Analisis Pengaruh Brand Image ... (Febsri Susanti)
379
Jurnal KBP
Volume 1 - No. 3, Desember 2013
ANALISIS PENGARUH BRAND IMAGE
SEPEDA MOTOR HONDA TERHADAP
MINAT BELI KONSUMEN DI LIBRA MOTOR BATUSANGKAR
Febsri Susanti
STIE”KBP” Padang
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh persepsi konsumen
terhaadap citra merek sepeda motor honda di Libra Motor Batusangkar. Teknik
sampling yang digunakan adalah non probability sampling yaitu teknik sampling
accidental sampling yaitu teknik penentuan sample berdasarkan kebetulan. Hasil
penelitian yang didapat adalah X memiliki hubungan yang positif, hal tersebut
menunjukan perbaikan kualitas daripada X akan menimbulkan peningkatan minat beli
konsumen sebesar 0. 381. Artinya responden memberikan tanggapan yang positif
terhadap pernyataan yang penulis ajukan berkaitan dengan citra merek. Hal ini
menandakan bahwa citra merek yang dimiliki oleh sepeda motor Honda dinilai
baik oleh responden. Citra merek yang dimiliki oleh Honda, mengakibatkan minat
beli dari responden terhadap sepeda motor Honda menjadi meningkat. Hal ini
ditunjukan oleh pernyataan responden terhadap pertanyaan berkaitan dengan
minat beli yang ditanggapi secara positif oleh mayoritas responden.
Kata kunci: brand image, dan minat beli
PENDAHULUAN
Honda adalah salah satu
perusahaan yang bergerak dalam
bidang sektor produksi otomotif yang
memproduksi kendaraan roda dua
(sepeda motor). Honda juga tidak
terlepas akan persaingan yang semakin
tajam karena banyaknya perusahaan-
perusahaan yang menghasilkan produk
yang sejenis. Oleh karena itu dalam
melaksanakan aktivitas penjualannya
perusahaan harus dapat merancang
strategi pemasaran yang diarahkan
untuk mencapai tujuan perusahaan
dalam menciptakan dan meningkatkan
pembelian konsumen terhadap produk
tersebut.
Produk yang ditawarkan oleh
perusahaan-perusahaan pesaing Honda
tidak kalah hebatnya, seperti halnya
Yamaha sudah mempunyai merek
yang bagus dibenak konsumen dan
terkenal dengan kecepatan dan
akselerasinya, Suzuki terkenal dengan
kecepatan motor bebek sekelasnya,
Kawasaki yang mempunyai
keunggulan dari desain motornya,
Honda terkenal dengan iritnya.
Disamping itu kelebihan lainnya
adalah pada harga, desain, merek, nilai
jual.
Dalam beberapa tahun terakhir
Yamaha terus membuntuti Honda
sebagai sepeda motor yang paling
banyak terjual. Dalam beberapa
bulan di tahun 2008 Yamaha malah
sudah melampaui Honda dalam angka
Jurnal KBP, Vol. 1, No. 3, Desember 2013: 379 - 391
380
penjualannya. Dari wawancara yang
dilakukan terhadap 30 orang
mahasiswa, hanya 10 orang yang
memilih atau berminat untuk
memiliki sepeda motor Honda
sedangkan sisanya lebih tertarik dan
berminat pada sepeda motor merek
lain. Ini dikarenakan mahasiswa yang
pada umumnya berumur 18 – 24 tahun
lebih tertarik terhadap sepeda motor
yang lebih responsif dan desain body
serta warna yang menarik dan tidak
lagi mementingkan harga atau
konsumsi bahan bakar.
Fenomena persaingan ini
menuntut para pemasar untuk selalu
menginovasi strategi bisnisnya. Salah
satu asset untuk mencapai hal
tersebut adalah melalui manajemen
merek. Citra merek yang kuat
memungkinkan preferensi dan
loyalitas dari konsumen terhadap
perusahaan semakin kuat. Semakin
besar prefensi dan loyalitas
konsumen terhadap suatu merek
produk, maka kesempatan perusahaan
untuk mempertahankan dan
mengembangkan pasar semakin besar.
Di tengah persaingan yang semakin
ketat, merek bisa menjadi senjata
andalan untuk menarik perhatian dan
mengikat loyalitas pelanggan.
Merek yang sejati adalah merek
yang memiliki ekuitas merek yang
kuat. Suatu produk yang memiliki
ekuitas merek yang kuat dapat
membentuk landasan merek yang kuat
dan mampu mengembangkan
keberadaan suatu merek dalam
persaingan apapun dalam jangka
panjang. Konsumen menjadikan
merek sebagai salah satu pertimbangan
penting ketika hendak membeli suatu
produk atau jasa. Pertimbangan
tesebut didasari oleh banyak aspek,
baik aspek yang rasional mapupun
emosional. Secara rasional,
konsumen percaya bahwa merek
tertentu bisa memberikan jaminan
kualitas. Secara emosional, merek
tersebut dianggap mampu menjaga
atau meningkatkan citra dan gengsi
penggunanya.
Keller (Shimp, 2003: 10)
menyatakan bahwa menurut
perspektif konsumen, sebuah merek
yang memiliki ekuitas sebesar
pengenalan konsumen atas merek
tersebut dan menyimpannya dalam
memori mereka beserta assosiasi
merek yang mendukung, kuat, dan
unik. Ekuitas merek dalam
perspektif konsumen terdiri atas dua
bentuk pengetahuan tentang merek,
yaitu kesadaran merek (brand
awareness), dan citra merek (brand
image).
Kesadaran merek adalah
dimensi dasar dari ekuitas merek.
Kesadaran merek menunjukkan dua
tingkat kesadaran; yaitu kenal akan
merek (brand recognition) dan
mampu mengingat merek (brand
recall). Citra merek adalah jenis
assosiasi yang muncul di benak
konsumen ketika mengingat sebuah
merek tertentu. Citra merek (brand
image) merupakan salah satu
komponen yang mempengaruhi
loyalitas konsumen. Perusahaan
yang kompetitif menggunakan citra
merek untuk menarik perhatian dan
mengikat loyalitas konsumen.
TINJAUAN PUSTAKA DAN
HIPOTESIS
Pengertian Produk
Produk merupakan bauran
pemasaran yang paling mendasar
dan merupakan penawaran
perusahaan yang berwujud kepada
pasar, yang mencangkup kualitas,
rancangan, bentuk-bentuk merek dan
kemasan produk. Menurut Kotler dan
Amstrong yang dialihbahasakan oleh
Analisis Pengaruh Brand Image ... (Febsri Susanti)
381
Alexander Sindoro (2004, 11) produk
adalah
“ Segala yang bisa ditawarkan ke
pasar untuk diperhatikan, dimiliki,
digunakan, atau dikonsumsi yang bisa
memuaskan kebutuhan dan keinginan.
Itu mencangkup objek fisik, jasa,
orang, tempat, organisasi, dan ide. “
Dalam persaingan yang kompetitif
sekarang ini, pemasar harus mampu
merumuskan dan merancang strategi
pemasaran yang tepat terutama
mengenai strategi produk. Produk
yang dianggap bernilai adalah
produk yang memiliki kualitas yang
mampu memberikan kontribusi
terhadap pemenuhan kebutuhan dan
keinginan konsumen.
Pengembangan produk dan jasa
memerlukan pendefinisian manfaat-
manfaat yang akan ditawarkan.
Manfaat-manfaat tersebut kemudian
dikomunikasikan dan disampaikan
melalui atribut-atribut produk seperti
kualitas, fitur, serta gaya dan desain.
Pengertian Merek
Merek tidak hanya sebuah nama
bagi produk, tetapi lebih dari itu
merupakan identitas untuk
membedakan dari produk-produk
pesaing yang dihasilkan perusahaan
lain, dengan identitas khusus produk
tertentu akan lebih mudah dikenali
oleh konsumen dan pada gilirannya
tentu akan memudahkan pada
pembelian ulang produk tersebut.
Merek merupakan suatu atribut
yang dianggap penting terutama dalam
menumbuhkan persepsi yang positif
dan konsumen akan percaya setelah
menilai atribut yang dimiliki oleh
suatu merek. Persepsi yang positif dan
kepercayaan konsumen terhadap suatu
merek tersebut akan menciptakan citra
merek (Brand Image) dan pada
akhirnya merupakan salah satu factor
yang akan mempengaruhi keputusan
pembelian konsumen.
Menurut Kotler yang
dialihbahasakan oleh Hendra Teguh
dan Rony A. Rusly (2004, 400) merek
memiliki enam tingkatan, meliputi:
1. Atribut, merupakan hal yang
pertamakali yang menandai
cirri-ciri merek.
2. Manfaat, suatu merek lebih dari
sekumpulan atribut, pelanggan
tidak membeli atribut tapi
membeli manfaat yang
ditawarkan produk tersebut.
Dengan demikian atribut harus
diterjemahkan menjadi manfaan
fungsional dan emosional.
3. Nilai, merupakan nilai-nilai yang
dianut produsen yang tercermin
dalam merek.
4. Budaya, merek juga memiliki
budaya tertentu.
5. Kepribadian, merek juga
mencerminkan kepribadian
tertentu.
6. Pemakai, merek merupakan jenis
konsumen yang membeli atau
menggunakan produk tersebut.
Jika perusahaan memperlakukan
merek sebagai suatu nama saja maka
perusahaan telah kehilangan
makna pemberian merek.
Tantangan dalam pemberian merek
adalah untuk mengembangkan
sekupulan pengertian-pengertian yang
mendalam tentang merek. Dengan
kata lain, jika konsumen dapat
memvisualisasikan semua dimensi
merek, maka merek tersebut dapat
memiliki makna yang dalam dan
jika sebaliknya maka merek tersebut
tidak memiliki makna yang dalam.
Memperhatikan keenam dimensi di
atas, maka pemasar harus memutuskan
pada dimensi manakah identitas
merek diletakan. Kesalahan yang
sering dilakukan oleh pemasar adalah
hanya mempromosikan atribut-atribut
merek saja. Hal ini dapat
Jurnal KBP, Vol. 1, No. 3, Desember 2013: 379 - 391
382
mengakibatkan pembeli tidak tertarik
pada atribut merek karena
sesungguhnya mereka lebih tertarik
pada manfaat merek, pesaing dapat
dengan mudah meniru atribut-atribut
tersebut, atribut yang ada sekarang
ini akan berkurang nilainya.
Setiap perusahaan tentu
menginginkan merek yang dipakai
pada produknya menjadi merek
pilihan konsumen yang dapat bersaing
dengan merek lain yang ada di
pasar, sehingga akan memberikan
dukungan yang besar bai
keberhasilan produk tersebut untuk
menempatkan diri dalam benak
konsumen. Untuk itu merek harus
memiliki karakteristik-karakteristik
seperti yang disebut oleh Kotler dan
Amstrong yang dialihbahasakan oleh
Hendra Teguh dan Rony A. Rusli
(2002, 407), karakteristik merek
sebagai berikut :
1. Merek harus menyatakan sesuatu
tentang manfaat produk.
2. Merek harus menyatakan mutu
produk.
3. Merek harus mudah diucapkan,
dikenali, dan diingat.
4. Merek harus berbeda.
5. Merek tidak boleh memiliki makna
yang buruk di Negara atau bahasa lain.
Sebuah merek yang baik harus
memiliki karakteristik yang
disebutkan di atas,meskipun pada
kenyataannya semua karakteristik
dapat dipenuhi dalam sebuah merek,
tetapi bagaimanapun perusahaan
dalam menentukan merek bagi
produknya harus berusaha memenuhi
semua criteria tersebut.
Dalam membangun sebuah
strategi pemesaran untuk setiap
produk, pemasar harus menyesuaikan
dengan keputusan-keputusan
pemberian merek. Pemberian merek
merupakan hal yang utama dalam
strategi produk. Artinya membangun
sebuah produk yang bermerek
membutuhkan investasi jangka
panjang yang relative besar
jumlahnya, terutama untuk periklanan,
promosi dan kemasan.
Keputusan Pemberian Merek
Dewasa ini keputusan yang
paling utama yang harus
dikembangkan perusahaan adalah
keputusan pemberian nama merek
untuk prodknya. Tentu pemberian
merek ini memiliki pertimbangan-
pertimbangan yang harus diperhatikan.
Salah satunya guna memudahkan
konsumen untuk mengenali produk
tersebut. Bagaimanapun pemberian
nama merek akan memberikan
manfaat yang baik bagi pihak-pihak di
bawah ini
1. Manfaat bagi Pembeli
Pemberian merek membantu
pembeli dalam banyak hal. Nama
merek menceritakan sesuatu kepada
pembeli tentang mutu produk.
Pembeli selalu membeli merek
yang sama akan tahu bahwa pada
setiap kali mereka membeli
kembali, mereka akan memperoleh
mutu yang sama pula. Nama merek
membantu menarik konsumen
terhadap produk-produk baru yang
mungkin bermanfaat bagi mereka.
Merek bias memberikan beraneka
macam nilai melalui sejumlah
fungsi dan manfaat potensial. Kotler
(2003) mengemukakan 7 manfaat
pokok merek bagi konsumen,
yaitu sebagai identifikasi sumber
produk; penetapan tanggung jawab
pada pemanufaktur; pengurangan
resiko; penekanan biaya pencarian
(search cost) internal dan eksternal;
janji atau ikatan khusus dengan
produsen; alat simbolis yang
memproyeksikan citra diri; dan
Analisis Pengaruh Brand Image ... (Febsri Susanti)
383
signal kualitas.
2. Manfaat Bagi Penjual
Pemberian merek juga memberikan
beberapa keuntungan bagi penjual.
Nama merek memudahkan penjual
mengilah pesanan dan menelusuri
masalah-masalah yang timbul.
Pemberian merek juga
memungkinkan menarik
sekelompok pelanggan yang setia
dan menguntungkan, selain itu juga
penjual dapat menjual segmentasi
pasar.
3. Manfaat Bagi Masyarakat
Pemberian merek akan
meningkatkan efisiensi pembeli,
karena hal itu dapat menyediakan
informasi yang banyak tentang
produk dan tempat untuk
memperolehnya. Meskipun dalam
beberapa kasus pemberian merek itu
dapat menjadi berlebihan akan tetapi
tidak dapat disangkal pemberian
merek dapat menambah nilai bagi
konsumen dan masyarakat.
Keputusan Penetapan Posisi
Ulang Merek (Brand
Repositioning Decision)
Brand Repositioning decision
adalah keputusan untuk menempatkan
kembali posisi merek. Sebaiknya
apapun suatu merek diposisikan di
pasar, perusahaan mungkin harus
menentukan kembali posisinya di
masa yang akan datang, karena
perusahaan dan kemudian merebut
pangsa pasar, atau preferensi
pelanggan mungkin akan beralih,
sehingga kemudian akan
meninggalkan merek perusahaan
permintaan kecil.
Konsep-konsep Merek
Ada beberapa konsep merek
yang harus diperhatikan dan dipahami
agar kita dapat mengenal unsure-unsur
apa saja yang terkandung dan
berkaitan denganmerek. Terutama
mengenai penilaian dan pemahaman
konsumen terhadap suatu merek,
strategi agar merek dapat dinilai dan
dipahami, juga apa yang dilakukan
untuk mengkomunikasikan merek agar
dapat diterima dengan baik oleh
konsumen.
Ekuitas Merek (Brand Equity)
Merek memiliki kekuatan
bervariasi di pasaran. Ada merek yang
tidak diketahui oleh sebagian pembeli
di pasar, namun ada pula merek yang
terhadap merek tersebut konsumen
memiliki tingkat Brand Awarnes
(kesadaran merek) yang tinggi, tingkat
Brand Acceptability (penerimaan
merek) yang tinggi, tingkat Brand
Preference (preferensi merek) yang
tinggi dan bahkan merek memiliki
tingkat Brand Royalty (kesetiaan
merek) yang tinggi.
Perilaku Konsumen
Semakin majunya perekonomian
dan teknologi, berkembang pula
strategi yang harus dijalankan
perusahaan, khususnya dibidang
pemasaran. Untuk itu perusahaan perlu
memahami atau mempelajari perilaku
konsumen dalam hubungannya dengan
pembelian yang dilakukan oleh
konsumen tersebut. Dalam
menentukan jenis produk atau jasa,
konsumen selalu mempertimbangkan
tentang produk atau jasa apa yang
dibutuhkan, hal ini dikenal dengan
perilaku konsumen.
Perilaku konsumen (consumer
behavior) adalah kegiatan-kegiatan
individu yang secara langsung terlibat
dalam mendapatkan dan
mempergunakan barang-barang dan
jasa-jasa tersebut didalamnya proses
pengambilan keputusan pada
persiapan dan penentuan kegiatan-
kegiatan tersebut (Dharmmesta dan
Jurnal KBP, Vol. 1, No. 3, Desember 2013: 379 - 391
384
Handoko, 2000 : 10).
Hubungannya dengan keputusan
pembelian suatu produk atau jasa,
pemahaman mengenai perilaku
konsumen meliputi jawaban atas
pertanyaan seperti apa (what) yang
dibeli, dimana membeli (where),
bagaimana kebiasaan (how often)
membeli dan dalam keadaan apa
(under what condition) barang- barang
dan jasa-jasa dibeli. Keberhasilan
perusahaan dalam pemasaran perlu
didukung pemahaman yang baik
mengenai perilaku konsumen, karena
dengan memahami perilaku
konsumen perusahaan dapat
merancang apa saja yang
diinginkan konsumen.
Memahami perilaku pembelian
dari pasar sasaran adalah tugas dari
para manager pemasaran yang
menggunakan konsep pemasaran.
Pasar konsumen terdiri dari selurih
individu dan rumah tangga yang
membeli barang atau jasa untuk
keperluan pribadi. Para konsumen ini
sangat bervariasi dalam usia,
pendapatan, tingkat pendidikan, pola
mobilitas dan selera, sebagai mana
yang telah diketahui bahwa pemasaran
perusahaan mempengaruhi konsumen
melalui berbagia variable pemasaran
yang kita kenal dengan variable bauran
pemasaran.
Minat beli merupakan
kecenderungan konsumen untuk
membeli suatu merek atau
mengambil tindakan yang
berhubungan dengan pembelian
yang diukur dengan tingkat
kemungkinan konsumen melakukan
pembelian (Assael, 2001). Mehta
(1994: 66) mendefinisikan minat beli
sebagai kecenderungan konsumen
untuk membeli suatu merek atau
mengambil tindakan yang
berhubungan dengan pembelian yang
diukur dengan tingkat kemungkinan
konsumen melakukan pembelian.
Minat beli timbul setelah menerima
stimulasi dari sesuatu yang ia lihat.
Menurut Rogers yang dikutip oleh
Kotler (2002: 405), konsumen melalui
lima tahap dalam mengadopsi produk
baru:
1. Kesadaran (awareness): konsumen
menyadari adanya inovasi tersebut
tetapi masih kekurangan informasi
mengenai hal tersebut.
2. Minat (interest): konsuen terdorong
untuk mencari informasi mengenai
inovasi tersebut.
3. Evaluasi (evaluation): konsumen
mempertimbangkan untuk mencoba
inovasi tersebut.
4. Percobaan (trial): konsumen
mencoba inovasi tersebut untuk
memperbaiki pikirannya atas nilai
inovasi tersebut.
5. Penerimaan (adoption): konsuen
memutuskan untuk menggunakan
inovasi tersebut sepenuhnya dan
secara teratur.
Pada minat, konsumen
dirangsang untuk mencari informasi
mengenai inovasi seorang konsumen
yang mulai tergugah minatnya
mungkin akan atau mungkin tidak
akan mencari informasi yang lebih
banyak.
Minat beli merupakan
kecenderungan konsumen untuk
membeli suatu merek atau
mengambil tindakan yang
berhubungan dengan pembelian
yang diukur dengan tingkat
kemungkinan konsumen melakukan
pembelian (Assael, 2001).
Mehta (1994:66) mendefinisikan
minat beli sebagai kecenderungan
konsumen untuk membeli suatu
Analisis Pengaruh Brand Image ... (Febsri Susanti)
385
merek atau mengambil tindakan
yang berhubungan dengan pembelian
yang diukur dengan tingkat
kemungkinan konsumen melakukan
pembelian.
Titik tolak untuk memahami
citra produk dapat mempengruhi
perilaku pembelian konsumen adalah
melalui stimuli AIDA yang berusaha
untuk mengambarkan tahap-tahap
rangsangan tertentu yang diberikan
oleh pemasar, yaitu:
1. Perhatian ( Attention )
Timbulnya perhatian konsumen
terhadap suatu produk.
2. Minat ( Interest )
Munculnya rasa tertarik, maka
mulailah timbul hasrat.
3. Keinginan ( desire )
Setelah munculnya rasa
tertarik, maka mulailah timbul
hasrat atau keinginan untuk
memilih objek tersebut.
4. Tindakan ( Action )
Merupakan tindakan yang
muncul setelah tindakan ketiga
tahap diatas yang mengarah pada
keputusan pembelian.
Minat beli konsumen merupakan
masalah yang kompleks, namun harus
tetap jadi perhatian pemasar. Minat
konsumen untuk membeli dapat
muncul akibat dari adanya stimulus (
rangsangan ) yang ditawarkan oleh
perusahaan.
Adapun ciri-ciri minat adalah:
1. Minat tidak dibawa orang sejak
lahir, melainkan di bentuk dan
dipelajari selama perkembangan
orang itu dalam hubungannya
dengan objeknya.
2. Minat itu dapat berubah-ubah
sejalan dengan kedekatan
hubungan orang itu dengan
objeknya.
3. Minat itu tidak berdiri sendiri
melainkan mengandung
hubungan terhadap suatu objek.
4. Objek minat bukan hanya
merupakan satu hal saja, tetapi
dapat merupakan kumpulan hal-hal
tertentu.
5. Minat merupakan segi motivasi dan
perasaan.
Minat konsumen untuk
membeli akibat dari adanya stimulus (
rangsangan) yang ditawarkan oleh
perusahaan. Masing-masing stimulus
tersebut dirancang untuk menghasilkan
tindakan membeli dari konsumen.
Keputusan untuk membeli timbul
karena adanya penilaian yang objektif
atau karena dorongan emosi.
Keputusan untuk bertindak adalah hasil
dari rangkaian aktifitas dan rangsangan
mental dan emosional. Proses untuk
menganalisa, merasakan dan
memutuskan ini, pada dasarnya adalah
sama seperti seorang individu dalam
memecahkan masalah- masalah
lainnya.
Hipotesis nya diduga Citra Merek
berpengaruh terhadap Minat Beli
Konsumen.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian dalam
penelitian ini adalah metode Survey
dimana penelitian yang dilakukan pada
populasi besar maupun kecil, tetapi
data yang dipelajari adalah data dari
sampel yang diambil dari populasi
tersebut, sehingga ditemukan
kejadian-kejadian relatif, distribusi
dan hubungan-hubungan antar variabel
sosiologis maupun psikologis,
sedangkan sifat dari penelitian adalah
deskriptif, dimana penelitian bertujuan
untuk menggambarkan suatu keadaan
berdasarkan data dan fakta yang
dikumpulkan kemudian disususn secara
sistematis yang selanjutnya di analisis
untuk mendapatkan kesimpulan dan
Verifikatif, yang merupakan
penelitian untuk menguji teori.
Jurnal KBP, Vol. 1, No. 3, Desember 2013: 379 - 391
386
2
Penelitian akan mencoba menghasilkan
informasi ilmiah baru yakni status
hipotesis yang berupa kesimpulan
diterima atau tidak, yang bertujuan
untuk memeriksa atau membuktikan
kebenaran teori atau hasil
penelitian yang dilakukan sebelumnya
(penelitian yang memerlukan pengujian
hipotesis).
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang
dilakukan untuk mendapatkan data
yang relevan dengan permasalahan
yang diteliti adalah melalui metode
survey yang merupakan suatu cara
memperoleh data primer pada objek
penelitian dengan meninjau secara
langsung objek penelitian. Data primer
dapat diperoleh dengan cara:
1) Studi kepustakaan (Library
research), yaitu dilakukan dengan
cara membaca dan mempelajari
literatur yang terdapat di
perpustakaan, dengan maksud
untuk menempatkan landasan
teoritis mengenai masalah pokok
yang sedang dibahas.
2) Studi Lapangan (field research),
yaitu teknik pengumpulan data
dengan cara mendatangi perusahaan
yang bersangkutan untuk
melakukan pengamatan langsung
terhadap kegiatan perusahaan serta
memperoleh data dan informasi
mengenai masalah yang diteliti.
Untuk memperoleh data tersebut,
penulis menggunakan cara sebagai
berikut:
1. Wawancara, yaitu mengumpulkan
data dan keterangan melalui tanya
jawab langsung dengan pihak-
pihak yang terkait
2. Observasi, yaitu cara pengambilan
data dengan pengamatan tanpa
alat standar lain untuk keperluan
tersebut
3. Kuesioner, yaitu merupakan
teknik pengambilan data yang
dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada
responden unuk dijawabnya
(Sugiyono, 2005:135). Bentuk
kuisioner yang dianjurkan adalah
kuisioner berstruktur, dimana
pertanyaannya dibuat sedemikian
rupa sehingga responden dibatasi
dengan diberi jawaban terhadap
beberapa alternative.
Populasi Dan Sampel
Responden (sampel) yang
dipilih dari populasi, dipilih
berdasarkan rumus Slovin, sampel
yang akan ditentukan oleh penulis
dengan presentase kelonggaran
ketidaktelitian 10%. Populasi yang
teridentifikasi pada penelitian ini
adalah konsumen Libra Motor tahun
2007-2008 yang berjumlah 789 orang,
dikarenakan jumlah populasi yang
besar maka peneliti tidak mungkin
mempelajari semua yang ada di
populasi, dikarenakan keterbatasan
dana, tenaga dan waktu, maka peneliti
dapat menggunakan sampel yang
diambil dari populasi itu.
Dimana : n = Ukuran sampe
N = Ukuran populasi
E = Tingkat kesalahan
dalam memilih anggota
sampel yang ditolerir
(tingkat kesalahan yang
diambil dalam sampling ini
adalah sebesar 10%)
Berdasarkan penjelasan
diatas maka, dengan
menggunakan rumus Slovin,
maka ukuran sampel dapat
dihitung sebagai berikut :
Analisis Pengaruh Brand Image ... (Febsri Susanti)
387
n 789
1 7890,1
= 89.75 ≈ 90
Jadi diketahui dari perhitungan
untuk ukuran sampel dengan
tingkat kesalahan 10% adalah
sebanyak 89 responden.
Teknik Sampling
Teknik sampling yang
digunakan adalah non probability
sampling. Teknik sampling ini tidak
memberi peluang atau kesempatan
sama bagi setiap unsur atau anggota
populasi untuk dipilih menjadi sample.
Secara spesifik teknik-teknik yang
digunakan adalah teknik sampling
accidental sampling yaitu teknik
penentuan sample berdasarkan
kebetulan, yaitu siapa saja yang secara
kebetulan bertemu dengan peneliti
dan digunakan sebagai sample, bila
orang yang kebetulan ditemui itu
cocok maka akan digunakan sebagi
sumber data. (Sugiyono 2007:76).
Metode Analisis Yang
Digunakan
1. Analisis Regresi Linier
Sederhana
Teknik analisis yang
digunakan untuk mengetahui
ada tidaknya hubungan antara
variabel X1 (Citra Merek), dan
Y (Minat Beli)
Rumus yang digunakan:
Y = a + bX
Keterangan:
Y = variabel terikat / tak bebas
(Minat Beli)
HASIL DAN PENELITIAN
Daftar Harga Sepeda Motor Honda
Honda Vario merupakan sepeda motor
yang diproduksi oleh Honda. Berikut
ini adalah harga sepeda motor Vario dan
merek lain yang diproduksi oleh Honda.
Tabel 2.
Daftar Harga Sepeda Motor Honda Motor CC Tahun Harga OTR
Fit X 100 2008 10,600,000
Revo Spoke 100 2008 12,050,000
Revo CW 100 2008 13,050,000
Supra X 125 R (SW) 125 2008 13,950,000
Supra X 125 R (CW) 125 2008 14,950,000
Supra X 125 PGM-Fi 125 2008 16,100,000
Beat 110 2008 12,000,000
Vario 110 2008 13,150,000
Vario CW 110 2008 14,350,000
City Sport 1 125 2008 16,900,000
Mega Pro 160 2008 17,600,000
Tiger 200 2008 20,900,000
Mega Pro CW 160 2008 19,100,000
Tiger CW 200 2008 23,500,000
Sumber : http://www.astrahondamotor.com
Jurnal KBP, Vol. 1, No. 3, Desember 2013: 379 - 391
388
Analisis Pengaruh Citra Merek
Terhadap Minat Beli
Analisis Regresi Linier
Sederhana Analisis regresi linear
sederhana adalah analisis yang
didasarkan pada hubungan
fungsional ataupun kausal variabel
independen dengan satu variabel
dependen. alat analisis ini
digunakan untuk mengetahui ada
tidaknya hubungan variabel
independent (Citra Merek) dengan
variabel dependent (Minat Beli
Konsumen).
Berdasarkan persamaan
regresi pada hasil output tabel
SPSS di atas diketahui bila
persamaan regresi yang
didapatkan adalah sebagai
berikut: Y=3,171 + 0,380 X. Nilai
tersebut menunjukkan bahwa X
memiliki hubungan yang positif,
hal tersebut menunjukan
perbaikan kualitas daripada X
akan menimbulkan peningkatan
minat beli konsumen sebesar 0.
379.
Analisis Korelasi Sederhana Analisis korelasi
sederhana adalah alat analisis
yang digunakan untuk mengetahui
seberapa besar derajat kekuatan
hubungan antara variabel
independent (Citra Merek) dengan
variabel dependent (minat beli
konsumen). Berdasarkan hasil
perhitungan dengan program aplikasi
SPSS 12, maka didapat tabel berikut
ini :
Tabel
Penafsiran penilaian koefisien
korelasi menurut Sugiono
(2002:183) lebih jelas lagi akan
dinyatakan sebagai berikut :
Tabel
Koefisien Korelasi dan
Taksirannya
Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 - 0,199 Sangat Rendah 0,20 - 0,399 Rendah 0,40 - 0,599 Sedang 0,60 - 0,799 Kuat
Analisis Pengaruh Brand Image ... (Febsri Susanti)
389
x
0,80 - 1,000 Sangat Kuat Sumber : Sugiono ( Metode Penelitian Bisnis, 2005 : 183 ).
Berdasarkan tabel di atas, maka didapat
nilai korelasi ganda (R) sebesar 0,778
yang termasuk kedalam hubungan yang
kuat. Korelasi yang terjadi adalah
korelasi positif, yaitu antara 0,60-0,799.
ini menunjukan bahwa, terdapat
hubungan yang kuat antara variabel
citra merek (X) terhadap variabel Minat
Beli Konsumen (Y).
Pengujian Hipotesis Dengan
Menggunakan Uji t
Pengujian hipotesis diperlukan
untuk mengetahui sejauhmana
hubungan antara variabel yang
satu dengan variabel yang lain,
apakah hubungan tersebut saling
mempengaruhi atau tidak.
Pengujian dilakukan dengan
menggunakan rumus uji t dengan
taraf signifikan 5% atau dengan
tingkat keyakinan 95%.
H0 : β 1 = 0, Tidak ada
pengaruh citra merek
terhadap minat beli.
Ha : β 1 ≠ 0, Ada Pengaruh
Pengaruh citra merek
terhadap minat beli
Berdasarkan data Tabel 4.18
nilai t hitung dari X (Citra merek)
sebesar 11,557 dengan nilai signifikan
0.000. Nilai tersebut menunjukkan
bahwa Citra Merek berpengaruh
signifikan terhadap Minat Beli Konsum
Analisis Koefisien Determinasi Untuk mengetahui seberapa
besar pengaruh Citra Merek terhadap
Minat Beli Konsumen, maka digunakan
analisis koefisien determinasi dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
Kd = ry 2x 100%
Kd = 0,7782
x 100% =
0,606 = 60,6 %
Dari analisis di atas dapat
dilihat bahwa besarnya pengaruh citra
merek terhadap minat beli konsumen
adalah sebesar 60,6 %, sedangkan
sisanya sebesar 39,4 % dipengaruhi
faktor-faktor lain yang tidak diteliti oleh
penulis.
Pembahasan Setelah dilakukan penelitian
menunjukan, bahwa mayoritas
responden memberikan tanggapan yang
positif terhadap pernyataan yang penulis
ajukan berkaitan dengan citra merek. Hal
ini menandakan bahwa citra merek yang
dimiliki oleh sepeda motor Honda
dinilai baik oleh responden. Citra
merek yang dimiliki oleh Honda,
mengakibatkan minat beli dari responden
terhadap sepeda motor Honda
menjadi meningkat. Hal ini
ditunjukan oleh pernyataan responden
terhadap pertanyaan berkaitan dengan
minat beli yang ditanggapi secara
positif oleh mayoritas responden.
Berdasarkan hasil perhitungan
menunjukan bahwa terdapat hubungan
positif yang ditimbulkan dari citra merek
terhadap minat beli konsumen.
Jurnal KBP, Vol. 1, No. 3, Desember 2013: 379 - 391
390
Dimana peningkatan yang ditimbulkan
dari citra merek positif yang dimiliki
oleh sepeda motor Honda
mengakibatkan peningkatan minat beli
konsumen. Hal ini sejalan dengan
pendapat Zeithaml (1988) yang setuju
bahwa intrinsik (produk pengetahuan)
dan ekstrinsik (citra merek) adalah faktor
yang paling penting bagi konsumen
dipertimbangkan ketika mengevaluasi
sebuah produk sebelum membeli.
Melalui citra merek, konsumen dapat
mengenali suatu produk, mengevaluasi
kualitas, lebih rendah risiko, dan
memperoleh pengalaman dan
kepuasan tertentu dari diferensiasi
produk.
Dari hasil perhitungan metode
penelitian yang telah dilakukan, maka
dapat diketahui bahwa persamaan
regresi pada hasil output tabel SPSS di
atas diketahui bila persamaan regresi
yang didapatkan adalah sebagai
berikut: Y=3,171 + 0,379 X. Nilai
tersebut menunjukkan bahwa X memiliki
hubungan yang positif, hal tersebut
menunjukan perbaikan kualitas daripada
X akan menimbulkan peningkatan minat
beli konsumen sebesar 0,379.
Nilai korelasi sederhana yang
didapatkan adalah sebesar 0.778, nilai
tersebut menunjukkan bahwa variabel
independent (citra merek) dengan
variabel dependent
(minat beli konsumen) memiliki derajat
kekuatan hubungan yang kuat (berada
pada kisaran 0.6 s-d 0.7999).
Nilai t hitung dari X (citra merek)
sebesar 11,557 dengan nilai signifikan
0.000. Nilai tersebut menunjukkan
bahwa Citra Merek berpengaruh
signifikan terhadap Minat Beli
Konsumen. Nilai koefisien determinasi
yang didapatkan sebesar 0.606, nilai
tersebut menunjukkan bahwa cirtra
merek memiliki pengaruh sebesar
60.6% terhadap minat beli konsumen
sedangkan 39.4% dipengaruhi variabel
lain yang tidak diteliti oleh penulis.
SIMPULAN DAN SARAN
Tanggapan responden mengenai
citra merek sepeda motor Honda sudah
cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari
tanggapan responden yang mayoritas
memberikan tanggapan positif
terhadap setiap pertanyaan yang
penulis ajukan berkaitan dengan citra
merek. Dari seluruh pertanyaan yang
disebarkan, lebih dari 70% responden
menyatakan bahwa citra merek
sepeda motor Honda sudah baik.
Namun dari seluruh hasil penyebaran
kuisioner masih ada kekurangan
berkaitan dengan citra merek sepeda
motor Honda, terutama berkaitan
dengan warna atau polet (striping) yang
ditawarkan.
Minat beli konsumen berdasarkan
tanggapan responden atas kuisioner
yang diberikan dapat dikatakan bahwa
responden memiliki minat beli yang
tinggi terhadap sepeda motor Honda.
Lebih dari 72% responden
menyatakan bahwa berminat membeli
sepeda motor Honda, ini dikarenakan
dari segi merek dan dari segi produk
itu sendiri yang menimbulkan minat
beli. Namun masih terdapat
kekurangan terutama berkaitan dengan
daya tarik iklan yang ditayangkan.
Analisis Pengaruh Brand Image ... (Febsri Susanti)
391
Saran
Adanya minat beli konsumen
terutama berkaitan dengan produk dan
merek yang dimiliki, sebaiknya pihak
perusahaan dapat memanfaatkan
peluang yang ada saat ini. Hal ini
dapat dilakukan dengan menampilkan
iklan-iklan ataupun promo yang dapat
meningkatkan minat beli konsumen
DAFTAR PUSTAKA
Agung, I Gusti Ngurah. 2001. Statiska
Analisis Hubungan Kausal
Berdasarkan Data Kategorik,
Edisi Pertama. Raja grafindo
persada : Jakarta.
Ghazali. Imam. 2005. Aplikasi Analisis
Multivariate Dengan Program
SPSS. Badan Penerbit
Diponegoro: Semarang.
Idris. 2004. Panduan Pratikum Aplikasi
Model Analisis Data
Kuantitatif. MM UNP : Padang.
Mowen, Jhon C dan Michael Minor.
2001. Prilaku
Konsumen.Erlangga : Jakarta.
Setiadi, Nugroho J. 2003. Prilaku
konsumen ( Konsep dan
Implikasi untuk Strategi dan
penelitian Pemasaran). Prenada
Media.
Sugiyono. 2004. Metode penelitian
Administrasi. Alfabeta:
Bandung.
Kotler, Philip, dkk. 1999. Manajemen
Pemasaran Perspektif Asia.
Andi Yogyakarta : Yogyakarta.
Kotler, Philip dan Amstrong. 2007.
Prinsip- Prinsip Pemasaran.
Jilid 1 diterjemahkan oleh
damas sihombing edisi 8:
Erlangga.
Schiffman, Leon G, Leslie Lazar
Kanuk. 2004. Prilaku
Konsumen. PT. Indeks Group
Gramedia: Jakarta.
Kotler, Philip. 2002. Manajemen
Pemasaran, Edisi 9.
Terjemahan: Hendra Teguh
et.al. PT Prenhallindo : Jakarta.
Kotler, Philip. 2005. Manajemen
Pemasaran. Edisi Kesebelas.
Diterjemahkan oleh Benyamin
Molan. Jilid 2. Indeks : Jakarta.
Kotler, Philip dan Gary Amstrong.
2003. Dasar-dasar Pemasaran.
Edisi Kesembilan.Indeks :
Jakarta.
Lamb Jr, Hair Jr, Mc Daniel. 2001.
Pemasaran. Edisi Pertama,
Diterjemahkan olehs David
Octaveria. Salemba Empat :
Jakarta.
Moh. Nazir. 2003. Metode Penelitian.
Cetakan Kelima. Ghalia
Indonesia : Jakarta.
Riduwan. 2002. Skala Pengukuran
Variabel-Variabel
Penelitian.Alfabeta : Bandung.
Sutisna dan Pawitra. 2001. Perilaku
Konsumen dan Komunikasi
Pemasaran. PT. Remaja
Rosdakarya : Jakarta.
Umar, Husein. 2000. Riset Pemasaran
Dan Prilaku Konsumen. PT.
Gramedia Pustaka Utama :
Jakarta.