PENDAHULUAN
Ulkus kornea adalah hilangnya sebagian permukaan kornea akibat kematian jaringan kornea.
Insiden ulkus kornea tahun 1993 adalah 5,3 juta per 100.000 penduduk di Indonesia.
Predisposisi terjadinya ulkus kornea antara lain karena trauma, pemakaian lensa kontak, dan kadang-kadang tidak diketahui penyebabnya.
Ulkus kornea yang luas memerlukan penanganan yang tepat dan cepat untuk mencegah perluasan ulkus dan timbulnya komplikasi berupa descematokel, perforasi, endoftalmitis, bahkan kebutaan.
ANATOMI DAN FISIOLOGI KORNEA
Kornea adalah jaringan transparan.
Kornea dewasa rata-rata mempunyai tebal 0,54 mm di tengah, sekitar 0,65 di tepi, dan diameternya sekitar 11,5 mm dari anterior ke posterior.
Batas antara sclera dan kornea disebut limbus.
Kornea merupakan lensa cembung dengan kekuatan refraksi sebesar + 40 dioptri.
Kornea terdiri dari 5 lapisan :
1. lapisan epitel
2. Membran bowman
3. Jaringan Stroma
4. Membran descement
5. Endotel
DEFINISI
Ulkus Kornea adalah keadaan patologik kornea yang ditandai oleh adanya infiltrate supuratif disertai defek kornea bergaung, diskontinuitas jaringan kornea dapat terjadi dari epitel sampai stroma.
ETIOLOGI
1. Infeksi
Bakteri: P. aeraginosa, Streptococcus pneumonia dan spesies Moraxella (paling sering)
Jamur: Candida, Fusarium, Aspergilus, Cephalosporium, dan spesies mikosis fungoides.
Virus: Herpes simplex, varicella-zoster, variola, vacinia (jarang)
Acanthamoeba
2. Non infeksi Bahan kimia, bersifat asam
atau basa tergantung PH. Radiasi atau suhu Sindrom sjorgen Defisiensi vitamin A Obat-obatan Kelainan dari membran
basal, misalnya karena trauma.
Pajanan (exposure) Neurotropik
3. Sistem Imun (Reaksi Hipersensitivitas)
Granulomatosa wagener Rheumathoid arthritis
Klasifikasi
Berdasarkan lokasi :
1. Ulkus kornea sentral
Ulkus kornea bakterialis
Ulkus kornea fungi
Ulkus kornea virus
Ulkus kornea acanthamoeba
2. Ulkus kornea perifer
Ulkus marginal
Ulkus mooren (ulkus serpinginosa kronik/ulkus roden)
Ulkus cincin (ring ulcer)
Ulkus kornea sentralisUlkus Kornea Bakterialis
1. Ulkus Streptokokus Tanda Khas: ulcus menjalar dari tepi ke tengah kornea
(serpinginous). Berwarna kuning keabu-abuan bentuk cakram dengan tepi
menggaung. Cepat menjalar ke dalam dan menyebabkan perforasi
kornea, karena eksotoksin dari Streptokokus pneumonia.
2. Ulkus Stafilokokus Awalnya: ulkus yang
bewarna putih kekuningan disertai infiltrat berbatas tegas tepat dibawah defek epitel.
Bila tidak diobati secara adekuat, terjadi abses kornea yang disertai edema stroma dan infiltrasi sel leukosit.
Walaupun terdapat hipopion ulkus seringkali indolen yaitu reaksi radangnya minimal.
3. Ulkus Pseudomonas Lesi dari sentral dapat ke
samping dan dalam kornea.
Penyerbukan ke dalam mengakibatkan perforasi kornea dalam 48 jam.
Gambaran: ulkus berwarna abu-abu dengan kotoran yang dikeluarkan berwarna kehijauan.
Dalam bilik mata depan dapat terlihat hipopion yang banyak.
4. Ulkus Pneumokokus : Ulkus kornea sentral yang dalam. Tepi ulkus terlihat menyebar ke arah satu jurusan sehingga
disebut Ulkus Serpen. Ulkus terlihat dengan infiltrasi sel yang penuh dan
berwarna kekuning-kuningan. Penyebaran ulkus sangat cepat dan sering terlihat ulkus
yang menggaung dan di daerah ini terdapat banyak kuman. Ulkus ini selalu di temukan hipopion yang tidak selamanya
sebanding dengan beratnya ulkus yang terlihat. Diagnosa lebih pasti bila ditemukan dakriosistitis.
Ulkus Kornea Fungi Pada permukaan terlihat bercak putih dengan warna keabu-
abuan yang agak kering. Tepi lesi berbatas tegas, irregular dan terlihat penyebaran
seperti bulu pada bagian epitel yang baik. Terlihat suatu daerah tempat asal penyebaran di bagian
sentral sehingga terdapat satelit-satelit disekitarnya. Pada infeksi kandida bentuk tukak lonjong dengan
permukaan naik. Dapat terjadi neovaskularisasi akibat rangsangan radang. Terdapat injeksi siliar disertai hipopion.
Ulkus Kornea Virus1. Ulkus Kornea Herpes Zoster Biasanya diawali dengan
perasaan lesu, timbul 1-3 hari sebelum timbul gejala kulit.
Pada mata: vesikel dan edem palpebra, konjungtiva hiperemis, kornea keruh.
Infiltrat berbentuk dendrit berwarna abu-abu kotor dengan fluoresin yang lemah.
Kornea hipestesi tapi dengan rasa sakit.
2. Ulkus Kornea Herpes simplex
Awalnya dimulai injeksi siliar disertai terdapatnya dataran sel di permukaan epitel kornea bentuk dendrit atau bintang infiltrasi.
Terdapat hipertesi kornea Terdapat pembesaran
kelenjar preaurikel. Bentuk dendrit kecil,
ulceratif, jelas diwarnai dengan fluoresin dengan benjolan diujungnya
Ulkus Kornea Acanthamoeba Awal: sakit yang tidak sebanding dengan temuan kliniknya,
kemerahan dan fotofobia. Tanda khas: ulkus kornea indolen, cincin stroma, dan infiltrat
perineural.
Ulkus kornea periferUlkus Marginal
Bentuk simpel: ulkus superfisial yang berwarna abu-abu terdapat pada infeksi stafilococcus, toksik atau alergi dan gangguan sistemik pada influenza disentri basilar gonokok arteritis nodosa, dan lain-lain.
Bentuk cincin atau multiple dan lateral pada leukemia akut, sistemik lupus eritromatosis dan lain-lain.
Ulkus Mooren berjalan progresif dari perifer
kornea ke sentral. T.u pada usia lanjut. Penyebabnya belum diketahui
diduga hipersensitivitas tuberculosis, virus, alergi, autoimun.
Sering menyerang seluruh permukaan kornea dan kadang meninggalkan satu pulau yang sehat pada bagian yang sentral.
Ring Ulcer Terlihat injeksi perikorneal sekitar limbus. Di kornea terdapat ulkus yang berbentuk melingkar dipinggir
kornea, di dalam limbus, bisa dangkal atau dalam, kadang-kadang perforasi.
Ulkus marginal yang banyak kadang-kadang dapat menjadi satu menyerupai ring ulcer.
Tetapi pada ring ulcer yang sebetulnya tak ada hubungan dengan konjungtivitis kataral.
Perjalanan penyakitnya menahun.
Manifestasi klinisGejala Subjektif
Eritema kelopak mata dan konjungtiva
Sekret mukopurulen
Merasa ada benda asing di mata
Pandangan kabur
Mata berair
Bintik putih pada kornea
Silau
Nyeri
Infiltat dapat menimbulkan sedikit nyeri.
Gejala Objektif Injeksi siliar
Hilangnya sebagian jaringan kornea, dan adanya infiltrat
Hipopion
Perjalanan ulkus kornea dibagi menjadi 4 stadium, yaitu :
1.Stadium infiltrasi progresif
2.Stadium ulserasi aktif
3.Stadium regresif
4.Stadium penyembuhan/sikatrisasi
Diagnosis banding ulkus kornea
Kondisi Infeksi bakteri / jamur Infeksi virus
Sakit
Fotofobia
Visus
Infeksi okular
Tak ada sampai hebat
Bervariasi
Biasanya menurun
mencolok
Difus
Rasa benda asing
Sedang
Menurun ringan
Ringan-sedang
Diagnosis
Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan klinis dengan menggunakan slit lamp dan pemeriksaan laboratorium.
Disamping itu perlu juga dilakukan pemeriksaan diagnostik seperti : Ketajaman penglihatan Tes refraksi Tes air mata Pemeriksaan slit-lamp Keratometri (pengukuran kornea) Respon reflek pupil Pewarnaan kornea dengan zat fluoresensi. Goresan ulkus untuk analisa atau kultur
Cara pengobatan ulkus kornea bakterialis
Bila tidak didapat kuman dengan Gram: topikal Basitrasin atau Sefalosporin dan Aminoglikosida, ditambah dengan subkonjungtiva Metisilin atau Gentamisin tiap 24 jam selama 3 hari.
Basil Gram negatif: sama dengan bila tidak didapat kuman, hanya suntikan subkonjungtiva diberikan setiap 12 jam selama 3 hari.
kokus atau batang Gram positif: topikal Basitrasin atau Sefalosporin, dan subkonjungtiva metisilin atau Gentamisin.
kokus Gram negatif: topikal Basitrasin atau Eritromisin dan subkonjungtiva atau intravena Penisilin G.
Pengobatan tambahan, yaitu :
1. Sikloplegik, mengurangi spasme siliar dan mencegah sinekhia, diberikan bila terdapat reaksi radang pada bilik mata depan.
2. Inhibitor kolagenase diberikan pada infeksi akibat Pseudomonas.
3. Kortikosteroid, penggunaannya pada ulkus masih kontroversi.
Cara pengobatan ulkus kornea oleh jamur
Pengobatan stadium awal diberikan Natamycin+ Amphotericin B.
Bila terapi tidak efektif, terapi dihentikan selama 24 jam, ambil spesimen untuk dilakukan kultur.
Jika tidak respon, infiltrasi kornea dan ulkus meluas, timbul descemetokel atau perforasi, maka keratoplasti diindikasikan untuk ulkus kornea.
Cara pengobatan ulkus kornea oleh virus
Debridemen Debridemen dilakukan dengan aplikator berujung kapas
khusus. Obat sikloplegik seperti atropin 1% atau homatropin 5% di
teteskan ke sakus konjungtiva, ditutup dengan sedikit tekanan.
Terapi obat Antivirus topikal yang dipakai adalah Idoxuridine, Trifluridine,
Vidarabin dan Acyclovir. Trifluridine dan Acyclovir jauh lebih efektif untuk penyakit
stroma. Umumnya sembuh sendiri dan pembentukan parut minimal. Kortikosteroid topikal tidak perlu.
Pencegahan
Lindungi mata dari segala benda yang mungkin bisa masuk kedalam mata
Jika mata sering kering, atau pada keadaan kelopak mata tidak bisa menutup sempurna, gunakan tetes mata agar mata selalu dalam keadaan basah
Jika memakai lensa kontak harus sangat diperhatikan cara memakai dan merawat lensa tersebut.
Komplikasi
Kebutaan parsial atau komplit dalam waktu sangat singkat
Kornea perforasi dapat berlanjut endoptalmitis dan panopthalmitis
Prolaps iris
Sikatrik kornea
Katarak
Glaukoma sekunder
Prognosis
Prognosis ulkus kornea tergantung pada tingkat keparahan dan cepat lambatnya mendapat pertolongan, jenis mikroorganisme penyebabnya, dan ada tidaknya komplikasi yang timbul.
Semakin tinggi tingkat keparahan dan lambatnya mendapat pertolongan serta timbulnya komplikasi, maka prognosisnya menjadi lebih buruk.
Penyembuhan yang lama mungkin juga dipengaruhi ketaatan penggunaan obat.