Upload
others
View
5
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
EVALUASI EFEKTIFITAS SISTEM PENGENDALIAN INTERN
ATAS KAS DI PERUSAHAAN TOEAN WATIMAN
SKRIPSI
Disusun Oleh:
Nama : Nafa Aminudin
No. Mahasiswa : 131214205
Jurusan : Akuntansi
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI WIDYA WIWAHA
YOGYAKARTA
2017
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
HALAMAN PENGESAHAN
SKRIPSI
EVALUASI EFEKTIFITAS SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS KAS DI PERUSAHAAAN TOEAN WATIMAN
Disusun Oleh:
Nama : Nafa Aminudin
No. Mahasiswa : 131214205
Jurusan : Akuntansi
Yogyakarta, Oktober 2017
Telah disetujui dan disahkan oleh
Dosen Pembimbing
Dra. Sulastiningsih, M.Si
ii
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
MOTTO
➢TIDAK AKAN ADA KEMENANGAN TANPA
PENGORBANAN
➢SEJAUH APAPUN KITA PERGI TEMPAT
YANG PALING NYAMAN ADALAH
KEMBALI KE RUMAH
➢HIDUP ITU MELAYANI
iii
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk:
1. Kedua orangtua tercinta Bapak Sugiman dan Ibu Rufi’ah. Terimakasih yang tidak terbatas nilainya atas segala hal yang telah beliau berikan untuk saya. Kasih sayang, kehidupan, perhatian, doa-doa yang selalu dipanjatkan untuk saya. Semua hal yang telah bapak dan ibu beri kepada saya yang saya sendiri tidak mampu menghitungnya. Terimakasih bapak ibu, bersabarlah untuk anakmu ini, karena ankamu ini akan selalu mengusahakan dan memperjuangkan yang terbaik untuk membuat bapak ibu bangga karna memiliki anak seperti nafa.
2. Untuk adik saya novia lukluik maknun terimakasih telah menjadi adik yang baik, yang selalu merindukan dan mendoakan kakak ketika nafa lama tidak pulang kerumah. Untuk adik saya, belajar yang rajin agar nilai kalian baik, buat bapak dan ibu bangga dengan kamu.
3. Untuk kakek dan nenek saya yang selalu merindukan momongan dan selalu mendoakan saya supaya cepat menikah, Kakek Legiman dan Kakek Mohyi serta Nenek sukaisi dan Mak ni, bersabarlah dan semoga di kasih umur yang panjang dan sehat selalu.
4. Teruntuk calon istriku tercinta Maulani Aprilia yang selalu menemani saya dalam keadaan senang maupun susah dan selalu bersabar menunggu saya serta selalu memberi support ketika saya jatuh hingga saya mampu bangkit kembali.
5. Segenap temanku seperjuangan Akuntansi angkatan 2013 yang sudah lulus dan berjuang mencari pekerjaan.
4
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb
Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan penelitian dan skripsi saya yang berjudul: “evaluasi Efektifitas Sistem Pengendalian Intern Atas Kas di Perusahaan Toean Watiman Resto”
Dalam proses penelitian dan penyusunan laporan penelitian dalam
skripsi ini, penulis tidak dapat luput dari kendala. Kendala tersebut dapat diatasi penulis berkat adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih sebesar-besarnya kepada :
1. Allah SWT yang telah memberiku begitu banyak rahmat dan hidayahn-
Nya. 2. Ibu Dra. Sulastiningsih, M.Si selaku dosen pembimbing terima kasih atas
kesabaranya dan semua bimbingan dalam menyelesaikan bimbingan ini. 3. Bapak Drs. Muhammad Subhan,MM selaku ketua STIE Widya Wiwaha
Yogyakarta. 4. Ibu Dra. Nur Wening,M.Si selaku wakil ketua 1 STIE Widya Wiwaha
Yogyakarta 5. Bapak Muhammad Robby Nur Wahyudi ,SE.MM. selaku Ketua Progam
Studi Akuntansi STIE Widya Wiwaha Yogyakarta.
5
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ........................................................................ ii
MOTTO.......................................................................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... v
DAFTAR ISI .................................................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG ...................................................................................... 1
1.2. IDENTIFIKASI MASALAH .........................................................................10
1.3. BATASAN MASALAH .................................................................................10
1.4. RUMUSAN MASALAH ................................................................................10
1.5. TUJUAN PENELITIAN.................................................................................10
1.6. MANFAAT PENELITIAN ............................................................................11
BAB II STUDI KEPUSTAKAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS
KAS
2.1. PEMBAHASAN TEORI .............................................................................. 12
2.1.1 Pengertian Sistem ............................................................................................13
2.1.2 Pengertian Sistem Akuntansi ........................................................................ 14
2.1.3 Pengertian Sistem Pengendalian Intern ..........................................................18
2.1.4 Pemahaman Sistem Pengendalian Intern ........................................................20
2.1.5 Elemen Elemen Internal Kontrol Sistem ....................................................... 24
6
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
2.1.6 Pentingnya Pengendalian Intern .....................................................................26
2.2. PENGERTIAN KAS ......................................................................................28
2.2.1 Pengertian Sistem Pengendalian Intern Terhadap Kas ...................................29
2.2.2 Prosedur Pengawasan Sistem Pengendalian Intern kas ..................................36
2.2.3 Penyalahgunaan Kas .......................................................................................37
2.2.4 Tujuan Pengendalian Intern Kas .....................................................................38
2.2.5 Cara-Cara Pengendalian Intern Terhadap Kas ................................................40
BAB III METODE PENELITIAN DAN GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
3.1. METODE PENELITIAN ...............................................................................41
3.2. SEJARAH SINGKAT PERUSAHAAN TOEAN WATIAMAN RESTO .. 43
3.2.1 Produksi Makanan Dan Minuman Toean Watiman Resto ......................... 44
3.2.2 Sistem Produksi Dan Pemasaran Toean Watiman Resto ................................44
3.2.3 Sistem Akuntansi Perusahaan Toean Watiman Resto ....................................46
3.2.4 Sistem Organisasi Dan Job Diskripsi Perusahaan Toean Watiaman Resto . 48
BAB IV DATA DAN ANALISIS DATA
4.1 DESKRIPSI DATA PENELITIAN ................................................................54
4.2 ANALISIS DAN PEMBAHASAN .............................................................. 62
4.2.1 Sistem Pengendalian Intern Kas ......................................................................62
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. KESIMPULAN ...............................................................................................65
5.2. SARAN ........................................................................................................ 67
7
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................68
LAMPIRAN ...................................................................................................................69
8
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Toean Watiman Resto merupakan perusahaan yang bergerak di bidang
kuliner yang menjual produk makanan dan minuman. Pengertian perusahaan yang
bergerak dibidang kuliner sendiri diatur dalam Undang Undang Republik
Indonesia No.11 tahun 1962 tentang hygiene usaha-usaha bagi umum. Menurut
Undang Undang Republik Indonesia No.11 pasal 2 tahun 1962 hygiene adalah
segala usaha untuk memelihara dan mempertinggi derajat kesehatan. Ada aturan
yang memberi rambu bagaimana suatu bahan pangan di produksi dan di
perdagangkan.
Toean Watiman Resto adalah perusahaan yang berdiri pada tanggal 15
November 2016 yang terletak di jalan taman siswa No.152 Yogyakarta. Toean
watiman resto memiliki perkembangan yang sangat baik, oleh karena itu
perusahaan ini dituntut untuk tetap exist dan professional agar mampu bersaing
dengan perusahaan lain dan produk-produk perusahaan ini dapat di terima dengan
baik. Agar perusahaan ini mampu bertahan, perusahaan ini menggunakan strategi-
strategi dalam penggalangan dan penggunaan dana perusahaan melalui sistem
pengendalian intern yang baik, terutama sistem pengendalian intern terhadap kas
guna pengawasan kegiatan yang telah disusun dalam progam kerja Toean
Watiman Resto maupun kegiatan kegiatan yang bersifat insindentil.
1
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
Menurut Hartadi (1999, hal 3), sistem pengendalian intern dapat
dipandang sebagai sistem sosial (social system) yang mempunyai
wawasan/makna khusus yang berada dalam organisasi perusahaan. Sistem
tersebut terdiri dari kebijakan, tehnik, alat-alat fisik, dokumentasi orang-orang
berinteriraksi satu sama lain di arahkan untuk (1) melindungi harta, (2) menjamin
utang yang tidak layak, (3) menjamin ketelitian dan kepercayaan data akuntansi ,
(4) dapat diperolehnya operasi secara efisien, dan (5) menjamin ditaatinya
kebijakan perusahaan.
Menurut tujuanya, sistem pengendalian intern tersebut dapat dibagi
menjadi dua macam, yaitu : sistem pengendalian intern akuntansi dan sistem
pengendalian intern adminitratif (Mulyadi, 1993: 166). Sistem pengendalian
intern akuntansi bertujuan untuk menjaga harta/kekayaan organisasi dan
mengecek ketelitian dan kehandalan data akuntansi. Sedangkan sistem
pengendalin intern adminitratif meliputi struktur organisasi, metode/prosedur dan
ukuran yang dikoordinisikan untuk menjaga harta/kekayaan organisasi, mengecek
ketelitian dan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya
kebijakan perusahaan.
Menurut Mulyadi (1992, hal 87-90) terdapat empat unsur pokok dalam
sistem pengendalian intern,yaitu :
1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab dan fungsional secara
tegas. Pembagian tanggung jawab fungsional dalam organisasi ini didasarkan
pada prinsip-prinsip berikut ini :
2
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
a. Harus dipisahkan fungsi-fungsi otorisasi transaksi dan penyimpanan dari
fungsi akuntansi.
b. Tidak ada satupun transaksi yang dilaksanakan secara lengkap hanya oleh
satu fungsi
2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan
yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya. Setiap transaksi
hanya terjadi atas dasar otoriasasi dari manajer yang memiliki wewenang
untuk itu. Dengan demikian di dalam organisasi harus disusun sistem
wewenang sehingga dapat ditetapkan manajer yang bertanggung jawab atas
terjadinya setiap transaksi. Setiap transaksi harus dicatat melalui prosedur
pencatatan tertentu, sehingga menjamin ketelitian dan keandalan data
akuntansi dan laporan keuangan yang dihasilkan.
3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap bagian
organisasi. Adapun cara-cara umumnya yang ditempuh oleh perusahaan
dalam menciptakan praktik yang sehat adalah:
a. Penggunaan formulir bernomer urut cetak (prenumbered form).
b. Pemeriksaan mendadak (surprised audit).
c. Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir oleh satu
orang atau d. satu unit organisasi tanpa ada campur tangan dari orang atau unit
organisasi lain.
e. Peraturan jabatan (job retation).
f. Keharusan pengambilan cuti bagi karyawan yang berhak.
3
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
g. Secara periodik dilakukan pencocokan fisik kekayaan dengan pencatatanya.
h. Pembentukan unit organisasi yang bertugas untuk mengecek efektifitas
unsur-unsur pengendalian intern yang lain. Untuk organisasi ini disebut satuan
pengawas intern atau staf pemeriksaan intern.
i. Pengendalian fisik atas kekayaan dan catatan
j. Kekayaan perusahaan harus diasuransikan dari kerugian yang mungkin
timbul.
4. Karyawan yang sesuai dengan tanggung jawabnya. Unsur pokok karyawan ini
yang cakap ini merupakan unsur umum (general control) yang berlaku untuk
semua sistem akuntansi. Untuk mendapatkan karyawan yang kompeten dan
dapat dipercaya berbagai cara ini dapat ditempuh, antara lain :
a. Seleksi calon karyawan selama menjadi kayawan perusahaan,sesuai
dengan pekembangan tuntutan karyawan.
b. Pengembangan pendidikan karyawan selama menjadi karyawan
perusahaan, sesuai dengan perkembangan tuntutan karyawan.
Prosedur pemahaman sistem pengendalian intern dalam arti penilaian
secara kritis terhadap kelemahan dan kebaikan sistem pengendalian intern yang
berlaku dapat di bagi menjadi lima tahap sebagai berikut ( Munawir, 1995 hal 237
) : (1) melakukan review pendahuluan atau memahami pengendalian intern yang
ditetapkan manajemen, serta menentukan potensi dapat dipercayainya
pengendalian intern tersebut.(2) mendokumentasikan hasil pemahaman. (3)
4
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
melakukan pengamatan transaksi secara sepintas. (4) identifikasi dapat tidaknya
pengendalian tersebut diandalkan atau di percaya. dan (5) menentukan
pengaruh sistem pengendalian intern terhadap penguji subtantif.
Kas didefinisikan sebgai alat pertukaran yang dapat di terima untuk
pelunasan utang dan dapat diterima sebagai suatu setoran ke bank sebagai jumlah
sebesar minimalnya, juga simpanan di bank atau tempat-tempat lainya yang dapat
diambil sewaktu-waktu (Baridawan, 1992: 86). Sehingga kas dapat dijadikan
landasan yang kuat untuk dipakai alat pengukur terhadap semua kegiatan
ekonomi dalam perusahaan. Oleh karena itu keberadaan kas yang sangat vital
bagi perusahaan maka diperlukan pengawasan yang ketat. Demikian juga untuk
menekan terjadinya penyalahgunaan, diperlukan sistem pengendalian intern atas
kas yang baik. Pada umumnya sistem pengendalian intern terhadap kas akan
memisahkan fungsi-fungsi penyimpanan, pelaksanaan dan pencatatan.
Menurut Giri (1993, hal 76) sistem pengendalian intern kas adalah semua
sarana, alat, peraturan-peraturan (mekanisme) yang digunakan oleh manajemen
untuk :
1. Mengamankan, mencegah pemborosan dan penyalahgunaan kas.
2. Menjamin ketelitian dan dapat dipercaya tidaknya data akuntansi tentang kas.
3. Mendorong dicapainya efisiensi kas.
4. Dipatuhinya kebijakan manajemen tentang kas
5
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
Menurut mulyadi (1992, hal 427), unsur pengendalian intern dalam siklus
kas antara lain :
1. Oraganisasi.
a. Fungsi penyimpanan kas harus terpisah dari fungsi akuntansi
b. Transaksi penerimaan dan pengeluaran kas tidak boleh dilaksanakan
sendiri oleh fungsi penyimpanan kas sejak awal sampai akhir, tanpa
campur tangan fungsi yang lain.
2. Sistem otoritas dan prosedur prncatatan.
a. Penerimaan kas harus mendapatkan otoritasasi dari pihak yang
berwenang.
b. Pengeluaran kas harus mendapatkan otorisasi dari pihak yang berwenang.
c. Pembukaan dan penutupan rekening bank harus mendapatkan persetujuan
dari yang berwenang.
d. Pecatatan dalam jurnal penerimaan kas dan jurnal pengeluaran kas (atau
dalam metode pencatatan tertentu dalam register cek) harus didasarkan
bukti kas masuk dan bukti kas keluar yang telah mendapat otorisasi dari
yang berwenang dan yang dilampiri dokumen pendukung yang lengkap.
3. Praktik yang sehat.
a. Saldo kas yang ada ditangan harus dilindungi dari kemungkian pencurian
dan penggunaan yang tidak semestinya.
6
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
b. Dokumen dasar dan dokumen pendukung transaksi pengeluaran kas harus
di bubuhi cap “Lunas” oleh fungsi penyimpanan kas setelah transaksi
pengeluaran kas dilakukan.
c. Penggunaan rekening Koran bank (bank stetment), yang merupakan
informasi dari pihak ketiga, untuk mengecek ketelitian catatan kas oleh
unit organisasi yang tidak terlibat dalam pencatatan penyimpanan kas
(Bagian Pemeriksaan Intern )
d. Semua pengeluaran kas harus dilakukan dengan cek atas sama perusahaan
penerima pembayaran atau dengan pemindah bukuan.
e. Jika pengeluaran kas hanya menyangkut jumlah yang kecil, pengeluaran
ini dilakukan lewat dana kas kecil, yang akuntansinya diselenggarakan
dengan sistem imprest.
f. Secara priodik dilakukan pencocokan jumlah fisik kas yang ada di tangan
dengan jumlas kas menurut catatan.
g. Kas yang ada di tangan (cash in safie) dan kas yang ada diperjalanan (cash
in transit) diasuransikan dari kerugian.
h. Kasir di asuransiakan (fidelity bond insurance)
i. Kasir diperlengkapi dengan alat-alat yang mencegah terjadinya pencurian
terhadap kas yang ada ditangan.
j. Semua nomer cek harus dipertanggungjawabkan oleh bagian kas.
7
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
Pada Perusahaan Toean Watiman Resto Yogyakarta mempunyai sistem
pengendalian intern kas yang berbeda dengan perusahaan lain. Sumber
penerimaan kas pada Toean Watiman Resto Yogyakarta penjualan produk
makanan dan minuman dan dari owner langsung. Sedangkan pengeluaran kas
yang ada di Toean Watiaman Resto adalah biaya-biaya pembelian bahan baku
produk makanan dan minuman serta yang berkenaan dengan biaya-biaya
operasional yang ada di Toean Watiman Resto, biasanya berupa gaji karyawan,
biaya telephone, biaya listrik, dan biaya lain lain. Adapun sistem pengendalian
intern terhadap kas yang ada di perusahaan Toean Watiman Resto Yogyakarta
antara lain:
1. Adanya pemisahan fungsi pencatatan kas yaitu bagian keuangan dan
penyimpanan kas.
2. Adanya pengawasan dan badan pemeriksa keuangan.
3. Penerimaan kas harus disetor dalam jumlah penuh ke bank pada hari yang
sama atau hari kerja berikutnya oleh bagian keuangan dan sepengetahuan
manajer perusahaan.
4. Tidak diperkenankan melakukan pengeluaran kas dari kas yang diterima dari
sumber sumber tersebut sebelum di setorkan ke bank terlebih dahulu.
5. Pengeluaran kas dilakukan dengan cek oleh bagian keuangan dan diuangkan
di bank oleh pihak yang bersangkutan.
8
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
6. Untuk pengeluaran kas yang tidak dapat dilakukan dengan cek oleh bagian
keuangan (karena jumlahnya kecil), dilakukan melalui dana kas kecil.
7. Adanya pencocokan catatan dengan kas yang ada di tangan secara periodik.
8. Adanya pencocokan bagian keuangan dengan catatan yang ada di bank
(rekosiliasi bank)
9. Penggunaan cek untuk penerimaan dan pengeluaran kas.
10. Pembubuhan cap “Lunas” oleh bagian keuangan.
11. Laporan keuangan di laporkan pada pihak yang bersangkutan secara periodik.
12. Adanya penyertaan dokumen-dokumen dalam pembelian atau pengeluaran
kas oleh pengguna kas tersbut.
13. Penomeran cek secara urut.
Jadi sistem pengendalian intern merupakan pengendalian yang efektif
dalam menegakkan disiplin operasi guna mencegah terjadinya penyalahgunaan
wewenang atau merupakan suatu pengawasan yang dapat memberikan suatu
informasi penting pada pimpinan perusahaan (Halim, 1997, hal 189).
Melihat pentingnya sistem pengendalian intern terhadap kas, maka dalam
skripsi ini penulis mengambil judul “Evaluasi Efektifitas Sistem Pengendalian
Internal Atas Kas Di Perusahaan Toean Watiman Resto Yogyakarta”
9
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
1.2 Identifikasi Masalah
Dari penjelasan di atas penulis melihat dari sudut pandang manajemen
perusahaan Toean Watiman Resto Yogyakarta khususnya yang bersifat
akuntabilitas dan adminitratif. Perusahaan Toean Watiman Resto Yogyakarta
mempunyai sistem pengendalian intern yang baik berupa alat, prosedur, kebijakan
dan mekanisme yang salah satunya berpengaruh terhadap sistem pengendalian
intern terhadap kas pada perusahaan Toean Watiman Resto Yogyakarta.
1.3 Batasan Masalah
Karena banyaknya kegiatan operasional yang ada di perusahaan Toean
Watiman Resto Yogyakarta maka penulis membatasi pembahasan hanya pada
siklus kas saja, yaitu : sistem pengendalian intern terhadap kas.
1.4 Rumusan Masalah
Yang menjadi pokok permasalahan untuk dibahas penulis dalam penelitian ini
adalah : Apakah Sistem Pengendalian Intern Atas Kas pada perusahaan Toean
Watiman Resto Yogyakarta sudah efektif?
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui evektivitas sistem
pengendalian intern terhadap kas pada perusahaan Toean Watiman Resto
Yogyakarta?
10
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penulisan ini adalah
1. Untuk menambah pemahaman, pengetahuan dan wawasan penulis mengenai
sistem pengendalian intern terhadap kas.
2. Dapat digunakan sebagai sumber informasi ilmiah bagi pihak-pihak yang
terkait dengan penelitian ini.
11
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
BAB II
STUDI KEPUSTAKAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS KAS
2.1 Pembahasan Teori
Guna memperlancar kegiatan perusahaan, maka perlu adanya suatu
sistem pengendalian intern sebagai patokan untuk melaksanakan kegiatan
tersebut. Sistem pada dasarnya merupakan sekolompok elemen yang erat
berhubungan satu dengan yang lainnya dimana mempunyai fungsi bersama-
sama untuk mencapai tujuan.
Manfaat dari sistem pengendalian intern adalah untuk memudahkan
perusahaan dalam melakukan pengawasan intern. Dalam hal ini bertujuan
untuk menjaga kekayaan perusahaan dan untuk memeriksa ketelitian serta
keandanlan akuntansi dalam perusahaan. Salah satu bentuk sistem
pengendalian intern adalah adalah sistem pengendalian intern terhadap kas.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sari (2013) yang berjudul
sistem pengendalian intern kas pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera
Utara, Struktur struktur organisasi pada Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara di nilai sudah cukup baik karena dapat menunjang
terbentuknya kesatuan perintah yang terarah dan pembagian tugas, fungsi,
wewenang serta tanggung jawab yang jelas. Hal ini sangat membantu dalam
pelaksanaan pengendalian intern kas yang efektif di Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara serta prosedur penerimaan kas dan pengeluaran
12
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
kas pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, sudah cukup baik
dengan adanya bukti-bukti yang dilaporkan dan disimpan oleh pihak yang
berwenang serta telah dilakukan pencatatan langsung dari penerimaan dan
pengeluaran kas.
Hal ini membuktikan bahwa sistem pengendalian intern kas pada
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dapat memperbaiki adanya
kesalahan dan penyelewengan yang mungkin terjadi. Sistem pengendalian
intern kas yang telah efektif harus tetap dipertahankan agar Fakultas
Ekonomi dapat mencapai sasaran atau tujuan yang diharapkan.
2.1.1 Pengertian Sistem
Sistem adalah sekelompok komponen yang masing-masing saling
menunjang, saling berhubungan maupun yang tidak seluruhnya merupakan
sebuah kesatuan (Saudi, 1995, hal 3). Sedangkan menurut Mulyadi ( 1993, hal
3) sistem ialah sekelompok elemen yang erat berhubungan satu dengan yang
lainya, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai suatu tujun tertentu.
Dari definisi-definisi ini dapat dirinci lebih lanjut mengenai pengertian
umum dari sistem (Mulyadi, 1993, hal 2) pertama setiap sistem terdiri dari
unsur-unsur. Elemen elemen tersebut meliputi subsistem yang lebih kecil,
yang terdiri dari sekelompok elemen yang membentuk subsistem. Seperti
sistem pernafasan terdiri dari sekelompok unsur yaitu hidung, saluran
13
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
pernafasan, paru-paru dan darah. Kedua elemen-elemen tersebut merupakan
bagian dari sistem terpadu dari sistem yang bersangkutan.
Elemen-elemen sistem berhubungan erat satu dengan yang lainya dan
sifat serta kerjasama antar elemen sistem tersebut mempunyai bentuk tertentu.
Ketiga, elemen sistem tersebut bekerjasama untuk mencapai tujuan sistem,
seperti dalam sistem pernafasan menyediakan oksigen dan pembuangan
carbon dioksida dari tubuh manusia bagi kepentingan hidup manusia.
keempat, suatu sistem merupakan suatu bagian dari sistem lain yang lebih
besar, seperti sistem pernafasan manusia merupakan salah satu sistem yang
ada dalam tubuh manusia, yang merupakan bagian dari sistem metabolisme
tubuh manusia.
2.1.2 Pengertian Sistem Akuntansi
Sitem akuantansi adalah seperangkat catatan, prosedur dan peralatan
yang secara rutin berhubungan dengan peristiwa yang mempengaruhi prestasi
dan posisi keuangan suatu organisasi (Winarno, 1994, hal 9). Sedangkan
menurut Mulyadi (1993, hal 3) sistem akuntansi adalah organisasi formulir
catatan dan laporan yang dikoordinisan sedemikian rupa untuk menyediakan
informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan
pengelolaan perusahaan.
14
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem akuntansi
merupakan alat bagi manjemen untuk mengetahui serta untuk memperoleh
data seta ketentuan-ketentuan mengenai kegiatan perusahaan dan juga
memutuskan pada transaksi pembayaran kas, penerimaan kas, pembelian dan
penjualan. Dalam sistem akuntansi perlu dibedakan sistem dan prosedur.
Sistem yaitu prosedur yang dibuat dari pola yang terpadu untuk melaksanakan
kegiatan pokok perusahaan. Prosedur yaitu suatu urutan-urutan pekerjaan
klerikal yang biasanya melibatkan satu bagian atau lebih, disusun untuk
menjamin adanya perlakuan yang seragam terhadap transaksi perusahaan
yang sering terjadi.
Dari sistem akuntansi tersebut, unsur sistem akuntansi pokok adalah
formulir, catatan yang terdiri dari jurnal, buku besar dan buku pembantu, serta
laporan. Jadi sistem akuntansi adalah salah satu sistem informasi diantara
berbagai sistem informasi yang digunakan oleh manajemen dalam mengelola
perusahaan (Mulyadi, 1993, hal.11).
Berikut ini diuraikan lebih lanjut pengertian masing-masing unsur
sistem akuntansi tersebut (Ikatan Akuntansi Indonesia 2009).
1. Formulir
Formulir merupakan dokumen yang digunakan untuk merekam
terjadinya transaksi. Formulir sering disebut dengan istilah dokumen, karena
15
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
dengan dokumen ini peristiwa yang terjadi dalam organisasi direkam diatas
secarik kertas. Formulir juga sering di sebut dengan media, karena formulir
merupakan media untuk mecatat peristiwa yang terjadi dalam oraganisasi dalam
catatan. Dengan formulir ini , data yang bersangkutan dengan transaksi di rekam
pertama kalinya sebagai dasar pencatatn dalam catatan. Contoh formulir adalah:
faktur penjualan, kas keluar dan cek. Dengan faktur penjualan misalnya di rekam
dengan nama pembeli ,alamat pembeli, jenis dan kuantitas barang yang di
jual,harga barang, tanda tangan otorisasi,dan sebagainya, dengan demikian faktur
penjualan digunakan untuk mendokumentasikan transaksi penjualan. Informasi
yang tercantum dalam faktur penjualan tersebut kemudian di catat dalam jurnal
penjualan dan buku pembantu piutang. Dengan demikian faktur penjualan
tersebut merupakan media pencatatan ke dalam jurnal dan media posting kedalam
buku pembantu piutang.
2. Jurnal
Jurnal merupakan catatan akuntansi pertama yang digunakan untuk
mencatat, mengklarisifikasikan dan meringkas data keuangan dan data lainnya.
Seperti yang telah di uraikan sumber informasi dalam jurnal ini adalah formulir.
dalam jurnal ini data keuangan untuk pertama kalinya di klarisifikasikan menurut
penggolongan yang sesuai dengan informasi yang akan di sajikan dalam laporan
keuangan. Dalam jurnal ini pula terdapat pula kegiatan peringkasan data yang
hasil peringkasanya (berupa rupiah hasil transaksi tertentu) kemudian di posting
16
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
ke rekening yang bersangkutan dalam buku besar. Contoh jurnal adalah
penerimaan kas, jurnal pembelian, jurnal penjualan, dan jurnal umum.
3. Buku Bersar
Buku besar ( general ledger) terdiri dari rekening-rekening yang
digunakan untuk meringkas data keuangan yang telah dicatat sebelumnya dalam
jurnal. Rekening rekening dalam buku besar ini di sediakan sesuai dengan unsur
unsur informasi yang akan disajikan dalam laporan keuangan. rekening buku
besar ini satu pihak dapat di pandang sebagai wadah untuk menggolongkan data
keuangan di pihak lain dapat di pandang pula sebagai sumber informasi keuangan
untuk penyajian laporan keuangan.
4. Buku Pembantu
Jika data keuangan di golongkan dalam buku besar di perlukan
rincianya lebih lanjut, dapat dibentuk buku pembantu (subsidiary ledger) buku
pembantu ini terdiri dari rekening-rekening pembantuyang merinci data keuangan
yang tercantum dalam rekening tertentu dalam buku besar. Sebagai contoh bila
rekening piutang dagang yang tercantum dalam neraca lebih lanjut menurut nama
debitur yang jumlahnya 60 orang, dapat dibentuk buku pembantu piutang yang
berisi rekening-rekening pembantu piutang kepada setiap debitur tersebut.
17
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
5. Laporan
Hasil akhir proses akuntansi adalah laporan keuangan yang dapat
berupa neraca,laba/rugi, laporan perubahan laba yang ditahan, laporan harga
pokok produksi, laporan biaya pemasaran, laporan harga pokok penjualan, daftar
umum piutang,daftar utang yang akan di bayar, daftar saldo persediaan yang
lambat penjualanya, laporan berisi informasi yang merupakan keluaran sisitem
akuntansi. Laporan dapat berbentuk hasil cetak komputer dan tayangan pada layar
monitor komputer.
2.1.3 Pengertian Sistem Pengendalian Intern
Sistem pengendalian intern merupakan pengendalian yang efektif
dalam menegakkan disiplin operasi guna mencegah terjadinya
penyalahgunaan wewenang atau merupakan suatu pengawasan yang dapat
memberikan informasi penting pada pimpinan perusahaan (Halim, 1997, hal
189). Menurut Hartadi (1999, hal 3), sistem pengendalian intern dapat
dipandang sebagai sistem sosial (social sistem) yang mempunyai
wawasan/makna khusus yang berbeda dalam organisasi perusahaan.
Mulyadi (1993,163) Sistem pengendalian intern meliputi struktur
organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinisikan untuk menjaga
kekayaan organisasi , mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi,
mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.
18
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
Definisi pengendalian intern tersebut menekankan tujuan yang hendak
dicapai, dan bukan pada unsur-unsur yang membentuk sistem tersebut.
Dengan demikian, pengertian pengendalian intern tersebut diatas berlaku pada
perusahaan yang mengolah informasiya secara manual dengan mesin
pembukuan maupun komputer. Tujuan pengendalian intern menurut definisi
tersebut adalah :
1. menjaga kekayaan organisasi,
2. mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi,
3. mendorong efisiensi,
4. mendorong di patuhinya kebijakan manajemen.
Menurut tujuannya, sistem pengendalian intern di bagi menjadi dua
macam, yaitu: pengendalian intern akuntansi dan pengendalian internal
admitratif (Mulyadi, 1993, hal 165-169). Sistem pengendalian intern
akuntansi bertujuan untuk menjaga harta/kekayaan organisasi dan mengecek
ketelitian dan kehandalan data akuntansi. Sedangkan sistem pengendalian
intern adminitratif meliputi struktur organisasi, metode/prosedur dan ukuran-
ukuran yang dikoordinikasikan untuk menjaga harta/kekayaan organisasi,
mengecek ketelitian data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong
dipatuhinya kebijakan kebijakan perusahaan.
19
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
Dari definisi pengendalian intern tersebut terdapat beberapa konsep
dasar berikut, yaitu :
1. Pengendalian intern merupakan suatu proses.
Pengendalian intern merupakan suatu proses untuk mencapai
tujuan tertentu pengendalian itu sendiri bukan merupakan suatu tujuan.
Pengendalian intern merupakan suatu rangkaian tindakan yang bersifat
persuasive dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan, bukan hanya
sebagai tambahan, dari infra struktur dan entitas.
2. Pengendalian intern dilakukan oleh orang.
Pengendalian intern bukan hanya terdiri dari pedoman
kebijakan dan formulir. Namun dijalankan oleh orang dari jenjang
organisasi, yang mencakup dewan komisaris, manajemen dan personil lain.
3. Pengendalian intern diharapkan mampu memberikan keyakinan memadai,
bukan mutlak, bagi manajemen dan dewan komisaris entiras. Keterbatasan
yang melekat dalam semua sistem pengendalian intern dan pertimbangan
manfaat dan pengorbanan dalam mencapai tujuan pengendalian
menyebabkan pengendalian intern tidak dapat memberikan keyakinan
mutlak.
4. Pengendalian intern ditujukan untuk mencapai tujuan yang saling berkaitan
pelaporan keuangan, kepatuhan dan operasi.
20
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
2.1.4 Pemahaman Sistem Pengendalian intern.
Pemahaman sistem pengendalian intern prosedur pemahan sistem
pengendalian intern dalam arti penilaian secara kritis terhadap kelemahan dan
kebaikan sistem pengendalian intern yang berlaku dapat dibagi menjadi lima
tahap sebagai berikut (Munawir, 1995 hal 237) :
1. Melakukan review pendahuluan atau memahami pengendalian intern yang
ditetapkan manajemen, serta menentukan potensi dapat dipercayainya
pengendalian intern tersebut.
Tahap pertama dalam review pendahuluan adalah melakukan rivew
terhadap kertas kerja tahun sebelumnya, pedoman prosedur, wawancara
dengan manajemen, observasi terhadap kegiatan personalia klien untuk
memperoleh gambaran secara umum terhadap linkungan pengendalian,
arus transaksi melalui sistem akuntansi dan prosedur pengendalian.
2. Mendokumentasikan hasil pemahaman
Tahap kedua dari proses pemahaman sistem pengandalian
intern adalah harus membuat kertas kerja dalam arti auditor harus
mendokumentasikan hasil pemahaman dari tahap pertam tersebut.
Beberapa tehnik yang umum dipakai auditor dalam rangka
mendokumentasikan hasil pemahaman pengendalian intern adalah sebagai
berikut :
a. Flowcarting
21
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
Flowcarting merupakan tehnik menjelaskan suatu struktur
pengendalian intern dengan menggunakan simbol-simbol yang disajikan
secara diagram.
b. Daftar pertanyaan.
Metode yang biasa digunakan untuk menjelaskan struktur
pengendalian intern dengan cara mengisi daftar pertanyaan yang sudah
di standarisir.
c. Uraian tertulis
Uraian tertulis ini biasanya menerangkan tentang struktur atau
prosedur akuntansi yang diperiksanya, identifikasi karyawan yeng
melakukan berbagai macam tugas, pembuatan dokumen dan tugas tugas
kewajiaban utama masing-masing bagian.
1. Melakukan pengamatan transaksi secara sepintas
Metode yang digunakan untuk melaksanakan pengamatan
sepintas terhadap transaksi adalah:
a. Pengamatan pribadi.
Pengamatan ini bertujuan untuk mendapatkan keyakinan
tentang eksistensi dan efektifitas bekerjanya struktur pengendalian
intern yan tidak dapat di telusuri jejaknya dalam dokumen perusahaan.
b. Mengajukan pertanyaan.
Bersamaan dengan pengamatan pribadi pertanyaan-petanyaan
tentang fungsi pengendalian dapat diajukan untuk memperoleh
22
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
penjelasan dari para pelaksana tentang fungsi-fungsi yang mereka
kerjakan.
c. Walk through test
Pengujian yang dilakukan sambil mengerjakan prosedur yang
lain (misalnya pengamatan pribadi) dan biasanya tanpa direncanakan.
2. Identifikasi dapat tidaknya pengendalian tersebut diandalkan atau di
percaya.
Berdasarkan dokumentasi pengendalian intern, terutama sistem
dan prosedur pengendalianya dan dengan anggapan bahwa
pengendalian yang ada secara potensial dapat diandalkan, auditor
melanjutkan pemahaman sebagai berikut
a. Identifikasi tujuan sistem
b. Memertimbangkan kemungkinan kesalahan atau penyimpangan
yang terjadi jika pengendalian tidak terpenuhi.
c. Menentukan pengendalian yang digunakan oleh klien untuk
mencegah dan mendeteksi kemungkinan dan kesalahan
penyimpangan.
d. Merancang pengujian pengendalian untuk setiap prosedur
pengendalian sebagai dasar penentuan pengujian subtantif.
3. Menentukan pengaruh sistem pengendalian intern terhadap penguji
subtantif.
23
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
Berdasarkan pada bukti-bukti tambahan yang diperoleh dari
pengujian pengendalian, auditor menyusun kembali atau memperbaiki
progam auditnya untuk memperoleh bukti yang menguatkan. Dengan data
lain dalam tahap ini auditor menentuka kebaikan dan kelemahan
pengendalian dan menyusun progam audit tahap akhir.
2.1.5 Elemen Elemen Internal Kontrol Sistem
Committee of Sponsoring Organizations of the Treatway Commission
(COSO) memperkenalkan adanya lima komponen Internal Control System
yang meliputi (1) linkungan Pengendalian (Control Eviroment), (2)
Penilian Resiko (Risk Assesment), (3) Aktivitas Pengendalian (Control
Prosedur), (4) Pemantauan (Monitoring), serta (5) Informasi dan
Komunikasi (Information and Comucation).
1. Lingkungan penngendalian (Control Eviroment.
Lingkungan pengendalian mencerminkan sikap dan tindakan
para pemilik manajager perusahaan mengenai pentingnya pengendalian
intern perusahaan. Efektivitas unsur pengendalian sangat oleh atmosfer
yang diciptakan lingkungan pengendalian. Lingkungan pengendalian harus
diberi tekanan perhatian, karena berdasarkan kenyataan, justru lingkungan
pengendalian ini mempunyai dampak besar terhadap keseriusan
pengendalian intern yang diterapkan dalam perusahaan.
24
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
2. Pelilain Resiko (Risk Assesment)
Semua organisasi memliki resiko dalam kondisi apapun yang
namanya resiko pasti ada dalam suatu aktivitas, baik aktivitas yang
berkaitan dengan bisnis (profit dan no profit) maupun no bisnis. Suatu
resiko yang telah di identifikasi dapt di analisi dan evaluasi sehingga dapat
di perkirakan insensitas dan tindakan yang dapat meminimalkanya.
3. Prosedur Pengendalian (Control Aktitis)
Prosedur pengendalian dapat di tetapkan untuk menstandarisasi
proses kerja sehingga menjamin tercapainya tujuan perusahaan dan
mencegah atau mendeteksi terjadinya ketidak beresan dan kesalahan
prosedur pengendalian meliputi hal hal sebagai berikut:
a. Personil yang kompeten,mutasi tugas dan cuti wajib
b. Pelimpahan tanggung jawab
c. pemisahan tanggung jawab untuk kegiatan terkait
d. Pemisahan fungsi akuntansi, penyimpanan aset dan operasional
4. Pemantauan (Monitoring)
Pemantauan terhadap sistem pengendalian intern akan
menemukan kekurangan serta meningkatkan efektivitas pengendalian.
25
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
Pengendalian dapat di monitor dengan baik dengan cara penilaian khusus
atau sejalan dengan usaha manajemen. Usaha pemantauan dapat dilakukan
dengan cara mengamati perilaku karayawan atau tanda-tanda peringatan
yang telah diberikan oleh sistem akuntansi.
Penilain secara khusus biasanya dilakukan secara berkala saat
terjadi perubahan pokok dalam strategi manajemen senior, struktur
korporasi atau kegiatan usaha. Pada perusahaan besar, auditor internal
adalah pihak yang bertanggungjawab atas pemantauan system
pengendalian intern. Auditor independen juga sering melakukan penilaian
atas pengendalian intern sebagai bagian dari audit atas laporan keuangan.
5. Informasi Komunikasi (Information and Komukation)
Informasi dan Komunikasi merupakan elemen penting dalam
pengendalian intern perusahaan. Informasi tentang lingkugan pengendalian,
penilaian resiko, prosedur pengendalian dan monitoring diperlukan oleh
manajemen Winnebago pedoman operasional dan menjamin ketaatan
dengan pelaporan hukum dan peraturan peraturan yang berlaku pada
perusahaan.
Informasi juga diperlukan dari pihak luar perusahaan.manajemen
dapat menggunakan informasi jenis ini untuk menilai standar eksternal.
26
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
Hukum peristiwa dan kondisi yang berpengaruh pada pengambilan
keputusan dan pelaporan ekternal.
2.1.6 Pentingnya Pengendalian Intern
Faktor-faktor yang dipandang penting akan perlunya sistem pengendalian
intern adalah :
1. Luas dan ukuran kesatuan usaha yang menjadi kompleks dan meluas
sehingga manajemen harus mempercayai berbagai macam laporan dan
analisis untuk pengendalian operasi secara efektif.
2. Pengawasan dan penelaahan yang melihat pada sistem pengendalian intern
yang baik mampu melindungi terhadap kelemahan manusia dan
mengurangi kemungkinan kesalahan yang akan terjadi.
3. Tidak praktis apabila akuntan memeriksa secara keseluruhan dengan
keterbatasan uang jasa (fee) tanpa mempercayai sistem pengendalian
intern.
Setiap perusahaan yang telah berjalan harus tetap memonitor kegiatan
dan hasil operasinya. Manajemen harus mempunyai pandangan dan sikap
professional untuk memajukan dan meningakatkan hasil-hasil yang telah
dicapai. Sebagai satu kesatuan usaha, tujuan perusahaan adalah untuk
mendapatkan laba. Maka dari itu pimpinan sangat membutuhkan informasi
keadaan terakhir perusahaanya. Melihat kenyataan pentingnya laporan sebagai
27
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
sumber informasi, dalam hubunganya dengan pengendalian operasi mak
diperlukan adanya suatu pengendalian intern yang cukup kuat atas sistem dan
prosedur sistem akuntansi yang berlaku,sehingga laporan yang dihasilkan
dapat dipecaya.
2.2. Pengertian Kas
Kas menurut Simamora (2002, hal, 380) sebagai berikut : “kas yaitu
aktiva yang paling likuid, merupakan media pertukaran standard an dasar
pengukuran suatu sistem akuntansi untuk semua pos-pos yang lain.”
Seperti didefinisikan oleh Ikatan Akuntansi Indosia (2002:2.2). “Kas
terdiri dari saldo kas (cash on hand) dan rekening giro. Setara kas (cash
equivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat liquid berjangka pendek dan
yang dengan cepat dapt dijadikan kas dengan jumlah tertentu tanpa
menghadapi resiko perubahan yang signifikan.”
Sedangkan menurut Bridwan (2003, hal, 85) “ kas merupakan suatu alat
penukaran dan digunakan sebagai suatu ukuran dalam akuntansi”. Dalam
neraca kas merupakan aktiva yang paling sering berubah. Hampir dalam
setiap transaksi dalam pihak luar selalu mempengaruhi kas.
Menuru Kusnadi dalam bukunya Akuntansi Keuangan Menengah
(intermendite) (2000:60) menyatakan bahwa : “Kas merupakan suatu
pembayaran yang mudah dipindah tangankan antar pihak yang melakukan
28
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
transaksi. Kas mempunyai kegunaan yang universal dan ia merupakan kertas
kecil yang mempunyai nilai yang cukup tinggi”.
Menurut Haryono Jusup (2001, hal, 2)mengemukakan pengertian kas adalah
sebagai berikut :
Kas adalah aktiva yang di miliki dan digunakan hampir semua
perusahaan kas meliputi uang tunai ( uang kertas maupun uang logam ), dan
kertas-kertas berharga yang dapat disamakan dengan uang, serta simpanan di
bank yang dapat digunakan sewaktu-waktu (misalnya rekening giro).
2.2.1. Pengertian Sistem Pengendalian Intern Terhadap Kas
Kas didefinisikan sebagai alat pertukaran yang dapat diterima untuk
pelunasan utang dan dapat diterima sebagai suatu setoran ke bank dalam
jumlah sebesar nominalnya, juga simpanan di bank atau tempat lainya yang
dapat diambil sewaktu-waktu (Bridwanm 1992: 86). Kas meliputi uang tunai
dan instrument pembayaran yang diterima oleh umum, baik yang ada dalam
perusahaan maupun yang disimpan di bank (Harnanto, 1995, hal 95).
Terdapat dua kriteria yang harus dipatuhi agar suatu alat pembayaran dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Harus diterima oleh umum sebagai alat pembayaran atau di terima oleh
bank sebagai simpanan, sebesar nominalnya.
29
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
2. Harus dapat digunakan sebagai alat pembayaran untuk kegiatan sehari-hari.
Sehingga kas dapat dijadikan landasan yang kuat sebagai alat
pengukur terhadap semua kegiatan ekonomi dalam perusahaan. Oleh karena
itu keberadaan kas yang sangat vital bagi perusahaan maka diperlukan
pengawasan yang ketat. Demikian juga menekan terjadinya penyalahgunaan,
di perlukan sistem penerimaan dan sistem pengeluaran kas yang baik. Pada
umumnya sistem sistem pengendalian intern pada kas akan memisahkan
fungsi-fungsi penyimpanan, pelaksanaan dan pencatatan.
Sistem pengendalin intern terhadap adalah semua sarana, alat,
peraturan-peraturan (mekanisme) yang digunakan oleh (1) manajemen untuk
mengamankan , mencegah pemborosan dan penyalahgunaan kas, (2)
menjamin ketelitian dan dapat tidaknya data akuntansi tentang kas, (3)
mendorong dicapai efisiensi kas dan (4) di patuhinya kebijakan manajemen
tentang kas (Giri, 1993 hal 76).
Pada umumnya setiap perusahaan dalam menjalankan fungsi-fungsi
yang terdapat dalam perusahaan memerlukan pengawasan dan pengendalian
dalm melaksanakan semua kegiatan perusahaan tersebut. Hal ini dilakukan
agar pelaksanaan kegiatan perusahaan tersebut bisa mencapai tujuan yang
diinginkan perusahaan, dan bisa terhindar dari kecurangan dan
penyelewengan yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu. Perlu adanya
30
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
struktur internal kontrol yang dapat menjaga kekayaan perusahaan maupun
kekayaan investor dan kreditor yang ditanamkan dalam perusahaan. Untuk
menjaga aktiva, memastikan akurasi, kejujuran dan efisiensi penanganan
sumberdaya dan pencatatan transaksi transaksinya.
Setiap perusahaan harus mempunyai system pengendalian internal
yang baik. Internal kontrol tidak menghilangkan kekeliruan, kesalahan dan
kecurangan-kecurangan yang terjadi pada perusahaan, tapi internal kontrol
dimaksudkan untuk dapat mengetahui kesalahan dengan cepat dan segera
menanganinya, menekan serendah mungkin masalah-masalah tersebut.
System pengendalian atas kas adalah semua sarana, alat, mekanisme yang
digunakan untuk mengamankan, mencegah pemborosan dan penyalahgunaan
kas,menjamin ketelitian, menndorong efisiensi dipatuhinya kebijakan
manajemen kas.
Kas adalah aset yang paling likuid dan rentan terhadap terjadinya
kecurangan kecurian atau penyelewengan jika tidak di kontrol dengan baik.
Oleh karena itu, untuk memperkecil kemungkinan terjadinya kecurangan atau
penyelewengan yang menyangkut uang kas perusahaan, diperlukan adanya
internal kontrol yang baik atas kas dan bank. Sistem pengendalian intern kas
adalah prosedur yang di anut untuk menjaga dana kas perusahaan system ini
membentuk internal kontrol yang memadai terhadap kas. Internal kontrol kas
merupakan salah satu cara untuk menjaga agar dana kas perusahaan tidak di
31
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
selewenengkan. meskipun penyelewengan itu tidak mungkin untuk di
hilangkan tapi dengan internal kontrol kas penyelewengan ini dapat di
hindari. Internal kontrol kas di bagi menjadi dua yaitu:
A. Sistem Penerimaan Kas
Penerimaan kas perusahaan bersal dari dua sumber utama yaitu
penerimaan dari penjualan tunai dan penerimaan dari piutang.
Penerimaan kas dan penjualan tunai terdiri dari penerimaan penjualan
langsung (over-the-counter sale), dari cash-on-delivery sale dan dari
kartu kredit (credit card sale), sedangkan penerimaan kas dari piutang
melalui penagih perusahaan, kantor pos dan lock box collection plan
(rencana koleksi tertutup). Jaringan prosedur yang membentuk sistem
penerimaan kas dari penjualan tunai adalah sebagai berikut (Mulyadi,
1993, hal 471):
1. Prosedur order penjualan.
Dalam prosedur ini fungsi penjualan penerimaan order dari
pembeli dan membuat faktur penjualan tunai untuk memungkinkan
pembeli melakukan pembayaran harga barang ke fungsi kas dan
untuk memungkinkan fungsi gudang dan fungsi pengiriman
penyiapan barang yang akan diserahkan pada pembeli.
2. Prosedur penerimaan kas.
32
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
Dalam prosedur ini fungsi kas menerima pembayaran harga
barang dari pembeli dan memberikan tanda pembayaran (berupa pita
register kas dan cap “lunas” pada faktur penjualan tunai) kepada
pembeli untuk memungkinkan pembeli tersebut melakukan
pengambilan barang yang dibelinya dari fungsi pengiriman.
3. Prosedur penyerahan barang.
Dalam prosedur ini fungsi pengiriman menyerahkan barang
kepada pembeli.
4. Prosedur pencatatan penjualan tunai
Dalam prosedur ini fungsi akuntansi melakukan pencatatan
transaksi penjualan tunai dalam jurnal penjualan dan jurnal
penerimaan kas. Di samping itu fungsi akuntansi juga mencatat
berkurangnya persediaan barang yang dijual dalam kartu persediaan.
5. Prosedur pencatatan penerimaan kas ke bank.
Dalam sistem pengendalian intern yang baik, sistem
penerimaan kas harus di setor dalam jumlah penuh ke bank pada hari
yang sama atau hari kerja berikutnya. Tidak diperkenankan
melakukan pengeluaran kas dari kas yang diterima dari sumber
sumber penerimaan kas tersebut.
33
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
6. Prosedur pencatatan penerimaan kas
Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mencatat penerimaan
kas ke dalam penerimaan kas berdasarkan bukti setor bank yang
diterima dari bank melalui fungsi kas.
7. Prosedur pencatatan harga pokok penjualan
Dalam prosedur ini fungsi akuntansi membuat rekapitulasi
harga pokok penjualan berdasarkan harga yang dicatat dalam kartu
persediaan. Berdasarkan rekapitulasi harga pokok penjualan ini,
fungsi akuntansi membuat bukti memorial sebagai dokumen sumber
untuk pencatatan harga pokok penjualan ke dalam jurnal umum.
B. Sistem Pengeluaran Kas
Beberapa prinsip internal control pengeluaran kas:
a). Semua pengeluaran kas harus diotorisasi oleh Atasan terlebih dahulu
b). Semua pengeluaran kas harus dilakukan dengan menggunakan cek,
kecuali pengeluaran yang jumlahnya kecil dilakukan menggunakan
cek dapat dilakukan dengan menggunakan dana kas kecil.
c). Perlu adanya ketentuan yang tegas dalam pengesahan pembayaran.
Harus ada ketetapan siapa yang berhak menulis cek, siapa yang
berhak menandatangani cek.
34
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
d). Semua cek harus diberi nomor lebih dahulu
e). Tanggung jawab untuk penerimaan kas harus dipisahkan dari
tanggung jawab untuk pengeluaran kas
f). Pencatatan kas harus dipisahkan dari tugas melakukan pembayaran
g). Faktur yang telah disetujui untuk pembayaran dan semua dokumen
pendukung yang diperlukan harus menjadi prasyarat untuk
melakukan pembayaran.
h). Setelah pembayaran dilakukan, semua dokumen pendukung harus
diberi tanda “telah dibayar” atau “Lunas” agar tidak bisa
dipergunakan untuk kedua kalinya.
Internal control kas bertujuan supaya transaksi yang telah
terjadi mendapat persetujuan dari pihak yang berwenang, dapat dicatat
dengan tepat sehingga manajemen dapat mengevaluasi semua informasi
terhadap transaksi dengan benar. Lalu, dengan pengendalian yang baik,
maka akan menghasilkan manajemen kas yang baik. Perusahaan akan
memiliki dana yang tertata sehingga dapat menggunakan dana tersebut
untuk membayar utang yang telah jatuh tempo. Dan apabila terdapat
kelebihan dana maka perusahaan dapat menggunakan dana yang tersedia
tersebut untuk investasi perusahaan.
35
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
2.2.2. Prosedur Pengawasan Sitem Pengendalian Intern Kas
Karena sifatnya yang sangat mudah untuk di pindahkan tangankan dan
tidak dapat dibuktikan oleh pindah tangankan dan tidak dapat dibuktikan
pemiliknya, maka kas mulai digelapkan. Oleh karena itu perlu diadakan
pengawasan yang ketat terhadap kas. Pada umumnya suatu sistem
pengendalian intern terhadap kas akan memisahkan fungsi-fungsi
penyimpanan pelaksanaan dan pencatatan.
Beberapa prosedur pengawasan kas yang dilakukan menurut
Simamora (2000, hal, 212) adalah:
1. Semua pengeluaran uang menggunakan cek, kecuali untuk pengeluaran-
pengeluaran kecil dibayar dari kas kecil.
2. Dibentuk kas kecil yang diawasi dengan ketat.
3. Penulisan cek dilakukan apabila didukung bukti-bukti yang lengkap dengan
kata lain diguanakan sistem voucher.
4. Dipisahkan antara orang-orang yang mengumpulkan bukti-bukti
pengeluaran, yang menulis cek, yang mendatangkan cek dan yang
mencatat pengeluaran kas.
5. Diadakan pemeriksaan intern dengan jangka waktu yang tidak tertentu.
36
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
6. Diharuskan membuat kas harian.
Pengeluaran kas terdiri dari jaringan prosedur :
a. Prosedur pembuatan bukti kas keluar.
b. Prosedur pembayaran kas.
c. Prosedur pencatatan pengeluaran kas.
2.2.3. Penyalahgunaan Kas
Kas merupakan harta yang paling sering menimbulkan kecurangan
sehinggga perlu diadakan pengawasan yang ketat. Kecurangan tersebut dapat
berupa penggelapan yang kadang-kadang sulit untuk ditemukan.
Menurut Susanto (2005, hal, 102) menyatakan bahwa :
“Penyelewengan atau pelanggaran hukum merupakan kebohongan atau
tindakan yang dilakukan secara sengaja untuk memperoleh keuntungan yang
tidak syah atau tidak wajar”.
Sedangkan menurut Kusnadi (2000, hal, 62) menyatakan bahwa
bentuk kecurangan kas dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
1. Check Kiting.
Manakala pada akhir bulan ada pemindahan dana melalui cek
dari bank satu ke bank lainya dengan tujuan untuk menutup-nutupi
kekurangan atau menambahkan saldo kas. Takala laporan diterima, saldo
37
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
bank dimana cek tersebut dilaporkan menunjukan kenaikan, sedangkan
pada saat bersamaan saldo di bank pertama tidak menunjukan pengeluaran
(tidak berubah).
2. Lapping.
Terjadi pada saat penerimaan piutang dari langganan tidak
segera di laporkan dan ia akan dilaporkan ada penerimaan kemudian “.
Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan, kemungkinan-
kemungkinan penyelewenengan kas tersebut bisa berupa:
1. Piutang yang timbul tidak dapat dicatat dalam pembukuan dan
penerimaannya disembunyikan.
2. Pembayaran cek untuk keperluan pribadi, akan tetapi dibebankan pada
biaya perusahaan.
3. Kesalahan pencatatan kas mengenai penerimaan atau pengeluaran dan
selisihnya digelapkan.
2.2.4. Tujuan Pengendalian Intern Kas
Menurut Sukrisno Agus (2005, hal, 154) tujuanya dilakukan
pengendalian intern terhadap kas antar lain :
38
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
1. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang baik atas kas serta
setiap transaksi pengeluaran kas dan bank, seperti :
a. Adanya pemisahan tugas dan tanggung jawab antara yang menerima
dan mengeluarkan kas dengan bagian pencatatan.
b. Adanya pemisahan antara yang membuat rekonsiliasi bank dengan
yang mengecek rekonsiliasi.
c. Digunakan imprest fun system untuk mengelola kas kecil.
d. Penerimaan kas,cek, giro segera disetorkan ke bank, paling lambat
keesokan harinya.
e. Uang kas harus disimpan dengan baik.
f. Uang kas harus digunakan dengan baik.
g. Blangko cek dan giro harus disimpan ditempat yang aman sehingga
tidak disalah gunakan, menghindari penandatanganan cek dalam
bentuk prangko, serta harus disertai bukti-bukti pendukung lengkap.
h. Sebaiknya cek ditulis nama dan ditandatangani oleh 2 orang untuk
menghindari penyalah gunaan.
i. Digunakan kwitansi bernomer urut tercetak.
j. Bukti-bukti pengeluaran kas yang sudah di bayar harus distempel
lunas untuk menghindari pembayaran dua kali.
2. Untuk memeriksa apakah ada pembatasan dalam penggunaan saldo kas jika
perusahaan menyisihkan sebagian dana yang dimiliki untuk keperluan
39
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
pelunasan obligasi atau mengenai saldo giro yang di bekukan karena
masalah hukum, maka maka saldo tersebut tidak boleh dimasukan sebagai
kas.
2.2.5. Cara-cara Pengendalian Intern Terhadap Kas
Cara-cara pengendalian intern kas menurut Haryono Jusup (2001, hal, 48)
adalah :
1. Petugas yang menangani urusan penerimaan kas tidak boleh merangkap
sebagai pelaksana pembukuan/pencatatan atas penerimaan kas tersebut,
sebaliknya petugas yang mengurusi pembukuan tidak boleh mengurusi
kas.
2. Setiap kali penerimaan kas harus segera dicatat. Perusahaan harus segera
mencatat formulir-formulir secara cermat sesuai dengan kebutuhan, dan
menggunakanya dengan benar.
3. Penerimaan kas setiap hari harus disetorkan seluruhnya ke bank. Hal ini
dilakukan agar petugas yang menangani kas tidak mepunyai kesempatan
untuk menggunakan kas perusahaan untuk kepentingan pribadi.
4. Apabila memungkinkan, sebaiknya diadakan pemisahan antara fungsi
penerimaan kas dan fungsi pengeluaran kas.
40
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
BAB III
METODE PENELITIAN DAN GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
3.1. Metode Penelitian
Penelitian ini bersifat studi kasus dengan menggunakan metode
pengumpulan data sebagai berikut:
1. Obyek penelitian
Pada kesempatan ini penulis mendapat kesempatan untuk melakukan
penelitian di perusahaan Toean Watiman Resto Yogyakarta.
2. Jenis data yang di perlukan
Data yang diperlukam adalah data primer yang didapat dari neraca,
laporan dana kas besar, laporan dana kas kecil, struktur organisasi, bukti
penerimaan kas dan bukti pengenluaran kas pada obyek penelitian, serta
wawancara dengan pihak pihak yang terkait dalam sistem pengendalian intern
terhadap kas.
3. Tehnik pengumpulan data
a) Metode observasi
Metode observasi adalah metode pengumpulan data dengan
mengadakan pengamatan langsung terhadap obyek penelitian.
41
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
b) Metode wawancara
Metode wawancara adalah metode pengumpulan data yang
dilakukan melalui pengajuan pertanyaan secara lisan kepada pihak-pihak
yang terkait dengan pokok permasalahan
c) Studi pustaka
Studi pustaka yaitu metode pengambilan data dengan
mengambil data yang terdapat dalam literatur yang berhubungan dengan
masalah yang diteliti.
4. Analisis Data
Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dan kualitatif
dengan tahap-tahap sebagai berikut :
1. Menetapkan Sistem Pengendalian Intern kas yang efektif sebagai
standar ukur.
2. Mengevaluasi pelaksanaan Sistem Pengendalian intern kas pada
perusahaan Toean Watiman.
3. Menilai efektifitas Sistem Pengendalian Intern.
42
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
3.2. Sejarah Singkat Perusahaan Toean Watiman
Perusahaan Toean Watiman Resto Yogyakarta yang di miliki
oleh Bapak Budi Prasetyo berdiri pada 15 November 2016 yang
beralamat di jalan Taman Siswa no.152 yogyakarta. Modal dari
perusahaan Toean Watiman Resto dimiliki oleh keluarga Bapak Budi
Prasetyo 100%. Perusahaan Toean Watiman Resto Yogyakarta ini
mengusung tema waroeng tiga jaman, konsep ini maksudnya adalah
makanan yang disajiakan menggunakan resep kakek nenek yang kental
dengan aneka rempah kemudian di paltinganya kekinian sesuai jamanya.
Toean Watiman resto sendiri terdiri dari dua bagian yaitu
semoking area dan no smoking area. Perusahaan ini menjual produk
makan dan minuman dengan berbagai macam fariasi, yaitu Italian food,
chainise food, japans food, dan menu nusantara, cara penyajianya juga
berbeda di kemas dengan unik dan beraneka ragam. Dengan semakin
meningkatnya permintaan konsumen dan menghadapi persaingan bisnis
yang sejenis, maka perusahaan ini lebih mengutamakan layanan terhadap
konsumen terutama dari sisi kualitas kemasan dan produk, ketepatan
waktu penyelesaian makanan,serta harga yang terjangakau untuk semua
kalangan.
3.2.1. Produksi Makanan Dan Minuman Toean Watiman Resto
43
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
Perusahaan Toean Watiman Resto mempunyai 2 bagian
produksi, yaitu:
1. Produksi Makanan
Perusahaan Toean Watiman Resto mempunyai 2 bagian
produksi, salah satunya adalah produksi makanan. Dalam produksi ini
para Chef membuat berbagai macam makanan untuk di jual
kekonsumen, dari Italian Food, Japanese Food, Chainise Food, dan
menu Nusantara semuanya mampu diproduksi dan di jual ke
konsumen.
2. Produksi minuman
Perusahaan Toean Watiman Resto Pastinya juga
memproduksi minuman untuk dijual kekonsumen, dalam produksi ini
para Barista membuat berbagai macam farian, berbagai macam farian
tersebut diciptakan dari coklat, soda, buah-buahan, dan susu. Ini
bertujuan agar konsumen tidak jenuh dan bosan dengan produk
minuman perusahaan Toean Watiman Resto.
3.2.2. Sistem Produksi Dan Pemasaran Perusahaan Toean Watiman Resto
A. Sistem Produksi
Perusahaan Toean Watiman Resto merupakan perusahaan yang
bergerak dibidang kuliner makanan dan minuman, maka dari itu
44
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
perusahaan Toean Watiman Resto memisahkan sistem produksi makanan
dan minuman untuk mempermudah di setip bagiannya. Untuk bagian
makanan perusahan Toean Watiman Resto memisahkan menjadi 4 devisi
yaitu:
1. Kitchen, bertanggung jawab untuk priperan dan mengelolah bahan
utama menjadi setengah jadi.
2. Work, bertanggung jawab pada bagian penggorengan dan mengelolah
bagian setengah jadi menjadi makanan yang siap disajikan.
3. Helper, bertugas membantu work dan kitchen dalam menyiapkan bahan
dan alat-alat yang di butuhkan
4. Hate chef, bertanggung jawab atas kualitas rasa makanan yang akan
disajikan kepada konsumen dan bertanggung jawab kepada manajer
produksi atas apa yang dilakukan ketiga devisi yaitu kitchen, work dan
helper ketika mendapat complain dari konsumen.
Pada bagian sistem produksi minuman perusahaan Toean
Watiman Resto hanya ada satu devisi namun di pisahkan menjadi 2
bagian yang saling bergantian antara satu dengan yang lain untuk
prepare dan memproduksi minuman yang akan di sajikan ke
konsumen. Dan juga Hate Barista yang bertanggung jawab atas
kegiatan produksi minuman kepada manajer produksi.
B. Sistem Pemasaran
45
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
Perusahaan Toean Watiman Resto menggunakan sosial media
khusunya Instagram sebagai sistem pemasaranya, target utama
konsumen perusahaan Toean Watiman Resto adalah para mahasiswa
dan para pelajara siswa-siswi SMA yang ada di Yogyakarta, maka dari
itu perusahaan Toean Watiman Resto menggunakan sosial media
sebagai sistem pemasaranya. Perusahaan Toean Watiman Resto juga
bekerja sama dengan transportasi online untuk mempermudah
konsumen yang berada jauh dari lokasi Toean Watiman Resto yang
ingin membeli produk-produk Toean Watiman Resto sehingga
diharapkan dapat menjual produk-produk perusahaan kepada konsumen
yang berada jauh dari lokasi perusahaan Toean Watiman Resto.
3.2.3. Sistem Akuntansi Perusahaan Toean Watiman Resto
Perusahaan Toean Watiman Resto merupakan
perusahaan yang sedang berkembang maka dari perusahaan Toean
Watiman Resto membutuhkan sistem akuntansi yang baik untuk
mendorong kemajuan perusahaan dan juga untuk membantu manajer
dalam pengambilan keputusan.
Menurut Mulyadi (1993, hal, 3) sistem akuntansi
adalah organisasi formulir catatan, dan laporan yang dikoordinisikan
sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang di
butuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan.
Perusahaan Toean Watiman Resto menggunakan sistem akuntansi
46
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
dengan laporan perbulan untuk diserahkan kepada manajer perusahaan
dengan pencatatan laporan penerimaan kas dan pengeluaran kas
perhari. Perusahaan juga menggunakan sistem akuntansi Zahir untuk
mengelola data perusahaan dan diharapkan dapat membantu keakuratan
data serta laporan informasi keuangan yang akan diberikan kepada
manajer perusahaan Toean Watiman Resto.
47
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
Manajer Pemasaran
3.2.3. Struktur Organisasi Dan Job Diskripsi Perusahaan Toean Watiman Resto
A. Struktur Organisasi
Direktur Utama
Wakil manajer
Supervisor
Manajer produksi
Manajer Adm / Keuangan
Captain
Kasir Staf gudang
Staf
pembelian
Operator
produksi
Gambar 3.1. Struktur Organisasi Perusahaan Toean Watiman Resto
48
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
B. Job Diskripsi
Semua bagian mempunyai tugas (job description) dan fungsi
masing-masing yaitu :
a. Direktur Utama
Direktur Utama menentukan garis kebijaksanaan dan tujuan perusahaan.
Komisaris pada perusahaan Toean Watiman Resto adalah Bapak Didik
Prasetyo.
Tugas komisaris yaitu:
1. Mengawasi jalannya perusahaan agar sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan perusahaan.
2. Menilai cara kerja direktur utama dalam memimpin perusahaan sekaligus
sebagai penasehat, apabila direktur utama membutuhkan nasehat hukum
yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan.
b. Wakil Manajer
Direktur perusahaan Toean Watiman Resto adalah Bapak
Kasno. Wakil manajer mempunyai wewenang dan tanggung jawab atas
kelancaran usaha serta keseluruhan yang mencangkup kelancaran intern
dam ekstern. Tanggung jawab intern yaitu dalam hal keteraturan yang
bersifat adminitratif dan proses produksi serta hal hal yang berkaitan
dengan intern perusahaan. Tanggung jawab ekstern yaitu dalam hal
hubunganya dengan pelanggan, para relasi, serta instansi-instansi yang
memiliki hubungan usaha dalam perusahaan.
49
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
c. Supervisor
Supervisor perusahaan Toean Watiaman Bapak Andre. Tugas
supervisor yaitu:
1. Menngawal sistem manajemen mutu yang diberlakukan diperusahaan.
2. Melaporkan kinerja sistem manajemen mutu kepada top manajemen.
d. Manajer produksi
Manajer produksi perusahaan Toean Watiman Resto
merangkap dengan dengan wakil manajer yaitu Bapak Kasno, tugas
Bapak kasno tidak hanya sebagai Wakil manajer namun juga Manajer
Produksi yang di bantu Oleh Bapak Andre. Tugas manajer Produksi
adalah:
1. Melakuakan pengendalian kualitas bahan baku.
2. Membuat perancanaan produksi.
3. Mengawasi jalannya proses produksi dan persediaan.
4. Melakukan hubungan dengan bagian pemasaran.
Bagian produksi perusahaan Toean Watiman terdiri dari 3
bagian, yaitu:
a). Staf Gudang
Yang bertugas di staf gudang adalah Nurudin. Tugas staf gudang jadi
yaitu:
1. Menyimpan dan menjaga keamanan barang-barang tersebut dengan
baik.
50
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
2. Mengeluarkan barang-barang berdasarkan surat permintaan pengiriman
barang.
b). Staf Pembelian
Yang bertugas di Staf Pembelian adalah Yudi. Tugas dari staf
pembelian bahan baku adalah.
1. Menyediakan bahan baku yang akan di proses dan digunakan oleh devisi
makanan dan minuman
2. Menyaring bahan baku yang masuk dan keluar serta keluar sehinnga
tidak terjadi penumpukan bahan baku.
c). Operator Produksi
Yang bertugas di bagian operator produksi adalah hate dari
devisi makanan yaitu Satrio dan hate divisi minuman yaitu Yongki.
Tugas dari operator produksi adalah :
1. Mengecek keadaan mesin sebelum dan sesudah dijalankan atau
dioperasikan.
2. Mempersiapkan bahan-bahan dan alat-alat yang dibutuhkan sebelum
dilakukan proses produksi.
3. Memberikan dan menbuat laporan hasil pekerjaan yang dilakukan.
d. Manajer Adminitrasi/Keuangan
Manajer Adminitrasi keuangan perusahaan Toean Watiman
Resto adalah Widya. Tugas dari manajer adminitrasi/keuangan yaitu:
51
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
1. bertanggung jawab atas tersedianya dana yang cukup untuk kelancaran
jalanya perusahaan.
2. Mengatur semua kegiatan yang berhubungan dengan keluar masuknya
uang perusahaan.
3. Membuat perhitungan kas.
4. Membuat laporan dan rencana keuangan perusahaan.
Manajer adminitrasi/keuangan terdiri dari 1 bagian yaitu Kasir.
Tugas bagian kasir di jabat oleh Sundari, tugas kasir yaitu:
1. Melakukan pencatatn atas setiap transaksi penerimaan dan pengeluaran
kas setiap hari.
2. Bertanggung atas uang dan surat berharga yang disimpan di bagian
kasir.
e. Manajer Pemasaran
Manajer Pemasaran di perusahaan Toean Watiman Resto yaitu
Bapak Art. Tugas dari Manajer Pemasaran yaitu:
1. Membuat perencanaan, penyusunan anggaran, dan pelaksanaan
pemasaran.
2. Meneliti dan mengawasi perkembangan yang terjadi di pasar.
3. Mengadakan hubungan dengan bagian produksi.
52
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
f. Captain
Captain di perusahaan Toean Watiman Resto adalah Anjar.
Tugas dari captain adalah:
1. Menjaga agar makan dan minuman yang dipesan konsumen tidak
terlambat.
2. Mengkordinisikan bagian servis agar tidak terjadi salam paham dengan
bagian produksi makanan dan minuman.
3. Menjaga kenyamanan dan kepuasan konsumen.
53
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
BAB IV
DATA DAN ANALISIS DATA
4.1 Deskripsi Data Penelitian
Pada suatu perusahaan, sistem pengendalian intern sangat dibutuhkan
mengingat faktor- faktor yang meliputi luas dan entitas perusahaan yang sangat
kompleks. Hal ini mengakibatkan manajemen harus percaya pada laporan-
laporan serta analisis untuk operasi pengendalian intern yang efektif. Menurut
Mulyadi (2001, hal, 163), ‘Sistem pengendalian intern meliputi struktur, metode
dan ukuran-ukuran yang dikoordinisikan untuk menjaga kekayaan organisasi,
mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong dipatuhinya
kebijakan manajemen”. Sistem pengendalian intern dapat digunakan lebih
efektif untuk mencegah penggelapan atau penyimpangan.
Sistem penerimaan kas dan pengeluaran kas adalah kegiatan yang sangat
penting dan berpengaruh terhadap sumber utama pendapatan dan pengeluaran
kas suatu perusahaan. Agar kegiatan-kegiatan dalam pengelolan penerimaan
dan pengeluaran kas dikelola dengan efektif, maka manajemen harus
menciptakan pengendalian intern penerimaan dan pengeluaran kas.
54
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
Perusahaan Toean Watiman Resto merupakan perusahaan yang bergerak
dibidang industri kuliner makanan dan minuman. Produk yang dihasilkan dan
dijual ke konsumen dengan berbagai macam menu makanan dan minum yang di
plating dengan menarik dan rasa yang nikmat dengan tujuan kepuasan
konsumen.
4.1.1. Sistem Penerimaan Kas
Penerimaan kas yang ada pada perusahaan Toean Watiman Resto
berasal dari penjualan produk dan investor. Berikut ini merupakan beberapa
penjelasam dari sitem penerimaan kas yang ada pada perusahaan Toean
Watiman Resto :
A. Penjualan Produk.
Pada sistem penerimaan kas penjualan produk, perusahaan
Toean Watiman Resto menjual produk makanan dan minuman kepada
konsumennya, pada penjualan produk ini, sistem pembayaran dapat
digunakan dengan dua cara, yaitu :
1. Cash
Pembayaran Cash merupakan pembayaran tunai yang langsung
dibayarkan oleh konsumen ke perusahaan. Perusahaan mewajibkan
konsumen/pembeli mewajibkan melakukan pembayaran harga barang
setelah menerima produk yang telah dipesan. Pembayaran cash biasa
55
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
dilakukan oleh konsumen/pembeli yang membawa uang tunai.
Pembayaran cash langsung ditangani oleh kasir perusahaan Toean
Watiman Resto.
Perusahaan Toean Watiman Resto memiliki 2 pembagian shift
kerja dibagian kasir, yaitu jam 09.00-17.00 dan 15.00-23.00, ada
pertemuan antara kedua kasir di jam 15.00-17.00 hal ini di maksudkan
agar tidak terjadi gesehan ketika pergantian shif. Setiap kasir harus
memberikan laporan pendapatan perharinya ke bagian manajer
adminitrasi keuangan, laporan ini berupa bill pembayaran cash.
Laporan yang diberikan oleh kasir akan dicocokkan oleh
bagian adminitrasi keuangan dengan jumlah makanan dan minuman
yang terjual sebelum disetorkan ke bank, pendapatan yang diperoleh
perusahaan dari penjualan produk akan disetorkan ke bank perhari,
Jika terjadi selisih maka bagian kasir harus bertanggung jawab atas
laporan yang diberikan kepada bagian adminitrasi keuangan. Laporan
yang di berikan oleh kasir perusahaan ke bagian adminitrasi keuangan
akan dijadikan laporan pendapatan sistem cash perbulannya oleh
bagian adminitrasi keuagan.
2. Card
Pembayaran card merupakan pembayaran menggunakan kartu
kredit dan kartu debit, sistem pembayaran menngunakan card sama
dengan sistem pembayaran menggunakan cash yaitu
56
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
konsumen/pembeli membayar barang yang sudah di pesan.
Pembayaran card biasanya oleh konsumen/pembeli yang tidak
membawa uang tunai.
Sistem pembayaran menggunakan card juga ditangani
langsung oleh kasir perusahaan Toean Watiman Resto, sistem
pembayan card tidak jauh berbeda dengan sistem pembayaran
menggunakan cash, sistem kerja kasir perusahaan sama dengan 2 jam
kerja. Kasir perusahaan harus memberikan laporan tentang pendapatan
yang di peroleh perusahaan dengan sistem card kepada bagian
adminitrasi keuangan. Laporan. Laporan ini berupa bill pembayaran
konsumen menggunakan card.
Laporan yang diberikan akan di cocokkan oleh bagian manajer
adminitrasi keuangan jumlah pendapatan serta laporan bill dengan
jumlah yang pendapatan yang masuk di bank perharinya. Laporan ini
akan digunakan bagian adminitarsi keuangan untuk membuat laporan
pendapatan sistem card perbulanya.
57
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
Cek & rekap nota buat laporan
BAGAN PENERIMAAN KAS DAN PELAPORAN
Alur Kasir Alur Accounting
2 2
2 2
a c
Cek nota & uang
Simpan data Uang disimpan di bank
Simpan data laporan
Gambar 4.1 Bagan Penerimaan Kas
58
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
4.1.2. Sistem Pengeluaran kas
Sistem pengeluaran kas perusahaan Toean Watiman Resto ada 2 yaitu:
1. Sistem Pengeluaran Kas Kecil
Sistem pengeluaran kas kecil perusahaa Toean
Watiman Resto digunakan untuk pembelian bahan baku produk
makanan dan minuman. Setiap harinya bagian staf pembelian
menyediakan barang yang dibutuhkan oleh divisi makanan dan
minuman. Staf pembelian akan mendapatkan dana kas kecil dari
bagian manajer adminitasi keuangan yang di serahkan kepada staf
gudang. jadi dana kas kecil untuk pembelian harus melewati proses
dan filter. Hal ini dilakukan untuk memisahkan pengelolaan dana
kas kecil antara staf gudang dan staf pembelian agar tidak terjadi
kecurangan.
Staf pembelian perharinya harus memberikan laporan
pembelian berupa nota pembelian kepada bagian staf gudang.
Laporan yang diberikan oleh bagian staf pembelian akan dicocokan
dengan stok barang yang ada digundang perharinya sebelum
diserahkan kebagian manajer adminitrasi keuangan. Laporan ini
akan dijadikan laporan pembelian perusahaan Toean Watinan Resto
perbulanya.
59
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
2. Sistem Pengeluaran Kas Besar
Sistem Pengeluaran Kas Besar perusahaan Toean
Watiman Resto digunakan untuk, biaya gaji karyawan, biaya listrik
dan pembayaran pajak perusahaan. Sistem pengeluaran kas besar
dibuat langsung oleh bagian manajer adminitrasi keuangan dan
diserahkan kepada direktur utama perusahaan Toean Watiman
Resto.
Laporan yang diberikan oleh bagian adminitrasi
keuangan akan di cek langsung oleh bagian direktur utama
perusahaan Toean Watiman Resto, laporan ini akan di cek oleh
direktuk utama melalui cek yang telah diuangkan dan juga laporan
ini sebagai informasi untuk membantu dalam pengambilan
keputusan yang dilakukan oleh direktur utama perusahaan Toean
Watiman Resto.
60
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
Permintaan kas keluar
BAGAN PENGELUARAN KAS DAN LAPORAN
Mulai 2
Bukti kas keluar
a
Proses c pelaporan
1 2 bukti kas keluar
Bkk disimpan a
Gambar 4.2 Bagan Pengeluaran Kas
61
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
4.2 Analisis Dan Pembahasan
4.2.1. Sistem Pengendalian Intern Kas
Dalam sistem pengendalian intern atas kas yang ada dalam
perusahaan Toean Watiman Resto antara lain:
1. Struktur Organisasi
a. Adanya pemisahan pada struktur organisasi antara fungsi
pencatatan dan pengelolaan dana kas dilakuan oleh divisi
yang berbeda. Hal ini dapat dilihat dalam struktur
organisasi perusahaan Toean Watiman Resto, yaitu fungsi
penyimpanan dan pencatatan pendapatam dilakukan oleh
fungsi yang berbeda. Fungsi pencatatan dilakukan oleh
kasir perusahaan dan fungsi penyimpanan dilakukan oleh
bagian Manajer Adminitrasi Keuangan perusahaan Toean
Watiman Resto.
b. Adanya pengawasan dana kas serta penyaringan laporan
pencatatan pengeluaran kas dan laporan penerimaan kas,
yang dilakukakan oleh Manajer Adminitrasi Keuangan
kebagian Gudang dan Kasir
2. Sistem Otoritas Dan Prosedur Pencatatan.
.a. Dana kas disetorkan ke bank oleh Kepala Bagian
Adminitrasi keuangan dan akan dicatat dalam buku bank
62
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
sebesar nilai nominalnya, serta penyetoran penuh dilakukan
pada hari yang sama atau hari kerja berikutnya.
b. Dana kas yang dikeluarkan melalui dana kas kecil dicatat
dalam laporan pembelian beserta bukti pembelian (nota
pembelian) di setorkan kepada Manajer Adminitrasi
Keuangan.
c. Dana kas yang dikeluarkan melalui cek (kas besar) harus
dilakukan seijin Direktur Utama perusahaan dan dicatat
dan dilaporkan kepada direktur utama
3. Praktik Yang Sehat
a. Adanya penyaringan dan pencocokan antara Manajer
Admnitrasi Keuangan kebagian Kasir (penerimaan
kas/pendapatan). Dan penyaringan dan pencocokan bagian
gudang (pengeluaran kas/pembelian) oleh bagian Manajer
Adminitrasi Keuangan setiap harinya.
b. Pendapatan perusahaan disetorkan ke bank setiap harinya
setelah dilakukan pencocokan antara Manajer Adminitrasi
Keuangan dengan Kasir.
c. Laporan keuangan dilaporkan kepada Direktur Utama dan
Investor dilakukan setiap bulanya.
d. Membatasi wewenang Kasir dalam menggunakan kas
pendapatan hanya diperbolehkan melakukan pencatatan
63
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
dan penyimpanan sementara, serta memasang alat-alat yang
bisa mencegah terjadinya kecurangan terhadap kas..
4. Karyawan Yang Sesuai dengan Tanggung Jawab.
a. Dalam pemilihan karyawan, perusahaan Toean Watiman
Resto lebih mengutamakan kepada calon-calon karyawan
yang memiliki kompetensi dan kemauan yang sesuai
dengan yang dibutuhkan oleh perusahaan.
b. Untuk pengembangan kemampuan, khusunya dalam bidang
akuntansi maka perusahaan Toean Watiman Resto lebih
memilih atau mengutamakan calon karyawan yang
memiliki dasar dan kompetensi dalam bidang akuntansi.
Minimal berpendidikan tingkat sarjana untuk bagian
Akuntansi.
64
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari pembahasan dari bab-bab sebelumnya maka dapat dikesimpulkan
bahwa Sistem Pengendalian Intern Terhadap Kas pada perusahaan Toean Watiman
Resto serta pencatatannya masih dilakukan secara sederhana, hal ini dapat dilihat
dari:
1. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi perusahaan Toean Watiman Resto untuk
bagian pengawasan terhadap pengendalian intern kas dan pemisahan
fungsi pencatatan serta pengelolalan dana kas masih belum berjalan
dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari bagian pengawasan kepada kasir
perusahaan Toean Watiman Resto hanya dilakukan oleh bagian
adminitrasi keuangan.
2. Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan
Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan perusahaan Toean
Watiaman Resto sudah berjalan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari
pencatatan pendapatan perusahaan dilaporkan dan dicocokkan antara
bagian Manajer Adminitrasi Keuangan dengan bagian Kasir perharinya,
65
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
dan laporan pendapatan akan di laporkan ke pada Direktur Utama dan
Investor perbulannya.
Pencatatan Pengeluaran dana kas kecil dan dana kas besar juga
sudah berjalan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari pemisahan fungsi
pencatatan dan fungsi pembelian bahan baku. Pencatatan dan pengelolaan
dana kas kecil harus disertai nota pembelian, dan pencatatan dana kas
besar harus disertai cek dan di setujui oleh direktur utama perusahaan.
3. Praktik Yang Sehat
Minimnya pengawasan terhadap pencatatan pendapatan
perusahaan dan pengelolaan dana kas kecil maupun kas besar perusahaan
Toean Watiman Resto dapat menimbulkan kecurangan terhadap kas
perusahaan. hal ini dapat dilihat dari semua kegiatan pengelolalan kas
hanya diawasi oleh bagian Manajer Adminitrasi Keuangan. Bagian
Manajer Keuangan dan tidak ada yang mengawasi bagian manajer
keuangan itu sendiri. Hal ini dapat menimbulkan kecurangan terhadap kas.
4. Karyawan Yang Mutunya Sesuai Dengan Tanggung Jawab
Dalam pemilihan karyawan, perusahaan Toean Watiman Resto
lebih mengutamakan kepada calon-calon karyawan yang memilik
kompetensi dan kemampuan yang sesuaidengan yang dibutuhkan oleh
perusahaan. Untuk pengembangan kemapuan, khususnya dalam bidang
66
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
akuntansimaka perusahaan Toean Watiman Resto lebih memilih untuk
mengutamakan calon karyawanyang memiliki dasar dan kompetensi
dalam bidang akuntansi, minimal berpendidikan tingkat sarjana untuk
bagian Akuntansi.
5.2. Saran
1. Menambah karyawan yang sesuai dengan yang dibutuhkan perusahaan
Toean Watiman Resto untuk membantu mengawasi pengelolan kas
perusahaan. Sehingga manajer adminitrasi dapat mengawasai pengelolaan
kas perusahaan dengan baik, serta dapat mengawasi manajer keuangan
dalam mengelola kas perusahaan sehingga kas perusahaan tidak salah
dipergunakan dan dikelola dengan baik.
2. Marketing perusahaan kurang begitu aktif dalam pengawasan dan
pengendalian intern atas kas perusahaan, dengan ikut sertanya marketing
perusahaan diharapkan dapat membantu manajer keuangan dalam
pengelolaan kas perusahaan shingga dapat mengurangi terjadinya
kecurangan terhadap kas.
67
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
Daftar Pustaka
Baridwan, Z, Intermediated Accounting, Edisi 7, BPFE, Yogyakarta 1992.
Giri, E. F, Akuntansi Keuangan Menengah, Edisi I, Guna Darma, Jakarta, 1999.
Halim, A, Audit I Dasar-Dasar Audit Laporan Keuangan, Edisi 2, UPP AMP YKPN
Yogyakarta
Http://Wahyunidewi77.bogspot.co.id/2014/11/pengendalian-internal-cosohtml?m
Ikatan Akuntansi Indonesia, Standar Propesional Akuntansi Publik, Edisi I STIE
YKPN, Yogyakarta Jusup, AI, Haryono.Auditing (pengauditan) Buku I, Ygyakarta
bagian penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, 2001.
Mulyadi, Sistem Akuntansi, Edisi 3, STIE YKPN Yogyakarta, 1993.
Saudi, A Sistem Pengendalian Manajemen, Edisi 1, BPFE, Yogyakarta 1995.
Winarno, W , Sistem Informasi Akuntansi, Edisi 1, STIE YKPN Yogyakarta
Wilkson, J , Accounting And Informasi System (Terjemah), Edisi Erlangga, Jakarta,
1992.
68