Analisis Implementasi Green Banking Sustainability dan Kinerja Keuangan Terhadap
Profitabilitas Perbankan yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2018
Christy Siahaan*, Amlys Syahputra Silalahi, Syahyunan, Aryanti Sariartha Sianipar Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak dari green banking dan kinerja keuangan
terhadap profitabilitas bank. Green banking dalam penelitian ini dibagi menjadi dua dimensi yakni,
transaksi non tunai (e-banking) dan kebijakan green banking. Kinerja keuangan dalam penelitian ini
adalah ukuran bank, kecukupan modal, kredit bermasalah, efisiensi bank dan tingkat likuiditas
bank. Populasi pada penelitian ini adalah 43 perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2012-2018. Sampel pada penelitian ini adalah 9 bank terpilih dengan
menggunakan metode purposive sampling. Metode analisis pada penelitian ini adalah analisis
regresi data panel. Hasil menunjukkan bahwa Transaksi Non Tunai, Kecukupan Modal, Kredit
Bermasalah dan Tingkat Likuiditas bank masingmasing berpengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap profitabilitas bank. Kebijakan Green banking berpengaruh secara positif dan tidak
signifikan. Ukuran Bank dan Efisiensi Bank masing-masing berpengaruh secara negatif dan
signifikan terhadap profitabilitas bank.
Kata Kunci: Transaksi Non-Tunai, Green Banking, Kecukupan Modal, Kredit Bermasalah,
Efisiensi Bank, Tingkat Likuiditas Bank, Profitabilitas Bank
ABSTRACT
This study aims to determine the impact of green banking and financial performance on bank
profitability. Green banking in this study is divided into two dimensions namely, non-cash
transactions (e-banking) and green banking policy. Financial performance in this study are bank
size, capital adequacy ratio, non-performing loans, bank efficiency and bank’s liquidity.The
population of the research are 43 companies from banking sector that listed in Indonesia Stock
Exchange with period 2012-2018. The sample of this research are 9 banks that choosed using
purposive sampling method that listed in Indonesia Stock Exchange with period 2012-2018. The
method of analysis in this study is panel data regression analysis. The results show that Non-Cash
Transactions, Capital Adequacy, Non-performing Loans and Bank’s Liquidity have a negative and
not significant effect on bank profitability. Meanwhile, Green Banking Policy has a positive and
insignificant effect, and Bank Size and Bank Efficiency has a negative and significant effect on
profitability bank.
Keywords: Non-Cash Transactions, Green Banking, Capital Adequacy, Problem Loans, Bank
Efficiency, Bank Liquidity Levels, Bank Profitability
PENDAHULUAN
Green Banking merupakan issue baru di dunia keuangan. Ini adalah bentuk perbankan dengan
mempertimbangkan dampak sosial dan lingkungan. Dimana motif utamanya adalah untuk melindungi
dan melestarikan lingkungan. Bank-bank yang berada di negara asing, seperti Bangladesh dan Kenya
sedang mempraktikkan green banking dengan sangat serius. Beberapa bank seperti di Kenya telah
memperkenalkan kebijakan risiko Lingkungan dan Sosial (E&S) resmi untuk mengatur kegiatan
pemberian pinjaman pada tahun 1997. Mereka juga menandatangani Equator’s Principle (EP), dan
bergerak maju dalam membangun kinerja bank untuk mengukur sosial dan dampak ekonomi dari
pinjaman, mengurangi konsumsi kertas tahunan dari karyawan penuh waktu dan terus mengurangi
konsumsi energi dan air, dll (Sinha, 2013). Dewasa ini, melihat profitabilitas perbankan melalui issue
mengenai green banking, dapat dilihat dari kegiatan operasional harian yang dilakukan oleh
perbankan. Operasional harian dalam konteks ini mengacu pada operasional harian yang dilakukan
perbankan dalam kinerja sehari-hari dan mengubah praktiknya ke arah yang lebih ramah lingkungan
sesuai dengan konsep yang diterapkan green banking. Praktik green banking merekomendasikan
bahwa dalam hal operasional perbankan jauh lebih baik menerapkan online banking, mobile banking
serta green card yang bahannya bisa kembali didaur ulang sehingga lebih paperless (Nath , N, & A,
2014). Dalam penelitian ini, kebijakan green banking dianalisis melalui komponen penggunaan kertas
yang lebih paperless dalam kegiatan operasional kantor. perbankan.Menurut (Sari, 2017), kebijakan
green banking adalah gagasan yang membuat perusahaan tidak hanya bertanggung jawab dalam hal
keuangan saja, tetapi juga dampaknya terhadap sosial dan lingkungan sekitar perusahaan agar
perusahaan dapat tumbuh secara berkelanjutan. Gosshling S & Voucht (2019) mengatakan bahwa
kebijakan green banking dapat dipandang sebagai kewajiban dunia bisnis untuk menjadi akuntabel
terhadap seluruh stakeholder, bukan hanya terhadap salah satu stakeholder saja.
TINJAUAN LITERATUR
Profitabilitas
Menurut Alifah (2014) profitabilitas adalah keuntungan yang dihasilkan melalui kegiatan usahanya
dalam periode tertentu. Profitabilitas adalah keuntungan yang didapat perbankan dari kegiatan yang
dilakukan oleh perbankan tersebut, mulai dari investasi, pemberian pinjaman dan lain-lainnya.
Profitabilitas sangat penting bagi perusahaanperusahaan termasuk perbankan, karena profitabilitas
menunjukkan pertumbuhan sebuah lembaga, dan menggambarkan nilai dari perusahaan atau
perbankan tersebut. Semakin tinggi profitabilitasnya maka semakin tinggi nilai dari perbankan
tersebut. Nilai dari perbankan akan memengaruhi harga saham, ataupun obligasinya. Menurut
Prasanjaya A, A.Yogi, & Ramantha (2013) dalam penelitiannya yang menyebutkan bahwa sangat
penting untuk mengukur tingkat profitabilitas karena untuk menjamin sudah tercapai atau belum laba
yang telah ditargetkan satu periode yang ditentukan.
Operasional Harian
Operasional harian dalam konteks ini mengacu pada operasional harian yang dilakukan perbankan
dalam kinerja sehari-hari dan mengubah praktiknya ke arah yang lebih ramah lingkungan sesuai
dengan konsep yang diterapkan green banking. Praktik green banking merekomendasikan bahwa
dalam hal operasional perbankan jauh lebih baik menerapkan online banking, mobile banking serta
green card yang bahannya bisa kembali didaur ulang sehingga lebih paperless (Nath, et. Al., 2014).
Bank Size
Ukuran perusahaan dalam penelitian ini dilihat berdasarkan dari besarnya total aktiva yang dimiliki
perusahaan. Aktiva merupakan suatu komponen yang penting dari suatu perusahaan (Nazir et. Al.,
2009). Bank yang lebih besar ukuran asetnya lebih menguntungkan dari pada bank yang ukuran
asetnya kecil, karena ukuran bank yang lebih besar mempunyai tingkat efisiensi yang lebih tinggi
(Kosmidou, et. al., 2008).
Bank Size = LnTotalSize
Kebijakan Green Banking
Pada kebijakan green banking, terkat dengan kegiatan operasional perusahaan yang seminimun
mungkin dalam melakukan kegiatan operasional harian perbankan menjadi lebih paperless. Hal ini
dimaksudkan, dengan kegiatan yang lebih paperless mendorong perbankan Indonesia untuk lebih
mengerti dan ikut dalam upaya implementasi penerapan kebijakan Green Economic melalui kegiatan
Green Banking pada perbankan yang sedang digalakkan oleh Baik Indonesia.
Kecukupan Modal
Modal merupakan salah satu hal penting dalam melakukan perkembangan usaha, baik itu melalui
investasi, pendanaan atau pun pemberian pinjaman kepada pelaku usaha. CAR merupakan salah satu
proksi utama dalam permodalan bank.CAR adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan
modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko
(Dendawijaya, 2001).
CAR = 𝑴𝒐𝒅𝒂𝒍 (𝑴𝒐𝒅𝒂𝒍 𝑰𝒏𝒕𝒊+𝑴𝒐𝒅𝒂𝒍 𝑷𝒆𝒍𝒆𝒏𝒈𝒌𝒂𝒑)
𝑨𝒌𝒕𝒊𝒗𝒂 𝑻𝒆𝒓𝒕𝒊𝒎𝒃𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒆𝒏𝒖𝒓𝒖𝒕 𝑹𝒊𝒔𝒊𝒌𝒐x 100%
Kredit Bermasalah
Risiko kredit merupakan risiko yang terjadi akibat kegagalan pihan lawan dalam memenuhi
kewajibannya (Rizal, 2007). Menurut (Siamat, 2004) risiko kredit adalah risiko yang ditimbulkan
akibat ketidakmampuan nasabah dalam mengembalikan jumlah pinjaman dan bunga yang telah
ditetapkan bank berdasarkan waktu yang telah ditentukan. Menurut Yogianta (2013), NPL
menggambarkan risiko kredit, dimana jika NPL semakin rendah maka semakin rendah juga risiko
kredit yang dihadapi oleh bank tersebut. Namun, ketika kredit bermasalah semakin tinggi cenderung
akan menurunkan profitabilitas perbankan akibat pendapatan bunga yang macet.
NPL = 𝑲𝒓𝒆𝒅𝒊𝒕𝒂 𝑩𝒆𝒓𝒎𝒂𝒔𝒂𝒍𝒂𝒉
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑲𝒓𝒆𝒅𝒊𝒕x 100%
Efisiensi Bank
Kemampuan bank dalam menekan biaya dalam menghasilkan laba dari aktivitas bisnisnya disebut
dengan efisiensi biaya. Jika efisiensi bank semakin tinggi makan menunjukkan biaya yang
dikeluarkan bank dalam aktivitas operasionalnya semakin rendah, sehingga profitabilitas bank akan
meningkat. Dalam penelitian ini efisiensi bank digambarkan dimana biaya yang dikeluarkan bank
dalam melakukan aktivitasnya diukur dengan rasio beban operasional terhadap pendapatan
operasional (BOPO). Rasio BOPO sering disebut sebagai rasio efisiensi yang digunakan untuk
mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap
pendapatan operasional .
BOPO = 𝑩𝒆𝒃𝒂𝒏 𝑶𝒑𝒆𝒓𝒂𝒔𝒊𝒐𝒏𝒂𝒍
𝑷𝒆𝒏𝒅𝒂𝒑𝒂𝒕𝒂𝒏 𝑶𝒑𝒆𝒓𝒂𝒔𝒊𝒐𝒏𝒂𝒍x 100%
Loan to Deposit Ratio (LDR)
Loan to Deposit Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur komposisi jumlah kredit
yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan
(Kasmir, 2010). LDR menyatakan seberapa jauh kemampuan bank untuk membayar kembali
penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber
likuiditasnya. Untuk menjaga tingkat likuiditas maka Bank Indonesia menetapkan standar nilai LDR
sebesar 78-92 persen dalam Peraturan Bank Indonesia No. 15/15/PBI/2013, apabila tingkat LDR
berada pada rentang tersebut maka bank dianggap sehat. Semakin tinggi LDR menunjukkan semakin
riskan kondisi likuiditas bank, sebaliknya semakin rendah LDR menunjukkan kurangnya efektivitas
bank dalam menyalurkan kredit. rasio Loan To Deposit Ratio dapat dirumuskan sebagai berikut:
LDR = 𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑲𝒓𝒆𝒅𝒊𝒕
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑫𝒂𝒏𝒂 𝑫𝒊𝒕𝒆𝒓𝒊𝒎𝒂× 100 persen
METODE
Populasi dalam penelitian ini adalah 43 perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia serta Bank
Indonesia periode 2012-2018. Sampel pada penelitian ini adalah 9 bank yang memenuhi kriteria.
Definisi operasional variabel dalam penelitian ini antara lain:
1. Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel
bebas. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah profitabilitas bank. 2. Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan atau
timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel independen dalam penelitian ini adalah
operasional harian green banking, kebijakan green banking, bank size, kecukupan modal, kredit
bermasalah, efisiensi bank dan likuiditas.
Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan
yang diunduh dari situs Bursa Efek Indonesia dan situs resmi setiap bank. Data yang diperoleh adalah
data kuantitatif. Sifat data ini adalah pooling data atau combined model, yaitu gabungan antara data
time-series dan data cross section. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui
studi pustaka dan studi dokumentasi, yaitu mengumpulkan laporan keuangan masing-masing
perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan Bank Indonesia tahun 2012-2018.
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi data panel.
HASIL
Analisis Deskriptif
Tabel 1. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian
Variable Minimun Maximun Mean Std.Deviasi
ROA (Y) 0.000800 0.055000 0.022968 0.013510
TNT 979415.0 7.90E+08 99151833 1.57E+08
KGB 1005000. 40168509 13649937 10363789
TA 333304.0 1.30E+09 3.29E+08 3.82E+08
CAR 0.113500 0.297200 0.182743 0.031479
NPL 0.113500 0.061100 0.024235 0.012647
BOPO 0.582000 0.997700 0.783000 0.122028
LDR 0.353000 1.030700 0.865329 0.098736
Sebanyak 9 perusahaan yang akhirnya diteliti dalam penelitian dikarenakan adanya perbankan yang
tidak menampilkan laporan secara lengkap serta belum melakukan kebijakan green banking. Adapun
perusahaan yang termasuk dalam penelitian ini adalah: Bank Mandiri, Bank BNI, Bank BCA, Bank
BRI, Bank BJB, Bank BRI Syariah, Bank OCBC NISP, Bank CIMB Niaga, Bank Artha Graha
Internasional. Berikut ini adalah analisis deskriptif yang diperoleh dari Tabel 1:
1. Variabel ROA (Y) memiliki nilai minimun dari ROA adalah 0,000800 yang dimiliki oleh PT
Bank BRI Syariah, sementara nilai maksimun dari ROA adalah 0,55000 yang dimiliki oleh
PT.Bank Mandiri. Rata-rata ROA adalah 0,022968 dengan standar deviasi 0,013510.
2. Variabel Transaksi Non Tunai (TNT) memiliki nilai minimum dari TNT adalah 979415,0
dimiliki oleh PT.OCBC NISP, sementara nilai maksimum dari TNT adalah 7,90E+08 dimiliki
oleh PT. Bank Mandiri. Rata-rata TNT adalah 99151833 dengan standar deviasi 1,57E+08.
3. Variabel Kebijakan Green Banking (KGB) memiliki nilai minimum dari KGB adalah 1005000
dimiliki oleh PT.Bank Jawa Banten , sementara nilai maksimum dari KGB adalah 40168509
diperoleh dari PT. Bank Central Asia. Rata-rata KGB adalah 13649937, dengan standar deviasi
10363789. 4. Variabel Total Asset memiliki nilai minimum dari Total Aset adalah 333304,0 juta dimiliki oleh
PT.Bank Artha Graha Internasional, sementara nilai maksimum dari Total Asset adalah
1,30E+08juta diperoleh dari PT.Bank Mandiri. Rata-rata Total Asset adalah 3,29 E+08 juta,
dengan standar deviasi 3.82E+08 juta.
5. Variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) memiliki nilai minumum dari CAR adalah 0,113500
persen diperoleh dari PT.Bank Negara Indonesia, sementara nilai maksimum dari CAR adalah
0,297200 persen diperoleh dari PT.Bank CIMB Niaga.Rata-rata CAR adalah 0,182743
persen,dengan standar deviasi 0,031479 persen. 6. Variabel Non Performing Loan (NPL) memiliki nilai minimun dari NPL adalah 0,113500 persen
dimiliki oleh PT. Bank Rakyat Indonesia, sementara nilai maksimun dari NPL adalah 0,061100
persen diperoleh dari PT.Bank Central Asia. Rata-rata NPL adalah 0,024235 persen, dengan
standar deviasi 0.012647 persen. 7. Variabel BOPO memiliki nilai minimun dari BOPO adalah 0,582000 persen diperoleh dari
PT.Bank OCBC NISP, sementara nilai maksimun dari BOPO adalah 0,997700 persen diperoleh
dari PT.Bank Mandiri. Rata-rata BOPO adalah 0,783000 persen, dengan standar deviasi
0,098736 persen.
8. Variabel Loan to Deposit Ratio memiliki nilai minimun dari LDR adalah 0,3530000 persen
dimiliki oleh PT.Bank Artha Graha Internasioal, sementara nilai maksimun dari LDR adalah
1,030700 persen diperoleh dari PT. Bank Jawa Banten. Rata-rata LDR adalah 0,865329 persen,
dengan standar deviasi 0,098736 persen.
Analisis Regresi Data Panel
Analisis regresi data panel digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel Transaksi Non
Tunai (X1, Kebijakan Green Banking (X2), Bank Size (X3), CAR (X4), NPL (X5), BOPO (X6) dan
LDR (X7) terhadap ROA (Y) pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan
Bank Indonesia. Pengujian regresi data panel ini dilakukan untuk mencari hubungan antara variabel
independent dengan variabel dependen. Tabel 2 menyajikan nilai koefisien regresi, nilai statistik F,
nilai statistik t, dan koefisien determinasi (R2).
Tabel 2. Nilai Statistik dari Uji Koefisien Determinasi (R2), Uji t, dan Uji F
Berdasarkan Tabel 2, dapat diketahui persamaan regresi data panel yang digunakan sebagai berikut:
Y = 0,09 – 5,71E-13X1 + 2,47E-11X2 - 1,06E-11X3 – 0,007X4 + 0,007X5 – 0,004X6 – 0,086X7
Dari persamaan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Konstanta (β0) = 0.095619 Ini menunjukkan tingkat konstanta, dimana jika variabel Operasional
Harian (X1), Kebijakan Green Banking (X2), Bank Size (X3), Capital Adequacy Ratio (X4),
Non Performing Loan (X5), Belanja Operasional terhadap Pendapatan Operasional (X6), Loan to
Deposit Ratio (X7) adalah 0, maka Return on Asset (Y) akan tetap sebesar 0.095619, dengan
asumsi variabel lain tetap.
2. Koefisien Transaksi Non Tunai (β1) = -5,71E-13 < 0. Ini menunjukkan bahwa variabel Transaksi
Non Tunai (X1) berpengaruh secara negatif terhadap ROA. Jika variabel Transaksi Non Tunai
ditingkatkan, maka Return On Asset akan menurun dengan asumsi variabel lain tetap, demikian
sebaliknya.
3. Koefisien KGB (β2) = 2,47E-11 > 0. Ini menunjukkan bahwa variabel KGB (X2) berpengaruh
secara positif terhadap Return on Asset . Jika variabel KGB ditingkatkan, maka Return On Asset
akan meningkat dengan asumsi variabel lain tetap, demikian sebaliknya
4. Koefisien TA (β3) = -1,06E-11 < 0. Ini menunjukkan bahwa variabel TA (X3) berpengaruh
secara negatif terhadap Return On Asset. Jika variabel TA ditingkatkan, maka Return on Asset
akan menurung dengan asumsi variabel lain tetap, demikian sebaliknya.
5. Koefisien CAR (β4) = -0.007225 < 0. Ini menunjukkan bahwa variabel CAR (X4) berpengaruh
secara negatif terhadap ROA. Jika variabel CAR ditingkatkan, maka ROA akan menurun dengan
asumsi variabel lain tetap, demikian sebaliknya.
6. Koefisien NPL (β5) = 0,007106 > 0. Ini menunjukkan bahwa variabel NPL (X5) berpengaruh
secara positif terhadap ROA. Jika variabel NPL ditingkatkan, maka ROAakan meningkat dengan
asumsi variabel lain tetap, demikian sebaliknya.
7. Koefisien BOPO (β) = -0,000404 < 0. Ini menunjukkan bahwa variabel BOPO (X6) berpengaruh
secara negatif terhadap ROA. Jika variabel BOPO ditingkatkan, maka ROA akan menurun
dengan asumsi variabel lain tetap, demikian sebaliknya.
8. Koefisien LDR (β7) = -0,086762 < 0. Ini menunjukkan bahwa variabel LDR (X7) berpengaruh
secara negatif terhadap ROA. Jika variabel LDR ditingkatkan, maka ROA akan menurun dengan
asumsi variabel lain tetap, demikian sebaliknya.
Uji Koefisien Determinasi (R2)
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) diketahui bahwa nilai Adjusted R-Square adalah 0,983986,
berarti sebesar 98,3986 persen variabel Return On Asset (ROA) dapat dijelaskan oleh variabel
Operasional Harian, Kebijakan Green Banking, Bank Size, Capital Adequacy Ratio, Non Performing
Loan, Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional dan Loan to Deposit Ratio. Sedangkan
sisanya, sebesar 1,0614 persen dapat dijelaskan oleh faktorfaktor lain yang tidak dapat dijelaskan pada
penelitian ini.
Uji Signifikansi Pengaruh Serempak (Uji F)
Berdasarkan Tabel 4.7, diketahui nilai F hitung (254,9677) > F tabel (2,0582) dan nilai Probabilitas
(0,000000) < 0,05. Maka dapat disimpulkan Transaksi Non Tunai, Kebijakan Green Banking, Total
Asset, Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Biaya Operasional Pendapatan Operasional,
Loan to Deposit Ratio terhadap Return On Asset.
Uji Parsial (t-test)
Berdasarkan Tabel 2 hasil uji signifikansi secara parsial dapat diambil kesimpulan, yaitu:
1. Diketahui nilai koefisien TNT adalah -5,71E-13, yakni bernilai negatif dengan thitung (-
0,246920) < ttabel (2,262157) dan Prob (0,8060) > . Hal ini berarti TNT berpengaruh negatif dan
tidak signifikan terhadap ROA. Berdasarkan hasil di atas, nilai koefisien TNT sebesar -5,71E-13
artinya setiap kenaikan TNT sebesar Rp.1.000.000,-, maka ROA akan menurun tidak signifikan
sebesar -5,71E-13 persen., demikian sebaliknya.
2. Diketahui nilai koefisien KGB adalah 2,47E-11, yakni bernilai positif dengan thitung (0,442815)
> ttabel (2,262157) dan Prob (0,6599) > α (0,05). Hal ini berarti KGB berpengaruh positif dan
tidak signifikan terhadap ROA.Berdasarkan hasil di atas, nilai koefisien KGB sebesar 2,47E-11
artinya setiap kenaikan KGB sebanyak 1 RIM, maka ROA akan meningkat tidak signifikan
sebesar 2,47E-11 persen., demikian sebaliknya.
3. Diketahui nilai koefisien TA adalah -1,06E-11, yakni bernilai negatif dengan thitung (-
4,479632) < ttabel (2,262157) dan Prob (0,0000) < α (0,05). Hal ini berarti TA berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap ROA.Berdasarkan hasil di atas, nilai koefisien TA sebesar -
1,06E-11 artinya setiap kenaikan TA sebesar 1 Juta, maka ROA akan menurun signifikan sebesar
-1,06E-11 persen, demikian sebaliknya
4. Diketahui nilai koefisien CAR adalah -0,007225, yakni bernilai negatif dengan thitung (-
0,885286) < ttabel (2,262157) dan Prob (0,3805) > α (0,05). Hal ini berarti CAR berpengaruh
negatif dan tidak signifikan terhadap ROA. Berdasarkan hasil di atas, nilai koefisien CAR
sebesar -0,007225 artinya setiap kenaikan CAR sebesar 1 persen, maka ROA akan menurun tidak
signifikan sebesar -0,007225 persen, demikian sebaliknya.
5. Diketahui nilai koefisien NPL adalah 0,007106, yakni bernilai positif dengan thitung (0,237748)
> ttabel (2,262157) dan Prob (0,8131) > α (0,05). Hal ini berarti NPL berpengaruh positif dan
tidak signifikan terhadap ROA. Berdasarkan hasil di atas, nilai koefisien NPL sebesar 0,007106
artinya setiap kenaikan NPL sebesar 1 persen, maka ROA akan meningkat tidak signifikan
sebesar 0,007106 persen, demikian sebaliknya.
6. Diketahui nilai koefisien BOPO adalah -0,08675, yakni bernilai negatif dengan thitung (-
13,47883) < ttabel (2,262157) dan Prob (0,000) < α (0,05). Hal ini berarti BOPO berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap ROA. Berdasarkan hasil di atas, nilai koefisien BOPO sebesar -
0,08675 artinya setiap kenaikan BOPO sebesar 1 persen, maka ROA akan menurun signifikan
sebesar -0,08675 persen, demikian sebaliknya
7. Diketahui nilai koefisien LDR adalah -0,000404, yakni bernilai negatif dengan thitung (-
0,139805) < ttabel (2,262157) dan Prob (0,8894) > α (0,05). Hal ini berarti LDR berpengaruh
negatif dan tidak signifikan terhadap ROA. Berdasarkan hasil di atas, nilai koefisien LDR
sebesar -0,086762 artinya setiap kenaikan LDR sebesar 1 persen, maka ROA menurun tidak
signifikan sebesar -0,86762 persen, demikian sebaliknya
DISKUSI
H1: Pengaruh TNT terhadap ROA
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, nilai koefisien TNT adalah -5,71E-13, yakni bernilai
negatif dengan thitung (-0,246920) < ttabel (2,262157) dan Prob (0,8060) > . Hal ini berarti TNT
berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROA. Perkembangan transaksi non tunai di
Indonesia kini semakin semarak. Terlihat dari terus bertambahnya jenis pembayaran non tunai yang
telah diterbitkan dan meningkatnya nilai transaksi dalam empat tahun terakhir (2014-2017).
Kemudahan yang diberikan oleh fasilitas pembayan non tunai dapat meningkatkan konsumsi yang
berpotensi mendorong pertumbuhan ekonomi. Menurut Prayudi (dalam Diyanti, 2012) banyaknya
kredit tidak meningkatkan rasio NPL dimungkinkan karena kredit yang disalurkan oleh pihak bank
lebih selektif dengan menilik kualitas calon debitur (kriteria 5C) sehingga dapat menurunkan risiko
kredit macet. Penelitian kali ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kharawish HA & AL
Sa'Di NM (2011) serta Acharya S & Locke S (2016). Namun, hasil penelitian ini tidak sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Rauf and Qiang (2014).
H2: Pengaruh KGB terhadap ROA
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, nilai koefisien KGB adalah 2,47E-11, yakni bernilai
positif dengan thitung (0,442815) > ttabel (2,262157) dan Prob (0,6599) > α (0,05). Dari hasil tersebut
maka semakin besar KGB maka akan semakin besar kecenderungan perusahaan untuk meningkatkan
ROA dan semakin kecil KGB semakin kecil kecenderungan perusahaan meningkatkan ROA.
Kegiatan operasional harian green banking berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap
profitabilitas bank. Hal tersebut menunjukkan bahwa perbankan yang menerapkan green banking
dengan memanfaatkan kemajuan teknologi dalam aktivitasnya dapat menjadi lebih efisien, yang mana
penggunaan energinya yang menjadi lebih sedikit dan lebih paperless. Sehingga beban yang akan
mengurangi pendapatan bank menurun dan profit bank akan meningkat. Hasil penelitian ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh 0yewole et. Al (2013), Margaretha (2015) . Namun, hasil
penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan Nurdin & Diana (2016), Kurniawati,
Sahroni dan Dedeh (2018) dan Rohani & Elizar (2018).
H3: Pengaruh Bank Size terhadap ROA
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, nilai koefisien TA adalah -1,06E- 11, yakni
bernilai negatif dengan thitung (-4,479632) < ttabel (2,262157) dan Prob (0,0000) < α (0,05). Dari
hasil tersebut maka menunjukkan bahwa semakin besar TA suatu perusahaan maka akan semakin
kecil kecenderungan perusahaan untuk melakukan peningkatan ROA dan semakin kecil TA suatu
perusahaan maka akan semakin besar kecenderungan perusahaan untuk melakukan peningkatan ROA.
Menurut Machfud (1994) bahwa ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan
besar kecil perusahaan menurut berbagai cara, antara lain: total aktiva, log size, nilai pasar saham, dan
lain-lain. Pada dasarnya ukuran perusahaan hanya terbagi menjadi 3 kategori yaitu perusahaan besar
(large firm),perusahaan menengah (medium size) dan perusahaan kecil (small firm). Penentuan
ukuran ini didasarkan kepada total asset perusahaan. Perusahaan yang memiliki asset yang besar
berkesempatan memperoleh profit yang lebih besar. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil
penelitian Deelchand dan Padgett (2009) dan Anom Purbawangsa (2015) ,Manuaba (2012), dan Raj
Bhattarai (2016) dan Antonio, Ponce (2013). Namun, hasil penelitian ini tidak sejalan dengan
penelitian yang dilakukan Baskara dan Kadek (2019) serta Filzah, Ridwan & Anan (2016).
H4: Pengaruh CAR Terhadap Profitabilitas Bank
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan nilai koefisien CAR adalah -0,007225, yakni bernilai
negatif dengan thitung (-0,885286) < ttabel (2,262157) dan Prob (0,3805) > α (0,05). Dari hasil
tersebut maka semakin besar nilai CAR maka semakain kecil kecenderungan perusahaan untuk
melakukan peningkatan ROA dan semakin kecil nilai CAR maka semakin besar kecenderungan
perusahaan untuk melakukan peningkatan ROA. Tidak siginifikannya CAR dikarenakan adanya
peraturan BI yang mewajibkan bank menjaga CAR dengan ketentuan minimal 8%. CAR yang tinggi,
bila tidak diimbangi dengan investasi dan penyaluran dana yang baik, CAR tidak akan berpengaruh
banyak terhadap profitabilitas. Rasio CAR yang baik harus berada di atas ketentuan minimum yaitu
sebesar 8 %. Namun demikian kondisi dimana rasio CAR yang terlalu tinggi juga kurang baik bagi
bank. Hal ini dikarenakan CAR yang terlalu tinggi misalnya 100%, menunjukkan bahwa bank tidak
memutarkan dana dari pihak lain. Bank yang tidak menyalurkan dananya akan mengalami kerugian.
CAR yang terlalu tinggi menunjukkan bahwa modal yang dimiliki bank terlalu besar sehingga
mencerminkan bahwa bank kurang efisien dalam menyalurkan dananya. Sebaiknya BI perlu mengkaji
dan menetapkan peraturan terbaru terkait CAR sehingga bank memiliki acuan berapa titik tertinggi
yang ideal untuk rasio CAR. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Defri
(2012), Hutagalung, dkk. (2013) dan Wicaksono (2016) serta Yogianta (2013). Namun, penelitian ini
tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan Prastiyaningtyas (2010) dan Alifah (2014).
H5: Pengaruh NPL Terhadap Profitabilitas Bank
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, nilai koefisien NPL adalah 0,007106, yakni bernilai
positif dengan thitung (0,237748) > ttabel (2,262157) dan Prob (0,8131) > α (0,05). Dari hasil tersebut
maka semakin besar nilai NPL maka semakain kecil kecenderungan perusahaan untuk melakukan
peningkatan ROA dan semakin kecil nilai NPL maka semakin besar kecenderungan perusahaan untuk
melakukan peningkatan ROA. Pada saat ini tingkat NPL perusahaan perbankan masih tergolong
rendah. Kualitas kredit yang buruk akan meningkatkan risiko, terutama bila pemberian kredit
dilakukan dengan tidak menggunakan prinsip kehati-hatian dan ekspansi dalam pemberian kredit yang
kurang terkendali sehingga bank akan menanggung risiko yang lebih besar pula. Risiko tersebut
berupa kesulitan pengembalian kredit oleh debitur yang apabila jumlahnya cukup besar dapat
mempengaruhi kinerja perbankan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Raharjo et al.
(2014), Sri (2017) serta Joy, Sri & Natalia (2019). .Namun, hasil ini berbeda dengan penelitian yang
dilakukan oleh Wicaksono (2016), Sedana & Ida (2018) serta Yusriani (2018).
H6: Pengaruh BOPO Terhadap Profitabilitas Bank
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, nilai koefisien BOPO adalah -0,08675, yakni
bernilai negatif dengan thitung (-13,47883) < ttabel (2,262157) dan Prob (0,000) < α (0,05). Dari hasil
tersebut maka menunjukkan bahwa semakin besar BOPO suatu perusahaan maka akan semakin kecil
kecenderungan perusahaan untuk melakukan peningkatan ROA dan semakin kecil BOPO suatu
perusahaan maka akan semakin besar kecenderungan perusahaan untuk melakukan peningkatan ROA.
BOPO berpengaruh negatif artinya jika BOPO meningkat yang berarti efisiensi menurun, maka
profitabilitas (ROA) akan menurun. Semakin efisien suatu bank maka kinerjanya meningkat. Kinerja
bank yang meningkat akan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap bank. Peningkatan
kepercayaan masyarakat dapat meningkatkan jumlah DPK yang dihimpun suatu bank, selain itu
masyarakat juga terdorong untuk menggunakan jasa dan produk bank seperti pinjaman atau kredit.
Tingginya DPK dan kontribusi masyarakat pada produk-produk bank diharapkan akan meningkatkan
profitabilitas. Bank Indonesia menetapkan angka terbaik untuk rasio BOPO yaitu di bawah 85%,
karena jika rasio BOPO melebihi 85% hingga mendekati angka 100% maka bank tersebut dapat
dikategorikan tidak efisien dalam menjalankan operasinya. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan hasil penelitian yang dilakukan Alifah (2014) , Sumiati (2009), Prastiyaningtyas (2010),
Hutagalung, dkk. (2013) dan Wicaksono (2016). Namun hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian
yang dilakukan oleh Pratiwi (2014), Yusriani (2018) serta Bambang & Joko (2009).
H7 : Pengaruh LDR Terhadap Profitabilitas
Berdasakan penelitian yang telah dilakukan, nilai koefisien LDR adalah -0,000404, yakni bernilai
negatif dengan thitung (-0,139805) < ttabel (2,262157) dan Prob (0,8894) > α (0,05). Dari hasil
tersebut maka semakin besar nilai LDR maka semakain kecil kecenderungan perusahaan untuk
melakukan peningkatan ROA dan semakin kecil nilai LDR maka semakin besar kecenderungan
perusahaan untuk melakukan peningkatan ROA. LDR merupakan rasio antara kredit yang diberikan
kepada nasabah dibandingkan dengan dana yang masuk dari masyarakat. Bank Indonesia telah
menentukan batas bawah LDR adalah sebesar 78% dan batas atas yang dapat ditoleransi adalah 92%.
Untuk menjaga rasio LDR bank harus senantiasa menjaga atau meningkatkan jumlah kredit yang
diberikan kepada masyarakat, disamping menghimpun dana dari masyarakat. Kondisi dimana bank
tidak dapat menyalurkan kredit ke masyarakat, hal ini akan mempengaruhi perolehan profitabilitas
bank tersebut. Penyaluran kredit dalam jumlah besar berpotensi meningkatkan jumlah kredit macet
yang dapat berdampak pada penurunan laba, disamping itu jika kredit dapat disalurkan secara efektif
akan mendatangkan laba bagi bank. LDR yang tinggi akan menimbulkan dua dampak yaitu bila kredit
disalurkan secara efektif maka akan mendatangkan laba, sedangkan bila ekspansi kredit kurang
terkendali dan disalurkan secara kurang hati-hati maka akan menimbulkan risiko yang lebih besar.
Kondisi ini menyebakan pengaruh LDR tidak signifikan terhadap profitabilitas bank. Hal ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan Putri (2015) ,Bilian and Purwanto (2017), Prastiyaningtyas (2010),
Hutagalung, dkk. (2013) dan Wicaksono (2016). Namun, hasil penelitian ini tidak sejalan dengan
penelitian yang dilakukan Pertiwi (2014) dan Sedana & Ida (2018).
KESIMPULAN
Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut: Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian yang telah
dilakukan, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut:
1. Transaksi Non Tunai (TNT), Kebijakan Green Banking (KGB), Total Aset (TA), Capital Adequacy
Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Beban Operasional Terhadap Pendapatn Operasional
(BOPO), Loan to Deposit Ratio (LDR) secara serempak berpengaruh signifikan terhadap Return on
Asset pada Perbankan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode 2012- 2018.
2. Transaksi Non Tunai secara parsial berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROA pada
Perbankan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2018.
3. Kebijakan Green banking secara parsial berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ROA
pada Perbankan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2018.
4. Total Asset secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA pada Perbankan
yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2018.
5. CAR secara parsial berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROA pada Perbankan yang
tercatat di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2018.
6. NPL secara parsial berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROA pada Perbankan yang
tercatat di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2018.
7. BOPO secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA pada Perbankan yang
tercatat di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2018
8. LDR secara parsial berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROA pada Perbankan
yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2018.
Saran
1. Bagi Perbankan Bagi perusahaan yang hendak melakukan kebijakan green banking sebaiknya
dapat memastikan apakah melakukan kebijakan green bankinh merupakan keputusan yang
efektif atau tidak karena dalam melakukan kebijakan green banking memerlukan modal atau
sumber daya yang cukup besar.
2. Bagi Peneliti Bagi Peneliti diharapkan dapat menambah ilmu dan wawasan yang baru mengenai
kebijakan green banking yang sedang diimplementasikan oleh pihak perbankan.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk menambah rentang
waktu observasi penelitian, meningkatkan jumlah sampel perusahaan atau dengan
menggunakan industri perusahaan yang lain seperti perusahaan sector berbeda, sehingga
mendapatkan kesimpulan dan cakupan yang lebih luas. Selain itu, peneliti selanjutnya juga
dapat menambah variabel lainnya yang berpotensi menghasilkan penelitian dan wawasan
yang lebih banyak.
REFERENSI
Acharya S, & Locke S. (2016). Green Banking And Banks Performance In India. . International
Conference On Green Banking For Green Industry and Green, 0-14.
Andreas HH, Sucahyo US, & Elisabeth D. (2015). Corporate Social Responsibility Dan Profitabilitas.
Jurnal Manajemen, Vol 14, 119-136. Ayuning, F. (2014). Inisiasi Praktek Perbankan Hijau
Pada Bank BUMN. Jurnal Manajemen Dan Akuntansi, 45.
Bahl. (2012). The Role of Green Banking in Sustainable Growth. International Journal of Marketing,
Financial Service & Management Research, Vol.3, 3-45.
Bai, Y. (2012). Financing a Green Future An examination of China's banking sector for green finance.
IIIEE Theses. Bank, I. (2014). Menuju Green Banking Berkelanjutan. Responsi Bank
Indonesia.
Bank, W. G. (2016). Greening the Banking System - Experiences from the Sustainable Banking
Network (SBN). International Finance Coproration.
Bessong K, & Tappang A. (2012). Social Responsibility Cost and Its Influence on the Nigerian Bank.
International Journal of Financial Research,, Vol 2, 33-45.
Bihari. (2011). Green banking – socially Responsible banking in India. India Banker,. 32-37.
Chandra, & Sudeepta. (2014). The relationship between pollution control record Sand financial
indicators revisited. The Accounting Review, Vol. 55, No. 1, pp.168–177. Dahlan, S. (2001).
Manajemen Lembaga Keuangan. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia.
Dahlan, S. (2005). Manajemen Lembaga Keuangan Kebijakan Moneter dan Perbankan. Jakarta:
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Damayanti. (2014). Analisis Kinerja Keuangan Terhadap Profitabilitas Perbankan. Jurnal Manajemen
Dan Perbanjan . Defri. (2012). Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Likuiditas Dan Efisiensi
Operasional Terhadap Profitabilitas Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia. Thesis Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang.
Dewi L, Herawati N T, Erni L G, & Sulindawati. (2015). Analisis Pengaruh NIM,BOPO, LDR, dan
NPL Terhadap Profitabilitas. e-Journal S1 Ak. Universitas Pendidikan Ganesha, Volume 3.
Dharwal, & Agarwal. (2013). Green banking: An innovative initiative for sustainable development.
ACCMAN Institute of Management Article, 2(3).
Dietrich, Andreas, & Gabrielle Wanzeried. (2009). What Determines The Profitability Of Commercial
Banks? New Evidence From Switzerland. SRSN.
Dr.Sumanto, M. (2014). Statistika Deskriptif Untuk Mahasiswa, Dosen dan Umum. Yogyakarta:
CAPS. E, D., T, H. N., & Sulindawati. (2015). Analisis Pengaruh NIM,BOPO, LDR, dan NPL
Terhadap Profitabilitas. E-Journal S1 Ak. Universitas Pendidikan Ganesha, Volume 3.
Egan, R., & Prawoto, H. (2013). Pengaruh Internet Banking Terhadap Kinerja Perbankan di Indonesia
(Studi Empiris Pada Bank Yang Listing Di BEI). Jurnal Akuntansi Bisnis, Vol. XI No. 22.
Fajari, & Sunarto. (2017). Pengaruh CAR, LDR, NPL Dan BOPO Terhadap Profitabilitas Bank (Studi
Kasus Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia 2011-2015). Proceeding Sendi_U,
853-862.
Ghozali, I. (2013). Aplikasi Analisis Multivariete. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gittman, & Zutter. (2015). Principle of Managerial Finance 13th Edition. Pearson.
Gosshling S, & Voucht. (2019). How to Face Green Banking In This Era? A Empirical Study in India
Bank. Journal Of Management And Finance, Vol 4 (Issue 3), 125-200.
Hossain, D. M., & Tarique, K. M. (2016). Disclosure of Green Banking Issues in The Annual Report :
A study on Bangladeshi Bank. Journal Finance and Management.
Inge, E. (2015). Pengaruh Kebijakan E-Banking Pada ROA Bank BUMS Dan BUMNM. Jurnal
Perbankan dan Akuntansi, 23-30.
Islam, M.S, & P.C, Daas. (2013). Green Banking Practices in Bangladesh. Journal of Business
Management, 8 (3) : 39-44 .
Kharawish HA, & AL Sa'Di NM. (2011). The Impact of E-Banking on Bank Profitability:Evidence
From Jordan. Middle Eastern Finance and Economics, (ISSUE 13),142-158.
Khoirunnisa. (2019). Pengaruh CAR, NPL, BOPO Terhadap ROA Perbankan Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2018. Journal Of Finance And Management.
Lukman, D. (2001). Manajemen Perbankan. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Manuaba. (2012). Pengaruh Capital Adequacy Ratio,Non Performing Loan, Ukuran Perusahaan dan
Struktur Kepemilikan Terhadap Profitabilitas Bank Yang Terdaftar Di BEI 2008 - 2011. E-
Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 1 (1).
Mukrahomam, W. (2018). Pengaruh E-Banking Pada Profitabiltas Bank BUMN. Universitas
Indonesia, Jurnal, 45-68.
Nath , N, N., & A, G. (2014). Green Banking Practices-A Review. International Journal of Research
in Business and Management, Vol 2(Issue 4), 46-61.
Nistantya D, S. (2010). Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Profitabilitas. Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta, 1-15.
Nusantara A, B. (2009). Analisis Pengaruh NPL, CAR, LDR, dan BOPO Terhadap Profitabilitas
Bank. Universitas Diponegoro.
Oyewole, M, A., El-Maude, J, G., Arikpo, & I, A. (2013). E-banking and Bank Performance:
Evidence from Nigeria. International Journal of Scientific Engineering and Technology, Vol
2(Issue 8), 766-771.
Prasanjaya A, A.Yogi, & Ramantha, I. W. (2013). Analisis Pengaruh Rasio CAR, BOPO,LDR Dan
Ukuran Perusahaan Terhadap Profitabilitas Bank Yang Terdaftar Di BEI. E-Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana, 4 (1), 230-245.
Priyanto, F. (2015). Kebijakan Branchless Banking Pada Perbankan Indonesia, Studi Komparatif.
Universitas Gajah Mada.
Ragupathi M, & Sujatha S. (2015). Green banking initiatives of commercial banks in India.
International Research Journal of Business and Management, 8(2), 74-81.
Raharjo, Setiaji, & Syamsudin. (2014). Pengaruh Rasio CAR, NPL, LDR,BOPO, dan NIM terhadap
Kinerja Bank Umum Di Indonesia. BTPN Solo, 7-12.
Rajput, Aurora, & Khanna. (2013). An Empirical Study of Impact of Environmental Performance on
Financial Performance in Indian Banking Sector. . International Journal of Business and
Management Invention, Vol 2 (Issue 9), 19-24.
Ramilla, & Gurusamy. (2015). Impact of Green Banking Initiatives Adopted by Public. Journal of
Management Research, Vol 5(Issue 2), 60-68.
Rayu, W. (2018). Pengaruh Green Economic Dalam Kajian Perbankan Indonesia. Jurnal Ilmu
Ekonomi , Vol 2: 76-90.
Rizal. (2015). Analisis Kinerja Keuangan Terhadap Profitabilitas Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia Tahun 2011-2014. Jurnal Akuntansi Dan Manajemen.
Sari. (2017). Kebijakan Green Banking Dalam Perbankan Indonesia. Jurnal Manajemen Dan
Perbankan, Vol 2 (Issue 3), 17-28.
Seftianne. (2013). Pengaruh Size, NIM, LDR dan BOPO Terhadap ROA. Jurnal Manajemen.
Sinha, A. (2013). Green Banking. Institution for Development and Research in Banking Technology.
India.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sumiati.
(2009). Analisis Pengaruh CAR, NPL, LDR, NIM, dan BOPO Terhadap Tingkat Profitabilitas
(ROA) Pada Bank Muamalat. Fakultas Ekonomi Dan Sosial Universitas Padjajaran, 113.
Sundas, R., Qiang, F., & Sajid, K. U. (2014). Electronic Debit Card Used and Their Impact on
Profitability of Pakistan Banking Sector. European Journal Of Business and Management,
Vol 6, no 4.
Syahnaz, M. (2018). Kebijakan Green Economic Dan Green Building Pada Arsitektur Perbankan
Indonesia. Journal Of Finance And Management, Vol 3 (Issue 8), 65-80.
Wardana, Wisnu Kadek, & Sri Harta Mimba. (2014). Tingkat Perputaran Kas, Efektivitas Pengelolaan
Hutang Dan Tingkat Kredit Yang Disalurkan Pada Profitabilitas BPR Di Kabupaten Buleleng.
E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 390 - 399.
Yapto, M. (2017). Analisis Green Economic Pada Era Industri 4.0. Jurnal Ilmu Ekonomi Dan
Perbankan, 35-60.
Yogi. (2013). Pengaruh Bank Size Dan Kecukupan Modal Terhadap Profitabilitas Perbankan. Jurnal
Akuntansi Dan Manajemen.
Yogianta CW, E. (2013). Analisis Pengaruh CAR, NIM, LDR, NPL Dan BOPO Terhadap
Profitabilitas. Jurnal Bisnis Strategi, Vol 2, 94-111.
Yusriani. (2018). Pengaruh CAR,NPL, BOPO dan LDR terhadap Profitabilitas Pada Bank Umum
Milik Negara Persero Yang Terdaftar Di BEI. Jurnal Riset Edisi XXV, Vol 004, No 002