ANALISIS RECOGNITION DAN MEASUREMENT PENDAPATAN
MENURUT PSAK NOMOR 23 PADA TJAHAJA BAROE GROUP
SURABAYA
SKRIPSI
Oleh:
TANTI KURNIAWATI
NPM : 10133059
FAKULTAS EKONOMI
U N I V E R S I T A S W I J A Y A P U T R A
S U R A B A Y A
2014
i
i
ANALISIS RECOGNITION DAN MEASUREMENT PENDAPATAN
MENURUT PSAK NOMOR 23 PADA TJAHAJA BAROE GROUP
SURABAYA
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat
memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Pada Fakultas Ekonomi Universitas Wijaya
Putra Surabaya
Oleh :
TANTI KURNIAWATI
NPM : 10133059
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS WIJAYA PUTRA
SURABAYA
2014
ii
ii
ANALISIS RECOGNITION DAN MEASUREMENT PENDAPATAN
MENURUT PSAK NOMOR 23 PADA TJAHAJA BAROE GROUP
SURABAYA
NAMA : TANTI KURNIAWATI
FAKULTAS : EKONOMI
JURUSAN : AKUNTANSI
NPM : 10133059
DISETUJUI dan DITERIMA OLEH
DOSEN PEMBIMBING
Aminatuzzuhro, SE, M.Si
iii
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Telah diterima dan disetujui oleh tim Penguji Skripsi
serta dinyatakan LULUS. Dengan demikian Skripsi ini
dinyatakan sah untuk melengkapi syarat-syarat
mencapai gelar sarjana EKONOMI pada FAKULTAS
EKONOMI UNIVERSITAS WIJAYA PUTRA SURABAYA
Tim Penguji Skripsi:
1. Ketua : Dr.Hj.Soenarmi,SE.,MM ( )
(Dekan Fakultas Ekonomi)
2. Sekretaris : Aminatuzzuhro,SE,M.Si ( )
(Ketua Program Studi)
3. Anggota : 1.Novrida Qudsi Lutfillah,SE.,Ak.MSA.CA ( )
(Dosen Penguji I)
2. Andi Iswoyo,SE.,MM ( )
(Dosen Penguji II)
iv
iv
ANALISIS RECOGNITION DAN MEASUREMENT PENDAPATAN
MENURUT PSAK NOMOR 23 PADA TJAHAJA BAROE GROUP
SURABAYA
Tanti Kurniawati
NPM. 10133059
ABSTRAK
Pendapatan merupakan komponen penting dalam menyajikan informasi
pada laporan laba rugi. Apabila pendapatan lebih tinggi daripada biaya yang telah
di bebankan maka perusahaan memperoleh laba. Tetapi jika keadaan sebaliknya
pendapatan lebih rendah daripada biaya yang telah dibebankan maka perusahaan
mengalami kerugian. Permasalahan penting dalam akuntansi pendapatan yaitu
pada saat Pengakuan (recognition) perlu dilakukan pada saat yang tepat atas suatu
kejadian ekonomi yang menghasilkan pendapatan, begitu juga jumlah yang diakui
haruslah diukur secara tepat dan pasti agar tidak mengakibatkan kesalahan
informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi juga dalam pengambilan
keputusan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah
metode pengakuan (recognition) dan pengukuran (measurement) pendapatan
menurut PSAK Nomor 23 sudah diterapkan oleh Tjahaja Baroe Group Surabaya.
Metode penelitian yang digunakan adalah adalah studi deskriptif dengan
menggunakan data primer dan data sekunder. Hasil penelitian pada Tjahaja Baroe
Group Surabaya, metode yang diterapkan adalah Accrual Basis. Konsep accrual
basis keuntungan diakui pada saat terjadinya transaksi pendapatan tersebut.
Pengakuan pendapatan perusahaan telah mengacu pada Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan atau PSAK Nomor 23 terlihat dari penjualan jasa yang
dicatat sebagai pendapatan tersebut dapat diestimasi dengan pasti dan besar
kemungkinannya dapat direalisasikan. Pengukuran pendapatan dilakukan
berdasarkan jumlah uang yang diterima dari customer dikurangi biaya-biaya.
Pengukuran pendapatan diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau
yang akan diterima perusahaan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tjahaja Baroe Group Surabaya telah
menerapkan metode pengakuan dan pengukuran pendapatan menurut PSAK
Nomor 23 dimana pendapatan diakui pada saat realisasi.
Kata kunci : PSAK Nomor 23, pengakuan pendapatan, pengukuran
pendapatan
v
v
KATA PENGANTAR
ASSALAMU’ALAIKUM Wr.Wb.
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan berkah, rahmat, dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul: “ANALISIS RECOGNITION DAN
MEASUREMENT PENDAPATAN MENURUT PSAK NOMOR 23 PADA
TJAHAJA BAROE GROUP SURABAYA” Skripsi ini disusun dan diajukan
sebagai salah satu syarat untuk mencapai derajat Sarjana Strata I Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Wijaya Putra Surabaya. Peneliti
menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini mendapat banyak bantuan,
bimbingan, saran-saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan
ini peneliti ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak H.Budi Endarto,SH.,M.Hum. selaku Rektor Universitas Wijaya
Putra Surabaya.
2. Ibu Dr.Hj.Soenarmi,SE.,MM. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Wijaya Putra Surabaya.
3. Ibu Aminatuzzuhro,SE,M.Si selaku Dosen pembimbing yang senantiasa
memberikan saran, bimbingan, nasihat, dan pengarahan dengan penuh
kesabaran.
4. Ibu Novrida Qudsi Lutfilah,SE.,AK,MSA.CA selaku Dosen penguji I
5. Bapak Andi Iswoyo,SE.,MM selaku Dosen penguji II
6. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Wijaya Putra
Surabaya yang telah mengajarkan berbagai ilmu pengetahuan selama
proses perkuliahan.
vi
vi
7. Bapak Pimpinan Tjahaja Baroe Group Surabaya yang telah memberikan
fasilitas dan kesempatan kepada peneliti untuk mengadakan penelitian
dalam penyusunan skripsi ini.
8. Orang tua dan keluarga besar yang telah memberi banyak dukungan.
Pihak-pihak lain yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu.
Peneliti menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat
kesalahan. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan saran yang dapat digunakan
untuk penyempurnaaan karya ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat
bagi yang membacanya.
Surabaya, 26 Juni 2014
Peneliti
vii
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ……………………........................................ iii
ABSTRAK ………………………………….................................................. iv
KATA PENGANTAR ………….................................................................... v
DAFTAR ISI................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................... 5
BAB II TELAAH PUSTAKA ......................................................................... 7
2.1 Landasan Teori …………………………….................................... 7
2.1.1 Pengertian Pendapatan ........................................................... 7
2.1.2 Klasifikasi Pendapatan ........................................................... 10
2.1.3 Karakteristik Pendapatan ........................................................ 13
2.1.4 Pengakuan dan Pengukuran Pendapatan ................................ 15
2.1.5 Pengakuan Pendapatan (Revenue Recognition) ……………. 17
viii
viii
2.1.6 Pengukuran Pendapatan (Revenue Measurement) …………. 23
2.2 Penelitian Terdahulu …………………………………..................... 24
2.3 Kerangka Konseptual ………………………………………........... 26
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 27
3.1 Jenis Penelitian …………………………………………................. 27
3.2 Deskripsi Populasi dan Penentuan Sampel ...................................... 27
3.2.1 Populasi Penelitian ……………............................................. 27
3.2.2 Sampel Penelitian ................................................................... 27
3.3 Variabel dan Definisi Operasional Variabel .....................................27
3.4 Jenis dan Sumber Data ……………................................................ 28
3.5 Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian....................... 28
3.6 Teknik Analisis Data ........................................................................ 29
BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA ............................................. 31
4.1 Penyajian Data ................................................................................. 31
4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan ................................................ 31
4.1.2 Good Companies Steps Travel ……………………………… 33
4.1.3 Good Companies steps Homestay ……………………….….. 40
4.1.4 Sumber dan Jenis Pendapatan ................................................ 50
4.2 Analisis Data ………………........................................................... 54
4.2.1 Penyajian Data ……………………………………................ 54
4.2.2. Analisis Data ......................................................................... 69
4.3 Interpretasi ...................................................................................... 73
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 77
ix
ix
5.1 Kesimpulan .................................................................................... 77
5.2 Saran .............................................................................................. 77
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN – LAMPIRAN
x
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Penjualan Tiket ….............................................................................. 55
Tabel 4.2 Penjualan Kamar ………………………............................................56
Tabel 4.3 Laporan Laba Rugi Travel ................................................................. 57
Tabel 4.4 Laporan Perubahan Modal Travel …………………………….......... 58
Tabel 4.5 Neraca Travel ………......................................................................... 58
Tabel 4.6 Laporan Laba Rugi Homestay ........................................................... 59
Tabel 4.7 Laporan Perubahan Modal Homestay ................................................ 60
Tabel 4.8 Neraca Homestay ............................................................................... 60
Tabel 4.9 Data Karyawan Berdasarkan Jenis Kelamin ...................................... 61
Tabel 4.10 Data Karyawan Berdasarkan Usia ................................................... 61
Tabel 4.11 Data Karyawan Berdasarkan Pendidikan ........................................ 62
Tabel 4.12 Data Karyawan Berdasarkan Status Pegawai ................................... 62
Tabel 4.13 Data Karyawan Berdasarkan Tingkat Jabatan ………………….….. 63
Tabel 4.14 Data Karyawan Berdasarkan Status ……………………………….. 63
Tabel 4.15 Keterangan Kamar ………………………………………………… 64
Tabel 4.16 Pendapatan Penjualan Kamar …………………………………….. 67
xi
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Travel ........................................................... 33
Gambar 4.2 Struktur Organisasi Homestay ………………………………….. 40
xii
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A Pertanyaan Wawancara
Lampiran B Jawaban Wawancara
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Organisasi yang berkembang saat ini memiliki dua sifat yaitu
mencari laba (profit) yang bertujuan utama untuk menghasilkan laba
maksimal. Di samping itu juga organisasi yang bersifat non profit
bertujuan utama bukan sekedar mencari laba saja tetapi untuk memberikan
pelayanan kepada masyarakat melalui jasa yang diberikan. Terdapat tiga
jenis perusahaan yang beroperasi untuk menghasilkan laba yaitu
perusahaan manufaktur perusahaan ini mengubah input dasar menjadi
produk jadi yang akan dijual kepada masing-masing pelanggan. Selain
perusahaan manufaktur perusahaan yang beroperasi untuk menghasilkan
laba yaitu perusahaan dagang perusahaan ini juga menjual produk ke
pelanggan, tetapi perusahaan ini tidak memproduksi sendiri barang yang
akan dijual.
Perusahaan yang juga menghasilkan laba dari pengoperasian
perusahaannya adalah perusahaan jasa perusahaan ini menghasilkan jasa,
bukan barang atau produk yang kasat mata. Di dalam setiap organisasi
yang bertujuan utama mencari laba, secara terus menurus akan
mengeluarkan sejumlah laporan keuangan yang mengikhtisarkan
operasinya untuk waktu tertentu dan rincian dari posisi harta dan hutang
organisasi pada saat tertentu. Hampir semua perusahaan atau organisasi
memerlukan akuntansi. Dalam hal tertentu, prosedur akuntansi dapat
2
2
tergantung pada bentuk organisasi. Umumnya terdapat tiga bentuk
perusahaan yang berbeda yaitu perusahaan perseroan perusahaan ini sering
disebut juga korporasi. Perusahaan perseroan dibentuk berdasarkan
peraturan pemerintah sebagai suatu badan hukum. Biasanya modalnya
terdiri dari saham-saham, yang diterbitkan oleh korporasi tersebut dan
dijual kepada masyarakat yang berminat. Keunggulan utama bentuk
perusahaan korporasi adalah kemampuan untuk mendapat sejumlah
sumber daya keuangan dengan cara menerbitkan saham tersebut. Sehingga
pemegang saham perusahaan ini bisa perorangan, atau individu yang
membeli saham perusahaan ini.
Bentuk usaha selain perusahaan perseroan adalah perusahaan
persekutuan perusahaan ini dimiliki oleh dua atau lebih individu, masing-
masing pemilik menyetorkan modalnya ke perusahaan untuk bekerja
secara bersama-sama. Sumber daya keuangan tidak hanya berasal pada
satu orang saja, tetapi berasal dari beberapa pemilik perusahaan. Bentuk
usaha yang terakhir yaitu perusahaan perseorangan dimiliki oleh individu,
pemilik tunggal. Bentuk perusahaan perseorangan ini juga mudah
pengelolaanya, biayanya juga tidak terlalu mahal.
Berdasarkan laporan keuangan yang telah dibuat oleh perusahaan
atau suatu organisasi maka pihak luar yang memiliki keperluan bisa
dengan mudah melihat posisi keuangan dan prestasi kerja yang telah
dicapai perusahaan untuk menjadi dasar pengambilan keputusan di bidang
ekonomi. Sebagian besar pemakai laporan keuangan, menganggap laba
3
3
bersih (the bottom line) sangat berguna. Salah satu penyusun terpenting
dari komponen-komponen laba adalah pendapatan. Pendapatan merupakan
komponen penting dalam menyajikan informasi pada laporan laba rugi.
Apabila pendapatan lebih tinggi daripada biaya yang telah di bebankan
maka perusahaan memperoleh laba. Tetapi jika keadaan sebaliknya
pendapatan lebih rendah daripada biaya yang telah dibebankan maka
perusahaan mengalami kerugian.
Permasalahan penting dalam akuntansi pendapatan yaitu pada saat
pengakuan pendapatan (revenue recognition) dan pengukuran pendapatan
(revenue measurement). Pengakuan pendapatan merupakan saat dimana
sebuah transaksi harus diakui sebagai pendapatan perusahaan. Sedangkan
pengukuran pendapatan adalah berapa besar jumlah pendapatan yang
seharusnya diakui dari setiap transaksi yang terjadi pada suatu periode
tertentu. Maka pengakuan dan pengukuran pendapatan harus dilakukan
dengan akurat agar perusahaan mampu menyajikan laporan keuangan
secara wajar. Apabila pendapatan yang diakui tidak sama dengan yang
seharusnya maka ini berarti pendapatan yang diukur bisa salah (baik itu
terlalu besar atau terlalu kecil). Hal ini dapat mengakibatkan informasi
yang disajikan dalam laporan laba rugi tidak tepat dan dapat menyebabkan
kesalahan dalam pengambilan keputusan oleh pihak manajemen
perusahaan.
Sehingga penting sekali dalam pengakuan pendapatan, perusahaan
menggunakan suatu Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Khususnya
4
4
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan atau PSAK nomor 23, standar
yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). Merupakan suatu
pedoman dalam penyusunan laporan keuangan untuk tujuan pelaporan
bagi pengguna laporan tersebut. Di dalam Psak nomor 23 diuraikan dan
dijelaskan tentang pengakuan dan pengukuran pendapatan yang dapat
digunakan bagi perusahaan-perusahaan.
Tjahaja Baroe Group merupakan salah satu agen penyedia
homestay (penginapan) dan travel (penjualan tiket). Agen penyedia jasa
Tjahaja Baroe merasa bahwa pendapatan yang maksimal sangat diperlukan
agar aktivitas perusahaan dapat berjalan terus menerus. Sumber-sumber
pendapatan Tjahaja Baroe Group diperoleh dari homestay dan travel
(penjualan tiket). Dalam prakteknya, agen penyedia jasa ini tidak merasa
kesulitan dalam mengakui dan mengukur pendapatan sebenarnya. Tjahaja
Baroe Group Surabaya merupakan agen penyedia jasa yang belom Go
Public sehingga memungkinkan untuk dianalisis pada penerapan
perlakuan akuntansi mengenai pengakuan dan pengukuran pendapatannya
dimana harus disesuaikan dengan Psak nomor 23 mengenai pendapatan
agar dalam pelaporan keuangan dapat mencerminkan informasi keuangan
yang akurat bagi pemakai laporan keuangan.
Karena melihat begitu pentingnya penerapan akuntansi pendapatan
bagi seluruh perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional,
sehingga memerlukan perhatian yang khusus membuat peneliti merasa
tertarik untuk membahas permasalahan tersebut dalam bentuk skripsi
5
5
dengan judul “Analisis Recognition Dan Measurement Pendapatan
Menurut PSAK Nomor 23 Pada Tjahaja Baroe Group Surabaya”
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah diatas, maka
perumusan masalah dalam skripsi ini adalah : “Apakah metode pengakuan
(recognition) dan pengukuran (measurement) pendapatan jasa yang
diterapkan Tjahaja Baroe Group Surabaya telah sesuai dengan Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) nomor 23?”
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan peneliti mengadakan penelitian ini, yaitu :
Untuk menganalisis penerapan metode pengakuan (recognition)
dan pengukuran (measurement) pendapatan pada Tjahaja Baroe Group
Surabaya dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) nomor
23.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti, penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan
tentang pengakuan dan pengukuran pendapatan serta sebagai bahan
perbandingan antara teori dari berbagai sumber bacaan ilmiah dengan
praktik dilapangan.
2. Bagi pembaca, sebagai bahan referensi dan informasi tambahan
khususnya pada jenis perusahaan yang sama, serta kepada pihak
6
6
akademik yang mengetahui lebih lanjut mengenai pengakuan dan
pengukuran pendapatan.
3. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan
mengenai kebijakan akuntansi yang tepat dalam mengakui dan
mengukur pendapatan operasionalnya.
4. Bagi lembaga, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
bahan masukan dan kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan
mengenai pengakuan dan pengukuran pendapatan pada suatu
perusahaan serta dapat dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya.
7
7
BAB II
TELAAH PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Pengertian Pendapatan
Menurut PSAK NO.23 paragraf ke 23 (Revisi 2012) menyatakan
bahwa “pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang
timbul dari aktifitas normal entitas selama satu periode jika arus masuk itu
mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi
penanaman modal”.
Menurut Santoso (2010:26) pendapatan merupakan pemasukan
atau peningkatan aktiva suatu perusahaan atau penyelesaian kewajiban
perusahaan atau campuran keduannya selama satu periode tertentu akibat
penyerahan atau pembuatan suatu produk, pelayanan jasa, atau kegiatan
lain yang merupakan kegiatan utama perusahaan yang berkesinambungan.
Pendapatan merupakan unsur yang paling utama dalam
menentukan tingkat laba yang diperoleh suatu perusahaan dalam satu
periode akuntansi yang diakui sesuai dengan prinsip-prinsip yang berlaku
umum.
Pendapatan menurut ilmu ekonomi merupakan nilai maksimum
yang dapat dikonsumsi oleh seseorang dalam suatu periode dengan
mengharapkan keadaan yang sama pada akhir periode seperti keadaan
8
8
semula. Pengertian tersebut menitik beratkan pada total kuantitatif
pengeluaran terhadap konsumsi selama satu periode.
Pengertian pendapatan menurut ilmu ekonomi menutup
kemungkinan perubahan lebih dari total harta kekayaan badan usaha pada
awal periode dan menekankan pada jumlah nilai statis pada akhir periode.
Dengan kata lain, pendapatan adalah jumlah kenaikan harta kekayaan
karena perubahan penilaian yang bukan diakibatkan perubahan modal dan
hutang.
Definisi pendapatan antara para akuntan dengan para ahli ekonomi
sangat jauh berbeda. Demikian juga sesama para akuntan, yang
mendefinisikan pendapatan berbeda satu sama lainnya. Akan tetapi pada
umumnya definisi ini menekankan kepada masalah yang berkenaan
dengan pendapatan yang dinyatakan dalam satuan uang. Pandangan
akuntansi memiliki keanekaragaman dalam memberikan definisi
pendapatan. Ilmu akuntansi melihat pendapatan sebagai sesuatu yang
spesifik dalam pengertian yang lebih mendalam dan lebih terarah. Konsep
ini sebagian besar mengikuti prinsip-prinsip pendapatan, prinsip biaya,
prinsip penandingan dan pernyataan periode akuntansi. Di dalam
perhitungan laba rugi menunjukkan pendapatan yang diperoleh, beban
yang dikeluarkan serta hasil usaha yang diperoleh dalam suatu periode,
yang berakhir pada tanggal yang tertera di neraca.
9
9
Dalam beberapa tahun belakangan ini, perhatian pada perhitungan
laba rugi semakin dirasakan manfaatnya. Karena dengan adanya informasi
mengenai pendapatan, manfaat yang diperoleh antara lain :
1. Dapat membandingkan antara modal yang tertanam dengan
penghasilan.
2. Mempunyai alat ukur untuk mengukur kinerja efisiensi
manajemen.
3. Dapat memprediksi distribusi dividen di masa yang akan datang.
Pendapatan merupakan hasil yang diperoleh atas kegiatan-kegiatan
perusahaan dalam suatu periode. Pendapatan merupakan hal yang penting
karena pendapatan adalah objek atas kegiatan perusahaan. Pengertian
pendapatan bermacam-macam tergantung dari sisi mana meninjau
pengertian pendapatan tersebut.
Adanya penafsiran yang berlainan terhadap pengertian pendapatan
bagi pihak yang berkompeten disebabkan karena latar belakang disiplin
yang berbeda dengan penyusunan konsep pendapatan bagi pihak tertentu.
Oleh pemakai akuntansi, konsep pendapatan belum dapat dijelaskan secara
universal, karena pemakai informasi laporan keuangan khususnya laporan
laba rugi yang memuat tentang pendapatan yang berguna untuk masing-
masing pemakai laporan yang berbeda-beda tergantung dari sudut mana ia
memandang.
10
10
2.1.2 Klasifikasi Pendapatan
Pendapatan juga dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu:
a. Pendapatan Operasional
Pendapatan operasional adalah pendapatan yang timbul dari
penjualan barang dagangan, produk atau jasa dalam periode tertentu dalam
rangka kegiatan utama atau yang menjadi tujuan utama perusahaan yang
berhubungan langsung dengan usaha (operasi) pokok perusahaan yang
bersangkutan. Pendapatan ini sifatnya normal sesuai dengan tujuan dan
usaha perusahaan dan terjadinya berulang-ulang selama perusahaan
melangsungkan kegiatannya.
Pendapatan operasional untuk setiap perusahaan berbeda-beda
sesuai dengan jenis usaha yang dikelola perusahaan. Salah satu jenis
pendapatan operasional perusahaan adalah pendapatan yang bersumber
dari penjualan. Penjualan ini berupa penjualan barang dan penjualan jasa
yang menjadi objek maupun sasaran utama dari usaha pokok perusahaan.
Penjualan ini dapat dibedakan dalam bentuk:
1. Penjualan kotor yaitu merupakan semua hasil atau penjualan barang-
barang maupun jasa sebelum dikurangi dengan berbagai potongan-
potongan atau pengurangan lainnya untuk dibebankan kepada
langganan atau yang membutuhkannya.
11
11
2. Penjualan bersih yaitu merupakan hasil penjualan yang sudah
diperhitungkan atau dikurangkan dengan berbagai potongan-potongan
yang menjadi hak pihak pembeli.
Jenis pendapatan operasional timbul dari berbagai cara, yaitu:
a. Pendapatan yang diperoleh dari kegiatan usaha yang dilaksanakan
sendiri oleh perusahaan tersebut.
b. Pendapatan yang diperoleh dari kegiatan usaha dengan adanya
hubungan yang telah disetujui, misalnya penjualan konsinyasi.
c. Pendapatan dari kegiatan usaha yang dilaksanakan melalui kerjasama
dengan para investor.
Pendapatan ini juga dapat dibedakan sebagai berikut:
1. Penjualan Barang, dalam hal ini barang meliputi barang yang di
produksi perusahaan untuk dijual dan barang yang dibeli untuk dijual
kembali, seperti barang dagangan yang dibeli pengecer atau tanah dan
property lain yang dibeli untuk dijual kembali.
2. Penjualan Jasa, biasanya menyangkut pelaksanaan tugas yang secara
kontraktual telah disepakati untuk dilaksanakan.
b. Pendapatan Non Operasional
Pendapatan yang diperoleh perusahaan dalam periode tertentu,
akan tetapi bukan diperoleh dari kegiatan operasional perusahaan. Adapun
jenis dari pendapatan ini dapat dibedakan sebagai berikut :
12
12
1. Pendapatan yang diperoleh dari penggunaan aktiva atau sumber
ekonomi perusahaan oleh pihak lain yaitu :
a. Bunga, pembebanan untuk penggunaan kas atau setara kas atau
jumlah yang terhutang kepada perusahaan.
b. Royalti, pembebanan untuk penggunaan aktiva jangka panjang
perusahaan, misalnya hak paten, merk dagang, hak cipta, dan
perangkat lunak computer.
c. Dividen, distribusi laba kepada pemegang investasi ekuitas sesuai
dengan proporsi mereka dari jenis modal tertentu.
2. Pendapatan yang diperoleh dari penjualan aktiva diluar barang
dagangan atau hasil produksi. Contohnya: penjualan surat-surat
berharga, penjualan aktiva tak berwujud.
Pendapatan bunga, sewa, royalti, keuntungan (laba), penjualan
aktiva tetap, investasi jangka panjang dan dividen merupakan pendapatan
diluar usaha bagi perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang
manufaktur dan perdagangan. Dan pendapatan yang diperoleh dari
peningkatan ekuitas dari transaksi-transaksi yang bukan kegiatan utama
dari entitas dan dari transaksi-transaksi atau kejadian-kejadian lainnya
serta keadaan-keadaan yang mempengaruhi entitas selain yang dihasilkan
dari investasi pemilik disebut dengan keuntungan.
Penyajian untuk pendapatan yang demikian dalam perhitungan
laba rugi ditempatkan pada bagian atau kelompok tersendiri yang terletak
pada pendapatan dan laba diluar usaha atau pendapatan lain-lain.
13
13
2.1.3 Karakteristik Pendapatan
Seluruh kegiatan perusahaan yang menimbulkan pendapatan secara
keseluruhan disebut earning process. Secara garis besar earning process
menimbulkan dua akibat yaitu pengaruh positif atau pendapatan dan
keuntungan dan pengaruh negativ atau beban dan kerugian. Selisih dari
keduanya nantinya menjadi laba dan rugi. Pendapatan umumnya
digolongkan atas pendapatan yang berasal dari kegiatan normal
perusahaan dan pendapatan yang bukan berasal dari kegiatan normal
perusahaan.
Pendapatan dari kegiatan normal perusahaan biasanya diperoleh
dari hasil penjualan barang ataupun jasa yang berhubungan dengan
kegiatan utama perusahaan. Pendapatan yang bukan berasal dari kegiatan
normal perusahaan yang sering disebut pendapatan non operasi.
Pendapatan non operasi biasanya dimasukkan dalam pendapatan lain-lain,
misalnya pendapatan bunga dan dividen.
Ada beberapa karakteristik tertentu dari pendapatan yang
menentukan atau membatasi bahwa sejumlah rupiah yang masuk ke
perusahaan merupakan pendapatan yang berasal dari operasi perusahaan.
Karakteristik tersebut antara lain berdasarkan sumber pendapatan, produk
dan kegiatan utama perusahaan dan jumlah rupiah pendapatan serta proses
penandingan.
a. Sumber Pendapatan
14
14
Jumlah rupiah aktiva bertambah melalui berbagai cara
tetapi tidak semua cara tersebut mencerminkan pendapatan.
Tambahan jumlah rupiah aktiva perusahaan dapat berasal dari
transaksi modal, laba dari penjualan aktiva yang bukan barang
dagangan seperti aktiva tetap, surat berharga, ataupun penjualan
produk perusahaan, hadiah, sumbangan atau penemuan, revaluasi
aktiva tetap, dan penjualan produk perusahaan.
b. Produk dan Kegiatan Utama Perusahaan
Produk perusahaan bisa berupa barang ataupun jasa.
Perusahaan tertentu mungkin sekali menghasilkan berbagai macam
produk (baik berupa barang atau jasa atau keduanya) yang sangat
berlainan jenis maupun arti pentingnya bagi perusahaan.
Terkadang, produk yang dihasilkan secara kebetulan bila
dihubungkan dengan kegiatan utama perusahaan atau yang timbul
tidak tetap, sering dipandang sebagai elemen pendapatan non
operasi. Maka pemberian pembatasan tentang pendapatan sangat
perlu, untuk itu produk perusahaan harus diartikan meliputi seluruh
jenis barang atau jasa yang disediakan atau diserahkan kepada
konsumen tanpa memandang jumlah rupiah tiap jenis produk
tersebut atau sering tidaknya produk tersebut dihasilkan.
c. Jumlah Rupiah Pendapatan dan Proses Penandingan
Pendapatan merupakan jumlah rupiah dari harga jual
persatuan kali kuantitas terjual. Perusahaan umumnya akan
15
15
mengharapkan terjadinya laba yaitu jumlah rupiah pendapatan
lebih besar dari jumlah biaya yang dibebankan. Laba atau rugi
yang terjadi baru akan diketahui setelah pendapatan dan beban
dibandingkan. Setelah biaya yang dibebankan secara layak
dibandingkan dengan pendapatan maka terlihatlah jumlah rupiah
laba atau pendapatan.
2.1.4 Pengakuan dan Pengukuran Pendapatan Berdasarkan PSAK
No.23
Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor
23 paragraf ke 23 (Revisi 2012) menyatakan bahwa pendapatan diakui bila
besar kemungkinan manfaat ekonomi masa depan akan mengalir ke
perusahaan. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.23 paragraf ke
24 (Revisi 2012) menyatakan bahwa penjualan jasa dapat diakui dengan
persentase penyelesaian bila memenuhi kondisi berikut:
1. Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal.
2. Kemungkinan besar manfaat ekonomi sehubungan dengan
transaksi tersebut akan mengalir ke entitas.
3. Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada akhir periode
pelaporan dapat diukur secara andal.
4. Biaya yang timbul untuk transaksi dan biaya untuk
menyelesaikan transaksi tersebut dapat diukur secara andal.
16
16
Pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima
atau dapat diterima. Jumlah pendapatan yang timbul dari suatu nilai
transaksi biasanya ditentukan oleh persetujuan antara perusahaan dengan
pembeli atau pemakai aktiva tersebut. Jumlah tersebut diukur dengan nilai
wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima perusahaan
dikurangi jumlah diskon dagang dan rabat volume yang diperoleh
perusahaan. Nilai wajar yang dimaksud dalam PSAK No.23 paragraf ke 23
(Revisi 2012) adalah jumlah suatu aset dipertukarkan atau liabilitas
diselesaikan antara pihak-pihak yang berkeinginan dan memiliki
pengetahuan memadai dalam suatu transaksi yang wajar.
Selanjutnya Standar Akuntansi Keuangan menerangkan bahwa bila
barang atau jasa dipertukarkan (barter) untuk barang atau jasa dengan sifat
dan nilai yang sama, maka pertukaran tersebut tidak dianggap sebagai
transaksi yang mengakibatkan pendapatan. Hal ini sering terjadi dengan
komoditi seperti minyak atau susu dimana penyalur menukarkan
persediaan di berbagai lokasi untuk memenuhi permintaan secara tepat
waktu dalam suatu lokasi tertentu. Bila barang dijual atau jasa diberikan
untuk dipertukarkan dengan barang atau jasa yang tidak serupa, pertukaran
tersebut dianggap sebagai transaksi yang mengakibatkan pendapatan.
Pendapatan tersebut diukur pada nilai wajar dari barang atau jasa yang
diserahkan, disesuaikan dengan jumlah kas atau setara kas yang ditransfer.
Bila nilai wajar dari barang atau jasa yang diterima tidak dapat diukur
secara andal, maka pendapatan tersebut diukur pada nilai wajar dari
17
17
barang atau jasa yang diserahkan, disesuaikan dengan jumlah kas atau
setara kas yang dialihkan.
2.1.5 Pengakuan Pendapatan (Revenue Recognition)
Permasalahan utama dalam akuntansi untuk pendapatan adalah
menentukan pengakuan pendapatan. Terkadang terdapat penyerahan
barang atau jasa yang menghasilkan pendapatan pada saat yang sama dan
ada kalanya penyerahan barang dan jasa dilakukan terlebih dahulu
sedangkan imbalannya atau pendapatannya diterima kemudian. Maka
disini timbul suatu masalah yang berkaitan dengan kapan suatu
pendapatan itu diakui dan dicatat besarnya.
Pengakuan (recognition) berarti proses pembentukan suatu pos
yang memenuhi definisi unsur kriteria pengakuan yang sesuai dengan
standar akuntansi dalam laporan neraca dan laba rugi, yaitu Harahap
(2011:96) menyatakan :
1. Ada kemungkinan manfaat ekonomi yang berkaitan dengan pos
tersebut akan mengalir dari atau ke dalam perusahaan.
2. Pos tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan
andal.
Ada empat kriteria yang harus dipenuhi sebelum suatu item dapat diakui,
yaitu:
18
18
a. Definisi, item dalam pertanyaan harus memenuhi definisi dalam
satu dari tujuh unsur laporan keuangan, yaitu: aktiva, kewajiban,
ekuitas, pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian.
b. Dapat diukur, item tersebut harus memiliki atribut relevan yang
dapat diukur secara andal, yakni karakteristik, sifat atau aspek yang
dapat dikuantifikasikan dan diukur. Contohnya biaya historis,
biaya sekarang ini, nilai pasar, nilai bersih yang dapat direalisasi
dan nilai sekarang.
c. Relevansi, informasi mengenai item tersebut mampu membuat
suatu perbedaan dalam pengambilan keputusan.
d. Realibilitas, informasi mengenai item tersebut dapat digambarkan
secara wajar dapat diuji dan netral.
Kieso dalam Ratunuman (2010:578) Pendapatan dan keuntungan
umumnya diakui apabila:
1. Pendapatan dan keuntungan telah direalisasikan.
Pendapatan direalisasi apabila barang dan jasa ditukar dengan
kas atau klaim atas kas (piutang). Pendapatan dapat direalisasi
apabila aktiva yang diterima dalam pertukaran segera dapat
dikonversi menjadi kas atau klaim atas kas dengan jumlah yang
diketahui.
2. Pendapatan dihasilkan.
Pendapatan dihasilkan (earned) apabila entitas
bersangkutan pada hakikatnya telah menyelesaikan apa yang
19
19
seharusnya dilakukan untuk mendapat hak atas manfaat yang
dimiliki oleh pendapatan itu.
Kedua kriteria diatas biasanya dipenuhi pada titik penjualan (point
of sale),yang sering terjadi ketika barang diantara atau ketika pelayanan
diberikan kepada pelanggan.
Pendapatan dihasilkan ketika perusahaan secara mendasar
menyelesaikan semua yang harus dilakukannya agar dikatakan menerima
manfaat menyelesaikan semua yang harus dilakukannya dari pendapatan
yang terkait. Secara umum, pendapatan diakui ketika proses menghasilkan
laba direalisasikan atau sebenarnya belum diselesaikan atau selama biaya-
biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proses menghasilkan laba
dapat diestimasikan secara cepat.
Pandangan umum menganggap bahwa pendapatan terjadi setelah
dikuatkan dengan adanya transaksi penjualan dan realisasi pendapatan
lebih penting dari proses terbentuknya pendapatan pada saat realisasi.
Realisasi berarti melaporkan pendapatan bila suatu transaksi pertukaran
telah terjadi, dimana transaksi pertukaran ini menentukan saat pengakuan
pendapatan dan jumlah yang diakui.
Belkaoui dalam Samsu (2013:569) menyatakan bahwa ada dua
metode pengakuan pendapatan dalam periode akuntansi, yaitu:
20
20
1. Accrual Basis
Accrual Basis adalah Suatu basis akuntansi dimana transaksi
ekonomi dan peristiwa diakui, dicatat, dan disajikan dalam laporan
keuangan pada saat terjadinya transaksi tersebut tanpa memerhatikan
waktu kas diterima atau dibayar. Beban dan pendapatan secara hati-
hati disamakan. Menyediakan informasi yang lebih handal dan
terpercaya tentang seberapa besar suatu perusahaan mengeluarkan
uang atau menerima uang dalam setiap bulannya. Pencatatan
menggunakan metode ini mengakui beban pada saat transaksi terjadi
walaupun kas belum dibayarkan. Begitu pula dengan pendapatan.
Pendapatan dicatat pada saat transaksi pendapatan terjadi walaupun
kas atas transaksi pendapatan tersebut baru diterima bulan depan.
Dalam hal ini maka dapat disimpulkan bahwa pencatatan
menggunakan accrual basis lebih mencermikan keadaan perusahaan
dan lebih dapat mengukur kinerja perusahaan.
Teknik accrual basis memiliki fitur pencatatan dimana
transaksi sudah dapat dicatat karena transaksi tersebut memiliki
implikasi uang masuk atau keluar di masa depan. Transaksi dicatat
pada saat terjadinya walaupun uang belum benar-benar diterima atau
dikeluarkan. Dengan kata lain basis akrual digunakan untuk
pengukuran aset, kewajiban dan ekuitas dana. Jadi accrual basis
adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan
21
21
peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi tanpa
memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayar.
Jurnal
Pada saat diakui pendapatan yang
ditandai dengan perpindahan
pemilikan dari penjual ke pembeli.
Pada saat kas diterima
Piutang
Penjualan
Xxx
Xxx
Kas
Piutang
xxx
xxx
2. Cash Basis
Dalam metode cash basis, pendapatan diakui ketika kas diterima
sedangkan beban diakui pada saat kas dibayarkan, artinya perusahaan
mencatat beban didalam transaksi jurnal entry ketika kas dikeluarkan atau
dibayarkan dan pendapatan dicatat ketika kas masuk atau diterima. Cash
Basis merupakan salah satu konsep yang sangat penting dalam akuntansi,
dimana Pencatatan basis kas adalah teknik pencatatan ketika transaksi
terjadi dimana uang benar-benar diterima atau dikeluarkan. Dengan kata
lain Akuntansi Cash Basis adalah basis akuntansi yang mengakui
pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas
diterima atau dibayar yang digunakan untuk pengakuan pendapatan,
belanja dan pembiayaan.
Cash Basis akan mencatat kegiatan keuangan saat kas atau uang
telah diterima misalkan perusahaan menjual produknya akan tetapi uang
pembayaran belum diterima maka pencatatan pendapatan penjualan
22
22
produk tersebut tidak dilakukan, jika kas telah diterima maka transaksi
tersebut baru akan dicatat seperti halnya dengan “dasar akrual” hal ini
berlaku untuk semua transaksi yang dilakukan, kedua teknik tersebut akan
sangat berpengaruh terhadap laporan keuangan, jika menggunakan dasar
accrual maka penjualan produk perusahaan yang dilakukan secara kredit
akan menambah piutang dagang sehingga berpengaruh pada besarnya
piutang dagang sebaliknya jika yang di pakai cash basis maka piutang
dagang akan dilaporkan lebih rendah dari yang sebenarnya terjadi.
Jurnal
Pencatatan pada saat pendapatan dan kas diterima
Kas
Penjualan
Xxx
Xxx
2.1.6 Pengukuran Pendapatan (Revenue Measurement)
Cara terbaik untuk mengukur pendapatan adalah dengan
menggunakan nilai tukar dari barang atau jasa. Nilai tukar ini merupakan
kas atau setara kas (cash equivalent) atau nilai sekarang (present value)
dari tagihan-tagihan yang diharapkan akan diterima dari transaksi
pendapatan. Dalam banyak situasi, ini adalah harga yang sudah disepakati
dengan langganan. Akan tetapi suatu pendapatan yang akan diterima harus
dibuat karena penjual harus menunggu sampai saat uang tunainya
diperoleh.
23
23
Sehubungan dengan pengakuan pendapatan salah satu kriteria
bahwa pendapatan itu dapat diakui adalah measurability, dimana itu dapat
ditentukan besarnya dengan wajar agar didalam laporan keuangan itu tidak
tercermin pendapatan yang terlalu tinggi (over stated) dan terlalu rendah
(under stated). Menurut Harahap (2011: 96) menyatakan bahwa
pengukuran adalah proses penetapan jumlah uang untuk mengakui dan
memasukkan setiap unsur laporan keuangan dalam neraca atau laporan
laba rugi.
Ada lima dasar pengukuran pendapatan menurut SFAC (Statement of
Financial Accounting Concepts) No. 5 yaitu :
1. Cost Historis (Historical Cost), yaitu harga tunai ekuivalen yang
dipertukarkan untuk barang atau jasa pada tanggal perolehan atau
akuisisi. Pada dasar pengukuran ini, aktiva dicatat sebesar
pengeluaran kas (setara kas) atau sebesar nilai wajar imbalan yang
diberikan untuk memperoleh aktiva tersebut pada data perolehan.
2. Cost Penggantian Terkini (Current Replacement Cost), merupakan
harga tunai yang akan dibayarkan sekarang untuk membeli atau
mengganti jenis barang atau jasa yang sama yang tidak didiskontokan
yang mungkin akan diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban.
3. Nilai Pasar Terkini (Current Market Value), merupakan harga tunai
ekuivalen yang dapat diperoleh dengan menjual suatu aktiva dan
likuidasi yang dilaksanakan secara terarah.
24
24
4. Nilai Bersih yang Dapat Direalisasi (Net Realisable Value),
merupakan jumlah kas yang diharapkan akan diterima atau dibayarkan
dari hasil pertukaran aktiva atau kewajiban dalam kegiatan normal
perusahaan. Pada umumnya, nilai bersih yang dapat direalisasi sama
dengan harga jual dikurangi dengan biaya-biaya penjualan normal.
5. Nilai Sekarang yang Didiskontokan (Current Discounted Value),
merupakan aktiva yang dinyatakan sebesar arus kas masuk bersih
dimasa depan yang didiskontokan ke nilai dari pos yang diharapkan
dapat memberikan hasil dalam pelaksanaan usaha normal kewajiban
dinyatakan ke nilai sekarang yang diharapkan akan diperlukan untuk
menyelesaikan kewajiban dalam pelaksanaan usaha.
2.2 Penelitian Terdahulu
No Thn Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian
1. 2007 Budi Mulia Pengakuan dan
Pengukuran
Pendapatan Menurut
PSAK No.23 pada PT.
Raya Utama Travel
Medan
Hasil analisis menunjukkan
bahwa perusahaan secara
teoritis telah memahami baik
tentang konsep pendapatan
pada saat pengakuan dan
pengukuran pendapatan,dan
dalam prakteknya juga telah
diterapkan sesuai PSAK
Nomor 23.
25
25
2. 2012 Yefie Ignasia
Worung
Analisis Penerapan
PSAK 23 terhadap
Pengakuan dan
Pengukuran
Pendapatan pada PT.
Telekomunikasi
Indonesia Kandatel
Manado
Hasil analisis menunjukkan
bahwa pendapatan jasa
telekomunikasi yang timbul
dari interkoneksi diakui
sebesar bagian pendapatan
masing-masing
penyelenggara yang
ditentukan sesuai dengan
perjanjian.
3. 2013 Saharia Samsu Analisis Pengakuan
Dan Pengukuran
Pendapatan
Berdasarkan PSAK
No.23 Pada PT.Misa
Utara Manado
Hasil analisis menunjukkan
bahwa pengakuan dan
pengukuran pendapatan pada
PT.Misa Utara Manado telah
sesuai dengan Psak No.23
26
26
2.3 Kerangka Konseptual
Pengakuan Pendapatan
(Revenue Recognition)
Pengukuran Pendapatan
(Revenue Measurement)
Metode Pengakuan
(Recognition) dan
Pengukuran (Measurement)
yang digunakan?
Pengakuan (Recognition) dan
Pengukuran (Measurement)
Pendapatan Menurut PSAK
Nomor 23
27
27
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian deskriptif, dimana penelitian ini bertujuan untuk memperoleh
deskripsi data yang mampu menggambarkan komposisi dan karakteristik
dari unit yang diteliti.
3.2 Deskripsi Populasi dan Penentuan Sampel
3.2.1 Populasi Penelitian
Populasi ialah keseluruhan objek penelitian, maka yang
menjadi populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan
Tjahaja Baroe Group Surabaya. Agen jasa travel yang
pendapatannya terdiri dari travel dan homestay.
3.2.2 Sampel Penelitian
Sampel ialah sebagian atau wakil dari populasi yang akan
diteliti dalam penelitian ini adalah laporan laba rugi tahun 2013
pada Tjahaja Baroe Group Surabaya.
3.3 Variabel dan Definisi Operasional Variabel
1. Recognition (pengakuan) yaitu proses pencatatan atau pencantuman
secara formal suatu hal ke dalam laporan keuangan dari entitas seperti
aktiva, kewajiban, pendapatan, pengeluaran atau sejenisnya.
28
28
2. Measurement (pengukuran) yaitu proses penetapan jumlah uang
untuk mengakui dan memasukkan setiap unsur laporan keuangan
dalam neraca atau laporan laba rugi.
3. Psak nomor 23 yaitu pernyataan standar akuntansi keuangan yang
mengatur tentang pendapatan.
3.4 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang dikumpulkan peneliti berupa data yang bersifat
kualitatif yang terdiri dari data primer dan data sekunder.
1. Data primer adalah data yang diperoleh dari pengamatan serta
wawancara langsung dengan sumber yang berhubungan dengan objek
yang diteliti, yaitu berupa kebijakan akuntansi perusahaan, serta
metode yang digunakan dalam setiap proyeknya.
2. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumentasi, terdiri
dari:
a. Arsip perusahaan, berupa gambaran umum dan struktur
perusahaan.
b. Penelitian kepustakaan, buku-buku, pendapat atau pemikiran
pihak lain berupa, makalah jurnal dan literatur lainnya yang
relevan.
3.5 Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
1. Survei Pendahuluan
Kegiatan awal yang peneliti lakukan untuk meneliti permasalahan
yang sedang dihadapi oleh perusahaan. Dalam hal ini peneliti memilih
29
29
Tjahaja Baroe Group Surabaya sebagai objek penelitian. Permasalahan
yang dihadapi oleh perusahaan kemudian diangkat sebagai judul
penelitian dengan menentukan batasan atau rumusan masalah agar
penelitian menjadi lebih fokus.
2. Survei Lapangan
Suatu metode pengumpulan data dimana peneliti mengadakan
pengamatan secara langsung ke tempat objek yang diteliti dengan
cara :
a. Teknik Dokumentasi
yaitu mengumpulkan data dan informasi melalui buku-buku,
jurnal, internet dan dengan melakukan penelitian terhadap dokumen-
dokumen dan laporan-laporan perusahaan yang berkaitan dengan
penelitian.
b. Teknik Wawancara
yaitu dengan melakukan teknik tanya jawab secara langsung
dengan manajemen perusahaan. Kepala bagian akuntansi, dan
karyawan-karyawan yang terkait yang dapat memberikan informasi
yang dibutuhkan dan data-data yang dapat digunakan dalam penulisan
skripsi ini.
3.6 Teknik Analisis Data
Dalam usaha mencari dan mengumpulkan data untuk penelitian ini,
maka peneliti menggunakan teknik analisis sebagai berikut :
30
30
1. Pengakuan Pendapatan (Revenue Recognition) dengan cara
membandingkan pengakuan pendapatan yang diterapkan oleh
Tjahaja Baroe Group Surabaya dengan Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan Nomor 23.
2. Pengukuran Pendapatan (Revenue Measurement) dengan cara
membandingkan pengukuran pendapatan Tjahaja Baroe Group
Surabaya dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor
23.
3. Metode pengakuan (recognition) dan pengukuran (measurement)
pendapatan terdiri dari dua metode yaitu :
a. Ada dua metode yang digunakan yaitu :
1. Accrual Basis yaitu pendapatan diakui pada periode
terjadinya transaksi pendapatan.
2. Cash Basis yaitu pendapatan dan beban hanya
diperhitungkan berdasarkan penerimaan dan pengeluaran
kas.
b. Pengukuran pendapatan diukur dengan nilai wajar imbalan
yang diterima atau yang akan diterima perusahaan dan
jumlah uang yang diterima dari konsumen dikurangi biaya-
biaya.
4. Pengakuan dan pengukuran pendapatan, apakah sesuai dengan
PSAK Nomor 23.
31
31
BAB IV
PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA
4.1. Penyajian Data
4.1.1 Gambaran Umum Tjahaja Baroe Group
Tjahaja Baroe travel dan homestay atau yang sering disebut
Tjahaja Baroe Group adalah salah satu agen jasa yang bergerak di
bidang biro perjalanan dan homestay. Tjahaja Baroe Group didirikan
oleh Bapak Barokah Sa’Di pada tanggal 11 november 2009 yang
beralamat di jalan Dukuh Kupang Timur XX no.34 Surabaya. Dalam
beberapa tahun sejak agen perjalanan wisata dan homestay ini
didirikan, belumlah mengalami kemajuan berarti. Tetapi dalam satu
tahun belakangan ini, semenjak Tjahaja Broe Group menambah media
promosi, kemajuan pesat dialami oleh agen penyedia jasa homestay
(penginapan) dan travel (penjualan tiket). Pada mulanya Tjahaja Baroe
Group ini didirikan bertujuan untuk menawarkan kamar-kamar pribadi
yang dilengkapi dengan fasilitas lengkap selayaknya rumah pribadi
yang memenuhi kebutuhan keluarga.
Karena semakin banyak para tamu homestay yang kesulitan
memesan tiket berpergian tujuan domestik maupun internasional maka
dibukalah Tjahaja Baroe Travel. Dengan melihat peluang usaha
tersebut Tjahaja Baroe Group membuka pelayanan pemesanan tiket
domestik dan internasional bagi para tamu homestay dan juga umum.
32
32
Sebagai fasilitas penunjang homestay sehingga tamu yang menyewa
homestay tidak perlu jauh-jauh untuk memesan tiket perjalanan.
Dalam menjalankan akitifitasnya, Tjahaja Baroe Group
bekerjasama dengan beberapa perusahaan yang bergerak dalam bidang
yang sama baik dari dalam negri maupun dari luar negri, hal ini
bertujuan untuk mempermudah dan mempercepat proses travel yang
dilakukan oleh perusahaan. Dalam hal promosi, Tjahaja Baroe Group
Surabaya memiliki dua media promosi. Promosi awal yaitu
bekerjasama dengan TVRI, Java Paragon, dan juga Salon Astuti
dengan cara menukar brosur. Jadi brosur Tjahaja Baroe Group
diperkenalkan dan disediakan untuk dibaca para pengunjung di TVRI,
Java Paragon, dan Salon Astuti. Media promosi kedua melalui website,
yahoo mail, facebook, blackberry messeger.
Setiap perusahaan mempunyai struktur organisasi yang berbeda.
Struktur organisasi ini berguna untuk memisahkan tugas dan
wewenang setiap karyawan perusahaan dalam melaksanakan
fungsinya. Struktur organisasi terdiri dari satuan organisasi yang diatur
sedemikian rupa sehingga terjadi hubungan antara satu bagian dengan
bagian yang lain. Bagan struktur Tjahaja Baroe Group Surabaya
dengan uraian tugas yang dipegang oleh masing-masing jabatan pada
Tjahaja Baroe Group dan good companies steps yang dimiliki Tjahaja
Baroe Travel dan Tjahaja Baroe Homestay adalah, sebagai berikut :
33
33
4.1.2 Good Companies Steps
1. Struktur Organisasi (Organization Chart) Tjahaja Baroe Travel
Gambar 4.1
Struktur Organisasi Tjahaja Baroe Travel
Job Desc :
Director bertugas :
a. Memberikan direction atau arahan.
b. Memastikan perusahaannya hidup, berjalan, dan profitable.
c. Evaluation General Manager dan Finance.
d. Menentukan S.O.P untuk General Manager dan Finance.
e. Menentukan hadiah (reward) dan sanksi (punishment).
f. Mengangkat dan memberhentikan pegawai.
g. Menentukan target.
h. Menjamin kesejahteraan karyawan.
Direktur
General Manager Finance
Sales Operational
(ticketing&hotel)
34
34
i. Memberikan solusi jika permasalahan sudah sangat
mendesak.
General Manager bertugas :
a. Memastikan pekerjaan sales on track.
b. Memastikan pekerjaan Operational on track.
c. Membuat S.O.P untuk sales dan operational.
d. Memastikan sales tembus target atau goal penjualan.
e. Memastikan pelayanan (service) dari operational
memuaskan dan cepat.
f. Problem solving dalam permasalahan yang dihadapi oleh
sales dan operational.
Finance bertugas :
a. Budgeting, Planning, Purchasing, Payment.
b. Menyiapkan S.O.P untuk keuangan.
c. Menyiapkan segala macam bentuk kwintansi, invoice, uang
kas masuk, uang kas keluar, dan segala bukti pembayaran
yang dapat dijadikan acuan untuk menagih.
d. Mengatur keuangan dan melakukan penghematan di segala
sektor.
e. Melakukan efisiensi expenditure.
35
35
f. Memberikan laporan lisan dan tertulis tentang operasional
selama sebulan, termasuk pemasukan, pengeluaran, laba
rugi dan semuanya.
g. Melakukan inventarisasi dan pemeliharaan asset.
h. Mengatur lemburan dan penambahan nilai.
i. Menerima dan mengecek pembayaran yang sudah atau
belum dilakukan.
Sales bertugas :
a. Mencari revenue sebanyak mungkin dengan menjual
produk yang ada dan ditawarkan di dalam perusahaan.
b. Mencari leads atau daftar konsumen untuk ditawarkan
produk.
c. Melakukan cara-cara lazim dalam perusahaan untuk
melakukan penjualan, termasuk canvassing, sales call,
online, dan cara-cara lainnya.
d. Mencapai target yang telah ditentukan oleh perusahaan.
Operational bertugas :
a. Melayani customer dengan pelayanan yang cepat dan
memuaskan.
36
36
b. Memberikan pilihan terbaik untuk customer tentang
pilihan-pilihan yang ada dalam bidang penerbangan, hotel,
dan lain sebagainya.
c. Mengirimkan e-ticket, invoice dan bukti pemesanan
(itinerary) kepada customer.
d. Membuat pencatatan untuk diberikan kepada bagian
finance.
e. Bertanggung jawab terhadap pemesanan tiket dan hotel
mengurusnya sampai closing.
f. Memberikan pelayanan sesuai yang diterapkan oleh S.O.P
perusahaan.
2. Visi dan Misi
Visi
o Menjadi top travel retailer dalam bidang ticketing domestik
maupun internasional dan hotel.
o Menjadi top travel di Indonesia dengan cabang di seluruh
Indonesia.
o Menjadi travel tour terbesar di Indonesia.
o Menjadi pelopor travel umroh haji terbesar di Indonesia.
Misi
o Memiliki total 3 cabang sampai tahun 2016.
37
37
o Manajemen travel yang berbasis agama islam dan memiliki
Corporate Social Responbility.
o Menjamin kesejahteraan karyawan baik dari segi financial
maupun kesehatan.
3. Goal
2015 2016 2017
Revenue
Pengeluaran I
Pengeluaran II
Profit 120,000,000 200,000,000 350,000,000
4. How To Get There
2015
Dengan profit pertahun mencapai Rp. 120,000,000 maka setiap
bulan profit yang bisa diharapkan adalah Rp. 10,000,000.
Profit sebesar Rp. 10,000,000 per bulan bisa didapatkan dengan
revenue yang telah dikurangkan biaya-biaya sehingga tercapai
angka tersebut.
Dengan asumsi saat ini, maka setidaknya dibutuhkan 3-4 orang
sales yang dikomandani oleh 1 orang sales manager.
Bidang jasa maka operational atau operator juga diharapkan
sekitar 2-3 orang yang dikomandani oleh 1 orang Operational
Manager.
Mulai diberlakukan shift siang dan malam.
Lakukan canvassing dan sales call serta on-line marketing.
38
38
Target pasar yang diharapkan dapat masuk kedalam travel adalah :
tour domestik, tour luar negri, tour bulan madu, reservasi hotel,
tiket pesawat, land only, bus dan bus mini.
Pasarnya adalah : sekolah-sekolah, pasangan baru menikah, ibu-ibu
PKK, kos-kosan, notaris di Surabaya dan Jawa Timur, pengacara,
kampus, event organizer dan lain sebagainya. Dan tempat-tempat
umum lain.
Memasang baliho atau poster di tempat-tempat umum.
Planning di awal bulan dan evaluasi di akhir bulan.
5. Target Market
a. Pasangan yang baru menikah dan akan melakukan bulan madu
(kerjasama dengan Wedding Organizer, fotografer, perias, dan
catering).
b. Sarana pendidikan (sekolah, kampus, bimbingan belajar, pondok
pesantren)
c. Notaris yang ada di Surabaya dan sekitarnya.
d. Perkantoran (memasarkan tour dan pembayaran mundur).
e. Pengacara di Surabaya dan sekitarnya.
f. Kos-kosan di Surabaya dan sekitarnya.
g. Tamu homestay.
h. Homestay dan guest house di Surabaya dan sekitarnya.
i. Umum untuk pemasaran agency.
39
39
6. Strategi
a. Pencapaian omzet at least sebesar 80% pertahun.
b. Canvassing : perumahan-perumahan, bank, perkantoran.
c. Online market (facebook, twitter, web, dsb)
d. Pembukaan branch pada 11 November 2015
7. Target per person
8. Evaluation
9. Rewards : Incentive, commissions, bonus
10. Punishment
a. Sales
Less than 50% di peringatan pertama
Less than 50% kedua kali kena surat peringatan
Less than 50% ketiga kali Fired
b. Operational
Not helping sales with online marketing and sales call, SP
sampai pemecatan.
c. Manager
Jika performa dari sales dan operational tidak memenuhi
harapan dan target yang dibebankan sebanyak 3 kali
berturut-turut maka akan diberi peringatan.
40
40
Jika tidak menjalankan organisasi sesuai dengan SOP yang
ditentukan, maka akan ada peringatan keras sampai sanksi
disiplin dan skorsing.
4.1.3 Good Companies Steps
1. Struktur Organisasi (Organization Chart) Tjahaja Baroe Homestay
Gambar 4.2
Struktur Organisasi Tjahaja Baroe Homestay
Job Desc:
General Manager bertugas:
a. Memberikan direction atau arahan.
b. Memastikan perusahaannya hidup,berjalan, dan profitable.
c. Evaluation Operational Manager dan Finance.
General Manager
Operational
Manager
Room
Division
Finance
House
Keeping
Front
Office
F&B Sales Umum
41
41
d. Menetukan S.O.P untuk OM dan Finance.
e. Menetukan reward dan punishment.
f. Mengangkat dan memberhentikan pegawai.
g. Menentukan target.
h. Menjamin kesejahteraan karyawan.
i. Memberikan solusi jika permasalahan sudah sangat
mendesak.
j. Berperan juga sebagai Public Relationship bagi umum.
Operational Manager bertugas:
a. Membuat S.O.P untuk sales, F&B, umum, dan Room
Division.
b. Memastikan pekerjaan sales on track dan sesuai S.O.P
c. Memastikan F&B Operational on track dan sesuai S.O.P
d. Memastikan pekerjaan Room Division on track dan sesuai
S.O.P
e. Memastikan pekerjaan umum on track dan sesuai S.O.P
f. Memastikan pelayanan service dari Room Division dan
F&B memuaskan dan cepat.
g. Problem solving dalam permasalahan yang dihadapi oleh
sales, room division, F&B, Marketing, dan umum.
h. Memberikan pembagian tugas yang jelas kepada room
division, F&B, marketing, dan umum.
42
42
i. Memberikan S.O.P pekerjaan kepada room division, F&B,
umum, dan sales.
j. Bertanggung jawab kepada GM untuk pencapaian target
revenue yang dibebankan kepada Front Office dan Sales,
baik dari target keuangan maupun okupansi kamar.
k. Bertanggung jawab terhadap kinerja room division, sales,
F&B, dan bagian umum.
l. Bertanggung jawab terhadap pemesanan tiket dan hotel
mengurusnya sampai closing.
m. Menjaga citra dan nama baik Tjahaja Baroe Homestay di
mata masyarakat.
n. Mengadakan kegiatan rutin mingguan atau bulanan untuk
media promosi Tjahaja Baroe Homestay.
o. Memberikan pelayanan sesuai yang diterapkan oleh S.O.P
perusahaan.
p. Sekaligus menjadi Public Relationship untuk perusahaan.
Finance
a. Budgeting, Planning, Purchasing, Payment.
b. Menyiapkan S.O.P untuk keuangan.
c. Menyiapkan segala macam bentuk kwintansi, invoice, uang
kas masuk, uang kas keluar, dan segala bukti pembayaran
yang dapat dijadikan acuan untuk menagih.
43
43
d. Mengatur keuangan dan melakukan penghematan di segala
sektor.
e. Melakukan efisiensi expenditure.
f. Memberikan laporan lisan dan tertulis tentang operasional
selama sebulan, termasuk pemasukan, pengeluaran, laba
rugi dan semuanya.
g. Melakukan inventarisasi dan pemeliharaan asset.
h. Mengatur lemburan dan penambahan nilai.
i. Menerima dan mengecek pembayaran yang sudah atau
belum dilakukan.
Sales
a. Mencari revenue sebanyak mungkin dengan menjual
produk yang ada dan ditawarkan di dalam perusahaan.
b. Mencari leads atau daftar konsumen untuk ditawarkan
produk.
c. Melakukan cara-cara lazim dalam perusahaan untuk
melakukan penjualan, termasuk canvassing, sales call,
online, dan cara-cara lainnya.
d. Mencapai target yang telah ditentukan oleh perusahaan.
e. Bekerjasama dengan berbagai travel agent, pos taxi,
kampus, dan lain sebagainya.
f. Membuat Tjahaja Baroe Homestay dikenal melalui
berbagai media, termasuk media social, cetak atau apapun.
44
44
g. Menentukan target pasar yang jelas dan potensial untuk
kelangsungan usaha Tjahaja Baroe Homestay.
Room Division (Front Office)
a. Reception (melayani check-in dan check-out tamu)
Melayani penerimaan kedatangan tamu per orang,
rombongan, dan tamu-tamu penting.
Melaksanakan pendaftaran tamu yang menginap.
Memberikan penjelasan tentang fasilitas kamar bila
diperlukan.
Menangani proses keberangkatan tamu.
Membuat laporan penjualan kamar.
Pengarsipan, termasuk suka duka tamu menginap di
homestay yang akan dijadikan feedback maupun
evaluasi di kemudian hari.
Menangani keluhan-keluhan tamu.
b. Pelayanan penanganan barang bawaan tamu (uniform
service)
Menangani barang-barang bawaan pada saat tamu
datang.
Menangani penitipan barang tamu.
Memberikan pelayanan informasi kepada tamu.
45
45
Menjemput dan mengantarkan tamu pada waktu
datang dan berangkat.
c. Reservation
Melayani pemesanan kamar dari segala sumber.
Melaksanakan proses pekerjaan pemesanan kamar
termasuk memberikan konfirmasi kamar.
Mengarsipkan pemesanan kamar sesuai dengan
tanggal, dan bulan kedatangan tamu.
Melakukan pengecekan situasi jumlah dan jenis
kamar yang terjual dan belum terjual.
d. Information (memberikan penjelasan-penjelasan untuk
diberikan kepada tamu yang menginap maupun tidak
menginap).
e. Cashier (menerima uang masuk dari tamu untuk kemudian
disampaikan kepada finance).
f. Menjaga kebersihan ruang receptionist dan ruang lobby.
g. Memastikan kelengkapan kamar sudah siap saat akan
dijual, termasuk keberadaan complimentary drink (air
putih), bak terisi penuh, AC menyala dan dingin, kettle
beserta kopi dan set cupnya, handuk, sabun, dan keset yang
kering dan bersih. Serta memastikan kamar harum serta
tidak timbul bau dari kamar mandi maupun kamar itu
sendiri.
46
46
Room Division ( House Keeping)
a. Menjaga kebersihan kamar.
b. Membersihkan kamar mandi.
c. Merapikan tempat tidur.
d. Dusting, mopping, kuras kamar mandi.
e. Mempersiapkan kamar saat tamu belum check-in.
f. Merapikan kamar saat tamu check-out.
g. Membersihkan lobby, lobby atas, kamar mandi umum,
dapur, tempat jemuran, gudang, kantor travel.
h. Menjaga kenyamanan kamar dan memastikan kamar mandi
dalam keadaan kering, harum, bersih dan tidak ada
sumbatan-sumbatan yang mengganggu kenyamanan tamu.
2. Visi dan Misi Homestay
Visi
o Menjadi homestay 7 kamar yang terkenal di dalam dan luar
negri karena keunikannya, dan keramahan pegawainnya.
o Menjadi homestay yang paling nyaman dan servis memuaskan
di antara homestay atau guest house lain.
o Menjadi homestay yang standar kamar dan pelayanannya setara
dengan hotel bintang 3.
47
47
o Menjadi homestay dengan franchise paling banyak se
Indonesia.
Misi
o Membuka satu cabang Tjahaja Baroe Homestay di Semarang
pada tahun 2015 dengan 35 kamar.
o Membuka cabang kedua Tjahaja Baroe Homestay di Jogjakarta
dengan 50 kamar.
o Manajemen homestay yang berbasis agama islam dan memiliki
Corporate Social Responsibility.
o Menjamin kesejahteraan karyawan baik dari segi financial
maupun kesehatan.
3. Goal
2015 2016 2017
Revenue
Pengeluaran I
Pengeluaran II
Profit 300,000,000 500,000,000 750,000,000
4. How To Get There
2015
Dengan profit pertahun mencapai Rp. 300,000,000 maka setiap
bulan profit yang bisa diharapkan adalah Rp. 25,000,000.
48
48
Profit sebesar Rp. 25,000,000 per bulan bisa didapatkan dengan
revenue yang telah dikurangkan dengan biaya-biaya sehingga
tercapai angka tersebut.
Dengan asumsi saat ini, maka setidaknya dibutuhkan 2-3 orang
sales yang dikomandani oleh 1 orang sales manager.
Untuk menjaga kualitas kamar, maka seluruh staff dari Tjahaja
Baroe Homestay harus bahu-membahu untuk menembus target
tersebut.
Mulai diberlakukan shift siang dan malam.
Lakukan canvassing dan sales call serta on-line marketing.
Target pasar yang diharapkan dapat masuk kedalam Homestay
adalah: perkantoran, pernikahan, komunitas-komunitas tertentu.
Pasarnya adalah : sekolah-sekolah, pasangan baru menikah, ibu-ibu
PKK, kos-kosan, notaris di Surabaya dan Jawa Timur, pengacara,
kampus, event organizer dan lain sebagainya. Dan tempat-tempat
umum lain.
Memasang baliho atau poster di tempat-tempat umum.
Planning di awal bulan dan evaluasi di akhir bulan.
5. Target Market
a. Perkantoran-perkantoran yang memang sering berpergian ke
Surabaya.
b. Gedung-gedung perkawinan.
c. Wedding Organizer, photographer, make up, catering.
49
49
d. Kampus-kampus di Surabaya dan sekitarnya.
e. Sekolah-sekolah di luar kota.
f. Travel agent di Surabaya.
g. Komunitas back packer.
h. Stasiun televisi swasta dkk.
i. Rental mobil, restoran, dan sebagainya.
6. Strategi
a. Pencapaian omzet at least sebesar 80% pertahun.
b. Canvassing : perumahan-perumahan, bank, perkantoran.
c. Online market (facebook, twitter, web, dsb).
d. Pembukaan branch pada 11 November 2014.
e. Penyebaran brosur.
f. Pemasangan iklan di Koran.
g. Penerapan Palugada.
7. Target Per Person
8. Evaluation
9. Rewards
a. Incentive
b. Comissions
c. Bonus
10. Punishment
a. Sales
Less than 50% di peringatan pertama.
50
50
Less than 50% kedua kali kena surat peringatan.
Less than 50% ketiga kali Fired.
b. Operational
5 Not helping sales with online marketing and sales call, SP sampai
pemecatan.
c. Manager
6 Jika performa dari sales dan operational tidak memenuhi harapan dan target
yang dibebankan sebanyak 3 kali berturut-turut maka akan diberi peringatan.
7 Jika tidak menjalankan organisasi sesuai dengan SOP yang ditentukan, maka
akan ada peringatan keras sampai sanksi disiplin dan skorsing.
4.1.4 Sumber dan Jenis Pendapatan
Pendapatan yang diperoleh Tjahaja Baroe Group dapat
diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu pendapatan yang berasal
dari aktifitas Tjahaja Baroe Group dan pendapatan yang bukan
berasal dari aktifitas Tjahaja Baroe Group.
Pendapatan yang diperoleh dari aktifitas Tjahaja Baroe Group,
yaitu:
A. Pendapatan dari Travel
Pendapatan travel pada Tjahaja Baroe Group Surabaya
diperoleh dari penjualan tiket kepada konsumen. Dimana Tjahaja
Baroe Group Surabaya terlebih dahulu harus mendepositkan
51
51
sejumlah uang kepada World Seller sebagai uang pembayaran tiket
awal kepada World Seller. Sehingga uang pembayaran dari
pembeli menjadi milik Tjahaja Baroe Group seutuhnya. Bagian
yang menangani travel ini khusus menangani pelayanan penjualan
tiket pesawat udara. Bagian travel ini hanya mengadakan hubungan
kerjasama dengan World Seller. Khusus dalam penjualan tiket
pesawat, bagian ini berfungsi sebagai sub agen, karena
mengadakan perjanjian khusus dengan world seller atau agen disini
bekerja sama dengan banyak pihak maskapai penerbangan antara
lain Garuda Indonesia, Citilink, Lion Air, Sriwijaya Air, Air Asia.
Adapun komisi yang diperoleh dari penjualan tiket tersebut, yaitu:
1. Tiket domestik, mendapat komisi sebesar 10%, dan
2. Tiket internasional, mendapat komisi 11%
Dalam penjualan tiket, ada beberapa proses yang harus dilakukan,
yaitu:
a. Calon pembeli memesan tiket ke Tjahaja Baroe Group terhadap
seat pesawat sesuai dengan yang diinginkan, baik secara
langsung maupun melalui telepon dan online.
b. Setelah dicatat ke formulir khusus yang dikeluarkan oleh
perusahaan, maka dilakukanlah reservasi ke perusahaan
penerbangan.
c. Kemudian status dipertanyakan apakah statusnya sudah “Ok,
waiting, list atau request”.
52
52
d. Kemudian petugas travel bagian ini mengeluarkan order form
terhadap tiket yang berguna untuk penerbitan tiket.
e. Setelah tiket diterbitkan, baru kemudian diberikan kepada calon
pembeli atau klien.
f. Pembayaran bila pemesanan datang langsung ke tempat travel
maka bisa langsung dibayarkan ke kasir. Sedangkan bila
pemesanan tiket melalui telepon dan online bisa melalui
transfer, yang terakhir bila pemesan membayar secara kredit
Tjahaja Baroe Group akan menunggu pembayaran tersebut
paling lambat satu minggu setelah pemesanan.
Dalam pemesanan tiket pesawat terbang Tjahaja Baroe Group
Surabaya bekerjasama dengan beberapa perusahaan lain yang
menjadi pelanggan tetapnya. Pelanggan tetap yang dimaksud yaitu
pelanggan atau perusahaan lain yang telah menjalin kerjasama
dengan Tjahaja Baroe Group yang secara rutin dalam memesan
tiket pesawat. Kerjasama yang dibuat dengan perusahaan
pelanggan antara lain adalah dalam hal pembayaran tiket yang
dipesan.
Tiket yang dijual kepada pelanggan, pembayarannya ada yang
dilakukan secara tunai, melalui online dan ada pula yang dilakukan
secara kredit. Penjualan yang secara kredit diberikan batasan waktu
satu minggu untuk melunasi. Penjualan secara tunai, pelanggan
dapat membeli tiket langsung ke Tjahaja Baraoe Group Surabaya
53
53
khusus ke bagian travel. Apabila terjadi pembatalan oleh pembeli
setelah pembeli tiket membayar lunas maka akan ada refund atau
pengembalian uang pembeli tetapi menunggu persetujuan pihak
maskapai penerbangan. Dan dalam hal ini Tjahaja Baroe Group
memperoleh pendapatan dari pembatalan tiket yang dipesan oleh
pembeli.
B. Pendapatan dari Homestay
Pendapatan homestay yang dimiliki oleh Tjahaja Baroe
Group Surabaya diperoleh dari menyewakan kamar-kamar pribadi
yang dilengkapi dengan fasilitas yang memenuhi kebutuhan
keluarga. Harga sewa kamar termasuk juga dalam pendapatan dari
aktivitas Tjahaja Baroe Group. Setiap kamar dilengkapi dengan
berbagai fasilitas yang dapat membuat nyaman para penyewanya.
Berbagai fasilitas itu antara lain: kamar mandi pribadi&shower, air
conditioner, tv chanel, water heater, breakfast, welcome drink,
kamar bebas rokok, layanan kamar 24 jam dan layanan wifi. Akses
homestay Tjahaja Baroe Group Surabaya ke tempat perbelanjaan
atau ke pusat kota Surabaya juga cukup mudah. Cara reservasi
homestay Tjahaja Baroe Group bisa dengan cara datang langsung
ke Tjahaja Baroe Group atau dengan cara reservasi melalui
telepon. Setiap ada pengunjung homestay harus menunjukkan kartu
identitas diri (KTP). Dapat membayar uang sewa di muka (check
in) dan juga bisa membayar di akhir (check out).
54
54
C. Pendapatan Administrasi Tjahaja Baroe Group
Pendapatan ini adalah pendapatan diluar kegiatan operasi
normal Tjahaja Baroe Group yang dijadikan sebagai sarana
penunjang usaha. Pendapatan ini antara lain meliputi
pendapatan yang berasal dari bunga tabungan, juga pendapatan
yang berasal dari biaya administrasi.
Pendapatan bunga tabungan yaitu pendapatan yang diterima
Tjahaja Baroe Group melalui tabungannya yang akan
mempengaruhi posisi keuangan pada akhir periode pelaporan.
Pendapatan yang diperoleh dari biaya administrasi yaitu
pendapatan yang diperoleh dari pembeli tiket yang
membatalkan pesanan tiketnya.
4.2 Analisis Data
4.2.1 Penyajian Data
A. Pengakuan Pendapatan Tjahaja Baroe Group
Pengakuan pendapatan menurut prinsip berlaku umum pada
Tjahaja Baroe Group menjelaskan dalam hal kebijaksanaan
mengenai pengakuan pendapatan sebagai hasil dari penjualan jasa
travel dan jasa penginapan atau homestay lebih mengacu pada
konsep accrual basis, yakni pendapatan diakui pada saat setelah
terjadinya pendapatan dan biaya pada periode bersamaan. Dengan
55
55
kata lain pendapatan harus sejalan dengan biaya pada periode
tersebut.
Pada saat penjualan telah terjadi atau jasa telah
dilaksanakan maka akan terjadi suatu hubungan timbal balik dalam
hal menerima pembayaran. Penjualan secara kredit diakui sama
seperti penjualan tunai, perbedaannya hanya terjadi pada piutang
yang akan bertambah dan akan berkurang jika kas diterima.
Pendapatan pada Tjahaja Baroe Group sebagai hasil dari
penjualan jasa, dapat dikatakan apabila pembeli tiket dan
konsumen homestay telah membayar. Saat itu Tjahaja Baroe
Group akan mengeluarkan nota debet kepada pemakai jasa untuk
melakukan pembayaran. Pembayaran bisa dilakukan secara
langsung dengan datang langsung ke Tjahaja Baroe Group atau di
transfer melalui rekening.
Laporan penjualan tiket Tjahaja Baroe Travel selama
setahun mulai bulan Januari sampai dengan Desember 2013.
Tabel 4.1
Penjualan Tiket
NO BULAN JUMLAH
1 Januari Rp 59.983.452
2 Februari Rp 18.527.000
3 Maret Rp 28.762.193
4 April Rp 30.047.700
5 Mei Rp 40.040.564
6 Juni Rp 56.917.200
56
56
7 Juli Rp 64.388.184
8 Agustus Rp 53.730.889
9 September Rp 64.770.070
10 Oktober Rp 37.956.736
11 November Rp 83.778.500
12 Desember Rp 90.047.761
Total Rp 628.950.249
Laporan penjualan kamar dalam setahun mulai Januari sampai
dengan Desember 2013.
Tabel 4.2
Penjualan Kamar
Laporan keuangan Tjahaja Baroe Group Surabaya sengaja dipisah karena
pemilik ingin mengetahui aliran pendapatan dan pengeluaran masing-masing yang
berasal dari travel dan homestay sehingga diketahui dengan jelas mana yang
mengalami penurunan atau pun kenaikan. Berikut ini laporan keuangan Tjahaja
Baroe Travel dan Tjahaja Baroe Homestay.
Laporan laba rugi Tjahaja Baroe Travel tahun 2013 sebagai berikut :
NO BULAN JUMLAH
1 Januari Rp 15.843.000
2 Februari Rp 22.258.535
3 Maret Rp 18.102.378
4 April Rp 27.678.761
5 Mei Rp 29.887.127
6 Juni Rp 35.187.509
7 Juli Rp 32.166.899
8 Agustus Rp 24.921.762
9 September Rp 14.046.000
10 Oktober Rp 18.993.250
11 November Rp 16.778.990
12 Desember Rp 28.476.866
Total Rp 287.100.000
57
57
Tabel 4.3
Laporan Laba Rugi
*HPP : Harga pokok penjualan dimana hpp ini di peroleh dari harga yang dibeli
dari agen tiket.
Laporan perubahan modal Tjahaja Baroe Travel tahun 2013 sebagai berikut :
Tabel 4.4
Laporan Perubahan Modal
TJAHAJA BAROE TRAVEL
Laporan Laba Rugi
Untuk Periode yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2013
Pendapatan
Penjualan Rp 628.950.249
HPP (Rp 565.461.020)
Laba Kotor Rp 63.489.229
Beban Usaha
Beban Penjualan Rp 40.176.307
Beban administrasi&umum Rp 15.832.197
Jumlah beban usaha (Rp 56.008.504)
Laba Usaha Rp 7.480.725
58
58
Neraca Tjahaja Baroe Travel pada tahun 2013 sebagai berikut :
Tabel 4.5
Neraca
TJAHAJA BAROE TRAVEL
Laporan Perubahan Modal
Untuk Periode yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2013
Modal, 1 Desember 2013 Rp 477.687.620
Laba bersih bulan Desember 2013 Rp 7.480.725
Rp 485.168.345
Prive (Rp 45.589.600)
Modal 31 Desember 2013 Rp 439.578.745
TJAHAJA BAROE TRAVEL
Neraca
31 Desember 2013
Aktiva
Kas Rp 208.956.874
Piutang Dagang Rp 149.457.346
Perlengkapan Rp 69.850.745
Peralatan Rp 55.200.480
Jumlah Aktiva Rp 483.465.445
Kewajiban
Utang Usaha Rp 43.886.700
Modal
Modal TBT Rp 439.578.745
Jumlah Passiva Rp 483.465.445
59
59
Laporan laba rugi Tjahaja Baroe Homestay tahun 2013 sebagai berikut :
Tabel 4.6
Laporan Laba Rugi
Laporan perubahan modal Tjahaja Baroe Homestay tahun 2013 sebagai berikut:
Tabel 4.7
Laporan Perubahan Modal
TJAHAJA BAROE HOMESTAY
Laporan Laba Rugi
Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2014
Pendapatan :
Pendapatan Kamar Rp 287.100.000
Beban Operasi
Beban gaji Rp 97.850.000
Beban listrik,air&telepon Rp 50.603.063
Beban asuransi Rp 4.500.000
Beban lain-lain Rp 65.890.004
Jumlah Beban Usaha (Rp 218.843.067)
Laba Bersih Operasi Rp 68.256.933
Pendapatan di Luar operasi
Pendapatan Bunga Rp 4.316.288
Laba Bersih Rp 72.573.221
60
60
Neraca Tjahaja Baroe Homestay pada tahun 2013 sebagai berikut :
Tabel 4.8
Neraca
Berikut ini data karyawan Tjahaja Baroe Group bulan Mei 2014 sebagai berikut :
TJAHAJA BAROE HOMESTAY
Laporan Perubahan Modal
Untuk Periode yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2013
Modal, 1 Desember 2013 Rp 314.870.990
Laba bersih bulan Desember 2013 Rp 72.573.221
Rp 387.444.211
Prive (Rp 97.532.488)
Modal 31 Desember 2013 Rp 289.911.723
TJAHAJA BAROE HOMESTAY
Neraca
31 Desember 2013
Aktiva
Kas Rp 189.506.704
Piutang Dagang Rp 5.680.290
Perlengkapan Rp 45.787.580
Peralatan Rp 48.937.149
Jumlah Aktiva Rp 289.911.723
Kewajiban
Utang Usaha Rp 35.600.874
Modal
Modal TBH Rp 282.476.513
Jumlah Passiva Rp 289.911.723
61
61
Tabel 4.9
Data Karyawan Berdasarkan Jenis Kelamin
Uraian Jumlah Presentase
A. Jenis Kelamin
1. Laki-laki 4 57%
2. Wanita 3 43%
Total 7 100%
Data karyawan berdasarkan jenis kelamin. Karyawan yang berjenis
kelamin Laki-laki berjumlah 4 orang dengan presentase 57%. Karyawan yang
berjenis kelamin wanita berjumlah 3 orang dengan presentase 43%. Total
keseluruhan karyawan berjumlah 7 orang dengan presentase 100%.
Tabel 4.10
Data Karyawan Berdasarkan Usia
Uraian Jumlah Presentase
B. Usia (tahun)
1. 18-39 5 71%
2. 40-50 2 29%
3. 51-55 0 0
4. >55 0 0
Total 7 100%
Data karyawan berdasarkan usia. Karyawan yang berusia 18-39 tahun
berjumlah 5 orang dengan presentase 71%. Karyawan yang berusia 40-50 tahun
berjumlah 2 orang dengan presentase 29%. Karyawan yang berusia 51-55 tahun
dan berusia >55 berjumlah 0. Dengan total keseluruhan karyawan berjumlah 7
orang dengan presentase 100%.
62
62
Tabel 4.11
Data Karyawan Berdasarkan Pendidikan
Uraian Jumlah Presentase
C. Pendidikan
1. SD 0 0
2. SLTP 0 0
3. SLTA 6 86%
4. D1, D2, D3 0 0
5. S1 1 14%
6. S2, S3 0 0
Total 7 100%
Data karyawan berdasarkan pendidikan. Karyawan yang berpendidikan
SLTA berjumlah 6 orang dengan presentase 86%. Karyawan yang berpendidikan
S1 berjumlah 1 orang dengan presentase 14%. Total keseluruhan karyawan
berjumlah orang dengan presentase 100%.
Tabel 4.12
Data Karyawan Berdasarkan Status Pegawai
Uraian Jumlah Presentase
D. Status Pegawai
1. Pegawai Tetap 6 86%
2. Pegawai Kontrak 1 14%
3. Pegawai Honor 0 0
4. Lain-lain 0 0
Total 7 100%
Data karyawan berdasarkan status pegawai. Karyawan yang
berstatuspegawai tetap berjumlah 6 orang dengan presentase 86%. Karyawan
63
63
yang berstatus pegawai kontrak berjumlah 1 orang dengan presentase 14%. Total
keseluruhan karyawan berjumlah orang dengan presentase 100%.
Tabel 4.13
Data Karyawan Berdasarkan Tingkat Jabatan
Uraian Jumlah Presentase
E. Tingkat Jabatan
1. Direktur 1 14%
2. General Manager 2 29%
3. Operational Manager 1 14%
4. Finance 1 14%
5. Room Division 2 29%
Total 7 100%
Data karyawan berdasarkan tingkat jabatan. Direktur berjumlah 1 orang
dengan presentase 14%. General Manager berjumlah 2 orang dengan presentase
29%. Operational Manager 1 orang dengan presentase 14%. Finance 1 orang
dengan presentase 14%. Dan Room Division berjumlah 2 orang dengan
presentase 29%. Total keseluruhan karyawan berjumlah 7 orang dengan
presentase 100%.
Tabel 4.14
Data Karyawan Berdasarkan Status
Uraian Jumlah Presentase
F. Status
1. Belum Menikah 4 57%
2. Menikah 3 43%
Total 7 100%
64
64
Data karyawan berdasarkan status. Karyawan yang belum menikah
berjumlah 4 orang dengan presentase 57%. Dan karyawan yang telah menikah
berjumlah 3 orang dengan presentase 43%. Total keseluruhan karyawan
berjumlah 7 orang dengan presentase 100%.
Fasilitas yang tersedia di kamar-kamar yang disewakan oleh Tjahaja Baroe
homestay sebagai berikut :
Tabel 4.15
Keterangan Kamar
Standart Double Twin
Maksimal 2 orang
Lebih orang chas Rp 25.000
Maksimal 4 orang
Lebih orang chas Rp 25.000
Harga normal : Rp 275.000
Harga include breakfast : Rp 300.000
Harga normal : Rp 350.000
Harga include breakfast : Rp 375.000
Nomor Kamar : 101, 102, 103, 205, 206,
207
Nomor Kamar : 204
Fasilitas Kamar :
1. Bed king size (1)
2. Kamar mandi pribadi&shower
3. Air conditioner (AC)
4. TV chanel
5. Water heater
6. Welcome drink
7. Kamar bebas rokok
8. Layanan kamar 24 jam
9. Free WIFI
Fasilitas Kamar :
1. Bed king size (2)
2. Kamar mandi pribadi&shower
3. Air conditioner (AC)
4. TV chanel
5. Water heater
6. Welcome drink
7. Kamar bebas rokok
8. Layanan kamar 24 jam
9. Free WIFI
Tambah bed (kasur) : Rp 25.000 Tambah bed (kasur) : Rp 25.000
Check In/Check Out tidak sesuai jam chas
: Rp 150.000
Check In/Check Out tidak sesuai jam
chas : Rp 150.000
65
65
Perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa pada umumnya lebih
cocok untuk menggunakan metode accrual basis, karena pada akhir
periode akan lebih jelas kelihatan pendapatan yang benar-benar telah
terjadi atau yang telah terealisasi. Jika hasil suatu transaksi tidak dapat
diestimasi dengan andal dan kecil kemungkinan biaya yang terjadi akan
diperoleh kembali, pendapatan tidak dapat diakui sebagai beban. Saat
menentukan pendapatan diakui, dapat ditinjau bila besar kemungkinan
manfaat ekonomi masa depan akan mengalir ke perusahaan dapat diukur
dan diprediksi dengan andal.
Hal-hal yang mendasari Tjahaja Baroe Group menggunakan
kriteria pengakuan pendapatan dari hasil penjualan jasa berdasarkan
accrual basis, yaitu:
1. Mengingat sifat dari pada cash flow Tjahaja Baroe Group yang
selalu mempertimbangkan keseimbangan antara pendapatan
dengan biaya.
2. Saat penjualan terjadi, dalam hal menyewakan kamar-kamar
homestay yang telah di sewa, maka pendapatan telah diakui
berdasarkan transaksi penjualan jasa.
3. Saat pembayaran diterima secara tunai, apabila terdapat
ketidakpastian yang cukup besar mengenai piutang maka
pengakuan pendapatan dapat ditunda sampai kas diterima. Hal ini
disebabkan, sebagian besar biaya telah ditentukan oleh Tjahaja
Baroe Group sebelum transaksi dilaksanakan.
66
66
Terhadap penyisihan piutang ragu-ragu, Tjahaja Baroe Group tidak
menetapkan kebijaksanaan apapun. Penghapusan piutang tak tertagih
ini dilakukan apabila ada persetujuan dari pimpinan. Transaksi
penjualan jasa yang telah dilakukan Tjahaja Baroe Group akan disertai
dengan pengeluaran sebuah bukti kepada pemakai jasa sebagai tanda
telah disetujui transaksi penjualan jasa dan service tersebut. Bukti yang
menjadi pertinggal bagi perusahaan akan digunakan sebagai bukti
untuk menerbitkan nota debet kepada langganan. Kemudian bukti
tersebut akan diberikan kepada bagian keuangan sebagai bukti untuk
penerimaan dan akan disimpan sebagai file oleh bagian pembukuan.
Beberapa ahli akuntansi berpendapat bahwa untuk pengakuan
pendapatan sebenarnya tidak harus selalu terjadi pertukaran. Namun
yang di anggap kritis adalah bahwa pengukuran objektif mungkin saja
dapat dicapai, apakah pertukaran telah terjadi atau tidak, di samping
proses laba memang benar-benar telah diselesaikan. Oleh sebab itu,
saat pengakuan pendapatan merupakan penentuan yang sangat kritis,
mengingat kesalahan dalam penentuan ini akan berakibat fatal pada
kelayakan periodik dan nantinya tentu saja akan mempengaruhi suatu
informasi keuangan yang diperoleh dalam mengambil keputusan
pimpinan.
B. Pengukuran Pendapatan Tjahaja Baroe Group
Pendapatan diukur dengan jumlah uang ekuivalen yang dapat
diterima dengan harga yang disetujui oleh kedua belah pihak dan
67
67
dipertukarkan dalam bentuk independen. Jumlah uang yang ekuivalen
ini dapat diterapkan untuk pengukuran dan diperoleh dari transaksi non
kas. Dengan dasar ini maka besarnya pendapatan adalah sama dengan
harga tunai dalam penjualan tiket dan aktiva lainnya. Jumlah
pendapatan yang timbul dari suatu transaksi, biasanya ditentukan oleh
persetujuan antara perusahaan dan pembeli atau pemakai aktiva
tersebut. Jumlah tersebut diukur dengan nilai wajar imbalan yang
diterima perusahaan dikurangi diskon yang diperbolehkan oleh
perusahaan.
Tabel 4.16
Pendapatan Penjualan Kamar Tahun 2013
No Bulan Jenis Harga Jumlah Total
Standart
Double
Twin
1. Januari 43 - Rp 300.000 Rp 12.900.000
Rp 15.900.000 - 8 Rp 375.000 Rp 3.000.000
2. Februari 54 - Rp 300.000 Rp 16.200.000
Rp 22.950.000 - 18 Rp 375.000 Rp 6.750.000
3. Maret 48 - Rp 300.000 Rp 14.400.000
Rp 18.900.000 - 12 Rp 375.000 Rp 4.500.000
4. April 74 - Rp 300.000 Rp 22.200.000
Rp 27.825.000 - 15 Rp 375.000 Rp 5.625.000
5. Mei 85 - Rp 300.000 Rp 25.500.000
Rp 29.625.000 - 11 Rp 375.000 Rp 4.125.000
6. Juni 90 - Rp 300.000 Rp 27.000.000
Rp 35.625.000 - 23 Rp 375.000 Rp 8.625.000
7. Juli 75 - Rp 300.000 Rp 22.500.000
Rp 32.625.000 - 27 Rp 375.000 Rp 10.125.000
8. Agustus 59 - Rp 300.000 Rp 17.700.000
Rp 24.825.000 - 19 Rp 375.000 Rp 7.125.000
9. September 43 - Rp 300.000 Rp 12.900.000
68
68
- 5 Rp 375.000 Rp 1.875.000 Rp 14.775.000
10. Oktober 55 - Rp 300.000 Rp 16.500.000
Rp 18.750.000 - 6 Rp 375.000 Rp 2.250.000
11. November 50 - Rp 300.000 Rp 15.000.000
Rp 16.500.000 - 4 Rp 375.000 Rp 1.500.000
12. Desember 81 - Rp 300.000 Rp 24.300.000
Rp 28.800.000 - 12 Rp 375.000 Rp 4.500.000
Jumlah
757 - Rp 300.000 Rp 227.100.000
Rp 287.100.000 - 160 Rp 375.000 Rp 60.000.000
Pengukuran akuntansi haruslah diarahkan ke penyajian informasi
relevan untuk penggunaan yang ditetapkan. Akan tetapi pembatasan data
yang tersedia dan ciri-ciri tertentu dari lingkungan membatasi keakuratan
pengukuran. Nilai tukar produk atau jasa sebagai hasil penjualan
perusahaan merupakan ukuran terbaik dan paling objektif bagi
pendapatan. Penentuan satuan ukuran untuk pendapatan secara umum
dinyatakan dalam jumlah uang. Dengan kata lain, jumlah yang harga
apabila pemakai jasa adalah langganan tetap dari perusahaan atau dapat
juga karena pembelian tiket yang banyak oleh pemakai jasa.
Potongan harga tersebut diberikan perusahaan merupakan salah
satu dari strategi pemasaran, yang bertujuan untuk menambah minat
pelanggan agar melakukan pembelian secara tunai, sehingga dapat
mengurangi kerugian-kerugian yang mungkin timbul jika pelanggan
membeli secara kredit. Tetapi, pembelian tiket dengan cara kredit juga
dilakukan untuk dapat menarik minat bagi pemakai jasa yang belum
mempunyai cukup uang untuk melakukan perjalanan, karena hal ini akan
69
69
sangat membantu para pemakai jasa, pada saat sekarang ini perusahaan
yang bergerak dalam bidang yang sama saling bersaing dalam menarik
minat pembeli dengan menawarkan keunggulan dari produk yang dimiliki.
4.2.2 Analisis Data
Pendapatan pada Tjahaja Baroe Group Surabaya dengan
pendapatan menurut PSAK Nomor 23 sedikit berbeda karena pendapatan
menurut PSAK Nomor 23 pendapatan tidak berasal dari kontribusi
penanaman modal. Sedangkan pada Tjahaja Baroe Group Surabaya
pendapatan travel berasal dari mendepositkan sebagian uang untuk membeli
tiket maskapai penerbangan.
Pengakuan pendapatan pada Tjahaja Baroe Group Surabaya
berdasarkan hasil penelitian memperoleh hasil penjualan tiket tertinggi
berada di bulan Desember yaitu sebesar Rp 90.047.761 dikarenakan pada
bulan Desember bertepatan dengan libur natal dan tahun baru. Sehingga
banyak masyarakat memanfaatkan hari libur tersebut untuk berpergian.
Sedangkan untuk penjualan kamar pada homestay hasil tertinggi berada di
bulan Juni yaitu sebesar Rp 35.187.509 karena pada bulan Juni bertepatan
dengan liburan anak sekolah sehingga masyarakat banyak yang berlibur dan
memilih untuk menginap di homestay Tjahaja Baroe. Pengakuan dan
pengukuran pendapatan dari penjualan tiket dan homestay lebih mengacu
pada konsep realisasi. Dimana pendapatan dari penjualan tersebut akan
menjadi milik perusahaan apabila benar-benar terjadi penjualan atau
70
70
aktivitas pelayanan pemberian jasa dan perpindahan hak milik dengan bukti
yang objektif. Jadi, saat pengakuan pendapatan dilakukan bukan pada saat
penerimaan kas atau setara kas akan tetapi pada saat tiket yang telah dijual
atas dasar kontrak yang telah disepakati. Dengan kata lain Tjahaja Baroe
Group menerapkan accrual basis sebagai dasar pengakuan pendapatan,
karena cash flow perusahaan lebih menitikberatkan pada keseimbangan
pendapatan dan biaya yang terjadi bersamaan.
Adapun kriteria yang digunakan Tjahaja Baroe Group di dasarkan
pada hal-hal :
a. Hasil penjualan jasa yang menjadi pendapatan memiliki harga
satuan rupiah dan dapat diukur oleh perusahaan.
b. Hasil penjualan tersebut akan mendapatkan aliran masuk berupa
aktiva lancar bagi perusahaan.
Proses pembentukan pendapatan pada Tjahaja Baroe Group
berhubungan langsung dengan fase kegiatan penjualan tiket dan pendapatan
kamar dari homestay. Dengan kata lain pendapatan hanya terjadi dalam fase
penjualan tiket dan pendapatan kamar dari homestay, dan perusahaan hanya
berfokus pada konsep realisasi bukan pada proses terbentuknya. Dalam
penjualan jasa jumlah pendapatan yang dicatat oleh Tjahaja Baroe Group
adalah pendapatan yang ditetapkan dalam kontrak atau perjanjian lainnya
yang dibuat dan langsung diakui sebagai pendapatan pada saat disetujuinya
kontrak. Begitu pula dengan biaya-biaya yang disetujui dan berhubungan
dengan pendapatan, juga ditentukan besarnya bersamaan dengan terjadinya
71
71
pendapatan tersebut. Pendapatan bersih yang diperoleh Tjahaja Baroe Travel
selama tahun 2013 yaitu sebesar Rp 7.480.725 . Sedangkan Pendapatan
bersih yang diperoleh Tjahaja Baroe Homestay selama tahun 2013 yaitu
sebesar Rp 72.573.221
Pencatatan dan pengakuan pendapatan yang dilaksanakan Tjahaja
Baroe Group sesuai dengan yang telah diuraikan sebelumnya. Kegiatannya
meliputi pembuatan nota debet kepada pelanggan yang dilakukan setelah
pemberian jasa penjualan kamar dan service. Kemudian pelanggan akan
melakukan pembayaran setelah menerima bukti yang menerangkan bahwa
pelayanan telah dilaksanakan dan telah diberikan. Setelah itu pelanggan
akan membayar kepada perusahaan atau memberikan uang tunai ataupun
transfer melalui bank ke rekening Tjahaja Baroe Group. Bukti-bukti
transaksi yang ada akan dibukukan oleh bagian finance atau keuangan dan
akan digunakan kembali untuk mengontrol penjualan atas jasa tersebut.
Pengakuan pendapatan pada Tjahaja Baroe Group telah sesuai
dengan PSAK Nomor 23, dimana kondisinya sebagai berikut :
1. Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal.
2. Besar kemungkinan manfaat ekonomi sehubungan dengan
transaksi tersebut akan diperoleh perusahaan.
3. Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada tanggal neraca
dapat diukur dengan andal.
72
72
4. Biaya yang terjadi untuk transaksi tersebut dan biaya untuk
menyelesaikan transaksi tersebut dapat diukur dengan andal.
Untuk perusahaan yang bergerak dalam bidang travel dan
homestay, saat pengakuan pendapatan merupakan saat yang paling jelas
dan objektif dari dasar lain. Dari sisi hukumnya, untuk mencapai tujuan
penjualan jasa dapat terjadi apabila perpindahan hak dan tuntutan
pembayaran timbul, oleh karena itu dari segi teknisnya Tjahaja Baroe
Group merasa kesulitan untuk melaksanakannya, karena Tjahaja Baroe
Group hanya berpedoman pada pandangan umum dan akuntansi yang
lazim digunkan oleh perusahaan-perusahaan lainnya,
Pada pembahasan sebelumnya juga, dikatakan bahwa
kebijaksanaan perusahaan yang tidak membuat penyisihan untuk waktu
menunggu tagihan diterima, memang bisa diterima dan hal ini tidak
menyalahi dari prinsip akuntansi yang lazim dipakai umum. Berdasarkan
hal itu pula Tjahaja Baroe Group menaruh kepercayaan yang besar kepada
pelanggan dengan memberikan tenggang waktu dalam melakukan
pembayaran. Tenggang waktu yang diberikan paling lama selama satu
minggu setelah diterbitkannya nota debet.
Apabila ditinjau dari segi hubungan baik dengan pelanggan hal ini
sangat wajar, dan hal ini pulalah yang diharapkan oleh pelanggan tersebut.
Akan tetapi, apabila ditinjau dari sudut keuangannya seharusnya
perusahaan menetapkan adanya penyisihan dari total keseluruhan tagihan
73
73
yang akan diterima sebagai pendapatan dari waktu menunggu tagihan
tersebut dibayar. Alasannya adalah agar uang yang tertanam pada
pelanggan tersebut dapat menghasilkan pendapatan yang disebut dengan
pendapatan bunga walaupun jumlahnya relatif kecil.
Dalam kebijaksanaan penyisihan piutang ragu-ragu atau piutang
tak tertagih Tjahaja Baroe Group yang berjumlah Rp 155.137.636 tidak
menetapkan kebijaksanaan apapun. Jika ditinjau dari teori dan literatur
akuntansi, hal tersebut merupakan kebijaksanaan yang mengandung resiko
dalam mengantisipasi kerugian yang akan dialami perusahaan. Seperti,
apabila sewaktu-waktu terdapat pelanggan yang tidak dapat membayar
kewajibannya pada perusahaan. Alasan perusahaan tidak menetapkan
adanya penyisihan piutang ragu-ragu, karena cukup tepatnya waktu yang
diberikan oleh perusahaan kepada pelanggan untuk melakukan
pembayaran sehingga kemungkinan pembayaran tidak tertagih sangat
kecil.
4.3 Interpretasi
Dari hasil penelitian diperusahaan, perusahaan telah memenuhi
standar sesuai dengan PSAK Nomor 23, dan dapat dikatakan perusahaan
telah mengakui pendapatan sebagaimana mestinya serta harus
mengungkapkan kebijakan akuntansinya yang dianut. Untuk menentukan
tingkat penyelesaian transaksi penjualan. Dan metode pendapatan apapun
yang dipilih perusahaan, konsisten dalam penggunaan adalah perlu agar
74
74
dapat menyelesaikan daya banding operasi perusahaan dari periode ke
periode.
Pengukuran pendapatan pada Tjahaja Baroe Group Surabaya
melihat nilai tukar merupakan ukuran terbaik untuk mengetahui hasil
perolehan dari penjualan dan pemberian jasa. Nilai tukar tersebut diukur
dalam rupiah bukan dalam dollar ataupun dalam mata uang asing. Tjahaja
Baroe Group mempraktekkan bahwa nilai tukar saat penjualan tiket terjadi
adalah ukuran yang akan diterima pada saat diterima. Biasanya yang
diterima perusahaan dalam bentuk tunai dan transfer melalui rekening
perusahaan, tujuannya agar bisa segera direalisasi menjadi nilai rupiah.
Pendapatan dari hasil penjualan jasa tersebut dinilai wajar. Artinya
pengukuran pendapatan atas hasil penjualan tiket dan pemberian jasa
persewaan homestay tersebut.
Berdasarkan standar akuntansi keuangan nomor 23, bahwa suatu
perusahaan dapat membuat estimasi yang handal terhadap pendapatan
yang akan diterima setelah perusahaan mencapai persetujuan dengan pihak
lain dalam hal berikut :
a. Hak masing-masing pihak yang pelaksanaannya dapat
dipaksakan dengan kekuatan hukum berkenaan dengan jasa
yang diberikan dan diterima pihak-pihak tersebut.
b. Imbalan yang harus dipertukarkan.
c. Cara dan persyaratan pembayaran serta penyelesaian.
75
75
Dari keterangan diatas, unsur teknis dan objektivitas yang
terjadi dapat dijadikan sebagai dasar pengukuran pendapatan yang
akan dijadikan data akuntansi yang objektif bagi perusahaan.
Pengukuran pendapatan dilakukan berdasarkan jumlah uang
yang diterima dikurangi diskon dan beban-beban atau pendapatan
diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang akan
diterima perusahaan. Jumlah pendapatan yang timbul dari suatu
transaksi biasanya ditentukan oleh persetujuan antara perusahaan
dengan pembeli atau pemakai tersebut. Pada perusahaan, beban yang
timbul dari pendapatan yaitu beban dan biaya komisi yang diberikan
sub agen pada penjualan tiket pesawat.
Sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang menyatakan
kriteria pendapatan dari penjualan jasa dapat diakui apabila dipenuhi
keadaan atau dalam kondisi-kondisi tertentu. Kondisi-kondisi yang
berhubungan dengan timbulnya pendapatan perusahaan, yaitu beban
atau biaya operasional yang timbul dalam penyewaan kamar-kamar
pada homestay yang dimasukkan dalam perhitungan yang
dipengaruhi tarif yang akan dibayar dan dianggap sebagai harga
pokok yang terjadi. Kemudian jumlah pendapatan yang diterima akan
diukur dengan satuan mata uang dalam rupiah dan penerimaannya
bisa berupa uang dan melalui transfer ke rekening Tjahaja Baroe
Group.
76
76
Kondisi-kondisi di atas telah memberikan gambaran yang telah
diidentifikasi dari sebuah transaksi atas jasa penjualan tiket dan
persewaan kamar-kamar homestay yang telah disesuaikan dengan
standar akuntansi keuangan, karena selama ini perusahaan mengakui
pendapatan berdasarkan satuan rupiah. Maka transaksi yang berlaku
dalam mata uang asing akan disesuaikan dengan kurs standar yang
berlaku pada saat terjadinya transaksi, dalam menjalankan operasinya
perusahaan tersebut mengukur nilai pendapatan, jika telah ada
persetujuan dari pelanggan. Kemudian akan dilaporkan dalam laporan
keuangan yaitu laporan laba rugi tahun berjalan.
77
77
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab terakhir skripsi ini, peneliti menarik kesimpulan dan memberi
saran berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada Tjahaja Baroe Group
Surabaya yang diharapkan akan bermanfaat di dalam mengatasi masalah-masalah
yang ada dalam perusahaan. Kesimpulan dan saran ini khususnya mengenai
penerapan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 23 dalam pengakuan dan
pengukuran pendapatan pada Tjahaja Baroe Group Surabaya.
5.1 KESIMPULAN
Tjahaja Baroe Group Surabaya memiliki beberapa sumber
pendapatan, yaitu : pendapatan travel, pendapatan homestay, pendapatan
administrasi penjualan. Perusahaan secara teoritis telah memahami baik
tentang konsep pendapatan pada saat pengakuan dan pengukuran
pendapatan, dan dalam prakteknya juga telah diterapkan sesuai PSAK
Nomor 23.
5.2 SARAN
Dari hasil analisis dan evaluasi, penulis memberi saran-saran atas berbagai
hal yang di anggap perlu dalam batas kemampuan penulis, yaitu :
1. Dalam pencatatan piutang, sebaiknya perusahaan menetapkan kebijakan
terhadap penyisihan piutang ragu-ragu agar perusahaan tidak mengalami
78
78
kerugian terhadap piutang yang tertagih, serta menetapkan kebijakan
penyisihan dari total seluruh tagihan yang akan diterima sebagai
pendapatan sampai waktu tagihan tersebut dibayar, agar uang yang
tertanam pada pelanggan dapat menghasilkan pendapatan, yaitu
pendapatan bunga walaupun jumlahnya relatif kecil.
2. Pendapatan yang diperoleh dari pembatalan tiket yang telah di refund
(dikembalikan), sebaiknya dimasukkan ke dalam pendapatan lain-lain,
bukan ke pendapatan yang merupakan aktivitas perusahaan. Karena,
pendapatan ini diperoleh dari biaya administrasi yang dikenakan kepada
pelanggan.
79
79
DAFTAR PUSTAKA
Harahap, Sofyan Syafri. 2011 . Teori Akuntansi. Edisi Revisi 2011 . Rada
Grafindo Persada. Jakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2012 . Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat.
Jakarta.
Ratunuman, Sisilia M. 2013. Analisis Pengakuan Pendapatan dengan Presentase
Penyelesaian dalam Penyajian Laporan Keuangan PT. Pilar Dasar. Jurnal
EMBA Vol.1 No.3 Juni 2013. Hal.576-584.
Samsu, Saharia. 2013. Analisis Pengakuan dan Pengukuran Pendapatan
Berdasarkan PSAK No.23 pada PT. Misa Utara Manado. Jurnal EMBA Vol.1
No.3 Juni 2013. Hal. 567-575.
Santoso, Imam. 2010. Akuntansi Keuangan Menengah (Intermediate Accounting).
Buku Satu. Refika Aditama. Bandung.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Penerbit
Alfabeta. Jakarta.
Worung, Yefie Ignasia. 2012. Analisis Penerapan PSAK No. 23 Terhadap
Pengakuan dan Pengukuran Pendapatan pada PT. Telekomunikasi Indonesia
Kandatel Manado. Skripsi. Universitas Sam Ratulangi. Manado.
80
80
LAMPIRAN A
Pertanyaan Wawancara Untuk
“ Tjahaja Baroe Group Surabaya”
1. Bagaimana sejarah berdirinya/profile perusahaan?
2. Darimana sumber pendapatan perusahaan?
3. Apa metode pengakuan pendapatan yang dipakai oleh perusahaan?
4. Apakah laporan keuangan homestay dan travel dijadikan satu?
5. Apakah pembelian tiket bisa dibatalkan setelah pembeli sudah membayar
lunas?
6. Berapa komisi yang diperoleh dari penjualan tiket?
7. Apakah pembelian tiket bisa dibayar secara kredit?
8. Apakah ada tenggang waktu untuk membayar pembelian tiket secara
kredit?
9. Apakah ada penambahan bila ada pembelian secara kredit?
10. Apakah ada pendapatan lain perusahaan selain dari pendapatan
operasional?
11. Bagaimana cara promosi yang dipakai perusahaan?
81
81
LAMPIRAN B
Jawaban Wawancara
1. Tjahaja Baroe Group Surabaya didirikan oleh Bapak Barokah
Sa’Di pada tanggal 11 November 2009 yang beralamat di jalan
Dukuh Kupang Timur XX no.34 Surabaya.
2. Pendapatan perusahaan diperoleh dari jasa homestay (penginapan)
dan travel (penjualan tiket).
3. Metode pengakuan pendapatan yang dipakai oleh perusahaan yaitu
Accrual Basis.
4. Laporan keuangan homestay dan travel tidak dijadikan satu.
5. Bisa tetapi pengembalian uang pemebeli menunggu persetujuan
pihak maskapai penerbangan atau refund.
6. Komisi yang diperoleh dari penjualan tiket sebesar 10% untuk tiket
domestik dan 11% untuk tiket internasional.
7. Pembelian tiket bisa di kredit.
8. Ada tenggang waktu yang diberikan utnuk membayar selama satu
minggu.
9. Pembayaran secara kredit akan ditambah biaya sebesar Rp 30.000
10. Ada, berasal dari bunga tabungan dan dari biaya administrasi.
11. Promosi lewat brosur, blackberry messeger (BBM), dan internet.