FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN TENAGA KERJA
KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI JAMBI
M Nasrullah
Junaidi 1)
dan Zulfanetti 2)
Jurusan IESP, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Jambi
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul ā Faktor Faktor yang Mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja
Kabupaten dan Kota di Provinsi Jambiā. Tujuan dalam penelitian ini (1) Untuk menganalisis
kontribusi penyerapan tenaga kerja berdasarkan sektor PDRB kabupaten dan kota di Provinsi
Jambi (2) Untuk menganalisis besarnya elastisitas penyerapan tenaga kerja kabupaten dan kota di
Provinsi Jambi (3) Untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan tenaga
kerja kabupaten dan kota di Provinsi Jambi dalam kurun waktu 2010-2013.
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini analisis deskriptif dan analisis
kuantitatif dengan alat analisis yaitu regresi data panel yaitu menggabungkan observasi data
deret waktu dan data silang dan menggunakan metode common-constant (Poopled Ordinary
Least Square). Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program Software Microsoft
Excel dan Eviews 8.0
Adapun hasil penelitian ini yang pertama kontribusi penyerapan tenaga kerja tertinggi
ada di Kabupaten Tanjung Jabung Timur yaitu rata-rata sebesar 22.77 persen dan kontribusi
menurut sektor pertanian yang tertinggi ada di Kabupaten Kerinci yaitu rata-rata sebesar 67.69
persen selama kurun waktu 2010 ā 2013. Kedua Elastisitas penyerapan tenaga kerja yang
tertinggi ada di Kabupaten Muaro Jambi yaitu rata-rata koefisien elastisitas sebesar 1.55 persen
bersifat elastis. Ketiga faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan tenaga kerja yaitu PDRB
berpengaruh signifikansi terhadap penyerapan tenaga kerja dengan koefisien sebesar 0.025830
rupiah, Investasi tidak memiliki pengaruh signifikansi terhadap penyerapan tenaga kerja dengan
koefisien sebesar 0.00307 rupiah dan pengeluaran pemerintah memiliki pengaruh signifikansi
terhadap penyerapan tenaga kerja dengan koefisien sebesar -1688.948 rupiah. Jika di uji secara
bersama-sama menunjukkan bahwa PDRB, Investasi, dan Pengeluaran Pemerintah berpengaruh
terhadap penyerapan tenaga kerja yaitu F hitung 536.9229 > F tabel 3.83.
Kata Kunci: Penyerapan Tenaga Kerja, PDRB, Investasi, dan Pengeluaran Pemerintah.
ABSTRACT
1) pembimbing Utama
2) pembimbing Pendamping
PENDAHULUAN
Kesempatan Kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain adalah Pendapatan Domestic
Regional Bruto, Tingkat Investasi, Upah, dan Pengeluaran Pemerintah. Perubahan pada faktor-
faktor tersebut akan mempengaruhi tingkat Kesempatan Kerja. Adanya Kesempatan Kerja ini
memberikan peluang bagi masyarakat untuk melakukan kegiatan ekonomi yang menjadi sumber
pendapatan sehingga dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. ( Badan Pusat Statistik 2003-2007)
Kesempatan Kerja dapat diartikan sebagai permintaan terhadap Tenaga Kerja di pasar
Tenaga Kerja (demand for labour force), oleh karena itu Kesempatan Kerja sama dengan jumlah
persediaan lapangan kerja yang tersedia di dunia kerja. Tentunya semakin meningkat kegiatan
pembangunan akan semakin banyak Kesempatan Kerja yang tersedia. Hal ini menjadi sangat
penting karena semakin besar Kesempatan Kerja bagi Tenaga Kerja maka kemajuan kegiatan
ekonomi masyarakat akan semakin baik, dan sebaliknya.
Di sisi lain, meningkatnya jumlah Angkatan Kerja dalam waktu yang cepat dan jumlah
yang tinggi, sementara Kesempatan Kerja yang tersedia sangat terbatas akan menyebabkan
timbulnya Pengangguran. Inilah yang membuat permasalahan Ketenagakerjaan secara langsung
maupun tidak langsung akan berkaitan dengan masalah-masalah lainnya seperti Ketimpangan
Pendapatan, Kemiskinan, perlambatan Pertumbuhan Ekonomi, Urbanisasi, dan Instabilitas
Politik.
Jumlah penduduk yang semakin besar telah membawa akibat jumlah angkatan kerja yang
semakin besar pula. Ini berarti semakin besar pula jumlah orang yang mencari pekerjaan atau
menganggur. Agar dapat dicapai keadaan yang seimbang maka seyogyanya mereka semua dapat
tertampung dalam suatu pekerjaan yang cocok dan sesuai dengan keinginan serta keterampilan
mereka. Ini akan membawa konsekuensinya bahwa perekonomian harus selalu menyediakan
lapangan-lapangan pekerjaan bagi angkatan kerja baru.
Pengeluaran Pemerintah sendiri merupakan alat intervensi pemerintah terhadap
perekonomian yang dianggap paling efektif. Selama ini, tingkat efektifitas Pengeluaran
Pemerintah dapat diukur melalui seberapa besar pertumbuhan ekonomi dicapai. Dalam
perkembangannya alat indikator ini tidak saja berdasar pertumbuhan ekonomi tetapi juga
melibatkan seberapa tinggi tingkat Pengangguran serta tingkat Kemiskinan. Walau demikian,
pertumbuhan ekonomi merupakan alat indikator utama sebelum indikator lainnya. Ini
menjelaskan mengapa pemerintah sering hanya menekankan tercapainya tingkat pertumbuhan
ekonomi yang tinggi tetapi mengabaikan indikator pembangunan lainnya, terlebih fakta yang
terjadi di masyarakat. Seringkali, tingginya pertumbuhan ekonomi tidak menjangkau
kesejahteraan masyarakat berpenghasilan rendah (Kembar Sri Budhi, 2010).
Perkembangan investasi di Provinsi Jambi dapat dilihat melalui investasi fisik
(pembentukan modal tetap domestik bruto). Investasi fisik sangat dominan di beberapa daerah
maju seperti Kabupaten Tanjab Barat, Batang hari, Bungo dan Kota Jambi. Besarnya investasi
fisik di daerah ini tidak lepas dari pengaruh sektor Pertanian yang memang menjadi tulang
punggung perekonomian di daerah tersebut. Keengganan investor berinvestasi di sektor lain
seperti Pariwisata, membuat kabupaten lain sulit menyaingi ketiga daerah ini dalam menarik
investasi. Ketersediaan infrastruktur yang relatif lebih baik di daerah ini juga menjadi pendorong
investasi yang cukup signifikan. Ini menunjukkan bahwa upaya yang dilakukan pemerintah baik
itu pemerintah provinsi maupun pusat untuk mengarahkan investasi secara lebih merata
nampaknya belum menunjukkan hasil. Jika hal ini dibiarkan terus berlanjut maka akan
berdampak pada tingkat persediaan lapangan pekerjaan dikarenakan kurangnya Investasi di
Provinsi Jambi.
Pendapatan Domestik Regional Bruto menurut lapangan usaha di Provinsi Jambi
mengalami penurunan sehingga berdampak pada tingkat Penyerapan Tenaga Kerja di Provinsi
Jambi. Penurunan jumlah pekerja di bulan laporan terutama terjadi di sektor pertanian yaitu
sebanyak 59,50 ribu pekerja (7,59%) dan sektor konstruksi sebanyak 2,20 ribu pekerja
(3,54%)seiring dengan terjadinya perlambatan pertumbuhan kedua sektor tersebut.
Sebaliknya, jumlah pekerja pada sektor jasa kemasyarakatan meningkat sebanyak 9,20
ribu pekerja (4,54%), diikuti dengan sektor transportasi & pergudangan & komunikasi sebanyak
7,60 ribu pekerja (16,96%), sektor industri sebanyak 5,3 ribu pekerja (11,21%) serta sektor
perdaganagn sebanyak 1,5 ribu orang (0,65%).
Berdasarkan pangsanya, penyerapan tenaga kerja di Jambi masih di dominasi oleh sektor
pertanian yang mencapai 724 ribu orang (52,37%),diikuti oleh sektor perdagangan yang
mencapai 231,4 ribu orang (16,74%) dan sektor jasa kemasyarakatan sebesar 211,9 ribu orang
(15,33%). ( Bank Indonesia 2013).
Permasalahan utama dalam ketenagakerjaan di Provinsi Jambi terletak pada tingkat
kesempatan kerja. Adanya ketidakseimbangan antara peningkatan penduduk usia kerja dengan
ketersediaan kesempatan kerja akan menimbulkan dampak yang disebut Pengangguran
(Unemployment).
Pada survei Angkatan kerja Nasional di Provinsi Jambi tahun 2013 penduduk usia kerja
sebesar 2.286.192 juta jiwa, pada tahun 2013 penduduk yang bekerja sebesar 1.536.235 juta
jiwa, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja sebesar 69,21% dan tingkat pengangguran terbuka
sebesar 2.90%.
Perkembangan Kesempatan Kerja dari tahun ke tahun mengalami kenaikan dari Tahun
2011 sampai 2013 yaitu 97.10%. Namun jika dilihat dari jumlah tingkat Pengangguran Terbuka
ini tergolongan relatif besar dikarenakan jumlah Pengangguran dan Bukan Angkatan Kerja yang
masih tinggi ini akan berdampak pada Kesempatan Kerja yang ada di Provinsi Jambi yang masih
relatif rendah dimana jumlah Kesempatan Kerja yang tersedia selalu berada di bawahnya
terutama bila dibandingkan dengan jumlah Angkatan Kerja dengan Kesempatan Kerja.
Terlihat bahwa Penyerapan Tenaga Kerja Provinsi Jambi dalam kurun waktu tersebut
masih rendah. Kondisi ini tentunya akan menciptakan dampak antara Angkatan Kerja dengan
Kesempatan Kerja yang tersedia sehingga Pengangguran akan senantiasa ada dan menjadi
masalah yang harus terus dicari pemecahannya untuk diminimalisir jumlahnya setiap tahun.
TINJAUAN PUSTAKA
Tenaga kerja
Menurut Simanjuntak (1998), tenaga kerja mencakup penduduk yang sudah atau sedang bekerja,
yang sedang mencari pekerjaan dan yang melakukan kegiatan lain seperti bersekolah dan
mengurus rumah tangga. Pencari kerja, bersekolah, dan mengurus rumah tangga walaupun tidak
bekerja, tetapi mereka secara fisik mampu dan sewaktu-waktu dapat ikut bekerja.
Penyerapan tenaga kerja
Penyerapan tenaga kerja adalah banyaknya lapangan kerja yang sudah terisi yang
tercermin dari banyaknya jumlah penduduk bekerja. Penduduk yang bekerja terserap dan
tersebar di berbagai sektor perekonomian. Terserapnya penduduk bekerja disebabkan oleh
adanya permintaan akan tenaga kerja. Oleh karena itu, penyerapan angkatan kerja dapat
dikatakan sebagai permintaan tenaga kerja (Kuncoro, 2002).
Permintaan Tenaga Kerja
(Sudarsono, 1992) Permintaan adalah suatu hubungan antar harga dan kuantitas.
Sehubungan dengan tenaga kerja, permintaan tenaga kerja adalah hubungan antar tingkat upah
(harga tenaga kerja) dan kuantitas tenaga kerja yang dikehendaki untuk dipekerjakan dalam
jangka waktu tertentu.
Penawaran Tenaga Kerja
Penawaran tenaga kerja adalah jumlah tenaga kerja yang dapat disediakan oleh pemilik tenaga
kerja pada setiap kemungkinan upah dalam jangka waktu tertentu. Dalam teori klasik sumber
daya manusia (pekerja) merupakan individu yang bebas mengarnbil keputusan untuk bekerja
atau tidak. Bahkan pekerja juga bebas untuk menetapkan jumlah jam kerja yang diinginkannya.
Teori ini didasarkan pada teori tentang konsumen, dimana setiap individu bertujuan untuk.
Memaksimumkan kepuasan dengan kendala yang dihadapinya. (Sudarsono, 1995)
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja.
pertumbuhan ekonomi merupakan suatu gambaran yang nyata dari dampak suatu kebijakan
pembangunan yang dilaksanakan, khususnya dalam bidang ekonomi. Pertumbuhan tersebut
merupakan laju pertumbuhan yang terbentuk dari berbagai macam sektor ekonomi yang tidak
langsung menggambarkan tingkat perubahan ekonomi yang terjadi. Bagi daerah indikator ini
sangat perlu untuk mengetahui keberhasilan pembangunan yang telah dicapai dan berguna untuk
menentukan arus pembangunan dimasa yang akan datang. Laju pertumbuhan ekonomi daerah
dapat ditunjukan dengan PDRB. Indikator yang sering kali digunakan dalam melihat sumber
daya yang dimiliki oleh suatu daerah adalah aspek ekonomi dan ketenagakerjaan sebagai
penompang kekuatan dan kelemahannya (Sukirno 2006).
Investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran atau pembelanjaan penanaman-penanaman modal
atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal, mesin-mesin dan perlengkapan-
perlengkapan produksi yang yang akan dioperasikan oleh tenaga manusia untuk menambah
kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam perekonomian
(Sukirno, 1997)
Pengeluaran pemerintah merupakan salah satu aspek penggunaan sumber daya ekonomi
yang secara langsung dikuasai dan dimiliki oleh pemerintah dan secara tidak langsung dimiliki
oleh masyarakat melalui pembayaran pajak (Susanti, 2000)
Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara atas pertanyaan yang dikemukakan dalam
perumusan masalah yang akan diuji kebenarannya. Berdasarkan uraian perumusan masalah,
teori, konsep serta kerangka pemikiran yang sebelumnya disajikan, maka hipotesis yang diajukan
dalam penelitian ini adalah. : Diduga terdapat pengaruh Signifikan antara Variabel PDRB,
Investasi, dan Pengeluaran Pemerintah terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Provinsi Jambi.
METODE PENELITIAN
Jenis Data
Data penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder dalam bentuk data panel, yaitu data
terdiri dari dua bagian yaitu: time series dan cross section, data time series adalah data tahunan
yang dimulai dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 dan cross section adalah sebanyak 11
kabupaten kota yang ada di Provinsi Jambi. yang diperoleh dari instansi-instansi pemerintah dan
dari situs-situs internet yang telah diolah lebih lanjut. Adapun jenis data sekunder yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Data Tenaga Kerja kabupaten kota di Provinsi Jambi
Data Nilai PDRB kabupaten kota di Provinsi Jambi
Data Nilai Investasi kabupaten kota di Provinsi Jambi
Data Nilai Pengeluaran Pemerintah Kabupaten Kota di Provinsi Jambi
Sumber Data
Data ini diperoleh dari sumber resmi, yaitu dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi
Jambi, Dinas Ketenagakerjaan Provinsi Jambi, dan beberapa media masa yang mendukung
dalam penulisan ini.
Metode Analisis Data
1. Analisis Deskriptif
Untuk menjawab permasalahan besarnya kontribusi penyerapan tenaga kerja berdasarkan
sektor PDRB di Provinsi Jambi menggunakan Metode Proporsi (Widodo,1991).
š§ =š„š
š¦šš„100%....................................................................................................(3.1)
Dimana :
z = besarnya kontribusi nilai Penyerapan Tenaga Kerja Menurut sektor-sektor ekonomi.
š„š = Nilai PDRB sektor ekonomi tahun t
š¦š = Nilai PDRB total tahun t
Untuk mengetahui kontribusi penyerapan tenaga kerja di Provinsi Jambi menggunakan
metode Proporsi (Widodo,1991).
KPTKit =ššš¾šš”
ššš¾š”šš”šš šš”š„100%...............................................................................(3.2)
Dimana :
KPTK = besarnya kontribusi nilai Penyerapan Tenaga Kerja.
ššš¾šš” = Nilai Tenaga kerja
ššš¾š”šš”šššš” = Nilai Tenaga kerja total provinsi
š = Kabupaten kota (11 kabupaten kota di Provinsi Jambi
š” = Tahun ( 2010 ā 2013)
Untuk mengetahui berapa besar elastisitas Penyerapan Tenaga Kerja Provinsi Jambi.
Menggunakan Elastisitas Kesempatan Kerja.
a. Untuk mengetahui besarnya peranan sektor sektor ekonomi di Provinsi Jambi dalam
penyerapan tenaga kerja, dapat digunakan rumus elastisitas kesempatan kerja
(Glassburner, 2000)
šš =šæĀ°
šĀ°.................................................................................................(.3.3)
Dimana :
šš = Elastisitas Penyerapan Tenaga Kerja
LĀ° = Laju Pertumbuhan Tenaga Kerja
QĀ° = Laju Pertumbuhan PDRB
Menurut Boediono (1991), Kriteria dan kepekaan dari elastisitas kesempatan kerja
dalam kaitannya dengan kemampuan dalam menyerap tenaga kerja dapat dijelaskan
dengan kriteria sebagai berikut:.
a. E = 1, (Unitary Elasticity), kemampuan sektor sektor ekonomi untuk menyerap
tenaga kerja, apabila jumlah nilai PDRB naik 1% maka Jumlah Tenaga Kerja yang
dapat diserap akan naik 1 %, sebaliknya apabila jumlah nilai PDRB menurun 1%
maka jumlah tenaga kerja yang akan diserap akan turun 1%.
b. E > 1 (Elasticity), Kemampuan Sektor sektor ekonomi untuk menyerap tenaga kerja
apabila jumlah nilai PDRB naik 1 % maka jumlah tenaga kerja yang dapat diserap
akan kurang dari 1 %, sebaliknya apabila jumlah nilai PDRB menurun 1 % maka
jumlah tenaga kerja yang akan diserap akan turun lebih dari 1%
c. E < 1 (Inelasticity), kemampuan sektor sektor ekonomi untuk menyerap tenaga kerja,
apabila jumlah nilai PDRB naik 1% , maka jumlah tenaga kerja yang dapat diserap
akan naik kurang dari 1 %, sebaliknya apabila jumlah nilai PDRB menurun 1% maka
jumlah tenaga kerja yang akan terserap akan turun kurang dari 1 %.
b. Untuk mengetahui laju pertumbuhan tenaga kerja digunakan model sebagai berikut,
(Mulyadi,2000).
šæĀ° =šš¾š”āšš¾š”ā1
šš¾š”ā1š„100%...........................................................................(3.4)
Dimana:
LĀ° = Pertumbuhan tenaga kerja
šš¾š” = nilai tenaga kerja pada tahun t
šš¾š”ā1 = nilai tenaga kerja pada tahun t-1
c. Untuk mengetahui laju pertumbuhan nilai PDRB menurut sektor. (Mulyadi, 2000).
šĀ° =šš”āšš”ā1
šš”ā1š„100%..............................................................................(3.4)
Dimana:
QĀ° = Pertumbuhan PDRB
šš” = nilai PDRB pada tahun t
šš”ā1 = nilai PDRB pada tahun t-1
2. Analisis Kuantitatif
Analisis kuantitatif yaitu analisis yang dilakukan dengan cara menguji dan
mengumpulkan data untuk menguji pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel
tidak bebas. Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah regresi data Panel yaitu
menggabungkan observasi data deret waktu dan data silang dan menggunakan metode
common-constant (Poopled Ordinary Least Square). Pengolahan data dilakukan dengan
menggunakan program Software Microsoft Excel dan E-views 8.0
Untuk menganalisis Faktor faktor yang mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja
di Provinsi Jambi menggunakan Model Regresi Data Panel sebagai berikut.
Yit = Ī±+X1it + X2it +X3it+Eit.........................................................................................................(3.8)
Dimana :
Y = Jumlah Tenaga Kerja kabupaten-kota Provinsi Jambi
(Jiwa)
i = jumlah observasi (11 kabupaten-kota)
t = Tahun data observasi (4 Tahun/deret waktu)
Ī± = kostanta
X1 = Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Kota
Provinsi Jambi
X2 = Nilai Investasi Kabupaten-Kota Provinsi Jambi (Rp)
X3 = Pengeluaran Pemerintah Kabupaten-Kota Provinsi Jambi
(Rp)
eit = komponen error theam
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Pengujian Regresi Data Panel dengan Metode PLS.
Dependent Variable: TK?
Method: Pooled Least Squares
Date: 02/03/16 Time: 14:54
Sample: 2010 2013
Included observations: 44
Cross-sections included: 44
Total pool (balanced) observations: 1936
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 1175184. 56847.71 20.67250 0.0000
PDRB? 0.025830 0.000757 34.13267 0.0000
INV? 3.07E-06 3.89E-06 0.790664 0.4292
PP? -1688.948 88.64494 -19.05295 0.0000
R-squared 0.454664 Mean dependent var 134752.3
Adjusted R-squared 0.453817 S.D. dependent var 46182.30
S.E. of regression 34130.66 Akaike info criterion 23.71584
Sum squared resid 2.25E+12 Schwarz criterion 23.72735
Log likelihood -22952.94 Hannan-Quinn criter. 23.72007
F-statistic 536.9229 Durbin-Watson stat 0.660081
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber : Eviews 8.0 data diolah 2016
Berdasarkan hasil yang telah dilakukan dapat diperoleh sebagai berikut.
Penyerapan tenaga kerja (Y)
Penyerapan tenaga kerja merupakan jumlah tenaga kerja yang terserap pada suatu
sektor ekonomi dalam waktu tertentu. Berdasarkan hasil regresi data panel diperoleh
costanta sebesar 1175184 orang memberikan arti bahwa apabila PDRB, Investasi, dan
Pengeluaran Pemerintah diasumsikan konstan, maka penyerapan tenaga kerja secara
konstan sebesar 1175184 orang.
PDRB (X1)
Dari hasil analisis bahwa X1 menunjukkan angka sebesar Rp. 0.025830 nilai
koefisien tersebut menunjukkan bahwa jika PDRB naik sebesar 1 rupiah maka
penyerapan tenaga kerja akan meningkat sebesar Rp. 0.025830 dengan menjaga nilai X2
dan X3. Hasil estimasi menunjukkan bahwa variabel PDRB memberikan pengaruh
posistif terhadap penyerapan tenaga kerja. Namun jika dilihat dari t hitung untuk PDRB
mempunyai nilai sebesar 34.13267 yang lebih besar dari t tabel yaitu sebesar 2.42080
dengan signifikansi Prob sebesar 0.0000 < 1, yang berarti bahwa secara individu PDRB
berpengaruh Positif terhadap Penyerapan Tenaga kerja.
Investasi (X2)
Dari hasil analisis bahwa x2 menunjukkan angka sebesar 0.0307 nilai koefisien
tersebut menunjukan bahwa Jika Investasi naik sebesar 1 Rupiah maka penyerapan
tenaga kerja naik sebesar 0.0307 dengan menjaga nilai X1 dan X3. Hasil pengujian
pengaruh Investasi terhadap penyerapan tenaga kerja di peroleh t hitungnya sebesar
0.790664 < t tabel 2.42080 dengan signifikansi Prob sebesar 0.4292 > 1, yang berarti
bahwa secara individu Investasi tidak berpengaruh Positif terhadap Penyerapan Tenaga
kerja. Dikarenakan investasi dalam penyerapan tenaga kerja hanya dilihat dari nilai
output produksi suatu industri (kegiatan produksi).
Pengeluaran Pemerintah (X3)
Dari hasil analisis bahwa X3 menunjukkan angka sebesar Rp -1688.948 nilai
koefisien tersebut menunjukan bahwa Jika Pengeluaran Pemerintah naik sebesar 1
Rupiah maka penyerapan tenaga kerja menurun sebesar Rp -1688.948 dengan menjaga
nilai X1 dan X2. Hasil pengujian pengaruh Investasi terhadap penyerapan tenaga kerja di
peroleh t hitungnya sebesar -19.05295 > t tabel 2.42080 dengan signifikansi Prob
sebesar 0.0000 < 1, yang berarti bahwa secara individu Pengeluaran Pemerintah
berpengaruh Positif terhadap Penyerapan Tenaga kerja. Akan tetapi pengeluaran
pemerintah berpengaruh negatif terhadap penyerapan tenaga kerja di provinsi Jambi
dikarenakan pengeluaran pemerintah dalam menggunakan dana APBD lebih banyak
terdapat pengeluaran tidak langsung (rutin) daripada pengeluaran langsung sehingga
mengakibatkan penurunan laju pertumbuhan di sektor indutri yang mampu memperluas
lapangan kerja.
Koefisien R Squared
Nilai R square = 0.454664 dapat diartikan besarnya PDRB (X1) Investasi (X2)
dan Pengeluaran Pemerintah (X3) mampu mempengaruhi (naik atau turun) penyerapan
tenaga kerja sebesar 45.5 persen sedangkan 54.5 persen di pengaruhi atau dijelaskan oleh
variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.
Uji F Statistik
Pada Ī± = 1 % dan di peroleh df=40 (n=44-4). Di dapat Ftabel =. Maka F hitung =
536.9229 > F tabel 3.83. artinya menolak Ho dan menerima Ha, dengan demikian PDRB,
Investasi, dan Pengeluaran Pemerintah berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja.
Diperjelas kembali berdasarkan tabel 5.18 diatas diketahui juga bahwa nilai Prob (f
Statistik) 0.000000 < 0.01. maka berarti Ho ditolak dan menerima Ha, yang artinya uji
secara bersama sama menunjukkan bahwa PDRB, Investasi, dan Pengeluaran Pemerintah
berpengaruh terhadap Penyerapan Tenaga Kerja.
Estimasi dengan Metode FEM. (Fixed Effect)
Interpretasi nilai slope sebesar 3412595 (223.7465 + 1175130 ). artinya jika
terjadi perubahan PDRB , Investasi dan Pengeluaran Pemerintah antar kabupaten maupun
antar waktu, maka kabupaten Kerinci akan mendapatkan pengaruh individu terhadap
Penyerapan Tenaga Kerja sebesar 3412595 orang.
Estimasi dengan Metode REM. (Random Effect).
Interpretasi terhadap random Effect adalah, jika ada perubahan PDRB, Investasi
dan Pengeluaran Pemerintah baik antar kabupaten maupun antar waktu akan
mendapatkan pengaruh individu terhadap penyerapan tenaga kerja sebesar 1175184
orang.
Pemilihan Model PLS dengan FEM
Interprestasi nilai F test maupun Chi-square tidak signifikan ( p-value 1.0000 dan
1.0000 lebih besar dari Ī± 0.01), sehingga Ho diterima, maka Model PLS Lebih baik dari
pada model FEM.
Pemilihan Model FEM dengan REM
Interprestasi uji Hausman yaitu cross section Random dari eviews terlihat bahwa
p-value = 1.0000 > Ī± 0.01 sehingga. Ho diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa model yang terbaik dalam pengujian ini adalah model PLS, lebih baik dari pada
model FEM, dan REM.
Kesimpulan
1. Rata rata besarnya Kontribusi Penyerapan tenaga kerja berdasarkan sektor PDRB selama
kurun waktu 2010 ā 2013 kabupaten dan kota di Provinsi Jambi paling besar ada di sektor
pertanian. Sedangkan kontribusi tenaga kerja yang diserap paling besar ada di Kabupaten
Tanjung Jabung Timur yaitu rata rata sebesar 22.77 persen dalam kurun waktu 2010 - 2013. Dan
rata rata elastisitas penyerapan tenaga kerja kabupaten dan kota di Provinsi Jambi dalam kurun
waktu 2010 ā 2013 sebesar 0.36 persen bersifat In Elastis.
2. Koefisien determinasi menunjukkan kemampuan PDRB, Investasi, dan Pengeluaran
Pemerintah mempengaruhi penyerapan tenaga kerja di Provinsi Jambi sebesar 45.8 persen.
Sedangkan 54.2 persen dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam
penelitian ini. Secara uji F atau uji bersama sama PDRB, Investasi dan Pengeluaran Pemerintah
berpengaruh Signifikan terhadap penyerapan Tenaga Kerja di Provinsi Jambi. Secara Uji T atau
secara Individu, PDRB, Investasi, dan Pengeluaran Pemerintah memberikan pengaruh terhadap
penyerapan tenaga kerja di Provinsi Jambi.
Saran
Dari kesimpulan diatas maka ada beberapa saran yang dapat diberikan yaitu:
1. Untuk lebih meningkatkan dan mengoptimalkan penyerapan tenaga kerja disetiap sektor
kabupaten dan kota karena diperlukannya dukungan sarana dan prasarana melalui alokasi
APBD dari belaja tidak langsung hal ini dapat meningkatkan pertumbuhan sektor lainnya
seperti Industri dan lain lainya, dikarenakan daya serap dan kontribusi di sektor industri
masih rendah dan daya serap tenaga kerja sektor industri mengalami perlambatan dalam
meningkatkan sektor perekonomian di Provinsi Jambi.
2. Hendaknya pemerintah mendorong dan memperluas penyerapan tenaga kerja dari setiap
kegiatan sektor ekonomi karena, Angkatan kerja setiap tahunnya selalu bertambah
sedangkan kesempatan kerja yang ada bersifat stagnan,oleh karena itu pemerintah
hendaknya memperluas persediaan lapangan pekerjaan bagi Angkatan Kerja baru yang
akan memasuki dunia pasar kerja.
Ucapan Terimakasih
Kepada Bapak Dr. H. Junaidi, SE, Msi selaku dosen pembimbing utama dan Ibu Dr. Hj.
Zulfanetti SE. Msi selaku dosen pembimbing pendamping yang telah banyak meluangkan waktu
dan memberikan bimbingan, ilmu, saran, dan nasehat, serta motivasi kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.