Upload
others
View
4
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENINGKATAN KEMANDIRIAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
MELALUI STRATEGI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)
BAGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 GESI SRAGEN
PROPOSAL
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Penelitian Pendidikan Matematika
Pengampu: Prof. Dr. Sutama, M.Pd
Oleh:
RISMAWATI
A410090016
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kemandirian belajar merupakan salah satu hal yang penting dalam suatu
proses pembelajaran. Karena kemandirian dapat melatih siswa lebih bertanggung
jawab dan tidak selalu bergantung pada orang lain. Kemandirian yang dimiliki
siswa juga dapat menumbuhkan rasa percaya diri serta lebih cepat dalam
menerima dan memahami materi pelajaran. Siswa yang mempunyai kemandirian
yang tinggi maka siswa itu akan lebih fokus mengerjakan dan melakukan sesuatu
hingga pekerjaan itu selesai dalam waktu tertentu tanpa bantuan orang lain/guru.
Hal ini akan berdampak pada tinggi rendahnya hasil belajar.
Rendahnya kemandirian belajar banyak dialami oleh siswa SMP Negeri 1
Gesi Sragen. Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya kemandirian belajar
adalah siswa. Pada saat kegiatan belajar mengajar siswa cenderung pasif, lebih
sering mendengarkan, mencatat dan menghafal materi saja. Padahal siswa dituntut
untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran agar siswa lebih cepat dan mudah
dalam memahami materi pelajaran. Selain itu, banyak siswa yang tidak percaya
pada kemampuannya sendiri dalam mengerjakan soal yang diberikan oleh guru.
Siswa lebih sering menyontek dan bertanya pada teman padahal jawaban yang
diberikan temannya belum tentu benar.
Faktor dominan yang menyebabkan rendahnya kemandirian belajar siswa
di SMP Negeri 1 Gesi Sragen yaitu guru. Guru sering monoton dalam
menerangkan pelajaran sehingga siswa merasa bosan dan malas untuk belajar.
Proses pembelajaran hanya berpusat pada guru. Guru menerangkan di depan kelas
dan tidak member kesempatan siswa untuk mengasah kemampuan berpikirnya.
Selain itu, guru kurang memberikan arahan dan bimbingan mandiri yang
berakibat kemandirian belajar siswa masih rendah.
Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, hendaknya guru mampu
memilih dan menerapkan strategi pembelajaran yang mampu merangsang siswa
lebih mandiri dalam belajar matematika dan meningkatkan siswa dalam
memahami pelajaran matematika. Melalui pembelajaran dengan strategi
Contextual Teaching and Learning (CTL), kegiatan belajar mengajar akan
berpusat pada siswa dan guru hanya sebagai fasilitator semata. Faktor-faktor yang
tadinya mempengaruhi rendahnya kemandirian siswa dalam belajar akhirnya bisa
teratasi dengan baik.
Keunggulan dari strategi Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah
strategi ini didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa secara
mandiri dan menuntut untuk tidak saling ketergantungan dengan
teman/lingkungan. Sehingga diharapkan dengan menerapkan strategi Contextual
Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan kemandirian belajar siswa
yang selanjutnya dapat meningkatkan hasil belajar.
B. Rumusan Masalah
Penelitian difokuskan pada adakah peningkatan kemandirian dan hasil
belajar matematika setelah dilakukan strategi Contextual Teaching and Learning
(CTL). Fokus penelitian kemudian dirinci menjadi dua pernyataan penelitian.
1. Adakah peningkatan kemandirian belajar matematika setelah dilakukan
pembelajaran melalui strategi Contextual Teaching and Learning (CTL)?
2. Adakah peningkatan hasil belajar matematika setelah dilakukan pembelajaran
melalui strategi Contextual Teaching and Learning (CTL)?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
a. Mendiskripsikan peningkatan kemandirian belajar siswa dalam proses
pembelajaran matematika di SMP Negeri 1 Gesi Sragen.
b. Mendiskripsikan peningkatan hasil belajar siswa dalam proses
pembelajaran matematika di SMP Negeri 1 Gesi Sragen.
2. Tujuan Khusus
a. Mendiskripsikan peningkatan kemandirian belajar matematika setelah
dilakukan pembelajaran melalui strategi Contextual Teaching and
Learning (CTL). Kemandirian belajar matematika diamati dari indikator:
1) menyelesaikan tugasnya sendiri, 2) mengatasi masalah belajarnya
sendiri, 3) percaya pada kemampuan diri sendiri, 4) mengatur dirinya
sendiri.
b. Mendiskripsikan peningkatan hasil belajar matematika setelah dilakukan
pembelajaran melalui strategi Contextual Teaching and Learning (CTL).
Hasil belajar matematika diukur dari skor ulangan harian setelah
pembelajaran 1 KD dan skor dikatakan tuntas apabila lebih dari atau sama
dengan KKM.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Memberikan sumbangan pada pembelajaran matematika utamanya
peningkatan kemandirian dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran
matematika melalui strategi Contextual Teaching and Learning (CTL).
b. Sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan kemandirian dan hasil
belajar matematika melalui strategi Contextual Teaching and Learning
(CTL) dan dapat memberikan kontribusi pada strategi pembelajaran di
sekolah.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat bagi siswa
Sebagai upaya meningkatkan kemandirian dan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran matematika.
b. Manfaat bagi guru
Memberikan teori baru mengenai strategi pembelajaran matematika untuk
meningkatkan kemandirian dan hasil belajar siswa.
c. Manfaat bagi sekolah
Memberikan ide yang baik dalam rangka perbaikan pembelajaran
matematika dan sebagai bentuk inovasi pembelajaran yang dapat
diterapkan pada mata pelajaran matematika maupun mata pelajaran lain.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Kemandirian dan hasil belajar matematika
a. Hakekat matematika
Menurut Johnson dan Myklebust (dalam Abdurrahman, 2003:
252), matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi prkatisnya untuk
mengekspresikan hubungan kuantitatif dan keruangan, sedangkan fungsi
teoritisnya adalah untuk memudahkan berpikir.
Menurut Hamzah (2007: 129) matematika adalah sebagai suatu
bidang ilmu yang merupakan alat pikir, komunikasi, alat untuk
memecahkan berbagai persoalan praktis, yang unsur–unsur logika dan
intuisi, analisa dan konstruksi, generalitas dan individualitas serta
mempunyai cita–cita antara lain aritmatika, aljabar, geometri, dan analisis.
Dari pengertian di atas matematika merupakan ilmu yang bersifat abstrak,
asiomatik, dan dedukatif.
Cornelius (dalam Abdurrahman, 2003:253) mengemukakan lima
alasan perlunya belajar matematika, yaitu: a) sarana berpikir yang jelas
dan logis, b) sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, c)
sarana untuk mengenai pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman,
d) sarana untuk mengembangkan kreativitas, e) sarana untuk
meningkatkan kesadaran terhadap pengembangan budaya.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan
bahwa pengertian matematika adalah bahasa simbolis yang bersifat
abstrak, asiomatik, dan deduktif untuk memudahkan manusia berpikir.
b. Konsep belajar matematika
Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu
proses perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan
lingkungannya dan memenuhi seluruh aspek tingkah laku.
Henry E. Garret (dalam Syaiful Sagala, 2010:13) berpendapat
bahwa belajar merupakan proses yang berlangsung dalam jangka waktu
lama melalui latihan maupun pengalaman yang membawa kepada
perubahan diri dan perubahan cara mereaksi terhadap suatu perangsang.
Menurut Slameto (2003:2) belajar ialah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya.
Dari pengertian-pengertian tersebut, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku
melalui latihan dan pengalaman dalam interaksi dengan lingkungannya
serta tujuan belajar dapat diterima baik oleh masyarakat.
c. Konsep kemandirian belajar matematika
Kemandirian berasal dari kata mandiri. Kata mandiri mempunyai
arti yang sangat relatif. Anung Haryono mendefinisikan kata mandiri
mengandung arti tidak bergantung pada orang lain, bebas dapat
melakukan sendiri. Hal yang terpenting dalam proses belajar mandiri ialah
meningkatkan kemampuan dan keterampilan siswa dalam proses belajar
tanpa bantuan orang lain, sehingga pada akhirnya siswa tidak tergantung
pada guru, teman/orang lain dalam belajar.
Dalam belajar mandiri siswa akan berusaha sendiri terlebih dahulu
untuk memahami isi pelajaran. Jika mendapat kesulitan barulah bertanya
atau mendiskusikan dengan temannya, guru atau orang lain.
Kozma, Belle, William (dalam Anung Haryono, 2005)
mendifinisikan belajar mandiri sebagai usaha individu siswa yang bersifat
otonomis untuk mencapai kompetensi tertentu.
Jadi kemandirian merupakan siswa untuk melakukan kegiatan
belajar yang bertumpu pada aktivitas dan tanggung jawab siswa, tidak
bergantung dengan orang lain. Kegiatan belajar ini meliputi kegiatan
belajar di rumah dan di sekolah.
d. Hasil belajar matematika
Menurut Sudjana (2008: 22) Hasil belajar adalah kemampuan-
kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah ia menerima pengalaman
belajarnya. Hasil belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan
yang dikembangkan oleh mata pelajaran, ditujukkan dengan nilai tes atau
angka nilai yang diberikan guru.
Menurut Abdurrahman (2003: 37) Hasil belajar adalah
kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.
Berdasarkan pengertian - pengertian tersebut, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang
dimiliki siswa setelah melalui kegiatan belajar yang ditujukkan dengan
nilai tes atau angka nilai yang diberikan guru.
2. Konsep pembelajaran melalui strategi Contextual Teaching and Learning
(CTL)
a. Hakekat pembelajaran
Pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain
intruksional untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan
pada penyediaan sumber belajar (Dimyati dan Mudjiono, 2006:297).
Menurut Uzer Usman (2005: 1) “Proses pembelajaran merupakan
proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar
hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk
mencapai tujuan tertentu”. Untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang
efektif setidaknya ada 5 variabel yang menentukan keberhasilan belajar
siswa; yaitu: 1) melibatkan siswa secara efektif; 2) menarik minat dan
perhatian siswa; 3) membangkitkan motivasi siswa; 4) prinsip
individualitas; dan 5) peragaan dalam pembelajaran.
Jadi proses pembelajaran matematika merupakan suatu kegiatan
dalam mempelajari matematika yang dilakukan guru mulai dari
perencanaan kegiatan, pelaksanaan sampai evaluasi. Dengan demikian
guru memegang peranan penting dalam proses pembelajaran.
b. Konsep strategi Contextual Teaching and Learning (CTL)
Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu strategi
pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara
penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan
menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong
siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka (Wina
Sanjaya, 2008: 255).
7 komponen Contextual Teaching and Learning (CTL) antara lain:
1) Kontruktivisme
Membangun pemahaman mereka sendiri dan pengalaman baru
berdasarkan pada pengetahuan awal. Pembelajaran harus dikemas
menjadi proses “mengkonstruksi” bukan menerima pengetahuan.
2) Inquiry
Proses pembelajaran dari pengamatan menjadi pemahaman. Disini
siswa belajar menggunakan keterampilan kritis.
3) Questioning
Kegiatan guru untuk mendorong, membimbing, menilai kemampuan
berpikir siswa. Bagi siswa yang merupakan bagian penting dalam
pembelajaran yang berbasis inquiry.
4) Learning Community
Sekolompok orang yang terikat dalam belajar. Bekerja sama dengan
orang lain lebih baik daripada belajar sendiri kemudian tukar
pengalaman dan berbagi ide.
5) Modelling
Proses penampilan suatu contoh agar orang lain berpikir, bekerja dan
belajar. Mengerjakan apa yang guru inginkan agar siswa mengerjakan.
6) Reflection
Cara berpikir tentang apa yang telah kita pelajari kemudian mencatat
apa yang telah dipelajari , membuat jurnal, karya seni, diskusi
kelompok.
7) Authentic Assesment
Mengukur pengetahuan dan keterampilan siswa kemudian melakukan
penilaian proses terhadap tugas-tugas yang relevan.
3. Penerapan strategi Contextual Teaching and Learning (CTL)
Langkah – langkah strategi pembelajaran Contextual Teaching and
Learning (CTL)yaitu:
a. Pendahuluan
1) Guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai serta manfaat dari
proses pembelajaran dan pentingnya materi pelajaran yang akan
dipelajari.
2) Guru menjelaskan prosedur pembelajaran CTL:
Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok sesuai dengan jumlah
siswa.
Tiap kelompok ditugaskan untuk melakukan observasi; misalnya
kelompok 1 dan 2 melakukan observasi ke lokasi I, dan kelompok
3 dan 4 melakukan observasi ke lokasi II.
Melalui observasi siswa ditugaskan untuk mencatat berbagai hal
yang ditemukan di lokasi-lokasi tersebut.
3) Guru melakukan tanya jawab sekitar tugas yang harus dikerjakan oleh
setiap siswa.
b. Inti
Di lapangan
1) Siswa melakukan observasi ke lokasi sesuai dengan pembagian tugas
kelompok.
2) Siswa mencatat hal-hal yang mereka temukan di lokasi sesuai dengan
alat observasi yang telah mereka tentukan sebelumnya.
Di dalam kelas
1) Siswa mendiskusikan hasil temuan mereka sesuai dengan kelompok
mereka masing-masing.
2) Siswa melaporkan hasil diskusi.
3) Setiap kelompok menjawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh
kelompok lain.
c. Penutup
1) Dengan bantuan guru siswa menyimpulkan hasil observasi sekitar
masalah lokasi sesuai dengan indikator hasil belajar yang harus
dicapai.
2) Guru memberikan tugas kepada siswa berkaitan dengan hal-hal yang
telah dipelajari.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Hasil penelitian yang relevan merupakan uraian yang sistematik tentang
hasil-hasil penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya yang berhubungan
dengan penelitian yang akan dilakukan. Sebagai perbandingan dalam penelitian
ini, peneliti akan menguraikan hasil-hasil penelitian terdahulu.
Dini Fitrasari (2007) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa
kemandirian dan keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika dengan
pendekatan pola latihan interaktif pokok bahasan geometri mengalami
peningkatan.
Nita Rizqi Eka Pratiwi (2011) dalam penelitiannya menyimpulkan ada
peningkatan minat dan hasil belajar matematika materi system persamaan linier
dua variable (SPLDV) melalui metode rotating trio exchange.
Sulistyorini Hermanto (2007) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa
penerapan pembelajaran matematika berbasis kontekstual efektif dalam
peningkatan prestasi belajar siswa dan memiliki peranan utama dalam kaitannya
dengan usaha peningkatan keaktifan siswa.
Alimatus Solikhah (2010) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa
penerapan strategi Contextual Teaching and Learning berbasis portopolio dalam
kegiatan pembelajaran akan menambah variasi sehingga dapat menarik perhatian
siswa dan membuat siswa lebih bersemangat dalam kegiatan pembelajaran.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dari beberapa peneliti di atas,
penulis ingin meneliti apakah dengan strategi contextual teaching and learning
dapat meningkatkan kemandirian dan hasil belajar matematika.
C. Kerangka Berpikir
Berdasarkan kajian teori yang telah diuraikan di atas dapat disusun suatu
kerangka berpikir guna memperoleh jawaban sementara atas kesalahan yang
timbul. Prosedur penelitian tindakan kelas ini merupakan siklus dan dilaksanakan
sesuai perencanaan tindakan atau perbaikan dari perencanaan tindakan terdahulu.
Tindakan kelas yang dilaksanakan berupa pengajaran dikelas secara sistematis
dengan tindakan pengelolaan kelas dengan pendekatan pembelajaran yang tepat
yang mengacu pada perencanaan tindakan yang telah tersusun sebelumnya.
Dalam setiap tindakan peneliti akan mengamati kemandirian siswa pada setiap
tindakan pengajaran yang dilakukan di depan kelas.
Pada kondisi awal siswa kelas VII SMP Negeri 1 Gesi Sragen diketahui
bahwa kemandirian belajar metematika yang rendah, meliputi: 1) menyelesaikan
tugasnya sendiri 21%, 2) mengatasi masalah belajarnya sendiri 23%, 3) percaya
pada kemampuan diri sendiri 26%, 4) mengatur dirinya sendiri 29% sehingga hal
tersebut berakibat pada rendahnya hasil belajar. Hal ini dikarenakan guru yang
mengajar masih dengan cara konvensional, siswa hanya sekedar mendengarkan
dan mencatat tanpa berperan aktif dalam pembelajaran. Pemilihan metode yang
tepat dapat meningkatkan kemandirian dan hasil belajar matematika.
Salah satu strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan kemandirian
dan hasil belajar siswa adalah strategi Contextual Teaching and Learning (CTL).
Sistem CTL mencakup delapan komponen berikut 1) membuat keterkaitan-
keterkaitan yang bermakna, 2) melakukan pekerjaan yang berarti, 3) melakukan
pembelajaran yang diatur sendiri, 4) bekerja sama, 5) berpikir kritis dan kreatif, 6)
membantu individu untuk tumbuh dan berkembang, 7) mencapai standar yang
tinggi, 8) menggunakan penilaian autentik.
Kondisi akhir yang diharapkan dengan penggunaan strategi contextual
Teaching and Learning dalam proses pembelajaran adalah dapat meningkatnya
kemandirian belajar matematika, sehingga siswa akan mencapai hasil belajar yang
memuaskan.
Berdasarkan uraian diatas, kerangka berpikir penelitian ini dapat di
ilustrasikan sebagai berikut:
Kondisi Awal Pembelajaran Konvensional
Rendahnya kemandirian dan hasil belajar
matematika
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan hasil penelitian yang relevan dan kerangka pemikiran
tersebut di atas maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan “ Melalui strategi
pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan
kemandirian belajar matematika bagi siswa kelas VII SMP Negeri 1 Gesi Sragen
Tahun 2012/2013”.
BAB III
METODE PENELITIAN
Tindakan
Contextual teaching and learning:1. membuat keterkaitan-keterkaitan yang
bermakna2. melakukan pekerjaan yang berarti3. melakukan pembelajaran yang diatur sendiri4. bekerja sama5. berpikir kritis dan kreatif6. membantu individu untuk tumbuh dan
berkembang7. mencapai standar yang tinggi8. menggunakan penilaian autentik
Kondisi akhirMeningkatnya kemandirian dan hasil
belajar matematika
A. Setting Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Gesi Sragen. Pemilihan tempat
didasarkan pada pertimbangan bahwa lokasi sekolah berdekatan dengan tempat
tinggal peneliti dan sekolah ini belum pernah dilakukan penelitian dengan judul
yang sama dengan peneliti.
Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, yaitu bulan Juli sampai dengan
Desember 2012. Adapun rincian waktu penelitian sebagai berikut:
Tahap Persiapan: minggu ke IV bulan Juli 2012 sampai minggu ke IV bulan
Agustus 2012.
1. Tahap Pelaksanaan: minggu ke I bulan September 2012 sampai minggu ke II
bulan Oktober 2012.
2. Tahap Analisis Data: minggu ke III bulan Oktober 2012 sampai minggu ke II
bulan November 2012.
3. Tahap Laporan: minggu ke III bulan November 2012 sampai minggu ke IV
bulan Desember 2012.
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa dan guru SMP Negeri 1 Gesi
Sragen. Siswa yang menjadi subjek penerima tindakan ini yaitu, siswa kelas
VII. Siswa kelas tersebut berjumlah 40 orang, terdiri atas 18 siswa laki-laki
dan 22 siswa perempuan. Sementara itu, guru yang menjadi subjek pelaku
tindakan ini. Peneliti dibantu guru matematika sebagai observer. Peneliti juga
bertugas merencanakan, mengumpulkan data, menganalisis data, dan menarik
kesimpulan.
C. Metode Pengumpulan Data
Penelitian tindakan kelas dilakukan bersifat deskriptif kualitatif. Sumber
data dalam penelitian adalah guru yang melakukan tindakan dan siswa yang
menerima tindakan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik
observasi, metode tes dan catatan lapangan.
Instrumen penelitian dalam penelitian ini menggunakan pedoman
observasi yang digunakan peneliti untuk mengetahui kemandirian siswa dalam
proses pembelajaran matematika. Lembar pengamatan digunakan untuk
memperoleh data sebelum tindakan, baik dari guru maupun penelitian langsung di
lapangan. Sedangkan lembar soal tes digunakan untuk menguji peningkatan hasil
belajar siswa.
Keabsahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan observasi secara
terus menerus dan tringulasi data.
Data Sumber
Data
Teknik
Pengumpulan
Data
Instrumen
Penelitian
Keabsahan
Data
Teori
1. Kemandirian
Belajar
Siswa Observasi Pedoman
Observasi
Triangulasi
Sumber
Anung
Haryono
(2005)
2. Hasil
Belajar
Siswa Metode Tes Pedoman
Observasi
Triangulasi
Sumber
Sudjana
(2008)
3. Strategi
Contextual
Teaching
Learning
(CTL)
Guru Observasi
dan Catatan
Lapangan
Pedoman
Observasi
dan Form
Catatan
Lapangan
Triangulasi
Teknik
Wina
Sanjaya
(2008)
D. Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode
alur. Alur yang dilalui meliputi:
1. Proses analisis data
Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang
tersedia dari berbagai sumber. Setelah dikaji kemudian membuat rangkuman
untuk setiap pertemuan atau tindakan di kelas.
2. Penyajian data
Peneliti berusaha menyusun data yang relevan sehingga dapat menjadi
informasi yang dapat disimpulkan dan memiliki makna tertentu. Dengan
menampilkan data dan membuat hubungan antara variabel, peneliti mengerti
apa yang terjadi dan apa yang perlu ditindak lanjuti untuk mencapai tujuan
penelitian.
3. Verifikasi data
Verifikasi data atau penarikan kesimpulan dilakukan secara bertahap
untuk memperoleh derajat kepercayaan tinggi. Dengan demikian, analisis data
dalam penelitian ini dilakukan sejak tindakan dilaksanakan. Verifikasi data
dilakukan pada setiap tindakan yang pada akhirnya dipadukan menjadi
kesimpulan.
E. Indikator Kinerja
Indikator kinerja penelitian kemampuan menggungkapkan kemandirian
dan hasil belajar matematika dari 40 anak, yaitu kondisi awal/sebelum penelitian
ada 26 % anak yang tuntas, setelah siklus I ada 41 % anak yang tuntas, setelah
siklus II ada 81 % anak yang tuntas.
F. Jenis dan Prosedur Penelitian
1. Jenis penelitian
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut
Arikunto (2006:96), menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas atau istilah
dalam bahasa Inggris adalah Classroom Action Research (CAR) sudah lebih
dari sepuluh tahun yang dikenal dan ramai dibicarakan dalam dunia
pendidikan. Dari namanya sendiri sudah dapat ditebak, bahwa dalam
penelitian tindakan terdapat kata tindakan, artinya dalam hal ini peneliti
melakukan sesuatu. Arah dan tujuan penelitian tindakan yang dilakukan demi
kepentingan peserta didik dalam memperoleh hasil belajar yang memuaskan.
2. Prosedur penelitian
Prosedur penelitian tindakan kelas difokuskan pada kegiatan pokok,
yaitu: a) dialog awal, b) perencanaan tindakan, c) pelaksanaan tindakan, d)
observasi, e) refleksi, f) evaluasi, dan g) penyimpulan.
Langkah-langkah penelitian untuk setiap siklus pembelajaran
matematika diilustrasikan sebagai berikut:
Dialog awal
Putaran 1
Putaran 2
a. Dialog awal
Pertemuan antara peneliti dan guru matematika, bersama-sama
melakukan pengenalan, penyatuan ide, dan berdiskusi membahas masalah
dan cara-cara peningkatan kemandirian dan hasil belajar matematika pada
siswa.
Pembicaraan membahas model dan alternatif pembelajaran yang
akan dipraktekkan dan dikembangkan sehingga diperoleh kesepakatan
Perencanaan Tindakan I
Tindakan dan observasi I
Refleksi
Evaluasi
Pengertian dan Pemahaman
Tindakan II
Tindakan dan observasi II
Refleksi
Evaluasi
Pengertian dan Pemahaman
Seterusnya sesuai dengan alokasi waktu tarapan tindakan yang direncanakan
untuk menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and
Learning (CTL) dalam upaya peningkatan kemandirian dan hasil belajar
matematika.
b. Perencanaan tindakan kelas
Selanjutnya disusun langkah-langkah persiapan tindakan
pembelajaran yang terdiri :
1) Memperbaiki kompetensi material guru dalam bidang matematika.
2) Identifikasi masalah dan penyebabnya.
3) Perencanaan solusi masalah.
c. Pelaksanaan tindakan
Tindakan dilaksanakan berdasarkan perencanaan, namun tidak
mutlak dikendalikan oleh rencana. Tindakan yang diputuskan mengandung
resiko karena terjadi dalam situasi nyata. Oleh karena itu, rencana tindakan
harus bersifat sementara, fleksibel dan siap diubah sesuai dengan keadaan
yang ada sebagai upaya perbaikan.
d. Observasi dan monitoring
Observasi dan monitoring dilakukan dengan mengamati hasil atau
dampak dari tindakan yang dilakukan atau dikenakan terhadap siswa
dengan berbekal pedoman observasi dan kegiatan lapangan. Peneliti
mencatat semua kegiatan guru mulai dari pendahuluan, pengembangan,
penerapan dan penutup.
e. Refleksi
Refleksi yang dilakukan adalah diskusi antara peneliti dan guru
matematika untuk menelaah hasil tindakan yang telah dilakukan. Kegiatan
ini dilakukan setiap akhir pembelajaran matematika, tetapi secara informal
dapat dilakukan dengan dialog untuk menangani masalah yang muncul.
f. Evaluasi
Evaluasi dilakukan untuk mengkaji hasil perencanaan, observasi
dan refleksi penelitian pada setiap pelaksanaan penelitian. Evaluasi
ditujukan pada penemuan dan bukti-bukti untuk menyusun jawaban
terhadap tujuan penelitian yang telah dilaksanakan.
g. Penyimpulan
Penyimpulan merupakan pengambilan intisari dari sajian data yang
telah terorganisir dalam bentuk pernyataan atau kalimat yang singkat, padat
dan bermakna. Hasil penelitian tersebut berupa peningkatan kemandirian
dan hasil belajar dalam pembelajaran matematika.
JADWAL PENELITIAN
Kegiatan penelitian
Bulan pelaksanaan tahun 2012
Juli Agu
stus
Septembe
r
Oktober Novembe
r
Desemb
er
1. Tahap persiapan
a. Kajian studi pustaka
b. Pembuatan desain
penelitian
c. Konsultasi rancangan
penelitian
d. Perumusan rancangan
penelitian
e. Ijin penelitian
√
√ √
√ √
√ √
√
2. Tahap pelaksanaan
a. Perencanaan tindakan
b. Implementasi tindakan
c. Pengamatan kelas
d. Refleksi
√
√ √
√ √
√ √
3. Tahap Analisis Data √ √
a. Analisis dan
interpretasi data
b. Perumusan hasil
kegiatan
√ √
3. Tahap pelaporan
a. Penyusunan kerangka
laporan
b. Penulisan laporan
c. Revisi dan editing
√
√
√
laporan
d. Penggandaan dan
penjilidan
e. Penyerahan laporan
√ √
√
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono.2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta:
RinekaCipta
Arikunto, Suharsimi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara
Dimyati, Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Fitrasari, Dini. 2007. “Upaya Peningkatan Kemndirian dan Keaktifan Siswa dalam
Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Pola Latihan Interaktif Pokok
Bahasan Geometri”. Skripsi. Surakarta: UMS(Tidak Dipublikasikan)
Hamalik, Oemar. 2007. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Haryono, Anung. 2005. Belajar Mandiri: Konsep dan Penerapannya dalam System
Pendidikan dan Pelatihan Terbuka/Jarak Jauh. Jakarta: Seamolec
Hermanto, Sulistyorini. 2007. “Peningkatan Keaktifan dalam Pembelajaran
Matematika melalui Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and
Learning)”. Skripsi. Surakarta: UMS(Tidak Dipublikasikan)
Sagala, Syaiful. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group
Solikhah, Alimatus. 2010. “Peningkatan Motivasi Belajar Siswa dalam Mata
Pelajaran Matematika Melalui Strategi Contextual Teaching and Learning
berbasis portopolio”. Skripsi. Surakarta: UMS(Tidak Dipublikasikan)
Uno, Hamzah B. 2007. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar
yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara
Usman, Moh Uzer. 2005. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remadja Rosdakarya
LAMPIRAN-LAMPIRAN
A. DAFTAR LAMPIRAN
1. Instrumen observasi untuk mengetahui aktivitas siswa dalam pembelajaran......
2. Angket siswa .......................................................................................................
3. Silabus..................................................................................................................
4. Rencana Pembelajaran ........................................................................................
5. Lembar Kerja
Siswa.............................................................................................
6. Kisi-kisi soal tes akhir
siklus ...............................................................................
7. Soal tes Siklus .....................................................................................................
8. Data nilai test akhir siklus ...................................................................................
9. Data nilai afektif hasil observasi .........................................................................
10. Data nilai hasil angket siswa ...............................................................................
SKBM Matematika kelas VIII ............................................................................