Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Pemanfaatan Kaidah-Kaidah Alam Secara Langsung sebagai Metode
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
Disusun Oleh:
Mita Kurniati (11312241013)
Nuzul Aliya (11312241021)
Anita Ekantini (11312241038)
PRODI PENDIDIKAN IPA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
2012
ABSTRAKSI
Siswa SMP yang memasuki tahapan remaja mengalami perkembangan fisik, mental
dan intelegensi. Pada tahap ini, banyak sekali perubahan yang terjadi pada siswa SMP.
Mereka memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan rasa ingin mencoba karena pada tahapan
remaja ini, seseorang sedang memasuk proses pencarian jati diri.
Siswa SMP berperan sebagai subjek di dalam pembelajaran IPA, bukan sebagai objek
pembelajaran yang mendengarkan dengan manis ketika guru sedang mengajar. Akan tetapi,
mereka turut berperan aktif terhadap proses pembelajaran IPA yang berlangsung.
Ilmu Pengetahuan Alam merupakan ilmu yang konkret tetapi memiliki konsep yang
abstrak. Konsep-konsep dari IPA ini bersifat kontinu, memiliki arti yang lebih dari satu, dan
merupakan penggabungan dari konsep-konsep yang sederhana. Karakteristik IPA tersebut
membuat siswa SMP mengalami kesulitan untuk memahaminya.
Dengan penerapan kaidah-kaidah alam secara langsung dalam pembelajaran IPA, akan
membuat pelajaran IPA lebih mengena di pemahaman siswa SMP karena mereka tidak hanya
mendengarkan guru, tetapi benar-benar mengalaminya sendiri. Ditambah lagi dengan
karakteristik rasa ingin tahu dan mencoba yang tinggi dari siswa SMP yang memasuki
tahapan remaja, maka mereka akan lebih peka terhadap gejala-gejala alam yang terjadi dan
mencoba mencari tahu tentang gejala alam tersebut. Dengan demikian, diharapkan bahwa
metode pembelajaran IPA dengan menerapkan kaidah-kaidah alam secara langssung iini
dapat berhasil.
Pendahuluan
Tuhan Yang Maha Esa memerintahkan manusia untuk membaca alam. Dengan
membaca itu, manusia akan dapat memahami, memaknai dan mengambil hikmah dari apa
yang dibacanya itu. Alam tersusun atas berbagai komponen, yaitu biotik dan abiotik.
komponen biotik ini terdiri dari tumbuhan dan hewan, sementara komponen abiotik terdiri
dari lingkungan (benda takhidup yang mempengaruhi makhluk hidup, misalnya tanah dan
cahaya matahari). Melimpahnya komponen tersebut dapat dimanfaatkan oleh para pendidik
dalam menyampaikan materi, terutama untuk pendidikan di daerah-daerah pedalaman yang
minim sarana dan prasarana. Pemanfaatan Komponen ini akan mempermudah siswa SMP
dalam memahami materi yang disampaikan oleh pendidik, terlebih dalam menyampaikan
mata pelajaran IPA.
Ilmu Pengetahuan Alam atau yang biasa disingkat IPA merupakan ilmu yang
berkaitan dengan alam. Ilmu pengetahuan alam ini terdiri dari tiga cabang utama, yaitu Fisika,
Kimia dan Biologi. Masing-masing cabang dari IPA ini memilliki karakter yang berbeda. Di
bangku SMP, ilmu pengetahuan Alam ini disampaikan secara terpadu, walaupun dalam
penerapannya sering dipisah menjadi tiga mata pelajaran.
Menyampaikan mata pelajaran IPA tentulah tidak mudah, membutuhkan kreativitas
dari seorang pengajar. Hal itu disebabkan IPA merupakan ilmu yang bisa dibilang konkret
tetapi memiliki konsep yang abstrak. Selain itu, dalam mempelajeri IPA membutuhkan
pemahaman yang serius karena konsep IPA bersifat kontinu. Jadi ilmu-ilmu yang dipelajari
terus digunakan pada tingkatan selanjutnya, maka akan sangat menyulitkan seorang siswa
yang akan mempelajari suatu topik bahasan tetapi belum memahami bahasan yang
sebelumnya.
Siswa SMP merupakan siswa yang menginjak usia remaja. Pada tahapan ini, seorang
remaja memiliki rasa ingin tahu yang cukup tinggi, memiliki rasa ingin mencoba dan
memiliki jiwa meneliti serta bersifat kritis. Akan sangat membosankan jika seorang remaja
dengan sifat-sifat tersebut duduk manis mendengarkan seorang guru yang mengajar, apalagi
yang diajarkan itu abstrak. Maka akan timbul rasa malas untuk mendengarkan, ngantuk, dan
asik dengan kegiatannya sendiri.
Alam mampu memberikan solusi atas permasalahan-permasalahan tersebut, yaitu
dengan memanfaatkan kaidah-kaidah alam secara langsung sebagai media pembelajaran IPA.
Yang dimaksud pemanfaatkan kaidah-kaidah alam secara langsung di sini adalah menerapkan
hukum-hukum dan teori-teori IPA secara langsung. Jadi, seorang guru SMP dapat
mengajarkan IPA secara langsung di alam. Sehinga konsep-konsep IPA tidak lagi abstrak,
karena yang dipelajari benar-benar ada.
Pembelajaran IPA di alam dilakukan dengan metode praktikum (percobaan) dan
meneliti (mengamati). Dengan rasa ingin tahu dan ingin mencoba seorang remaja, tentulah
metode pembelajaran di alam ini dapat membantu mereka. Karena dengan mengalami,
seseorang akan lebih mudah dalam menyimpan memori dibandingkan jika diceritakan.
Peserta didik adalah manusia dengan segala fitrahnya. Mereka mempunyai perasaan dan
pikiran serta keinginan atau aspirasi. Mereka mempunyai kebutuhan dasar yang perlu
dipenuhi (pangan, sandang, papan), kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan untuk
mendapatkan pengakuan, dan kebutuhan untuk mengaktualisasi dirinya (menjadi dirinya
sendiri sesuai dengan potensinya).
A. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah perkembangan siswa SMP?
2. Bagaimanakah peran siswa SMP yang memasuki usia remaja terhadap mata pelajaran
IPA?
3. Bagaimanakah karakteristik dari Ilmu Pengetahuan Alam?
4. Bagaimana pengaplikasian kaidah-kaidah alam secara langsung dalam pembelajaran
IPA?
B. TUJUAN:
1. Mengetahui perkembangan siswa SMP.
2. Mengetahui peran siswa SMP yang memasuki usia remaja terhadap mata pelajaran
IPA.
3. Mengenali karakteristik Ilmu Pengetahuan Alam .
4. Memahami pengaplikasian kaidah-kaidah alam secara langsung dalam pembelajaran
IPA.
C. PEMBAHASAN
1. Perkembangan Peserta Didik
Peserta didik SMP berada pada tahap periode perkembangan Operasional formal
(umur 11/12-18 tahun).Usia SMP merupakan tahapan di mana seorang anak beralih ke
tahapan remaja. Pada masa-masa ini banyak sekali perubahan yang dialami oleh seorang
remaja. Selain perubahan secara fisik juga perkembangan emosi dan intelegensinya. Dalam
pembahasan ini, akan dibahas hanya pada perkembangan intelegensi dan emosi dari siswa
SMP yang sedang menginjak usia remaja (John W. Sontrok, 2009).
Sebagai manusia yang memiliki potensi kodrati, peserta didik memungknkan untuk
bisa tumbuh dan berkembang menjadi sosok makhluk yang sempurna (a fully functioning
person). Istilah pertumbuhan pada diri peserta didik lebih diartikan sebagai bertambahnya
tinggi badan, nerat badan, semakin efektifnya fungsi-fungsi otot tubuh dan panca indra yang
menyangkut aspek fisik. Perkembangan menurut Hurlock adalah serangkaian perubahan
progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses pematangan dan pengalaman(Dwi Siswoyo,
2007).
Teori Perkembangan Peserta Didik SMP
a. Perkembangan Kognitif
Piaget menjelaskan bahwa selama tahap operasi formal yang terjadi sekitar usia 11-15
tahun, seorang anak mengalami perkembangan penalaran dan kemampuan berfikir untuk
memecahkan persoalan yang dihadapinya berdasar pengalaman langsung. Struktur
kognitif anak mencapai kematangan pada tahap ini. Potensi kualitas penalaran dan
berfikir (reasoning and thinking) berkembang secara maksimum. Setelah potensi
perkembangan maksimm ini terjadi, seorang anak tidak lagi mengalami perbaikan
struktural dalam kualitas penalaran pada tahap perkembangan selanjutnya. Remaja yang
sudah mencapai perkembangan operasional formal secara maksimum mempunyai
kelengakapan struktural kognitif sebagaimana halnya orang dewasa. Namun, hal ini tidak
berarti bahwa pemikiran (thingking) remaja dengan penalaran formal (formal reasoning)
sama baiknya dengan pemikran aktual orang dewasa karena secara potensial sudah
tercapai.
Aspek kognitif adalah pengembangan kecerdasan atau pengenalan. Kompetensi
kognitif meliputi menghafal, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mensintesiskan,
dan menilai. Menurut Bloom (1956) tujuan domain kognitif terdiri atas enam bagian :
Pengetahuan (knowledge)
mengacu kepada kemampuan mengenal materi yang sudah dipelajari dari yang sederhana
sampai pada teori-teori yang sukar. Yang penting adalah kemampuan mengingat
keterangan dengan benar.
Pemahaman (comprehension)
Mengacu kepada kemampuan memahami makna materi. Aspek ini satu tingkat di atas
pengetahuan dan merupakan tingkat berfikir yang rendah.
Penerapan (application)
Mengacu kepada kemampuan menggunakan atau menerapkan materi yang sudah
dipelajari pada situasi yang baru dan menyangkut penggunaan aturan dan prinsip.
Penerapan merupakan tingkat kemampuan berfikir yang lebih tinggi daripada
pemahaman.
Analisis (analysis)
Mengacu kepada kemampun menguraikan materi ke dalam komponen-komponen atau
faktor-faktor penyebabnya dan mampu memahami hubungan di antara bagian yang satu
dengan yang lainnya sehingga struktur dan aturannya dapat lebih dimengerti. Analisis
merupakan tingkat kemampuan berfikir yang lebih tinggi daripada aspek pemahaman
maupun penerapan.
Sintesa (evaluation)
Mengacu kepada kemampuan memadukan konsep atau komponen-komponen sehingga
membentuk suatu pola struktur atau bentuk baru. Aspek ini memerluakn tingkah laku
yang kreatif. Sintesis merupakan kemampuan tingkat berfikir yang lebih tinggi daripada
kemampuan sebelumnya.
Evaluasi (evaluation)
Mengacu kemampuan memberikan pertimbangan terhadap nilai-nilai materi untuk tujuan
tertentu. Evaluasi merupakan tingkat kemampuan berfikir yang tinggi.
b. Perkembangan Afektif
Kebanyakan remaja mengalami konfik emosi pada suatu saat. Hal ini hampir
mengejutkan karena mereka mengalami perubahan yang pesat dan dramatis menyangkut
citra tubuh, peran yang diharapkan dan hubungan denagan teman sebaya. Selama masa
remaja perkembangan afektif yang berpengaruh ditandai dengan dua faktor yaitu
perkembangan idealism dan perkembangan kepribadian. Perkembangan operasi formal
memfasilitasi kemampuan berfikir verbal sehingga remaja tidak hanya mampu berfikir
hipotesis berdasarkan situasi riil. Jadi, kalau dimotivasi anak akan mampu berfikir logis
sebagaimana halnya orang dewasa. Instrumen evaluasi argument intelektual dibentuk
untuk berfungsi sepenuhnya. Remaja kurang apresiasi terhadap aturan-aturan formal,
namun mampu menerapkan kreteria logis dalam mengevaluasi penalaran tentang
peristiwa – peristiwa kehidupan. Dengan perkataan lain, remaja lebih tertarik kepda
masalah- masalah yang sifatnya lebih logis. Domain afektif atau intelektual adalah
mengenai sikap, minat, emosi, nilai hidup dan operasiasi siswa. Menurut Krathwol (1964)
klasifikasi tujuan domain afektif terbagi lima kategori :
Penerimaan (recerving)
Mengacu kepada kemampuan memperhatikan dan memberikan respon terhadap
sitimulasi yang tepat. Penerimaan merupakan tingkat hasil belajar terendah dalam domain
afektif.
Pemberian respon atau partisipasi (responding)
Satu tingkat di atas penerimaan. Dalam hal ini siswa menjadi terlibat secara afektif,
menjadi peserta dan tertarik.
Penilaian atau penentuan sikap (value)
Mengacu kepada nilai atau pentingnya kita menterikatkan diri pada objek atau kejadian
tertentu dengan reaksi-reaksi seperti menerima, menolak atau tidak menghiraukan.
Tujuan-tujuan tersebut dapat diklasifikasikan menjadi “sikap dan opresiasi”.
Organisasi (organization)
Mengacu kepada penyatuan nilai, sikap-sikap yang berbeda yang membuat lebih
konsisten dapat menimbulkan konflik-konflik internal dan membentuk suatu sistem nilai
internal, mencakup tingkah laku yang tercermin dalam suatu filsafat hidup.
Karakterisasi/ pembentukan pola hidup (characterization by a value or value complex)
Mengacu kepada karakter dan daya hidup sesorang. Nilai-nilai sangat berkembang nilai
teratur sehingga tingkah laku menjadi lebih konsisten dan lebih mudah diperkirakan.
Tujuan dalam kategori ini ada hubungannya dengan keteraturan pribadi, sosial dan emosi
jiwa. Variable-variabel di atas juga telah memberikan kejelasan bagi proses pemahaman
taksonomi afektif ini, berlangsungnya proses afektif adalah akibat perjalanan kognitif
terlebih dahulu seperti pernah diungkapkan bahwa:
Bidang afektif dalam psikologi akan memberi peran tersendiri untuk dapat menyimpan
menginternalisasikan sebuah nilai yang diperoleh lewat kognitif dan kemampuan
organisasi afektif itu sendiri. Jadi eksistensi afektif dalam dunia psikologi pengajaran
adalah sangat urgen untuk dijadikan pola pengajaran yang lebih baik tentunya.
c. Perkembangan Psikomotor
Hampir setiap organ dan setiap organ dan sistem tubuh dipengaruhi oleh perubahan
spsikomotorik . Anak pra-puber dan remaja pasca-puber berbeda penampuilan luar
karena perubahan tinggi badan dan proposi tubuh dan perkembangan cirri-ciri seks
primer maupun sekuder. Pada masa perkembangan inilah para remaja pertengahan yang
dialami oleh siswa SMP sehingga periode penyesuain dan pengintegrasian perubahan
masa remaja awal akan lebih stabil. Pada masa perkembangan remaja mempengaruhi
struktur pengajaran,kurikulum, dan struktur sekolah.
Selama masa remaja, kemampuan untuk saling memahami dan pengetahuan bahwa
orang lain adalah individu yang unik dengan perasaan mereka sendiri juga mempunyai
andil bagi peningkatan dramatis pengungkapan diri, keakraban, dan kesetian diantara
teman-teman. Ketika remaja awal berjuang membentuk identitas pribadi yang terlepas
dari identitas orangtuanya, mereka makin berpaling pada teman sebaya mereka mendapat
rasa aman dan dukungan sosial. Walaupun anak-anak usia sekolah dasar berpaling pada
orang tua untuk memperoleh dukungan semacam itu, pada kelas tujuh teman-teman
sesame jenis kelamin dianggap memberikan dukungan sama seperti orang tua dan kelas
meraka anggap sebagai sumber utama dukungan social. Domain psikomotorik adalah
kemampuan yang menyangkut kegiatan otot dan fisik. Menurut Davc (1970) klasifikasi
tujuan domain psikomotor terbagi lima kategori yaitu :
Peniruan
terjadi ketika siswa mengamati suatu gerakan. Mulai memberi respons serupa dengan
yang diamati. Mengurangi koordinasi dan kontrol otot-otot saraf. Peniruan ini pada
umumnya dalam bentuk global dan tidak sempurna.
Manipulasi
Menekankan perkembangan kemampuan mengikuti pengarahan, penampilan, gerakan-
gerakan pilihan yang menetapkan suatu penampilan melalui latihan. Pada tingkat ini
siswa menampilkan sesuatu menurut petunjuk-petunjuk tidak hanya meniru tingkah laku
saja.
Ketetapan
memerlukan kecermatan, proporsi dan kepastian yang lebih tinggi dalam penampilan.
Respon-respon lebih terkoreksi dan kesalahan-kesalahan dibatasi sampai pada tingkat
minimum.
Artikulasi
Menekankan koordinasi suatu rangkaian gerakan dengan membuat urutan yang tepat dan
mencapai yang diharapkan atau konsistensi internal di natara gerakan-gerakan yang
berbeda.
Pengalamiahan
Menurut tingkah laku yang ditampilkan dengan paling sedikit mengeluarkan energi fisik
maupun psikis. Gerakannya dilakukan secara rutin. Pengalamiahan merupakan tingkat
kemampuan tertinggi dalam domain psikomotorik.
d. Perkembangan Biologis
Peserta didik SMP biasanya berusia antara 12-17 tahun, pada usia 12 atau 13 tahun
mengalami masa stabil yaitu fase laten. Dinamika mulai bergejolak lagi ketika masa
pubertas yaitu usia 13-20 tahun . pada masa ini impuls-impuls mulai menonjol dan
muncul kembali. Apabila bisa dipindahkan dan disublimasikan oleh das ich dengan baik,
maka ia bisa sampai pada masa kematangan. Usia 13 tahun ini peserta didik mengalami
transisi yaitudari masa laten ke masa pupertas.
2. Sifat Peserta Didik dan Perannya
Peserta didik berperan sebagai pesona atau subyek yakni obyek yang non pribadi,
subyek yang otonom memiliki motivasi, hasrat ambisi, ekspresi, cita-cita, mampu merasakan
kesedihan, bisa senang dan bisa marah dan sebagainya. Sebagai subyek atau pesona yang
memiliki otonom mereka ingin mengembangkan diri secara terus-menerus untuk
memecahkan masalah hidup yang mereka temui dalam kehidupan sehari-hari.
Peserta didik SMP berada pada masa remaja, yang memiliki beberapa sifat berikut ini:
1. Memiliki rasa ingin tahu dan mencoba yang cukup tinggi.
Dengan metode pembelajaran langsung di alam dapat mengasah kepekaan siswa SMP
dalam mengamati gejala-gejala alam. Rasa ingin tahu mereka akan membantu mereka
dalam menemukan suatu gejala-gejala alam. Misalnya saja saat siswa SMP melihat
seekor ulat, maka mereka akan berpikir kenapa ulat yang menakutkan itu bisa menjadi
kuu-kupu yang indah. Setelah mengetahui apa yang ingin diketahui maka mereka
cenderung untuk mencoba apa yang mereka amati. Mereka ingin merasakan apa yang
belum pernah mereka alami. Pembelajaran langsung di alam dapat mewadahi rasa
ingin mencoba dari siswa SMP. Hal ini disebabkan pembelajaran langsung di alam
bukan sekadar pembelajaran secara teori tetapi dengan praktik secara langsung,
sehingga mereka dapat berpartisipasi secara akif.
2. Respon terhadap materi
Seorang siswa SMP mempunyai respon yang kurang terhadap materi yang
disampaikan dengan lisan oleh pendidik. Hal ini dikarenakan mereka belum dapat
membayangkan secara konkrit meskipun secara teori mereka sudah dapat berpikir
logis akan tetapi pada kenyataannya mereka belum dapat berpikir logis secara
maksimal.
3. Lebih mudah menyimpan memori jika mengalami
Peserta didik SMP mempunyai daya ingat yang tinggi terhadap apa yang mereka alami
dari pada yang hanya mereka dengar dari pendidik. Hal ini disebabkan guru yang
paling baik dalam kehidupan adalah pengalaman, dimana pengalaman tersebut akan
tersimpan dalam memori mereka.
4. Memiliki potensi fisik dan psikis
Mereka merupakan insan yang unik sebab mempunyai potensi yang berbeda-beda
pada setiap individu.
5. Mengalami Perkembangan
Mereka selalu mengalami perubahan untuk menyesuaikan dengan diri sendiri atau
orang lain sesuai dengan lingkungan.
6. Membutuhkan bimbingan
Mereka merupakan makhluk yang belum dewasa sehingga membutuhkan
bantuanmdan bimbingan dari pihak lain sesuai dengan kodrat kemanusian.
7. Memiliki keinginan untuk mandiri
Dalam diri anak memiliki kecenderungan untuk memerdekakan dirinya sehingga
pendidik dan orang tua diwajibkan untuk memberikan kebebasan kepada anak.
3. Karakteristik Sains
Ilmu IPA merupakan ilmu eksak yang memiliki ciri-ciri atau karakteristik sebagai berikut:
1. Sebagian besar konsep Sains bersifat abstrak.
Dalam ilmu Sains sering digambarkan dengan sesuatu yang belum pernah kita lihat,
misalnya saja tentang tata surya.
Selain itu, penerapan ilm Sains secara konkret sangat sulit dilakukan.
2. Konsep-konsep Sains pada umumnya merupakan penyederhanaan dari keadaan yang
sebenarnya.
Misalnya saja dalam penerapan Hukum Newton dalam menghitung tegangan tali pada
katrol, maka dalam perhitungan massa katrol dan masa tali akan diabaikan. Padahal
dalam kenyataan yang sebenarnya tidaklah sesederhana itu, massa katrol dan massa
tali pastilah berpengaruh terhadap besarnya tegangan tali.
3. Konsep Sains bersifat berurutan dan kontinu.
Pelajaran Sains bersifat kontinu. Misalnya saja dalam memahami konsep bilok. Pada
saat mereaksikan suatu zat dan membuat persamaan reaksinya, pasti konsep bilok
tersebut digunakan lagi. Contoh lain misalnya dalam mempelajari teori Impuls dan
Momentum, dalam penerapannya dibutuhkan juga pemehaman mengenai Gerak
Benda, baik Gerak Lurus mau pun Gerak Melingkar.
4. Konsep sains memiliki arti lebih dari satu.
misalnya bilangan oksidasi dapat didefinisikan
(1) sebagai banyaknya pasangan elektron dan pasangan elektron bebas yang terdapat
pada kulit valensi atom pusat suatu molekul atau ion.
(2) Banyaknya atom yang terikat pada atom sejenis dengan jarak terdekat yang sama
dengan kristal logam.
(3) Banyaknya atom donor yang terikat pada atom pusat dalam suatu kompleks.
(4) Banyaknya ion-ion yang sejenis yang terikat oleh sebuah ion dengan muatan
berlawanan dengan jarak yang terdekat yang sama pada kristal ion.
5. Konsep sains memiliki arti yang berlawanan.
Dalam Fisika dikenal adanya gaya Sentripetal dan gaya sentrifugal. Kedua
gaya ini memiliki arti yang berlawanan, gaya sentripetal merupakan gaya yang
arahnya menuju ke pusat sementara gaya sentrifugal merupakan gaya yang arahnya
menuju ke luar.
6. Konsep Sains juga bisa merupakan gabungan dari konsep-konsep yang sederhana.
Misalnya konsep tentang gerak yang merupakan gabungan konsep waktu,
perpindahan, kecepatan dan percepatan.
4. Contoh aplikasi pemanfaatan kaidah-kaidah alam secara langsung pada pelajaran
IPA SMP
1. Biologi
Pada materi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dapat dilakukan dengan
pengamatan langsung dengan menggunakan kaidah-kaidah komponen alam yaitu
dengan objek kecambah. Pada kecambah ini dapat dianalisis mana yang merupakan
gejala pertumbuhan dan mana yang namanya gejala perkembangan.
2. Kimia
Pada materi asam dan basa dapat dilakukan dengan pengamatan langsung dengan
menggunakan kaidah-kaidah komponen alam yaitu dengan menggunakan indikator
alami dari ekstrak tanaman.
Untuk uji larutan bersifat asam
Untuk uji larutan bersifat basa
3. Fisika
Pada materi sifat-sifat cahaya dapat dilakukan pengamatan langsung dengan
menggunakan kaidah-kaidah komponen alam yaitu:
cahaya dapat dibiaskan
cahaya merambat lurus
D. KESIMPULAN
1. Siswa SMP memasuki tahapan remaja yang mengalami perkembangan fisik, mental
dan intelegensi.
2. Siswa SMP berperan sebagai sebagai subyek dalam pembelajaran IPA, bukan sebagai
objek.
3. Ipa memiliki beberapa karakteristik, diantarannya:merupakan ilmu konkret tapi
dengan konsep yang abstrak, kontinu, memiliki lebih dari satu arti dan merupakan
penggabungan dari konsep-konsep yang sederhana.
4. Pengaplikasian kaidah-kaidah alam dapat diterapkan baik pada Fisika, Kimia mau pun
Biologi.
E. DAFTAR PUSTAKA
Drayitno.2009.Dasar Teori dan Praksis Pendidikan.Jakarta:Grasindo.
Santrock, John W.2009.Psikologi Pendidikan Jilid I.Jakarta :Salemba.
.2009.Psikologi Pendidikan Jilid II.Jakarta :Salemba.
Siswoyo, Dwi dkk.2007.Ilmu Pendidikan.Yogyakarta:UNY Press.
Wirawan, Sarlito.1991.Psikologi Remaja. Jakarta :Rajawali Press.