41
ILMU JARH WAT-TA’DIL (Mencecat dan mengadilkan rawi) A. TA’RIF Lafadz “jarh” menurut para muhadditsin ialah sifat seorang rawi yang dapat mencatat keadilan dan kehafalannya. Ilmu Jarhi wat-Ta’dil adalah ilmu pengetahuan yang membahas tentang kritikan adanya aib atau memberikan pujian adil kepada seorang rawi. Dr. Ajjaj al-Khatib menta’rifkannya sebagai berikut : وردها م أ ه ت ي ل رو أ و ب ق ث ي ح ن م روأة ل وأل أ ح أ ي" ف ث ح ;pma&ب ي ى" م ألذ عل ل و أ هArtinya : Ialah suatu ilmu yang membahas hal ihwal para rawi segi diterima atau ditolak periwayatannya. B. FAEDAH ILMU JARH WAT-TA’DIL Faedah ialah untuk menetapkan apakah periwayatan seorang rawi itu dapat diterima atau harus ditolak sama sekali. Apabila seorang rawi dijarh oleh para ahli sebagai rawi yang cacat, maka periwayatannya harus ditolak dan apabila seorang rawi dipuji sebagai orang yang adil, niscaya

karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/.../uploads/2017/02/ULUMUL-HADIST-2.doc · Web viewSatu spesifikasi kitab al-Tirmidzi adalah adanya penjelasan tentang kwalitas dan keadaan

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/.../uploads/2017/02/ULUMUL-HADIST-2.doc · Web viewSatu spesifikasi kitab al-Tirmidzi adalah adanya penjelasan tentang kwalitas dan keadaan

ILMU JARH WAT-TA’DIL(Mencecat dan mengadilkan rawi)

A. TA’RIF

Lafadz “jarh” menurut para muhadditsin ialah sifat seorang rawi yang dapat mencatat

keadilan dan kehafalannya.

Ilmu Jarhi wat-Ta’dil adalah ilmu pengetahuan yang membahas tentang kritikan

adanya aib atau memberikan pujian adil kepada seorang rawi.

Dr. Ajjaj al-Khatib menta’rifkannya sebagai berikut :

أوردها أيتهم رو قبول حيث من الرواة أحوال في يبحث الذى العلم هوArtinya : Ialah suatu ilmu yang membahas hal ihwal para rawi segi diterima atau

ditolak periwayatannya.

B. FAEDAH ILMU JARH WAT-TA’DIL

Faedah ialah untuk menetapkan apakah periwayatan seorang rawi itu dapat diterima

atau harus ditolak sama sekali. Apabila seorang rawi dijarh oleh para ahli sebagai

rawi yang cacat, maka periwayatannya harus ditolak dan apabila seorang rawi dipuji

sebagai orang yang adil, niscaya pernyataannya akan diterima, selama syarat-syarat

yang lain untuk menerima hadist dipenuhi.

Macam-macam keaiban rawi :

1. Bid’ah (melakukan tindakan tercela, diluar ketentuan syari’at).

2. Mukhalafah (melaini dengan periwayatan orang yang lebih tsiqoh).

3. Ghalat ( banyak kekeliruan dalam periwayatan).

4. Jahalatu’l-Hal (tidak dikenal identitasnya).

5. Da’wa’l-inqitha’ (diduga keras sanadnya tidak bersambung).

Page 2: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/.../uploads/2017/02/ULUMUL-HADIST-2.doc · Web viewSatu spesifikasi kitab al-Tirmidzi adalah adanya penjelasan tentang kwalitas dan keadaan

Jalan-Jalan untuk mengetahui keadilan dan kecacatan rawi dan masalah-

masalahnya.

Keadilan rawi dapat diketahui dengan salah satu dari kedua ketetapan berikut :

Pertama, dengan kepopulerannya dikalangan para ahli ilmu bahwa dia terkenal

sebagai orang yang adil (bisy-syurah). Seperti : Anas bin Malik, Sufyan ats-

Tyasaury, Syu’bah bin al-Hajjaj, Asy-Syafi’iy, Ahmad dsb.

Kedua, dengan pujian dari seseorang yang adil (tazkiyah), yaitu ditetapkan sebagai

seorang rawi yang adil oleh para orang yang adil, ini dapat dilakukan :

a. seorang rawi yang adil

b. setiap orang yang dapat diterima periwayatannya, baik ia laki-laki maupun

perempuan dan orang yang merdeka maupun budak.

Penetapan tentang kecacatan seorang rawi juga dapat ditempuh melalui 2 jalan :

a. berdasarkan berita tentang ketenaran seorang rawi dalam keaiban (fasik atau

pendusta).

b. Berdasarkan pentajrihan dari seorang yang adil yang telah mengetahui sebab-

sebab dia cacat.

1. Syarat-syarat bagi orang yang menta’dilkan dan men-tarjih-kan

Bagi orang yang men-ta’dil-kan (mu’adil) dan orang yang men-jarh-kan (jarih)

diperlukan syarat-syarat. Yakni :

1. Berilmu pengetahuan.

2. Taqwa.

3. Wara’ (orang yang selalu menjauhi perbuatan ma’siat, syubhat, dosa-dosa

kecil, dan makruhat-makruhat).

4. Jujur.

5. Menjauhi fanatic golongan.

6. Mengetahui sebab-sebab untuk menta’dilkan dan untuk mentarjihkan.

Page 3: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/.../uploads/2017/02/ULUMUL-HADIST-2.doc · Web viewSatu spesifikasi kitab al-Tirmidzi adalah adanya penjelasan tentang kwalitas dan keadaan

2. dapatkah pen-ta’dil-an dan pentarjihan seseorang tanpa menyebutkan sebab-

sebabnya.

I. Men-ta’dil-kan tanpa menyebutkan sebab-sebabnya, diterima. Adapun

mentajrihkan tidak diterima.

II. Untuk ta’dil harus disebutkan sebab-sebabnya, tetapi menjarahkan tidak.

III. Untuk kedua-duanya harus dsebutkan sebab-sebabnya.

IV. Untuk kedua-duanya tidak perlu disebutkan sebab-sebabnya.

Pendapat yang pertama adalah pendapat yang banyak dianut oleh para

muhadditsin, semisal : Bukhory, Muslim, Abu Dawud, dll.

3. Jumlah orang yang dipandang cukup untuk men-ta’dil-kan dan men-tajrih-

kan rawi-rawi.

1. Minimal 2 orang.

2. Cukup seorang saja dalam soal riwayah bukan soal syahadah.

3. Cukup seorang saja, baik dalam soal riwayah maupun soal syahadah.

4. Perlawanan antara jarh dan ta’dil

Apabila terdapat ta’arudl antara jarh dan ta’dil pada seorang rawi, yakni sebagian

ulama men-ta’dil-kan dan sebagian yang lain men-tajrih-kan dalam hal ini ada 4

pendapat.

1. Jarh harus didahulukan secara mutlak, walaupun jumlah mu’adil-nya lebih

banyak dari pada jarhnya. Sebab bagi jarh mempunyai kelebihan ilmu yang

tidak diketahui oleh mu’adil.

2. Ta’dil harus didahulukan daripada jarh, sebab si Jarh dalam meng-aib-kan si

rawi kurang tepat.

Page 4: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/.../uploads/2017/02/ULUMUL-HADIST-2.doc · Web viewSatu spesifikasi kitab al-Tirmidzi adalah adanya penjelasan tentang kwalitas dan keadaan

3. Bila jumlah mu’adilnya lebih banyak dari pada jumlah jarh, maka yang

didahulukan adalah ta’dil. Sebab jumlah yang banyak itu dapat memperkuat

kedudukan.

4. masih tetap dalam keta’arudlan-nya selama belum ditemukan yang me-rajih-

kannya.

5. Susunan lafadz-lafadz untuk menta’dilkan dan menjarhkan rawi.

Menurut Ibnu Abi Hatim, Ibnu Shalah, dan Imam Nawawy, lafadz itu disusun

menjadi 4 tingkatan, menurut al-Hafidz ad-Dzahaby dan al-Iraqy menjadi 5 tingkatan,

dan Ibnu Hajar menyusunnya menjaid 6 tingkatan.

Pertama : segala sesuatu yang mengandung kelebihan rawi dalam keadilan dengan

menggunakan lafadz-lafadz yang berbentuk af’alut-tafdil atau ungkapan lain yang

mengandung pengertian yang sejenis. Misalnya :

الناس ثق Orang yang paling Tsiqoh أو

عدالة و حفظا الناس Orang yang paling mantap hafalan dan أثبت

lidahnya

الثبت فى المنتهى إليه Orang yang paling top keteguhan hati dan

lidahnya

الثقه فوق ثقة Orang yang Tsiqoh melebihi orang yang tsiqoh

Kedua : Memperkuat ketsiqohan rawi dengan membubuhi satu sifat dari sifat-sifat

yang menunjuk keadilan dan kedlabitannya. Misal :

ثبت ثبت Orang yang teguh (lagi) teguh

ثقه ثقت Orang yang Tsiqoh (lagi) tsiqoh

Page 5: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/.../uploads/2017/02/ULUMUL-HADIST-2.doc · Web viewSatu spesifikasi kitab al-Tirmidzi adalah adanya penjelasan tentang kwalitas dan keadaan

حجة حجة Orang yang ahli (lagi) petah lidahnya

ثقة Orang yang teguh (lagi) Tsiqoh ثبت

حجة حافظ Orang yang hafidz (lagi) petah lidahnya

متقن Orang yang kuat ingatannya (lagi) meyakinkan ظابط

ilmunya

Ketiga : Menunjuk keadilan dengan suatu lafadz yang mengandung arti kuat ingatan,

Misalnya,

ثبت Orang yang Teguh (hati dan lidahnya)

متقن Orang yang meyakinkan ilmunya

ثقت Orang yang Tsiqoh

حافظ Orang yang hafidz (kuat hafalannya)

حجة Orang yang petah lidahnya

Keempat : Menunjuk keadilan dan kedlabitan, tetapi dengan lafadz yang tidak

mengandung arti kuat ingatan dan adil (tsiqoh), Misalnya :

صدوق Orang yang sangat jujur

مأمون Orang yang dapat memegang amanah

بأسبه ال Orang yang tidak cacat

Page 6: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/.../uploads/2017/02/ULUMUL-HADIST-2.doc · Web viewSatu spesifikasi kitab al-Tirmidzi adalah adanya penjelasan tentang kwalitas dan keadaan

Kelima : Menunjuk kejujuran rawi, tetapi tidak terpaham adanya kedlabitan.

Misalnya :

الصدق محله Orang yang berstatus jujur

الحديث جيد Orang yang baik hadistnya

الحديث حسن Orang yang bagus hadistnya

الحديث Orang مقرب yang hadistnya berdekatan dengan hadist lain

orang lain tsiqoh.

Keenam : Menunjukkan arti mendekati cacat. Seperti sifat-sifat tersebut di atas yaitu

diikuti lafadz Insya Allah, atau lafadz tersebut di-tasghir-kan (pengecilan arti), atau

lafadz itu dikaitkan dengan sesuatu pengharapan. Misalnya :

به بأس ال بأن ارجو فالن Orang yang diharap Tsiqohnya

صويله فالن Orang yang sedikit kesalehannya

حديثه مقبول فالن Orang yang diterima hadistnya.

Tingkatan dan lafadz-lafadz untuk mentajrih rawi-rawi

Pertama : menunjukkan tentang keterlaluan si rawi tentang cacatnya. Misalnya :

لناس أوضعا Orang yang paling dusta

الناس اكذب Orang yang paling bohong

الوضع فى المنتهى إليه Orang yang paling top kebohongannya

Page 7: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/.../uploads/2017/02/ULUMUL-HADIST-2.doc · Web viewSatu spesifikasi kitab al-Tirmidzi adalah adanya penjelasan tentang kwalitas dan keadaan

Kedua : Menunjukkan kesangatan cacat dengan menggunakan lafadz berbentuk

shighat mubaghoh. Misalnya :

كذاب Orang yang pembohong

وضاع Orang yang pendusta

دجال Orang yang penipu

Ketiga : Menunjukkan kepada tuduhan dusta, bohong, atau yang lainnya. Misalnya :

لكذب با متهم فالن Orang yang dituduh bohong

بالوضع أومتهم Orang yang dituduh dusta

النظر فيه فالن Orang yang perlu diteliti

سقط فالن Orang yang gugur

الحديث ذاهب فالن Orang yang tidak hadistnya telah hilang

الحديث متروك فالن Orang yang ditinggalkan hadistnya

Keempat : Menunjuk kepada kesangatan lemahnya. Misalnya :

الحديث مطرح Orang yang dilempar hadistnya

ضعيف فالن Orang yang lemah

لحديث مردودا فالن Orang yang ditolak hadistnya

Kelima : Menunjuk kepada kelemahan dan kekacauan rawi mengenai hafalannya,

misalnya :

Page 8: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/.../uploads/2017/02/ULUMUL-HADIST-2.doc · Web viewSatu spesifikasi kitab al-Tirmidzi adalah adanya penjelasan tentang kwalitas dan keadaan

به يحتج ال ضعيف Orang yang tidak dapat dibuat hujah

hadistnya

مجهول فالن Orang yang tidak dikenal identitasnya

الحديث منكر فالن Orang yang mungkar hadistnya

الحديث مضطرب فالن Orang yang kacau hadistnya

أه و فالن Orang yang banyak menduga-duga

Keenam : menyifati rawi dengan sifat-sifat yang menunjuk kelemahannya, tetapi sifat

itu berdekatan dengan adil, misalnya :

حديثه ضعف Orang yang didlaifkan hadistnya

فيه مقال فالن Orang yang diperbincangkan

خلف فيه فالن Orang yang disingkiri

لين Orang yang lunak فالن

الحجة با ليس فالن Orang yang tidak dapat digunakan

hujjah hadistnya

القوى ليسبا فالن Orang yang tidak kuat

C. KITAB-KITAB ILMU JARH WAT-TA’DIL

1. Ma’rifatur rijal. Karya Yahya Ibni Ma’in.

2. Ad-Dlu’afa’. Karya Imam Muhammad bin Ismail al-Bukhory

3. At-Tsiqat. Karya Abu Hatim bin Hibban al-Butsy

Page 9: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/.../uploads/2017/02/ULUMUL-HADIST-2.doc · Web viewSatu spesifikasi kitab al-Tirmidzi adalah adanya penjelasan tentang kwalitas dan keadaan

4. Al-Jarhu wat Ta’dil karya Abdur Rahman bin Abi Hatim Ar-Razy

5. Mizanul I’tidal karya Imam Syamsudin Muhammad adz-Dzahaby

6. Lisanul-Mizan karya al-Hafidz ibnu Hajar al-Asqalany

KITAB HADIST ENAM DAN KATEGORINYA

(NAMA-NAMA KITAB HADIST DAN KATEGORINYA)

A. KITAB-KITAB INDUK YANG ENAM (KUTUB AS-SITTAH)

Berkat keuletan dan keseriusan para Ulama’ pada masa tersebut, maka

bermunculanlah kitab-kitab hadist yang hanya memuat hadist-hadist shohih. Kitab-

kiab tersebut pada perkembangannya kemudian disebut dengan Kutub al-Sittah

(Kitab Induk yang Enam) (Ranuwijaya, 1988 : 71)

Ulama pertama yang berhasil menyusun kjitab tersebut ialah Abu Abdillah

Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Bardizbah, yang terkenal dengan Imam

Bukhori (194-252 H) dengan kitabnya al-Jami’ ash-Shohih. Kemudian Abu al-Husain

ibnu al-Hajjaj al-Qusyairy yang dikenal dengan Imam Muslim (204-261 H), dengan

kitabnya al-Jami’ ash-Shahih.

Usaha yang sama dilakukan pula oleh Abu Daud Sulaiman bin Asy’ari bin

Ishak as-Sijistani (202-275 H), Abu Isa Muhammad bin Isa bn Surah at-Tirmidzi

(200-279 H), Abu Abdu ar-Rahman bin Suaid Ibnu Bahr an-Nasa’I (215-312 H), dan

Abu Abdillah Ibnu Yazid Ibnu Majjah (207-273 H.) (Mudasir, 1999 : 109-110). Hasil

karya keempat Ulama’ ini dikenal dengan kitab “SUNAN” yang menurut para

Ulama’, kwalitasnya dibawah karya Bukhori dan Muslim (Suparta, 2002 : 903).

Page 10: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/.../uploads/2017/02/ULUMUL-HADIST-2.doc · Web viewSatu spesifikasi kitab al-Tirmidzi adalah adanya penjelasan tentang kwalitas dan keadaan

Secara lengkap kitab-kitab yang enam diatas dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Al-Jami’ Ash-Shahih susunan Imam al-Bukhori

2. Al-Jami’ Ash-Shahih susunan Imam Muslim

3. As-Sunan susunan Abu Daud

4. As-Sunan susunan at-Tirmidzi

5. As-Sunan susunan an-Nasa’i

6. As-Sunan susunan Ibnu Majjah

Menurut sebagian ulama’ urutan di atas menunjukkan urutan kualitas masing-

masing, namun sebagian lainnya, tidak selalu baku, sebab ada yang mempersoalkan

apakah urutan pertama itu kaya al-Bukhori atau al-Muslim. Begitu juga halnya

dengan urutan yang lainnya. (Ranuwijaya, 1988 : 71)

Lima urutan pertama di atas oleh ulama’ mutaakhirin disebut al-Ushul

Khamsah atau al-Kutub Khamsah. Sebagian ulama’ mutaakharin, yaitu Abu Fadli bin

Thahir menggolongkan pula ke dalamnya sebuah kitab induk lagi, sehingga

terkenallah di dalam masyarakat al-Kutubus-Sittah (Kitab Enam). Beliau

memasukkan sunan Ibnu Majjah menjadi induk yang keenam. (Shiddiqie, 1997 : 83).

Pendapat ini diikuti oleh Abdul Ghani al-Masduqi, al-Mizzi, kemudian al-Hafidz

Ibnu Hajar dan al-Khazraj.

Sebagian lain yakni Razin dan Ibnu al-’Atsir memandang bahwa kitab al-

Muwatha’ Imam Malik lebih pantas menduduki keenam (akan tetapi bagi kelompok

yang tidak sependapat, tidak memasukkan al-Muwatha’ ini sebagai kitab hadist,

tetapi kitab fiqih), bukan sunan Ibnu Majjah. Ada juga ulama’ yang lain yang

memasukkan al-Sunan atau al-Musnad susunan al-Darimy sebagai kitab yang

keenam, juga kitab al-Muntaqa susunan al-Jurud. (Suparta, 2002 : 252)

Keenam kitab yang terdiri dari dua kitab shahih dan empat kitab sunan yang

dimaksud di atas adalah :

1. Imam Bukhori (194-256 H / 810-870 M)

a. Riwayat Singkatnya

Page 11: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/.../uploads/2017/02/ULUMUL-HADIST-2.doc · Web viewSatu spesifikasi kitab al-Tirmidzi adalah adanya penjelasan tentang kwalitas dan keadaan

Nama lengkapnya adalah Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim

bin Bardizbah, adalah ulama’ hadist yang sangat masyhur, kelahiran Bukhara

suatu kota di Uzbekistan, yang merupakan simpang jalan antara Rusia, Persia,

Hindia dan Tiongkok. Beliau lebih dikenal dengan Bukhori (putra daerah

Bukhara), beliau di lahirkan setelah sholat Jum’at, tanggal 13 Syawal 194 H ( 21

Juli 810 M).(Saputra, 2002 : 237). Imam Bukhori wafat pada hari jum’at malam

sabtu selesai sholat Isya’ tepat Idul Fitri 1 Syawal 256 H (31 Agustus 870 M).

(Saputra, 2002 : 240).

b. Kitab Shahih al-Bukhori

Ishaq Ibnu Ruwaih salah seorang guru Imam al-Bukhori pernah berwasiat

kepadanya, “Hendaklah engkau menyusun sebuah kitab yang khusus berisi sunah

rasul yang shahih”. Wasiat keinginan gurunya inilah yang mendorong dan

mengilhami Imam Bukhori untuk menyusun sebuah kitab yang berbeda dari kitab-

kitab yang disusun oleh ulama’ sebelumnya. Untuk kitab susunannya ia beri judul,

“al-Jami’ al-Musnad al-Mukhtashar min umuri Rasulillaahi saw. Wasunanih wa

ayyaamih (Syuhbah, 1996 : 57, dalam Abror, 2003 : 198).

Dengan usaha kerasnya dalam mengumpulkan dan meneliti hadist guna

memastikan keshahihannya, akhirnya tersusunlah sebuah kitab hadist sebagaimana

yang kita kenal saat ini. Usaha ini tergambar dalam sebuah pernyataannya, “aku

menyusun kitab-Jami’ al-Musnad al-Mukhtashar min umuri Rasulillaahi saw.

Wasunanih wa ayyaamih adalah hasil seleksi dari 600.000 buah hadist selama 16

tahun. (Syuhbah, 1996 : 58, dalam Abror, 2003 : 199)

Kitab Hadist karya al-Bukhori disusun dengan memakai sistematika membagi

beberapa judul tertentu dengan istilah kitab berjumlah 97 kitab dibagi menjadi

beberapa sub judul dengan istilah bab berjumlah 4550 bab. Menurut Hasbi asy-

Syidiqy babnya berjumlah 3521 (Shiddiqy, 1981 : 208-211). Dimulai dengan bab

bad’u al-wahy kemudian disusul kitab al-iman, kitab al-ilmu, kitab al-wad’u dan

seterusnya dengan jumlah hadist keseluruhan 7275 buah hadist termasuk yang

terulang atau sebanyak 4000 hadist tanpa pengulangan (menurut perhitungan Ibnu

Page 12: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/.../uploads/2017/02/ULUMUL-HADIST-2.doc · Web viewSatu spesifikasi kitab al-Tirmidzi adalah adanya penjelasan tentang kwalitas dan keadaan

Salah, dikutib oleh Abdul Muhsin Ibnu Hammad al-‘Abad). Perlu untuk diketahui,

ada sejumlah kitab yang tidak memuat bab, ada pula sejumlah bab yang berisi banyak

hadist tetapi ada pula sejumlah bab yang hanya berisi beberapa hadist saja, bahkan

ada pula yang hanya berisi ayat-ayat al-Qur’an tanpa disertai hadist, bahkan ada pula

yang kosong tanpa isi. (Syuhbah, 1996 : 66, dalam Abror, 2003 : 200)

2. Imam Muslim (204-261 H./ 820-875 M.)

a. Riwayat Singkatnya

Nama lengkap Imam Muslim adalah Abu al-Husain ibnu al-Hajjaj al-

Qusyairy. Beliau dinisbatkan kepada Naisabury, karena beliau adalah putera

kelahiran Naisabur pada tahun 204 H (875 M). Yakni kota kecil di Iran bagian timur

laut.

Beliau juga dinisbatkan kepada nenek moyangnya Qusyai ibnu Ka’ab ibnu

Rabi’ah ibnu Sha’sha’ah suatu keluarga bangsawan yang besar (Suparta, 2002 : 240).

Imam Muslim wafat pada hari Ahad bulan Rajab 261 H (875 M). Dan dikebumikan

pada hari Senin di Naisabur (Suparta, 2002 : 241).

b. Kitab Shahih Muslim

Judul aslinya : al-Musnan al-Shahih al-Mukhtashar min al-Sunan bi Naqli

al-’Adli’an Rasul Allah. Para ulama’ menyebut kitab shahih ini sebagai kitab yang

belum pernah didapati sebelum dan sesudahnya dari segi tertib susunannya, sistematis

isinya, tidak bertukar-tukar dan tidak berlebih dan tidak berkurang sanadnya. Secara

global kitab ini tidak ada bandingannya di dalam ketelitian menggunakan isnad.

(Suparta, 2002 : 241)

Untuk mengetahui isi dan sistematika Shahih Muslim secara rinci di bawah ini

dikemukakan tabelnya. Informasi yang disajikan dalam tabel adalah tentang nama-

nama kitab (dalam pengertian bagian), jumlah bab, dan hadist dalam tiap-tiap bab

(Nurhadi, 2003 : 214)

Page 13: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/.../uploads/2017/02/ULUMUL-HADIST-2.doc · Web viewSatu spesifikasi kitab al-Tirmidzi adalah adanya penjelasan tentang kwalitas dan keadaan

No Nama KitabJumlah

Bab Hadist

1 مقدمة 8 85

2 اإليمان 97 280

3 الطهارة 34 111

4 الحيض 33 126

5 الصالة 52 285

6 الصالة اضع المساجدومو 56 316

7 * وقصرها المسافرين صالة 56 312

8 الجمعة 19 73

9 العيدين 5 22

10 5 االستقاء 17

11 الكسوف 5 29

12 الجنائز 37 108

13 الزكاة 56 177

14 الصيام 40 222

15 االعتكاف 4 10

16 الحج 97 522

17 النكاح 24 110

* Dalam kitab (bagian) ini terdapat bab به يتعلق وما القرآن ل فضائال

18 الرضاع 19 32

19 الطالق 9 134

20 1 اللعان 20

21 العتق 7 26

Page 14: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/.../uploads/2017/02/ULUMUL-HADIST-2.doc · Web viewSatu spesifikasi kitab al-Tirmidzi adalah adanya penjelasan tentang kwalitas dan keadaan

22 البيوع 21 123

23 المساقة 31 143

24 الفرائض 5 21

25 الهبات 4 32

26 الوصية 6 22

27 النذر 5 13

28 االيمان 13 59

29 و والقصاص المحاربين و القسامةالديات

11 29

30 الحدود 11 46

31 األقضية 11 21

32 اللقطة 6 19

33 السير و الجهاد 51 150

34 االمارة 56 185

35 من ومايؤكل الذبائح و الصيدالحيوان

12 60

36 األضاحى 8 45

37 األشربة 35 188

38 الزينة و اللباس 35 127

39 اآلداب 10 45

40 السالم 41 155

41 وغيرها الحيات قتل 4 26

42 غيرها و األدب من األلفاظ 5 21

43 الشعر 1 10

Page 15: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/.../uploads/2017/02/ULUMUL-HADIST-2.doc · Web viewSatu spesifikasi kitab al-Tirmidzi adalah adanya penjelasan tentang kwalitas dan keadaan

44 الرؤي 4 23

45 الفضائل 36 174

46 تعال رضىالله الصحابة فضائلعنهم

60 232

47 األداب و البروالصلة 51 166

48 القدر 8 34

49 العلم 6 16

50 و * التوبة و الدعاء و الذكراإلستغفار

27 101

51 التوبة 11 60

52 احكامهم و المنافقين صفة 1 83

53 النار و الجنة و القيامة صفة 19 76

54 اهلها و تعيمها صفة و الجنة 18 101

55 الساعة واشراط الفتن 28 143

56 الرفائق الزهدو 20 75

57 التفسير 8 34

* Pada akhir kitab ini terdapat kitabالرقوق akan tetapi tidak dibuat satu nomor

tersendiri.

Kitab ini disusun dalam rentang waktu yang sangat leluasa, susunannya sangat

sistematis dan pengulangan hadistnya relative sedikit. Namun demikian, dalam kitab

inipun terdapat beberapa hadist yang dikritik. Kritik yang muncul terutama bukan

aspek sanadnya tetapi tertuju pada matannya, hal ini disebabkan karena adanya

perbedaan pemahaman atau pemaknaan (Nurhadi, 2003 : 223)

3. Imam Abu Dawud (202-275 H./ 817-889 M)

Page 16: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/.../uploads/2017/02/ULUMUL-HADIST-2.doc · Web viewSatu spesifikasi kitab al-Tirmidzi adalah adanya penjelasan tentang kwalitas dan keadaan

a. Riwayat Singkatnya

Nama lengkapnya : Imam Abu Dawud Sulaiman Ibnu al-Asy’ats Ibnu Ishaq

al-Sijistany. Bliau dinisbatkan kepada tempat kelahirannya, yaitu Sisjistan ( terletak

antara Iran dan Afghanistan). Beliau dilahirkan di kota tersebut pada tahun 202 H /

817 M. (Suparta, 2002 : 243). Abu Dawud meninggal pada hari Jum’at 15 Syawal

278 H./ 889 M di Bashra (Suparta, 2002 : 246)

b. Sunan Abu Dawud

Abu Dawud menyusun kitab yang khusus memuat sunnah dan hadist

hukum. Dalam kitab ini beliau tidak hanya memuat hadist shahih saja sebagaimana

Bukhari dan Muslim, tetapi juga memasukkan hadist hasan dan dla’if, maka beliau

menjelaskan kelemahan dari hadist tersebut.

Sunan Abu Dawud ini (pemberian judul Sunan, biasanya bahwa buku

tersebut diberi judul berpatokan pada subyek umum, seperti Thaharah, Shalat, zakat

dsb. Yang berkaitan dengan petunjuk dan praktek Nabi dan opini sahabat biasanya

tidak dicantumkan dalam sunan tersebut. Oleh sebab itu. Kitab-kitab sunan tidak

memuat hadist-hadist yang berkaitan dengan masalah moralitas, sejarah, zuhud, dsb)

merupakan karyanya yang terbesar. Beliau mengaku telah mendengar hadist

Rasulullah SAW. sebanyak 500.000 buah. Dari jumlah itu beliau seleksi dan ditulis

dalam kitab sunannya sebanyak 4800 buah. Beliau cukup puas dengan satu atau dua

hadist dalam setiap bab. Beliau menulis menulis surat kepada ulama’ Mekkah. “Saya

tidak menulis/ membukukan lebih dari satu atau dua hadist shahih dalam setiap bab

walaupun masih ditemukan sejumlah hadist shahih lainnya yang juga berkaitan

dengan masalah yang sama. Kalau semua hadist diambil sana-sini maka jumlahnya

akan menjadi banyak, dan saya lihat hal itu akan menyulitkan. Satu atau dua hadist

akan terasa lebih memudahkan.” Beliau juga pernah mengatakan, ”Saya tidak

meletakkan sebuah hadist yang telah disepakati oleh orang banyak yang telah

ditinggalkannya. Saya jelaskan dalam kitab tersebut nilainya shahih, semi shahih

(yushibhu), mendekati shahih (yuqarrabuhu), dan jika dalam kitab saya tersebut

terdapat hadist yang wahnun syadidun (sangat lemah) saya jelaskan.”

Page 17: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/.../uploads/2017/02/ULUMUL-HADIST-2.doc · Web viewSatu spesifikasi kitab al-Tirmidzi adalah adanya penjelasan tentang kwalitas dan keadaan

”Adapun yang kami beri penjelasan sedikitpun, maka hadist tersebut

bernilai shahih dan sebagian dari hadist yang shahih ini ada yang lebih shahih dari

pada yang lain.” Tetapi terhadap hadist-hadist yang terlewatkan tidak diberi catatan,

para ulama’ memasukkan ke dalam kategori hadist yang lemah. Kenapa Abu Dawud

membukukan sejumlah hadist lemah dalam sunannya ? Menurut Abu Dawud sebuah

hadist yang lemah, jika tidak terlalu lemah, adalam lebih baik bila dibandingkan

dengan pendapat para Ulama’ itu sendiri. Oleh karena itu, beliau tetap membukukan

hadist lemah tersebut sebagai ganti opini hukum dari pada ulama’ terdahulu (Suparta,

2002 : 244-245)

Imam Ghazali memandang cukup, bahwa kitab Sunan Abu Dawud ini

dibuat pegangan bagi para mujtahid (Suparta, 2002 : 246)

Abu Dawud membagi sunannya dalam beberapa kitab dan setiap kitab

dibagi menjadi beberapa bab. Jumlah kitab sebanyak 35 buah, diantaranya ada tiga

kitab yang tidak terbagi ke dalam bab-bab, sedangkan jumlah babnya sebanyak 1871.

Syarah atas Sunan Abu Dawud :

a. Samsul Haq Azimabadi, menulis Syarah awm al-Ma’bud Syarah Sunan Abi

Dawud,

b. Khalil Ahmad Anshari (w. 1346 H) menulis kitab Syarah Tahdzib Abi Dawud

yang diedit oleh Ahmad Syakir dengan teman-temannya sebanyak 8 jilid

(Suparta, 2002 : 246)

4. Imam al-Tirmidzi (200-276 H./ 824-892 M)

a. Riwayat Hidupnya

Imam Al-Tirmidzi nama lengkapnya Abu Muhammad Isa bin Isa bin Tussah

bin Musa bin Dhahran al-Salami al-Tirmid (Ahmad Muhammad Syaker, karena air

beliau mengalami kebutaan di masa tuanya). Beliau adalah seorang muhaddits yang

dilahirkan di kota Turmudz, sebuah kota kecil di pinggir utara sungai Amuderiya,

sebelah utara Iran. Beliau dilahirkan di kota tersebut pada bulan Dzulhijjah 200 H./

824 M. Muhammad Musthafa ‘Azhami dan Musthafa al-Siba’I menulis kelahiran al-

Page 18: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/.../uploads/2017/02/ULUMUL-HADIST-2.doc · Web viewSatu spesifikasi kitab al-Tirmidzi adalah adanya penjelasan tentang kwalitas dan keadaan

Tirmidzi tahun 209 H. (Suparta, 2002 : 246). Setelah melakukan perjalanan panjang

untuk belajar dan berdiskusi serta mengarang, sebagai seorang tuna netra Imam

Turmudzi wafat di Tirmidz pada malam Senin tanggal 13 Rajab 279 H./ 829 M,

(Suparta, 2002 : 247)

b. Karya beliau yang terkenal adalah Al-Jami’ atau Sunan Al-Tirmidzi

Penulisan kitab ini diselesaikan pada tanggal 10 Dzulhijjah 270 H. Disebut

kitab al-Jami’ karena kitab ini memuat hadist-hadist yang berkaitan dengan siyar

(hokum internasional), adab (perilaku social), tafsir, aqidah (keyakinan), fitan,

ahkam (hokum dengan berbagai jenisnya), al-Asyrath wa al-Manaqib (biografi Nabi

dan para sahabat tertentu). (Suparta, 2002 : 247)

Secara sistematik kitab al-Jami’ al-Shahih (Sunan al-Turmudzi) secara garis

besar dapat dilihat dari masing-masing juznya sebagai berikut. (Sutarmadji, 1998 :

218-221).

Juz kesatu dibagi menjadi 2 bab, yakni bab al-Thaharah dan bab al-Shalah.

Dari bab ini dibagi menjadi sub-sub bab :

1. Bab al-Thaharah terdiri dari 112 bab dan 148 hadist

2. Bab al-Shalah terdiri dari 62 bab dan 89 hadist.

Juz kedua dibagi menjadi bab Shalah sebagi lanjutan dari juz kesatu, terdiri

dari atas 156 bab dan 195 hadist :

1. Bab Witir terdiri atas 22 bab dan 35 hadist.

2. Bab al-Jum’ah terdiri atas 29 bab dan 41 hadist

3. Bab ‘Idain terdiri atas 9 bab dan 12 hadist

4. Bab al-Safar terdiri atas 44 bab dan 72 hadist.

Juz pertama dan kedua ini di-tahqih dan di-ta’liq oleh Ahmad Muhammad

Syakir. Ahmad Muhammad Syakir membagi juz menjadi abwab, yang disamakan

dengan kitab yang pentahqih dan penta’liq berikutnya. Dari abwab itu dibagi menjadi

semacam sub abwab, tetapi tidak diberi nama judulnya, hanya sejumlah hadist yang

ada relevannya dikelompokkan, sesudah abwab barulah dibagi menjadi bab diberi

judul, sedangkan sub abwab tidak menggunakan judul.

Page 19: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/.../uploads/2017/02/ULUMUL-HADIST-2.doc · Web viewSatu spesifikasi kitab al-Tirmidzi adalah adanya penjelasan tentang kwalitas dan keadaan

Juz ketiga di-tahqih dan di-ta’liq oleh Muhammad Fu’ad Abd. Al-Baqi’.

oleh Muhammad Fu’ad Abd. Al-Baqi’ juz dibagi menjadi menjadi kitab, dirinci lagi

menjadi bab. Dalam juz ini dibagi menjadi sembilan kitab meliputi :

1. Kitab Zakat, terdiri atas 38 bab dan 73 hadist.

2. Kitab Shiyam, terdiri atas 83 bab dan 126 hadist.

3. Kitab Hajj, terdiri atas 116 bab dan 15 hadist.

4. Kitab Janazah, terdiri atas 76 bab dan 144 hadist.

5. Kitab Nikah, terdiri atas 43 bab dan 65 hadist.

6. Kitab Radha’, terdiri atas 19 bab dan 26 hadist.

7. Kitab Thalaq dan Li’an, terdiri atas 23 bab dan 30 hadist.

8. Kitab Buyu’, terdiri atas 76 bab dan 58 hadist.

9. Kitab Shiyam, terdiri atas 42 bab dan 58 hadist.

Juz keempat di-tahqih dan di-ta’liq oleh Ibrahim ‘Adwah ‘Aud. Juz

keempat ini terdiri dari :

1. Kitab al-Diyat, terdiri atas 23 bab dan 36 hadist.

2. Kitab al-Hudud, terdiri atas 30 bab dan 40 hadist.

3. Kitab al-Shaid, terdiri atas 7 bab dan 7 hadist.

4. Kitab al-Zabaih, terdiri atas 1 bab dan 1 hadist.

5. Kitab al-Ahkam dan al-Wa’id, terdiri atas 6 bab dan 10 hadist.

6. Kitab Al-Dhahi, terdiri atas 24 bab dan 30 hadist.

7. Kitab al-Siyar, terdiri atas 48 bab dan 70 hadist.

8. Kitab Keutamaan Jihad, terdiri atas 26 bab dan 50 hadist.

9. Kitab al-Jihad, terdiri atas 39 bab dan 49 hadist.

10. Kitab al-Libas, terdiri atas 45 bab dan 67 hadist.

11. Kitab al-At’imah, terdiri atas 48 bab dan 72 hadist.

12. Kitab al-Asyribah, terdiri atas 21 bab dan 34 hadist.

13. Kitab Birr wa al-Shilah, terdiri atas 87 bab dan 138 hadist.

14. Kitab al-Thib, terdiri atas 35 bab dan 33 hadist.

15. Kitab al-Fara’idh, terdiri atas 23 bab dan 25 hadist.

Page 20: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/.../uploads/2017/02/ULUMUL-HADIST-2.doc · Web viewSatu spesifikasi kitab al-Tirmidzi adalah adanya penjelasan tentang kwalitas dan keadaan

16. Kitab al-Washaya, terdiri atas 7 bab dan 8 hadist.

17. Kitab al-Wala’ wa al-Hibbah, terdiri atas 7 bab dan 7 hadist.

18. Kitab al-Fitan, terdiri atas 79 bab dan 111 hadist.

19. Kitab al-Ru’ya, terdiri atas 10 bab dan 16 hadist.

20. Kitab al-Syahadah, terdiri atas 4 bab dan 7 hadist.

21. Kitab al-Zuhud, terdiri atas 64 bab dan 110 hadist.

22. Kitab Sifat al-Qiyamah, al-Raqa’iq dan al-Wara’ terdiri atas 60 bab dan 110

hadist.

23. Kitab Sifat al-Jannah, terdiri atas 27 bab dan 45 hadist.

24. Kitab Jahannam, terdiri atas 38 bab dan 73 hadist.

Juz kelima terdiri dari 10 pembahasan, ditambah satu bahasan tentang ila’

dan di-tahliq oleh Ibrahim ‘Adwah ‘Aud, yaitu :

1. Kitab al-Imam, terdiri atas 18 bab dan 31 hadist.

2. Kitab al-‘Ilm, terdiri atas 19 bab dan 31 hadist.

3. Kitab Isti’zan, terdiri atas 34 bab dan 43 hadist.

4. Kitab al-Adab, terdiri atas 75 bab dan 115 hadist.

5. Kitab al-Nisa’, terdiri atas 7 bab dan 11 hadist.

6. Fadla’il al-Qur’an, terdiri atas 25 bab dan 41 hadist.

7. Kitab al-Qira’at, terdiri atas 13 bab dan 18 hadist.

8. Kitab Tafsir al-Qur’an, terdiri atas 95 bab dan 158 hadist.

9. Kitab al-Da’waat, terdiri atas 133 bab dan 189 hadist.

10. Kitab al-Manaqib, terdiri atas 75 bab dan 133 hadist.

11. Kitab al-‘Ila’, dijelaskan panjang lebar pada beberapa sub-bab.

Kitab al-Jami’ al-Shalih atau Sunan Tirmidzi ditulis al-Tirmidzi pada abad

ke-3 H, yakni periode “penyempurnaan dan pemilahan”. Kitab al-Tirmidzi ini

memuat seluruh hadist kecuali sangat dhaif dan munkar. Satu spesifikasi kitab al-

Tirmidzi adalah adanya penjelasan tentang kwalitas dan keadaan hadistnya. Melalui

Kitab al-Jami’ al-Shalih ini pula al-Tirmidzi memperkenalkan istilah hadist hasan,

Page 21: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/.../uploads/2017/02/ULUMUL-HADIST-2.doc · Web viewSatu spesifikasi kitab al-Tirmidzi adalah adanya penjelasan tentang kwalitas dan keadaan

yang sebelumnya hanya dikenal istilah hadist shahih dan dha’if. Kriteria itu dengan

konsisten diaplikasikan al-Tirmidzi dalam kitabnya tersebut. (Suryadi, 2003 : 259)

5. Imam Nasa’I (215-303 H./ 835 M)

a.Riwayat Hidupnya

Nama lengkapnya adalah Imam Ahmad ibnu Syu’aib ibnu Ali ibnu Sinan

ibnu Bahr ibnu al-Khurasani al-Nasa’i. Nama beliau dinisbatkan kepada kota tempat

beliau dilahirkan. Beliau lahir pada tahun 215 H. di kota Nasa’I yang masih termasuk

wilayah Khurasan (Suparta, 2002 : 247-248), Beliau wafat pada hari Senin 13 Shafar

303 H./ 915 M di al-Ramlah. Menurut satu pendapat beliau meninggal di Makkah,

yakni saat beliau mendapat cobaan di Damsyik beliau meminta supaya di bawa ke

Makkah, sampai beliau wafat dan kemudian dimakamkan disuatu tempat antara Shafa

dan Marwa. (Suparta, 2002 : 249)

b. Kitab Sunan Nasa’i

Imam Nasa’I sangat selektif dalam menetapkan sebuah criteria seorang

rawi, beliau berhasil menyusun sebuah kitab yang cukup berharga dan sangat “besar”

diberi nama Sunan al-Kubra. Karena di dalamnya beliau mengadakan pemisahan

antara hadist dha’if, hasan dan shahih, maka beliau akhirnya mengarang sebuah kitab

diberi nama al-Mujtaba’ yang merupakan hasil seleksi dari kitab al-Kubra, dan isinya

hanya terdiri dari hadist shahih saja. Kitab al-Mujtaba’ inilah yang akhirnya kita

kenal dengan sekarang dengan nama Sunan al-Nasa’i. (Afdawaiza’, 2003 : 273)

Adapun sistematika penyusunannya dengan lengkap dapat disebutkan

sebagai berikut : (Afdawaiza’, 2003 : 274)

No Nama Kitab Juz Hlm. No Nama kitab Juz Hlm

1 Al-Muqaddimah I 3 4 Al-Haidl I 147

2 Al-Thaharah I 12 5 Al-Ghusl wa al- I 162

Page 22: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/.../uploads/2017/02/ULUMUL-HADIST-2.doc · Web viewSatu spesifikasi kitab al-Tirmidzi adalah adanya penjelasan tentang kwalitas dan keadaan

Tayamum

3 Al-Miyah I 141 6 Al-Shalah I 178

7 Al-Mawaqif I 198 24 Al-Nikah VI 44

8 Al-Adzan II 3 25 Al-Thalaq VI 112

9 Al-Masajid II 26 26 Al-Khail VI 178

10 Al-Qiblah II 47 27 Al-Ahbas VI 190

11 Al-Imamah II 58 28 Al-Washaya VI 198

12 Al-Jum’ah III 71 29 al-Nahl VI 216

13 Tafsir al-Shalah fi

al-Safar

III 95 30 Al-Hibah VI 226

14 al-Kusuf III 101 31 Al-Ruqaba’ VI 228

15 Al-Istisqa’ III 125 32 Al-‘Umra VI 228

16 Shalat al-Kusuf III 136 33 Al-Aiman wa al-

Nudzur wa al-

Muzara’ah

VII 3

17 Shalat al-‘Idain III 146 34 ‘Asyrah al-Nisa’ VII 58

18 Qiyam al-Lail wa

tathawu’ al-Nahr

III 161 35 Tahrir al-Dam VII 70

19 Al-Janaiz IV 3 36 Qism al-Faj VII 117

20 Al-Shiyam IV 97 37 Al-Ba’iah VII 124

21 Al-Zakah V 3 38 Al-Aqiqah VIII 145

22 Manasik al-Hajj V 83 39 Al-Far’a wa

al-‘Athirah

VII 147

23 Al-Jihad VI 3 40 Al-Shaid wa al-

Zaba’ ibnu Hajr

al-Asqalani

VII 158

41 Al-Dahaya VII 186 44 Qath’u al-Sariq VIII 57

42 Al-Buyu’ VII 212 45 Al-Aiman wa al- VIII 86

Page 23: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/.../uploads/2017/02/ULUMUL-HADIST-2.doc · Web viewSatu spesifikasi kitab al-Tirmidzi adalah adanya penjelasan tentang kwalitas dan keadaan

Syara’

43 Al-Qasamah VIII 3 46 - - -

Kitab hadist Sunan al-Nasa’I ditulis dengan menggunakan metode al-Sunan

yaitu metode penulisan hadist yang sistematikanya mengikuti bab-bab yang ada

dalam kitab fiqih (Afdawazi’a, 2003 : 227)

6. Imam Ibnu Majjah (209-272 H./ 824-887 M)

a. Riwayat Hidupnya

Ibnu Majjah adalah nama nenek moyangnya yang berasal dari kota

Qazwain, salah satu kota di Iran. Nama lengkap imam ahli hadist yang terkenal

dengan sebutan neneknya ialah Abu Abdillah ibnu Yazid ibnu Majjah. Beliau lahir

pada tahun 207 H./ 824 M (Suparta, 2002 : 249)

Ibnu Majjah wafat pada hari Senin, 21 Ramadhan 273 H./ 887 M. (Suparta,

2002 : 251)

b. Sunan Ibnu Majjah

Sunan ini merupakan salah satu sunan yang empat. Dalam sunan ini banyak

terdapat hadist dhaif, bahkan tidak sedikit hadist yang mungkar. Kitab Ibnu Majjah

berisi 4341 buah hadist, dan sebanyak 3002 telah dibukukan oleh pengarang kitab Al-

Ushul al-Sittah lainnya, baik seluruhnya ataupun sebagian. Jadi 1339 hadist

diriwayatkan oleh Ibnu Majjah sendiri dengan rincian se bagai berikut :

1) 428 buah hadist adalah hadist shahih.

2) 199 buah hadist adalah hadist hasan.

3) 613 buah hadist adalah hadist lemah isnad.

4) 99 buah adalah hadist mungkar dan makdzub.

Bila al-Tirmidzi dan Abu dawud meriwayatkan hadist lemah selalu diberi

keterangan/ catatan dalam kitab mereka, lain halnya dengan Ibnu Majjah, beliau tidak

Page 24: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/.../uploads/2017/02/ULUMUL-HADIST-2.doc · Web viewSatu spesifikasi kitab al-Tirmidzi adalah adanya penjelasan tentang kwalitas dan keadaan

memberikan komentar apapun. Bahkan untuk hadist yang dustapun, beliau hanya

mengambil sikap diam (Suparta, 2002 : 250)

Kitab Sunan ini disusun secara baik dan indah menurut sistematika fiqih.

Beliau memulai sunan ini dengan bab mengikuti Sunnah Rasullullah SAW. Dalam

bab ini beliau membahas hadist yang menunjukkan segi keutamaan, kewajiban, untuk

mengikutinya dan mengamalkannya.

Terlepas setuju atau tidak setuju, yang jelas derajat sunan Ibnu Majjah lebih

rendah dari Kutub al-Khomsah dan merupakan kitab sunan yang paling banyak

mengandung hadist dhaif. Oleh sebab itu, sebaiknya tidak menjadikan hadist yang

diriwayatkan oleh Ibnu Majjah sebagai dalil, kecuali setelah mengkajinya terlebih

dahulu. Bila ternyata hadist tersebut shahih atau hasan, maka boleh dijadikan

pegangan, jika dhaif hadist tersebut tidak boleh dijadikan pegangan.

Sunan Ibnu majjah ini mempunyai sisi kelebihan yaitu tidak banyak

mengalami pengulangan dan ia terbaik dari penyusunan judul per judul dan sub judul.

Hal ini diakui banyak ulama’. (Suparta, 2002 : 251)

C. PENUTUP

Kitab Hadist yang enam terdiri dari dua (2) shahih dan 4 (empat) sunan.

Yaitu :

1) al-Jami’ al-Shahih susunan Imam al-Bukhori

2) al-Jami’ al-Shahih susunan Imam Muslim

3) Al-Sunan susunan Abu Dawud

4) Al-Sunan susunan Al-Tirmidzi

5) Al-Sunan susunan an-Nasa’i

Kelima kitab di atas, biasanya disebut dengan Al-Kutub al-Khomsah dan

kemudian ada sebagian ulama’ memasukkan kitab hadist yang keenam, sehingga

menjadi al-Kutub al-Sittah. Untuk kitab yang keenam ini para Ulama’ berbeda

pendapat.

Page 25: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/.../uploads/2017/02/ULUMUL-HADIST-2.doc · Web viewSatu spesifikasi kitab al-Tirmidzi adalah adanya penjelasan tentang kwalitas dan keadaan

Abdul Fadli ibnu Thahir yang mengelompokkan Sunan Ibnu Majjah

menjadi kitab pokok yang enam ini, yang diikuti oleh Abdul Ghani al-Muqsidi, al-

Mizzi, kemudian al-Hafidl Ibnu Hajar dan al-Khazra’I, sedangkan Razin dan Ibnu

al-‘Atsir memandang bahwa kitab al-Muwatha’ Imam Malik lebih pantas menduduki

pokok keenam, bukan sunan Ibnu Majjah. Ada juga Ulama’ lain yang memasukkan

al-Sunan atau Musnad susunan al-Darimy sebagai kitab yang keenam, juga kitab

susunan al-Jarud (Suparta, 2003 : 251-252)