2
Asma adalah penyakit saluran napas kronik yang penting dan merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius di berbagai negara di seluruh dunia. Asma dapat bersifat ringan dan tidak mengganggu aktiviti, akan tetapi dapat bersifat menetap mengganggu aktiviti bahkan kegiatan harian. Produktiviti menurun akibat mangkir kerja atau sekolah, dan dapat menimbulkan disability (kecacatan), sehingga menambah penurunan produktiviti serta menurunkan kualiti hidup.(American Academy of Allergy : 2007) Prevalensi asma di seluruh dunia adalah sebesar 8-10% pada anak dan 3-5% pada dewasa, dan dalam 10 tahun terakhir ini meningkat sebesar 50%. sebanyak 10-15% anak laki-laki dan 7-10% anak wanita dapat menderita asma pada suatu saat selama masa kanak-kanak. Beberapa survei menunjukkan bahwa penyakit asma menyebabkan absensi 16 % pada anak sekolah di Asia, 43% anak-anak di Eropa, dan 40% hari pada anak-anak di Amerika Serikat. Serangan asma yang terjadi pada anak-anak tersebut, didiagnosis oleh para ahli sebagai asma ekstrinsik yang dapat disebabkan oleh alergen. Di Indonesia prevalensi asma belum diketahui secara pasti, namun hasil penelitian pada anak sekolah usia 13-14 tahun dengan menggunakan kuesioner ISAAC (Internationla Study on Asthma and Allergy in Children) tahun 1995 prevalensi asma masih 2,1%, sedangkan pada tahun 2003 meningkat menjadi 5,2%..(Badan Penerbit IDAI ; 2008) World Health Organization (WHO) memperkirakan 100-150 juta penduduk dunia menderita asma. Bahkan jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah hingga mencapai 180.000 orang setiap tahun.

yes 1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tes

Citation preview

Page 1: yes 1

Asma adalah penyakit saluran napas kronik yang penting dan merupakan masalah

kesehatan masyarakat yang serius di berbagai negara di seluruh dunia. Asma dapat bersifat

ringan dan tidak mengganggu aktiviti, akan tetapi dapat bersifat menetap mengganggu aktiviti

bahkan kegiatan harian. Produktiviti menurun akibat mangkir kerja atau sekolah, dan dapat

menimbulkan disability (kecacatan), sehingga menambah penurunan produktiviti serta

menurunkan kualiti hidup.(American Academy of Allergy : 2007)

Prevalensi asma di seluruh dunia adalah sebesar 8-10% pada anak dan 3-5% pada

dewasa, dan dalam 10 tahun terakhir ini meningkat sebesar 50%. sebanyak 10-15% anak laki-

laki dan 7-10% anak wanita dapat menderita asma pada suatu saat selama masa kanak-kanak.

Beberapa survei menunjukkan bahwa penyakit asma menyebabkan absensi 16 % pada anak

sekolah di Asia, 43% anak-anak di Eropa, dan 40% hari pada anak-anak di Amerika Serikat.

Serangan asma yang terjadi pada anak-anak tersebut, didiagnosis oleh para ahli sebagai asma

ekstrinsik yang dapat disebabkan oleh alergen. Di Indonesia prevalensi asma belum diketahui

secara pasti, namun hasil penelitian pada anak sekolah usia 13-14 tahun dengan menggunakan

kuesioner ISAAC (Internationla Study on Asthma and Allergy in Children) tahun 1995

prevalensi asma masih 2,1%, sedangkan pada tahun 2003 meningkat menjadi 5,2%..(Badan

Penerbit IDAI ; 2008)

World Health Organization (WHO) memperkirakan 100-150 juta penduduk dunia

menderita asma. Bahkan jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah hingga mencapai 180.000

orang setiap tahun. Sumber lain menyebutkan bahwa pasien asma sudah mencapai 300 juta orang

di seluruh dunia dan terus meningkat selama 20 tahun belakangan ini. Apabila tidak dicegah dan

ditangani dengan baik, maka diperkirakan akan terjadi peningkatan prevalensi yang lebih tinggi

lagi pada masa akan datang.(Departemen Kesehatan RI ;2009)

Asma dapat diderita seumur hidup sebagaimana penyakit alergi lainnya, dan tidak dapat

disembuhkan secara total. Upaya terbaik yang dapat dilakukan untuk menanggulangi

permasalahan asma hingga saat ini masih berupa upaya penurunan frekuensi dan derajat

serangan, sedangkan penatalaksanaan utama adalah menghindari faktor penyebab.(Badan

Penerbit IDAI ; 2008)