Upload
others
View
10
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Upaya Meningkatkan Kualitas Keaktifan Siswa Kelas IV SDN No 192/I
Kampung Baru Terhadap Pelajaran Matematika dengan Menggunakan Media
Pembelajaran Yang Konkrit dan Metode Permainan
USULAN PENELITIAN
Program Study Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Jurusan Ilmu Pendidikan
Diajukan oleh:
HERIYANTO
NIM. A12D108024
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
MEI 2010
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sekolah Dasar Negeri No 192/I kampung baru terletak di daerah
pemukiman yang jarang penduduknya. Gedung sekolah tersebut terdiri 3 ruang
kelas dan 1 ruang kantor. Jumlah siswa secara keseluruhan sebanyak 26 orang
siswa. 8 orang diantaranya adalah siswa kelas IV yang terdiri dari 4 orang laki-
laki dan 4 orang perempuan. Usia mereka antara 10 sampai 12 tahun. Mereka
berasal dari keluarga yang ekonominya menengah kebawah, dengan mata
pencaharian orang tua sebagai buruh tani. Siswa kelas IV SDN No. 192 / I
Kampung Baru melaksanakan kegiatan belajar di dalam ruang kelas yang
berukuran luas 8 M x 8 M. Dengan sarana dan prasaran yang kurang memadai,
diantaranya mereka masih menggunakan papan tulis black board (papan tulis yang
terbuat dari triplek yang alat tulisnya kapur), alat peraga yang belum lengkap serta
buku paket yang jumlahnya tidak sebanyak dengan jumlah siswa. Selain itu,
sarana penunjang lainnya seperti bangku belajar kondisinya kurang baik. Dari 8
buah bangku yang ada, 3 di antaranya tidak layak pakai.
Dengan sarana dan prasarana yang kurang memadai, guru selalu berusaha
membelajarkan siswa menjadi siswa yang aktif, guru menerapkan metode belajar
sambil bermain untuk meningkatkan daya fikir siswa. Guru mengajar dengan
menggunakan panduan kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan),
buku paket yang sesuai dengan kurikulum dan rencana pelaksanaan pembelajaran
2
yang telah dibuat dan disepakati bersama dalam satu gugus KKG (Kelompok
Kerja Guru).
Namun, usaha yang dilakukan belum sesuai dengan apa yang diharapkan.
Hal ini dipengaruhi oleh daya tangkap siswa dalam belajar masih rendah, juga
dipengaruhi adanya perbedaan cara belajar siswa. 6 orang siswa masih tergantung
pada apa yang diberikan guru dan 2 orang siswa yang lain lebih suka belajar
dalam bentuk permainan. Cara belajar siswa lebih mengarah pada konsep
mengingat penjelasan guru dari pada menemukan sendiri dalam belajar. Siswa
lebih suka mengerjakan latihan yang ada pada buku paket dari pada menjawab
pertanyaan secara lisan.
Dengan adanya perbedaan cara belajar siswa, sering timbul beberapa
masalah yang dihadapi guru ketika kegiatan belajar berlangsung. Beberapa di
antaranya adalah 3 orang siswa suka bermain pada saat belajar, 3 orang siswa
hanya diam selama guru mempresentasikan materi pelajaran, 2 orang siswa masih
mengeja pada saat membaca dan 1 orang siswa suka bergantian menggunakan alat
tulis dengan adiknya dikelas 1, dan siswa menggunakan bahasa daerah dalam
belajar.
Dari beberapa permasalahan yang ada, terdapat satu permasalahan yang
paling utama yaitu terdapat 3 orang siswa kelas IV yang hanya diam selama guru
mempresentasikan materi pelajaran matematika. Hal ini terlihat pada saat proses
belajar mengajar berlangsung. Dengan ciri-cirinya yaitu: siswa mengerjakan soal
latihan tidak mengikuti petunjuk yang dijelaskan oleh guru, siswa selalu
mengatakan tidak lebih dahulu sebelum guru memintanya menjawab. Siswa
3
menyembunyikan hasil kerjanya ketika guru mendekatinya, dan kebiasaan siswa
mengerjakan pekerjaan rumah (PR) di sekolah. Dari ciri-ciri tersebut diketahui
beberapa penyebabnya antara lain: guru tidak menggunakan media, kurang
bersemangatnya dalam belajar, siswa kurang tertarik terhadap mata pelajaran
matematika, dan daya tangkap 3 orang siswa tersebut berbeda dengan 5 orang
siswa lainnya. Setelah di lakukan pengamatan, maka cara mengatasi masalah
tersebut adalah dengan memberikan pengarahan atau pendekatan individual,
memberikan latihan tambahan terstruktur, menggunakan media yang konkrit, dan
memberikan penguatan atau motivasi bahwa belajar matematika itu tidak sulit.
Model pembelajaran ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk
berpartisipasi secara aktif dalam mengerjakan latihan-latihan yang diberikan oleh
guru dan teman sekelas.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan
penelitian tentang “Bagaimana Meningkatkan Kualitas Keaktifan Siswa Kelas
IV SDN No 192/I Kampung Baru Terhadap Pelajaran Matematika dengan
Menggunakan Media Pembelajaran yang Konkrit dan Metode Permainan”.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka dirumuskan
permasalahan sebagai berikut: “Bagaimana meningkatkan keaktifan siswa kelas
IV SDN No 192/I kampung baru terhadap pelajaran matematika khususnya pada
materi pelajaran perkalian dengan menggunakan media pembelajaran yang
konkrit dan metode permainan?”
4
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kualitas keaktifan
siswa kelas IV SDN No 192/I kampung baru terhadap pelajaran matematika
dengan menggunakan media pembelajaran yang konkrit dan metode permainan.
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat:
a. Meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya pada pelajaran matematika
b. Menjadi input (masukan) bagi guru agar lebih kreatif dalam proses belajar
mengajar sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan.
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Pelajaran Matematika di Sekolah Dasar
2.1.1. Pengertian Balajar Matematika
Menurut Hamalik (1989) belajar merupakan suatu bentuk pertumbuhan
atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam bertingkah laku yang
baru berkat pengalaman dan latihan. Hal tersebut sejalan dengan pengertian yang
dijelaskan oleh Nata Widjaya (1992) bahwa belajar adalah suatu pembentukan,
perubahan, penambahan, dan pengurangan prilaku individu yang bersifat menetap
atau permanen dan disebabkan adanya latihan yang terarah.
Sementara itu, James dan James (1976) dalam kamus matematikanya
mengatakan bahwa matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk,
susunan, besaran, dan konsep-konsep yang saling berhubungan satu sama lainnya
dengan jumlah yang terbagi ke dalam tiga bidang yaitu: aljabar, analisis, dan
geometri. Menurut Reys dkk (1984) dalam bukunya menyatakan bahwa
matematika adalah telaahan tentang pola dan hubungannya, suatu jalan atau pola
berfikir, suatu seni, suatu bahasa, dan suatu alat. Matematika adalah ilmu pasti
atau ilmu tentang logika mengenai bentuk susunan, besaran, dan konsep-konsep
yang saling berhubungan satu sama lain dengan jumlah yang banyaknya terbagi
ke dalam aljabar, analisis, dan geometri (James dan Ruseffendi dkk, 1997:42)
Berdasarkan beberapa defenisi di atas, maka belajar matematika
merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sungguh-sungguh dan bertujuan
6
mengadakan perubahan dalam diri untuk menelaah tentang pola dan hubungannya
mengenai bentuk, susunan yang timbul karena pikiran- pikiran manusia yang
berhubungan dengan ide, proses, dan penalaran. Sehingga, belajar dan mengajar
dapat dipandang suatu proses yang komprehensif, yang harus diarahkan untuk
kepentingan peserta didik.
2.1.2. Proses Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar
Dalam hal membicarakan belajar matematika tidak bisa terlepas dari
membicarakan mengajar matematika. Apabila dikatakan mengajar tentu ada
subjek yang diberikan pelajaran yaitu peserta didik, dan ada yang disampaikan
untuk dipahami. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Herman Hudoyo
(1988) bahwa mengajar adalah penyampaian pesan atau pengetahuan agar dapat
dipahami peserta didik. Proses pembelajaran bisa saja tidak langsung bertatap
muka antara guru yang mengajar dengan siswa yang belajar, misalnya melalui
buku, modul ataupun media elektronik. Dengan demikian, dalam mengajar
matematika, pengajar harus menguasai materi matematika yang akan
diajarkannya. Selain itu pengajar harus memahami kemampuan berfikir siswanya.
2.1.3. Pentingnya Pelajaran Matematika di Sekolah Dasar
Defenisi matematika tidak ada yang baku. Matematika adalah ilmu
pengetahuan abstrak dari ruang dan angka (Hawber dan Suyitno, 2000:1).
matematika dapat digunakan untuk menyelesaikan persoalan sehari-hari.
Matematika tidak hanya sebagai alat bantu untuk matematika sendiri, tetapi
banyak konsep-konsepnya yang digunakan oleh ilmu lain seperti fisika, kimia,
biologi, astronomi, tekhnik ekonomi dan farmasi (Online…).
7
Pola pikir yang diberikan kepada siswa adalah deduktif dan konsisten atau
dedukatif aksiomatris, yang berfungsi untuk:
1. Meningkatkan penalaran siswa yang dapat membantu memperjelas
dan menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari
2. meningkatkan kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan
bilangan dan simbol- simbol.
Maka, dengan belajar matematika siswa dapat memahami konsep-konsep
matemika yang relatif abstrak, yang pada akhirnya tetap siswa harus belajar sesuai
dengan hakikat matematika.
2.1.4. Pendekatan Pembelajaran matematika
Maksud dari pendekatan matematika yaitu suatu cara atau tekhnik
mengajar matematika yang disusun sistematis dan logis (Herman Hudoyo,
1998:123). Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar hendaknya memilih dan
menggunakan metode yang banyak melibatkan siswa agar mereka aktif dalam
belajar, baik secara mental, fisik, maupun sosial (Depdikbud Juklak KBM,
1999:82).
2.1.5. Metode Pembelajaran
Di dalam proses belajar mengajar, guru harus memiliki strategi agar siswa
dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan.
Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu ialah harus menguasai tekhnik-
tekhnik penyajian, atau yang biasa disebut metode mengajar (Roestiah, 2001).
Dalam penggunaan metode harus disesuaikan dengan materi dan tujuan
pelajaran yang hendak dicapai, sehingga metode mengajar akan efektif dan
8
efisisen. Metode mengajar dikatakan efektif bila dengan metode yang digunakan
dapat mencapai tujuan pengajaran, dikatakan efisien bila tercapai tujuan
pengajaran membutuhkan waktu relatif singkat (Rusffendi, 1988).
2.1.6. Metode Pembelajaran Permainan
Metode dapat berarti cara ilmiah, jalan, prosedur ilmiah, dengan istilah
lain metode yaitu cara yang dianggap efisien yang digunakan guru untuk
menyampaikan mata pelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan
efektif.
Metode pembelajaran matematika dengan permainan yaitu suatu
pembelajaran yang dilakukan dengan mengaktifkan siswa menggunakan alat
peraga atau sesuai dengan kreatifitas guru sehingga menghasilkan pembelajaran
yang menarik dan menyenangkan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara
optimal. Aspek-aspek yang berhubungan dengan metode permainan diantaranya
yaitu: pengamatan, menafsir, menerapkan, dan mengkomunikasikan pembelajaran
dengan permainan kerakteristik metode permainan yaitu:
1. Lebih banyak mengaktifkan siswa
2. Banyak menggunakan media atau alat peraga, baik media asli maupun
media yang lain
3. Membutuhkan kreatifitas guru
4. Membutuhkan waktu yang lama
5. Dapat memotivasi siswa dalam pembelajaran
6. Dapat menciptakan pemahaman siswa dan daya ingat siswa tidak akan
mudah hilang.
9
2.1.7. Media Pembelajaran
Media yang digunakan dalam proses belajar mengajar disebut media
pendidikan atau media instrusional edukatif. Media instrusional edukatif adalah
sarana komunikasi dalam proses belajar mengajar yang berupa perangkat keras
maupun lunak untuk mencapai proses dan hasil instruksional dapat dicapai dengan
mudah (Rohani :1997).
Berbagai bentuk media dapat digunakan dalam proses belajar mengajar
diantaranya adalah alat peraga. Penggunaan alat peraga sebagai media harus
disesuaikan dengan materi pelajaran dan kondisi tempat belajar. penggunaan
media dengan tepat dapat memberikan pengalaman belajar yang dapat
meningkatkan daya ingat siswa. Salah satu peranan alat peraga sebagai media
dalam pengajaran matematika adalah meletakkan ide-ide dasar konsep. Dengan
bantuan alat peraga yang sesuai, siswa dapat memahami ide-ide dasar yang
melandasi sebuah konsep, mengetahui cara membuktikan rumus atau teorema
dapat menarik suatu kesimpulan dari hasil pengamatannya (Sudjana et.al, 1989).
Selain itu peranan media dalam proses belajar mengajar menurut Sadiman
(2000).
1. Menghemat waktu mengajar
2. Memudahkan pemahaman
3. Meningkatkan perhatian siswa
4. Meningkatkan aktivitas siswa
5. Mepertinggi daya ingat siswa
10
Alat peraga yang digunakan dalam penelitian ini adalah buah pohon karet,
buah kelapa sawit dan tabel perkalian.
2.1.8. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut Surya Brata (1989), faktor yang mempengaruhi belajar siswa
dapat dibagi 2 (dua) macam, yaitu:
1. Faktor Eksternal
a. Faktor lingkungan alami
Lingkungan alami seperti keadaan suhu, kelembaban udara
berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar.
b. Faktor lingkungan sosial
Lingkungan sosial baik yang berwujud manusia dan
representasinya maupun yang berwujud hal-hal yang lain langsung
berpengaruh terhadap proses belajar dan hasil belajar.
c. Faktor instrumental
Faktor instrumental adalah faktor yang ada dan penggunaanya
dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor-
faktor ini diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana untuk
tercapainya tujuan-tujuan balajar yang telah dirancang. Faktor-
faktor ini yaitu: kurikulum, sarana dan prasarana, dan guru.
2. Faktor Internal
a. Faktor fisiologis
b. Faktor fisiologis yang mempengaruhi hasil belajar adalah keadaan
jasmani dan panca indra.
11
c. Faktor psikilogis
Faktor psikilogis yang mempengaruhi hasil belajar adalah minat,
kecerdasan, bakat, kebiasaan belajar, befikir, serta motivasi.
Menurut Nasution (1992) terdapat sejumlah faktor dalam diri
individu yang mempengaruhi kemampuan individu untuk belajar
yakni faktor afektif (emosional), motivasi, kematangan, usia, jenis
kelamin, dan latar belakang sosial.
2.2 Kerangka Berfikir
Berdasarkan uraian di atas maka terdapat secara teori hubungan langsung
sebab akibat antara variabel dependen dengan variabel independen. Semakin baik
dan menarik media pembelajaran dan tepatnya metode pembelajaran maka di
perkirakan akan semakin baik meningkat keaktifan siswa dalam mengikuti
pelajaran. Hubungan antara variabel dependen dan independen dapat digambarkan
berikut ini:
Tabel 1. Hubungan antara variabel dependen dan independen
-Keaktifan siswa
rendah
-Motivasi
- Kecerdasan
-Media yang
konkrit dan metode
pembelajaran
-Keaktifan siswa
meningkat
12
2.3. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan uraian teori dan kerangka berfikir di atas, maka hipotesis
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: keaktifan siswa selama guru
menyajikan materi pelajaran akan membaik dengan menggunakan media yang
konkrit.
13
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Subyek Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SD 192/I Kampung Baru. Subjek
penelitian adalah siswa kelas IV yang jumlah siswanya 8 orang; 4 orang siswa
perempuan dan 4 orang siswa laki-laki. Siswa kelas IV berumur rata-rata antara 9
tahun sampai 11 tahun. Siswa kelas IV SD 192/I Kampung Baru memiliki
kecerdasan menengah dengan nilai rata-rata 6,0 untuk pelajaran MTK. Siswa
kelas IV (empat) berasal dari keluarga prasejahtera.
3.2. Prosedur Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilaksanakan selama tiga siklus.
Setiap siklus terdiri dari empat fase; perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan
refleksi.
3.2.1. Perencanaan
Dalam tahap perencanaan peneliti melakukan 6 kegiatan utama; meneliti
kelas untuk menentukan dan merumuskan masalah penelitian, menentukan
tindakan, membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Perbaikan, membuat
lembaran observasi, menentukan jadwal penelitian, dan membuat matrik
metodologi penelitian.
14
a. Meneliti kelas
Dalam tahap pertama ini, peneliti menemukan beberapa masalah :
- 3(tiga) orang siswa suka bermain pada saat belajar
- 3(tiga) orang siswa hanya diam selama guru
mempresentasikan pelajaran.
- 2(dua) orang siswa masih mengeja pada saat membaca
- 1(satu) orang siswa suka bergantian menggunakan alat tulis
dengan adiknya dikelas 1
- siswa menggunakan bahasa daerah dalam belajar
- 3 orang siswa sulit memahami materi matematika yang
dijelaskan oleh guru.
Berdasarkan masalah-masalah tersebut peneliti mengambil salah satu
masalah yaitu : 3 orang siswa dari 8 orang siswa kelas IV SDN 192/I Kampung
Baru hanya diam selama guru mempresentasikan materi pelajaran Matematika.
b. Menentukan tindakan
c. Membuat RPP Tindakan
d. Membuat Lembaran Observasi
3.2.2. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan ini terdiri atas 1(satu) siklus, dilaksanakan 3 kali
pertemuan 2 x 35 menit pada pembelajaran fakta perkalian, sifat komutatif
perkalian dan menghafal perkalian.
15
Materi Pembelajaran
Siklus I. Fakta perkalian dan menghafal tabel perkalian.
Perkalian merupakan penjumlahan yang berulang-ulang.
2 x 3 = 3 + 3 = 6 3 x 2 = 2 + 2 + 2 = 6
Sifat komutatif perkalian dapat ditulis : a x b = b x a
Tabel 2. Perkalian
X 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
3 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30
4 4 8 12 16 20 24 28 32 36 40
5 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
6 6 12 16 24 30 36 42 48 54 60
7 7 14 21 28 35 42 49 56 63 70
8 8 16 24 32 40 48 56 64 72 80
9 9 18 27 36 45 54 63 72 81 90
10 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
16
Operasi hitung perkalian; mengalikan bilangan satu angka dengan bilangan 2
angka.
1. Cara penjumlahan
3 x 15 = 15 + 15 + 15
= 45 buah
3.2.3. Observasi
Data situasi belajar diambil dengan melakukan observasi selama belajar
mengajar berlangsung pada setiap siklus yang berpedoman pada lembar observasi
kegiatan siswa
Komponen keaktifan siswa yang akan diambil sesuai dengan media yang
digunakan yaitu keaktivan:
1. Mengajukan pertanyaan.
2. Menjawab pertanyaan guru.
3. Memecahkan soal latihan.
4. Menyelesaikan tugas dirumah.
5. Kerja kelompok
6. Individu
17
Tabel 3. Observasi
NO NAMA SISWAINDIKATOR KEAKTIVAN
SKOR JML1 2 3 4 5 6
1 Santi M Marbun
2 Hotnida Sianturi
3 Titin Butet Rianti
Keterangan:
80-100 A=Sangat baik
70-79 B=Baik
60-69 C=Cukup
50-59 D=kurang
0 >49 E=Sangat kurang
3.2.4. Refleksi
Berdasarkan hasil penelitian, proses pembelajaran yang dilakukan
diperkirakan sudah menunjukkan kemajuan, hal ini ditunjukkan dengan
meningkatnya nilai siswa dalam tiga pertemuan yaitu dengan data sebagai
berikut :
Tabel 4. Nilai Siswa
Mata PelajaranNilai Rata-Rata Pada Siklus I
Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III
Matematika
18
Saat ini pembelajaran siswa mulai terfokus pada pembelajaran melalui
refleksi dari guru. Guru sudah bisa megadakan perubahan dalam proses
pembelajaran, dalam hal ini teknik penggunaan media dan tanggapan siswa dalam
pembelajaran. Dalam peningkatan partisipasi siswa sudah tidak kaku seperti
sebelum perbaikan pembelajaran.
3.2.5. Matriks metode penelitian
19
Tabel 5. Matriks Metode Penelitian
Judul :……………………………………………………………….
Nama Peneliti :……………………………………………………….
No Rumusan
Masalah
Variabel
yang
diamati
Devenisi
Operasional
Variabel
Instrumen Sumber
Data
Cara
Pengambilan
data
Analisis
Bagaimana
meningkatkan
kualitas
keaktivan
siswa kelas
IV SDN
No.192/I
Kampung
Baru dengan
menggunakan
media yang
konkrit
Keaktivan
siswa
3.2.6. Jadwal Penelitian
20
Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas IV SDN 192/I Kampung Baru
Kecamatan Batin XXIV tahun ajaran 2009/2010, dalam upaya meningkatkan
kemampuan siswa dalam penyelesaian operasi hitung perkalian. Pelaksanaan dari
perencanaan yang telah dibuat, perlu disusun agenda kegiatan sehingga peneitian
dapat dilaksanakan secara sistematis dan terjadwal. Penelitian dilakukan selama 3
bulan (12 minggu) dengan jadwal sebagai berikut :
Tabel 1. Jadwal kegiatan Penelitian
NoRencana
Kegiatan Waktu (Minggu ke)
1. Persiapan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Menyusun konsep
pelaksanaan
Menyusun
instrumen
Menyusun LKS
Menyusun
strategi
penelitian
21
2. Pelaksanaan
Menyiapkan kelas
dan alat
Melakukan
tindakan
Siklus I
Melakukan
tindakan
siklus II
3.Penyusunan
laporan
Menyusun konsep
laporan
mendiskusikan
hasil
penelitian
Perbaikan laporan
22
Penggandaan
dan pengiriman
hasil
DAFTAR PUSTAKA
Arsyd, Azhar. 1997. Media Pembelajaran. Jakarta: Penerbit PT Raja Grafinda Persa.
Gawatri, U.R. dkk. 2001. Matematika SMK Jilid 1. Jakarta: Penerbit Yudhistira
Sadiman, A.S., Rahardjo, R., Haryono, A., & Rahadjito. 1990. Media Pendidikan: pengertian, pengembangan dan pemanfaatannya, edisi 1. Jakarta: Penerbit CV. Rajawali.
Sudjana, N. & Rivai, A. 1992. Media Pengajaran. Bandung. http://forum.upi.edu/ v3/index.php?topic=15693,28 januari 2010 (Diakses dari Internet pada tanggal 31 Maret 2010)
23
Lampiran:
RPP TINDAKAN
Kelas / semester : IV / I ( ganjil ).
Alokasi waktu : 2x 35 menit (pertemuan II).
A.Standar kompetensi.
Memahami dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan
dalam pemecahan masalah.
B.Kompetensi dasar.
Mengidentifikasi sifat-sifat operasi hitung.
C.Indikator
Menggunakan sifat komutatif pada perkalian.
Menghafal perkalian.
D.Tujuan Perbaikan
Siswa dapat menggunakan sifat komutatif pada perkalian
menggunakan media.
24
E.Materi pokok
Perkalian
F. Metode pembelajaran.
Tanya jawab
Demonstrasi.
Penugasan
G. Langkah – langkah pembelajaran.
I. Kegiatan awal.
Mengisi daftar kelas, berdo’a, mempersiapkan materi ajar
dan model alat peraga.
Mengumpulkan tugas dan PR.
II. Kegiatan inti.
Guru menjelaskan tentang perkalian. Melalui pengalaman
siswa dapat mengungkap contoh – contoh kejadian sehari – hari
yang terkait perkalian untuk mengungkapkan fakta matematika
dalam kehidupan nyata.
Siswa di minta maju ke depan sejumlah yang di butuhkan.
Guru membagi sejumlah buah pohon karet yang sama pada
siswa – siswa tersebut.
Jumlah seluruh buah pohon karet di bawa oleh siswa –
siswa tersebut.
Guru menerapkan contoh tersebut ke dalam angka.
25
Contoh: 4x5 = 5+5+5+5 = 20
Guru memberikan soal secara terstruktur, dari yang mudah,
sedang, dan sulit.
Siswa mengerjakan latihan soal perkalian sampai 10 soal.
III. Kegiatan akhir
Evaluasi : Siswa mengerjakan latihan.
Guru memberian tabel perkalian kepada siswa dan meminta
siswa menghafal perkalian d rumah.
Kesimpulan.
Guru memberikan kesimpulan materi yang di ajarkan.
H. Bahan dan sumber alat.
Sumber : Buku Erlangga kelas IV.
Alat : Tabel perkalian, buah-buahan.
I. Penilaian
a.tes lisan
kemampuan menjawab pertanyaan guru secara lisan
b.tes tertulis.
Isian
c.tes perbuatan.
Perhatian dan keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran.
Bentuk instrument
Soal Jawaban
1. 5x5= 1. 5+5+5+5+5=25
26
2. 3x6= 2. 6+6+6=18
3. 4x7= 3. 7+7+7+7=
4. 6x5= 4. 5+5+5+5+5+5=30
5. 2x7= 5. 7+7=14
6. 4x4= 6. 4+4+4+4=16
7. 3x8= 7. 8+8+8=24
8. 6x7= 8. 7+7+7+7+7+7=42
9. 4x4= 9. 4+4+4+4=16
10. 3x5= 10.5+5+5=15
Mengetahui Kampung Baru, Juli 2010
Kepala SDN No 192/I Kp. Baru Wali kelas IV
Z U L K A R N A I N , A.Ma.Pd H E R I Y A N T O , A.MaNIP. 196801161992031003 NIP. 198509132009021001
27
Hasil Evaluasi
No NamaNilai Pada Siklus I Ket
Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III
01
02
03
Hotnida Sianturi
Titin Butet Rianti
Santi M Marbun
Jumlah
Rata-rata
28
29