BAB 2
TINJAUAN KASUS
Dalam bab ini akan disajikan hal-hal antara lain: pertama tentang Konsep
Pengetahuan, : (1) Pengertian pengetahuan, (2) Tingkat pengetahuan, (3) Cara
memperoleh pengetahuan, (4) Faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan.
Kedua mengenai Konsep Kehamilan, : (1) Definisi kehamilan, (2) Perubahan
fisiologis pada kehamilan, (3) Klasifikasi kehamilan, (4) Definisi primigravida.
Ketiga mengenai Konsep Primigravida, : (1) Definisi Primigravida, (2) Tanda-
tanda kehamilan primigravida. Keempat mengenai Konsep Emesis Gravidarum
yang meliputi, (1) Pengertian Emesis Gravidarum (2) Etiologi Emesis
Gravidarum, (3) Tanda dan Gejala Emesis Gravidarum, (4) Komplikasi Emesis
Gravidarum. Kelima mengenai Konsep Penatalaksanaan Emesis Gravidarum.
A. Konsep Pengetahuan
1. Pengertian Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2002 : 121) pengetahuan merupakan hasil dari
‘tahu’, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap
suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindra manusia
yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian
besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Menurut
Rogers (1974) dalam Notoatmodjo (2007 : 144) mengungkapkan bahwa
7
sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), dalam diri
orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni :
a. Awareness (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam arti
mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).
b. Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut.
c. Evaluation (menimbang – nimbang) terhadap baik dan tidaknya
stimulus tersebut bagi dirinya.
d. Trial, di mana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai
dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus.
e. Adoption, di mana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan
pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.
2. Domain Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2007 : 145) pengetahuan yang dicakup dalam
domain kogntif mempunyai enam tingkat, yakni :
a. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Oleh sebab itu, ‘tahu’ ini merupakan tingkat
pengetahuan yang paling rendah.
b. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan
secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat
menginterprestasikan materi tersebut secara benar.
8
c. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya)
d. Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu objek ke dalam komponen – komponen, tetapi masih dalam
suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama
lain.
e. Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian – bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun
formulasi baru dari formulasi – formulasi yang ada.
f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.
3. Cara Memperoleh Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2005 : 10) dari berbagai macam cara yang
telah digunakan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang
sejarah, dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni :
a. Cara tradisional atau Non Ilmiah
Cara kuno atau tradisional ini dipakai orang untuk memperoleh
kebenaran pengetahuan, sebelum diketemukannya metode ilmiah atau
9
metode penemuan secara sistemik dan logis. Cara – cara penemuan
pengetahuan pada periode ini antara lain meliputi :
1) Cara coba – salah (trial and error)
Metode ini telah digunakan orang dalam waktu yang cukup
lama untuk memecahkan berbagai masalah. Cara coba – coba ini
dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan
masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba
kemungkinan yang lain sampai masalah tersebut dapat
terpecahkan.
2) Cara kekuasaan atau otoritas.
Para pemegang otoritas, baik pemimpin pemerintah, tokoh,
agama, maupun ahli ilmu pengetahuan pada prinsipnya mempunyai
mekanisme yang sama di dalam penemuan pengetahuan. Prinsip
ini adalah orang lain menerima pendapat yang dikemukakan oleh
orang yang mempunyai otoritas, tanpa terlebih dahulu menguji
atau membuktikannya kebenaran.
3) Berdasarkan pengalaman pribadi
Pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan, atau
pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh
kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu, pengalaman pribadi pun
dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan. Hal ini
dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang
10
diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada
masa yang lalu.
4) Melalui jalan pikiran
Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara
berpikir manusia pun ikut berkembang. Dengan kata lain, dalam
memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan
jalan pikirannya, baik melalui induksi maupun deduksi.
a) Induksi
Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai
dari pernyataan – pernyataan khusus kepernyataan yang
bersifat umum.
b) Deduksi
Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan –
pernataan umum kekhusus. Pernyataan pertama disebut (premis
mayor) yang berisi pernyataan yang berisfat umum. Pernyataan
kedua yang sifatnya lebih khusus dari pada pernyataan yang
pertama disebut (premis minor). Sedangkan pernyataan ketiga
yang merupakan kesimpulannya, disebut konklusi atau
konsekuen.
b. Cara modern dalam memperoleh pengetahuan
Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada
dewasa ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut ‘metode
11
penelitian ilmiah’, atau lebih popular disebut metodologi penelitian
(research methodology).
4. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Menurut Erfandi (2009) faktor – faktor yang mempengaruhi
pengetahuan adalah :
a. Pendidikan.
Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian
dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur
hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi
pendidikan seeorang makin mudah orang tersebut untuk menerima
informasi.
b. Mass media/ informasi.
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non
formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact)
sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan.
c. Sosial budaya dan ekonomi.
Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui
penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian
seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan.
Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu
fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial
ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang.
12
d. Lingkungan.
Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan
ke dalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini
terjadi karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan
direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu.
e. Pengalaman.
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk
memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali
pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang
dihadapi masa lalu.
f. Usia.
Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir
seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula
daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang
diperolehnya semakin membaik.
B. Konsep Kehamilan
1. Definisi Kehamilan
Menurut Zikzik ( 2010). Kehamilan merupakan suatu proses yang
alamiah dan fisiologis. Setiap wanita yang memiliki organ reproduksi
sehat, yang telah mengalami menstruasi dan melakukan hubungan
seksual dengan seorang pria sangat besar kemungkinan akan mengalami
kehamilan.
13
Kehamilan adalah dikandungnya janin hasil pembuahan sel telur
oleh sel sperma (Zikzik, 2010).
Menurut Suparyanto (2010), Kehamilan terjadi apabila ada dua
pertemuan dan persenyawaan antara sel telur (ovum) dan mani
(spermatozoa) lamanya kehamilan mulai dari ovulasi sampai partus kira-
kira 280 hari, lama kehamilan yaitu 280 hari atau 40 minggu kehamilan
dibagi 3 trimester yaitu :
a. Trimester I : Usia kehamila 0 – 12 minggu
b. Trimester II : Usia kehamilan 12 – 28 minggu
c. Trimester III : Usia kehamilan 28 – 40 minggu
Menurut Manuaba (2010 : 95-102), Proses kehamilan merupakan
mata rantai yang berkesinambungan dan terdiri dari:
a. Ovulasi
Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh
system hormonal yang kompleks.
b. Spermatozoa
Proses pembentukan spermatozoa merupakan proses yang kompleks
1) Spermatogonium berasal dari sel primitive tubulus
2) Menjadi spermatosit pertama.
3) Menjadi spermatosit kedua
4) Menjadi spermatid
5) Akhirnya spermatozoa.
14
c. Konsepsi
Pertama inti ovum dengan inti spermatozoa disebut konsepsi atau
fertilisasi dan membentuk Zigot.
d. Proses nidasi atau implantasi
Selama pembelahan sel di bagian dalam , terjadi pembentukan sel
di bagian luar morula yang kemungkinan berasal dari korona radiate
yang menjadi sel trofoblas. Sel trofoblas dalam pertumbuhannya
mampu mengeluarkan hormone korionik gonadotropin, yang
mempertahankan korpus leuteum gravidarum. Pembelahan berjalan
terus dan di dalam morula terjadi ruangan yang mengandung cairan
yang disebut “blastula”. Perkembangan dan pertumbuhan berjalan
blastula dengan vili korealisnya yang dilapisi sel trofoblas telah siap
untuk mengadakan nidasi.
2. Perubahan Fisiologi pada Saat Kehamilan
Menurut (Manuaba, 2010:106-110), Dengan terjadinya kehamilan
maka seluruh system genitalia wanita mengalami perubahan yang
mendasar sehingga dapat menunjang perkembangan dan pertumbuhan
janin dalam rahim. Plasenta dalam perkembangannya mengeluarkan
hormone somatoinamotropin, estrogen, dan progestron yang
menyebabkan perubahan pada:
15
a. Rahim atau uterus
Rahim yang semula besarnya sejempol atau beratnya 30 gram
akan mengalami hipertrofi dan hyperplasia, sehingga menjadi seberat
1000 gram saat akhir kehamilan .
Sebagai gambaran dapat dikemukakan sebagai berikut:
1) Pada kehamilan 16 minggu, kavum uteri seluruhnya diisi oleh
amnion, dimana desidua kapsularis dan desidua parietalis telah
menjadi satu. Tingginya rahim setengah dari jarak simfisis dan
pusat. Plasenta telah terbentuk seluruhnya.
2) Pada hamil 20 minggu, fundus rahim terletak dua jari di bawah
pusat sedangkan pada umur 24 minggu tepat di tepi atas pusat.
3) Pada hamil 28 minggu tingginya fundus uteri sekitar 3 jari di atas
pusat atau sepertiga jarak antara pusat dan proseus xifoideus.
4) Pada kehamilan 32 minggu tingginya fundus uteri setengah jarak
proseus xifoideus, dalam hal kepala bayi belum masuk pintu atas
panggul.
5) Pada kehamilan 36 minggu tingginya fundus uteri sekitar satu
jari di bawah proseus xifoideus, dalam hal kepala bayi belum
masuk pintu atas panggul.
6) Pada kehamilan berumur 40 minggu fundus uteri turun setinggi
tiga jari di bawah proseus xifoideus, Oleh karena saat ini kepala
janin telah masuk pintu atas panggul.
16
b. Vagina (liang senggama)
Vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh darah
karena pengaruh estrogen sehingga tampak makin merah dan kebiru-
biruan.
c. Ovarium (indung telur)
Dengan terjadinya kehamilan, indung telur yang mengandung
korpus luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai
terbentuknya plasenta yang sempurna pada umur 16 minggu.
d. Payudara
Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai
persiapan memberikan ASI pada saat laktasi.
Penampakan payudara pada ibu hamil adalah sebagai berikut:
1) Payudara menjadi lebih besar
2) Areola payudara makin hiperpigmentasi-hitam
3) Glandula Montgomery makin tampak.
4) Putting susu makin menonjol
5) Pengeluaran ASI belum berlangsung karena prolaktin belum
berfungsi
6) Setelah persalinan, hambatan prolaktin tidak ada sehingga
pembuatan ASI dapat berlangsung.
17
e. Sirkulasi darah ibu
Peredaran darah ibu dipengaruhi beberapa faktor, antara lain:
1) Meningkatkan kebutuhan sirkulasi darah sehingga dapat
memenuhi kebutuhan perkembangan dan pertumbuhan janin
dalam rahim.
2) Terjadi hubungan langsung antara arteridan vena pada sirkulasi
retro-plasenter.
3) Pengaruh hormone estrogen dan progesterone makin meningkat.
a) Volume darah
Volume darah semakin meningkat di mana jumlah serum
darah lebih besar dari pertumbuhan sel darah,sehingga terjadi
semacam pengenceran darah (hemodilusi),dengan puncaknya
pada umur hamil 32 minggu.
b) Sel darah
Sel darah merah makin meningkat jumlahnya untuk dapat
mengimbangi pertumbuhan janin dalam rahim, tetapi
pertumbuhan sel darah tidak seimbang dengan peningkatan
volume darah sehingga terjadi hemodilusi yang disertai
anemia fisiologis. Sel darah putih meningkat dengan
mencapai jumlah sebesar 10.000/ml.
c) Sistem respirasi
Pada kehamilan terjadi juga perubahan sistem respirasi
untuk dapat memenuhi kebutuhan O2. Disamping itu terjadi
18
desakan diafragma karena dorongan rahim yang membesar
pada umur hamil 32 minggu. Sebagai kompensasi terjadinya
desakan rahim dan kebutuhan O2 yang meningkat, ibu hamil
akan bernapas lebih dalam sekitar 20 sampai 25% dari
biasanya.
d) Sistem pencernaan
Karena pengaruh estrogen,pengeluaran asam lambung
meningkat Traktus urinarius karena pengaruh desakan hamil
muda dan turunnya kepala bayi pada hamil tua terjadi
gangguan miksi dalam bentuk sering kencing.
e) Perubahan pada kulit
f) Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan
hiperpigmentasi karena pengaruh melanophore stimulating
hormone lobus hipofisis anterior dan pengaruh kelenjar
suprarenalis.
g) Metabolisme
Dengan terjadinya kehamilan, metabolism tubuh
mengalami perubahan yang mendasar, di mana kebutuhan
nutrisi makin tinggi untuk pertumbuhan janin dan persiapan
memberikan ASI.
19
3. Klasifikasi Kehamilan
Menurut (Ulfah, 2009) istilah – istilah yang berkaitan dengan
kehamilan dan persalinan adalah :
a. Primigravida
Primigravida adalah wanita yang hamil untuk pertama kalinya.
Seorang ibu primigravida biasanya mendapatkan kesulitan dalam
mengenali perubahan-perubahan yang terjadi dalam tubuhnya yang
menyebabkan ketidaknyamanan selama kehamilannya berlangsung.
b. Multigravida
Multigravida adalah ibu yang sudah hamil atau tidak sedikitnya
telah hamil lebih dari dua kali. Ibu multigravida biasanya lebih
berpengalaman dalam mengenali ketidaknyamanan selama
kehamilan.
c. Primipara
Primipara adalah wanita yang telah melahirkan bayi aterm
sebanyak satu kali.
d. Multipara
Multipara adalah wanita yang pernah melahirkan anak hidup
beberapa kali, dimana persalinan tersebut tidak lebih dari lima kali.
e. Grandemultipara
Grandemultipara adalah wanita yang telah melahirkan janin
aterm lebih dari lima kali.
20
C. Konsep Primigravida
1. Definisi Primigravida
a. Primi yang berarti pertama (Suparyanto, 2010)
b. Gravida adalah seorang ibu hamil (Suparyanto, 2010)
c. Primigravida adalah seorang wanita hamil yang untuk pertama kali
(Suparyanto, 2010)
d. Kehamilan pertama merupakan pengalaman baru yang dapat menjadi
faktor yang menimbulkan stres bagi suami istri. Beberapa stressor
ada yang dapat diduga dan ada yang tidak dapat diduga atau tidak
terantisipasi misalnya komplikasi persalinan, adaptasi fisika,
psikologis dan sosial dari kedua pasangan (Andaners, 2010).
2. Tanda-Tanda Kehamilan Primigravida
Menurut Andrian (2010), Tanda-tanda kehamilan primigravida
meliputi:
Perut tegang, pusar menonjol, rahim tegang, payudara tegang, labia
mayora tampak bersatu, hypen seperti pada beberapa tempat, vagina
sempit dengan rugae yang utuh, servicks licin bulat dan tidak dapat
dilalui oleh satu ujung jari, perineum utuh dan baik. Pada servix terdapat
pembukaan yang didahului dengan pendataran dan setelah itu baru
pembukaan (pembukaan rata-rata 1cm dalam 2 jam). Pada bagian
terbawah janin turun pada 4-6 minggu akhir kehamilan, dan pada
persalinan hampir selalu dengan episiotomi.
21
D. Konsep Emesis Gravidarum
1. Pengertian Emesis Gravidarum
Menurut Rachimhadhi (2005 : 275), Emesis Gravidarum adalah
mual muntah pada hamil muda (trimester pertama). Mual biasanya
terjadi pada pagi hari, tetapi dapat muncul setiap saat dan malam hari.
Gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid
terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu.
2. Etiologi Emesis Gravidarum
Menurut Indiarti (2007 : 71) penyebab yang pasti masih belum
diketahui diduga disebabkan pengaruh perubahan psikologis dan
adanya pengaruh perubahan hormonal selama hamil.
3. Tanda Dan Gejala Emesis Gravidarum
Menurut Manuaba (2009 : 42) gejala klinis emesis gravidarum
adalah kepala pusing terutama pada pagi hari, disertai mual dan muntah
sampai kehamilan berusia 4 bulan, nafsu makan berkurang, mudah
lelah, emosi yang cenderung tidak stabil.
4. Komplikasi
Sebagian besar emesis gravidarum saat hamil dapat diatasi dengan
berobat jalan serta pemberian obat penenang dan antimuntah. Namun,
sebagian kecil wanita hamil tidak dapat mengatasi mual dan muntah
yang berkelanjutan sehingga mengganggu kegiatan sehari-hari dan
menimbulkan kekurangan cairan serta terganggunya keseimbangan
22
elektrolit. Keadaan inilah yang disebut hiperemesis gravidarum
(Manuaba, 2009 : 42).
Hiperemesis Gravidarum adalah mual muntah yang berlebihan pada
wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan
umumnya menjadi buruk karena terjadi dehidrasi (Mansjoer,
2000:259).
Menurut Manuaba (2009 : 49 - 50), gambaran gejala hiperemesis
gravidarum secara klinis dapat dibagi menjadi tiga tingkat berikut ini :
a. Hiperemesis gravidarum tingkat I (Ringan)
1) Muntah berlangsung terus
2) Makan berkurang
3) Berat badan menurun
4) Kulit dehidrasi sehingga tonusnya lemah
5) Nyeri di daerah epigastrium
6) Tekanan darah menurun dan nadi meningkat
7) Lidah kering
8) Mata tampak cekung
b. Hiperemesis gravidarum tingkat II (Sedang)
1) Penderita tampak lebih lemah
2) Gejala dehidrasi makin tampak, mata cekug, tugor kulit makin
kurang, lidah kering dan kotor
3) Tekanan darah turun dan nadi meningkat
4) Mata ikterus
23
5) Gejala hemokonsentrasi makin tampak : urine berkurang dan
badan aseton dalam urine meningkat
6) Terjadinya gangguan buang air besar
7) Mulai tampak gejala gangguan kesadaran, menjadi apatis
8) Napas berbau aseton
c. Hiperemesis gravidarum tingkat III (Berat)
1) Muntah berkurang
2) Keadaan umum ibu hamil makin menurun: tekanan darah tutu,
nadi meningkat, dan suhu naik, keadaan dehidrasi makin jelas
3) Gangguan faal hati terjadi dengan manifestasi ikterus
4) Gangguan kesadaran dalam bentuk somnolen sampai koma;
komplikasi susunan saraf pusat (ensefalopati Wernicke):
nistagmus (perubahan arah bola mata), diplopia (gambar
tampak ganda), dan perubahan mental.
E. Penatalaksanaan Emesis Gravidarum
Menurut Ratna (2010: 130-133) terdapat beberapa pecegahan untuk
mengatasi mual muntah (Emesis Gravidarum) antara lain :
1. Ubah kebiasaan makan. Makan dalam jumah sedikit tapi sering, jangan
makan dalam jumlah atau porsi besar karena akan menambah mual.
Tetap berusaha makan ketika perut terasa enak, dengan posi kecil tapi
sering, dianjurkan 5-6 kali sehari untuk mencegah perut kosong dan
mempertahankan kestabilan kadar gula.
24
2. Makan makanan yang tinggi karbohidrat dan protein dapat membantu
mengatasi mual. Banyak juga mengkonsumsi buah dan sayuran dan
makanan yang tinggi karbohidrat seperti roti, kentang dan biskuit.
3. Sewaktu bangun tidur di pagi hari, jangan langsung terburu-buru
bangun. Cobalah duduk sebentar dan baru perlahan berdiri untuk
bangun. Bila merasa sangat mual ketika bangun tidur pagi, siapkan
cemilan atau biskuit di dekat tempat tidur. Kita dapat memakannya
dahulu sebelum mencoba bangun.
4. Hindari makanan dan bau-bauan yang membuat merasa mual dan
mengganggu keinginan makan.
5. Hindari makanan yang berlemak, berminyak dan pedas karena akan
memperburuk rasa mual.
6. Minumlah cairan yang cukup selama muntah, untuk mengganti cairan
yang dikeluarkan dan mencegah dehidrasi.
7. Minumlah air putih, susu rendah lemak atau jus buah. Hindari minuman
yang mengandung kafein karena akan memperburuk rasa mual.
8. Tingkatkan asupan makanan yang kaya vitamin B6 (beras, pisang,
avokad, cereal) atau dapat konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan
vitamin B6 yan efektif untuk mengurangi rasa mual pada ibu hamil.
Tetapi konsultasikan dulu dengan dokter untuk pemakaiannya.
9. Biasanya orang menggunakan jahe untuk mengurangi rasa mual. Ibu
hamil dapat menggunakan jahe pada masakan, minuman, atau
mengunyah permen jahe dan biskuit rasa jahe.
25
10. Akupuntur dan akupresur. Sekarang ini penggunaan akupuntur dan
akupresur sebagai pengobatan alternatif untuk mengobati mual saat
kehamilan banyak digunakan dan sangat membantu. Untuk akupresur,
ibu hamil dapat melakukan sendiri untuk mengurangi rasa mual yaitu
dengan menekan bagian tengah tendon (urat) pada bagian 2-3 cm dari
ujung pergelangan tangan. Titik ini disebut titik pericardium 6, yang
menurut pengobatan tradisional cina dapat membantu regulasi aliran
darah yang dapat menenangkan pikiran dan keseimbangan sistem
pencernaan dan bagian dada sehingga dapat mengurangi rasa mual. Ibu
hamil dapat membeli alat akupresur ini dan memasangnya
dipergelangan tangan.
11. Istirahat dan rileks sangat membantu mengatasi rasa mual. Sediakan
waktu untuk diri sendiri. Beristirahatlah yang cukup dan santai sambil
mendengarkan musik, membaca buku bayi atau majalah kesayangan
anda.
12. Cermati pemakaian obat-obatan antimual. Obat-obatan tersedia untuk
mengatasi rasa mual dan muntah yang berat tetapi obat-obatan ini dapat
menembus plasenta dan tingkat keamanan untuk bayi masih belum dapat
dipastikan. Tapi bila mual muntah sangat hebat dan mengancam
kesehatan ibu, pengobatan baru akan diberikan. Selalu berkonsultasi
dengan dokter sebelum menggunakan obat-obatan.
26
Menurut Manuaba (2009: 43) penatalaksanaan emesis gravidarum
antara lain :
1. Komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) tentang hamil muda yang
selalu disertai emesis gravidarum. Emesis gravidarum akan berangsur-
angsur berkurang sampai usia kehamilan 4 bulan.
2. Dinasihatkan agar tidak terlalu cepat bangun tidur dari tempat tidur
sehingga tercapai adaptasi aliran darah menuju susunan saraf pusat.
3. Nasihat diet : dianjurkan makan dengan porsi kecil, tetapi lebih sering.
Makanan yang merangsang timbulnya mual dan muntah dihindari.
4. Obat- obatan dan pengobatan ringan tanpa masuk rumah sakit pada
emesis gravidarum :
a. Vitamin yang diperlukan (vitamin B kompleks, mediamer B6,
sebagai vitamin dan anti muntah)
b. Pengobatan (sedatif ringan [Luminal/ barbiturate/ valium 3x30 mg],
anti mual-muntah [stemetil, primperan, emetrol, dan lainnya].
c. Nasihat pengobatan (banyak minum air dan minuma lain, hindari
minuman atau makanan yang asam untuk mengurangi iritasi
lambung).
d. Nasihat kontrol antenatal (pemeriksaan kehamilan lebih sering,
segera datang bila terjadi keadaan abnormal).
27