Analisis Strategi Pemasaran Bank Muamalat cabang Solo dalam
meningkatkan jumlah nasabah tahun 2008
Disusun Oleh :
Bakhtiar Rifa’i
K 7403061
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
ABSTRAK
Bakhtiar Rifa’i K 7403061. Analisis Strategi Pemasaran Bank Muamalat cabang Solo dalam meningkatkan jumlah nasabah tahun 2008. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Januari. 2010.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk: (1) Mengetahui penerapan strategi pemasaran Bank
Muamalat cabang Solo dalam meningkatkan jumlah nasabah tahun 2008 (2) Mengetahui kendala
– kendala apa yang dihadapi oleh Bank Muamalat cabang Solo dalam melaksanakan strategi
pemasarannya. (3) Mengetahui upaya – upaya yang dilakukan oleh Bank Muamalat cabang Solo
dalam menghadapi kendala – kendala pelaksanaan strategi pemasarannya. (4) mengetahui
alternatif strategi pemasaran Bank Mualamat cabang Solo dalam meningkatkan jumlah nasabah
tahun 2008.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Teknik pengambilan sampel
yang digunakan adalah purposive sampling dengan cara snowball sampling. Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis
data yang digunakan adalah analisis SWOT yang diaplikasikan dengan metode interaktif.
Validitas data dengan menggunakan teknik trianggulasi metode dan trianggulasi data/sumber.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa strategi pemasaran yang
diterapkan oleh Bank Muamalat Cabang Solo tahun 2008 terangkum dalam marketing mix yang
meliputi produk yang bervariasi, differensiasi nama produk dan fasilitas penunjang produk;
penetapan nisbah bagi hasil yang saling menguntungkan yang telah ditentukan oleh kantor pusat;
kegiatan promosi melalui iklan surat kabar, spanduk, leaflet; proses distribusi melaui pemelihan
tempat yang strategis dan kerjasama dengan Kantor Pos; keadaan fisik berupa lay out yang bagus
dengan penyediaan mushola, tempat parkir; prosedur pelayanan yang mudah dan cepat; dan
pelayanan pekerja yang terampil dan profesional dengan mengutamakan keramahan kepada
pelanggan. Perencanaan dan penetapan strategi tersebut dipengaruhi oleh faktor lingkungan
secara eksternal dan internal. Lingkungan eksternal terbagi dalam lingkungan umum meliputi :
ekonomi, sosial budaya, pemerintah, dan teknologi. Lingkungan industri meliputi : pesaing dan
pelanggan. Lingkungan internal meliputi operasional perusahaan, sumber daya manusia,
pemasaran, dan keuangan. Analisis lingkungan tersebut berperan dalam pembentukan strategi
yang tepat melalui analisis SWOT sebagai formulasi strategi.
Kendala – kendala yang dihadapi Bank Muamalat dalam melakukan strategi pemasaran
adalah biaya pemasaran yang kurang besar, jumlah tenaga dan armada pemasaran yang masih
sedikit, kondisi masyarakat Kota Solo sebagian besar masih menganggap sama antara bank
berprinsip syariah dengan bank konvesional, dan jumlah kantor kas / kantor pembantu yang
belum tersebar di daerah Kota Solo. Upaya dan alternatif strategi yang dilakukan Bank
Muamalat dalam mengatasi kendala – kendala adalah melakukan pemasaran yang inovatif dan
kreatif, menambah jumlah tenaga dan armada, menambah jumlah Dai Muamalat untuk
memberikan edukasi tentang bank berprinsip syariah terhadap masyarakat dan menambah jumlah
kantor kas / kantor pembantu di bebarapa tempat secara bertahap.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bank merupakan salah satu bagian terpenting dalam sistem
perekonomian modern karena memiliki posisi strategis sebagai lembaga
intermediasi, yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali
dana kepada masyarakat yang membutuhkan serta penunjang sistem pembayaran.
Karena fungsi tersebut bank menjadi motor penggerak perekonomomian yang
akan m endukung dan menopang aktivitas-akt ivitas ekonomi dalam masyarakat .
Kondisi perekonomian di era globalisasi membawa perubahan dan
perkembangan di berbagai aspek kehidupan. Hal tersebut juga memberikan
implikasi pada perkembangan sistem perbankan yang ada, yaitu munculnya bank
umum yang berdasarkan prinsip syariah. Bank umum berdasarkan prinsip syariah
dapat diart ikan sebagai bank yang kinerjanya berdasarkan pada hukum Islam
antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan atau pembiayaan
kegiatan usaha atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah.
Perbedaan antara bank konvesional dengan bank berdasarkan prinsip syariah
terletak pada prinsip, sistem operasional dan karakteristik produknya. Secara
singkat dapat dikatakan bahwa bank konvesional menerapkan sistem bunga,
sedangkan bank syariah tidak menggunakan bunga tetapi berdasarkan pada prinsip
bagi hasil (profit sharing principles).
Perkembangan bank umum berdasarkan prinsip syariah di Indonesia
merupakan suatu fenomena baru yang sedang menjadi bintang baru dalam industri
perbankan di tanah air. Pemberlakuan undang-undang Nomor 10 tahun 1998
sebagai perubahan atas undang-undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan,
bank syariah telah mendapat kesempatan yang lebih luas untuk menyelenggarakan
kegiatan usaha termasuk pemberian kesempatan yang lebih luas untuk
menyelenggarakan kegiatan usaha, termasuk pemberian kesempatan kepada bank
umum konvesional untuk membuka kantor cabang khusus melaksanakan kegiatan
1
2
berdasarkan prinsip syariah atau bahkan mengkonversi secara penuh menjadi bank
berdasarkan prinsip syariah. Pemberian kesempatan kantor cabang syariah ini
adalah sebagai upaya untuk meningkatkan jaringan perbankan Syariah. Sampai
saat ini, m arket share bank umum berdasarkan prinsip syariah di Indonesia, relatif
masih kecil, belum mencapai 2 % dari total asset bank secara nasional. Menurut
Siti Fajriyah (http://agustianto.niriah.com ) yang menjabat Deputi Gubernur Bank
Indonesia menyatakan bahwa ”jumlah nasabah bank syariah saat ini, baru sekitar
3 juta orang. Padahal jumlah umat Islam potensial untuk menjadi custom er bank
syariah lebih dari 100 juta orang”.
Bank Mualamat merupakan salah satu bank umum di Indonesia yang
berdasarkan prinsip syariah, perkembangan dan pertumbuhan bank ini relatif lebih
baik dari pada bank-bank umum berdasarkan prinsip syariah yang berada di
Indonesia. Hal ini terbukti dari kinerja keuangan Bank Muamalat mengalami
peningkatan yang cukup signifikan. hal ini dapat di lihat dalam gambar 1. kinerja
keuangan Bank Muamalat sebagai berikut:
Gambar1. Grafik Peningkatan Kinerja Keuangan Bank Mualamat Tahun 1998-2008 (http://muamalatbank.com)
3
Peningkatan kinerja keuangan yang terjadi pada Bank Muamalat juga
berbanding lurus dengan bertambahnya jumlah nasabahnya. Hal ini dapat dilihat
dalam kurun waktu tahun 1999-2007 Bank Muamalat sudah memiliki nasabah
sejumlah 2.148.395 nasabah, peningkatan yang cukup signifikan ketika Bank
Mualamat membuat produk baru yaitu Shar-e. Shar-e adalah investasi syariah
yang dikemas khusus dalam bentuk paket perdana seharga Rp. 125.000.- dan
dapat diperoleh di Kantor Pos On-line di seluruh Indonesia, sejak kehadiran
produk ini, Bank Muamalat berhasil mengembangkan jaringan pelayanannya
secara pesat dan signifikan. Sampai dengan 31 Maret 2008 melalui 2.861 SOPP
(Sistem On-line Paym ent Point) Bank Muamalat benar-benar telah merentangkan
jangkauan pelayanan hampir ke seluruh kecamatan di Indonesia. Setiap daerah
yang terdapat kantor pos on-line dan Anjungan Tunai Mandiri (ATM) milik bank
apapun, serta merchant Debit Prima di seluruh pelosok tanah air, nasabah
Muamalat semakin mudah memperoleh akses dan semakin terlayani, yang
mengakibatkan jumlah nasabahnya meningkat pesat, hal ini dapat di lihat dari data
sebagai berikut:
Tabel 1. Perkembangan Jumlah Nasabah Bank Muamalat Indonesia (http://muamalatbank.com)
Jenis Rekening
1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007
Non Shar-E Saving
205,143 249,104 297,086 349,943 411,879 517,022 615,044 694,310 724,975
Shar-E - - - - - 7,521 132,669 663,877 1,239,439
Wadiah Current Account
8,044 9,442 10,684 11,937 13,148 14,989 18,278 22,465 26,722
Mudharabah Time Dep
29,228 35,847 43,914 55,529 71,710 95,225 119,849 147,173 157,259
Total 243,015 294,033 351,684 417.409 496,737 634,757 885,840 1,527,825 2,148,395
4
Penjelasan kondisi perkembangan yang telah dijelaskan, hal ini
menunjukan Bank Muamalat saat ini perkembangan dan pertumbuhannya sudah
baik, dapat dilihat semakin meningkatnya kinerja keuangan serta jumlah
nasabahnya yang selalu meningkat. Implementasi kebijakan dan untuk mencapai
hasil yang lebih baik, Bank Muamalat senant iasa menambah kantor cabang hal ini
di maksudkan supaya dapat lebih dekat dengan konsumen, dari berbagai kantor
cabang yang telah ada diberbagai daerah. Bank Muamalat mempunyai kantor
cabang di Kota Solo. Kota Solo mempunyai ciri khas tersendiri yaitu: jumlah
umat Islam yang mayoritas, banyak organisasi kemasyarakatan yang berlatar
belakang Islam, kota yang memiliki banyak kegiatan ekonomi terutama pasar
tradisional dan modern, selain itu kota solo mempunyai potensi perputaran uang
yang sangat besar yaitu sebanyak 14 trilyun rupiah total dana yang berhasil di
himpun bank-bank yang berada di Kota Solo, Bank Muamalat sendiri baru
mampu mendapatkan 1,1 trilyun rupiah saja(Pemkot Solo, 2009 : 30). Selain itu
market share perbankan syariah hanya 5%, terkhusus Bank Muamalat mempunyai
market share sebanyak 4% saja dari total m arket share yang berada di kota solo
(Bank Indonesia, 2009:56). Hal ini menjadi peluang untuk menambah nasabah.
Akan tetapi Kota Solo juga sudah mempunyai jumlah bank yang cukup banyak
berdasarkan data Bank Indonesia semester II tahun 2008 kantor cabang bank
umum berjumlah 56 bank (Bank Indonesia, 2009:40), sedangkan bank berprinsip
syariah berjumlah 4 bank (Bank Indonesia, 2009:56). Bertambahnya bank pesaing
membuat nasabah mempunyai banyak pert imbangan sebelum menentukan
pilihannya. Hal ini menyebabkan Bank Muamalat tidak dapat mengandalkan pada
brand posissitioning dan emotional motive nasabah untuk mempertahankan
konsumen. Pihak pengembang dan pengelola Bank Muamalat cabang Solo
memerlukan sesuatu strategi pemasaran dalam menghadapi persaingan untuk
menambah jumlah nasabahnya.
5
Bertolak dari hal tersebut, maka penulis tertarik melakukan penelitian
dengan judul “ ANALISIS STRATEGI PEMASARAN BANK MUAMALAT
CABANG SOLO DALAM MENINGKATKAN JUMLAH NASABAH
TAHUN 2008”.
B. Perumusan Masalah
1. Bagaimana penerapan strategi pemasaran Bank Muamalat Indonesia Cabang
Solo dalam meningkatkan jumlah nasabah pada tahun 2008?
2. Kendala-kendala apa yang dihadapi oleh Bank Muamalat Indonesia Cabang
Solo dalam melaksanakan strategi pemasarannya?
3. Upaya-upaya apa yang dilakukan oleh Bank Muamalat Indonesia Cabang Solo
dalam menghadapi kendala–kendala pelaksanaan strategi pemasarannya?
4. Alternat if strategi pemasaran jasa perbankan apa sajakah yang dapat di
terapkan pada bank Muamalat Indonesia Cabang Solo dalam meningkatkan
jumlah nasabahnya?
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui bagaimana penerapan strategi pemasaran Bank Muamalat
Indonesia Cabang Solo dalam meningkatkan jumlah nasabahnya.
2. Mengetahui kendala–kendala apa yag dihadapi oleh Bank Muamalat Indonesia
cabang Solo dalam melaksanakan strategi pemasarannya.
3. Mengetahui upaya–upaya apa yang dilakukan oleh Bank Muamalat Indonesia
cabang Solo dalam menghadapi kendala–kendala pelaksanaan strategi
pemasarannya.
4. Mengetahui alternatif strategi pemasaran jasa perbankan yang dapat di
terapkan pada Bank Muamalat Indonesia Cabang Solo dalam meningkatkan
jumlah nasabahnya.
6
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis merupakan manfaat yang berhubungan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan secara konsep maupun teori. Manfaat yang ingin
diperoleh dalam penelitian ini adalah:
1. Memberikan sumbangan bagi pengembangan ilmu pengetahuan dengan teori –
teori yang relevan, khususnya teori tentang strategi pemasaran jasa perbankan
syariah.
2. Memperluas khasanah pengetahuan ilmiah mengenai perbankan syariah,
khsususnya tentang Bank Muamalat Indonesia Cabang Solo.
2. Manfaat Praktis
Selain manfaat teoritis, dalam penelitian ini juga diharapkan bisa
memberikan manfaat praktis. Manfaat ini merupakan bentuk kontribusi yang
diberikan bagi pihak-pihak yang terkait. Manfaat praktis yang ingin diperoleh
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi peneliti, dapat mengetahui strategi pemasaran Bank Mualamat Indonesia
Cabang Solo dalam meningkatkan jumlah nasabah di Kota Solo tahun 2008.
2. Bagi Perusahaan Bank Muamalat Indonesia Cabang Solo, memberikan
masukan dan memberikan solusi terhadap pelaksanaan strategi pemasaran
yang telah di lakukan.
3. Bagi akademisi, penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi peneliti lain yang
akan m eneliti hal yang sama.
4. Bagi FKIP selaku pihak yang memberikan ijin penelitian, hasil penelitian
yang berupa data dijadikan sebagai bahan kajian kelimuan tentang perbankan
syariah.
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Tinjauan Tentang Strategi Pem asaran
a. Pengertian Pemasaran
Pemasaran mempunyai peranan yang sangat penting dalam sebuah proses
perusahaan untuk mencapai tujuannya. Perusahaan tidak dapat bertahan dengan
hanya menjalankan tugasnya dengan baik. Supaya sukses menghadapi dunia yang
kom petitif, mereka harus mengetahui seluk beluk pasar dengan baik.
Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang
dilakukan oleh perusahaan dalam usahanya mempertahankan hidupnya, untuk
berkembang dan mendapatkan laba. Pemasaran memainkan peran penting dalam
membangkitkan era kegiatan ekonomi. Pemasaran adalah fungsi perusahaan yang
ditugasi menentukan pelanggan sasaran serta cara terbaik untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan konsumen secara kompetitif dan menguntungkan.
Para ahli pemasaran memberikan definisi pemasaran yang berbeda –
beda diantarannya, Philip Kot tler (2003:10) menyatakan bahwa pemasaran adalah
“proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan
kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan dan
menukarkan produk yang bernilai satu sama lain”. Sedangkan menurut William J.
Stanton (1996:7) mendefinisikan pemasaran sebagai “suatu sistem total dari
kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga,
mempromosikan, dan mendistibusikan barang-barang yang dapat memuaskan
keinginan dan jasa baik kepada konsumen saat ini maupun kepada konsumen
potensial”.
7
8
Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan pemasaran mencakup
kegiatan perusahaan yang dimulai dengan mengidentifikasi kebutuhan dan
keinginan konsumen, baik yang ada saat ini maupun konsumen potensial,
menentukan produk apa yang akan di produksi, menentukan harga, kemudian
menentukan berbagai cara untuk promosi dan mendistribusikan produk tersebut
kepada konsumen. Agar kegiatan pemasaran dapat berjalan dengan baik dan
mencapai hasil yang diinginkan maka harus dikoodinasikan dan di kelola dengan
cara yang baik melalui manajemen pemasaran.
b. Strategi Pemasaran Jasa
Strategi pemasaran menurut Indriyono Gitosudarmo (1994:124) adalah :
“Strategi pemasaran merupakan strategi untuk melayani pasar yang dijadikan
target oleh seorang pengusaha. Oleh karena itu strategi pemasaran merupakan
kom binasi dari bauran pemasaran yang akan diterapkan oleh pengusaha untuk
melayani pasarnya”.
Strategi pemasaran mengandung dua faktor yang terpisah tapi
berhubungan erat, yaitu :
1) Target market , yaitu suatu kelom pok konsumen yang homogen, yang
merupakan “sasaran” perusahaan.
2) Marketing Mix, yaitu varibel-variabel pemasaran yang dapat dikontrol, yang
akan dikombinasikan oleh perusahaan untuk memperoleh hasil yang
maksimal.
Kedua faktor ini berhubungan erat, target market merupakan suatu
sasaran yang akan dituju, sedangkan marketing mix merupakan alat untuk menuju
sasaran tersebut. Sedangkan menurut Tull dan Kahle yang di kutip oleh Fandy
Tjiptono (1997:6) strategi pemasaran didefinisikan sebagai berikut: “strategi
pemasaran sebagai alat fundamental yang direncanakan untuk mencapai tujuan
perusahaan dalam mengembangkan keunggulan bersaing yang berkesinambungan
melalui pasar sasaran tersebut”.
Berdasarkan penjelasan di atas, strategi pemasaran menunjukkan
pendekatan pemasaran yang hendak digunakan untuk mencapai sasaran rencana
9
pemasaran. Meskipun beberapa perusahaan mempunyai tujuan yang sama, namun
penggunaan strateginya dapat berbeda. Pada intinya, strategi ini ditempuh oleh
perusahaan terdiri dari empat tahap yaitu:
1) Memilih Konsumen yang Dituju
Usaha-usaha pemasaran akan lebih berhasil jika hanya di tuju pada
konsumen tertentu saja, dam bukannya masyarakat secara keseluruhan.
Konsumen yang dituju merupakan individu-individu yang harus dilayani oleh
perusahaan dengan memuaskan. Perusahaan tidak mungkin benar-benar
memberikan kepuasan kepada setiap orang. Pendekatan yang paling baik adalah
dengan memilih kelompok tertentu yang dituju dan menentukan marketing mix
yang dapat memuhi keinginan mereka.
2) Menentukan Keinginan Konsumen
Strategi pemasaran yang efektif memerlukan suatu pengalaman tentang
keinginan konsumen yang ditujukan terhadap manfaat barang setelah perusahaan
memperoleh data tentang keinginan apa yang pent ing bagi konsumen maka
manajemen dapat menentukan dan mengadakan penyesuaian marketing mix
terhadap keinginan-keinginan konsumen tersebut.
Riset pemasaran yang dilakukan perusahaan untuk mengetahui tentang
apa yang menjadi keinginan konsumen. Menurut Philip Kotler (2003:141) “Riset
pemasaran adalah sebagai perancangan, pengumpulan, analisis, dan pelaporan
data dan temuan secara sistematis yang relevan dengan situasi pemasaran tertentu
yang dihadapi perusahaan”. Dari definisi tersebut dapat dikatakan bahwa riset
pemasaran merupakan suatu proses yang sifatnya praktis, manajemen
menggunakan riset pemasaran untuk memudahkan dalam mengambil keputusan,
bukannya untuk kepentingan diri sendiri. Hal tersebut dianggap bahwa kegiatan
ini tidak bermanfaat bagi manajemen. Tetapi masalah tersebut tidaklah menjadi
persoalan. Penelitian hanya memberikan data kepada pimpinan, yang dalam hal
ini bertanggung jawab untuk mengambil keputusan.
Riset pemasaran ini mempunyai fungsi untuk memperoleh data yang
berkaitan dengan pangsa pasar, peluang pasar, saluran distribusi yang paling
cocok untuk produk-produk mereka dan tentu saja untuk memahami keinginan
10
konsumennya. Sumber-sumber informasi atau data yang paling akurat mengenai
keinginan konsumen adalah konsumen itu sendiri, namun bagi perusahaan untuk
mencari informasi langsung dari konsumen diperlukan dana riset yang cukup
besar. Oleh karena itu perusahaan dapat memanfaatkan sumber-sumber informasi
yang lain seperti laporan riset terdahulu, publikasi pemerintah melalui Badan
Pusat Statistik (BPS) dan lembaga-lembaga kajian serta data komersial yang
diperoleh dari berbagai pihak yang bersangkutan.
3) Marketing Mix
Marketing Mix merupakan variabel-variabel yang dipakai oleh
perusahaan sebagai sarana untuk memenuhi atau melayani kebutuhan dan
keinginan konsumen. Menurut William J. Stanton yang dikutip oleh Basu Swastha
DH. (1996:24) “ Marketing mix adalah kombinasi dari empat variabel kegiatan
yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan, yaitu: produk, struktur
harga, kegiatan promosi dan sistem distribusi”, jadi variabel-variabel yang
terdapat dalam m arketing m ix meliputi produk, struktur harga, distribusi dan
promosi.
William J. Stanton (1996:46) berpendapat bahwa marketing mix
merupakan kegiatan pemasaran yang didasarkan pada empat variabel yang
dikombinasikan yaitu produk, harga, promosi dan distribusi. Namun dalam
pemasaran jasa yang sebagian besar berhubungan langsung dengan manusia
sehingga membuat perbedaan atas hasil kepuasan pelanggan. ”Untuk itu
pemasaran jasa perlu memperhatikan unsur lainnya yaitu people, physical
evidence dan process.” (Ahmad Kurnia, ht tp://elqorni.wordpress.com ). Variabel-
varibel tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:
a) Produk
Mengelola unsur produk termasuk pemasaran dan pengembangan produk
atau jasa yang tepat untuk dipasarkan oleh perusahaan. Strategi
dibutuhkan untuk mengubah produk yang ada, menambah yang baru, dan
mengambil tindakan-tindakan lain yang memepengaruhi bermacam –
macam produk. Keputusan strategis juga dibutuhkan untuk pengemasan,
penentuan, cap dan berbagai segi produk lain.
11
b) Harga
Penentuan suatu harga produk dalam suatu perusahaan, pihak manajemen
harus menentukan harga dasar yang tepat bagi produknya. Manajemen
harus menentukan strategi yang menyangkut potongan harga,
pembayaran ongkos angkut, dan berbagai variabel yang bersangkutan
dengan harga.
c) Promosi
Promosi adalah unsur yang dipergunakan memberitahukan dan
membujuk pasar tentang produk baru perusahaan, iklan, penjualan,
perorangan dan promosi penjualan merupakan kegiatan utama promosi.
d) Distribusi
Meskipun perantara pemasaran pada dasarnya merupakan faktor
lingkungan yang berada di luar jangkauan perusahaan, seorang eksekutif
pemasaran tetap mempunyai ruang gerak yang besar sekali pada waktu ia
berhubungan dengan mereka. Tanggung jawab pemasaran adalah (1)
memilih dan mengelola saluran perdagangan dimana yang dipakai
menyalurkan produk dapat mencapai pasar yang tepat dalam waktu yang
tepat pula dan (2) mengembangkan sistem distribusi untuk pengiriman
dan penanganan produk secara fisik melalui saluran-saluran ini.
e) Orang (people)
Perusahaan jasa dapat membedakan dirinya dengan cara merekaryawant
dan melatih karyawan yang lebih mampu dan lebih cepat diandalkan
dalam berhubungan dengan pelanggan, dari pada karyawan pesaingnya.
f) Lingkungan Fisik (Physical environment)
Perusahaan jasa dapat mengembangkan lingkungan fisik yang lebih
atrakt if
g) Proses (Process)
Perusahaan jasa dapat merancang proses penyampaian jasa yang
superior, misalnya home banking yang dibentuk bank tertentu.
12
4) Mengelola Kualitas Jasa
Cara lain yang dapat ditempuh dalam memenangkan persaingan adalah
secara konsisten memberikan kualitas jasa yang lebih baik daripada para pesaing.
Hal ini dapat tercapai dengan memenuhi atau bahkan melampaui kualitas jasa
yang diharapkan oleh para pelanggan. Kualitas jasa sendiri dipengaruhi oleh dua
variabel, yaitu jasa yang dirasakan (perceived service) dan jasa yang diharapkan
(expected service). Bila jasa yang dirasakan lebih kecil daripada yang diharapkan,
maka para pelanggan menjadi tidak tertarik lagi pada penyedia jasa yang
bersangkutan. Sedangkan bila yang terjadi adalah sebaliknya (perceived >
expected), maka ada kemungkinan para pelanggan akan menggunakan penyedia
jasa itu lagi.
Leornard L. Berry, A. Parasuraman, dan Valeria A Zeithaml yang dikutip
oleh Fandy Tjiptono (1997:134) mereka mengidentifikasikan 5 gap yang
menyebabkan kegagalan penyampaian jasa, kelima gap tersebut adalah:
a. Gap antara harapan konsumen dan persepsi manajemen Pihak manajemen suatu perusahaan tidak selalu dapat merasakan atau memahami apa yang diinginkan para pelanggan secara tepat.
b. Gap antara persepsi manajemen terhadap harapan konsumen dan spesifikasi kualitas jasa. Pihak manajemen mampu memahami secara tepat apa yang diinginkan oleh pelanggan, tetapi tidak menyusun suatu standar kinerja tertentu yang jelas.
c. Gap antara spesifikasi kualitas jasa dan penyampaian jasa Karyawan dihadapkan pada standar-standar yang kadangkala saling bertentang satu sama lain, misalnya para juru rawat diharuskan meluangkan waktunya untuk mendengarkan keluhan atau masalah pasien, tetapi di sisi lain mereka juga harus melayani para pasien dengan sangat cepat.
d. Gap antara penyampaian jasa dan komunikasi eksternal Harapan pelanggan dipengaruhi oleh iklan dan pernyataan atau janji yang dibuat oleh perusahaan. Risiko yang dihadapi perusahaan apabila janji yang diberikan ternyata tidak terpenuhi.
e. Gap antara jasa yang dirahasiakan dan jasa yang diharapkan Gap ini terjadi apabila pelanggan mengukur kinerja/prestasi perusahaan dengan cara yang berlainan, atau bisa juga keliru memepersepsikan kualitas jasa tersebut.
13
c. Merancang Strategi Pem asaran
Perusahaan perlu merancang strategi pemasaran yang kompetitif, yaitu
strategi yang akan memberikan kepada perusahaan atas produk-produknya suatu
keunggulan kompetitif, paling tidak dalam benak konsumennya, strategi dan
posisi kompetitif perusahaan dapat diklarifikasikan sebagai berikut:
1) Strategi Pemim pin Pasar (market leader)
Perusahan ini memiliki pangsa pasar terbesar dalam produk yang relevan.
Keunggulan ini dari perusahaan lainnya, pada umumnya mencakup perubahan
harga, pengenalan produk, pencakupan saluran distribusi, dan intensitas promosi,
biasanya perusahaan ini mendominasi usaha dan diakui keberadaannya oleh
perusahaan lainnya sejenis.
Perusahaan yang dominan selalu ingin tetap nomor satu. Sikap ini
mendorongnya untuk mengambil tindakan ke t iga arah. Pertama, perusahaan harus
menemukan cara untuk pengembangan jumlah permintaan keseluruhan, kedua,
perusahaan harus menjaga tingkat pangsa pasar yang dikuasainya dengan cara
bertahan maupun menyerang yang baik. Ketiga, perusahaan mencoba
meningkatkan pangsa pasarnya meskipun luas pasar tidak berubah.
2) Strategi Penantang Pasar (Market Chalenge)
Strategi ini digunakan oleh perusahaan mecoba meningkatkan pangsa
pasar dari market leader dan pesaing lainnya. Dalam hal ini terdapat beberapa
strategi yang digunakan oleh penantang pasar:
a) Menetapkan Sasaran Strategis dan Lawan
Sasaran strategis dari kebanyakan penantang di pasar ialah
peningkatan pangsa pasar. Mereka menuju sasaran terssebut dengan
harapan bahwa hal itu akan menghasilkan profitabilitas yang lebih
tinggi.
b) Memilih Strategi Penyerangan
Bila sudah ditetapkan lawan dan sasaran yang harus dicapai
selanjutnya menggunakan ‘prinsip masa’ yaitu daya tempur yang
terbaik harus dipusatkan pada waktu yang tepat, untuk fungsi yang
menentukan.
14
3) Strategi Pengikut Pasar (Market Follower)
Strategi ini digunakan oleh perusahan nomor dua dalam industri yang
memilih untuk tidak menyerang, tetapi sekedar mengikuti saja. Hal ini dilakukan
karena kekhawatirannya akan kehilangan lebih banyak daripada yang
diperolehnnya, bila ia menyerang. Meskipun demikian, perusahaan pengikut
memiliki strategi sendiri dengan memanfaatkan kompetensi khususnya agar bisa
berperan serta secara aktif dalam perutumbuhan pasar, akan tetapi dalam
kenyataannya pengikut pasar banyak yang menikmat i tingkat keuntugan yang
lebih tinggi daripada yang dicapai oleh pemimpin pasar dalam industrinya.
4) Strategi Penggarap Relung Pasar (Market Nicher )
Strategi penggarap relung pasar Ialah perusahaan yang memilih untuk
bergerak di beberapa bagian dalam pasar khusus dan tidak menarik minat
perusahaan-perusahaan yang lebih besar. Gagasan pokok dalam menggarap relung
pasar ini ialah “spesialisasi”. Perusahaan harus mempunyai keahlian khas dalam
hal pasar, konsumen, produk atau lini-lini dalam bauran pasarnya.
d. Lingkungan Pem asaran
Fluktuasi lingkungan yang sulit diprediksi saat ini harus dicermati oleh
perusahaan terutama oleh bagian pemasaran. Pemasaran perusahaan harus mampu
memonitor dan menyelidiki keadaan lingkungan pemasaran yang terdiri dari para
pelaku dan kekuatan-kekuatan di luar kendali perusahaan dan berperan penting
dalam menentukan posisi perusahaan.
Philip Kot ler (2003: 194) mengemukakan bahwa” lingkungan pemasaran
secara terus menerus memunculkan kesempatan dan ancaman baru sehingga
perusahaan perlu mengenal betapa pentingnya memonitor dan beradaptasi secara
terus menerus terhadap lingkungan yang berubah. Perusahaan harus menggunakan
kemampuannya dalam hal riset pemasaran dan penyelidikan lingkungan dengan
tidak hanya mengandalkan satu aspek lingkungan saja tetapi secara keseluruhan
agar keseimbangan tercapai dan terwujudnya kondisi perusahaan yang stabil dan
dinamis sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Dalam penyusunan strategi
pemasaran, perusahaan perlu menganalisis faktor-faktor lingkungan yang terdiri
dari lingkungan eksternal dan lingkungan internal.
15
1) Lingkungan Internal
Lingkungan ini merupakan kekuatan yang berhubungan erat dengan
pelaksanaan fungsi perusahaan dan mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam
melayani konsumen. Faktor-faktor lingkungan internal yang akan memberikan
pengaruh besar terhadap perusahan adalah:
a) Operasional Perusahaan
Kegiatan sebuah perusahaan supaya berjalan dengan lancar diperlukan
kegiatan operasional yang menjadi siklus untuk mengatur dan membagi tugas –
tugas khusus / pembagian kerja yang jelas dan spesifik sehingga perusahaan dapat
berjalan secara efektif dan efesien.
b) Sumber Daya Manusia
Pimimpinan memegang peranan penting dalam pembentukan individu –
individu yang menjalankan operasi perusahaan dengan tidak hanya mengandalkan
tingkat pendidikan tetapi lebih menekankan pada kecerdasan, wawasan,
keterampilan dan kepribadian agar m emiliki kom petensi terhadap pekerjaannya.
c) Pemasaran
Pemasaran berawal dan berakhir pada pelanggan. Berdasarkan konsep ini,
setiap keputusan bisnis (termasuk keputusan pemasar) harus bersifat customer
oriented. Menurut Fandy Tjiptono dan Teguh Budiyanto (1997:2) keputusan
pemasaran dikelompokan menjadi tiga kategori yaitu : “1) Keputusan target pasar;
2) Keputusan pemasaran; 3) Keputusan pengorganisasian dan pengendalian
pemasaran”.
Proses pemasaran adalah proses tentang bagaimana perusahaan dapat
mempengaruhi konsumen untuk tahu, senang dan puas terhadap produk yang
ditawarkan perusahaan, dan akhirnya secara terus-menerus perusahaan
mendapatkan keuntungan melalui penjualan. Bagaimana caranya perusahaan
dapat mempengaruhi konsumennya merupakan hal yang memerlukan perencanaan
dan pengawasan yang matang serta perlu dilakukan tindakan konkrit dan
terprogram melalui tindakan-tindakan yang terdiri dari empat macam, yaitu
produk (product), harga (price), promosi (prom otion), dan distibusi (placem ent).
Perpaduan antara empat macam hal tersebut menjadi senjata bagi perusahaan
16
dalam memasarkan produknya dan biasa disebut bauran pemasaran atau
marketing mix. Kemudian ditambah analisis 3P dalam pemasaran jasa, yaitu
melalui: orang (people), lingkungan fisik (physical environment), dan proses
(process) yang akan menentukan kualitas jasa.
d) Keuangan
Perusahaan dalam melaksanakan seluruh kegiatan opersional perusahaan,
pembentukan sumber daya manusia dan kegiatan pemasaran diperlukan biaya.
Keuangan di sini sebagai motor penggerak dan menjadi sesuatu yang vital (harus
ada) sumber keuangan diperoleh dari modal atau keuntungan penjualan.
2) Lingkungan Ekternal
Lingkungan ekternal terdiri dari kekuatan-kekuatan yang bersifat
kemasyarakatan yang lebih besar dan mempengaruhi semua pelaku dalam
lingkungan ekternal dalam perusahaan, yaitu:
a) Lingkungan Umum
(1) Ekonomi
Keadaan perekonomian pada waktu sekarang dan waktu yang akan datang
dapat mempengaruhi keberhasilan strategi pemasaran perusahaan. Faktor-faktor
yang perlu dianalisis oleh perusahaan adalah sebagai berikut:
(a) Tahapan siklus bisnis, perekonomian dapat diklasifikasikan sepert i
dalam keadaan depresi, resesi, kebangkitan dan kemakmuran
(b) Gejala inflasi dan deflasi harga barang-barang dan jasa, jika inflasi
sangat tajam maka diadakan pengedalian upah.
(c) Kebijakan keuangan, tingkat suku bunga dan devaluasi atau revaluasi
uang dalam hubungannya dengan uang asing dan valuta asing.
(d) Kebijakan fiskal, berupa tingkat pajak untuk perusahaan dan
perorangan.
(e) Neraca pembayaran internasional yang mungkin surplus atau defisit
dalam hubungannya dengan perdagangan luar negeri.
17
(2) Sosial Budaya
Mereka menyerap hampir secara sadar tentang pandangan yang
merumuskan hubungan mereka dengan tuhan, sesamanya, masyarakat lain dan
alam semesta. Masyarakat membentuk kepercayaan dasar, nilai-nilai dan norma.
Ada beberapa ciri kebudayaan dan kecenderungan minat terhadap para pemasar
yaitu :
(a) Nilai-nilai dengan pokok bertahan kuat
(b) Setiap budaya yang mempunyai sub budaya
(c) Nilai-nilai budaya sekunder berubah dari waktu ke waktu
(3) Pemerintah
Lingkungan terbentuk oleh hukum-hukum, lembaga pemerintah, dan
kelompok penantang yang mempengaruhi serta membatasi gerak-gerik berbagai
perusahaan dan individu dalam masyarakat kecenderungan pemerintah akan
mengeluarkan politik dan hukum dapat berupa:
(a) Jumlah perundang-undangan pokok yang mengatur bisnis.
(b) Pelaksanaan undang-undang oleh lembaga pemerintah yang berubah.
(c) Pertumbuhan kelompok-kelompok kepentingan masyarakat.
(4) Teknologi
Perubahan teknologi mempengaruhi daur hidup barang dan jasa. Setiap
perubahan teknologi menimbulkan akibat-akibat jangka panjang yang besar dan
tidak selalu dapat diramalkan terlebih dahulu. Para pemasar perlu mengamati
perubahan teknologi, yaitu:
(a) Laju pecepatan teknologi.
(b) Peluang pembaharuan yang tidak t erbatas.
(c) Anggaran biaya penelitian dan pengembangan yang besar.
(d) Konsentrasi pada penyempurnaan kecil dan bukan penemuan besar.
(e) Pengaturan perubahan teknologi yang meningkat.
18
b) Lingkungan Industri
(1) Pesaing
Sistem pemasaran perusahaan di pengaruhi oleh kelompok pesaing yang
perlu diidentifikasi, dimonitor dan dikalahkan untuk memperoleh dan
mempertahankan kesetiaan pelanggan kepada perusahaan. Keberhasilaan
pemasaran merupakan masalah bagaimana mencapai keterpaduan yang efektif
dari pihak perusahaan dengan para pelanggan, saluran distribusi dan pesaing.
(2) Pelanggan
Pelanggan yaitu konsumen yang senant iasa mengkonsumsi produk yang
ditawarkan dan menunjukan ciri khas yang perlu ditelaah secara cermat oleh
perusahaan. Analisa mengenai pelanggan di pengaruhi oleh:
(a) Demografi
Lingkungan demografis/kependudukan menunjukkan keadaan dan
permasalahan mengenai penduduk, sepert i distribusi penduduk secara
geografis, tingkat kepadatannya, kecenderungan perpindahan dari
satu tempat ke tempat lain, distribusi usia, kelahiran, perkawinan, ras,
suku bangsa dan struktur keagamaan. Ternyata hal di atas dapat
mempengaruhi strategi pemasaran suatu perusahaan dalam
memasarkan produknya karena publiklah yang membentuk suatu
pasar.
(b) Geografi
Lingkungan geografis perlu diketahui untuk menemukan lokasi yang
sesuai bagi perusahaan, karena berhubungan dengan masalah iklim
dan ekologi. Perusahaan yang bergerak dalam bidang yang berkaitan
dengan masalah iklim, keberadaannya sangat ditentukan perubahan
udara sekitarnya. Selain masalah iklim adalah masalah daerah
pemasaran. Lokasi perusahaan yang terbaik adalah mudah dijangkau
atau yang mendekat dengan pelanggan.
19
2. Tinjauan Tentang Bank
a. Pengertian Bank
Pengertian bank menurut Kashmir (2004: 11) adalah ”Lembaga
keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan
menyalurkannya kembali dana tersebut ke m asyarakat serta memberikan jasa bank
lainnya”. Sebagai lembaga keuangan, tentunya bank akan selalu bergerak di
bidang jasa keuangan. Bank selaku lembaga keuangan, menyediakan berbagai jasa
di bidang keuangan.
Menurut howard D. Crosse dan George J. Hemple yang dikutip Prof. Dr.
H. Veithzal Rivai, M.B.A (2007:321), ”bank adalah suatu organisasi yang
menggabungkan usaha manusia dan sumber-sumber keuangan untuk
melaksanakan fungsi bank dalam rangka melayani kebutuhan masyarakat dan
untuk memperoleh keuntungan bagi pemilik”. Definisi bank dalam juga terdapat
dalam undang-undang No. 10 Tahun 1998, bank adalah usaha yang menghimpun
dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada
masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf masyarakat banyak.
Pengertian tentang bank di atas, menunjukkan ada tiga kegiatan utama
bank, yaitu :
1) Menghimpun dana
2) Menyalurkan dana
3) Memberikan jasa bank lainnya
Menghimpun dana merupakan kegiatan mengumpulkan atau mencari
dana (uang) dengan cara membeli dari masyarakat luas dalam bentuk simpanan,
giro, tabungan dan deposito. Menyalurkan dana adalah melemparkan kembali
dana yang diperoleh bank lewat penghimpunan tadi dalam bentuk pinjaman
(kredit) bagi bank yang berdasarkan prinsip konvensional ataupun bank dengan
prinsip syariah.
Jasa bank lainnya merupakan jasa pendukung ataupun pelengkap bagi
perbankan. Contoh dari jasa bank lainnya adalah jasa transfer, clearing, inkaso,
dan lain sebagainya. Jasa keuangan pendukung yang dimiliki oleh bank ini
20
merupakan sarana bagi kelancaran kegiatan menghimpun dana ataupun
penyaluran dana.
b. Jenis Bank
Bank dalam praktek kegiatannya terbagi dari beberapa jenis, bank dapat
dibedakan dari berbagai segi antara lain :
1) Dilihat dari segi fungsinya terdiri dari :
a) Bank Umum
Pengert ian bank umum menurut Peraturan Bank Indonesia No.
9/7/PBI/2007 adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha
secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang
dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Jasa yang diberikan oleh bank umum bersifat umum, artinya dapat
memberikan seluruh jasa perbankan yang ada. Bank umum sering
disebut bank komersial (commercial bank).
b) Bank Perkreditan Rakyat
BPR adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Kegiatan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan
kegiatan bank umum.
2) Dilihat dari segi kepemilikannya terdiri dari :
a) Bank milik Pemerintah
Bank pemerintah adalah bank di mana baik akta pendirian maupun
modalnya dimiliki oleh pemerintah, sehingga seluruh keuntungan
bank dimiliki oleh pemerintah pula. Contohnya Bank Rakyat
Indonesia (BRI), Bank Mandiri. Selain itu ada juga bank milik
pemerintah daerah yang terdapat di daerah tingkat I dan tingkat II
masing-masing provinsi.
b) Bank milik Swasta Nasional
Bank swasta nasional adalah bank yang seluruh atau sebagian besar
modalnya dimiliki oleh swasta nasional serta akta pendiriannya
21
pun didirikan oleh swasta, begitu pula pembagian keuntungannya
juga dipertunjukkan untuk swasta pula. Contohnya Bank
Muamalat, Bank Danamon, Bank Central Asia, Bank Lippo, Bank
Niaga, dan lain-lain
c) Bank milik Asing
Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri,
baik milik swasta asing atau pemerintah asing. Kepemilikannya
dimiliki oleh pihak luar negeri. Contohnya ABN AMRO bank,
City Bank, dan lain-lain.
d) Bank milik Campuran
Merupakan bank yang kepemilikannya sahamnya campuran antara
pihak asing dan pihak swasta nasional. Contoh : BII
Com monwelth, Bank Finconesia, Bank Merincorp, Mitsubishi
Buana, Bank, dll.
3) Dilihat dari segi statusnya terdiri dari :
a) Bank Devisa
Merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi keluar negeri
atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara
menyeluruh.
b) Bank non Devisa
Merupakan bank yang mempunyai izin untuk melaksanakan
transaksi sebagai bank devisa, sehingga tidak dapat melaksankan
transaksi sepert i halnya bank devisa.
4) Dilihat dari segi menentukan harga tediri dari :
a) Bank yang berdasarkan prinsip konvensional
Bank konvensional adalah bank yang dalam operasionalnya
menerapkan m etode bunga.
b) Bank berdasarkan prinsip syariah
Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-
prinsip syariah Islam.
22
3. Tinjauan Tentang Bank Umum berprinsip Syariah
a. Pengertian Bank Um um Berprinsip Syariah
Produk yang diberikan oleh perbankan Islam tidak hanya dikonsumsi
terbatas pada kalangan muslim saja. Hal tersebut dikarenakan memang pada
prinsipnya jasa yang diberikan perbankan Islam sama sekali tidak berkaitan
dengan ritual keagamaan. Pengertian Bank Islam menurut Muhammad (2005: 13)
adalah “Lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan
jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang
pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat Islam”. Pengertian yang
diberikan tersebut memberikan penjelasan terkait dengan landasan perbankan
Islam yaitu berlandaskan pada Al Qur’an dan hadits Nabi SAW.
Bank Islam memberikan prinsip-prinsip muamalah yang sesuai dengan
syariat Islam, jauh dari praktek sistem bunga. Dengan demikian, Bank Islam
memberikan alternatif terhadap pertentangan antara sistem bunga bank dengan
riba.
b. Ciri – ciri Bank Umum Berprinsip Syariah
Sistem operasinal antara Bank Islam berbeda dengan sistem perbankan
konvensional. Telah disebutkan sebelumnya bahwa Bank Islam tidak
menggunakan sistem bunga pada kegiatan operasionalnya. Bank Islam memiliki
berbagai karakteristik yang merupakan ciri bagi Bank Islam. menurut Warkum
Sumitro (2004: 19) ada berbagai ciri dari Bank Islam :
1) Beban biaya yang disepakati bersama pada waktu akad perjanjian diwujudkan dalam bentuk jumlah nominal, yang besarnya tidak kaku dan dapat dilakukan dengan kebebasan untuk tawar menawar dalam batas wajar
2) Penggunaan persentase dalam hal kewajiban untuk melakukan pembayaran selalu dihindarkan, karena persentase melekat pada sisa utang meskipun batas waktu perjanjian telah berakhir
3) Di dalam kontrak-kontrak pembiayaan proyek, Bank Islam tidak menerapkan perhitungan berdasarkan keuntungan yang pasti (fixed return) yang ditetapkan di muka
4) Pengerahan dana masyarakat dalam bentuk deposito/ tabungan, oleh penyimpan dianggap titipan (al wadiah) sedangkan bagi bank dianggap sebagai titipan yang diamatkan sebagai penyertaan dana pada proyek-proyek yang dibiayai bank.
23
5) Bank Islam tidak menerapkan jual beli atau sewa menyewa uang dari mata uang yang sama yang dari transaksi itu dapat menghasilkan keuntungan
6) Adanya pos pendapatan berupa “Rekening Pendapatan non Halal” sebagai hasil transaksi dengan bank konvensional
7) Adanya Dewan Pengawas Syariah yang bertugas mengawasi operasionalisasi bank dari sudut syariah
8) Produk-produk Bank Islam selalu menggunakan sebutan-sebutan dari istilah arab, misalnya al-m urabahah, al-m udhrabah dan sebagainya
9) Adanya produk khusus yang tidak terdapat di dalam bank konvensional, yaitu kredit tanpa beban yang murni bersifat sosial, dimana nasabah tidak ada kewajiban untuk mengembalikannya
10) Fungsi kelembagaan Bank Islam selain menjembatani antara pihak pemilik modal/ memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana, juga mempunyai fungsi berkewajiban menjaga dan bertanggungjawab atas keamanan dana yang disimpan dan siap sewaktu-waktu apabila dana tersebut ditarik kembali sesuai dengan perjanjian.
c. Perbedaan Bank umum berprinsip Syariah Dengan Bank Konvensional
Menurut Dianita Kristanti, Abdul Rosyid, Ali Sadikin yang dikutip
Veithzal Rivai (2007:326), perbedaan antara Bank Islam dengan bank
konvensional dapat dilihat dari aspek :
1) Akad dan aspek legalitas
Dalam bank syari’ah, akad yang dilakukan memiliki konsekuensi
duniawi dan ukhrawi, karena akad yang dilakukan berdasarkan hukum
Islam. Sehingga pelanggaran kesepakatan dapat diminimalisir. Selain
itu akad dalam perbankan syari’ah baik dalam hal barang, pelaku
transaksi, maupun ketentuan lainnya harus memenuhi ketentuan akad,
baik rukun maupun syaratnya.
2) Lembaga penyelesaian sengketa
Dalam perbankan syari’ah, apabila terdapat perbedaan atau
perselisihan antara bank dan nasabah, kedua belah pihak tidak
menyelesaikannya di pengadilan negeri, tetapi menyelesaikannya
sesuai dengan tata cara dan hukum materi syari’ah. Hukum yang
mengatur ini disebut BAMUI yang didirikan bersama antara MUI dan
Kejaksaan Agung.
24
3) Stuktur organisasi
Dalam stuktur organisasi bank syari’ah memiliki kesamaan dengan
bank konvensional, sepert i komisaris maupun direksi. Tetapi unsur
yang dapat membedakan antara bank syari’ah dan konvensional adalah
adanya pengawas syari’ah (DPS) yang bertugas mengawasi
operasional bank dan produk-produk agar sesuai dengan garis-garis
syari’ah dan DPS biasanya diletakkan pada posisi setingkat dewan
kom isaris pada setiap bank.
Perbedaan yang dimiliki pada bank konvensional dengan Bank Islam
hanya terletak pada proses pengelolaan perusahaan, sedangkan untuk fungsi dari
kedua banka tersebut adalah sama, misalkan fungsi menghimpun dana dari
masyarakat.
4. Tinjauan tentang Bank Muamalat
a. Sejarah Berdirinya Bank Muamalat Indonesia
PT Bank Muamalat Indonesia Tbk didirikan pada tahun 1991, diprakarsai
oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Pemerintah Indonesia, dan memulai
kegiatan operasinya pada bulan Mei 1992. Dengan dukungan nyata dari eksponen
Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha
Muslim, pendirian Bank Muamalat juga menerima dukungan masyarakat,
terbukti dari komitmen pembelian saham Perseroan senilai Rp 84 miliar pada saat
penandatanganan akta pendirian Perseroan. Selanjutnya, pada acara silaturahmi
peringatan pendirian tersebut di Istana Bogor, diperoleh tambahan kom itmen dari
masyarakat Jawa Barat yang turut menanam modal senilai Rp 106 miliar. Pada
tanggal 27 Oktober 1994, hanya dua tahun setelah didirikan, Bank Muamalat
berhasil menyandang predikat sebagai bank devisa. Pengakuan ini semakin
memperkokoh posisi Perseroan sebagai bank syariah pertama dan terkemuka di
Indonesia dengan beragam jasa maupun produk yang terus dikembangkan.
Indonesia dilanda krisis moneter pada akhir tahun 1990 yang
memporakporandakan sebagian besar perekonomian Asia Tenggara. Sektor
perbankan nasional tergulung oleh kredit macet di segmen korporasi. Bank
25
Muamalat pun terimbas dampak krisis. Hal ini menyebabkan pada tahun 1998,
rasio pembiayaan macet (NPF) mencapai lebih dari 60%. Perseroan m encatat rugi
sebesar Rp 105 miliar. Ekuitas mencapai titik terendah, yaitu Rp 39,3 miliar,
kurang dari sepert iga modal setor awal.
Bank Muamalat melakukan upaya dalam memperkuat permodalannya
yaitu dengan cara mencari pemodal yang potensial, dan ditanggapi secara positif
oleh Islam ic Development Bank (IDB) yang berkedudukan di Jeddah, Arab Saudi.
Pada RUPS tanggal 21 Juni 1999 IDB secara resmi menjadi salah satu pemegang
saham Bank Muamalat, oleh karenanya dalam kurun waktu antara tahun 1999 dan
2002 merupakan masa-masa yang penuh tantangan sekaligus keberhasilan bagi
Bank Muamalat. Bank Muamalat Dalam kurun waktu tersebut berhasil
membalikkan kondisi dari rugi menjadi laba berkat upaya dan dedikasi setiap
karyawan Bank Muamalat, ditunjang oleh kepemimpinan yang kuat, strategi
pengembangan usaha yang tepat, serta ketaatan terhadap pelaksanaan perbankan
syariah secara murni.
Bank Muamalat berhasil bangkit dari keterpurukan setelah melalui masa-
masa sulit ini, diawali dari pengangkatan kepengurusan baru dimana seluruh
anggota Direksi diangkat dari dalam tubuh Bank Muamalat. Bank Muamalat
kemudian menggelar rencana kerja lima tahun dengan penekanan pada (i) tidak
mengandalkan setoran modal tambahan dari para pemegang saham, (ii) tidak
melakukan PHK satu pun terhadap sumber daya insani yang ada, dan dalam hal
pemangkasan biaya, tidak memotong hak Karyawan Bank Muamalat sedikitpun,
(iii) pemulihan kepercayaan dan rasa percaya diri karyawan Bank Muamalat
menjadi prioritas utama di tahun pertama kepengurusan direksi baru, (iv)
peletakan landasan usaha baru dengan menegakkan disiplin kerja Bank Muamalat
menjadi agenda utama di tahun kedua, dan (v) pembangunan tonggak-tonggak
usaha dengan menciptakan serta menumbuhkan peluang usaha menjadi sasaran
Bank Muamalat pada tahun ketiga dan seterusnya, yang akhirnya membawa Bank
kita, dengan rahm at Allah Rabbul Izzati, ke era pertumbuhan baru memasuki
tahun 2004 dan seterusnya.
26
b. Visi dan Misi Bank Muamalat Indonesia
Visi dari Bank Muamalat Indonesia adalah Menjadi bank syariah utama
di Indonesia, dominan di pasar spiritual, dikagumi di pasar rasional. Adapun Misi
Bank Mualamat Indonesia adalah Menjadi role m odel Lembaga Keuangan
Syariah dunia dengan penekanan pada semangat kewirausahaan, keunggulan
manajemen dan orientasi investasi yang inovatif untuk memaksimumkan nilai
bagi stakeholder.
c. Konsep Dasar dan Kegiatan Operasional Bank Muamalat Indonesia
Warkum Sumitro (2004:91) mengemukakan bahwa Bank Muamalat
Indonesia dalam menjalankan usahanya mempunyai lima konsep dasar
operasional yang terdiri dari: “ Simpanan murni (Al-Wadiah), sistem bagi hasil,
sistem jual beli dan marjin keuntungan, system sewa (Al-Ijarah) dan sistem jasa
(Fee).”
1) Sistem Simpanan (Al-Wadiah)
Sistem simpanan yaitu fasilitas yang diberikan oleh bank untuk
memberikan kesempatan kepada pihak yang berkelebihan dana untuk
menyimpan dananya di bank. Fasilitas ini biasanya diberikan untuk
tujuan keamanan dan pemindah bukuan dan bukan untuk tujuan
investasi.
2) Sistem Bagi Hasil
Sistem bagi hasil yaitu sistem yang meliputi tata cara pembagian hasil
usaha antara penyedia dana dan pengelola dana, yang terjadi antara
bank dengan penyimpan dana, maupun antara bank dengan nasabah
penerima dana. Bentuk jasa yang berdasarkan konsep dasar ini adalah
mudharabah dan musyarakah.
3) Sistem Jual Beli dan Marjin Keuntungan
Sistem jual beli dan marjin keuntungan yaitu sistem yang menerapkan
tata cara jual beli, pihak bank akan membeli terlebih dahulu barang
yang dibutuhkan atau mengangkat nasabah sebagai agen bank dan
nasabah dalam kapasitasnya sebagai agen bank melakukan pembelian
27
barang atas nama bank, kemudian bank menjual barang tersebut
kepada nasabah dengan harga beli ditambah keuntungan (m argin/m ark
up).
4) Sistem Sewa (Al-Ijarah/ Al-Ta’jri)
Sistem sewa terbagi dalam dua jenis yaitu:
a) Al-Ijarah
Perjanjian sewa yang member kesempatan kepada penyewa untuk
memanfaatkan barang yang di sewa dengan imbalan uang sewa
sesuai dengan persetujuan. Setelah masa sewa berakhir, barang
akan dikembalikan kepada pemilik.
b) Al-Ta’jri
Sama dengan al-ijarah, tetapi setelah masa sewa berakhir, pemilik
barang menjual baran yang di sewa kepada penyewa dengan harga
yang disepakati.
5) Sistem Jasa (Fee)
Sistem jasa yaitu sistem kegiatan yang meliputi seluruh layanan non
pembiayaan yang diberikan bank. Bentuk jasa yang berdasarkan
konsep dasar ini antara lain, bank garansi, kliring, inkaso, jasa transfer
dan lain-lain.
d. Produk dan Jasa Bank Muamalat Indonesia
Bank Muamalat Indonesia dalam kegiatan opersionalnya mempunyai dua
pengelompokan produk dan jasanya yaitu; penyimpan dana dan pengeloa dana.
Hal tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:
1) Penyimpan Dana
a) Tabungan Ummat
Tabungan Ummat merupakan sarana investasi murni sesuai syariah
dalam mata uang rupiah yang memungkinkan anda melakukan
penyetoran dan penarikan tunai dengan sangat mudah.
b) Tabungan Ummat Junior
Tabungan Umat Junior adalah tabungan khusus untuk pelajar
28
c) Shar-e
Shar-e adalah investasi syariah yang dikemas khusus dalam bentuk
paket perdana seharga Rp. 125.000.- dan dapat diperoleh di
Kantor-Kantor Pos On-line di seluruh Indonesia.
d) Tabungan Haji Arafah
Tabungan Haji Arafah merupakan jenis tabungan yang
ditujukan bagi anda yang berniat melaksanakan ibadah haji secara
terencana sesuai dengan kemampuan dan jangka
waktu yang anda kehendaki.
e) Giro Wadiah
Giro Wadiah Bank Muamalat dalam mata uang rupiah maupun
valas, pribadi ataupun perusahaan, ditujukan untuk mendukung
aktivitas usaha anda. Sistem wadiah bank tidak berkewajiban,
namun diperbolehkan, untuk memberikan bonus kepada nasabah.
f) Deposito Mudharabah
Merupakan pilihan investasi dalam mata uang rupiah maupun USD
dengan jangka waktu 1, 3, 6 dan 12 bulan yang ditujukan bagi anda
yang ingin berinvestasi secara halal, murni sesuai syariah.
g) Deposito Fulinves
Merupakan pilihan investasi dalam mata uang rupiah maupun USD
dengan jangka waktu 6 dan 12 bulan yang ditujukan bagi Anda
yang ingin berinvestasi secara halal, murni sesuai syariah. Deposito
ini dilengkapi dengan fasilitas asuransi jiwa.
h) DPLK Muamalat
Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) Muamalat, merupakan
badan hukum yang menyelanggarakan program pensiun, yaitu
suatu program yang menjanjikan sejumlah uang yang
pembayarannya secara berkala dan dikaitkan dengan pencapaian
usia tertentu.
29
2) Pengelola Dana
a) Piutang Murabahah
Fasilitas penyaluran dana dengan sistem jual beli. bank akan
membelikan barang-barang halal apa saja yang anda butuhkan
kemudian menjualnya kepada anda untuk diangsur sesuai dengan
kemampuan anda.
b) Piutang Istishna
Fasilitas penyaluran dana untuk pengadaan objek / barang investasi
yang diberikan berdasarkan pesanan anda.
c) Pembiyaan Mudharabah
Pembiayaan dalam bentuk modal/dana yang diberikan oleh bank
untuk anda kelola dalam usaha yang telah disepakat i bersama.
Selanjutnya dalam pembiayaan ini anda dan bank sepakat untuk
berbagi hasil atas pendapatan usaha tersebut. Resiko kerugian
ditanggung penuh oleh pihak bank kecuali kerugian yang
diakibatkan oleh kesalahan pengelolaan, kelalaian dan
penyimpangan pihak nasabah sepert i penyelewengan, kecurangan
dan penyalahgunaan.
d) Pembiyaan Musyarakah
Pembiayaan Musyarakah adalah kerjasama perkongsian yang
dilakukan antara anda dan Bank Muamalat dalam suatu usaha
dimana masing-masing pihak berdasarkan kesepakatan
memberikan kontribusi sesuai dengan kesepakatan bersama
berdasarkan porsi dana yang ditanamkan.
e) Gadai Syariah (Rahn)
Bekerja sama dengan Perum Pegadaian membentuk Unit Layanan
Gadai Syariah (ULGS). Rahn (Gadai Syariah) adalah perjanjian
penyerahan barang atau harta anda sebagai jaminan berdasarkan
hukum gadai berupa emas/perhiasan/kendaraan.
30
B. Kerangka Pemikiran
Secara garis besar masalah-masalah yang diteliti, dituangkan dalam
bentuk suatu kerangka pemikiran untuk memperjelas dan mengarahkan jalannya
penilitian agar tidak menyimpang dari pokok permasalahan. Penjelasan dalam
bentuk gambar kerangka pemikiran dapat dijelaskan bahwa strategi pemasaran
yang terangkum dalam strategi marketing m ix perusahaan jasa yaitu produk,
harga, distribusi, promosi, orang, lingkungan phisik, proses, merupakan faktor
dominan yang ditetapkan berdasarkan misi, tujuan dan sasaran utama bank
muamalat untuk mendapatkan nasabah baru.
Aspek-aspek yang mempengaruhi nasabah dalam menggunakan jasa
perbankan juga di pengaruhi oleh faktor ekternal yaitu suatu proses yang
digunakan perencana untuk memantau sektor lingkungan dalam menentukan
peluang atau ancaman terhadap perusahaan. Suatu proses analisis akan melahirkan
keputusan manajemen yang dibuat berdasarkan penilaian pentingnya data tentang
peluang dan ancaman. Keputusan ini akan diarahkan kepada tindakan apakah
perlu bereaksi, mengabaikan, mencoba, mempengaruhi ataupun mengantisipasi
peluang atau ancaman yang ditemukan. Faktor internal yang menganalisis pola
kekuatan dan kelemahan, unit bisnis tidak harus mengoreksi semua kelemahannya
atau memanfaatkan semua kekuatannya. Karena itu penting bagi pihak
manajemen untuk menelaah kualitas hubungan kerjasama antar bagian dari
analisis lingkungan internal. Salah satu cara yang baik dalam pemecahan masalah
hubungan kerja ini antara lain dengan meminta tiap-tiap bagian menentukan
sendiri kualitas bagiannya dan satu sama lain mengidentifikasi kekuatan dan
kelemahannya.
Bank Muamalat Indonesia dalam penetapan dan penerapan strategi
pemasaran perusahaan dalam menghadapi persaingan sekaligus menjadi proses
evaluasi yang diperlukan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas produk
akan mengalami beberapa kendala yang ditemui, kendala-kendala yang akan
dihadapi berupa kendala yang bersumber dari lingkungan internal perusahaan dan
kendala yang bersumber dari lingkungan ekternal perusahaan sehingga akan
31
menghambat untuk mendapatkan nasabah baru. Oleh karena itu perlu adanya
upaya-upaya yang harus dilakukan oleh perusahaan dalam menghadapi kendala –
kendala yang ada, sehingga akan muncul beberapa alternatif strategi pemasaran
yang di terapkan, yang akan menjadi langkah Bank Muamalat Indonesia dalam
menambah jumlah nasabahnya pada tahun 2008. Kerangka pikir untuk
memudahkan penelitian, disusun sebagai berikut:
Gambar 2. Kerangka Pemikiran
Marketing mix a. Produk b. Harga c. Distribusi d. Promosi
e. People f. Lingkungan g. proses
Kendala – kendala yang
dihadapi dalam penerapan
strategi pemasaran
Bertambahnya
nasabah
Upaya – upaya yang
dilakukan untuk menghadapi
kendala penerapan strategi
pemasaran
Alternatif strategi
pemasaran
Analisis Interakt if
Faktor – faktor ekternal
a. Umum b. Industri
- Ekonomi - Sosial budaya - Pesaing
- Pemerintah - T eknologi - Pelanggan
b. Faktor – faktor internal:
- Operasional perusahaan - Pemasaran
- SDM - Keuangan
Analisis SWOT
BAB III
METODOLOGI
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tem pat Penelitian
Tempat yang akan digunakan sebagai tempat penelitian adalah Bank
Mualamat Indonesia Cabang Solo yang berlokasi di Jl. Slamet Riyadi. No.
314,Surakarta.
2. Waktu Penelitian
Dalam penelitian ini waktu yang direncanakan adalah bulan Juli 2008
sampai selesai.
B. Bentuk dan Strategi Penelitian
1. Bentuk Penelitian
Berdasarkan masalah yang diajukan dalam penelitian ini yang ditekankan
pada masalah dan makna perpsepsi, maka bentuk penelitian yang digunakan oleh
peneliti dapat digolongkan dalam penelitian kualitatif, dimana peneliti
memperoleh data dari area yang berlatar belakang alamiah yang berupa kata –
kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang diamati. Bentuk
penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah deskript if kualitatif.
Penelitian kualitatif menurut Lexy J. Meolong (2000:3) yang mengutip Bogdan
dan Taylor adalah sebagai berikut: “prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
dapat diamati”. Menurut Lexy J. Moleong (2000: 9) ciri-ciri penelitian kualitatif
adalah sebagai berikut :
a) Menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila dihadapkan pada kenyataan jamak.
b) Metode ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan responden.
c) Metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.
32
33
2. Strategi Penelitian
Peneliti dalam mengkaji permasalahan penelitian diperlukan suatu
pendekatan penelitian melalui pemilihan strategi penelitian yang tepat. Strategi
penelitian yang dipilih akan digunakan untuk mengamati, mengumpulkan
informasi dan untuk menyajikan analisis hasil penelitian dan juga mendukung
cara menetapkan jumlah sampel serta pemilihan instrument penelitian yang akan
digunakan untuk mengumpulkan informasi.
Strategi yang digunakan adalah metode tunggal terpancang.H.B sutopo
(2002:42) mengatakan bahwa penelitian tunggal terpancang (embedded research)
yaitu ”penelitian kualitatif yang sudah menentukan fokus penelitian ini berupa
vaiabel utamanya yang akan dikaji berdasarkan pada tujuan dan minat pelitiannya
sebelum peneliti terjun ke lapangan”.
Strategi tunggal terpancang adalah tunggal berart i penelitian yang
dilakukan hanya pada bank mualamat Indonesia cabang solo, sedangkan
terpancang art inya sudah menetukan fokus yang akan dikaji berdasarkan tujuan
yang ingin dicapai yaitu untuk mengetahui strategi pemasaran yang diterapkan
Bank Mualamalat Indonesia Cabang Solo.
C . Sumber Data
Lexy J. meoleong (2000:13) mengatakan bahwa “sumber data utama
dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data
tambahan seperti dokumen dan lain-lain.” Sumber data penelitian ini di bagi
menjadi dua bagian yaitu:
1. Data Primer
Data primer adalah data yang langsung dan segera diperoleh dari sumber
data oleh penyidik untuk tujuan khusus. Adapun yang menjadi sumber data primer
adalah manajer Bank Muamalat Indonesia Cabang Solo beserta staff karyawan
dibidang pemasaran. Data primer yang ingin diketahui adalah data tentang produk
yang ditawarkan, kondisi Bank Muamalat, fasilitas yang tersedia, kebijakan harga
(sistem bagi hasil),kebijakan promosi serta hubungan kemasyarakatan, kebijakan
distribusi, keadaan lokasi bank, prosedur pelayanaan dan keberadaan karyawan.
34
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang peroleh secara tidak langsung dari
subyeknya maupun berdasarkan informasi dari pihak lain yang dianggap relevan,
yaitu sumber tertulis baik catatan yang berupa laporan penelitian, buku referensi
maupun arsip atau dokumen yang ada di bank muamalat Indonesia cabang solo.
Data dalam penelitian ini diperlukan data tambahan berupa foto dan data
statistik yang berperan sebagai penujang untuk mendapatkan hasil sesuai dengan
tujuan.
D. Teknik Sampling
Maksud sampling dalam penelitian ini adalah untuk menjaring sebanyak
mungkin informasi dari berbagai macam sumber dan bangunannya (construction),
Lexy J. Moleong (2006:165). Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan
sesuai dengan fokus penelitian. Peneliti tidak menentukan jumlah sampel, tetapi
peneliti menentukan sejumlah informan untuk diwawancarai guna memperoleh
informasi tentang permasalahan yang sedang diteliti. Peneliti berusaha
memperoleh informasi sebanyak mungkin yang dapat diperoleh dari berbagai
sumber.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan
teknik purposive sam pling (sampel bertujuan). Peneliti tidak menentukan jumlah
sampel, tetapi menentukan informan untuk diwawancarai guna memperoleh
informasi tentang permasalahan yang sedang diteliti. Peneliti dalam menentukan
informan tersebut, peneliti menggunakan teknik snowball sam pling (sampel bola
salju). Menurut Yin yang dikutip oleh H.B. Sutopo (2002: 57) m enyatakan bahwa:
Snowball sampling digunakan bilamana peneliti ingin mengumpulkan data berupa informasi dari informan dalam salah satu lokasi, tetapi peneliti tidak tahu siapa yang tepat untuk dipilih karena tidak mengetahui kondisi dan struktur warga masyarakat dalam lokasi tersebut, sehingga ia tidak bisa merencanakan pengumpulan data secara pasti. Untuk itu peneliti bisa langsung datang memasuki lokasi dan bertanya mengenai informasi yang diperlukannya kepada siapa pun yang dijumpai pertama.
35
Pengambilan sampel tidak ditekankan pada jumlah, melainkan lebih
ditekankan pada kualitas pemahamannya kepada masalah yang diteliti. Jumlah
sampel akan berkembang (Snowball) yaitu dari satu informan ke informan lain
sampai informasi yang dibutuhkan mencukupi. Hal ini dimaksudkan agar data
yang diperoleh bisa lengkap dan mendalam. Pada dasarnya teknik bola salju tidak
melakukan seleksi dalam menentukan sampel, sehingga peneliti tidak membatasi
jumlah informan. Peneliti memilih informan kemudian informan tersebut diminta
menunjuk informan berikutnya yang dianggap lebih mengetahui dan memahami
permasalahan yang diteliti. Hal ini dilakukan supaya data yang diperoleh akan
mendalam dan benar-benar mendukung hasil penelitian.
Berdasarkan ciri-ciri tersebut di atas maka peneliti pertama-tama datang
pada Manajer Bank Muamalat Cabang Solo yang menurut pengetahuannya bisa
dipakai sebagai informan kunci (key informant). Peneliti setelah berbicara
secukupnya kemudian menunjuk informan baru, demikian seterusnya bergant i
informan berikutnya yang tahu lebih dalam mengenai permasalahan yang diteliti.
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Metode Wawancara atau Interview
Menurut Suharsimi Arikunto (1999:44) interview adalah “sebuah dialog
(interview) yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh
informasi dari terwawancara (interviewer)”. Wawacara menurut suharsimi
Arikunto di bagi menjadi tiga yaitu:
a. Interview bebas
Interview bebas yaitu interview yang dilakukan pewawancara bebas
menanyakan apa saja tetapi sesuai dengan data yang akan
dikumpulkan.
b. Interview terpimpin
Interview terpimpin yaitu interview yang dilakukan pewawancara
dengan membawa pedoman pewawancara lengkap.
36
c. Interview bebas terpimpin
Interview bebas terpimpin yaitu kombinasi antara interview bebas dan
terpimpin, interview yang dilaksanakan pewawancara dengan
membawa pedoman wawancara yang merupakan garis besar tentang
hal – hal yang akan ditanyakan.
Tahapan wawancara yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan
wawancara diperlukan hal-hal sebagai berikut:
a. Perencanaan wawancara
Perencanaan tahap pertama ini adalah menentukan orang yang akan
diwawancarai. Langkah kedua mencari tahu bagaimana cara yang
sebaiknya untuk mengadakan kontak dengan mereka, langkah ketiga
mengadakan persiapan yang matang seperti memperkenalkan diri dan
memberikan ikhtisar singkat tentang penelitian.
b. Pelaksanaan wawancara
Pelaksanaan menyangkut pewawancara dengan yang diwawancarai
yang meliputi mengatur strategi dan teknik berwawancara serta
melakukan pencatatan data wawancara.
c. Kegiatan sesudah wawancara
Sesudah kegiatan wawancara berakhir hendaknya menggunakan waktu
untuk mengecek kualitas datanya dan membuat cacatan lapangan serta
mengorganisasikan kualitas datanya agar siap dijadikan bahan analisis.
Interview yang digunakan adalah interview bebas terpimpin, yang
pelaksanaan wawacaranya secara bebas tetapi berdasarkan pada pedoman
wawancara yang telah dibuat. Alasan digunakannya interview bebas terpimpin
adalah:
1) Untuk menghindari arah pertanyaan yang menyimpang dari tujuan
yang telah ditetapkan.
2) Memudahkan dalam mencatat jawaban pertanyaan terarah sesuai
dengan pedom an dan memudahkan untuk mengelola data yang telah
diperoleh.
37
2. Metode Observasi
Suharsimi Arikunto (1999:145) mengatakan bahwa “obeservasi atau
yang disebut pula dengan pengamatan meliputi kegiatan pemusatan perhatian
terhadap suatu obyek penelitian dengan menggunakan seluruh alat indera”.
Observasi ini dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu:
a. Pengamatan langsung, yaitu pengamatan yang dilakukan tanpa
perantara terhadap obyek yang diteliti.
b. Pengamatan tidak langsung, yaitu pengamatan yang dilakukan
terhadap obyek penelitian melalui perantara suatu hal atau cara, baik
dilakukan dalam situasi sebenarnya atau buatan.
c. Patisipasi yaitu, pengamatan yang dilakukan dengan cara ikut ambil
bagian atau melibatkan dalam situasi obyek yang diteliti.
Penelitian ini menggunakan pengamatan langsung dengan tujuan
mendapatkan informasi yang diperlukan secara akurat. Teknik ini sering disebut
dengan observasi part isipasif pasif yang dilakukan secara formal dan informal
untuk mengamati kondisi informan dan lokasi penelitian.
3. Metode Dokumentasi
Menurut suharmini Arikunto (1999:148) mengatakan bahwa
“dokumentasi adalah cara mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang
berupa catatan, transkip buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda
dan sebagainya”. Jadi metode dokumentasi merupakan suatu laporan tertulis dari
suatu peristiwa dan sengaja disimpan sebagai dokumen atau sumber data.
F. Validitas Data
Data yang telah berhasil digali, dikumpulkan dan dicatat dalam kegiatan
penelitian, harus diusahakan kemantapan dan kebenarannya. Validitas
(keabsahan) dilakukan dengan tujuan agar hasil penelitiannya benar-benar dapat
dipertanggung jawabkan, karena validitas data menunjukkan mutu dari seluruh
proses pengumpulan data dalam penelitian.
38
Menurut Patton dalam H.B Sutopo (2002 : 78), terdapat empat macam
teknik triangulasi, yaitu (1) triangulasi data, (2) triangulasi metode, (3) triangulasi
peneliti, (4) triangulasi teori. Adapun penjelasan masing-masing teknik triangulasi
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Triangulasi Data
Triangulasi data juga disebut triangulasi sumber. Cara ini mengarahkan
paneliti agar dalam mengumpulkan data peneliti wajib menggunakan beragam
sumber data yang tersedia. Art inya, data yang sama atau sejenis, akan lebih
mantap kebenarannya bila digali dari berbagai sumber data yang berbeda. Pada
teknik ini tekanannya pada perbedaan sumber data, bukan pada teknik
pengumpulan data atau yang lain.
2. Triangualasi Metode
Jenis triangulasi ini bisa dilakukan oleh seorang peneliti dengan
mengumpulkan data sejenis tetapi dengan menggunakan teknik atau metode
pengumpulan data yang berbeda. Teknik triangulasi metode ini, ditekankan pada
panggunaan metode pengumpulan data yang berbeda, dan bahkan lebih jelas
untuk diusahakan mengarah pada sumber data yang sama untuk menguji
kemantapan informasinya. Penggunakan metode yang berbeda untuk suatu
informasi yang sama, peneliti dapat menarik kesimpulan atas data yang digali
secara lebih mantap.
3. Triangulasi Peneliti
Triangulasi peneliti adalah hasil peneliti baik data ataupun kesimpulan
mengenai bagian tentang atau keseluruhannya bisa diuji validitas dari beberapa
peneliti. Pandangan dan tafsir yang dilakukan oleh beberapa peneliti terhadap
semua informasi yang berhasil digali dan dikumpulkan berupa catatan, diharapkan
bisa terjadi pertemuan pendapat yang pada akhirnya bisa lebih memantapkan
hasil penelitian.
4. Triangulasi Teori
Triangulasi teori dapat dilakukan dengan menggunakan lebih dari satu
teori dalam membahas permasalahan yang dikaji dari beberapa perspekt if yang
39
digunakan dapat diperoleh pandangan yang lebih lengkap, tidak hanya sepihak,
sehingga dapat ditarik kesimpulan yang lebih utuh dan menyeluruh. Hal ini karena
setiap pandangan teori selalu memiliki teori-teori yang digunakan dan keterkaitan
dengan permasalahan yang diteliti sehingga mampu menghasilkan simpulan yang
lebih mantap dan benar-benar memiliki makna yang kaya perspektifnya.
Jenis triangulasi yang digunakan untuk mencapai validitas data dalam
penelitian ini adalah triangulasi data/sumber dan triangulasi metode. Karena
dengan triangulasi tersebut dapat dilakukan pengumpulan data sejenis dengan
menggunakan berbagai sumber data yang berbeda, dengan demikian kebenaran
data diuji oleh sumber data yang lain. Hal ini dapat dicapai dengan jalan :
a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil
wawancara. Pengamatan yang dilakukan dilapangan harus relevan
dengan hasil wawancara yang diperoleh peneliti, yaitu tentang
strategi pemasaran di Bank Muamalat Indonesia cabang Solo.
b. Membandingkan hasil wawancara dengan isi hasil dokumentasi yang
dilakukan peniliti agar tidak menyimpang jauh dari dokumentasi
yang terdapat di obyek penelitian.
Penggunaan triangulasi metode ini laporan di tinjau ulang kembali oleh
informan (khususnya informan kunci) untuk mengetahui apakah yang ditulis
merupakan sesuatu yang disetujui mereka. Kemudian hasil data tersebut dapat
dibandingkan dengan dokumentasi yang ada. Hal tersebut di lakukan untuk
mendapatkan mutu dari keseluruhan proses pengumpulan data dalam penelitian
ini menjadi valid dan sah dengan landasan hasil wawancara, observasi dan
dokumentasi.
G. Analisis Data
Analisis data adalah proses urut-urutan data dengan mengorganisir data
ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar. Teknik analisa yang
digunakan dalam penelitian ini menggunakan pola penelitian induktif yang diolah
dengan teknik saling terjalin atau interaksi saling mengalir. Teknik interaksi
mengalir yaitu model analisis yang menyatu dengan proses pengumpulan data
dalam suatu rangkaian tertentu atau merupakan suatu siklus. Proses analisa data
40
dengan model interakt if meliputi tiga komponen yaitu, pengumpulan data, reduksi
data, penyajian data dan kesimpulan atau verifikasi.
Proses analisa data dalam penelitian kualitatif ini adalah sebagai berikut:
1. Pengum pulan Data
Pengumpulan data dilakukan selama data yang dibutuhkan belum
memadai, dan akan dihent ikan apabila data yang diperlukan telah memadai untuk
mengambil keputusan. Data kualitatif terutama terdiri dari kata-kata, dan bukan
angka. Data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi maupun dokumentasi
tersebut dikumpulkan menjadi satu untuk diproses lebih lanjut.
2. Reduksi Data
Data yang diperoleh dari lapangan ditulis dalam bentuk uraian atau
laporan yang terperinci. Laporan tersebut perlu direduksi, dirangkum, dan dipilah-
pilah hal yang pokok, difokuskan pada hal-hal yang penting, dicari pola atau
temanya. Jadi laporan lapangan sebagai bahan disingkatkan, direduksi, disusun
lebih sistematis, ditonjolkan pokok-pokok yang penting, sehingga lebih mudah
dikendalikan. Data yang direduksi memberi gambaran yang lebih tajam, juga
mempermudah peneliti untuk mencari kembali data yang diperlukan.
3. Penyajian Data
Data yang tertumpuk, akan sukar untuk ditangani, sukar mencari
hubungan antara data yang satu dengan data yang lain dan sukar pula melihat
gambaran keseluruhan untuk melihat kesimpulan. Oleh karena itu, agar dapat
melihat gambaran secara keseluruhan atau bagian-bagian tertentu dari penelitian
perlu dibuat penyajian data.
4. Menarik Kesimpulan Atau Verifikasi
Peneliti berusaha mencari data yang dikumpulkan, kemudian mencari
pola, tema hubungan, persamaan hal-hal yang sering muncul dan sebagainya. Data
yang diperoleh kemudian dibuat suatu kesimpulan. Kesimpulan ini mula-mula
bersifat tentatif, kabur, diragukan, akan tetapi dengan bertambahnya data,
kesimpulan itu akan lebih grounded. Jadi kesimpulan senantiasa harus verifikasi
selama penelitian berlangsung.
41
Gambar 3. di bawah ini adalah skema model analisis interakt if yang
akan digunakan oleh peneliti:
Gambar 3. Skema Analisis Dan Model Interaktif (Burhan Bungin, 2003 : 93)
Cara peneliti untuk menganalisis faktor – faktor strategi dan mengetahui
kekuatan dan kelemahan perusahaan serta peluang dan ancaman yang dihadapi,
dalam penilitian ini. Penulis menggunakan pola analisis SWOT (Strenght,
Weakness, Opportunities, and Threats) menurut Freddy Rangkuti (2004:18)
didefinisikan sebagai berikut:
Analisis SWOT adalah identifikasi bebagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis SWOT didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strength) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness), dan ancaman (threaths).
SWOT merupakan singkatan dari lingkungan internal strength dan
weakness serta lingkungan eksternal opportunitiy dan threaths. Analisis SWOT
digunakan untuk menganalisa kondisi internal Bank Muamalat Cabang Solo yang
kemudian akan menentukan kekuatan dan kelemahan (strength and weakness)
terhadap persaingan yang kemudian muncul dan akan menentukan peluang dan
ancaman (opportunitiy and threaths) pada usaha tersebut. Hal tersebtu digunakan
untuk menganalisis atribut-atribut dari SWOT yaitu atribut kekuatan, kelemahan,
peluang, dan acaman.
Pengumpulan Data Penyajian Data
Simpulan : Verifikasi Reduksi Data
42
Atribut kekuatan (streght) merupakan keunggulan atau kemampuan
perusahaan yang tidak dimiliki oleh perusahaan lain atau pesaing yang berguna
untuk melindungi bisnis dari kekuatan kompetitor dengan membangun
penghalang mobilitas. Sedangkan atribut kelemahan (weakness) merupakan
kekurangan atau kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan tidak harus mengoreksi
semua kelemahannya.
Peluang (opportunities) merupakan sebuah hal yang menarik untuk
kegiatan pemasaran perusahaan yang menjadi sebuah peluang terntentu bagi
perusahaan untuk meraih keunggulan bersaing. Ancaman (treath) merupakan
tantangan yang diperlihatkan oleh suatu kecenderungan atau perkembangan yang
tidak menguntungkan dalam lingkungan yang akan menyebabkan kemerosotan
kedudukan perusahan, jika tidak ada kegiatan pemasaran dengan tujuan tertentu.
Matrik analisis SWOT yang merupakan kombinasi dari lingkungan
internal dan ekternal sebagai berikut:
INTERNAL FAKTOR
EKTERNAL
FAKTOR
KEKUATAN
Tentukan lima sampai
dengan sepuluh faktor –
faktor kekuatan internal
KELEMAHAN
Tentukan lima sampai
sepuluh faktor – faktor
kelemahan internal
PELUANG
Tentukan lima sampai
dengan sepuluh faktor –
faktor peluang ekternal
STRATEGI SO
Ciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan
untuk memanfaatkan
peluang
STRATEGI WO
Cipatakan strategi yang
meminimalkan
kelemahan untuk
memanfaatkan peluang
ANCAMAN
Tentukan lima sampai
dengan sepuluh faktor –
faktor ancaman ekternal
STRATEGI ST
Ciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan
untuk mengatasi
ancaman
STRATEGI WT
Ciptakan strategi yang
meminimalkan
kelemahan dan
menghindari ancaman
Gambar 4. Skema Matrik SWOT (Freddy Rangkuti, 2004:31)
43
Keterangan :
Strategi SO : Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu
dengan memanfaatkan seluruh kekuatan unutk merebut dan
memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan
peluang sebesar – besarnya.
Strategi ST : Strategi yang menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan
untuk mengatasi ancaman
Strategi WO : Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada
dengan meminimalkan kelemahan yang ada.
Strategi WT : Strategi ini berdasarkan pada kegaitan yang bersifat defensive dan
berusaha menimimalkan kelemahan yang aa serta menghindari
ancaman.
Dari skema analisisis SWOT di atas dapat diketahui situasi perusahaan
secara umum, yang berhubungan dengan kombinasi dari kondisi lingkungan yang
berperngaruh terhadap perusahan baik lingkungan internal maupun linkungan
ekternal yang dihadapi perusahaan. Berdasarkan situasi tersebut dapat diambil
manfaatnya oleh perusahaan untuk memutuskan berbagai macam strategi dari
masing – masing situasi yang dialami perusahaan guna kemajuan perusahaan dan
untuk mengatasi masalah yang terjadi diperusahaan.
H. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian merupakan rangkaian kegiatan (tahapan) yang harus
ditempuh dari awal hingga akhir penelitian. Kegiatan ini dimulai sejak pembuatan
proposal penelitian, mengurus perijinan, pelaksanaan penelitian di lapangan,
analisa data dan pembuatan laporan, serta penggandaan laporan. Analisa data
dimulai dari analisa awal, kemudian analisa data akhir dan kemudian penarikan
kesimpulan.
1. Tahap Persiapan Penelitian
Tahap ini kegiatannya adalah merencanakan segala sesuatu yang
berhubungan dengan pelaksanaan penelitian, dimulai pengajuan judul, pembuatan
proposal dan mengurus perijinan untuk memperlancar jalannya penelitian.
44
2. Tahap Pengum pulan Data
Tahap ini kegiatannya adalah peneliti terjun ke lapangan untuk
mengumpulkan data yang akan mendukung tujuan penelitian. Peneliti dalam
melaksanakan pengumpulan data ini menggunakan tiga teknik pengumpulan data,
yaitu : (1) pengamatan (observasi), (2) wawancara, (3) dokumentasi. Ketiga teknik
tersebut digunakan untuk saling melengkapi satu dengan yang lain, sehingga data
yang dikumpulkan benar-benar valid.
3. Tahap Analisi s Data Awal
Analisa data awal dilakukan untuk mengetahui apakah data yang telah
dikumpulkan tersebut sesuai dengan yang diharapkan. Sehingga dapat diketahui
data-data yang diperlukan dan data-data yang tidak diperlukan. Hal ini dilakukan
agar data yang sangat diperlukan dapat terpisah dari data yang tidak berguna.
4. Tahap Analisi s Data Akhir
Data yang dianalisis dalam tahap ini adalah seluruh data yang diperoleh
dalam pengumpulan data yang sangat mendukung tujuan penelitian. Karena data
ini sudah dianalisis awal, maka merupakan data yang valid. Setelah tahap analisis
data selesai, maka dapat ditarik kesimpulan tentang permasalahan yang sedang
diteliti.
5. Tahap Penarikan Kesimpulan
Tahap selanjutnya setelah semua data dianalisis dengan teknik analisis
yang sesuai dengan penelitian data yang kualitatif, yaitu menarik
kesimpulan/verifikasi dari apa yang dihasilkan dari data tersebut. Penarikan
kesimpulan harus didasarkan pada tujuan penelitian yang didukung oleh data yang
valid, sehingga hasil penelitian tersebut dapat dipertanggung jawabkan.
6. Tahap Penulisan Dan Penggandaan Laporan
Tahap penulisan dan penggandakan laporan ini semua kegiatan yang
berhubungan dengan penelitian dan hasil yang dicapai ditulis dan dilaporkan
kepada pihak-pihak yang berkepentingan dan bentuk laporan harus sesuai dengan
aturan yang telah ditetapkan.
45
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
1. Sejarah Berdirinya Bank Muam alat Indonesia (BMI)
a. Sejarah Bank Muam alat Indonesia
PT Bank Muamalat Indonesia Tbk didirikan pada tahun 1991, diprakarsai
oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Pemerintah Indonesia,yang muncul
dalam lokakarya bunga bank pada tanggal 19-22 Agustus 1990 di Cisarua, Bogor.
Ide ini dipertegas kembali dalam Musyawarah Nasional IV MUI di Hotel Sahid
Jaya, Jakarta pada tanggal 22-25 Agustus 1990. Pendirian Bank Muamalat
mendapat dukungan pengusaha maupun cendekiawan muslim yang tergabung
dalam 227 pemegang saham pendiri, juga diperoleh dukungan dari ICM. Bank
Muamalat merupakan bank syariah Pertama di Indonesia yang menggunakan
konsep perbankan Syariah. Berdasarkan surat Keputusan Menteri Keuangan RI
No. 430/KMK.013/1992 tanggal 24 April 1992 Bank Muamalat telah memeproleh
ijin untuk beroperasi.
Pendirian Bank Muamalat Indonesia memeperoleh tanggapan positif dari
pemerintah dan masyarakat, sebagaimana tercermin pada komitmen untuk
membeli saham perseroan sebesar Rp. 84 Milyar pada saat penandatanganan akta
pendirian perseroan. Acara silaturahm i kemudian diselenggarakan di Istana Bogor
dan menambah komitmeb saham dari masyarakat Jawa Barat sehingga menjadi
Rp.106 Milyar.
Bank Muamalat Indonesia menerima ijin devisa pada tanggal 24 Oktober
1994 hanya dua tahun setelah didirikan, sehingga berhak menyandang predikat
sebagai Bank Devisa. Peristiwa ini semakin memperkokoh posisi perseroan.
Keunggunlan dari penerapan konsep Islam di dalam sistem perbankan
Bank Muamalat telah terbukt i, terutama di saat krisis ekonomi melanda Indonesia.
Bank-bank konvesional saat itu banyak yang runtuh dan perlu direkapitulasi oleh
pemerintah atau bahkan harus dilikuidasi, akan tetapi Bank Muamalat Indonesia
tetap kokoh dan tidak menderita kerugian yang besar akibat negative spread.
45
46
Kondisi tersebut membuat manajemen sadar akan perlunya meningkatkan model
perseroan. Bank Muamalat Indonesia kemudian melakukan penawaran saham
terbatas (right issue) pada bulan juli 1998. Perkembangan kondisi makro ekonomi
yang tidak mendukung pada saat itu serta adanya perubahan dalam kebijakan
investasi luar negeri di negara-negara asal calon investor telah menghambat
rencana perseoan sehingga menyebabkan perolehan dana dari right issue belum
mencpai target. Walu demekian, modal tetap m eningkat menjadi Rp. 165 Milyar.
Penanaman modal utama dari right issue perseroan adalah Islam ic Development
Bank (IDB) dan badan pengelola Dana ONH.
b. Sejarah Bank Muam alat Indonesia Cabang Solo
Perkembangan Bank Muamalat hingga saat ini sangat menggembirakan.
Hal ini menunjukan bank syariah dengan konsep bagi hasil mampu bersaing
dengan bank konvesional. Salah satu moment pent ing yang tidak dapat dilupakan
adalah krisis moneter yang melanda Indonesia khususnya sektor ekonom i, akan
tetapi dengan keyakinan menjalankan roda perbankan syariah dengan hukum
Allah SWT, Bank Mualamat tetap eksis dalam menghadapi krisis tersebut.
Bank Muamalat mempunyai keyakinan penuh dalam membangun
perkenomian umnat, hal ini ditunjukan dengan pembukaan kantor cabang baru
menjadi prioritas utama di tahun 2003. Tahun 2003 sebagai tahun layanan dan
jaringan telah membuka 23 kantor cabang baru di seluruh Indonesia, suatu angkat
fantastis yagn belum pernah dicapai sebelumnya dalam kurun waktu 11 tahun.
Salah satu yang menjadi skala prioritas Bank Muamalat adalah Kota Surakarta
yang juga dikenal dengan sebutan Kota Solo. Kota Solo di pilih karena dengan
pert imbangan sebagai berikut: 1) letak, 2) potensi lending, 3) komitmen
masyarakat terhadap Syariah Islam.
Awal pendirian Bank Muamalat Indonesia Cabang Solo di mulai dengan
mendirikan Muamalat Business Centre (MBC) pada awal tahun 2002 sebagai
sarana untuk memperkenalkan Bank Muamalat kepada Kota Solo dan sekitarnya.
MBC ini berkantor di PT. Telkom, Jl. Mayor Kusmanto No. 01 Solo. Kegiatan
MBC diantaranya silaturahmi dengan masyarakat Solo dan sekitarnya untuk
memperkenalkan konsep syariah dan produk-produk Bank Muamalat baik dari
47
segi pendanaan maupun pembiayaan. Alhamdulillah kegiatan sosialisasi ini
mendapat tanggapan positif dari masyarakat Solo dan sekitarnya. Kegiatan dan
program Karesidenan Solo segera membuahkan hasil, yaitu dengan menetapkan
bahwa di Eks Karesidenan Solo segera di buka Cabang Bank Mumalat Indonesia.
Alhamdulillah pada tanggal 8 September 2003 Bank Muamalat Kantor
Cabang Solo memulai kegiatan operasional ditandai dengan peresmian Kantor
Cabang Solo yang berkantor di Jl. Kapten Mulyadi No.87 F Ruko Lojiwetan Pasar
Kliwon Solo oleh Walikota Solo Bapak Slamet Suryanto. Untuk mengakomodir
kebutuhan nasabah atas layanan yang prima dan kantor yang lebih besar, maka
pada tanggal 13 November 2006 kantor cabang utama direlokasi ke Jl. Slamet
Riyadi No.314 (Depan Stadion Sriwedari Solo) dan kantor lama yang berlokasi di
lojiwetan berubah menjadi kantor kas. Pada tanggal 31 Agustus 2007, BMI
membuka kantor layanan di RS PKU Muhammadiyah Surakarta, Jl.
Ronggowarsito No. 130 Surakarta. Dan bulan juni 2008 BMI membuka Unit
Pelayanan Syariah Klaten yang berlokasi di Jl. Pemuda No. 295 klaten.
2. Visi dan Misi Bank Muamalat Indonesia (BMI)
Visi dari Bank Muamalat Indonesia adalah Menjadi bank syariah utama
di Indonesia, dominan di pasar spiritual, dikagumi di pasar rasional. Adapun Misi
Bank Mualamat Indonesia adalah Menjadi role model lembaga keuangan syariah
dunia dengan penekanan pada semangat kewirausahaan, keunggulan manajemen
dan orientasi investasi yang inovatif untuk memaksimumkan nilai bagi
stakeholder.
B. Deskripsi Perm asalahan Penelitian
1. Strategi Pemasaran
Setiap perusahaan harus menerapkan strategi pemasaran yang tepat agar
mampu menhadapi persaingan yang dewasa ini semakin ketat sekaligus untuk
mencapai tujuan yang telah di tetapkan. Seiring dengan tumbuhnya bank – bank
yang berpirinsip syariah menuntut Bank Muamalat untuk meninjau kembali
strategi yang telah digunakan dalam mencari dan mempertahankan nasabah untuk
menjaga loyalitasnya. Bank Muamalat perlu menciptakan suatu teknik maupun
strategi komunikasi pemasaran yant tepat, yang dapat menjembatani gap antara
48
persepsi manajemen dan persepsi konsumen. Bank Muamalat dalam menanggapi
persaingan dan penyampaian produk kepada nasabah maka menerapkan strategi
pemasaran yang terangkum dalam m arketing mix, yang dijabarkan sebagai
berikut:
a. Produk
Produk adalah setiap apa saja yang dapat ditawarkan ke pasar untuk
mendapatkan perhatian. Pembelian, pemakaian atau konsumsi yang dapat
memenuhi keinginan atau kebutuhan. Ia meliputi benda fisik, jasa, orang, tempat,
organisasi dan gagasan.
Keberhasilan sebuah produk di pasar sangat ditentukan oleh kekhasan
dan kelebihan produk tersebut di bandingkan dengan produk lain, serta bagaimana
membentuk im age pasar terhadap produk tersebut. Di situlah akan muncul segmen
pasar yang akan loyal terhadap produk tersebut.
Informan A mengungkapkan bahwa:
“Bank Muamalat dalam menderefensiasi / membuat ciri khas produknya yaitu dengan memberikan nama yang tidak telalu panjang, mudah di ingat, memudahkan nasabah dalam mendapatkan produk kami yaitu shar-e karena kita sudah bisa di akses melalui kantor pos seluruh indonesia, selain itu kita memberikan hadiah kepada nasabah berupa materi tetapi sesuai kebutuhan, misalkan umrah, akan mendapatkan satu poin undian umroh jika mempunyai saldo kelipatan dua juta”.
Informan B mengungkapkan bahwa: “deferensiasi produk yang kita
lakukan adalah dengan memberikan nama produk sesuai istilah dalam Syariat
Islam dan mudah diterima pasar, biaya administrasi untuk mendapatkan produk
kami juga murah. Apalagi produk shar-e, penarikan di semua ATM bersama dan
ATM BCA bebas biaya”.
Bank Muamalat memiliki produk yang belum di miliki oleh bank lain
juga dilakukan, hal ini sesuai dengan pernyataan informan C yaitu:
“Kalau di bank konvensional disebut kredit kalo di bank syariah disebut pembiayaan. Bedanya kalau kredit kita memberi uang tanpa harus tahu akan dipakai untuk apa, perlu tahu tapi tidak mutlak karena akadnya pinjam uang. Pembiayaan harus diketahui untuk membiayai apa. Karena penggunan dana harus yang halal misalkan untuk bioskop/diskot ik jelas tidak boleh. Selanjutnya tabungan shar-e merupakan inovasi baru 2003. yang membedakan adalah (a) easy, mudah digunakan dimana saja. (2)
49
everywhere, mudah didapatkan damana saja dan (3) ekstra ordinary, lain daripada yang lain. Shar-e dijual berupa kartu instant sepert i kartu perdana, tidak berbuku awalnya dan dapat dibuka di kantor pos seluruh Indonesia. Jadi, tidak ada lagi batasan kedaruratan untuk tidak memiliki membuka rekening shar-e. Kita juga ada produk Baiti Jannati (KPR syaria’ah) akadnya musyarokah wad jarro m utahiyah bi tamlik art inya bersyarikat sewa menyewa berakhir dengan pemilikan. Cukup dengan menyetor 10% dari harga rumah, KPR ini hingga 15 tahun. Pembiayaan berdasarkan back to back. Jadi pembiayaan berdasarkan uang itu sendiri”.
Informan D mengungkapkan bahwa :
“Produk Bank Muamalat banyak, baik funding/landing. yang menjadi unggulan funding adalah shar-e, karena menghimpun dana ritail/murah. Keunggulan shar-e bisa di akses lewat kantor pos, falitas tarik tunai, phone banking, tranfer/debit.cek saldo, sm s banking sama dengan tabungan umat. Customer base shar-e sangat banyak. Biaya murah, tarik ATM bebas biaya.dapat di akses atm bersama dan bca, biaya administrasi bulanan 7500, itu paling kecil dari bank-bank yang lain,jadi masih kompetitif. Sedangkan di pembiayaan produk yang tidak di miliki bank lain adalah KPR dengan model musyarokah wal ijarah, yaitu bank dan nasabah membelikan rumah dengan minimal syirkah dari nasbah 10% kemudian rumah itu di sewa kepada nasabah. Sewa itu menjadi keuntungan antara bank dan nasabah dengan catatan tiap angsuran akan menambah porsi nasbah bank hingga akhirnya mencapai 100% rumah tersebut menjadi pemilik nasabah, sedangkan dari bank pada akhirnya akan menjadi 0% atas kempemilikan rumah tersebut”.
Beradasarkan data di atas, Bank Muamalat dalam mengelola produk jasa
selalu memperhatikan kebutuhan, senantiasa menginovasi produk agar sesuai
dengan keinginan konsumen dan produk harus halal. Hal ini dimaksudkan agar
nasabah mudah dalam melakukan akses dan menjaga loyalitas nasabah. Sehingga
kualitas dan citra Bank Muamalat tetap terjaga sebagai market leader bank sistem
syariah.
b. Harga
Harga adalah faktor yang paling diperhatikan oleh konsumen dalam
melakukan transaksi, begitu pula dengan dunia perbankan yang menetapkan harga
atau sistem bagi hasil harus dapat memenuhi keinginan dan minat dari konsumen.
Bank Muamalat sebagai perusahaan harus menentukan kebijakan penetapan harga
yang menarik agar nasabah tertarik untuk melakukan hubungan dengan bank.
50
Penentuan harga sebuah produk biasanya dipengaruhi oleh keberadaan di pasar.
Disamping itu dalam penentuan harga suatu perusahaan di pengaruhi pula dengan
keberadaan pesaing yang ada.
Infoman A mengungkapkan bahwa: “bagi hasil, sistemnya kita tidak
berani menetukan dari awal. Jadi bagi hasil dari keuntungan bank tersebut
perbulan berapa terus dari porsinya nasabah, jadi porsi nasabah ada nisbah yang
sudah di tentukan oleh pusat”.
Informan B mengungkapkan:
”Orientasi bagi hasil ini emang bergantung pada nisbatnya jadi tidak bisa diprosentasekan. hanya bedanya kita bisa memberikan data historis, berdasarkan pengalaman orang yang menabung di muamalat dapatnya kira 5% atau 4%. Tetapi yang ke depan tidak bisa memprediksi. yang bisa di pastikan adalah nisbatnya. Kalau yang lebih condong ke syariah biasanya sugesti, dia memilih syariah. dan prakteknya kompetitif. Kalau mengeluarkan pembiayaan kita melihat ke pasar. sehingga kalau di syariah alhamdulillah cukup kompet itif. sehingga masih aman untuk bagi hasil”.
Informan C menyatakan bahwa:
”Bank Muamalat dalam penetuan harga menggunakan nisbah. Nisbah giro itu tidak ada, dia hanya berupa bonus. Bank boleh memberikan bonus tapi tidak wajib memberikan bonus. Tabungan, Nisbahnya itu 22-78 (22 untuk nasabah 78 untuk Bank). Terus deposito 1 bulan nisbahnya 50-50, 50% untuk bank 50% untuk nasabah. Deposito 3 bulan 51-49. 51-49, yang depan selalu untuk nasabah dulu. 51% untuk nasabah, 49% untuk bank. 6 bulan 53-47 dan 12 bulan 54-46. Nah untuk penghitungan bagi hasil sendiri kita menggunakan HI/mil, HI/1000. HI itu sendiri adalah Hasil Investasi per Rp 1000. artinya setiap Rp 1000 dana yang ditanamkan di bank muamalat akan mendapatkan berapa per bulannya. Dan tiap bulan berbeda HI/mil. Tergantung keuntungan bank muamalat pada bulan itu berapa. memang akad syar’i itu mengenal akad tawar menawar tapi biasanya ini adalah jasa untuk penyimpanan dana itu sudah ditentukan, kecuali dalam jumlah tertentu / besar. Kalau penempatan dana, penanaman dana atau pembiayaan itu juga dikenal ada akad tawar menawar sampai ada akad kesepakatan. jadi bila ada penawaran diluar dari ketentuan yang ada di pusat, harus ijin pada pejabat yang berwenang. begitu mekanismenya”.
informan D menyatakan bahwa:
“Bagi hasil semua sudah ada standarnya metode HI/mil 1000 rupiah, mengutamamakan prinsip keadilan, Bank Muamalat menghitung berapa
51
hasil investasi setiap per 1000 dana nasabah yang yang dihasilkan investasinya. Jadi dana total funding di kumpulkan terus di salurkan unit bisnis di hitung seluruh indonesia di hitung rata - rata per 1000 rupiah, contoh bulan november HI/mil 1000 hitungannya 10.25%, bagi hasilnya nanti ada nisbah, kalau deposito ada nilainya bisa di lihat di daftar. Tergantung kesepaktan yang ada dan sesuai pembagian nisbah. Nisbah dapat ada kesepakatan ada tawar menawar antara bank dengan nasabah. Negosiasi dilakukan jika uang yang diinvestasikan signifikan / dalam jumlah besar. Wewenang di daerah ada, tapi harus ada ijin dan persetujuan dari pusat”.
Tabel 2. Nisbah Bank Muamalat (www.m uamalat bank.com)
Jenis simpanan Nisbah (Nasabah)
Porsi Nasabah Evikulaen Rate
Rupiah (Rp) Deposito 1 bulan 50.00 5.04 6.13% Deposito 3 bulan 51.00 5.14 6.25% Deposito 6 bulan 52.00 5.34 6.50% Deposito 12 bulan 53.00 5.44 6.62% Valas Deposito 1 bulan 51.00 1.41 1.71% Deposito 3 bulan 51.25 1.41 1.72% Deposito 6 bulan 51.50 1.42 1.73% Deposito 12 bulan 51.75 1.43 1.74%
Tabungan 22.00 2.22 2.70 %
Berdasarkan data wawancara yang telah dilakukan. Bank Muamalat
dalam menentukan bagi hasil / nisbah sudah distandarkan dari pusat sesuai tabel
yang telah disajikan, dalam perhitungannya menggunakan metode HI/mil 1000
rupiah yaitu pihak Bank Muamalat menghitung berapa hasil investasi setiap per
1000 dana nasabah yang yang dihasilkan investasinya. Harga yang sudah
ditetapkan Bank Muamalat sangat kompetitif dengan bank lainnya.
c. Distribusi
Kegiatan distribusi diidentikan dengan pemilihan lokasi yang dilakukan
perusahaan dalam menyampaikan jasanya.
Informan A menyatakan bahwa:
”Bank itukan sifatnya menjual jasa, karena lembaga jasa dua harus memberikan pelayanan bagus kepada nasabah, kalau namanya bank berdiri di lingkungan komplek perbankkan, ini juga kebijakan pemerintah
52
juga kalau bisa bank cabang kumpulan, selain itu kan Jl. Slamet Riyadi kan jalan utama/ poros. Bank kan kalau ingin memam erkan yang terbaik akan mulai memang harus memilih tempat , terus orang kan di Solo lebih kenal dengan Jl. Slamet Riayadi ya.untuk mempermudah nasabah / masyarakat untuk mengakseslah”.
Selanjutnya Informan B mengungkapkan bahwa: “penentuan tempat agar
terjangkau : di area perbankan (faktor safety), di dekat pasar, area bisnis. di kantor
pos. ke depan membuka jaringan di daerah-daerah pasar”.
Informan C menyatakan bahwa:
”Ya dulu yang saya tahu Jl. Slamet Riyadi adalah pusat bisnis Kota Solo. Bagaimanapun gengsi ya, gengsi sebuah kantor ket ika belum ada di Slamet Riyadi seolah - olah belum berkantor di Solo. Nah kita ada di depan stadion Sriwedari, itu juga kelebihan bagi kita karena gampang kita jadikan petunjuk. Kita juga memiliki mitra kerja yaitu Kantor pos Jadi untuk menerima setoran dan membuka rekening shar-e itu bisa dilakukan oleh kantor pos. ”
Informan D menyatakan bahwa:
“Masyarakat Solo masih memandang dalam menanamkan kepercayaan dari segi fisik sangat berpengaruh, oleh karena itu perlu adanya peningkatan image, dan peningkatan image, perlu kantor besar yang mudah di akses dan diketahui masyarakat. Pusat perbankan juga di Jl. Slamet Riyadi. Dengan demikian kita memiliki keuntungan; kantor mudah diakses, mudah dikenal, penampilan bank juga semakin bagus, semakin lama kita juga tidak bisa kantornya berada di sini, oleh karena itu kita perlu tambahan untuk mengakom odasi nasabah yang jauh dari Klaten, Karangayar maka kita buka di klaten karena nasabah banyak, PKU Muhammadiyah Palur, Kartasura, Sragen, Wonogiri. Dalam rangka memudahkan untuk di akses,dalam melakukan pengembangan dan penempatan kantor baru / pelayanan kita melakukan VSS (visbility studi) studi kelayakan, menilai kelayakan”.
Berdasarkan data di atas, Bank Muamalat dalam memilih kantor harus di
tempat strategis, mudah di akses nasabah, mudah dikenali oleh masyarakat umum,
dekat dengan pusat kota dan pusat bisnis kota. Selain itu dalam produk shar-e
mempunyai cakupan distribusi yang sangat luas karena ada kerja sama dengan
pihak kantor pos di seluruh indonesia serta 2 ATM yaitu BCA dan ATM Bersama.
Strategi yang telah dilakukan sangat mendukung kinerja bank dan mempermudah
masyarakat untuk mendapatkan produk Bank Muamalat.
53
d. Promosi
Kegiatan promosi yang dilaksanakan Bank Muamalat Cabang Solo
bertujuan untuk mempernalkan produknya untuk memasuki pasar serta
menjembatani daerah diluar jangkauan transaksi syariah untuk berhijrah pada
transaksi non ribawi. Strategi promosi merupakan suatu langkah-langkah yang
harus di tempuh dalam memasarkan produk perbankan yang ditunjkan pada
peningkatan penjualan yang diorientasikan pada pengumpulan dana, orientasi
pada pelanggan, peningkatan mutu layanan, dan meningkatkan fee based income.
Oleh karena itu yang harus dilakukan oleh sorang pemasar yaitu dengan
meyakinkan pelanggan akan produk yang tidak nyata melalui presentasi produk
yang menarik dan proses penjualan efekt if tergantung pada ketajaman dan
kejelian dalam melakukan pendekatan penjualan. Sasaran promosinya adalah
masyarakat umum baik itu umat Islam maupun non Islam, sehingga tidak hanya
kalangan tertentu saja yang menikmat i produk ini.
Informan A mengungkapkan bahwa:
”Biasanya kita lewat suatu kegiatan ya, tapi karena melihat keadaan kondisi kota jadi tidak semua bisa lewat kegiatan-kegiatan, silaturohim, surat kabar, pamflet. Biasanya kalau kita mau ngadain acara kita mengabarkan pada masyarakat lewat media surat kabar, art inya meningkatkan kepercayaan masyarakat bahwa bank ini tangguh kan gitu. Percayakanlah kalau bank itu sebenarnya amanah bagi masyarakat”.
Informan B mengungkapkan bahwa:
”Prom osi yang dilakukan menggunakan media surat kabar, profeling, iklan TV, sponsorhip. Leaflet dan dirrect selling ke kelom pok pengajian, Yayasan Nur Hidayah, PKS (Partai Keadilan Sejahtera), kita juga promosi melalui radio: MH FM, Solopos FM, Salma FM, mentari FM, RRI, waktu-waktu puasa diefektifkan. sebar brosur saat seminar dan momen pekan ekonomi syariah”.
Informan C mengunkapkan bahwa:
”Prom osinya kita pakai paling kalau ada sponsorship ada kegiatan – kegiatan Bank Muamalat menyumbang berapa lalu nanti akan ada berupa pemasangan spandukkah, pemasangan logo diacara tersebut atau kita dikasih waktu untuk presentasikah dan sebagainya.jika melalui Iklan kita ada iklan radio kayak di beberapa. Mentari FH, MH FM. Di koran kalau ada berita yang insidental ada dikoran. tabloid kita menerbitkan sendiri.
54
Sejauh ini kita gak pernah pasang baliho/reklamae, kecuali di kantor sendiri. karena untuk promosi butuh biaya besar. Itu hambatannya”.
Informan D mengungkapkan bahwa:
“Media pengenalan produk Bank Muamalat pernah menggunakan media massa tapi tidak tiap hari, karena jika promosi berkaitan masalah biaya, karena biaya promosi sebuah kegiatan yang sangat tinggi yang dikeluarkan perusahaan, selain itu jika ada kegiatan-kegiatan kita mengundang wartawan. Promosi lewat Media radio kita mengisi kajian di perbankan syariah di MH fm tiap hari selasa, yang siaran di gilir dari semua karyawan Bank Muamalat.kegiatan promosi yang lain sepert i kerja sama dengan instasi pendidikan, mengadakan seminar perbankan syariah di kampus-kampus, promosi perbankan syariah dengan masuk ke majelis taklim, Seperti amal sahabat, MTA ( Majelis Tafsir Al-Qur’an ), pengusaha Solo itu dilakukan rutin tiap bulan. Pembuatan leaflet pamlet tergantung kegiatan-kegiatan, seumpama bulan ramadhan memubuat ucapan selamat,buat spanduk, yang penting kegiatan-kegiatan keIslaman kita buat itu, kita tidak menggunakan reklame karena mahal tehambat maslah biaya, pajak juga tinggi”.
Berdasarkan data yang telah didapatkan dapat kita lihat Bank Muamalat
dalam melakukan Promosi produknya menggunakan berbagai metode dan sarana
yaitu dengan menjadi sponshor sebuah kegiatan, menyebar leflet dan pamlet,
direct selling / silaturahim ke lembaga-lembaga Islam baik ormas atau lembaga
pendidikan di Solo, menggunakan iklan radio ternama di Solo . Bank Muamalat
tidak menggunakan promosi menggunakan media reklame karena terkendala
masalah biaya yang besar jika menggunakan media iklan tersebut.
e. Proses
Bank Muamalat sangat memperhatikan bagaimana proses kegiatannya
terutama yang berkaitan dengan nasabah. Proses selalu dikaitkan dengan kegiatan
operasional perusahaan yang dilakukan setiap hari.
Informan A menyatakan bahwa:
”Karyawan Bank Muamalat dalam melayani nasabah kita fleksibel dan untuk proses membuka rekening sangat mudah dan sudah standar sepert i peraturan Bank Indonesia yaitu jati diri jelas, yang menghadap pada waktu tersebut orang tersebut, tanda tangan di depan teller bank, data-data yang diberikan benar itu, Nasabah tidak harus muslim, dalam Operasional Bank Muamalat yang membedakan kita lebih luwes, jadi kita dituntut untuk prioritas mementingkan pelayanan pada nasabah yang dan menjaga amanah yang diberikan nasabah yang sudah mendukung
55
ataupun istilahnya yang sudah menitipkan dananya kesini. Jadi kalo untuk pelayanan kita dituntut untuk serba bisa. Kita diberikan pembelajaran untuk serba bisa, artinya gini, nanti suatu saat misalnya ada yang izin dan keadaan itu rame di depan kan bisa aja yang dari marketing dipindahkan kedepan membantu front liner. istilahnya salah satu fleksibel, art inya peraturan tetep ada, tapi kita tidak terlalu kaku, itu kalau untuk operasional sehari-hari”.
Informan B mengungkapakan bahwa:
”Proses transaksi nasabah untuk debitur/penabung di Bank Muamalat sangat mudah dan saat itu juga bisa. pelayanan nasabah kreditur lebih cenderung hati-hati dalam menyalurkan dana kita mesti melihat dari segi 5C perusahaan yang akan meminta pendanaan yaitu character, capacity, capital, collateral, condition”.
Informan C menyatakan bahwa:
”Proses pelayanan Bank Muamalat untuk para penabung sangat mudah datang bawa uang, bawa kartu ident itas selesai. Kita di Bank Muamalat tidak membatasi dia harus ktp lokal tidak sepert i bank-bank lain. Kalau buka rekening di Solo tidak harus punya KTP Solo, sedangkan untuk nasabah yang meminta pembiayaan harus lengkap administrasi KTP, Kartu Keluarga, Kartu Nikah dan data jaminan. Dalam pelayanan di Bank Mualamat miliki standar pelayanan yaitu pelayanan Fast service start with m e. Pelayanan cepat mulai dari saya. Setiap karyawan Bank Muamalat siapapun dia, dia adl seorang marketing sekaligus customer service. Ketika dia marketing dia juga bisa melayani nasabah sebaik – baiknya. Ketika dia seorang custom er service dia juga harus bisa menerangkan berbagai produk perbankan terutama Bank Muamalat. Baik itu penyimpanan dana maupun penanaman dana. Begitu juga seorang teller dia juga harus paham produk-produk perbankan dsb. Jadi art inya nasabah kalaupun dia datang salah menanyakan kredit pada teller, maka tellerpun bisa menjawab minimal menjawabnya, akan saya pertemukan bapak dengan market ingnya biar nanti bisa dijelaskan lebih lanjut. Tapi minimal informasi awal sudah bisa disampaikan ke nasabah. Art inya nasabah tidak kecewa minimal dia mendapatkan dan merasa diperlakukan dengan baik baru dipersilahkan akan senang. Ini standar pelayanannya. Terus bank pak satpam. Standarnya kalau di bank muamalat itu, yang teller ataupun custom er service onliner yang laki – laki harus memakai peci dan berbaju koko. Kalau yang perempuannya tidak memakai baju ketat dan jilbabnya harus menutupi dada”.
Informan D menyatakan bahwa:
“Pelayan untuk Nasabah yang menabung,sangat mudah dan cepat untuk membuka rekening baru tinggal dengan datang langsung ke Bank Muamalat/ m aketing bank, dengan identitas diri, ngisi formulir, setoran
56
awal. Standar tidak di persulit. Jika nasabah embiayaan perlu ada analisa. Mekanismenya nasabah perlu memenuhi prasarat pembiayaan, ident itas diri, ident ias usaha, jaminan trus dianalisa, kita harus tahu kinerja nasabah dengan melihat laporan keuangan 2 tahun terakhir untuk di anlisa atau tidak. Survey usaha, survey jaminan. Untuk murabahah fleksibel bisa bank yang belikan/nasabah yang beli sendiri. Wakalah yang membelikan nasabah yang spesifikasi yang telah ditentukan.jika terjadi keterlambatan di sistem syariah tidak mengenal denda/sanksi,tapi kita diperbolehkan oleh DPS untuk tujuan ketertiban supaya nasabah membayar tepat waktu, itu diperboleh kan dan secara syariah di analasis boleh. Tetapi hasil denda bukan termasuk sebagai pendapatan bank tapi dimasukan ke Baitul Mall Muamalat untuk kegiatan sosial”. Berdasarkan data yang telah diperoleh, Bank Muamalat sangat
memperhatikan proses transaksi antara pihak dan nasabah. Proses yang dilakukan
Bank Muamalat tidak berbelit-belit, membutuhkan waktu yang cepat dan
menggunakan sistem on-line sehingga dapat dilakukan di mana saja. Sedangkan
dalam pembiayaan Bank Mumalat sangat selekt if harus jelas penggunaan uangnya
ini untuk mengetahui uang digunakan hal-hal yang halal/haram. Hal yang perlu di
perhatikan yaitu 5C (character, capacity ,capital, collateral, condition).
f. Orang
Hal pent ing dalam hubungannya dengan pemasaran jasa, maka orang
yang berfungsi sebagai pelayanan sangat mempengaruhi kualitas jasa yang
diberikan. Orang memegang peranan paling penting dalam melakukan kegiatan
jasa. Bank Muamalat yang berorientasi pada pelayanan selalu memperhatikan
sektor ini. Karyawan merupakan sasaran utama dalam point ini karena karyawan
selalu bersinggungan langsung dengan nasabah.
Informan A mengungkapakan bahwa:
“Karyawan Bank Muamalat kalau secara umum istilahnya mungkin dia punya karakter sendiri, ramah. Kalau fisik sih di Bank Muamalat bukan jadi standar pent ing, misal mungkin dari wajah dia biasa-biasa aja tapi secara pelayanan memberikan senyum, memberikan penjelasan secara gamblang. Ada buku pedoman di setiap posisi, tapi untuk internal kita, yang jelas semuanya harus bisa melayani nasabah masyarakat . Selain itu para karyawan secara etika juga harus mencerminkan seorang muslim, karena di Islamkan bisnis dakwah. Dalam melakukan seleksi karyawan ya kita pakai Standar biasa, cuma yang jelas harus bisa baca Qur’an, memahami produk-produk syariah, muslim (kunci utama). Untuk pendidikan karyawan muamalat kita ada program-program yang sifatnya
57
religi juga sepert i Qiyamul lail berjamaah,trus semacam pembinaan spiritual. Sedangkan untuk pelatihan skill tergantung dibagian apa karyawan di tempatkan, pemberian pelatihan juga di tentukan dari kebutuhan karyawan muamalat”.
Informan B mengungkapkan bahwa: ”Seleksi yang dilakukan standar
yaitu psikotes, wawancara, pengetahuan agama, pengetahuan umum. standar yang
menentukan pusat. Kita juga menilai dari sisi keramahan. Untuk mereka ada
trainingnya (untuk semua karyawan muamalat). Untuk karyawan baru ada sistem
pendampingan dahulu dari karyawan lama.
Informan C mengungkapkan bahwa:
“Rekrutmen yang dilakukan standar ada ujian tulis, psikotes, wawancara tes kesehatan masing-masing posisi sudah ada standarnya sendiri – sindiri, itu yang menetukan pusat, sedangkan pelatihan skill juga ada, itu program dari kantor pusat, kantor regional atau kantor cabang sendiri. up grading informasi dan up grading ilmu sesuai dengan posisinya”.
Informan D mengungkapakan bahwa:
“Rekrutmen ada standar pendidikan minim S1, ada tes tulis, psikotes, wawancara,tes kesehatan, tapi untuk security kita kerja sama dengan lembaga penyedia jasa keamanan, itu yang mengatur dari kantor pusat. Jika standar karyawan muamlat ada 9 training (pro umat ,finanching ,m uamlat spirit, dom estic operation,dan lain-lain), semua karyawan harus melewati 9 training,semua karyawan harus mempunyai multi talenta karena ada perputaran/penempatan di posisi yang lain. hal ini tergantung kemampuan dan bakat personal, selain itu juga ada pemerataan kemampuan”.
Berdasarkan data di atas, Bank Muamalat sangat memperhatikan kualitas
karyawannya. Bank telah melakukan beberapa hal dalam menjaga kualitas
karyawannya hal ini dapat dilihat dari rekrutmen yang selekt if, adanya training
peningkatan skill para karyawan, adanya perputaran penempatan karyawan bank
yang disesuaikan dengan kebutuhan dan bakat para karyawannya.
g. Bukti Fisik
Bukti fisik adalah lingkungan fisik perusahaan tempat jasa diciptakan
Bank Muamalat dalam menyediakan bukt i fisik ini berupa desain dan layout suatu
bangunan yang disusun sedemikian rupa untuk memudahkan nasabah dalam
melakukan transaksi. Bank Muamalat juga menyediakan tempat parkir yang luas
58
dan aman agar nasabah dalam melakukan transaksi tidak merasa was-was dengan
kendaraan yang ditaruhnya ditempat parkir.
Informan B menyatakan bahwa: “untuk masalah bukt i fisik kita sudah
ada standar corporate identy suasana di kantor harus sedemikian rupa agar
nasabah nyaman, kantor bank juga harus secara fisik terang, bersih, fasilitas
mushola, dan toilet standar”. Hal tersebut juga di tambahkan oleh informan C
menyatakan bahwa: “Standart coorporate kita ada mushola di depan. Hal ini yang
akan membedakan bank muamalat dengan bank syariah lainnya, selain ada di
depan juga harus bisa diakses dari luar. Jadinya ket ika orang mau sholat bisa di
gunakan. Selain itu juga ada parkir yang gratis, sehingga tidak memberatkan
nasabah”.
Informan D menambahkan dalam bukti fisik Bank Muamalat bahwa:
“Selama ini kita belum mendapatkan komplain nasabah masalah layout, fasilitas, parkir dan kebersihan kantor,saat pertama membangun sudah di analisis bentuk dan layout yang bagus dan efesien seperti apa, untuk coporate indentiy mushola di depan dapat di akses untuk umum.menjaga kebersihan dilakukan office boys setiap waktu dan setiap saat”.
Berdasarkan data di atas, Bank Muamalat sudah bagus dalam
memperhatikan bukti fisik hal ini dapat di lihat dari penjagaan kebersihan,
penerangan, lay out kantor yang dapat memberikan kenyamanaan bagi nasabah
dan efektifitasan kinerja Bank Muamalat. Selain itu Bank Muamalat mempunyai
coporate indentiy yang membedakan dengan bank-bank lainnya yaitu adanya
mushola di depan bank yang dapat di akses siapa saja serta mempunyai warna
khas yang diapakai yaitu warna ungu lebih dominan.
2. Analisi s Lingkungan Pemasaran
Pengetahuan tentang lingkungan merupakan faktor utama dalam
penentuan strategi pemasaran perusahaan. Strategi yang diterapkan harus
disesuaikan dengan situasi dan kondisi linkungan perusahaan baik lingkungan
internal maupun lingkungan ekternal.
59
a. Analisis Lingkungan Eksternal
1) Lingkungan Umum
a) Ekonomi
Strategi perusahaan dipengaruhi oleh keadaan perekonomian
dimasa sekarang dan di masa yang akan datang. Keadaan
perekonomian ini mungkin bisa menjadi peluang bagi suatu
perusahaan, tetapi belum tentu bagi perusahaan lain. Perubahan
kondisi ini harus dapat diatasi oleh perusahaan karena mempengaruhi
kondisi pangsa pasar dengan mempersiapkan suatu tindakan antisipasi
yaitu melalui penetapan strategi pemasaran yang tepat.
Informan A menyatakan bahwa:
“Kondisi perekonomian Kota Solo mendukung karena dari sisi bisnis berjalan dengan baik, sisi produk perekonomian di kota Solo juga bagus. Wong ngomong Solo ki kan kota terame di jawa tengah. artinya transaksi-transaksi ataupun pedagangan berjalan berati ini kan karena keuangan. Keuangan berjalan berart i ini menunjukkan akt ifitas perbankan juga jalan”.
Informan C menyatakan bahwa:
”Soloraya sendiri kan keuangan terbesar berpusat di Kota Solo. Jadi penyerapan lembaga keuangan juga potensi besarnya di Solo. Yaitu sebesar 14 triliun. Solo kan banyak pabrik, banyak juga pengusaha muslim. Banyak bertebaran orang-orang kaya di Solo yang punya dana banyak. Makanya itu di Solo kenapa bank jateng syariah belum ada di semarang dan ada pertama di Solo. karena potensi Solo itu lebih besar dibandingkan semarang”.
Informan D menyatakan bahwa: ”Di Solo ini akses/segmen total
pebankan syariah cuma 5% dari akses semua perbankan di Solo,
makanya dengan cuma 5% itu masih banyak peluang untuk
berekpansi”.
Berdasarkan data di atas, Kota Solo memiliki potensi
perekonomian yang bagus sehingga sangat menguntungkan bagi
kegiatan Perbankan di Kota Solo.
60
b) Sosial Budaya
Keadaan sosial budaya dalam industri jasa, trend-trend yang
berlaku akibat perubahan sosial yang terjadi serta pergeseran pola
pikir, gaya hidup, dan tingkah laku masyarakat sangat berpengaruh
bagi perkembangan kehidupan jasa tersebut. Perusahaan yang
memasuki industri jasa tertentu harus selalu mencermati keadaan ini,
karena hal-hal tersebut membawa perubahan pula pada keinginan dan
permintaan akan pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat.
Informan C menyatakan bahwa:
”Solo itu dari awal sosial keagamaannya beragam. Dari yang paling ”kanan” sampai yang paling ”kiri”, PKI juga dari Solo. Gerakan-gerakan juga banyak dari Solo. Solo sebagai kota bisnis sangat rentan. Dari sisi kultur Solo sendiri sangat mendukung dari kultur budaya jawa itu sendiri. Tetapi yang namanya sumbu pendek ketika kultur itu ternyata Solo itu menyimpan bara. Jadi sedikit ada pergesekan mungkin terjadi.dulu kan pernah ada pembantaian di Solo, pembakaran tahun 1999, beberapa toko dibakar, gramedia dibakar hampir semua dibakar bahkan balai kotapun dibakar. Bahkan Solo mengalami guncangan ekonom i. Setelah itu ada perbaikan dari sisi kepercayaan, walikota yang baru terutama ya, Joko Widodo banyak berperan menumbuhkan kepercayaan dengan kegiatan – kegiatan nasional, karena jujur perbankan tanpa didukung dari pemerintah setempat tidak bisa, susah. Nah dengan adanya latarbelakang pergerakan, beragam, itu mendukung sekarang kita kondusif mendukung berkembangnya perbankan syariah terutama karena di Solo raya ini pesat, ya itu meningkat terus dan lembaga-lembaga Islam disini juga banyak ditambah lagi adalah keluarnya fatwa dari PP muhammadiyah yang mengharuskan seluruh amal usaha muhammadiyah ke perbankan syariah itulah salah satu titik terang terus”. Informan D menyatakan bahwa:
“Pengaruhnya jelas berpengaruh karena banyak masyarkat yang pemahaman ke-Islamannya kurang, maka mereka menganggap bank muamalat yang memandang sama antara bank muamlat dengan bank konvesional. Forum edukasi dengan lewat sekolahan, majelis taklim, dor to dor yang sudah di papline yang sudah ditetapkan, kita juga punya dai muamalat untuk mensosilasasi dan memasarkan produk-produk bank mualamat. Realawan direkaryawant dengang sistem kontrak”.
61
Berdasarkan data yang di peroleh kondisi masyarakat Kota Solo
sangat beragam, hal ini menjadi tantangan tersediri bagi Bank
Muamalat untuk memberikan pendidikan dan pencerahan tentang
sitem Perbankakan yang berasaskan Islam.
c) Pemerintahan
Kota Solo yang identik dengan kota budaya dan kota dengan
penduduk yang mayoritas beragama Islam tik langusng memberi angin
segar pada bisnis jasa perbankan yang sekaligus dapat meningkatkan
perkonomian daerah. Pemerintah kota yang menjadikan kota Surakarta
sebagai kota bisnis dan perdagangan saat ini mempunyai dampak
positif di dunia perbankan, karena akan membuka peluang bank untuk
menyediakan jasa-jasanya pada pelaku bisnis. Hal ini sesuai dengan
pernyataan informan C bahwa:” Joko Widodo banyak berperan
menumbuhkan kepercayaan dengan kegiatan-kegiatan nasional
maupun internasional, jadi Kota Solo merupakan kota yang kondusif
dan meyakinkan para investor untuk menanamkan modalnya”.
informan A menyatakan bahwa:” ada hubungan timbal balik
dari kebijakan pemkot terhadap kemudahan mendirikan ijin usaha,
karena akt ifitas ekonomi berjalan maka di butuhkan lembaga bank
untuk menghimpun dan m enyalurkan dana”.
Pihak Pemkot dalam menjalankan kebijakannya juga pernah
melibatkan dan menjalin kerjasama dengan Bank Muamalat hal ini
sesuai dengan pernyataan informan B dan D bahwa: “Pemkot
mempunya tangapan bagus terhadap bank muamalat dari para birokrat
kota, kita sering di libatkan kerja sama untuk menyaluran UMKM”.
Berdasarkan data yang di peroleh, kebijakan dan hubungan
pemerintah Kota Solo sangat baik serta mempunyai ketergantungan
satu sama lain, sehingga kebijkan pemerintah Kota Solo dapat
memperlancar kegiatan Bank Muamalat.
62
d) Teknologi
Perubahan teknologi dapat memberikan peluang dan ancaman
bagi perusahaan. Perkembangan teknologi pada dunia perbankan lebih
banyak ditujukan untuk kemudahan-kemudahan konsumen dalam
memanfaatkan produk yang ada tanpa harus melalui prosedur yang
berbelit – belit.
Menurut Informan A bahwa: “Teknologi kita jelas ada
peningkatan, ATM kita dapat di akses Online seluruah Indonesia
karena bekerja sama dengan Kantor Pos Indonesia, ATM Bersama dan
ATM BCA yang telah tersebar di seluruh pelosok indonesia, ini
memudahkan nasabah dalam mengkases layanan Bank Muamalat”.
Hal ini juga di ungkapkan oleh informan D bahwa: “Teknologi online
selalu di upgrade, teknologi informasi onilne kantor seluruh
indonesia, kantor pos, online dengan ATM bersama dan ATM BCA
ada phone banking juga”.
Informan C menyatakan bahwa: ”Teknologi itu dari pusat kita hanya tinggal mengikuti saja, yang namanya perbankan pasti meng-update teknologi. Ya, tekonologi perbankan hampir standar semua misalkan ATM, kita juga menaruh mungkin mesin server ditiap-t iap kantor pos, itu digunakan untuk setoran dan pembukaan rekening, bahkan mesin server itu bisa duigunakan oleh pihak ke tiga antara klien Bank Muamalat dan kantor pos dan bisa digunakan yang online,misalkan Bank BTN itukan memakai sistemnya muamalat, jadi tinggal bayar di muamalat. Selain itu ada yang namanya sms banking, terus ada yang namanya mobile banking dia bisa memindah rekening hanya dengan web ataupun lewat hand phone, terakhir ini di counter sendiri, yang bisa menarik uang tunai, jadi tinggal ambil nomor antrian gesek uang tunai, ambil struknya dan di tukarkan ke teller nanti langsung ambil tunai bisa tunai beku atau cetak web”. Berdasarkan data yang diperoleh, Bank Muamalat senant iasa
memperbarui kualitas teknologinya supaya dapat meningkat efensiesi
dan produkt ifitas kinerja yang dilakukan bank. Hal ini dapat dirasakan
oleh nasabah berupa kemudahan dan keamanan dalam melakukan
kegiatan transaksi.
63
2) Lingkungan Industri
a) Pesaing
Informasi tentang pesaing diperlukan dalam rangka
perkembangan dan perluasan usaha informasi tersebut mengenai siapa
pesaing utama perusahaan, adanya barang atau jasa subsitusi dan
perubahan strategi pesaing utama.
Informan A menyatakan bahwa:
”Persaingan dengan bank konvensional maupun bank syariah atau koperasi kita melihatnya bukan persaingan kan melihatnya juga lebih ke sama-sama berusaha untuk menjadi yang dipilih atau di percaya oleh masyarakat strategi sih ada kita istilahnya berjuang, kita dari Bank Muamalat ingin yang terbaik mungkin kita bisa yang miliki apa yang di miliki bank lain, tetapi kita punya keunggulan yang tidak di miliki bank lain. Misalkan contoh biaya pembukaan shar-e itukan instan. hari itu dan jam itu juga tabungan sudah jadi langsung jadi, shar-e kita juga menjangkau di daerah-daerah yang belum dijangkau bank-bank syariah terutama, selain itu salah satu dari sekian banyak yang bisa mengakses ke 2 ATM yang berbeda ATM Bersama dan ATM BCA Dari segi pelayanan memberikan alternatif yang paling baik”. Informan C menyatakan bahwa:
”Persaingan kita sehat, kita selama 9 tahun kita sendirian tidak ada teman, Kemudian ada Bank Syariah Mandiri (BSM) kemudian diikuti yang lain walaupun masih mengikuti bank sayriah, dan sebagainya dan walaupun sekarang sudah spin off , jadi bank syariah pun sekarang tinggal teknologi dan layanan yang membedakan disitu saja dan juga kecepatan penyampaian informasi, inovasi produk. Selain itu kita tetap menjaga komunikasi dengan perbankan terutama perbankan yang syariah walaupun persaingan secara bisnis tetap ada, tapi kita ada agenda temu dengan pimpinan bank syariah di Solo, biasanya ada saling tukar pikiran pelayanan bank sayriah di Solo, saling tukar pikiran, mengatur strategi bersama menguasai pasar di Solo itu bedanya, jadi perbankan syariah itu bukan memindahkan uang dari bank syariah yang satu ke bank syariah yag lain, tetapi bagimana uang yang di bank konvensional dipindahkan ke syariah karena yang kita tuju adalah dari market share syariah kalau dari bank syariah ke bank syariah yang lain itu tidak menambah m arket share. Itu yang memang dijadikan pemindahan target kita dari bank-bank konvensional itu
64
setidaknya musuh utama karena kita berpegang pada kepatuhan platfom kita, halal sesuai syariah, bunga bank haram, itu yang membuat kita giat”. Informan D menyatakan bahwa:
“Pesaing ada bank konvesional dan bank syariah, prinsipnya persaingan tiap bank memilih segmentasi pasarnya sendiri – sendiri, selama ini Bank Muamlat membidik emosional market, tetapi kita juga ke rasional market. Di rasional market kita bersaing dengan bank konvesional karena bank kita melayani semua kalangan, strategi yang di lakukan kita sebagai bank pelopor bank syariah, orisinil,murni tidak mempunyai bank induk yang dimiliki bank syariah yang lain.kita memiliki derefensiasi produk shar-e yang dapat diakses di semua kantor pos”. Berdasarkan data di atas Bank Muamalat mempunyai persaingan
secara bisnis dengan bank-bank syariah/lembaga-lembaga keuangan
syariah yang lainnya, namun dalam dilain pihak Bank Muamalat dan
lembaga – lembaga keuangan syariah juga mempunyai kerja sama dan
strategi dalam hal merebut m arket share dari bank-bank konvesional
yang berada di Solo.
b) Pelanggan
Bank Muamalat dalam meraih pangsa pasar tentu memiliki
target yang selalu meningkat dari tahun ke tahun. Karena secara
keseluruhan, masyarakat baik muslim maupun non muslim,
masyarakat sebagai konsumen dengan berbagai karakteristiknya dapat
melakukan akt ivitas transaksi di Bank Muamalat. Analisa faktor
konsumen yang menjadi pelanggan dipengaruhi oleh:
(1) Demografi
Keadaan penduduk Kota Solo selalu mengalami peningkatan
dari tahun ke tahun. Penduduk tersebut tersebar berdasarkan kelompok
umur tersebar dalam tabulasi data sebagai berikut:
Infoman A menyatakan bahwa:
“Untuk masalah pertambahan dan perubahan peduduk kondisi yang ada saat ini misalnya mungkin ngaruh sat ini di Solo Insyallah ada tambahan tempat kantor lagi. Saat ini ada di sini
65
Solo 2 ( Loji Wetan dan PKU Muhammadiyah ), di klaten 1, di Wonogiri, Palur, Kartosuro, Boyolali. Insya Allah Desember ini, nant i 2010 buka yang baru lagi. kalau saat ini sistem yang ada saat ini kita mendekati pasar bukan pasar yang mendekati kita. Dari segi pendidikan sih berpengaruh juga mungkin pemahaman masyarakat mengenai perbankan syariah, utnuk masalah ini kita butuh pendekatan lebih. Untuk masalah angka umur Kita bisa menjawab kita bisa masuk ke segmen anak-anak.” Informan C menyatakan bahwa: ”Ya tentu ada pengaruhnya buat kita produknya menyesuaikan, produk muamalat itukan kita meyesuaikan, ada tabungan umat yang memang sudah memiliki ident itas resmi negara, keudian tabunagn umat junior bagi yang belum memiliki KTP, nah trus shar-e ini bisa digunakan bagi nasabah yang belum memiliki KTP bisa menggunkan kartu identitas pelajar atau kartu tanda pelajar, itu bisa dipakai , makanya saja ket ika kita dia sudah punya KTP harus segera diupdate informasi artinya dari segi umur kita cover, dari segi pendidikan produk shar-e kita mulai medobrak hampir dari golongan atas dari golongan bawah yang tidak sekolah sekalipun dia bisa menggunkan karena itu tadi 3 slogan shar-e yaitu easy, every wehere dan ekstra ordinary ini atrinya mudah digunakan siapa saja. Dari segi umur, segi pendidikan dan ini terbukti di indonesia timur banyak yang orang – orang yang sudah lanjut usia bisa mengunakan tarik tunaikan. art inya dari itu sudah mendukung dari segi umur dan pendidikan, untuk pergeseran pendudk misalkan pergerakan penduduk kita malakukan pendataan selain di kantor pos kita sudah mengantisipasi dan pendataan kita layani dengan kantor – kantor kita terletak di pusat ekonomi dan bahkan sekarang lebih banyak jumlah ATMnya dari pada jumlah kantornya, Bank Mumalat stategi dalam masalah ini adalah bekerja sama dengan jaringan yang sudah ada ATM BCA dan ATM bersama, art inya jaringan dari Bank Muamalat bisa dikatakan dua kali lipat dari jaringan bank konvensional”. Informan D menyatakan bahwa: “Dari segi demografi memang ada pengaruh, tapi tidak absolute berpengaruh,karena kita dapat merubah m ainset masyarakat dengan adanya sosialiasi dan edukasi, contohnya dulu orang belum mengenal Bank Muamalat maka orang enggan berbank syariah atupun belum percaya adanya bank syariah karena masih memandang ah paling sama saja dengan bank konvesional, tapi setelah di edukasi dapat berubah dan mau berpindah ke Bank Mumalat, untuk masalah sulit aksesnya Bank Muamalat jauh, sebenarnya ingin pindah Bank Muamalat tapi karena jauh ya
66
sementara jadi nasabah di bank konvesional dulu, tetapi setelah kita dekati. Bank Muamalat kerja sama dengan kantor pos akhirnya mampu mengubah mereka, yang akhirnya mengubah mereka, yang dulunya kendala akses akhirnya pindah ke Bank Muamalat, untuk masalah demografi ada pengaruhnya tetapi setelah adanya sosialiasi dan edukasi serta ekpansi itu dapat dirubah, karena dari sisi ini ada pengaruh tapi tidak signifikan jadi tidak kami prioritaskan”. Berdasarkan data di atas permasalah demografi, Bank Muamalat
mempunyai pendekatan melalui produk yang dapat digunakan di
semua umur, sedangkan masalah persebaran penduduk Bank
Muamalat membuka cabang/kantor yang letaknya strategis dan mudah
diakses sehingga bank lebih dekat dengan konsumen, serta melakukan
kerja sama dengan kantor pos di seluruh cabang supaya dapat
mengakses produk Bank Muamalat berupa produk Shar-e.
(2) Geografi
Lingkungan geografis perlu diketahui untuk menentukan lokasi
yang sesuai dengan perusahaan, karena berhubungan dengan
transportasi dan kemudanan akses. Lokasi perusahaan yang terbaik
adalah yang dekat dengan konsumennya. Kota surakarta memiliki luas
12.000 m2 terdiri dari 5 kecamatan Laweyan, Serengan, Pasar Kliwon,
Banjarsari, dan Jebres.
Informan A menyatakan sebagai berikut: “Kantor kita pindah ke
sini karena permintaan nasabah tempat lebih mudah dijangkau,
terletak di jantung kota. Artinya bisa memberikan presitise kepada
msayarakat sendiri”. Lebih lanjut Informan B, C dan D
mengungkapkan bahwa: “pemilihan kantor di Jl. Slamet Riyadi 314
surakarta karena terletak di tengah kota, merupakan jalan akses utama
Solo dan mudah di kenal karena letaknya di depan Stadion Sriwedari”.
Berdasarkan data di atas, Bank Muamalat dalam menentukan
tempatnya memiliki pert imbangan sebagai berikut: tempat mudah di
akses, berada di pusat kota, mudah dikenal mayarakat dan memberikan
prestise terhadap bank.
67
b. Analisis Lingkungan Internal
1) Operasional Perusahaan
Bank Muamalat beroperasional dengan menggunakan sistem
syariah Islam yaitu sebuah sistem yang memberikan keadilan kebersamaan
serta membangun perkenomian umat. Dengan operasional sepert i ini
diharapkan masyarakat akan terhindar dari riba.
Kegiatan Bank Muamalat dengan sistem bagi hasil dirancang untuk
terbinanya kebersamaan dalam menanggung resiko usaha dana
menyimpan uangnya di lembaga, lembaga selaku pengelola dana
(mudharib) dan masyarkat yang membutuhkan dana yang bisa berstatus
peminjam dana/ pengola usaha.
Informan C menyatakan bahwa: ”Sistem operasional Bank Muamalat yang menggunakan sistem syariah di bank itukan ada yang namanya DSN (dewan Syariah Nasional) itu berkedudukan di MUI (Majelis Ulama Indonesia), DSN itu mengawasi semua bidang keuangan dan perdagangan yang bergerak di bidang sayriah, ini halal atau tidak,ada lagi DPS (Dewan Pengawas Syariah) itu tingkatan pada masing - masing bank, bisa jadi DPS di Bank Muamalat dari anggota bisa jadi dia merangkap angota dari DPS bank syariah lain, jadi akad ini sesaui atau tidak, DPS yang menilai di pusat, produk ini sesuai atau tidak yang menilai pusat, jadi kalau daerah, cabang itu hanya melaksanakan”. Informan D menyatakan bahwa: “Sistem operasional tetap berbeda
dengan konvesional bagi hasil dari hasil keuntungan, konvesional
persentasi pokok yang ditetaptkan, adanya Dewan Pengawas Syariah.
Diatasnya juga ada DSN untuk menetapkan halal dan haramnya sistem
perbankan syariah di indonesia”.
Berdasarkan data di atas Bank Muamalat dalam melakukan
operasionalnya senant iasa terjaga kehalalan produknya ada lembaga
khusus yang memantau kinerja dan produk bank-bank syariah jadi produk
yang telah di keluarkan Bank Muamalat sudah sesuai dengan syariah
Islam.
68
2) Sumber Daya Manusia
Pandangan masyarakat mengenai citra dan pretice perusahaan yang
mengelola bidang jasa seringkali dikaitkan dengan faktor sumber daya
manusia. Karena dalam penyajian produknya pihak perbankan langsung
berhubungan dengan konsumen atau nasabah. Sumber daya manusia
ditempatkan sebagai motor penggerak, yang menjalankan segala aktivitas
dalam usaha memenuhi kebutuhan para konsumen.
Informan B mengungkapkan bahwa: ”Seleksi yang dilakukan
standar yaitu psikotes, wawancara, pengetahuan agama, pengetahuan
umum. standar yang menentukan pusat. Kita juga menilai dari sisi
keramahan. Untuk mereka ada trainingnya (untuk semua karyawan
muamalat). Untuk karyawan baru ada sistem pendampingan dahulu dari
karyawan lama”.
Informan C mengungkapkan bahwa:
“Rekrutmen yang dilakukan standar ada ujian tulis, psikotes, wawancara tes kesehatan masing – masing posisi sudah ada standarnya sendiri – sendiri, itu yang menetukan pusat, sedangkan pelatihan skill juga ada, itu program dari kantor pusat, kantor regional atau kantor cabang sendiri. Up Grading informasi dan up grading ilmu sesuai dengan posisinya”.
Informan D mengungkapakan bahwa:
“Rekrutmen ada standar pendidikan minim S1, ada tes tulis, psikotes, wawancara,tes kesehatan, tapi untuk security kita kerja sama dengan lembaga penyedia jasa keamanan, itu yang mengatur dari kantor pusat. Jika standar karyawan muamlat ada 9 training (pro umat,finanching,muamlat spirit, domestic operation, dan lain - lain), semua karyawan harus melewati 9 training,semua karyawan harus mempunyai multi talenta karena ada perputaran/penempatan di posisi yang lain. hal ini tergantung kemampuan dan bakat personal, selain itu juga ada pemerataan kemampuan”.
Berdasarkan data di atas, Bank Muamalat sangat memperhatikan
kualitas karyawannya. bank telah melakukan beberapa hal dalam menjaga
kualitas karyawannya hal ini dapat dilihat dari rekrutmen yang selektif,
adanya training peningkatan skill para karyawan.
69
3) Pemasaran
Bagian pemasaran adalah bagian yang paling vital dalam
meperkenalkan produk-produknya kepada masyarakat atau calon nasabah.
Dengan bagian ini maka informasi dari perusahaan akan segera tecapai
kepada sasaran yang hendak dituju.
Inti dari pemasaran adalah produk (product), harga (price),
promosi (prom otion) dan distribusi (distribtion), namun sebagai bisnis jasa
konsentrasi pemasaran di tambah dengan melihat aspek orang(people),
linkungan fisik (physical environm ent)dan proses (process) yang akan
menentukan kualitas jasa.
Informan C menyatakan bahwa: ”Kalau secara umum kita menggunakan strategi starwar. itu perang bintang, W itu whole sale artinya penjualan produk muamalah ke masif, kepada siapapun, lembaga apapun berupa produk shar-e itu sendiri, whole sale jadi penjualan bisa di Bank Muamalat dari kantor pos dan bahkan bisa melalui perorangan, whole sale jadi kita menguasai pasar dengan rekening Bank Muamalat, A-nya itu Allience itu artinya kita membangun kemitraan dengan siapapun, jadi Allience itu dengan siapapun denganbank lain misalkan, kita bermitra dengan BMT, dengan koperasi , bahkan dia bisa menjualankan produk kita dan lain sebagainya, nah R itu remote, rem ote artinya dari apa yang ada yang jauh bisa saling berhubungan, salng mengendalikan , tidak keluar dari koridor yang sudaha ditetapkan Bank Muamalat”.
Selain itu Informan D menyatakan bahwa: “Membidik nasabah
retail dengan slogan im prove quality go retail art inya meningkatkan
kualitas kita dari pelayanan, Sumber Daya Manusia, infrastuktur
bank,teknologi. Go retail melakukan penetrasi di pasar retail yang bisa
diart ikan umkm, costumer banking”.
4) Keuangan
Keuangan adalah hal yang paling pokok dalam setiap usaha. Begitu
juga dengan Bank Muamalat dalam menjalankan kegiatan operasional
bank, pembentukan sumber daya manusia, kegiatan pemasaran dan
meningkatkan usaha diperlukan biaya. Keberhasilan Bank Muamalat
dalam mengelola usahanya ditunjang oleh pertumbuhan pendapatan yang
70
berasal dari bertambahnya kuant itas nasabah karena memang menjadi
sumber pendapatan. Hal ini seperti yang di ungkapakn oleh informan B
dan D yang menyatakan bahwa: “Penambahan nasabah di cabang Solo
pembukaan rekening tabungan di Solo tiap hari 5-15 orang/hari”.
Kondisi keuangan bank dapat dilihat juga pada sisi pertumbuhan
laba dan asset yang telah di dapatkan oleh bank muamalat, hal ini di
ungkapkan oleh informan C dan D menyatakan bahwa : “Sepanjang tahun
2007 akhir sampai dengan tahun 2008 terjadi peningkatan pada laba. Pada
akhir desember 2007 ditutup dengan laba 3,5 miliar, dan pada penutupan
bulan desember 2008 meningkat menjadi 5,5 miliar, sehingga ada
peningkatan terjadi penigkatan sebesar 2 miliar. Kalau diprosentase terjadi
peningkatan mencapai 57 persen dan saat ini total aset di Solo mencapai
110 miliar. Dari aset tersebut semua telah digunakan untuk melakukan
pembiayaan. Bakan untuk melakukan pembiayaan masih harus minta
bantuan dari kantor pusat. Karena, dengan aset saja masih belum
mencukupi. Sedangkan kebutuhan untuk pembiayaan saat ini mencapai
115 miliar".
3. Hasil O bservasi Lapangan
a. Produk
Bank Muamalat menghasilkan produk yang mudah diingat, ini
dibuktikan dengan diperolehnya penghargaan sebagai bank yang mudah diingat
yang telah diletakan pada tempat strategis di kantor Bank Muamalat. Nilai lebih
dari bank adalah pemberian jaminan dan kemudahn dalam mendapatkan produk
yang dihasilkan oleh bank
b. Harga
Nisbat pembagian hasil sangat kompetitif dengan bank konvesioanl.
Nasabah dapat melihat besaran pembagian nisbah pada papan yang telah di
letakan pada kantor Bank Muamalat. Perbedaan dengan bank konvesional terletak
pada akad dan penghitungannya.
71
c. Distribusi
Letak kantor Bank Muamalat sangat strategis karena terletak di pusat
Kota Solo yaitu di Jl. Slamet Riyadi 314. pendistribusian produk Bank Muamlat
dengan prosedur yang mudah. Nasabah tinggal datang ke kantor atau kantor pos
yang sudah tersebar di semua kecamatan untuk melakukan transaksi.
d. promosi
Kegiatan promosi yang dilakukan oleh Bank Muamalat selain melalui
periklanan juga melalui perlayanan yang ramah kepada nasabahnya. Serta
permasangan reklame berukuran besar di depan kantor
e. Proses
Nasabah yang datang langsung diarahkan oleh satpam apakah melakukan
transaksi pengambilan atau penyetoran atau custom er service maka tinggal
mengambil nomor antrian di mesin yang sudah di sediakan setelah itu mengisi slip
yang ada, menunggu panggilan nomor antrian setelah itu menuju meja teller dan
akan dilayani dengan ramah. Nasabah yang melakukan pembiayaan harus melalui
custom er service untuk diketahui pembiayaan apa yang diharapkan.
f. Orang
Pelayanan yang ada di Bank Muamalat diutamakan pada keramahan
kepada nasabah, serta kemampuan komunikasi untuk melayani karyawan dengan
baik. Hal ini memudahkan prosedur pelayanan dan nasabah akan merasa nyaman
yang pada akhirnya nasabah akan loyal terhadap bank.
g. Bukti fisik
Bukti fisik yang di telah di lakukan Bank Mumalat untuk memberikan
kenyamanan kepada pelanggan berupa ruang tunggu yang nyaman, mushola,
tempat parkir, piagam penghargaan, papan nisbah bagi hasil dan air minum
dingin.
h. Teknologi
Teknologi yang di gunakan Bank Muamalat dalam meningkatkaan
pelayanaan dan kecepatan melayani nasabah menggunakan sistem Komputeriasi,
sistem on-line dan fasilitas ATM.
72
i. Pelanggan
Pelangggan Bank Muamalat Cabang Solo terdiri dari masyarakat umum,
pelajar dan mahasiswa.
j. Sumber Daya Manusia
Karyawan Bank Muamalat yang bersingguanan langsung dengan nasabah
seperti satpam, teller, custom er service dan orang marketing, sangat santun dan
ramah dalam melayani nasabah, serta penjelasan terhadap produk dapat di
jelaskan dengan jelas.
4. Analisis SWOT
Berdasarkan uraian tersebut di atas maka dapat di analisis faktor – faktor
yang merupakan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman Bank Muamalat.
a) Kekuatan Internal
1) Produk Bank Muamalat sangat beragam serta sesuai dengan
kebutuhan masyarakat.
2) Prosedur pelayanan produk sangar mudah, murah, cepat, dan
tidak berbelit-belit.
3) Mempunyai jaringan ATM sangat luas sehingga memudahkan
nasabah dalam bertransaksi
4) Kegiatan transaksi dapat di akses semua Kantor Pos Indonesia.
5) Pembagian hasil yang proposional dan kompetitif.
6) Karyawan yang mempunyai kemampuan serba bisa.
7) Perusahan selalu mengembangkan dan meningkatkan skill
karyawan supaya kualitas pelayanan nasabah semakin baik.
8) Tempat mudah di akses, mudah di jangkau.
b) Kelemahan Internal
1) Biaya promosi yang terbatas.
2) Kualitas sumber daya manusia yang masih perlu ditingkatkan dan
Jumlah karyawan masih terbatas.
3) Lokasi parkir yang belum memadai dalam hal keamanan.
4) Jumlah kantor kas / pembantu masih sedikit.
73
c) Peluang
1) Adanya forum kerjasama antar bank – bank syariah untuk
menyusun strategi menguasai m arket share perbankan di Solo.
2) Banyaknya jumlah yayasan, lembaga pendidikan, institusi dan
organisasi muslim di Solo.
3) Adanya kebijakan pemerintah yang mendukung keberadaan bank
Muamalat Solo.
4) Market share perbankan yang masih 5% dari 100% market share
perbankan di kota Solo.
5) Mulai tumbuhnya kesadaran masyarakat untuk menghindari riba.
6) Jumlah penduduk yang selalu mengalami peningkatan dari tahun
ketahun.
7) Banyaknya Ulama, Tokoh Islam, dan Organisasi Islam yang
menganjurkan untuk berpindah menggunakan sistem syariah.
d) Ancaman
1) Kurang pengetahuan serta pemahaman masyarakat atas bank
syariah (sistem bagi hasil) dan produk – produknya.
2) Iklan yang disajikan bank konvesional lebih menarik.
3) Munculnya bank-bank baru dan lembaga keuangan yang mulai
menganut sistem syariah.
4) Besarnya pasar nasabah yang masih menganggap sama antara
bank berprinsip syariah dan bank konvesional.
Berdasarkan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki Bank Muamalat
sekaligus ancaman dan hambatan yang dihadapi bank dapat ditentukan strategi
pemasaran yang terangkum dalam matrik SWOT/TWOS, supaya mempermudah
dalam memahami dan menganlisis maka akan disajikan pada tabel 3. Tentang
pembagian dan analisis SWOT/TWOS sebagai berikut :
74
Tabel 3. Analisis SWOT/TWOS
IFAS (Internal Factor
Ananailisis sumary)
Kekuatan (Streght/S)
1) Produk Bank Muamalat
sangat beragam serta sesuai
dengan kebutuhan
masyarakat.
2) Prosedur pelayanan produk
sangar mudah, murah,
cepat, dan tidak berbelit –
belit.
3) Mempunyai jaringan ATM
sangat luas sehingga
memudahkan nasabah
dalam bertransaksi
4) Kegiatan transaksi dapat di
akses semua Kantor Pos
Indonesia.
5) Pembagian hasil yang
proposional dan kompetitif.
6) Karyawan yang
mempunyai kemampuan
serba bisa.
7) Perusahaan selalu
mengembankan dan
meningkatkan skill
karyawan supaya kualitas
pelayanan kepada nasabah
semakin baik.
8) Menggunakan berbagai
macam media promosi
yang tepat dah murah.
Kelem ahan (Weakness/W)
1) Biaya promosi yang
terbatas.
2) Kualitas sumber daya
manusia yang masih
perlu ditingkatkan dan
Jumlah sumber daya
manusia (karyawan
Mumalat) masih
terbatas.
3) Lokasi parkir yang
belum memadai dalam
hal keamanan
4) Jumlah kantor kas /
pembantu masih sedikit.
75
EFAS (Ekternal Factor Analysis Summ ary)
9) Tempat mudah di akses,
mudah di jangkau.
Peluang
(oppotunities/O)
1) Adanya forum
kerjasama antar
bank – bank
syariah untuk
menyusun strategi
menguasai m arket
share perbankan
di Solo.
2) Banyaknya jumlah
yayasan, lembaga
pendidikan,
institusi dan
organisasi muslim
di Solo.
3) Adanya kebijakan
pemerintah yang
mendukung
keberadaan bank
Muamalat Solo.
4) Market share
perbankan yang
masih 5% dari
100% market
share perbankan di
kota Solo.
STRATEGI SO
1) Menjaga dan meningkatkan
fasilitas yang ada
2) Meningkatkan kualitas
kinerja perusahaan yang
lebih baik.
3) Mempererat kerja sama
dengan bank – bank
syariah yang lain untuk
meningkatkan market
share perbankan syariah
yang berada di Kota Solo
4) menjaga hubungan baik
dengan pemerintah daerah
5) Meningkatkan kerjasama
dan promosi dengan
yayasan/ lembaga Islam
dan kelompok-kelompok
pengajian.
STRATEGI WO
1. Melakukan promosi
yang efekt if dan efesien
sehingga tepat sasaran
serta biaya murah.
2. Penambahan kantor
kas/pembantu dengna
tempat yang strategis
untuk mendekati dan
mempermudah akses
masyarakat/nasabah
terhadap Bank
Muamalat.
3. Melakukan
penelitian/survey kepada
masyarakat tentang
produk – produk bank
syariah.
4. Meningkatkan kualitas
karyawan melalui
pelatihan dan training.
76
5) Mulai tumbuhnya
kesadaran
masyarakat untuk
menghindari riba.
6) Jumlah penduduk
yang selalu
mengalami
peningkatan dari
tahun ketahun.
7) Banyaknya
Ulama, Tokoh
Islam, dan
Organisasi Islam
yang
menganjurkan
untuk berpindah
menggunakan
sistem syariah.
Ancaman
(Threats/T)
1) Kurang
pengetahuan serta
pemahaman
masyarakat atas
bank syariah
(sistem bagi hasil)
dan produk –
produknya.
2) Iklan bank
konvesional lebih
menarik.
STRATEGI ST
1) Mempertahankan sistem
bagi hasil yang proposional
dan kompet itif
2) Menggunakan media
promosi yang tepat dan
mengenai sasaran.
3) meningkatkan promosi
produk ke masyarakat
dengan bahasa yang mudah
dipahami dan menarik
supaya masyarakat mudah
memahami bank syariah
STRATEGI WT
1) Memperluas kerjasama
dengan pihak luar
perusahaan guna
mencari pasar baru.
2) Menambah sumber daya
manusia.
3) Memperbaiki dan
meningkatkan mutu
sumber daya manusia.
4) Meningkatkan efesiensi
biaya.
77
3) Munculnya bank –
bank baru dan
lembaga keuangan
yang mulai
menganut sistem
syariah.
4) Besarnya pasar
nasabah yang
masih
menganggap sama
antara bank
berprinsip syariah
dan bank
konvesional
4) Menjalin kerjasama
pembiayaan dengan bank –
bank syariah dan lembaga
keuangan yang baru.
Berdasarkan matrik SWOT tersebut dapat disusun empat strategi utama
yaitu strategi SO (strength-opportunities), strategi ST (streght-threats), stategi
WO ( weakness-opportunities), dan strategi WT (weaknesse-threats).
a) Strategi SO dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu
dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan
memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. Berdasarkan kekuatan dan
peluang tersebut maka terdapat alternatif strategi bagi Bank
Muamalat yaitu dengan menjaga dan meningkatkan fasilitas yang
ada, meningkatkan kualitas kinerja perusahaan yang lebih baik,
mempererat kerja sama dengan bank-bank syariah yang lain untuk
meningkatkan m arket share perbankan syariah di Kota Solo, menjaga
hubungan baik dengan pemerintah daerah, meningkatkan kerjasama
dan promosi dengan yayasan/lembaga Islam dan kelom pok –
kelompok pengajian.
78
b) Strategi ST ini adalah strategi yang menggunakan kekuatan yang
dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman. Berdasarkan kekuatan
dan ancaman tersebut maka alternatif strategi bagi Bank Muamalat,
yaitu dengan mempertahankan sistem bagi hasil yang proposional
dan kompetitif, menggunakan media promosi yang tepat dan
mengenai sasaran, meningkatkan promosi produk ke masyarakat
dengan bahasa yang mudah dipahami dan menarik untuk memberi
kepahaman kepada masyarakat tentang bank syariah, menjalin
kerjasama pembiayaan dengan bank-bank syariah dan lembaga
keuangan yang baru.
c) Strategi WO ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang
ada dengan meminimalkan kelemahan yang ada. Berdasarkan
kelemahan dan peluang tersebut maka alternatif strategi bagi Bank
Muamalat, yaitu dengan melakukan promosi yang efektif dan efesien
sehingga tepat sasaran serta biaya murah, penambahan kantor
kas/pembantu dengan tempat yang strategis untuk mendekati dan
mempermudah akses masyarakat/nasabah terhadap Bank Muamalat,
melakukan penelitian/survey kepada masyarakat tentang produk –
produk bank syariah, meningkatkan kualitas karyawan melalui
pelatihan dan training.
d) Strategi WT ini berdasarkan pada kegiatan yang bersifat defensive
dan berusaha menimimalkan kelemahan serta menghindari ancaman.
Berdasarkan kelemahan dan ancaman tersebut maka terdapat
beberapa alternatif strategi yang digunakan oleh Bank Muamalat
yaitu dengan memperluas kerjasama dengan pihak luar perusahaan
guna mencari pasar baru, menambah sumber daya manusia,
memperbaiki dan meningkatkan mutu sumber daya manusia,
meningkatkan efesiensi biaya.
79
C. Penafsiran dan Refleksi Peneliti
Berdasarkan hasil uraian deskripsi permasalahan yang diperoleh dari
hasil penelitian yang dilakukan maka penulis akan menafsirkan dan merefleksi
hasil penelitian sebagai berkut:
1. Penafsiran Peneliti atas Hasil Penelitian
Bank Muamalat merupakan sebuah perbankan syariah yang
memperoleh kedudukan yang sangat baik di kota Solo, hal ini terbukt i dengan
semakin bertambahnya jumlah nasabah dan perolehan laba yang cukup besar
yaitu 57% dari tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh produk yang
sangat beragam serta berbeda dengan bank lain, pelayanan yang cepat dan
ramah menjadi daya tarik tersendiri, apalagi dengan di tunjang lokasi bank
yang strategis, transaksi yang dapat di lakukan semua kantor pos Indonesia,
ATM bersama dan ATM BCA ditambah juga dengna nisbah bagi hasil yang
menguntungkan.
Kondisi internal Bank Muamalat sangat mendukung dalam mencapai
keberhasilan perusahaan, hal ini dapat dilihat dari para karyawan muamalat
yang memiliki kemampuan serba bisa, pelayanan yang cepat, ramah,
berbusana muslim dan bersikap santun terhadap nasabah menjadi ciri khas
dan keunggulan Bank Muamalat, selain itu Bank Muamalat dalam
mengimplerntasikan marketing mix sudah sesuai dengan visi, misi, tujuan dan
sasaran perusahaan. Pengaruh kekuatan internal dapat dilihat dari semakin
meningkatnya jumlah nasabah dan laba perusahaan yang selalu meningkat.
Begitu pula yang terdapat di lingkungan ekternal, yang secara ekonomi
sangat mempengaruhi kinerja perusahaan. Jika dilihat dari segi kependudukan
dan pendidikan yang menjadi objek kegiatan perusahaan yang selalu bergerak
dan bertambah sehingga memungkinkan bank untuk memperoleh peningkatan
keuntungan dengan adanya segmen dan pangsa pasar baru. Kebijakan
pemerintah kota Solo yang mendukung kegiatan bank sangat memberikan
keuntungan bagi Bank Muamalat dengan adanya kegiatan-kegiatan
internasional memberikan kepercayaan kepada investor yang untuk
menanamkan modalnya di Solo, kemudahan untuk ijin berusaha dan
80
banyaknya pasar di kota Solo menjadikan Solo menjadi kota perdagangan
yang senantiasa membutuhkan keberadaan lembaga bank, selain itu banyak
juga pengusaha muslim yang berkembang hal ini menyebabkan potensi
nasabah Bank Muamlat di Solo masih banyak.
Kendala-kendala yang harus diperhat ikan, misalnya biaya pemasaran
yang kurang besar, jumlah tenaga dan armada pemasaran yang masih sedikit
mengenai lingkungan parkir yang kurang mendukung kegiatan nasabah,
seharusnya perusahaan menambahkan fasilitas-fasilitas pendukung demi
keamanan dan kenyamanan nasabah yang secara tidak langsung mendukung
kelancaran operasional perusahaan selain itu kantor kas/pembantu yang
dimiliki oleh Bank Muamalat baru mempunyai 3 cabang. Banyaknya
masyarakat yang belum memahami perbankan syariah, hal ini perlu adanya
program perusahaan untuk memahamkan masyarakat umum. Faktor yang
paling dom inan dalam masalah ini karena dalam kehidupan masyarakat sudah
mendarah daging sistem konvesional. Kekuatan-kekuatan yang dimiliki Bank
Muamalat hendaknya menjadi sebuah bekal bagi untuk melakukan kegiatan
promosi dan edukasi kepada masyarakat untuk berpindah dari bank
konvesional ke bank muamalat. Selain itu ekspansi perluasan jaringan dengan
pihak-pihak yang kiranya dapat mendukung kegiatan bank dan kemudahan
transaksi bagi nasabah.
2. Refleksi Peneliti atas Dasar Penelitian
Penarikan alternatif strategi yang sesuai bagi Bank Muamalat di
masukan ke dalam matrik SWOT yang dibangun berdasarkan hasil analisis
faktor lingkungan internal maupun ekternal yang menghasilkan kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman.
Masing-masing strategi yang terdapat dalam matrik SWOT tersebut
memiliki karakteristik tersendiri dan hendaknya dalam implementasi strategi
selanjutnya dilaksanakan secara bersama-sama sehingga dapat saling
mendukung satu sama lain. Setelah ditentukan alternatif strategi pemasaran
bank muamalat berdasarkan analisis SWOT maka apabila dihubungkan
dengan m arketing mix akan menghasilkan sebagai berikut:
81
a) Produk
Bank Muamalat sebagai lembaga penghimpun, penyalur dana dan
penyedia jasa – jasa perbankan yang berorientasi pada pelayanan agar
tetap unggul dalam persaingan perlu melakukan strategi produk yaitu
dengan membuat deferiensi produk. Deferensiasi produk yang dilakukan
Bank Muamalat yaitu dengan membuat produk yang sesuai dengan
kebutuhan nasabah, merk produk yang sesuai dengan nama-nama syariah
dan mudah diingat, jaminan keamanan, dan biaya yang relatif ringan.
Selain itu keuntungan dan fasilitas yang disediakan beraneka ragam,
kemudahan dalam mendapatkan produk tanpa prosedur lama menjadi
keunggulan produk Bank Muamalat. Pemanfaatan teknologi yang
diterapkan Bank Muamalat untuk dapat mengakses produk-produk dan
melakukukan transaksi melaui teknologi on-line yang menfaatkan
jaringan ATM, seluler, web dan kantor pos di seluruh wilayah indonesia.
b) Harga
Strategi harga Bank Muamalat yang selama ini dilakukan dengan sistem
bagi hasil dari kebijakan pusat dengan menawarkan harga atau bagi hasil
yang proposional antara nasabah, pihak bank untuk kegiatan operasional
dan pengguna dana/peminjam. Penerapan bagi hasil di Bank Muamalat
berbeda-beda tergantung jenis produknya, perbedaan ini terdapat di
produk simpanan ataupun produk jenis pembiayaan. Jenis simpanan bagi
hasil yang di terapkan antara 22;78 antara nasabah dengan pihak bank
yang modal yang disimpan di Bank Muamalat, Untuk pembiayaan
tergantung dari jenis yang dibiayai dan akad yang disepakati, namun ada
tetapan nilai nisbah minimum/maksimum dari pusat. Kebijakan hasil ini
harus diteruskan karena menjadi salah satu daya tarik dan menjadi hal
yang prinsip dalam bank Muamalat. Hal sepert i ini maka akan
memperluas pangsa pasar dan segmen pasar serta menjaga loyalitas
nasabah yang secara langsung akan meningkatkan penghasilan
perusahaan.
82
c) Promosi
Kegiatan promosi yang dilakukan selama ini sudah berjalan dengan baik,
ini terbukt i bahwa promosi yang dilakukan dapat meningkatkan jumlah
nasabah. Promosi yang dilakukan Bank Muamalat melalui sponsor
kegiatan keIslaman akan mempermudah penyampaian informasi tentang
Bank Muamlat dan konsep riba. Periklanan melalui media cetak, leaflet,
spanduk, dan iklan radio yang telah di lakukan perlu di tingkatkan agar
lebih di kenal oleh semua masyarakat .
d) Distribusi
Bank Muamalat sangat memperhatikan penyediaan produk jasa-jasa
perbankan dan kualitas pelayanan terhadap nasabah. Oleh karena itu
dalam penyampaian produk jasa perbankan perlu memperhatikah kondisi
lokasi dan alat tranportasi menuju lokasi sangat mempengaruhi kegiatan
transaksi nasabah. Atas pertimbangan itulah lokasi Bank Muamalat
memilih kantornya yang berada di Jl. Slamet Riyadi 314 Surakarta yang
posisinya di pusat kota dapat memudahkan nasabah dalam aksesnya,
transportasi menuju Bank Muamalat sangat mudah karena posisinya tepat
dijalur utama kota. Selain itu pembukaan counter di Loji Wetan, RSU
PKU Muhammadiyah Solo dan Asrama Haji merupakan distribusi produk
dan jasa yang dilakukan Bank Muamalat. Upaya untuk mendekat ke
nasabah. Pihak bank juga melakukan kerjasama dalam melakukan
distrubusi produk shar-e dengan Kantor Pos Indonesia di semua wilayah.
e) Bukti Fisik
Bukti fisik sangat diperlukan untuk menunjukan kualitas layanan dan ciri
khas sebuah bank. Bank mumalat sangat memperhatikan layout kantor,
tata ruang, kebersihan, ruangan yang terang, hal ini supaya nasabah dapat
mendapatkan layanan dan kenyamanan saat melakukan transaksi. Selain
itu Bank Muamalat mempunyai Corporate Indentity/ciri khas yang
membedakan dengan bank lain,yaitu cat dominan berwarna ungu serta
tiap kantor pasti terdapat mushola yang berada di depan dan dapat diakses
dari luar.
83
f) Proses
Proses selalu dikaitkan dengan kegiatan operasional perusahaan yang
dilakukan tiap hari. Bank Muamalat yang berorientasi pada pelayanan
memudahkan karyawan Bank Muamalat dan nasabahnya dalam
melakukan transaksi. Prosedur pelayanan yang dilakukan oleh Bank
Muamalat dengan berhadapan dengan nasabah serta menanggapi secara
langsung apa yang menjadi pertanyaan pada nasabah. Selain itu dalam
memudahkan proses dan mempercepat kegiatan transaksi Bank Muamalat
menggunakan komputerisasi dan sistem on-line yang menggunakan
ATM, sm s Banking, Phone Banking dan jaringan Kantor Pos Indonesia
dalam proses penarikan/transfer dana. Pent ingnya proses ini karena
dengan proses ini akan di rasakan langsung oleh nasabah.
g) Orang
Orang dalam hubungannya dengan pemasaran jasa mempunyai fungsi
yaitu sebagai pelayanan yang sangat mempengaruhi kualitas jasa yang
diberikan. Orang memegang peranan sangat pent ing dalam melakukan
kegiatan jasa. Bank Muamalat yang berorientasi pada pelayanan selalu
memperhat ikan sektor ini. Karyawan m erupakn sasaran utama dalam poin
ini karena karyawan yang selalu bersinggungan langsung dengan nasabah.
Proses perekrutan karyawan yang dilakukan oleh Bank Muamalat dengan
seleksi yang sangat ketat dan dilakukan dengan beberapa tahap seleksi,
sehingga diperoleh kualitas karyawan yang profesional dalam menangani
bidangnya. Selain itu dengan pelatihan dan training akan meningkatkan
kinerja karyawan sehingga proses pelayanan yang dilakukan dapat
berjalan lancar dan sesuai dengan keinginan nasabah.
Bank Muamalat harus menjaga dan memperhat ikan kondisi yang saat ni
diraih dengan mengembangkan 4P yaitu Product, price, place dan promotion
menjadi 4C yaitu custumer, com munication, cost dan convenience, karena
disesuaikan dengan perkembangan jaman yang semakin mempercepat segala
perubahan di segala bidang. Termasuk analisa terhadap persaingan yang harus
dilakukan secara tepat oleh perusahaan untuk merebut peluang pasar.
84
84
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
Pada bab terakhir ini peneliti akan mengemukakan suatu simpulan,
implikasi, dan saran berdasarkan hasil penelitian
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan analisis SWOT
dalam penentuan strategi pemasaran pada Bank Muamalat cabang Solo, maka
dapat disimpulkan bahwa penetapan strategi pemasaran yang dipilih perusahaan
sangat dipengaruhi posisi perusahaan dalam persaingan dan analisis lingkungan.
Posisi perusahaan dapat dilihat pada bidang usaha yang dimiliki dan
kinerja perusahaan. Bidang usaha yang dipilih adalah penyediaan produk-produk
dan jasa-jasa perbankan yang berprinsip syariah. Kinerja perusahaan dapat dilihat
dari pengelolaan sumber daya manusia, kegiatan operasional, pemasaran, dan
keuangan yang berada dalam kondisi dinamis.
Kondisi lingkungan ekternal yang cukup memberikan peluang bagi
perusahaan yang berasal dari lingkungan umum dan lingkungan industri.
Lingkungan umum terdiri dari: ekonomi, sosial budaya, pemerintahan dan
teknologi. Sedangkan ligkungan industri terdiri dari pesaing dan pelanggan yang
dipengaruhi oleh faktor demografi dan geografi. Kesemuanya itu memberikan
kontribusi yang cukup besar dalam penentuan strategi pemasaran karena menjadi
faktor yang digunakan untuk mengident ifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman bagi perusahaan.
Strategi pemasaran yang diterapkan oleh Bank Muamalat yang
terangkum dalam marketing m ix yang meliputi:
a) Produk
Bank Muamalat menciptakan diferensiasi produk untuk senantiasa menarik
minat nasabah dan memenuhi kebutuhannya. Adapun diferensiasi produk yang
diterapkan Bank Muamalat yaitu dengan pemberian nama produk yang sesuai
dengan nama – nama syariah serta mudah di ingat, menyajikan produk yang
sesuai kebutuhan nasabah, biaya administrasi yang relatif ringan. Kemudahan
mendapatkan produk tanpa prosedur yang lama menjadi keunggulan produk
85
Bank Muamalat. Selaian itu pemanfaatan teknologi yang di terapkan Bank
Muamalat dengan menggunakan komputerisasi dan sistem on-line
mempermudah nasabah untuk melakukan transaksi.
b) Harga
Strategi harga yang di gunakan selama ini oleh Bank Muamalat adalah sistem
bagi hasil yang telah di tentukan dari pusat dengan menawarkan harga atau
bagi hasil yang proposional antara nasabah, pihak bank untuk kegiatan
operasional dan pengguna dana/peminjam. Penerapan bagi hasil di Bank
Muamalat berbeda-beda tergantung jenis produknya, perbedaan ini terdapat di
produk simpanan ataupun produk jenis pembiayaan. Jenis simpanan bagi hasil
yang di terapkan antara 22:78 antara nasabah dengan pihak bank yang modal
yang disimpan di Bank Muamalat. Penentuan harga untuk pembiayaan
tergantung dari jenis yang dibiayai dan akad yang disepakat i, namun ada
tetapan nilai nisbah minimum/maksimum dari pusat. Kebijakan hasil menjadi
salah satu daya tarik dan menjadi hal yang prinsip dalam Bank Muamalat.
c) Promosi
Kegiatan promosi yang telah dijalankan Bank Muamalat sudah baik, ini
terbukti bahwa kegiatan promosi yang dilakukan dapat meningkatkan jumlah
nasabah. Promosi yang dilakukan Bank Muamalat melalui sponsor kegiatan
keislaman akan m empermudah penyampaian informasi tentang Bank Muamlat
dan konsep riba. Periklanan melalui media cetak, leaflet, spanduk, dan iklan
radio yang telah di lakukan perlu di tingkatkan agar lebih di kenal dan dapat
merubah pandangan masyarakat tentang Bank Muamalat yang menggunakan
prinsip keuangan syariah teryata memiliki keunggunlan dan ciri khas
tersendiri. Selain itu Bank Muamlat memberikan hadiah bagi nasabah yang
bernuansa relegius dan ibadah.
d) Distribusi
Orientasi utama Bank Muamalat adalah menyediakan produk tabungan,
pembiayaan, jasa-jasa lainnya dan pelayanan harus memperoleh perhatian
yang lebih. Oleh karena itu dalam penyampaian produk jasa perbankan perlu
memperhatikan kondisi lokasi dan alat tranportasi menuju lokasi sangat
86
mempengaruhi kegiatan transaksi nasabah. Atas pert imbangan itulah lokasi
Bank Muamalat memilih kantornya yang berada di Jl. Slamet Riyadi 314
Surakarta yang posisinya di pusat kota dapat memudahkan nasabah dalam
aksesnya, transportasi menuju Bank Muamalat sangat mudah karena posisinya
tepat dijalur utama kota. Upaya yang dilakukan untuk mendekat ke nasabah
Bank Muamalat juga melakukan kerjasama dalam melakukan distribusi
produk shar-e dengan pihak Kantor Pos Indonesia di semua wilayah.
e) Bukti Fisik
Bank Mumalat sangat memperhatikan layout kantor, tata ruang, kebersihan,
ruangan yang terang, hal ini supaya nasabah dapat mendapatkan layanan dan
kenyamanan saat melakukan transaksi. Selain itu Bank Muamalat mempunyai
Corporate Indentity/ciri khas yang membedakan dengan bank lain, yaitu cat
dominan berwarna ungu serta tiap kantor pasti terdapat mushola yang berada
di depan dan dapat diakses dari luar.
f) Proses
Bank Muamalat yang berorientasi pada pelayanan senat iasa memudahkan
karyawan Bank Muamalat dan nasabahnya dalam melakukan transaksi.
Prosedur pelayanan yang dilakukan oleh Bank Muamalat berhadapan dengan
nasabah serta menanggapi secara langusng apa yang menjadi pertanyaan pada
nasabah. Selain itu dalam memudahkan proses dan mempercepat kegiatan
transaksi Bank Muamalat menggunakan komputerisasi dan sistem on–line
yang menggunakan ATM, Sm s Banking, Phone Banking dan jaringan Kantor
Pos Indonesia dalam proses penarikan/transfer dana. Pentingnya proses ini
karena dengan proses ini akan di rasakan langsung oleh nasabah.
g) Orang
Bank Muamalat yang berorientasi pada pelayanan selalu memperhatikan
sumber daya manusia. Karyawan merupakn sasaran utama dalam poin ini
karena karyawan yang selalu bersinggungan langsung dengan nasabah. Proses
perekrutan kawan yang dilakukan oleh Bank Muamalat dengan seleksi yang
sangat ketat dan dilakukan dengan beberapa tahap seleksi, sehingga diperoleh
kualitas karyawan yang profesional dalam menangani bidangnya. Bank
87
Muamalat juga melakukan pelatihan dan training akan meningkatkan kinerja
karyawan sehingga proses pelayanan yang dilakukan dapat berjalan lancar dan
sesuai dengan keinginan nasabah. Pendidikan spiritual bagi karyawan juga
dilakukan, hal ini dapat meningkatkan motivasi kerja dan produktifitas para
kru Bank Muamalat.
Bank Muamalat dalam menjalankan strategi pemasarannya tidak
selamanya berjalan dengan lancar, ada beberapa kendala-kendala yang dihadapi
pihak bank yang berupa:
1. Biaya permasaran yang terbatas.
2. Jumlah karyawan dan armada pemasaran yang masih sedikit.
3. Kantor kas/pembantu yang belum tersebar di seluruh wilayah Solo.
4. Masyarakat Kota Solo sebagian besar masih menganggap sama
antara bank berprinsip syariah dengan bank konvesional.
Kendala-kendala yang telah disebutkan di atas, Bank Muamalat
melakukan beberapa upaya yang telah di lakukan untuk menghadapi kendala-
kendala yang ada dengan cara melakukan pemasaran yang efekt if dan efesien dari
segi biaya dan metode yang dilakukan, menambah jumlah karyawan dan amarda
pemasaran dengan merekrut karyawan baru, selain itu Bank Muamlat melakukuna
penambahan kantor kas/pembantu di berbagai daerah yang mempunyai banyak
nasabah sepert i Klaten, Palur dan Wonogiri. Upaya yang dilakukan Bank
Muamalat untuk masyarakat Kota solo yang sebagian besar masih menganggap
sama antara bank berprinsip syariah dengan bank konvesional dengan cara
melakukan promosi yang intensif dan menambahkan dai Muamalat untuk
melakukan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya bermuamalah dengan
bank yang berprinsip syariah.
Alternatif strategi yang dapat dilakukan Bank Muamalat untuk
menambah nasabahnya pada tahun 2008 ada beberapa yang dapat dilakukan oleh
pihak bank yang telah di susun dalam strategi berdasarkan analisis SWOT dapat
disusun empat strategi utama yaitu strategi SO (strength-opportunities), strategi
ST (streght-threats), stategi WO (weakness-opportunities), dan strategi WT
(weaknesse-threats) sebagai berikut:
88
a) Strategi SO dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu
dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan
memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. Berdasarkan kekuatan dan
peluang tersebut maka terdapat alternatif strategi bagi Bank
Muamalat yaitu dengan menjaga dan meningkatkan fasilitas yang
ada, meningkatkan kualitas kinerja perusahaan yang lebih baik,
mempererat kerja sama dengan bank-bank syariah yang lain untuk
meningkatkan m arket share perbankan syariah di Kota Solo, menjaga
hubungan baik dengan pemerintah daerah, meningkatkan kerjasama
dan promosi dengan yayasan/lembaga Islam dan kelom pok –
kelompok pengajian.
b) Strategi ST ini adalah strategi yang menggunakan kekuatan yang
dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman. Berdasarkan kekuatan
dan ancaman tersebut maka alternatif strategi bagi Bank Muamalat,
yaitu dengan mempertahankan sistem bagi hasil yang proposional
dan kompetitif, menggunakan media promosi yang tepat dan
mengenai sasaran, meningkatkan promosi produk ke masyarakat
dengan bahasa yang mudah dipahami dan menarik untuk memberi
kepahaman kepada masyarakat tentang bank syariah, menjalin
kerjasama pembiayaan dengan bank-bank syariah dan lembaga
keuangan yang baru.
c) Strategi WO ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang
ada dengan meminimalkan kelemahan yang ada. Berdasarkan
kelemahan dan peluang tersebut maka alternatif strategi bagi Bank
Muamalat, yaitu dengan melakukan promosi yang efektif dan efesien
sehingga tepat sasaran serta biaya murah, penambahan kantor
kas/pembantu dengan tempat yang strategis untuk mendekati dan
mempermudah akses masyarakat/nasabah terhadap Bank Muamalat,
melakukan penelitian/survey kepada masyarakat tentang produk –
produk bank syariah, meningkatkan kualitas karyawan melalui
pelatihan dan training.
89
d) Strategi WT ini berdasarkan pada kegiatan yang bersifat defensive
dan berusaha menimimalkan kelemahan serta menghindari ancaman.
Berdasarkan kelemahan dan ancaman tersebut maka terdapat
beberapa alternatif strategi yang digunakan oleh Bank Muamalat
yaitu dengan memperluas kerjasama dengan pihak luar perusahaan
guna mencari pasar baru, menambah sumber daya manusia,
memperbaiki dan meningkatkan mutu sumber daya manusia,
meningkatkan efesiensi biaya.
B. Implikasi
Berdasarkan simpulan penelitian dari hasil analisis data tersebut di atas,
dapat ditelaah dan dikaji mengenai pent ingnya analisis SWOT dalam penentuan
strategi pemasaran bagi perusahaan. Analisis SWOT berbagai faktor dapat
diidentifikasi secara sistematis sehingga sesuai dengan misi, tujuan dan sasaran
perusahaan. Oleh karena itu bagi perusahaan yang ingin mencapai keunggulan
dalam bersaing perlu melakukan analisis SWOT terhadap berbagai faktor internal
maupun ekternalnya, yang digunakan untuk mengetahui kekuatan, kelemahan,
peluang dan ancaman yang dimiliki dan dihadapi perusahaan dimana faktor –
faktor tersebut sangat menentukan dalam pembentukan strategi pemasaran yang
merupakan kombinasi strategi dari empat varibel marketing mix yaitu produk,
harga, distribusi dan promosi serta tiga variabel yang berfungsi untuk
mendeferensiasikan produk perusahaannya yaitu dengan proses, orang dan bukt i
fisik dijadikan alat untuk menghadapi dan memperoleh keunggulan dalam
persaingan.
Analisis SWOT digunakan supaya dapat mengetahui kelemahan dan
ancaman yang ada dan dihadapi perusahaan. Hasil indentifikasi dari adanya
kelemahan dan acaman tersebut, maka Bank Mumalat berusaha memaksimalkan
kekuatan dan peluang yang dimilikinya, sehingga secara otomatis berusaha
meminimalkan kelemahan dan ancaman yang ada. Bank Muamalat dengan
mengetahui hal tersebut diharapkan mampu mengadakan riset dan inovasi
terhadap strategi pemasaran dan berbagi macam strategi lain yang bertujuan untuk
meningkatkan kualitas perusahaan sehingga mampu meraih pangsa pasar yang
90
lebih luas dan pada akhirnya mampu mendatangkan keuntungan yang sesuai
harapan.
Pelaksanaan strategi pemasaran yang dilakukan oleh Bank Muamalat
selama ini dapat dikatakan berhasil dalam usahanya untuk menambah jumlah
nasabah Bank Muamalat Cabang Solo tahun 2008. Kesemuanya itu tidak lepas
dari peranan pengelola atau pun manajer dalam menentukan strategi pemasaran
yang tepat sehingga bisa diterapkan dan hasilnya terbukti dengan bertambahnya
nasabah Bank Muamalat Cabang Solo tahun 2008.
C. Saran
Bedasarkan simpulan sepert i yang telah dikemukakan di atas, maka dapat
disampaikan beberapa saran yang diharapkan dapat berguna bagi Bank Muamalat
Cabang Solo:
1. Menggunakan kemajuan teknologi dengan meningkatkan kapasitas bandwith
dan VPN( virtual Privat Network) untuk menambah keamanan, kemudahan
dan kecepatan sistem on line dalam memberikan pelayanan kepada nasabah.
2. Meningkatkan hubungan kerja sama dengan lembaga keuangan syariah yang
lain dalam memberikan bantuan modal serta menyusun strategi bersama untuk
menjadikan nasabah bank konvesional berubah ke bank berprinsip syariah.
3. Mengoptimal promosi Bank Muamalat kepada masyarakat terutama pada
Bulan Ramadhan dengan melakukan kegiatan keagamaan, dan kegiatan sosial.
4. Menambah kantor kas di tempat yang strategis sepert i pasar, pusat
perekonomian di tiap kecamatan.
5. Menambah jumlah dai Muamalat secara bertahap dengan penempantan yang
merata di semua wilayah hal ini dilakukan untuk memberikan edukasi tentang
bank berprinsip syariah terhadap masyarakat.
6. Meningkatkan profesionalitas kerja karyawan dengan memberikan pelatihan
dan training tentang sistem perbankan berprinsip syariah.
7. Melakukan penelitian/survey kepada masyarakat mengenai tanggapan nasabah
terhadap produk-produk yang telah di buat oleh Bank Muamalat.
91
DAFTAR PUSTAKA
Agustianto. 2008. “Strategi Jitu Meningkatkan Market Share Bank Syariah” dalamht tp://agustianto.niriah.com/2008/04/04/strategi-jit u-menin gkatkan- market-share-bank-syariah/di akses tanggal 8 juni 2009.
Ahmad Kurnia. 2008. ”Strategi Pemasaran Jasa”, dalam ht tp://elqorni.wordpress. com/2008/06/13/strategi-pemasaran-jasa/ diakases 25 November 2008.
Arifin, Zainul. 2000. Memahami Bank Syariah. Jakarta: Alva Bet.
Badan Perencanaan Daerah Kota Surakarta.2008. Indikator Ekonom i Kota Surakarta Tahun 2008. Surakarta: Badan Pusat Statistik Kota Surakarta
Bank Indonesia. 2009. Kajian Ekonom i Regional Eks Karesidenan Surakarta. Surakarta: Kantor Bank Indonesia Solo.
Bank Muamalat. 2008. “ Laporan Tahunan 2008”, dalam ht tp://www.muamalat bank.com/index.php/home/investor/annual_report. diakses tanggal 22 Maret 2009.
Basu Swastha DH. 1996. Azas – azas Marketing. Yogyakarta: Liberty.
Edo segara. 2008. ”Bank Syariah lebih Adil”, dalam http://edosegara.blogspot. com/2008/10/bank-syariah-lebih-adil.html di akses tanggal 25 november 2008.
Fandy, Tjiptono. 1997. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Freddy Rangkuti. 2004. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus. Jakarta: PT. Gramedia Utama.
H.B Sutopo. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS PRESS.
Hasibuan, Malayu S.P. 2005. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: Bumi Aksara.
Indriyono Gitosudarmo.1994. Manajemen Pem asaran. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Kantor Berita Ekonom i Syariah. 2008. “Perolehan Laba Bank Muamalat Cabang Solo”, dalam ht tp.pkesinterakt if.com/content /view/4019/943/lang,ar/ diakses tanggal 8 Desember 2009.
Kasmir. 2004. Manajemen Perbankan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Lexy J Meolong. 2000. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Muhammad. 2005. Manajemen Bank Syariah. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
92
Murti, S. & Salamah, W. 2005. Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta : Andi Offset.
Pemkot Surakarta.2009. Surakarta Dalam Angka 2008. Surakarta : BAPPEDA Kota Surakarta.
Philip Kotler. 1997. Manjem en Pem asaran Analisis, Perencanaan, Im plementasi dan Kontrol Jilid 2 (Edisi Revisi Bahasa Indonesia). Jakarata : PT Prenhallindo.
.2003. Manajem en Pem asaran Jilid 1 (Edisi Kesebelas). Jakarta: PT Indeks kelompok Gramedia.
.2003. Manajem en Pem asaran Jilid 2 (Edisi Kesebelas). Jakarta: PT Indeks kelompok Gramedia.
Suharsimi Arikunto. 1999. Prosedur Penelitian, suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Grafiti.
Veithzal Rivai, dkk 2007. Bank and Financial Institution Management Conventional&Sharia System . Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Warkum Sumitro (2004: 19) Sumitro, Warkum. 2004. Asas-Asas Perbankan Islam dan Lem baga-Lembaga Terkait. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
William J. Stanton. 1996. Prinsisp Pemasaran. Jakarta: Erlangga.
Winarno Surakhmad. 1994. Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Tarsito.
92