1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Nusa Tenggara Timur (NTT) adalah salah satu provinsi yang terletak di
Indonesia Timur. Salah satu obyek wisata yang terkenal sampai mancanegara di
provinsi ini adalah Taman Nasional Komodo (TNK) dengan atraksi utama
Komodo (Varanus Komodoensis atau Ora dalam Bahasa Manggarai). Taman
Nasional Komodo (TNK) terletak di Kabupaten Manggarai Barat yaitu sebuah
kabupaten yang terletak di bagian barat Pulau Flores, dengan ibukota Kabupaten
Labuan Bajo.
Kawasan Manggarai Barat mempunyai potensi wisata alam yang besar dan
beraneka ragam. Secara umum obyek wisata yang ada di Kabupaten Manggarai
Barat dikelompokan menjadi tiga bagian yaitu Wisata Taman Nasional Komodo,
Wisata Bahari dan Wisata Alam Budaya. Namun pada saat ini andalan atraksi
wisata Manggarai Barat adalah satwa Komodo (Varanus Komodoensis) yang
terletak di kawasan Taman Nasional Komodo (TNK). Taman Nasional Komodo
merupakan obyek wisata yang dapat menarik pengunjung pada tahun 2013
(Januari-Agustus) sebesar 41.828 orang, dengan rata-rata wisatawan mancanegara
35.862 orang dan wisatawan nusantara 5.966 orang (Balai Taman Nasional
Komodo, 2013)
Kawasan Taman Nasional Komodo merupakan habitat satwa Komodo
(Varanus Komodoensis), yaitu reptilia purba yang tersisa di bumi ini. Kondisi
2
alamnya demikian unik. Padang savana yang luas yang ditumbuhi pohon lontar
(Borassus flabellifer), sumber air yang terbatas dan suhu yang cukup panas
menjadikan kawasan ini sangat unik, sunyi, keras, dan eksotis. Taman Nasional
Komodo telah menarik perhatian dunia, tidak hanya karena sebagai tempat tinggal
bagi kadal terbesar di dunia, Komodo, tetapi juga karena keanekaragaman lautnya
yang luar biasa kaya dengan terumbu karang, dan perairan terbuka yang
mengelilinginya.
Pulau Komodo adalah salah satu pulau di dalam kawasan Taman Nasional
Komodo (TNK) yang menjadi daerah tujuan wisata yang diminati oleh
wisatawan. Jumlah wisatawan yang berkunjung ke Loh Liang Pulau Komodo
menurut data Balai Taman Nasional Komodo (Januari-Agustus 2013) adalah
14.378 orang, data tahun 2012 menyebutkan jumlah wisatawan yang berkunjung
di Pulau Komodo (Februari-November) adalah 10880 orang. Peningkatan jumlah
wisatawan di Kawasan Taman Nasional Komodo dan pembentukan Desa Wisata
Komodo pada bulan Mei 2013 diharapkan menjadi salah satu daya tarik baru di
wilayah Taman Nasional Komodo yang dapat membawa pengaruh positif bagi
perekonomian masyarakat khususnya masyarakat Desa Wisata Komodo.
Labuan Bajo adalah salah satu pintu gerbang bagi wisatawan untuk
memasuki kawasan Taman Nasional Komodo. Labuan Bajo merupakan daerah
pesisir yang sedang berkembang dan memiliki potensi pariwisata alam yang tidak
kalah mengagumkan. Pantai di pesisir Labuan Bajo merupakan daerah yang
sangat sesuai untuk wisata alam, contohnya Pantai Pede. Pantai ini mempunyai
keunikan, selain panorama yang indah dengan pasir putihnya, juga bisa dinikmati
3
keindahan pemandangan saat matahari terbenam. Perairan pantai ini juga sangat
tenang dan bening sehingga pantai ini sangat digemari oleh masyarakat setempat
maupun dari kota lain di sekitar Kabapaten Manggarai Barat untuk menghabiskan
akhir pekan. Pantai Pede memiliki letak geografis yang sangat dekat dengan pusat
kota Labuan Bajo, sehingga dikhawatirkan kondisinya rentan terhadap perubahan
atau kemerosoton kualitas lingkungan yang terjadi di perairan dan di daratan,
maka penetapan untuk aktivitas wisata haruslah hati-hati. Aktivitas wisatawan dan
pembangunan yang berlebihan akan menyebabkan terjadinya ancaman terhadap
kualitas lingkungan di sekitar wilayah pantai.
Rencana pembangunan di sekitar wilayah Pantai Pede diharapkan tetap
memperhatikan kepentingan dari masyarakat Labuan Bajo yang pada saat ini
membutuhkan tempat untuk berwisata. Komitmen pemerintah untuk menjadikan
pariwisata sebagai salah satu sektor andalan pembangunan daerah juga harus
diikuti dengan upaya pemberdayaan masyarakat sehingga mengurangi konflik
antara masyarakat, pihak investor dan pemerintah. Pada dasarnya konflik akan
timbul akibat pengembangan pariwisata yang tidak mengakomodir pemberdayaan
dan kesejahteraan masyarakat lokal. Aksi protes dari masyarakat kemudian dapat
menghambat pengembangan dan perkembangan dari pariwisata di daerah tersebut.
Komponen yang terkait dalam kepariwisataan yaitu pasar wisata dan
produk wisata. Penelitian ini berusaha menggambarkan pasar wisata yang ada di
wilayah Labuan Bajo-Taman Nasional Komodo. Peningkatan jumlah wisatawan
berhubungan dengan motivasi kunjungan wisatawan dan ini merupakan hal yang
sangat mendasar dalam studi mengenai pariwisata. Persepsi, tingkat kepuasan dan
4
tingkat pengalaman berada di dalam komponen pasar wisata. Karena itu perlu
dikaji mengenai persepsi dan motivasi kunjungan serta kepuasan wisatawan agar
dapat mengetahui seberapa besar keinginan mereka untuk kembali ke wilayah
destinasi Labuan Bajo-Taman Nasional Komodo dan aspek apa saja yang perlu
dibenahi dalam rangka meningkatkan kualitas pariwisata di wilayah ini . Persepsi
dan motivasi kunjungan juga tentunya sangat diperlukan untuk mengetahui
perkembangan pariwisata di wilayah Labuan Bajo-Taman Nasional Komodo.
Selain itu produk wisata yang berhubungan dengan jenis atraksi pantai,
pemberdayaan masyarakat, kondisi ekonomi masyarakat serta lingkungan
Kondisi alamiah yang sangat beragam menggambarkan potensi pesisir
Labuan Bajo dan Pulau Komodo yang sangat menjanjikan untuk wisata minat
khusus dan wisata ekologis. Masyarakat Desa Wisata Komodo dan Labuan Bajo
yang memiliki hak akses pemanfaatan dan memiliki kesempatan yang baik untuk
menangkap peluang berkembangnya pariwisata di daerah ini. Keterlibatan
masyarakat secara langsung akan memungkinkan bagi masyarakat untuk
mendapatkan keuntungan ekonomi secara langsung. Dengan mendapatkan
pendapatan ekonomi secara langsung, akan tumbuh motivasi masyarakat untuk
ikut melestarikan sumber daya alam yang ada di sekitar mereka. Pemanfaatan
secara optimal dapat dilaksanakan apabila keragaman potensi sumber daya alam
didata dan dinilai lebih detail untuk mengetahui secara lebih jelas potensi yang
terkandung guna mendukung kegiatan pariwisata alam. Karena itu penulis
berusaha mengkaji potensi atraksi wisata dalam pengembangan pariwisata alam di
kawasan Pulau Komodo dan Labuan Bajo serta mengkaji persepsi dan partisipasi
5
masyarakat serta motivasi kunjungan wisatawan agar dapat diketahui manfaat
pariwisata secara langsung, sehingga dapat disusun rekomendasi pengembangan
berdasarkan hasil penilaian.
1.2 Permasalahan
Labuan Bajo dan Taman Nasional Komodo merupakan satu kesatuan
destinasi. Peningkatan jumlah pengunjung di Taman Nasional Komodo (TNK)
diharapkan akan berdampak positif bagi perkembangan pariwisata alam di Labuan
Bajo.
Beberapa permasalahan yang diduga dapat menyebabkan tidak adanya
penyebaran kunjungan wisatawan di Kabupaten Manggarai Barat dan terkadang
hanya terpusat di Wilayah Taman Nasional Komodo, sehingga mengakibatkan
minimnya jumlah wisatawan di Kabupaten Manggarai Barat khususnya pesisir
Labuan Bajo adalah kondisi infrastruktur serta fasilitas sarana dan prasarana yang
belum memadai, belum terbentuknya produk wisata dalam bentuk kemasan atau
paket wisata, kemampuan manusia yang semakin minim dan kurangnya promosi
serta kondisi pesisir dan pantai yang tidak terawat dengan baik.
Pantai Pede letaknya sangat dekat dengan pusat kota Labuan Bajo, dan di
sekitar pantai ini terdapat hotel-hotel mewah yang sering dijadikan tempat
penginapan oleh wisatawan yang ingin berkunjung ke wilayah Taman Nasional
Komodo dan juga ke wilayah lain di daratan Flores. Pantai ini memiliki potensi
yang sangat besar jika dikelola dan dimanfaatkan dengan baik, namun pada saat
ini kondisi sarana dan prasarana yang minim serta pantai yang belum terawat
6
dengan baik menyebabkan ketidaknyamanan pada wisatawan. Oleh karena itu
perlu dilakukan studi potensi atraksi pariwisata Pantai Pede yang ada di wilayah
pesisir Labuan Bajo dan analisis kondisi sekitar kawasan pantai, sehingga
diharapakan dapat menjadi rekomendasi untuk pengembangan selanjutnya.
Wilayah pesisir Labuan Bajo memiliki potensi wisata yang menjanjikan,
namun minimnya upaya untuk meningkatkan peran serta masyarakat di dalam
pembangunan melalui program pemberdayaan masyarakat dalam proses
perencanaan, pengelolaan dan distribusi hasil wisata mengakibatkan timbulnya
persoalan antara masyarakat dan pihak pemerintah. Karena itu perlu mencaritahu
persepsi dan partisipasi masyarakat pesisir Labuan Bajo dalam pengembangan
wilayah khusunya Pantai Pede, dan perlu diketahui motivasi kunjungan
wisatawan, sehingga diharapkan bisa dikelola dan dimanfaatkan untuk
peningkatan kesejahteraan masyarakat dan mampu menjamin kelestarian sumber
daya alam.
Penetapan Desa Wisata Komodo akan memberikan akses kepada semua
orang untuk dapat melihat, mengetahui dan menikmati atraksi alam dan budaya
dari masyarakat setempat mengingat meningkatnya kunjungan wisatawan ke
Pulau Komodo, dan hal ini tentunya secara langsung akan berpengaruh terhadap
sosial ekonomi dan budaya dari masyarakat. Pengembangan Desa Wisata
Komodo ini diharapakan tidak hanya menjadikan masyarakat sebagai konsumen
program yaitu melaksanakan semua program yang sudah dibuat oleh pengelola
tetapi juga keterlibatan masyarakat dalam perencananan, dan evaluasi kegiatan.
Oleh karena itu perlu dilakukan pengkajian partisipasi masyarakat meliputi
7
pemanfaatan peluang serta kontribusi tenaga dalam kaitan pembentukan Desa
Wisata Komodo.
Penelitian yang dilakukan oleh Asri (2010) menunjukan belum optimalnya
partisipasi masyarakat di Desa Komodo dalam berbagai kegiatan atau proyek
ekowisata di wilayah ini. Hasil Penelitian dari Frans Teguh (2012) juga seakan
mendukung hasil penelitian sebelumnya, yang menyatakan bahwa pembangunan
pariwisata daerah tercantum belum optimal dan diduga hal ini dipengaruhi oleh
proses perencanaan yang bersifat Top Down dan tidak partisipatif, begitupula
program sosialisasi pembangunan pariwisata daerah tercatat biasa saja.
Studi potensi wisatawan di Labuan Bajo-Taman Nasional Komodo
diharapkan dapat memberikan informasi persepsi dan motivasi kunjungan serta
seberapa besar minat wisatawan untuk berkunjung kembali dan motivasi mereka
untuk mengunjungi daerah lain yang berada di Manggarai Barat. Hal ini tentunya
mendukung kegiatan pemerintah Kabupaten Manggarai Barat yang meluncurkan
Brand name baru “West Flores : Komodo and so much more guna
memperkenalkan potensi wisata lain yang ada di Manggarai Barat.
Studi potensi wisatawan dan partisipasi masyarakat secara umum juga
sangat menentukan dalam pengembangan Taman Nasional agar tidak terlepas dari
nilai-nilai budaya masyarakat setempat dan terjadi penurunan kualitas lingkungan.
Kelangsungan sumber daya alam kini dan masa yang akan datang tidak akan
terjadi jika masyarakat atau penduduk setempat merasa diabaikan, atau hanya
dimanfaatkan, serta merasa terancam oleh kegiatan pariwisata di daerah mereka.
8
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan di atas maka diperoleh beberapa rumusan masalah
yang hendak dikaji dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut :
a. Apa dan bagaimanakah potensi atraksi wisata di kawasan kota Labuan
Bajo dan Pulau Komodo?
b. Bagaimana persepsi dan motivasi wisatawan yang berkunjung di kawasan
kota Labuan Bajo dan Pulau Komodo?
c. Bagaimana persepsi dan partisipasi masyarakat terhadap pengelolaan
wisata Pantai Pede di Labuan Bajo dan pengembangan Desa Wisata di
Pulau Komodo?
1.4 Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan beberapa tujuan yang dijelaskan
sebagai berikut :
a. Mengetahui potensi atraksi wisata di kawasan kota Labuan Bajo dan Pulau
Komodo.
b. Mengetahui persepsi dan motivasi wisatawan yang berkunjung di kawasan
kota Labuan Bajo dan Pulau Komodo.
c. Mengetahui persepsi dan partisipasi masyarakat terhadap pengelolaan
wisata Pantai Pede di Labuan Bajo dan pengembangan Desa Wisata di
Pulau Komodo
9
1.5 Manfaat penelitian
Penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat dan masukan bagi :
a. Pemerintah setempat agar dapat mengetahui potensi atraksi wisata alam
wilayah Labuan Bajo dan Pulau Komodo serta dapat merumuskan
kebijakan pengembangan pariwisata yang lebih efektif guna mendorong
pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja dan pelestarian
lingkungan.
b. Masyarakat lokal dalam memahami peran serta partisipasi mereka dalam
pengembangan wisata di wilayah kepesisiran.
c. Para penyelenggara jasa wisata atau sektor wisata sehingga dapat
memperoleh gambaran mengenai peluang dan prospek industri wisata di
wilayah pesisir Labuan Bajo dan Pulau Komodo.
d. Masyarakat umum dapat mengetahui informasi mengenai potensi wilayah
pesisir Labuan Bajo dan Pulau Komodo serta mengetahui peranan mereka
dalam pengembangan wilayah kepesisiran.
e. Memberikan gambaran kepada akademisi lain yang ingin melaksanakan
penelitian di wilayah Taman Nasional Komodo maupun daerah di
sekitarnya. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan untuk pelaksanaan
penelitian selanjutnya di wilayah ini.
10
Kerangka Pemikiran
Permasalahan :
- Belum optimalnya Potensi atraksi wisata di kawasan Labuan Bajo dan Pulau Komodo- Belum diketahui persepsi dan motivasi wisatawan yang berkunjung di Labuan Bajo-
Pulau Komodo- Belum diketahui keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan wisata alam pantai di
Labuan Bajo dan pengembangan Desa Wisata di Pulau Komodo.
Desa Wisata Komodo Pantai Pede
Analisis
ODTW Pesisir
Konsep Pengembangan Masyarakat Pesisir Pantai Pede dan PulauKomodo Berlandaskan Potensi Atraksi, Persepsi dan Partisipasi
Atraksi & kondisi kawasan, persepsi &partisipasi masyarakat, motivasi & persepsi
wisatawan,
Potensi Atraksi Kondisi Kawasan Masyarakat & wisatawan
- Keunikan dankeindahan
- Keutuhan danKeaslian
- Kondisi kawasan sekitarobyek penelitian
- Sarana dan prasaranapenunjang di kawasanpesisir
- Akomodasi- Aksesibilitas
- Partisipasi masyarakat- Persepsi masyarakat- Geografis, psikografi,
Sosio-demografi, &Persepsi wisatawan
- Fasilitas pariwisata- Rencana pengembangan- Informasi atraksi wisata
Pengelola kawasan
Penelitian :1. Pengumpulan data sekunder2. Pengumpulan data primer3. Pengamatan di lapangan
11
1.6 Keaslian Penelitian :
Beberapa penelitian yang dilakukan di wilayah Taman Nasional Komodo
terbatas pada partisipasi masyarakat serta pemberdayaan masyarakat. Penelitian
yang dilakukan merujuk pada kepariwisataan, yaitu yang berhubungan dengan
atraksi, motivasi wisatawan dan juga keterlibatan masyarakat dalam kegiatan
pariwisata. Berikut ini merupakan penelitian yang digunakan oleh peneliti sebagai
bahan perbandingan.
Tabel 1. Keaslian Penelitian
Nama, Tahun Judul Tujuan
AbdurahmanDjalal, 2012
Kajian Potensi Objek DayaTarik Wisata danPeningkatan Peran SertaMasyarakat dalam KonsepKepariwisataan BerbasisMasyarakat (CommunityBased Tourism) di pantaiDisa Kabupaten HalmaheraBarat
1. Mengetahui Potensi Obyek WisataAlam dan Daya tarik pantai wisataDisa
2. Mengkaji peran serta masyarakat dilokasi pantai wisata Disa untukpengembangan kepariwisataan alam
3. Merencanakan pengembanganpariwisata berbasis masyarakat(Community Based Tourism)
SulaimanArifuan,2011
Partisipasi masyarakatdalam pengelolaan TamanNasional Komodo dikabupaten Manggarai BaratProvinsi Nusa TenggaraTimur
1. Mengetahui partisipasi masyarakat didalam kawasan Taman NasionalKomodo dalam pengelolaan TNKpada tahap perencanaan danpelaksanaan program KonservasiTNK di Manggarai Barat
2. Mengetahu partisipasi masyarakat diluar kawasan Taman NasionalKomodo dalam pengelolaan TNKpada tahap perencanaan danpelaksanaan program KonservasiTNK di Manggarai Barat
3. Mengetahui faktor-faktor yangmempengaruhi partisipasimasyarakat dalam pengelolan TamanNasional Komodo di KabupatenManggarai Barat
12
Antonius Asri,2010
Pemberdayaan masyarakatkampung Komodo dalampengembangan ekowisatadi Loh Liang TamanNasional Komodo
1. Untuk mengidentifikasi danmenganalisis program-programpemberdayaan masyarakat yangdilakukan oleh pengelola (Timkolaborasi PT. Putri Naga Komododan Balai Taman Nasional Komodo)dalam pengembangan Ekowisata diLoh Liang Taman Nasional Komodo
2. Untuk mengidentifikasi danmenganalisis partisipasi keterlibatanmasyarakat Kampung Komododalam pengembangan ekowisata diTaman Nasional Komodo
Frans Teguh,2012
Kontribusi Lokalitasterhadap Tata kelolaDestinasi Pariwisata : Studinilai Etika, Estetika, danekonomi Lokal, di destinasipariwisata Komodo-LabuanBajo, Flores, NusaTenggara Timur
Menguji Penerapan paradigma Lintasilmu dengan basis fungsionlaismestruktural, lintas budaya dan ekonominormatif, yang relevan dengan fenomenalokalitas di Destinasi PariwisataKomodo-Labuan Bajo. Gambaranobjektif mengenai realitas lokalitasdalam tata kelola destinasi sebagaiberikut :
Menemukan unsur-unsur penerapandimensi nilai estetika, etika danekonomi lokal yang dimilikimasyarakat setempat
Menemukan nilai penerapanterinduksi yang direspon masyarakatsetempat
Menjelaskan besaran kontribusi nilailokal dan nilai terinduksi dalam tatakelola destinasi pariwisata
Menemukan model tata keloladestinasi pariwisata yangberkesinambungan dan berkelanjutan