153
HUBUNGAN ANTARA PUPUK PHONSKA PADA PADI DAN KADAR Cl TEMBAKAU DI JOMBANG, JAWA TIMUR
Correlation Between Phonska Fertilizer on Rice Field and Cl Content of Tobacco
in Jombang, East Java
MOCHAMMAD SHOLEH
dan DJAJADI
Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat Jl. Raya Karangploso Kotak Pos 199, Malang 65152
email : [email protected]
Diterima:
19-3-2015;
Direvisi:
20-11-2015;
Disetujui:
27-11-2015
ABSTRAK
Tingginya kadar Cl
dalam daun tembakau
adalah salah satu penyebab rendahnya
mutu
tembakau.
Cl tembakau bisa berasal dari pemupukan seperti Phonska (10,8% Cl) atau dari tanah. Penelitian observasi ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan pupuk Phonska (10,8% Cl)
pada padi terhadap mutu dan kadar
Cl tembakau yang ditanam setelah padi. Kegiatan penelitian dilaksanakan pada areal penghasil tembakau di lima
kecamatan Kabupaten Jombang
mulai bulan Mei sampai Nopember 2012. Survei pendahuluan untuk penentuan 100 satuan titik lokasi dilakukan secara proporsional yaitu berdasarkan prosentase terhadap luas areal tanaman tembakau dan mewakili bekas lahan padi yang tidak dipupuk dan yang dipupuk Phonska dari lima kecamatan
berdasarkan peta penggunaan lahan. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode survei, yaitu wawancara petani
tembakau
tentang penggunaan pupuk phonska pada padi dan tembakau, pengambilan sampel tanah dan daun tembakau.
Penilaian mutu/harga tembakau oleh grader
pabrik rokok. Sampel tanah dan daun tembakau dianalisis kadar Cl di Laboratorium Mutu Hasil Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat. Data hasil pengamatan dianalisis
secara deskriptif yaitu klasifikasi berdasarkan persentase kejadian. Untuk mengetahui hubungan atau pengaruh antar variabel dilakukan analisis
regresi menggunakan program SPSS. Dari hasil survei diketahui
bahwa sebagian besar petani (67%) menggunakan pupuk Phonska
untuk tanaman padi sebelum
tembakau
dan akumulasi Cl tanah tergolong tinggi >2% (90%). Dari hasil analisis sidik ragam diketahui bahwa kadar
Cl daun tembakau sangat dipengaruhi oleh pemupukan
Phonska pada padi sebelum tanaman tembakau (PPP)
dan
kadar
Cl tanah, tetapi tidak dipengaruhi oleh pemupukan Phonska pada Tembakau (PPT) sebagai starter. Hubungan pemupukan Phonska, Cl tanah,
dan Cl daun tembakau tersebut diekspresikan dengan model persamaan : Cl daun = 0,4266 x exponensial ((0,367 PPP*) –
(0,314 PPT) + (0,388 Cl tanah*))*.
Kata kunci : Nicotiana tabacum
L., mutu, pupuk Phonska, Cl
ABSTRACT
High Cl content of tobacco might have negative effect on quality. The study tried to find out correlation between added Phonska
fertilizer to rice planted before tobacco on
tobacco Cl content. The objective was to
determine
the effect of
added Phonska
(10.8% Cl)
to rice planted before tobacco on tobacco Cl content and quality. The study was
carried out
in the area of
tobacco
in
five districts
of Jombang, East Java Province
from May
to
November
2012.
Collecting data was done using survey method to the tobacco farmers and soil and tobacco samples were collecting from 100 points which were distributed in five districts based on land use map. The results showed that the most tobacco farmers (67%) added Phonska to the rice planted before tobacco. Addition of Phonska each year had caused accumulation of Cl in soil with high level >2% (90%). Based on analysis
of variance
it was known that tobacco Cl
content was strongly influencedby
Phonska addition to rice
planted
before
tobacco plants
(PPP) and soil Clcontent, but not influenced by Phonska as starter to tobacco plants (PPT).The corelation was expressed by equation: leaf
Cl
=
0.4266
x
exponential ((0.367 PPP*) -
(0.314 PPT) +
(0.388 soil Cl*))*.
Keywords: Nicotiana tabacum
L., quality, Phonska fertilizers, Cl
PENDAHULUAN
Kandungan Cl daun tembakau yang tinggi
merupakan salah satu penyebab yang diduga menurunkan
mutu/harga tembakau.
Batas ambang
kadar Cl daun tembakau adalah 1%
dan bila kandungan Cl
lebih dari batas
ambang akan berakibat terhadap
penurunan daya bakar (LEFFINGWELL, 1999; TSO, 1972). Namun demikian
masih banyak
dijumpai tembakau yang berkadar Cl tinggi 4-5% (SUYANTO dan TIRTOSASTRO, 2006).
Kandungan Cl daun tembakau tinggi bisa berasal daritanah dan air serta dari pemupukan yang mengandung Cl. Kadar Cl tanah tinggi diperkirakan
dari lahan dekat pantai.Hingga saat ini belum ada
hasil penelitian
yang menentukan batas toleransi kadar Cl tanah untuk tanaman tembakau. Sumber Cl air dapat berasal dari air hujan atau air irigasi (CADERSA
dan ATAWOO , 2001),
sedang batas toleransi kadar Cl air irigasi untuk tanaman tembakau yaitu kurang 40 mg/l air (KARAIVAZOGLOU
et al., 2005).
Apabila
kadar Cl dauntembakau tinggi yang berasal dari
lahan
jauh dari pantai, diperkirakan dari penggunaan pupuk yang mengandung Cl;seperti pupuk KCl, Phonska, garam dapur dan vetsin
atau air irigasi.
Tanaman tembakau membutuhkan unsur Cl dalam jumlah sedikit. Pemupukan 20-25 kg
Cl/ha
pada lahan-lahan yang berkadar Cl sangat rendah
terbukti dapat meningkatkan hasil dan mutu tembakau. Unsur Cl tersebut berperan
dalam proses fotosintetis (CHOUTEAU
dan FAUCONNIER, 1988).Jumlah Cl yang diserap tanaman tembakau tergantung jumlah Cl yang tersedia di tanah, dan penyerapan ini dapat terus berlangsung sehingga kadar Cl daun mencapai 10%. Kelebihan Cl menunjukkan gejala daun menjadi hijau tua,
Jurnal Littri 21(4), Desember 2015. Hlm. 153 - 160 ISSN 0853-8212
JURNAL LITTRI VOL. 21 NO. 4, DESEMBER 2015 : 153 - 160
154
sangat tebal, tepi daun melekuk ke atas, permukaan daun licin (TSO, 1972). Pada krosok menunjukkan gejala warna tidak rata dan kotor, sangat higroskopis; dalam pemeraman warna krosok akan menjadi semakin gelap dan muncul bau tidak enak. Semakin tinggi kadar Cl daun akan semakin menurunkan mutu, aroma dan rasa
kurang baik; dan semakin
menurunkan daya bakar
(SUYANTO
dan TIRTOSASTRO, 2006; SONG
et al., 2007).
Kadar Cl daun dikehendaki kurang dari 1% (AKEHURST, 1981; CHOUTEAU
dan FAUCONNIER, 1988).
Hasil penelitian WEDIN dan STRUCKMEYER
(1958)
menunjukkan bahwa perlakuan level kadar Cl dari 1 hingga 140 ppm dapat menurunkan daya bakar dari 3 menjadi 1,2 detik. Perlakuan kadar Cl 280 ppm meningkatkan Cl daun menjadi 2,94% dan menyebabkan tembakau tidak terbakar.
Dari hasil penelitian RACHMAN
et al. (1993)
di
Bojonegoro, menunjukkan bahwa pemberian
pupuk KCl yang mengandung 47% Cl pada padi,
diketahui bahwa semakin tinggi dosis pupuk KCl
akan berakibat meningkatnya
kadar
Cl daun tembakau Virginia yang ditanam setelah padi terutama pada tanah-tanah berat. Pemberian pupuk 200 kg KCl/ha selama 3 musim tanam padi (1988-1990) berturut-turut dapat meningkatkan kadar Cl daun tembakau sebesar 1,77 kali lipat dari 0,82% menjadi 1,45%.
Hasil penelitian IRDIYANA
(2014) pada tiga tahun terakhir, bahwa kadar Cl tembakau di Bojonegoro meningkat menjadi 3-4%.
Peningkatan kadar Cl tembakau mungkin juga bisa
terjadi pada tembakau
di Kabupaten Jombang, mengingat
program
Suprainsus padi menggunakan pupuk Phonska
yang mengandung 10,8% Cl. Walaupun kandungan Cl pupuk Phonska lebih rendah dibanding KCl (47% Cl), dalam jangka panjang akumulasi kandungan Cl dalam tanah diperkirakan akan meningkat.
Oleh karena itu hubungan antara pemupukan Phonska
pada padi yang ditanam sebelum tembakau dengan kadar Cl tembakau di Jombang perlu diketahui. Tujuan
penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh pemupukan Phonska
pada padi terhadap kadar Cl daun tembakau di Kabupaten Jombang.
BAHAN DAN METODE
Kegiatan penelitian dilaksanakan pada areal penghasil tembakau di lima kecamatan Kabupaten Jombang mulai bulan Mei sampai Nopember 2012. Areal tembakau di Kabupaten Jombang (4.125 ha) tersebar di lima kecamatan secara berurutan dari areal terluas yaitu kecamatan Kabuh (1.790 ha), Ploso (1.059 ha), Kudu (636 ha), Plandaan (493 ha), dan Ngusikan (147 ha). Pendekatan yang dilakukan dengan metode survei yaitu wawancara petani, pengambilan contoh tanah, pengambilan contoh daun dan penilaian mutu tembakau di lapang, serta analisis
kadar Cl tanah dan daun
tembakau di Laboratorium.
Penentuan 100 satuan titik lokasi dan petani dilakukan survei pendahuluan yang diambil secara proporsional yaitu persentase terhadap luas areal tanaman tembakau dan mewakili bekas lahan padi yang tidak dipupuk dan yang dipupuk Phonska masing-masing kecamatan
berdasarkan peta penggunaan lahan (Tabel 1).
Data yang dikumpulkan dalam survei adalah informasi tentang penggunaan pupuk Phonska pada padi sebelum tanaman tembakau dan pada tanaman tembakau, analisis kadar Cl tanah, kadar Cl daun tembakau, dan mutu/harga tembakau.
Data penggunaan pupuk Phonska pada padi sebelum tanaman tembakau dan pada tanaman tembakau diperoleh dengan cara wawancara langsung dari petani contoh. Kemudian diikuti pengambilan contoh tanah dan contoh tembakau masing-masing satu contoh setiap titik lokasi.
Contoh tanah diambil secara komposit pada kedalaman 15-25 cm sebanyak 500 g/contoh/lokasi. Contoh tembakau rajangan kering/krosok diambil secara komposit dari panenan daun tengah-atas sebanyak 400 g, masing-masing 300 g untuk penilaian mutu tembakau dan 100 g untuk analisis
kadar Cl. Penilaian mutu/harga
tembakau dilakukan oleh seorang grader dari gudang pabrik rokok. Contoh tanah dan daun tembakau dianalisis
kadar Cl dengan metode titrasi dengan larutan AgNO3
0,05 N
di Laboratorium Mutu Hasil Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat. Data hasil pengamatan dianalisis secara deskriptif yaitu klasifikasi berdasarkan persentase kejadian. Untuk mengetahui hubungan atau pengaruh antar variabel dilakukan analisis regresi menggunakan program SPSS. Nilai respon diuji kenormalannya terlebih dahulu sebelum diuji analisis
regresi.
Tabel
1. Penentuan titik lokasi dan petani contoh serta sebarannya
per kecamatan.
Table 1. Determination of location points and samples of farmers and its distribution per district.
No
Nu
Kecamatan
District
Luas Areal Tembakau
Tobacco area
(ha)
Jumlah Titik Contoh
(Sum of sample)
Padi memakai Phonska
(Rice used Phonska)
Padi tidak memakai Phonska
(Rice not used Phonska)
Jumlah
(Sum)
1
2
3
45
Ploso
Kabuh
Kudu
PlandaanNgusikan
1.059
1.790
0.636
0.4930.147
08
38
06
0708
08
12
06
0502
016
050
012
012010
Jumlah(Sum)
4.125 67 33 100
MOCHAMMAD SHOLEH dan DJAJADI: Hubungan antara Pupuk Phonska pada Padi dan Kadar C1 Tembakau di Jombang, Jawa Timur
155
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil survei dari 100 contoh titik lahan petani menunjukkan bahwa sebanyak 67% petani memupuk Phonska pada padi (PPP). Dosis pupuk Phonska pada padi yang digunakan bervariasi dari 50-500
kg/ha
atau rata-rata
sekitar 114 kg/ha. Sedangkan petani memupuk Phonska pada tembakau (PPT) sebanyak 25%. Dosis pupuk Phonska pada tanaman tembakau yang diberikan bervariasi antara 4 sampai 400 kg/ha atau rata-rata sekitar 23 kg/ha dan hanya digunakan sebagai starter. Dosis tersebut dalam kategori jumlah relatif kecil, kecuali seorang petani memupuk tembakau dengan dosis 400 kg/ha dengan alasan pupuk yang tersedia dan murah adalah Phonska (Lampiran 1).
Penggunaan pupuk Phonska tidak hanya digunakan pada tanaman padi,
juga
sebagian
digunakan untuk
memupuk tembakau. Hasil survei
menunjukkan bahwa
petani tidak memupuk Phonska pada padi dan tembakau (tPPPT)
sebanyak 30%. Petani memupuk Phonska pada padi (PPP) sebanyak 67%. Petani memupuk Phonska pada padi dan tidak pada tembakau (PPPtT) sebanyak 45%. Petani memupuk Phonska tidak pada padi dan ya pada tembakau (PPtPT) sebanyak 3%. Petani memupuk Phonska pada padi dan tembakau (PPPT) sebanyak 22%. Petani memupuk Phonska pada tembakau (PPT) sebanyak 25% (Tabel 2).
Hasil analisis kadar Cl tanah pada lahan tembakau di 5
kecamatan kabupaten Jombang adalah berkisar antara 1,97-3,83%. Kriteria batas ambang Cl tanah untuk tanaman tembakau belum diketahui. Dalam penelitian ini klasifikasi batas ambang Cl tanah disamakan dengan batas ambang Cl daun tembakau 1% (LEFFINGWELL, 1999; TSO, 1972)
dengan asumsi bahwa apabila unsur Cl tanah yang tersedia diserap seluruhnya oleh daun. Kriteria klasifikasi Cl tanah adalah kategori rendah <1%, kategori sedang 1-2% dan kategori tinggi >2%. Klasifikasi kadar Cl tanah pada lahan tembakau di Jombang dalam kategori rendah, sedang dan tinggi berturut-turut sebanyak 0, 10, dan 90%. Rincian hasil analisis contoh Cl tanah disajikan pada Lampiran 1.
Unsur Cl di dalam tanah sebagian besar dalam bentuk anion Cl-
(WHITE
dan BROADLEY, 2001). Bentuk senyawa Cl dalam mineral anorganik tidak kompleks. Sebaliknya dalam bahan organik membentuk senyawa Cl yang kompleks (PEREZ-SANCHEZ
et al.,
2009; VIERS
et al., 2001). Unsur Cl dalam tanah bersifat mudah bergerak tergantung pH dan kandungan bahan organik (SCHULTE, 1999). Jumlah Cl
organik jauh lebih banyak dibanding Cl dalam bentuk anorganik (SÖDERLUND et al., 2011). Apabila bahan organik tanah rendah, maka sumber Cl tanah berasal dari pemupukan.
Kriteria batas ambang Cl daun tembakau adalah 1% (LEFFINGWELL, 1999; TSO, 1972). Kadar Cl daun tembakau flue cured, burley, Maryland dan Oriental masing-masing 0,84, 0,71, 0,26 dan 0,69 (LEFFINGWELL, 1999). Kriteria klasifikasi Cl daun tembakau adalah kategori rendah <1%, kategori sedang 1-2% dan kategori tinggi >2%. Hasil analisiskadar Cl daun tembakau di Jombang menunjukkan bahwa kategori rendah sebanyak 38%,
kategori sedang sebanyak
31% dan kategori tinggi sebanyak 31%.
Peta sebaran chlor daun per kecamatan disajikan
pada Gambar 1.
Hasil penilaian mutu tembakau diperoleh dari mutu terendah hingga mutu tertinggi, yaitu mutu A (Rp 10.000/kg) sebanyak 8%, mutu AA5/B-
(Rp 13.000/kg) sebanyak 14%, mutu AA/B (Rp 14.000-17.000/kg) 63%, dan mutu C(Rp 18.000-22.000) sebanyak 15%
(Tabel Lampiran 1).Berdasarkan hasil analisis sidik ragam, bahwa korelasi
antara kadar Cl daun (y1) dan harga/mutu tembakau (y2) sebesar 0,094
dengan
P-Value sebesar 0 ,353.
Hubungan kadar Cl daun dengan harga tembakau tidak nyata karena nilai P
>0,05. Artinya yang terjadi di tingkat petani, kadar Cl daun tembakau tidak mempengaruhi mutu/harga tembakau. Padahal menurut TSO
(1972) kadar Cl pada daun tembakau disyaratkan kurang dari 1%. Penilaian mutu tembakau oleh grader pabrik rokok masih secara kualitatif dan sangat subyektif serta mempunyai toleransi kadar Cl daun >1%. Jika kadar Cl daun di atas 2,5%, tembakau yang dihasilkan hampir tahan api
atau daya bakar sangat rendah (AKEHURST, 1981).
Untuk mengetahui pengaruh tingkat penggunaan pupuk Phonska pada padi (PPP) dan tembakau (PPT), serta Cl tanah terhadap kadar Cl daun tembakau dilakukan analisis regresi. Data asli numerik dikelompokkan sebagai berikut : 1). Penggunaan pupuk Phonska pada padi (PPP) = 0 (tidak) dan 1 (ya), 2). Penggunaan pupuk Phonska pada tembakau(PPT) = 0 (tidak) dan 1 (ya), 3). Kadar Cl tanah, data diklasifikasi rendah, sedang, dan tinggi berupa interval <1, 1-2, dan >2%, dan 4).
Variabel responnya yaitu kadar Cl daun (Y), data diklasifikasi rendah, sedang, dan tinggi berupa interval <1, 1-2, dan >2%. Hasil sidik ragam output analisis regresi dari program SPSS disajikan pada Lampiran 2.
Tabel 2. Frekuensi kejadian penggunaan pupuk Phonska
pada padi dan tembakau
Table 2.
Frequency of Phonska fertilizer use in rice and tobacco
No
Kode
Pemupukan Phonska pada
Used Phonska on
Frekuensi
Frequency
Padi
(Rice)
Tembakau
(Tobacco)
(%)
1
tPPPT
Tidak (not)
Tidak (not)
30
2
PPP
Ya
(yes)
Ya
(yes)/
Tidak
(not)
67
3
PPPtT
Ya (yes)
Tidak (not)
45
4
PPtPT
Tidak (not)
Ya (yes)
03
5
PPPT
Ya (yes)
Ya (yes)
22
6
PPT
Ya (yes)/ Tidak (not)
Ya (yes)
25
JURNAL LITTRI VOL. 21 NO. 4, DESEMBER 2015 : 153 - 160
156
Gambar 1. Peta
sebaran kadar chlor
daun tembakau
Figure 1.
The distribution maps of
Cl content of tobacco
leaf
Secara umum
model tersebut adalah
baik
dengan nilai significant <0,05 dan dapat digunakan.
Jika dilihat per peubah
independennya,
maka pemupukan Phonska pada padi (PPP) dan Cl tanah
berpengaruh nyata terhadap kadar
Cl
daun karena nilai signicant
<0,05. Namun dalam kasus ini penggunaan pupuk Phonska langsung pada tanaman tembakau
(PPT)
tidak berpengaruh nyata terhadap Cl daun
karena nilai P
>0,05
(Lampiran 2).
Model persamaan yang diperoleh sebagai berikut
:
Ln Cl daun= -0,852
+
0,367 PPP*
-
0,314 PPTtn
+ 0,388 Cl tanah*
atau
Cl daun
= exponensial (-0,852 + 0,367 PPP*
-
0,314 PPTtn
+ 0,388 Cl tanah*)*.
Jika disederhanakan model
persamaannya, menjadi : Cl daun =
0,4266
x exponensial ((0,367
PPP*) –
(0,314
PPTtn) + (0,388
Cl tanah*))*.
Dari persamaan
tersebut diketahui bahwa setiap kenaikan penggunaan jumlah pupuk Phonska pada padi (PPP) dan kenaikan Cl
tanah akan meningkatkan jumlah kadar Cl daun. Apabila petani
tidak memupuk
Phonska
pada padi (PPP) = 0, maka nilai exp (0,367 x 0) = 1. Sebaliknya apabila petani
memupuk Phonska
pada padi (PPP) = 1, maka nilai exp (0,367 x 1) = 1,4433. Dapat diketahui bahwa nilai kadar
Cl daun akan lebih besar jika diberikan pupuk phonska pada padi (1,4433)
dibanding
jika tidak dilakukan pemupukan Phonska pada padi
(1). Semakin banyak jumlah pupuk
phonska yang diberikan pada padi akan meningkatkan kadar
Cl daun
tembakau.
Sebagian besar petani meng-gunakan pupuk Phonska
sebagai sumber pupuk utama padi bahkan seluruhnya, karena bersubsidi dan murah dibanding pupuk yang lain.
Variabel Cl tanah mempengaruhi kadar Cl daun bahwa semakin tinggi kadar
Cl tanah,
semakin
tinggi kadar
Cl daun
tembakau. Contoh apabila kadar Cl tanah meningkat dari 1,5menjadi 3,5%, maka nilai exp (0,388 Cl tanah) dalam
persamaan tersebut meningkat dari 1,79
menjadi 3,89. Hal yang sama dilaporkan oleh HOYOS
et al. (2015), bahwa kadar Cl tanah yang tinggi di Garzon Colombia menyebabkan kadar Cl daun menjadi tinggi.
Pemupukan Phonska pada tembakau (PPT) tidak
berpengaruh nyata pada kadar
Cl daun tembakau. Selain tidak nyata, juga koefisien pupuk phonska pada tembakau bernilai negatif artinya
penggunaan pupuk Phonska pada tembakau malah menurunkan kadar Cl pada daun
tembakau. Padahal hipotesis awal adalah peningkatan penggunaan pupuk Phonska pada tembakau akan meningkatkan kadar Cl pada daun, sebagaimana hasil penelitian MARCHAND (2010) pemupukan KCl pada tanaman tembakau. Hal ini terjadi karena pupuk Phonska yang diberikan ke tanaman tembakau relatif
sedikit rata-rata sekitar 23
kg/ha atau 5,29 kg Cl/ha dan hanya digunakan sebagai starter. CHOUTEAU dan FAUCONNIER
(1988) menyatakan bahwa pemupukan 20-25 kg
Cl/ha pada lahan-lahan yang berkadar Cl sangat rendahterbukti dapat meningkatkan hasil dan mutu tembakau.
Dalam praktek di lapang bahwa
pembelian tembakau di petani
masih tetap dilakukan oleh pedagang pabrik rokok, artinya masih ada toleransi dengan kadar Cl daun tembakau di atas 1%
bahkan
di atas
2%. Kadar Cl daun tinggi dapat menyebabkan daya bakar rokok turun (TSO, 1972). Pembelian
bahan tembakau berkadar Cl relatif tinggi oleh pedagang pabrik rokok menjadi
satu permasalahan tersendiri. Walaupun demikian, menurut SIFOLA
(2005) bahwa masalah terkait daya bakar rokok
dalam proses pabrikasi dapat diatasi dengan campuran
yang tepat dalam blending rokok.
Tembakau yang ditanam pada berbeda ekologi di Provinsi Guizhou, Cina dihasilkan empat jenis aromatik yang berbeda, antara lain aroma murni ringan, aroma murni,
MOCHAMMAD SHOLEH dan DJAJADI: Hubungan antara Pupuk Phonska pada Padi dan Kadar C1 Tembakau di Jombang, Jawa Timur
157
aroma murni kaya, dan aroma murni kuat. Hasil karakterisasi sifat kimia dan organoleptik menunjukkan bahwa kadar Cl daun tembakau dari berbagai jenis tembakau tersebut sekitar 0,17-0,23%. Kadar K2O daun tembakau sekitar 1,80-2,47%. Aroma murni ringan diperoleh pada kadar Cl daun tembakau tertinggi dan kadar K2O terendah. Aroma murni kuat diperoleh pada kadar K2O daun tertinggi dan kadar Cl terendah. Semakin tinggi nisbah K2O/Cl daun semakin besar (13,67 sampai 34,79), aroma murni semakin kuat (SONG
et
al., 2007). Kadar Cl daun tembakau yang ada di Jombang
diketahui lebih dari ambang batas (>1%) dan untuk mendeteksinya dengan melakukan analisis di laboratorium. Alat khusus untuk mendeteksi mutu tembakau berdasarkan kadar Cl daun belum ada. Sementara yang sudah ada dan sudah diterapkan di China adalah sebuah sistem penilaian mutu tembakau berdasarkan teknik pengolahan citra secara otomatis untuk inspeksi dan penilaian mutu daun
tembakau berdasarkan analisis warna, ukuran, bentuk, tekstur permukaan dan vena daun (ZHANG
et al., 1997).
Secara keseluruhan hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa pemupukan Phonska pada tanaman padi (PPP) sebelum tembakau dan kadar
Cl tanah sangat berpengaruh terhadap kadar
Cl daun tembakau. Semakin meningkat pemberian pupuk Phonska pada padi dan semakin menam-bah akumulasi residu Cl tanah dan akan menyebabkan meningkatnya kadar
Cl daun tembakau. Akumulasi Cl
dalam tanah sekitar 1,97-3,83%
tergolong sedang
sampai tinggi
(Lampiran 1). Cl dalam tanah berpeluang diserap semua oleh tanaman tembakau, sehingga kadar Cl daun tembakau menjadi tinggi.
Sifat unsur hara Cl ini bergerak
dalam tanah dan terus terakumulasi dalam tanah dan tidak hilang
(CHOUTEOU
dan FACONNIER, 1988). Mengingat bahwa
jenis tanah lahan tembakau di Jombang tergolong tanah berat
dan bertekstur liat sangat tinggi, dan dekat dengan sungai brantas dan drainase kurang baik. Akibatnya dapat diperkirakan bahwa setiap saat akan diserap oleh tanaman tembakau
terutama pada saat terjadi hujan yaitu
hara Cl akan terangkut oleh air dan ikut diserap akar tanaman dan ditranslokasi ke daun tembakau. Cl daun banyak ter-konsentrasi pada lamina daun (METOCHIS
dan ORPHANOS, 1990).
Dalam waktu jangka panjang
apabila peningkatan akumulasi Cl tanah terjadi terus menerus dan tidak ada tindakan antisipasinya, maka dampak yang akan terjadi yaitu akan menurunkan mutu tembakau dan menghancurkan tembakau yang ada di Jombang. Untuk mengurangi dampak negatif tersebut disarankan:
1). Tidak menggunakan pupuk Phonska pada tanaman padi sebelum tanaman tembakau.
2). Perlu dicari pupuk selain Phonska untuk tanaman padi sebelum tembakau.
3) Khusus untuk kasus lahan tembakau
dengan akumulasi Cl tanah sedang atau tinggi, perlu ada perbaikan teknik budidaya
untuk menjauhkan akar tanaman tembakau dari air tanah dengan cara mendalamkan got drainase
dan meninggikan guludan
terutama pada saat terjadi musim kemarau basah. LEFFINGWELL (1999) menambahkan penambahan pupuk yang mengandung Mg, Ca dan NO3
-
dapat mempercepat daya bakar dan meningkatkan abu
rokok. NO3-
sendiri merupakan bahan yang mudah terbakar. Oleh karena itu terkait dengan pemupukan Phonska pada padi sebelum tembakau serta tingginya Cl tanah dan Cl daun tembakau perlu perhatian dari semua pihak agar tembakau Jombang dapat eksis dan tidak ditinggalkan oleh konsumen pabrik rokok.
KESIMPULAN
Sebagian besar petani (67%) di Jombang, Jawa Timur
memupuk tanaman padi sebelum tembakau dengan pupuk Phonska
(PPP). Kadar Cl
dalam tanah sekitar 1,97-3,83%
tergolong sedang (10%) dan
tinggi
(90%). Kadar Cl daun tembakau dalam kategori rendah (<1%),
sedang (1-2%), dan
tinggi (>2%)
berturut-turut
sebanyak 38, 31
dan
31%. Hasil
analisis ragam menunjukkan bahwa kadar Cl daun
tembakausangat dipengaruhi oleh pemupukan
Phonska pada padi sebelum tanaman tembakau (PPP) dan kadar
Cl tanah, tetapi tidak dipengaruhi oleh pemupukan Phonska sebagai starterpada tanaman Tembakau (PPT). Hubungan pemupukan Phonska, Cl tanah
dan kadar Cl daun tembakau tersebut diekspresikan dengan model persamaan: Cl daun = 0,4266 x exponensial ((0,367 PPP*) –
(0,314 PPT) + (0,388 Cl tanah*))*.
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih disampaikan kepada Dinas
Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Jombang yang telah membiayai penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
AKEHURST, B.C.
1981. Tobacco. 2nd
ed. Longmans Group, Ltd. London.
CADERSA, Y.
and
A. ATAWOO .
2001.
Assessment Of The Chloride Status In The Tobacco
Leaf And Some Potential Sources For
The High Chloride LevelAMAS. Food and Agricultural Research Council, Réduit, Mauritius. pp.
65-71.
CHOUTEAU, J.
and D. FAUCONNIER.
1988. Tobacco. Fertilizing for high quality and yield. IPI Bul. No. 11.
HOYOS, V.C., S.
MAGNITSKIY,
and
G.T. PLAZA.
2015. Effect of fertilization on the contents of
macronutrients and chlorine in tobacco leaves
cv. Flue-cured (Nicotiana tabacum L.) in two
municipalities in Huila, ColombiaAgronomia Colombiana.
August
2015. doi: 10.15446/agron.colomb.v33n2.46839.
IRDIYANA, R.
2014. Tiga Tahun Terakhir, Lahan Tembakau Berkurang.
Blokbojonegoro.com.
Senin, 17 Maret 2014 09:00:47.
KARAIVAZOGLOU, N.A., D.K. PAPAKOSTA, and S. DIVANIDIS.
2005. Effect of chloride in irrigation water and form of
JURNAL LITTRI VOL. 21 NO. 4, DESEMBER 2015 : 153 - 160
158
nitrogen fertilizer on Virginia (flue -cured) tobacco. Field Crops Res. 92 (2005): 61-74.
LEFFINGWELL, J.C. 1999. In Tobacco: Production, Chemistry, and Technology (Eds Layten Davis, D. and M.T. Nielson). Blackwell Science (Pub.): 265-283.
MARCHAND, M. 2010. Effect of Potassium on the Production
and Quality of Tobacco Leaves. International Potash Institute. E-ifc No. 24, September 2010. 14pp.
METOCHIS, C.
and P. I. ORPHANOS.
1990. Course of chloride
concentration in tobacco leaves through the harvesting season. Pages Journal of Plant Nutrition. Vol.13 (5):
485-493. PEREZ-SANCHEZ, D., C. TRUEBA,
and A. AGUERO.
2009.
Charasteristics and behaviour of
14C and 36Cl in the biosphere in the context of radioactive waste management.
Radioprotection 44:
571-575.
RACHMAN, A., A.S. MURDIYATI,
and DJAJADI.
1993. Effect of KCl rate of rice on Cl content, yield, and quality of tobacco in a rice–tobacco rotation on Vertisol soil in Bojonegoro. Indonesian J. Of Crop Sci. 8(1):
1-10.
SCHULTE, E.E.
1999. Soil and applied chlorine. Under-standing Plant Nutrient A3556. RP-08 (I 09/92). 2pp.
SIFOLA, M.I.
2005. Quality characteristics of Burley tobacco irrigated with saline water. Field Crops Res. 92:
75-84.
SONG
Q.,
WANG ZHENG-YIN and
SHI JUN-XIONG.
2007.
Quality Characteristics of tobacco leaves with different aromatic styles from Guizhou Province, China. Agricultural Sciences in China. 6(2): 220-226.
SÖDERLUND, M., M. LUSA, J. LEHTO, M. HAKANEN, and K.
VAARAMAA. 2011. Sorption of Iodine, Chlorine,
Technetium and Cesium in Soil. POSIVA OY Helsinki Finland. Working Report 2011-04. January, 2011. 130pp.
SUYANTO,
A. dan TIRTOSASTRO, S. 2006. Permasalahan tembakau rakyat dan dampaknya terhadap industri rokok. Prosiding Diskusi Panel “Revitalisasi Sistem Agribisnis Tembakau Bahan Rokok” Puslitbang Perkebunan, Bogor. pp.1-8.
TSO, T.C.
1972. Physiology and Biochemistry of Tobacco
Plant. Dowden, Hutchinson, and Ross, Inc. Stroudburg, Pa.
VIERS, J., B. DUPRE, J.J. BRAUN, R. FREYDIER, S. GREENBERG, J.N.
NGOUPAYOU,
and L.S. NKAMDJOU.
2001.
Evidence for
non-conservative behaviour of chlorine in humidtropical environments. Aquatic Geochemistry 7: 127-154.
WEDIN, W.F.
and
B.E.
STRUCKMEYER.
1958. Effects of Chloride and Sulfate Ions on The Growth,Leaf Burn, Composition and Anatomical Structure
of Tobacco (Nicotiana Tabacum
L.). Plant Physiol. March 1958. 33: 133-139. doi: 10.1104/pp.33/2.133.
WHITE, P.J.
and M.R. BROADLEY.
2001. Chloride in Soils and its Uptake and Movement within the Plant: A Review. Annals of Botany
88: 967-988. doi: 10.1006/anbo.2001.1540.
ZHANG J.,S.
SOKHANSANJ, S.
WU,
R.
FANG,
and
W.
YANG. 1997. A trainable grading system for tobacco leaves. Computers
and
Electronics
in
Agriculture. Vol . 16(3):231-244. doi:10.1016/S0168-1699(96)00040-3.
MOCHAMMAD SHOLEH dan DJAJADI: Hubungan antara Pupuk Phonska pada Padi dan Kadar C1 Tembakau di Jombang, Jawa Timur
159
Lampiran 1. Hasil survei penggunaan pupuk Phonska pada padi dan tembakau, kadar Cl tanah, Cl daun tembakau danmutu/harga tembakau
Appendix 1. The results of the survey Phonska fertilizer use in rice and tobacco, levels of soil Cl, Cl tobacco leaves and the quality/price of tobacco
Contoh Sample
Dosis Phonska*) Dose of Phonska (kg/ha)
Kadar
Cl tanah Soil Cl content
Kadar
Cl daun Leaf Cl content
Tembakau Tobacco
Padi Rice
Tembakau Tobacco
(%)
Kelas Class
(%)
Kelas Class
Mutu Grade
HargaPriceRp/kg
1
2
3
4
5
6
7
8
901
167
83
2,70
Tinggi
1,03
Sedang
A
10.000
02
-
-
2,23
Tinggi
1,01
Sedang
B+
16.00003
-
-
2,23
Tinggi
0,82
Rendah
B-
13.000
04
63
-
2,23
Tinggi
0,52
Rendah
B
15.00005
-
-
2,23
Tinggi
0,39
Rendah
A
10.00006
-
4
2,23
Tinggi
0,99
Rendah
A
16.00007
200
20
3,83
Tinggi
3,20
Tinggi
AA
17.00008
-
-
3,83
Tinggi
0,47
Rendah
B
15.00009
133
133
3,83
Tinggi
3,13
Tinggi
C
20.00010
300
20
3,83
Tinggi
1,93
Sedang
C+
22.00011
-
-
3,83
Tinggi
1,88
Sedang
C+
22.00012
250
-
3,08
Tinggi
2,80
Tinggi
AA
17.00013
167
-
3,08
Tinggi
2,08
Tinggi
AA
18.00014
300
50
2,18
Tinggi
1,15
Sedang
AA
17.00015
83
-
2,18
Tinggi
2,21
Tinggi
B
16.00016
125
125
2,18
Tinggi
1,34
Sedang
AA
17.50017
80
100
2,18
Tinggi
0,27
Rendah
AA
17.00018
143
-
2,18
Tinggi
0,48
Rendah
C
20.00019
-
-
2,25
Tinggi
2,27
Tinggi
AA
16.00020
59
-
2,25
Tinggi
4,54
Tinggi
AA5
13.00021
200
-
2,25
Tinggi
1,64
Sedang
A-
10.00022
100
-
2,25
Tinggi
1,04
Sedang
A-
10.00023
133
-
2,35
Tinggi
1,34
Sedang
A
10.00024
-
-
2,35
Tinggi
0,35
Rendah
C
20.00025
100
-
2,58
Tinggi
1,40
Sedang
C
20.00026
100
-
2,58
Tinggi
0,55
Rendah
B+
17.00027
143
143
2,66
Tinggi
0,60
Rendah
C+
22.00028
400
400
3,31
Tinggi
0,60
Rendah
C
20.00029
167
167
2,17
Tinggi
0,40
Rendah
B
15.00030
200
40
2,17
Tinggi
1,07
Sedang
B-
13.00031
200
-
2,17
Tinggi
0,86
Rendah
C
20.00032
67
67
2,17
Tinggi
0,61
Rendah
C
20.00033
200
40
1,97
Sedang
0,76
Rendah
B
15.00034
286
-
1,97
Sedang
0,47
Rendah
C-
18.00035
200
-
2,29
Tinggi
1,04
Sedang
B
15.00036
300
-
2,29
Tinggi
1,00
Rendah
C
20.00037
-
-
2,29
Tinggi
1,23
Sedang
B
15.00038
-
-
2,29
Tinggi
0,33
Rendah
B
15.00039
133
-
1,83
Sedang
1,29
Sedang
B
14.00040
200
-
1,83
Sedang
1,30
Sedang
B+
16.00041
67
67
1,83
Sedang
1,75
Sedang
B-
13.00042
100
-
1,83
Sedang
2,36
Tinggi
AA
15.00043
-
-
2,58
Tinggi
1,85
Sedang
B
15.00044
-
-
2,03
Tinggi
0,61
Rendah
AA5
16.00045
500
-
2,84
Tinggi
0,91
Rendah
B
15.00046
125
-
2,84
Tinggi
2,51
Tinggi
AA
16.00047
100
-
2,84
Tinggi
5,80
Tinggi
AA
17.00048
375
13
2,84
Tinggi
5,08
Tinggi
AA
17.00049
167
-
2,84
Tinggi
0,75
Rendah
AA
17.00050
125
-
2,84
Tinggi
2,63
Tinggi
AA
16.00051
-
-
2,50
Tinggi
1,00
Rendah
B-
13.00052
100
-
2,50
Tinggi
0,66
Rendah
C
20.00053
-
250
2,33
Tinggi
0,79
Rendah
AA
16.00054
167
133
2,33
Tinggi
0,38
Rendah
B
15.00055
-
-
2,58
Tinggi
0,63
Rendah
A
10.00056
-
33
2,58
Tinggi
1,44
Sedang
B-
13.00057
-
-
2,60
Tinggi
1,24
Sedang
B
15.00058
-
-
2,60
Tinggi
0,42
Rendah
B-
13.00059
80
-
1,92
Sedang
1,00
Rendah
AA
17.00060
80
-
1,92
Sedang
0,49
Rendah
A
10.00061
200
-
2,95
Tinggi
4,57
Tinggi
AA
17.00062 200 40 2,95 Tinggi 3,60 Tinggi AA 17.00063 200 - 2,29 Tinggi 4,73 Tinggi AA 17.00064 200 - 2,29 Tinggi 5,04 Tinggi AA5 13.00065 188 - 2,31 Tinggi 3,03 Tinggi AA5 13.00066 - - 2,31 Tinggi 0,79 Rendah AA5 13.000
JURNAL LITTRI VOL. 21 NO. 4, DESEMBER 2015 : 153 - 160
160
67 167 33 2,53 Tinggi 0,84 Rendah A 10.00068 267 - 2,53 Tinggi 2,32 Tinggi AA5 13.00069 300 - 2,71 Tinggi 1,98 Sedang AA 18.00070 313 - 2,71 Tinggi 3,81 Tinggi AA 17.00071 50 - 2,62 Tinggi 0,63 Rendah C- 18.00072
-
-
2,62
Tinggi
1,14
Sedang
B
15.000
73
-
-
2,33
Tinggi
1,72
Sedang
AA
17.00074
-
-
2,33
Tinggi
0,40
Rendah
AA
17.000
75
200
-
2,72
Tinggi
3,93
Tinggi
AA5
16.00076
200
-
2,72
Tinggi
0,36
Rendah
AA
16.000
77
-
-
2,34
Tinggi
3,15
Tinggi
AA
17.00078
100
-
2,34
Tinggi
2,92
Sedang
AA
17.000
79
200
-
2,52
Tinggi
3,60
Tinggi
AA
17.00080
-
-
2,38
Tinggi
1,83
Sedang
AA
17.000
81
200
40
2,38
Tinggi
3,96
Tinggi
AA
17.00082
-
-
2,38
Tinggi
2,15
Tinggi
AA
17.000
83
100
-
2,19
Tinggi
1,06
Sedang
AA5
13.000
84
100
100
2,19
Tinggi
1,33
Sedang
AA
17.00085
-
-
2,91
Tinggi
1,04
Sedang
C
20.00086
63
-
2,91
Tinggi
2,21
Tinggi
B
15.00087
50
-
1,9
Sedang
2,14
Tinggi
AA
17.00088
50
-
1,99
Sedang
2,69
Tinggi
AA
17.00089
-
-
2,68
Tinggi
2,67
Tinggi
AA
17.00090
150
50
2,68
Tinggi
3,43
Tinggi
AA
17.00091
-
-
3,12
Tinggi
1,97
Sedang
A
10.00092
-
-
3,12
Tinggi
3,62
Tinggi
AA
17.00093
133
-
2,79
Tinggi
3,18
Tinggi
AA
17.00094
133
-
2,79
Tinggi
0,67
Rendah
AA5
13.00095
50
50
2,27
Tinggi
1,78
Sedang
AA
17.00096
-
-
2,27
Tinggi
1,39
Sedang
AA
17.00097
-
-
2,27
Tinggi
0,85
Rendah
B-
13.00098
-
-
2,27
Tinggi
1,44
Sedang
AA
17.00099
-
-
2,70
Tinggi
0,48
Rendah
AA
17.000100
278
-
2,70
Tinggi
0,70
Rendah
AA
17.000Rata-rata
Average
114
23
2,51
1,72
15.885
Frekuensi
Frequency
67
25
*)
Kadar hara pupuk Phonska : N-P-K-Cl (15-15-15-10,8)
**)
Klasifikasi Cl tanah dan Cl daun tembakau: Rendah <1%, Sedang 1-2%, dan Tinggi >2%
Lampiran 2. Hasil sidik ragam analisis
regresi
Appendix 2. Analysis
of variance of regression analysis
Model Summary
Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1
.317a
.101
.073
.7296459
a. Predictors: (Constant), Cl_tanah, padi, tembakau
ANOVAa
Model
Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Sig.
1
Regression
5.725
3
1.908
3.584
.017b
Residual
51.109
96
.532
Total
56.833
99
a. Dependent Variable: ln_Cl_daun
b. Predictors: (Constant), Cl_tanah, padi, tembakau
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t
Sig.B
Std. Error
Beta
1
(Constant)
-.852
.441
-1.935
.056Padi (PPP) .367
.160
.232
2.297
.024*Tembakau (PPT) -.314 .177 -.180 -1.778 .079tn
Cl_tanah .388 .167 .227 2.327 .022*
Dependent Variable: ln_Cl_daun* = nyata, tn = tidak nyata
Contoh Sample
Dosis Phonska*) Dose of Phonska (kg/ha)
Kadar
Cl tanah Soil Cl content
Kadar
Cl daun Leaf Cl content
Tembakau Tobacco
Padi Rice
Tembakau Tobacco
(%)
Kelas Class
(%)
Kelas Class
Mutu Grade
HargaPriceRp/kg
1 2 3 4 5 6 7 8 9