BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Latar Penelitian
Latar penelitian yang dideskripsikan meliputi kondisi geografis daerah penelitian, kondisi
ekonomi & sosial daerah penelitian, kondisi keagamaan penelitian, dan kondisi pendidikan
daerah penelitian.
4.1.1 Kondisi Geografis Daerah Penelitian
Desa Mayong Lor terletak dikawasan bagian timur Jepara yang dekat dengan daerah kota
Kudus. Dibawah pemerintahan Kabupaten Jepara Kecamatan Mayong Provinsi Jawa Tengah.
Penduduk desa Mayong Lor banyak yang memproduksi genteng, kerajinan remitan, kriya
keramik,, dan gerabah. Berikut ini adalah hasil observasi dan wawancara dengan kepala desa
Mayong Lor.
Gambar 4.1.1 Observasi dan Wawancara dengan Kepala Desa Mayong Lor
(Dokumentasi pada tanggal 12 April 2021)
Desa Mayong Lor luas keseluruhan wilayah kurang lebih sekitar 290,20 Ha. Dilihat dari
batas wilayah Desa Mayong Lor, sebelah utara berbatasan dengan Desa Pelemkerep, sebelah
selatan berbatasan dengan Desa Mayong Kidul, sebelah timur berbatasan dengan Desa
Blimbingrejo, dan sebelah barat berbatasan dengan Desa Tigajuru. (Sumber: Arsip Pemerintahan
Desa Mayonglor).
Berikut adalah hasil observasi dan wawancara dengan kepala desa Mayonglor. “Di Desa
Mayong Lor terdapat 4 dukuh yaitu dk. Bendowangen, Krajan, Karang Panggung, dan Gleget.
Desa Mayong Lor merupakan desa yang ciri khas yang berbeda dengan desa lain. Ciri khas dari
Desa Mayong Lor yakni memiliki produk penghasil seni kerajinan tanah liat atau keramik.
Observasi dan wawancara pada penelitian dilakukan di dk Bendowangen karena banyak anak
kecil yang belum mengetahui tentang permainan tradisional remitan. Jadi penelitian ini dapat
menambah wawasan anak terhadap produk permainan tradisioal remitan dan juga meningkatkan
kreativitas keterampilan pada anak yang ada di Desa Mayong Lor, agar anak bisa melestarikan
permainan tradisional remitan.
Kondisi geografis Desa Mayong Lor dan Peta Desa Mayong lor akan disajikan pada tabel
berikut ini.
No. Uraian
1. Luas Wilayah : 290,20 Ha
2. Jumlah Dukuh : 4 (empat)
1. Bendowangen
2. Krajan
3. Karang Panggung
4. Gleget
3. Batas Wilayah :
a. Sebelah Utara : Pelemkerep
b. Sebelah Selatan : Mayong Kidul
c. Sebelah Timur : Blimbingrejo
d. Sebelah Barat : Tigajuru
Tabel 1 Kondisi Geografis Desa Mayong Lor
Sumber : Arsip Desa
4.1.2 Kondisi Ekonomi dan Sosial Daerah Penelitian
Mayoritas penduduk di Desa Mayong Lor berprofesi sebagai pengrajin gerabah, keramik,
dan industri genteng. Sebagian juga ada yang berprofesi sebagai petani, konveksi, dan pengusaha
mikro dan makro.
Berikut adalah hail observasi dan wawancara dengan kepala desa Mayong lor. Kehidupan
ekonomi masyarakat di desa Mayong Lor sudah dikatakan kondisi yang baik, karena dapat
dilihat dari kehidupan ekonomi yang dikatakan sudah cukup dalam memenuhi kebutuhan sehari-
hari. Di desa Mayong Lor ada sebagian warga yang tingkat ekonominya dikatakan menengah,
namun dengan keadaan ekonomi seperti itu desa Mayong Lor sudah dikatakan baik karena sudah
ada pihak dari pemerintah yag membantu penduduk yang kurang mampu seperti bantuan PKH.
Di masa pandemi covid-19 juga pemerintah sudah membantu dengan memberikan bansos setiap
bulannya.
Sikap sosial penduduk di desa Mayong Lor khususnya pada anak-anak yaitu anak sudah
cukup baik dalam bermasyarakat seperti anak biasanya bermain permainan dengan temannya.
Hal tersebut dapat dilihat dari sikap sosial anak. Tetapi anak-anak belum mengetahui,
memahami, dan mengenali tentang permainan tradisional seperti permainan remitan. Pada zaman
sekarang sangat jarang anak yang bermain permainan tradisional seperti remitan. Sekarang anak-
anak suka bermain handphone. Jadi peneliti akan mengenalkan tentang produk permainan
tradisional pada anak-anak agar permainan tersebut tidak punah dan tetap bisa dilestarikan.
Berikut ini adalah jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Jenis Pekerjaan Sosial Ekonomi
Pengrajin Genteng Pres Sedang
Pengrajin Gerabah Tanah Liat Sedang
Pengusahan Genteng Pres Cukup Tinggi
Pedagang Kecil Sedang
Pedagang Klontong Cukup
Petani dan Buruh Tani Sedang
Pegawai Negeri Sipil (PNS) Cukup Tinggi
Tukang Ojek Sedang
Buruh Genteng Press Rendah
Tabel 2. Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
Sumber : Arsip Desa
4.1.3 Kondisi Keagamaan Penelitian
Penduduk desa Mayong Lor mayoritas Bergama islam. Karena penduduk mayoritas
memeluk agam islam. Di desa Mayong Lor terdapat masjid, musholla, madrasah, TPQ, dan
PONPES. Anak-anak di desa Mayong Lor setiap hari sekolah di SDnya masing-masing
kemudian setiap sore anak-anak mengaji dan bersekolah di madrasah dan TPQ. Setelah
bersekolah dan mengaji anak-anak kemudian sholat di musholla dan di masjid di dekat
rumahnya. Jumlah penduduk desa Mayong Lor berdasarkan agama dapat dolihat pada tabel
berikut ini.
Agama / Ajaran Kepercayaan Jumlah Penduduk
Islam 2215 orang
Kristen 5 orang
Jumlah 2220 orang
Tabel 3. Jumlah Pemeluk Agama
Sumber : Arsip Desa
Berikut ini adalah hasil observasi dan wawancara dengan kepala desa Mayong Lor.
Anak-anak di desa Mayong Lor sebagian ada yang modok di PONPES Ar-Roo’I, Al-Ishlah Al-
Ishom, Al- Anwae Annaqsabandiyah, dan An-Nur. Anak-anak yang tidak mondok biasaya hanya
mengaji di rumah saja. Perilaku anak-anak sudah baik seperti suka menolong temannya, dan
menghormati orang tuanya.
4.1.4 Kondisi Pendidikan Daerah Penelitian
Desa Mayong Lor memiliki kualitas pendidikan yang dikatakan baik, karena terdapat
beberapa satuan pendidikan di desa Mayong Lor seperti PAUD, TL, TPQ, Madrasah, SD, SMP,
SMA, dan Ponpes. Pada tingkat Sekolah Dasar di desa Mayong Lor terdapat 6 buah SD/ MI/
Diniyah. Lembaga pendidikan negeri maupun swasata yang terdapat di desa Mayong Lor
menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan kulitas pendidikan yang ada di desa
Mayong Lor. Berikut adalah data sekolah yang ada di desa Mayong Lor.
Sekolah Jumlah
Kelompok Bermain (PAUD) I buah
TK & TPQ 8 buah
SD/MI/ Diniyah 6 buah
SMP 2 buah
SMA 2 buah
PONPES 4 buah
Tabel 4. Jumlah Sekolah Desa Mayong Lor
Sumber : Arsip Desa
Dari hasil observasi dan wawancara dengan kepala desa Mayong Lor. Terdapat anak-
anak baik usia PAUD, TK, dan SD, belum mengetahui dan memaknai tentang produk permainan
tradisional remitan. Di zaman sekarang banyak anak yang meninggalkan permainan tersebut dan
anak-anak bermain handphone. Sehingga produk permainan tradisional remitan hampir jarang
dimainkan oleh anak-anak. Jadi peneliti akan mengenalkan dan memberitahukan bahwa produk
bermain permainan tradisional itu juga tidak kalah seru dengan bermain handphone. Anak-anak
juga perlu melestarikan budaya permainan tradisonal tersebut.
4.2 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Respon Anak Dalam Perspektif Kognitif Mengenai Produk Permainan Tradisional Remitan Di Desa Mayong Lor Jepara
Hasil penelitian yang dilakukan pada tanggal 12 april 2021 di Desa Mayong Lor
kabupaten jepara tentang faktor dan hasil respon yang muncul pada diri anak. Penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif dan pendekatan fenomenologis.
Berikut daftar inisial nama informan dilingkungan Desa Mayong Lor :
1. Informan : HA
2. Informan : LQ
3. Informan : NKS
4. Informan : ZA
5. Informan : PIZ
6. Informan : NG Tokoh Desa
7. Informan : SF Tokoh Desa
8. Informan : BAT ( Kepala Desa )
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi penelitian. Peneliti menganalisis faktor dari data
yang diperoleh yang mendukung respon anak dalam perspektif kognitif. Berikut merupakan
faktor – faktor yang mendukung respon anak dalam perspektif kognitif mengenai produk
permainan tradisional di masyarakat mayong Lor jepara.
4.2.1 Lingkungan Sekitar
Lingkungan sekitar ikut mendukung respon anak dalam perspektif kognitif mengenai
produk permainan tradisional. Karena di lingkungan sekitar tersebut banyak anak yang lebih
memahami dan mengetahui bahkan menyesuaikan dengan lingkungannya. Lingkungan sekitar
adalah faktor yang berasal dari luar diri anak disebut faktor eksternal.
Berdasarkan hasil observasi di Desa Mayonglor, di daerah tersebut banyak yang
membuat produk permainan tradisonal anak seperti produk permainan remitan, gerabah, dan
genteng. Menurut Imaniar (2020) permainan tradisional remitan adalah kerajinan tangan yang
terbuat dari tanah liat. Permainan remitan yaitu permainan anak tradisional terbuat dari tanah
liat yang berupa miniatur perkakas dapur seperti wajan, cobek, piring, dll. Di lingkungan sekitar
banyak penduduk yang memproduksi permainan remitan. Hal ini lingkungan sekitar dapat
dimanfaatkan sebagai faktor yang mempengaruhi respon anak dalam perspektif kognitif
mengenai poduk permainan remitan.
Menurut Ulum (2014) menjelaskan lingkungan sekitar dikatakan sebagai sumber belajar,
pertama menyediakan berbagai hal yang dipelajari anak. Jumlah sumber belajar yang tersedia di
lingkungan sekitar tidak terbatas sekalipun tidak dirancang secara sengaja untuk kepentingan
pemahaman pada anak. Berikut keterangan informan dari anak berinisial MM tentang
permainan tradional remitan.
HA mengatakan :
“ saya mengetahui tentang produk remitan yang berasal dari tanah liat, biasanya saya
bermain remitan seperti piring, wajan, dandang, dll. Saya sangat senang bermain
permainan remitan karena permainan tersebut seperti alat yang ada di dapur dan bisa
bermain permainan masak-masakan”. ( Hasil wawancara senin, 12 April 2021 )
Hal yang sama juga diungkapkan oleh informan LQ yang mengungkapkan :
“Produk permainan remitan yang berasal dari tanah liat, piring, keren, dandang, kendi.
Pernah, biasanya kalau libur saya bermain sama teman-teman”.( Hasil wawancara
selasa, 20 April 2021 )
Dari keterangan wawancara dengan anak di desa mayong lor berinisial HA dan LQ
bahwasannya informan setiap setiap harinya melihat orang tua membuat produk remitan, selain
itu informan juga mengungkapkan bahwa juga melihat orang disekitarnya membuat dari tanah
liat.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang telah peneliti lakukan di desa mayong
lor, setiap harinya informan melihat orang tua bekerja dan tetangganya yang sedang membuat
produk remitan.
Gambar 4.2.1
Banyak produk permainan remitan
( Dokumentasi pada tanggal 21 April 2021)
4.2.2 Pendidikan
Pendidikan turut menjadi faktor yang mendukung respon anak dalam produk remitan. Di
sekolah biasanya anak mendapat tugas membuat remitan di akhir semester atau kenaikan kelas
sehingga anak memiliki pengetahuan dan pengalaman yang baru.
Sependapat dengan heidjrachman & husnah pendidikan merupakan kegiatan yang meningkatkan
pengetahuan umum sesorang dalam penguasaan teori, dan ketrampilan, memutuskan dan
mencari solusi atas persoalan-persoalan dalam dunia pendidika maupun kehidupan sehari-hari.
Seperti yang diungkap informan HA :
“pernah, pada saat akhir semester”. ( Hasil wawanacara pada senin, 12 April 2021 )
Hal serupa juga diungkap oleh informan ZA :
“pernah. Pada saat akhir semester biasanya di suruh membuat kerajinan remitan”.
(Hasil wawanacara pada kamis, 29 April 2021)
Dari hasil wawancara tersebut bahwa informan pernah mendapatkan tuga membuat
remitan dari sekolah pada akhir semeter atau pada saat kenaikan kelas seagai tugas kerajinan.
Selain itu informan lainnya mengungkapkan hal yang berbeda yakni informan NKS & PIA
“tidak pernah”. (Hasil wawanacara pada sabtu, 24 April 2021)
“selama ini belum pernah”. (Hasil wawanacara pada senin, 3 Mei 2021)
Dari wawancara kepada informan, menerangkan bahwa informan NKS & PIA belum
pernah mendapat tugas dari sekolah untuk membuat remitan. Akan tetapi Berdasarkan
wawancara dengan pengrajin remitan bahwa anak ada yang mau belajar membuat remitan akan
tetapi untuk anak jenjang mulai smp.
Dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa anak yang belajar membuat remitan
adalah anak tingkat SMP. Untuk anak SD belum bisa membuatnnya akan tetapi mulai di latih
kreativitasnya sejak SD dari lingkungan pendidikan.
Gambar 4.2.2
Wawancara dengan saudara ZA
(Dokumentasi pada tanggal 12 April 2021)
4.2.3 Pengalaman
Pengalaman merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia sehari-
harinya, pengalaman juga dapat diberikan kepada siapa saja untuk digunakan dan menjadi
pedoman serta pembelajaran manusia yang dia lihat, apa yang dia dengar dan apa yang telah dia
lalui sebagai proses suatu sikap pembentukan pengalaman (Alwi Hasan, 2002:26 ) dan salah satu
faktor internal yang mendukung respon adalah pengalaman yang telah anak dapatkan dari suatu
kejadian atau peristiwa. Berikut pengakuan informan HA melalui wawancara :
“bermanfaat karena bisa untuk mengisi waktu luang untuk bermain”.
“pernah, pada saat akhir semester”. (Hasil wawancara pada senin, 12 April 2021)
Selain informan HA, informan LQ juga hampir mengatakan hal yang sama :
“Bermanfaat bisa mengetahui nama – nama alat dapur”.
“pernah, saya membuat piring” ( Hail wawancara pada selasa, 20 April 2021 )
Dari keterangan wawancara HA dan LQ bahwa produk remitan bermanfaat bagi
kehidupan seperti mengetahui nama – nama alat dapur dalam bentuk miniatur dan juga bisa
digunakan untuk bermain. Selain itu informan juga pernah diberi tugas dari sekolahan membuat
produk remitan yang meyerupai alat dapur.
Pernyataan diatas didukung oleh SP yang menyatakan bahwa setiap sorenya anak-anak
masih suka bermain bersama teman – temannya
“ya, mas masih banyak anak yang masih bermain remitan jika dia bosan mainannya
dibuang”.( Hasil wawancara pada minggu, 9 Mei 2021 )
4.2.4 Minat
Minat berarti suatu kondisi yang dihubungkan dengan keinginan, jadi minat adalah
keinginan seseorang untuk melakukan suatu hal sesuai dengan keinginan. Menurut Shadll
( 1987: 2252) minat adalah sumber motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu
keinginan dan menjadi minat untuk mendatakangkan kepuasaan. Berikut pengakuan informan
HA :
“Tertarik, karena saya sudah bisa cara untuk membuatnya”.
( Hasil wawancara pada senin, 12 April 2021 ). Hal ini sama dengan pengakuan informan
LQ :
“Tertarik, karena bisa melestarikan usaha turun menurun dari nenek moyang”. ( Hasil
wawancara pada selasa, 20 April 2021 )
Dari keterangan wawancara informan HA dan LQ tertarik untuk menjadi pengrajin
remitan karena dilingkungan sekitar ada yang membuat dan bisa melanjutkan usaha remitan dari
nenk moyangnya. Selain itu ada informan PIZ yang tertarik menjadi pengrajin remitan tetapi
belum bisa membuatnya. Berikut pernyataan informan :
“Tertarik. tapi belum bisa membuatnya”. ( Hasil wawancara pada senin, 3 Mei 2021)
Dari keterangan wawancara bahwa PIZ tertarik tetapi belum bisa membuatnya dan PIZ
ingin belajar membuatnya agar supaya bisa membuat.
Berdasarkan wawancara dan hasil observasi Respon Anak Dalam Perspektif Kognitif
Mengenai Produk Permainan Tradisional Remitan didukung oleh faktor eksternal dan internal.
Dimana faktor eksternal meliputi lingkungan sekitar, Pendidikan. Sedangkan faktor internal
meliputi pengalaman dan minat dari individu, dimana kedua faktor tersebut saling berkaitan satu
sama lain. Proses anak menerima dan memperoleh remitan berasal dari jawaban, tanggapan, atau
reaksi pada anak terkait dengan produk permainan tradisional remitan. Dari hal tersebut terdapat
faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap respon anak yaitu dari faktor eksternal dan internal.
Faktor internal dari dalam diri anak yaitu minat dan pengalaman dari anak. Sedangkan faktor
eksternal dari luar diri anak yaitu dari lingkungan sekitar. Respon anak terlihat dari anak ketika
sedang bermain permainan remitan. Maka respon muncul dari tanggapan, reaksi, atau jawaban
dari anak yang sedang bermain permainan remitan. Hal tersebut sependapat dengan
(Subandi,1982) respon adalah ungkapan balik yang memiliki peran atau pengaruh yang besar
dalam menentukan baik dan tidaknya suatu komunikasi. Jadi respon dapat diartikan ketika
seorang anak memberikan reaksi melalui pemikiran, sikap, dan perilaku. Respon juga berarti
tanggapan sebagau hasil atau kesan yang didapat dari sebuah pengamatan. Jika anak bermain
permaian tradisional remitan maka terjadi reaksi atau kesan dari sebuah pengamatan dan
pengalaman yang mereka lakukan.
4.3 Respon Anak Mengenai Produk Permainan Tradisional Remitan?
Respon adalah Reaksi terhadap rangsangan yang diterima oleh panca indera manusia.
Respon biasanya diwujudkan dalam bentuk perilaku yang dimunculkan setelah menerima
rangsangan.
Respon anak dapat dilihat dari cara anak menyampaikan pendapat, atau sikap yang
ditunjukkan melalui bahasa tubuh terhadap stimulus yang diberikan oleh guru.
Berdasarkan teori yang ditemukan oleh Stellen M Chafe respon terbagi menjadi tiga
bagian yaitu:
a) Respon kognitif (pendapat), yaitu respon yang berhubungan langsung dengan pikiran
atau penalaran, sehingga khalayak yang semula tidak tahu, yang tadinya tidak
mengerti, yang tadinya bingung menjadi merasa jelas. Sehingga muncul adanya
perubahan terhadap apa yang dipahami atau dipersepsi oleh khalayak terhadap apa
yang disampaikan oleh komunikator.
b) Respon Afektif (perasaan), yaitu respon yang berkaitan dengan perasaan atau yang
terjadi secara tiba-tiba pada saat ada perubahan apa yang dirasakan oleh khalayak,
seperti perasaan senang, benci, dan apa yang dirasakan oleh khalayak tersebut.
c) Respon Konatif (perilaku), yaitu respon yang berhubungan dengan niat, tekad, upaya,
usaha, yang cenderung menjadi sesuatu kegiatan atau tindakan atau kebiasaan
perilaku (Effendy, 2000:318-319).
Hasil Analisis pada temuan penelitian menunjukkan bahwa respon anak dalam produk
remitan, anak masih mencari remitan dan digunakan untuk bermain pasar – pasaran . dengan ini
kelesteraian produk tersebut masih di jaga dan di dibuat untuk anak-anak.
Seperti yang diungkap informan SP
“Masih, karena anak – anak masih ada yang mencari remitan untuk bermain”. ( Hasil
wawancara pada minggu, 9 Mei 2021 )
Dari keterangan wawancara kepada informan SP menunjukkan bahwa anak – anak masih
banyak yang mencari produk remitan untuk dijadikan bermain.
Hal ini didukung oleh keterangan informan HA :
“keduanya saya suka, semisal hp gk ada koutanya bisa menggunakan permainan remitan
masak – masakan”. ( Hasil wawancara pada senin, 12 April 2021 ) Selain itu informan
NKS, ZA, PIZ menyatakan hal yang sama
“Saya masih bermain pasar – pasaran”. (Hasil wawancara pada sabtu, 24 April 2021)
“Saya masih bermain masak – masakan”. (Hasil wawancara pada kamis, 29 April 2021)
“Saya suka dengan keduanya”. ( Hasil wawancara pada senin, 3 Mei 2021)
Dengan keterangan informan HA, NKS, ZA, PIZ bahwa masih menyukai produk
permainan remitan digunakan untuk bermain
Berbeda dengan informan diatas. LQ menyatakan hal yang tidak sama
“Saya lebih suka bermain hp”.( Hasil wawancara pada selasa, 20 April 2021)
Dengan demikan produk tersebut masih dilestarikan masyaakat setempat sehingga
samapai saat ini masih terjaga keberadaaannaya. Seperti yang dinyatakan Hadiwinoto (2002: 30)
pelestarian merupakan kearifan local yang harus dijaga, kita sebagai bangsa dengan jejak
perjalanan sejarah yang panjang sehingga kaya dengan keanekaragaman budaya local seharusnya
mati-matian melestarikan warisan budaya yang sampai kepada kita. Pelestarian juga harus
diperjuangkan oleh masyarakat luas.
Selain itu dari observasi menunjukkan respon anak dalam permainannya anak terlihat
senang dan antusias dalam bermain yang dapat dilihat dari ekspresi anak saat bermain.
Pernyaataan ini didukung oleh Hurlock (1978:320) bermain adalah setiap kegiatan yang
dilakukan untuk kesenangan anak yang ditimbulkannya, tanpa mempertimbangkan hasil akhir
sehinggan anak terasa tidak terbebani saat bermain secara sukarela dan tidak ada paksaan atau
tekanan dari luar.
Di lihat dari sisi sikap anak saat bermain juga menunjukkan kebersamaan dan keakraban
anak kepada teman sepermainnanya yang juga dilihat dari sikap anak terhadap temannya. Hal ini
didukung oleh Smith Dkk (2000) keakraban adalah suatu ikatan emosional positif dimana
didalamnya termasuk saling pengertian dan dukungan untuk mendapatkan sebuah kedekatan
yang bermanfaat sebagai hasil interaksi mereka melalui komunikasi.
Jadi dapat disimpulkan bahwa respon anak terhadap produk remitan anak-anak masih
melestarikan produk tersebut yang ditunjukaan perasaan senang dan antusias saat bermaian.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan data yang telah diperoleh peneliti baik data utama maupun data pendukung
yang selanjutnya dianalisis, maka peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Dalam faktor respon anak dalam perspektif kognitif mengenai produk permainan remitan
didukung oleh faktor eksternal antara lain lingkungan sekitar, pendidikan. Sedangkan
faktor internal di dukung oleh faktor pengalaman dan minat informan. Dimana masing –
masing faktor mempunyai peran sendiri – sendiri. Dari dua faktor tersebut peneliti
menyimpulkan peran yang besar adalah lingkungan disekitarnya.
2. Dalam Respon anak mengenai produk permainan remitan anak sangat senang dan
antusias saat bermain dan juga kebersamaannya. Namun, ada 1 anak yang tidak
menyukai. Tetapi, dalam wawancara beberapa anak tampak senang dan antusias terhadap
produk permainan remitan dan bisa di gunakan untuk bermain juga.
5.2 Saran
Berkaitan dengan saran tentang respon anak dalam perspektif kognitif mengenai produk
permainan tradisional remitan, peneliti menguraikan sebagai berikut :
1. Bagi masyarakat khususnya pembuat produk remitan hendaknya tetap menjaga dan
melestarikan produk remitan kepada generasi berikutnya. Karena produk remitan masi
banyak yang mencari dari luar desa, supaya anak – anak tidak lupa dengan permainan
yang ada didaerahnya sendiri.
2. Bagi pendidakan dilingkungan desa secara praktis hendakanya memasukan kerajinan
tersebut kedalam pembelajaran seperti seni dan budaya karena melalui pendidikan anak
lebih respon terhdap apa yang diperitahkan guru dengan dukungan dari orang tua juga
yang juga menjadi peran.