8
Tugas divisi Gasroenterologi Anak per Februari 2015 Zinc adalah suatu mineral esensial yang secara alami terdapat pada beberapa makanan . Pada tubuh manusia, zinc memiliki peran penting dalam metabolisme sel. Zinc juga berperan dalam fungsi imun, sintesis, penyembuhan luka, sintesis DNA dan pembelahan sel. Selain itu zinc juga dikenal sebagai mineral yang mendukung tumbuh kembang normal selama masa kehamilan, masa bayi, anak dan remaja. Ketepatan manusia dalam merasakan bau dan rasa juga tidak lepas dari pengaruh zinc. Dewasa ini telah banyak masalah kekurangan gizi yang dapat kita atasi. Namun demikian masih acta beberapa yang masih merupakan masalah nasional dan memerlukan perhatian yang lebih besar, yaitu masalah kekurangan zat gizi mikro, seperti iodium, besi dan vitamin A. Sampai saat ini, kekurangan iodium, besi dan vitamin A merupakan masalah gizi utama di Indonesia, disamping kurang energi- protein (KEP). Kekurangan gizi pacta usia dini mempunyai dampak yang buruk pada masa dewasa yang dimanifestasikan dalam bentuk fisik yang lebih kecil dengan tingkat produktifitas yang lebih rendah. Dampak kekurangan gizi pada usia dini makin menjadi penting bila memperhatikan analisis berbagai data yang ada. Hasil-hasil analisis tersebut memperkuat hipotesis mengenai besarnya peranan kekurangan gizi pada usia dini terhadap terjadinya penyakit degeneratif pada masa dewasa yang justru merupakan usia produktif (Kodyat,et al., 1998). Kekurangan gizi pacta masa anak-anak selalu dihubungkan dengan kekurangan vitamin dan mineral yang spesifik, yang berhubungan dengan mikronutrien tertentu. Beberapa tahun terakhir ini terjadi peningkatan perhatian terhadap konsekuensi dart defisiensi mikronutrien, dimulai dari meningkatnya resiko terhadap penyakit infeksi dan kematian yang dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan mental. Konsekuensi defisiensi mikronutrien selama masa anak-anak sangat berbahaya. Defisiensi besi dapat mengganggu perkembangan mental dan motorik anak (Lojoff, et al., 1991 dan Idjradinata, et al., 1993 cit Thu, et al., 1999) dan juga menyebabkan anemia. Defisiensi zinc juga dapat mengganggu pertumbuhan (Brown, et al., 1998) dan

Zinc

Embed Size (px)

DESCRIPTION

zink pada diare

Citation preview

Page 1: Zinc

Tugas divisi Gasroenterologi Anak per Februari 2015

Zinc adalah suatu mineral esensial yang secara alami terdapat pada beberapa makanan . Pada tubuh manusia, zinc memiliki peran penting dalam metabolisme sel. Zinc juga berperan dalam fungsi imun, sintesis, penyembuhan luka, sintesis DNA dan pembelahan sel. Selain itu zinc juga dikenal sebagai mineral yang mendukung tumbuh kembang normal selama masa kehamilan, masa bayi, anak dan remaja. Ketepatan manusia dalam merasakan bau dan rasa juga tidak lepas dari pengaruh zinc. Dewasa ini telah banyak masalah kekurangan gizi yang dapat kita atasi. Namun demikian masih acta beberapa yang masih merupakan masalah nasional dan memerlukan perhatian yang lebih besar, yaitu masalah kekurangan zat gizi mikro, seperti iodium, besi dan vitamin A. Sampai saat ini, kekurangan iodium, besi dan vitamin A merupakan masalah gizi utama di Indonesia, disamping kurang energi- protein (KEP).Kekurangan gizi pacta usia dini mempunyai dampak yang buruk pada masa dewasa yang dimanifestasikan dalam bentuk fisik yang lebih kecil dengan tingkat produktifitas yang lebih rendah. Dampak kekurangan gizi pada usia dini makin menjadi penting bila memperhatikan analisis berbagai data yang ada. Hasil-hasil analisis tersebut memperkuat hipotesis mengenai besarnya peranan kekurangan gizi pada usia dini terhadap terjadinya penyakit degeneratif pada masa dewasa yang justru merupakan usia produktif (Kodyat,et al., 1998).Kekurangan gizi pacta masa anak-anak selalu dihubungkan dengan kekurangan vitamin dan mineral yang spesifik, yang berhubungan dengan mikronutrien tertentu. Beberapa tahun terakhir ini terjadi peningkatan perhatian terhadap konsekuensi dart defisiensi mikronutrien, dimulai dari meningkatnya resiko terhadap penyakit infeksi dan kematian yang dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan mental. Konsekuensi defisiensi mikronutrien selama masa anak-anak sangat berbahaya. Defisiensi besi dapat mengganggu perkembangan mental dan motorik anak (Lojoff, et al., 1991 dan Idjradinata, et al., 1993 cit Thu, et al., 1999) dan juga menyebabkan anemia. Defisiensi zinc juga dapat mengganggu pertumbuhan (Brown, et al., 1998) dan meningkatkan resiko diare dan infeksi saluran nafas (Ninh, et al., 1996). Mengingat tingginya prevalensi defisiensi zat gizi tertentu serta efek negatifnya, maka suplementasi zat gizi seperti besi dan zinc pada anak-anak akan sangat bermanfaat, khususnya karena secara praktis sulit untuk meningkatkan zat gizi yang adekuat dari pola makan bayi yang ada selama ini. Beberapa makanan yang diberikan pada bayi dan anak cenderung menghambat penyerapan besi dan zinc seperti asam fitat yang terkandung di dalam padi-padian dan susu sapi yang dapat rnenurunkan absorpsi besi dan zinc (Lonnerdal, 1990). Pola makan bayi dan anak di negara berkembang terutama di Indonesia yang khususnya di daerah pedesaan belum dapat memenuhi zat gizi yang dibutuhkan, terutama pada usia 6-24 bulan yang pada usia ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan fisik dan psikologis yang sangat cepat. Oleh sebab itu untuk memenuhi kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi dari asupan makanan sehari-hari dapat dilakukan dengan pemberian suplementasi zat gizi tertentu yang dibutuhkan. Pemberian suplementasi mikronutrien tertentu, seperti yang telah dilakukan selama ini selalu mempunyai kendala dan hambatan. Kebutuhan zat gizi anak usia 6-24 bulan meningkat seiring dengan terjadinya pertumbuhan pesat anak. Sementara air susu ibu dan pola makan anak yang kurang baik tidak dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Maka diperlukan suatu alternatif untuk memenuhi kekurangan tersebut, yaitu dengan cara pemberian suplementasi zat tertentu yang dapat membantu pertumbuhan anak.

Page 2: Zinc

Di beberapa negara berkembang telah dilakukan beberapa penelitian tentang suplementasi Zn dan Fe. Beberapa penelitian tersebut menunjukkan hasil bahwa suplementasi zinc dapat menurunkan penyakit infeksi (diare dan batuk) dan meningkatkan pertumbuhan anak. Suatu penelitian yang telah dilakukan pada bayi yang berat badan lahirnya rendah di Brazil menunjukkan bahwa suplementasi zinc 5 mg pada 11 bayi menurunkan prevalensi diare sebesar 28% dan menurunkan prevalensi batuk sebesar 33% (Lira, et al., 1998). Suplementasi Zn 17 mg + Fe 20 mg dan multivitamin diberikan satu kali seminggu dan pemberian Zn 5 mg +Fe 8 mg dan multivitamin setiap hari meningkatkan height for age z- score (HAZ) pada anak yang stunted di Vietnam masing-masing sebesar 0,37 dan 0,48 (Thu, et al., 1999). Di Indonesia pertumbuhan anak usia 6-24 bulan masih di bawah garis yang diharapkan terutama di daerah pedesaan. Di beberapa daerah di Indonesia masih ditemukan anak yang kekurangan energi dan kalori (KEP) serta mikronutrien tertentu. Berdasarkan hal ini perlu diketahui bagaimana efek suplementasi Zn dan Fe terhadap pertumbuhan anak. Zinc Dan Pertumbuhan Anak Zinc (Zn) yang biasanya juga disebut dengan Seng merupakan zat gizi yang esensial dan telah mendapat perhatian yang cukup besar akhir-akhir ini. Zinc berperan di dalam bekerjanya lebih dari 10 macam enzim. Berperan di dalam sintesa Dinukleosida Adenosin (DNA) dan Ribonukleosida Adenosin (RNA), dan protein. Maka bila terjadi defisiensi zinc dapat menghambat pembelahan sel, pertumbuhan dan perbaikan jaringan (Shanker dan Prasad, 1998). Zinc umumnya ada di dalam otak, dimana zinc mengikat protein. Kekurangan zinc akan berakibat fatal terutama pada pembentukan struktur otak, fungsi otak dan mengganggu respon tingkah laku dan emosi (Black, 1998). Menurut Eschlemen (1996), zinc adalah suatu komponen dari beberapa sistem enzim, yang berfungsi di dalam sintesa protein, transport karbon dioksida dan di dalam proses penggunaan vitamin A. Prasad dan Halsted mengatakan bahwa defisiensi zinc menyebabkan stunting dan hypogonadism pada anak laki-laki petani Iranian. Mereka kemudian menegaskan dalam hipotesis mereka pada remaja di Egyptian dan Iranian melalui penelitian tentang metabolisme zinc dan percobaan terapeutik. Defisiensi zinc juga diketahui terjadi pada anak-anak dan orang dewasa di beberapa negara, dan menjadi masalah kesehatan masyarakat yang penting (Reeport of Meeting Baltimore, 1996). Suatu meta analisis dari 25 penelitian tentang pengaruh suplementasi zinc pada pertumbuhan anak yang dilakukan oleh Brown (1998), menunjukkan bahwa pemberian suplementasi zinc secara statistik bermakna memberikan efek yang lebih baik terhadap pertumbuhan secara linier dan pertambahan berat badan anak. Umur juga merupakan faktor yang penting dalam hubungan antara defisiensi zinc dengan perkembangan kognitif anak. Karena selama masa pertumbuhan dan perkembangan cepat, seperti pada masa remaja jika konsumsi makan tidak cukup dan seimbang, maka anak akan kekurangan zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh untuk pertumbuhan dan perkembangan tersebut seperti protein, vitamin dan mikronutrien tertentu. Anak-anak yang berasal dari pedesaan dan dari keluarga dengan .penghasilan rendah ditemukan mempunyai konsentrasi zinc dalam plasma yang rendah selama masa pertumbuhan dan masa remaja (Butrimovitz dan Purdy, 1978 cit Black, 1998) dan keadaan gizi anak yang berasal dari keluarga yang berpenghasilan menengah menderita defisiensi zinc yang sedang selama masa pertumbuhan (Skinner, et al., 1997 cit Black, 1998). Pacta anak yang masih menyusui, air susu ibu tidak dapat mensuplai zinc dalam jumlah yang lebih. Dan jugaadalah sulit untuk memenuhi kebutuhan zinc bayi dan anak selama masa transisi dari air susu ke makanan padat. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Brown (1998) menunjukkan bahwa zinc yang dibutuhkan dari makanan tambahan berbeda

Page 3: Zinc

dengan zinc yang yang harus dipenuhi setiap hari (diperkirakan 2,8 mg/hari untuk usia 6 -24 bulan) dan asupan zinc dari air susu ibu. Makanan tambahan harus menyediakan 84 -89% zinc yang dibutuhkan bayi pada usia 6 -24 bulan. Berdasarkan rata-rata asupan AS! di negara berkembang, bayi yang berusia 6 -9 bulan membutuhkan 50 -70 gr hati atau daging yang tidak berlemak setiap hari atau kira-kira 40 gr ikan segar, untuk memenuhi tambahan zinc yang dianjurkan dari makanan padat. Dari analisa ini mereka menyarankan untuk memberikan suplementasi zinc atau .fortifikasi zinc selama masa pertumbuhan karena bayi dan anak di negara berkembang tidak mungkin memenuhi kebutuhan zinc mereka dari makanan.

Zinc bukan hanya terdapat pada makanan tertentu maunpun suplemen, namun zinc juga terdapat pada ASI Ibu. ASI memerikan kecukupan zinc (2 mg/hari) untuk 4-6 bulan pertama kehidupan, sedangkan rekomendasi jumlah zinc untuk usia 7-14 bulan adalah 3 mg/hari. Oleh karena itu bayi usia 7-14 bulan perlu mengonsumsi makanan sesuai umur yang mengandung zinc. Kecukupan zinc akan meningkatkan rata-rata pertumbuhan  pada bayi dan anak yang mengalami gangguan pertumbuhan ringan sampai sedang atau bahkan sampai perawakan pendek yang mengalami kekurangan zinc.

Kekurangan zinc ditandai dengan gangguan pertumbuhan, hilangnya nafsu makan, dan kegagalan fungsi kekebalan tubuh. Pada keadaan berat, kekurangan zinc akan menyebabkan kerontokan rambut, diare, keterlambatan maturitas seksual, impotensi, hipogonadisme pada laki-laki, dan lesi pada mata kulit, kehilangan berat badan, hambatan penyembuhan luka, rasa kecap tidak normal, kelainan mental.

Rekomendasi dosis zinc perhari yang dianjurkan

UMUR LAKI-LAKI PEREMPUAN HAMIL MENYUSUI0-6 bulan 2 mg* 2 mg*7-12 bulan 3 mg 3 mg1-3 tahun 3 mg 3 mg4-8 tahun 5 mg 5 mg9-13 tahun 8 mg 8 mg14-18 tahun 11 mg 9 mg 12 mg 13 mg

19 tahun keatas 11 mg 8 mg 11 mg 12 mg

Efek zinc antara lain sebagai berikut: (Juffrie, 2012)

Zinc merupakan kofaktor enzim superoxide dismutase (SOD). Enzim SOD terdapat pada hampir semua sel tubuh. Dalam setiap sel, ketika terjadi transport elektron untuk mensintesis ATP selalu timbul hasil sampingan yaitu anion superoksida. Anion superoksida merupakan radikal bebas yang sangat kuat dan dapat merusak semua struktur dalam sel. Untuk melindungi dirinya dari kerusakan, setiap sel mengekspresikan SOD. SOD akan mengubah anion superoksida menjadi H2O2 akan diubah menjadi senyawa

Page 4: Zinc

yaitu H2O dan O2 oleh enzim katalase; atau bisa pula diubah menjadi H20 oleh enzim glutation peroksidase. Tentu saja SOD sangat berperan dalam menjaga integritas epitel usus.

Secara langsung, zinc berperan sebagai antioksidan. Zinc berperan sebagai katalisator intramolekuler, mencegah pembentukan ikatan disulfide, dan berkompetisi dengan tembaga (Cu) dan besi (Fe). Tembaga dan besi yang bebas dapat menimbulkan radikal bebas.

Zinc mampu menghambat sintesis nitric oxide (NO). Dalam keadaan inflamasi, termasuk inflamasi usus, maka akan timbul lipopolisakarida (LPS) dari bakteri dan interleukin-1 (IL-1) dari sel-sel imun. LPS dan IL-1 mampu menginduksi ekspresi gen enzim nitric-oxide-synthase-2 (NOS-2). NOS-2 selanjutnya mensintesis NO. Dalam sel-sel fagosit, NO sangat berperan dalam menghancurkan kuman-kuman yang ditelan oleh sel-sel fagosit. Namun dalam kondisi inflamasi, NO juga dihasilkan oleh berbagai macam sel akibat diinduksi oleh LPS dan IL-1. NO yang berlebihan akan merusak berbagai macam struktur pada jaringan, karena NO sebenarnya adalah senyawa yang reaktif. Dalam usus, NO juga berperan sebagai senyawa parakrin. NO yang dihasilkan akan berdifusi ke dalam epitel usus dan mengaktifkan enzim guanilat siklase untuk menghasilkan cGMP. Selanjutnya cGMP akan mengaktifkan protein kinase C (PKC), dan protein ini akan mengaktifkan atau menonaktifkan berbagai macam enzim, protein transport, dan saluran ion, dengan hasil akhir berupa sekresi air dan elektrolit dari epitel ke dalam lumen usus. Dengan pemberian zinc, diharapkan NO tidak disintesis secara berlebihan sehingga tidak terjadi kerusakan jaringan dan tidak terjadi hipersekresi.

Zinc berperan dalam penguatan sistem imun. Telah ditunjukkan bahwa zinc berperan penting dalam modulasi sel T dan sel B serta berperan dalam aktivasi limfosit, karena zinc berperan sebagai kofaktor dari protein-protein sistem transduksi signal dalam sel T.

Zinc berperan dalam menjaga keutuhan epitel usus. Zinc berperan sebagai kofaktor berbagai faktor transkripsi, sehingga transkripsi dalam sel usus dapat terjaga.

Sejumlah studi menunjukkan suplementasi zinc (10-20 mg perhari ) secara signifikan mengurangi beratnya berat dan lamanya diare terutama pada anak < 5 tahun. Penelitian lain juga menunjukkan pemberian zinc 10-20 mg perhari selama 10 – 14 hari mengurangi insidens diare selama 2-3 bulan (Fischer dkk., 2010; WHO,2005).

Zinc dan kesehatan fungsi imun (kekebalan tubuh)

Kekurangan zinc ringan sampai sedang akan menyebabkan kegagalan fungsi sel-sel makrofag dan netrofil, sel natural killer dan aktifitas komplemen.  Kekurangan zinc yang berat menyebabkan penekanan fungsi imun. Seseorang yang kadar zinc nya rendah akan terjadi penurunan proliferasi limfosit. Keadaan tersebut akan membaik dengan menambah zinc dalam tubuh.

Penyembuhan Luka

Page 5: Zinc

Zinc membantu memelihara integritas kulit dan membrane mukosa.  Contoh pada pasien dengan luka di kaki, biasanya metabolisme tidak normal dan kadar zinc rendah. Luka ini akan membaik dengan pemberian zinc.

Diare

Tingginya angka kematian bayi dan anak pada negara berkembang berhubungan dengan diare akut. Kekurangan zinc beresiko meningkatkan kepekaan terhadap infeksi seperti diare pada bayi dan anak. Penelitian menunjukkan bahwa anak gizi buruk dengan diare lalu diberi zinc 4-40 mh per hari, akan mengalami perpendekkan masa diarenya.

Kelebihan zinc dapat meyebabkan terjadinya keadaan akut dan kronis. Reaksi yang akut adalah mual, muntah, kehilangan nafsu makan, kram perut, diare dan sakit kepala. Reaksi kronis adalah rendahnya kadar copper, gangguan fungsi besi, pengurangan fungsi kkebalan tubuh dan penurunan HDL, serta kerentanan terhadap infeksi saluran kemih.

Sumber Zinc

TERIMAKASIH Farida, Merry, Dyah, Anny

Makanan Berat Ukuran Rumah Tangga (URT)

Zinc (mg)

Daging sapi rebus cincang 15 g 1 sdm 1

Hati sapi rebus cincang 15 g 1 sdm 0.9

Kuning telur rebus lumat 1 kuning telur besar 0.5

Keju Cheddar 15 g 1/2 potong 0.4

Daging ayam rebus cincang 15 g 1 sdm 0.3

Tempe 20 g 1/4 potong 0.4

Tahu kukus lumat 20 g 1 sdm 0.3

Bayam rebus cincang 45 g 1/4 mangkok 0.3

Kismis tanpa biji (cincang) 30 g 0.1