BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini telah berpengaruh
terhadap penggunaan alat-alat bantu mengajar di sekolah-sekolah dan lembaga-
lembaga lainnya. Bagi sekolah-sekolah yang sudah maju dan mampu, telah
mengunakan alat-alat tersebut sebagai alat bantu mengajar, sehingga pembelajaran
menjadi lebih efektif dan efisien.
Dengan kemajuan teknologi, perkembangan pendidikan di sekolah
semakin lama semakin mengalami perubahan dan mendorong berbagai usaha
perubahan. Pendidikan di sekolah-sekolah kita telah menunjukan perkembangan
pesat dalam bidang kurikulum, metodologi, peralatan dan penilaian. Begitu juga,
telah terjadi perubahan pada bidang administrasi, organisasi dan supervisi
pendidikan. Maka secara keseluruhan dapat di katakan bahwa perubahan yang
terjadi merupakan pembaharuan dalam sistem pendidikan yang menyangkut
semua aspek atau komponen yang ada.
Sekarang ini, pembelajaran di sekolah mulai di sesuaikan dengan
perkembangan teknologi informasi, sehingga terjadilah perubahan dan paradigma
pendidikan, adapun perkembangan di bidang teknologi dan informasi khususnya
internet. Program-program internet bukan hanya menampilkan data dan informasi
yang dapat digunakan dengan kecepatan tinggi, tetapi juga ilmu pengetahuan yang
dapat di akses secara cepat oleh pengunanya. Kemampuan, kecepatan,
kesempatan untuk mengolah, menganalisis data menjadi informasi yang kemudian
menjadi ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi semua. Pengunaan alat bantu
mengajar seperti Audio, Visual, Audio-Visual, harus di sesuiakan dengan tuntutan
kurikulum dengan materi, metode, dan tingkat kemampuan belajar siswa dan
guru.
Perkembangan teknologi informasi telah mempengaruhi berbagai jenis
media, sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran. Maka para guru diharapkan
dapat mengunakan alat-alat tersebut secara efektif dan efisien, baik yang di buat
sendiri oleh para pengajar, maupun alat-alat konvensional yang sudah tersedia dan
1
dimiliki sekolah, serta tidak menolak kemungkinan mengunakan alat-alat yang
sesuai dengan tuntutan perkembangan kemajuan teknologi pembelajaran seperti:
Ohp, Lcd, Cd, Vcd, Video, Komputer, Internet, Radio, Dvd, TV Film dalam
pembelajaran di kelas, dengan berbagai program pembelajaran yang dapat di
kembangkan sebagai sarana pembelajaran. Di indonesia, pada era tahun 2000an
lembaga pendidikan mulai mengembangkan pembelajaran berbasis e- learning
internet dan juga mengunakan radio dan televisi pendidikan guna memudahkan
pembelajaran.
1.2 Batasan Masalah
Pada saat proses belajar mengajar berlangsung guru banyak menemukan
masalah yang di hadapi terutama dari sikap siswa, adapun masalah yang sering di
timbulkan seorang siswa di dalam kelas adalah sebagai berikut:
1. 20% dari 30 siswa kelas 4 SD 211/IX Mendalo Darat, kurangnya kwalitas
proses belajar matematika materi perkalian.
2. 20% dari 30 siswa kelas 4 SD 211/IX Mendalo Darat, yang tidak pernah
mengerjakan tugas latihan maupun pr.
3. 20% dari 30 siswa kelas 4 SD 211/IX Mendalo Darat, yang suka makan
dalam kelas dan menganggu teman yang lain pada saat belajar.
1.3 Masalah
Adapun masalah yang sering muncul pada siswa disaat proses belajar
mengajar dilaksanakan adalah:
20% dari 30 siswa kelas 4 SD 211/IX Mendalo Darat, kurangnya kwalitas
proses belajar matematika materi perkalian.
Dengan ciri-cirinya:
1). Karena materi perkalian sangat sulit di pelajari, sehingga siswa kurang
memahami materi perkalian.
2). Daya serap berpikir (IQ) siswa berbeda-beda dalam menerima materi.
3). Siswa suka bermain di dalam kelas pada saat belajar.
4). Siswa jarang mengulang kembali pelajaran di rumah.
2
Adapun penyebabnya adalah :
1). Siswa kurang memperhatikan waktu guru persentase.
2). Kurangnya motivasi yang di berikan oleh guru kepada siswa.
3). Guru tidak menggunakan media ketika mengajar
Tindakan yang di ambil:
Guru harus menggunakan media pada pembelajaran
I.4 Rumusan Masalah
Bagaimana meningkatkan kwalitas proses belajar matematika siswa kelas
4 SDN NO 211/ IX Mendalo Darat materi perkalian dengan penggunaan media
pembelajaran?
I.5 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang paling utama yang saya dapatkan yaitu:
1) Cara belajar siswa di kelas maupun di rumah.
2) Keaktifan siswa dalam belajar apakah anak cenderum pasif dari pada aktif,
serta cara memotivasi siswa.
3). Guru harus mengunakan media belajar.
4). Pasilitas belajar sudah menunjang atau belum seperti lengkapnya buku dan
semua mata pelajaran dan media belajar.
I.6 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yaitu:
1) Untuk menambah wawasan, pengetahuan pada diri mahasiswa.
2). Cara guru dalam memberikan ilmu pendidikan yang baik supaya siswa
tidak malas, jenuh apalagi menggangap bosan suatu pelajaran yang di
terima.
3). Cara memotivasi siswa sehingga siswa lebih semangat dalam menerima
pelajaran.
4). Pengunaan media belajar serta buku yang ada di sekolah.
5). Mengetahui masalah yang sering di hadapi siswa dalam belajar serta
mencari jalan keluar dari masalah tersebut.
3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Proses Belajar Mengajar Matematika Di Sekolah Dasar.
Tujuan Pendidikan Dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri
dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Salah satu komponen untuk mencapai
tujuan tersebut adalah pembelajaran matematika tingkat sekolah dasar. Hudojo
(1988:5)
Matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk susunan, besaran
dan konsep-konsep yang saling berhubungan satu sama lainnya. Dalam jumlahnya
terbagi dalam tiga bidang, yaitu aljabar, analisis dan geometris. Untuk memahami
pengertian proses belajar mengajar matematika, kita uraikan dulu istilah proses,
belajar, mengajar dan matematika.
Proses dalam pengertiannnya di sini merupakan interaksi semua
komponen atau unsur yang terdapat dalam ikatan untuk mencapai tujuan.
Sedangkan definisi belajar menurut beberapa pendapat adalah :
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai
hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungannya.
Slameto (1991:4)
Belajar adalah suatu aktifitas mental/psikis yang berlangsung dalam
interaksi dengan lingkungan yang menghasilkan pengetahuan, ketrampilan, nilai
dan sikap serta perubahan relative konstan dan berbekas. Winkel
Belajar adalah bentuk pertumbuhan atau perubahan pada diri seseorang
yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman
dan latihan. Hamanik (1975:28)
Jadi berdasarkan definisi belajar di atas dapat dirumuskan definisi belajar
yaitu: proses perubahan tingkah laku yang dialami oleh individu dalam
berinteraksi dengan lingkungannya. Perubahan yang terjadi dapat berupa
perubahan dalam kebiasaan (habit), kecakapan (skill), pengetahuan (kognitif),
sikap (afektif), dan ketrampilan dasar (psikomotor).
4
Pengertian mengajar pada umumnya adalah usaha guru untuk menciptakan
kondisi atau menata lingkungan sedemikian rupa, sehingga terjadi interaksi antara
murid dengan lingkungan, termasuk guru, metode, media pembelajaran dan
sebagainya yang disebut proses belajar, sehingga tercapai tujuan pembelajaran
yang telah ditentukan. Jadi mengajar pada hakekatnya suatu proses, yakni proses
mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar siswa sehingga dapat
menumbuhkan, mendorong dan memberikan bimbingan atau bantuan kepada
siswa dalam melakukan proses belajarnya.
Sementara matematika adalah pelajaran yang memerlukan pemusatan
pikiran untuk mengingat dan mengenal kembali semua aturan yang ada dan harus
dipenuhi untuk menguasai materi yang dipelajari. Berdasarkan uraian di atas,
dapat disimpulkan bahwa, proses belajar mengajar matematika merupakan suatu
proses belajar mengajar yang melibatkan guru dan siswa, dimana perubahan
tingkah laku siswa diarahkan pada peningkatan kemampuan dalam mempelajari
matematika, sedangkan guru dalam mengajar harus pandai mencari pendekatan
pembelajaran yang akan membantu siswa dalam kegiatan belajarnya.
2.1.1 Pengertian Kwalitas Proses Belajar Matematika
a) Kwalitas Proses Belajar
Kwalitas proses belajar adalah kualitas kegiatan belajar mengajar/
interaksi atau hubungan timbal balik antara siswa dengan guru dan antara sesama
siswa dalam proses pembelajaran. Pengertian interaksi mengandung unsur saling
memberi dan menerima. Dalam interaksi belajar mengajar ditandai sejumlah
unsur:
1. Tujuan yang hendak dicapai
2. Siswa, guru dan sumber belajar lainnya
3. Media atau materi pelajaran
4. Metode yang digunakan untuk menciptakan situasi belajar mengajar.
Proses belajar adalah suatu proses perubahan sikap, tingkah laku,
pengetahuan dan nilai setelah terjadinya interaksi dengan sumber belajar dan
media belajar. Sumber belajar dan media belajar ini selain guru dapat berupa
buku, lingkungan, teknologi informasi dan komunikasi atau sesama pembelajar
5
Sedangkan istilah mengajar dalam pengertian di atas adalah kegiatan dalam
menciptakan situasi yang mampu merangsang siswa untuk belajar. Dengan
demikian belajar tidak harus merupakan proses transformasi pengetahuan dari
guru kepada siswa tetapi dapat melalui alat teknologi informasi seperti; internet,
komputer, dll.
Contoh yang digunakan oleh Socrates yaitu dengan metode socratik
(utamanya Tanya jawab) untuk mengkondisikan siswa dalam situasi aktif
mengkonstruksi sendiri pengetahuannya. Tugas guru adalah mengungkap apa
yang telah dimiliki siswa dan dengan penalarannya dapat bertanya secara tepat
pada saat yang tepat pula sehingga siswa mampu membangun pengetahuannya
melalui penalaran berdasar pengetahuan awal yang dimiliki siswa tersebut.
Bahkan jawaban benar bukan merupakan tujuan utama. Yang utama ialah
bagaimana siswa dapat memperkuat penalaran dan meyakini kebenaran proses
berpikirnya yang tentunya akan membawa kejawaban yang benar. Hal ini selaras
dengan: “penilaian yang berprinsip menyeluruh”, yaitu penilaian yang mencakup
proses dan hasil belajar, yang secara bertahap menggambarkan perubahan tingkah
laku.
Menurut As’ari (2000) perilaku pembelajaran matematika yang
diharapkan seharusnya adalah sebagai berikut:
1. Pemberian informasi, perintah dan pertanyaan oleh guru mestinya hanya
sekitar 10 sampai dengan 30 % selebihnya berasal dari siswa.
2. Siswa mencari informasi, mencari dan memilih serta menggunakan
sumber informasi.
3. Siswa mengambil insiatif lebih banyak
4. Siswa mengajukan pertanyaan
5. Siswa berpartisipasi dalam proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
pembelajaran
6. Ada penilaian diri dan ada penilaian sejawat.
Dengan demikian pembelajaran matematika yang bermutu akan terjadi
jika proses belajar yang dialami siswa dan proses mengajar yang dialami oleh
guru adalah efektif.
6
Dalam penilaian, efektifitas proses belajar mengajar haruslah ditinjau
keefektifan komponen yang berpengaruh dalam pembelajaran. Misalnya siswa
termotivasi untuk belajar, materinya menarik, tujuannya jelas, dan hasilnya dapat
dirasakan manfaatnya. Untuk memperoleh kualitas belajar matematika yang
optimal perlu didukung oleh kerangka umum kegiatan belajar yang mendukung
berlangsungnya proses belajar, yang dikenal sebagai struktur pengajaran
matematika. Struktur pengajaran ini memuat 1). Pendahuluan
2). Pengembangan
3). Penerapan
4). Penutup
Kesiapan siswa dalam belajar disiapkan guru selama tahap pendahuluan,
baik dengan memberikan motivasi, maupun revisi atas kemungkinan bahan yang
telah mereka pelajari dengan adanya apersepsi bagi konsep atau prinsip baru yang
akan dipelajari dalam tahap kedua.
Tahap pengembangan merupakan tahap utama dalam hal siswa belajar
materi baru. Sesuai prinsip belajar aktif, maka tahap ini perlu dikembangkan
melalui optimalisasi proses pembelajaran, misalnya dengan teknik bertanya,
penggunaan lembar kerja siswa, diskusi dan lain sebagainya.
Tahap ketiga, penerapan hal-hal yang dipelajari pada tahap kedua, tahap
pelatihan serta penggunaan dan pengembangan penalaran telah dipelajari pada
tatap muka yang baru berlangsung dan penugasan.
Pada kegiatan merangkum pun untuk lebih membelajarkan siswa, guru
dapat mengembangkan teknik bertanya.
b) Belajar Matematika
Untuk mengatasi dan meningkatkan mutu pendidikan matematika yang
selama ini sangat rendah, dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain:
meningkatkan metode dan kualitas guru agar memiliki dasar yang mantap
sehingga dapat mentransfer ilmu dalam mempersiapkan kualitas sumber daya
manusia. Secara umum, pendidikan sebenarnya merupakan suatu faktor rangkaian
kegiatan komunikasi antar manusia. Kegiatan tersebut dalam dunia pendidikan
disebut dengan kegiatan proses belajar-mengajar yang dipengaruhi oleh faktor
7
yang menentukan keberhasilan siswa. Sehubungan dengan faktor yang
menentukan keberhasilan sisiwa dalam belajar.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa untuk
belajar, yaitu:
(1) faktor internal, yaitu yang muncul dari dalam diri sendiri, dan
(2) faktor eksternal, yaitu faktor yang muncul dari luar diri sendiri
(Slameto1987)
Selain itu matematika merupakan suatu disiplin ilmu yang mempunyai
kekhususan dibanding dengan disiplin ilmu lainnya yang harus memperhatikan
hakekat matematika dan kemampuan siswa dalam belajar. Tanpa memperhatikan
faktor tersebut tujuan kegiatan belajar tidak akan berhasil. Seorang dikatakan
belajar bila dapat diasumsikan dalam diri orang itu menjadi suatu proses kegiatan
yang mengakibatkan suatu perubahan tingkah laku.
Perubahan tingkah laku itu dapat diamati dan berlangsung dalam waktu
yang relatif lama disertai usaha yang dilakukan sehingga orang tersebut dari yang
tidak mampu mengerjakan sesuatu menjadi mampu mengerjakannya (Hudojo,
1988). Dalam proses belajar matematika, prinsip belajar harus terlebih dahulu
dipilih, sehingga sewaktu mempelajari metematika dapat berlangsung dengan
lancar, misalnya mempelajari konsep B yang mendasarkan pada konsep A,
seseorang perlu memahami lebih dahulu konsep A. Tanpa memahami konsep A,
tidak mungkin orang itu memahami konsep B. Ini berarti mempelajari
matematika haruslah bertahap dan berurutan serta mendasarkan pada pengalaman
belajar yang lalu (Hudojo,1988).
Dalam menjelaskan konsep baru atau membuat kaitan antara materi yang
telah dikuasai siswa dengan bahan yang disajikan dalam pelajaran matematika,
akan membuat siswa siap mental untuk memasuki persolan-persoalan yang akan
dibicarakan dan juga dapat meningkatkan minat dan prestasi siswa terhadap
materi pelajaran matematika. Sehubungan dengan hal diatas, kegiatan belajar-
mengajar matematika yang terputus-putus dapat mengganggu proses belajar-
mengajar ini berarti proses belajar matematika akan terjadi dengan lancar bila
belajar itu sendiri dilakukan secara kontiniu (Hudojo, 1988). Dari penjelasan
diatas dapat disimpulkan bahwa seseorang akan lebih mudah untuk mempelajari
8
sesuatu apabila belajar didasari pada apa yang telah diketahui sebelumnya karena
dalam mempelajari materi matematika yang baru, pengalaman sebelumnya akan
mempengaruhi kelancaran proses belajar matematika
2.1.2 Pengertian Media
Media pembelajaran adalah : sarana pendidikan berupa alat, metode, dan
teknik dalam bentuk- bentuk cetak maupun audio- visual serta peralatannya yang
dapat di gunakan untuk merangsang dan perantara dalam proses pembelajaran
untuk mempertinggi efektifitas dan efisiensi dalam rangka lebih mengefektifkan
komunikasi dan interaksi antara pengajar dan pembelajar dalam mencapai tujuan
pengajaran di kelas. ( Oemar hamanik 1989).
Media pembelajaran adalah : berbagai komponen atau sumber belajar
berupa alat fisik yang dapat menyajikan pesan dalam lingkungan pembelajaran
yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemajuan pembelajar
untuk belajar. ( gagne 1970 )
1. Tujuan media belajar adalah :
a) Mempermudah proses pembelajaran di kelas
b) Menjaga efesiensi proses pembelajaran
c) Membantu konsentrasi pembelajar dalam proses pembelajar
2. Manfaat Media Belajar adalah:
a) Pengajaran lebih menarik perhatian pembelajar sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar
b) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat lebih di
pahami pembelajar, serta memungkinkan pembelajar menguasai
tujuan pengajaran lebih baik.
c) Metode pembelajaran bervariasi, tidak semata-mata hanya
komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata lisan pengajar,
pembelajar tidak bosan, dan pengajar tidak kehabisan tenaga.
9
d) Pembelajar lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak
hanya mendengarkan penjelasan dari pengajar saja, tetapi aktivitas
lain yang di lakukan seperti : mengamati, melakukan,
mendemontrasikan.
Manfaat media pembelajaran bagi guru adalah :
a) Memberikan pedoman, arahan untuk mencapai tujuan.
b) Menjelaskan struktur dan urutan pengajaran secara baik.
c) Memberikan kerangka sistematis mengajar secara baik.
d) Memudahkan kendali pengajar terhadap materi pelajaran.
e) Membantu kecermatan, ketelitian dalam penyajian materi pelajaran.
f) Membangkitkan rasa percaya diri seorang pengajar.
g) Meningkatkan kualitas pengajaran.
Manfaat media pembelajaran bagi siswa adalah :
a) Meningkatkan motivasi belajar pembelajar.
b) Memberikan dan meningkatkan variasi belajar pembelajar.
c) Memberikan struktur materi pelajaran dan memudahkan pembelajar untuk
belajar.
d) Memberikan inti informasi, pokok-pokok , serta sistematis sehingga
memudahkan pembelajar untuk belajar.
e) Merangsang pembelajar untuk berpikir dan beranalisis
f) Menciptakan kondisi dan situasi belajar tanpa tekanan
g) Pembelajar dapat memahami materi pelajaran dengan sistematis yang di
sajikan pengajar lewat media pembelajaran.
3. Pengunaan Media Pembelajaran.
Secara umum media belajar mempunyai kegunaan-kegunaan sebagai
berikut:
Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam
bentuk skata-kata tertulis atau lisan belaka).
10
Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera. Dengan
menggunakan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat diatasi
sikap pasif anak didik.
Ketika fungsi-fungsi media pengajaran itu diterapkan dalam proses
belajar-mengajar, maka terlihat peranannya yaitu :
Media yang digunakan guru sebagai penjelas dari keterangan terhadap
suatu bahan yang disampaikan oleh guru.
Media dapat memunculkan permasalahan untuk dikaji lebih lanjut dan
dipecahkan oleh para siswa dalam proses pembelajaran, paling tidak guru
dapat memperoleh media sebagai sumber pertanyaan atau stimulasi belajar
siswa.
Media sebagai sumber belajar bagi siswa.
Media sebagai bahan konkret maupun kelompok, kekonkretan sifat media
akan banyak membantu tugas guru dalam kegiatan belajar-mengajar.
Penggunaan media dalam proses pembelajaran menurut Prof. Pupuh
Faturrohman dan M.Sobry Sutikno, M.Pd dalam buku Strategi Belajar
Mengajar adalah sebagai berikut:
Pembelajaran lebih komunikatif dan produktif, waktu pembelajarn bisa
dikondisikan, menghilangkan kebosanan siswa dalam belajar.
Meningkatkan motivasi siswa dalam mempelajari sesuatu atau
menimbulkan gairah belajar, melayani gaya belajar siswa yang beraneka
ragam, meningkatkan kadar keaktifan atau keterlibatan siswa dalam
kegiatan pembelajaran (strategi belajar mengajar)
2.1.3 Materi Perkalian
Perkalian adalah operasi matematika penskalaan satu bilangan dengan
bilangan lain. Operasi ini adalah salah satu dari empat operasi dasar di dalam
aritmetika dasar (yang lainnya adalah perjumlahan, pengurangan, dan perbagian).
Perkalian terdefinisi untuk seluruh bilangan di dalam suku-suku perjumlahan yang
diulang-ulang; misalnya, 3 dikali 4 (seringkali dibaca "3 kali 4") dapat dihitung
dengan menjumlahkan 3 salinan dari 4 bersama-sama:
11
Perkalian bilangan rasional (pecahan) dan bilangan real didefinisi oleh
perumumam gagasan dasar ini. Perkalian dapat juga digambarkan sebagai
pencacahan objek yang disusun di dalam persegi panjang (untuk semua bilangan)
atau seperti halnya penentuan luas persegi panjang yang sisi-sisinya memberikan
panjang (untuk bilangan secara umum). Balikan dari perkalian adalah perbagian:
ketika 3 kali 4 sama dengan 12, maka 12 dibagi 3 sama dengan 4.
perkalian diperumum ke jenis bilangan lain (misalnya bilangan kompleks) dan ke
konstruksi yang lebih abstrak seperti matriks.
Matematika merupakan ilmu dasar yang mendasari semua penerapan
dalam kehidupan nyata. Contoh penerapan nyata adalah dalam bidang medis.
Ketika kita mendapatkan obat dari dokter 3x1 berarti 3 kali dalam sehari (pagi,
siang, malam) masing-masing 1 (pil). Bukan sebaliknya, 1 kali dalam sehari 3
(pil).
Hal ini perlu diperhatikan karena prosesnya sangat berbeda antara 3x2 dan
2x3. Seringkali kita berfokus pada hasilnya yang sama-sama 6. Penjelasan dalam
bidang medis akan sangat jelas: 3x2 berarti 3 kali dalam sehari masing-masing 2
(pil) sedangkan 2x3 berarti 2 kali dalam sehari masing-masing 3 (pil). Dengan
demikian, penjabaran dalam penjumlahan : 3x2 = 2 + 2 + 2; sedangkan 2x3 = 3 +
3.
Penekanan proses ini merupakan kewajiban bagi pengajar dan penulis
buku tentang perkalian. Proses ini akan konsisten untuk diterapkan dalam bidang
selain medis. Contohnya dalam ekonomi, 4 anak membeli 1 buku @ Rp. 1.000.
Penulisan dalam bentuk perkalian adalah : 4 x Rp. 1.000. Penulisan dalam bentuk
penjumlahan adalah : Rp. 1.000 + Rp. 1.000 + Rp. 1.000 + Rp. 1.000.
Sifat-sifat dari perkalian ada 4 yaitu :
1. Sifat tertutup adalah: apabila semua jawaban dari proses perkalian masih
merupakan anggota dari himpunan semula.
Contoh: (2x4=8) atau (3x5=15)
2. komutatif adalah: perubahan urutan bilangan tidak mempengaruhi hasil,
sifat ini tidak berlaku pada operasi pembagian.
Contoh: 2x3=3x2 atau axb=bxa
12
3. asosiatip adalah: perubahan pada pengelompokan tidak mempengaruhi
hasil.
Contoh: (2x3)x4=2x(3x4) atau (axb)xc=ax(bxc)
4. unsur identitas adalah: perkalian adalh 1. bilangan apapun jika di kalikan
dengan 1 hasilnya adalah bilangan itu sendiri.
Contoh: 3x1=3 atau ax1=a
2.2 Kerangka Berpikir
Berdasarkan uraian di atas maka terdapat teori hubungan langsung sebab
akibat antara Variabel Independen dengan Variabel Devenden. Semakin baik
pengunaan teori pembelajaran dengan pemakaian media belajar, tujuan, fungsi,
penggunaan dan mampaatnya dalam pembelajaran maka makin baik kwalitas
proses belajar siswa dalam belajar. Hubungan antara variabel divenden dan
devenden dapat di gambarkan dengan skema berikut ini:
Indevenden Devenden Fungsi media
belajar
Kwalitas proses belajar Media belajar yang
baik dan mendukung
Manfaat, tujuan,
fungsi, kegunaan
media belajar
2.3 Hipotesis Tindakan
Berdasarkan uraian teori dan kerangka berpikir di atas maka hipotesis
penelitian ini dapat di rumuskan sebagai berikut: kwalitas proses belajar siswa,
selama penyajian guru akan membaik dengan mengunakan media yang baik dan
mendukung serta tau pungsi, kegunaan, mampaat dari media belajar tersebut.
13
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Subjek Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SD 211/IX Mendalo Darat. Subjek
penelitian adalah siswa kelas 4. Kelas empat berjumlah 30 orang: lima belas orang
siswa perempuan dan lima belas siswa laki-laki. Siswa kelas empat berumur rata-
rata antara 9 tahun sampai 10 tahun. Siswa kelas empat SD 211/ IX Mendalo
Darat memiliki kecerdasan menengah dengan nilai rata-rata kelas 60 untuk
pelajaran matematika. Siswa kelas 4 berasal dari keluarga prasejahtera, yang
orang tuanya rata-rata hanya tamatan sd, smp bahkan smu denga mata usaha
wirausaha, berdagang dan ada juga yang PNS.
3.2 Prosedur Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilaksanakan selama tiga siklus, tetapi
yang akan di bahas kali ini hanya 1 siklus. Setiap siklus terdiri dari empat fase;
perencenaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
3.2.1 Perencanaan
Dalam tahap perencanaan peneliti melakukan 6 kegiatan utama; meneliti
kelas, menentukan tindakan, membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
tindakan, membuat lembaran observasi, menentukan jadwal penelitian, dan
membuat matrik metodologi penelitian.
A. Meneliti Kelas
Kurangnya hasil belajar siswa pada matematika.
Siswa suka makan di ruangan pada saat belajar.
Siswa suka ribut dan menganggu teman yang lain
Siswa jarang mengulang pelajaran di rumah.
Kurangnya pemahaman tentang metematika.
14
B. Menentukan Tindakan
Menjawab pertanyaan dari guru.
Aktif dalam bertanya.
Siswa harus mampu berpikir kritis.
Mampu dalam menyimpulkan pelajaran.
Berani mengemukakan pendapat.
Mengerjakan tugas latihan.
C Membuat RPP Tindakan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran terlampir
D. Lembar Observasi bagi siswa
Lembaran Observasi sebelum perbaikan
No. Nama SiswaHasil Belajar Daftar Nilai
Konsentrasi Keaktivan Test Angka Keterangan
1. Yati 40 50 50 80 – 100 Sangat baik
2. Dona 50 40 40 60 – 80 Baik
3. Santo 55 45 45 40 – 60 Cukup baik
4. Rudi 40 40 30 20 – 40 Kurang baik
5. Erik 40 40 40 0 – 20 Sangat kurang
6. Rada 40 40 50
7. ivan 55 55 55
15
Lembar observasi bagi guru
No Kegiatan 1 2 3 41 Pendahuluan
- Mengabsen kehadiran siswa- Motivasi siswa dengan materi yang telah di
ajarkan- Memberikan informasi tentang kompetensi yang
dicapai2 Inti
- Guru mengaitkan materi yang sebelumnya dengan materi yang akan di ajarkan
- Guru memberikan penjelasan tentang pentingnya pembelajaran perkalian
- Guru mengapresiasikan kreatifitasnya kepada siswa
- Guru memberikan kesempatan kepada siswa bertanyamateri perkalian.
- guru memberikan soal latihan dalam bentuk kerja kelompok maupun individu
3 Penutup- siswa menyimpulkan materi yang di ajarkan- Guru memberikan penugasan kepada siswa
secara individu dan berkelompok.- evalusi / penilaian
E. Menentukan Jadwal Penelitian
No Kegiatan Minggu ke -
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Keaktifan
2 Proses pembelajaran
3 evaluasi
4 Penyusunan hasil
5 Pengumpulan data
6 pelaporan
16
f. Matrik Metodologi Penelitian
Judul: Meningkatkan kwalitas proses belajar matematika siswa kelas IV SD
Negeri 211/ IX Mendalo Darat materi perkalian dengan menggunakan media
belajar.
Nama Peneliti : AGUSTINA VERAWATI
No
Rumusan Masalah
Variabel yang Diamati
Defenisi operasional Variable
Instrumen Sumber Data
Cara Pengambilan Data
1 Bagaimana meningkatkan kwalitas proses belajar matematika materi perkalian dengan penggunaan media belajar?
Keberhasilan siswa belajar dan kwalitas yang di capai
Meningkatkan kwalitas proses belajar matematika
-Lembar Observasi-Lembar Testkeaktipan dan pengunaan media belajar
Siswa kelas IV SDN 211 /X Mendalo Darat
- Observasi- Tes- Pengamatan
3.2.2 Pelaksanaan
Kegiatan ini di lakukan pada jam pelajaran matematika, hari selasa jam
pertama pukul 07.30-08.05 dan hari kamis jam kedua pukul 08.05-08.40.
penelitian ini dilakukan dalam 1 siklus tetapi 3 pertemuan:
Pertemuan pertama : Menjelaskan materi perkalian dan bagian- bagiannya
dalam operasi perkalian dilakukan dengan metode ceramah, Tanya jawab
dan latihan.
pertemuan kedua : Melakukan operasi materi perkalian yang bersifat
tertutup, komutatif, asosiatif dengan demonstrasi yang dilakukan secara
berkelompok dengan mengunakan media belajar vidio dan laptop.
pertemuan ketiga : Melakukan operasi hitung perkalian mengunakan sifat
pertukaran pada penjumlahan.
3.2.3 Observasi
Observasi dilakukan dengan menggunakan latihan penugasan yang telah
dibuat. Langkah-langkah pelaksanaan sebagai lembar observasi. Guru mengamati
17
aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran dan saat siswa menyelesaikan
latihan. Adapun yang perlu diamati adalah aktivitas positif siswa yang meliputi
kehadiran siswa, siswa aktif dalam mengerjakan tugas, siswa aktif bertanya, siswa
mengerjakan soal latihan dan PR yang diberikan oleh guru dan perhatian siswa
dari awal belajar hingga akhir
Evaluasi dilakukan unpan balik kepada guru sebagai dasar memperbaiki
proses pembelajaran dan menjalankan program perbaikan. Jika nilai siswa kurang
memuaskan maka perlu diadakan perbaikan.
Lembaran Observasi sesusah perbaikan
No. Nama SiswaHasil Belajar Daftar Nilai
Konsentrasi Keaktivan Test Angka Keterangan
1. Yati 90 80 80 80 – 100 Sangat baik
2. Dona 80 90 80 60 – 80 Baik
3. Santo 80 90 90 40 – 60 Cukup baik
4. Rudi 80 80 80 20 – 40 Kurang baik
5. Erik 80 80 80 0 – 20 Sangat kurang
6. Rada 80 80 80
7. ivan 90 80 80
3.2.4 Refleksi
Selain proses pembelajaran penelitian ini juga melakukan pemantauan dan
Evaluasi. Pemantauan terhadap pembelajaran menggunakan alat-alat Bantu
berupa catatan yang bertujuan untuk menentukan jenis tindakan perbaikan pada
pembelajaran siklus berikutnya.
Pemantauan terhadap hasil belajar siswa dilakukan pada setiap akhir siswa
dengan menggunakan tes tertulis ( tes akhir ) tes dilakukan dengan rangka untuk
melihat kemampuan siswa dalam menguasai materi pembelajaran. Pengguasaan
setiap konsep pada setiap siklus dinyatakan dalam bentuk nilai rata-rata.
18
LEMBAR OBSERVASI PEMBELAJARANMODEL BELAJAR BERMUTU
Mata Pelajaran / Topik
Kelas/ Sekolah
Nama Pengajar
TAHAP/ASPEK INDICATOR HASIL OBSERVASI
Kegiatan awal
Apersepsi dan motivasi
1. apa yang dilakukan guru untuk menggali pengetahuan awal atau memotivasi siswa?
2. bagaimana respons siswa? Apakah siswa bertanya tentang sesuatu masalah terkait dengan apa yang disajikan guru pada kegiatan awal?
Kegiatan inti
Materi ajar
3. apakah guru memberikan penjelasan umum tentang bahan ajar atau prosedur kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa?
4. bagaimana keterkaitan antara pembelajaran dengan realita kehidupan, lingkungan dan pengetahuan lainnya?
Pengelolaan sumber belajar/
media
5. apakah guru trampil dalam memanfaatkan dan mampu memanipulasi media pembelajaran?
6. bagaimana interaksi siswa dengan sumber belajar/ media?
Strategi pembelajaran
7. apakah proses pembelajaran
19
dilaksanakan dengan strategi yang sesuai secara lancar?
8. apakah siswa dapat mengikuti alur kegiatan belajar?
9. bagaimana cara guru memberikan arahan yang mendorong siswa untuk bertanya, berpikir dan berkegiatan?
10. apakah siswa aktif melakukan kegiatan fisik dan mental (berpikir)? Berapa banyak siswa yang aktif belajar?
Kegiatan penutup
Penguatan/ konsolidasi
11. bagaimana cara guru memberikan penguatan, dengan mereviu, merangkum atau menyimpulkan?
12. apakah guru memberikan tugas rumah untuk remidi atau penguatan?
Evaluasi 13. bagaimana cara guru melakukan evaluasi pembelajaran?
14. bagaiamana ketuntasan belajar siswa?
Komentar pengamat
Keterlaksanaan scenario pembelajaran (berdasarkan RPP):
Pelajaran berharga yang dapat dipetik oleh pengamat:
………………………
Observer
20
___________________Posisi
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nama Sekolah : SDN No 211/IX Mendalo Darat
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : IV (empat) / 2 (dua)
Alokasi waktu : 2X30 menit
Materi pokok : Satuan-satuan waktu
Pertemuan ke : 1 dan 2
1. Standar Kompetesi : Memahami dan mengunakan sifat-sifat operasi hitung
bilangan dalam pemecahan masalah.
2. Kompetensi Dasar : mengidentifikasi sifat-sifat operasi hitung.
3. Indicator : -menjelaskan apa itu perkalian, dan apa saja sifat
sifatnya.
-melakukan operasi perkalian yang bersifat tertutup,
komutatif, asosiatip dan demontrasi.
-melakukan operasi hitung dengan mengunakan sifat
pertukaran pada penjumlahan
4. Tujuan pembelajaran : 1. mengetahui apa itu perkalian dan bagaimana
pengoperasiannya.
2.menyimpulkan dari penjelasan bahwa dari
penjumlahan berlaku sifat pertukaran
3.menyimpulkan dari penjelasan bahwa dari
penjumlahan berlaku sifat pengelompokan
5. Materi pokok : sifat-sifat operasi hitung
6. Model pembelajaran : picture and picture.
7. Media pembelajaran : gambar perkalian dari karton, video, dan laptop
8. Langkah pembelajaran :
21
a. Kegiatan awal
- berdo’a
- mengabsen
- appersepsi
b. Kegiatan inti
- Guru menyampaikan kompetensi yang ingin di capai.
- Guru menyajikan materi sebagai bahan pengantar pembelajaran
- Guru memperlihatkan gambar perkalian dari karton, video, dan laptop.
- Siswa di minta untuk menjawab apa itu perkalian dan bagaimana
pengoperasian nya.
- Tugas diskusi dan latihan.
c. Kegiatan akhir
- Siswa memberikan penjelasan singkat mengenai materi perkalian
- kesimpulan dari hasil diskusi dan latihan yang di simpulkan oleh siswa
sendiri
- evaluasi/ penilaian
- pekerjaan rumah
- penutup
9. alat/ bahan / sumber : buku cetak matematika kelas IV
10. penilaian : teknik
- tugas diskusi dan latihan
- lisan ( keaktifan siswa dalam belajar ).
bentuk
- soal tugas
Pertemuan ke 2
1. kegiatan awal
- berdo’a
- appersepsi
- pemberian motivasi
2. kegiatan inti
22
- guru menyampaikan kompetensi yang ingin di capai.
- guru menyajikan materi sebagai bahan pengantar pembelajaran
- siswa melakukan operasi perkalian sifat tertutup, komutatif, asosiatif dan
demontrasi
Contohnya: Sifat tertutup (120 x 44)
(55 x 33)
Sifat komutatif 10 x 9 x 12 = 12 x 9 x 10
12 x 45 x 7 = 7 x 45 x 12
Sifat asosiatif (110 x 34) x 45 = 110 x 34 x 45
(121 x 20) x 4 = 121 x 20 x 4
Sifat unsur identitas 234 x 1 =
87 x 1 =
x x x
- guru memberikan tugas latihan dan kerja kelompok
- guru meminta setiap anak untuk melakukan operasi perkalian dengan
mengunakan media video
8. kegiatan akhir
- mengumpulkan tugas latihan .
- Siswa memberikan penjelasan singkat mengenai materi perkalian
- kesimpulan dari hasil diskusi dan latihan yang di simpulkan oleh siswa
sendiri
- evaluasi / penilaian
- pekerjaan rumah
- penutup
9. alat/ bahan / sumber : buku cetak matematika kelas IV
10. penilaian : teknik
- tugas diskusi dan latihan
23
- lisan ( keaktifan siswa dalam belajar ).
bentuk
- soal tugas
Daftar Pustaka
Hudojo, H. 1988:5. Mengajar Belajar Matematika. Depdikbud. Jakarta
Hudoyo, 1988:5. Proses Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung.
Hamanik, 1975:28. Proses Belajar adalah Pengalaman dan Latihan. Jakarta.
Ke Dahar, R.W. 1989. Teori-Teori Belajar. Jakarta. Erlangga
Kemp dan Dayton, 1985. Fungsi Dari Pengunaan Media. Bandung.
Muhibin syah, 1995:111. Belajar Matematika. Bandung.
Oemar Hamanik, 1989. Media Pembelajaran. Bandung.
Slameto, 1991:4. Teori-Teori Belajar Mengajar. Jakarta. Rineka Cipta
Suryosubroto,B.1997. Proses Belajar Mengajar Matematika. Jakarta. Rineka Cipta.
24
BAB IV
PENUTUP
4.I Simpulan
Berdasarkan hasil pernelitian yang telah dilakukan akhirnya dapat
disimpulkan bahwa proses pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar dengan
mengunakan media pembelajaran dapat meningkatkan kwalitas proses belajar
peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran Matematika dengan media pembelajaran di
harapkan anak dapat melaksanakan pembelajaran dengan baik dan mengetahui
apa itu media pembelajaran, bagian-bagian nya, penggunaan, kelebihan dan
kekurangan media pada pembelajaran matematika. Serta dapat meningkatkan
kemampuan, disiplin diri, keterampilan, kesabaran, ketelitian, keberanian dan rasa
percaya diri anak dalam menerima pelajaran menjadi lebih baik lagi dan
menciptakan pembelajaran yang kondusif tanpa tekanan.
4.2 Saran
1. Hendaknya dalam menyampaikan materi Matematika guru harus selalu
menggunakan media supaya proses pembelajaran lebih mudah dan terarah.
2. menumbuhkan kreatifitas siswa dalam belajar dengan memberikan stimulus
dengan cara mengenalkan dan memperlihatkan media pembelajaran
Matematika.
3. meningkatkan efektifitas siswa dalam belajar Matematika sehingga
pembelajaran lebih produktif.
25