112
i ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Studi Kasus di Desa Dagangan Kabupaten Tuban) SKRIPSI Oleh: NURUL LUTFIA NIM 11220078 JURUSAN HUKUM BISNIS SYARIAH FAKULTAS SYARIAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2015

ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah

  • Upload
    ngodat

  • View
    239

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah

i

ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM

PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

(Studi Kasus di Desa Dagangan Kabupaten Tuban)

SKRIPSI

Oleh:

NURUL LUTFIA

NIM 11220078

JURUSAN HUKUM BISNIS SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

2015

Page 2: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah

ii

ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM

PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

(Studi Kasus di Desa Dagangan Kabupaten Tuban)

SKRIPSI

Oleh:

NURUL LUTFIA

NIM 11220078

JURUSAN HUKUM BISNIS SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

2015

Page 3: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah
Page 4: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah
Page 5: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah
Page 6: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah

vi

MOTTO

ايىانهى صدقة تطهسهى وتصكيهى بها خري نهى وللا صال تك سك وصم عهيهى إ

يع عتيى (۱)انتىبة : س

"Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu

membersihkan dan kamu mensucikan mereka, dan mendoalah untuk

mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi)ketentraman jiwa bagi

mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (At-

Taubah: 103)

Page 7: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah

vii

PERSEMBAHAN

Teriring syukur kehadirat Allah SWT, saya persembahkan karya tulis sederhana

ini kepada:

Kedua orang tuaku tercinta:

Aby HM. Irianto dan Ummy Hj. Sutini atas setiap doa yang terucap, perhatian,

kasih sayang yang tulus, dukungan, semangat, dan segalanya...

Tulisan kecil ini adalah setitik asa atas semua yang engkau beri

Kedua saudaraku tercinta:

Siti Umaria dan Ahmad Syahri Saifuddin

Tawa canda dan tangis kalian adalah bagian hidup yang kita jalani bersama

Semoga kita bisa menjadi anak yang sholeh dan sholehah

Amin....

Keponakanku tercinta:

Abdullah Thufail Sulaiman

Yang selalu memberikan motivasi yang lebih untukku agar cepat kembali ke

tanah kelahiran

Page 8: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah

viii

KATA PENGANTAR

نالرحي مبس ماهللالرح

Segala puji dan syukur kehadirat Allah swt yang telah memberikan

rahmat dan karunia-Nya kepada penulis. Salawat serta salam semoga senantiasa

tercurah kepada beliau yang menjadi suri tauladan manusia, rahmat semesta alam

Nabi Muhammad saw beserta para keluarganya, para sahabatnya, serta

pengikutnya yang istiqomah hingga akhir zaman.Syukur kepada Allah swt atas

segala kesempatan dan kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM

PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Studi Kasus di Desa Dagangan Kabupaten

Tuban),dapat diselesaikandengan curahan kasih sayang-Nya, kedamaian dan

ketenangan jiwa.

Dengan segala daya dan upaya serta bantuan, bimbingan maupun

pengarahan dan hasil diskusi dari berbagai pihak dalam proses penulisan skripsi

ini, maka penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. H.MudjiaRaharjo, M.Si selaku Rektor Universitas Islam Negeri

Maulana Malik Ibrahim Malang.

2. Dr. H. Roibin, M.HI, selaku Dekan Fakultas Syari‟ah Universitas Islam Negeri

Maulana Malik Ibrahim Malang.

3. Dr. H. Nur Yasin, M.Ag selaku Ketua Jurusan Hukum Bisnis Syari‟ah

Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

Page 9: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah

ix

4. Dr. Fakhruddin, M.HI, selaku Dosen Pembimbing penulis. Syukron katsiron

penulis haturkan atas waktu yang telahbeliau berikan untuk bimbingan, arahan,

sertamotivasi dan menyelesaikan penulisan skripsi ini.

5. Dra. Jundiani, SH.,M.Hum, selaku Dosen Wali penulis selama menempuh

kuliah di Fakultas Syari‟ah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim

Malang. Terimakasih penulis haturkan kepada beliau yang telah memberikan

bimbingan, saran, serta motivasi selama menempuh perkuliahan.

6. Segenap Dosen Fakultas Syari‟ah Universitas Islam Negeri Maulana Malik

Ibrahim Malang yang telah menyampaikan pengajaran, mendidik,

membimbing, serta mengamalkan ilmunya dengan ikhlas. Semoga Allah SWT

memberikan pahala-Nya yang sepadan kepada beliau semua.

7. Staf karyawan Fakultas Syari‟ah Universitas Islam Negeri Maulana Malik

Ibrahim Malang, penulis ucapkan terima kasih atas partisipasinya dalam

penyelesaian skripsi ini.

8. Perangkat Desa dan para masyarakat Desa Dagangan yang telah mengizinkan

penulis untuk melakukan penelitian.

9. Aby dan Ummy tercinta H.M. Irianto dan Hj. Sutini yang setiap saat tanpa

henti mencurahkan kasih sayang dan melantunkan do‟a sehingga penulis dapat

menyelesaikan studi ini. Kepada Saudara tercinta Siti Umaria dan Ahmad

SyahriSaifuddin canda tawa kalian selalu menyemangati dan terimakasih atas

dukungan dan motivasinya. Kepada keponakanku Abdullah Thufail Sulaiman

terimakasih atas motivasinya yang teramat lebih untukku agar cepat kembali ke

tanah kelahiran.

Page 10: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah

x

10. Sahabat tercinta, Setiyan, Niken, Alif , Novi, Nayla, Maya, Ma‟mun, Sigit,

Anisa dan teman-teman di bangku kuliah yang tidak bisa penulis sebutkan satu

persatu untuk kebersamaannya yang hangat.

Semoga apa yang telah penulis peroleh selama kuliah di Fakultas Syariah

Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang ini, dapat bermanfaat

bagi semua pembaca, khususnya bagi penulis pribadi. Disini penulis sebagai

manusia biasa yang tak pernah luput dari salah dan dosa, menyadari bahwa skripsi

ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharap kritik dan

saran dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini.

Malang, 23 Oktober 2015

Penulis,

Nurul Lutfia

NIM 11220078

Page 11: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah

xi

DAFTAR TRANSLITERASI

A. Umum

Transliterasi yang dimaksud di sini adalah pemindahalihan dari bahasa

Arab ke dalam tulisan Indonesia (Latin), bukan terjemahan bahasa Arab ke dalam

bahasa Indonesia.

Konsonan

dl ض Tidak ditambahkan ا

th ط b ب

dh ظ t ت

(koma menghadap ke atas)„ ع ts ث

gh غ j ج

f ف h ح

q ق kh خ

k ك d د

l ل dz ذ

m و r ز

z n ش

w و s ض

h ه sy ش

y ي sh ص

Page 12: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah

xii

B. Vokal, pandang dan Diftong

Setiap penulisan Arab dalam bentuk tulisan Latin vokal

fathahditulisdengan “a”, kasrahdengan “i”, dlommahdengan “u”, sedangkan

bacaan panjangmasing-masing ditulis dengan cara berikut:

Vokal (a) panjang = â misalnya قالmenjadi qâla

Vokal (i) panjang= î misalnya قيمmenjadi qîla

Vokal (u) panjang= û misalnya دوmenjadi dûna

Khusus bacaan ya‟nisbat, maka tidak boleh digantikan dengan “î”,

melainkan tetap ditulis dengan “iy” agar dapat menggambarkan ya‟ nisbat

diakhirnya. Begitu juga untuk suara diftong, wawu dan ya‟ setelah

fathahditulisdengan “aw”dan “ay” seperti contoh berikut:

Diftong (aw) = وmisalnya قىلmenjadi qawlun

Diftong (ay) = يmisalnya خيسmenjadi khayrun

C. Ta’marbûthah(ة)

Ta’ marbûthahditransliterasikan dengan “t” jika berada di tengah-tengah

kalimat, tetapi apabila Ta’ marbûthahtersebut berada di akhir kalimat,maka

ditransliterasikan dengan menggunakan “h” misalnya: سة انسسانة نهدز menjadi al-

risalatlial-mudarrisah.

Page 13: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL (Cover Luar) ...................................................... i

HALAMAN JUDUL (Cover Dalam) ........................................................ ii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................ iii

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................. iv

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... v

MOTTO ..................................................................................................... vi

PERSEMBAHAN ..................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ............................................................................... viii

PEDOMAN TRANSLITERASI .............................................................. x

DAFTAR ISI .............................................................................................. xii

ABSTRAK ................................................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian..................................................................................... 5

E. Defisi Operasional ..................................................................................... 6

F. Penelitian Terdahulu .................................................................................. 7

G. Sistematika Pembahasan ........................................................................... 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Zakat ................................................................ 16

1. Pengertian Zakat .................................................................................... 16

Page 14: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah

xiv

2. Dasar Hukum Zakat ............................................................................... 17

3. Tujuan dan Hikmah Zakat ..................................................................... 25

4. Macam-macam Zakat ............................................................................ 27

5. Nisab, Ukuran dan Cara Mengeluarkan Zakat Pertanian ...................... 33

B. Pendapat 4 (empat) Madzhab Terhadap Zakat Pertanian .......................... 37

1. Madzhab Syafi‟i .................................................................................... 38

2. Madzhab Maliki ..................................................................................... 39

3. Madzhab Hanafi .................................................................................... 39

4. Madzhab Hanbali ................................................................................... 04

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian .......................................................................................... 42

B. Pendekatan Penelitian ................................................................................ 43

C. Lokasi Penelitian ....................................................................................... 44

D. Sumber Data .............................................................................................. 44

E. Metode Pengumpulan Data ....................................................................... 46

F. Metode Pengolahan dan Analisa Data ....................................................... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Tinjauan Umum Profil Desa Dagangan Kabupaten Tuban Kondisi Desa 50

1. Sejarah Desa .......................................................................................... 50

2. Keadaan Ekonomi.................................................................................. 55

B. Pelaksanaan Zakat Pertanian Tanah Perhutani di Desa Dagangan

Kabupaten Tuban .................................................................................... 56

C. Perspektif Hukum Islam Terhadap Zakat Pertanian Tanah Perhutani di

Desa Dagangan Kabupaten Tuban ............................................................ 61

Page 15: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah

xv

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................... 76

B. Saran .......................................................................................................... 77

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 16: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah

xvi

ABSTRAK

Lutfia, Nurul. 2015. Zakat Pertanian Tanah Perhutani Dalam Perspektif

Hukum Islam (Studi kasus di Desa Dagangan Kabupaten Tuban).

Skripsi. Jurusan Hukum Bisnis Syariah. Fakultas Syariah.

Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

Pembimbing: Dr. Fakhruddin, M.H.I.

Kata Kunci: zakat pertanian, tanah perhutani, hukum islam.

Di Indonesia yang mayoritas masyarakatnya beragama Islam zakat

menjadi aspek yang tak terpisahkan dalam kehidupan. Guna untuk menunaikan

salah satu kewajibannya yang terdapat dalam rukun Islam, yakni dengan

membayarkan zakat dengan ungkapan wujud syukur atas segala nikmat yang telah

diberikan oleh Allah SWT. Ada beberapa jenis zakat, salah satunya adalah zakat

pertanian. Pada zakat pertanian tanah perhutani ini para petani menggarap tanah

milik perhutani yang mana tiap panen para petani dibebani biaya sewa atas tanah

yang mereka garap. Dan untuk mengeluarkan zakat pertanian sesuai yang sudah

ada ketentuannya dalam hukum Islam..

Berangkat dari latar belakang inilah, penulis kemudian tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul Zakat Pertanian Tanah Perhutani Dalam

Perspektif Hukum Islam (Studi Kasus di Desa Dagangan Kabupaten Tuban).

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana ketentuan

mengeluarkan zakat pertanian tanah perhutani dalam perspektif hukum Islam.

Dalam Penelitian ini, jenis penelitiannya adalah field research (penelitian

lapangan/empiris) dengan metode pengumpulan data melalui interview

(wawancara) dan dokumentasi. Sedangkan analisis data menggunakan metode

deskriptif analisis. Hal ini karena penulis berusaha mencari tahu dengan keadaan

yang ada di Desa Dagangan terlaksananya zakat pertanian tanah perhutani ini.

Sedangkan dalam menganalisis data, tahap-tahap yang dilalui mencakup reduksi

data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh penulis dapat disampaikan

bahwasannya di Desa Dagangan Kabupaten Tuban ini masih belum terlaksananya

zakat pertanian sebagaimana mestinya. Padahal dilihat dari hasil yang diperoleh

setiap kali panennya sudah lebih dari 5 (lima) wasaq yangmana sudah memenuhi

ketentuan untuk dikeluarkan zakat pertanian. Hal ini dikarenakan masyarakat atau

petani disana masih bingung dalam perhitugannya untuk mengeluarkan zakat

pertanian. Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah perhutani di

Desa Dagangan Kabupaten Tuban sudah diwajibkan untuk mengeluarkan zakat

pertanian. Karena sudah mencapai nisab atau ketentuan yang sudah ada dalam

pengeluaran zakat pertanian menurut hukum Islam.

Page 17: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah

xvii

ABSTRACT

Lutfia, Nurul. 2015. Agriculture Zakat on land of the forestry Department In

the perspective of Islamic law (case study in the Dagangan village

Tuban). Islamic Education Department Of Business Law Of Sharia.

The Faculty Of Sharia. State Islamic University of Maulana Malik

Ibrahim Malang, Supervisor: Dr. Fakhruddin, M.H.I.

Keywords: agricultural land Forestry Department, zakat, the Islamic law.

In Indonesia the majority of its people Muslim, zakat became inseparable

aspects in life. In order to fulfil one of the obligations contained in the tenets of

Islam, i.e. with pay zakat with the expression of a form of gratitude for all the

favors given by Allah SWT. There are several types of zakat, one of them is

agriculture zakat. The land which managed in Dagangan Tuban is belonging to

the Forestry Department. Farmers only have the right to manage the use of land

belonging to the Forestry Department which each harvest farmers burdened cost

of rent over the land they work on. And to issue appropriate agricultural zakat to

the existing conditions in Islamic law.

Based on this background, the author then interested in conducting

research with the title of Agriculture zakat on the land Forestry Department in the

perspective of Islamic law (case study in the Dagangan village Tuban). The

purpose of this research is to know how the provisions of the land Forestry

Department issued the agriculture zakat in the perspective of Islamic law.

In this study, this type of research is a field research (field

research/empirical)and methods of data collection through interview (interview)

and documentation. While data analysis using the method descriptive analysis.

This is because the author trying to find out about the circumstances that existed

in the village of Dagangan about the implementation of Agriculture zakat. In

analyzing the data, the stages where is includes the reduction of the data, the

presentation of data, and the withdrawal of the conclusion.

The results of the research conducted by the author may be submitted that

according to the perspective of Islamic law, the agriculture zakat on land of the

Forestry Department in the village of Dagangan had already been obliged to issue

agriculture zakat. It is caused by the accomplished nisab or provision already

existing in the production of agricultural zakat according to Islamic law.

Page 18: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah

xviii

مستخلص البحث

داغاغان توبان(، حكم إسالم )دراسة حالة في القرية زكاة األراضي الزرائية الغابية على ضوء نورا للطفية، جامعة موالنا مالك إبراهيم اإلسالمية بما معي، قسم الحكم التجارة الشريعة، كلية الشريعة، البحث الجا

المشرف : الدكتور فخر الدين الماجستير.النج.

زكاة األ راضي، الزرائية، حكم إسالم كلمات الرئيسية:ال

الواردةيفألدأاحدمناإللتزاماتأاليتجزأمناحلياةيفبالدإندونيسيةغالبيةادلسلمني.لزكاةجزإناكلالنعماليتأعطيتاهللإلينا.ىناكأنواعمنالزكاأركاناإلسالمىوإليتاءالزكاةمنفعلاإلمتنان واحدةعلى

كلمزارعياحملاصيلمثقلةتكلفةاستنجارمنهاىيالزكاةالزراعية،ويفىذهالزكاةادلزارعونيعملونارضا فيهالكاألرضوإليتاءىذهالزكاةوفقاألحكاماحلاليةيفحكماإلسالم.ذ

البحثحتتادلوضوع البحثاألعالهرغبتالباحثةيفلبقيامهبا منخلفية األراضيوانطالقا "زكاةحا )دراسة إسالم حكم ضوء على الغابية ىذاالزرائية يف ادلرجوة األىداف وأما توبان(" داغاغان القرية يف لة

كيفتوفريا إليتاءالزكاةالزراعيةالغابيةعلىضوءحكمإسالم.البحثوىيدلعرفة

كيفيوبالنوعدراسةحاوأماادلنهجادلس ألنلة.وىذاادلنهجادلستخدمتخدميفىذاالبحثىومدخلالزرا الزكاة تنفيذ من توبان داغاغان القرية يف أحواال تعرف أن حتاول جلمعاالباحثة األسلوب وأما الغابية. ئية

خبطوات:اختزالالبيانات،عرضىذاالبحثوىيادلقابلووالوثائقوأمايفحتليلالياناتالبياناتادلستخدمةيفج.البياناتواستنتا

البح ىذا من النتائج وأما وفقا أنو تسليم يتم أن ميكن ادلؤلف، أجراىا اليت الشريعةث منظور إىلألنفذلكالغاباتيفقريةداغاغانتوبانىومطلوبالذيسيصدرالزكاة.اإلسالمية،اخلرييةاألرضيالزراعية

اإل يف القائمة أحكام أو نصاب إىل التوصل مت الذلك الزكاة اإلسالمية.نفاق الشريعة وفقا زراعية

Page 19: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah

xix

Page 20: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah

ABSTRAK

Lutfia, Nurul. 2015. Zakat Pertanian Tanah Perhutani Dalam Perspektif Hukum Islam

(Studi kasus di Desa Dagangan Kabupaten Tuban). Skripsi. Jurusan Hukum

Bisnis Syariah. Fakultas Syariah. Universitas Islam Negeri Maulana Malik

Ibrahim Malang. Pembimbing: Dr. Fakhruddin, M.H.I.

Kata Kunci: zakat pertanian, tanah perhutani, hukum islam.

Di Indonesia yang mayoritas masyarakatnya beragama Islam zakat menjadi aspek

yang tak terpisahkan dalam kehidupan. Guna untuk menunaikan salah satu kewajibannya

yang terdapat dalam rukun Islam, yakni dengan membayarkan zakat dengan ungkapan wujud

syukur atas segala nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT. Ada beberapa jenis zakat,

salah satunya adalah zakat pertanian. Pada zakat pertanian tanah perhutani ini para petani

menggarap tanah milik perhutani yang mana tiap panen para petani dibebani biaya sewa atas

tanah yang mereka garap. Dan untuk mengeluarkan zakat pertanian sesuai yang sudah ada

ketentuannya dalam hukum Islam..

Berangkat dari latar belakang inilah, penulis kemudian tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul Zakat Pertanian Tanah Perhutani Dalam Perspektif Hukum Islam

(Studi Kasus di Desa Dagangan Kabupaten Tuban). Tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui bagaimana ketentuan mengeluarkan zakat pertanian tanah perhutani dalam

perspektif hukum Islam.

Dalam Penelitian ini, jenis penelitiannya adalah field research (penelitian

lapangan/empiris) dengan metode pengumpulan data melalui interview (wawancara) dan

dokumentasi. Sedangkan analisis data menggunakan metode deskriptif analisis. Hal ini

karena penulis berusaha mencari tahu dengan keadaan yang ada di Desa Dagangan

terlaksananya zakat pertanian tanah perhutani ini. Sedangkan dalam menganalisis data, tahap-

tahap yang dilalui mencakup reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh penulis dapat disampaikan bahwasannya di

Desa Dagangan Kabupaten Tuban ini masih belum terlaksananya zakat pertanian

sebagaimana mestinya. Padahal dilihat dari hasil yang diperoleh setiap kali panennya sudah

lebih dari 5 (lima) wasaq yangmana sudah memenuhi ketentuan untuk dikeluarkan zakat

pertanian. Hal ini dikarenakan masyarakat atau petani disana masih bingung dalam

perhitugannya untuk mengeluarkan zakat pertanian. Menurut perspektif hukum Islam zakat

pertanian tanah perhutani di Desa Dagangan Kabupaten Tuban sudah diwajibkan untuk

mengeluarkan zakat pertanian. Karena sudah mencapai nisab atau ketentuan yang sudah ada

dalam pengeluaran zakat pertanian menurut hukum Islam.

Page 21: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah

ABSTRACT

Lutfia, Nurul. 2015. Agriculture Zakat on land of the forestry Department In the

perspective of Islamic law (case study in the Dagangan village Tuban). Islamic

Education Department Of Business Law Of Sharia. The Faculty Of Sharia. State

Islamic University of Maulana Malik Ibrahim Malang, Supervisor: Dr.

Fakhruddin, M.H.I.

Keywords: agricultural land Forestry Department, zakat, the Islamic law.

In Indonesia the majority of its people Muslim, zakat became inseparable aspects in

life. In order to fulfil one of the obligations contained in the tenets of Islam, i.e. with pay

zakat with the expression of a form of gratitude for all the favors given by Allah SWT. There

are several types of zakat, one of them is agriculture zakat. The land which managed in

Dagangan Tuban is belonging to the Forestry Department. Farmers only have the right to

manage the use of land belonging to the Forestry Department which each harvest farmers

burdened cost of rent over the land they work on. And to issue appropriate agricultural zakat

to the existing conditions in Islamic law.

Based on this background, the author then interested in conducting research with the

title of Agriculture zakat on the land Forestry Department in the perspective of Islamic law

(case study in the Dagangan village Tuban). The purpose of this research is to know how the

provisions of the land Forestry Department issued the agriculture zakat in the perspective of

Islamic law.

In this study, this type of research is a field research (field research/empirical)and

methods of data collection through interview (interview) and documentation. While data

analysis using the method descriptive analysis. This is because the author trying to find out

about the circumstances that existed in the village of Dagangan about the implementation of

Agriculture zakat. In analyzing the data, the stages where is includes the reduction of the

data, the presentation of data, and the withdrawal of the conclusion.

The results of the research conducted by the author may be submitted that according

to the perspective of Islamic law, the agriculture zakat on land of the Forestry Department in

the village of Dagangan had already been obliged to issue agriculture zakat. It is caused by

the accomplished nisab or provision already existing in the production of agricultural zakat

according to Islamic law.

Page 22: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah

مستخلص البحث

حكم إسالم )دراسة حالة في القرية داغاغان توبان(، البحث الجا نورا للطفية، زكاة األراضي الزرائية الغابية على ضوء معي، قسم الحكم التجارة الشريعة، كلية الشريعة، جامعة موالنا مالك إبراهيم اإلسالمية بما النج. المشرف : الدكتور

فخر الدين الماجستير.

ة: زكاة األ راضي، الزرائية، حكم إسالمالكلمات الرئيسي

إن الزكاة جزأ ال يتجزأ من احلياة يف بالد إندونيسية غالبية ادلسلمني. ألدأ احد من اإل لتزامات الواردة يف أركان اإلسالم

ي الزكاة الزراعية، ويف ىو إليتاء الزكاة من فعل اإلمتنان على كل النعم اليت أعطيت اهلل إلينا. ىناك أنواع من الزكاة واحد منها ى

ىذه الزكاة ادلزارعون يعملون ارضا فيها كل مزارعي احملاصيل مثقلة تكلفة استنجار ذلك األرض وإليتاء ىذه الزكاة وفقا ألحكام

احلالية يف حكم اإلسالم.

الزرائية الغابية على وانطالقا من خلفية البحث األعاله رغبت الباحثة يف لبقيام هبا البحث حتت ادلوضوع "زكاة األراضي

ضوء حكم إسالم )دراسة حالة يف القرية داغاغان توبان(" وأما األىداف ادلرجوة يف ىذا البحث وىي دلعرفة كيف توفريا إليتاء

الزكاة الزراعية الغابية على ضوء حكم إسالم.

ج ادلستخدم ألن االباحثة حتاول وأما ادلنهج ادلستخدم يف ىذا البحث ىو مدخل كيفي وبالنوع دراسة حالة. وىذا ادلنه

أن تعرف أحواال يف القرية داغاغان توبان من تنفيذ الزكاة الزرائية الغابية. وأما األسلوب جلمع البيانات ادلستخدمة يف ىذا البحث

وىي ادلقابلو والوثائق وأمايف حتليل اليانات خبطوات : اختزال البيانات، عرض البيانات واستنتاج.

النتائج من ىذا البحث اليت أجراىا ادلؤلف، ميكن أن يتم تسليم أنو وفقا إىل منظور الشريعة اإلسالمية، اخلريية األرضي وأما

الزراعية الغابات يف قرية داغاغان توبان ىو مطلوب الذي سيصدر الزكاة. فذلك ألن ذلك مت التوصل إىل نصاب أو أحكام

فقا الشريعة اإلسالمية.القائمة يف اإلنفاق الزكاة الزراعية و

Page 23: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Zakat merupakan salah satu rukun Islam, dan menjadi salah satu

unsur pokok bagi tegaknya syariat Islam. Oleh sebab itu hukum zakat

adalah wajib (fardhu) atas setiap muslim yang telah memenuhi syarat-

syarat tertentu. Zakat termasuk dalam kategori ibadah (seperti shalat, haji,

dan puasa) yang telah diatur secara rinci dan paten berdasarkan al-Qur’an

dan al-Sunnah, sekaligus merupakan amal sosial kemasyarakatan dan

kemanusiaan yang dapat berkembang sesuai dengan perkembangan umat

Islam.

Zakat adalah isim masdar dari kata zaka-yazku-zakah. Oleh karena

kata dasar zakat adalah zaka yang berarti berkah, tumbuh, bersih, baik dan

bertambah. Dengan makna tersebut, orang yang telah mengeluarkan zakat

diharapkan hati dan jiwanya akan menjadi bersih.1Mengeluarkan zakat

hukumnya wajib bagi tiap-tiap muslim yang mempunyai harta benda

menurut ketentuan yang telah ditetapkan oleh hukum Islam. Adapun

firman Allah yang mewajibkan zakat:

1 Fakhruddin, Fiqh Dan Manajemen Zakat Di Indonesia (Malang: UIN-Malang Press, 2008), h.

13.

Page 24: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah

2

“Dan tiada diperintahkan mereka melainkan menyembah Allah, sambil

mengikhlaskan ibarat dan taat kepada-Nya serta berlaku cenderung

(tertarik) kepada ibadat itu dan mendirikan shalat dan memberikan zakat,

itulah agama yang betul.”(Qs. Al-Bayyinah : 5)2

Ada berbagai jenis zakat diantaranya yakni zakat pertanian. Zakat

pertanian adalah satu zakat yang dikenakan atas makanan pokok yang

mengenyangkan, atas sebuah negeri yang telah cukup nisab dan haulnya.

Hasil tanaman yang wajib dizakatkan adalah biji-bijian dari jenis makanan

pokok yang mengenyangkan dan tahan lama jika disimpan seperti padi,

kurma, jagung, gandum dan sebagainya. Firman Allah yang mewajibkan

untuk membayar zakat pertanian :

“Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian

dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami

keluarkan dari bumi untuk kamu. dan janganlah kamu memilih yang

buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, Padahal kamu sendiri

tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata

2 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya.

Page 25: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah

3

terhadapnya. dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha

Terpuji.”(Qs. Al-Baqarah : 267)

“dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang

tidak berjunjung, pohon kurma, tanaman-tanaman yang bermacam-

macam buahnya, zaitun dan delim yang serupa (bentuk dan warnanya)

dan tidak sama (rasanya) Makanlah dari buahnya (yang bermacam-

macam itu) bila berbuah. Dan tunaikanlah haknya (zakatnya) di hari

memetiknya.”(Qs. Al-An’am : 141)

Di Indonesia yang mayoritas masyarakatnya beragama Islam zakat

menjadi aspek yang tak terpisahkan dalam kehidupan. Guna untuk

menunaikan salah satu kewajibannya yang terdapat dalam rukun Islam,

yakni dengan membayarkan zakat dengan ungkapan wujud syukur atas

segala nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT. Dalam pembahasan

ini lebih dikhususkan pada zakat pertanian, yang mana hal ini masih dirasa

asing bagi masyarakat awam pada umumnya. Karena kurangnya informasi

yang mereka peroleh mengenahi zakat pertanian ini.

Zakat pertanian yang ada di Desa Dagangan Kabupaten Tuban ini

dirasa masih membingungkan dalam perhitungan yang harus dikeluarkan

zakatnya oleh masyarakat padahal di Desa Dagangan ini termasuk daerah

yang produktif dengan tingkat kesuburan tanah yang tinggi. Masyarakat di

Page 26: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah

4

sekitar yang mayoritas berprofesi sebagai petani ini sangat

menggantungkan biaya hidupnya dengan hasil bercocok tanam. Akan

tetapi masih minim pengetahuan mereka mengenai zakat pertanian ini.

Hal ini dikarenakan hak atas tanah yang mereka kelola untuk bercocok

tanam tidak tanah milik pribadi atau milik sendiri. Akan tetapi tanah yang

dikelola yakni tanah milik perhutani, yang memang serta merta sudah

diberi izin untuk dikelola oleh masyarakat sekitar. Masyarakat hanya

sebagai pengelola saja, tidak mempunyai hak kepemilikan atas tanah yang

ditanaminya. Akan tetapi masyarakat tetap ditariknya pajak atau dengan

kata lain upah atas sewa pengelolaan lahan yang mereka kelola. Seperti

yang diketahui mengeluarkan zakat pertanian itu sudah ada nisab atau

ketentuannya.

Penulis tertarik untuk meneliti bagaimana masyarakat melaksanakan

zakat pertanian dari hasil tanah perhutani yang sesuai dengan nishab atau

ketentuannya dan bagaimana perspektif hukum Islam terhadap

pelaksanaan zakat pertanian dari hasil tanah perhutani. Penulis memilih

Desa Dagangan dalam pelaksanaan zakat pertanian dengan lahan perhutani

sebagai objek penelitian karena beberapa hal, Pertama, masih minimnya

pengetahuan masyarakat setempat untuk melaksanakan zakat pertanian ini,

dengan dibebani untuk membayar pajak atau sewa atas tanah yang

dikelolanya dikarenakan lahan yang mereka kelola tidaklah tanah milik

pribadi atau sendiri, akan tetapi tanah milik perhutani atau negara. Yang

mana hanya ada di tempat khusus yakni daerah yang ada perhutaninya

Page 27: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah

5

seperti di Desa Dagangan Kabupaten Tuban ini. Kedua, sistem

pelaksanaan zakat yang ada di desa Dagangan diarasa belum sesueai

dengan aturan atau ketentuan hukum Islam.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan dua rumusan

masalah yaitu:

1. Bagaimana pelaksanaan zakat pertanian tanah perhutani oleh

masyarakat Desa Dagangan Kabupaten Tuban?

2. Bagaimana perspektif hukum Islam terhadap zakat pertanian tanah

perhutani oleh masyarakat Desa Dagangan Kabupaten Tuban?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengetahui pelaksanaan zakat pertanian tanah perhutani oleh

masyarakat Desa Dagangan Kabupaten Tuban.

2. Mengetahui perspektif hukum Islam terhadap zakat pertanian tanah

perhutani oleh masyarakat Desa Dagangan Kabupaten Tuban.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian dengan judul “Zakat Pertanian Tanah Perhutani Dalam

Perspektif Hukum Islam (Studi Kasus di Desa Dagangan Kabupaten

Tuban)” merupakan bentuk dari keingintahuan penulis mengenai hukum

pengeluaran zakat pertanian dari hasil tanah perhutani dalam kehidupan

sehari-hari masyarakat dan tidak lepas dari hukum yang mengaturnya.

Page 28: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah

6

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat bermanfaat dalam pengembangan keilmuan

hukum bisnis syariah yang berkaitan dengan pelaksanaan zakat. dan

diharapkan dapat menjadi rujukan bagi penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini juga diharapkan dapat menghasilkan solusi untuk

permasalahan yang berkaitan dengan kewajiban masyarakat untuk

melaksanakan zakat pertanian dari hasil tanah perhutani. Melihat pada

realitanya minimnya pengetahuan masyarakat tentang bagaimana

ketentuan dalam melaksanakan kewajibannya untuk mengeluarkan zakat

pertanian dari hasil tanah perhutani. Oleh karena itu, solusi yang diperoleh

diharapkan dapat membantu masyarakat untuk mengetahui berapa

ketentuan yang harus dikeluarkan zakatnya untuk hasil pertanian dari hasil

tanah perhutani.

E. Definisi Operasional

Untuk menambah dan menghindari kesalah pahaman dalam

memahami proposal skripsi ini terutama mengenai judul yang telah penulis

ajukan yaitu Zakat Pertanian Tanah Perhutani Dalam Perspektif Hukum

Islam (Studi Kasus di Desa Dagangan Kabupaten Tuban), maka akan

dijelaskan terlebih dahulu beberapa istilah sebagai berikut:

Page 29: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah

7

Zakat : Isim masdar dari kata zaka-yazku-zakah.Oleh

karena kata dasar zakat adalah zakatyang berart

berkah, tumbuh, bersih, baik, dan bertambah.3

Zakat Pertanian : Dalam kajian fiqh klasik, hasil pertanian adalah

dari hasil pertanian yang ditanam dengan

menggunakan bibit biji-bijian yang hasilnya dapat

dimakan oleh manusia dan hewan serta yang

lainnya.4Yakni berupa bahan-bahan yang disunakan

sebagai makanan pokok dan tidak busuk jika

disimpan.

Hukum Islam : Peraturan perundang-undangan Islam yang

mencakup hukum syari’ah dan hukum fikih.5

F. Penelitian Terdahulu

Agar tidak terjadi pengulangan pembahasan maupun pengulangan

penelitian dan juga agar dapat melengkapi wacana yang berkaitan dengan

penelitian ini, maka diperlukan wacana atau pengetahuan tentang

penelitian-penelitian sejenis yang telah diteliti sebelumnya. Terkait dengan

penelitian ini, sebelumnya telah ada beberapa orang peneliti yang

mengangkat tema yang sama yakni mengenai pelaksanaan zakat, yaitu:

1. Skripsi oleh Aslamiyah (UIN Sunan Ampel Surabaya, 2013) yang

berjudul “Analisis Hukum Islam Terhadap Penyamarataan Zakat Fitri

3Fakhruddin, Fiqh & Manajemen Zakat di Indonesia (Malang: UIN-Malang Press, 2008), h.13.

4Arief Mufraini, Akuntansi dan Manajemen Zakat (Jakarta: Kencana, 2006), h. 85.

5 Bambang Subandi, et al., Studi Hukum Islam, Surabaya : IAIN Sunan Ampel Press, 2011, h. 45

Page 30: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah

8

Bagi Semua Asnaf Di Desa Dampul Timur Kecamatan Jrengik

Kabupaten Sampang”. Skripsi ini merupakan hasil penelitian lapangan

(Field Reseacrh) tentang analisis hukum islam. Teknik pengumpulan

data yang digunakan adalah metode deskriptif-analisis. Kesimpulan dari

skripsi ini adalah dalam praktiknya menyatakan bahwa penyamarataan

zakat fitri yang terjadi di desa dampul timur kecamatan jrengik

kabupaten sampang merupakan pembagian zakat fitri yang diutamakan

pemberian zakat fitrinya adalah kepada kiyai Mas Ud atau takmir

masjid yang sangat berpengaruh di desa tersebut dari pada memberikan

zakat fitri kepada orang fakir dan miskin. Setelah zakat terkumpul dari

masjid al-Masudiyah kemudian zakat tersebut diberikan lagi kepada

semua warga baik warga yang kaya, miskin, maupun fakir. Dalam

hukum islam mengenai penyamarataan zakat fitri bagi semua asnaf

tidak diperbolehkan. 6

2. Skripsi oleh Mustaen (Universitas Islam Negeri Maliki Malang, 2010)

yang berjudul “Pengelolaan Zakat Di Pusat Kajian Zakat Dan Wakaf

(el-Zawa)”. Penulisan skripsi ini menggunakan jenis penelitian

kualitatif dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Kesimpulan dari

skripsi ini adalah bahwa el-zawa uin maliki malang pada hakekatnya

memiliki 4 sistem pengelolaan zakat yaitu system perencanaan

pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan. Namun dalam

implementasi system tersebut belum maksimal. Begitu juga dengan

pengelolaannya belum memenuhi standart yang diatur dalam UU

6http://digilib.uinsby.ac.id/11221/

Page 31: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah

9

pengelolaan zakat. Hal tersebut dibuktikan dengan minimnya struktur

organisasi el-Zawa dan sistem pengawasannya yang lemah karena

belum adanya dewan yang secara khusus mengawasi pengelolaan zakat

di el-Zawa UIN Maliki Malang.7

3. Skripsi oleh Astika Hastri Titisari (UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,

2009) yang berjudul “Distribusi Dana Zakat, Infak Dan Sedekah (ZIS)

Untuk Pendidikan Oleh Baitul Maal Hidayatullah (BMH) Surabaya”.

Jenis penelitian ini adalah penelitian Deskriptif-Analisis dengan

pendekatan normatif. Metode pengumpulan data menggunakan analisis

data kualitatif dengan penalaran deduktif. Kesimpulan dari skripsi ini

adalah pendistribusian zakat yang dilakukan oleh BMH surabaya

dilakukan dengan cara memperluas arti fi sabi lillah di dalam

melaksanakan program beasiswa kader dai (BKD). Bantuan pendidikan

BKD dari BMH surabaya tersebut, tidak diberikan langsung kepada

mustahik akan tetapi diberikan kepada suatu badanhukum yaitu STAIL

yang bekerjasama dengan pondok pesantren Hidayatullah.8

4. Skripsi oleh Nurul Lutfia (UIN Sunan Maulana Malik Ibrahim Malang,

2015) yang berjudul “Zakat Pertanian Tanah Perhutani dalam

Perspektif Hukum Islam (Studi kasus di Desa Dagangan Kabupaten

Tuban)”. Penulisan skripsi ini merupakan hasil penelitian lapangan

(empiris) tentang analisis hukum Islam dengan pendekatan kualitatif.

Kesimpulan dari skripsi ini adalah belum terlaksananya zakat pertanian

7http://www.lib.uin-malang.ac.id/?mod=th_viewer&id=abstract/id_06210023.pdf

8http://digilib.uin-suka.ac.id/2261/

Page 32: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah

10

tanah perhutani di Desa Dagangan Kabupaten Tuban, hal ini

dikarenakan minimnya pengetahuan masyarakat untuk mengeluarkan

zakat pertanian sesuai dengan ketentuan dan nisabnya yang ada pada

hukum Islam.

Page 33: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah

13

Tabel 1.1 Perbandingan Penelitian Terdahulu dengan Penelitian Ini

No. Nama,

Perguruan Tinggi

dan Tahun

Judul Penelitian Jenis Penelitian Persamaan dan

Perbedaan Peneliti

1. Aslamiyah,

Mahasiswa S1,

UIN Sunan Ampel,

Tahun 2013

Analisis Hukum Islam

Terhadap

Penyamarataan Zakat

Fitri Bagi Semua

Asnaf Di Desa

Dampul Timur

Kecamatan Jrengik

Kabupaten Sampang.

penelitian lapangan

(Field Reseacrh)

tentang analisis

hukum islam.

Teknik

pengumpulan data

yang digunakan

adalah metode

deskriptif-analisis.

Persamaan: sama-sama

meneliti tentang tentang

zakat dan membahas

tentang pelaksanaan

dalam mengeluarkan

zakat.

Perbedaan:pada skripsi

ini lebih di tekan kan

pada zakat fitrahnya

tidak pada zakat

pertanian.

2. Mustaen,

Mahasiswa S1 UIN

Maliki Malang,

Tahun 2010

Pengelolaan Zakat Di

Pusat Kajian Zakat

Dan Wakaf (el-Zawa)

Penulisan skripsi

ini menggunakan

jenis penelitian

kualitatif dengan

pendekatan

kualitatif deskriptif

Persamaan:

pembahasannya sama

terkait dengan zakat.

Perbedaan: pada skripsi

ini lebih ditekan kan

pada pengelolaan bukan

pada pelaksanaan zakat.

3. Astika Hastri

Titisari, Mahasiswa

S1 UIN Suka

Yogyakarta, Tahun

2009

Distribusi Dana Zakat,

Infak Dan Sedekah

(ZIS) Untuk

Pendidikan Oleh

Baitul Maal

Hidayatullah (BMH)

Surabaya

Jenis penelitian ini

adalah penelitian

Deskriptif-Analisis

dengan pendekatan

normatif. Metode

pengumpulan data

menggunakan

analisis data

kualitatif dengan

penalaran

Persamaan: sama

pembahasannya ada

keterkaitannya dengan

zakat.

Perbedaan:pada skripsi

ini lebih mengarah pada

pendistribusian dana

zakat, infak, dan

sedekah. Tidak hanya

pada zakatnya saja.

Pada skripsi ini

menggunakan

pendekatan normatif.

4. Nurul Lutfia,

Mahasiswa S1 UIN

Maliki Malang,

Tahun 2015

Zakat Pertanian Tanah

Hasil Perhutani Dalam

Perspektif Hukum

Islam (Studi di Desa

Dagangan Kabupaten

Tuban)

Penelitian lapangan

(empiris), dengan

pendekatan

kualitatif

Persamaan:

pembahasanya sama

terkait dengan zakat.

Perbedaan: pada skripsi

ini hanya meneliti

untuk pelaksanaan

dalam mengeluarkan

zakat pertanian.

Page 34: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah

14

G. Sistematika Pembahasan

Sebagai upaya untuk menjaga keutuhan pembahasan ini agar terarah,

maka peneliti menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut:

Bagian pendahuluan akan dibahas pada Bab I yang meliputi latar

belakang masalah, yaitu bagian yang berisikan argumen yang

menunjukkan latar belakang keyakinan peneliti bahwa penelitian dengan

judul yang diajukan adalah benar-benar penting dan relevan untuk segera

diteliti. Bagian rumusan masalah, yakni untuk menanyakan secara tersurat

pertanyaan-pertanyaan yang ingin dicari jawabannya. Tujuan penelitian,

mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian. Manfaat

penelitian berisi alasan kelayakan atas masalah yang diteliti.

Selanjutnya tinjauan pustaka pada Bab II yang terdiri dari dua

komponen yaitu penelitian terdahulu yang berisikan penelitian-penelitian

yang telah dilakukan dalam lingkup jual beli. Bagian kedua yaitu kajian

teori yang berisikan pemaparan tentang teori-teori zakat pertanian tanah

perhutani menurut hukum Islam.

Metode penelitian dijadikan sebagai instrumen dalam penelitian

untuk menghasilkan penelitian yang lebih terarah dan sistematis dan akan

dibahas pada Bab III. Adapun pembagian dari metode penelitian ini antara

lain: jenis penelitian, pendekatan penelitian, lokasi penelitian, sumber data,

metode pengumpulan data, metode pemeriksaan data dan metode analisa

data yang digunakan sebagai rujukan bagi peneliti dalam menganalisis

semua data yang sudah diperoleh.

Page 35: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah

15

Paparan data yang terdiri dari hasil penelitian dan analisis dari data

yang telah didapat dari lapangan akan dibahas pada bab IV. Dalam

paparan data akan dibahas tentang pelaksanaan zakat pertanian tanah

perhutani, yang meliputi berbagai unsur, antara lain tentang hukum

wajibnya mengeluarkan zakat pertanian, dan sebagainya. Sedangkan untuk

analisisnya meliputi analisis tentang pelaksanaan zakat pertanian tanah

perhutani, serta analisis tentang perspektif hukum Islam terhadap zakat

pertanian tanah perhutani, dan sebagainya dengan pendekatan maslahah.

Bagian terakhir yaitu bagian penutup, terdiri dari kesimpulan dan

saran yang dibahas pada Bab V. Kesimpulan yang dipaparkan oleh peneliti

akan memuat poin-poin yang merupakan inti pokok dari data yang telah

disimpulkan. Singkatnya, kesimpulan merupakan jawaban inti dari

rumusan masalah yang peneliti paparkan. Sedangkan saran memuat

tentang berbagai hal yang dirasa belum dilakukan dalam penelitian ini,

namun kemungkinan dapat dilakukan penelitian yang terkait berikutnya.

Page 36: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah

16

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Zakat

1. Pengertian Zakat

Zakat secara etimologis adalah berkembang, bertambah. Harta

yang dikeluarkan dalam syara‟ dinamakan dengan zakat, karena zakat

akan menambah barang yang dikeluarkan, menjauhkan harta tersebut dari

bencana-bencana. Sedangkan secara terminologis di dalam fiqh, zakat

adalah sebutan atau nama bagi sejumlah harta tertentu yang diwajibkan

Allah SWT supaya diserahkan kepada orang-orang yang berhak

(mustahiq) oleh orang-orang yang wajib mengeluarkan zakat (muzakki).9

Allah SWT berfirman;

“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku‟lah beserta orang-

orang yang ruku‟.”(Qs. Al-Baqarah : 43)

Makna-makna kebahasaan ini terepresentasikan dalam firman

Allah SWT,

رىم وت زكيهم با..... ...خذمن اموالم صدقة تطه“Ambillah zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan

menyucikan mereka....” (at-Taubah: 103)

9Hasan Muarif Ambary dkk, Ensiklopedi Islam, Jilid V (Jakarta: PT.Ichtiar Baru Van Hoeve,

1999), h. 224.

Page 37: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah

17

Perintah zakat selalu beriringan dengan perintah shalat karena

kedua perintah tersebut memiliki tujuan yang hampir sama, yakni

perbaikan kualitas kehidupan masyarakat. Zakat bertujuan membersihkan

diri dari sifat rakus dan kikir, dan mendorong manusia untuk

mengembangkan sifat kedermawanan dan sensitivitas kesetiaan sosial.

Demikian halnya dengan shalat, shalat bertujuan menghindarkan

kehidupan menusia dari fakhsya (kejahatan) dan munkar (kerusakan).10

Zakat menurut syara‟ adalah hak yang wajib pada harta.11

Malikiyah memberikan definisi bahwa zakat adalah mengeluarkan

sebagian tertentu dari harta tertentu yang telah sampai nishab pada orang

yang berhak menerima, jika kepemilikan, haul (genap satu tahun) telah

sempurna selain barang tambang, tanaman dan harta temuan. Hanafiyah

memberikan definisi bahwa zakat adalah pemberian hak kepemilikan atas

sebagian harta tertentu dari harta tertentu kepada orang tertentu yang telah

ditentukan oleh syari‟at, semata-mata karena Allah. Kata „pemberian hak

kepemilikan‟ tidak masuk didalamnya „sesuatu yang hukumnya boleh.‟

Syafi‟iyah memberikan definisi bahwa zakat adalah nama untuk

barang yang dikeluarkan untuk harta atau badan (diri manusia untuk zakat

fitrah) kepada pihak tertentu. Kelompok tertentu yang dimaksudkan adalah

delapan kelompok yang disebut oleh firman Allah SWT;

ا الصمدقا ت لل ....ف انم )التوبة: (قرآءوالمسا كي 10

Quraish Shihab, Panduan Zakat (Jakarta: Penerbit Republika, 2001), h. 88. 11

Wahbah al-Zuhaili, al-Fiqh Islamiy Wa Adillatuh, Jilid III (Jakarta: Gema Insani,2011), h. 165-

166

Page 38: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah

18

“Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang

miskin...”(at-Taubah: 60)

Waktu tertentu adalah genapnya satu tahun untuk binatang ternak,

uang, barang dagangan; ketika mengeras untuk biji, ketika tampak bagus

yang mana wajib zakat untuk buah, ketika telah terjadi kewajiban zakat

didalamnya madu, ketika dikeluarkan hal yang harus dizakatkan untuk

barang tambang, ketika terbenam matahari pada malam idul fitri untuk

kewajiban zakat fitrah.Dengan demikian, jelas bahwa zakat dalam definisi

dalam fuqaha digunakan untuk perbuatan pemberian zakat itu sendiri.

Artinya memberikan hak yang wajib pada harta.zakat dalam urf fuqaha

digunakan juga untuk pengertian bagian tertentu dari harta yang telah

ditetapkan oleh Allah sebagai hak orang-orang fakir. Zakat dinamakan

shadaqah karena menunjukkan kejujuran hamba dalam beribadah dan taat

kepada Allah.

2. Dasar Hukum Zakat

a. Al-Qur’an

Islam memerintahkan kepada para pemeluknya agar

berkerja keras mencari rezeki yang halal guna mencukupi kebutuhan

hidup dirinya dan keluarganya, baik kebutuhan jasmani maupun

kebutuhan rohaniyah.12

12

Masyfuk Zuhdi. Masail Fiqhiyah: Kapitan Selekta Hukum Islam, Edisi 11, Cet. 7. Jakarta: Haji

Masagung, 1994. h. 227.

Page 39: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah

19

“Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, Maka

berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari

rezki-Nya. dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah)

dibangkitkan.”(Qs. Al-Mulk : 15)13

Islam memberikan kebebasan kepada setiap individu

muslim memilih jenis usaha / pekerjaan / profesi yang sesuai dengan

bakat, keterampilan, kemampuan, atau keahliannya masing-masing,

baik yang berat dan kasar yang memberikan penghasilan kecil seperti

tukang becak, maupun yang ringan dan halus yang mendatangkan

penghasilan besar seperti notaris. Penghasilan itu diperoleh secara

syah dan halal, bersih dari unsur pemerasan, kecurangan, paksaan dan

tidak membahayakan dirinya dan masyarakat.14

Sebelum manusia diciptakan oleh Allah, telah disiapkan

terlebih dahulu, apa yang diperlukan manusia itu, bahkan yang paling

banyak diperlukan manusia adalah hasil bumi (pertanian) sehingga

hasil pertanian merupakan sumber kehidupan manusia yang paling

penting. Bumi dijadikan oleh Allah, diciptakanNya baik untuk tumbuh

tanaman dan ditanami serta diberlakukannya hukum-hukum Allah

13

Departemen Agama, Al-Qur‟an dan terjemahnya, Surabaya: Duta Ilmu, 2005. h. 823 14

Yusuf Al-Qardhawi, Musykilatul Faqrwan Kaifa A‟lajahal Islam, Birut: Darul Arabiyah, 1996.

h. 60-61

Page 40: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah

20

SWT. Oleh karena itu bumi merupakan sumber utama kehidupan dan

kesejahteraan jasmaniah manusia.

“Sesungguhnya Kami telah menempatkan kamu sekalian di muka

bumi dan Kami adakan bagimu di muka bumi (sumber) penghidupan.

Amat sedikitlah kamu bersyukur.”(Qs. Al-A‟raf : 10)15

Adapun firman Allah yang menunjukkan bahwa zakat hasil bumi

wajib dikeluarkan yang terbaik.16

“Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian

dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami

keluarkan dari bumi untuk kamu. dan janganlah kamu memilih yang buruk-

buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, Padahal kamu sendiri tidak

mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya.

dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.”(Qs. Al-

Baqarah : 267)

15

Departemen Agama, Al-Qur‟an dan terjemahnya, Surabaya : Duta Ilmu, 2005. h. 204 16

Ali Hasan, Perbandingan Mazhab Fiqh, ed. 1, Cet. 2. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2000,

h. 102

Page 41: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah

21

Ayat diatas berisi perintah untuk menginfakkan sebagian

harta dari hasil usaha dan yang diperoleh dari hasil bumi. Ahli

tafsir mengartikan kata infak dalam ayat ini adalah membayarkan

zakat hasil usaha agar mereka itu memperoleh ganjaran disisi

Allah, mereka tidak akan takut dan tidak akan berduka cita.17

b. As-Sunnah

Diriwayatkan oleh Umar bahwa Nabi SAW bersabda :

ما سقته اال وها ر أوسقت السماء العشز, وما سقى الغزب ففيه وصف العشز

Artinya: “Sesungguhnya (tanaman) yang diairi dengan sungai atau

diairi oleh air hujan, zakatnya 10% sedangkan tanaman yang diairi

pengairan, zakatnya 5%.”(HR. Abu Daud)18

c. Ijma’

Para ulama‟ sepakat (ijma‟) tentang wajibnya zakat sebesar

10% atau 5% dari keseluruhan hasil tani, sekalipun mereka berbeda

pendapat tentang ketentuan-ketentuan lain.

d. Landasan Historis

Dari segi sejarah, kewajiban zakat telah disyariatkan

kepada para Nabi dan Rasul sebagaimana telah dilaksanakan oleh

Ibrahim AS, dan Ismail AS. Bahkan terhadap Bani Israel, Umat

17

Nazar Bakry, Problematika Pelaksanaan Fiqh Islam, ed. 1, Cet. 1. Jakarta : PT. Raja Grafindo

Persada, 1994. h. 31 18

Abi Daud Sulaiman, Sunan Abi Daud. Beirut : Dar Al-Fikr, tth, h. 353

Page 42: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah

22

Nabi Musa AS syariat zakat telah diterapkan. Demikian pula

terhadap umat Nabi Isa AS ketika Isa AS masih dalam buaian. Ahli

kitab juga diperintahkan untuk menunaikan zakat sebagai salah

satu instrumen agama yang lurus.19

Meski demikian, penerapan zakat pada umat-umat sebelum

Islam belum merupakan suatu perintah yang mutlak, tetapi bersifat

solidaritas dan rasa belas kasihan dalam rangka menyantuni orang-

orang miskin. Barulah dalam syariat Islam zakat ditetapkan

menjadi suatu kewajiban yang bersifat mutlak dan menjadi salah

satu rukun Islam.20

e. Landasan Filosofis

Zakat adalah ibadah yang berkaitan dengan harta benda.

Seseorang yang telah memenuhi syarat-syarat zakat dituntut untuk

melaksanakannya, bukan semata-mata atas dasar kemurahan

hatinya, tetapi kalaupun dengan tekanan dari penguasa, dan

karenanya agama menetapkan amylin. Dari sini dapat dikemukakan

19

Nurudin Ali, Zakat Sebagai Instrumen Dalam Kebijakan Fiscal. Ed. 1, Jakarta : PT. Raja

Grafindo Persada, 2006. h. 27-28., Lihat juga dalam Al-Qur‟an surah Al-Ambiya : 73, QS.

Maryam : 55, QS. Al-Baqarah : 83, QS. Maryam : 31 dan QS. Al-Bayyinah :5. 20

Abbdurrahman Qadir, Zakat Dalam Dimensi Mahdah dan Sosial. Jakarta : Raja Grafindo

Persada, 1998, h. 52

Page 43: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah

23

untuk menggambarkan landasan filosofis dari kewajiban zakat

diantaranya21

:

1) Istikhlafi (penugasan khalifah di bumi)

Allah SWT adalah pemilik seluruh alam raya ini, sehingga

harta benda termasuk yang dimilikiNya. Seseorang yang beruntung

mendapatkan sejumlah harta pada hakekatnya hanya menerima

titipan Allah sebagai amanat untuk disalurkan sesuai dengan

kehendakNya baik dalam pengembangan maupun dalam

penggunaannya yakni mengeluarkan zakat, sedekah, dan infak.

Atas dasar inilah Allah SWT menetapkan bagian-bagian

tertentu dari harta benda (antara lain dengan nama zakat) untuk

diserahkan guna kepentingan masyarakat banyak atau anggota-

anggota masyarakat yang membutuhkannya.

2) Solidaritas Sosial

Manusia adalah makhluk sosial. Manusia tidak bias hidup

tanpa bantuan pihak-pihak lain secara langsung maupun tidak

langsung. Misalnya seorang petani berhasil dalam pertaniannya

karena adanya irigasi, alat-alat, makanan, pakaian, stabilitas

21

Ismail Muhammad Syah dan Zaini Dahlan, Filsafat Hukum Islam, ed. 1. Cet. 2, Jakarta : Bumi

Aksara, 1992. h. 188-190

Page 44: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah

24

keamanan yang kesemuanya tidak dapat ia wujudkan kecuali oleh

kebersamaan pribadi-pribadi tersebut.

Dari segi lain, harus disadari bahwa produksi apapun

bentuknya, pada hakekatnya merupakan pemanfaatan materi-

materi yang telah diciptakan dan dimiliki Allah. Manusia dalam

berproduksi hanya mengadakan perubahan, penyesuaian atau

perakitan satu bahan dengan bahan yang lain. Dengan demikian

wajarlah bila Allah menyatakan bahwa harta adalah milik-Nya dan

dia memerintahkan untuk mengeluarkan sebagian dari apa yang

dimilikinya itu untuk orang-orang tertentu.

3) Persaudaraan

Manusia berasal dari satu keturunan Adam dan Hawa,

sehingga antara seseorang dengan yang lainnya terdapat pertalian

darah. Persaudaraan akan lebih kokoh, jika pertalian darah tersebut

ditambah dengan hubungan akidah dan kebersamaan agama. Jadi

kebersamaan dan persaudaraan inilah yang mengatur kepada

kewajiban menyisihkan sebagian harta benda dalam bentuk zakat

(shodaqoh)

Page 45: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah

25

3. Tujuan dan Hikmah Zakat

a. Tujuan Zakat

Yusuf al-Qardhawi membagi tiga tujuan dari zakat itu sendiri yaitu

tujuan dari pihak yang memberi zakat (muzakki) antara lain:22

1) Untuk menyucikan dari sifat bakhil, rakus egoistis dan sebagainya;

melatih jiwa.

2) Untuk bersikap terpuji seperti bersyukur atas nikmat Allah;

mengobati batin dari sikap berlebihan mencintai harta sehingga

dapat diperbudak oleh harta itu sendiri; menumbuhkan sikap kasih

saying kepada sesama; membersihkan nilai harta itu sendiri dari

unsur noda dan cacat; dan melatih diri agar menjadi pemurah dan

berakhlak baik serta menumbuhkembangkan harta itu sehingga

memberi keberkahan bagi pemiliknya.

Sedangkan bagi penerima (mustahiq) antara lain: memenuhi

kebutuhan hidup, terutama kebutuhan primer sehari-hari; menyucikan

hati mereka dari rasa dengki dan kebencian yang sering menyelimuti hati

mereka melihat orangrasa tanggung jawab untuk ikut mengamankan dan

mendoakan keselamatan harta orang-orangkaya yang pemurah.

Lebih luas lagi Abdurrachman menguraikan tujuan zakat bagi

kepentingan masyarakat, sebagai berikut:23

22

Yusuf al-Qardhawi, Fiqhuz Zakat (Bandung: Antar Pustaka Letera Nusa dan Mizan, 2001), h.

74.

Page 46: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah

26

1) Menggalang jiwa dan semangat saling menunjang dan solidaritas

sosial dikalangan masyarakat Islam.

2) Merapatkan dan mendekatkan jarak dan kesenjangan sosial

ekonomi dalam masyarakat.

3) Menanggulangi pembiayaan yang mungkin timbul akibat berbagai

bencana seperti bencana alam dan sebagainya.

4) Menutupi biaya-biaya yang timbul akibat terjadinya konflik,

persengketaan dan berbagai bentuk kekacauan dalam masyarakat.

5) Menyediakan suatu dana taktis dan khusus untuk penanggulangan

biaya hidup bagi para gelandangan, pengangguran dan para tuna

sosial lainnya.

b. Hikmah Zakat

Kesenjangan antar manusia dalam rizki, anugerah dan perolehan

pekerjaan adalah sesuatu yang terjadi datang kemudian. Kefardhuan zakat

adalah sarana paling utama untuk mengatasi kesenjangan ini,

merealisasikan solidaritas atau jaminan sosial dalam Islam.

Adapun Hikmah zakat yakni;24

1) Menjaga dan membentengi harta dari penglihatan orang, jangkauan

tangan-tangan pendosa dan perilaku kejahatan. Rasulullah saw.

Bersabda;

عاء وا للبالءالد نوا أموا لكم با لزمكاة، وداووا مرضاكم بااصمدقة، وأعد حص

23

Abdurrachman Qadir, Zakat dalam Dimensi Mahdah dan Sosial (Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2001), h. 76. 24

Wahbah al-Zuhaili, al-Fiqh… h.166-167.

Page 47: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah

27

“Bentengilah harta kalian dengan zakat, obatilah orang-orang

yang sakit dari kalian dengan sadaqah, siapkanlah doa untuk bala

bencana.”

2) Menolong orang-orang fakir dan orang-orang yang membutuhkan.

Zakat bisa membimbing tangan mereka untuk memulai pekerjaan

dan kegiatan jika mereka mampu dalam hal ini. Zakat juga bisa

menolong mereka untuk menuju situasi kehidupan yang mulia jika

mereka lemah. Zakat melindungi masyarakat dari penyakit fakir,

melindingi negara dari ketidakmampuan dan kelemahan.

3) Menyucikan diri dari penyakit kikir dan bakhil, membiasakan

orang mukmin untuk memberi dan dermawan, supaya tidak hanya

memberi sebatas pada zakat. Namun berpartisipasi sebagai

kewajiban sosial dalam mendukung negara dalam bentuk

pemberian ketika dibutuhkan, penyiapan tentara, membendung

musuh, menyalurkan kepada orang-orang fakir pada batas yang

cukup.

4) Mengharuskan untuk bersyukur terhadap nikmat harta. Sehingga,

lafal zakat diidhafahkan kepada lafal harta. Dikatakan zakat harta

juga idhafah karena sebab, seperti shalat zhuhur, puasa sebulan,

haji ke Baitullah.

4. Macam-macam zakat

Zakat terbagi atas dua jenis yakni:

1) Zakat Fitrah

Zakat yang wajib dikeluarkan muslim menjelang Idul fitri pada

bulan Ramadhan. Besar zakat ini setara dengan 3,5 liter (2,5 kilogram)

Page 48: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah

28

makanan pokok yang ada di daerah bersangkutan. Zakat fitrah dilihat dari

komposisi kalimat yang membentuknya terdiri dari kata “zakat” dan

“fitrah”. Zakat secara umum sebagaimana dirumuskan oleh banyak ulama‟

bahwa dia merupakan hak tertentu yang diwajibkan oleh Allah terhadap

harta kaum muslimin menurut ukuran-ukuran tertentu (nishab dan khaul)

yang diperuntukkan bagi fakir miskin dan para mustahiq lainnya sebagai

tanda syukur atas nikmat Allah swt. Dan untuk mendekatkan diri kepada-

Nya, serta untuk membersihkan diri dan hartanya. Dengan kata lain, zakat

merupakan kewajiban bagi seorang muslim yang berkelebihan rizki untuk

menyisihkan sebagian dari padanya untuk diberikan kepada saudara-

saudara mereka yang sedang kekurangan.

Sementara itu, fitrah dapat diartikan dengan suci sebagaimana

hadits Rasul “kullu mauludin yuladu ala al fitrah” (setiap anak Adam

terlahir dalam keadaan suci) dan bisa juga diartikan juga dengan ciptaan

atau asal kejadian manusia. Dari pengertian di atas dapat ditarik dua

pengertian tentang zakat fitrah. Pertama, zakat fitrah adalah zakat untuk

kesucian. Artinya, zakat ini dikeluarkan untuk mensucikan orang yang

berpuasa dari ucapan atau perilaku yang tidak ada manfaatnya. Kedua,

zakat fitrah adalah zakat karena sebab ciptaan. Artinya bahwa zakat fitrah

adalah zakat yang diwajibkan kepada setiap orang yang dilahirkan ke

dunia ini. Oleh karenanya zakat ini bisa juga disebut dengan zakat badan

atau pribadi.

Page 49: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah

29

Zakat wajib ditunaikan oleh setiap orang muslim yang merdeka,

yang mampu mengeluarkan pada waktunya. Hal itu berdasarkan perintah-

perintah yang telah disebutkan di dalam hadist-hadist, adapun syarat-

syarat wajib zakat fithrah yaitu:

a) Islam

b) Mempunyai kelebihan makanan untuk sehari semalam bagi

seluruh keluarga pada waktu terbenam matahari dari

penghabisan bulan ramadhan.

c) Orang-orang yang bersangkutan hidup dikala matahari terbenam

pada akhir bulan Ramadhan.

Untuk zakat fithrah dari seorang yang makanan pokoknya beras

tidak boleh dikeluarkan zakat dari jagung ,walaupun jagung termasuk

makanan pokok tetapi, jagung nilainya lebih rendah dari pada beras.

Dilihat dari aspek dasar penentuan kewajiban antara zakat fitrah dan zakat

yang lain ada perbedaan yang sangat mendasar. Zakat fitrah merupakan

kewajiban yang bersumber pada keberadaan pribadi-pribadi (badan),

sementara zakat-zakat selain zakat fitrah adalah kewajiban yang

diperuntukkan karena keberadaan harta.

2). Zakat Mal (Harta)

Zakat kekayaan yang harus dikeluarkan dalam jangka satu tahun

sekali yang sudah memenuhi nishab. Mencakup hasil ternak, emas &

perak, pertanian (makanan pokok), harta perniagaan, pertambangan, hasil

Page 50: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah

30

kerja (profesi), harta temuan,. Masing-masing jenis memiliki

perhitungannya sendiri-sendiri.

a).Binatang Ternak

Ulama madzhab sepakat bahwa hewan ternak yang wajib

dizakati adalah unta, sapi, kambing, domba, biri-biri. Sedangkan

kuda, keledai tidak wajib di zakati kecuali termasuk dalam harta

dagangan. Kemudian Imam Hanafi berpendapat bahwa kuda wajib

di zakati, kalau kuda tersebut bercampur antara jantan dan betina.25

b). Emas dan Perak

Islam memandang emas dan perak sebagai harta yang

berkemabang. Oleh karena syara‟ mewajibakan zakat atas

keduannya, baik berupa uang, leburan logam, bejana, sovenir,

ukiran atau yang lainnya.26

Begitu juga dengan segala bentuk

penyimpanan uang seerti tabungan, giro, deposito, cek, saham atau

surat berharga lainnya, termasuk kedalam kategori emas dan perak

wajib di keluarkan zakatnya kecuali pada emas dan perak atau

lainnya yang berbentuk perhiasan dan tidak berlebihan, maka tidak

wajibkan zakat atas barang-barang tersebut. Kewajiban

mengeluarkan zakat emas dan perak merujuk pada firman Allah

sebagai berikut:

25

Moh. Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam, Zakat dan Wakaf (Jakarta: UI-Press, 1998, h.42 26

Djamaludin Ahmad al-Buny, Problematika Harta dan Zakat (Surabaya: Bina Ilm, 1983, h. 109

Page 51: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah

31

“34. Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya sebahagian besar

dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar

memakan harta orang dengan jalan batil dan mereka menghalang-

halangi (manusia) dari jalan Allah. dan orang-orang yang menyimpan

emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, Maka

beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa

yang pedih,35. pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka

Jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung

mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: "Inilah harta bendamu yang

kamu simpan untuk dirimu sendiri, Maka rasakanlah sekarang (akibat

dari) apa yang kamu simpan itu."(At-Taubah (9): 34-35)

c). Hasil Pertanian

Hasil pertanian adalah bahan-bahan yg digunakan sebagai

makanan pokok dan tidak busuk jika disimpan, misalnya dari

tumbuh-tumbuhan, yaitu jagung, beras, dan gandum. Sedang dari

jenis buah-buahan misalnya, kurma dan anggur.Hasil pertanian,

baik tanam-tanaman maupun buah-buahan, wajib dikeluarkan

zakatnya apabila sudah memenuhi persyaratan. Hal ini

berdasarkan al-Qur‟an, hadits, ijma‟ para ulama‟ dan secara

rasional (ma‟qul).27

1. Q.S. al-An‟am ayat 141 dan Q.S. al-Baqarah ayat 267

27

Fakhruddin, Fiqh… h. 91-93.

Page 52: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah

32

“dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang

tidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-

macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan

warnanya) dan tidak sama (rasanya). makanlah dari buahnya (yang

bermacam-macam itu) bila Dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di

hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin);

dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak

menyukai orang yang berlebih-lebihan.” (Q.S. al-An‟am: 141)

Dalam ayat tersebut diatas ada kalimat “dan tunaikanlah

haknya” oleh para mufassir ditafsirkan dengan zakat

“Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah)

sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa

yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. dan janganlah kamu

memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya,

Padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan

memincingkan mata terhadapnya. dan ketahuilah, bahwa Allah Maha

Kaya lagi Maha Terpuji.” (Q.S. al-Baqarah:267)

Perintah dalam ayat di atas menu njukkan bahwa

mengeluarkan zakat dari hasil bumi adalah wajib. Hal ini dapat

difahami dari kalimat “nafkahkanlah” dan kalimat “dan sebagian dari

apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu”. Ditegaskan pula

dalam ayat tersebut bahwa yang akan dikeluarkan untuk zakat itu

Page 53: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah

33

adalah yang terbaik, bukan yang jelek apalagi yang palin jelek. Sabda

Rasulullah saw sebagai berikut. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh

Muslim dan Abu Daud dari Jabir bahwa Beliau mendengar Nabi saw

bersabda:

شر، وفيما سقي با لنضح نصف العشرفيما سقت السماء والعيون وكان عثريا الع “Pada yang disiram hujan dan mata air dan tumbuh-tumbuhan itu

hanya minum air hujan, dikenakan al-„usyr (sepersepuluh), dan pada

yang disirami dengan mengankat air nishfu al-„usyr (setengah dari

sepersepuluh/seperlima)”. فيما سقت األهنار والغيم العشور, وفيما سقي با لسا قية نصف ا لعشر)رواه أمحد ومسلم

والنسائ وأبو دود( “Pada apa-apa yang disiram dengan air sungai dan hujan

sepersepuluh, dan apa-apa yang disiram dengan pengairan (irigasi),

maka zakatnya seperlima”. (H.R. Ahmad, Muslim, Nasa‟i dan Abu

Daud).

a. Ijma‟ Ulama‟. Para ulama‟ telah sepakat atas kefardhuan zakat

tanaman dan buah-buahan sepersepuluh (10%) atau seperlima

(5%).

b. Secara rasional (ma‟qul). Sebagaimana dalam hikmah zakat di atas,

bahwa zakat dikeluarkan untuk mensyukuri nikmat Allah swt yang

berupa harta benda untuk menolong orang yang lemah sehingga

pada akhirnya bisa melaksanakan kewajiban-kewajiban agamanya

dengan sebaik-baiknya.

5. Nishab, Ukuran, dan Cara Mengeluarkan Zakatnya

Nisab adalah batas jumlah yang terkena wajib zakat.28

Zakat hasil

pertanian tidak disyaratkan mencapai senisab, tetapi setiap kali panen

harus dikeluarkan zakatnya, sedangkan panen hasil pertanian ada yang

28

Suparman Usman. Hukum Islam: Asas-asas dan Pengantar Studi Hukum Islam dalam Tata

Hukum Indonesia, Jakarta : Gaya Media Pratama, 2001. H.162

Page 54: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah

34

sekali setahun, ada yang dua kali, ada yang tiga kali, bahkan ada yang

empat kali. Setiap kali panen yang hasilnya mencapai nisab wajib

dikeluarkan zakatnya dan yang kurang mencapai nisabmaka tidak

dikenakan zakat. Tetapi hasil panen dikumpulkan dengan hasil panen yang

lain guna mengejar nisab.29

Adapun nishabnya ialah 5 wasaq, berdasarkan sabda Rasulullah

saw: “ Tidak ada zakat di bawah lima wasaq”. Wasaq adalah merupakan

salah satu ukuran. Satu wasaq sama dengan 60 sha‟ pada masa Rasulullah

saw. Satu sha‟ sama dengan 4 mud, yakni 4 takaran dua telapak tangan

orang dewasa. Satu sha‟oleh Dairatul Maarif Islamiyah sama dengan 3

liter, maka satu wasaq180 liter, sedangkan nishab pertanian 5 wasaq sama

dengan 900 liter, atau dengan ukuran kilogram, yaitu kira-kira 653 kg.30

Adapun ukuran yang dikeluarkan, bila pertanian itu didapatkan

dengan cara pengairan (menggunakan alat penyiram tanaman), maka

zakatnya sebanyak 1/20 (5%). Dan jika pertanian itu diairi dengan hujan

(tadah hujan), maka zakatnya sebanyak 1/10 (10%). Ini berdasarkan sabda

Rasulullah saw: “Pada yang disirami oleh sungai dan hujan, maka

sepersepuluh (1/10), dan yang disirami dengan pengairan (irigasi), maka

seperduapuluh (1/20).

Misalnya, seorang petani berhasil menuai hasil panennya sebanyak

1000 kg. Maka ukuran zakat yang dikeluarkan bila dengan pengairan (alat

29

Syukri Gozali, et. Al. Pedoman Zakat Sembilan Seri, Jkarta : Proyek Pembinaan Zakat dan

Wakaf, 1984/1985, h. 140 30

Fakhruddin, Fiqh… h. 97-100.

Page 55: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah

35

siram tanaman) ialah 1000 x 1/20 = 50 kg. Bila tadah hujan, sebanyak

1000 x 1/10 = 100 kg.

Penunaian zakat pertanian tidak menunggu haul, akan tetapi secara

langsung setelah penen, dibersihkan, dan dikeringkan. Pada sisitem

pertanian saat ini, biaya tidak sekedar air, akan tetapi ada biaya lain seperti

pupuk dan insektisida. Untuk mempermudah perhitungan zakatnya, biaya

pupuk, insektisida dan sebagainya diambil dari hasil panen, kemudian

sisanya (apabila lebih dari nishab) dikeluarkan zakatnya 10% atau 5%

(tergantung sistem pengairannya).

Adapun zakat tanah yang disewakan, Islam menganjurkan kepada

umatnya yang memiliki lahan atau tanah supaya diolah sedemikian rupa

agar mendapatkan hasil. Tanah harus diolah sendiri maupun diserahkan

kepada orang lain. Ada beberapa cara yang bisa ditempuh:

a. Tanah dipinjamkan kepada orang lain untuk diolah dan ditanami,

tanpa memungut imbalan. Yang demikian ini adalah perbuatan

terpuji yang dianjurkan dalam islam. Apabila sampai nishab

zakatnya dibebankan kepada si peminjam.

b. Tanah diserahkan kepada si penggarap dengan suatu perjanjian bagi

hasil atau dengan ketentuan yang lain. Maka bila sampai nishab

zakatnya dibebankan kepada dua belah pihak atau dikeluarkan

zakatnya dulu sebelum dibagi.

c. Tanah yang disewakan kepada orang lain dalam bentuk uang. Di sini

timbul masalah, siapa yang membayar zakatnya? Pemilik atau

penyewa? Menurut hemat penulis apabila uang sewa mencapai

Page 56: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah

36

nishab maka wajib bagi pemilik membayar zakat begitu juga

penyewa. Apabila hasil telah sampai nishab, wajib pula baginya

mengeluarkan zakat.

Apabila lahan tanah ditanami dengan berbagai macam tanaman

maka cara menghitung zakatnya (walau zakat pertanian) sebaiknya

dihitung hasilnya dengan uang dan apabila telah sampai nishab maka

dikeluarkan zakatnya 2,5%.

Adapun syarat zakat pertanian bisa ditunaikan:

a. Berupa biji-bijian atau buah. Dalilnya adalah hadits, “Tidak ada zakat

atas buji-bijian dan buah-buahan sebelum mencapai 5 wasaq”.

b. Cara penghitungan atas biji dan buah tersebut sebagaimana yang

berlaku di masyarakat adalah dengan ditimbang (di-kiligram-

kan).Biji dan buah tersebut bisa disimpan (bukan diawetkan).

c. Mencapai nishab, yaitu minimal 5 wasaq berat bersihnya, kering, dan

bersih.

d. Pada saat penen-penennya, barang tersebut masih sah menjadi

miliknya.

3). Perniagaan

Harta perniagaan adalah semua yang peruntukan untuk di perjual-

belikan dalam berbagai sejinisnya. Perniagaan tersebut bisa di usahakan

secara perorangan atau perikatan seperti CV, PT, Koperasi, dan

sebagainya. Harta perniagaan wajib dikeluarkan zakatnya apabila

perniagaan sudah berjalan satu tahun sebanyak 2,5% dan nisabnya

Page 57: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah

37

disamakan dengan nilai harga emas 96 gram.31

Kewajiban mengeluarkan

zakat hasil perniagaan merujuk pada al-Quran, yaitu:

ه ٱلرض وال ا أخزجىا لكم م ت ما كسبتم ومم ا أوفقىا مه طيب أيها ٱلذيه ءامىى مىا ي يم

نى ٱلخبيث مىه ىفقىن ولستم ب ا أن ٱ أن غموىا فيه وٱلممى ٧٦٢ي حميد اخذيه لال

“Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan allah)

sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa

yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu

memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya,

padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan

memincingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha

Kaya lagi Maha Terpuji. QS. al-Baqarah (2):267)32

a) Ma‟din dan Rikaz

Ma‟din adalah benda-benda yang terdapat di dalam perut bumi dan

memiliki nilai ekonomis seperti emas, perak, timah tembaga, marmer,

minyak bumi, batu-bara, dan lainnya. Sedangkan Rikaz adalah barang

temuan atau bisa juga di artikan harta yang terpendam dari zaman dahulu

(harta karun). Pada umumnya harta karun berasal dari harta orang-orang

kafir yang di tanam pada masa jahiliyyah. Nisab dan kadar zakat kedua

harta tersebut sama dengan emas dan perak.33

B. Pendapat 4 (empat) Madzhab Terhadap Zakat Pertanian

Hasil bumi pertanian termasuk biji-bijian dan buah-buahan yang

wajib dizakati seperti padi, gandum, buah-buahan dan tanaman lainnya

31

Ibid, h. 45 32

QS. al-Baqarah (2):267) 33

Moh. Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam, Zakat dan Wakaf (Jakarta: UI-Press, 1998, h.47

Page 58: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah

38

misalkan kurma, anggur, kismis, zaitun, kacang-kacangan, kacang

panjang, dan wijen.34

Jumhur ulama‟ dan termasuk dua sahabat Abu Hanifah

mengatakan bahwa zakat tanam-tanaman dan buah-buahan hukumnya

tidak wajib, kecuali makanan pokok dan yang dapat disimpan dan menurut

madzhab Hanbali bisa dikeringkan, bertahan lama, dan bisa ditakar. Sayur

mayur dan buah-buahan tidak wajib dikeluarkan zakatnya.

Selanjutnya Wahbah al-Zuhaili menjelaskan pendapat dari para

imam madzhab, diantaranya:35

1. Madzhab Syafi’i

Menurut para ahli madzhab Syafi‟i, hasil bumi yang dizakati hanya

makanan pokok dan tahan disimpan lama.36

Madzhab Syafi‟i menetapkan

bahwa zakat sepersepuluh hanya dikhususkan untuk makanan yang

mengenyangkan, yakni dari buah-buahan, buah kurma, dan anggur kering.

Sabda Rasulullah saw sebagaimana diriwayatkan oleh Turmudzi dari Attab

ibn Usaid ra:

أمر ين رسول اهلل صلى اهلل عليو وسلم أن خيرص ا لغنب كما خيرص النخل, ما تؤخذ صدقة اخنل مترا.وتؤ خذ زكا تو زبيبا ك

Sedangkan tanaman yang wajib dikeluarkan zakatnya dari biji-bijian

adalah biji gandum, beras, kacang adas, dan semua makanan yang

34

Muhammad, Zakat Profesi : Wacana Pemikiran dalam Fiqh Kontemporer, Jakarta : Salemba

Diniyah, 2002, h. 30. 35

Wahbah al-Zuhaili, al-Fiqh...h. 1885-1886. 36

Muhammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf, Jakarta : Universitas Indonesia

(VI-Press, 1998), h. 46

Page 59: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah

39

mengenyangkan, seperti kacang kedelai, kacang tanah, jagung, julbanah,

karsanah, hulbah, khasykhasy dan simsim.

2. Madzhab Maliki

Dalam hal ini Imam Maliki juga sependapat, mereka beralasan

bahwa kewajiban zakat itu dikaitkan pada illat yaitu keadaan hasil bumi

itu dapat dijadikan sebagai makanan pokok. Oleh karena itu, semua yang

bersifat demikian wajib dizakati.37

Madzhab Maliki berpendapat bahwa

zakat sepersepuluh diwajibkan pada 20 (dua puluh) macam tanaman. 17

(tujuh belas) macam dari biji-bijian, yaitu kacang kedelai, kacang tanah,

kacang pendek, kacang adas, pohon kayu yang pahit, julban (tumbuhan

rumput yang ditanam bijinya dan bunganya berwarna-warni), basilah,

gandum, sult (sejenis gandum tanpa kulit), alas, jagung, tembakau, beras,

zaitun, simsim (tumbuh-tumbuhan penghasil minyak nabati), qirthim dan

lobak merah. Sedangkan biji lobak putih tidak wajib dizakati karena

tanaman ini tidak mengandung minyak. Adapun tanaman yang wajib

dikeluarkan zakatnya dari buah-buahan ada 3 (tiga) jenis, yaitu kurma,

anggur kering, dan zaitun.

3. Madzhab Hanafi

Menurut pendapat Imam Abu Hanifah bahwa zakat itu wajib atas

setiap hasil bumi baik sedikit atau banyak.38

Kecuali kayu bakar,

rerumputan, bambu parsi yang biasa dipergunakan sebagai pana, pelepah

pohon kurma, tangki pohon dan segala tanaman yang tumbuhnya tidak

37

Lamudin Nasution, Fiqh 1, Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan , 1999, h. 161. 38

Syauqi Ismail Syahhatif, Penerapan Zakat dalam Dunia Modern, Jakarta : Pustaka Dian dan

Antar Kota, 1987, h. 269.

Page 60: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah

40

disengaja.39

Dengan alasan-alasan bahwa dalil-dalil, hadits dan ayat, yang

berkenaan dengan zakat bersifat umum, sedangkan pengecualian di atas

didasarkan atas adanya ijma‟ bahwa itu tidak wajib dizakati. Lebih lanjut

ia juga berpendapat bahwa zakat hasil bumi itu tidak terkait dengan nisab.

Jadi setiap hasil pertanian wajib dizakati, baik sedikit ataupun banyak.40

4. Madzhab Hanbali

Madzhab Hanbali berpendapat bahwa zakat sepersepuluh wajib

dikeluarkan zakatnya dari setiap biji-bijian yang mengenyangkan, bisa

ditakar dan bisa disimpan, misalnya hunthah, syair, sult, jagung,

quthniyah, simsim, biji-bijian, tembakau, beras, julbanah, karsanah,

hulbah, khasykhasy, simsim, adas dan sebagainya.

Menurut keterangan di atas, para ulama berbeda pendapat tentang

tanaman yang wajib dizakati, antara lain yaitu :41

1). Al-Hasan Al-Basri, Al-Tsauri dan As-Sya‟bi, berpendapat

hanya empat macam jenis tanaman yang wajib dizakati yaitu :

gandum, padi, kurma, dan anggur. Alasan mereka adalah

karena hanya itu yang disebutkan didalam nash (hadits).

2). Malik berpendapat, bahwa tanaman yang bisa tahan lama,

kering dan diproduksi / diusahakan oleh manusia dikenakan

zakat.

39

Didin Hafidudin, Zakat Dalam Perekonomian Modern, Cet. 1, Jakarta : Gema Insani Press,

2002, h. 43 40

Lamudin Nasution, Fiqh… h. 160 41

Ali Hasan, Masail Fiqhiyah, Ed. Revisi, Cet. 4. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2003, h. 7

Page 61: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah

41

3). Ahmad bin Hanbal berpendapat, bahwa semua hasil tanaman

yang kering, tahan lama, dapat ditimbang (takar) dan

diproduksi (diolah) oleh manusia, dikenakan zakat.

Perbedaan pendapat tersebut di atas, disebabkan oleh sudut

pandang yang berbeda yaitu apakah kewajiban zakat tersebut karena

wujud benda atau karena ciri khas nilai gunanya.42

Ulama yang memandang zakat tersebut diwajibkan berdasarkan

wajib bendanya, berpendapat bahwa yang wajib dizakati hanyalah

tanaman tertentu yang disebut dalam nash Al-Qur‟an dan hadits.

Sedangkan ulama yang memandang zakat tersebut diwajibkan berdasarkan

nilai gunanya berpendapat bahwa bukan tanaman yang disebut dalam nash

itu saja yang wajib dizakati, namun segala tanaman yang menjadi tanaman

pokok.

Sumber zakat hasil pertanian adalah seluruh hasil pertanian atau

perkebunan tersebut setelah dipotong biaya:43

1) Biaya produksi atau pengelolaan lahan pertanian dan perkebunan

tersebut, seperti biaya benih, pupuk, pemberantas hama, dan lain

sebagainya. Berdasarkan hal itu tanggungan pengelolaan dapat

meringankan zakat hasil pertanian.

2) Hasil pertanian dan perkebunan yang dikonsumsi sendiri untuk

keperluan pokok kehidupan sehari-hari keluarga petani atau

42

Imam Ghazali Said dan Ahmad Zainudin, Loc, Cit., h. 567 43

M. Arief Mufrani, Akuntansi dan Manajemen Zakat (Jakarta: Kencana Prenada Media

Group,2008), h. 88-89.

Page 62: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah

42

pekebun tersebut. Besarannya dapat ditentukan sendiri oleh calon

muzaki mengikuti ketentuan kelayakan umum.

3) Biaya sewa tanah. Para fuqaha berpendapat bahwa pembayaran

sewa dan pajak tanah dapat mengurangi jumlah total dari hasil

pertanian dan perkebunan, hal ini menunjukkan bahwa setelah kita

membayar pajak tanah tidak perlu lagi membayar zakat.

4) Biaya kehidupan sehari-hari. Biasanya seorang petani atau pekebun

membiayai keluarganya dari hasil pertanian dan perkebunan

tersebut. Karena itu kebutuhan ini harus menjadi salah satu faktor

pengurang kewajiban zakat aset pertanian dan perkebunan.

5) Biaya selain utang, sewa, dan pajak. Pendapat yang paling kuat

mengatakan dibolehkannya potongan dari biaya-biaya lain yang

dialokasika untuk pengelolaan pertanian dan perkebunan, seperti

harga benih, pupuk, insektisida, dan sejenisnya. Alasan dari

pendapat ini adalah bahwa biaya produksi dapat mempengaruhi

volume zakat yang disebut dengan pertumbuhan riil adalah

peningkatan hasil setelah dipotong oleh tanggungan-

tanggungannya. Dari pemahaman tersebut disimpulkan bahwa

volume zakat pertanian diambil setelah biaya pengelolaan

dikeluarkan dari hasil pertanian tersebut atau dengan kata lain

zakat diambil dari hasil bersih lahan pertanian dan perkebunan.

Page 63: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah

42

BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam The New Horizon Ladder Dictionary, penelitian didefinisikan

“sebagai suatu studi yang dilakukan secara hati-hati untuk memperoleh informasi

yang benar”. Studi yang dimaksud secara praktis dilakukan dengan cara berupaya

untuk menemukan suatu informasi, mengembangkan, dan menguji kebenaran,

upaya tersebut dilakukan dengan selalu menggunakan metode ilmiah.44

Dalam

penulisan skripsi ini guna memperoleh data dan informasi yang objektif

dibutuhkan data-data dan informasi yang aktual dan relevan.

Untuk memperoleh data tersebut, metode yang digunakan penulis sebagai

sarana dan pedoman dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

A. Jenis Penelitian

Dilihat dari jenisnya, penelitian ini masuk dalam penelitian field research

(penelitian lapangan/empiris), hal ini dikarenakan penelitian ini menitikberatkan

pada hasil pengumpulan data dari beberapa informan yang telah ditentukan.45

Hal

ini senada dengan pendapat Soetandyo Wingjosoebroto bahwa jenis penelitian ini

dikategorikan sebagai penelitian non doktrinal atau biasa disebut dengan socio

legal research, yaitu penelitian berupa studi empiris untuk menemukan teori-teori

mengenai proses terjadinya dan mengenai proses bekerjanya hukum dalam

44

Saifullah, Buku Pedoman; Metodologi Penelitian (Malang: Fakultas Syariah Universitas Islam

Negeri Maulana Malik Ibrahim, 2006), 2. 45

Lexy J. Meleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: RosdaKarya, 2010), 135.

Page 64: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah

43

masyarakat.46

Bisa juga dengan menganalisa situasi dan kondisi yang terjadi di

sekitar tempat penelitian (obsevasi), dan sebagainya.

B. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan peneliti terkait dengan data yang diperoleh

adalah pendekatan kualitatif. Hal ini dikarenakan penelitian ini adalah penelitian

yang memfokuskan pada kegiatan-kegiatan mengidentifikasi, mendokumentasi,

dan mengetahui dengan interpretasi secara mendalam atas gejala-gejala nilai,

makna, keyakinan, dan karakteristik umum seseorang atau kelompok masyarakat

tentang peristiwa-peristiwa kehidupan.47

Pada penelitian kualitatif ini, analisis

terhadap dinamika hubungan fenomena yang diamati dengan menggunakan logika

ilmiah.48

Dengan penerapan pendekatan kualitatif ini, maka nantinya akan

dihasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan

perilaku yang diamati yang tidak dituangkan ke dalam variabel atau hipotesis.

Tujuan dari penelitian dengan pendekatan kualitatif pada penelitian ini

adalah untuk menggali lebih mendalam tentang informasi suatu fenomena utama

yang dieksplorasi dalam penelitian, partisipan penelitian, dan lokasi penelitian,

yang dalam penelitian ini berkaitan dengan praktek zakat pertanian tanah

perhutani dalam perspektif hukum Islam.

46

Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum (Jakarta: PT. Rajawali Pers, 2001), 42. 47

John W. Creswell, Research Design Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches,

diterjemahkan oleh Achmad Fawaid, Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan

Mixed (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), 167. 48

Saifuddin Azmar, Metode Penelitian (Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 2001), 5.

Page 65: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah

44

C. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dibatasi pada lingkup masyarakat di Desa Dagangan

Kabupaten Tuban. Alasan pemilihan lokasi serta informan dalam penelitian ini

adalah dikarenakan data-data terkait dengan permasalahan yang diajukan telah

banyak digali dari masyarakat Desa Dagangan Kabupaten Tuban, dan tidak

adanya kendala untuk melakukan komunikasi dengan para informan, serta

dikarenakan adanya keunikan, sebab fenomena terkait penelitian ini bukan tanah

pribadi akan tetapi milik negara, dan hanya ada di daerah khusus seperti yang ada

di Desa Dagangan kabupaten Tuban.

Penelitian ini difokuskan pada masyarakat disana masih awam akan

hukum untuk melaksanakan zakat pertanian dari hasil tanah perhutani yang

mereka kelola.

D. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian sering didefinisikan sebagai sumber dari

mana data dapat diperoleh. Mengenai sumber data penelitian ini dibagi menjadi

dua jenis, yaitu:

1. Data primer49

Dalam penelitian ini, data primer diperoleh dengan menggunakan

metode wawancara atau interview yang dilakukan dengan sebagian

masyarakat Desa Dagangan Kabupaten Tuban.

49

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber pertama. Data primer dapat

berupa opini subjek (orang) secara individual dan kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda

(fisik), kejadian atau kegiatan dan hasil penguji.

Page 66: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah

45

2. Data sekunder50

Data sekunder ini membantu penulis untuk mendapatkan bukti

maupun bahan yang akan diteliti, sehingga penulis dapat memecahkan atau

menyelesaikan suatu penelitian dengan baik karena didukung dari berbagai

literatur pendukung, baik yang sudah dipublikasikan maupun yang belum

dipublikasikan. Dalam penelitian empiris ini, yang menjadi data sekunder

adalah literatur-literatur serta dokumen-dokumen yang berkaitan dengan jual

beli menurut hukum Islam, seperti:

a. al-Fiqh al-Islâm wa Adillatuhu, oleh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili,

Damaskus: Dar al-Fikr, 2007.

b. Fiqhuz Zakat oleh Dr. Yusuf Qordowi yang telah diterjemahkan oleh

Salman Harun, Didin Hafidhuddin, Hasanuddin, Hukum Zakat.

Bandung: Pustaka Letera Antar Nusa dan Mizan. 2001..

c. Panduan Praktis Pengelolaan Zakatoleh Hasan al-Fandy. Jakarta:

Dompet Dhuafa Republik. 2002.

d. Panduan Zakat.oleh Quraish Shihab. Jakarta: Penerbit Republika.

2001.

e. Fiqh Dan Manajemen Zakat di Indonesia, oleh Fakhruddin. Malang:

UIN-Malang Press. 2008.

f. Dan beberapa literatur pendukung lainnya.

50

Data sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri oleh peneliti. Data sekunder ini

meliputi dokumen-dokumen resmi, buku-buku, hasil-hasil penelitian yang berwujud laporan, buku

harian, dan lainnya.

Page 67: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah

46

E. Metode Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data-data yang faktual, maka peneliti menggunakan

metode:

1. Metode Interview atau Wawancara51

Wawancara dalam pengumpulan data fakta sosial sebagai bahan kajian

ilmu hukum empiris, dilakukan dengan tanya jawab secara langsung dimana

semua pertanyaan disusun secara sistematik, jelas dan terarah sesuai dengan isu

hukum yang diangkat dalam penelitian. Wawancara langsung ini dimaksudkan

untuk memperoleh informasi yang benar dan akurat dari sumber yang ditetapkan

sebelumnya.52

Metode ini digunakan untuk mengumpulkan informasi langsung

dari informan penelitian, yaitu pelaksanaan zakat pertanian tanah perhutani dalam

perspektif hukum Islam di desa Dagangan kabupaten Tuban tersebut secara

langsung

2. Metode Dokumentasi

Data yang diperoleh akan dikategorisasikan dan diklasifikasikan secara

sistematis, baik dari sumber dokumen maupun buku-buku, majalah, dan lain-lain

yang berkaitan dengan fokus penelitian yang diteliti, yaitu tentang pelaksanaan

zakat pertanian dalam perspektif hukum Islam dengan fokus pada pelaksanaan

zakat pertanian tanah perhutani dalam perspektif hukum Islam di Desa Dagangan

Kabupaten Tuban.

51

Wawancara atau interview merupakan cara yang digunakan untuk memperoleh keterangan

secara lisan guna mencapai tujuan tertentu. 52

Bahder Johan Nasution, Metode Penelitian Ilmu Hukum (Bandung: Mandar Maju, 2008), 167.

Page 68: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah

47

F. Metode Pengolahan dan Analisa Data

Selama dan sesudah mengumpulkan data, langkah selanjutnya adalah

teknik pengolahan data dan menginterpretasikan data kualitatif. Dalam

pengolahan data, tergantung pada sifat yang dikumpulkan oleh peneliti terhadap

pengumpulan data yang bertujuan untuk kevalidan data yang diperoleh dari

informan53

, dalam hal ini yaitu oleh masyarakat sekitar dalam pelaksanaan zakat

pertanian tanah perhutani di desa Dagangan kabupaten Tuban. Proses tersebut

yaitu sebagai berikut:

1. Editing/edit

Proses editing ini menjadi penting karena kenyataannya bahwa data

yang terhimpun kadangkala belum memenuhi harapan peneliti, ada di

antaranya yang kurang, bahkan terlewatkan.54

Oleh karena itu, untuk

kelengkapan penelitian ini, maka proses editing ini sangat diperlukan

dalam mengurangi data yang tidak sesuai dengan tema penelitian ini, yaitu

pelaksanaan zakat pertanian tanah perhutani dalam perspektif hukum

Islam.

2. Classifying/klasifikasi55

Hal ini dilakukan agar penelitian lebih sistematis, maka data hasil

wawancara diklasifikasikan berdasarkan kategori tertentu, yaitu

berdasarkan pertanyaan dalam rumusan masalah, sehingga data yang

diperoleh benar-benar memuat informasi yang dibutuhkan dalam

53

Amiruddin dan Zaenal Asikin, Pengantar Metodologi Penelitian Hukum (Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2008), 168. 54

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rieneka Cipta,

2002), 182. 55

Classifying yaitu mengklasifikasikan data-data yang telah diperoleh agar lebih mudah dalam

melakukan pembacaan data sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan.

Page 69: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah

48

penelitian ini, yaitu terkait dengan pelaksanaan zakat pertanian dari hasil

tanah perhutani dalam perspektif hukum Islam di Desa Dagangan

kabupaten Tuban.

3. Verifying/verifikasi

Proses ini diperlukan sebagai kegiatan pengecekan kembali

kebenaran data yang diperoleh agar hasil dari penelitian ini dapat

dipertanggungjawabkan di depan penguji atau lingkungan akademik pada

umumnya. Proses verifikasi ini bisa dilakukan dengan memeriksa

kecukupan referensi.

4. Analyzing/analisis

Dalam hal ini, data mentah yang diperoleh dari informan

dianalisis untuk dipaparkan kembali dengan kata-kata yang mudah untuk

dicerna serta dipahami. Adapun metode yang dipakai dalam proses analisis

ini adalah metode deskriptif, yaitu dengan membuat gambaran atau lukisan

secara sistematis, faktual, akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta

hubungan fenomena yang diteliti, yakni pelaksanaan zakat pertanian dalam

perspektif hukum Islam di Desa Dagangan kabupaten Tuban.

Dengan demikian, maka dalam penelitian ini data yang diperoleh

di lapangan, baik yang diperoleh melalui wawancara, dan dokumentasi

(literatur-literatur tentang jual beli dalam Islam) digambarkan atau

disajikan dalam bentuk kata-kata atau kalimat, bukan dalam bentuk angka-

angka sebagaimana dalam penelitian statistik, serta dipisah-pisahkan dan

dikategorikan sesuai dengan rumusan masalah.

Page 70: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah

49

5. Concluding/pengambilan kesimpulan

Pada tahap yang kelima ini, peneliti menarik beberapa poin untuk

menemukan jawaban atas pertanyaan yang ada dalam rumusan masalah,

berupa kesimpulan-kesimpulan tentang penelitian yang telah dilakukan.

Setiap data yang masuk, baik berbentuk data primer maupun data

sekunder, dianalisis dan disusun dalam bentuk laporan secara sistematis.

Dari laporan yang sudah sistematis tersebut akan ditarik kesimpulan

sementara. Kesimpulan sementara tersebut senantiasa direvisi selama

penelitian berlangsung untuk mendapatkan kesimpulan akhir yang dapat

dipertanggungjawabkan.

Page 71: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah

50

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Tinjauan Umum Profil Desa Dagangan Kabupaten Tuban Kondisi Desa

1. Sejarah Desa

Setiap desa pasti memiliki sejarahnya masing-masing demikian

halnya dengan Desa Dagangan.Sejarah asal muasal desa seringkali

tertuang dalam dongeng-dongeng yang diwariskan secara turun-temurun

dan disampaikan dari mulut kemulut.Sehingga sulit dibuktitakn

kebenarannya secara fakta, dan tidak jarang dongeng tersebut dihubungkan

dengan mitos tempat-tempat tertentu yang dianggap keramat, dalam hal ini

Desa Dagangan juga memiliki hal–hal yang berkaita dengan identiats desa

dagangan. Dalam hal asal mula desa dagangan kami belum mampu

menguraikan secara detail dan pada kesempatan lain kami akan usahakan

semaksimal mungkin untuk menguraikan hal tersebut.

Berdasarkan dongeng-dongeng dari mulut ke mulutpadazaman

belandaDesaDagangan sudah berbentuk Kelurahan/Petinggen yang

dipimpin oleh seorang lurah atau Petingi yang membawahi 6 (Enam)

Dukuhan yaiti :

1. Dukuh Dagangan

2. Dukuh Tanjung

3. Dukuh Sumberan

4. Dukuh Petak

5. Dukuh Brangkali

6. Dukuh Sekar Petak

Page 72: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah

51

Tiap dukuhan dipimpin seorang kepala Dukuhan yang membawahi

RT/RW yang di Bantu ole bayan, petengan serta lembaga lain dan juga

jogoboyo sebagai penanggung jawab keamanan, mereka semua

menjalankan fungsinya masing-masing dengan baik, sebagai imbalan

pelayan masyarakat, mereka di sediakan lahan sawah (tanah

bengkok/ganjaran). Namun pada zaman orde baru banyak menngalami

perubahan, Desa Daganagan Semula berbentuk kelurahan atau Petinggen

Menjadi Desa dan Pedukuhan menjadi Dusun.

SejakterbentukDesaDagangan telah mengalami pergantian

kepemimpinan (Kepala Desa) sebagai berikut :

1. Lurah / Petinggi : KICO (1807-1839)

2. Lurah / Petinggi : LEMPAK (1839-1864)

3. Lurah / Petinggi : KARSO WIJOYO (1864-1883)

4. Lurah / Petinggi : SAKIDEN (1883-1910)

5. Lurah / Petinggi : SODO (1910-1927)

6. Lurah / Petinggi : SAKIJAN (1927-1936)

7. Lurah / Petinggi : WAJI (1936-1949)

8. KADES : H. RUSLAN (1949-1979)

9. KADES : TAMAJI (1979-1991)

10. KADES : MOCH. LAMSI (1991-1997)

11. PJ KADES : SUDARMAN (1997-1999)

12. KADES : JA‟FAR (1999- 2012)

13. KADES : SRI INDANG MUDAWAMAH (2012- sekarang)

Page 73: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah

52

Wilayah DesaParenganterdiri dari 3 Dusun yaitu: Parengan krajan,

Nganten dan Losari, yang masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala

Dusun. Posisi kepala dusun menjadi sangat strategis seiring banyaknya

limpahan tugas desa kepada aparat ini.Dalam rangka memaksimalkan

fungsi pelayanan terhadap masyarakat di Desa Dagangan, Dari keenam

dusun tersebut terbagi menjadi Rukun Warga (RW) dan Rukun Tetangga

(RT)

a. Demografi

Berdasarkan data Administrasi Pemerintahan Desa tahun 2010,

jumlah penduduk Desa Dagangan adalah terdiri dari 1324 KK, dengan

jumlah total 4761jiwa, dengan rincian 2468 laki-laki dan 2293 perempuan

sebagaimana tertera dalam Tabel 1.

Tabel 1

Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia

No Usia Laki-laki Perempuan Jumlah

1 0 – 5 tahun 153 orang 164 orang 317 orang

2 6 – 10 tahun 257 orang 212orang 469 orang

3 11 – 15 tahun 82 orang 67 orang 149 orang

4 16 – 20 tahun 100 orang 95 orang 195 orang

5 21 – 25 tahun 98 orang 105 orang 203 orang

Page 74: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah

53

6 26 -30 tahun 165 orang 180 orang 345 orang

7 31 – 35 tahun 268 orang 250 orang 518 orang

8 36 – 40 tahun 215 orang 235 orang 450 orang

9 41 – 45 tahun 153 orang 182 orang 335 orang

10 46 – 50 tahun 175 orang 128 orang 303 orang

11 51 – 55 tahun 150 orang 133 orang 283 orang

12 56 – 60 tahun 160 orang 138 orang 298 orang

13 >60 tahun 482 orang 414 orang 896 orang

Jumlah Total 2468 jiwa 2293 jiwa 4761 jiwa

Dari data di atas nampak bahwa penduduk usia produktif pada usia

20-49 tahun Desa Dagangan sekitar 803 atau hamper. Hal ini merupakan

modal berharga bagi pengadaan tenaga produktif dan SDM.

Secara Topografi ketinggian desa ini adalah berupa dataran sedang

yaitu sekitar 500m di atas permukaan air laut(dpl), terletak di Kecamatan

ParenganKabupaten Tuban memiliki luas administrasi 1.033.971 Ha,

Secara administratif, Desa Daganagan terletak di wilayah

Kecamatan Parengan Kabupaten Tuban dengan posisi dibatasi oleh

wilayah desa-desa tetangga. Di sebelah utara berbatasan dengan

DesaSumurgung (Montong), di sebelah barat berbatasan dengan Desa

Page 75: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah

54

Wadung (Soko)di sebelahselatan berbatasan dengan Desa Wukirharjo

(Parengan) di sebelah timur berbatasan dengan Tanggulangin (Montong).

Jarak tempuh Desa Dagangan. ke ibu kota kecamatan adalah 15

km, yang dapat ditempuh dengan waktu sekitar 30menit.Sedangkan jarak

tempuh ke ibu kota kabupaten adalah 30 km, yang dapat ditempuh dengan

waktu sekitar 1 jam.Pola pembangunan lahan di Desa Dagangan lebih

didominasi oleh kegiatan pertanian pangan yaitu palawija ( padi, kedelai,

jagung ) dengan penggunaan pengairan tadah hujan.

Aktifitas mobilisasi di Desa Dagangan cukup tinggi, khususnya

mobilisasi angkutan hasil-hasil pertanian maupun sumber-sumber kegiatan

ekonomi lainnya. Selain itu juga didukung fasilitas pendidikan serta

fasilitas Kesehatan berupa Puskesmas yang sangat membantu masyarakat

dalam mendapatkan pelayanan kesehatan.

Namun demikian masih banyak permasalahan yang akhirnya

menimbulkan masalah-masalah sosial seperti kemiskinan, pengangguran

dan kenakalan remaja. Hal tersebut terjadi karena keberadaan potensi

yang ada di Desa kurang ditunjang oleh infrastruktur yang memadai dan

sumber daya manusia yang memenuhi, misalnya keberadaan lahan

pertanian yang luas di Desa Dagangan tidak bisa mengangkat derajat hidup

petani karena produktifitas pertaniannya tidak maksimal bahkan relatif

rendah. Hal tersebut disebabkan karena sarana irigasi yang kurang

memadai serta sumberdaya para petani baik yang berupa modal maupun

Page 76: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah

55

pengetahuan tentang sistem pertanian modern yang relatif masih kurang.

Akibatnya banyak masyarakat petani yang taraf hidupnnya masih dibawah

garis kemiskinan

2. Keadaan Ekonomi

Tingkat pendapatan rata-rata penduduk Desa Dagangan Rp.

30.000,- Secara umum mata pencaharian warga masyarakat Desa

Dagangan dapat teridentifikasi ke dalam beberapa sektor yaitu pertanian,

jasa/perdagangan, industri dan lain-lain. Berikut ini adalah tabel jumlah

penduduk berdasarkan mata pencaharian.

Tabel 2

Mata Pencaharian dan Jumlahnya

No Mata Pencaharian Jumlah

1

2

3

4

Pertanian

Jasa/ Perdagangan

1. Jasa Pemerintahan

2. Jasa Perdagangan

3. Jasa Angkutan

4. Jasa Ketrampilan

5. Jasa lainnya

Sektor Industri

Sektor lain

2695

77

56

-

23

-

20

-

Jumlah 2871

Page 77: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah

56

Dengan melihat data di atas maka angka pengangguran di Desa

Dagangan masih cukup rendah. Berdasarkan data lain dinyatakan bahwa

jumlah penduduk usia 20-55 yang belum bekerja berjumlah 147orang dari

jumlah angkatan kerja sekitar 3018 orang. Angka-angka inilah yang

merupakan kisaran angka pengangguran di Desa Dagangan

B. Pelaksanaan Zakat Pertanian Tanah Perhutani di Desa Dagangan

Kabupaten Tuban.

Mengenal cara pemanfaatan harta atau rizki yang diberikan Allah

SWT, ajaran islam memberikan pedoman dan wadah yang jelas,

diantaranya adalah melalui zakat, yaitu sebagai sarana distribusi

pendapatan dan pemerataan rizki.56

Zakat merupakan salah satu rukun

Islam, dan menjadi salah satu unsur pokok bagi tegaknya syariat islam.

Oleh sebab itu hukum zakat adalah wajib (fardhu) atas setiap muslim yang

telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Zakat termasuk dalam kategori

ibadah (seperti shalat, haji, dan puasa) yang telah diatur secara rinci dan

paten berdasarkan al-Qur‟an dan as-Sunnah, sekaligus merupakan amal

sosial kemasyarakatan dan kemanusiaan yang dapat berkembang sesuai

dengan perkembangan umat Islam.

Dari hasil interview yang dilakukan penulis di Desa Dagangan

Kabupaten Tuban, ternyata masih belum ada pelaksanaan zakat

pertanian.Hal ini dikarenakan masih minim atau kurangnya informasi

masyarakat petani berkenaan dengan kewajiban mengeluarkan zakat

56

Moh Idris Ramulyo, Hukum Perkawinan, Hukum Kewarisan, Hukum Acara Peradilan Agama

dan Zakat menurut Hukum Islam, Cet.1., Jakarta:Sinar Grafika Offset, 1995. h. 130

Page 78: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah

57

pertanian atau hasil bumi sesuai ketentuan yang sudah ada.Sebagaimana

hasil wawancara dengan kepala Desa Dagangan:

“Masih belum ada terkait dengan pelaksanaan zakat pertanian,

akan tetapi zakat fitrah sudah berjalan sebagaimana mestinya. Dan

lagi pula masyarakat disini juga masih awam akan pengetahuannya

untuk mengeluarkan zakat pertanian.”57

Hal ini juga dipaparkan oleh Nurfakih selaku sekretaris Desa

Dagangan, berikut penjelasan beliau:

“Iya masih belum dilaksanakan zakat pertanian disini, karena

masih awamnya masyarakat tentang zakat pertanian itu sendiri.

Akan tetapi wadah yang menampung zakat sudah ada Misbahul

Sudur yang dipimpin oleh suaminya bu kepala desa sendiri”58

Senada dengan yang dikatakan oleh Nurfakih, Abdul Salam

mengatakan:

“Tentang zakat pertanian masih belum ada disini, kalau zakat fitrah

sudah terlaksana sebagaimana mestinya. Dan sudah ada wadah

pula yang menampung zakat fitrah ini yang dikepalai oleh

suaminya bu kepala desa”59

Dari hasil paparan data diatas jelas bahwa zakat pertanian di Desa

Dagangan masih belum ada pelaksanaannya. Hal ini disebabkan kurang

adanya pemahaman masyarakat petani Desa Dagangan tentang kewajiban

membayar zakat pertanian.Hasil pertanian adalah hasil tumbuh-tumbuhan

atau tanaman yang bernilai ekonomis seprti biji-bijian, umbi-umbian,

sayur-mayur, buah-buahan, tanaman hias, rumput-rumputan, dedauanan,

dan lain-lain.Namun menurut Imam Syafi‟i, hasil pertanian tersebut wajib

dikeluarkan zakatnya hanyalah makanan pokok saja. Hasil pertanian

57

Hasil wawancara dengan Sri Indang Muwadamah selaku kepala desa, hari senin, tanggal 18 mei

2015 58

Hasil wawancara dengan Nurfakih selaku sekretaris Desa Dagangan hari senin,tanggal 18 mei

2015 59

Hasil wawancara dengan Abdul Salam selaku petani Desa Dagangan hari rabu, tanggal 20 mei

2015

Page 79: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah

58

tersebut wajib dikeluarkan zakatnya setiap kali panen sebanyak lima

persen (5%) untuk tanaman yang berdiri sendiri atau dengan biaya dan

sepuluh persen (10%) untuk tanaman yang diairi langsung dari hujan.

Zakat pertanian ini dihukumi wajib, dan zakat ini ditermasuk

bagian dari zakat mal. Mengeluarkan zakat hukumnya wajib bagi tiap-tiap

muslim yang mempunyai harta benda yang sudah mencapai nishobnya

menurut ketentuan yang telah ditetapkan oleh hukum islam. Hal ini

dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur dengan apa yang sudah diberikan

Allah SWT. Pada hasil pertanian ini tidak semua tanaman harus dizakati

hanya yang termasuk dalam kategori makanan yang mengenyangkan, yg

digunakan sebagai makanan pokok dan tidak pula busuk jika disimpan

seperti padi,kurma,jagung,gandum,dan sebagainya. Hal ini berdasarkan al-

Qur‟an, hadits, ijma‟ para ulama‟ dan secara rasional (ma‟qul).60

a. Q.S. al-An‟am ayat 141 dan Q.S. al-Baqarah ayat 267

ر معروشت والنخل والزرع متلفا أكلو، والرما ن وىوالذى أنشأ جنت معروشت وغي رمتشبو إنو، جكلوا من ثره، إذآ أثر وءات وا حقو، ي وم حصا ده، وال تسرف وا جمتشبها وغي

)االنعام: (اليب المسرفي “Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang

tidak berjunjung dan yang tidak berjunjung dan yang tidak berjunjung,

pohon kurma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun

dan delima serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama

(rasanya).makanlah dari buahnya (yang macam-macam itu) bila dia

berbuah, dan tunaikanlah haknya dihari memetik hasilnya (dengan

dikeluarkan zakatnya) dan janganlah kamu berlebih-lebihan.

Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.”(Q.S.

al-An‟am: 141)

60

Fakhruddin, Fiqh… h. 91-93.

Page 80: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah

59

Dalam ayat tersebut diatas ada kalimat “dan tunaikanlah haknya” oleh

para mufassir ditafsirkan dengan zakat

والت يمموا صلىيأي ها الذين ءامن وآ أنفقوا من طيبت ما كسبتم ومآ اخرجنا لكم منا ألرض يد واعلموا أن ج اخلبيث منو ت نفقون ولستم بأ خذيو إآل أن ت غمضوا فيو )البقرة: اللو غن ح

“Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian

dari usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kami keluarkan

dari bumi untuk kamu.Dan jangnlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu

kamu menafkahkan dari padanya, padahal kamu sendiri tidak mau

mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya.Dan

ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji”.(Q.S. al-

Baqarah:267)

Perintah dalam ayat di atas menunjukkan bahwa

mengeluarkan zakat dari hasil bumi adalah wajib.Hal ini dapat difahami

dari kalimat “nafkahkanlah” dan kalimat “dan sebagian dari apa yang

Kami keluarkan dari bumi untuk kamu”. Ditegaskan pula dalam ayat

tersebut bahwa yang akan dikeluarkan untuk zakat itu adalah yang terbaik,

bukan yang jelek apalagi yang palin jelek. Sabda Rasulullah saw sebagai

berikut. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Muslim dan Abu Daud dari

Jabir bahwa Beliau mendengar Nabi saw bersabda:

فيما سقت السماء والعيون وكان عثريا العشر، وفيما سقي با لنضح نصف العشرز “Pada yang disiram hujan dan mata air dan tumbuh-tumbuhan itu hanya

minum air hujan, dikenakan al-„usyr (sepersepuluh), dan pada yang

disirami dengan mengankatairnishfu al-„usyr (setengah dari

sepersepuluh/seperlima)”. فيما سقت األهنار والغيم العشور, وفيما سقي با لسا قية نصف ا لعشر)رواه أحد ومسلم

والنسائ وأبو دود( “Pada apa-apa yang disiram dengan air sungai dan hujan sepersepuluh,

dan apa-apa yang disiram dengan pengairan (irigasi), maka zakatnya

seperlima”. (H.R. Ahmad, Muslim, Nasa‟i dan Abu Daud).

b. Ijma‟ Ulama‟. Para ulama‟ telah sepakat atas kefardhuan zakat tanaman

dan buah-buahan sepersepuluh (10%) atau seperlima (5%).

Page 81: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah

60

c. Secara rasional (ma‟qul). Sebagaimana dalam hikmah zakat di atas, bahwa

zakat dikeluarkan untuk mensyukuri nikmat Allah swt yang berupa harta

benda untuk menolong orang yang lemah sehingga pada akhirnya bisa

melaksanakan kewajiban-kewajiban agamanya dengan sebaik-baiknya.

Setelah melakukan interview pada petani yang ada di Desa

Dagangan ini, ternyata mereka masih belum melaksanakan kewajibannya

yang satu ini yakni untuk mengeluarkan zakat pertanian dari hasil bumi.

Hal ini dikarenakan tanah yang mereka garap bukan lah tanah milik

pribadi melainkan milik perhutani atau negara. Dan masih awamnya

pengetahuan mereka akan zakat pertanian ini. Hal ini dikarenakan

kurangnya sosialisasi dari tokoh agama atau pihak peninggi yang ada

didaerah tersebut.

C. Perspektif Hukum Islam Terhadap Zakat Pertanian Tanah Perhutani di

Desa Dagangan Kabupaten Tuban.

Zakat merupakan kewajiban bagi seorang muslim yang mempunyai

harta dan memenuhi nisab. Diantara hikmah membayar zakat adalah

membersihkan jiwa manusia dari kikir, keburukan dan kerakusan terhadap

harta, juga membantu kaum muslimin yang berada dalam keadaan

kekurangan.

Syariat Islam telah mewajibkan zakat pada harta kita dan

diantaranya adalah hasil pertanian yang dikeluarkan ketika panen atau

setelah panen. Menurut para ulama hasil pertanian yang wajib dizakati

bukan hanya tanaman pokok, tetapi juga hasil sayur-sayuran seperti cabe,

Page 82: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah

61

kentang, kubis, tanaman bunga, buah-buahan, dan lain-lain. Cara

menghitung jumlah yang akan dikeluarkan zakat dari tanaman tersebut

adalah disamakan dengan nishob zakat pertanian makanan pokok dan

harga makanan pokok yang dipakai masyarakat setempat.61

Pensyariatan zakat di dalam Islam menunjukkan bahwa Islam

sangat mempethatikan masalah-masalah kemasyarakatan terutama nasib

mereka yang lemah. Sehingga mendekatkan hubungan kasih sayang antara

sesama manusia dalam mewujudkan kata-kata bahwa Islam itu bersaudara

saling membantu dan tolong-menolong.62

Oleh karena itu, Allah SWT

sangat menyukai orang-orang yang secara sungguh-sungguh menunaikan

zakat dan sebaliknya memberi ancaman bagi orang-orang yang sengaja

meninggalkannya.

Jumhur ulama‟ dan termasuk dua sahabat Abu Hanifah

mengatakan bahwa zakat tanam-tanaman dan buah-buahan hukumnya

tidak wajib, kecuali makanan pokok dan yang dapat disimpan dan menurut

madzhab Hanbali bisa dikeringkan, bertahan lama, dan bisa ditakar. Sayur

mayur dan buah-buahan tidak wajib dikeluarkan zakatnya.

Selanjutnya Wahbah al-Zuhaili menjelaskan pendapat dari para

imam madzhab, diantaranya:63

1. Madzhab Syafi’i

61

http://zakat.or.id/cara-menentukan-zakat-hasil-pertanian-buah-buahan-bunga-dan-sayur-sayuran/,

diakses pada tanggal 10 0ktober 2015. 62

K.N. Sofyan, Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf, cet ke-1 (Surabaya: Al-Ikhlas, 1995), h.11. 63

Wahbah al-Zuhaili, al-Fiqh...h. 1885-1886.

Page 83: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah

62

Menurut para ahli madzhab Syafi‟i, hasil bumi yang dizakati hanya

makanan pokok dan tahan disimpan lama.64

Madzhab Syafi‟i menetapkan

bahwa zakat sepersepuluh hanya dikhususkan untuk makanan yang

mengenyangkan, yakni dari buah-buahan, buah kurma, dan anggur kering.

Sabda Rasulullah saw sebagaimana diriwayatkan oleh Turmudzi dari Attab

ibn Usaid ra:

اهلل صلى اهلل عليو وسلم أن خيرص ا لغنب كما خيرص النخل, أمر ين رسول وتؤ خذ زكا تو زبيبا كما تؤخذ صدقة اخنل مترا.

Sedangkan tanaman yang wajib dikeluarkan zakatnya dari biji-bijian

adalah biji gandum, beras, kacang adas, dan semua makanan yang

mengenyangkan, seperti kacang kedelai, kacang tanah, jagung, julbanah,

karsanah, hulbah, khasykhasy dan simsim.

2. Madzhab Maliki

Dalam hal ini Imam Maliki juga sependapat, mereka beralasan

bahwa kewajiban zakat itu dikaitkan pada illat yaitu keadaan hasil bumi

itu dapat dijadikan sebagai makanan pokok.Oleh karena itu, semua yang

bersifat demikian wajib dizakati.65

Madzhab Maliki berpendapat bahwa

zakat sepersepuluh diwajibkan pada 20 (dua puluh) macam tanaman.17

(tujuh belas) macam dari biji-bijian, yaitu kacang kedelai, kacang tanah,

kacang pendek, kacang adas, pohon kayu yang pahit, julban (tumbuhan

rumput yang ditanam bijinya dan bunganya berwarna-warni), basilah,

gandum, sult (sejenis gandum tanpa kulit), alas, jagung, tembakau, beras,

64

Muhammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf, Jakarta : Universitas Indonesia

(VI-Press, 1998), h. 46 65

Lamudin Nasution, Fiqh 1, Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan , 1999, h. 161.

Page 84: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah

63

zaitun, simsim (tumbuh-tumbuhan penghasil minyak nabati), qirthim dan

lobak merah.Sedangkan biji lobak putih tidak wajib dizakati karena

tanaman ini tidak mengandung minyak.Adapun tanaman yang wajib

dikeluarkan zakatnya dari buah-buahan ada 3 (tiga) jenis, yaitu kurma,

anggur kering, dan zaitun.

3. Madzhab Hanafi

Menurut pendapat Imam Abu Hanifah bahwa zakat itu wajib atas

setiap hasil bumi baik sedikit atau banyak.66

Kecuali kayu bakar,

rerumputan, bambu parsi yang biasa dipergunakan sebagai pana, pelepah

pohon kurma, tangki pohon dan segala tanaman yang tumbuhnya tidak

disengaja.67

Dengan alasan-alasan bahwa dalil-dalil, hadits dan ayat, yang

berkenaan dengan zakat bersifat umum, sedangkan pengecualian di atas

didasarkan atas adanya ijma‟ bahwa itu tidak wajib dizakati. Lebih lanjut

ia juga berpendapat bahwa zakat hasil bumi itu tidak terkait dengan nisab.

Jadi setiap hasil pertanian wajib dizakati, baik sedikit ataupun banyak.68

4. Madzhab Hanbali

Madzhab Hanbali berpendapat bahwa zakat sepersepuluh wajib

dikeluarkan zakatnya dari setiap biji-bijian yang mengenyangkan, bisa

ditakar dan bisa disimpan, misalnya hunthah, syair, sult, jagung,

quthniyah, simsim, biji-bijian, tembakau, beras, julbanah, karsanah,

hulbah, khasykhasy, simsim, adas dan sebagainya.

66

Syauqi Ismail Syahhatif, Penerapan Zakat dalam Dunia Modern, Jakarta : Pustaka Dian dan

Antar Kota, 1987, h. 269. 67

Didin Hafidudin, Zakat Dalam Perekonomian Modern, Cet. 1, Jakarta : Gema Insani Press, 2002,

h. 43 68

Lamudin Nasution, Fiqh… h. 160

Page 85: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah

64

Dengan melihat pendapat para madzhab di atas sudah jelas

bahwasannya hasil bumi yang wajib dizakati yaitu meliputi makanan

pokok yang bisa disimpan dan bertahan lama. Seperti halnya yang ada di

Desa Dagangan ini masyarakat disana bercocok tanam padi dan jagung.

Kedua tanaman ini sudah masuk dalam ketentuan tanaman hasil bumi

yang wajib di keluarkan zakatnya.

Berdasarkan realita yang penulis temui di lapangan, bahwa zakat

pertanian tanah perhutani yang ada di Desa Dagangan Kabupaten Tuban

ini sudah masuk dalam ketentuan wajib untuk dikeluarkan zakatnya.

Karena hasil panen yang mereka dapat tiap panennya sudah memenuhi

nisab zakat pertanian yang sudah ditetapkan oleh hukum Islam.

Sebagaimana pemaparan dari Nurfakih mengatakan:

“seperti saya ini hanya menggarap tanah seluas ¼ hektar, jadi

biasanya membutuhkan benih sebanyak 5kg saja. Dan biasanya

membutuhkan pupuk sebanyak 3-4 kwintal.Tetapi sering kali

panennya merosot, dikarenakan tanah yang saya garap itu kurang

bagus.Tanahnya sedikit berbatu dan tidak rata. Kalau

dikalkulasikan modal yang harus saya keluarkan berjumlah sekitar

Rp.2.200.000,00. Pupuknya seharga Rp.240.000,00/kwintalnya,

sedangkan untuk beli semprot dan tanam hampir habis

Rp.800.000,00. Dan untuk bibitnya seharga Rp.350.000,00.

Dengan modal yang saya keluarkan ini biasanya hasil yang saya

dapat sebanyak 2 ton saja.Dikarenakan tadi lahannya berbatu, jika

lahannya bagus maka hasilnya bisa mencapai 5ton/ 5kg bibit

tanamnya.”69

Dalam konteks yang sama Nurhisam mengatakan:

“Modal yang saya keluarkan sekitar Rp.3.000.000,00. Itu dengan

luas tanah 1/2 hektar.Bibit yang dibutuhkan sebanyak 7kg dan

69

Hasil wawancara dengan Nurfakih selaku sekretaris Desa Dagangan hari senin,tanggal 18 mei

2015

Page 86: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah

65

pupuknya sekitar 5-6kwintal.Hasil yang didapat sebanyak 3-4ton

seprti ini tergantung musimnya”.70

Berbeda dengan kasrun, mengatakan:

“saya mengeluarkan modal sekitar Rp.3.700.000,00. Dengan luas

tanah seluas 1hektar.Membutuhkan bibit 10kg dan biasanya

menghabiskan pupuk sebanyak 6-8kwintal.hasil panen yang saya

peroleh bisa mencapai 4ton tiap kali panen. Dikarenakan tanah

yang saya garap bisa dibilang bagus, subur, dan tidak berbatu”.71

Berdasarkan pemaparan diatas maka masyarakat petani yang ada di

Desa Dagangan sudah wajib untuk mengeluarkan zakat pertanian

sebagaimana mestinya. Karena hasil panen yang diperoleh sudah

memenuhi nisabnya. Sesuai dengan ketentuan untuk perhitungan

pengeluaran zakat pertanian atau hasil bumi yakni:

Adapun nishabnya ialah 5 wasaq, berdasarkan sabda Rasulullah

saw: “Tidak ada zakat di bawah lima wasaq”. Wasaq adalah merupakan

salah satu ukuran. Satu wasaq sama dengan 60 sha‟ pada masa Rasulullah

saw. Satu sha‟ sama dengan 4 mud, yakni 4 takaran dua telapak tangan

orang dewasa. Satu sha‟oleh Dairatul Maarif Islamiyah sama dengan 3

liter, maka satu wasaq180 liter, sedangkan nishab pertanian 5 wasaq sama

dengan 900 liter, ataudengan ukuran kilogram, yaitu kira-kira 653 kg.72

Penunaian zakat pertanian tidak menunggu haul, akan tetapi secara

langsung setelah penen, dibersihkan, dan dikeringkan. Pada sisitem

pertanian saat ini, biaya tidak sekedar air, akan tetapi ada biaya lain seperti

pupuk dan insektisida. Untuk mempermudah perhitungan zakatnya, biaya

70

Hasil wawancara dengan Nurhisam selaku petani Desa Dagangan hari rabu, tanggal 20 mei 2015 71

Hasil wawancara dengan Kasrun selaku petani Desa Dagangan hari kamis, tanggal 21 mei 2015 72

Fakhruddin, Fiqh… h. 97-100.

Page 87: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah

66

pupuk, insektisida dan sebagainya diambil dari hasil panen, kemudian

sisanya (apabila lebih dari nishab) dikeluarkan zakatnya 10% atau 5%

(tergantung sistem pengairannya).

Adapun ukuran yang dikeluarkan, bila pertanian itu didapatkan

dengan cara pengairan (menggunakan alat penyiram tanaman), maka

zakatnya sebanyak 1/20 (5%). Dan jika pertanian itu diairi dengan hujan

(tadah hujan), maka zakatnya sebanyak 1/10 (10%). Ini berdasarkan sabda

Rasulullah saw: “Pada yang disirami oleh sungai dan hujan, maka

sepersepuluh (1/10), dan yang disirami dengan pengairan (irigasi), maka

seperduapuluh (1/20).

Misalnya, seorang petani berhasil menuai hasil panennya sebanyak

1000 kg. Maka ukuran zakat yang dikeluarkan bila dengan pengairan (alat

siram tanaman) ialah 1000 x 1/20 = 50 kg. Bila tadah hujan, sebanyak

1000 x 1/10 = 100 kg.

Sesuai dengan perhitungan diatas, maka penulis mengambil contoh

dari salah satu hasil panen yang didapat oleh masyarakat yakni Nurfakih:

Hasil panen yang didapat oleh Nurfakih adalah sebanyak 2 ton rata-rata

tiap panennya. Ini berarti sudah melebihi 5 wassaqatau dengan ukuran

kilogramnya yaitu kira-kira 653 kg. Hasil panen yang diperoleh sebanyak

2 ton = 2000 kg. Adapun perhitungannya yakni 2000 x 1/20 = 100 kg.

Disini dikalikan 1/20 karena Nurfakih dalam pengairannya menggunakan

irigasi atau pengairan sendiri. Jika seumpama menggunakan tadah hujan

Page 88: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah

67

maka, sebanyak 2000 x 1/10 = 200 kg zakat yang harus dikeluarkan tiap

panennya.

Akan tetapi pada penggarapan tanah perhutani yang ada di Desa

Dagangan ini ada iuran atau sewa tanah yang dikenakan untuk para petani

dalam tiap panennya. Jumlah nominal biaya yang ditarik berkisar antara

Rp.100.000,00 - Rp.500.000,00 untuk ketentuan tanah galengan atau yang

dititipi pohon pohon jati oleh pihak Perhutani. Ketentuan ini bergantung

pada jenis tanah dan luas tanah yang mereka garap.

Sebagaimana paparan dari Riyadhoh, mengatakan:

“Biasanya saya membayar iuran atau dikatan dengan sewa tanah

ini sebesar Rp.100.000,00. Itu tanah yang saya garap berupa sawah

denagn luas tanah 1/4 hektar.Iuran ini diberikan kepada pak

mandor setiap selesai panen.Berapa pun hasil yang saya dapat,

saya diharuskan membayar segitu tiap panennya.73

Hal yang sama diungkapkan oleh Abdul Salam, mengatakan:

“Kalau saya biasanya membayar iuran (sewa tanah) sebesar

Rp.500.000,00 itu dengan luas tanah 1hektar. Biasanya dibayarkan

setiap selesai panen. Tanah yang saya garap ini berupa tanah

pesawahan”74

Berbeda lagi dengan penarikan iuran untuk tanah yang dititipi

pohon jati oleh pihak perhutani atau biasanya mereka disana menyebutnya

tanah “Genegan”. Pada tanah ini biaya iuran yang ditarik mulai dari

Rp.50.000,00-Rp.100.000,00 ini disesuaikan dengan luas tanah yang

digarap.

73

Wawancara dengan Riyadhoh selaku petani pada hari kamis, tanggal 21 mei 2015 74

Hasil wawancara dengan Abdul Salam selaku petani Desa Dagangan hari rabu, tanggal 20 mei

2015

Page 89: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah

68

Sesuai pemaparan Nurhisam, mengatakan:

“Luas tanah genengan yang saya garap seluas 1hektar, jadi saya

dikenakan biaya iuran atau sewa tanah sebesar Rp.100.000,00.

Iuran ini harus saya berikan setiap kali seabis panen”.75

Dalam konteks yang sama Kasrun, mengatakan:

“Dengan luas tanah yang saya garap seluasnya 1/2hektar, Setiap

panen saya harus membayar iuran sebesar Rp.50.000,00. Yang

saya berikan kepada pak mandor”76

Dalam hukum Islam sudah dijelaskan mengenai pengeluaran

zakat pertanian ini.Sumber zakat hasil pertanian adalah seluruh hasil

pertanian atau perkebunan tersebut setelah dipotong biaya:77

1) Biaya produksi atau pengelolaan lahan pertanian dan perkebunan

tersebut, seperti biaya benih, pupuk, pemberantas hama, dan lain

sebagainya. Berdasarkan hal itu tanggungan pengelolaan dapat

meringankan zakat hasil pertanian.

2) Hasil pertanian dan perkebunan yang dikonsumsi sendiri untuk

keperluan pokok kehidupan sehari-hari keluarga petani atau pekebun

tersebut. Besarannya dapat ditentukan sendiri oleh calon muzaki

mengikuti ketentuan kelayakan umum.

3) Biaya sewa tanah. Para fuqaha berpendapat bahwa pembayaran sewa

dan pajak tanah dapat mengurangi jumlah total dari hasil pertanian dan

perkebunan, hal ini menunjukkan bahwa setelah kita membayar pajak

tanah tidak perlu lagi membayar zakat.

75

Hasil wawancara dengan Nurhisam selaku petani Desa Dagangan hari rabu, tanggal 20 mei 2015 76

Hasil wawancara dengan Kasrun selaku petani Desa Dagangan hari kamis, tanggal 21 mei 2015

77

M. Arief Mufrani, Akuntansi dan Manajemen Zakat (Jakarta: Kencana Prenada Media

Group,2008), h. 88-89.

Page 90: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah

69

4) Biaya kehidupan sehari-hari. Biasanya seorang petani atau pekebun

membiayai keluarganya dari hasil pertanian dan perkebunan tersebut.

Karena itu kebutuhan ini harus menjadi salah satu faktor pengurang

kewajiban zakat aset pertanian dan perkebunan.

Biaya selain utang, sewa, dan pajak.Pendapat yang paling kuat

mengatakan dibolehkannya potongan dari biaya-biaya lain yang

dialokasikan untuk pengelolaan pertanian dan perkebunan, seperti harga

benih, pupuk, insektisida, dan sejenisnya.Alasan dari pendapat ini adalah

bahwa biaya produksi dapat mempengaruhi volume zakat yang disebut

dengan pertumbuhan riil adalah peningkatan hasil setelah dipotong oleh

tanggungan-tanggungannya. Dari pemahaman tersebut disimpulkan bahwa

volume zakat pertanian diambil setelah biaya pengelolaan dikeluarkan dari

hasil pertanian tersebut atau dengan kata lain zakat diambil dari hasil

bersih lahan pertanian dan perkebunan.

Adapun zakat tanah yang disewakan, Islam menganjurkan kepada

umatnya yang memiliki lahan atau tanah supaya diolah sedemikian rupa

agar mendapatkan hasil. Tanah harus diolah sendiri maupun diserahkan

kepada orang lain. Ada beberapa cara yang bisa ditempuh:

1) Tanah dipinjamkan kepada orang lain untuk diolah dan ditanami, tanpa

memungut imbalan. Yang demikian ini adalah perbuatan terpuji yang

dianjurkan dalam islam. Apabila sampai nishab zakatnya dibebankan

kepada si peminjam.

2) Tanah diserahkan kepada si penggarap dengan suatu perjanjian bagi

hasil atau dengan ketentuan yang lain. Maka bila sampai nishab

Page 91: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah

70

zakatnya dibebankan kepada dua belah pihak atau dikeluarkan zakatnya

dulu sebelum dibagi.

3) Tanah yang disewakan kepada orang lain dalam bentuk uang. Di sini

timbul masalah, siapa yang membayar zakatnya? Pemilik atau

penyewa? Menurut hemat penulis apabila uang sewa mencapai nishab

maka wajib bagi pemilik membayar zakat begitu juga penyewa.

Apabila hasil telah sampai nishab, wajib pula baginya mengeluarkan

zakat.

Apabila lahan tanah ditanami dengan berbagai macam tanaman

maka cara menghitung zakatnya (walau zakat pertanian) sebaiknya

dihitung hasilnya dengan uang dan apabila telah sampai nishab maka

dikeluarkan zakatnya 2,5%.

Ulama salaf berbeda pendapat dalam menentukan apakah

dibebankan kepada pemilik tanah yang memperoleh uang sewanya, atau

kepada penggarap yang mengelola atau memproduksi hasilnya. Menurut

Yusuf Qardawi, bila pemilik menyerahkan penggarapan tanahnya kepada

orang lain dengan imbalan seperempat, sepertiga, atau setengah hasil dari

perjanjian, maka zakat dikenakan atas kedua bagian pendapatan masing-

masing bila cukup senisab. Bila bagian salah seorang cukup senisab,

sedangkan seorang lagi tidak, maka zakat wajib atas yang memiliki bagian

yang cukup senisab, sedangkan yang tidak cukup senisab tidak wajib

zakat. Imanm Syafi‟i berpendapat bahwa keduanya dipandang yang satu

orang karena itu wajib karena bersama-sama menanggung zakatnya bila

Page 92: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah

71

jumlah hasil sampai lima wassaq masing-masing mengeluarkan 10% dari

bagiannya.78

Akan tetapi pada tanah pertanian yang ada di Desa Dagangan ini

adalah tanah milik Perhutani atau pemerintah yang pada awal penyerahan

tanahnya tidak ada perjanjian dengan kata lain dapat diambil secara bebas.

Dengan kondisi tanah yang bersemak-semak. Bagi masyarakat yang ingin

menggarap atau mengelola lahan itu maka harus membabatinya terlebih

dahulu baru bisa mengelola atau menggarap tanah itu selagi tanah itu tidak

dikelola oleh pihak lain. Para petani di Desa Dagangan ini hanya

mempunyai hak sebagai pengelola tanah sesuai dengan kegunaan

sebagaimana mestinya.

Sebagaimana hasil wawancara dengan kepala Desa Dagangan:

“Pengelolaan lahan atau tanahnya sejak ditebang, berarti bebas

dimiliki oleh penebang untuk digarap. Dan itu sudah berlangsung

seperti itu dari dulu hingga sekarang ini kepemilikannya”.

Hal ini juga dipaparkan oleh Nurfakih selaku sekretaris Desa

Dagangan, berikut penjelasan beliau:

“Penyerahan lahan atau tanahnya setelah dibuka, lahannya itu

dulunya adalah segerumbul atau semak-semak yang mana disitu

warga ikut bekerja untuk membabat. Dan cara penggarapan

lahannya pun terserah warga, warga yang membabat tanah dibagian

itu maka dialah penggarap lahan itu dan tidak ada pula batasan

waktu penggarapannya, berlangsung begitu saja sampai

sekarang”79

Dalam konteks yang sama Nurhisam mengatakan:

78

Abdul Rahman Ghazaly, dkk, Fiqh Muamalat, cet. Ke-1 (Jakarta: Kencana, 2010), h. 118-119. 79

Hasil wawancara dengan Nurfakih selaku Sekretaris Desa Dagangan pada hari Senin, tanggal 18

Mei 2015

Page 93: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah

72

“Dalam penggarapan tanah tidak ada pembagiannya, begitu ada

lahan yang masih kosong belum ada yang mengelolanya siapapun

yang ingin mengelolanya bisa langsung saja menggarap lahan itu,

dengan membabatinya telebih dahulu. Dan tidak ada batasan waktu

dalam penggarapan tanahnya, berlangsung begitu saja hingga

sekarang.”80

Dalam pemberian pengelolaan tanah seharusnya ada batasan waktu

sesuai dengan penjelasan diatas agar jelas batas waktu pengelolaannya.

Tetapi yang ada di Desa Dagangan tidak seperti itu, disana tidak ada batas

waktu dalam pengelolaan tanah perhutani. Batas waktunya bebas sesuai

penggarapnya, jika penggarap sudah tidak menggarap tanah itu dengan

hitungan waktu yang lama maka baru berhentilah batas pengelolaan tanah

itu. Jika tidak seperti maka pengelolaan tanah akan berlangsung lama

bahkan sampai pada generasi selanjutnya atau turun-temurun.

Dalam hukum Islam juga dikenal konsep kadaluarsa dalam hal

kepemilikan tanah terlantar. Ketentuan hukumnya adalah jika tanah yang

telah dibuka itu tidak dikelola secara layak dalam kurun waktu tiga tahun,

maka hak kepemilikannya bisa dicabut dan kembali menjadi milik negara,

ini adalah pendapat yang disepakati oleh para ulama fiqh. Adapun batas

kadaluarsa kepemilikan seseorang atas tanah garapan yang berasal dari

ihya al-mawat adalah tiga tahun.

Kebijakan kedaluarsa atas kepemilikan tanah yang ditelantarkan

pada zaman Rasulullah ini kemudian dilanjutkan pada masa kekhalifahan

„Umar ibn Khattab. Menurut „Umar ibn Khattab, pemilik lahan yang tidak

mengelola lahannya selam tiga tahun maka telah merugikan kepentingan

80

Hasil wawancara dengan Nurhisam selaku petani Desa Dagangan hari Rabu, tanggal 20 mei

2015

Page 94: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah

73

masyarakat luas, dan orang tersebut telah melakukan kedhaliman secara

sosial. Oleh karena itu kalaupun ada orang lain yang mengambil lahan itu

meskipun dengan cara paksa dengan maksud akan dikelola dengan baik,

maka orang itu sah untuk memilikinya. Pencabutan hak milik oleh negara

(pemerintah) atas tanah yang ditelantarkan oleh pemiliknya khususnya atas

tanah-tanah yang dulunya adalah tanah pemberian negara.

Pengelolaan tanah pertanian di Desa Dagangan itu murni dikelola

oleh petani sendiri dan tidak ada campur tangan dari instansi desa.

Sebagaimana yang dipaparkan oleh Kasrun mengatakan:

“Dalam penggarapan tanah yang saya garap, selama ini masih

belum adanya campur tangan dari instansi desa. Jadi

penggarapannya murni tanah itu dikelola oleh petani sendiri”81

Hal ini sesuai yang dipaparkan oleh Kepala Desa Dagangan mengatakan:

“Saya selaku kepala Desa Dagangan memberikan kebebasan

kepada petani untuk mengelola tanah yang sudah digarapnya. Jadi

dari pihak kami tidak ada ikut campur dalam penggarapan tanah

tersebut”82

Dalam penggarapan tanah ini pihak perhutani menitipi tanaman

pohon jati ditanah yang mereka garap. Hal seperti ini sudah ada ketentuan

selang waktu yang sudah ditentukan oleh pihak perhutani. Akan tetapi

untuk biaya pupuknya pihak perhutani sendiri yang menanggungnya.

Petani hanya dititipi untuk menjaga pohon jati ini ditanah garapannya.

Sesuai pemaparan Nurfakih, mengatakan:

81

Hasil wawancara dengan Kasrun selaku petani Desa Dagangan hari kamis, tanggal 21 mei 2015 82

Hasil wawancara dengan Sri Indang Muwadamah selaku kepala desa, hari senin, tanggal 18 mei

2015

Page 95: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah

74

“Dalam penitipan pohon jati di tanah yang digarap oleh kami pihak

petani, perhutani akan menitipi pohon jati ini dalam selang waktu

setelah tiga tahun penggarapan tanah. Kami hanya berkewajiban

untuk menjaganya saja, untuk pupuknya pihak perhutani yang

menanggung”.83

Senada dengan Nurhisam, mengatakan:

“Dalam selang waktu 3 tahun dari awal tahun penggarapan tanah

baru pihak perhutani menitipi pohon jati ditanah yang saya garap.

Disini saya hanya diberi amanah untuk menjaganya. Untuk pupuk

atau perawatannya pihak perhutanilah yang menyediakannya”

Hal ini di perkuat oleh Sri Indang Muwadamah, mengatakan:

“Untuk penitipan pohon jati ini, setelah tahun ke tigan dari awal

tahun penggarapan barulah perhutani menitipkan pohon jati

ditanah garapan para petani untuk ditanam. Pihak pertani hanya

berkewajiban untuk menjaganya saja. Untuk pupuknya pihak

perhutani yang menanggung”.84

Dengan demikian pihak Perhutani dengan sengaja menitipkan

tanaman pohon jati disekitar tanah yang digarap oleh para petani untuk

mereka jaga.Dengan ketentuan dalam tiga tahun penggarapan tanah baru

dapat dititipi pohon-pohon jati ini.

Dari hasil data yang ditemukan penulis dilapangan, baik dari segi

wawancara, observasi, maupun dokumentasi. Masyarakat di Desa

Dagangan ini sudah diwajibkan untuk mengeluarkan zakat pertanian tanah

perhutani karena sudah mencapai ketentuan atau nisabnya. Memang

respon masyarakat terhadap zakat hasil pertanian belum antusias dan juga

belum positif, terlihat dari belum adanya masyarakat yang belum

mengeluarkan zakat pertanian atau hasil bumi ini. Hal ini dikarenakan

adanya faktor-faktor kendala yakni : Masyarakat petani di Desa Dagangan

83

Hasil wawancara dengan Nurfakih selaku sekretaris Desa Dagangan hari senin,tanggal 18 mei

2015 84

Hasil wawancara dengan Sri Indang Muwadamah selaku kepala desa, hari senin, tanggal 18 mei

2015

Page 96: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah

75

Kabupaten Tuban mayoritas berpendidikan rendah ini berpengaruh juga

terhadap rendahnya kesadaran masyarakat dalam mengeluarkan zakat hasil

pertanian. Karena dengan rendahnya pendidikan mengakibatkan

masyarakat di Desa Dagangan Kabupaten Tuban yang telah memenuhi

kewajiban untuk mengeluarkan zakat hasil pertanian tidak melaksanakan

sesuai ketentuan dalam hukum Islam.

Page 97: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah

76

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan temuan data dan analisis yang telah diuraikan pada bab

sebelumnya, dapat diambil kesimpulan, yaitu sebagai berikut:

1. Dalam pelaksanaannya zakat pertanian di Desa Dagangan Kabupaten

Tuban ini ternyata masih belum ada. Hal ini dikarenakan masih awamnya

masyarakat yang mayoritas berprofesi sebagai petani ini belum

mengetahui aturan atau ketetapan dalam mengeluarkan zakat pertanian

atau hasil bumi yang harus mereka keluarkan setiap kali panen apabila

sudah memenuhi nisab.Berdasarkan temuan data yang diperoleh hasil

bahwa para petani di Desa Dagangan Kabupaten Tuban ini dikenakan

untuk membayar sewa atas tanah yang mereka garap. Hal ini juga yang

melatar belakangi belum dilakasanakan zakat pertanian selama ini.

Kerena mereka bingung untuk perhitungannya untuk nishabnya zakat

pertanian.

2. Dalam perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah perhutani di Desa

Dagangan Kabupaten Tuban sudah masuk dalam ketentuan diwajibkan

untuk dikeluarkan zakat pertaniannya. Hal ini dapat dilihat dari data yang

penulis dapat dari lapangan. Dari hasil data yang ditemukan penulis

dilapangan, baik dari segi wawancara, maupun dokumentasi. Menurut

hukum Islam masyarakat di Desa Dagangan ini sudah diwajibkan untuk

Page 98: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah

mengeluarkan zakat pertanian tanah perhutani karena sudah mencapai

ketentuan atau nishabnya. Yangmana hasil yang didapat dari setiap kali

panennya sudah lebih dari 5 wasaq. Setelah dipotong biaya produksi atau

pengelolaan lahan pertanian tersebut, seperti biaya benih, pupuk,

pemberantas hama, dan lain sebagainya. Dengan melihat data yang

didapat maka, masyarakat atau petani yang ada di Desa Dagangan ini

sudah diwajibkan untuk mengeluarkan zakat pertanian setiap kali

panennya. Karena sudah memenuhi katentuan atau nishabnya sesuai

dengan hukum Islam.

B. Saran

1. Untuk selanjutnya seharusnya di adakan sosialisasi kepada masyarakat

atau para petani di Desa Dagangan tentang pelaksanaan zakat pertanian

untuk ketentuan nishobnya. Agar para petani bisa melaksanakan

kewajibannya untuk membayarkan zakat pertanian sebagaimana

mestinya sesuai ketentuan yang sudah ada dalam hukum Islam.

2. Untuk para peninggi atau tokoh yang ada di Desa Dagangan ini supaya

memberikan wadah atau tempat untuk menampung zakat. Agar para

masyarakat tergerak untuk melaksanakan kewajibannya yang ini. Yang

mana dengan adanya wadah yang menampung maka akan memudah

masyarakat ketika membayarzakat pertanian tanah perhutani ini.

Page 99: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah
Page 100: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah

78

78

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Zainudin, Imam Ghozali said, Analisa Fiqh Para Mustahid Terj dari

Bidiyatul Mustahid Wa Nihayatul Mustahid (Al-Fiqh Abul Walid

Muhammad), Jakarta: PustakaAmani, 2002.

Al-Buny, Djamaludin Ahmad, ProblematikaHartadan Zakat. Surabaya: BinaIlmu,

1983.

Ali,Moh. Daud. Sistem Ekonomi Islam, Zakat dan Wakaf. Jakarta: UI-Press, 1998.

Ali, Nuruddin. ZakatSebagaiInstrumenDalamKebijakanFiskal, Edisi. 1, Jakarta:

PT. Raja GrafindoPersada, 2006. LihatjugaFuad „Abd Al-Baqy, Al Mu’jam

al-Mufahras Li Alfa Al-Qur’an Al-Karim, Beirut: Dara 1- Fikr, 1407 H/1987

M

Al-Qardhawi, Yusuf.Fiqhuz Zakat (Bandung: AntarPustakaLetera Nusa

danMizan, 2001.

Al-Qardhawi, Yusuf. Musykilatul Faqrwan Kaifa, A’ Lajahul Islam, Beirut: Darul

Arabiyah, 1966.

Al-Zuhaili, Wahbah, al-FiqhIslamiyWaAdillatuh,Jilid III. Jakarta:

GemaInsani,2011.

Ambary, HasanMuarifdkk, Ensiklopedi Islam, Jilid V. Jakarta: PT.IchtiarBaru

Van Hoeve, 1999.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta:

Rieneka Cipta, 2002.

Ash-Shiddieqy, T. M.Habi. Pedoman Zakat, Cet. 5, Jakarta: PT. Bulan Bintang,

1984.

Azmar, Saifuddin. Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 2001.

Amiruddin, Zaenal Asikin. Pengantar Metodologi Penelitian Hukum, Jakarta:

Raja Grafindo Persada, 2008.

Bakry, Nazar. Problematika Pelaksanaan Fiqh Islam, ed. 1, Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 1994.

Daud Ali, Muhammad. Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf, Jakarta:

Universitas Indonesia (VI-Press, 1998)

Page 101: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah

79

Hasan, Ali. Perbandingan Mazhab Fiqh, ed. 1, Cet. 2. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2000.

------------, Masail Fiqhiyyah, Ed. Revisi, Cet. 4. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2003

Mufrani,M. Arief. AkuntansidanManajemen Zakat.Jakarta: KencanaPrenada

Media Group,2008.

Meleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Rosda Karya,

2010).

Muhammad. Zakat Profesi : Wacana Pemikiran Dalam Fiqh Kontemporer,

Jakarta: Salemba Diniyah, 2002.

Nasution, Bahder Johan. Metode Penelitian Ilmu Hukum, Bandung: Mandar Maju,

2008.

Nasution, Lamudin. Fiqh 1, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,

1999.

Ramulyo, Moh Idris, Hukum Perkawinan, Hukum Kewarisan, Hukum Acara

Peradilan Agama dan Zakat menurut Hukum Islam, Cet.1., Jakarta:Sinar

Grafika Offset, 1995.

Saifullah, Buku Pedoman: Metodologi Penelitian, (Malang: Fakultas Syari‟ah

Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, 2006).

Shihab,Quraish. Panduan Zakat. Jakarta: PenerbitRepublika, 2001.

Suharto, Ugi. Keuangan Publik Islam: Reinter Prestasi Zakat dan Pajak,

Yogyakarta: Pusat Studi Zakat Islamic Business School, 2004.

Sunggono, Bambang. Metodologi Penelitian Hukum, (Jakarta: PT. Rajawali Press,

2001).

Qadir, Abdurrachman.Zakat dalamDimensiMahdahdanSosial (Jakarta: PT. Raja

GrafindoPersada, 2001.

-----------------------, Zakat Dalam Dimensi Mahdah dan Sosial. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 1998.

Zaini Dahlan, Ismail Muhammad Syah. Filsafat Hukum Islam, Edisi, 1. Cet. 2,

Jakarta: Bumi Aksara, 1992.

Zuhdi, Masyfuk. Masail Fiqhiyah. Kapitan Selekta Hukum Islam, Edisi 11, Cet. 7.

Jakarta: Haji Masagung, 1994.

Page 102: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah

80

Hasil wawancara dengan Sri Indang Muwadamah selaku kepala desa, hari Senin,

tanggal 18 Mei 2015

Hasil wawancara dengan Nurfakih selaku sekretaris Desa Dagangan hari

Senin,tanggal 18 Mei 2015

Hasil wawancara dengan Abdul Salam selaku petani Desa Dagangan hari Rabu,

tanggal 20 Mei 2015

Hasil wawancara dengan Nurhisam selaku petani Desa Dagangan hari Rabu,

tanggal 20 Mei 2015

Hasil wawancara dengan Kasrun selaku petani Desa Dagangan hari Kamis,

tanggal 21 mei 2015

Hasil wawancara dengan Riyadhoh selaku petani Desa Dagangan pada hari

Kamis, tanggal 21 mei 2015

http://digilib.uinsby.ac.id/11221/di akses tgl 21 Januari pukul 22.15 WIB

http://www.lib.uin-malang.ac.id/?mod=th_viewer&id=abstract/id_06210023.pdf

di akses tgl 21 pukul 22.25 WIB

http:digilib.uin-suka.ac.id/2261/ di akses tgl 21 pukul 22.47 WIB

Page 103: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah

81

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Nurul Lutfia

NIM 11220078

Tempat Tanggal Lahir Tuban, 10 Juni 1993

Fakultas Syari’ah

Jurusan Hukum Bisnis Syari’ah

Tahun Masuk 2011

Alamat Rumah Desa Selogabus RT.03 RW.01 Kecamatan

Parengan Kabupaten Tuban

No.Tlp/Hp 081333666965/085655914447

Riwayat Pendidikan

1. TK Dharma Wanita Kecamatan Parengan-Tuban.

2. SDN Selogabus II Kecamatan Parengan-Tuban.

3. MTs.Sunan Bonang Kecamatan Parengan-Tuban.

4. MAN Rejoso Darul Ulum Kecamatan Peterongan-Jombang.

5. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

Riwayat Organisasi

1. Pengurus HMJ HBS Universitas Islam Negeri Maliki Malang 2012-2013

2. Pengurus Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Syari‟ah Universitas Islam

Negeri Maliki Malang 2013-2014

3. Pengurus PMII Rayon “Radikal” Al-Faruq Fakultas Syari‟ah 2013-2014.

Page 104: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah
Page 105: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah
Page 106: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah
Page 107: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah
Page 108: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah
Page 109: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah
Page 110: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah
Page 111: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah
Page 112: ZAKAT PERTANIAN TANAH PERHUTANI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ...etheses.uin-malang.ac.id/2958/1/11220078.pdf · Dasar Hukum Zakat ... Menurut perspektif hukum Islam zakat pertanian tanah