v
ABSTRAK
Penelitian yang berjudul “Aspek Inkoatif Dalam Novel Absolute Duo Karya
Hiragi Takumi’ ini bertujuan untuk meneliti pembentukan, jenis, dan makna aspek
inkoatif yang terdapat dalam novel Absolute Duo Karya Hiragi Takumi dengan
menggunakan metode agih. Analisis aspek inkoatif menggunakan teori sintaksis
menurut Chaer (2012) yang mengacu pada pendapat Kindaichi (1989) dan analisis
maknanya menggunakan teori makna gramatikal menurut Pateda (2001) yang
mengacu pada pendapat Makino dan Tsusui (1989) dan pendapat Yuriko dan
kawan-kawan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembentukan kalimat yang
merupakan aspek inkoatif ditemukan tiga variasi fukugoudoushi yang menyatakan
peristiwa permulaan, yaitu fukugoudoushi {~hajimeru}, {~dasu}, {~kakeru}.
Pembentukan aspek inkoatif {~hajimeru}, {~dasu}, {~kakeru} terjadi melalui
proses komposisi dengan menggabungkan verba bentuk renyoukei dengan
{~hajimeru}, {~dasu}, {~kakeru} dan menunjukan arti permulaan. Berdasarkan
verba yang menunjukkan aspek, aspek inkoatif {~Hajimeru} dapat digabungkan
dengan keizoku doushi, joutai doushi, shunkan doushi, dan daiyonshuu no doushi.
Sedangkan Aspek inkoatif {~dasu}, dan {~kakeru} hanya dapat digabungkan
dengan keizoku doushi, joutai doushi, dan shunkan doushi. Dari segi jenis, ada
tiga jenis aspek inkoatif yang ditemukan dalam penelitian ini yaitu, (1) aspek
mulai sudah selesai; (2) aspek mulai belum selesai; (3) aspek mulai menjelang
akhir bukan lampau.
Dari segi makna gramatikalnya disimpulkan bahwa aspek inkoatif
{~Hajimeru} mempunyai makna peristiwa permulaan yang belum dilakukan
sebelumnya, sebagai aktivitas yang berulang-ulang dan dilakukan dengan sengaja
serta berhubungan dengan fenomena alam memiliki proses. Aspek inkoatif
{~Dasu} mengandung makna permulaan dari sesuatu tidak terlihat menjadi
nampak, terjadi secara tiba-tiba, dan berhubungan dengan fenomena alam tanpa
proses. Pada data aspek inkoatif {~kakeru} mempunyai makna dimulainya suatu
keadaan, tetapi melakukan gerak untuk berhadapan dengan lawan bicara, dan
memulai sesuatu yang masih dalam proses baik disengaja atau tidak disengaja
(tidak terduga).
Kata kunci : fukugoudoushi, ~hajimeru, ~dasu, ~kakeru
vi
要旨
“柊たくみの小説『アブソリュート・デュオ』内の始動態” という
タイトルの本研究は、柊たくみの小説『アブソリュート・デュオ』の文中
に見られる始動態の形成、種類、意味の研究を目的としていて、分布方法
を使用した。始動態の形成と種類の文析は、金田一(1989)の説で言
及さた Chaer(2012)による統語論を使用し、意味分析には牧野と筒
井(1989)、有里子の説で言及さた Pateda(2001)による文法的
意味論を使用した。
分新の結果では、始動態の文の形成は、三つの複合動詞バリエーシ
ョンが見られ、「~はじめる」、「~だす」、「~かける」という。複合
動詞「~はじめる」、「~だす」、「~かける」がある連用形から形成さ
れたものと思われ、開始をあらわす。アスペクトを表す動詞は、複合動詞
「~はじめる」なら継続動詞、状態動詞、瞬間動詞と第四種の動詞に接続
することができる。一方、複合動詞「~だす」と「~かける」は継続動詞、
状態動詞、瞬間動詞のみ接続することができる。始動態の分類面では、始
動態不完了態、始動態完了態、始動態既然態非過去態という、三つ始動態
の分類がみつけられる。
文法的意味面からまとめると、始動態「~はじめる」は、これから
意図的に繰り返されることが開始するという意味を持つ。「~だす」は何
かみえていなかったことが突然、自然現象に関係して見えるようになる始
めるの意味を持つ。「~かける」のデータでは、あることが始められると
いう意味を持つが、それは話し相手に対して動きかけを行い、それが意図
的であるなしに関わらず、その過程が始まるという意味である。
キーワード:複合動詞、「~はじめる」、「~だす」、「~かける」
vii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
ABSTRAK iii
要旨 iv
DAFTAR ISI v
DAFTAR SINGKATAN viii
DAFTARSIMBOL ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 5
1.3 Tujuan Penelitian 5
1.3.1 Tujuan Umum 5
1.3.2 Tujuan Khusus 5
1.4 Manfaat Penelitian 6
1.4.1 Manfaat Akademis 6
1.4.2 Manfaat Praktis 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI
2.1 Kajian Pustaka 7
2.2 Konsep 10
2.2.1 Aspek 10
2.2.2 Aspek Inkoatif 11
viii
2.2.3 Doushi 12
2.2.4 Fukugoudoushi 14
2.2.5 Konjugasi Verba Bahasa Jepang 14
2.3 Kerangka Teori 15
2.3.1 Teori Sintaksis 15
2.3.2 Teori Makna Gramatikal 18
2.3.2.1 Makna ~Hajimeru 19
2.3.2.2 Makna ~Dasu 20
2.3.2.3 Makna ~Kakeru 21
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Ruang Lingkup Penelitian 23
3.2 Sumber Data 23
3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data 23
3.4 Metode dan Teknik Analisis Data 24
3.5 Metode dan Teknik Analisis Data 24
BAB IV PEMBENTUKAN DAN JENIS ASPEK INKOATIF {~HAJIMERU},
{~DASU}, DAN {~KAKERU}
4.1 Aspek Inkoatif {~Hajimeru} 27
4.1.1 Penggabungan dengan Keizoku Doushi 27
4.1.2 Penggabungan dengan Joutai Doushi 32
4.1.3 Penggabungan dengan Shuunkan Doushi 35
4.1.4 Penggabungan dengan Daiyonshuu no Doushi 39
4.2 Aspek Inkoatif {~Dasu} 40
ix
4.2.1 Penggabungan dengan Keizoku Doushi 41
4.2.2 Penggabungan dengan Joutai Doushi 45
4.2.3 Penggabungan dengan Shuunkan Doushi 49
4.3 Aspek Inkoatif {~Kakeru} 52
4.3.1 Penggabungan dengan Keizoku Doushi 53
4.3.2 Penggabungan dengan Joutai Doushi 58
4.3.3 Penggabungan dengan Shuunkan Doushi 62
BAB V MAKNA ASPEK INKOATIF {~HAJIMERU}, {~DASU}, DAN
{~KAKERU}
5.1 Makna Aspek Inkoatif {~Hajimeru} 65
5.2 Makna Aspek Inkoatif {~Dasu} 73
5.3 Makna Aspek Inkoatif {~Kakeru} 78
BAB VI SIMPULAN
6.1 Simpulan 85
6.2 Saran 87
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR KAMUS
CURRICULUM VITAE
DATA VERIFIKATOR
LAMPIRAN
x
DAFTAR SINGKATAN
AD = Absolute Duo
AKU = Akusatif
APK PREF = Aspek Prefektif
BTK LAM = Bentuk Lampau
BTK NEG = Bentuk Negatif
BTK POT = Bentuk Potensial
BTK SMB = Bentuk Sambung
BTK SED = Bentuk Sedang
DAT = Datif
DOBJG = Dictionary of Basic Japanese Grammar
GEN = Genetif
KOP = Kopula
LOK = Lokatif
NNBJ = Nihon No Bunkei Jiten
NOM = Nominal
PAR = Partikel
TOP = Topik
xi
DAFTAR SIMBOL
{ } : Simbol yang digunakan untuk melambangkan sebuah morfem
( ) : Simbol yang digunakan untuk mengapit tambahan keterangan dan
menunjukkan data.
‘ ’ : Simbol yang digunakan untuk menunjukkan terjemahan bebas
“ ” : Simbol yang digunakan untuk menunjukkan petikan langsung
yang berasal dari sumber tertulis
~ : Simbol yang menunjukkan bentuk (pola)
+ : Simbol yang digunakan untuk menggabungkan kata dengan
dengan kata dalam pemajemukan.
: Menyetakan hasil dari pemajemukan.
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahasa adalah sebuah sistem, artinya bahasa itu bukanlah sebuah unsur
yang terkumpul secara tak beraturan. Unsur tersebut mengalami proses secara
struktural saling bertalian, saling menunjang, dan saling mengisi sesuai dengan
peran dan kedudukan masing-masing. Peranan bahasa dalam kehidupan manusia
sangat penting, dikarenakan melalui bahasa manusia dapat berkomunikasi dengan
sesamanya. Dalam menyampaikan suatu keinginan, maksud, dan tujuan serta
berbagai hal lainnya manusia menggunakan media bahasa sebagai alat
komunikasi yang disampaikan secara tulisan maupun lisan.
Setiap bangsa di dunia ini memiliki bahasa yang berbeda-berbeda. Setiap
bahasa tersebut memiliki sistem khas yang tidak harus ada dalam bahasa lain.
Begitu pula dengan bahasa Jepang yang kaya akan struktur dan juga memiliki
keunikan sendiri khususnya dalam hal memandang struktur temporal atau
aspektualitas. Sejalan dengan hal tersebut, Comrie (1976:3) menyatakan aspek
sebagai cara memandang struktur temporal intern suatu situasi yang dapat berupa
keadaan, proses, maupun peristiwa. Peristiwa tersebut bermacam-macam bisa
menyangkut adanya (kegiatan atau kejadian), mulainya, berlangsungnya, selesai
tidaknya, ada tidaknya hasil, dan adanya kebiasaan (Verhaar, 2004:239).
Aspek atau peristiwa yang berkaitan dengan predikat ini dikenal seluruh
bahasa di dunia. Dimana setiap bahasa tersebut selain memiliki ciri-ciri universal
juga memiliki karakteristiknya masing-masing. Termasuk bahasa Indonesia dan
2
bahasa Jepang yang masing-masing memiliki kaidah-kaidah penggunaannya,
sehingga membedakan sistem gramatikal maupun pembentukan dari masing-
masing bahasa (Sudjianto, 2004:22).
Menurut Kindaichi (1989:66) aspek dalam bahasa Jepang dibedakan
menjadi dua, yaitu sebagai berikut :
1) Joutaisou no asupekuto (aspek yang berdasarkan keadaan) dan,
2) Dousasou no asupekuto (aspek yang berdasarkan aktifitas).
Dari pembagian di atas, aspek tersebut dijabarkan berdasarkan jenisnya,
Joutaisou no asupekuto atau aspek yang berdasarkan keadaan di bedakan menjadi
tujuh macam, yaitu ~te iru, ~te aru, ~te oku, ~tsutsuaru, ~te kuru, ~te iku,
~tsuzukeru. Sedangkan dousasou no asupekuto atau aspek yang berdasarkan
aktivitas, ada delapan macam, yaitu ~kakeru, ~kakaru, ~hajimeru, ~dasu,
~owaru/oeru, ~tsukusu, ~kiru, dan ~te shimau.
Berdasarkan penjabaran aspek dalam bahasa Jepang tersebut, peristiwa
yang berkaitan dengan permulaan atau inkoatif dalam kedua bahasa termasuk
salah satu hal yang menarik. Dikatakan demikian karena dalam bahasa Jepang
ditemukan sejumlah cara yang cukup variatif untuk mengungkapkan atau
mengekspresikan suatu permulaan.
Untuk menjelaskan peristiwa-peristiwa yang termasuk inkoatif, cara yang
digunakan oleh masing-masing bahasa bisa berbeda-beda. Tadjuddin (2005:3)
menyatakan aspek atau disebut juga aspektualitas, pada umumnya diungkapkan
melalui berbagai cara atau bentuk yaitu secara morfologis melalui afiksasi,
3
reduplikasi, dan secara sintaksis diungkapkan dengan unsur-unsur leksikal atau
gramatikal.
Namun demikian, dari keseluruhan strategi tersebut ada bahasa yang
mayoritas hanya menggunakan alat-alat leksikal, dan ada pula yang secara umum
hanya menggunakan alat-alat gramatikal, namun ada pula bahasa yang
menggunakan kedua alat leksikal dan gramatikal dalam menyatakan aspeknya.
Sejalan dengan hal tersebut pengungkapan aspek dalam bahasa Indonesia
digunakan alat leksikal. Sementara itu secara berkebalikan dalam bahasa Jepang
sendiri termasuk bahasa yang mayoritas aspeknya dihadirkan dalam bentuk
gramatikal.
Berdasarkan perbedaan cara yang digunakan antara bahasa Indonesia
dengan bahasa Jepang dalam menyatakan aspek inkoatif, menyebabkan
pembelajar bahasa Jepang mengalami kesulitan dalam memahaminya,
dikarenakan dalam bahasa Jepang mempunyai beberapa variasi untuk menyatakan
penanda aspek inkoatif itu sendiri. Berikut beberapa contoh kalimat yang
merupakan pembentukan aspek inkoatif dalam bahasa Jepang.
1. 私は八月から現時物語を読み始めました。
Watashi wa hachi gatsu kara genjimonogatari wo yomihajimeta
Saya mulai membaca genjimonogatari dari bulan Agustus.
(DOBJG, 1989:131)
2. 急に雨が降り出した。
Kyuu ni ame ga furidashita.
Tiba-tiba mulai turun hujan.
(DOBJG, 1989:103)
4
3. 友達に大事な相談の手紙を書きかけた時、玄関のベルが鳴った。
Tomodachi ni daijina soudan no tegami wo kakikaketa toki, genkan no beru
ga natta.
Pada saat mulai menulis surat perundingan penting kepada teman, Bel yang
di genkan berbunyi,
(NNBJ,1998:76)
Dari contoh kalimat diatas aspek inkoatif dinyatakan dengan menggunakan
verba ~hajimeru, ~dasu, ~kakeru memiliki arti yang serupa ketika diterjemahkan
ke dalam bahasa Indonesia yaitu ‘mulai melakukan sesuatu’. Tetapi jika diteliti
lebih dalam akan muncul perbedaan secara sintaksis dan semantik. Pemahaman
tentang penggunaan aspek inkoatif dalam sebuah kalimat sangat penting. Jika
fukugoudoushi di atas digunakan dengan tepat, maka kalimat yang dihasilkan
akan terasa lebih hidup atau lebih baik.
Berdasarkan hal yang telah dipaparkan diatas, penulis beranggapan bahwa
perlu dilakukan penelitian tentang aspek inkoatif beserta perbedaan maknanya
agar pembelajar bahasa Jepang tidak mengalami kesulitan dalam menggunakan
aspek inkoatif tersebut dan mengetahui makna yang terkandung di dalam masing-
masing fukugoudoushi tersebut. Untuk lebih jelasnya penelitian ini akan
menjelaskan aspek inkoatif dan maknanya yang terdapat dalam novel Absolute
Duo karya Hiragi Takumi. Melalui penelitian ini diharapkan dapat memudahkan
pemahaman bagi pembelajar bahasa Jepang khususnya dalam bidang linguistik.
5
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, masalah yang
dibahas dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
1. Bagaimanakah aspek inkoatif yang terdapat dalam novel Absolute Duo
karya Hiragi Takumi ?
2. Bagaimanakah makna aspek inkoatif yang terdapat dalam novel Absolute
Duo karya Hiragi Takumi?
1.3 Tujuan Penelitian
Setiap penelitian tentunya memiliki tujuan yang ingin dicapai. Adapun
tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini secara garis besar dibagi menjadi
dua, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
1.3.1 Tujuan Umum
Secara umum penelitian ini memiliki tujuan untuk memberikan pengetahuan
dalam bidang linguistik bahasa Jepang. Serta dapat memberikan informasi kepada
pembaca yang ingin mengetahui aspek inkoatif dan makna dari masing-masing
jenis aspek inkoatif yang terkandung dalam sebuah kalimat bahasa Jepang.
1.3.2 Tujuan Khusus
Selain tujuan umum, dalam penelitian ini juga terdapat tujuan khusus.
Tujuan khusus dalam penelitian ini sejalan dengan rumusan masalah yang telah
dipaparkan sebelumnya yaitu :
1. Untuk mengetahui aspek inkoatif yang terdapat dalam novel Absolute
Duo karya Hiragi Takumi.
6
2. Untuk mengetahui makna aspek inkoatif yang terdapat dalam novel
Absolute Duo karya Hiragi Takumi.
1.4 Manfaat Penelitian
Setiap penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan
penelitian berikutnya. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini dibagi menjadi
dua yaitu manfaat akademis dan manfaat praktis.
1.4.1 Manfaat Akademis
Secara akademis, manfaat yang diharapkan dari penelitian ini yaitu untuk
peningkatan ilmu pendidikan dalam kajian linguistik Jepang. Selain itu, dapat
dijadikan sebagai bahan acuan ataupun studi perbandingan penelitian lanjutan
bagi para peneliti khususnya dalam bidang ilmu sintaksis dan semantik.
1.4.2 Manfaat Praktis
Manfaat praktis yang diharapkan dalam penelitian ini yaitu mampu
menambah pengetahuan tentang aspek inkoatif. Khususnya dari segi penggunaan
dan perbedaan makna dari kalimat yang termasuk ke dalam aspek inkoatif dalam
novel Absolute Duo karya Hiragi Takumi.