Click here to load reader
Upload
truongduong
View
217
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Proses
2.1.1 Pengertian Proses
Pengertian proses yang diambil dari beberapa sumber
memberikan penjelasan yang hampir sama maknanya
mengenai arti kata proses, berikut pengertian yang dikutip dari
sumber-sumber terpercaya :
Menurut Suharso dan Retnoningsih dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia Edisi Lux Cetakan Kesepuluh (2015:1151)
“proses adalah runtunan perubahan (peristiwa) dalam
perkembangan sesuatu
Waskito (2016:306), mendefinisikan proses, yaitu, runtutan
perubahan peristiwa dan lain-lain dalam perkembangan
sesuatu.
Sementara menurut Siswanto (2015:23) dalam bukunya
pengantar manajemen menyatakan bahwa proses merupakan
suatu rangkaian aktivitas yang satu sama lainnya saling
bersusulan. Proses adalah suatu cara sistematis untuk
menjalankan suatu pekerjaan.
2.2 Laporan
2.2.1 Pengertian Laporan
Menurut Jalaludin (2013:105) menyebutkan bahwa laporan
merupakan bentuk komunikasi yang dapat dilakukan secara
tertulis atau lisan mengenai satu hal tertentu sesuai dengan
tujuan penulisnya”
Sedangkan menurut Siswanto dalam bukunya pengantar
manajemen (2015:115,116) mengungkapkan bahwa laporan
merupakan alat untuk menyampaikan informasi, dan untuk
mengetahui perkembangan atau kemunduran suatu
organisasi.
2.2.2 Manfaat Laporan
Siswanto (2015:116) kembali mengungkapkan manfaat dari
dibuatnya sebuah laporan adalah sebagai berikut:
1. Pertanggungjawaban dan pengendalian
Laporan merupakan tanggung gugat dari bawahan
kepada atasannya sesuai dengan fungsi dan tugas yang
diberikan kepadanya.
2. Penyampaian informasi
Laporan merupakan salah satu sumber informasi yang
diperlukan dalam pelaksanaan fungsi dan tugasnya.
3. Masukan pengambilan keputusan
Untuk pengambilan keputusan oleh manajer dibutuhkan
data atau informasi yang berhubungan dengan
keputusan yang diambil. Data atau informasi tersebut
8
berasal dari sebuah satuan organisasi yang disampaikan
kepada manajer melalui laporan.
4. Alat membina kerjasama dan koordinasi
Pengembangan kerja sama dapat dibina manakala
manajer maupun komponen lain telah mengkaji laporan
yang telah diterima. Demikian pula koordinasi dapat
dibina dengan baik manakala didukung informasi atau
data yang diterima oleh manajer dengan akurat dan
andal.
5. Alat pengembangan gagasan dan tukar-menukar
pengalaman
Pengembangan gagasan manajer maupun bawahan
dapat ditingkatkan apabila telah mengkaji laporan yang
diterimanya. Demikian juga melalui laporan yang terlibat
di dalam suatu organisasi dapat saling tukar-menukar
pengalaman yang pernah direkrutnya.
2.2.3 Syarat-Syarat Laporan
Juni dan Damayanti (2015:53) dalam bukunya administrasi &
operasional perkantoran menyebutkan beberapa syarat dari
laporan yaitu:
1. Objektivitas
Laporan yang benar dan objektif artinya disusun
berdasarkan fakta-fakta, hasil peninjauan, percobaan,
inspeksi atau penelitian, tidak dibuat-buat, tidak dikarang
semaunya dan dapat dipertanggung jawabkan.
9
2. Jelas dan cermat
Diperlukan kemampuan serta ketelitian pembuatan
laporan dalam menentukan mana data yang harus
dimasukkan untuk bahan penyusunan laporan.
Banyaknya data yang kurang ada hubungannya dengan
masalah yang dikemukakan akan mengaburkan
persoalan, dan sebagai akibatnya laporan menjadi tidak
jelas.
3. Tepat Sasaran
Uraian laporan jangan terlalu panjang dan menggunakan
kata-kata kiasan yang sekedar untuk memberi kesan
bahwa laporan itu tebal. Laporan harus diusahakan
singkat, tepat, padat, dan jelas serta langsung mengenai
persoalannya.
4. Lengkap
Kelengkapan suatu laporan banyak ditentukan oleh
kemampuan penyusun dalam mengorganisir data yang
mencakup semua segi masalah yang dilaporkan,
disamping cara mengemukakannya yang komprehensif.
Penyajian dalam bentuk yang konprehensif berdasarkan
data yang selektif akan lebih lengkap kalau ditunjang
oleh dukungan data, misalnya data statistik. Dengan
demikian laporan yang lengkap harus mencakup :
a. Segala segi yang dikemukakan.
b. Uraiannya tidak memberikan kesempatan timbulnya
masalah-masalah atau pertanyaan-pertanyaan baru.
c. Disertai data penunjang.
10
5. Tegas dan Konsisten
Tegas berarti harus konsekuensi atas keterangan yang
dikemukakan dalam keadaan dan situasi apapun.
Konsisten artinya data atau keterangan yang dituangkan
dalam laporan harus sama dari awal hingga akhir
penulisan.
6. Singkat dan Jelas
Laporan harus diusahakan secepat-cepatnya dibuat dan
disampaikan kepada pimpinan. Tidak tepatnya waktu
penyampaian suatu laporan berarti bahwa tindakan
korektif ataupun tindak lanjut yang harus diambil akan
mengalami keterlambatan dan menggangu kegiatan
organisasi.
7. Tepat Penerimanya
Laporan harus sampai ke tempat yang memintanya.
Laporan yang tidak sampai ke alamatnya atau pada
yang berhak menerimanya, akan menimbulkan banyak
segi negatif.
2.2.4 Laporan Penilaian
Menurut Harjanto dan Hidayati dalam bukunya konsep dasar
penilaian properti (2016 : 37) laporan penilaian adalah sebuah
laporan tertulis dari nilai dan atau penilaian yang telah
dilaksanakan oleh penilai kepada pihak yang memberi tugas.
Sementara laporan penilaian itu sendiri menurut buku KEPI &
SPI adalah suatu dokumen yang mencantumkan instruksi
penugasan, tujuan dan dasar penilaian, dan hasil analisis
yang menghasilkan opini nilai. Suatu laporan penialain dapat
11
juga menjelaskan proses analisis yang dilakukan dalam
pelaksanaan penilaian, dan menyatakan informasi yang
penting yang digunakan dalam analisis (SPI 105 Edisi VI 2015 butir 3.1)
Laporan penilaian dapat berupa lisan maupun tertulis. Jenis,
isi, dan panjangnya laporan dapat bervariasi tergantung pada
pengguna yang dimaksud, persyaratan hukum, jenis properti,
dan sifat dasar serta kompleksitas penugasan (SPI 105 Edisi VI 2015 butir 3.1).
2.2.5 Bentuk-Bentuk Laporan Penilaian
Ada beberapa bentuk laporan penilaian yang lazim digunakan
dalam praktek penilaian properti, di mana bentuk laporan
tersebut adalah tergantung dari kebutuhan dan tujuan
penilaian tersebut dilakukan. Secara umum bentuk laporan
penilaian ada 4 macam yaitu :
1. Laporan lisan
Yaitu laporan lisan dari penilai, laporan ini diperlukan jika
keadaannya mendesak atau klien tidak memerlukan
pelaporan secara tertulis.
2. Surat/Letter report
Yaitu laporan penilaian yang berbentuk surat dan
berisikan hasil investigasi dan analisa yang disimpulkan
dalam sebuah surat.
12
3. Formulir
Adalah laporan penilaian dalam bentuk formulir khusus
yang disediakan oleh perusahaan penilai dan bentuk
formulir tersebut adalah standar.
4. Laporan lengkap
Adalah laporan penilaian yang disampaikan secara
lengkap, disertai deskripsi properti ( tanah dan bangunan),
data-data pendukung, analisis dan disertai juga dengan
data-data pendukung lainya seperti foto, site plan, building
plan, gambar detail dan potongan bangunan, denah/peta
yang menunjukkan letak objek dan informasi lain yang
mendukung opini lain.
2.3 Penilaian
2.3.1 Pengertian Penilaian
Menurut beberapa ahli penilaian memiliki arti yang beragam
namun maksudnya sama, Menurut Harjanto dan Hidayati
(2016 : 9) penilaian adalah :
“Gabungan antara ilmu pengetahuan dan seni (Science and art) dalam mengestimasikan nilai dari sebuah kepentingan yang terdapat dalam suatu properti bagi tujuan tertentu dan pada waktu yang telah ditetapkan serta dengan mempertimbangkan segala karakteristik yang ada pada properti tersebut dan kondisi pasar yang terjadi, termasuk jenis-jenis investasi yang ada dipasaran.”
Diangkat dari buku Kode Etik Penilai Indonesia & Standar
Penilai Indonesia (KEPI & SPI) yang menjadi panduan atau
protokol pengerjaan seorang penilai, menyatakan bahwa
penilaian adalah proses pekerjaan untuk memberikan estimasi
dan pendapat atas nilai ekonomis suatu obyek penilaian pada
13
saat tertentu sesuai dengan SPI dan peraturan-peraturan
yang berlaku (KEPI & SPI Edisi VI 2015 butir 3.7.2).
Kemudian selanjutnya pada pembasan mengenai kode etik
penilai indonesia diterangkan pula bahwa penilaian yang
dilakukan berdasarkan SPI hanya akan dapat dilaksanakan
oleh penilai dengan menerapkan standar kualifikasi,
kompetensi, pengalaman, etika dan pengungkapan dalam
penilaian (KEPI & SPI Edisi VI 2015 butir 4.3.9), dan seorang
penilai pun harus memiliki pengetahuan, kemampuan,
keahlian dan keterampilan teknis yang sesuai, serta memiliki
pengalaman dan pengetahuan atas objek penilaian,
pemahaman pasar dan tujuan penilaiannya (KEPI & SPI Edisi VI 2015 butir 4.3.10).
2.3.2 Jenis-Jenis Penilaian
Jenis-jenis penilaian dibedakan atas tujuannya, adapun
beberapa tujuan penilaian dan faktor-faktor yang perlu untuk
dipertimbangkan untuk mendapatkan sebuah nilai adalah
sebagai berikut :
1. Penentuan nilai pasaran terbuka (Open Market Value)
Apabila Seorang penilai menggunakan kata “nilai”, pada
umumnya yang dimaksud nilai tersebut adalah nilai
pasaran terbuka. Nilai pasaran terbuka yang dimaksud
adalah harga terbaik yang didapat dari sebuah
kepentingan harta melalui perjanjian individu (Private
treaty) pada tanggal penilain.
14
2. Penilaian untuk tujuan penjualan
Dalam melakukan penilaian dengan tujuan penjualan,
seorang penilai haruslah mengidentifikasi :
a. Semua calon pembeli yang ada dipasaran pada waktu
tertentu.
b. Alternatif harta yang ada dipasaran
c. Memperkirakan harga yang didapat dari persaingan
diantara calon-calon pembeli.
d. Mengidentifikasi keuntungan atau kerugian seandainya
dilakukan perbaikan atau renovasi sebelum ditawarkan
dipasaran untuk mendapatkan harga terbaik.
3. Penilaian untuk tujuan pembelian
Perkara pokok yang perlu dipertimbangkan dalam
membuat penilaian adalah mengetahui keperluan dari
pelanggan. Penilaian untuk tujuan pembelian disini adalah
berlawanan dengan penilaian untuk tujuan penjualan,
dimana penilai sebagai wakil dari pihak pembeli perlu
menganalisis serta mengidentifikasi dari harta/properti
yang akan dibeli, Mengestimasi harga dan
mempertimbangkan keuntungan/kerugian dari pembelian
tersebut.
4. Pembelian untuk tujuan penyewaan
Untuk tujuan penilaian sewa ini, seorang penilai dapat
diminta oleh pemilik untuk menguruskan penyewaan
hartanya ataupun oleh penyewa atau sub-penyewa untuk
menentukan besarnya nilai keatas hak yang dimiliki dari
penyewaan harta tersebut dalam batas tempo tertentu
yang disetujui.
15
5. Penilaian untuk jaminan mendapatkan pinjaman
Dalam melakukan penilaian untuk maksud jaminan
mendapatkan pinjaman, seorang penilai perlu
mempertimbangkan nilai jika harta tersebut terpaksa
dijual, yaitu dilelang (auction). Apabila tejadi penjualan
secara lelang,maka harta tersebut tidak dipasarkan dalam
waktu yang cukup (jangka waktu yang singkat). Oleh
karena itu seorang penilai perlu memperkirakan beberapa
keadaan yang kurang baik yang mungkin mempengaruhi
nilai/harganya nanti.
6. Penilaian untuk tujuan asuransi
Dalam penilaian bagi tujuan asuransi, penilaian adalah
berdasarkan pada prinsip Inderminity, reinstatement dan
replacement. Berdasarkan pada prinsip inderminity, nilai
dari harta yang diasuransikan adalah nilai seperti pada
waktu sebelum musibah terjadi. Jadi pemilik akan diberi
ganti rugi sebesar nilai harta sebelum terjadi musibah.
Sedangkan berdasarkan prinsip renistatement, nilai
asuransi dari sebuah harta adalah nilai penggatian baru
dari harta tersebut dengan fungsi, ukuran dan desain yang
sama tanpa mempertimbangkan apakah bangunan itu
baru atau sudah berumur. Sedangkan pada prinsip
replacement atau prinsip penggantian adalah digunakan
untuk bangunan kuno yang material bangunannya tidak
tersedia dipasaran atau pemerintah menghendaki
perubahan lain untuk lebih disesuaikan dengan
kebijaksanaan perencanaan kota.
16
7. Penilaian untuk penggabungan perusahaan (Merger)
Untuk memperkokoh jalannya usah, kadang kala dua atau
lebih perusahaan mempunyai kebijaksanaan untuk
melakukan penggabungan. Namun sebelum proses
penggabungan tersebut perlu dilakukan penilaian
terhadap aset yang dimliki oleh masing-masing
perusahaan, terutama sekali untuk aset tetap (fixed asset)
perlu peran penilai harta untuk menentukan nilai modal
dari tiap-tiap aset tersebut.
8. Penilai untuk tujuan Go-public
Sebelum menjadi perusahaan yang Go-public sebuah
perusahaan perlu dinilai “Kesehatan”nya. Salah satu
penilain yang dilakukan adalah terhadap aset yang
dimiliki, dimana peranan penilai dalam hal ini sangat
diperlukan untuk menilai aset tetap yang dimiliki oleh
perusahaan yang akan Go-public.
9. Penilaian yang berkaitan dengan kebijaksanaan
pemerintah dan undang-undang
a. Pajak bumi dan bangunan.
b. Pembebasan tanah.
c. Bea perolehan hak atas tanah dan bangunan.
2.3.3 Proses Penilaian
Proses penilaian merupakan tahapan-tahapan penentuan nilai
properti yang didasarkan pada tujuan untuk memahami
permasalahan, merencanakan hal-hal yang perlu dilakukan
dalam rangka pemecahan masalah tersebut, mendapatkan
data-data, mengklasifikasikan data, menganalisis,
17
menginterprestasi dan selanjutnya mengekspresikannya
dalam suatu estimasi nilai.
Adapun tahapan dalam proses penilaian sebagai berikut :
1. Identifikasi Permasalahan
Hal ini sangat penting untuk menghindari terjadinya
kerancuan dalam memahami tujuan penilaian tersebut
dilaksanakan. Terdapat empat masalah yang harus
diidentifikasi yaitu :
a. Identifikasi properti yang akan dinilai.
b. Penentuan tanggal penilaian.
c. Tujuan penilaian tersebut dilaksanakan.
d. Jenis nilai yang sesuai.
2. Survei Pendahuluan
Tahap selanjutnya seorang penilai siap untuk melakukan
survei dan analisis pendahuluan mengenai karakteristik dan
skup tugas penilaian yang akan dilakukan serta data apa
yang hendak dikumpulkan, data dan informasi yang
didapatkan dari survei pendahuluan ini akan sangat
menentukan tahapan-tahapan selanjutnya dari proses
penilaian.
3. Pengumpulan Dan Analisis Data
Data yang perlu dikumpulkan dan dianalisis haruslah data-
data yang mempunyai hubungan dan pengaruh terhadap
estimasi nilai properti subjek (properti yang dinilai), data-data
yang dikumpulkan dan dianalisis ini secara garis besar
diklasifikasikan: data umum, dan data khusus.
18
a. Data umum
1) Lokasional
Data-data seperti kecendrungan populasi,
peraturan pemerintah, tata guna tanah,
kepadatan, transportasi, masalah lingkungan,
fasilitas umum, dan sebagainya.
2) Ekonomi
Data-data seperti tingkat upah buruh, bahan-
bahan material, tingkat sewa, tingkat hunian dan
sebagainya.
b. Data Khusus
Data khusus ini meliputi semua karakteristik khusus
yang terdapat pada objek, seperti status objek, disain
khusus, konsep bangunan, spesifikasi objek,
kegunaan objek dan lain sebagainya.
4. Penerapan Metode Penilaian.
Secara garis besar pendekatan penilaian yang lazim
digunakan adalah pendekatan perbandingan penjualan
(sales comparison approach), pendekatan biaya (cost
approach), dan pendekatan pendapatan (income approach).
a. Pendekatan perbandingan penjualan
Adalah pendekatan penilaian yang dilakukan dengan
cara membandingkan antara properti yang dinilai
dengan properti pembanding yang telah diketahui
karakteristik dan nilainya.
19
b. Pendekatan biaya
Dengan cara melakukan identifikasi bangunan yang
selanjutnya dilakukan analisis biaya pembuatan
barunya berdasarkan standar harga yang berlaku
pada tanggal penilaian dan selanjutnya di lakukan
penyusutan/depresiasi.
c. Pendekatan pendapatan
Dilakukan dengan mendasarkan pada tingkat
keuntungan yang mungkin dihasilkan oleh properti
subjek pada saat ini dan masa yang akan datang yang
selanjutnya dilakukan pengkapitalisasian untuk
mengkonversi aliran pendapatan tersebut kedalam
nilai properti.
5. Rekonsiliasi Nilai
Rekonsiliasi indikasi nilai adalah suatu analisis terhadap
berbagai kesimpulan nilai untuk mendapatkan suatu
kesimpulan nilai akhir. Penerapan satu atau lebih metode
penilaian biasanya menghasilkan kesimpulan nilai yang
berbeda-beda.
6. Kesimpulan Nilai dan Laporan Penilaian
Akhir dari seluruh proses penilaian adalah sebuah
keputusan (judgement) tentang kesimpulan nilai yang harus
dibuat oleh penilai. Didalam membuat keputusan ini penilai
harus mampu bersikap jujur, tidak berat sebelah dan adil.
20
2.4 Properti
2.4.1 Pengertian Properti
Jika kita berbicara mengenai properti, yang terbayang awal di
benak orang umum biasanya adalah rumah. Hal itu tidak
salah, namun kurang tepat jika kita membatasi properti
hanyalah berbentuk rumah. Kata properti menunjuk kepada
sesuatu yang biasanya dikenal sebagai entitas dalam
kaitannya dengan kepemilikan seseorang atau sekelompok
orang atas suatu hak eksklusif terhadap entitas tersebut.
Bentuk-bentuk dari properti bisa berupa tanah (real property),
kekayaan pribadi (personal property) atas kepemilikan barang
secara fisik serta kekayaan intelektual.
Berdasarkan KBBI pengertian properti ialah harta berbentuk
tanah dan gedung beserta sarana dan prasarana yg
menggambarkan elemen yg tdk terpisahkan pada tanah dan
gedung yg dimaksudkan. Ringkas nya, pengertian properti
merupakan tempat milik beserta bangunan.
Menurut Harjanto dan Hidayati (2016 : 11) properti merujuk
pada kumpulan hak (bundle of rights) untuk menggunakan,
menyewa, memindahkan dsb dari tanah beserta pengolahan
dan pembangunannya.
Sementara itu menurut buku KEPI & SPI Edisi VI tahun 2015,
properti adalah konsep hukum yang mencakup kepentingan
hak dan manfaat yang berkaitan dengan suatu kepemilikan.
Properti terdiri atas hak kepemilikan, yang memberikan hak
kepada pemilik untuk suatu kepentingan tertentu (Spesific
Interest) atau sejumlah kepentingan atas apa yang dimilikinya.
21
Oleh karena itu, kita wajib memperhatikan konsep hukum dari
properti yang meliputi segala sesuatu yang merupakan
konsep kepemilikan atau hak dan kepentingan yang bernilai,
berbentuk benda atau bukan (Corporeal or non corporeal),
berwujud atau tidak berwujud, dapat dilihat atau tidak, yang
memiliki nilai tukar atau yang dapat membentuk kekayaan
(KPUP Edisi VI 2015 butir 3.2).
2.4.2 Jenis-Jenis Investasi Properti
Menurut Bagus (2016:22) dalam bukunya Guide To Invest In
Property mengemukakan jenis-jenis propertI sebagai berikut :
1. Investasi Tanah Kosong
Adalah investasi properti yang hanya berupa tanah
kosong atau tanah kavling yang belum ada bangunan
diatasnya.
2. Investasi Rumah Sewa
Adalah Investasi yang bisa dilakukan saat seseorang
memiliki lebih dari satu rumah dengan kondisi satu rumah
ia tempati sedangkan rumah sisanya tidak berpenghuni.
3. Investasi Kos-Kosan
Secara desain, investasi kos umumnya dibagi 2. Yang
pertama adalah desain yang menyerupai rumah biasa
dengan beberapa kamar yang disewakan, dan yang
kedua dengan desain seperti model apartemen (bertingkat
dan tanpa ruang tamu bersama).
22
4. Investasi Ruko
Adalah Investasi yang tergolong bagus karena bisa
mendatangkan yield 6-9% per tahun, sehingga termasuk
jenis investasi properti yang quick return.
5. Investasi Unit Kios/Toko
Adalah unit properti yang berada disebuah retail trade
area atau yang sederhananya kita sebut pasar, baik yang
masih konsep cukup tradisional maupun yang sudah
berkonsep modern.
6. Investasi Unit Ruang Perkantoran
Adalah jenis properti yang menyediakan ruang untuk
perkantoran yang banyak dijumpai dikota-kota besar
seperti Jakarta dan Surabaya.
7. Investasi Unit Apartemen
adalah blok bangunan yang di dalamnya terbagi-bagi
dalam sejumlah ruang atau unit, yang dipasarkan secara
strata-title atau disewakan.
8. Investasi Unit Condotel/Villatel
Adalah konsep properti menyerupai apartemen atau
condominum namun dilengkapi oleh manajemen/operator
properti hotel agar dapat dikelola layaknya hotel.
2.4.3 Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Properti
Nilai properti, sama seperti nilai barang-barang lain adalah
ditentukan oleh sifat-sifat fisik yang terdapat pada properti itu
sendiri dan beberapa faktor-faktor luar yang mempunyai
dampak atau pengaruh terhadap nilai properti mengikuti waktu
23
dan keadaan. Secara garis besar faktor-faktor yang
mempengaruhi nilai suatu properti dibedakan kedalam 4 faktor
yaitu :
1. Faktor Permintaan dan Penawaran
Jika penawaran properti dipasaran tetap sedangkan
permintaan bertambah, maka nilai properti akan naik.
Begitu pula sebaliknya, jika permintaan adalah tetap
sedangkan penawaran bertambah, maka nilai properti
dapat menjadi turun.
Ada beberapa sebab yang dapat mengubah permintaan
dan penawaran properti dipasaran, yaitu :
a. Faktor-faktor pendukung.
b. Perubahan citarasa.
c. Perubahan teknologi pembangunan.
2. Faktor-Faktor Fisik Properti
a. Jenis dan kegunaan properti
Jenis dan kegunaan properti akan menentukan
lingkup pasaran bagi properti yang berkenaan.
Sebagai contoh properti pertanian mempunyai
pasaran yang lebih terbatas dibanding dengan
properti industri yang lebih bercorak nasional atau
internasional.
24
b. Ukuran dan bentuk
Lebih luas suatu tanah maka lebih mudah dan
ekonomis suatu aktifitas dapat dijalankan diatasnya
dan oleh sebab demikian properti tersebut akan
menjadi lebih menarik.
Begitu juga dengan bentuk fisik properti, sebagai
contoh tanah kosong dengan bentuk segi empat akan
lebih mudah dibangun dibanding dengan tanah
dengan bentuk segi lima atau dengan bentuk yang
tidak beraturan.
c. Desain dan kontruksi bangunan
Desain bangunan adalah lebih tentukan oleh jenis
kegunaan bangunan dan selera dari masyarakat yang
menggunakan. Demikian juga dengan kontruksi
bangunan, baik tidaknya kontruksi bangunan adalah
ditentukan oleh pemilihan material, cara pemasangan,
dan kesesuaiannya dengan lingkungan.
3. Faktor Perletakan dan Lokasi Properti
a. Perletakan
Adalah meliputi apakah properti tersebut terletak
ditempat yang tinggi atu rendah, dilereng bukit atau di
tepi sungai, ditengah atau dipojok blok perumahan
dan sebagainya. Properti yang terletak ditempat yang
rendah misalnya adalah rawan terhadap banjir dan
bila akan dibangun diperlukan pengurugan tanah, dan
ini tentunya memerlukan biaya yang tinggi.
25
b. Lokasi
Secara umum teori lokasi menyatakan bahwa
semakin jauh dari pusat kota maka nilainya akan
semakin rendah. Faktor lokasi seterusnya
menentukan apakah properti tersebut mudah atau
sulit dicapai.
4. Faktor Politik/Kenegaraan
Sistem perundang-undangan suatu negara tidak dapat
dipungkiri lagi akan berpengaruh terhadap nilai properti.
Sistem prundangan yang terlalu ketat mungkin akan
menyebabkan permintaan turun dan selanjutnya akan
mempengaruhi nilai tanah.
Keadaan ekonomi negara, perubahan suku bunga
pinjaman di bank juga merupakan penyebab semakin
tertarik atau semakin enggannya para investor.
26