Pelaksanaan Pekerjaan Bronjong
1
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Yang disebut “bronjong” ialah suatu hasil anyaman kawat atau bilah -bilah
bambu dibentuk balok, prisma atau silinder kemudian diisi dengan batu.
Bronjong sudah dipakai sudah lama, tercatat dalam sejarah bahwa bronjong
sudah dipakai bangsa Mesir untuk memperkuat tanggul di S Nil pada tahun
5000 SM, dan orang Cina membuat tanggul di S Yang Tze pada tahun 1000
SM, Orang Romawi sudah membuat Coffer Dam pata tahun 200 SM. Pada
zaman Yulius Caesar juga telah membuat kubu militer dengan menggunakan
bronjong.
Karena konstruksinya yang sederhana dan murah dengan bahan baku
sebagian besar ada dilokasi maka sering dipakai petani didaerah pedesaan
untuk membuat bendung irigasi sederhana. Konstruksi Bronjong paling banyak
dipergunakan untuk bangunan semi permanent, karena sifatnya yang tidak
kaku, maka sering digunakan dilokasi yang tanahnya belum satabil seperti
bendung irigasi, check dam, bangunan terjun, pelindung tebing sungai
maupun saluran irigasi, Krib Dinding penahan tanah, tembok jembatan
darurat, drainasi kaki tanggul, pondasi jalan.
Setelah melewati waktu yang cukup lama, sampai kondisi tanahnya benar-
benar sudah stabil, bangunan bronjong dapat ditingkatkan mejadi bangunan
permanen setelah melalui kajian teknis yang lebih mendalam.
Untuk memperoleh kwalitas bronjong yang baik, diperlukan pengawasan yang
tinggi terhadap factor-faktor yang mempengaruhinya seperti : pengadaan
kawat bronjong dan kawat pengikat, kwalitas anyaman, cara pengsian dan
kwalitas dan kwantitas batu isian serta ketrampilan pelaksana (tukang).
Untuk bronjong kawat buatan pabrik kwalitas bronjong biasanya sudah dibuat
standarisasi berdasarkan sertifikat SNI yang dikeluarkan oleh Departemen
Perindustrian sehingga yang perlu diperhatikan adalah bagaimana mengisi dan
menyusun bronjong dalam suatu ikatan yang kuat sesuai spesifikasi yang
ditentukan.
Pelaksanaan Pekerjaan Bronjong
2
2. Tujuan Pembelajaran Umum ( TPU )
Peserta pelatihan pengawas lapangan diharapkan mampu memahami
pelaksanaan pekerjaan Bronjong.
3. Tujuan Pembelajaran Khusus ( TPK )
Peserta pelatihan pengawas lapangan diharapkan mampu menjelaskan perihal
pemanfaatan sumber daya air, tahapan perencanaan pengelolaan sumber
daya air, pengumpulan dan pengolahan data ,komponen jaringan irigasi, tata
cara penggambaran dan spesifikasi tehnik
Pelaksanaan Pekerjaan Bronjong
3
BAB II
JENIS, BENTUK DAN SIFAT BRONJONG
2.1 Jenis bronjong berdasarkan bahan dan cara mebuatnyanya
Sesuai dengan bahan anyaman yang digunakan, pada umumnya hanya
terdapat 2 (dua) macam jenis bronjong yaitu :
- Bronjong bambu, yang dibuat dengan tenaga manusia dari bahan
bambu belah
- Bronjong kawat, yang dibuat dengan tenaga manusia atau mesin
dengan menggunakan bahan kawat.
2.2 Bentuk dan ukuran bronjong
2.2.1 Bronjong bambu berbetuk silinder
Ukuran bronjong banbu diameter 0.50 meter, panjang tergantung
ketersediaan bambu yang dipergunakan (antara 4 – 6 m).
2.2.2 Bronjong kawat biasanya berbentuk “silinder” dan kotak /balok
empat persegi atau berbentuk prismatis.
Ukuran yang lazim digunakan di Indonesia adalah sbb.:
o Bentuk silinder/guling
- Panjang maximum = 3.00 meter
- Garis tengah = 0.50 meter
Ukuran bronjong kawat yang berbentuk silinder dibuat dengan
maksud untuk memudahkan pengangkutan serta
meletakkannya pada kedudukan yang telah ditetapkan, dan
setelah diisi batu tidak akan banyak mengalami perubahan dari
bentuk semula.
Umumnya bronjong jenis ini dipasang dengan posisi berdiri.
o Bentuk prismatis/matras/kasur
Ukuran-ukuran yang lazim digunakan ialah :
- Panjang = 3.00 meter
- Lebar = 1.00 meter
Pelaksanaan Pekerjaan Bronjong
4
- Tebal = 0.50 meter
Ada kalanya dibuat dengan ukuran-ukuran khusus yang
disesuaikan dengan keperluannya. Karena sisinya berbentuk
datar maka sebelum diisi batu beronjong tersebut dapat dilipat
agar memudahkan dalam penyimpanan dan pengangkutannya.
2.3 Sifat-sifat bronjong
Bronjong yang merupakan suatu anyaman bambu atau kawat dan diisi batu,
mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
2.3.1 Tidak kaku
Bentuk bangunan bronjong mengikuti tanah dibawahnya sehingga
apabila terjadi penurunan atau penggeseran tanah dibawahnya,
konstruksi bronjong mudah menyesuaikan diri dengan perubahan
bentuk kedudukannya atau “fleksibel”.
2.3.2 Lolos air
Karena isi bronjong dibuat padat dan rapat diantara isian batu masih
terdapat rongga sehingga air masih bisa lolas.
2.3.3 Daya tahan terhadap gesekan kurang kuat
Tidak dapat menahan benturan-benturan atau gesekan-gesekan
benda-benda keras.
2.3.4 Diperlukan lapisan pelindung apabila dipergunakan didaerah pantai
atau yang kerkadar asam tinggi
Bronjong kawat yang tidak dilapisi dengan lapisan pelindung tidak
cocok untuk digunakan bagi pekerjaan-pekerjaan yang terletak di
daerah pantai yang mengandung garam karena akan cepat berkarat
dan anyamannya cepat rusak.
Untuk pekerjaan-pekerjaan di tepi laut, kawat bronjong harus diberi
“lapisan pelindung” berupa campuran aspal cair dengan pasir, atau
diberi isolasi plastic atau dari bahan galvanis tahan karat.
Pelaksanaan Pekerjaan Bronjong
5
Dengan adanya sifat-sifat bronjong tersebut diatas, maka suatu konstruksi
yang terbuat dari bronjong mempunyai ciri-ciri khusus sebagai berikut :
a. Tidak boleh kedap air
b. Konstruksi akan mudah berubah bentuk
c. Memerlukan pemeliharaan yang terus-menerus
d. Pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan dengan cepat
Pelaksanaan Pekerjaan Bronjong
6
BAB III
BAHAN DAN CARA MEMBUAT BRONJONG
3.1 Bronjong bambu
3.1.1 Bahan
a. Bambu yang belah menjadi 2,3 atau 4 menjadi bilahan bambu
yang mudah untuk dianyam
b. Sebaiknya dipilih bambu yang serat-seratnya padat dan liat
agar tidak mudah patah jika dibuat anyaman, yaitu disebut
sebagai “bambu tali”.
c. Jangan menggunakan bambu yang terlalu tua, karena akan
mudah patah; tetapi juga yang tidak terlalu muda; karena
bronjong akan cepat rusak.
3.1.2 Cara membuat
a. Supaya kuat dan mudah membuatnya, bronjong dari bambu
dibuat berbentuk silinder dengan ukuran garis tengah ± 50
sentimeter dan panjangnya tergantung dari panjang bilah-
bilah bambu yang akan digunakan yang penting hasil
anyaman tersebut mudah untuk diangkat ke tempat
kedudukan yang telah ditetapkan.
b. Cara anyamannya dilakukan sama seperti menganyam
“keranjang”, tetapi lubang anyaman harus dapat digeser-geser
karena pengisian batu ke dalam bronjong dilakukan melalui
lubang-lubang anyaman tersebut. (Gambar 1 a)
Pelaksanaan Pekerjaan Bronjong
7
3.2 Bronjong kawat
3.2.1 Bahan
o Kawat Bronjong,
o Kawat yang dilapisi galvanis untuk menghindari karat
o Kawat yang diberi lapisan plastic
Gb 1 a (atas) bronjong guling dari banmbu
Gb 1 b (bawah) bronjong guling dari kawat
3.2.2 Cara membuat bronjong kawat
a. Kawat bronjong dianyam berbentuk segi enam sama sisi
masing masing sisi berukuran 7,5 cm, jarak antara kedua
sisi yang berlawanan 13 Cm (lihat gambar 2), Biasanya
untuk bronjong yang dianyam dengan tenaga orang, untuk
membuat lubang dengan ukuran yang sama sukar dipenuhi
sehingga pengawas harus ketat pada saat mengawasi
penganyaman. Pangawasan juga perlu diperhatikan akan
Pelaksanaan Pekerjaan Bronjong
8
ukuran dan kwalitas kawat yang dipakai. Untuk bronjong
buatan pabrik, karena dibuat dengan mesin maka akan
dihasilkan bronjong dengan ukuran dan kwalitas seragam.
b. Setiap dua sisi yang sejajar harus saling berlilitan dengan
sisi lubang bronjong yang letaknya bersebelahan, dengan
jumlah lilitan antara 3 atau 4 (tergantung kekuatan yang
diharapkan) Jumlah atau banyaknya lilitan kawat pada tiap-
tiap lubang anyaman mempunyai pengaruh pula terhadap
kekuatan bronjong maupun terhadap biaya pekerjaan.
Gb 2
Anyaman bronjong (dg tenaga manusia)
Lubang berbentuk segi 6 sama sisi dengan 4 lilitan pada kedua sisi yangsejajar
c Membuat pola berbentuk bronjong
Untuk membuat bentuk dan ukuran bronjong yang
dikehendaki dibuat pola bronjong dengan bentuk yang sesuai:
prismatic, balok atau silindris
Pelaksanaan Pekerjaan Bronjong
9
Gambar 3 berikut adalah contoh pola bronjong ukuran 3 x 1
x 0,5 m3 terbuat dari kawat.
Kebutuhan rata-rata bahan kawat diameter 4 mm dengan
ukuran bronjong 3 x 1 X 0,50 adallah 27 Kg
Gb 3
Pola Bronjong Prismatik
Pelaksanaan Pekerjaan Bronjong
10
1) Pola bronjong berbentuk silinder
Ukuran panjang = 3.00 meter, garis tengah = 0.50 meter
(gambar 1 b)
Pada setiap jarak 1.00 meter panjang bronjong harus
diperkuat dengan “rusuk-rusuk” yang dibuat dari lilitan
kawat bronjong yang digunakan untuk membuat
anyaman.
Rusuk-rusuk tersebut dilingkarkan pada badan bronjong.
Lubang-lubang bronjong harus ditutup dengan lembaran
anyaman kawat yang sama, yang bentuk dan ukurannya
sama dengan lubang-lubang bronjong yang bersangkutan.
2) Pola Bronjong kawat berbentuk prisma
Untuk keperluan pekerjaan konstruksi, terdapat 2 (dua)
macam bronjong kawat yang berbentuk prisma yaitu:
a). Yang mempunyai ukuran-ukuran 3 x 1 x 0,50
Bronjong kawat yang mempunyai ukuran tersebut
diatas, adalah yang banyak dipakai dan digunakan
dalam pekerjaan konstruksi di Indonesia.
Untuk membuat sebuah bronjong kawat dengan
ukuran 3.00 meter x 1.00 meter x 0.50 meter,
diperlukan 27 (dua puluh tujuh) kg kawat bronjong
yang berdiameter 4 milimeter.
Dengan demikian maka untuk satu meter kubik
bronjong yang berbentuk prisma, diperlukan ± 18
(delapan belas) kg kawat bronjong yang
berdiameter 4 milimeter.
Dianjurkan untuk tidak membuat bronjong kawat
yang tebalnya kurang dari 0.50 meter, karena akan
kurang efisien.
Apabila hal ini harus dilakukan, maka disarankan
untuk menggunakan “pasangan batu kosong” yang
hasilnya akan lebih kuat dan lebih baik, jika
Pelaksanaan Pekerjaan Bronjong
11
dibandingkan dengan menggunakan lapisan
bronjong.
Digunakannya ukuran panjang bronjong = 3.00
meter dan lebar = 1.00 meter, maksudnya antara
lain ialah untuk memudahkan pengangkutannya.
Anyaman bronjong tersebut dapat dilipat sebelum
digunakan bagi suatu pelaksanaan pekerjaan.
b) Bronjong kawat berbentuk prisma dengan ukuran-
ukuran khusus
Untuk suatu pekerjaan tertentu adakalanya
diperlukan bronjong-bronjong yang telah ditetapkan
ukurannya.
Dalam hal ini untuk bronjong yang mempunyai
ukuran-ukuran lebar = 1.00 meter; tinggi = 1.00
meter; dan panjang = 3.00 meter; pada setiap jarak
1.00 meter. Panjang bronjong harus diberi sekat
pemisah yang dibuat dari anyaman kawat yang
sama seperti yang digunakan untuk membuat
bronjong.
Bingkai dari sekat-sekat pemisah tersebut berupa 2
(dua) batang kawat yang dirangkap. Bingkai-bingkai
tersebut juga akan berfungsi sebagai rusuk-rusuk
untuk memperkuat bronjong .
Cara-cara membuat anyaman bronjong dengan
ukuran-ukuran khusus tersebut dilakukan sama
seperti untuk membuat bronjong matras; hanya
ukuran-ukuran yang berbeda.
3.2.3 Bronjong kawat buatan pabrik
Untuk pekerjaan-pekerjaan yang letaknya tidak terlalu terpencil
serta dapat dicapai dengan kendaraan besar, dan jumlah
Pelaksanaan Pekerjaan Bronjong
12
bronjong yang diperlukan cukup banyak, pengadaannya
bronjong akan lebih mudah apabila memesan bronjong siap
pakai kepabrik pembuat kawat bronjong.
Jika dibandingkan dengan bronjong kawat yang dibuat sendiri,
maka bronjong kawat yang dibuat di pabrik akan lebih kuat,
lebih rapi, baik bentuk maupun cara menganyam karena dibuat
dengan mesin.
Terutama apabila bronjong yang diperlukan harus diberi lapisan
pelindung karet, hasil anyaman yang dilakukan di pabrik akan
lebih sempurna pembuatannya karena kawat dan bronjong
akan diberi lapisan yang dibuat dari plastik.
Bronjong buatan pabrik pada umumnya berbentuk prismatis,
dan mempunyai standar ukuran sendiri sendiri.
Untuk pekerjaan konstruksi yang akan menggunakan bronjong
buatan pabrik, bentuk dan ukurannya harus disesuaikan
dengan standar ukuran pabrik pembuatannya. Biasanya
harganya akan lebih mahal dibanding bronjong dengan ukuran
standard
Jika dibandingkan dengan bronjong yang dibuat sendiri, maka
harga bronjong buatan pabrik akan sedikit lebih mahal.
3.4 Cara Pengisian Bronjong
3.4.1 Isi Bronjong
a Batu yang diperbolehkan.
o Untuk mengisi bronjong digunakan batu kali, baru belah
atau batu gunung yang terdiri atas bermacam-macam
ukuran dan ukuran yang paling besar ialah ± 30 cm.
o Digunakannya batu-batu yang berukuran ± 30 cm tersebut
dimaksudkan untuk memudahkan mengangkatnya,
terutama jika pelaksanaannya akan dilakukan oleh tenaga-
tenaga manusia.
Pelaksanaan Pekerjaan Bronjong
13
o Batu-batu dengan ukuran yang lebih kecil digunakan untuk
mengisi rongga-rongga yang terdapat diantara sela-sela
timbunan batu.
o Didaerah-daerah yang sulit memperoleh batu, maka tidak
dibenarkan “sengaja” membuat isi bronjong dengan
membuat briket-briket beton, batu bata dan sebagainya,
karena harga pekerjaan bronjong akan menjadi terlalu
mahal.
b Batu yang tidak boleh dipergunakan
o Tidak dibenarkan menggunakan batu-batu karang yang
diambil dari laut untuk mengisi bronjong-bronjong; karena
disamping mudah menimbulkan terjadinya karat pada
kawat-kawat bronjong juga akan merusak kelestarian
lingkungan.
o Untuk mengisi bronjong hendaknya tidak menggunakan
batu-batu yang berisi tajam, karena batu yang berisi
tajam akan dapat merusak anyaman kawat bronjong.
3.4.2 Batu pengisi pada sisi – sisi bronjong
a Pada bagian-bagian sisi bronjong agar digunakan batu-batu
pengisi yang mempunyai bidang datar, dan ukurannya
harus lebih besar dari pada ukuran lubang-lubang anyaman.
b Dengan menggunakan batu-batu yang berbidang datar,
disamping untuk menutup lubang-lubang anyaman juga
dimaksudkan sisi-sisi bronjong mempunyai permukaan yang
rata.
3.4.3 Cara mengisi
a Alat yang digunakan
Pengisian batu kedalam bronjong dapat dilakukan dengan
menggunakan alat atau dengan tenaga manusia
Pelaksanaan Pekerjaan Bronjong
14
b Hal yang perlu diperhatikan
Anyaman bronjong tidak rusak pada waktu dilakukan
pengisian bronjong.
Isi bronjong harus padat sehingga bentuk bronjong
tidak cepat berubah.
Pengisian dilakukan secara berlapis, terdiri atas
bermacam-macam ukuran batu.
Pengisian batu untuk sisi-sisi bronjong sebaiknya
dilakukan oleh tenaga manusia, karena batu-batunya
harus dipilih yang mempunyai permukaan rata agar
anyaman bronjong dapat menempel pada permukaan
batu dan harus dapat menutup lubang-lubang anyaman.
Supaya sisi-sisi bronjong nampak rapi dan rata,
sebaiknya pengisian batu untuk bagian-bagian sisi
bronjong dilakukan oleh tukang batu, terutama pada
bagian-bagian yang akan selalu terlihat dari luar.
Bronjong harus padat, tetapi harus dapat mengalirkan
resapan air melalui sela-sela batu pengisi bronjong,
karena adanya aliran air yang melalui tubuh bronjong
akan ikut membantu stabilitas bangunan yang dibuat
dari bronjong.
Gb 4
Isian bronjong yang padat dan rapat
Pelaksanaan Pekerjaan Bronjong
16
BAB IV
PENGGUNAAN BRONJONG
4.1 Alasan Menggunakan Bronjong
4.1.1 Untuk penanggulangan keadaan darurat
Untuk pekerjaan-pekerjaan yang harus dapat dilaksanakan dalam
waktu yang sesingkat mungkin, antara lain sebagai usaha darurat
untuk mengatasi keadaan yang perlu ditanggulangi dengan segera.
4.1.2 Sifat bronjong yang fleksibel
Karena konstruksi bronjong bersifat fleksibel dan mudah
menyesuaikan diri apabila terjadi perubahan keadaan kedudukan
bangunan.
4.1.3 Cocok untk daerah terpencil
Dapat dimanfaatkan untuk usaha-usaha pembangunan di daerah-
daerah yang letaknya terpencil, meskipun masih bersifat darurat.
4.1.4 Bahan baku dan tenaga kerja tersedia didaerah
Bahan bronjong seperti batu mudah diperoleh didaerah, tenaga kerja
penganyam dan pemasangan bronjong relatip gampang diperoleh
dilokasi.
4.2 Keuntungan menggunakan bronjong
4.2.1 Pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan oleh tenaga-tenaga yang
tidak perlu mempunyai keterampilan khusus (un-skilled labour).
4.2.2 Hanya memerlukan “pengawasan” yang cermat dan terus menerus
selama pelaksanaan pekerjaan.
4.2.3 Penyelesaian pekerjaan dapat dilakukan dalam waktu yang relatif
singkat, terutama untuk mengatasi darurat.
Pelaksanaan Pekerjaan Bronjong
17
4.3 Kegunaan bronjong dibidang pengairan
4.3.1 Bendung irigasi
a. Bendung bronjong bambu
Bendung bronjong dapat berbentuk “bendung bronjong
sederhana atau “bendung sementara”.
Bendung bronjong sederhana, umumnya dibuat dari timbunan
bronjong bambu dan dibangun sendiri oleh para petani, untuk
keperluan Irigasi Desa yang luasnya hanya meliputi beberapa
hektar.
Karena dibuat secara sederhana, bendung-bendung bronjong
bambu tersebut akan rusak atau hanyut setiap kali datang
banjir,sehingga setiap tahun harus diperbaiki atau dibangun
kembali. Membangun bendung-bendung bronjong dari bambu
tersebut dilakukan oleh para petani yang telah menyadari
mengenai manfaat air Irigasi.
Gb 6
Bendung sederhana bronjong bambu
Pelaksanaan Pekerjaan Bronjong
18
b. Bendung bronjong matras
Untuk meningkatkan penghasilan para petani dan meringankan
beban mereka agar setiap tahun tidak harus memperbaiki atau
membangun bendung bronjong bambu baru, sambil menunggu
dapat dibangunnya bendung yang permanen, usaha yang
mudah dilakukan dan dapat segera berfungsi ialah dengan
membangun bendung semi permanent yang terbuat dari
bronjong kawat.
Walaupun merupakan suatu bangunan yang bersifat semi
permanen tetapi karena perencanaan dan pelaksanaan
bendung dilakukan secara teknis, maka air yang dapat disadap
oleh bendung tersebut akan dapat menjangkau daerah irigasi
yang lebih luas.
Sesuai dengan sifat-sifat bronjong yang tidak kedap air, maka
bendung-bendung bronjong hanya dapat menjamin air Irigasi
untuk tanaman di musim hujan, khususnya padi.
4.3.2 Checkdam (Dam penahan)
Bronjong juga digunakan untuk membuat checkdam yang berfungsi
untuk mempertahankan kedudukan lereng permukaan tanah
terhadap erosi permukaan (sheed erosion) dan menahan material
akibat letusan gunung.
4.3.3 Bangunan-bangunan penerjun
Untuk mengurangi kecepatan air disaluran irigasi pada tanah yang
kemiringannya tinggi (curam), dipakai bangunan terjun yang dapat
bersifat permanent (dengan pasangan batu) dan ada yang memakai
semi permanent dengan bronjong. Fungsi dari bangunan-bangunan
penerjun adalah mempertahankan kedudukan dasar saluran supaya
tidak tergerus oleh aliran air yang melewatinya.
Pelaksanaan Pekerjaan Bronjong
20
4.3.4 Pelindung tebing dan dasar saluran irigasi.
Untuk melindungi tebing saluran irigasi yang melintasi daerah-daerah
yang sifat tanahnya kurang stabil, dengan menggunakan lapisan
pelindung yang dibuat dari bronjong akan lebih menguntungkan
karena bronjong memiliki sifat-sifat yang fleksibel.
Gb 8
Pelindung dasar dan tebing saluran irigasi
4.3.5 Pelindung tebing sungai
Pengamanan tebing-tebing sungai terhadap pengikisan air, dapat
dilakukan dengan menggunakan bronjong guling atau bronjong
matras.
Bronjong guling dari bambu dengan cara “ditidurkan” digunakan
apabila air sungai tidak dalam (dangkal); bronjong guling dari kawat
dengan kedudukan berdiri akan digunakan jika dasar sungai agak
dalam dan airnya tidak pernah surut. Cara tersebut akan
memudahkan pelaksanaan pekerjaan.
Pengamanan tebing pada sungai-sungai besar seyogyanya digunakan
bronjong-bronjong matras. Meskipun hanya akan menggunakan
konstruksi bronjong, tetapi perencanaannya harus dilakukan secara
teknis.
Untuk menempatkan bronjong-bronjong matras di dasar sungai yang
cukup dalam dilakukan secara berhati-hati dengan bantuan alat
pengerek (katrol), agar dapat diletakkan pada kedudukan yang tepat.
Pelaksanaan Pekerjaan Bronjong
21
4.3.6 Krib dari bronjong
Gb 9 Krib Bronjong
Fungsi krib antara lain ialah untuk mengarahkan aliran arus air sesuai
dengan sifat-sifat bronjong yang fleksibel, meskipun akan terjadi
perubahan bentuk pada kedudukan krib. Bangunan tersebut masih
akan dapat tetap berfungsi.
Bronjong-bronjong kawat yang akan digunakan untuk membuat krib
untuk pengamanan pantai, harus diberi lapisan pelindung terhadap
Pelaksanaan Pekerjaan Bronjong
22
karat dengan cara melumurinya (coating) dengan aspal cair campur
pasir atau dibalut plastik (bronjong kawat buatan pabrik).
4.3.7 Dinding penahan tanah
Dinding penahan tanah yang dibuat dari bronjong tidak mudah retak
karena adanya tekanan di belakangnya. Terutama apabila tanah
yang harus ditahan cukup tinggi, dinding penahan tanah yang dibuat
dari konstruksi bronjong akan lebih menguntungkan.
4.3.8 Tembok pangkal jembatan darurat
Tembok pangkal jembatan yang dibuat dari bronjong tidak hanya
digunakan untuk mengatasi keadaan darurat, tetapi juga untuk
mengatasi masalah perhubungan di daerah-daerah yang terpencil
(pedalaman).
4.3.9 Tanggul kantong lahar
Dengan membuat tanggul dari timbunan bronjong, pengamanan
terhadap bahaya lahar untuk sementara akan dapat diatasi. Tanggul-
tanggul yang dibuat dari timbunan bronjong tersebut di kemudian
hari masih perlu diperkuat dan disempurnakan.
4.3.10 Toe drain / drainasi kaki tanggul atau bendungan
Dengan memasang bronjong-bronjong di ujung kaki bagian luar
tanggul atau bendungan, aliran resapan air yang terjadi di dalam
tubuh tanggul atau bendungan diarahkan melewati kaki tanggul yang
dipasanng bronjong sehingga tidak menyebabkan longsornya
bangunan.
4.3.11 Pasangan bronjong untuk pondasi jalan
Untuk mengatasi masalah pondasi jalan yang harus melintasi daerah
yang tanahnya lunak, salah satu cara yang dapat dilakukan ialah
dengan menempatkan lapisan bronjong sebagai pondasi jalan
Pelaksanaan Pekerjaan Bronjong
23
BAB V
PELAKSANAAN PEKERJAAN
5.1 Hal-hal yang perlu diperhatikan pelaksana
Karena baik atau buruknya hasil pelaksanaan pekerjaan bronjong akan banyak
ditentukan oleh kecermatan para pengawas dalam melaksanakan tugasnyan,
maka agar diperhatikan hal-hal berikut ini .
o Sebelum menetapkan bahwa bangunan yang direncanakan akan
menggunakan konstruksi bronjong, lebih dahulu perlu diketahui bahwa
batu untuk pengisi bronjong mudah diperoleh di sekitar lokasi pekerjaan.
o Gambar-gambar desain telah sesuai dengan keadaan lapangan.
o Bahan-bahan yang diperlukan bagi pelaksanaan pekerjaan telah cukup
tersedia terutama batu dan bronjong-bronjong agar tidak menghambat
pelaksanaan pekerjaan.
o Selama pelaksanaan pekerjaan, para pengawas harus selalu berada di
tempat pekerjaan untuk melakukan kewajibannya dan telah memahami
ketentuan-ketentuan mengenai pelaksanaan pekerjaan bronjong.
5.2 Cara Pelaksanaan
5.2.1 Bendung bronjong dari bambu
Untuk dapat mendapatkan air irigasi, untuk tanaman padi di
sawahnya, para petani membuat sendiri bendung-bendung bronjong
dari anyaman bambu.
Cara membuat bendung dilakukan berdasarkan kebiasaan petami
setempat; dan tinggi bendung tidak lebih dari 1,50 meter, atau 3
(tiga) lapis bronjong.
Agar bronjong-bronjong tersebut tidak terlepas, maka bronjong-
bronjong tersebut saling diikat antara satu dengan lainnya.
Pengisian batu kedalam bronjong dilakukan melalui lubang-lubang
anyaman dengan cara menggeser anyaman bronjong dan
dikembalikan kepada keadaan semula setelah bronjong terisi penuh.
Pelaksanaan Pekerjaan Bronjong
24
Agar isi bronjong dapat benar-benar padat, maka batu yang
digunakan untuk pengisi bronjong harus terdiri atas bermacam-
macam ukuran.
Dan untuk menambah banyaknya air yang dapat disadap, adakalanya
dibagian hulu bendung diberi timbunan baru.
5.2.2 Bendung “matras”
Bendung matras dibuat dari bronjong-bronjong yang berbentuk
prismatis yang disusun secara berlapis-lapis.
Yang perlu diperhatikan pada waktu membuat bendung matras
adalah sebagai berikut :
1) Tinggi bendung tidak boleh lebih dari 5 (lima) lapis, bendung
tersebut tidak ekonomis dan kurang efisien.
2) Untuk menghemat pemakaian bronjong, inti bendung cukup
diisi dengan batu-batu kosong yang terdiri atas bermacam-
macam ukuran .
3) Bronjong harus saling diikat agar tidak mudah lepas dan
pengisian batu ke dalam bronjong dilakukan lapis demi lapis.
4). Isi bronjong harus benar-benar padat, dan batu-batu yang
digunakan untuk mengisi bronjong harus terdiri atas
bermacam-macam ukuran agar tidak terdapat rongga-rongga
diantara sela-sela timbunan batu.
5). Tidak dibenarkan untuk memasukkan batu kedalam bronjong
melalui lubang-lubang anyaman, karena akan dapat merusak
anyaman sehingga akan mengurangi kekuatan bronjong.
6). Untuk menutup lubang-lubang anyaman harus
digunakan/dipilih batu-batu yang permukaannya rata (atau
sengaja diratakan), agar kawat-kawat anyaman bronjong dapat
menempel pada permukaan batu tersebut; dan ukuran batu
harus lebih besar dari pada ukuran lubang-lubang anyaman.
7). Bendung bronjong tidak boleh kedap air, tetapi untuk
mengurangi resapan air kedalam tubuh bendung dapat
disisipkan lapisan ijuk diantara sela-sela sambungan bronjong
Pelaksanaan Pekerjaan Bronjong
25
untuk menambah banyaknya air yang dapat disadap kedalam
saluran.
8). Pada sambungan bronjong untuk lantai olahan bendung harus
diberi ikatan yang berfungsi sebagai “engsel” .
Dengan adanya ikatan engsel tersebut, dimaksudkan apabila
terjadi pengikisan tanah dibawah lantai olahan, akibat dari
anyaman bronjong pada lantai olahan tidak akan berpengaruh
terhadap tubuh bendung.
9). Suatu bendung yang direncanakan dengan konstruksi bronjong,
hendaknya seluruh bangunan bendung juga dibuat dari
bronjong-bronjong kecuali untuk lubang intake yang harus
dilaksanakan dengan pasangan batu.
10). Tidak dibenarkan menggunakan tiang-tiang atau patok-patok
yang dipancangkan didalam bronjong dengan maksud agar
bronjong-bronjong tersebut tidak bergeser dari tempat
kedudukannya semula, karena :
Tiang-tiang atau patok-patok tersebut akan dapat merusak
kawat-kawat anyaman bronjong.
Apabila terjadi pergeseran tubuh bendung, berarti bahwa
bangunan tersebut belum memperoleh stabilitas yang
diperlukan.
Terjadinya pelapukan tiang-tiang atau patok-patok kayu yang
dipancangkan didalam bronjong, akan mengurangi isi bronjong
dan kepadatannya, sehingga akan mempengaruhi kekuatan
bendung.
11). Kedudukan bendung harus horisontal, dan dimusim kemarau
mercu bendung harus terletak diatas muka air agar mudah
diperhatikan apabila terdapat kerusakan-kerusakan pada
anyaman-anyaman bronjong.
Pelaksanaan Pekerjaan Bronjong
26
5.2.3 Checkdam dari bronjong
Untuk mempertahankan kedudukan lereng tanah atau kemiringan
dasar lembah sungai, juga dapat digunakan checkdam yang dibuat
dengan konstruksi bronjong.
Jika perlu dapat dibuat beberapa checkdam pada beberapa tempat.
Apabila checkdam cukup panjang, dapat diperkuat dengan pilar-pilar
disepanjang checkdam. Untu memperkuat check dam sering
diperkuat dengan memasang beberapa pilar.
5.2.4 Bangunan terjun pada saluran drainasi
Bangunan terjun atau penerjun dari bronjong tidak dapat digunakan
didaerah yang tanahnya banyak mengandung pasir (tanah berpasir).
Bangunan tersebut hanya akan digunakan pada saluran-saluran
pembuang (drainase) induk atau sekunder (Gambar 7).
5.2.5 Pelapis tebing dan dasar saluran
Konstruksi bronjong juga digunakan untuk melindungi tebing-tebing
dan dasar saluran yang tanahnya mudah terkikis air (Lihat gambar
8).
Supaya tidak terdapat rongga pada sambungan lapisan bronjong
tebing saluran dan dasar saluran, maka bagian yang kosong tersebut
harus diisi batu.
Untuk memperkuat kedudukan pasangan bronjong pada tebing
saluran, jika perlu pada kaki lapisan bronjong tersebut digunakan dua
lapis bronjong sebagai pondasi.
5.2.6 Pelindungan tebing sungai
Untuk melindungi tebing-tebing sungai terhadap pengikisan air dapat
digunakan bronjong guling (silindris), atau bronjong matras.
Pemilihan terhadap dua jenis bronjong tersebut ditentukan oleh
keadaan air sungai dan kedalaman dasar sungai.
Pelaksanaan Pekerjaan Bronjong
27
a Sungai yang dimusim kemarau tidak ada airnya.
1) Pemasangan bronjong pada tebing-tebing sungai yang
dimusim kemarau tidak ada airnya, pelaksanaannya akan
sangat mudah dan hasilnya akan nampak rapi
2) Untuk mencegah terjadinya pasangan bronjong yang
diakibatkan oleh terkikisnya dasar sungai, pada kaki
pasangan perlu ditambahkan satu lapis bronjong sebagai
pelindung.
3) Antara bronjong pelindung dengan kaki pasangan
bronjong di tebing sungai harus diberi ikatan engsel;
dengan maksud apabila terjadi pengikisan didasar sungai,
turunnya bronjong pelindung tidak akan berpengaruh
pada pasangan bronjong tebing.
4) Dan untuk mencegah masuknya butir-butir tanah tebing
kedalam pasangan bronjong. Diantara bronjong dengan
galian tanah harus diberi lapisan ijuk.
b Tebing sungai yang dalam dan airnya tidak pernah surut
Untuk mengatasi pengikisan terhadap tebing-tebing sungai
yang airnya tidak pernah surut, dapat dilakukan dengan 2 (dua)
cara:
1) Menggunakan bronjong guling
Untuk sungai yang kedalaman airnya kurang dari 3,00
meter, cara yang mudah dilakukan ialah dengan
menggunakan bronjong-bronjong guling yang dijejerkan
disepanjang tebing sungai
Hasil pekerjaan yang dilakukan dengan cara ini, biasanya
agak kurang rapi karena kedudukan bronjong didalam
sungai dimana bronjong-bronjong tersebut disandarkan.
Bronjong-bronjong tersebut harus saling terikat antara
satu dengan lainnya; dan pengisian batu dilakukan melalui
kepala bronjong
Pelaksanaan Pekerjaan Bronjong
28
Gb 10
Bronjong guling dipasang tegak untuk lokasi
pemasangan yang tidak pernah surut.
2) Menggunakan bronjong matras
Untuk pengaman tebing sungai yuang airnya cukup dalam
dan tidak dapat dijangkau oleh bronjong guling, dapat
digunakan bronjong matras yang diletakkan di atas rakit.
Penempatan bronjong-bronjong pada kedudukan yang
diinginkan dilakukan dengan menggunakan katrol atau
derek.
Pelaksanaan pekerjaan secara sederhana dapat dilihat
pada gambar 11 berikut
Bagian-bagian yang kosong dibelakang bronjong harus
diisi batu, yang juga akan menjadi tempat kedudukan
bronjong diatasnya
Pelaksanaan Pekerjaan Bronjong
29
Gb. 11
Pemasangan bronjong pada lokasi yang airnya
tidak pernah surut / selalu tergenang air
Gb 12
Bronjong matras dapat dipasang dengan mudah
apabila kondisi air rendah.
Pelaksanaan Pekerjaan Bronjong
30
5.2.7 Krib
Cara-cara pembuatan krib dari bronjong untuk mengarahkan arus
aliran air, dapat dilihat didalam.
Yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan pekerjaan krib dari
bronjong tersebut ialah pada sambungan perpanjangan bronjong
diujung kaki krib harus digunakan ikatan engsel dan puncak bronjong
harus terletak diatas muka air banjir. Gambar-gambar 13
menunjukkan salah satu cara menetapkan letak dan arah krib.
Bagian hulu krib harus masuk kedalam tebing sungai.
Gb 13
Menentukan arak Krib.
Gb 14Arah aliran berubah setelah dipasang Krib
Pelaksanaan Pekerjaan Bronjong
31
5.2.8 Dinding penahan tanah
a Konstruksi bronjong juga digunakan untuk membuat dinding
atau tembok penahan terhadap longsoran tanah .
b Tembok penahan tanah yang dibuat dari bronjong tidak mudah
patah, dan dapat berfungsi sebagai drain.
c Lapisan ijuk yang disisipkan dibelakang tembok, dimaksudkan
agar butir-butir tanah tidak masuk kedalam lapisan bronjong.
d Untuk menetapkan ukuran tembok penahan tanah yang dibuat
dari bronjong, digunakan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
e Jika tinggi tembok penahan tanah = 2/3 H, dan bagian bawah
yang tegak adalah 1/3 H.
Gb 15 Dinding penahan tanah
Pelaksanaan Pekerjaan Bronjong
32
5.2.9 Tembok pangkal jembatan dari konstruksi bronjong
Dalam keadaan darurat, konstruksi bronjong dapat dimanfaatkan
untuk membuat tembok-tembok pangkal jembatan-jembatan darurat
(lihat Gambar
Gb 16
Bronjong sebagai tembok pangkal jembatan
Susunan balok-balok kayu dibawah tembok pangkal yang harus
selalu terletak dibawah permukaan air adalah merupakan tempat
kedudukan tembok pangkal, sekaligus juga agar permukaan tembok-
Pelaksanaan Pekerjaan Bronjong
33
tembok pangkal jembatan tersebut mempunyai kedudukan yang
sama tingginya.
5.2.10 Konstruksi bronjong sebagai pondasi jalan
a Dalam merencanakan suatu lintasan (alignment) jalan, pada
umumnya dipilih medan yang sifat-sifat tanahnya cukup stabil
dan sesuai bagi suatu konstruksi jalan.
b Namun adakalanya bahwa pada beberapa bagian atau bagian-
bagian yang harus dilintasi harus melalui daerah-daerah yang
sifat-sifat tanahnya kurang sesuai bagi suatu konstruksi jalan,
dan tidak ada pilihan lain untuk menghindarkannya.
c Dalam keadaan demikian, terutama untuk mengatasi masalah
pondasi jalan; berdasarkan pertimbangan praktis dan ekonomis
tetapi secara ekonomis dapat dipertanggung jawabkan maka
salah satu cara yang dapat dilakukan ialah dengan cara
membuat pondasi jalan dari lapisan bronjong.
d Apabila tindakan tersebut harus dilakukan, maka pada waktu
melaksanakan pekerjaan bronjong diperlukan pengawasan-
pengawasan khusus dan lebih teliti.
Gb 17
Konstruksi bronjong sebagai pondasi jalan
Pelaksanaan Pekerjaan Bronjong
34
BAB VI.
PEMELIHARAAN BANGUNAN BRONJONG
6.1 Pemeliharaan Bangunan
Sebagai suatu bangunan semi permanen, kekuatan bangunan yang dibuat dari
bronjong terletak pada kwalitas bronjong yaitu kwalitas kawat, anyaman dan
isi bronjong.
Bangunan bronjong akan tahan lama dan selalu berfungsi dengan baik,
apabila pada waktu pembangunannya dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
spesifikasi yang telah ditetapkan, dan selalu dilakukan pengamatan,
pemeliharaan dan perawatan yang berkesinambungan terhadap bangunan
tersebut.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan perawatan dan
pemeliharaan bangunan-bangunan yang dibuat dari konstruksi bronjong
adalah sebagai berikut:
a. Pemeliharaan anyaman
Anyaman bronjong harus selalu diperiksa, dan apabila terdapat anyaman
yang putus atau rusak harus segera diperbaiki atau disulam dengan
anyaman baru.
Tindakan-tindakan tersebut terutama harus dilakukan terhadap
bangunan-bangunan bronjong yang terletak di sungai yang pada waktu
musim banjir membawa batang-batang kayu, rumpun-rumpun / batang-
batang bambu atau benda-benda lain yang dapat merusak anyaman-
anyaman bronjong.
Pemeriksaan dan perbaikan terhadap anyaman-anyaman bronjong
dilakukan pada setiap kali selesai datang banjir.
b. Isi bronjong
Isi bronjong yang berkurang harus segera ditambah agar bronjong dapat
tetap padat ;
Pelaksanaan Pekerjaan Bronjong
35
Gb 18
Contoh bronjong dengan isi batu tetap padat
Pemeriksaan dan perbaikan secara keseluruhan dilakukan pada saat
musim kemarau
c. Bangunan yang turun
Apabila terdapat pelendutan atau penurunan (settlement) bronjong pada
bagian-bagian tersebut, harus ditambahkan lapisan bronjong “baru” agar
kedudukan bangunan semakin mantap.
d. Tidak boleh memancang kayu kedalam bronjong.
Tidak dibenarkan memancang tonggak-tonggak kayu atau tonggak-
tonggak besi dan sebagainya, kedalam bronjong, dengan maksud agar
kedudukan bangunan bronjong tidak bergeser, karena tindakan tersebut
akan dapat merusak anyaman bronjong, disamping akan mengurangi
kepadatan bronjong apabila tonggak-tonggak dari kayu tersebut telah
lapuk ;
Untuk memudahkan perawatan dan pemeliharaanya, puncak atau mercu
bendung bronjong harus terletak diatas muka air rendah.
Pelaksanaan Pekerjaan Bronjong
36
e. Sebelum mendapatkan kedudukan yang mantap (stabilished), tidak
dibenarkan untuk melakukan usaha-usaha agar bendung bronjong
menjadi kedap air dengan maksud agar bendung tersebut dapat
mengempang air sebanyaknya.
f. Untuk keperluan perawatan dan perbaikan-perbaikan bangunan yang
dibuat dari bronjong-bronjong kawat, pada lokasi-lokasi bangunan yang
bersangkutan perlu tersedia kawat-kawat bronjong.
6.2 Peningkatan bangunan bronjong setelah kondisi stabil
Setelah menjalani kurun waktu yang agak lama dan memperoleh kedudukan
yang mantap, bangunan-bangunan yang semula dibuat dari bronjong dapat
ditingkatkan menjadi bangunan-bangunan permanen antara lain untuk :
- Tanggul-tanggul pengaman pantai
- Pengamanan tebing kolam waduk atau danau
- Bendung
Dan untuk mencegah terjadinya kerusakan-kerusakan anyaman kawat pada
permukaan bronjong, bangunan-bangunan bronjong tersebut, harus diberi
lapisan pelindung yang dibuat dari beton atau lapisan aspal.
Membuat lapisan pelindung pada bendung-bendung bronjong yang telah
dapat menggunakan pasangan batu.
Dengan adanya lapisan pelindung yang “menyelimuti” permukaan bangunan-
bangunan bronjong tersebut, bangunan yang dibuat dari konstruksi bronjong
akan menjadi bangunan yang kedap air.
Usaha-usaha untuk meningkatkan bangunan-bangunan yang dibuat dari
bronjong menjadi suatu bangunan permanent hanya dapat dilakukan dengan
melakukan pemeliharaan dan perawatan yang terus-menerus terhadap
bangunan-bangunan tersebut.