16
"'UffiTTAI. l[r(US['rffi[g*il q sir u01.10 1t0.02 ilarer 2012 lSSll:1693 - 0614 lsL44, -\ fF ;".d- trs \ ,.$ -c- s* z hs Rini Lestari Epi Fitriah Helliana & Shelmi Safitri Sri Fadilah, Magnaz Lestira & Harlianto Nununq Nurhavat Kania Nucholidah & Nurhayati Susilo Setiyawan Yuni Rosdiana, ZeniVidia Sari Penerapan Manajemen Resiko Kredit untuk Meningkatkan Profitabilitas Bank Pengaruh Tingkat Kepuasan Mahasiswa Dalam Kegiatan Pembelajaran Terhadap lndeks Prestasi Kumulatif Mahasiswa Program Studi Akutansi Fakultas Ekonomi Anusba Analis ImplementasiPengendalian lntern : Studi Pada Lembaga Amil Zakat Seluruh Indonesia Penggunaan Software Excell dalam Meningkatkan Proses Belajar Mengajar dalam Mata Kuliah Pengantar Akutansi Pembiayaan Defisit APBN : Surat Utang Negara ( SUN ) atau Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) Analisis Penerapan Manajemen Risiko Kredit Dalam Kaitannya Dengan Non performin Loan Diterbitkan oleh : Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG ISSN l,tt3-0L1,! ffi|ilffiilHfiflil|il

z sir - Unisba

  • Upload
    others

  • View
    15

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: z sir - Unisba

"'UffiTTAI. l[r(US['rffi[g*il

q sir

u01.10 1t0.02 ilarer 2012 lSSll:1693 - 0614

lsL44,

-\fF;".d-

trs

\

,.$-c-

s*z

hs

Rini Lestari

Epi FitriahHelliana &Shelmi Safitri

Sri Fadilah,Magnaz Lestira& Harlianto

Nununq NurhavatKania Nucholidah& Nurhayati

Susilo Setiyawan

Yuni Rosdiana,ZeniVidia Sari

Penerapan Manajemen Resiko Kredit untuk MeningkatkanProfitabilitas Bank

Pengaruh Tingkat Kepuasan Mahasiswa Dalam KegiatanPembelajaran Terhadap lndeks Prestasi Kumulatif Mahasiswa

Program Studi Akutansi Fakultas Ekonomi Anusba

Analis ImplementasiPengendalian lntern : Studi PadaLembaga Amil Zakat Seluruh Indonesia

Penggunaan Software Excell dalam Meningkatkan ProsesBelajar Mengajar dalam Mata Kuliah Pengantar Akutansi

Pembiayaan Defisit APBN : Surat Utang Negara ( SUN ) atauSurat Berharga Syariah Negara (SBSN)

Analisis Penerapan Manajemen Risiko Kredit Dalam KaitannyaDengan Non performin Loan

Diterbitkan oleh :

Program Studi AkuntansiFakultas Ekonomi

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNGISSN l,tt3-0L1,!

ffi|ilffiilHfiflil|il

Page 2: z sir - Unisba

;}.Hffi,fffiTei(qr,6

Vol.10 No.2 Maret 2012

Diterbitkan oleh :

Program Studi Akuntansi Fakultas EkonomrUniversitas lsiam Bandung

Penanggung JawabKetua Program StudiAkuntansi FE UNISBA

EditorEdi Sukarmanto, Magnaz Lestira Oktaroza, Elly Halimatusa'diah, Ririn Sri Kuntorini

Sekretaris EditorEpr Fitrrah

Keuanganyuni Rosdiana

SirkulasiNurmariam

Alamat PenerbitiRedaksiProgram StudiAkuntansi FE UnrsbaJl Tamansari No.1 Bandung 40116

Teg. Q22) 4264064,4203368 ext 314Faks (022) 4262064

Terbit dua kali dalam setahun . Maret dan SeptemberTerbit pertama kaliMaret 2003

Redaksi menerima naskah berupa artikel penelitian maupun artikel hasil pengkajian.Pendapat yang dimuat dalam jurnal ini sepenuhnya pendapat pribadi penutis-,

tidak mencerminkan pendapat redaksi,dan telah disajikan menurut sistematika yang ditetapkan pada halaman akhir jurnal ini .

Page 3: z sir - Unisba

fildJ0 to2 Maret 2012- 0514

FffiUSTAIGA}.I

effiffi4#ffirnrus+frffi*Uffiffi

Diterbitkan oleh :

Program Studi Akuntansi Fakultas EkonomiUniversitas lslam Bandung

Penanggung JawabKetua Program StudiAkuntansi FE UNISBA

EditorEdi Sukarmanto, Magnaz Lestira Oktaroza, Elly Halimatusa'diah, Ririn Sri Kuntorini

Sekretaris EditorEpi Fitriah

Keuanganyuni Rosdiana

SirkulasiNurmariam

Alamat PenerbitiRedaksiProgram StudiAkuntansi FE UnisbaJl.Tamansari No.1 Bandung 40116

Telp. (022) 4264004,4203368 exr 314Faks. (022) 4262064

Terbit dua kalidalam setahun : Maret dan SeptemberTerbit pertama kaliMaret 2003

Redaksi menerima naskah berupa artikel penelitian maupun artikel hasil pengkajian.Pendapat yang dimuat dalam jurnal ini sepenuhnya pendapat pribadi penltis-,

tidak mencerminkan pendapat redaksi,dan telah disajikan menurut sistematika yang ditetapkan pada halaman akhir jurnal ini .

Page 4: z sir - Unisba

2 Maret 2012 ISSN:1693-0514

DAFTAR ISI

Penerapan Manajemen Risiko Kredit untuk MeningkatkanProfitabilitas Bank ..........,1?ini Lestari

Pengaruh Tingkat Kepuasan Mahasiswa Dalam KegiatanPembelajaran Terhadap lndeks Prestasi Kumulatif MahasiswaProgram Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Unisba. ....13Epi Fitriah, Helliana, Shelmr Safitri

Analisis Implementasi Pengendalian lntern : Studi padaLembaga Amil Zakat Seluruh lndonesia ......35Sri Fadilah. Lestira Oktaroza dan Harlianto

Penggunaan Software Excell dalam Meningkatkan ProsesBelajar Mengajar dalam Mata Kuliah Pengantar Akuntansi......76Nunung Nurhayati Kanta Nurcholisah & Nuihayati

I Pembiayaan Defisit APBN : Surat Utang Negara (SUN) atauSurat Berharga Syariah Negara (SBSN)?... ...............95Susr/o Setiyawan

Analisis Penerapan Manajemen Risiko Kredit Dalam KaitanDengan Non performin LoanYuni Rosdiana,Zeni Vidia Sari

nya131

Page 5: z sir - Unisba

1

PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO KREDIT

UNTUK MENINGKATKAN PROFITABILITAS BANK

Rini Lestari

Abstrak

Penerapan manajemen risiko kredit dilakukan dengan tujuan

agar bank dapat menghindari terjadinya kredit bermasalah. Kredit

bermasalah bagaimanapun juga akan berdampak bagi bank yang

bersangkutan, yaitu akan mengancam likuiditas, solvabilitas,

rentabilitas, profitabilitas, tingkat kesehatan bank, serta modal bank.

Profitabilitas bank merupakan suatu alat ukur yang menyatakan

seberapa besar kemampuan suatu bank dalam menghasilkan laba. Salah

satu alat yang dapat digunakan untuk mengukur profitabilitas bank

adalah ROA (Return On Asset).

Jika proses manajemen kredit diterapkan dengan baik maka

penyaluran kredit akan lancar dan tidak bermasalah, maka bank akan

memperoleh penghasilan yang bersumber dari bunga. Besarnya jumlah

bunga yang diterima oleh bank akan menambah besarnya laba bank

tersebut. Apabila laba meningkat, maka ROA pun akan meningkat.

Kata kunci : manajemen risiko kredit, profitabilitas dan Return On

Asset (ROA)

I. PENDAHULUAN

Industri perbankan adalah suatu industri yang sarat dengan

risiko, karena bank sebagai lembaga perantara (intermediasi) yang

mempunyai tugas pokok yaitu : menghimpun dana masyarakat, atau

yang biasa diistilahkan sebagai dana pihak ketiga, dan menyalurkan

kembali dalam sektor-sektor yang produktif atau melibatkan

pengelolaan uang masyarakat dan diputar dalam bentuk berbagai

investasi, seperti pemberian kredit, pembelian surat-surat berharga dan

penanaman dana lainnya. Dapat dikatakan, bahwa semua kegiatan

Page 6: z sir - Unisba

2

bank, baik yang berasal dari aktiva maupun pasiva mengandung

berbagai jenis risiko, baik itu risiko pasar, risiko kredit, risiko likuiditas

maupun risiko-risiko lainnya. Untuk meminimalisasi risiko-risiko yang

dihadapi, maka manajemen bank harus memiliki keahlian dan

kompetensi yang memadai. Besarnya risiko usaha kredit ditunjukkan

pada Non Performing Loan (NPL) dalam Laporan Keuangan.

Tingginya NPL menunjukkan banyaknya pihak debitur yang tidak

dapat membayar secara terus-menerus pinjamannya. Berdasarkan surat

keputusan Bank Indonesia (BI) No. 31/147/KEP/DIR tanggal 12

November 1999 tentang aktiva produktif, kualitas kredit digolongkan

menjadi : Lancar, Dalam Perhatian Khusus, Kurang Lancar, Diragukan,

Macet. Kredit yang termasuk NPL yaitu Kredit Kurang Lancar,

diragukan, dan Kredit Macet.

Dalam PSAK No. 31 dijelaskan bahwa NPL adalah kredit yang

pembagian angsuran pokok atau bunganya lewat dari 90 hari atau lebih

setelah jatuh tempo. Faktor penyebab timbulnya kredit yang

bermasalah ini yaitu faktor internal ( Bank dan Nasabah itu sendiri) dan

faktor eksternal (kondisi ekonomi).

Kinerja laba dan pertumbuhan kredit secara umum tampak

mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, demikian juga dengan

tingkat profitabilitas perbankan yang diukur dengan Return On Asset

(ROA), juga terus meningkat seiring dengan meningkatnya tingkat

operasional perbankan.

Makalah ini akan membahas tentang kualitas kredit, kredit

bermasalah, dampak kredit bermasalah, proses manajemen risiko

Page 7: z sir - Unisba

3

kredit, profitabilitas bank dan penerapan manajemen risiko kredit untuk

meningkatkan profitabilitas bank.

II. Kualitas Kredit

Menurut Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No.

31/147/KEP/DIR tanggal 12 November 1998, Bank Indonesia sebagai

regulator perbankan di Indonesia telah memberikan petunjuk dalam

penggolongan kualitas kredit sebagai berikut :

1. Kredit Lancar, merupakan pembayaran yang tepat

waktu.

2. Kredit Dalam Perhatian Khusus, merupakan

pembayaran dimana terdapat tunggakan pembayaran

pokok dan atau bunga sampai dengan 90 hari.

3. Kredit Kurang Lancar, merupakan pembayaran diman

terdapat tunggakan pembayaran pokok dan bungan

antar 90-180 hari.

4. Kredit Diragukan, merupakan pembayaran dimana

terdapat tunggakan pembayaran pokok atau bunga

antara 90-270 hari.

5. Kredit Macet, merupakan pembayaran dimana

terdapat tunggakan pembayaran pokok atau bunga

terlah mencapai 270 hari.

III. Kredit Bermasalah (Non Performing Loan)

Kredit bermasalah muncul saat nasabah tidak dapat

mengembalikan pinjaman yang telah diberikan oleh bank kepada

nasabah tepat pada waktunya yang telah disepakati. Namun tidak

semua kredit bermasalah merupakan kredit macet. Jika ditangani

dengan tepat, kredit bermasalah pasti bisa diselesaikan.

Besarnya risiko kredit ditunjukan dalam Non performing Loan

(NPL) dalam Laporan Keuangan Bank. Tingginya NPL menunjukkan

Page 8: z sir - Unisba

4

banyaknya pihak debitur yang tidak dapat membayar secara kontinuitas

pinjaman kreditnya.

Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.31

tentang Akuntansi Perbankan (2000) butir 24 menyebutkan bahwa :

Kredit Non Performing pada umumnya merupakan

kredit yang pembayaran angsuran pokok dan atau

bunganya telah lewat sembilan puluh hari atau lebih

setelah jatuh tempo, atau kredit yang pembayarannya

secara tepat waktu sangat diragukan. Kredit non

performing terdiri atas kredit yang digolongkan

sebagai kredit kurang lancar, diragukan, dan macet.

IV. Dampak Kredit Bermasalah

Kredit bermasalah bagaimanapun juga akan berdampak negatif

baik secara mikro (bagi bank dan nasabah) maupun secara makro

(sistem perbankan dan perekonomian Negara). Seperti yang di

ungkapkan oleh Mahmuoeddin (2002:111), beberapa pihak yang

terkena dampak dari kredit bermasalah yaitu :

1. Bank yang bersangkutan

Yaitu akan mengancam likuiditas, solvabilitas,

rentabilitas, pofitabilitas, tingkat kesehatan bank, serta

modal bank.

2. Bankir dan karyawan bank

Kredit bermasalah memberikan dampak negatif yang

cukup besar terhadap banker dan kariyawan bank, antara

lain : mental, karier, pendapatan dan bonus, moral, waktu

dan tenaga.

3. Pemilik saham yang bersangkutan

Yaitu menyebabkan perolehan deviden yang kecil,

menjatuhkan nilai saham, serta mempengaruhi moral

pemilik saham.

4. Nasabah sendiri

Yaitu menyebabkan kerugian, merusak citra dan nama

baik, harus mengeluarkan biaya tambahan, hilangnya

Page 9: z sir - Unisba

5

kepercayaan pihak luar han relasi bisnis, serta hilangnya

peluang yang harus diperoleh.

5. Nasabah peminjam lain

Adanya kredit bermasalah membuat bank lain tidak dapat

memberikan kredit kepada nasabah lainnya.

6. Nasabah pemilik dana atau penabung

Menyebabkan kehilangan kepercayan kepada bank yang

bersangkutan sehingga para pemilik dana ingin menarik

dananya kembali.

7. Sistem perbankan dan perekonomian Negara

Merusak kredibilitas bank nasional dimata internasional,

menghambat kelancaran perkembangan perekonomian,

dan kesinambungan usaha bank.

8. Pemerintah selaku otoritas moneter

Yaitu dapat menghambat pembangunan dan pertumbuhan

ekonomi Negara secara keseluruhan, khususnya di bidang

moneter, dapat menimbulkan rush dan menggoncang

bangsa, merusak tatanan sosial ekonomi, kurangnya

pemasukan pajak, serta menganggu perluasan kesempatan

kerja.

V. Proses Manajemen Risiko Kredit

Bank perlu mengelola risiko kredit yang terkandung dalam

portfolio maupun risiko dalam kredit atau transaksi secara individual.

Hal ini dilakukan agar bank dapat menghindari terjadinya kredit

bermasalah yang dapat menyebabkan bank menjadi insolvent. Selain itu

tujuan dari manajemen risiko kredit seperti yang disebutkan dalam the

basel committee principles the management of credit risk adalah : “the

goal of credit risk management is to maximize a bank’s risk-adjusted

rate of return by maintaining credit risk exposure within acceptable

parameters”. Tampubolon (2004:33) menyatakan bahwa :

Manajemen risiko kredit adalah sistem pengelolaan

dan pengendali risiko kredit yang dihadapi oleh bank,

yang terdiri dari seperangkat alat teknik, proses

manajemen (termasuk kewenangan dan sistem serta

Page 10: z sir - Unisba

6

prosedur operasional) dan organisasi yang

ditunjukkan untuk memelihara tingkat profitabilitas

dan tingkat kesehatan bank.

Efektifitas pengendalian eksposur risiko kredit tergantung pada

sejumlah faktor yang ada dalam program pengendalian risiko kreditnya.

Faktor-faktor tersebut harus sudah tersedia sebelum suatu bank

memberikan suatu kredit dan perlu dikaji ulang secara berkala dalam

proses manajemen risiko kredit.

Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 5/21/DPNP

tanggal 29 September 2003 perihal penerapan manajemen risiko kredit

bagi bank umum, maka setiap bank diwajibkan untuk menerapkan

manajemen risiko kredit dalam kegiatannya.

Proses penerapan manajemen risiko kredit tersebut terdiri dari :

a. Pengawasan Aktif Dewan Komisaris dan Direksi.

Pengawasan aktif dari dewan komisaris meliputi tanggungjawab

dalam persetujuan dan peninjauan secara berkala dari strategi

dan kebijakan risiko kredit, sedangkan pengawasan aktif dari

direksi meliputi tanggungjawab untuk pengimplementasiannya.

b. Kebijakan, Prosedur dan Penetapan Limit.

1. Menentukan kriteria pemberian kredit yang sehat,

Bank harus memiliki informasi yang cukup dalam

melakukan penelitian secara komprehensif terhadap profil

risiko debitur yang meliputi tujuan kredit, profil risiko

terkini, analisis kemampuan membayar kembali,

kemampuan bisnis debitur dan persyaratan kredit yang

diajukan.

2. Menyeleksi Transaksi Risiko Kredit.

Page 11: z sir - Unisba

7

Transaksi-transaksi yang mengandung risiko kredit harus

diseleksi dengan pertimbangan tingkat profitabilitas. Selain

itu penetapan harga juga harus diperhitungkan tingkat risiko

kredit.

3. Analisis, persetujuan serta pencatatan kredit.

Harus terdapat pemisahan fungsi antara yang melalukan

persetujuan, analisis dan pencatatan kredit. Dalam hal

persetujuan pemberian kredit menggunakan prinsip Four

Eyes Principle dimana harus terdapat dua pihak yang

independen, memiliki wewenang dan tanggungjawab yang

sama untuk dapat menyetujui pemberian kredit. Dalam hal

ini satuan kerja operasional dan satuan kerja manajemen

risiko.

4. Penentuan limit.

Penentuan limit risiko untuk membatasi tingkat risiko kredit

yang akan di ambil bank. Dalam prosedur penetapan tingkat

limit risiko kredit harus menggambarkan faKtor-faktor yang

dapat mempengaruhi penetapan limit risiko kredit.

c. Proses Identifikasi, Pengukuran dan Sistem Informasi

Manajemen Risiko Kredit.

1. Mengidentifikasi Risiko Kredit.

Identifikasi risiko kredit merupakan hasil kajian yang

mendalam terhadap karakteristik risiko kredit yang melekat

pada aktivitas fungsional tertentu yang terdiri dari

penyaluran pinjaman, jasa pembiayaan perdagangan serta

treasury dan investasi. Identifikasi ini meliputi kondisi

Page 12: z sir - Unisba

8

keuangan debitur, karakteristik usaha, kredibilitas debitur

dan lain-lain.

2. Mengukur Risiko Kredit.

Sistem pengukuran bank harus mempertimbangkan

karakteristik setiap jenis kredit, jangka waktu kredit, aspek

jaminan, anggunan, potensi terjadinya kegagalan membayar

(default), kesiapan dan kemapuan bank dalam menyerap

potensi kegagalan.

3. Memantau Risiko Kredit.

Bank harus melakukan pemantauan eksposur risiko kredit

dibandingkan limit risiko kredit yang telah ditetapkan, dapat

menggunakan kolektabilitas (internal rating). Hal ini

dilakukan dengan secara berkala dan terus menerus.

d. Pengendalian Risiko Kredit.

Kajian terhadap pengendalian risiko kredit dilakukan oleh

petugas yang independen dari satuan kerja operasional dan

hasilnya disampaikan secara langsung dan lengkap kepada

Dewan Direksi, Komite Audit, Direktur terkait, Satuan Kerja

Audit Intern dan Satuan Kerja Manajemen Risiko. Untuk kredit

bermasalah sebaikya ditangani secara khusus dengan memiliki

Satuan Kerja Khusus untuk menangani kredit bermasalah.

VI. Profitabilitas Bank

Brigham (1998:304) menyatakan bahwa: “profitabilitas adalah

hasil bersih yang diperoleh dari serangkai kebijakan dan keputusan”.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat dikatakan bahwa profitabilitas

bank merupakan suatu alat ukur yang menyatakan seberapa besar

Page 13: z sir - Unisba

9

kemampuan suatu bank dalam menghasilkan laba. Salah satu alat yang

dapat digunakan untuk mengukur profitabilitas bank adalah ROA

(Return On Asset). ROA digunakan untuk mengukur kemampuan

manajemen dalam memperoleh keuntungan (laba) keseluruhan.

Tjoekam (1999) dalam bukunya Perkreditan Bisnis Inti Bank Komersil

menyatakan bahwa ”Bank performance umumnya diukur dengan

profitability and risk, sedangkan bank profitability itu sendiri

menggunakan ukuran Return On Asset (ROA)”. Adapun rumus ROA

(Mulyono,1999:80) sebagai berikut:

Laba Bersih

ROATotal Asset

Khusus untuk dunia perbankan, penilaian tentang profitabilitas

(earning) yang digunakan untuk menilai kesehatan suatu bank, metode

yang digunakan adalah ROA, hal ini disesuaikan dengan Surat

Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 30 277/KEP/DIR tanggal 31

Maret 1998 mengenai tata cara Penilaian Tingkat kesehatan Bank, yang

diperbaharui melalui Peraturan Bank Indonesia No.6 10/PBI/2004

mengenai Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum yang

tercantum dalam pasal 4 ayat 4.

VII. Penerapan Manajemen Risiko Kredit Untuk Meningkatkan

Profitabilitas Bank

Pengelolaan kredit yang baik diharapkan dapat menghasilkan

tingkat profitabilitas yang terus meningkat, oleh karena itu bank

dituntut untuk mempunyai kebijakan penempatan dana pada aktiva

produktif, yaitu dengan menjaga kualitas pemberian kredit agar berada

dalam keadaan lancar. Salah satu rasio profitabilitas yang digunakan

Page 14: z sir - Unisba

10

adalah ROA (Return On Asset). ROA mengukur kemampuan

manajemen bank dalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan.

Dalam penentuan tingkat kesehatan suatu bank, Bank Indonesia lebih

mementingkan penilain berdasarkan ROA dan tidak memasukkan unsur

ROE. Hal ini dikarenakan Bank Indonesia sebagai Pembina dan

pengawas perbankan lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu

bank yang diukur dengan asset yang dananya sebagian besar berasal

dari dana simpanan masyarakat.

Bisnis inti dari bank yaitu melakukan intermediasi, yaitu dengan

menghimpun dana masyarakat yang menjadi sumber dana dan

disalurkan dalam bentuk kredit. Dalam penyaluran kredit, yang menjadi

risiko adalah kerugian akibat kredit bermasalah. Ketika tingkat kredit

bermasalah meningkat maka kredit menjadi tidak lancar dan macet,

pada saat yang bersamaan tingkat NPL pun akan meningkat.

Akibatnya, penghasilan bank yang bersumber pada bunga kredit

menjadi tidak lancar. Sebaliknya, jika kredit lancar dan tidak

bermasalah, maka bank akan memperoleh penghasilan yang bersumber

dari bunga, sehingga apabila pembayaran lancar maka bank akan

memperoleh bunga sehingga laba meningkat. Apabila laba meningkat

tingkat ROA pun akan meningkat.

VIII. KESIMPULAN

Pengelolaan kredit yang baik dengan menerapkan proses

manajemen risiko kredit, diharapkan dapat menghasilkan tingkat

profitabilitas yang terus meningkat. Bank dituntut untuk mempunyai

kebijakan penempatan dana pada aktiva produktif, yaitu dengan

Page 15: z sir - Unisba

11

menjaga kualitas pemberian kredit agar berada dalam keadaan lancar.

Dalam penyaluran kredit, yang menjadi risiko adalah kerugian

akibat kredit bermasalah. Ketika tingkat kredit bermasalah meningkat

maka kredit menjadi tidak lancar dan macet, pada saat yang bersamaan

tingkat NPL pun akan meningkat. Akibatnya, penghasilan bank yang

bersumber pada bunga kredit menjadi tidak lancar. Sebaliknya, jika

kredit lancar dan tidak bermasalah, maka bank akan memperoleh

penghasilan yang bersumber dari bunga. Semakin besar bunga yang

diperoleh, maka semakin tinggi tingkat laba yang dihasilkan oleh bank.

Apabila laba meningkat, tingkat ROA pun akan meningkat.

Page 16: z sir - Unisba

12

DAFTAR PUSTAKA

Brigham, Eugene F. 1998. Dasar-dasar Manajemen Keuangan.

Jakarta:Penerbitan Djambatan.

Ikatan Akuntansi Indonesia, 2000. Standar Akuntansi Keuangan.

Jakarta:Salemba Empat.

Mahmoeddin. 2002. Manajemen Perbankan. Jakarta : Ghalia Indonesia

Mulyono, Teguh Pudjo.1999. Analisa Laporan Keuangan Untuk

Perbankan. Jakarta : Salemba Empat.

Tampubolon, Robert. 2004. Manajemen Risiko : Pendekatan Kualitatif

Untuk Bank Komersial. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Tjoekam, Mohammad. 1999. Perkreditan Bisnis Inti Bank Komersial.

Jakarta : PT Gramedia.

Surat Edaran BI. 2003. No.5/21/DPNP/2003. Penerapan Manajemen

Risiko Kredit Bagi Bank Umum.

Surat Keputusan Direksi BI. 1998. No. 31/147/KEP/DIR/1998.