39
MODUL 3 PEMERIKSAAN AGREGAT

wike.staff.gunadarma.ac.idwike.staff.gunadarma.ac.id/.../3.+Pemeriksaan+Agregat.docx · Web viewMengetahui ukuran butiran dan gradasi agregat dari yang kasar hingga yang halus serta

  • Upload
    others

  • View
    13

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

MODUL 3

PEMERIKSAAN AGREGAT

PERCOBAAN

ANALISIS SARINGAN AGREGAT

PEDOMAN STANDAR

SNI 03-1968-1990 (MetodePengujianTentangAnalisisSaringanAgregatHalusdanKasar)

MAKSUD

Mengetahui ukuran butiran dan gradasi agregat dari yang kasar hingga yang halus serta untuk keperluan desain campuran betonsertatingkatkehalusannya yang dinyatakandalam modulus kehalusan.

PERALATAN

1. Sieve shaker

2.

Saringan3”, 2½”, 2”, 1½”, 1”, ¾”,½”, ”, No.4, No.8, No.16, No.30, No.50, No.100

3. Pan dan cover

4. Timbangan

5. Oven

PROSEDUR PERCOBAAN

1. Ambil contoh agregat halus dan kasar masing-masing sebanyak ±1000 gram. Cara penganmbilan sampel dapat dilakukan dengan menggunakan sample splitter atau menggunakan quartering method.

2. Masukkan contoh agregat ke dalam oven pada suhu 110oC ±5oC selama 24 jam atau sampai berat agregatnya tetap.

3. Timbang berat masing-masing saringan.

4. Susun saringan pada sieve shaker dengan susunan saringan yang terbesar hingga yang terkecil lalu yang paling bawah adalah pan.

5. Masukkan agregat ke dalam saringan yang paling atas kemudian ditutup dan diguncangkan selama 15 menit.

6. Biarkan selama 5 menit untuk memberi kesempatan supaya debu-debu mengendap.

7. Buka saringan tersebut lalu timbang berat masing-masing saringan berikut isinya.

8. Hitung berat masing-masing agregat yang tertahan dalam saringan.

PERCOBAAN

BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT KASAR

PEDOMAN STANDAR

SNI 1969:2008 (Cara UjiBeratJenisdanPenyerapan Air AgregatKasar)

MAKSUD

Mengetahui berat jenis agregat kasar dan kemampuannya menyerap air.

PERALATAN

1. Dunagan test set

2. Saringan No.4

3. Oven

4. Cawan

PROSEDUR PERCOBAAN

1. Siapkan benda uji yang tertahan saringan No.4 (± 5.000 gram).

2. Cuci benda uji tersebut lalu keringkan dalam oven pada suhu 100oC ±10oC selama 24 jam.

3. Dinginkan dalam ruang terbuka hingga suhunya sama dengan suhu ruangan lalu rendam dalam air selama 24 jam.

4. Buang air rendamannya lalu letakkan agregat di atas kain yang menyerap air. Keringkan masing-masing agregat hingga diperoleh keadaan jenuh kering permukaan (Saturated Surface Dry).

5. Timbang agregat yang telah jenuh kering permukaan tersebut (A).

6. Segera masukkan ke dalam keranjang dunagan kemudian celupkan ke dalam container berisi air. Goyang-goyangkan keranjang tersebut di dalam air untuk mengeluarkan gelembung-gelembung udara yang terperangkap.

7. Timbang berat agregat dalam air (B).

8. Keringkan agregat dalam oven selama 24 jam pada suhu 100oC ±10oC, setelah didinginkan, timbang berat keringnya (C).

PERHITUNGAN

Bulk Spesific Gravity=

Bulk Spesific Gravity (SSD)=

Apparent Spesific Gravity=

Absorption=

Dimana :

A: berat contoh kering permukaan (SSD)(gram)

B: berat contoh dalam air(gram)

C: berat contoh kering (setelah dioven)(gram)

PERCOBAAN

BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT HALUS

PEDOMAN STANDAR

SNI 1970:2008 (Cara Uji Berat Jenis Dan Penyerapan Air Agregat Halus)

MAKSUD

Mengetahui berat jenis agregat halus dan penyerapannya.

PERALATAN

1. Timbangan

2. Labu ukur 500 ml

3. Kerucut kuningan (cone)

4. Penumbuk (tamper)

5. Talam

6. Sendok pengaduk

7. Oven

8. Saringan No.4

9. Hot plate

PROSEDUR PERCOBAAN

1. Ambil benda uji yang lolos saringan No.4 (±1.000 gram) dengan cara sampling menggunakan sample slitter atau quartering method.

2. Keringkan dalam oven pada suhu 100oC ±10oC selama 24 jam lalu dinginkan.

3. Rendam benda uji tersebut selama 24 jam dalam air.

4. Tebarkan contoh di atas permukaan terbukadan rata kemudian dapat diangin-anginkan, contoh uji juga dapat diaduk untuk mencapai pengeringan yang merata.

5. Untuk mengecek apakah contoh sudah dalam kondisi SSD dapat dilakukan pengujian kerucut, masukkan ke dalam kerucut kuningan dan dibagi ke dalam 3 lapisan, lapis pertama dipadatkan dengan penumbuk sebanyak 8 kali, lapis kedua 8 kali dan lapis ketiga 9 kali sehingga jumlah keseluruhan tumbukan 25 kali dengan tinggi jatuh ±5 mm di atas permukaan pasir contoh secara merata dan jatuh bebas.

6. Bersihkan daerah sekitar kerucut dari butiran agregat yang tercecer.

7. Angkat kerucut tersebut dalam arah vertikal secara perlahan-lahan.

8. Amati contoh saat dibuka, apabila masih terletak rapi, maka contoh masih basah, keringkan kembali contoh tersebut. Apabila jatuh lepas keseluruhan, maka contoh terlalu kering. Apabila terjadi keruntuhan sebagiansedikit demi sedikit pada permukaan benda uji tersebut, maka contoh sudah dalam keadaan SSD.

9. Masukan ke dalam pan dan cover untuk menghindari penguapan.

10. Isi labu ukur dengan air suling setengahnya lalu masukkan benda uji tersebut ke dalam labu ukur sebanyak 100 gram (jangan sampai ada yang tertinggal di leher labu ukur).

11. Gunakan hot plate untuk mengeluarkan gelembung udara.

12. Rendam labu ukur dalam air hingga suhunya mencapai suhu ruangan lalu tambahkan air suling hingga tanda batas.

13. Timbang labu ukur + air + sampel agregat (C).

14. Masukkan sampel agregat ke dalam oven pada suhu 100oC ±10oC selama 24 jam, setelah itu masukkan dalam desikator lalu timbang beratnya (A).

15. Isi labu ukur dengan air suling sampai tanda batas lalu timbang (B).

PERHITUNGAN

Bulk Spesific Gravity=

Bulk Spesific Gravity (SSD)=

Apparent Spesific Gravity=

Absorption=

Dimana :

A: berat contoh kering (setelah dioven)(gram)

B: berat labu + air(gram)

C: beratlabu + air + sampelagregat(gram)

PERCOBAAN

BOBOT ISI DAN RONGGA UDARA AGREGAT

PEDOMAN STANDAR

SNI 03-4804-1998 (Metode Pengujian Bobot Isi dan Rongga Udara dalam Agregat)

MAKSUD

Menentukan bobot isi serta rongga udara agregat halus dan kasar dalam kondisi lepas juga kondisi padat.

PERALATAN

1. Oven

2. Timbangan

3.

Batang pemadat16 mm

4. Container(Mold 6”)

5. Meja getar

6. Mistar perata

7. Jangka sorong

8. Sekop

PROSEDUR PERCOBAAN

Berat isi Lepas

1. Timbang berat container (B) yang telah diketahui volumenya (V).

2. Ambil sampel agregat dan keringkan agregat di dalam oven hingga beratnya tetap. Cara pengambilan sampel dapat dilakukan dengan menggunakan sample splitter atau menggunakan quartering method.

3. Masukkan agregat dengan hati-hati agar tidak terjadi pemisahan butir dari ketinggian 5 cm di atas container dengan menggunakan sendok/sekop sampai penuh.

4. Ratakan permukaan container dengan mistar perata.

5. Timbang berat container + isi (C).

Berat isi Padat

1. Timbang berat container (B) yang telah diketahui volumenya (V).

2. Ambil sampel agregat dan keringkan agregat di dalam oven hingga beratnya tetap. Cara pengambilan sampel dapat dilakukan dengan menggunakan sample splitter atau menggunakan quartering method.

3. Masukkan agregat ke dalam container tersebut kurang lebih sepertiga bagian lalu tumbuk dengan batang pemadat sebanyak 25 kali.

4. Ulangi hal yang sama untuk lapis kedua.

5. Masukkan campuran agregat kasar hingga melebihi permukaan atas container lalu tumbuk sebanyak 25 kali untuk lapis terakhir.

6. Letakkan di atas meja penggetar lalu pasang penjepitnya.

7. Hidupkan motor penggeradk selama 5 menit sampai mencapai kepadatan.

8. Isi kembali bagian permukaan yang berlubang dengan agregat lalu ratakan permukaannya dengan mistar perata.

9. Timbang container berikut isinya (C).

PERHITUNGAN

Berat isi (kering) =

Berat isi (SSD) =

Kadar rongga udara =

Dimana :

A: absorpsi agregat(%)

B: berat container(gram)

C: berat container berikut isinya(gram)

V: volume container(gram)

SG: berat jenis agregat (kering)

PERCOBAAN

KADAR AIR AGREGAT

PEDOMAN STANDAR

SNI 03–1971–1990 (Metode Pengujian Kadar Air Agregat)

MAKSUD

Menentukan kadar air yang terkandung dalam agregat.

PERALATAN

1. Cawan

2. Timbangan

3. Oven

4. Desikator

PROSEDUR PERCOBAAN

1. Siapkancontohagregathalusdankasardengancarasamplingmenggunakansample slitteratauquartering methodsebanyak minimum 500 gramuntukmasing-masingcontohlalucatatberatnya (A).

Ukuranbutirmaksimum

Beratagregat minimum

(mm)

(inci)

(kg)

6,3

0,5

9,5

1,5

12,7

2,0

19,1

3,0

25,4

1

4,0

38,1

6,0

50,8

2

8,0

63,5

10,0

76,2

3

13,0

88,9

16,0

101,6

4

25,0

152,4

6

50,0

2. Masukkan benda uji yang telahdiambilkedalam cawan.

3. Masukkan cawanbesertabendaujike dalam oven dengan suhu 100oC ±10oC selama kurang lebih 24 jam.

4. Setelah dikeringkan dalam oven, masukkan cawanbesertabendaujitersebut ke dalam desikator.

5. Setelah dingin, timbang kembali contohujiagregattersebut (B).

PERHITUNGAN

Berat Air = A – B

Kadar air =

Dimana :

A: berat contohawal(gram)

B: berat contoh kering(gram)

A – B: berat air(gram)

Catatan

Data kadar air agregathalusdankasardigunakanuntukpenyesuaiankebutuhanfree water contentdalamperencanaancampuranbeton (mix design). Olehkarenanya, kondisiagregathalusdankasarharusdijaga agar tidakberubahkadarairnyasampaipembuatanbetondilakukan.

PERCOBAAN

KADAR LUMPUR DAN LEMPUNG AGREGAT

PEDOMAN STANDAR

SNI 03-4142-1996 (Metode Pengujian Jumlah Bahan dalam Agregat yang Lolos Saringan No. 200 (0,075 mm))

MAKSUD

Mengetahui kandungan lumpur dan lempung dalam agregat.

PERALATAN

1. Saringan No.4, No.16, dan No.200

2. Timbangan

3. Oven

4. Cawan

PROSEDUR PERCOBAAN

1. Ambil benda uji dengan cara sampling menggunakan sample splitter atau quartering method, lalu masukkan ke dalam cawan, untuk agregat halus (lolos saringan No. 4) sebanyak minimum 500 gram sementara untuk agregat kasar (tertahan saringan No.4) sebanyak minimum 5000 gram kemudian masukkan masing-masing sampel ke dalam cawan yang berdeda.

2. Masukkan cawan beserta isinya ke dalam oven pada suhu 100oC ±10oC selama 24 jam.

3. Dinginkan benda uji dalam desikator lalu timbang berat masing-masing sampelkering (A).

4. Masukkan air pencuci ke dalam cawan lalu aduk hingga terjadi pemisahan sempurna antara butir-butir kasar dan halus. Usahakan bahan halus tersebut melayang sehingga mempermudah memisahkannya.

5. Tuangkan air pencuci segera di atas saringan No. 16 yang di bawahnya dipasang saringan No. 200.

6. Ulangi pencucian dan penyaringan hingga air pencuci terlihat jernih.

7. Kembalikan benda uji yang tertahan saringan No. 16 dan No. 200 ke dalam cawan lalu keringkan dalam ovenpada suhu 100oC ±10oC selama 24 jam.

8. Dinginkan dalam desikator lalu timbang berat kering benda uji tersebut (B).

PERHITUNGAN

Kadar lumpur dan lempung =

Dimana :

A: berat contoh kering awal(gram)

B: berat contoh kering setelah pencucian(gram)

SAND EQUIVALENT TEST

STANDAR PERCOBAAN

SNI 03-4428-1997 (Metode Pengujian Agregat Halus atau Pasir yang Mengandung Bahan Plastik dengan Cara Setara Pasir)

MAKSUD

Mengetahui kebersihan agregat halus atau pasir.

PERALATAN

1. Tabung sand equivalent (SE)

2. Beban equivalent

3. Larutan standar (stock solution)

4. Gelas erlenmeyer

5. Statif

6. Cawan

7. Tin box

8. Saringan No.4

9. Sumbat karet

10. Stopwatch

PROSEDUR PERCOBAAN

1. Ambil pasir dari lapangan yang lolos saringan No.4 dengan cara sampling menggunakan sample splitter atau quartering method secukupnya lalu masukkan ke dalam tin box sampai penuh, ratakan dan tekan dengan tangan sehingga rata permukaan.

2. Masukkan larutan standar ke dalam tabung SE sampai skala 5.

3. Masukkan pasir yang telah ditakar ke dalam tabung SE dan biarkan 10 menit.

4. Kocok tabung tersebut dengan arah mendatar sebanyak 90 kali, dimana perhitungan dilakukan satu arah.

5. Masukkan slang ke dalam tabung SE dan buka keran hingga larutan standar equivalent masuk ke dalam tabung SE sampai tertinggi skala 15.

6. Diamkan 20 menit, kemudian baca skala di atas permukaan lumpur (skala lumpur).

7. Selanjutnya masukkan skala beban equivalent secara perlahan-lahan sampai beban tersebut berhenti.

8. Baca skala setelah pembebanan yang ditunjukkan oleh beban.

PERHITUNGAN

Perhitungan pemeriksaan sand equivalent:

Nilai SE =

Perhatian:

Hati-hati NaOH jangan sampai terkena tangan, bila hal ini terjadi segera dicuci dengan air bersih.

PERCOBAAN

KADAR BAHAN ORGANIK AGREGAT HALUS

STANDAR PERCOBAAN

SNI 03-2816-1992 (Metode Pengujian Kotoran Organik dalam Pasir untuk Campuran Mortar atau Beton)

MAKSUD

Mengetahui kadar bahan organik yang terkandung dalam agregat halus yang akan digunakan sebagai bahan campuran beton.

PERALATAN

1. Botol organik

2. Larutan NaOH 3%

3. Standar warna

4. Gelas ukur

PROSEDUR PERCOBAAN

1. Ambil contoh pasir dalam keadaan asli (dari lapangan) dengan cara sampling menggunakan sample splitter atau quartering method sebanyak 130 ml.

2. Masukkan pasir tersebut ke dalam botol organik lalu tambahkan lauran NaOH 3% sampai batas 200 ml.

3. Tutuplah botol tersebut, lalu kocok-kocok selama 10 menit supaya benar-benar bercampur.

4. Biarkan selama 24 jam agar terjadi reaksi sempurna antara larutan NaOH dengan bahan-bahan organik.

KETENTUAN WARNA

1. Bandingkan warna larutan dengan standar warna.

2. Standar warna No.1 dan No.2 berarti pasir tersebut dapat digunakan sebagai bahan campuran beton tanpa dicuci terlebih dahulu.

3. Bila warna larutan sama dengan standar warna No.3 dan No.4, maka kandungan organiknya tinggi sehingga pasir tersebut perlu dicuci dahulu sebelum digunakan untuk campuran beton, dan apabila warna larutan sama dengan No.5, maka penggunaannya perlu dipertimbangkan.

SOUNDNESS TEST

AGREGAT HALUS

STANDAR PERCOBAAN

SNI 3407:2008 (Cara Uji Sifat Kekekalan Agregat dengan Cara Perendaman Menggunakan Larutan Natrium Sulfat atau Magnesium Sulfat)

MAKSUD

Mengetahui keausan/pelapukan agregat akibat pengaruh iklim/cuaca.

PERALATAN

1. Beaker glass

2. Timbangan denganketelitian minimal 0,1% dariberatbendauji

3. Natrium sulfat/magnesium sulfat

4. Oven

5. Desikator

6. Termometerdenganketelitian 0,1ºC

7. Hidrometer

8. Wadahuntukagregathalus, kawatkasaberbentuktabung yang bagianatasnyaterbuka yang mempunyaiukuranbukaansaringan No.60

9. Saringan, denganukuransaringansebagaiberikut.

Tabel 1.UkuranSaringanuntukAgregatHalus

UkuranSaringan

No.4

(4,75 mm)

No.5

(4,00 mm)

No.8

(2,40 mm)

No.16

(1,20 mm)

No.30

(0,60 mm)

No.50

(0,30 mm)

No.100

(0,15 mm)

BENDA UJI

Agregathalus yang akandiujiharuslolossaringanukuran 9,,5 mm (3/8 inci) denganberattidakkurangdari 100 gram untukmasing-masingukuran, seperti yang ditunjukanpadaTabel 2.

Tabel 2.UkuranSaringan yang DigunakanuntukAgregatHalus

Lolos Saringan

TertahanSaringan

9,5 mm (3/8 inci)

4,75 mm (No.4)

4,75 mm (No.4)

2,36 mm (No.8)

2,36 mm (No.8)

1,18 mm (No.16)

1,18 mm (No.16)

600 um (No.30)

600 um (No.30)

300 um (No.50)

PROSEDUR PERCOBAAN

1. Persiapan larutan garam sulfat:

a. Siapkan larutan jenuh garam natrium sulfat/magnesium sulfat dengan cara melarutkan kristal murni garam natrium sulfat/magnesium sulfat dalam air panas lalu disaring.

b. Larutan ini harus betul-betul jenuh sehingga tidak terlihat adanya kelebihan garam yang tidak larut.

c. Aduk baik-baik, kemudian simpan dalam desikator selama 48 jam sebelum dipergunakan.

d. Pada larutan yang akan digunakan, hancurkan terlebih dahulu hablur-hablur garam yang mungkin terjadi dengan cara mengaduk, kemudian tentukan berat jenisnya.

1) Jika menggunakan natrium sulfat, berat jenisnya antara 1,151 - 1,174

2) Jika menggunakan magnesium sulfat, berat jenisnya antara 1,295 - 1,308.

2. Ambil contoh agregat halus di atassaringan No.50, keringkandalam oven sampaiberatnyatetapkemudiansaring.

3. Ambilbendauji ± 100 untukmasing-masingfraksi yang telahdisaring, kemudiancatatberattotalnya. Jangangunakanagregathalus yang menempelpadacelahsaringan.

4. Masukkan contoh ke dalam beaker glass, kemudian tuangkan larutan garam natrium/magnesium yang telah disediakansehinggalarutantersebutdapatmerendamseluruhpermukaanbendaujidenganketinggian ± 12,5 mm (1/2 inci).

5. Tutuplahbeaker glass denganrapatuntukmengurangipenguapandanmasuknyasubstansi lain. Aturlahtemperaturperendamanpadasuhu 20,3ºC – 21,9ºC.

6. Masukkan beaker glass dalam desikator dan diamkan selama minimum 16 jamdanmaksimum 18 jam.

7. Keluarkanbendaujidaridalamlarutan, biarkantirisselama 15 ± 5 menit. Keringkandalam oven pada temperature 110 ± 5ºC sampaiberatnyatetap, kemudiandinginkanbendaujisebelumdirendamkembalidalamlarutan.

8. Ulangi proses perendamandanpengeringanbendauji minimum 5 kali. Apabilapengujianterpaksadihentikansementara, simpanlahbendauji di dalam oven pada temperature 110 ± 5ºC sampaipengujiandilanjutkankembali.

9. Setelah proses perendamandanpengeringanselesai, cucilahbendaujidengancaramengalirkan air panas (43 ± 6ºC) kedalamcawansampaimeluapkeluaruntukmemastikanbendaujitelahbersihdarilarutannatriumsulfat/magnesium sulfat. Selama proses pencucian, jagalahbendaujidariguncanganatautumbukan yang dapatmembuatpecahatauretaknyabendauji.

10. Keringkanmasing-masingfraksibendaujidalam oven sampaidiperolehberatnyatetap.

11. Saringlahagregathalusdenganukuransaringan yang samapadasaatpersiapanbendauji.,lalutimbangdancatatberatbendauji yang tertahanpadamasing-masingsaringan (B).

PERHITUNGAN

Persentase agregat yang lapuk =

Dimana:

A: berat agregat sebelum pengujian

B: berat agregat sesudah pengujian

SOUNDNESS TEST

AGREGAT KASAR

STANDAR PERCOBAAN

SNI 3407:2008 (Cara UjiSifatKekekalanAgregatdengan Cara PerendamanMenggunakanLarutanNatriumSulfatatau Magnesium Sulfat)

MAKSUD

Mengetahui keausan/pelapukan agregat akibat pengaruh iklim/cuaca.

PERALATAN

1. Beaker glass

2. Timbangan denganketelitian minimal 0,1% dariberatbendauji

3. Natrium sulfat/magnesium sulfat

4. Oven

5. Desikator

6. Termometerdenganketelitian 0,1ºC

7. Hidrometer

8. Wadahuntukagregathalus, kawatkasaberbentuktabung yang bagianatasnyaterbuka yang mempunyaiukuranbukaansaringan No.8

9. Saringan, denganukuransaringansebagaiberikut.

Tabel 3.UkuranSaringanuntukAgregatHalus

UkuranSaringan

2 ½”

(63 mm)

2”

(50 mm)

1 ½”

(37,5 mm)

1”

(31,5 mm)

¾”

(25,0 mm)

5/8”

(16,0 mm)

½”

(12,5 mm)

3/8”

(9,5 mm)

5/16”

(8,0 mm)

BENDA UJI

Agregatkasar yang akandiujiharustertahansaringanukuran 4,75 mm (No.4) denganberatmasing-masingukuranseperti yang ditunjukkanpadaTabel 4 sebagaiberikut.

Tabel 4.UkuranSaringan yang DigunakanuntukAgregatKasar

UkuranSaringan

BeratContohUji (gram)

Lolos 63 mm tertahan 37,5 mm (2- 1inci)

Terdiridari:

Lolos 50 mm tertahan 37,5 (2 inci - 1inci)

Lolos 63 mm tertahan 50 mm (2- 2 inci)

5000 300

2000 200

3000 300

Lolos 37,5 mm tertahan 19 mm (1inci -inci)

Terdiridari:

Lolos 25 mm terhadap 19 mm (1inci -inci)

Lolos 37,5 tertahan 25 mm (1inci– 1 inci)

1500 50

500 30

1000 50

Lolos 19 mm tertahan 9,5 mm (inci- inci)

Terdiridari:

Lolos 12,5 mm tertahan 9,5 mm (inci- inci)

Lolos 19 mm tertahan 12,5 mm (inci- inci)

1000 10

330 5

670 10

Lolos 9,5 mm tertahan 4,75 (inci- No.4)

300 5

PROSEDUR PERCOBAAN

1. Persiapan larutan garam sulfat:

a. Siapkan larutan jenuh garam natrium sulfat/magnesium sulfat dengan cara melarutkan kristal murni garam natrium sulfat/magnesium sulfat dalam air panas lalu disaring.

b. Larutan ini harus betul-betul jenuh sehingga tidak terlihat adanya kelebihan garam yang tidak larut.

c. Aduk baik-baik, kemudian simpan dalam desikator selama 48 jam sebelum dipergunakan.

d. Pada larutan yang akan digunakan, hancurkan terlebih dahulu hablur-hablur garam yang mungkin terjadi dengan cara mengaduk, kemudian tentukan berat jenisnya.

1) Jika menggunakan natrium sulfat, berat jenisnya antara 1,151 - 1,174

2) Jika menggunakan magnesium sulfat, berat jenisnya antara 1,295 - 1,308.

2. Ambil contoh agregat kasar di atassaringan No.50, keringkandalam oven sampaiberatnyatetapkemudianpisahkanlahsetiapfraksinya.

3. Timbanglahberatmasing-masingfraksidankombinasikanseluruhnya. Catatberat total bendaujidanberatmasing-masingfraksi. Untukukuran yang lebihbesardari 19,0 mm (3/4 inci) catatlahbanyaknyapartikel yang terkandungdalambendauji.

4. Masukkan contoh ke dalam beaker glass, kemudian tuangkan larutan garam natrium/magnesium yang telah disediakansehinggalarutantersebutdapatmerendamseluruhpermukaanbendaujidenganketinggian ± 12,5 mm (1/2 inci).

5. Tutuplahbeaker glass denganrapatuntukmengurangipenguapandanmasuknyasubstansi lain. Aturlahtemperaturperendamanpadasuhu 20,3ºC – 21,9ºC.

6. Masukkan beaker glass dalam desikator dan diamkan selama minimum 16 jamdanmaksimum 18 jam.

7. Keluarkanbendaujidaridalamlarutan, biarkantirisselama 15 ± 5 menit. Keringkandalam oven pada temperature 110 ± 5ºC sampaiberatnyatetap, kemudiandinginkanbendaujisebelumdirendamkembalidalamlarutan.

8. Ulangi proses perendamandanpengeringanbendauji minimum 5 kali. Apabilapengujianterpaksadihentikansementara, simpanlahbendauji di dalam oven pada temperature 110 ± 5ºC sampaipengujiandilanjutkankembali.

9. Setelah proses perendamandanpengeringanselesai, cucilahbendaujidengancaramengalirkan air panas (43 ± 6ºC) kedalamcawansampaimeluapkeluaruntukmemastikanbendaujitelahbersihdarilarutannatriumsulfat/magnesium sulfat. Selama proses pencucian, jagalahbendaujidariguncanganatautumbukan yang dapatmembuatpecahatauretaknyabendauji.

10. Keringkanmasing-masingfraksibendaujidalam oven sampaidiperolehberatnyatetap.

11. Saringlahagregatkasardenganukuransaringansebagaiberikut.

Tabel 5.UkuranSaringan yang DigunakanuntukAgregatKasar

SetelahPengujian

Untukfraksi

Saringan yang digunakan

63,00 mm – 37,00 mm

31,50 mm

37,50 mm – 19,00 mm

16,00 mm

19,00 mm – 9,50 mmm

8,00 mm

9,50 mm – 4,75 mm

4,00 mm

Untukagregatkasar, penyaringandapatdilakukandenganmenggunakantangan.Janganmelakukanpaksaan agar butirandapatmenembuslubangsaringan.Timbangdancatatberatcontoh yang tertahanpadamasing-masingsaringan

PERHITUNGAN

Persentase agregat yang lapuk =

Dimana:

A: berat agregatsebelum pengujian

B: berat agregatsesudah pengujian

ABRASION TEST

STANDAR PERCOBAAN

SNI 2417:2008 (Cara Uji Keausan Agregat Dengan Mesin Abrasi Los Angeles)

MAKSUD

Mengetahui keausan agregat yang diakibatkan oleh faktor-faktor mekanis.

PERALATAN

1. Los angeles abrasion machine

2. Bola baja

3. Oven

4. Talam

5.

Saringan ”, 1”, ”, ”, ”, ”, No. 4 dan No.12

6. Timbangan

7. Pan

PROSEDUR PERCOBAAN

1. Ambil benda uji yang akan diperiksalalu cuci sampai bersih.

2. Keringkan dalam oven selama 24 jam pada suhu 100oC ±10oC sampai beratnya tetap.

3. Pisahkan agregat tersebut sesuai dengan kelompoknya, lalu campurkan sesuai dengan kombinasi yang diinginkan (A/B/C/D) dengan berat total 5.000 gram (A).

4. Hidupkan lampu power.

5. Putar drum abrasi dengan menekan tombol inching sehingga tutupnya mengarah ke atas.

6. Buka tutup mesin abrasi lalu masukkan agregat yang telah disiapkan tadi.

7. Masukkan bola baja sebanyak yang disyaratkan (lihat tabel ketentuan kriteria benda uji abrasi).

8. Tutup kembali mesin abrasi tersebut.

9. Buka tutup counter lalu atur angkanya menjadi 500 kemudian ditutup kembali.

10. Tekan tombol start sehingga mesin abrasi berputar. Jumlah putaran akan terbaca pada counter dan mesin abrasi akan berhenti berputar secara otomatis pada jumlah putaran 500.

11. Pasang talam di bawah mesin abrasi.

12. Buka tutup mesin lalu tekan tombol inching sehingga mesin abrasi berputar dan agregat serta bola baja tertampung pada talam tersebut.

13. Saringlah agregat tersebut dengan saringan No.12 lalu agregat tertahan dicuci sampai bersih.

14. Keringkan lagi dalam oven selama 24 jam pada suhu 100oC ±10oC.

15. Timbang berat keringnya.

KRITERIA BENDA UJI ABRASI

Ukuran Saringan

Berat Agregat

Lolos

Tertahan

A

B

C

D

1”

1250+25

1”

1250+25

1250+10

2500+10

1250+10

2500+10

2500+10

No.4

2500+10

2500+10

No.4

No.8

2500+10

Total

5.000+10

5.000+10

5.000+10

5.000+10

Jumlah Bola Baja

12

11

8

6

Berat Bola

(gram)

5000 + 25

4584 + 25

3330 + 20

2500 + 15

PERHITUNGAN

Keausan =

Dimana :

A: berat total benda uji semula(gram)

B: berat benda uji yang tertahan saringan No.12(gram)

PERAWATAN

1. Periksa oli pada speed reducer, tambahkan bila kurang.

2. Periksa fan belt, ganti bila sudah aus.

3. Periksa kabel-kabel listrik dalam box, jangan sampai ada yang terjepit.

4. Bersihkan bola baja setelah selesai dipakai.

PERCOBAAN

FLAKINESS AND ELONGATION INDEX TEST

PEDOMAN STANDAR

IS : 2386 – PART 1

MAKSUD

Mengetahui flakiness dan elongationdariagregat

PERALATAN

1. Flakiness gauge

2. Elongation gauge

PROSEDUR PERCOBAAN

Prosedurpercobaan flakiness index adalahsebagaiberikut.

1. Saringsampeldenganukuransaringan 63 mm, 50 mm, 40 mm, 31,5 mm, 25 mm, 20 mm, 16 mm, 12,5 mm, 10 mm, 6,3 mm

2. Mengambil minimum 200 buahsampelsetiapfraksilaluditimbang. (Xn)

3. Mengukurketebalanmasing-masingsampelmenggunakanalatpengukurketebalan

4. Jumlahsampel yang melewatialatukurditimbangdenganketelitian 0,1 gram. (xn)

Prosedurpercobaan elongation index adalahsebagaiberikut

1. Saringsampeldenganukuransaringan 50 mm, 40 mm, 31,5 mm, 25 mm, 20 mm, 16 mm, 12,5 mm, 10 mm, dan 6,3 mm.

2. Mengambil minimum 200 buahsampelsetiapfraksilaluditimbang. (Yn)

3. Mengukurpanjangsampelmasing-masingmenggunakanalatpengukurpanjang.

4. Sampeldarimasing-masingfraksi yang tidakdapatmelewatipanjangpengukur yang ditentukandengansisipanjangnyaadalahpartikelmemanjangdandikumpulkansecaraterpisahuntukmenentukanberat total agregatdarimasing-masingfraksi.

5. Jumlah total sampelmemanjangditimbangdenganketelitian 0,1 gram (yn)

PERHITUNGAN

Flakiness Index=

% Flakiness Index=

Elongation Index=

% Elongation index =

Limits:

· Flakiness index for Bituminous and Non Bituminous mixes = max 15%

· Elongation Index for Bituminous and Non Bituminous mixes = max 15%

· Combined flakiness and elongation index for bituminous and non bituminous mixes = max 30%

· Flakiness index for concrete mixes = max 35%

BULKING FACTOR TEST

PEDOMAN STANDAR

BS 812 : Part 2 : 1995 (Testing Aggregates Part 2. Methods of Determination of Density)

MAKSUD

Mengetahui persentase peningkatan volume pasir dengan kadar air asli dibandingkan dalam keadaan jenuh air.

PERALATAN

1. Gelas ukur 1.000 ml

PROSEDUR PERCOBAAN

1. Ambil contoh pasir dengan kadar air asli.

2. Masukkan ke dalam gelas ukur sampai skala ±300 ml. Catat volume pasir tersebut (A).

3. Isi gelas ukur dengan air sampai setengahnya.

4. Aduk sampel hingga keadaan jenuh air kemudian tunggu hingga agregat mengendap.

5. Baca volume pasir (B).

PERHITUNGAN

Bulking factor =

Dimana :

A: Volume pasir dengan kadar air asli

B: Volume pasir dalam keadaan jenuh air

21

B

A

C

-

1

4

AB

100%

A

-

´

100

....)

X3

X2

(X1

.....)

x3

x2

(x1

´

+

+

+

+

+

+

100

Gauge

Flakiness

pada

lolos

yang

agregat

Berat

Gauge)

Flakiness

pada

tertahan

yang

agregat

Berat

agregat

berat

(Total

´

´

100

....)

Y3

Y2

(Y1

.....)

y3

y2

(y1

´

+

+

+

+

+

+

100

Gauge

Elongation

pada

lolos

yang

agregat

Berat

Gauge)

Elongation

pada

tertahan

yang

agregat

Berat

agregat

berat

(Total

´

´

B

A

A

-

100%

B

B

A

´

-

B

C

C

-

%

100

C

C

A

´

-

C

100

B

A

-

+

C

100

B

100

-

+

C

A

B

A

-

+

%

100

A

A

100

´

-

f

CB

V

-

CBA

1

V100%

-

æö

´+

ç÷

èø

Berat isi (kering)

1100%

SG

æö

ç÷

èø

4

1

8

3

2

1

4

3

2

1

1

2

1

2

2

1

3

AB

100%

B

-

´

100%

A

B

A

´

-

skala pembacaan pasir

100%

skala pembacaan lumpur

´

AB

100%

B

-

´

2

1

2

1

±

±

4

3

8

3

2

1

8

3

8

3

2

1

8

3

1

2

1

3

4

1

2

3

8