. Cara ini

mula-mula mengadakan pengamatan langsung terhadap gejala-gejala alam atau

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Diare Definisi Diare. BAB II.pdf · malabsorbsi, alergi terhadap makanan/minuman, keracunan, imunodefisiensi, dan keadaan psikologis (cemas, rasa

16

kemasyarakatan kemudian hasil pengamatannya tersebut dikumpulkan dan

diklarisifikasikan dan akhirnya diambil kesimpulan umum (Notoatmodjo, 2003).

Sebagian masyarakat masih ada yang beranggapan bahwa penyakit diare banyak

disebabkan karena bertambahnya kepandaian anak, salah makan, masuk angin.

Hal ini dikarenakan ketidaktahuan masyarakat yang disebabkan kurangnya

mendapat informasi atau tidak mengetahui tentang penyebab terjadinya diare.

2.3 Pendidikan Kesehatan

2.3.1 Definisi

Promosi kesehatan adalah proses pemberdayaan masyarakat untuk memelihara,

meningkatkan dan melindungi kesehatannya lebih luas dari pendidikan atau

penyuluhan kesehatan. Promosi kesehatan meliputi pendidikan/penyuluhan

kesehatan, dan di pihak lain pendidikan/penyuluhan kesehatan merupakan bagian

penting dari promosi kesehatan.

Pendidikan kesehatan ialah suatu upaya atau kegiatan untuk menciptakan perilaku

masyarakat yang kondusif untuk kesehatan. Artinya pendidikan kesehatan

berupaya agar masyarakat menyadari atau mengetahui bagaimana acara

memelihara kesehatan mereka, bagaimana menghindari atau mencegah hal-hal

yang merugikan kesehatan mereka dan kesehatan orang lain, kemana seharusnya

mencari pengobatan bilamana sakit (Notoatmodjo, 2012).

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Diare Definisi Diare. BAB II.pdf · malabsorbsi, alergi terhadap makanan/minuman, keracunan, imunodefisiensi, dan keadaan psikologis (cemas, rasa

17

2.3.2 Tujuan pendidikan kesehatan

Pendidikan kesehatan bertujuan untuk mengubah perilaku individu atau

masyarakat dari perilaku yang tidak sehat menjadi sehat (WHO, 1992). Pada

dasarnya pendidikan kesehatan merupakan proses belajar mengajar, proses

penyampaian pengetahuan tentang kesehatan kepada sasaran, dengan pengetahuan

yang dimiliki diharapkan akan terbentuk sikap dan perilaku kesehatan pada

sasaran. Menurut Notoatmodjo (2012) tujuan dari pendidikan kesehatan adalah

untuk mencapai tiga hal, yaitu:

1. Peningkatan pengetahuan atau sikap masyarakat

2. Peningkatan perilaku kesehatan masyarakat

3. Peningkatan status kesehatan masyarakat

2.3.3 Media pendidikan kesehatan

1. Definisi Media

Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari medium yang secara

harafiah berarti perantara atau pengantar (Kholid, 2012). Menurut Schramm

(dalam Kholid, 2012), media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang

dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.

2. Fungsi Media

Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya dalam

bidang pendidikan, saat ini penggunaan alat bantu atau media pembelajaran

menjadi semakin luas dan interaktif seperti adanya komputer dan internet. Media

atau alat peraga dalam pendidikan kesehatan dapat diartikan sebagai alat bantu

untuk promosi kesehatan yang dapat dilihat, didengar, diraba, dirasa dan dicium,

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Diare Definisi Diare. BAB II.pdf · malabsorbsi, alergi terhadap makanan/minuman, keracunan, imunodefisiensi, dan keadaan psikologis (cemas, rasa

18

untuk memperlancar komunikasi dan penyebarluasan informasi. Menurut Kholid

(2012), fungsi media diantaranya adalah:

a. Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang promosi. Banyak hal

yang tidak mungkin dialami secara langsung di dalam promosi oleh para

audience tentang suatu objek, melalui penggunaan media yang tepat, maka

semua objek itu dapat disajikan kepada audience.

b. Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara

audience dengan lingkungannya.

c. Media menghasilkan keseragaman pengamatan.

d. Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkret, dan realistis.

e. Media dapat membangkitkan keinginan dan minat baru.

f. Media membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar.

g. Media memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari yang konkret

sampai dengan abstrak.

3. Jenis media pendidikan

Media atau alat bantu juga sering disebut alat peraga, yang disusun berdasarkan

prinsip bahwa pengetahuan yang ada pada setiap manusia diterima atau ditangkap

melalui panca indera. Semakin banyak indera yang digunakan untuk menerima

sesuatu maka semakin banyak dan semakin jelas pula pengertian/pengetahuan

yang diperoleh. Pada garis besarnya ada tiga macam alat bantu (alat peraga) atau

media yaitu:

a. Alat bantu lihat (visual aids) yang berguna dalam membantu menstimulasi

indera mata (penglihatan) pada waktu terjadinya proses penerimaan pesan.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Diare Definisi Diare. BAB II.pdf · malabsorbsi, alergi terhadap makanan/minuman, keracunan, imunodefisiensi, dan keadaan psikologis (cemas, rasa

19

Alat ini ada dua bentuk yaitu yang diproyeksikan, contohnya slide, dan alat

yang tidak diproyeksikan seperti gambar dan bagan.

b. Alat bantu dengar (audio aids), yaitu alat yang dapat membantu untuk

menstimulasikan indera pendengar pada waktu proses penyampaian bahan

pendidikan/pengajaran. Misalnya radio, dan kepingan Compact Disc (CD).

c. Alat bantu lihat-dengar, seperti televisi, video cassete dan DVD. Alat-alat

bantu pendidikan ini lebih dikenal dengan Audio Visual Aids (AVA).

d. Multi media, salah satu contohnya adalah media power point. Power point

merupakan program aplikasi presentasi yang popular dan paling banyak

digunakan saat ini untuk berbagai kepentingan presentasi, baik pembelajaran,

presentasi produk, meeting, seminar dan lokakarya. Melalui media potensi

siswa peserta didik dapat diakomodasi sehingga kadar hasil belajar akan

meningkat. Salah satu media yang diunggulkan mampu meningkatkan hasil

belajar ialah bersifat multimedia yaitu gabungan dari berbagai unsur media

seperti teks, gambar, animasi dan video (Susilana, 2009). Kelebihan

multimedia diantaranya :

1) Informasi/materi pengajaran melalui teks mudah diingat dengan baik jika

disertai gambar. Sistem kognitif manusia terdiri dari dua subsistem yaitu

visual dan dan verbal, jadi dengan adanya gambar dalam teks dapat

meningkatkan memori oleh karena adanya dual coding dalam memori.

2) Bagian penting dari multimedia adalah animasi yang dapat digunakan untuk

menarik perhatian peserta didik. Menurut penelitian, peserta didik yang

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Diare Definisi Diare. BAB II.pdf · malabsorbsi, alergi terhadap makanan/minuman, keracunan, imunodefisiensi, dan keadaan psikologis (cemas, rasa

20

memliki latar belakang pendidikan rendah cenderung memerlukan bantuan

salah satunya animasi untuk menangkap konsep materi yang disampaikan

(Reiber, 1994 dalam Susilana 2009).

Menurut penelitian para ahli, indera yang paling banyak menyalurkan

pengetahuan ke dalam otak adalah mata. Kurang lebih 75% sampai 87%

pengetahuan manusia diperoleh melalui mata. Sedangkan 13% sampai 25%

lainnya tersalur melalui indera yang lain. (Notoatmodjo, 2012).

4. Metode pendidikan kesehatan

Metode atau teknik pendidikan kesehatan suatu kombinasi antara cara-cara atau

metode dan alat bantu atau media yang digunakan dalam setiap pelaksanaan

pendidikan kesehatan. Pada garis besarnya hanya ada dua metode dalam

pendidikan kesehatan, yaitu:

a. One way method

Menitikberatkan pendidik yang aktif, sedangkan pihak sasaran tidak diberi

kesempatan untk aktif. Yang termasuk metode ini adalah ceramah, siaran radio,

pemutaran film, selebaran dan pameran.

b. Two way method

Pada metode ini terjadi terjadi komunikasi dua arah antara pendidik dan sasaran.

Yang termasuk dalam metode ini adalah wawancara, demonstrasi, wawancara,

simulasi, curah pendapat, bermain peran dan tanya jawab.

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Diare Definisi Diare. BAB II.pdf · malabsorbsi, alergi terhadap makanan/minuman, keracunan, imunodefisiensi, dan keadaan psikologis (cemas, rasa

21

2.3.4 Peran perawat dalam pendidikan kesehatan

Pendidikan kesehatan merupakan satu bentuk tindakan mandiri keperawatan

untuk membantu klien baik individu, kelompok maupun masyarakat dalam

mengatasi masalah kesehatannya melalui kegiatan pembelajaran, yang di

dalamnya perawat berperan sebagai perawat pendidik (Suliha, 2002 dalam

Sulisnadewi 2011). Peran perawat sebagai pendidik sangat strategis dilaksanakan

pada saat pasien sedang di rumah sakit (DPP PPNI, 2005).

Peran perawat yang dimaksud yaitu membantu pasien meningkatkan

kesehatannya melalui pemberian pengetahuan yang terkait dengan keperawatan,

dan tindakan medik yang diterima sehingga klien dapat menerima langsung

tanggung jawab terhadap hal-hal yang diketahuinya. Dengan peran tersebut

perawat mempunyai tanggung jawab dalam pendidikan kesehatan adalah

memberikan informasi yang diperlukan pasien, mengklarifikasi informasi dari

dokter dan mungkin menjadi sumber utama dalam mengatasi masalah kesehatan

(Kruger, 1991 dalam Potter&Perry, 2009). Menurut Hartini (2008), peran perawat

dalam pendidikan kesehatan terhadap ibu yang anaknya menderita diare adalah:

1. Memberikan pengertian tentang diare dan tanda yang muncul pada diare.

2. Memberikan pengertian tentang tatalaksana perawatan diare dalam hal

pemberian cairan rehidrasi, pemberian makanan dan rujukan yang harus

segera dilakukan keluarga.

3. Pencegahan diare yaitu dengan upaya mencegah penyebaran kuman pathogen

yang dapat disebarkan melalui jalan orofekal seperti air, makanan dan tangan

yang tercemar.