Transcript
Page 1: 4. HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Lumpur ... · Hasil Pengujian X-RF Lumpur Sidoarjo NO Senyawa Kandungan (%) SiO 2 56.751 2 Al 2 O 3 23.31 Fe 2 O 3 7.373 CaO 2.134 K

28

Universitas Kristen Petra

4. HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Analisa Lumpur Sidoarjo dan Fly Ash

Lumpur Sidoarjo adalah material yang berbentuk Kristal. Material ini

tidak dapat langsung dalam pembuatan beton. Oleh karena itu dilakukan treatment

untuk membuat material tersebut menjadi amorf. Treatment yang dilakukan

adalah pembakaran lumpur Hasil dari lumpur yang telah di treatment dianalisa

dengan pengujian PSA untuk mengetahui ukuran butiran dan juga analisa X-RF

(X-Ray Fluorescence) untuk mengetahui kandungan yang terdapat pada lumpur

Sidoarjo. Hasil pengujian terlihat seperti pada Tabel 4.1dan Tabel 4.2.

Tabel 4.1. Particle Size Analyser Lumpur Sidoarjo Variasi: Lama

Penggilingan

Lama d(10) d(50) d(90) SSA

Penggilingan

(jam) (μm) (μm) (μm)

(m2/g)

8 jam 1.069 5.611 36.687 2.018

12 jam 0.982 4.484 27.865 2.308

Terlihat dari hasil analisa ukuran butiran pada Tabel 4.1, semakin lama

waktu penggilingan lumpur, maka semakin besar luasan permukaan spesifik

(SSA) yang didapatkan dan juga semakin kecil ukuran butiran.

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa kandungan senyawa yang terdapat pada

lumpur Sidoarjo dapat memenuhi ketentuan sebagai pozzolan dikarenakan sesuai

yang di standarkan ASTM C 618-05 (2002) jumlah kandungan senyawa SiO2,

Fe2O3, dan Al2O3 lebih dari 70%.

Fly ash yang digunakan dalam penelitian kali ini merupakan fly ash tipe F

yang didapat dari PLTU Paiton, Jawa Timur. Fly ash ini merupakan sisa

pembakaran batu bara yang tergolong baik, sehingga fly ash memiliki kandungan

CaO yang rendah. Kandungan fly ash setelah dilakukan pengujian X-RF

didapatkan hasil seperti terlihat pada Tabel 4.3.

Page 2: 4. HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Lumpur ... · Hasil Pengujian X-RF Lumpur Sidoarjo NO Senyawa Kandungan (%) SiO 2 56.751 2 Al 2 O 3 23.31 Fe 2 O 3 7.373 CaO 2.134 K

29

Universitas Kristen Petra

Tabel 4.2. Hasil Pengujian X-RF Lumpur Sidoarjo

NO Senyawa Kandungan (%)

1 SiO2 56.75

2 Al2O3 23.31

3 Fe2O3 7.37

4 CaO 2.13

5 K2O 1.04

6 MgO 2.95

7 SO3 0.96

8 TiO2 0.38

9 MnO 0.14

10 Cr2O3 0.01

11 Na2O 2.7

Tabel 4.3. Hasil Pengujian X-RF Fly Ash

NO Oksida Senyawa (%wt)

1 Silikon Dioksida (SiO2) 51.12

2 Aluminium Trioksida (Al2O3) 18.9

3 Besi Trioksida (Fe2O3) 17.71

4 Titan Dioksida (Ti2O3) 0.98

5 Kalsium Oksida (CaO) 5.54

6 Magnesium Oksida (MgO) 3.17

7 Chrom Trioksida (Cr2O3) 0.03

8 Kalium Oksida (K2O) 0.82

9 Sulfur Trioksida (SO3) 0.63

10 Natrium Oksida (Na2O) 0.47

11 Mangan Oksida (Mn3O4) 0.33

4.2. Analisa Kebutuhan Superplasticizer (SP)

Analisa kebutuhan SP digunakan dalam penelitian tahap awal untuk

menentukan prosentase kebutuhan SP yang diperlukan dalam pembuatan beton.

Pada tahapan ini digunakan mortar sebagai acuan untuk menentukan kelecakan.

Page 3: 4. HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Lumpur ... · Hasil Pengujian X-RF Lumpur Sidoarjo NO Senyawa Kandungan (%) SiO 2 56.751 2 Al 2 O 3 23.31 Fe 2 O 3 7.373 CaO 2.134 K

30

Universitas Kristen Petra

Mortar yang digunakan merupakan variasi antara mortar berbahan dasar semen,

fly ash, lumpur Sidoarjo, serta mortar geopolimer berbahan dasar fly ash dan

lumpur Sidoarjo. Target diameter flow yang ditetapkan dalam pembuatan mortar

ini adalah 17 ± 2 cm. Kebutuhan superplasticizer (SP) dalam tahapan ini

digunakan sebagai indikasi untuk pembuatan beton.

Tabel 4.4. Kebutuhan Pemberian SP agar Mencapai Target Diameter Flow

No Mortar W/B Kebutuhan SP

(% Semen)

Hasil Flow

(cm)

1 Konvensional 0.4 0.1 16

2 HVFA 0.4 0 19

3 HVSM 8 0.4 2 16

4 HVSM 12 0.4 1.5 18

5 GEOFA 0.25 0 18

6 GEOFA 0.4 0 Overflow

7 GEOSM 8 0.4 0 16

8 GEOSM 12 0.4 0 18

Terlihat pada Tabel 4.4 bahwa kebutuhan untuk material yang

menggunakan fly ash dalam bentuk mortar pozzolan maupun mortar geopolimer

tidak membutuhkan tambahan SP. Sedangkan kebutuhan SP untuk mortar

pozzolan agar mencapai target diameter flow sekitar 1,5 – 2 % dari berat

cementitious.

4.3. Analisa Hasil Uji Kuat Tekan

Sebelum dilakukan pengujian durabilitas terhadap beton, dilakukan

pengujian kuat tekan beton pada umur 28 hari. Alasan dilakukan pengujian awal

adalah untuk memperoleh mutu beton yang baik dibandingkan penelitian yang

telah dilakukan oleh Antoni, Wattimena, et al. (2013). Penelitian yang telah

dilakukan oleh Antoni, Wattimena, et al. (2013) mendapatkan beton (F60W30)

dengan hasil pengujian kuat tekan pada 28 hari sekitar 25 MPa. Oleh karena itu

dengan komposisi yang baru, didapatkan mutu beton yang lebih baik. Gambar 4.1

Page 4: 4. HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Lumpur ... · Hasil Pengujian X-RF Lumpur Sidoarjo NO Senyawa Kandungan (%) SiO 2 56.751 2 Al 2 O 3 23.31 Fe 2 O 3 7.373 CaO 2.134 K

31

Universitas Kristen Petra

menunjukkan hasil pengujian kuat tekan yang lebih tinggi (>30 MPa). Namun,

dalam pembuatan beton geopolimer berbahan lumpur Sidoarjo masih belum

didapatkan komposisi yang tepat, sehingga mutu yang didapatkan masih rendah.

Penamaan benda uji didefinisikan seperti pada Tabel 4.5.

51.57

35.17 35.33

44.67

58.50

10.1013.50

24

0

10

20

30

40

50

60

70

Ku

at

Tekan

(M

Pa)

Hasil Pengujian Kuat Tekan

Konvensional kontrol

HFVA kontrol

HVSM8 kontrol

HVSM12 kontrol

GEOFA kontrol

GEOSM8 kontrol

GEOSM12 kontrol

F60W30

Gambar 4.1 Pengujian Kuat Tekan Berbagai Beton pada Umur 28 Hari

Tabel 4.5 Definisi Penamaan Benda Uji

NO Kode Keterangan

1 Konvensional Beton dengan bahan dasar semen 100%

2 HVFA Beton dengan bahan dasar semen 50% dan fly ash

50%

3 HVSM 8 Beton dengan bahan dasar semen 50% dan lumpur

Sidoarjo 50% dengan waktu penggilingan 8 jam

4 HVSM 12 Beton dengan bahan dasar semen 50% dan lumpur

Sidoarjo 50% dengan waktu penggilingan 12 jam

5 GEOFA Beton geopolimer dengan bahan dasar fly ash

6 GEOSM 8 Beton geopolimer dengan bahan dasar lumpur

Sidoarjo dengan waktu penggilingan 8 jam

7 GEOSM 12 Beton geopolimer dengan bahan dasar lumpur

Sidoarjo dengan waktu penggilingan 12 jam

8 F60W30 Beton HVFA dari penelitian Antoni, Wattimena, et

al. (2013) dengan kadar fly ash hingga 60% ; W/C

ratio 30%

Page 5: 4. HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Lumpur ... · Hasil Pengujian X-RF Lumpur Sidoarjo NO Senyawa Kandungan (%) SiO 2 56.751 2 Al 2 O 3 23.31 Fe 2 O 3 7.373 CaO 2.134 K

32

Universitas Kristen Petra

Penamaan benda uji diikuti kata „kontrol‟ untuk menyatakan bahwa benda

uji merupakan benda uji tanpa perlakuan khusus yang hanya dirawat dengan

direndam dalam kolam curing berisi air hingga waktu pengujian.

Dengan menjaga kadar kandungan fly ash dan lumpur Sidoarjo 50%

diharapkan kuat tekan tidak berkurang terlalu drastis. Dari pengamatan untuk

umur 28 hari kadar SAI (Strength Activity Index) yang didapatkan SAI beton

HVFA dan HVSM 8 masih sekitar 68%, sedangkan untuk beton HVSM 12 telah

mencapai 85%.

4.4. Analisa Hasil Uji Ketahanan terhadap Asam Sulfat (H2SO4) 10%

Pengujian ketahanan asam sulfat dilakukan dengan menggunakan asam

sulfat (H2SO4) dengan kadar 10%. Metode yang digunakan bertujuan untuk

mempercepat pengaruh reaksi kerusakan pada beton. Perendaman dilakukan

selama 4 hari dan diletakan pada suhu ruang selama 3 hari seperti yang telah

dilakukan oleh Darwin et al. (2008).

Pengujian yang dilakukan menggunakan 3 macam pengujian, yaitu

pengujian kehilangan massa yang diukur pada waktu sebelum perendaman

kembali. Semakin kecil kehilangan massa yang terjadi, maka durabilitas benda uji

semakin tinggi. Kedua pengamatan visual terhadap benda uji. Pengamatan

dilakukan pada waktu sebelum pengujian kuat tekan. Pengamatan dibandingkan

dengan benda uji kontrol, yaitu benda uji yang hanya di curing dengan air biasa.

Ketiga merupakan pengujian kuat tekan.

Penamaan benda uji untuk yang direndam dalam larutan asam sulfat

(H2SO4) yang coating dengan larutan alkali ditambahkan kata “alkali” di setiap

nama masing – masing tipe beton yang digunakan, sedangkan untuk lapisan

geopolimer ditambahkan kata “geopolimer” di setiap nama masing – masing tipe

beton. Untuk benda uji yang direndam tidak dilapisi larutan alkali dan lapisan

geopolimer hanya ditambahkan kata “rendam”, sedangkan benda uji kontrol

merupakan benda uji yang digunakan sebagai benda uji pembanding hanya di

curing dalam air.

Page 6: 4. HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Lumpur ... · Hasil Pengujian X-RF Lumpur Sidoarjo NO Senyawa Kandungan (%) SiO 2 56.751 2 Al 2 O 3 23.31 Fe 2 O 3 7.373 CaO 2.134 K

33

Universitas Kristen Petra

4.4.1. Kehilangan Massa

Benda uji direndam dalam larutan asam sulfat (H2SO4) pada hari ketiga.

Berat benda uji diukur pada hari ketujuh, pada waktu akan di rendam kembali

sesuai dengan siklus yang diterapkan pada metode wet – dry cycle. Variasi

pengujian adalah beton kontrol yang merupakan standar beton tanpa perendaman

di larutan asam sulfat (H2SO4), beton dengan aplikasi larutan alkali pada

permukaan dan beton dengan lapisan geopolimer fly ash pada permukaan.

Terlihat pada Gambar 4.2 terjadi penurunan massa yang sangat curam

pada beton tanpa pengaplikasian coating pada permukaan. Penurunan beton

konvensional tanpa lapisan coating pada hari ke 90 mencapai 20% dari massa

awal. Dengan adanya coating larutan alkali dapat menurunkan angka kehilangan

massa hingga 2% pada umur beton 90 hari, sedangkan bila menggunakan lapisan

coating geopolimer dapat menurunkan angka kehilangan massa hingga 5%.

Sehingga dapat dikatakan dengan menggunakan lapisan geopolimer pada

permukaan beton konvensional lebih efektif dibandingkan dengan penggunaan

larutan alkali pada permukaan.

-20.18-18.57

-13.66

-24

-20

-16

-12

-8

-4

0

0 7 14 21 28 35 42 49 56 63 70 77 84 91

Kehila

ng

an M

assa

(%

)

Lama Perendaman (Hari)

Konvensional Rendam

Konvensional Coating Alkali

Konvensional Coat Geopolimer

Gambar 4.2 Grafik Perubahan Massa Beton Konvensional

Kehilangan massa yang terjadi pada beton konvensional pada penelitian

ini dibandingkan pada penelitian yang dilakukan oleh Joorabchian (2010) dengan

bahan dasar campuran menggunakan metakaolin serta batu kapur dalam

perendaman asam sulfat (H2SO4) kadar 7% dalam waktu 4 minggu didapatkan

Page 7: 4. HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Lumpur ... · Hasil Pengujian X-RF Lumpur Sidoarjo NO Senyawa Kandungan (%) SiO 2 56.751 2 Al 2 O 3 23.31 Fe 2 O 3 7.373 CaO 2.134 K

34

Universitas Kristen Petra

hasil penurunan beton mencapai 32% dari berat awal untuk beton kontrol dalam

penelitian ini, sedangkan dengan variasi penggunaan metakaolin serta batu kapur

penurunan dapat diperlambat hingga 25%.

Untuk pengamatan kehilangan massa pada beton HVFA, kehilangan

massa yang terjadi dengan beton HVFA tanpa coating pada hari ke 90 tidak

terlalu signifikan, hanya sebesar 4.5 % dari massa awal. Dengan pengaplikasian

larutan alkali pada permukaan penurunan angka kehilangan massa dapat dikurangi

hingga 0.8%, sedangkan dengan lapisan geopolimer angka kehilangan massa

dapat dikurangi hingga 0.3%. Efektifitas dari pengaplikasian antara larutan alkali

dan lapisan geopolimer dapat dikatakan hampir serupa. Perbedaan angka yang

kecil ini dapat diakibatkan faktor pori – pori yang tidak 100% seragam untuk tiap

beton HVFA.

Untuk beton HVSM 8, beton dengan penggunaan 50% lumpur Sidoarjo

sebagai bahan pengganti semen, didapatkan hasil yang lebih baik dibandingkan

dengan beton konvensional. Pada umur beton 90 hari, beton HVSM 8 tanpa

coating mengalami penurunan massa hanya sekitar 10 % dari massa awal.

Sedangkan dengan pengaplikasian larutan alkali kurang efektif, kehilangan massa

yang terjadi kurang lebih sama dengan kondisi bila tidak diaplikasikan lapisan

coating, bila menggunakan lapisan coating geopolimer didapatkan peningkatan

durabilitas yang lebih signifikan sekitar 6%. Sehingga dapat dikatakan pada beton

HVSM 8 lebih efektif peningkatan durabilitas dengan menggunakan lapisan

geopolimer.

Gambar 4.3 Grafik Perubahan Massa Beton HVFA

-4.50-3.74

-20.18

-24

-20

-16

-12

-8

-4

0

0 7 14 21 28 35 42 49 56 63 70 77 84 91

Kehilangan M

assa (%

)

Lama Perendaman (Hari)

HVFA Rendam

HVFA Coating Alkali

HVFA Coat Geopolimer

Konvensional Rendam

Page 8: 4. HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Lumpur ... · Hasil Pengujian X-RF Lumpur Sidoarjo NO Senyawa Kandungan (%) SiO 2 56.751 2 Al 2 O 3 23.31 Fe 2 O 3 7.373 CaO 2.134 K

35

Universitas Kristen Petra

-10.90

-10.67

-3.64

-20.18

-24

-20

-16

-12

-8

-4

0

0 7 14 21 28 35 42 49 56 63 70 77 84 91

Ke

hil

an

ga

n M

assa

(%

)

Lama Perendaman (Hari)

HVSM 8 Rendam

HVSM 8 Coating Alkali

HVSM 8 Coat Geopolimer

Konvensional Rendam

Gambar 4.4 Grafik Perubahan Massa Beton HVSM 8

-12.46-13.19

-3.23

-20.18

-24.00

-20.00

-16.00

-12.00

-8.00

-4.00

0.00

0 7 14 21 28 35 42 49 56 63 70 77 84 91

Kehilangan M

assa (%

)

Lama Perendaman (Hari)

HVSM 12 Rendam

HVSM 12 Coating ALKALI

HVSM 12 Coat Geopolimer

Konvensional Rendam

Gambar 4.5 Grafik Perubahan Massa Beton HVSM 12

Untuk beton HVSM 12, lumpur yang digunakan digiling 12 jam, dalam

pengujian kehilangan massa ini, memberikan kerusakan yang lebih besar bila

dibandingkan dengan beton yang menggunakan lumpur digiling 8 jam. Terlihat

pada Gambar 4.5. bahwa kehilagan massa yang terjadi pada beton HVSM 12

tanpa coating mencapai 13%. Dengan penggunaan alkali dapat dikatakan kurang

efektif, karena tidak memberikan dampak penurunan angka kehilangan massa.

Namun, dengan pengaplikasian lapisan coating geopolimer didapatkan penurunan

angka kehilangan massa sebesar 9%. Sehingga dapat dikatakan dengan

pengaplikasian lapisan coating geopolimer dapat meningkatkan durabilitas.

Page 9: 4. HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Lumpur ... · Hasil Pengujian X-RF Lumpur Sidoarjo NO Senyawa Kandungan (%) SiO 2 56.751 2 Al 2 O 3 23.31 Fe 2 O 3 7.373 CaO 2.134 K

36

Universitas Kristen Petra

Untuk pengamatan efektifitas pada penurunan massa beton, dapat

dibandingkan dengan pengamatan benda uji kontrol dengan benda uji yang telah

diaplikasikan lapisan coating permukaannya. Dapat dilihat pada Gambar 4.6.

Gambar 4.6 Grafik Efektifitas Pengaplikasian Coating pada Penurunan Massa

Beton

Dari grafik pada Gambar 4.6 terlihat pada beberapa sampel beton seperti

beton HVSM efek lapisan coating larutan alkali tidak terlalu berpengaruh

terhadap penurunan massa terlihat pada angka efektifitas yang bernilai negatif.

Peningkatan yang sangat signifikan terlihat pada beton HVSM dengan lapisan

coating geopolimer, peningkatan yang terjadi mencapai angka 70%. Dapat

dikatakan pengaplikasian coating lapisan geopolimer sangat efektif terhadap

peningkatan durabilitas dalam hal penurunan massa beton.

Dari grafik terlihat beton HVFA mengalami peningkatan dengan berbagai

macam pengaplikasian lapisan coating pada permukaan. Dari hasil analisa,

dengan menggunakan larutan alkali pada beton HVFA terlihat lebih efektif,

terutama pada umur awal, hal ini bila dibandingkan dengan lapisan geopolimer.

Peningkatan juga terjadi oleh penggunaan lapisan coating geopolimer. Oleh

karena itu, dapat dikatakan dengan menggunakan lapisan larutan alkali dapat

meningkatkan durabilitas dalam hal kehilangan massa akibat asam sulfat.

-60%

-40%

-20%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

Konvensional

Coating Alkali

Konvensional

Coating

Geopolimer

HVFA Coating

Alkali

HVFA Coating

Geopolimer

HVSM 8

Coating Alkali

HVSM 8

Coating

Geopolimer

HVSM 12

Coating Alklai

HVSM 12

Coating

Geopolimer

Efe

kti

fita

s

Efektifitas Pengaplikasian Coating Larutan Alkali dan Lapisan Geopolimer

terhadap Penurunan Massa

28 hari

56 hari

90 hari

Page 10: 4. HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Lumpur ... · Hasil Pengujian X-RF Lumpur Sidoarjo NO Senyawa Kandungan (%) SiO 2 56.751 2 Al 2 O 3 23.31 Fe 2 O 3 7.373 CaO 2.134 K

37

Universitas Kristen Petra

4.4.2. Pengamatan secara Visual

Pengamatan benda uji dilakukan pada saat umur beton 90 hari.

Pengamatan meliputi kerusakan beton dan seberapa besar efek dari lapisan

coating pada permukaan.

Gambar 4.7 Pengamatan Visual Terhadap Beton Setelah Pengujian Durabilitas

terhadap Asam Sulfat (H2SO4) 90 Hari

KONVENSIONAL

Kontrol

HVFA Kontrol

HVSM 12

Rendam

HVSM 8 Kontrol

GEOFA Rendam GEOSM 8 Rendam GEOSM 12 Rendam

HVSM 8 Rendam HVSM 8 Alkali

GEOFA Kontrol

HVSM 8

Geopolimer

HVSM 12

Kontrol

HVSM 12

Alkali

HVSM 12

Geopolimer

KONVENSIONAL

Rendam KONVENSIONAL

Alkali

KONVENSIONAL

Geopolimer

HVFARendam HVFA Geopolimer HVFA Alkali

Page 11: 4. HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Lumpur ... · Hasil Pengujian X-RF Lumpur Sidoarjo NO Senyawa Kandungan (%) SiO 2 56.751 2 Al 2 O 3 23.31 Fe 2 O 3 7.373 CaO 2.134 K

38

Universitas Kristen Petra

Terlihat pada Gambar 4.7 terlihat Beton Konvensional, yang

menggunakan bahan dasar semen, pasir, kerikil, mengalami kerusakan paling

parah, bagian permukaan yang dilapisi mortar sudah menghilang, dan bagian

kerikil (agregat kasar) pada beton sudah mulai tampak. Bila dibandingkan dengan

beton yang menggunakan fly ash dan lumpur Sidoarjo di dalam campurannya,

beton konvensional jauh lebih buruk kondisinya dilihat dari pengamatan visual

ini.

Perubahan yang terjadi pada beton pozolan berbahan fly ash dan lumpur

Sidoarjo dengan menggunakan coating larutan alkali dan lapisan geopolimer

tidak terlalu signifikan. Perubahan bentuk masih dapat dipertahankan serta lapisan

coating lapisan geopolimer masih tampak beberapa bagian pada beton HVSM.

Hal ini menandakan lapisan geopolimer hanya melekat pada permukaan saja,

tidak meresap hingga pori – pori.

4.4.2.1. Efek Pengaplikasian Larutan dan Lapisan Geopolimer

Terlihat pada Gambar 4.7 bahwa pada umur 90 hari permukaan beton

dengan larutan alkali pada permukaannya masih dapat mempertahankan

bentuknya. Untuk benda uji beton konvensional, efek dari pengaplikasian larutan

alkali tidak terlihat dampaknya. Larutan alkali tidak bereaksi dengan baik semen,

oleh karena itu dampak peningkatan durabilitas secara kasat mata tidak tampak.

Untuk pengingkatan durabilitas dengan lapisan geopolimer, lapisan

geopoplimer dapat mempertahankan massa dan juga kekuatan dalam periode awal

umur beton, namun bertahap lapsisan mulai menghilang. Pada saat lapisan sudah

menghilang, maka beton kembali ke kondisi awal saat sebelum diaplikasikan

lapisan geopolimer.

4.4.3. Pengujian Kuat Tekan

Penurunan massa berbanding lurus dengan penurunan kuat tekan pada

setiap beton. Penurunan massa pada beton dengan aplikasi coating dapat

dikurangi hingga 50% pada awal perendaman. Untuk coating larutan alkali,

larutan dapat menyatu dengan pozzolan yang terdapat pada beton. Namun, pada

penggunaan lapisan geopolimer, sifat lapisan hanya melapisi saja, tidak dapat

Page 12: 4. HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Lumpur ... · Hasil Pengujian X-RF Lumpur Sidoarjo NO Senyawa Kandungan (%) SiO 2 56.751 2 Al 2 O 3 23.31 Fe 2 O 3 7.373 CaO 2.134 K

39

Universitas Kristen Petra

menyatu dengan pozzolan, sehingga asumsi peningkatan ketahanan dengan

larutan alkali serta lapisan geopolimer terbukti berhasil. Efek terhadap kuat tekan

sebagai berikut, terlampir pada Gambar 4.8.

Gambar 4.8 Pengujian Kuat Tekan Beton Konvensional

Kehilangan massa pada beton berakibat kepada penurunan kekuatan yang

terlihat dari pengujian kuat tekan. Terlihat dengan aplikasi lapisan coating larutan

alkali dan coating lapisan geopolimer pada permukaan beton konvensional

memberikan dampak yang baik pada awalnya, namun seiring lapisan larutan

alkali menghilang, terjadi penurunan kekuatan yang hampir sama dengan beton

tanpa lapsian coating. Sedangkan untuk lapisan geopolimer hingga hari ke 28

menunjukkan ketahanan yang baik, pengurangan kekuatan hanya sekitar 20%.

Gambar 4.9 Pengujian Kuat Tekan Beton HVFA

51.57

21.50

39.17 40.53

58.77

21.50 21.17

40.47

70.00

15.0018.17

22.83

0

10

20

30

40

50

60

70

Konvensional

kontrol

Kontrol Konvensional

Coating

Alkali

Konvensional

Coating

Geopolimer

Kua

t T

ekan

(M

Pa)

28 hari

56 hari

90 hari

35.17

28.20 29.40 29.83

46.47

27.3328.33

35.30

51.87

17.17

29.1733.83

0

10

20

30

40

50

60

70

HFVA kontrol HFVA Rendam HFVA Coating

Alkali

HFVA Coating

Geopolimer

Ku

at

Tek

an

(M

Pa

)

28 hari

56 hari

90 hari

Page 13: 4. HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Lumpur ... · Hasil Pengujian X-RF Lumpur Sidoarjo NO Senyawa Kandungan (%) SiO 2 56.751 2 Al 2 O 3 23.31 Fe 2 O 3 7.373 CaO 2.134 K

40

Universitas Kristen Petra

Gambar 4.10 Pengujian Kuat Tekan Beton HVSM 8

Untuk penggunaan lumpur Sidoarjo yang digiling selama 8 jam sebagai

bahan pengganti 50 % semen dalam pembuatan beton, telah menghasilkan kuat

tekan yang tinggi, yaitu 35 MPa dalam 28 hari, serta terus meningkat hingga 42

MPa dalam umur 56 hari. Untuk pengaplikasian larutan alkali dan lapisan

geopolimer memberikan dampak yang signifikan kepada beton dalam peningkatan

durabilitas. Namun efektifitas penggunaan lapisan geopolimer terbatas. Sehingga

ketika efek coating polimer telah habis maka penurunan kekuatan akan sama

dengan beton tanpa coating.

Gambar 4.11 Pengujian Kuat Tekan Beton HVSM 12

35.33

25.67

38.20

29.40

42.30

20.33

26.75

23.00

41.67

21.67

31.00

25.25

0

10

20

30

40

50

60

70

HVSM8 kontrol HVSM8 Rendam HVSM8 Coating

Alkali

HVSM8 Coating

Geopolimer

Ku

at T

ekan

(M

Pa)

28 hari

56 hari

90 hari

44.67

17.83

37.75

33.40

45.20

11.83

23.0026.50

47.67

13.17

22.25 20.25

0

10

20

30

40

50

60

70

HVSM12

kontrol

HVSM12

Rendam

HVSM12

Coating Alkali

HVSM12

Coating

Geopolimer

Ku

at

Tek

an

(M

Pa)

28 hari

56 hari

90 hari

Page 14: 4. HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Lumpur ... · Hasil Pengujian X-RF Lumpur Sidoarjo NO Senyawa Kandungan (%) SiO 2 56.751 2 Al 2 O 3 23.31 Fe 2 O 3 7.373 CaO 2.134 K

41

Universitas Kristen Petra

Untuk beton dengan bahan dasar lumpur yang telah digiling 12 jam,

memberikan hasil kuat tekan yang cukup tinggi juga. Namun, dalam hal ini hasil

kuat tekan yang dihasilkan tidak berbeda jauh dengan penggunaan lumpur yang

digiling 8 jam. Efektifitas penggunaan larutan alkali maupun lapisan geopolimer

sebagai bahan untuk meningkatkan durabilitas hampir sama dengan yang

dihasilkan lumpur yang digiling 8 jam. Hal ini dikarenakan ukuran butiran yang

dihasilkan dengan lama waktu yang berbeda ini tidak terpaut jauh.

Gambar 4.12 Pengujian Kuat Tekan Beton Geopolimer

Untuk pembuatan beton geopolimer adalah sebagai pembanding beton

yang digunakan. Namun, dalam penelitian kali ini komposisi yang digunakan

sebagai pembanding masih belum tepat, sehingga kuat tekan yang dihasilkan oleh

beton geopolimer berbahan lumpur Sidoarjo masih rendah. Diperlukan pengujian

– pengujian lanjutan.

4.5. Analisa Hasil Uji Penetrasi Ion Klorida

Uji penetrasi digunakan untuk mengetahui sejauh mana beton dapat

menahan penetrasi ion klorida. Beton yang digunakan dalam pengujian ini

merupakan beton dalam kondisi normal, dengan coating larutan alkali, dengan

coating lapisan geopolimer.

Terlihat bahwa nilai koefisien penetrasi terdapat perbedaan yang

signifikan terhadap masing – masing variasi. Semakin kecil koefisien penetrasi,

0

10

20

30

40

50

60

70

GEOFA

kontrol

GEOFA

Rendam

GEOSM8

kontrol

GEOSM8

Rendam

GEOSM12

kontrol

GEOSM12

Rendam

Kuat

Tekan (

MP

a)

28 hari

56 hari

90 hari

Page 15: 4. HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Lumpur ... · Hasil Pengujian X-RF Lumpur Sidoarjo NO Senyawa Kandungan (%) SiO 2 56.751 2 Al 2 O 3 23.31 Fe 2 O 3 7.373 CaO 2.134 K

42

Universitas Kristen Petra

menunjukkan bahwa permeabilitas dari beton tersebut semakin sedikit, sehingga

kemungkinan ion klorida dapat melakukan penetrasi semakin sedikit pula.

Gambar 4.13 Hasil Penetrasi Ion Klorida Pada Variasi Beton

Untuk geopolimer berbahan lumpur Sidoarjo didapatkan hasil yang kurang

baik dibandingkan variasi beton yang menggunakan semen, dapat ditarik

kesimpulan bahwa rongga – rongga yang ditimbulkan oleh beton dengan bahan

dasar pozzolan lumpur Sidoarjo menimbulkan kepadatan yang berkurang.

4.5.1. Efek Pengaplikasian Larutan Alkali dan Lapisan Geopolimer

Penggunaan lapisan coating pada beton, dapat menambah kemampuan

dalam hal permeabilitas beton.Efek dari lapisan coating larutan alkali dan lapisan

geopolimer terlihat pada nilai koefisien penetrasi ion klorida yang semakin kecil,

dibandingkan dengan tanpa lapisan coating. Walaupun dalam penggunaan larutan

alkali maupun geopolimer dapat meningkatkan durabilitas, namun, masih belum

dapat mencapai angka koefisien penetrasi ion klorida yang dihasilkan oleh

geopolimer.

02468

101214161820

Dn

ssm

(x

10

-12

m2

/s)

Page 16: 4. HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Lumpur ... · Hasil Pengujian X-RF Lumpur Sidoarjo NO Senyawa Kandungan (%) SiO 2 56.751 2 Al 2 O 3 23.31 Fe 2 O 3 7.373 CaO 2.134 K

43

Universitas Kristen Petra

Gambar 4.14 Hasil Penetrasi Ion Klorida Beton Konvensional

Terlihat pada Gambar 4.14 dengan diaplikasikan larutan alkali dapat

menurunkan nilai koefiisien hingga 2.22%. dengan lapisan geopolimer didapatkan

hasil yang lebih baik yaitu 2.54%.

9.18

7.718.33

0

2

4

6

8

10

12

Dn

ssm

(x

10

-12

m2

/s)

HVFA

HVFA Coating alkali

HVFA CoatingGeopolimer

Gambar 4.15 Hasil Penetrasi Ion Klorida Beton HVFA

Untuk beton HVFA, nilai koefisien yang didapatkan lebih kecil

dibandingkan beton Konvensional, hal ini dikarenakan dengan adanya bahan

pengganti fly ash di dalam campuran beton membuat lebih lecak dalam

pengerjaannya. Hal ini membuat rongga – rongga udara yang ada di dalam beton

12.17

8.22 7.90

0

2

4

6

8

10

12

14

Dn

ssm

(…

x10

-12 m

2/s

)Konvensional

Konvensional

Coating Alkali

Konvensional

Coating Geopolimer

Page 17: 4. HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Lumpur ... · Hasil Pengujian X-RF Lumpur Sidoarjo NO Senyawa Kandungan (%) SiO 2 56.751 2 Al 2 O 3 23.31 Fe 2 O 3 7.373 CaO 2.134 K

44

Universitas Kristen Petra

pada saat digetarkan hampir tidak ada. Sehingga didapatkan hasil yang lebih baik

dengan angka 8.3x10-12

m2/s. Efektifitas dari pengaplikasian larutan alkali dapat

menurunkan angka koefisien penetrasi hingga 0.6%, tidak terlalu banyak

perubahan yang signifikan dan penggunaan lapisan polimer dalam beton tidak

meningkatkan nilai koefisien penetrasi ion klorida.

7.456.72

5.81

0

2

4

6

8

10

12

Dn

ssm

(x

10

-12 m

2/s

)

HVSM 8

HVSM 8 Coating Alkali

HVSM 8 CoatingGeopolimer

Gambar 4.16 Hasil Penetrasi Ion Klorida Beton HVSM 8

7.58

6.59 6.47

0

2

4

6

8

10

12

Dn

ssm

(x

10

-12

m2

/s)

HVSM 12

HVSM 12 CoatingAlkali

HVSM 12 CoatingGeopolimer

Gambar 4.17 Hasil Penetrasi Ion Klorida Beton HVSM 12

Untuk peningkatan durabilitas dengan larutan alkali dan lapisan

geopolimer pada pengujian penetrasi ion klorida beton berbahan dasar lumpur

Sidoarjo tidak terlalu banyak menghasilkan perubahan. Larutan alkali dan dan

lapisan geopolimer hanya menurunkan nilai koefisien penetrasi sebesar <1%.

Page 18: 4. HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Lumpur ... · Hasil Pengujian X-RF Lumpur Sidoarjo NO Senyawa Kandungan (%) SiO 2 56.751 2 Al 2 O 3 23.31 Fe 2 O 3 7.373 CaO 2.134 K

45

Universitas Kristen Petra

Oleh karena hal itu penggunaan coating pada beton berbahan dasar lumpur

Sidoarjo tidak terlalu banyak menghasilkan perubahan.

Untuk efektifitas dari masing – masing pengujian penetrasi ion klorida,

dengan cara membandingkan kondisi kontrol awal sebelum diaplikasikan coating

dengan kondisi setelah dicoating. Pada Gambar 4.18 terlihat bawa efektifitas

pengaplikasian larutan alkali paling efektif diaplikasikan pada beton pozolan

berbahan fly ash, sedangkan untuk beton HVSM lebih efektif bila lapisan coating

geopolimer dilakukan. Untuk beton konvensional, sebagai variabel kontrol

menunjukan bahwa kedua metode lapisan coating pada beton dengan bahan dasar

semen dapat dikatakan dapat meningkatkan durabilitas terhadap larutan garam.

Gambar 4.18 Efektifitas Pengaplikasian Lapisan Coating pada Pengujian

Penetrasi Ion Klorida

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

40%

Konvensional HVFA HVSM 8 HVSM 12

Efe

kti

fita

s

Coating Alkali

Coating Geopolimer


Recommended