23
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Rangkuman F Hitung Parameter Perlakuan Dari F hitung (Tabel 2) bahwa pengamatan terhadap panjang akar menunjukkan bahwa kombinasi perlakuan (MA) berpengaruh tidak nyata sedangkan faktor tunggal media tanam (M) berpengaruh nyata dan faktor bentuk azolla (A) berpengaruh tidak nyata. Pengamatan pada tinggi tanaman, diameter batang dan jumlah daun menunjukkan bahwa perlakuaan kombinasi (MA) maupun faktor tunggalnya baik media (M), dan Azolla (A) tidak berpengaruh nyata. Sedangkan pada pengamatan luas daun menunjukkan bahwa kombinasi (MA) berpengaruh tidak nyata sedangkan faktor tungal (A) berpengaruh nyata dan faktor (M) tidak berpengaruh nyata. Pada berat kering akar dan pada pengamatan berat kering batang perlakuan kombinasinya (MA) berpengaruh nyata. Tabel 2. Hasil Rangkuman F Hitung Parameter Perlakuan Parameter Berat Biomasa 21

IVdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/32/umj-1x... · Web viewIV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Rangkuman F Hitung Parameter Perlakuan Dari F hitung (Tabel 2) bahwa pengamatan terhadap

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: IVdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/32/umj-1x... · Web viewIV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Rangkuman F Hitung Parameter Perlakuan Dari F hitung (Tabel 2) bahwa pengamatan terhadap

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Rangkuman F Hitung Parameter Perlakuan

Dari F hitung (Tabel 2) bahwa pengamatan terhadap panjang akar

menunjukkan bahwa kombinasi perlakuan (MA) berpengaruh tidak nyata

sedangkan faktor tunggal media tanam (M) berpengaruh nyata dan faktor bentuk

azolla (A) berpengaruh tidak nyata. Pengamatan pada tinggi tanaman, diameter

batang dan jumlah daun menunjukkan bahwa perlakuaan kombinasi (MA)

maupun faktor tunggalnya baik media (M), dan Azolla (A) tidak berpengaruh

nyata. Sedangkan pada pengamatan luas daun menunjukkan bahwa kombinasi

(MA) berpengaruh tidak nyata sedangkan faktor tungal (A) berpengaruh nyata dan

faktor (M) tidak berpengaruh nyata. Pada berat kering akar dan pada pengamatan

berat kering batang perlakuan kombinasinya (MA) berpengaruh nyata.

Tabel 2. Hasil Rangkuman F Hitung Parameter PerlakuanParameter

Panjang

Akar

Tinggi

Tanaman

Diameter

Batang

(90 hst)

Jumlah

Daun

Luas

Daun

Berat Biomasa

Akar Batang

Blok 1.869 ns 0.081 ns 0.092 ns 3.197 ns 3.075 * 0.351 ns 1.443 ns

Perlakuan 1.064 ns 1.383 ns 1.028 ns 0.850 ns 2.272 ns 1.638 ns 2.322 *

Media( M) 3.681 * 0.312 ns 0.138 ns 0.241 ns 0.476 ns 0.323 ns 0.039 ns

Azolla (A ) 0.220 ns 0.131 ns 0.172 ns 0.275 ns 3.120 * 0.542 ns 1.792 ns

M x A 0.613 ns 2.366 ns 1.753 ns 1.341 ns 2.447 ns 2.624 * 3.348 *

Galat 22 22 22 22 22 22 22

Keterangan: ns Berpengaruh Tidak Nyata* Berpengaruh Nyata** Berpengaruh Sangat Nyata

21

Page 2: IVdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/32/umj-1x... · Web viewIV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Rangkuman F Hitung Parameter Perlakuan Dari F hitung (Tabel 2) bahwa pengamatan terhadap

4.2 Panjang Akar

Akar merupakan organ penting menunjang pertumbuhan tanaman karena

fungsinya dalam penyerapan hara, air, dan penopang tegaknya tanaman. Lynch

(1995) mengemukakan bahwa arsitektur akar merupakan aspek penting dalam

produktivitas tanaman. Arsitektur perakaran menjadi lebih penting pada keadaan

marjinal seperti kandungan dan ketersediaan hara yang rendah atau distribusi hara

yang kompleks (Atkinson, 2000).

Berdasarkan analisis varian, maka untuk mengetahui beda antar perlakuan

dilakukan uji DMRT 5 % yang hasilnya tertera pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil Uji lanjut DMRT 5% terhadap Panjang AkarPerlakuan Rata-rata (cm) Notasi

M1 13.688 aM3 12.369 abM2 11.901 b

Keterangan : Angka yang diikuti dengan huruf yang sama menunjukkan pengaruh berbeda tidak nyata

Dari hasil analisis lanjut uji jarak berganda DMRT 5% pada Tabel 3 di

atas menunjukkan M1 (2:2:1) berbeda tidak nyata dengan M3 (1:2:2), tapi berbeda

nyata dengan M2 (2:1:2). Pada media M1 (2:2:1) bibit cenderung mempunyai

panjang akar yang lebih baik dibandingkan media lainnya. Sedangkan perlakuan

M2 (2:1:2) mempunyai panjang akar yang terendah.

Hal ini disebabkan karena pada media 2:2:1 (M1) mempunyai permebilitas

yang lebih baik dibandingkan pada media 2:1:2 (M2) sehingga dengan nilai

permeabilitas yang baik maka draenase akan baik sehingga tidak terjadi kejenuhan

air (suasana aerob).

22

Page 3: IVdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/32/umj-1x... · Web viewIV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Rangkuman F Hitung Parameter Perlakuan Dari F hitung (Tabel 2) bahwa pengamatan terhadap

Tumbuhan yang bukan hidrofit keadaan jenuh air akan menyebabkan

anaerob. Kecuali itu, proses-proses lain menjadi terhambat seperti nitrifikasi

terhambat. Terhambatnya pertumbuhan (atas dan akar), metabolisme aerobik

terhambat, pengambilan dan akumulasi zat akan diperkecil, dan dapat

menstimulasi mikroorganisme parasit (Anonim, 2005).

Dengan adanya perbaikan drainase menyebabkan perbaikan peredaran

udara di dalam tanah, menghilangkan unsur atau senyawa racun, merangsang

kegiatan mikroba, menyebabkan tanah lebih mudah diolah, dan merangsang

pertumbuhan akar tanaman sehingga menjadi besar dan dalam (Arsyad, 2000).

Sedangkan pada media 2:1:2 (M2) media ini menggambarkan bahwa

media ini tersusun dari bahan yang sangat ringan dan sangat porus, sehingga

mempunyai kemampuan menyerap air dan menahan air yang sangat tinggi. Nilai

kerapatan bongkah dan kerapatan partikel yang sangat kecil karena merupakan

media yang didominasi oleh bahan organik yang mempunyai massa yang sangat

kecil (Djajadi dkk, 2002).

Peningkatan porositas tanah menyebabkan ketidakseimbangan antara pori

makro dan mikro. Jika pori mikro jauh lebih besar dari pori makro menyebabkan

volume udara menjadi rendah sehingga menyebabkan berkurangnya pori aerasi,

penghawaan kurang, dan menyebabkan terhambatnya pertumbuhan akar

(Koorevaar, et al.,1987). Porositas tanah dipengaruhi oleh berat volume tanah

(BV), dimana semakin tinggi berat volume tanah maka porositas rendah begitu

pun sebaliknya semakin rendah berat volume tanah maka porositas akan semakin

tinggi.(Lampiran 15, Analisis Fisika).

23

Page 4: IVdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/32/umj-1x... · Web viewIV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Rangkuman F Hitung Parameter Perlakuan Dari F hitung (Tabel 2) bahwa pengamatan terhadap

Draenase yang tidak begitu baik menyebabkan jenuh air yang disebabkan

keadaan jenuh air secara ekstrim berarti tanah tergenang air secara terus menerus

dalam periode cukup lama yang mengakibatkan akar tanaman menjadi busuk

karena kekurangan oksigen, sehingga penyerapan hara terlambat dan tanaman

tumbuh kerdil (Rodiah dan Sumarno, 1993). Banyak faktor yang mempengaruhi

pertumbuhan akar dan sistem akar suatu tanaman. Ini meliputi faktor-faktor

seperti permeabilitas tanah, air tanah, dan faktor-faktor kimia tanah khususnya

pH tanah.

pH rendah dapat mengurangi kerapatan perakaran dibandingkan tanah

serupa dengan pH yang lebih tinggi (Fisher dan Dunham, 1994). Akan tetapi

perlu diingat bahwa besar kecilnya perkembangan akar tidak selalu mendukung

hasil, suatu sistem akar kecil dapat mendukung hasil yang tinggi asalkan lengas

tanah dan zat-zat hara terdapat dalam ketersediaan yang baik.

4.3 Tinggi Tanaman

Dari analisis sidik ragam pertumbuhan tinggi tanaman (Tabel 2, Lampiran

1-3) menunjukkan bahwa komposisi media dan bentuk kompos Azolla tidak

berpengaruh terhadap pertumbuhan tinggi tanaman bibit durian pada semua

tingkatan umur.

Tidak adanya pengaruh komposisi media dan macam bentuk kompos

Azolla terhadap tinggi tanaman diduga dikarenakan terlalu singkatnya penelitian

sehingga tidak adanya perbedaan yang menonjol antar sesama perlakuan. Seperti

24

Page 5: IVdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/32/umj-1x... · Web viewIV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Rangkuman F Hitung Parameter Perlakuan Dari F hitung (Tabel 2) bahwa pengamatan terhadap

05

101520253035404550

perlakuan

rerata 30hst

60hst

90hst

diketahui bahwa tanaman durian merupakan tanaman berkayu yang memerlukan

waktu untuk pertumbuhan dan menyerap unsur haranya.

Tidak adanya pengaruh komposisi media dan macam bentuk kompos

Azolla terhadap tinggi tanaman juga dikarenakan tempat pembibitan yang cukup

teduh sehingga intensitas cahaya kurang. Cahaya penting bagi tanaman untuk

melakukan proses fotosintesis, kemudian hasil dari proses fotosintesis akan

ditranslokasikan ke seluruh jaringan tanaman melalui pembuluh floem,

selanjutnya energi dari hasil fotosintesis tersebut akan mengaktifkan pertumbuhan

tinggi tanaman (Haryati, 1996).

Intensitas cahaya tinggi berpengaruh terhadap aktivitas auksin pada

meristem apikal. Apabila intensitas cahaya tinggi maka aktivitas auksin

meningkat pula, sehingga mengakibatkan tanaman tumbuh tinggi (June, 2001).

Menurut Dieter (2000), pertumbuhan tinggi tanaman ditentukan oleh

perkembangan dan pertumbuhan sel. Makin cepat sel membelah dan memanjang

(membesar) semakin cepat tanaman meninggi.

Pengaruh komposisi media dan macam bentuk kompos Azolla terhadap

tinggi tanaman pada berbagai tingkat umur disajikan pada Gambar 1.

Gambar 1. Pengaruh komposisi media dan macam bentuk kompos Azolla terhadap rerata tinggi tanaman

25

Page 6: IVdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/32/umj-1x... · Web viewIV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Rangkuman F Hitung Parameter Perlakuan Dari F hitung (Tabel 2) bahwa pengamatan terhadap

Gambar 1 Menunjukkan bahwa pemberian kombinasi komposisi media

dan macam bentuk kompos Azolla menunjukkan hasil berbeda tidak nyata

terhadap tinggi tanaman

Di samping itu penambahan kompos Azolla dalam bentuk padat dengan

cara dibenamkan mempunyai peranan yang penting, karena dengan bentuk padat

kompos Azolla bisa lebih bertahan dari proses pelarutan dalam air, pencucian,

penguapan, dan denitrifikasi. Di dalam Azolla juga mengandung kandungan unsur

N yang tinggi. Hasil ini sejalan dengan pendapat Syekfani (1997) yang

menyatakan bahwa Nitrogen merupakan penyusun komponen penting organ

tanaman, sebagai unsur yang terlibat dalam proses fotosintesis, merupakan unsur

kehidupan sel tanaman, penyusun klorofil dan senyawa organik penting lainnya.

Jika berada dalam keadaan kekurangan, maka tanaman akan memperlihatkan

gejala klorosis.

Gardner et al. (1991) menambahkan bahwa nutrisi mineral dan

ketersediaan air mempengaruhi pertumbuhan ruas, terutama oleh perluasan sel,

seperti pada organ vegetatif atau organ pembuahan. Nitrogen dan air khususnya

meningkatkan tinggi tanaman.

Sedangkan pada perlakuan M2A1 medianya mempunyai permebilitas yang

kurang dari lainnya, sehingga kemungkinan lolosnya air dari dalam tanah kurang,

pada perlakuan ini juga terjadi penurunan pH sehingga tanah menjadi asam yang

dikarenakan akibat proses pengomposan Azolla segar oleh bakteri (Azizah dkk,

2003).

26

Page 7: IVdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/32/umj-1x... · Web viewIV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Rangkuman F Hitung Parameter Perlakuan Dari F hitung (Tabel 2) bahwa pengamatan terhadap

0.360.360.370.370.380.380.390.390.400.40

perlakuan

rerata

4.4 Diameter Batang

Dari analisis sidik ragam untuk pertumbuhan diameter tanaman terlihat

bahwa perlakuan komposisi media dan bentuk kompos Azolla berpengaruh tidak

nyata terhadap perkembangan diameter batang bibit durian pada umur 90 hst.

(Tabel 2 dan Lampiran 5), untuk lebih jelasnya pengaruh komposisi media dan

macam bentuk kompos Azolla terhadap diameter tanaman pada umur 90 hst

disajikan pada Gambar 2.

Gambar 2. Pengaruh komposisi media dan macam bentuk kompos Azolla terhadap diameter batang

Gambar 2 menunjukkan bahwa pemberian kombinasi media dan kompos

Azolla menunjukkan hasil berbeda tidak nyata terhadap pertumbuhan diameter

batang.

Tidak adanya pengaruh terhadap diameter batang disebabkan tempat yang

terlalau teduh karena diameter juga dipengaruhi oleh cahaya karena hasil

fotosintesis akan ditranslokasikan ke seluruh jaringan tanaman melalui pembuluh

floem, selanjutnya energi dari hasil fotosintesis tersebut akan mengaktifkan

pertumbuhan batang, sehingga diameter batang meningkat.

27

Page 8: IVdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/32/umj-1x... · Web viewIV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Rangkuman F Hitung Parameter Perlakuan Dari F hitung (Tabel 2) bahwa pengamatan terhadap

0

2

4

6

8

10

12

14

perlakuan

rerata 30 hst

60 hst90 hst

4.5 Jumlah Daun

Dari hasil sidik ragam pertumbuhan bibit durian menunjukkan bahwa

semua perlakuan yang diujikan berpengaruh tidak nyata terhadap peningkatan

jumlah daun .

Untuk lebih jelasnya pengaruh komposisi media dan macam bentuk

kompos Azolla terhadap jumlah daun pada berbagai tingkat umur disajikan pada

gambar Gambar 3.

Gambar 3. Pengaruh komposisi media dan macam bentuk kompos Azolla terhadap rerata jumlah daun

Dalam Gambar 3 terlihat bahwa semua perlakuan yang diujikan

menunjukkan hasil yang berpengaruh tidak nyata, hal ini disebabkan karena

unsur-unsur hara khususnya unsur hara makro yang terdapat di dalam semua

kombinasi yang diujikan akan memberikan pengaruh yang sama bagi

pertumbuhan tanaman, menurut Khaswarina (2001) menunjukkan bahwa unsur N

menyebabkan perkembangan daun yang lebih cepat. Sedangkan unsur P, K, Mg,

Ca, dan S juga berperan dalam menunjang pertumbuhan daun. Sedangkan unsur

hara mikro dan bahan pembawa lainnya yang terdapat pada sebagian kombinasi

28

Page 9: IVdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/32/umj-1x... · Web viewIV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Rangkuman F Hitung Parameter Perlakuan Dari F hitung (Tabel 2) bahwa pengamatan terhadap

perlakuan juga akan memberikan pengaruh yang sama bagi pertumbuhan

tanaman, seperti berperan di dalam memperbesar peluang terjadinya proses

fotosintesis, sesuai dengan pendapat Hairiah, dkk (2003), unsur Fe berperan

penting dalam sintesa klorofil, unsur Mn diperlukan untuk pembentukan O2 dalam

proses fotosintesis.

Tidak adanya pengaruh terhadap jumlah daun mungkin disebabkan tempat

yang teduh karena jumlah daun juga dipengaruhi oleh cahaya karena hasil

fotosintesis akan ditranslokasikan keseluruh jaringan tanaman melalui pembuluh

floem, selanjutnya energi dari hasil fotosintesis tersebut akan mengaktifkan

pertumbuhan tunas, sehingga jumlah cabang dan daun meningkat (June, 2001).

4.6 Luas Daun

Dari analisis lanjut uji jarak berganda DMRT 5% pada Tabel

menunjukkan bahwa pada umur 90 hst perlakuan A3 (tablet) berbeda tidak nyata

dengan perlakuan A2 (kering) dan A1 (basah), tetapi A3 berbeda nyata dengan A0

(tanpa Azolla).

Tabel 4. Hasil Uji Lanjut DMRT 5% terhadap Luas DaunPerlakuan Rata-rata (cm2) Notasi

A3 53.843 aA2 53.706 abA1 53.556 abcA0 50.463 c

Keterangan : Angka yang diikuti dengan huruf yang sama menunjukkan pengaruh berbeda tidak nyata

29

Page 10: IVdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/32/umj-1x... · Web viewIV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Rangkuman F Hitung Parameter Perlakuan Dari F hitung (Tabel 2) bahwa pengamatan terhadap

Dari analisis lanjut uji jarak berganda DMRT 5% pada Tabel 4

menunjukkan bahwa pada umur 90 hst perlakuan A3 (tablet) berpengaruh berbeda

tidak nyata dengan perlakuan A2 (kering) dan A1 (basah), tetapi A2 berbeda nyata

dengan A0 (tanpa Azolla) sedangkan A1 berpengaruh tidak nyata.

Perlakuan A3 menghasilkan rata-rata luas daun yang lebih luas dan

berpengaruh berbeda nyata dari pada kontrol A0 (tanpa Azolla), Azolla tablet

merupakan perlakuan terbaik karena di samping pemberiannya yang dilakukan

dengan cara dibenamkan di dalam tanah sehingga akar dapat lebih mudah

menyerapnya, dalam bentuk padatan Azolla juga tidak mudah mengalami

perlarutan oleh air sehingga menyebabkan unsur-unsur yang dikandung oleh

Azolla tidak mudah hilang. Pembenaman Azolla menunjukkan efektif sebagai

sumber Nitrogen yang memacu pertumbuhan vegetatif tanaman (Lubis, 2000).

Azolla dapat berpengaruh dalam luas daun dikarenakan hidup bersimbiosis

dengan Anabaena azollae yang dapat memfiksasi Nitrogen (N2) dari udara.

Anabaena azollae mempunyai 2 macam sel yaitu sel vegetatif dan sel heterosis.

Sel heterosis berfungsi untuk menambat Nitrogen dari udara. Enzim Nitrogenase

terdapat di dalam sel heterosis karena Nitrogenase sensitif terhadap oksigen, oleh

karenanya sel heterosis tidak memiliki fotosistem II dan energi yang dibutuhkan

untuk fiksasi Nitrogen dipasok dari fotosistem I dari sel-sel vegetatif yang

berfungsi mengikat karbon udara yang hasilnya sebagian diangkut ke sel

heterosis. Kemampuan menambat Nitrogen (N2) dari asosiasi tersebut lebih tinggi

dibandingkan kemampuan menambat N2 dari bakteri yang hidup bebas di sekitar

tanaman dan lebih tinggi daripada simbiosis yang lain yaitu dapat mencapai 450-

30

Page 11: IVdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/32/umj-1x... · Web viewIV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Rangkuman F Hitung Parameter Perlakuan Dari F hitung (Tabel 2) bahwa pengamatan terhadap

500 kg/ha/tahun atau pada pertumbuhan yang maksimal dapat mencapai 670

kg/ha/tahun (Sumadi, 2003).

Kertesediaan unsur N pada saat menjelang munculnya daun merupakan

faktor yang menentukan perkembangan luas daun. Oleh karena itu pertumbuhan

dan perkembangan daun memerlukan ketersediaan unsur N yang cukup selama

fase pertumbuahan tanaman, yaitu mulai pertumbuhan daun bawah sampai daun

pucuk, apabila unsur N melebihi dosis yang dibutuhkan daun bagian bawah, maka

kelebihan unsur N tersebut akan ditranskolasikan pada daun bagian pucuk (Lubis,

2000).

4.7 Berat Kering Batang

Pertumbuhan tanaman difinisikan sebagai bertambah besarnya tanaman

yang diikuti dengan peningkatan berat kering. Proses pertumbuhan tanaman

meliputi pembelaan sel, pelebaran sel, dan diferensiasi sel (Darmawan dan

Baharsyah, 1982). Menurut Gardner et al (1991), berat kering tanaman budidaya

merupakan penimbunan hasil asimilasi CO2 sepanjang masa pertumbuhan.

Berdasarkan analisis varian terhadap berat kering bagian atas, maka untuk

mengetahui beda antar perlakuan dilakukan uji DMRT 5 % yang hasilnya tertera

pada Tabel 5. Dimana M1A3 berbeda nyata dengan perlakuan M2A0 dan M1A0.

Perlakuan M1A3 mempunyai berat kering lebih baik dikarenakan mempunyai

kadar unsur hara yang lebih baik sehingga proses metabolisme lebih optimal.

Hasil metabolisme memberi kontribusi terhadap pertambahan berat kering

tanaman.

31

Page 12: IVdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/32/umj-1x... · Web viewIV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Rangkuman F Hitung Parameter Perlakuan Dari F hitung (Tabel 2) bahwa pengamatan terhadap

Tabel 5. Hasil uji lanjut DMRT 5% berat kering batang (Shoot)Perlakuan Rata-rata Notasi

M1A0 3.353 bcM1A1 4.330 abcM1A2 4.647 abM1A3 4.913 aM2A0 3.000 cM2A1 4.103 abcM2A2 3.800 abcM2A3 4.137 abcM3A0 3.297 bcM3A1 4.300 abcM3A2 4.713 abM3A3 4.447 abc

Keterangan : Angka yang diikuti dengan huruf yang sama menunjukkan pengaruh berbeda tidak nyata

Berat kering tanaman merupakan cerminan efisiensi penyerapan unsur

hara dan pemanfaatan radiasi matahari yang tersedia sepanjang masa pertumbuhan

oleh tajuk tanaman. Sehingga cahaya juga berpengaruh terhadap berat kering

(Sitompul dan Guritno, 1995).

Terjadi hubungan yang erat antara kondisi daun-daun yang tumbuh dengan

laju asimilasi bersih tanaman. Daun yang tidak dalam kondisi saling menaungi

akan dapat menyerap cahaya matahari, yang semakin meningkat sehingga dapat

menyebabkan meningkatnya laju asimilasi bersih. Hal itu tidak terlepas dari

keadaan perakarannya, yang berfungsi sebagai penyerap unsur hara dan lengas

sebagai bahan dalam proses fotosintesis di daun untuk diubah bersama-sama CO2

menjadi karbohidrat (June, 2001).

Berat kering tanaman juga dipengaruhi oleh kadar air. Kekurangan air

dapat menghambat laju fotosintesa, karena turgiditas sel penjaga stomata akan

menurun. Hal ini menyebabkan stomata menutup (Lakitan, 1995). Penutupan

32

Page 13: IVdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/32/umj-1x... · Web viewIV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Rangkuman F Hitung Parameter Perlakuan Dari F hitung (Tabel 2) bahwa pengamatan terhadap

stomata pada kebanyakan spesies akibat kekurangan air pada daun akan

mengurangi laju penyerapan CO2 pada waktu yang sama dan pada akhirnya akan

mengurangi laju fotosintesa (Goldsworthy dan Fisher, 1995). Disamping itu

penutupan stomata merupakan faktor yang sangat penting dalam perlindungan

terhadap cekaman air yang berat (Fitter dan Hay, 1994).

4.8 Berat Kering Akar

Karena akar tanaman mampu menyerap unsur hara dan air dalam jumlah

yang cukup bagi tanaman. Kondisi perakaran yang buruk akan mempengaruhi

perkembangan dan pertumbuhan tanaman durian.

Berat kering akar tanaman dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya

kadar unsur hara. Media mengandung kandungan unsur hara dalam kriteria

sedang, penambahan Azolla menyebabkan kandungan unsur hara media ini

meningkat sehingga kebutuhan tanaman untuk melakukan pertumbuhan tercukupi.

(Lampiran 14, Hasil Analisis).

Tabel 5. Hasil uji lanjut DMRT 5% berat kering akar (Root)Perlakuan Rata-rata Notasi

M1A0 0.613 bcM1A1 0.750 abcM1A2 0.803 abM1A3 0.863 aM2A0 0.673 abcM2A1 0.777 abcM2A2 0.787 abcM2A3 0.800 abM3A0 0.683 cM3A1 0.763 abcM3A2 0.767 abcM3A3 0.633 abc

Keterangan : Angka yang diikuti dengan huruf yang sama menunjukkan pengaruh berbeda tidak nyata

33

Page 14: IVdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/32/umj-1x... · Web viewIV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Rangkuman F Hitung Parameter Perlakuan Dari F hitung (Tabel 2) bahwa pengamatan terhadap

Berdasarkan analisis varian terhadap berat kering bagian atas maka untuk

mengetahui beda antar perlakuan dilakukan uji DMRT 5 % yang hasilnya tertera

pada Tabel 5. M1A3 berbeda nyata dengan perlakuan M3A0 dan M1A0.

Apabila tanaman kekurangan unsur hara N, P, K dan Mg akan

menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat, akar menjadi lemah dan jumlah

akar berkurang, dengan demikian akan mempengaruhi berat kering tanaman,

terutama unsur P dapat menyebabkan berkurangnya perkembangan akar dimana

akar akan kelihatan kecil-kecil, sedangkan unsur N merupakan unsur penyusun

tanaman muda. Sedangkan unsur C, H, dan O yang terkandung di dalam bahan

organik merupakan unsur yang sangat dibutuhkan dalam proses fotosintesis

sebagai penyusun senyawa-senyawa penting dalam tanaman yang nantinya akan

diubah membentuk organ seperti batang, daun, dan akar. Sesuai dengan pendapat

Darmawan dan Baharsyah (1982) yang menjelaskan apabila fotosintesis

berlangsung dengan baik, tanaman akan dapat tumbuh dengan normal serta diikuti

oleh peningkatan berat kering tanaman.

Berat kering akar juga dipengaruhi oleh struktur tanah. Struktur tanah

dan konsentrasi tanah menentukan kerapatan akar dan jangkauan penjalarannya.

Struktur mampat dan konsistensi berat menyebabkan kerapatan akar dan

penjalarannya lemah, sehingga kemampuan akar menyerap lengas dan hara

menjadi kecil (Syukur, 2002).

BV tanah juga berpengaruh dalam menentukan berat kering akar dimana

semakin tinggi BV tanah, maka porositas semakin rendah sehingga menyebabkan

media ini mempunyai permeabilitas dan infiltrasi yang cepat, daya menahan air

34

Page 15: IVdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/32/umj-1x... · Web viewIV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Rangkuman F Hitung Parameter Perlakuan Dari F hitung (Tabel 2) bahwa pengamatan terhadap

yang rendah, sehingga kapasitas air tersedia rendah. Begitupun sebaliknya apabila

BV rendah, maka porositas semakin tinggi, sehingga menyebabkan media sering

mengalami kejenuhan air.

Pada media M3A0 mempunyai nilai BV yang tinggi (Lampiran 15, analisis

fisika tanah). Karena media ini didominasi fraksi pasir maka pori makro lebih

banyak dibandingkan pori mikro. Hal ini ditunjukkan oleh tingginya permeabilitas

tanah dan pori drainase lambat maupun pori menahan air. Tingginya fraksi pasir

dibandingkan fraksi lempung maupun fraksi debu menyebabkan rendahnya luas

permukaan jenis sehingga menyebabkan nilai KPK-nya rendah. Berdasarkan sifat-

sifat tersebut maka proses pelindian di tanah ini besar sehingga hara tersedia

banyak yang hilang dan ini berpengaruh terhadap berat kering tanaman. Pada

media M2A0 mempunyai nilai BV yang rendah, sehingga menyebabkan sering

terjadi kejenuhan air dimana semua pori tanah (makro dan mikro) terisi oleh air

sehingga menyebabkan proses-proses metabolisme terhambat.

35