29
HIJAB Diajukan untuk memenuhi Tugas mata Kuliah Fiqih Mawarist Semester Genap STEI Tazkia Bogor Dosen :Ust. Muhammad Isa Disusun Oleh: Muhammad Adam Amiruddin. Muhammad Umar Azka. Muhammad Fathani Azka. Wahidin Al-faqih. Pandu Abdi Esa. SEKOLAH TINGGI EKONOMI ISLAM (STEI) TAZKIA Sentul CityTlp. (0251) 421076-421077 Bogor

ksradamksr.files.wordpress.com€¦  · Web view2.Beberapa Contoh Hajb dan Penyelesaiannya.15. BAB III18. PENUTUP18. 1.KESIMPULAN.18. REFERENSI19. BAB I. PENDAHULUAN. Hukum kewarisan

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ksradamksr.files.wordpress.com€¦  · Web view2.Beberapa Contoh Hajb dan Penyelesaiannya.15. BAB III18. PENUTUP18. 1.KESIMPULAN.18. REFERENSI19. BAB I. PENDAHULUAN. Hukum kewarisan

HIJAB

Diajukan untuk memenuhi Tugas mata Kuliah Fiqih MawaristSemester Genap STEI Tazkia Bogor

Dosen :Ust. Muhammad Isa

Disusun Oleh:

Muhammad Adam Amiruddin.Muhammad Umar Azka.

Muhammad Fathani Azka.Wahidin Al-faqih.Pandu Abdi Esa.

SEKOLAH TINGGI EKONOMI ISLAM (STEI) TAZKIASentul CityTlp. (0251) 421076-421077 BogorKode Pos 16680, Website :www.tazkia.ac.id

2009/2010

Page 2: ksradamksr.files.wordpress.com€¦  · Web view2.Beberapa Contoh Hajb dan Penyelesaiannya.15. BAB III18. PENUTUP18. 1.KESIMPULAN.18. REFERENSI19. BAB I. PENDAHULUAN. Hukum kewarisan

DAFTAR ISI

BAB I...............................................................................................................................................2

PENDAHULUAN...........................................................................................................................2

BAB II.............................................................................................................................................3

PEMBAHASAN..............................................................................................................................3

A. DEFINISI AL-HAJB............................................................................................................3

B. PERBEDAAN ANTARA AL-HAJB DAN AL-HIRMAN.................................................4

C. MACAM-MACAM AL-HAJB...........................................................................................6

1. Hajb Awshof/washf...........................................................................................................6

2. Hajb Asykhash/syakhash..................................................................................................7

1) Hajb an-Nuqshon...........................................................................................................7

2) Hajb Al-Hirman.............................................................................................................9

D. KAIDAH-KAIDAH YANG BERLAKU DALAM HIJAB AL-HIRMAN.......................14

1. Beberapa Catatan Penting...............................................................................................15

2. Beberapa Contoh Hajb dan Penyelesaiannya..................................................................15

BAB III..........................................................................................................................................18

PENUTUP.....................................................................................................................................18

1. KESIMPULAN...............................................................................................................18

REFERENSI..................................................................................................................................19

Page 3: ksradamksr.files.wordpress.com€¦  · Web view2.Beberapa Contoh Hajb dan Penyelesaiannya.15. BAB III18. PENUTUP18. 1.KESIMPULAN.18. REFERENSI19. BAB I. PENDAHULUAN. Hukum kewarisan

BAB I

PENDAHULUAN

Hukum kewarisan Islam mengakui adanya prinsip keutamaan dalam kekerabatan, ini

disebabkan oleh adanya jarak yang lebih dekat diantara ahli waris dengan pewaris dibanding

dengan yang lain. Umpamanya anak lebih dekat dibanding cucu, ayah lebih dekat ke anak

dibanding saudara, karena hubungan ayah kepada anak secara langsung sementara saudara

kepada saudaranya melalui ayah.

Keutamaan itu juga disebabkan oleh kuatnya hubungan kekerabatan, umpamanya saudara

kandung lebih utama dibandingkan saudara seayah atau seibu, karena saudara kandung

mempunyai dua garis kekerabatan yaitu melalui ayah dan ibu, sementara saudara seibu hanya

melalui garis ibu atau saudara seayah hanya melalui garis ayah.

Al-Hajb termasuk bagian yang penting dalam ilmu faraidh, sampai sebagian ulama

berkata, ”Haram berfatwa dalam bidang ilmu faraidh bagi yang tidak memahami al-hajb.” Sebab,

para ulama khawatir orang itu keliru dalam fatwanya, sehingga orang yang berhak menjadi tidak

mendapatkan bagian, atau sebaliknya, orang yang tidak berhak justru mendapatkan bagian.

Untuk menjelaskan berbagai persoalan mengenai al-Hajb ini, kami membaginya menjadi

tiga bagian : pertama, tentang definisi al-hajb dan perbedaannya dengan al-hirman ‘tidak dapat

sama sekali’; kedua, tentang macam-macam al-hajb; dan ketiga, tentang kaidah-kaidah hajb al-

hirman.

Page 4: ksradamksr.files.wordpress.com€¦  · Web view2.Beberapa Contoh Hajb dan Penyelesaiannya.15. BAB III18. PENUTUP18. 1.KESIMPULAN.18. REFERENSI19. BAB I. PENDAHULUAN. Hukum kewarisan

BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI AL-HAJB.

Al-hajb dalam bahasa Arab berarti al-man’u (terhalang), seperti contoh kalimat hajabahu

idza mana’uhu min ad-dukhul, yang artinya ‘dia terhalang masuk‘. Termasuk dalam arti al-hajb

adalah kata al-hijab yang berarti apa saja yang dapat melindungi dan menghalanginya dari

pandangan. Hajabahu hajban dan hijaaban, artinya ‘melindungi’. Dalam istilah ilmu fiqih,

definisi al-hajb ialah “menghalangi orang yang mempunyai sebab mendapatkan warisan, baik

secara menyeluruh maupun sebagian.”

Kalimat “menghalangi orang yang mempunyai sebab mewarisi”, maksudnya adalah

orang yang mempunyai sebab mewarisi”, maksudnya adalah orang yang memiliki salah satu dari

tiga sebab mendapatka warisan yang telah disepakati para ulama, yaitu nasab (keturunan), nikah,

dan al-wala’ (hubungan tuan yang memerdekakan hamba). Ketentuan ini, berbeda dengan

ketentuan menghalangi orang yang tidak mempunyai salah satu dari tiga sebab mewarisi, yang

tidak dinamakan al-hajb (terlarang), menurut istilah para ulama.

Orangasing, yaitu orang yang tidak memiliki hubungan apa-apa dengan si mayit, yang

terhalang mendapatkan warisan, dinamakan alhajb (terhalang) karena dia memang tidak

mempunyai salah satu dari tiga sebab mendapatkan warisan.

Kalimat “baik secara menyeluruh maupun sebagian“, memberikan isyaratt bahwa al-hajb

ada dua macam yaitu hajb al-hirman (terhalang sama sekali) dan hajb an-nuqshan (terhalang

sebagian/berkurang).

Page 5: ksradamksr.files.wordpress.com€¦  · Web view2.Beberapa Contoh Hajb dan Penyelesaiannya.15. BAB III18. PENUTUP18. 1.KESIMPULAN.18. REFERENSI19. BAB I. PENDAHULUAN. Hukum kewarisan

B. PERBEDAAN ANTARA AL-HAJB DAN AL-HIRMAN.

Al-hirman tidak sama dengan al-hajb. Al-hirman adalah seseorang yang terhalang

mewarisi karena ada salaha satu penghalang, seperti pembunuhan, berbeda agama atau

perbudakan.seorang anak yang membunuh ayahnya, sama sekali tidak dapat mewarisi harta

ayahnya karena pembunuhan yang dilakukannya, sekalipun sebab boleh mewarrisi masih

dimilikinya, yaitu nasab (keturunan) atau kerabat. Dalam hal ini, orang yang terhalang karena

sifatnya (misalnya pembunuh) tidak bisa menghalangi orang lain secara keseluruhan ataupun

sebagian. Bahkan, dia dianggap tidak pernah ada.

Contoh dari kasus di atas adalah sebagai berikut. Seseorang meninggal dunia,

meninggalkan ahli waris : seorang anak pembunuh, istri dan seorang bapak. Harta warisannya

dibagikan untuk istri seperempat (¼) bagian, seakan-akan si mayyit tidak mempunyai anakm dan

bapaknyamendapankan sisa sebagai ‚ashobah bin-nafs. Jika si mayit meninggalkan seorang anak

yang kafir dan seorang paman, makan seluruh harta warisannya diberikan untuk si paman, dan

anak yang kafir itu dianggap tidak ada.

Ashlu masalah:4

Bapak Ashobah bin-nafsi 3

Anak pembunuh - -

istri 1/4 1

Ashlu masalah :

Paman Ashobah bin-nafsi Seluruh warisan

Anak kafir - -

Page 6: ksradamksr.files.wordpress.com€¦  · Web view2.Beberapa Contoh Hajb dan Penyelesaiannya.15. BAB III18. PENUTUP18. 1.KESIMPULAN.18. REFERENSI19. BAB I. PENDAHULUAN. Hukum kewarisan

Dalam masalah pertama, anak yang pembunuh tidak menghalangi istri secara nuqshon

(berkurang) dan dalam masalah kedua, anak yan kafir sama sekali tidak dapapt menghalangi

paman secara hirman (keseluruhan). Dalam dua masalah tersebut, meskipun ada, anak diaggap

tidak ada.

Adapun makna al-hajb ialah seseorang terhalang untuk mewarisi bukan karena sebab

penghalang tersebut di atas, namun karena ada seseorang yang lebih dekat dengan si mayit.

Orang yang terhalang oleh seseorang, dapat juga menghalangi orang lain, dan dia dianggap tetap

ada.

Contohnya, seseorang yang meninggaldunia, meninggalkan ahli waris : bapak, ibu,

mendapatkan bagian seperenam (1/6) karena ada dua orang saudara kandung, padahal mereka

mahjub (terhalang) dengan adanya bapak, kemudian bapak mendapatkan sisa sebagai a’shobah

bin-nafs, dua orang saudara kandung telah menghalangi ibu untuk memperoleh bagian sepertiga

(1/30) sehingga menjadi seperenan (1/6) karena hijab nuqshon, padahal mereka juga mahjub

dengan adanya bapak.

Ashlu masalah: 6

Bapak A’shobah bin-nafs 5

Ibu 1/6 1

2 saudara laki-laki Mahjub oleh bapak -

Contohnya, seseorang meninggal dunia, meninggalkanahli waris : bapak, ibunya bapak

dari si mayit, dan ibunya ibu dari si mayit. Dalam kasus tersebut, seluruh warisan diberikan

kepada bapak sebagai a’shobah. Nenek dari bapak menurut jumhur ulama tidak mendapatkan

apa-apa, karena terhalang oleh bapak, dan ibunya ibu dari si mayit juga tidak mendapatkan apa-

apa, karena terhalang oleh nenek dari bapak. Padahal, ia sendiri terhalang dengan keberadaan

bapak (hijab hirman).

Page 7: ksradamksr.files.wordpress.com€¦  · Web view2.Beberapa Contoh Hajb dan Penyelesaiannya.15. BAB III18. PENUTUP18. 1.KESIMPULAN.18. REFERENSI19. BAB I. PENDAHULUAN. Hukum kewarisan

Ashlu masalah:

Bapak A’shobah bin-nafs Seluruh warisan

Ibu dari bapak si mayit Mahjub oleh bapak -

Ibu dari ibu si mayit Mahjub oleh ibu dari bapak si mayit -

Dengan demikian, orang yang terhalang oleh seseorang dapat menghalangi orang lain

(hajb an-nuqshon atau hajb al-hirman), seperti ibunya bapak yang terhalang oleh bapak, dan

ibunya bapak yang dapat menghalangi ibunya ibu dari si mayit, sebagaimana yang tertera pada

dua contoh di atas.

Berdasarkan contoh di atas, dalam al-hajb, seseorang dapat menghalangi orang lain

bukan karena sifat yang dimiliki oleh orang yang terhalang, melainkan karena ada seseorang

yang lebih dekat nasabnya dengan si mayit. Meski demikian, ia tetap berhak mendapatkan

warisan.

Adapun dalam al-hirman, seseorang dapat menghalangi orang lain karena adanya sifat

yang dimiliki oleh orang yang terhalang, seperti pembunuh atau kafir. Sifat itulah yang

menyebabkan keberkahannya untuk mendapatkan harta waris, hilang.

C. MACAM-MACAM AL-HAJB.

Al-hajb dalam ilmu faraidh ada dua macam, yaitu hajb Awshof/washf dan hajb

Asykhosy. Berikut ini penjelasan mengenai kedua hajb tersebut.

1. Hajb Awshof/washf.

Hijab awshof/washf, pada kalimat awshof/washf adalah ; sifat, yaitu; memiliki sifat-sifat

yang dapat menghalangi dirinya dari bagian warisannya dengan sifat-sifat yang telah lalu, seperti

: sifat perbudakan, membunuh dan perbedaan agama.

Page 8: ksradamksr.files.wordpress.com€¦  · Web view2.Beberapa Contoh Hajb dan Penyelesaiannya.15. BAB III18. PENUTUP18. 1.KESIMPULAN.18. REFERENSI19. BAB I. PENDAHULUAN. Hukum kewarisan

Bagian hijab ini dapat mengenai semua ahli waris. Setiap orang dari mereka mungkin

bisa menjadi budak atau pembunuh si mayit atau berbada agama dengan si mayit.

Orang yang terhalangi bagian warisannya dengan sifat hajib ini keberadaan dirinya di

antara ahli waris seperti ketika dirinya tidak ada di antara mereka, maka dia tidak dapat

menghalangi lainnya dari bagiannya dan tidak dapat menjadikan yang lainnya menjdapatkan

bagian warisan dengan bagian 'ashobah

2. Hajb Asykhash/syakhash.

Hijab Ashkhash/shakhsh, pada kalimat ashkhsh/shakhash adalah ; seseorang/seorang ;

yaitu ahli waris terhalang bagian warisannya disebabkan adanya ahli waris lain. Bagian ini

terbagi menjadi dua macam yaitu :

1) Hajb an-Nuqshon.

Hajb an-Nuqshon adalah menghalangi seseorang yang memiliki sebab-sebab boleh

mewarisi dari bagiannya yang sempurna atau utuh menjadi bagian yang lebih sedikit.contohnya,

suami terhalang mendapatkan bagian warisan, dari setengah (1/2) menjadi seperempat(1/4),

karena adanya keturunan istri yang dapat mewarisi, kemudian istri terhalang mendapatkan

bagian warisan, dari seperempa (1/4) menjadi seperdelapan (1/8) karena adanya keturunan suami

yang dapat mewarisi. Semikian pula ibu, terhalang mendapatkan bagian warisan dari sepertiga

(1/3) menjadi seperenam (1/6) karena adanya keturunan yang dapat mewarisi dan karena sebab

berkumpulnya beberapa saudara laki-laki atau saudara perempuan.

Ashlu masalah :6

Suami 1/2 3

Bapak Ashobah Bin Nafsi 1

Ibu 1/3 2

Page 9: ksradamksr.files.wordpress.com€¦  · Web view2.Beberapa Contoh Hajb dan Penyelesaiannya.15. BAB III18. PENUTUP18. 1.KESIMPULAN.18. REFERENSI19. BAB I. PENDAHULUAN. Hukum kewarisan

Ini adalah contoh Ashabul bagian dari para ashabul furudh ketika tidak ada faru’ warist

yang menghalangi bagian mereka menjadi bagian yang lebih kecil.

Ashlu masalah :12

Suami 1/4 3

Bapak 1/6 2

ibu 1/6 2

Anak laki-laki Ashobah bin nafsi 5 (sisa)

Inilah contoh dari bagian ashabul furudh ketika ada furu‘ waris yang menghalangi

mereka dari yang seharusnya mendapat bagian lebih besar menjadi bagian yg lebih kecil.

Hajb an-Nuqshon terjadi pada lima ash-habul furudh, yang mendapatkan dua bagian

untuk masing-masing, baik yang lebih tinggi derajatnya, maupun yang lebih rendah. Mereka

adalah suami, istri, ibu, cucu perempuan dari anak laki-laki, dan saudara perempuan sebapak.

Contohnya suami terhalang hajb nuqshon dari seperdua menjadi seperempat (1/4) karena adanya

keturunan istri yang dapat mewarisi, istri terhalang dari seperempat (1/4) menjadi seperdelapan

(1/8) karena adanya keturunan suami, dari dirinya sendiri ataupun dari istri suaminya yang lain,

kemudian ibu terhalang dari sepertiga (1/3) menjadi seperenam (1/6) karena adanya keturunan

yang dapat mewarisi, juga karena berkumpulnya beberapa saudara laki-laki dan saudara

perempuan dari jalur maa saja. Batasan berkumpulnya adalah dua atau lebih.

Contoh lainnya, cucu perempuan dari anak laki-laki terhalang hajb nuqshon mewarisi,

dari setengah (1/2) menjadi seperenam (1/6) karena adanya anak perempuan kandung atau

karena adanya cucu perempuan dari anak laki-laki yang tertinggi derajatnya juka ia bukan anak

perempuan tertinggi derajatnay jika ia bukan anak perempuan kandung. Saudara perempuan

sebapak terhalang hijab nuqshon mewarisi dari setengah (1/2) menjadi seperenam (1/6) karena

adanya saudara perempuan kandung.

Perlu diperhatikan bahwa menurut mazhab Hanafiah, hajb nuqshon tidak berlaku bagi

selain kelima ash-habl furudh tersebut. Adapun menurut para ulama fiqih lainnya, khususnya

Page 10: ksradamksr.files.wordpress.com€¦  · Web view2.Beberapa Contoh Hajb dan Penyelesaiannya.15. BAB III18. PENUTUP18. 1.KESIMPULAN.18. REFERENSI19. BAB I. PENDAHULUAN. Hukum kewarisan

syafi’iyyah dan Hanabilah, hajb nuqhshon bisa terjadi pada semua ahli waris yang berjumlah

tujuh, yaitu empat dengan sebab al-intiqol (perpindahan) dan tiga dengan sebab al-izdiham

(terlalu banyak).

Adapun yang dimaksud dengan sebab perpindahan (al-intiqol) adalah sebagai berikut:

a) Perpindahan dari satu bagian tetap menjadi bagian tetap lainnya yang lebih

sedikit, seperti perpindahan bagian suami dari separuh (1/2) menjadi seperempat

(1/4) karena adanya keturunan istri, dan seterusnya, sebagaimana yang telah kami

sebutkan di atas.

b) Perpindahan dari a’shobah menjadi a’shobah yang lebih sedikit, seperti

perpindahan saudara perempuan kandung atau saudara perempuan sebapak dari

a’shobah ma’al ghoir (a’shobah karena bersama orang lain) menjadi a’shobah bil

ghair (a’shobah dengan orang lain).

c) Perpindahan dari bagian tetap (fardh) menjadi a’shobah yang lebih sedikit, seperti

perpindahan para ahli waris yang mendapatkan separuh (1/2) menjadi a’shobah

bil ghoir. Para ahli waris yang mendapatkan separuh (1/2) itu adalah anak

perempuan, cucu erempuan dari anak laki-laki, saudara perempuan kandung, dan

saudara perempuan sebapak.

d) Perpindahan dari a’shobah menjadi bagian tetap yang lebih sedikit, seperti

perpindahan bapak dan kakek dari mewarisi secara a’shobah menjadi bagian

tetap, ketika ada keturunan si mayit.

Sementara itu, yang dimaksud sebab terlalu banyak (al-izdihaam) adalah:

a) Terlalu banyak pada bagian tetap, seperti terlalu banyak istri pada bagian

seperempat (1/4) dan seperdelapan (1/8).

Page 11: ksradamksr.files.wordpress.com€¦  · Web view2.Beberapa Contoh Hajb dan Penyelesaiannya.15. BAB III18. PENUTUP18. 1.KESIMPULAN.18. REFERENSI19. BAB I. PENDAHULUAN. Hukum kewarisan

b) Terlalu banyak dalam a’shobah, seperti terlalu banyak a’shobah terhadap harta

waris atau terhadap harta ang tersisa dari bagian tetap.

c) Terlalu banyak sebab adanya a’ul, seperti terlalu banyak ash-habul furudh dalam

pokok masalah yang dimasuki oleh masalah a’ul. Oleh karena itu, bagian tetap

yang mereka dapatkan masing-masing, menjadi berkurang.

2) Hajb Al-Hirman

Hajb al-hirman adalah menghalangi orang yang mempunyai sebab-sebab boleh mewarisi

secara keseluruhan karena ada seseorang yang lebih dekat kekerabarannya dengan si mayit,

seperti kakek yang terhalang karena adanya bapak, dan cucu laki-laki dari anak laki-laki yang

terhalang karena adanya anak laki-laki.

Para ahlu waris dalam hajb hirman ada dua kelompok, pertama, ahli waris yang sama

sekali tidak pernah terhalang secara hijab hirman. Ahli waris ini ada enam orang, yaitu tiga dari

anak laki-laki dan tiga dari perempuan. Tiga orang dari laki-laki yang dimaksud adalah bapak,

anak, dan suami. Sementara itu tiga orang erempuan yang dimaksud adalah ibu, anak

perempuan, dan istri.

Para ulama sepakat bahwa keenam orang tersebut tidak pernah terhalang secara hijab

hirman. Sebab, mereka langsung berhubungan dengan si mayit karena nasab atau nikah, dan

bukan dari keturunan orang lain.

Sebuah kaidah fiqih berbunya, “Hal yang pokok atau asal didahulukan daripada yang

cabang.“ Jika salah satu dari mereka ada, dia pasti mewarisi. Secara singkat dapat disimpulkan

bahwa mereka yang tidak terhalang secara hajb hirman ada enam orang, yaitu: bapak, ibu, anak

laki-laki, anak perempuan, suami, dan istri.

Kedua, ahli waris yang terhalan secara hajb hirman. Mereka adalah para ahli waris yang

tersisa (selain dari 6 orang yang telah disebutkan di atas) dan jumlah mereka ada tujuh orang,

yaitu; kakek, nenek, cucu laki-laki dari anak laki-laki,cucu perempuan dari anak laki-laki,

Page 12: ksradamksr.files.wordpress.com€¦  · Web view2.Beberapa Contoh Hajb dan Penyelesaiannya.15. BAB III18. PENUTUP18. 1.KESIMPULAN.18. REFERENSI19. BAB I. PENDAHULUAN. Hukum kewarisan

saudara laki-laki dan saudara perempuan kandung, saudara laki-laki dan saudara perempuan

sebapak, dan anak-anak ibu.

Jika diperinci, ahli waris yang terhalang secara hijab hirman ada 19 orang, yang terdiri

dari ahli awris laki-laki dua belas orang dan ahli waris perempuan tujuh orang. Dua belas ahli

waris laki-laki yang terhalang secara hajb hirman adalah sebagai berikut:

a) Cucu laki-laki dari anak laki-laki. Cucu itu terhalang oleh anak laki-laki dari si

mayit, terhalang juga oleh bapaknya, karena dialah yang berhubungan langsung

dengan si mayit atau terhalang oleh pamannya, karena ia menjadi a’shobah

terdekat dengansi mayit.

b) Kakek dan generasi di atasnya. Mereka terhalang oleh bapak, karena ia

berhubungan langsung dengan si mayit. Seseorang tidak boleh mewarisi ketika

ada bersama orang yang berhubungan langsung dengan si mayit, kecuali orang

yang berhubungan langsung itu adalah anak-anak ibu.

c) Saudara kandung. Mereka terhalang oleh tiga orang, yaitu : anak, bapak, dan cucu

laki-laki dari anak laki-laki. Ini adalah ijma para ulama.

d) Saudara sebapak. Mereka terhalang oleh empat orang yaitu anak, susu laki-laki

dari anak laki-laki, bapak, dan saudara kandung.

e) Saudara sibu.. mereka terhalang oleh empat orang, yaitu : bapak, kakek, anak

(baik laiki-laki maupun perempuan) dan cucu laki-laki atau perempuan dari anak

laki-laki. Inilah ijma para ulama.

f) Anak saudara kandung. Mereka terhalang oleh enam orang, yaitu : bapak (karena

ia dapat menghalangi bapaknya apalagi anaknya), kakek (karena ia sederajat

Page 13: ksradamksr.files.wordpress.com€¦  · Web view2.Beberapa Contoh Hajb dan Penyelesaiannya.15. BAB III18. PENUTUP18. 1.KESIMPULAN.18. REFERENSI19. BAB I. PENDAHULUAN. Hukum kewarisan

dengan bapaknya) , anak laki-laki dan cucu laki-laki dari anak laki-laki (karena

mereka berdua dapat menghalangi bapaknya), dan saudara sebapak (karena ia

lebih dekat dengan si mayit.

g) Anak saudara sebapak. Mereka terhalang oleh tujuh orang yaitu enam orang yang

menghalangi anak saudara kandung (sebagaimana yang telah disebutkan di atas)

dan yang ketujuh adalah anak saudara kandung, karena ia lebih kuat hubungannya

dengan si maayit.

h) Paman kandung. Dia terhalang oleh delapan orang, yaitu delapan orang yang

menghalangi anak saudara sebapak, dan yang kedelapan adalah anak saudara

sebapak, karena ia juga lebih kuat hubungannya dengan si mayit.

i) Paman sebapak. Dia terhalang oleh sembilan orang, yaitu delapan orang yang

menghalangi paman kangung, dan yang kesembilan adalah paman kandung,

karena hubungannya lebih kuat daripada paman sebapak.

j) Anak paman kandung. Mereka terhalang oleh sepuluh orang, yaitu sembilan

orang yang menghalangi paman sebapak, dan yang kesepuluh adalah paman

sebapak karena sederajat dengan bapaknya dan lebih dekat, maka paman sebapak

didahulukan.

k) Anak paman sebapat. Mereka terhalang oleh sebelas orang, yaitu sepuluh orang

yang menghalangi anak paman kandung, dan yang kesebelas adalah anak paman

kandung, karena hubungannya lebih kuat daripada anak paman sebapak.

l) Al-mu’tiq (oreng yang memerdekakan budak). Menurut ijma para ulama mereka

terhalang dengan a’shobah nasab, karena nasab lebih kuat daripada al-wala

(pemerdekaan budak), dan dalam nasab ada hukum-hukum yang tidak ada pada

Page 14: ksradamksr.files.wordpress.com€¦  · Web view2.Beberapa Contoh Hajb dan Penyelesaiannya.15. BAB III18. PENUTUP18. 1.KESIMPULAN.18. REFERENSI19. BAB I. PENDAHULUAN. Hukum kewarisan

al-wala, seperti hubungan mahram, kewajiban memberi nafkah, gugurnya hukum

qishosh, tidak berlakunya kesaksian, dan lain-lain.

Sementara itu, tujuh ahli waris perempuan yang terhalang secara hajb hirman adalah

sebagai berikut.

a) Cucu perempuan dari anak laki-laki. Mereka terhalang oleh anak laki-laki, karena

bapak atau pamannya sederajat. Juga terhalang oleh dua anak perempuan atau

lebih, karena bagian tetap anak perempuan adalah dua pertiga (2/3) dan itu tidak

tersisa, kecuali juka anak perempuan dari anak laki-laki itu bersama orang yang

menjadi a’shobah, baik yang sederajat dengannya seperti saudaranya atau lebih

rendah derajatnya seperti anak laki-laki dari anak laki-laki pamannya. Jika ia

bersama orang yang menjadi a’shobah, ia ikut mendapatkan sisa setelah bagian

dua pertiga (2/3) untuk dua anak perempuan. Ketentuannya, laki-laki

mendapatkan bagian dua kali bagian anak perempuan (lidzzakari mistlu hahzdhzil

unstayain).

b) Nenek dari ibu. Ia terhalang hanya oleh ibu, karena tidak ada penghalang antara

nenek dari ibu dan si mayit selain ibu. Oleh karena itu, ia tidak terhalang oleh

bapak atau kakek.

c) Nenek bapak. Menurut ijma‘ ulama, ia terhalang oleh ibu. Sebab, ibu lebih berhak

dengan keibuannya dan ia juga lebih dekat dengan si mayit, menurut jumhur

ulama, nenek bapak juga terhalang oleh bapak.

d) Saudara permpuan kandung. Mereka terhalang oleh bapak, anak, cucu laki-laki

dari anak laki-laki, dan generasi di bawahnya.

e) Saudara perempuan sebapak. Mereka terhalang oleh oran-orang yang

menghalangi saudara perempuan kandung, dan terhalang juga oleh saudara laki-

Page 15: ksradamksr.files.wordpress.com€¦  · Web view2.Beberapa Contoh Hajb dan Penyelesaiannya.15. BAB III18. PENUTUP18. 1.KESIMPULAN.18. REFERENSI19. BAB I. PENDAHULUAN. Hukum kewarisan

laki kandung dan oleh saudara perempuan kandung, juka ia menjadi a’shobah

ma’al ghair. Saudara perempuan sebapak juga terhalang oleh dua orang saudara

perempuan kandung, kecuali juka saudara perempuan sebapak ini bersama

saudara laki-laki sebapak. Jika demikian, ia menjadi a’shobah dan tidak

terhalang.

f) Saudara perempuan seibu. Mereka terhalang oleh bapak, kakek, dan seluruh

keturunan yang mewarisi, baik laki-laki maupun perempuan.

g) Perempuan yang memerdekakan budak. Mereka terhalang oleh a’shobah nasab,

karena nasab lebih kuat daripada pemerdekaan budak.

Catatan Penting.

Semua a’shobah bisa saja terhalang dan tidak berpindah dari a’shobah menjadi bagian tetap, jika dihalangi0leh ash-habul furudh, yang mengambil seluruh harta waris. Misalnya, seseorang meninggal dunia, meninggalkan ahli waris : suami, ibu, saudara seibu, dan paman. Dalam kasus ini, paman tidak mendapatkan apa-apa, karena ash-habul furudh mengambil seluruh harta waris.

Ashlu masalah: 6

Suami 1/2 3Ibu 1/3 2Saudara sibu 1/6 1Paman - -

Adapun orang-orang yang tidak termasuk dalam kalimat “bisa saja terhalang“ adalah

anak laki-laki karena ia a’shobah yang tidak bisa dihalangi. Orang-orang yang tidak termasuk

dalam kalimat “tidak berpindah dari a’shobah menjadi bagian tetap“ adalah a’shobah kandung

dalam masalah al-musyarakah dan dalam masalah al-akdariyah, karena a’shobah dalam masalah

tersebut tidak dapat terhalang dengan habisnya bagian al-furudh dan karena keduanya berpindah

ke al-furudh.

D. KAIDAH-KAIDAHYANG BERLAKU DALAM HIJAB AL-HIRMAN.

Page 16: ksradamksr.files.wordpress.com€¦  · Web view2.Beberapa Contoh Hajb dan Penyelesaiannya.15. BAB III18. PENUTUP18. 1.KESIMPULAN.18. REFERENSI19. BAB I. PENDAHULUAN. Hukum kewarisan

Kaidah-kaidah yang berlaku pada hajb al-hirman ada lima. Kelima kaidah yang dimaksud

adalah sebagai berikut.

1. Setiap orang yang berhubungan dengan si mayit karena adanya perantara,

penghalangnya adalah si perantara itu, seperti cucu laki-laki dari anak laki-laki

yang terhalang oleh anak laki-laki, kakek yang terhalang oleh bapak, nenek yang

terhalang oleh ibu, dan seterusnya, kecuali anak ibu, ia mewarisi bersama

perantara yang menghubungkannya, yaitu ibu. Ketentuan ini merupakan ijma para

ulama.

2. Setiap orang yang jalur keturunannya lebih dekat dapat menghalangi orang yang

jalurnya lebih jauh. Oleh karena itu, bapak menghalangi saudara laki-laki atau

saudara perempuan. Saudara laki-laki atau saudara perempuan menghalangi

paman. Anak menghalangi bapak dalam mewarisi dengan a’shobah. Dalam situasi

ini, bapak menjadi ash-habul furudh dan ia mendapatkan seperenam (1/6), karena

bapak mutlak mendapatkan bagian dari harta waris.

3. Orang yang lebih dekat derajatnya (hubungannya) dengan si mayit menghalangi

orang yang lebih jauh tali kekerabatannya, ketika kekuatan kekerabatan tidak lagi

berfungsi. Seorang anak laki-laki dapat menghalangi cucu laki-laki dari anak laki-

laki. Bapak dapat menghalangi kakek. Ibu dapat menghalangi nenek. Saudara

dapat menghalangi ank saudara, dan paman dapat menghalangi anak paman.

Demikian seterusnya.

4. Orang yang paling kuat dalam kekerabatan dapat menghalangi yang lemah.

Saudara kandung menghalangi saudara sebapak. Anak saudara kandung

menghalangi anak saudara sebapak. Paman kandung menghalangi paman

sebapak, dan anak paman kandung menghalangi anak paman sebapak.

Page 17: ksradamksr.files.wordpress.com€¦  · Web view2.Beberapa Contoh Hajb dan Penyelesaiannya.15. BAB III18. PENUTUP18. 1.KESIMPULAN.18. REFERENSI19. BAB I. PENDAHULUAN. Hukum kewarisan

5. Tidak ada yang dapat menghalangi ushul, kecuali ushul pula, dan tidak ada yang

dapat menghalangi furu‘,kecuali furu’pula. Orang-orang ang berada disamping

dalam hubungan kekerabatan, dihalangi oleh ushul , furu‘, dan al-hawasyi

(kerabat menyamping).

Dengan demikian, tidak ada yang menghalangi kakek, kecuali bapak, dan tidak ada yang

menghalangi nenek, kecuali ibu. Cucu laki-laki dari anak laki-laki dan cucu perempuan dari anak

laki-laki tidak terhalang, kecuali oleh anak laki-laki. Saudara kandung dihalangi oleh anak dan

bapak. Saudara sebapak dihalangi oleh anak, cucu laki-laki dari anak laki-laki, bapak, saudara

kandung, dan seterusnnya.

1. Beberapa Catatan Penting.

Para ahli waris dalam hajb hirman terbagi menjadi empat kelompok : pertama, ahli waris

yang bisa menghalangi, tapi tidak bisa dihalangi, yaitu bapak, ibu, dan anak laki-laki serta anak

perempuan, kedua, ahli waris yang bisa terhalang, namun tidak bisa menghalangi, yaitu saudara

laki-laki atau saudara perempuan seibu, ketiga, ahli waris yang tidak bisa menghalangi dan tidak

bisa terhalang, yaitu suami dan istri, dan keempat, ahli waris yang bisa menghalangi dan bisa

pula terhalang, yaitu para ahli waris selain yang tersebut di atas.

2. Beberapa Contoh Hajb dan Penyelesaiannya.

Contoh pertama. Seorang perempuan wafat, meninggalkan ahli waris : suami, ibu, anak

perempuan, beberapa saudara seibu, saudara perempuan sebapak, dan paman. Asal masalah

kasus ini adalah 12 dengan perincian : suami mendapatkan bagian seperempat (1/4), ibu

mendapatkan seperenam (1/6),anak perempuan mendapatkan seperdua (1/20, saudara perempuan

se-bapak mendapatkan sisa, karena ia menjadi a’shobah bersama anak perempuan, sedangkan

beberapa saudara seibu tidak mendapatkan apa-apa, karena mereka terhalang oleh anak

perempuan. Demikian juga dengan paman (tidak mendapatkan apa-apa), karena ia terhalang oleh

saudara perempuan sebapak, yang menjadi a’shobah bersama anak perempuan, dan ia ”kuat”

seperti saudara sebapak. Berikut ini tabel dari kasus tersebut.

Page 18: ksradamksr.files.wordpress.com€¦  · Web view2.Beberapa Contoh Hajb dan Penyelesaiannya.15. BAB III18. PENUTUP18. 1.KESIMPULAN.18. REFERENSI19. BAB I. PENDAHULUAN. Hukum kewarisan

Ashlu masalah; 12

Suami 1/4 3

Ibu 1/6 2

Anak perempuan 1/2 6

Saudara perempuan sebapak Sisa 1

Beberapa saudara seibu - -

paman - -

Contoh kedua, seorang laki-laki wafat, meninggalkan ahli waris : istri, saudara

perempuan kandung, saudara se-bapak, dan anak saudara kandung. Asal masalah dalam kasus ini

adalah 4, dengan perincian: istri mendapatkan seperempat (1/4), saudara perempuan kandung

mendapatkan separuh (1/2), saudara se-bapak mendapatkan sisa (a’shobah), sedangkananak

saudara kandung tidak mendapatkan apa-apa, karena ia terhalang oleh saudara sebapak. Berikut

ini tabelnya.

Ashlu masalah: 4

Suami 1/4 1

Saudara perempuan kandung 1/2 2

Saudara sebapak Sisa 1

Anak saudara kandung - -

Contoh ketiga. Seorang laki-laki wafat, meninggalkan ahli waris : dua orang istri, anak

perempuan, cucu perempuan dari anak laki-laki, nenek, dua saudara kandung, dan dua saudara

sebapak. Asal masalah dalam kasus ini adalah 24, kemudian di tashhih menjadi 48, dengan

perincian: dua orang istri mendapatkan seperdelapan (1/8), anakperempuan mendapatkan (1/2),

cucu perempuan dari anak laki-laki mendapatkan seperenam (1/6), dua saudara kandung

Page 19: ksradamksr.files.wordpress.com€¦  · Web view2.Beberapa Contoh Hajb dan Penyelesaiannya.15. BAB III18. PENUTUP18. 1.KESIMPULAN.18. REFERENSI19. BAB I. PENDAHULUAN. Hukum kewarisan

mendapatkan sisa seperenam (1/6), dua saudara kandung mendapatkan sisa (a’shobah),

sedangkan dua saudara sebapak tidak mendapatkan apa-apa, karena terhalang oleh dua saudara

kandung. Di bawah ini tabel dari kasus tersebut.

Ashlu masalah: 24/2 Ashlu masalah: 46

Dua orang istri 1/8 3 6Anak perempuan 1/2 12 24Cucu perempuan 1/6 4 8Nenek 1/6 4 8Dua saudara kandung Sisa 1 2Dua saudara sebapak - - -

Contoh keempat. Seseorang wafat, meninggalkan ahli waris : ibu, bapak, kakek, saudara

kandung, dan saudara seibu. Asal masalah dalam kasus ini adalah 6, dengan rincian : ibu

mendapatkan sepertiga (1/3) karena ada dua orang saudara, bapak mendapatkan sisa (a’shobah),

kakek dan dua orang saudara terhalang oleh bapak. Berikut ini tabel dari kasus tersebut:

Ashlu masalah: 6

Ibu 1/3 2bapak sisa 4Kakek - -Saudara kandung - -Saudara seibu - -

Page 20: ksradamksr.files.wordpress.com€¦  · Web view2.Beberapa Contoh Hajb dan Penyelesaiannya.15. BAB III18. PENUTUP18. 1.KESIMPULAN.18. REFERENSI19. BAB I. PENDAHULUAN. Hukum kewarisan

BAB III

PENUTUP

1. KESIMPULAN.

Al-hajb dalam ilmu faraidh ada dua macam, yaitu hajb Awshof/washf dan hajb

Asykhosy. . Hijab awshof/washf, pada kalimat awshof/washf adalah ; sifat, yaitu; memiliki sifat-

sifat yang dapat menghalangi dirinya dari bagian warisannya dengan sifat-sifat yang telah lalu,

seperti : sifat perbudakan, membunuh dan perbedaan agama. Hijab Ashkhash/shakhsh, pada

kalimat ashkhsh/shakhash adalah ; seseorang/seorang ; yaitu ahli waris terhalang bagian

warisannya disebabkan adanya ahli waris lain.

Hijab asykhosh dibagi menjadi dua yaitu, hijab nuqshon dan hijab hirman. Hajb an-

Nuqshon adalah menghalangi seseorang yang memiliki sebab-sebab boleh mewarisi dari

bagiannya yang sempurna atau utuh menjadi lebih sedikit dari yang seharusnya. Hajb al-hirman

adalah menghalangi orang yang mempunyai sebab-sebab boleh mewarisi secara keseluruhan

karena ada seseorang yang lebih dekat kekerabatannya dengan si mayit

Para ahli waris dalam hajb hirman terbagi menjadi empat kelompok : pertama,

ahli waris yang bisa menghalangi, tapi tidak bisa dihalangi, yaitu bapak, ibu, dan anak laki-laki

serta anak perempuan, kedua, ahli waris yang bisa terhalang, namun tidak bisa menghalangi,

yaitu saudara laki-laki atau saudara perempuan seibu, ketiga, ahli waris yang tidak bisa

menghalangi dan tidak bisa terhalang, yaitu suami dan istri, dan keempat, ahli waris yang bisa

menghalangi dan bisa pula terhalang, yaitu para ahli waris selain yang tersebut di atas.

Page 21: ksradamksr.files.wordpress.com€¦  · Web view2.Beberapa Contoh Hajb dan Penyelesaiannya.15. BAB III18. PENUTUP18. 1.KESIMPULAN.18. REFERENSI19. BAB I. PENDAHULUAN. Hukum kewarisan

REFERENSI

1. Al-Quran’ dan As-sunnah.2. Komite Fakultas Syariah Universitas Al-Azhar, Mesir “ Hukum Waris“.